2. ELA AGUSTINA ( B.16.08.010 ) 3. JULIANA ( B.16.08.027) 4. SRI LUKMANA DEWI ( B.16.08.048 ) 5. MELISA ( B.16.08.030 ) 6. A. IRA FITRIANI ( B.16.08.001 ) 7. IRMA PURWANTI SARI ( B.16.08.024 ) 8. FENI LIANY ( B.16.08.014 )
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PANRITA HUSADA BULUKUMBA 2017 ATRESIA ESOPHAGUS
A. DEFENISI ATRESIA ESOPHAGUS
Atresia esophagus merupakan kelainan kongenital yang di tandai dengan tidak menyambungnya esophagus bangian pvoksimal dengan esophagus bangian distal Atresia esophagus terjadi pada satu dari 3000 - 4.500 kelahiran hidup; sekitar sepertiga anak yang terkena lahir premature.pada lebih 85% kasus. Fistula antara trakea dan esophagus distal menyertai atresia. Lebih jarang, atresia esophagus atau fistula trakea esophagus terjadi sendiri-sendiri/dengan kombinasi yang aneh. B. KLASIFIKASI ATRESIA ESOPHAGUS 1. Kalasia Kalasia adalah kelainan yang terjadi pada bagian bawah esophagus ( pada persambungan dengan lambung) yang tidak dapat menutup rapat sehingga bayi sering regurtasi bila dibaringkan. 2. Akalasia Akalasia merupakan kebalikan dari kalasia; pada kalasia bagian distal esophagus tidak dapat membuka dengan baik sehingga terjadi keadaan seperti stenosis atau atresia. Di sebut pula sebagai spasme kardion datar esophagus. Penyebab akalasia adalah adanya kartilago traken yang tumbuh ektopik pada esophagus bagian bawah. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan jaringan tulang rawang dalam lapisan C. PATOFISIOLOGI Neonatus dengan atresia esophagus tidak dapat meladah dan menghasilkan banyak air liur. Pneumonia aspirasi dapat terjadi bila terjadi aspirasi susu atau liur. Apabila TEF distal. Paru - paru dapat terpapar asam lambung udara dari trakea juga dapat mengalitr ke bawah fistula ketika bayi menangis.atau menerima festillasi. Hal ini dapat menyebabkan perfolagi gaster akut yang sering kali mematikan trakea juga di pengaruhi oleh gangguan embriologenesis pada atresia esophagus. Membrane trakea sering kali melebar dengan bentuk D, bukan C seperti biasa perubahan ini menyebabknan kelemahan sekunder pada struktur anteroposterior trakea tau trakeomaksia. Kelemahan ini akan menyebabkan gejala batuk kering dapat terjadi kolabs parsial pada eksirasi penuh. Secret sulit untuk di bersikhan dan dapat menjurus ke premonia berulang, trakea juga dapat koleps secara persial ketika makan, setelah menipuksi, atau ketika terjadi refluks gastroesofagus yang dapat menjurus ke gagalan nafas, hipotiia, bahkan apnea. D. TANDA DAN GEJALA ATRESIA ESOPHAGUS 1. Liur yang menetes terus menerus dari mulut bayi 2. Mulut berbaih (gelembung udara dari hidung dan mulut) 3. Adanya aspirasi ketika bayi di beri minum 4. Bayi tampak sianosis akibat aspirasi yang di alami 5. Batuk dan sesat nafas 6. Gejala pneumonia akibat regurtasi air ludah dari esophagus yang buntu dan regurgitasi cairan lambung melalui fistel kejalan nafas. 7. Perut / membuncit, karena udara melalui fistel masuk ke dalam lambung dan usus 8. Oliguria, karena tidak ada cairan yang masuk 9. Biasanya juga di sertai dengan kelainan bawaan yang lain. Seperti kelainan jantung atresia rectum atau usus 10. Muntah yang pvoyektil E. PENANGANAN / PENATALAKSANAAN 1. Posisikan bayi setengah duduk apabila atresia esophagus di sertai fistula, sedangkan apabila atvesia tidak di sertai fistuk bayi di posisikan kepak lebih rendah (posisi trendelembung) 2. Pada bayi di pasangkan kateter kedalam esophagus dan bila memungkinkan di lakukan perngisapan terus menerus 3. Berikan penanganan seperti bayi normal lainnya, seperti pencengahan hipeterini, nutrisi adekuat, dll. 4. Rangsang bayi untuk menangis 5. Penatelaksanaan lebih lanjut di lakukan dengan operasi.