You are on page 1of 68

SPESIFIKASI UMUM

1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


1.1. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan terletak pada :
Kota : Padang
Provinsi : Sumatera Barat
1.2. Ruang Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Konstruksi
- Pekerjaan Galian Tanah
- Pekerjaan Timbunan
- Pekerjaan Beton K.300
- Pekerjaan Beton K.225
- Pekerjaan Beton K.125
- Pekerjaan Pembesian
- Pekerjaan Bekisting
- Pekerjaan Pasangan Batu Kali Camp. 1:4
- Pekerjaan Plasteran 1 :3
- Penanaman Pohon Pelindung

2. KETENTUAN UMUM
Pekerjaan harus dilaksanakan menurut peraturan dan syarat-syarat serta gambar
bestek. Segala perubahan hanya dianggap sah dan dibenarkan apabila mendapat
persetujuan pengawas lapangan secara tertulis.Segala perintah dan petunjuk dari
pengawas lapangan harus ditaati dan dilaksanakan dengan baik demi sempurnanya
pekerjaan. Pada akhir pelaksanaan dan setelah berakhirnya masa pemeliharaan,
pekerjaan harus diserahkan kepada pengawas lapangan dalam keadaan baik dan
memuaskan, yang disertai Berita Acara Penyerahan Pekerjaan dalam keadaan baik
dan memuaskan.

3. FASILITAS PELAKSANAAN
Semua fasilitas pelaksanaan (temporary works) harus disimpan, dilakukan,
dioperasikan dan dipelihara oleh Penyedia Jasa, kecuali yang sudah diatur dalam
kontrak. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dan memelihara semua jalan,
jembatan, saluran, tanggul dan lain-lain yang digunakan pada waktu pelaksanaan
pekerjaan. Sebelum mengangkut, membawa dan memindahkan peralatan berat,
Penyedia jasa harus menginspeksi batas-batas beban yang diizinkan pada jalan-jalan
yang akan dilewati. Oleh karena itu Penyedia Jasa harus membicarakan dengan
pengawas lapangan atau yang berwenang sebelum memulai pekerjaan. Penyedia
jasa harus memelihara/melindungi sarana lingkungan dan lain-lain pada waktu dan

Page 1
akibat dari pelaksanaan pekerjaan. Jika menurut pengawas lapangan, Penyedia jasa
beroperasi diluar areal lokasi Pekerjaan dan mengakibatkan kerusakan
alam/lingkungan, maka pengawas lapangan berhak untuk meminta kepada Penyedia
jasa untuk melakukan perbaikan atas beban Penyedia Jasa. Untuk melakukan
pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi yang dilakukan Penyedia Jasa terhadap hal-
hal tersebut diatas adalah menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.Penyedia Jasa
harus menjaga setiap kemungkinan bahaya yang akan timbul. Oleh karena itu
Penyedia Jasa harus dapat mengatur peralatan pelaksanaan maupun bahan di lokasi
dengan sebaik-baiknya terhadap pengangkutan, penempatan material dan pengisian
bahan bakar untuk peralatan dan kendaraan yang dipergunakan untuk mencegah
terjadinya bahaya kebakaran. Semua material, peralatan untuk keperluan
pelaksanaan disiapkan oleh Penyedia Jasa setiap saat dan Penyedia Jasa harus
menyiapkan fasilitas pengecekan tanpa meminta tambahan biaya untuk keperluan
tersebut.

4. MANAJEMEN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pelaksana harus mampu membuat ramcangan urutan pekerjaan dan mampu
membuat metoda kerja sesuai dengan item pembayaran sesuai dengan daftar
kuantitas dimaksudkan untuk mendapatkan suatu cara pelaksanaan yang efektif dan
efisien berdasarkan kondisi lapangan yang ada dan tetap mengendalikan resiko
selama pelaksanaan hingga selesai pekerjaan.
Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan antara lain :
a. Pengaturan Lokasi
Pelaksana mampu menata penempatan peralatan dan bahan dan tenaga yang
disesuaikan dengan urutan pekerjaan dan metoda kerja yang diterapkan.
b. Urutan Pekerjaan
Mampu menyusun urutan pelaksanaan fisik pekerjaan dilapangan dan sangat
penting dan sebagai dasar utuk memobilisasi dan demobilisasi tenaga, alat,
material sesuai dengan ukuran dan waktu pada saat dibutuhkan
c. Metoda Kerja
Mampu Menyusun metoda kerja secara rinci sesuai dengan persyaratan
teknis konstruksi dan persyaratan lain yang berdasarkan urutan Pekerjaan
dan mengacu pada dokumen kontrak.
d. Rencana Kendali Mutu
Untuk Menjamin tercapainya suatu mutu pekerjaan sesuai yang
dipersyaratkan, pelaksana harus membuat pedoman pengendalian mutu
pekerjaan yaitu Rencana Kendali Mutu yang dimulai dari proses kegiatan
pembuatan shop drawing, proses pengadaan dan mobilisasi material, alat dan
proses pemilihan tenaga pelaksana terampil.
e. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)

Page 2
5. PERALATAN
Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam jumlah yang
cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan. Disamping peralatan kerja utama,
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan kerja bantu yang cocok dan lazim
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini serta jumlah yang cukup. Selama
berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan
penerangan pada malam hari sehingga seluruh lokasi kerja dapat dikontrol pada
malam hari.

6. FOTO DAN VIDEO DOKUMENTASI


Penyedia Jasa harus membuat foto dan video dokumentasi dalam tahapan pekerjaan
sebagai berikut :
 Sebelum pekerjaan dimulai (0 %)
 Pekerjaan mencapai 50 %
 Pekerjaan selesai seluruhnya (100 %)
Tata cara pengambilan foto dan Video dokumentasi diambil dalam arah dan tempat
yang sama setiap tahapan sehingga dapat menggambarkan kemajuan secara
kronologis dan jelas. Foto-foto yang baik khususnya yang dapat menunjukkan
tahapan pekerjaan 0 %, 50 % dan 100 %, yang dianggap penting disusun dalam
album dan diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap beserta negatif
filmnya, dan selanjutnya menjadi dokumen proyek.
Penyedia jasa harus menyediakan fasilitas untuk menunjang kegiatan Dokumentasi ,
yaitu 3 (tiga) unit kamera, 1 (Satu) unit Handy Cam dan 1 (satu) unit drone.

7. GAMBAR DAN KETENTUAN UKURAN


Penyedia Jasa diwajibkan untuk memeriksa kecocokan ukuran dalam gambar
rencana dengan keadaan setempat. Apabila terdapat kelainan atau tidak sesuai
keadaan lapangan, maka Penyedia Jasa harus segera memberitahukan kepada
pengawas lapangan. Pengawas lapangan akan menentukan perubahan pada rencana
pekerjaan yang tidak sesuai dengan keadaan lapangan tersebut. Gambar-gambar
tender nantinya akan dilampirkan dalam Kontrak yang juga di pergunakan sebagai
gambar rencana untuk melaksanakan pekerjaan. Ukuran-ukuran pokok dapat dilihat
pada gambar rencana, ukuran-ukuran yang tidak tercantum dalam gambar atau
kurang jelas, dapat ditanyakan kepada pengawas lapangan Gambar- gambar detail
yang belum ada dan dianggap perlu oleh pengawas lapangan harus dibuat oleh
Penyedia Jasa berupa gambar kerja dan sebelum dilaksanakan harus diperiksa dan
disetujui oleh pengawas lapangan serta menjadi milik pengawas lapangan. Apabila
selama pelaksanaan ada perubahan - perubahan, Penyedia Jasa harus menyerahkan
gambar - gambar revisi yang telah disetujui direksi dalam rangkap 3 (tiga), masing-
masing :
 1 (satu) set untuk Penyedia Jasa
 1 (satu) set untuk Pengawas Lapangan
 1 (satu) set untuk Pengguna Jasa

Page 3
Perubahan-perubahan gambar dapat dibuat dengan tinta merah diatas gambar cetak
aslinya. Catatan dari gambar revisi pada gambar tersebut, harus diserahkan kepada
pengawas lapangan untuk mendapatkan persetujuan sebelum pelaksanaan
pekerjaan pada bagian tersebut dimulai.

8. PENGAMANAN
Penyedia Jasa berkewajiban menjaga keamanan dan tata tertib ditempat pekerjaan.
Penyedia Jasa berkewajiban mengambil tindakan yang perlu demi keamanan
pekerjaan. Tempat pekerjaan harus senantiasa bersih dan teratur rapih. Penyedia
Jasa wajib menolak orang-orang yang dinilai pengawas lapangan mengganggu
jalannya pekerjaan. Bila perlu pengawas lapangan minta bantuan penguasa setempat
dan Pemborong tidak berhak menuntut ganti rugi karenanya.

9. KESELAMATAN KERJA (K-3)


Penyedia Jasa diwajibkan memberi jaminan kesehatan dan keamanan serta
keselamatan bagi para karyawan dan pekerja-pekerja. Biaya perawatan menjadi
beban Penyedia Jasa. Penyedia Jasa berkewajiban membayar Asuransi Tenaga
Kerja sesuai peraturan yang berlaku. Pemborong berkewajiban mematuhi semua
peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan dalam undang-undang perburuhan
dan sosial yang berlaku di Indonesia. Dan Pemborong wajib menyediakan keperluan
peralatan pelindung diri (APD = Alat Pelindung Diri) agar meminimalisir terjadinya
kecelakaan kerja, antara lain :
a. Pakaian Kerja
b. Sepatu Kerja
c. Kacamata Kerja
d. Sarung Tangan
e. Helm
f. Penutup Telinga
g. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
h. P3K
i. Rambu dan Petunjuk Safety
j. Alat Keamanan ketika berada diatas air

10. MANAJEMEN LALU LINTAS


Pelaksana harus membuat suatu pengaturan laul lintas yang mana dalam
pelaksanaan pekerjaan lalu lintas eksisting tidak terganggu. Antara lain :
a. Koordinasi dengan pihak berwenang.
b. Petugas bendera
c. Rambu-rambu lalu lintas
d. Dan sosialisasi dengan pengguna jalan dengan menggunakan spanduk yang
memberikan informasi yang jelas kepada para pengguna jalan dan diletakkan
pada tempat yang mudah terlihat dan dibaca oleh pengguna jalan/masyarakat
umum.

Page 4
11. PROGRAM PELAKSANAAN
Penyedia Jasa harus membuat program pelaksanaan sesuai dengan syarat- syarat
kontrak. Program tersebut harus di buat dalam bentuk barchart dan daftar yang
memperlihatkan setiap kegiatan :
a. Jenis Kegiatan dan volume
b. Waktu Pelaksanaan
c. Program dan realisasi kemajuan pekerjaan
d. Jumlah dan jenis tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan
pekerjaan mobilisasi, persiapan dll, serta kelonggaran waktu dengan adanya hari
libur umum.

12. RAPAT PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK (PRE CONSTRUTION MEETING)


a. Sebelum Pelaksanaan Kontrak, pengguna jasa bersama-sama dengan
Penyedia Jasa, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, terlebih dahulu
menyusun rencana pelaksanaan kontrak.
b. Pengguna jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan
kontrak (Pre-Constrution Meeting) selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak
tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan
kontrak adalah :
 Organisasi kerja.
 Tata cara pemgaturan pelaksanaan pekerjaan.
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
 Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil.
 Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan.
 Pendekatan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah setempat mengenai
rencana kerja.
 Penyusunan program mutu (program penerapan sistim jaminan mutu).

13. PROGRAM PENERAPAN SISTIM JAMINAN MUTU


Program penerapan sistim jaminan mutu harus disusun oleh Penyedia Jasa dan
disepakati pengguna jasa pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat
direvisi sesuai dengan kondisi lapangan. Program penerapan sistim jaminan mutu
berisi tentang :
a. Informasi pengadaan jasa
b. Organisasi pengguna jasa dan penyedia jasa
c. Jadwal pelaksanaan
d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan
e. Prosedur instruksi kerja
f. Pelaksana kerja

Page 5
14. RAPAT BERSAMA
a. Rapat Mingguan :
Tempat : Kantor Direksi (pengawas lapangan)
Pelaksanaan : Minimum satu kali tiap minggu, tergantungkebutuhan.
Peserta : Pengawas Lapangan, Site Manager dan Pelaksana.
b. Rapat Bulanan :
Tempat : Kantor PPK
Pelaksanaan : Minimum satu kali tiap minggu, tergantungkebutuhan.
Peserta : PPK. Pelaksana Teknis, Pengawas Lapangan, Pimpinan
Perusahaan, Site Manager.
Tujuan dari rapat bersama ini antara lain :
 Membahas dan evaluasi kemajuan pekerjaan dalam bulan tersebut
termasuk hambatan yang timbul.
 Menyusun program pelaksanaan untuk pekerjaan bulan berikut.

15. LAPORAN HASIL PEKERJAAN


a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
seluruh aktifitas kegiatan pekerjaan dilapangan dicatat di dalam buku harian
sebagai “Laporan Harian“ pekerjaan.
b. Laporan Harian dibuat oleh Penyedia Jasa, diperiksa dan disetujui oleh pengawas
pekerjaan.
c. Laporan Harian berisi :
 Kuantitas dan macam bahan yang berada dilapangan
 Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya
 Jumlah jenis dan kondisi peralatan
 Kuantitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan
 Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan
d. Laporan Mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan
harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu,
serta hal-hal penting yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
e. Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman Laporan
Mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan,
serta hal-hal penting yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan selama bulan Laporan.
f. Laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan dibuat dalam rangkap 4
(empat) yang terdiri dari :
 2 (dua) rangkap untuk PPK
 1 (satu) rangkap untuk pengawas lapangan/Ketua Direksi
 1 (satu) rangkap untuk penyedia jasa sebagai arsip

Page 6
g. Selambat-lambatnya akhir minggu pertama bulan berikutnya penyedia jasa telah
menyerahkan 2 (dua) rangkap laporan bulanan yang telah disetujui pengawas
lapangan/Ketua Direksi ke kantor PPK.

16. BAHAN DAN PERLENGKAPAN


16.1. Bahan
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari kandungan
lokal 100 % (Produksi dalam Negeri).Penyedia jasa harus menyediakan
semua bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan Pekerjaan,
berkualitas baik serta sesuai dengan standar Nasional (SNI) dan Standar
Industri Indonesia (SII), atau sesuai dengan standar yang diberikan dalam
Spesifikasi dan mendapatkan persetujuan pengawas lapangan sebelum bahan
tersebut dipakai. Bila Penyedia jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan
tidak sesuai dengan suatu standar dan spesifikasi seperti tersebut diatas,
Penyedia jasa harus segera memberitahukan kepada PPK secara tertulis untuk
mendapatkan jawaban apakah bahan tersebut dapat digunakan atau tidak.
16.2. Peralatan
Penyedia jasa harus segera menyediakan semua peralatan yang diperlukan
dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup dan jenis alat yang sesuai.
Apabila pengawas lapangan memandang belum sesuai dengan kontrak, maka
Penyedia jasa harus segera memenuhi kekurangannya agar pekerjaan dapat
dikerjakan dengan sempurna.
16.3. Bahan Pengganti
Penyedia jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, apabila bahan
tersebut tidak tersedia di pasaran, maka dapat digunakan bahan pengganti
yang sesuai dengan mendapat izin tertulis dari PPK.
16.4. Pemeriksaan Bahan/Material
Material yang akan digunakan oleh Penyedia jasa harus mendapat
persetujuan dari PPK.

17. LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum terdapat dalam persyaratan ini yang diperkirakan akan
berpengaruh dalam pelaksanaan pekerjaan, akan di tambahkan di dalam Aanwijzing
(Peninjauan Lapangan).

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Mobilisasi
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 15 (lima
belas) hari sejak diterbitkan SPMK yang meliputi :
 Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaanpekerjaan.

Page 7
 Mempersiapkan fasilitas kantor, rumah, gudang dan sebagainya.
 Mendatangkan personil-personil.
 Mobilisasi peralatan terkait dan personil Penyedia Jasa dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.

2. Sosialisasi dan Koordinasi


Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kontraktor bersama-sama konsultan
pengawas dan pemilik pekerjaan beserta instansi terkait melakukan sosialisasi
kepada masyarakat setempat agar masyarakat bisa memahami kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga dapat meminimalisir timbulnya konflik atau persepsi-persepsi
negative masyarakat.
Sosialisasi dan koordinasi tetap dilakukan selama jalannya proyek sehingga dapat
memperoleh informasi dan masukan dari masyarakat serta pemecahan masalah yang
timbul selama pelaksanaan proyek.

3. Pembersihan Lapangan
Penyedia jasa harus membersihkan lapangan kerja sebelum pekerjaan di mulai dari
semua tumbuhan, termasuk pohon-pohon, akar-akaran dan lain-lain pada daerah
tertentu ditempat pekerjaan. Semua hasil pembongkaran / pembersihan tersebut
dibuang ketempat yang telah ditunjuk oleh pengawas lapangan. Ukuran -ukuran
daerah yang akan dibersihkan tercantum pada gambar-gambar rencana atau
ditentukan oleh PPK sebelum pelaksanaan pekerjaan.

4. Pekerjaan Pengukuran
4.1. Titik Tetap (Bench Mark)
Sebelum pekerjaan dimulai Pengawas Lapangan menentukan titik tetap lapangan
yang ketinggiannya akan diberikan secara tertulis pada pihak Penyedia jasa. Titik
tetap ini akan merupakan titik utama dalam melaksanakan pekerjaan dan
digunakan sebagai dasar untuk menentukan titik duga ( peil - peil ) pada sumbu
tanggul dan bangunan-bangunan lainnya. Selama pelaksanaan, Penyedia jasa
diwajibkan untuk menjaga dan mencegah kemungkinan-kemungkinan rusak dan
berubahnya titik tetap. Jika merasa perlu Pengawas Lapangan dapat
memerintahkan kepada pemborong untuk mengadakan pengecekan peil titik
tetap lainnya.
4.2. Pengukuran Mutual Check
Untuk menerapkan gambar rencana yang ada terhadap kondisi lapangan, maka
Pengawas Lapangan bersama-sama dengan Pihak Penyedia jasa melaksanakan
pengukuran Mutual Check untuk menentukan duga (peil) terhadap pekerjaan
yang akan dilaksanakan. Pengukuran dilaksanakan sesuai dengan ukuran-
ukuran yang ada pada gambar rencana. Apabila terdapat elevasi pada gambar
yang tidak sesuai, agar tidak mengganggu lancarnya pelaksanaan pekerjaan,
gambar akan disesuaikan dengan keadaan lapangan. Pengukuran terakhir
dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, yakni pada saat pekerjaan

Page 8
akan diserah terimahkan. Pengukuran meliputi : Pengukuran elevasi, panjang dan
lebar bangunan.
4.3. Pekerjaan Uitzet dan Pemasangan Profil
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa
harus melakukan pekerjaan uitzet yang meliputi penentuan elevasi dan (poros)
bangunan yang dikerjakan, dengan melakukan pemasangan profil dan
mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki pekerjaan dengan
menggunakan Bench Mark (BM) atau titik referensi yang disetujui Pengawas
Lapangan. Pada pemasangan profil digunakan kayu yang bermutu baik dengan
ukuran 4 cm x 6 cm atau papan dengan ukuran 2,5 cm x 25 cm, sedemikian
rupa sehingga membentuk profil yang sesuai dengan bentuk bangunan yang
akan dikerjakan. Pembuatan profil harus betul-betul kuat tidak berubah
selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Pada pemasangan profil ini diberi
tanda untuk mendapatkan batas-batas peil pekerjaan yang dipakai sebagai
pengontrol untuk menentukan posisi bangunan yang akan dibuat. Profil untuk
tanggul dan galian harus dipasang pada tiap-tiap jarak maksimum 50 m.

5. Jalan Logistik/Jalan Sementara/Akses Road


Penyedia jasa harus membuat jalan logistik /jalan sementara menuju lokasi
pekerjaan, termasuk jembatan sementara bila diperlukan untuk mengangkut bahan
dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan Jalan sementara tersebut harus
bebas dari segala hambatan yang mungkin dapat mengganggu kelancaran pekerjaan
dan harus tetap terpelihara baik, sampai seluruh kegiatan pekerjaan selesai. Penyedia
jasa harus menjaga/bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi pada jalan
sementara yang dibuat selama pekerjaan berlangsung. Jalan sementara yang dibuat
harus memiliki jarak terpendek dari jalan umum yang ada menuju lokasi pekerjaan.
Pengawas Lapangan akan memberikan petunjuk yang harus dipatuhi oleh Penyedia
jasa sehubungan dengan pembuatan jalan sementara tersebut. Penyedia jasa
hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang
berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab
terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut. Pemberi tugas bertanggung
jawab terhadap pemeliharaan jalan logistik jalan sementara yang digunakan oleh
Pemborong selama Pelaksanaan Pekerjaan.

6. Direksi Keet (Kantor Lapangan)


Penyedia jasa harus menyediakan/membuat kantor sementara dilapangan (Direksi
Keet) untuk tempat kegiatan administrasi lapangan sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan guna effisiensi dan kelancaran kerja.
a. Direksi Keet harus dibuat memenuhi syarat kesehatan dengan ventilasi yang
cukup dan dilengkapi lampu penerangan pada waktu malam hari.
b. Direksi Keet harus dilengkapi dengan Item penunjang untuk keperluan Pengawas
Lapangan sebagai berikut :
 1 Stel meja kursi tamu

Page 9
 1 Stel Meja tulis dengan dua kursi
 1 Almari kantor
 1 Kotak PPPK lengkap dengan isinya
 White board, alat tulis, penghapus
 ATK
 Laptop
 Printer
 dll
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan Direksi Keet ini menjadi beban
Penyedia jasa dan sudah termasuk dalam harga penawaran.

7. Gudang
Penyedia jasa diharuskan membuat gudang untuk menyimpan bahan-bahan dan
peralatan kerja. Bilamana gudang ditempatkan diluar lokasi pekerjaan, maka tempat
gudang harus dipilih yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan dan mendapat
persetujuan dari PPK. Biaya yang timbul akibat hal ini menjadi tanggungan
Pemborong.

8. Papan Nama Pelaksana Kegiatan


Penyedia jasa harus membuat papan nama Pelaksana Kegiatan. Bentuk, ukuran dan
warna akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan dipasang ditepi jalan masuk
lokasi pekerjaan sesuai petunjuk dari Pengawas Lapangan. Papan nama Pelaksana
Kegiatan harus sudah terpasang pada saat memulai pekerjaan.

9. Fasilitas Penunjang Operasional Pekerjaan

9.1. Kontraktor harus menyediakan fasilitas kendaraan untuk menunjang operasional


, yaitu kendaraan roda 4 sebanyak 1 (Satu ) Unit, dan kendaraan roda 2
sebanyak (2 Unit).
9.2. Biaya yang diperlukan untuk pengadaan diatas dapat berupa biaya pembelian
barang atau sesuai dengan dokumen kontrak.

10. Sarana dan Kelengkapan Penunjang Lain-lain


a. Pelaksana harus memperhitungkan adanya fasilitas penerangan dan penyedia air
bersih yang cukup pada saat pelaksanaan pekerjaan.
b. Pelaksana harus menyediakan lampu-lampu penerangan apabila pekerjaan
tersebut dilaksanakan pada malam hari, termasuk pula kabel-kabel serta alat
yang diperlukan yang akan menjamin lancarnya pekerjaan.
c. Pelaksana harus menyediakan rambu-rambu untuk keperluan lalu lintas melewati
jalan dan rambu tersebut cukup jelas untuk menjamin lancarnya pekejaan.
d. Kotak obat-obatan lengkap dengan isinya dan P3K harus selalu tersedia selama
masa pelaksanaan pekerjaan.

Page 10
e. Pelaksana harus mengusahakan atas tanggungannya sendiri, langkah-langkah dan
peralatan yang perlu untuk dilindungi dan bahan-nahan yang digunakan agar
tidak rusak dan berkurangnya mutu karena pengaruh cuaca dll.

PASAL 3
ADMINISTRASI
1. Bouwheer Direksi dan Pengawas
1.1. Sebagai Pemilik Pekerjaan (Bouwheer) adalah :
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, dalam hal ini
diwakili oleh Pejabat Pembuat Komitmen
1.2. Bertindak sebagai Direksi Pekerjaan ialah PPK.
1.3. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari - hari, Pejabat Pembuat Komitmen
menunjuk pembantu -pembantunya sebagai pengawas pekerjaan.
1.4. Semua perintah dan petunjuk dari pengawas,dianggap sebagai ketentuan dari
PPK, selama tidak menyimpang dari syarat-syarat pekerjaan ini dan semua
peraturan yang berlaku.

2. Penyedia Jasa dan Project Manager


2.1. Penyedia Jasa ialah orang atau Badan Usaha yang telah ditunjuk oleh PPK untuk
melaksanakan pekerjaan ini secara borongan.
2.2. Penyedia Jasa menunjuk seorang P r o j e c t m a n a g e r yang bertanggung
jawab penuh dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari dan harus berada
ditempat Pekerjaan setiap hari. Penunjukan ini dapat diberitahukan secara
tertulis untuk mendapat persetujuan PPK. Persyaratan Project Manager sesuai
dengan yang ditentukan oleh dokumen, dan disetujui oleh PPK.
2.3. Jika PPK berpendapat bahwa wakil Penyedia Jasa tidak cakap dalam
melaksanakan tugasnya, maka PPK berhak memerintahkan kepada Penyedia
Jasa untuk mengganti wakil Project Manager tersebut dengan orang lain dan
harus mendapat persetujuan dari PPK.

3. Tugas Umum Direksi


3.1. Mengarahkan Penyedia Jasa agar mengenal serta menguasai keadaan
lapangan sehingga pekerjaan dapat dimulai dan di selesaikan tepat pada
waktunya.
3.2. Memberi petunjuk kepada Penyedia Jasa mengenai penempatan bahan-bahan
bangunan serta cara penyimpanannya, lokasi galian tanah dan pembuangan
tanah.
3.3. Memberi bimbingan kepada Penyedia Jasa agar pekerjaan dikerjakan sesuai
kualitas dan kwantitas yang disyaratkan (bestek).
3.4. Memberikan persetujuan atau menolak bahan-bahan bangunan yang akan
dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan dan menunjuk tempat buangan
bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan.

Page 11
4. Tugas Umum Penyedia Jasa
4.1. Wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat,
gambar bestek dan petunjuk dari PPK sehingga dapat dicapai kwalitas pekerjaan
yang disyaratkan.
4.2. Wajib melaksanakan perintah-perintah dari PPK yang sesuai dengan peraturan
dan syarat-syarat yang menjamin bahwa pelaksanaannya dapat dikerjakan.
4.3. Wajib mengikuti rencana kerja yang diajukan oleh Penyedia Jasa yang telah
disetujui oleh PPK.
4.4. Wajib tunduk kepada keputusan-keputusan yang diambil PPK yang
berhubungan dengan kesalahan-kesalahan dan kelalaian-kelalaian yang dibuat
oleh Penyedia Jasa, juga yang berhubungan dengan adanya perbedaan antara
gambar yang satu dengan yang lainnya atau gambar dengan peraturan dan
syarat-syarat.
4.5. Wajib memperbaiki kerusakan-kerusakan dan kekurang sempurnaan pekerjaan.
4.6. Wajib membuat laporan kepada pengawas setiap hari (laporan harian), laporan
mingguan dalam laporan bulanan.
Laporan harian berisi antara lain :
a. Jumlah pekerja, tukang mandor dan lain-lain.
b. Bahan-bahan yang datang yang digunakan dan yang masih tersedia serta
material yang ditolak.
c. Prestasi tiap jenis pekerjaan yang dicapai.
d. Jenis dan jumlah alat serta kondisi masing-masing alat, baik yang
dioperasikan hari itu maupun yang tidak dioperasikan.
e. Lain-lain yang diperintahkan PPK.
Masalah Teknis yang terjadi dilapangan.
4.7. Penyedia Jasa harus menyediakan antara lain :
 Alat tulis kantor/penghapus secukupnya
 Buku Harian
 Buku perintah Direksi
 Kertas gambar secukupnya
 Notebook minimal 2 (dua) buah
 Alat Komunikasi (walkie talkie) minimal 3 buah.

5. Pekerjaan Yang Tidak Lancar


5.1. Bagi pekerjaan yang tidak lancar yaitu yang tidak sesuai dengan rencana kerja,
terlalu lambat atau terhenti sama sekali, maka PPK akan memberi peringatan-
peringatan / teguran-teguran dan petunjuk-petunjuk Penyedia Jasa.
5.2. Apabila penyedia jasa tidak mengindahkan petunjuk-petunjuk dalam ayat diatas,
maka PPK membatalkan Kontrak secara sepihak kemudian menunjuk pihak
ketiga untuk melanjutkan pekerjaan tersebut.
5.3. Pekerjaan yang telah dicapai oleh Penyedia Jasa sampai dengan pembatalan-
pembatalan kontrak akan diperhitungkan oleh PPK.

Page 12
6. Perubahan Kegiatan Pekerjaan (Pekerjaan Tambah dan Kurang).
6.1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen
kontrak maka pengguna jasa bersama penyedia jasa dapat melakukan
perubahan kontrak yang meliputi :
a) Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak.
b) Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan.
c) Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai kebutuhan lapangan
d) Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak
yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
6.2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya boleh dilakukan penyedia jasa atas
perintah /persetujuan tertulis dari pengguna jasa.
6.3. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna jasa secara tertulis
kepada penyedia jasa ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan
tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal.
6.4. Untuk perhitungan pekerjaan tambahan atau kurang digunakan harga-harga
satuan yang tercantum dalam kontrak.
6.5. Untuk pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak akan dilakukan
negosiasi teknis dan harga oleh pengguna jasa.
6.6. Pekerjaan tambah dalam rangka penyelesaian pengadaan jasa pemborongan
nilainya tidak lebih 10% dari harga yang tercantum dalam kontrak awal.

7. Rencana Kerja
7.1. Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana kerja untuk mendapatkan
persetujuan dari PPK Selatanpaling lambat satu minggu setelah dikeluarkan
surat perintah mulai kerja (SPMK).
Rencana kerja meliputi :
a. Rencana Umum Pekerjaan.
b. Organisasi dan tanggung jawab staf Penyedia Jasa.
c. Daftar dan jumlah peralatan dan material yang akan digunakan.
d. Time Schedule dan jadwal umum pelaksanaan.
e. Metode Pelaksanan, mulai dari pekerjaan persiapan, pengukuran, dst.
f. Data dan grafik curah hujan.
7.2. Persetujuan dari rencana kerja ini, sekali-kali tidak membebaskan penyedia
jasa dari tanggung jawab. Juga tidak berarti memberi hak pada penyedia jasa
untuk menuntut ganti rugi, bila dalam pekerjaan alat-alat bantu yang digunakan
atau urutan dari cara pelaksanaan ternyata tidak tepat.
7.3. Jika disebabkan oleh perubahan-perubahan keadaan, konstruksi atau
kelambatan-kelambatan kerja terdahulu, dengan persetujuan PPK Penyedia jasa
dapat menyusun kembali rencana kerjanya.

8. Larangan Pemindah Tanganan

Page 13
8.1. Pekerjaan yang telah diterima oleh penyedia jasa tidak boleh dipindah
tangankan kepada pihak ketiga hingga pihak Penyedia jasa hanya bertindak
sebagai perantara saja.
8.2. Bila hal ini terjadi, maka PPK akan membatalkan perjanjian Kontrak pekerjaan
ini secara sepihak dan segala resiko ditanggung oleh pihak Penyedia Jasa.
Selanjutnya PPK Selatanberhak menunjuk pihak lain untuk melanjutkan
pekerjaan ini.

9. Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan


9.1. Penyedia Jasa wajib minta kepada Direksi untuk memeriksa pekerjaan, yang
telah dikerjakan sebelum mulai melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
9.2. Apabila Direksi menganggap perlu untuk memeriksa kemajuan pekerjaan, atau
apabila penyedia jasa memintanya secara tertulis untuk penyerahan seluruh
pekerjaan, sebagian pekerjaan atau guna permintaan pembayaran termyn, maka
penyedia jasa/wakilnya harus hadir ditempat pekerjaan selama waktu
pemeriksaan.
9.3. Hasil pemeriksaan ditulis pada buku progres laporan hasil pekerjaan yang
ditanda tangani kedua belah pihak.

10. Material Yang Didatangkan oleh Penyedia Jasa


10.1. Material yang dibeli oleh penyedia jasa dari leveransir, setelah sampai ditempat
pekerjaan dan disetujui oleh Direksi, leveransir tidak mempunyai hak apapun
lagi terhadap bahan-bahan tersebut.
10.2. Direksi tidak bertanggung jawab atas pembayaran penyedia jasa kepada
leveransir, dan ongkos angkut bahan-bahan ketempat pekerjaan menjadi beban
Penyedia Jasa.
10.3. Penyedia jasa wajib melapor kedatangan material ditempat pekerjaan
kepada Direksi untuk diperiksa.
10.4. Material yang ditolak oleh Direksi, harus disingkirkan dari tempat pekerjaan
semua biaya akibat penyingkiran bahan-bahan tersebut diatas menjadi beban
Penyedia jasa.
10.5. Bila Penyedia jasa menggunakan bahan-bahan yang belum diperiksa dan tanpa
izin Direksi, maka Direksi berhak memerintahkan Penyedia jasa untuk
membongkar pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut atas biaya Penyedia
jasa.
10.6. Penyedia jasa wajib segera membongkar pekerjaan - pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan yang ditolak Direksi atas biaya penyedia jasa.
10.7. Bila Penyedia jasa tetap menggunakan bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi,
maka Direksi dapat menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang sedang
berlangsung. Pekerjaan dilanjutkan apabila Penyedia jasa telah mengganti
bahan-bahan yang ditolak dengan bahan yang baru dan memenuhi syarat.

11. Gambar Kerja, Grafik dan Time Schedule

Page 14
11.1. Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar kerja, time schedule, grafik,
curah hujan, tenaga kerja dan sebagainya yang disyahkan oleh Direksi
(Rencana Kerja).
11.2. Penyedia jasa wajib mengisi grafik-grafik, cuaca sesuai kondisi tiap hari, time
schedule dan gambar- gambar kerja setiap hari sesuai dengan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan.

12. Jam kerja


12.1. Agar rencana pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya, maka
Penyedia jasa bekerja minimum 7 jam setiap hari.
12.2. Penyedia jasa dapat melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja atau malam
hari demi kesempurnaan dan cepat selesainya pekerjaan, untuk ini Penyedia
jasa harus memberitahukan hal tersebut kepada Direksi secara tertulis sehari
sebelumnya.

13. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan dan Peralatan


13.1. Penyedia jasa diharuskan menyediakan segala keperluan peralatan, bahan
dan tenaga kerja untuk pelaksanaan secara baik, effisiensi dan teratur sesuai
jadwal yang telah disetujui/disahkan oleh Direksi.

14. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan


14.1. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh pengguna jasa atas
pertimbangan yang layak dan wajar antara lain :
a. Pekerjaan tambah
b. Perubahan desain
c. Perubahan alam
d. Keterlambatan yang disebabkan oleh pihak pengguna jasa
e. Masalah yang timbul diluar kewenangan penyedia jasa
f. Keadaan Kahar (Force Majeur).
14.2. Pengguna jasa dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas
kontrak setelah melakukan penelitian dan evaluasi terhadap usulan tertulis
yang diajukan oleh penyedia jasa.
14.3. Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan di dalam
Amandemen Kontrak.

15. Resiko dan Denda atas Kelambatan Penyerahan


15.1. Semua biaya material yang ditimbulkan akibat dikeluarkannya Surat
Perjanjian Kontrak ini menjadi beban Penyedai Jasa.
15.2. Apabila Penyedai Jasa tidak menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang telah
ditetapkan, sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak, maka Penyedia
Jasa dikenakan denda untuk setiap kelambatan 1/1000 (satu perseribu)
dari harga kontrak setiap hari keterlambatan.

Page 15
15.3. Bersama denda maksimum sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak.

16. Perselisihan
16.1. Apabila terjadi perselisihan antara pihak Direksi dan pihak Penyedia jasa,
maka harus diusahakan penyelesaian secara musyawarah.
16.2. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka
dibentuk Panitia Arbitrage yang terdiri dari :

 Seorang wakil dari pihak Direksi


 Seorang wakil dari pihak Pemborong
 Seorang ahli yang tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan
tersebut
 Pengangkatannya disetujui oleh kedua belah pihak
16.3. Bilamana cara-cara diatas belum dapat dicapai penyelesaiannya, maka
perselisihan tersebut diajukan ke Pengadilan Negeri Padang.

17. Pembayaran Prestasi Pekerjaan


17.1. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh
pengguna jasa, apabila penyedia jasa telah mengajukan tagihan disertai
laporan kemajuan hasil pekerjaan
17.2. Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan
surat permintaan pembayaran (SPP) untuk pembayaran prestasi kerja.
17.3. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan dengan
sisitim sertifikat bulanan yang didasarkan pada prestasi pekerjaan yang telah
terpasang, tidak termasuk bahan, alat-alat yang ada dilapangan.
17.4. Pembayaran bulanan / termin harus dipotong jaminan pemeliharaan,
angsuran uang muka, denda (bila ada) dan pajak.
17.5. Untuk kontrak yang mempunyai Sub kontrak, permintaan pembayaran
kepada pengguna jasa harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh
Sub Penyedia Jasa sesuai dengan perkembangan (Progres) pekerjaannya.

18. Harga Satuan Pekerjaan


18.1. Harga satuan pekerjaan sudah termasuk biaya umum, keuntungan
Penyedia jasa, retribusi dan biaya lain.
18.2. Harga satuan selain memperhitungkan biaya langsung pelaksanaan
pekerjaan, secara proporsional harus sudah mencakup keuntungan, resiko,
pajak-pajak diluar PPN dan biaya Overhead baik office maupun site overhead
yang meliputi antara lain :
a. Pembayaran sewa untuk tanah/ganti rugi tanaman diluar tempat
pekerjaan (untuk tempat buangan hasil galian tempat pengambilan,
jalan masuk / jalan logistik dll).
b. Harga material dan angkutan material.

Page 16
c. Biaya operasi alat yang digunakan (upah operator, bahan bakar,
pelumas serta perawatan alat dan penyusutan dll.
d. Sewa rumah okomodasi staf pelaksana.
e. Administrasi Bank.
f. Administrasi Teknik.
g. Pembuatan contruction drawing dan as build drawing dalam rangkap 3
(tiga).
h. Asuransi-asuransi meliputi : asuransi tenaga kerja, asuransi “ Property
Damage “ dan asuransi “pekerjaan”.
i. Kemungkinan kenaikan harga yang menjadi tanggungan Penyedia jasa.
j. Pekerjaan pengukuran (mutual Check dan final Check).
k. Pembayaran pajak bahan tambang galian golongan C
l. Direksi Keet.
m. Pengadaan Kendaraan Operasional

19. Keadaan Kahar (Force Majeur)


19.1. Yang dimaksud keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar
kehendak para pihak sehingga pekerjaan yang telah ditentukan dalam kontrak
menjadi tidak dapat dipenuhi.
19.2. Apabila terjadi keadaan Kahar (Force Majeur) maka penyedia jasa
memberitahukan dalam waktu 14 (empat belas) hari dari hari terjadinya
keadaan Kahar dengan meyertakan pernyataan keadaan Kahar dari Instansi
yang berwenang.
19.3. Yang digolongkan keadaan Kahar (Force Majeur) adalah :
a. Peperangan
b. Kerusakan
c. Revolusi
d. Bencana Alam : Banjir, Gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah
longsor, wabah penyakit, dan angin topan.
e. Pemogokan
f. Kebakaran
g. Gangguan Industri Lainnya.

20. Penghentian dan Pemutusan Kontrak.


20.1. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai.
20.2. Penghentian kontrak dilakukan karena terjadinya hal-hal duluar kekuasaan
kedua belah pihak, sehingga para pihak tidak dapat melaksanakan kewajiban
yang ditentukan di dalam kontrak antara lain adalah :
a. Timbulnya perang
b. Pemberontakan di Wilayah Republik Indonesia
c. Keributan, kekacauan dan huru-hara
d. Bencana alam

Page 17
Dalam hal kontrak dihentikan, maka Pengguna jasa membayar
kepada Penyedia jasa sesuai dengan prestasi atau kemajuan
pelaksanaan proyek yang telah dicapai.
20.3. Pemutusan kontrak dilakukan bilaman penyedia jasa cidera janji, tidak
memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur didalam
kontrak.
20.4. Pemutusan kontrak dilakukan bilaman para pihak terbukti melakukan kolusi,
kecurangan atau tindak korupsi baik dalam proses pengadaan maupun
melaksanakan pekerjaan dalam hal ini, penyedia jasa dapat dikenakan sanksi
yaitu :

a. Jaminan pelaksanaan di cairkan dan disetorkan ke Kas Negara.


b. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia jasa
c. Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu tertentu.

21. Serah Terima Pekerjaan


21.1. Setelah pekerjaan selesai 100 % (Seratus persen), Penyedia jasa mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pengguna jasa untuk penyerahan pekerjaan
(Penyerahan pertama).
21.2. Pengguna jasa melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh Penyedia jasa.
21.3. Bilamana terdapat kekurangan - kekurangan dan atau cacat hasil pekerjaan,
Penyedia jasa wajib memperbaiki/menyelesaikannya.
21.4. Pengguna jasa menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak (Berita Acara
Penyerahan Pertama) yang disertai bukti-bukti bahwa pekerjaan telah selesai
100 % (Seratus persen) dan disertai pernyataan bahwa kewajiban Penyedia
jasa terhadap Pihak ke TIGA telah diselesaikan.
21.5. Pembayaran dilakukan sebesar 95 % (Sembilan puluh lima persen) dari nilai
kontrak, sedangkan yang 5 % (Lima persen), dari nilai kontrak yang diterbitkan
oleh Bank Umum atau oleh Perusahaan asuransi yang mempunyai program
asuransi kerugian (Surety bond) dan diasuransikan kepada perusahaan
asuransi di luar Negeri yang bonafit.
21.6. Penyedia jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
21.7. Setelah masa pemeliharaan berakhir, Penyedia jasa mengajukan permintaan
secara tertulis kepada Pengguna jasa untuk penyerahan akhir pekerjaan
(Penyerahan ke Dua).
21.8. Pengguna jasa menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah Penyedia jasa
melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik
dan melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar.

Page 18
21.9. ApabilaPenyedia jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sebagaimana mestinya, maka pengguna jasa berhak menggunakan uang
jaminan pemeliharaan untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan.

22. Penutup
Bilamana terdapat kekeliruan dalam peraturan dan syarat-syarat pelaksanaan
pekerjaan ini, maka akan ditinjau kembali/akan dibahas dalam Aanwyzing.Bilamana
dalam peraturan dan syarat – syarat pelaksanaan pekerjaan ini terdapat
kekurangan-kekurangan maupun pasal-pasal yang tidak dipergunakan, maka akan
diadakan ralat atau pasal-pasal tambahan.

Page 19
SPESIFIKASI KHUSUS
BAB I
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan.

a. Dengan maksud dalam memberi pembayaran untuk kegiatan-kegiatan atau pada


permulaan pelaksanaan konstruksi, suatu bagian pekerjaan dengan jumlah yang
pasti harus dimasukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk membayar
mobilisasi dan pekerjaan-pekerjaan persiapan.

b. Semua fasilitas alat-alat kerja dan peralatan yang dibuat atau dibawa ketempat-
tempat kerja harus dianggap sebagai subyek untuk melengkapi paragraf ini, jika
Direksi Pekerjaan tidak memberikan instruksi secara khusus dan tertulis, cara-
cara lain untuk bagian-bagian pekerjaan atau bagian khusus pekerjaan.

c. Konstruksi harus bertanggung jawab atas kelengkapan, efisiensi, penggunaan


perlindungan, pemeliharaan, perbaikan dan pengaman semua fasilitas alat kerja
dan peralatan-peralatan lainnya.

d. Fasilitas alat kerja dan peralatan-peralatan yang termasuk dalam paragraf ini
tidak boleh dibongkar atau dipindahkan dari tempat kerja, terutama yang
digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam Kontrak, tanpa seijin tertulis
dari Direksi Pekerjaan.

e. Semua fasilitas alat kerja dan peralatan-peralatan dalam tempat kerja juga harus
menjadi subyek sesuai hak Pengguna Jasa untuk memiliki dan membuat fasilitas-
fasilitas dalam maksud menyelesaikan pekerjaan selama Kontrak. Kontraktor
membuat pernyataan setuju yang selanjutnya diterima oleh Direksi Pekerjaan.

1.2 Peil Pokok dan Ukuran

Letak dan peil pokok ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, letak dan kedudukan situasi
dan tinggi peil dari bangunan-bangunan harus disetujui/disahkan oleh Direksi
Pekerjaan

1.3 Uitzetten (Pengukuran Ulang)

Uitzetten dari bangunan dilakukan oleh Kontraktor dan harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan memeriksa hasil Uitzetten ini. Biaya untuk
pengecekan-pengecekan tersebut akan dibebankan pada Kontraktor. Titik tetap
(neut) pembantu harus disiapkan oleh Kontraktor untuk dipakai sebagai titik utama
dalam pelaksanaan dan pemeriksaan. Banyaknya titik tetap yang dibutuhkan :
- Patok-patok pembantu tersebut terdiri dari beton bertulang K-175 dengan
ukuran untuk bangunan : 15 x 15 x 80 (ukuran dalam cm).

- Titik tetap pembantu tidak boleh berubah kedudukannya maupun ketinggiannya


dalam peilnya ditentukan dari titik tetap yang sudah ada yang diberikan oleh
Direksi Pekerjaan. Titik tetap pembantu harus cukup jelas dan mudah dilihat.

1.4 Pembuatan dan Pemasangan Bouwplank.

Bouwplank dibuat dari papan kayu dengan sebelah atas harus menerusm halus dan
rata. Bouwplank ini dipaku pada tiang-tiang dari kaso yang tertanam kokoh dengan
jarak 50 cm, pengukuran/pemasangan bouwplank harus dilaksanakan dengan
mempergunakan instrument waterpass.
Tinggi peil bouwplank harus ditulis pada papan bouwplank dengan meni. Demikian
juga tempat-tempat pondasi harus diberi tanda yang jelas pada papan bouwplank
dipasang keliling pondasi dengan keliling daerah pembersihan.

1.5 Pembersihan Akhir.

Ketika pekerjaan-pekerjaan menurut Kontrak telah diselesaikan, Kontraktor harus


memindahkan semua fasilitas alat kerja dan perlengkapan dari tempat kerja yang
tidak menjadi bagian dari pekerjaan-pekerjaan yang permanen. Tempat pekerjaan
harus dibersihkan dari segala sampah, bahan-bahan yang tidak digunakan dan segala
macam fasilitas sementara harus ditinggal dalam keadaan rapi dan bersih yang
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Dan semua bangunan yang ada dilokasi
pekerjaan, bila perlu akan tetap dilokasi atas permintaan Direksi Pekerjaan.

1.6 Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Persiapan & Umum.

Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam mata pembayaran pekerjaan persiapan dan


diperhitungkan secara lumpsum adalah :
- Mobilisasi dan Demobilisasi alat-alat berat.
- Penyiapan Gambar Kerja/Shop Drawings/Working Drawings. Gambar kerja Shop
Drawing/Working Drawings adalah gambar rencana termasuk perhitungannya
dan keterangan lain yang disetujui oleh Direksi untuk pelaksanaan pekerjaan.
- Kegiatan Pengeringan (dewatering) selama pelaksanaan pekerjaan, apabila tidak
merupakan mata pembayaran tersendiri.
- Pengukuran kedalaman gambut (jika perlu).
- Pembuatan foto-foto kegiatan dan pembuatan dokumentasi pekerjaan dan
- Pembuatan gambar pelaksanaan (As-Built Drawing).
1.7 Pengendalian Air Sungai (KISDAM DAN DEWATERING)
1.7.1 UMUM
Kontraktor harus menyediakan bahan (Bronjong 3mm), tenaga kerja dan
peralatan yang diperlukan selama pelaksanaan dan pemeliharaan pekerjaan
pengendalian air sungai pada saat pekerjaan konstruksi dilaksanakan.
Pekerjaan tersebut dilaksanakan pada waktu akan dimulainya pekerjaan
konstruksi sampai selesainya pekerjaan tersebut.
Kontraktor harus mengantisipasi tinggi muka air sungai setiap saat. Segala
kerusakan yang timbul pada pekerjaan ini selama pelaksanaan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
Kontraktor harus merencanakan dewatering system, dalam melaksanakan
pengendalian air sungai dan perencanaan tersebut harus atas persetujuan
direksi dan direksi tidak bertanggung jawab bila kontraktor tidak dapat
mengatasi pengeringan dewatering tersebut.

1.7.2 PELAKSANAAN PENGENDALIAN AIR SUNGAI


a) Kontraktor harus mengajukan rencana sistem pengendalian air sungai
selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan konstruksi pada sungai
beserta bangunan pelengkapnya dan pekerjaan lain yang terganggu oleh
adanya air kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan.
b) Kontraktor harus, melaksanakan dan memelihara bangunan di sungai dan
tanggul-tanggul pengaman. Kontraktor harus menyediakan semua material
yang dibutuhkan seperti : pompa-pompa (type: submerge pump), karung
pasir dan peralatan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
c) Kontraktor harus bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul
selama pelaksanaan pengendalian air di alur sungai ini dan tidak ada biaya
tambahan untuk memperbaiki adanya kerusakan tersebut.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


a) Untuk pekerjaan pengendalian air di sungai pengukuran dan
pembayarannya didasarkan atas harga lumpsum yang terdapat dalam
daftar kuantitas dan harga.
b) Untuk pekerjaan pengurugan pembayarannya sudah termasuk dalam
penawaran harga satuan jenis pekerjaan tersebut, sebagaimana tertera
dalam kontrak.
BAB II
BAHAN-BAHAN UMUM
2.1 Semen.

Semen yang dipakai adalah semen Portland sesuai dengan Standar Indonesia N18
(SNI 8), ASTM, model C 150 atau standar Inggris Model BS 12.

2.1.1 Pengujian dan Pemeriksaan.

a. Sampling, pemeriksaan dan pengujian semen bila diperlukan akan


dilakukan oleh Direksi Pekerjaan dan bahan sampling, pengujian dan
pemeriksaan harus sesuai dengan Standar Indonesia NI 8 atau ASTM,
model C 150 atau test yang sepadan dengan Standar Inggris. Para
kontraktor harus menyampaikan keterangan kepada Direksi Pekerjaan,
waktu dan tempat semen dikeluarkan dari baprik. Direksi Pekerjaan setiap
saat mempunyai wewenang untuk memeriksa dan meneliti material,
laporan analisa laboratorium dan pengambilan sampel untuk diperiksa.
Semen yang bergumpal-gumpal dan gumpalan tersebut tidak bisa
dihaluskan kembali dengan jari, akan dianggap tidak memenuhi syarat
(melewati batas umurnya) dan harus mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam pengambilan contoh (sample) tersebut.

b. Direksi Pekerjaan dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang


setiap waktu sebelum semen tersebut digunakan. Semen yang tidak
memenuhi syarat tidak boleh dipakai. Jika ternyata ada semen yang tidak
memenuhi syarat dan telah terpasang, maka bagian yang telah menjadi
campuran beton, adukan semen tersebut harus dibongkar dan diganti
dengan semen yang baru atas biaya Kontraktor. Pengetesan silinder, kubus
beton atau campuran semen yang akan digunakan dapat diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan setiap waktu untuk maksud keperluan pengujian
dan Kontraktor harus melaksanakan dan mempersiapkan semen dan
campuran semen/beton yang diminta untuk test tanpa pungutan bayaran
terhadap Direksi Pekerjaan.

c. Semen tidak dapat dipakai berdasarkan keputusan dari Direksi Pekerjaan,


seandainya memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan.

2.1.2 Gudang/Penyimpanan (Storage).

a. Kontraktor harus menyediakan suatu tempat penyimpanan (gudang) yang


memenuhi syarat untuk menyimpan semen-semen tersebut dan setiap
waktu semen tersebut harus terlindung dari kelembaban dan pembekuan.
Tempat/rumah penyimpanan semen tersebut harus benar-benar
rapat/tertutup, mempunyai jarak lantai minimum 50 cm dari atas tanah
dan luasnya juga harus cukup untuk menyimpan semen yang didatangkan.
Selain itu, menghindari adanya penundaan-penundaan/gangguan-
gangguan pekerjaan, harus mempunyai pelataran luas agar dapat
menampung truk yang mengangkut semen-semen tersebut secara
terpisah, sehingga masih ada jalan untuk menarik/mengambil contoh
(sampling) semen tersebut, menghitung semen yang akan disimpan atau
semen yang akan dipindahkan. Semen pada kantong/zak, jangan ketinggian
melebihi 2 meter.

b. Untuk menghindari penyimpanan semen yang terlalu lama atas semen-


semen yang telah dikirim tersebut, Kontraktor harus mengatur penggunaan
semen-semen yang ada dalam zak-zak tersebut secara berturut-turut
sesuai waktu pengiriman (chronological order) sampai dilokasi. Setiap
pengiriman dari semen tersebut harus langsung disimpan dan dengan
mudah dibedakan antara kiriman-kiriman satu dengan yang lain. Semua
zak-zak bekas yang sudah kosong segera dikumpulkan dan ditandai
sedemikian rupa atas persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum dibuang.

c. Kontraktor harus menyediakan alat timbang yang baik, teliti dalam skala
yang memenuhi syarat untuk pengetesan berat semen yang disimpan pada
setiap tempat yang berhubungan dengan pekerjaan bila diminta oleh
Direksi Pekerjaan.

d. Kontraktor harus mempekerjakan penjaga gudang yang baik dan mampu


menata penggudangan/tempat penyimpanan semen tersebut, menyimpan
dan mencatat dengan baik semua pengiriman dan pemakaian semen.
Copy/salinan dari catatan tersebut juga harus diberikan/diperhatikan pada
Direksi Pekerjaan bila diminta dan juga memperlihatkan secara detail
jumlah zak semen yang telah digunakan selama pelaksanaan tiap-tiap
bagian pekerjaan.

2.1.3 Pengukuran dan Pembayaran.

Harga satuan pekerjaan pada Daftar Kuantitas dan Harga untuk setiap uraian
pekerjaan yang mencakup semen, sudah harus termasuk harga pembelian
semen, transportasinya, biaya pengirimannya, penanganan, penyimpanan di
gudang dan penempatan sampai menjadi beton, adukan pemasangan dan
pekerjaan lainnya. Tidak ada pembayaran ekstra/tambahan untuk semen yang
tersisa, terbuang, rusak pada waktu memuat/mengangkut/menyimpan atau
semen yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan yang harus dibongkar/diganti
karena tidak memenuhi syarat atau karena kesalahan Kontraktor dalam
memperhitungkan jumlah semen yang dibutuhkan dalam suatu campuran.
Semua biaya pemakaian semen telah termasuk pada harga satuan yang ada
pada Penawaran untuk uraian-uraian pekerjaan yang memakai semen.

2.2 Pasir, Agregat dan bahan-bahan Perkuatan.

2.2.1 Ruang Lingkup Pekerjaan.

Semua pasir, agregat dan bahan-bahan perkuatan yang akan dipakai untuk
semua strruktur/bangunan dan pekerjaan harus atas dasar Dokumen Kontrak
dan untuk semua hal yang ada hubungannya. Hal yang mungkin
diminta/diperlukan oleh Direksi Pekerjaan terdiri dari material diperinci dan
harus sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang ditetapkan. Segala ketentuan-
ketentuan dan kebutuhan-kebutuhan harus dilaksanakan kecuali segala
ketentuan dan kebutuhan-kebutuhan yang sudah dirubah oleh Direksi
Pekerjaan untuk/bagi setiap pekerjaan tertentu.

2.2.2. Pengangkutan dan Penimbunan.

a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar dan menumpuk/ menimbun


semua pasir, agregat dan bahan perkuatan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan kontruksi dan bangunan-bangunan. Semua cara-
cara yang dikerjakan oleh Kontraktor seperti membongkar, memuat dan
menumpuk pasir, agregat dan bahan perkuatan setiap waktu harus
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

b. Lokasi dan Pengaturan semua daerah Stock Pile (penimbunan) disetujui


oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus membersihkan dan mengatur
penimbunan pasir, agregat dan bahan perkuatan, sehingga adanya
kerusakan ataupun pemisahan/hilang dapat dikurangi seminimal mungkin
dan menimbun material tidak akan berkontaminasi dengan tanah ataupun
bahan-bahan lain sehubungan dengan pengaruh permukaan air banjir dan
air tanah.

c. Kontraktor menyediakan biaya untuk pemrosesan kembali pasir, agregat


atau bahan perkuatan yang mungkin akan menjadi rusak atau
berkontaminasi sehubungan dengan penimbunan yang tidak memadai dan
perlindungan yang kurang memadai.

d. Kontraktor juga harus melakukan semua pelaksanaan penimbunan dengan


cara menyimpan langsung semua material dengan menumpuk secara
berlapis. Pasir, agregat dan bahan perkuatan jangan dipindahkan dari suatu
tempat ketempat penimbunan yang lain, kecuali pada suatu keadaan
tertentu yang memerlukan penyediaan jalan untuk truk dalam penempatan
material secara berlapis yang cukup. Kontraktor harus melakukan sesuatu
untuk menghindari jika adanya kerusakan-kerusakan dari agregat dan
bahan perkuatan yang mungkin terjadi karena operasi truk yang melewati
timbunan. Penimbunan pada bagian sisi ujung timbunan tidak diijinkan.

2.2.3 Pasir.

a. sesuai dengan ketentuan-ketentuan, variasi tipe dan jenis pasir yang


dibutuhkan dalam pekerjaan konstruksi sebagai berikut :
- Pasir Buatan : (Manufactures Sand)
Pasir yang dihasilkan dari batu-batuan.
- Pasir Alam : (Natural Sand)
Pasir yang diambil dari sungai-sungai ataupun
pasir alam yang didapat dari lain sumber dan ini
semua harus telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan dan
- Pasir Campuran : (Blended Sand)
Campuran antara pasir alam dan pasir buatan
yang dibuat dengan ukuran yang tepat, sesuai
dengan gradasi yang dijelaskan pada butir (g)
dibawah ini.

b. Semua pasir alam yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi, Kontraktor


yang mengusahakan dan mendapatkannya dari sungai ataupun sumber
alam yang lainnya yang telah disetujui.

c. Kalau pasir itu diperoleh dari sumber-sumber yang tidak dikuasai oleh
Pemerintah, maka Kontraktor harus melakukan suatu
pengaturan/pembicaraan khusus dengan pemilik usaha pasir tersebut dan
Kontraktor harus membayar semua biaya-biayanya.

d. Persetujuan tentang pasir yang diperoleh dari sumber-sumber alam, jangan


ditafsirkan sebagai suatu persetujuan yang sah untuk semua material yang
diperoleh dari sumber-sumber alam lainnya. Kontraktor harus bertanggung
jawab penuh atas semua kualitas dari semua material yang dipergunakan
dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan,
persiapan dan persetujuan test dari Direksi Pekerjaan dengan contoh
sebanyak 15 Kg sebagai sample dari pasir alam tersebut dan selambat-
lambatnya 14 hari sebelum pemakaian, bahan-bahan tersebut harus sudah
diperiksa.

e. Deposit pasir alam harus dibersihkan dari vegetasi, bahan-bahan dan yang
mengotori yang dapat menimbulkan pasir menjadi tidak baik. Deposit
harus sedemikian rupa sehingga mutu tidak berkurang. Material-material
tersebut harus disaring (screened) dan dicuci bila perlu untuk memperoleh
pasir sesuai dengan kebutuhan.

f. Pasir atau agregat Halus (fine agegate) harus benar-benar bersih dan bebas
dari tanah liat, lempung, partikel lunak, alkali, bahan organic dan mika yang
menimbulkan pasir tidak memenuhi persyaratan.

g. Jumlah persentasi dari semua material tersebut beratnya tidak boleh


melebihi 5%. Agregat yang baik adalah yang berbentuk tajam (sharp),
kubus, keras, tebal dan tahan lama.

h. Semua pasir yang digunakan untuk pekerjaan beton seperti yang telah
ditentukan harus berupa pasir alam dan apabila harus dari pasir campuran
dalam perbandingan yang sesuai.

i. Pasir-pasir tersebut mempunyai modulus yang halus (fineness modulus)


sekitar 2,2 atas pengetesan dengan saringan sesuai dengan Standar
Indonesia untuk Beton PBI 1992 atau sebagai berikut :

No. Saringan Persentase Bagian yang tinggal dalam berat


4 0–5
8 6 – 15
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
PAN 3–7

j. Pasir yang digunakan untuk adukan bagi pekerjaan pasangan batu atau
tubuh pekerjaan, harus berupa pasir alam dan bila ditest harus memenuhi
Standar sebagai berikut :

No. Saringan Persentase Bagian yang tinggal dalam berat


8 100
100 15

Dengan nilai tersebut diatas harus dengan gradasi baik sehingga sesuai
dengan pekerjaan adukan yang diperlukan.

k. Pasir-pasir alam dan pasir-pasir adukan dapat diminta untuk ditest oleh
Direksi Pekerjaan untuk menentukan apakah pasir-pasir tersebut sesuai
dengan apa yang telah ditentukan dan dibutuhkan. Kantraktor harus
menyediakan dan melaksanakan pengambilan contoh yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan tanpa pungutan bayaran yang meliputi tenaga,
material dan operasinya.

2.2.4 Agregat Kasar.

a. Agregat kasar harus didapat dari sumber-sumber yang telah disetujui yang
terdiri dari kerikil, batu gunung, batu pecah (crushed stone) atau campuran
dari semuanya itu.

b. Agregat kasar harus bersih, bebas dari pertikel lunak, satuan yang tebal dan
memanjang, alkali, organik dan bahan lain yang tidak sesuai, jumlah
persentase dari semua bagian yang tidak sesuai ini tidak boleh melebihi
dari 3%. Untuk kandungan Lumpur tidak boleh melebihi dari 1%.

c. Agregat kasar harus dengan gradasi yang baik dengan ukuran butir antara 5
mm – 32 mm atau dengan ukuran yang dibatasi untuk pekerjaan-pekerjaan
khusus seperti yang telah ditentukan. Agregat kasar mempunyai modulus
yang baik (fineness modulus) antara 6 – 7,5 atau bila dengan pengetesan
berarti sesuai dengan Standar Indonesia untuk Beton PBI 1992.

d. Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi yang ada (PBI 1992) dan bila
perlu untuk ditest oleh Direksi Pekerjaan bila dianggap tidak memenuhi
spesifikasi, Kontraktor harus mengayak kembali atau memproses material-
material tersebut dengan biaya sendiri, meningkatkan mutu produksi
agregat sehingga memenuhi syarat-syarat yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

2.2.5 Batu.

a. Batu diperoleh dari suatu pengambilan yang telah disetujui. Batu-batu yang
dipakai/digunakan adalah batu kali atau batu gunung, mempunyai berat
jenis (Spesific gravity) minimal 2,6 tegangan kompresi (compression
strength) tidak boleh kurang dari 400 kg/cm².

b. Untuk penggunaan pada pekerjaan pasangan batu, pasangan batu kosong


dan agregat jalan, maka batu-batu tersebut harus keras, kasar, padat dan
tahan lama serta bebas dari retak ataupun pecah.

c. Batu untuk pasangan harus dibentuk/dibuat dengan ukuran seperti pada


gambar atau sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

d. Batu yang digunakan untuk pemasangan river wall adalah batu bulat, yang
berukuran 300-800 kg, batu yang salah satu sisinya tidak rapuh tidak
keropos, tidak berpori.Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang
dari 2,5 Ton m3 dengan ukuran batu yang telah ditentukan

2.2.6 Bahan Additive.

Additive yang dipakai termasuk bahan untuk melepaskan beton dari cetakan,
bahan retarder, bahan penghisapan udara, bahan untuk mengurangi air dari
campuran tidak boleh dipakai tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan. Dengan
pengecualian dari bahan-bahan penghisap udara dan bahan untuk mengurangi
air dari campuran. Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi
Pekerjaan darimana bahan additive tersebut diperoleh dan harus dilengkapi
dengan keterangan teknis dan contoh untuk test yang telah jadi ditempat lain.

2.2.7 Pengukuran dan Pembayaran.

Harga satuan pekerjaan pada Daftar Kuantitas dan Harga untuk semua
pekerjaan yang mencakup bahan-bahan seperti pasir, agregat, batu perkuatan,
batu pecah dan bahan lapisan dasar sudah termasuk harga pembelian dari
pasir, agregat, bahan perkuatan, biaya pemprosesan, produksi dan
penimbunan, pengayakan, mencuci, penempatan akhir sampai menjadi beton,
adukan, pasangan batu, batu muka, pasangan batu kosong ataupun pekerjaan
lain.

2.3 Tulangan.

2.3.1 Bahan-bahan dan Ukuran Tulangan.

a. Semua tulangan beton harus baru dan dari tingakatan dan ukuran yang
sesuai dengan Standar Internasional Indonesia beton N12, PBI 1992 atau
ASTM Destination A.15 dan harus disetujui Direksi Pekerjaan.

b. Kontraktor dapat diminta untuk menyediakan sertifikat pengetesan


tulangan yang akan dipakai untuk persetujuan Direksi Pekerjaan.

2.3.2 Pembuatan dan Pembersihan.

a. Tulangan beton sebelum dipasang harus bebas dari kotoran-kotoran karat,


minyak, oli dan lapisan yang akan merusak atau mengurangi mutu.
Bilamana terdapat penundaan dalam pengecoran, beton tulangan harus
diperiksa kembali dan dibersihkan bilamana perlu.
b. Tulangan harus dibengkokkan atau dibentuk dengan tepat menurut ukuran
yang ditunjukkan pada gambar-gambar yang dilampirkan atau gambar
konstruksi yang harus diselesaikan oleh Kontraktor.

c. Tulangan jangan diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang


akan merusak bahan batangan dengan putaran/tekukan, atau bengkokkan-
bengkokkan yang tidak ditunjukkan pada gambar, jangan ddigunakan.
Semua batangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan
hanya diperbolehkan bila seluruh operasi disetujui Direksi Pekerjaan.

2.3.3 Pemasangan.

a. Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap


penggeseran dengan menggunakan ikatan kawat besi yang sesuai atau
klip-klip yang cocok pada persilangan dan harus diganjal dengan kepingan
beton atau logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Dalam semua hal
pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan
sehingga tidak akan ada pelenturan pada batangan atau ikatan. Bilamana
pengganjal tersebut akan digunakan untuk permukaan beton yang
direncanakan untuk mendapatkan permukaan beton yang direncanakan
untuk mendapatkan permukaan yang licin, pengganjalannya harus dibuat
dari logam yang tidak berkarat.

b. Tulangan pada plat beton diatas tanah harus ditopang dengan kepingan
beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai
permukaan datar dengan ukuran 5 – 7,5 cm x 5 – 7,5 cm.

c. Jarak minimum antara batang yang sejajar dalam suatu lapisan harus
sama dengan diameter batang terbesar, tetapi jarak bersih antara batang
tidak kurang dari 1,3 kali diameter maksimum dari agregat kasar. Pada
permukaan pondasi, plat dinding dengan konstruksi pokok lainnya
dimana beton dicor secara langsung terhadap dasar, tulangan harus
mempunyai lapisan penutup beton minimum 4,00 cm.

2.3.4 Sambungan.

Bila diperlukan menyambung tulangan pada suatu titik selain dari yang
ditunjukkan pada gambar, cirri sambungan harus ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan. Panjang penyaluran dalam dinding vertical dan kolom harus
dengan panjang minimum 30 kali diameter tulangan dan harus disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
2.3.5 Pengukuran dan Pembayaran.

a. Harga satuan pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk item-
item yang tepat dimana tulangan digunakan meliputi harga pembelian,
pengangkutan, pembongkaran, penanganan dan pemasangan ditempat-
tempat pemakaian akhir dalam konstruksi beton tulang dan pekerjaan-
pekerjaan lainnya. Satuan ukuran untuk pembayaran besi tulangan
dihitung dalam satuan Kg terpasang.

b. Tidak ada pembayaran tersendiri untuk tulangan yang terbuang, hilang


atau tidak diperhitungkan sebagai akibat penanganan yang tidak tepat,
tulangan yang digunakan sebagai pengganti tulangan beton yang rusak
atau yang digunakan Kontraktor dengan tujuan memungkinkan atau
memudahkan pelaksanaan konstruksinya.

c. Semua biaya pernyediaan tulangan sedemikian rupa harus sudah


termasuk dalam harga satuan pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga untuk uraian yang tepat dimana tulangan akan digunakan.

2.4 Air.

Semua air yang digunakan untuk pekerjaan beton dan adukan harus bebas dari
Lumpur yang dapat mengganggu, seperti bahan organic, alkali dan hal-hal yang tidak
baik. Air yang akan digunakan dalam semua beton dan adukan akan ditest oleh
Direksi Pekerjaan untuk menentukan kecocokannya terhadap keperluan-keperluan.

2.5 Bahan-bahan lain.

2.5.1 Kayu.

Kayu harus diperoleh dari sumber yang disetujui. Kayu harus dari mutu yang
baik dan harus diawetkan dengan baik. Kayu harus bertekstur seragam, serta
lurus, bebas dari mata kayu, lubang-lubang bor, serangan jamur, pembusukan,
titik-titik, bengkokan, belitan, atau retak-retak serta kekurangan-kekurangan
dan noda-noda lainnya. Semua persayaratan lain harus dipenuhi seperti
kekuatan, tekanan, tarikan, penyimpanan, penyusunan dan kelas harus sesuai
dengan tuntutan Standar Nasional Indonesia untuk Kayu NI.5 atau seperti yang
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.

2.5.2 Bambu.

Bambu harus bambu tua, bebas dari pecahan, lubang-lubang atau ganguan-
gangguan lain dan harus diperoleh dari sumber yang disetujui. Bambu dengan
garis keliling 8 inchi atau lebih harus semi padat (kadar serabut tidak kurang
dari 75 persen areal penampang). Bambu harus dapat digolongkan sesuai
dengan panjang dan garis keliling pada kedua ujung.

2.5.3 Kawat.

Kawat yang digunakan untuk beronjong atau krib atau groyne haruslah kawat
baja yang digalvanisir. Ukuran minimum kawat harus sebagai berikut :

- Jaringan-jaringan/anyaman, kawat diameter 4 mm


- Kerangka, kawat diameter 4 mm
- Pengikat, kawat diameter 3 mm.

Untuk bangunan-bangunan khusus, ukuran kawat beronjong seperti


ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.

2.5.4 Pengukuran dan Pembayaran.

Semua biaya untuk penyediaan bahan-bahan yang bermacam-macam ini


termasuk pengangkutan, penanganan dan penawaran seperti dalam Daftar
Kuantitas dan Harga untuk uraian yang tepat dimana bahan-bahan yang
demikian akan digunakan.
BAB III
PEKERJAAN TANAH
3.1 Ruang Lingkup Pekerjaan.

Semua pekerjaan tanah yang diminta untuk dilaksanakan dalam Dokumen Kontrak
dan semua tujuan yang bersangkutan seperti yang diminta oleh Direksi Pekerjaan
akan dilaksanakan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dan syarat-syarat penetapan
dan syarat-syarat yang diajukan di sini akan berlaku kecuali bila dirubah secara
khusus dan tertulis oleh Direksi Pekerjaan untuk suatu item pekerjaan tertentu.

3.2. Pembersihan.

- semua tanah dalam pembebasan tanah yang perlu diadakan pembersihan


seperti ditentukan Direksi Pekerjaan, harus dibersihkan dari semua pohon-
pohon, semak-semak, alang-alang, akar-akar pohon lainnya dan bahan-bahan
yang mengganggu harus dibuang dari tempat pekerjaan atas persetujuan Direksi
Pekerjaan.

- Pada umumnya pohon-pohon yang akan mengganggu konstruksi yang


ditentukan oleh spesifikasi ini ditebang dan dikumpulkan di lokasi-lokasi yang
ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan dan akan tetap merupakan milik Direksi
Pekerjaan. Pagar-pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan, reruntuhan-
reruntuhan (puing-puing) dari tempat pekerjaan harus dibuang sesuai
persetujuan Direksi Pekerjaan. Setelah semua bahan-bahan dan perlengkapan
yang masih dapat digunakan selamatkan dan diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan.

- Kontraktor akan diminta untuk melaksanakan pembersihan sebelum


pelaksanaan konstruksi lainnya.

- Kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik masyarakat atau pribadi yang


disebabkan pelaksanaan oleh Kontraktor dalam pembersihan, akan diperbaiki
atau diganti atas biaya kontraktor.

- Jika material hasil pembersihan akan dibakar, Kontraktor harus menempatkan


orang untuk mengawasinya dari kemungkinan bahaya kebakaran lingkungan
alam maupun harta benda.
3.3 Klasifikasi Bahan.

semua klasifikasi yang dibuat untuk tujuan pembayaran dari bahan yang digali
menurut golongannya. Sifat asalnya atau kondisinya seperti ditentukan dalam
kontrak.

3.4 Galian
3.41 Umum
Semua pekerjaan galian harus dilakukan sesuai garis batas galian, tingkat,
ketinggian ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau atas saran yang
ditunjukkan oleh Direksi. Kontraktor harus merapikan semua penggalian
permanen sampai garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar. Jika
suatu penggalian telah dilakukan dan dirapikan, Direksi harus diberi tahu
supaya ia dapat memeriksa penggalian yang telah diselesaikan dan tidak boleh
ada penggalian yang telah ditutup atau diisi dengan beton dan material lainnya
sebelum diperiksa oleh Direksi, dan kontraktor telah diijinkan untuk
melanjutkan pekerjaan berikutnya.
Pekerjaan galian digolongkan berdasarkan material yang digali adalah sebagai
berikut :
1) Galian Tanah Biasa (Common)
Galian tanah merupakan galian terbuka yang mencakup semua material
tanah, lempung, lumpur, batuan pasir, batuan lepas dan sebagainya, tetapi
tidak termasuk batuan lapuk (weathered rock) maupun batuan padas (rock)
2) Galian Batu Lapuk (Weathered rock)
Galian batuan lapuk merupakan galian terbuka yang mencakup material
batuan yang rusak dimana diameter batuan lebih kecil dari 50 cm atau
penggaliannya dengan cara ripping atau dengan menggunakan peralatan
lain seperti pneumatic hammer,leg drill (tanpa di bor atau diledakkan)
tetapi tidak termasuk batuan padat, sesuai petunjuk Direksi.
3) Galian batu (bed rock) atau memecah batu.
Galian batu ini merupakan galian memotong tebing (batuan massive), dan
mempunyai ketebalan 4.00 – 5.00 m serta penggalian dengan cara
memakai peralatan tradisional hand chiesel (tatah baja) serta linggis dan
dikerjakan manual secara team, (terdiri dari 3 – 5 orang) dan
pelaksanaannya sesuai petunjuk Direksi.
3.42 Galian Terbuka
1) Umum
Semua galian terbuka yang diperlukan untuk bangunan permanen, pondasi,
saluran-saluran dan lain-lain harus dibuat pada batas, tingkatan dan ukuran
yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
Jika terjadi penggalian kecuali untuk pekerjaan beton dilakukan melewati
garis batasnya dan ketinggian yang tidak ditetapkan oleh Direksi maka
Kontraktor dengan biayanya sendiri harus memperbaikinya sampai garis dan
ketinggian yang diharuskan dengan material yang telah disetujui dan cara
yang ditunjukkan oleh Direksi.
Penggalian untuk struktur/bangunan harus mencakup penggalian semua
tanah, pasir, kerikil dan bongkahan batu, tumpukan tanah yang dapat
digunakan kembali dan pembuangan tanah yang tidak dipakai pada tempat
pembuangan yang ditentukan Direksi.
Penggalian untuk struktur harus dilakukan dengan cara yang aman sampai
garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar atau sampai garis dan
ketinggian yang disetujui oleh Direksi. Kecuali dari yang ditunjukkan secara
definitive pada gambar atau ditunjuk oleh Direksi, penggalian untuk struktur
harus dilakukan sampai kemiringan dan uraian berikut :

BAHAN-BAHAN KEMIRINGAN KETERANGAN


Batuan Tebing (bed rock) 1 : 0,5 Kemiringan permanen
Batuan Padat 1 : 0,5 Kemiringan sementara
Batuan Padat 1 : 0,5 Kemiringan timbunan kembali
Batuan Lapuk 1 : 0,6 Kemiringan permanen
Batuan Lapuk 1 : 0,5 Kemiringan sementara
Batuan Lapuk 1 : 0,5 Kemiringan timbunan kembali
Tanah Biasa 1 : 1,0 Kemiringan permanen
Tanah Biasa 1 : 0,6 Kemiringan sementara
Tanah Biasa 1 : 0,6 Kemiringan timbunan kembali
Kemiringan galian harus dijamin oleh kontraktor. Berm degan lebar 1 m harus
dibuat setiap ketinggian 5 m kecuali bila ditunjukkan dalam gambar atau ada
petunjuk Direksi.
Bila diperintahkan oleh Direksi, maka Kontraktor harus membuat (menggali)
saluran terbuka yang dimanfaatkan untuk mengelakkan air permukaan dari
galian terbuka dan biayanya harus ditanggung oleh Kontraktor, kecuali bila
saluran yang dimaksud merupakan bagian dari salah satu bangunan
permanen, sehingga biaya penggaliannya sesuai dengan harga satuan yang
dicantumkan pada daftar kuantitas dan harga.
Semua pekerjaan yang berhubungan dengan galian terbuka harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mematuhi norma pelestarian tanah
dan harus disetujui oleh Direksi.
2) Retakan dan Cacat yang lain
Menurut penyelidikan investigasi untuk pondasi dan kemiringan galian tidak
bisa dipastikan untuk melihat semua retakan dan cacat-cacat lain yang
mungkin ada. Bila terjadi retak harus dibetulkan dengan penggalian lokal
dibawah permukaan galian pada garis kedalaman dan ukuran yang ditentukan
Direksi.
Juga berdasarkan perintah Direksi, retak dan cacat lain dibawah garis pondasi,
harus diperbaiki dengan galian setempat.
Galian setempat ini juga harus ditimbun/ditutup dengan beton atau material
lain sesuai petunjuk Direksi. Biaya galian dan timbunan ini ditentukan
berdasarkan harga satuan yang dicantumkan dalam daftar kuantitas dan
harga.
3) Galian Terbuka Untuk Pondasi Dinding Tegak Conterfort
Galian terbuka untuk pondasi dinding tegak harus sesuai dengan persyaratan
yang tercantum pada pekerjaan galian.
Pekerjaan galian pondasi yang tercantum pada daftar kuantitas dan harga
tersebut termasuk semua penggalian yang diperlukan untuk mendapatkan
garis-garis batas, tingkatan dan dimensi seperti pada gambar atau seperti
yang disarankan Direksi, termasuk galian dibawah permukaan pondasi untuk
perbaikan bila ada keretakan-keretakan atau kekurangan-kekurangan lain,
pembersihan pondasi tambahan bila perlu serta semua galian terbuka yang
lain di daerah pondasi.
Semua material galian harus diangkut ke lokasi pembuangan (spoil bank) atau
tempat penumpukkan sementara seperti yang diisyaratkan atau diangkut
langsung untuk digunakan sebagai material timbunan.
Bila ada kerusakan alami dan bukan karena kesalahan Kontraktor
dipermukaan pondasi dinding tegak conterfort, Direksi boleh mengubah batas
galian sehingga ada batas-batas galian yang baru.
Kontraktor berhak mendapatkan tambahan biaya untuk pekerjaan galian
dengan harga satuan sama dengan harga satuan yang tercantum pada daftar
kuantitas dan harga. Sesudah pekerjaan galian selesai sampai garis batas
formasi seperti yang disarankan Direksi, semua material yang gembur, lunak,
tidak menyatu serta benda-benda lain yang mengganggu harus dihilangkan
dari permukaan. Bila ada lubang, kantong-kantong, celah dan sebagainya
harus dibersihkan dan diisi beton, sesuai dengan spesifikasi yang tercantum
pada Pekerjaan Beton.

3.4.3 Pengangkutan Material Hasil Galian


1) Pengangkutan ke Lokasi Pembuangan Sementara
Tanah galian yang akan dibuang pada lokasi pembuangan tetap dapat
ditempatkan sementara di lokasi galian sepanjang tidak mengganggu
pekerjaan dengan ketentuan ketinggian tanah timbunan maksimum 1 m.
Batas waktu penimbunan tanah sementara maksimum selama 2 (dua) hari
sejak penimbunan tanah ditumpahkan. Dan bila ternyata tanah galian pada
daerah timbunan sementara tersebut masuk kembali pada lubang galian
maka pekerjaan ini masih menjadi tanggung jawab kontraktor.
Pada pembuangan tanah galian di lokasi sementara adalah merupakan satu
kesatuan dalam pembuangan tanah bekas galian pada daerah lokasi tetap
(tidak ada perhitungan harga satuan tersendiri).
2) Pengangkutan ke Lokasi penyimpanan tanah tetap stok pile Untuk Bahan
Timbunan Kembali
Tanah yang digali harus sesuai dengan rencana penggalian yang ada dalam
gambar dan harus dibuang pada lokasi/tempat yang ditujukan dalam gambar
atau yang disetujui oleh Direksi.
Material yang akan dipakai untuk bahan timbunan kembali serta mendapat
persetujuan dari Direksi ditempatkan dan dihamparkan secara merata dengan
ketebalan hamparan tanah yang memungkinkan untuk pengeringan serta
terpisah dari bahan galian yang tidak terpakai (dibuang).
3) Pengangkutan ke Lokasi Pembuangan Tanah Tetap/Tidak Dipakai
Tanah bekas galian yang kurang baik atau kelebihan dari timbunan yang
dibutuhkan harus dibuang pada lokasi yang telah disetujui oleh Direksi.
Semua bekas galian yang tidak dipakai harus diratakan/dirapikan serta
lokasinya telah ditentukan oleh Direksi.
Atas saran/petunjuk Direksi Kontraktor harus memperbaiki kembali
pembuangan tanah dan dipadatkan dengan buldozer agar rapi, jangan sampai
mengakibatkan terjadinya lingkungan yang kurang baik dan segala resiko yang
timbul menjadi tanggung jawab kontraktor.

Pengukuran dan Pembayaran


- Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan galian setiap klasifikasi material harus
dibuat menurut batas, tingkatan dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi.Pengukuran tersebut didasarkan pada permukaan
tanah asli sebelum galian hingga permukaan galian seperti disebut diatas.
Klasifikasi material yang digali ditentukan Direksi berdasarkan analisa dan
pertimbangan Direksi.
- Pembayaran dilakukan berdasarkan kuantitas yang diukur sebelum pekerjaan
galian dimulai hingga galian selesai dilaksanakan dan harga satuan yang per
meter kubik seperti yang dicantumkan dalam daftar kuantitas dan harga. Harga
satuan pekerjaan galian tersebut sudah mencakup biaya pekerja, bahan-bahan
dan alat-alat yang diperlukan untuk menggali, perataan, pencegahan longsoran,
penimbunan kembali di tempat menurut petunjuk Direksi, pengangkutan bahan
ke tempat penimbunan, pembuangan tanah yang tidak digunakan dan lain-lain
pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.

3.5 Tanggul.

- Timbunan harus ditempatkan pada garis-garis dan profil yang ditunjukkan pada
gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai spesifikasi.

- Semua bahan timbunan dan timbunan kembali harus terdiri dari hasil galian yang
baik dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan yang dihamparkan dalam lapisan-
lapisan dan dipadatkan sebagaimana ditentukan dalam tingkat yang sesuai atas
persetujuan Direksi Pekerjaan.

- Bahan-bahan yang berisikan tumbuh-tumbuhan lapuk, kayu, tonggak-tonggak


atau sayuran serta bahan-bahan organic atau yang dapat membusuk lainnya,
atau batu-batu besar yang lebih besar yang lebih besar 100 mm diameternya
tidak boleh digunakan untuk timbunan.

- Kerusakan pada bangunan-bangunan yang ada, yang diakibatkan oleh cara kerja
Kontraktor dalam melakukan pekerjaan timbunan yang menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

- Sebelum memulai pekerjaan timbunan, Kontraktor harus menyerahkan laporan


tertulis pada Direksi Pekerjaan, untuk memperoleh persetujuan, tentang rencana
kerja penimbunan yang meliputi alat-alat pemadat yang akan digunakan, cara-
cara untuk mengatur kadar air dan bahan timbunan yang akan digunakan.

3.6 Bahan-bahan Timbunan.

- Bahan untuk timbunan konstruksi bendungan dan tanggul harus tanah kohesif
dengan batas cair yang kurang dari 80 dan indeks plastisitas tidak kurang dari 25
yang akan membentuk massa yang relative kedap air setelah pemadatan.
Bilamana kesesuaian suatu bahan diragukan, Direksi Pekerjaan dapat meminta
diadakannya test-test untuk menentukan batas-batas Atterberg dari bahan
sebelum menentukan kesesuaiannya.
- Timbunan granular harus disetujui Direksi Pekerjaan dan harus berisikan kurang
dari 5% berat bahan-bahan halus yang dapat melalui saringan No. 200 (lubang
0,073 mm). ini janganlah berisikan batu-batu besar yang diameternya melebihi
100 mm dan harus mempunyai kadar sulfat yang dapat larut kurang dari 2,5
gram per liter.

3.7 Sumber Bahan Timbunan.

- Bilamana timbunan local yang sesuai tidak tersedia cukup, maka kekurangan
harus ditambahkan dengan timbunan yang didatangkan, dengan bahan yang
disetujui Direksi Pekerjaan, yang harus diusahakan Kontraktor dan dibawake
Lokasi.

- Untuk memenuhi kebutuhan tanah timbunan, Kontraktor boleh memakai areal


bahan timbunan (borrow area) yang disetujui Direksi Pekerjaan. Bahan galian
dari borrow area harus terdiri dari liat, liat berpasir dan liat serta tidak boleh
mengandung bahan-bahan organic, atau bahan-bahan yang merugikan.
Panggilan pada borrow area harus mendapatkan syarat-syarat teknis yang
berhubungan dengan stabilitas tanah, drainase dan pencegahan kerusakan
lingkungan sekitarnya. Segala tuntutan ganti rugi yang dilakukan oleh pihak
ketiga akibat penggalian borrow area ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

- Bahan timbunan tidak boleh diambil terlalu dekat ke kaki bendungan, paling
sedikit harus berjarak 20 m.

3.8 Pemadatan.

- Timbunan tanah dan timbunan kembali yang direncakan pada gambar atau atas
petunjuk Direksi Pekerjaan harus dipadatkan dan dipadatkan pada suatu garis
(jalur) tersusun padat dan berlereng seperti yang ditunjukan pada gambar atau
seperti yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.

- Sebelum dan selama penempatan pelaksanaan, material harus mempunyai


kadar air optimum yang dibutuhkan guna pemadatan atau akan ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan dan kadar air harus seragam dalam tiap lapisan. Jika kadar air
kurang dari optimum untuk pemadatan, pemadatan tidak boleh dilaksanakan,
kecuali dengan persetujuan khusus dari Direksi Pekerjaan dan kadar air akan
ditambahkan dengan memerciki air dan mengerjakan kembali material pada site
untuk dipadatkan. Jika kadar air lebih besar dari kadar optimum untuk
pemadatan, pelaksanaan pemadatan tidak boleh dijalankan, kecuali dengan
keputusan khusus dari Direksi Pekerjaan sampai material mongering pada kadar
air optimum atau material harus dikeringkan dengan mengerjakan kembali,
mencampur dengan material kering atau cara-cara lain yang diijinkan.
- Material yang dipadatkan harus dihamparkan degan tebal tidak lebih dari 15 cm,
sesudah dipadatkan dan distribusi material harus sedemikian rupa, sehingga
pemadatan material akan homogen dan bebas dari bentuk bergelombang,
berkantong retakan atau setidaksempurnaan.

- Penggalian dan pelaksanaan penempatan harus sedemikian rupa, sehingga


material-material bila dipadatkan akan cukup tercampur dan dijamin semua tipe
roller pemadatan dilengkapi dengan batang-batang pembersih. Bila sheeps foot
tampin roller digunakan, tombol tampin dan batang pembersih harus dipelihara
sepatutnya dan ruangan antara kaki tampin harus dijaga tetap bersih dari
material yang merugikan keefektifan kerja tampin roller.

- Untuk beberapa bagian timbunan tanah atau timbunan kembali berdekatan


dengan bangunan, termasuk pipa-pipa beton dimana pemadatan timbunan
tanah atau timbunan kembali diharuskan dan bilamana tidak memungkinkan
dicapai pemadatan yang memadai dengan peralatan rolling, timbunan tanah
atau timbunan kembali harus dipadatkan dengan stamper mekanis pada berat
yang sesuai, sehingga pemadatan dapat tercapai pada tingkatan yang sama atau
mendekati timbunan tanah atau timbunan kembali yang diisyaratkan.
Kedalaman lapisan-lapisan yang dipadatkan dan kadar air material yang
ditempatkan dekat bangunan harus lebih diutamakan dan perhatian khusus
harus diberikan untuk menjamin pengikatan yang memadai pada material
dengan batasan timbunan dipadatkan. Kontraktor harus memperhatikan
kerusakan-kerusakan pada bangunan yang disebabkan oleh pelaksanaan
tersebut dan menempatkan atau memadatkan timbunan atau timbunan kembali
material yang menghubungkan bangunan-bangunan dan kerusakan-kerusakan
bangunan harus diperbaiki dengan biaya sendiri dari Kontraktor.

- Material yang akan dipadatkan harus dihamparkan dalam lapisan-lapisan


horizontal yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm. alat stamper tangan mempunyai
berat tidak boleh lebih dari 15 kg dan tinggi jatuh untuk menyelesaikan
pekerjaan adalah 30 cm. Material dipadatkan sampai kepadatan yang dimaksud
dicapai. Stamper tangan dibuat dari besi atau beton dan penggunaan kayu atau
pohon kelapa tidak diijinkan. Metoda pemadatan harus diberitahukan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

- Dalam menempatkan dan memadatkan timbunan kembali atau timbunan tanah


yang berhubungan dengan pipa beton, material yang cukup harus ditempatkan
dengan seksama pada kedua sisa pipa dan dipadatkan disekitar pipa sehingga
merupakan perletakan pipa yang kuat untuk menjaga kelurusannya dan
ketinggian. Meterial kembali harus ditempatkan dan dipadatkan dalam lanjutan
seperti pada kedua sisa pipa untuk mencegah pergeseran pipa selama
penempatan dan pemadatan material di dekatnya.
- Bilamana timbunan akan dibangun melintang jalan air yang ada yang terlalu
dalam untuk dikeringkan, seperti kolam ikan dan daerah rawa seperti
direncanakan dalam gambar, penimbunan sampai ketinggian 200 mm di atas
permukaan air dapat dilakukan dengan cara penumpahan ujung. Bilamana
timbunan hanya dilakukan untuk jalan, material untuk penumpahan ujung ke
dalam air harus berbutir kasar. Bilamana saluran untuk penumpahan ujung harus
digunakan material yang cocok dengan spesifikasi. Semua lapisan-lapisan
berikutnya harus bersatu sesuai dengan kebutuhan pemadatan.

- Kualitas pemadatan pada timbunan dibagi menjadi 2 (dua) klas seperti


diterangkan dibawah ini :

• Klas A1
Pemadatan dilakukan dalam lapisan-lapisan setebal 20 cm. Derajat kepadatan
ditentukan berdasarkan persentase berat isi kering (dry density) tanah yang
dipadatkan dilapangan terhadap berat isi kering maksimum (maximum dry
density) hasil test proctor untuk tanah yang sejenis dan besarny minimal 90%.
Direksi Pekerjaan juga dapat memutuskan untuk mentest pemadatan dengan
mempergunakan truk. Secara praktisnya jika sebuah truk dengan bobot 7,5 ton
melalui jalan yang dipadatkan tersebut, bekas roda tidak akan ada terlihat
pada jalan tersebut.
• Klas A2
Pemdatan dilakukan dalam lapisan-lapisan setebal 20 cm. Derajat kepadatan
ditentukan seperti di atas dan besarnya menimal 80% Proctor. Pemadatan Klas
A1 berlaku untuk timbunan badan jalan dan bahu jalan pelayanan untuk
timbunan bendungan dan tanggul yang lebih besar dari 2 m atau atas petunjuk
Direksi Pekerjaan.
Pemadatan Kas A2 berlaku untuk timbunan kembali di sekitar bangunan,
timbunan kembali bendungan dan tanggul karena adanya kesalahan
pelaksanaan, timbunan dasar atau talut lama yang dibentuk kembali atau atas
perintah Direksi Pekerjaan.

3.9 Test untuk Pemadatan.

Test yang dilakukan untuk pemadatan adalah :


- penentuan kadar air (moisture content) dengan standard method/pengeringan
dengan oven.
- Penentuan hubungan berat isi kering (dry density) dengan kadar air optimum
(Proctor Test).
- Penentuan berat isi kering (dry density) tanah di lapangan (sand replacement
method).
- Atterberg Limit Test akan dilakukan bila tanah untuk timbunan diragukan
kwalitasnya.
- Test akan dilakukan oleh laboratorium pemeriksaan tanah PU di Padang atau
Laboratorium Tanah lainnya yang ditunjuk Direksi Pekerjaan.

3.10 Lapisan Kedap Air.

Bahan untuk lapisan kedap air berupa tanah liat dengan koefisien permeabilitas
campuran antara bahan berbutir kasar yang bergradasi baik dengan tanah berbutir
halus yang dapat melalui saringan No-200 (bukaan 0,0037 mm) lebih dari 35%.
Bahan tidak boleh bercampur dengan batu ukuran lebih besar dari 50 mm. Tanah
berbutir yang melewati saringan No-200 harus mempunyai batas cair (liquid limit)
kurang dari 35% dan indek plastisitas (plasticity index) lebih besar 10%.

3.11 Pengangkutan.

Pengangkutan pada galian dan pengambilan material selain dari material yang digali
dengan hydraulic dredging, yang diambil berlebihan pada jarak pengambilan bebas
dikategorikan sebagai overhaul dan akan dimasukkan dalam Unit Price (Harga
Satuan). Pengambilan akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, digali dan
ditempatkan sesuai dengan yang diijinkan dalam spesifikasi ini.

3.12 Pengukuran dan Pembayaran.

- Harga-harga satuan pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk berbagai
item pekerjaan tanah meliputi biaya pemakaian semua tenaga kerja,
perlengkapan, bahan, pengangkutan dan lain-lain yang diperlukan untuk
membuat pekerjaan sesuai spesifikasi teknis.

- Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pembersihan dibuat menurut batas-


batas yang ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
Pembayaran akan dibuat menurut harga satuan tiap meter persegi, dimana
harga ini termasuk semua biaya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang
diperlukan dalam spesifikasi ini.

- Pengukuran dan pembayaran pekerjaan stripping dibuat menurut batas-batas


yang ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
Pembayaran akan dibuat menurut harga satuan tiap meter kubik (m³), dimana
harga ini termasuk semua biaya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang
diperlukan dalam spesifikasi ini.

- Pengukuran untuk pembayaran galian bangunan dibuat menurut banyaknya


bahan-bahan yang digali, hanya pada batas-batas bentuk ukuran yang terlihat
dalam gambar atau perubahan-perubahan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
- Pembayaran untuk timbunan dan pemadatan dibuat menurut ukuran dan
ketinggian seperti yang ditunjukkan pada gambar atau atas perintah Direksi
Pekerjaan. Dengan derajat kepadatan seperti yang ditetapkan dalam spesifikasi
ini.

- Pembayaran galian dan timbunan dibuat menurut harga satuan tiap meter kubik
dimana harga-harga ini termasuk biaya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan atau
perbaikan kembali galian dan timbunan berlebihan.

- Harga satuan untuk pekerjaan galian tanah bendungan dan tanggul yang
diperhitungkan adalah menggali, mengangkut kelebihan tanah hasil galian
ketempat pembuangan.

- Harga satuan untuk pekerjaan timbunan tanah untuk tanggul maupun bangunan
dengan menggunakan tanah dari galian yang diperhitungkan adalah biaya
pekerjaan perataan, pemadatan termasuk perapihan/pembenahan dan diukur
dalam satuan meter kubik (m³) yang ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.

- Harga satuan untuk pekerjaan timbunan tanah untuk bendungan dan tanggul
dengan menggunakan tanah bahan timbunan dari tempat pengambilan (borrow
area) atau mendatangkan melalui pengadaan bahan timbunan, yang
diperhitungkan adalah biaya pengadaan bahan, perataan dan pemadatan
termasuk perapihan dan diukur dalam satuan meter kubik (m³) yang ditentukan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan.

- Tidak ada pembayaran tambahan untuk galian atau timbunan yang dibuat
Kontraktor untuk tujuan dan alas an mempermudah Kontraktor bekerja,
perbaikan kembali galian dan timbunan yang rusak karena operasi Kontraktor
atau perbaikan kembali galian dan timbunan yang berlebihan.
BAB V
PEKERJAAN PASANGAN BATU
5.1 Pasangan Batu Kosong.

5.1.1 Ruang Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pasangan batu kosong berupa pemasangan


batu kosong kering pada tempat yang tercantum dalam gambar atau
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan spesifikasi ini.

5.1.2 Umum.

- Pasangan batu kosong harus terdiri dari batu belah dan atau batu pecah yang
ditempatkan pada lapisan dasar sesuai dengan ketentuan dan persyaratan
yang lebih jauh detailnya tercantum dalam gambar atau menurut petunjuk
Direksi Pekerjaan.

- Semua batu belah, batu pecah dan lapisan dasar yang dipakai untuk
pasangan batu kosong yang ditentukan dalam persyaratan ini harus
disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan tentang batu, kerikil
dan lapisan dasar dalam BAB II, “Bahan-bahan Umum”.

- Berat batu yang dipakai antara 10 – 30 kg dan tidak kurang dari 50% harus
mempunyai berat diatas 20 kg. batu harus dibelah sedikitnya pada satu sisi
sehingga didapat bentuk yang relatif seperti kubus.

5.1.3 Pemasangan.

- Pasangan batu kosong harus dibuat pada pondasi yang kuat dan pada garis
dan arah yang tercantum dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan. Lubang-lubang pada pondasi harus diisi oleh bahan yang baik dan
dipadatkan lapis per lapis setebal 15 cm. Bila pondasinya telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, maka lapisan dasar berupa lapis saringan pasir setebal 7,5
cm dan lapisan saringan kerikil diatasnya setebal 12,5 cm atau seperti
tercantum dalam gambar harus dibuat. Bahan saringan pasir dan kerikil
harus menurut spesifikasi teknik. Lapisan dasar harus diletakkan dengan
tebal yang sama dan cukup rata, sehingga menjadi pondasi yang kuat untuk
pemasangan batu belah dan batu pecah.

- Batu belah dan batu pecah yang dipakai dalam pasangan batu kosong harus
diletakkan pada lapisan dasar dengan cara sedemikian rupa sehingga
pasangan batu kosong yang selesai dikerjakan menjadi stabil dan tidak akan
longsor. Rongga besar yang terbuka diantara batu belah harus dihindari.
Harus diusahakan agar semua batu belah dapat dijamin dan dipasang dengan
baik pada bidang yang datar. Batu belah harus diletakkan sedemikian rupa
sehingga tidak menonjol diatas garis yang dicantumkan dalam gambar atau
menurut petunjuk Direksi Pekerjaan. Semua celah dalam pemasangan batu
kosong diisi (dikunci) dengan batu pecah yang baik. Banyaknya batu pecah
yang dipakai tidak boleh melebihi volume yang dibutuhkan untuk mengisi
rongga diantara batu belah.

- Lapisan ijuk diatas pondasi dapat dipakai sebagai lapisan dasar sesuai dengan
persyaratan atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.

- Lapisan penutup harus dibuat pada bagian atas pasangan batu kosong
dengan kemiringan yang layak sehingga dapat memperkuat lapisan pasangan
atas pasangan batu kosong. Lapisan penutup harus terdiri dari batu plat
pilihan, yang lebar diletakkan pada jalur dan arah yang sesuai dengan gambar
atau menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.

- Kelebihan/tambahan pada tepi pasangan batu kosong yang horizontal dibuat


selebar 30 cm dari batu-batu yang terpilih.

5.1.4 Pengukuran dan Pembayaran.

- Pengukuran dan pembayaran untuk pemasangan batu kosong akan dibuat


secara keseluruhan pasangan batu kosong, yang meliputi lapisan dasar,
pemasangannya dan berdasarkan pada table pasangan batu kosong dan
lapisan dasar yang sesuai dengan gambar atau menurut petunjuk Direksi
Pekerjaan, berikut pekerjaan galian tanah.

- Pembayaran untuk pekerjaan batu kosong akan dibuat atas harga satuan
pekerjaan per meter kubik dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk jenis
pekerjaan pasangan batu kosong.

- Angka penawaran harus sepenuhnya dibayarkan untuk pekerjaan yang


selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan tersebut dalam bagian lain
pada spesifikasi teknik dan pada gambar untuk pasangan batu kosong dan
harus termasuk biaya pengadaan dan penempatan lapisan dasar.
5.3. Pasangan Batu.

5.3.1 Pengukuran dan Pembayaran.

Semua pasangan batu atau batu kosong dengan lapisan adukan (mortared
stone pitching) yang dibutuhkan untuk dibuat dalam persyatan teknik ini dan
untuk keperluan yang berhubungan dengannya dan yang mungkin ditentukan
oleh Direksi Pekerjaan, terdiri dari bahan yang dibuat dan dipasang sesuai
dengan ketentuan dan persyaratan yang dinyatakan di sini. Ketentuan dan
persyaratan di sini lebih lanjut harus diterapkan untuk semua pekerjaan batu
kecuali jika ada yang secara khusus untuk jenis pekerjaan tertentu dirubah oleh
Direksi Pekerjaan.

5.3.2 Bahan.

Bahan untuk pasangan batu atau batu kosong dengan lapisan adukan yang
dibutuhkan dalam persyaratan teknik ini meliputi batu, semen, pasir dan air
harus sesuai dengan ketentuan dan sepenuhnya memenuhi persyaratan dalam
BAB II, “Bahan-bahan Umum”. Diameter batu untuk pasangan antara 10 – 30
cm per buah.

5.3.3 Susunan Adukan.

Susunan adukan untuk pasangan batu dengan lapisan adukan terdiri dari 1 PC :
4 pasir dalam volume.

5.3.4 Adonan Adukan.

Cara dan alat yang dipakai untuk mengaduk adonan harus sedemikian rupa,
sehingga dapat menentukan dan mengatur banyaknya masing-masing bahan
secara terpisah dengan tepat yang dimasukkan ke dalam adukan dan harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Jika dipakai mesin adukan, maka
bentuk dan waktu lamanya pengadukan setelah semua bahan dimasukkan
dalam mesin pengaduk harus tidak kurang dari dua menit, kecuali jika banyak
mengadung air, adukan harus dibuat hanya dalam volume yang cukup dipakai
untuk pekerjaan yang segera dilaksanakan saja, semua adonan setelah
ditambah air dalam adukan selama 30 menit tidak dipakai, harus dibuang.
Mengencerkan kembali adukan tidak diperkanankan. Bak dan ember harus
dicuci bersih sama sekali pada setiap hari selesai bekerja.

5.3.5 Pemasangan.

- Batu yang dipakai dalam pemasangan batu atau batu kosong harus bersih
sama sekali sebelum dipasang dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Batu tidak boleh dipasang pada waktu hujan lebat. Adukan yang telah
dipasang dan menjadi encer karena kehujanan harus dibongkar dan diganti
sebelum melanjutkan pekerjaan. Tukang batu tidak diperkenankan
melaksanakan pekerjaan pemasangan batu atau batu kosong dengan lapisan
adukan sebelum hal ini dipersiapkan dengan seksama.

- Batu yang dipakai untuk pasangan batu atau batu kosong dengan lapisan
adukan harus dibasahi air antara tiga sampai empat jam sebelum dipakai,
dengan cara yang dapat menjamin bahwa setiap batu telah menjadi basah
sama sekali dengan merata.

- Melanjutkan pasangan sesudah 3 hari atau lebih tidak dibenarkan tanpa


persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

5.3.7 Plesteran.

- Sebelum melakukan plesteran, permukaan pasangan batu harus bersih.


- Susunan adukan adalah 1 PC : 3 pasir dan volume.
- Untuk pekerjaan bendung, plesteran dibuat setebal 3 cm, sedangkan untuk
bangunan-bangunan biasa setebal 1,0 cm. pekerjaan plesteran ini dibuat
pada lokasi yang ditunjuk dalam gambar atau atas petunjuk Direksi
Pekerjaan.

5.3.8 Perawatan.

- Semua pasangan batu atau batu kosong dengan lapisan adukan termasuk
siaran dan plesteran harus dirawat dengan memakai air atau cara lain yang
dapat diterima dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

- Bila dirawat dengan air, maka pasangan batu harus dijaga supaya tetap basah
sekurang-kurangnya 14 hari, untuk siaran dan plesteran selama 5 hari,
caranya dapat berupa menutupi dengan bahan yang jenuh air, atau cara yang
memakai pipa yang berlubang-lubang, merendam dalam bak air yang dapat
menjaga seluruh permukaan menjadi selalu basah atau dengan cara lain yang
dapat disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Air yang digunakan untuk perawatan
harus memenuhi persyaratan untuk air yang dipakai untuk adukan beton.

5.3.9 Perbaikan Pasangan Batu.

Setelah pekerjaan batu selesai dikerjakan, maka jika pasangan batu keluar dari
jalur dan tidak mendatar atau tidak sesuai dengan garis dan arah yang ditunjuk
dalam gambar, harus dibongkar dan diganti atas biaya pekerja, kecuali jika
petugas teknik memberi jaminan secara tertulis untuk menambal atau
memperbaiki bagian yang rusak.
5.3.10 Pengukuran dan Pembayaran.

- pengukuran dan volume yang diperhitungkan dalam pembayaran hanya


sampai batas-batas yang terlihat pada gambar pelaksanaan atau ditentukan
lain oleh Direksi Pekerjaan dan harga satuan dihitung untuk tiap 1 meter
kubik (m³) yang didalamnya sudah termasuk pengadaan bahan, pasangan,
pengadukan campuran dan pasangan.

- Bagian pasangan batu yang disiar atau diplester seperti ditunjukkan dalam
gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Ukuran dan pembayaran
diperhitungkan per meter persegi permukaan yang disiar/diplester.

- Harga satuan pekerjaan harus meliputi harga air, semen, pasir, angkutan,
persiapan untuk pemasangan, perawatan, perlindungan, pernyelesaian untuk
perbaikan permukaan pasangan dan semua perkerjaan, prosedur dan
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pasangan
batu atau batu kosong dengan adukan, plesteran dan siaran sesuai dengan
persyaratan teknik ini.

5.4. Pasir dan Kerikil Penyaring.

5.4.1 Bahan penyaring.

Bahan penyaring harus terdiri dari pasir, kerikil atau batu pecah dari sumber
bahan yang disetujui. Bahan harus memenuhi tabel gradasi yang tepat
dibawah ini. Ukuran dan gradasi bagian-bagiannya harus diatur dengan cermat
sedemikian rupa sehingga tanah pondasi tidak terbawa melewati saringan
pasir atau pasir saringan tidak terbawa melewati saringan kerikil.

Gradasi untuk bahan Penyaring


Ukuran Saringan Melewati Saringan dalam %
Saringan Pasir Saringan Kerikil
20,00 mm - 85 - 100
10,00 mm - 50 - 85
2,36 mm 85 - 100 15 - 50
0,60 50 - 85 0 - 15
0,15 15 - 50 -
0,075 0 - 15 -

Bahan saringan harus berupa butir-butir kasar dan bebas dari kotoran, tidak
membusuk dan bebas dari bahan kohensif
5.4.2 Pemasangan dan Spesifikasi.

Pipa saringan dari pipa plastic paralon dengan diameter 2,5”, dan kemiringan 1
: 3 dengan penempatan horizontal berjarak maksimum 2 m dan vertical
berjarak maksimum 1.5 m seperti diperlihatkan dalam gambar.

5.4.3 Pengukuran dan Pembayaran.

Pengukuran dan pembayaran untuk pasir dan kerikil penyaring yang


ditentukan dibawah persyaratan teknik ini akan dibuat berdasarkan pada harga
satuan pekerjaan dalam daftar kuantitas dan harga untuk jenis pekerjaan yang
bersangkutan dihitung dalam satuan meter kubik (m³) terpasang, meliputi
harga pasir dan kerikil, angkutan, persiapan untuk pemasangan dan semua
pekerjaan, serta prosedur lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan persayatan ini.

5.5 Rip-rap.

Ruang Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pasangan batu untuk rip-rap berupa


pemasangan batu bulat kering pada tempat yang tercantum dalam
gambar atau ditunjukkan oleh Direksi sesuai dengan spesifikasi ini.

6.2 Umum

Pasangan batu rip-rap harus terdiri dari batu bulat dan batu pecah yang
ditempatkan pada lapisan dasar sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan yang lebih jauh detailnya tercantum dalam gambar atau
petunjuk Direksi.

Semua batu bulat, batu pecah dan lapisan dasar yang dipakai untuk
pasangan batu rip-rap yang ditentukan dalam persyaratan ini harus
disediakan oleh Pemborong sesuai dengan ketentuan tentang batu,
kerikil dan lapisan dasar.

Berat batu yang dipakai sama dengan ukuran batu untuk dinding 300-800
Kg dan tidak kurang dari 50% harus mempunyai berat diatas 500 Kg. Batu
harus memilih sisi yang permukaannya datar sedikitnya pada satu sisi
sehingga didapat bentuk yang relatif seperti kubus.

Batu yang digunakan harus keras, padat, dan tahan lama. Batu hasil galian
dan batu kali dapat digunakan untuk pasangan batu kosong. Lokasi
sumber material batu harus disetujui Direksi.
Sebelum memasang batu rip-rap, lapisan pasir bergradasi baik harus
dibuat terlebih dahulu sebagai dasar pasangan batu rip-rap kemudian
dapat dituangkan diatas lapisan pasir tersebut diatas.

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pasangan batu rip - rap


tersebut dibuat berdasarkan volume yang dilaksanakan sesuai gambar
mengikuti petunjuk Direksi.

Pembayaran untuk pasangan batu untuk rip-rap tersebut dibuat


berdasarkan harga satuan per meter kubik pada Daftar Kuantitas dan
harga yang mencakup semua biaya pengadaan, pengangkutan dan
pemasangan batu kosong atau boulder termasuk biaya penyediaan
lapisan pasir.

6.3. Pemasangan

Pasangan batu untuk rip-rap harus dibuat pada pondasi yang kuat dan
pada garis dan arah yang tercantum dalam gambar atau sesuai petunjuk
Direksi. Lubang-lubang pada pondasi harus diisi oleh batu yang berukuran
kecil dan dipadatkan setebal 100 cm..

Batu bulat dan batu pecah yang dipakai dalam pasangan batu untuk rip-
rap harus diletakkan pada lapisan dasar dengan cara sedemikian rupa
sehingga pasangan batu yang selesai dikerjakan menjadi stabil dan tidak
akan longsor. Rongga besar yang terbuka diantara batu harus dihindari.
Harus diusahakan agar semua batu dapat dijamin dan dipasang dengan
baik pada bidang yang datar. Batu harus diletakkan demikian rupa
sehingga tidak menonjol diatas garis yang dicantumkan dalam gambar
atau menurut petunjuk Direksi. Semua celah dalam pasangan batu
kosong harus diisi (dikunci) dengan batu batu kecil yang baik. Banyaknya
batu yang dipakai tidak boleh melebihi volume yang dibutuhkan untuk
mengisi rongga diantara batu..

5.5.2 Pengukuran dan Pembayaran.

- Ukuran untuk pembayaran pasangan rip-rap dalam persayaratan ini dibuat


berdasarkan harga satuan pekerjaan dalam per meter kubik untuk jenis
pekerjaan yang bersangkutan, yang meliputi galian tanah, lapisan dasar dan
lapisan rip-rap yang berupa bahan, pemasangan dan semua keperluan
lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai persyaratan
teknik dan gambar.
BAB VI
PEKERJAAN BESI
6.1 Ruang Lingkup Pekerjaan.

Spesifikasi ini meliputi penyediaan bahan, pembuatan, pengangkutan dan


pemasangan semua pekerjaan besi dilapangan untuk konstruksi bangunan dan pintu
air.

6.2 Gambar Detail.

- Kontraktor harus membuat gambar detail semua pekerjaan besi untuk konstruksi
bangunan dan pintu air sesuai dengan kebutuhan yang tercantum dalam gambar
dan spesifikasi yang termasuk dalam Dokumen Lelang.

- Kontraktor harus menyerahkan gambar detail dan gambar rencana untuk


mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum pembuatannya dimulai.
Gambar detail atau gambar kerja harus diberi keterangan yang lengkap untuk
pembuatan komponen-komponen dari konstruksi dan harus dipersiapkan lebih
dahulu sebelum benar-benar dibuat. Mereka harus membedakan antara paku
keeling bengkel dan paku keeling lapangan, baut dan las. Pada gambar rencana
dan gambar kerja harus diberi keterangan tentang sambungan yang penting untuk
mengawasi urutan dan cara pengelasan dengan baik untuk menghindari
penyimpangan.

6.3 Pengawasan.

Direksi Pekerjaan atau Direksi Teknis akan mengawasi setiap pekerjaan sesuai
dengan spesifikasi ini. Direksi Teknis tidak akan menijinkan Kontraktor untuk
melaksanakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan Kontrak. Kontraktor harus selalu
memperbolehkan Direksi Pekerjaan atau Direksi Teknis memasuki tempat pekerjaan
dan harus memberi semua bantuan yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pengawasan.

6.4 Spesifikasi Bahan.


Bahan-bahan yang harus sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
No. Uraian DIN USA JIS G
1 Besi plat atau besi profil 17.100 ASTM A - 35 3.101
2 Baut dan Mur 17.111 ASTM A - 325 3.123
3 Batang Ulir Pintu 17.100 SAEL 137 3.123
4 Mur untuk Batang Ulir Logam Merah, Kuningan atau Perunggu
5 Roda Gigi, Besi Tuang 1.681 ASTOI A - 27 5.101
6 Rantai Las 17.111 - 3.105
7 Las Elektroda Eudetic Rod-Unimatic (AC-DC) 6.800
58.000 Psi
8 Cat Lihat Spesifikasi Pengecatan

6.5 Peilskaal Logam

Peilskaal dibuat dari plat baja lunak setebal 2 mm dan dibungkus dengan lapisan
email. Memotong, melubangi atau membengkokkan plat yang sudah dilapisi email
tidak diperbolehkan.

6.6 Perawatan Bahan

Semua bahan yang disediakan harus dalam keadaan baik dan diberi tanda khusus
untuk memudahkan pemeriksaaan dan harus digunakan sesuai dengan spesifikasi.
Semua bahan harus dirawat dengan baik dan disimpan pada tempat yang kering
sampai saat pemakaiannya.

6.7 Pembuatan.

6.7.1 Toleransi Pemotongan, Pemboran dan Mesin.

Semua ukuran berada dalam batas toleransi sebagaimana tercantum dalam


gambar. Pemotongan harus dilakukan dengan mesin, gergaji atau dengan api
oxy-acetylenen. Ujung pemotongan dengan api, semua keraknya harus
dibuang. Semua sudut luar harus bersih, persegi dan halus. Sudut dalam harus
dibulatkan dan bersih. Semua lubang harus dibor dan serpihan tatal dan
butiran kasarnya dibuang. Diameter lubang untuk baut harus 2 mm lebih besar
dari pada diameter bautnya. Pemakaian mesin harus dilakukan dengan cara
yang modern untuk menghasilkan permukaan akhir yang baik.

6.7.2 Pengelasan.

- Pengelasan konstruksi baja harus memenuhi standar teknik pengelasan


termasuk cara dan prosedurnya. Pengelasan harus memenuhi standar AWS
atau AISC.

- Pelaksanaan prosedur pengelasan yang telah distandarisasikan harus diawasi


secara sistematis. Konstruksi baja dengan pengelasan yang sederhana yang
dianggap sebagai keperluan sekunder dapat dilakukan tanpa prosedur yang
ditentukan diatas. Pengawasan harus diawasi oleh pengawas yang
berpengalaman yang berkualitas baik. Pengalaman busur nyala harus
dilaksanakan oleh tukang las yang berijazah.
- Permukaan yang akan dilas harus bebas dari kulit ozid besi yang lepas,
amplas biji besi, akreat, lemak dan cat. Pengelasan lanjutan dari pengelasan
ganda harus dilakukan dengan cermat. Semua amplas besi dan keropos atau
pengelasan yang tidak sempurna harus dibersihkan atau dibuang sebelum
pengelasan ulangan dilakukan.

- Lokasi bangunan yang dilas dan alat pengelas harus dilindungi keamanannya.
Tempat pekerjaannya harus dilindungi terhadap cuaca.

6.8 Elektroda

Ukuran elektroda sebagai berikut :

Tebal Bahan Diameter Elektroda


2 – 4 mm 3/32” (2,331 mm)

6.9 Elastic Joint Filler/Joint Filler


Umum
a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang Elastic Joint Filler/Joint
Filler (t= 10 mm) untuk kontraksi sendi seperti yang ditunjukkan pada
Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Tidak kurang dari dua puluh delapan (28) hari sebelum pengadaan elastic
joint filler, Kontraktor wajib menyampaikan, untuk mendapatkan
persetujuan, sampel yang diusulkan elastic joint filler bersama-sama
dengan data teknis produsen dan rincian metode yang direkomendasikan
pada saat pelaksanaan.

BAB IV
PEKERJAAN BETON
4.1 Ruang Lingkup Pekerjaan.

Semua beton yang akan digunakan untuk semua bagian konstruksi sesuai spesifikasi
dan yang berhubungan dengan pekerjaan beton dan yang diminta oleh Direksi
Pekerjaan harus terdiri dari bahan yang telah ditentukan dan harus secara proporsi,
campuran, bentuk dan pasangan sesuai dengan yang ditentukan menurut
kebutuhan. Ketentuan-ketentuan dan kebutuhan-kebutuhan seperti tersebut diatas
dilakukan kecuali bilamana ada ketentuan dan kebutuhan lain yang dirubah oleh
Direksi Pekerjaan untuk setiap pekerjaan khusus.
Semua ketentuan-ketentuan dan kebutuhan-kebutuhan yang tidak dirinci disini
harus sesuai dengan Standar Nasional Beton Indonesia NI. 2 PBI 1992.

4.2 Bahan.

Seluruh material untuk beton termasuk semen, tulangan, pasir, agregat dan air akan
disesuaikan dengan syarat dan ketentuan dalam BAB II, “Bahan-bahan Umum”.

4.3 Mutu Beton dan Kriteria.

4.3.1 Mutu Beton.

Mutu beton harus disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia untuk beton
NI. 2 PBI 1992, seperti tersusun dibawah ini :

Pengawasan dan
Kelas Mutu – Katogeri Pengetesan
Beton Beton (kg/cm²) 64 Struktur Kualitas Tegangan
(kg/cm²) Agregat Kehancuran

I B - - Tidak Pengawasan Tidak Di test


berstuktur Visual

II BI - - Berstruktur Pengawasan Tidak Di test


Harus
diperketat

K 125 125 200 Berstruktur Pengawasan Tidak Di test


Harus
diperketat
K 175 175 250 Berstuktur Pengawasan Di test
Harus
diperketat

K 225 225 300 Berstuktur Pengawasan Di test


Harus
diperketat

III K>225 >225 >300 Berstruktur Pengawasam Ditest


Harus
diperketat
Dimana “Characteristic
Strength” dan didapat dari hasil percobaan sample crushing, hanya 5%
dibolehkan di bawah harga yang diisyaratkan.

“Characteristic Strength ”selalu


compressive/crushing dari kubus sampel dengan dengan 15 (+ 0,06) cm per sisi
diuji umur 28 hari.

Dimana : N = Banyak sampel yang harus diuji (minimal 20)


S = Standar Deviasi (kg/cm²)
kehancuran masing-masing sampel
(kg/cm²)
-rata (kg/cm²)

4.3.2 Kriteria.

Secara umum USBR dapat diterima dengan ketentuan bahwa tegangan 80%
dari hasil specimen harus lebih besar dari desain tegangan.

Desain tegangan klasifikasinya seperti :


Klas I = 160 kg/cm² oleh uji silinder 15 x 30 cm selama 23 hari
= 200 kg/cm² dengan uji silinder 15 x 30 cm selama 23 hari
= 225 kg/cm² dengan uji silinder 15 x 30 cm selama 23 hari

4.4 Campuran.

- Campuran terdiri dari semen Portland, pasir, agregat kasar, air seperti yang
tertera dalam spesifikasi. Semua dicampur secara baik dan membawa
konsistensi yang layak.
- Untuk beton mutu grade “B” campuran biasanya untuk non-structural work,
digunakan dengan kondisi bahwa proporsi semen Portland, pasir dan agregat
tidak kurang dari 1 : 8. jumlah semen untuk tiap-tiap meter kubik beton harus
sedikitnya 225 kg.

- Untuk B1 dan K 125, campuran normal semen Portland, pasir dan kerikil batu
pecah akan berlaku proporsi 1 : 2 : 3 atau 1 : 1,5 : 2,5. jumlah semen tidak tiap
meter kubik beton harus diantara 300 sampai 325 kg.

- Untuk mutu K 175 dan mutu yang lebih tinggi, harus digunakan “Design Mix”.
Design Mix harus dari hasil pengujian campuran untuk memperoleh ketentuan-
ketentuan dan karakteristik kekuatan. Jumlah semen untuk tiap meter kubik
beton sekurang-kurangnya 325 kg.
- Proporsi dimana bermacam-macam bahan digunakan untuk tempat yang
berbeda, harus seperti yang didapatkan dari hasil percobaan terst dari waktu ke
waktu selama pekerjaan berlangsung. Proporsi campuran dan mempunyai
density yang cocok, impermeabilitas, ketahanan dan tegangan yang dibutuhkan
tanpa menggunakan semen dengan jumlah yang berlebihan.

- Perbandingan air semen dari beton (tak termasuk air dalam atau diabsorbsi oleh
agregat), tidak akan lebih dari 55% dari berat untuk kelas III dan tidak lebih 60%
dari berat untuk klas-klas lainnya. Pengujian beton dibuat oleh Direksi Pekerjaan
dan Proporsi campuran akan diganti bilamana diperlukan untuk maksud
pengukuran kebutuhan ekonomis, kemampuan kerja, density, impermeability,
ketahanan atau kekuatan dan Kontraktor harus menyanggupi bahwa tidak
konpensasi tambahan karena pertukaran yang demikian.

4.5 Pengujian Konsistensi Beton dan Sampel Beton.


4.5.1 U m u m
Cara yang dipakai pada pengujian dari contoh beton, pembuatan,
perawatan, baik dilapangan atau di laboratorium harus mengikuti
dengan standar yang berlaku, seperti PBI 1971, ATM C 172, ASTM C 31,
ASTM C 192, ASTM C 39.

4.5.2 Periode Pengujian


Uji beton dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari harus dibuat
pada silinder berdiameter 10 cm tinggi 30 cm untuk setiap campuran,
dengan korelasi kekuatan antara 7 hari dan 28 hari harus dibuat di
laboratorium.Semua benda uji tersebut harus selalu direndam dalam
air selama 7 dan 28 hari menunggu untuk dilakukan pengetesan

4.5.3 Jumlah Uji Silinder


Jumlah test dibuat berdasarkan kondisi yang bervariasi sebagai berikut :
(diameter 10 cm, tinggi 30 cm)..

Minimum Jumlah Test Tekan


Uraian
Benda Uji 7 hari 28 hari

 Sampai selesai dari setiap


macam campuran. 6 3 3
 Untuk setiap 150 M3 atau
setiap periode engecoran 2
1 1
beton.

- Jumlah air yang digunakan dalam beton harus diatur sesuai


dengan kebutuhan untuk menjamin konsistensi beton yang
sebenarnya dan untuk pengaturan berbagai variasi dalam
kandungan kadar air atau gradasi dari agregat sebagaimana
dimasukkan dedalam mixer. Penambahan air untuk beton yang
telah selesai diaduk sebelum penempatan tidak diperbolehkan.
Keseragaman dalam konsistensi beton dari bagian ke bagian
mutlak diperlukan. Slump dari beton sesudah beton dicor tapi
belum penurunan, tidak lebih dari 5 cm untuk beton yang
mengandung ukuran agregat maksimum 7,5 cm untuk beton lantai
jembatan, pada puncak-puncak dinding pilar, tetapi trotoar dan
plat horizontal atau mendekati horizontal dan tidak akan lebih 7,5
cm untuk semua beton. Seluruh pengujian (test) harus mengikuti
Standar Nasional Indonesia NI.3 PBI 1992. Direksi Pekerjaan
menyatakan kebenaran tentang keperluan lesser slump, bilamana
sesuatu “Lesser Slump” demikian dapat dipraktekkan dan akan
menghasilkan beton dengan kualitas yang lebih baik dan
ekonomis.

- Compressive strength dari beton akan didapatkan Direksi


Pekerjaan melalui pengujian sedang pada selinder dengan
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm atau kubus 15 x 15 atau kubus 20
x 20 dibuat dan diuji sesuai dengan NI.2 PBI 1992 atau designation
19 sampai 33, termasuk edisi terakhir dari USBR Concrete Manual,
kecuali untuk semua sampel beton silinder yang dicetak. Butir
dengan ukuran lebih besar dari 3,2 cm harus dipisahkan dengan
ayakan. Slump test akan dibuat oleh Direksi Pekerjaan sesuai
dengan NI.2 PBI 1992 atau Designation 22 USBR Concrete Manual.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk
memperoleh dan mendapatkan test sampel yang memadai.

- Frekwensi test akan ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dengan


dasar “Placement Rate” pada bangunan, tetapi lebih sering dari
yang diperlukan untuk menjamin bahwa beton yang pasang sesuai
dengan spesifikasi dan kebutuhan-kebutuhan desain.

4.6 Peralatan.
Kontraktor harus melengkapi beberapa hal dan perlengkapan sebagaimana
dibutuhkan untuk mendapat mengecek dengan teliti jumlah masing-masing bahan
terpisah sampai menjadi beton. Beberapa hal dan perlengkapan dan cara
operasinya berlangsung

4.7 Dowell Bar


Pengukuran kuantitas Tulangan pada sambungan konstruksi tulangan pada
sambungan konstruksi atau “Dowell Bar” diukur dari jumlah batang yang dipasang
disetiap sambungan seperti diperlihatkan pada gambar-gambar atau menurut
perintah Direksi.
Pembayaran dihitung menurut harga satuan per buah pada Daftar Kuantitas dan
Harga.

Harga satuan harus sudah mencakup biaya untuk pengadaan dan pemasangan
yang diisyaratkan termasuk pengadaan dan penyediaan bahan penutup/pelapis
seperti pipa pvc dan biaya-biaya lain yang diperlukan pada setiap waktu harus
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

4.7 Pengadukan.

4.7.1 Mesin Pengaduk Campuran Beton.

- Bahan-bahan untuk adukan harus dicampur dalam batching mixer “portable


mixer”, lamanya perputaran tidak kurang dari 1,5 menit sesudah seluruh
bahan-bahan dimasukkan. Waktu pengadukan ditambah apabila kapasitas
mixer lebih dari 1,5 m³. Direksi Pekerjaan memberi syarat untuk
penambahan waktu pengadukan bilamana pengisian dan operasi
pengadukan gagal beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi
yang dibutuhkan. Mixer harus dibersihkan dengan air sebelum pengisian dan
pengadukan berikutnya dilaksanakan. Campuran over mixing yang
berlebihan dengan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton
tidak diijinkan.

- Truk mixer akan diijinkan hanya jika mixer-mixer dan operasi menunjukan
beton yang diolah adalah uniform dari tiap-tiap pengolahan dengan
memperhatikan konsistensi dan grading.

- Setiap mixer yang menghasiikan hasil yang tidak memuaskan harus


diperbaiki, dirangkai sedemikian rupa sehingga gerakan pengadukan dalam
mixer dapat diobservasi dari tempat yang sesuai terhadap tempat operator-
operator mixing plant. Mixing tidak boleh dibebani dengan beban yang
melebihi dari kapasitasnya. Setiap mixer harus dilengkapi dengan alat
pencatat waktu pengadukan mekanis yang menunjukkan dan menjamin
periode aduk-adukan yang dibutuhkan terhadap yang sudah selesai.
4.7.2 Hand Mixing Beton.

- Karena kekuatan beton sangat tergantung pada kesempurnaan pengadukan,


maka pekerjaan ini harus dijaga dan dilaksanakan serta diuji coba.

- Box pengukuran agregat, saringan agregat dan pengadukan beton dengan


bentuk datar harus dilengkapi dengan ukuran yang cukup untuk
meningkatkan dan mempercepat pengadukan sekurang-kurangnya dua
batching pada waktu sama. Tiap-tiap batching tidak akan lebih dari 1,5 m³.

- Dalam box pengukuran, pasir disebar lebih dahulu, selanjutnya semen harus
disebat diatas pasir, kemudian pasir dan semen diaduk dengan sempurna
sehingga warna seragam, penambahan air yang membuat lapisan mortar,
agregat disebarkan diatas permukaan dan keseluruhannya diaduk dengan
cangkul sampai adukan tercampur sempurna dan semua agregat tertutup
mortar.

- Hand mixing tidak diijinkan untuk beton bendung, jembatan dan bangunan-
bangunan besar.

4.7.3 Penggetar Beton.

Kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, penggetar beton harus
dilaksanakan secara sempurna, yaitu dengan alat penggetar yang disetujui
Direksi Pekerjaan. Penggetar tersebut harus dari jenis yang berputar dan
elektris dengan kecepatan paling rendah 6.000 putaran per menit. Alat
penggetar ini harus dapat digunakan secara terus menerus, sehingga seluruh
adukan beton yang dikeluarkan dari mixer mencapai suatu kepadatan yang
cukup.

4.8 Temperatur.

Temperatur beton ketika dipasang tidak boleh lebih dari 32ºC. Beton harus
dicampur pada job site dan dicor kedalam pekerjaan dengan segera setelah
pengadukan selesai.

4.9 Desain Perancah.

Desain perancah disesuaikan dengan berbagai bentuk dan ukuran (dimensi) dari
beton seperti terlihat dalam gambar atau telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Sebelum pelaksanaan dimulai, bahan yang dipergunakan dan desain perancah harus
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Dalam pelaksanaan, bila terjadi penyimpangan dari desain, Kontraktor harus
bertanggung jawab.

4.10 Pembuatan Perancah.

- Perancah untuk pembentuk beton sesuai dengan keperluan harus dibuat


seperlunya. Perancah harus terdiri dari : logam, logam line kayu, plywood lining
atau papan-papan halus, dalam kondisi baik yang dibutuhkan untuk
menghasilkan permukaan yang baik seperti yang ditentukan.

- Permukaan beton yang sudah dikerjakan harus dibuat halus, bila pekerjaan itu
untuk dilalui air. Perancah cetakan untuk beberapa permukaan boleh terbuat
dari kayu metal lainnya dan harus benar dalam setiap kebutuhan bentuk
maupun ukuran dan harus cukup kuat dan kaku untuk mempertahankan posisi
dan bentuknya akibat operasi pemasangan, beban dan penggetar beton. Semua
cetakan kayu utuk permukaan yang dilalui air harus rata dan bersih.

- Semua cetakan harus rapat ketika dididrikan. Hal-hal yang cocok dan baik untuk
pembongkaran cetakan tanpa mengganggu permukaan dari beton yang telah
terpasang harus dipersiapkan. Sebelum beton dipasang, permukaan cetakan
diberi oli yang akan secara efektif mencega pelekatan dari beton dengan cetakan
dan tidak akan menodai beton. Semua bahan-bahan yang tersimpan atau yang
telah dipakai hanya boleh digunakan bila disetujui Direksi Pekerjaan.

- “Chamfer Strips” (bingkai penguat) harus ditempatkan pada sudut dari cetakan
hingga menghasilkan sisi yang dibentuk atas permukaan beton. Sudut-sudut
interior pada beberapa permukaan dan sisi pada sambungan cetakan tidak akan
membutuhkan sisi miring kecuali bila sisi miring dapat diketahui dari gambar-
gambar.

- Semua cetakan akan dipasang sedemikian untuk menghindari perubahan dan


penggesaran selama pengecoran beton. Selama pekerjaan beton akan
dipergunakan penopang logam atau cara-cara lain yang disetujui Direksi
Pekerjaan. Penopang-penopang perancah harus diletakan pada pondasi yang
kuat sehingga tidak terjadi penurunan atau perubahan cetakan selama
pelaksanaan.

4.11 Pelaksanaan Pemasangan.

- Tidak diperbolehkan untuk pemasangan beton sebelum semua perancah,


cetakan, instalasi bagian-bagian yang ditanam, rangka cetakan dan persiapan-
persiapan lainnya yang berhubungan dengan pemasangan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Tidak diperbolehkan memasang beton didalam air tanpa izin tertulis
dari Direksi Pekerjaan, dan metoda pengecoran beton harus disetujui Direksi
Pekerjaan. Tidak dibolehkan memasukkan beton kedalam air yang mengalir dan
tidak dibolehkan mengalirkan air sampai beton telah cukup mengeras. Semua
kerak-kerak beton, mortar yang melekat pada permukaan cetakan harus
dibersihkan sebelum pengecoran beton.

- Sesaat sebelum pengecoran beton, semua permukaan yang diisi beton harus
bersih dan bebas dari genangan air, Lumpur, kotoran atau material lepas,
permukaan bahan-bahan, yang akan menyerap beton harus dibasahi sehingga
kadar air dari beton tidak diserap.

- Bagian permukaan yang akan ditutup dengan beton dan dirasa perlu untuk
menyediakan penggetar (vibrator) beton dalam pengerasan dan pondasi seperti
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus memasang beton kelas B
atau kepingan beton yang terdiri dari ketebalan 5 cm sebagai lantai kerja.
Kepingan kasar harus tersebar secara merata diseluruh pondasi yang akan
dilindungi dan baru diperbolehkan mengadakan pengecoran setelah 24 jam.

- Permukaan beton yang telah mengeras yang akan dilapisi dengan beton baru
tidak boleh dicor dengan begitu saja, harus dilaksanakan penyambungan
konstruksi (construction joints). Permukaan sambungan konstruksi harus bersih
dan basah bila ditutup dengan beton baru atau mortar. Permbersihan harus
menghilangkan semua laintance, beton yang lepasa atau yang rusak dan lapisan
atau bahan yang tidak diinginkan. Permukaan sambungan konstruksi harus
dibersihkan dengan sand blasting basah atau dengan metoda lain yang disetujui
Direksi Pekerjaan dan kemudian dicuci dengan baik dengan jet air udara yang
bertekanan tinggi segera sebelum pemasangan beton yang baru. Sand blasting
dan pencucian harus dilakukan pada kesempatan terakhir sebelum pengecoran
beton. Semua genangan air harus dihilangkan dari permukaan sambungan
konstruksi sebelum beton yang baru dipasang.

- Permukaan dari semua sembungan konstruksi atau expansion joints seperti


ditunjukkan pada gambar harus dibersihkan dengan baik dari tempelan beton
atau bahan-bahan yang tidak diinginkan lainnya dengan menggaruk, stripping,
atau cara lain yang disetujui Oleh Direksi Pekerjaan.

4.12 Penempatan.

- Metoda dari perlengkapan yang digunakan untuk mengangkut beton harus


sedemikian rupa, sehingga beton yang mempunyai komposisi yang dibutuhkan
akan dibawa ketempat pekerjaan tanpa pemisahan atau kehilangan slump yang
merugikan.
- Beton boleh dicor apabila Direksi Pekerjaan atau wakilnya yang dikuasakan
sudah hadir. Setelah permukaan disiapkan secara memuaskan, permukaan
sambungan konstruksi dimana beton baru akan dicor harus ditutupi dengan
lapisan mortar kira-kira 2 cm tebalnya. Mortar harus mempunyai proporsi semen
dan pasir yang sama dengan campuran beton yang telah diatur, kecuali bilah
diarakan dengan cara lain. Ratio air semen dari mortar tidak melebihi ratio beton
yang akan dipasang diatasnya dan konsistensi mortar harus sesuai dengan
pengecoran dan pekerjaan dengan cara yang ditetapkan. Mortar harus sesuai
dengan pengecoran dan pekerjaan dengan cara yang ditetapkan. Mortar harus
menyebar segera pada mortar yang baru. Dalam menempatkan beton pada
sambungan-sambungan konstruksi yang dibentuk, tindakan-tindakan
pencegahan khusus harus diambil untuk menjamin bahwa beton baru
dimasukkan kedalam kontrak yang erat dengan permukaan sambungan secara
hati-hati dengan alat-alat yang cocok.

- Beton harus ditempatkan dalam semua hal, sedapat mungkin dapat dilaksanakan
secara langsung dalam posisi akhir dan tidak akan mengalir dengan suatu cara
hingga membiarkan atau menyebabkan pemisahan. Pemisahan yang berlebihan
dari agregat kasar dalam beton, yang terlalu tinggi atau pada sudut vertical yang
terlalu besar atau yang akan merusak cetakan dan tulangan baja tidak
dibolehkan. Dan bilamana pemisahan-pemisahan terjadi, Kontraktor harus
menyediakan jeram-jeram penjatuhan yang cocok untuk membatasi dan
mengontrol beton yang jatuh.

- Kecuali dihalangi oleh sambungan-sambungan, semua beton yang terbentuk


harus ditempatkan didalam lapisan-lapisan horizontal yang menerus, yang
ketebalannya tidak melebihi 50 cm. Direksi Pekerjaan berhak memerintahkan
ketebalan lapisan kurang dari 50 cm bilamana ketebelan 50 cm tidak dapat
dilaksanakan sesuai dengan tuntutan spesifikasi dengan permukaan harus dibuat
lurus dan datar atau tegak.

- Dalam menempatkan beton kedalam daerah-daerah yang diekspose dengan


ketebalan yang besar, Kontraktor harus menjaga daerah yang diekspose dari
beton baru dengan syarat-syarat yang praktis minimum, dengan mula-mula
membentuk beton sampai lebar bangunan sampai ketinggian yang cukup diatas
darah yang dibatasi pada satu ujung bangunan dan kemudian dilanjutkan dalam
tahap-tahap progressif yang serupa terhadap daerah bangunan. Lereng yang
dibentuk pada ujung mendaki yang tidak terbatas dari lapisan-lapisan beton yang
sudah baik harus dijaga securam mungkin, beton pada sisi-sisi ujung ini tidak
boleh digetarkan sampai beton yang berbatasan dengan lapisan yang akan
dipasangkan, bila harus digetarkan segera dan kondisi-kondisinya sedemikian
rupa sehingga beton akan mengeras, dimana gerataran berikutnya tidak akan
sepenuhnya mengkonsolidasikan dan mengintegrasikannya dengan beton baru
yang ditempatkan pada penyambungan. Kelompok-kelompok agregat yang besar
harus disebar sebelum beton yang baru dipasangkan diatasnya. Masing-masing
deposit beton harus digetarkan sebelum deposit beton berikutnya ditempatkan
diatasnya.

- Beton tidak boleh dicor selama turun hujan lebat atau lama, sehingga
menghanyutkan mortar dari agregat kasar pada lereng-lereng penempatan.
Selama hujan yang demikian, mortar tidak boleh ditebarkan pada sambungan
konstruksi dan mortar yang telah disebarkan harus dibuang dan diganti sebelum
melanjutkan pekerjaan, pengecoran tidak boleh diganggu (terhenti).

- Ember-ember beton yang digunakan harus dapat dengan cepat mengeluarkan


slump yang rendah, campuran-campuran beton yang ditentukan dan mekanisme
dumping harus didrancang sedemikian rupa sehingga pengisian sebanyak 0,35
m³ bagian muatan disatu tempat. Ember-ember harus cocok untuk pengikatan
dan pemakaian dari drop chute (jeram) yang dibutuhkan dilokasi-lokasi terbatas.

- Sambungan konstruksi harus mendekati horizontal, kecuali bila ditentukan lain


pada gambar-gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Semua
interseksi pada sambungan-sambungan konstruksi dengan permukaan beton
yang akan diekspose kepada pandangan akan dibuat lurus dan datar atau tegak.

- Bila beton ditempatkan secara monolithis sekitar lubang-lubang yang


mempunyai dimensi vertical yang lebih besar dari 60 cm, beton dalam deek
(geladak) dasar lantai, balok gelagar atau bagian-bagian bangunan yang serupa
ditempatkan secara monolithis dengan beton yang menopangnya.

Instuksi-instruksi berikut harus diteliti baik-baik :


- penempatan beton harus ditunda dari satu atau tiga jam pada bagian atas
lubang pada dasar level dibawah deek, lantai dasar, gelagar atau bagian serupa
dari bangunan-bangunan sewaktu elevasi ditentukan atau tidak ditentukan.
Tetapi dalam hal penempatan ditunda sedemikian lamanya sehingga unit yang
bergetar tidak akan siap untuk penetrasi secara berat sendiri beton yang
ditempatkan sebelum penundaan. Ketika konsolidasi konkrit yang ditempatkan
setelah penundaan, yang bergetar harus/menyerap dan menggetarkan beton
yang ditempatkan sebelum penundaan.

- 50 cm terakhir atau lebih dari beton yang ditempatkan segara sebelum


penundaan harus ditempatkan dengan slump sepraktis mungkin dan perhatian
khusus harus dicurahkan agar konsolidasi beton yang diteliti akan terlaksana.

- Beton yang ditempatkan diatas lubang-lubang dan didalam lantai-lantai, balok,


gelagar dan bagian-bagian bangunan serupa lainnya harus ditempatkan dengan
slump serendah mungkin dan perhatian khusus harus dicurahkan untuk
menghasilkan konsolidasi yang lebih teliti dari beton.

- Tiap-tiap lapisan beton harus dikonsolidasi sampai kepadatan yang semaksimum


mungkin, sehingga bebas dari kantong-kantong agregat dan menutupi semua
permukaan bentuk dan bahan-bahan yang ditanamkan. Dalam mengkonsolidasi
setiap lapisan beton, getaran terdahulu dari vibrator harus dibiarkan menyerap
dan menggetarkan kembali beton bagian atas lapisan. Semua beton harus
dikonsolidasikan dengan listrik atau tipe immersion yang dikendalikan tenaga
pneumatic yang beroperasi pada kecapatan sekurang-kurangnya 7.000 rpm bila
dicelupkan didalam beton. Lapisan-lapisan tambahan beton tidak boleh
ditempatkan sebelum lapisan-lapisan tambahan beton tidak boleh ditempatkan
sebelum lapisan-lapisan yang dtempatkan sebelumnya telah dikerjakan secara
teliti sesuai dengan yang ditentukan.

4.13 Waktu dan Metoda Pembongkaran Perancah/Cetakan.

- Waktu dan metoda pembongkaran dan pemindahan perancah/cetakan harus


seperti yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dan pekerjaan ini harus dilakukan
dengan teliti untuk menghindari kerusakan terhadap beton.

- Penunjang dan penopang perancah tidak boleh dibongkar dari balok-balok beton
tulang, lantai-lantai dan dinding-dinding sebelum mencapai kekuatan yang cukup
untuk memikul beban berat sendiri plus suatu muatan yang diperkirakan
diatasnya.

- Tidak dibolehkan adanya muatan pada beton yang belum mengeras. Segera
setelah perancah dilepas, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan
setiap permukaan-permukaan yang tidak harus segera diperbaiki seperti
diisyaratkan.

- Pada umumnya waktu minimum sebelum melepaskan perancah, haruslah 2 hari


untuk dinding yang tidak dimuati, 7 hari untuk dinding penopang dan dinding
induk serta 21 hari untuk lantai jembatan. Table dibawah ini menunjukan syarat
kekuatan minimum beton untuk pembongkaran cetakan.

Kekuatan Usia dgn Kondisi


Klarifikasi Struktural Minimum Perbaikan yg
Yang dituntut baik
Kg/cm² Psi

1. Beton yang tidak mengalami tekukan 35 500 24 Jam


yang berarti, atau tekanan langsung
atau tidak perlu tiang perancah untuk
bantuan vertical atau tidak perlu
dikhawatirkan setelah pembongkaran
perancah dan operasi aktivitas-
aktivitas lain selama konstruksi.
2. Beton yang dipengaruhi tekukan yang 53 750 36 Jam
diijinkan dan atau tekanan langsung
dan sebagian memerlukan tiang
perancah yang vertical subyek
terhadap muatan mati saja.
3. Beton yang mengalami gaya yang 140 2.000 7 Hari
besar hamper semuanya memerlukan
perancah untuk bantuan vertical.

4.14 Perawatan (Curing).

- Semua beton yang dibasahi dengan air siraman/rendaman sesuai dengan yang
ditentukan Direksi Pekerjaan berhak untuk menentukan metoda apa yang
digunakan dalam bagian-bagian pekerjaan yang berlainan.

- Beton yang dirawat dengan air harus tetap basah sekurang-kurangnya selama 14
hari berturut-turut setelah pengecoran. Perawatan harus dimulai segera setelah
beton cukup mengeras untuk mencegah kerusakan. Curing harus dengan
penutupan bahan yang basah, suatu system dengan pipa-pipa yang berlubang,
sprinkler, mekanis, penyiraman yang porous atau dengan metoda lain yang
disetujui yang akan menjaga agar semua permukaan yang dirawat secara
kontinyu tetap basah (tidak periodic). Air digunakan untuk curing harus
memenuhi ketentuan-ketentuan spesifikasi air yang digunakan untuk mengaduk
beton.

4.15 Perlindungan.

Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap gangguan sampai akhirnya


diterima oleh Direksi Pekerjaan. Semua permukaan beton yang akan kelihatan,
kecuali permukaan beton yang dilapisi dengan campuran penutup berpigmen putih
harus dilindungi dari sinar matahari yang langsung selama kurang lebih 3 hari
pertama setelah pengecoran. Setiap perlindungan harus efektif dan sepraktis
mungkin setelah pengecoran beton yang tidak berperancah atau setelah perancah
beton dibongkar.

4.16 Perapihan (Finishing.


Perapihan dari permukaan beton harus dilakukan oleh pekerja-pekerja yang
terampil dengan dihadiri Direksi Pekerjaan. Permukaan beton akan ditest oleh
Direksi Pekerjaan dimana perlu untuk menentukan apakah keadaan permukaan yang
tidak teratur akan digolongkan atas ketidakteraturan yang sekonyong-konyong dan
berangsur. Pembetulan yang disebabkan karena pemindahan atau pemasangan yang
salah akan cetakan atau lining dari penampang cetakan, pengancingan cetakan yang
lepas atau kerusakan cetak, akan dianggap sebagai bentuk yang tidak teratur.

4.17 Perbaikan Permukaan Beton.

- Bila setelah pengupasan beton ternyata tidak terbentuk seperti ditunjukan pada
gambar-gambar atau tidak lurus atau datar atau menunjukan permukaan yang
rusak, ini akan diganti oleh Kontraktor atas biayanya sendiri, kecuali bila Direksi
Pekerjaan memberi ijin untuk menambal yang rusak, dalam hal mana
penambalan harus dilakukan seperti yang digambarkan pada pasal-pasal
berikutnya.

- Kerusakan yang perlu diganti atau diperbaiki adalah yang terdiri dari sarang
lebah, kerusakan yang disebabkan karena pengelupasan cetakan, potongan-
potongan yang lepas dari beton, lubang-lubang skrup, lubang-lubang tongkat ikat
(tie rod), tepi-tepi dan pembengkakkan (gelembung-gelembung) akan
dihilangkan dengan shipping (penyerpihan) atau tolling diikuti oleh penggosokan
dengan batu penggosok. Sarang lebah dan lainnya yang merusak beton akan
diserpihkan. Lubang-lubang yang diserpih yang berujung tajam dan berbentuk
sedemikian sehingga perbaikan akan dilakukan ditempat. Semua lubang-lubang
harus dibasahi dengan baik selama 24 jam sebelum diberi bahan pengisi (untuk
perbaikan). Permukaan pengisi yang diselesaikan disesuaikan dengan dinding,
sekitarnya sehingga mempunyai tekstur yang sama. Semua tambalan-tambalan
harus dihaluskan.

- Bila menurut pendapat Direksi Pekerjaan, penambalan yang tidak sempurna


bangunan yang terpampang adalah sedemikian rupa sehingga penambalan saja
tidak akan menghasilan suatu tembok dengan penampakan yang memuaskan,
Kontraktor akan diminta untuk membuat tembok sebaik mungkin dengan
tembok yang berbatasan sama, sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

- Kekurangan-kekurangan baut dan lubang-lubang ikatan dan daeerah sarang


lebah yang akan diperbaiki akan diisi dengan mortar penambal kering yang
terdiri dari satu bagian semen Portland berbanding dua bagian pasir beton biasa
(perbandingan dalam volume) bersama-sama dengan campuran tambalan yang
tidak mengerut dan dengan air yang cukup dan disetujui Direksi Pekerjaan
dengan jumlah dispesifikasi oleh pabriknya, sehingga setelah adukan tercampur
baik mortar melekat bersama-sama membentuk bulatan tidak akan memisahkan
air yang bebas. Mortar yang dipergunakan untuk memperbaiki harus dipasang
dengan lapisan yang tipis dan secara teliti dipadatkan dengan alat yang
memadai. Perhatian khusus harus dilaksanakan terhadap setiap lubang. Sehingga
seluruh lubang akan terisi dengan mortar yang dipadatkan.

- Bilamana beton akan terpampang, mortart harus dibuat dengan menyesuaikan


warna beton dengan bahan pengganti, yaitu semen prtland putih dalam jumlah
yang diperlukan. Expansipon joint yang sudah terpasang harus kedap airl, rapid
an baik hingga diterima oleh Direksi Pekerjaan.

4.18 Penahan Air (Water Stop).

- Karet penahan air atau water stop akan ditetapkan pada sambungan konstruksi
seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar. Kontraktor akan melengkapi
semua water stop termasuk semua sumbat-sumbat karet perekat, semen, karet,
baut-baut, mur-mur, ring dan bahan sambungan lainnya. Kontraktor harus
membuat semua percabangan, sambungan, bengkokan dan persilangan dan
harus dibuat sesuai dengan yang disetujui oleh pabrik dan harus dibentuk untuk
menghasilkan sambungan kedap air yang kuat dan baik. Water stop yang
ditunjukkan pada gambar-gambar seperti water stop dengan ketebalan jaringan
(web) minimum 0,95 cm, seperti yang dibuat oleh Gater Rubber Company,
Denver, Colorado, AS atau lainnya yang disetujui Direksi Pekerjaan.

- Perekat karet untuk membuat percabangan bidang water stop karet haruslah
dari karet yang tidak diolah dan disinari pada suhu diatas 38ºC yang akan
menjadikannya tidak cocok untuk digunakan. Semua karet haruslah disimpan
sedemikian rupa sehingga memberi sirkulasi udara yang bebas sekitar karet.

- Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang sesuai untuk


mendukung dan melindungi water stop selama berlangsungnya pekerjaan.

4.19 Pengukuran dan Pembayaran.

Semua beton yang dibutuhkan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini harus
dimasukkan dalam harga satuan pekerjaan didalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk item-item yang berhubungan. Harga satuan pekerjaan dalam Penawaran
untuk pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan campuran yang dibutuhkan.
Percampuran, pengontrolan temperature, transportasi, persiapan untuk
penempatan, perbaikan, perlindungan, finishing dan perbaikan permukaan beton
dan semua pekerjaan lainnya sesuai prosedur-prosedur, penetapan-penetapan dan
syarat-syarat yang diatur dalam spesifikasi ini. Pembayaran pekerjaan beton dihitung
dengan satuan meter kubik (m³) sesuai yang ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
Untuk pekerjaan perancah/cetakan (begisting) beton pada konstruksi yang
memerlukan perancah/cetakan khusus, maka harga satuannya dapat terpisah dan
merupakan mata pembayaran tersediri dan dihitung dalam satuan meter persegi
(m²). sedangkan untuk konstruksi yang tidak khusus, pekerjaan perancah/cetakan
(begisting) termasuk dalam harga satuan beton dan untuk pekerjaan lainnya yang
berhubungan dengan pekerjaan pembetonan, volume dan satuannya sesuai dengan
yang ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

BAB VII
PENANAMAN POHON PELINDUNG

Untuk tanaman pohon pelindung pohon yang ditanam memiliki tinggi minimal 4
m, dan diameter minimal 10 cm. Pohon yang diminta adalah pohon pelindung
yang sesuai dengan kondisi lapangan. Penawaran sudah memperhitungkan
penanaman dan Pemeliharaan seperti
 Penyiraman
 Pemupukan 1 x 1 bulan menggunakan pupuk NPK dan pupuk Organik
 Penyemprotan hama tanaman 2 minggu sekali menggunakan Insektisida dan
Fungisida
 Pendangiran 1 x 1 bulan

You might also like