Professional Documents
Culture Documents
1. Penyakit Rhematoid Ketidakmampuan Setelah mela- Setelah kunjungan 1) Jelaskan tentang penyakit Tingkat Penyakit tidak
Athritis pada ibu K. keluarga mengenal kukan beberapa rumah I (1 minggu Rhematoid Athritis : keparahan menjadi lebih parah
masalah intervensi ke- kemudian) keluarga Pengertian, penyebab, dan cara penyakit :
berhubungan dengan luarga mampu mampu melakukan 3 mengatasi. (Respon fisik ) Tidak
kurangnya informasi memahami macam upaya mengalami
tentang penyakit penyakit pencegahan penyakit 2) Jelaskan pencegahan agar tidak kekakuan.
Rhematoid Athritis Rhematoid Rhematoid Athritis. menjadi parah : Rasa nyeri
dan perawatannya. Athritis dan Sikap tubuh saat aktifitas. berkurang saat
perawatannya. Aktifitas yang tidak boleh aktifitas pada
dilakukan. pagi hari
3. Jelaskan dan dukung
pemanfaatan sumber daya /
dana dalam keluarga.
4. Rujuk Ibu. K ke fasilitas
kesehatan terdekat.
NAMA KEPALA KELUARGA : Tn. S ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
ALAMAT : Jl. Paseban Dalam No: 712- C
1. Penyakit DM pada Ketidakmampuan Setelah mela- Setelah melakukan 1) Kaji pengetahuan keluarga Respon verbal Keluarga dapat
bapak S. keluarga mengambil kukan beberapa tindakan keperawatan, tentang akibat penyakit DM. menyebutkan 3
keputusan penata- intervensi ke- keluarga dapat menye- dari 5 akibat
laksanaan pasien luarga mampu butkan akibat penyakit 2) Diskusikan tentang akibat penyakit DM,
DM. berhubungan memutuskan tin- DM. bila tidak di penyakit DM. bila tidak yaitu:
de-ngan tidak tahu dakan tentang pe- -tangani. ditangani yaitu; kelainan mata, Kelainan mata
akibat dari penyakit natalaksanaan pe- ginjal, jantung, ganggren, Aktifitas
DM. nyakit DM. obesitas. Penyakit ginjal
dan jantung
3) Beri reinforsment hasil diskusi Ganggren.
pada jawaban yang benar dan
penjelasan tambahan tentang
akibat penyakit DM.
Ketidakmampuan Setelah mela- Setelah melakukan in- 1) Kaji pengetahuan kelurga Respon verbal Keluarga me mu-
keluarga merawat kukan in-tervensi tervensi keluarga dapat tentang penetalaksanaan tuskan untuk me-
anggota keluarga keperawatan ke- memutuskan mengatasi penyakit DM. ngatasi DM. pada
yang sakit sehu- luarga mampu penyakit DM. pada bapak S.
bungan dengan ti- merawat bapak S. bapak S. 2) Diskusikan tentang pena-
dak tahu cara me- yang menderita talaksanaan penyakit DM dan
rawat pasien dengan DM. bandingkan dengan keadaan
DM. bapak S. pada saat normal.
3) Arahkan keluarga untuk
memutus- kan mengatasi DM.
pada bapak S. Menjelaskan
alternatif tindakan penanganan
penyakit DM seperti : nutrisi,
exercise, dan obat.
4) Berikan reinforsment jika
keluarga memutuskan untuk
mengatasi DM pada bapak S.
Ketidakmampuan Setelah mela- Keluarga mampu : 1) Mendiskusikan bersama ke- Respon verbal Keluarga mampu
keluarga dalam me- kukan intervensi menata perabotan ru- luarga tata ruang yang di- dan psikomotor meneta lingkungan
nata lingkungan ru- keluarga mampu mah sesuai dengan inginkan keluarga. rumah yang aman
mah berhubungan menghindarkan posisinya. bagi bapak S.
de-ngan tidak kemungkinan ba- 2) Arahkan pada pilihan keluarga
kompak. haya yang bisa pada penatalaksanaan ruang
ditimbulkan. yang tidak membahayakan
bapak dengan DM.
2. Ketidakmampuan Setelah dilakukan Melaksanakan dan mena- Diskusikan tentang jadwal untuk Perilaku / Keluarga mem-
keluarga meng- intervensi kelu- ngani adanya program mengunjungi Yankes. psikomotor bawa anak un-
enal potensial arga dapat me- imunisasi Motivasi keluarga untuk tuk imunisasi
PD3I pada anak ngambil tindakan menggunakan yankes.
berhubungan de- yang tepat agar
ngan kurangnya anaknya tidak
informasi tentang terserang PD3I
jadwal imunisasi
Ketidakmampuan Setelah diberikan Keluarga dapat Jelaskan pada keluarga tentang Respon verbal Keluarga dapat
keluarga untuk me- intervensi keluarga menangani dan pengaruh imunisasi pada anak; menjelaskan
rawat anak setelah mampu mengatasi merawat anak Reaksi pada anak dan lama reaksi. pentinnya
imunisasi dan anak masalah dalam mera setelah imunisasi perawatan anak
yang mengalami wat anak untuk setelah imunisasi
PD3I berhubungan meningkatkan kese-
dengan kurangnya hatan Psikomotor Keluarga me-
ketrampilan dalam Simulasikan cara mengompres anak ngompres anak
merawat anak untuk bila panas.
mencegah dan pe- Psikomotor Keluarga me-
nanggulangan PD3I Simulasikan cara pemberian obat laksanakan
oral sesuai program/resep. pemberian obat
oral
NAMA KLIEN :
GOLONGA NAMA DAGANG INDIKASI REAKSI DOSIS EFEK SAMPING TINDAKAN KEPERAWATAN
N
Diuretik Furosemid (lasix) Edem, Menghambat Pemberian Hipovolemi, Pengkajian : Pada wanita
Hipertensi reaksi sodium secara IV gangguan elektrolit, hamil, pasien yang
dan klorida dala biasanya guot, gangguan hipersensitif, DM, hasil
limb asendens diberikan 20- pendengaran, laboratorium dengan
anshenle, mem 40 mg dermatitis, Azotemia, pe nurunan
bentuk diulang 2 jam kehilangan cairan. elektrolit, menetapkan batas
hipertonik pada kemudian bila intake/output volume cairan,
medulla ginjal perlu. Oral menetap kan batas tekanan
dan diberikan 40- darah dan BB.
menurunkan 80 mg, dapat Pemberian : Untuk yang
konsentrasi diulang 6 jam resisten dosis tunggal tiap hari
urin. kemudian, (pag/siang), pemberial peroral
maksimal 200 jika mungkin.
mg/hari Evaluasi : Kehilangan BB, rsio
intake/output, keadaan
elektrolit, gangguan
pendengaran, glukosauria,
gout, dehidrasi yang berlanjut.
Penyuluhan : Penyebabnya
dihubungakan dengan
perubahan posisi terlentang
ke posisi berdiri, makanan
yang mengandung potasium
tinggi, pengeluaran urine,
tanda-tanda gout, penyakit
yang diderita sebelum
diberikan obat penawar
berbentuk aspirin.
VITAMIN Vitamin B12 Anemia Pembentukan Perparenteral/ Diare sedang, Pengkajian : Menetapkan
perniosa kembali sintesa IM 30 mg trombosis vena dasar indikasi status fisiologi
DNA pada sum- untuk 5-10 perifer, edem paru, dan integritas neurologik.
sum tulang dan hari. Dosis CHF, gatal-gatal, Pemberian : Secara
pemecahan sel. pemeliharaan perasaan badan parenteral biasanya untuk
100mg tiap besar. mengobati anemia
bulan. penicasiosa. Secara oral
Oral: 1-25 biasanya digunakan untuk
mg, hanya memasukan Vitamin B 12
ketika Vit B12 yang kurang dalam makanan.
berkurang Peroral dapat diganti dengan
dapat menilai sari buah.
kesimbangan Evaluasi : Tanda-tanda vital,
dalam diet. edem paru, status
Vit.B12 tidak psikologi/neurologi.
harus Penyuluhan : Hati-hati
diberikan untuk pengobatan pasien
secara oral dengan anemia pernicasiosa
untuk seumur hidup. Kegagalan
mengobatai yang serius dapat terjadi serta
anemia informasi dokter sangat
pernicousa. dibutuhkan mengenai
penyakit-penyakit/infeksi yang
terjadi dalam menggunakan
kembali vitamin B 12 dengan
dosis tunggal.
Adrenergik Minipres Hipertensi Vasodilatasi Peroral : Reflekstakikardi, Pengkajian : Untuk pasien
Reseptor (Prazosin) Dimulai hipotensi, dengan riwayat CHF , wanita
dan Alpa dengan 0,5 hipermotilitas G.I., hamil, menyusui, penurunan
Bloker mg dosisi 2x1 menghambat tekanan darah dan BB.
ejakulasi. Pemberian : Bersama
makanan atau susu.
Evaluasi : Obat yang efektif
untuk menurunkan tekanan
darah, efek samping,
mengikuti dosis awal,
peningkatan dosis atau
mengganti obat antihipertensi
yang lainnya, amati sincop
dengan perubahan
kesadaran/kebingungan.
Penggunaan selama 4-5
minggu merupakan terapi
efektif yang memerlukan
pengamatan ketat.
Penyuluhan : Bergerak dari
posisi rekumbent ke poisisi
berdiri secara perlahan-lahan
dengan berhenti saat posisi
duduk sebelum berdiri; cepat
duduk bila pusing, pingsan
atau lemah.
Jangan mengendarai
kendaraan, mengoperasikan
alat berat, dan kontrol dokter
bila timbul reaksi dingin,
batuk, atau alergi.
Catapress Hipertensi, Merangsang Per oral: Refleks hipertensi jika Pengkajian : Riwayat
(Clonidine) sakit kepala, alfa Biasanya 50- pemberhentian keluarga dengan kanker
dan dismenore menurunkan 100 mg dan secara mendadak, payudara, riwayat depressi,
sekresi sentral dipertahanka mulut panas, sedasi peptik ulser, ulceratif colitis,
simpatis, n. atau pengaruh epilepsi, COPD, penyakit
penurunan Sering pula resepine lainnya. ginjal, CVA, aritmia, kehamilan
tekanan darah. 0,2-1,2 / menyusui. Membuat batas
mg/hari. penurunan tekanan darah,
nadi, pola tidur, kebiasaan
makan, dan BB.
Pemberian : Bersama
makanan dan susu untuk
pasien yang juga menderita
iritasi lambung ringan. Jika
mual diberikan 2-3 jam
sebelum makan.
Evaluasi : Saat terlentang
dan berdiri observasi tekanan
darah, nadi, setelah
pemberian obat, status
mental, intake/output cairan,
edem, BB setiap hari.
Penyuluhan : Anjurkan
keluarga atau pasien untuk
mengevaluasi tanda-tanda /
gejala efek samping.
NAMA KLIEN :Tn. Moh. Hatta ASUHAN KEPERAWATAN
BANGSAL/TEMPAT: Irna B Lt. 4 Kiri. RSCM MATA AJARAN : TKK I NAMA MAHASISWA : Sulastri
BANGSAL/TEMPAT: Irna B Lt. 4 Kiri MATA AJARAN : TKK I NAMA MAHASISWA : Sulastri
Bimbing/anjurkan
pasien untuk makan
bubur/makanan lunak. Pasien hanya memilih beberapa Menyiapkan makanan
makanan sehingga tidak lunak/bubur sesuai didit yang
tertarik pada makanan karena ditentukan.
nausea, lemah/malaise.
Hidangkan makanan
bubur dan sering
Kurangnya toleransi makanan Menyiapkan makanan
yang lebih kasar akan lunak/bubur sesuai didit yang
Sediakan garam meningkatkan tekanan intra ditentukan.
pengganti jika abdomen/asites
mengijinkan, hindari
tekanan isi ammonium. Garam pengganti Tidak dilakukan karena tidak
meningkatkan selera makan diindikasikan
/nafsu makan.
Ammonia resiko untuk
Batasi intake yang terjadinya encepalopati.
mengandung cyferin,
gas, atau pedas yang Bantuan untuk mengurangi Memberikan makanan/minuman
terlalu panas atau iritasi gastrik / diare dan sesuai diit yang ditentukan.
dingin. kegelisahan yang abnormal
yang dapat merusak intake
oral.
Sediakan makanan
halus jika ada indikasi. Mernyediakan makanan sesuai
Perdarahan dari esfangeal diitnya.
Sediakan makanan varises mungkin dapat terjadi.
secara rutin yang
disetujui sebelumnya. Pasien mudah untuk makan Menyiapkan makanan sesuai
walaupun sakit atau kesukaran waktu yang telah ditentukan.
Hindarkan gangguan makan dan anoreksia.
istirahat pasien
Menghemat energi sisa Menciptakan suasana yang
metabolisme untuk memenuhi nyaman dan aman serta
Anjurkan pasien untuk metabolisme liver dan mengatur posisi tidur pasien
tidak merokok meningkatkan pemulihan sel. yang menyenangkan.
KOLABORASI
Monitor keadaan
laboratorium seperti
serum glukosa,
albumin, total protein, Tidak dilakukan karena
ammonia. Glukosa mungkin menurun tidak/beluam diindikasikan.
sebab kerusakakan da;lam
glykogenesis, glykogen
habis, atau intake yang
tidak adekuat.
Protein rendah sebab
rusaknya metabolisme,
penurunan fungsi hati dan
asites.
Tingginya tekanan amonia
Pelihara status indikasi mungkin memerlukan
NPD. batasan protein yang masuk Menganjurkan agar pasien
untuk mencegah bedrest dan bergerak bila perlu.
Konsul diit unruk komplikasiyang erius.
mempersiapkan diit
tinggi kalori dan Pada kedaan istirahat GI Melakukan kolaborasi dengan
karbohidrat yang memerlukan sisa metabolisme bagian gizi untuk
cukup, rendah lemak, untuk memenuhi liver memperhatikan keadaan gizi
protein cukup, sodium, memproduksi amonia/urea pasien.
dan cairan yang cukup.
Sediakan cairan Tinggi kalori dalam
tambahan bila ada makanan dapat
indikasi. meningkatkan pasien
menggunakan otot-ototnya.
Karbohidrat dapat
meningkatkan energi, lemak
sedikit mempermudah
asorbsi sehingga liver tidak
berfungsi dan untuk
meningkatkan gairah
makan.
Protein yang seimbang
dapat meningkatkan
regenerasi sel dan terjadi
edem.
NAMA KLIEN : Tn. Moh. Hatta ASUHANKEPERAWATAN
BANGSAL/TEMPAT: Irna B Lt. 4 Kiri MATA AJARAN : TKK I NAMA MAHASISWA : Sulastri
No
DIAGNOSA PERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
.
INDEPENDENT Tanggal 8-5-1996 Tanggal 8-5-1996/jam
1. Nyeri berhubungan dgn Pasien tampak relak- Tentukan nyeri menge-nai Informasi merupakan data Melakukan observasi nyeri 15.00
penya- sasi dan memper- lokasi, frekuensi, durasi, dan dasar untuk mengevaluasi mengenai lokasi, intensitas dan
kitnya,penekanan/obstruksi lihatkan aktivitas intensitas (skala 0-10) kebutuhan intervensi. durasi. Pasien merasa seluruh S:Pasien mengatakan ma-
jaringan saraf, inpenetrasi yang menyenangkan Catatan : Penempilan rasa pinggang nyeri, nyeri lokasi sih nyeri.
pada saraf atau pada pusat N. dalam keadaan nyeri sangat individual yang terbatas, berlangsung terus- O:Pasien minta di masase
partway. yang dinaifestasikan apapun. bersifat fisik maupun mental. menerus, kekuatan pada skala oleh istrinya.
dengan : Tupen : 7-8 Pasien tampak kesakitan,
D.S. : Pasien mengeluh nyeri Pasien tahu asal Evaluasi pemberian obat , Suatu sebab kegelisahan Melakukan observasi tanda- dan gelisah.
pada sympisis pubis dan nyerinya sehingga pembedahan, bio-terapi. yang umum seperti: nyeri tanda radang pada
menjalar ke seluruh bagian bisa menyadarinya. Tanyakan hara-pan yang luka operasi, luka bakar, pemasangan kateter dengan A: Gangguan nyeri belum
pinggang belakang. Nyeri Bisa relaksasi pada diinginkan. nyeri pinggang, sakit kepala. mengganti balutan, tidak ada teratasi.
tidak hilang walaupun di saat nyeri ter-gantung dari prosedur tanda-tanda infeksi pada
masase. berlangsung yang diberikan. pemasangan kateter, urine P: Melanjutkan intervensi
D.O: Sensitifitas (+), Nyeri Tupan: lancar, hematuria berkurang. yang sama.
terbatas, muka tampak Nyeri Beritahukan tentang ada-nya Meningkatkan relaksasi dan Membantu pasien untuk
tegang, tingkah laku bingung, hilang/berkurang / perlunya hiburan/ musik. membantu mengalihkan per- mengatur posisi tidur yang
minta dimasase terus, sete-lah dilakukan hatian terhadap nyeri. relaksasi. Perawat,
intensitas nyeri antara 7 - 8 tin-dakan Dorong untuk penanga-nan
skala nyeri. pengobatan-/operasi. stres seperti tehnik relaksasi, Keberhasilan untuk mengu- Melakukan observasi tingkat
Tidak ada nyeri sama visualisasi, imaginasi, rangi adalah dengan me- nyeri Yan M. Asyerem
sekali. tertawa dan terapi sentuhan. ngontrol nyeri tersebut.
Evaluasi tingkat ke-ringanan
nyeri. Atur cara pengobatan
KOLABORASI
Rencanakan penata-laksa- Kerja sama yang baik antara Memberikan penjelasan
naan nyeri bersama dokter, dokter, perawat, pasien serta tentang cara mengurangi rasa
pasien dan keluarga. keluarga dapat mengurangi nyeri dengan cara relaksasi dan
nyeri. latihan/pengaturan napas.
KOLABORASI
Siapkan IV / infus bila Mencegah gangguan absorbsi Melakukan observasi perda-
diindikasikan. vitamin . Kekurangan vitamin rahan yang terjadi tiap 2-3
B6 dapat menekan jam. Hematuria (-), bekas
Vitamin-vitamin seperti : konstribusi dan irritability. injeksi (-) petekia (-),
Vitamin A,D,E, dan B6 ekimosisi (-), infeksi (-).
Perawat,
BANGSAL/TEMPAT: Irna B Lt. 4 Kiri MATA AJARAN : TKK I NAMA MAHASISWA : Sulastri
Bimbing/anjurkan
pasien untuk makan
bubur/makanan lunak. Pasien hanya memilih beberapa Menyiapkan makanan
makanan sehingga tidak lunak/bubur sesuai didit yang
tertarik pada makanan karena ditentukan.
nausea, lemah/malaise.
Hidangkan makanan
bubur dan sering
Kurangnya toleransi makanan Menyiapkan makanan
yang lebih kasar akan lunak/bubur sesuai didit yang
Sediakan garam meningkatkan tekanan intra ditentukan.
pengganti jika abdomen/asites
mengijinkan, hindari
tekanan isi ammonium. Garam pengganti Tidak dilakukan karena tidak
meningkatkan selera makan diindikasikan
/nafsu makan.
Ammonia resiko untuk
Batasi intake yang terjadinya encepalopati.
mengandung cyferin,
gas, atau pedas yang Bantuan untuk mengurangi Memberikan makanan/minuman
terlalu panas atau iritasi gastrik / diare dan sesuai diit yang ditentukan.
dingin. kegelisahan yang abnormal
yang dapat merusak intake
oral.
Sediakan makanan
halus jika ada indikasi. Mernyediakan makanan sesuai
Perdarahan dari esfangeal diitnya.
Sediakan makanan varises mungkin dapat terjadi.
secara rutin yang
disetujui sebelumnya. Pasien mudah untuk makan Menyiapkan makanan sesuai
walaupun sakit atau kesukaran waktu yang telah ditentukan.
Hindarkan gangguan makan dan anoreksia.
istirahat pasien
Menghemat energi sisa Menciptakan suasana yang
metabolisme untuk memenuhi nyaman dan aman serta
Anjurkan pasien untuk metabolisme liver dan mengatur posisi tidur pasien
tidak merokok meningkatkan pemulihan sel. yang menyenangkan.
KOLABORASI
Monitor keadaan
laboratorium seperti
serum glukosa,
albumin, total protein, Tidak dilakukan karena
ammonia. Glukosa mungkin menurun tidak/beluam diindikasikan.
sebab kerusakakan da;lam
glykogenesis, glykogen
habis, atau intake yang
tidak adekuat.
Protein rendah sebab
rusaknya metabolisme,
penurunan fungsi hati dan
asites.
Tingginya tekanan amonia
Pelihara status indikasi mungkin memerlukan
NPD. batasan protein yang masuk Menganjurkan agar pasien
untuk mencegah bedrest dan bergerak bila perlu.
Konsul diit unruk komplikasiyang erius.
mempersiapkan diit
tinggi kalori dan Pada kedaan istirahat GI Melakukan kolaborasi dengan
karbohidrat yang memerlukan sisa metabolisme bagian gizi untuk
cukup, rendah lemak, untuk memenuhi liver memperhatikan keadaan gizi
protein cukup, sodium, memproduksi amonia/urea pasien.
dan cairan yang cukup.
Sediakan cairan Tinggi kalori dalam
tambahan bila ada makanan dapat
indikasi. meningkatkan pasien
menggunakan otot-ototnya.
Karbohidrat dapat
meningkatkan energi, lemak
sedikit mempermudah
asorbsi sehingga liver tidak
berfungsi dan untuk
meningkatkan gairah
makan.
Protein yang seimbang
dapat meningkatkan
regenerasi sel dan terjadi
edem.
NAMA KLIEN : Tn. Moh. Hatta ASUHANKEPERAWATAN
BANGSAL/TEMPAT: Irna B Lt. 4 Kiri MATA AJARAN : TKK I NAMA MAHASISWA : Sulastri
Nyeri berhubungan dengan proses penyakitnya Tanggal 9-5-1996 Tanggal 9-5-1996/Jam 16.00 Wib.
Perawat
Yan M Asyerem
Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan intake yang Tanggal 9-5-1996 Tanggal 9-5-1996/Jam 16.00 Wib.
kurang
Mengkaji kembali sampai sejauhman pasien bisa makan. S: Nafsu makan masih berkurang
Pasien bisa makan 1/2 porsi + makanan yang dibawa dari
rumah O: Makan habis 1/2 porsi (bubur), badan tetap kurus,
Albumin : 3,3 gr/dl
Mengkaji apakah pasien masih merasa mual/muntah. Pasien
merasa masih mual A: Gangguan nutrisi belum teratasi
Menjelaskan bahwa mual disebabkan oleh proses P: Melanjutkan intervensi serta modifikasi lainnya.
penyakitnya,
Perawat,
Perawat,
Yan M. Asyerem
Yan M. Asyerem
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Tanggal 9-5-1996 Tanggal 9-5-1996/Jam 16.00 Wib.
Melakukan observasi tanda vital : S: Pasien merasa haus, nafsu minum tidak ada
TD: 120/70 mmhg, Nadi : 88 x/menit, Suhu : 37 Derj. Cel, O: Sering menunda minum yang diberikan. Minum sedikit-
RR: 24 x/menit. sedikit dan tidang sering. Kalau tidak dipaksa pasien tidak
akan minum.
Mengobservasi adanya radang pada genitalia; mengganti
balutan, radang tidak terjadi, urin lancar, jernih, hematuria A: Gangguan cairan belum teratasi
(-), Output : 500 cc/24 jam
P: Melanjutkan intervensi
Mengambil darah untuk mengecek ulang hasil laboratorium:
DPL : Hb, Ht, Eritrosit, Hasil belum ada
Perawat,
Memberikan minum : intake 1000 cc/perhari
Bibir tampak kering
Turgor menuru Yan M. Asyerem
Perawat,
Yan M. Asyerem