Professional Documents
Culture Documents
Tikus diadaptasi selama tujuh hari kemudian kornea tikus dibilas dengan
dengan pemberian pakan berupa ransum menggunakan BSS selama 2 menit. Sebelum
basal dan minum aquadest ad libitum di diletakkan pada sentral kornea mata kanan
sebelum diinduksi NaOH. Hewan coba yang menggunakan ketamine hydrochloride (50
dengan berat rata-rata 150 – 200 gram. Terapi Genistein Tetes Mata Topikal
wadah ditutup dan disterilkan menggunakan hewan coba (K2, K3 dan K4) 4 kali 1 tetes
sentral kornea mata kanan hewan coba tikus alcohol bertingkat (30%, 50%, 70%, 80%,
putih (Rattus norvegicus). Induksi NaOH 96% dan absolut) masing-masing 60 menit.
Infiltrasi dengan paraffin lunak selama 60 0,25% Triton X-100. Slide dicuci
menit pada suhu 49˚C. dilakukan blok dalam menggunakan PBS pH 7,4 tiga kali, selama
parafin keras pada cetakan dan didiamkan 5 menit. Slide diinkubasi menggunakan
selama sehari. Parafin ditempelkan pada antibody primer selama 60 menit pada suhu
holder dan dilakukan pemotongan setebal 4 ruang. Slide dicuci menggunakan PBS pH
µM dengan rotary microtome secara 7,4 tiga kali, selama 5 menit. Slide
Dilakukan mounting pada gelas obyek selama 40 menit pada suhu ruang. Slide
deparafinisasi dengan cara gelas obyek hasil dan inkubasi selama 10 menit. Slide dicuci
parafin blok direndam dalam xylol 2 kali menggunakan PBS pH 7,4 tiga kali, selama
(absolut, 96%, 80%, 70%, 50%, dan 30%) Counterstaining menggunakan Mayer
dengan Gelatine 5% dH2O selama 5 menit. menit dan cuci menggunakan tap water.
Slide dicuci dengan PBS pH 7,4 satu Slide dibilas menggunakan Gelatine 5%
kali selama 5 menit kemudian dibloking dH2O dan kering anginkan. Untuk mounting
H2O2 selama 20 menit. Slide dicuci glass. Distribusi TNF-α diamati pada
Berdasarkan Tabel 5.1 di atas terlihat keseluruhan pada setiap perlakuan di atas
bahwa adanya pengaruh pemberian genistein juga dapat digambarkan dalam bentuk
diperoleh > alpha 0,05, sedangkan H0 pada kornea mata tikus wistar sebagai efek
ditolak bila nilai signifikansi yang diperoleh dari setiap perlakuan tersebut dapat dilihat
15 15.67
kornea mata tikus (Rattus Novergicus Strain
10
2.50 0.00
Tabel 5.2 Tabel Hasil Uji ANOVA 0
K (+) Dosis 1 mg/ml Dosis 0.5 mg/ml Dosis 0.25 mg/ml K (-)
Kelompok Perlakuan
Keterangan p-value
ekspresi TNF alpha 0.000 Gambar 5.3 Grafik Ekspresi TNF alpha
Berdasarkan hasil analisis ragam pada pada kornea mata Tikus (Rattus
Tabel 5.2, menunjukkan bahwa pada setiap Novergicus Strain Wistar Jantan)
perlakuan yang diberikan (kontrol negatif,
Berdasarkan plot respon tersebut dapat
kontrol positif, dosis 1 mg/ml, 0.5 mg/ml
dibentuk urutan dari efek perlakuan terhadap
dandosis 0.25 mg/ml) menunjukkan nilai
ekspresi TNF-α pada kornea mata tikus
signifikansi sebesar 0.000 (p<0,05),
wistar dari urutan yang paling tinggi sampai 0.25
berikut : Dosis
0.5
Tabel 5.3. Tabel Urutan Ekspresi
3
mg/ 8.00±1.5
TNF alpha pada kornea mata Tikus
ml 5
Sebagai Efek Dari Pemberian genistein
Dosis
topikal
1
N Ekspresi 4
mg/ 15.67±1.
o TNF
ml 97
alpha 20.83±0.
pada 5
K (+) 98
Perla
kornea
kuan
mata
Pemberian genistein topikal pada
tikus
dosis 0.25 mg/ml dapat menyebabkan
(mean±st
ekspresi TNF-α pada kornea mata tikus
d.dev.)
wistar menurun hingga mempunyai rata-rata
Kont
yang paling rendah (mean 2.5) daripada
rol
pemberian genistein topikal pada dosis yang
1 Nega
lebih rendah yaitu dosis 0.5 mg/ml, sehingga
tif
dosis 0.25 mg/ml lebih efektif daripada
(KN) 0±0
dosis 0.5 mg/ml. Pemberian genistein
2 Dosis 2.50±0.5
topikal pada dosis 0.5 mg/ml, dapat
menyebabkan rata-rata ekspresi TNF-α pada genistein
menggunakan analisis regresi linier, dengan cenderung tetap tinggi 25.85 satuan (karena
hasil persamaan regresi pada setiap koefisien konstanta bernilai positif). Namun
X = Dosis genistein
Berdasarkan hasil uji regresi juga
TNF alpha pada kornea mata tikus (Rattus pengaruh dari pemberian genistein topikal
Novergicus Strain Wistar Jantan) yaitu Y = terhadap ekspresi TNF-α pada kornea mata
25.85 – 5.483 X, dimana Y adalah ekspresi tikus (Rattus Novergicus Strain Wistar
TNF alpha pada kornea mata tikus (Rattus Jantan), dalam bentuk persentase, dan
sedangkan X adalah perlakuan pemberian oleh faktor lain. Jadi dapat dikatakan bahwa
genistein topikal. Hal ini dapat diartikan pemberian genistein topikal sangat
bahwa tanpa dipengaruhi oleh pemberian berpengaruh terhadap ekspresi TNF-α pada
genistein topikal, maka ekspresi TNF alpha kornea mata tikus (Rattus Novergicus Strain
pada kornea mata tikus (Rattus Novergicus Wistar Jantan) hingga 95.7%. Sedangkan
4.3% keragaman ekspresi TNF-α pada
Linear Regression
Kelompok
kornea mata tikus (Rattus Novergicus Strain Gambar 5.4 Grafik linieritas
Wistar Jantan).
Berdasarkan grafik linieritas di atas
Adanya pengaruh yang signifikan dari terlihat bahwa garis regresi antara
pemberian genistein topikal dalam pemberian genistein topikal dengan ekspresi
menurunkan ekspresi TNF-α pada kornea TNF-α pada kornea mata tikus (Rattus
mata tikus (Rattus Novergicus Strain Wistar Novergicus Strain Wistar Jantan) mengarah
Jantan), berdasarkan hasil penelitian dapat ke kanan bawah. Hal ini membuktikan
ditunjukkan dalam bentuk grafik linieritas adanya linieritas dari pemberian genistein
sebagai berikut: topikal dengan ekspresi TNF-α pada kornea