Professional Documents
Culture Documents
oleh
Annisa Fiatul K. 142310101014
Annisa Clara 142310101123
Wan Sandra C.P 162310101126
Mochamad Riko S. 162310101134
Gevin Yensya 162310101164
Animas Debby S.A 162310101168
Maida Krismonica 162310101182
Marda Aditya S. 162310101184
2017
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PETANI PENDERITA KATARAK
oleh
KELOMPOK 1
HALAMAN PENGESAHAN
Kelompok 1
Hari/Tanggal :
Makalah ini disusun dengan pemikiran sendiri, bukan hasil jiplakan atau
reproduksi ulang dari makalah yang telah ada.
Penyusun
(Mochamad Riko S. )
NIM 162310101134
Mengetahui,
Akhirnya, tiada suatu usaha yang besar akan berhasil tanpa dimulai dari
usaha yang kecil. Semoga makalah yang telah tersusun bermanfaat, terutama
untuk mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember. Kami selaku penyusun mengharap kritik, saran, dan masukan untuk
perbaikan pada masa yang akan datang.
3.1 Pengkajian.............................................................................................
3.2 Riwayat kesehatan ...............................................................................
3.3 Pengkajian: Pola Gordon, NANDA .....................................................
3.4 Pemeriksaan fisik .................................................................................
3.5 Analisa data dan masalah .....................................................................
3.6 Pathway.................................................................................................
3.7 Diagnosa Keperawatan (NANDA) ......................................................
3.8 Perencanaan keperawatan (NOC) ........................................................
3.9 Intervensi Keperawatan (NIC) .............................................................
3.10 Evaluasi keperawatan (SOAP) ..........................................................
BAB IV. PENUTUP .......................................................................................
4.1. Kesimpulan............................................................................................
4.2. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1.3.1 Mengetahui apa itu katarak, etiologi, patofisiologi, menifestasi klinis, dan
penatalaksanaan katarak.
1.3.2 Dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien pada gangguan
pancaindra yaitu katarak
1.3.3 Dapat mengetahui penyakit yang ditimbulkan pertanian yaitu katarak
Katarak adalah kondisi lensa mata yang terdapat bercak putih seperti awan.
Kondisi ini membuat pandangan mata terganggu. Katarak dapat mempengaruhi
jarak pandang mata dan mata silau. Katarak umumnya tidak menyebabkan nyeri
mata atau iritasi mata. Banyak kasus mata katarak berkembang secara lambat dan
mengganggu pandangan mata pada awalnya. Tetapi ketika noda putih pada lensa
mulai muncul, maka kenyamanan penglihatan akan terganggu (Dr. Irwan, 2016)
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan
bening menjadi keruh. Asal kata katarak dari kata Yunani cataracta yang berarti
air terjun. Hal ini disebabkan karena pasien katarak seakan-akan melihat sesuatu
seperti tertutup oleh air terjun didepan matanya (Ilyas, 2006) hal 2.
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus,
di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya kapsul anterior dan
posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna
menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di
anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk
katarak yang paling bermakna, nampak seperti kristal salju pada jendela (Ilyas,
2006).
Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat mencegah katarak.
Beberapa penelitian sedang dilakukan untuk memperlambat proses bertambah
keruhnya lensa untuk menjadi katarak (Ilyas, 2006). Meski telah banyak usaha
yang dilakukan untuk memperlambat progresifitas atau mencegah terjadinya
katarak, tatalaksana masih dengan pembedahan (James, 2006). Untuk menentukan
waktu katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan dan
bukan oleh hasil . Tajam penglihatan dikaitkan dengan tugas sehari-hari penderita.
Digunakan 25 insipien, imatur, matur, dan hipermatur didasarkan atas
kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat terjadi (Ilyas, dkk, 2002).
Tn. A umur 65 tahun masih aktif sebagai petani di Kecamatan Teluk Jambe
Barat. Pasien telah lama mengeluh pengelihatannya kabur seperti melihat kabut.
Akhir-akhir ini klien merasa batuk terasa semakin berat dan mengganggu aktivitas
kerjanya sehari-hari. Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang
dialaminya. Saat ia memeriksakan diri ke rumah sakit X dinyatakan katarak dan
dianjurkan untuk dilakukan operasi pada mata kiri nya. Pada pengkajian yang
dilakukan perawat A didapatkan data “ klien mengeluh seperti melihat kabut,
silau, dan penglihatan tidak jelas “. Pada pemeriksaan fisik didapatkan leokokorea
pada lensa mata kiri. Tidak didapatkan riwayat diabetes, hipertensi, dan penyakit
jantung. Saat ini operasi telah dilakukan pada mata kiri 2 hari yang lalu klien
mengeluhkan nyeri semakin meningkat. Peningkatan nyeri pertama kali dirasakan
saat berdiri dari sujud pada sholat subuhdan ekspresi wajah klien tampak meringis
karena nyeri. Klien sementara ini tidak bisa bekerja karena masih harus
beristirahat dan memulihkan keadaan. Istri dan anak anaknya harus menunggu
klien sepanjang waktu, istri klien mengatakan klien susah tidur karena
memikirkan biaya dirinya dirumah sakit karena beliau adalah tulang punggung
keluarga. Ketika diajak berbicara oleh istrinya ekspresi klien tampak tegang dan
gugup.
3.1 Pengkajian
Nama : Tn. A No. RM : 1245XX
Umur : 65 tahun Pekerjaan : Petani
Jenis : Laki-Laki Status : Menikah
Kelamin Perkawinan
Agama : Islam Tanggal MRS : 20 -11-2017
11.45 WIB
Pendidikan : SD Tanggal : 22 -11-2017
Pengkajian
09.00 WIB
Alamat : Mulyorejo RT/RW 2/3 Sumber : Keluarga, klien
Kecamatan Teluk Jambe Informasi dan rekam medik
Barat.
3.2 Riwayat kesehatan
1) Diagnosa Medik: Katarak
2) Keluhan Utama:
Keluhan Saar MRS : Batuk dan penglihatan kabur
Keluhan Saat Pengkajian : Nyeri post operasi
3) Riwayat penyakit sekarang:
Klien mengatakan bahwa batuk yang dialami semakin berat dan juga
penglihatannya semakin kabur seperti melihat kabut. Akhirnya pada tanggal
20 November 2017 keluarga memeriksakan kesehatan klien ke Puskesmas
Teluk Jambe Barat.
Data Subjektif;
22-11-2017
1) Klien mengatakan batuknya telah berkurang
2) Klien telah lama mengeluh pengelihatannya kabur seperti melihat kabut
3) Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang dialaminya
4) Klien mengeluh seperti melihat kabut, silau, dan penglihatan tidak jelas
5) Klien mengeluhkan nyeri semakin meningkat
6) Istri pasien mengatakan pasien susah tidur karena memikirkan biaya
dirinya dirumah sakit karena beliau adalah tulang punggung keluarga.
4) Riwayat kesehatan terdahulu:
1) Penyakit yang pernah dialami:
Klien menyangkal tidak pernah memiliki riwayat penyakit apapun
sebelumnya. Klien tidak pernah dirawat di rumah sakit, pengalaman di
rawat di rumah sakit baru pertama kali di rasakan oleh pasien saat ini.
Klien mengatakan tidak pernah mengalami pusing dan nyeri dibagian
kepala belakang. Hanya saja pasien mengatakan walaupun merasa sakit
itu hanya masuk angin saja dan cukup mengkonsumsi obat dari warung.
2) Alergi (obat, makanan, plester, dll)
Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan
maupun alat kesehatan seperti plester.
3) Imunisasi
Klien mengatakan tidak mengetahui apakah dia mendapatkan imunisasi
saat kecil dulu.
4) Kebiasaan/pola hidup/life style
Klien merupakan seorang petani biasanya pasien bekerja di pagi hari
sampai sore hari. Klien terbiasa terpapar dengan teriknya matahari saat
bekerja. Kegiatan ini sudah dilakukan berpuluh puluh tahun. Klien
mengatakan hanya memakai topi untuk pelindunag diri saat bekerja.
Klien sudah lama merasakan kabur dalam penglihatan, namun karena
pengetahuan klien yang kurang maka klien menganggap itu karena usia.
5) Obat-obat yang digunakan:
Bodrex
6) Riwayat penyakit keluarga:
Menurut klien tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat
penyakit hipertensi dan diabetes mellitus ataupun jantung.
Genogram:
Tn.A
AA
Keterangan:
: perempuan : klien
: garis keturunan
: satu rumah
: meninggal
6 Lain-lain - .
c. Pola eliminasi
BAK
No Pola eliminasi Sebelum MRS Saat MRS
1 Frekuensi 2-3 kali/hari 2-3 kali/hari
2 Jumlah 500-900 ml 500/900 ml
3 Warna Kuning jernih Kuning jernih
4 Bau Bau khas urin : Bau khas urin :
Amoniak Amoniak
5 Karakter - -
6 Bj - -
7 Alat bantu - -
8 Kemandirian Mandiri Mandiri
9 Lain-lain - -
BAB
Lain-lain :
Intepretasi: Pola tidur klien tidak teratur saat MRS biasanya saat sebelum
sakit klien tidur mulai pukul 23.00-05.00 saat di rumah sakit klien terkadang
tidu pukul 21.00 atau 22.00 dan terbagun tengah malam atau dini hari
karena nyerinya yg timbul tiba-tiba dan perasaan yang mengganggu.
f. Pola kognitif & perceptual
1) Fungsi Kognitif dan Memori
Fungsi Kognitif: Klien dapat diajak komunikasi, dapat mengerti pertanyaan
dari perawat saat mengkaji keluhan dari pasien
Fungsi Memori: Klien dapat tidak dapat mengingat dengan jelas mengenai
riwayat yang pernah dialaminya di masa lampau.
2) Fungsi dan keadaan indera :
Penglihatan : Klien mengalami gangguan penglihatan yaitu penglihatan
klien mengalami kabur
Pendengaran : Klien berespon terhadap verbal
Perabaan : Klien berespon terhadap sentuhan Klien berespon menarik
kakinya saat bagian telapak kaki disentuh dengan ujung
bulpoint
Penciuman : Klien mampu membedakan bau
Pengecap : klien mampu membedakan rasa
Interpretasi : Klien memiliki gangguan penglihatan
Interpretasi: Klien memiliki hubungan yang baik antara istri dan anak-
anaknya maupun keluarga lainnya. Hal ini terlihat dari beberapa anggota
keluarga yang selalu menemani klien di rumah sakit. Serta saat jam kunjung
sudara-saudara klien yang lain juga ikut datang membesuk klien.
Tanda vital:
3.6 Pathway
Trauma Degeneratif Perubahan Kuman
Keruh
Pembedahan Katarak
Ilyas, Sidarta, dkk. 2002. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: CV. Sagung Seto
Ilyas, Sidarta. 2006. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
James A.F. (2006). Manajemen . Jilid I. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat
Kelompok : Kelompok 1