You are on page 1of 16

NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.

143-158)

GAMBARAN DAMPAK KEMOTERAPI PADA ANAK MENURUT


ORANG TUA DI RUMAH CINTA BANDUNG

Ridha Ranaillaa, Ai Mardhiyaha, Nur Oktavia Hidayatia


a
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
e-mail: ridharanailla@gmail.com, ai.mardhiyah@unpad.ac.id

Abstract

Cancer is one of the most frequently diseases among children. Chemoteraphy as primary
intervention for cancer in children has so many impacts that effect physical and psychological
children. This study aimed to identify the most impact of chemotherapy that children felt severe
and bothersome. It was done by assessment to parents in “Rumah Cinta Bandung”. Descriptive
quantitative method was used in this research and accidental sampling was used for 45 days to 30
respondent. The data was collected using Symptom assessment in childen receiving cancer
therapy: the parent perspective from Lee Dupuis. The data contained of two items those were
severe and bothersome with 69 questions for each. Data analysis used frecuency distributive to
describe the proportion percentage severe and bothersome impact on chemotherapy and also rank
of the most severe and bothersome on chemotherapy impact based on mean score by the
assessment to parents. The result was 40% children felt the impact of chemotherapy was severe
and 36,7% children felt bother with the impact of chemotherapy based on the assessment to the
parents. Psychologial aspect in sub variable for children mood and feeling especially emotional
aspect (mood swings and feeling angry) were the most severe mpact that children felt. Meanwhile,
the item of physical impact that identified as the most bothersome impact that chidren felt were
loss of appetite, nausea, and vomiting. Impact of chemotherapy needed more concerned from
parents and care provider because for could bother the children quality of life during the
treatment. This result was expected to help in finding the priority of intervention to decrease
chemotherapy impact that effect children’s physical, psychology and quality of life.

Keyword : children with cancer, chemotheraphy impact, parents

Abstrak

Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh anak. Kemoterapi sebagai
intervensi primer untuk mengatasi kanker pada anak mempunyai banyak dampak yang mampu
memengaruhi anak baik secara fisik dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dampak kemoterapi yang paling dirasakan berat dan mengganggu oleh anak
berdasarkan pengkajian pada orang tua di Rumah Cinta Bandung. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kuantitatif dan menggunakan accidental sampling selama 45 hari dengan jumlah
sampel sebanyak 30 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner Symptom
assessment in childen receiving cancer therapy: the parent perspective dari Lee Dupuis yang
terdiri dari dua bagian yaitu berat dan mengganggu dengan masing-masing 69 item pertanyaan.
Data kemudian dianalisis dengan distribusi frekuensi hingga menggambarkan proporsi responden
yang merasakan dampak berat dan mengganggu serta urutan dampak yang dirasakan berat dan
mengganggu berdasarkan nilai mean melalui pengkajian pada orang tua. Hasil penelitian 40%
anak merasakan dampak berat dan 36,7% anak merasakan dampak mengganggu. Aspek psikologis
pada sub variabel perasaan dan suasana hati khususnya emosional anak (perubahan suasana hati
dan mudah marah) merupakan dampak yang dianggap paling berat. Kemudian, dampak pada fisik
anak yang paling mengganggu yaitu kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah. Dampak
kemoterapi harus diperhatikan oleh orang tua dan petugas kesehatan karena akan mengganggu
kualitas hidup anak selama menjalani pengobatan kanker yang dialaminya. Hasil penelitian ini
diharapkan mampu membantu menentukan intervensi prioritas untuk mengurangi dampak
kemoterapi yang mempengaruhi fisik, psikologis, dan kualitas hidup anak.

Kata kunci : anak kanker, dampak kemoterapi, orang tua

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 143


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

PENDAHULUAN dengan kanker meninggal setiap


Kanker adalah istilah umum tahun atau sekitar 250 anak per hari
yang digunakan untuk satu kelompok atau 10 anak per jam. Di Indonesia
besar penyakit yang dapat terdapat sekitar 11.000 kasus kanker
mempengaruhi setiap bagian tubuh. anak setiap tahunnya, dan terdapat
Kanker merupakan neoplasma yang sekitar 650 kasus kanker anak di
ditandai dengan pertumbuhan sel-sel Jakarta (Kementrian Kesehatan RI).
baru secara abnormal yang kemudian Leukemia merupakan kanker yang
dapat menyerang dan menyebar ke paling sering dialami oleh anak-anak.
organ lain, proses ini disebut Pada tahun 2012 terdapat sebanyak
metastasis. Kerusakan pada DNA 661.191 kasus baru leukemia dan
(Deoxiribosa Nucleat Acid) sel 278.854 kematian akibat leukemia
kanker menyebabkan mutasi gen (GLOBOCAN, International Agency
vital yang berfungsi untuk for Research on Cancer).
mengontrol pembelahan sel, Kanker pada anak timbul dari
sehingga pada sel kanker terjadi pembentukkan jaringan pada masa
pertumbuhan sel-sel baru secara pertumbuhan didalam janin
terus-menerus, tidak terkoordinasi embryonal (mesodermal) dan
dengan jaringan sekitarnya, tidak neuroectodermal. Sedangkan pada
terbatas, dan tidak berfungsi secara orang dewasa, muncul dari sel epitel
fisiologis. (Price & Wilson, 2005; yang menyebabkan karsinoma pada
WHO, 2009) suatu organ (Kyle, 2008). Penyebab
Kanker tidak hanya menjadi kanker pada anak belum diketahui
masalah kesehatan bagi orang dengan pasti namun terdapat
dewasa, kanker juga menjadi salah beberapa faktor predisposisi yang
satu masalah kesehatan utama pada diduga menjadi mempengaruhi
anak-anak. Kanker berada pada terjadinya kanker pada anak seperti
urutan kedua dari sepuluh penyebab kelainan genetik, anak dengan
kematian anak dibawah usia 9 tahun immunideficiencies, paparan radiasi,
di Amerika Serikat pada tahun 2012 konsumsi obat karsinogenik, terapi
dengan presentasi 12.7%, urutan immunisuppresive, dan infeksi virus.
pertama sebesar 32% disebabkan Berbeda dengan kanker pada orang
oleh kecelakaan dan cedera (National dewasa, pada anak gaya hidup dinilai
Vital Statistics System, 2015). tidak mempunyai peran dalam
Menurut WHO, jumlah angka pembentukkan kanker (Hockenberry
kejadian kanker pada anak terus & Wilson, 2008).
meningkat setiap tahunnya mencapai Kemoterapi merupakan
110 hingga 130 kasus per satu juta treatment primer yang digunakan
anak pertahun. Menurut data Union anak untuk mengatasi kanker.
for International Cancer Control Terdapat berbagai macam jenis obat
(UICC) setiap tahun sekitar 176.000 kemoterapi yang diberikan dengan
anak didiagnosis kanker, mayoritas suatu protokol tertentu disesuaikan
berasal dari negara berpenghasilan dengan jenis kanker yang dialami
rendah dan menengah. ICCCPO oleh anak (Hockenberry & Wilson,
(International Confederation of 2008). Mekanisme kerja obat
Childhood Cancer Parents kemoterapi yang sangat kuat untuk
Organizations) memperkirakan membunuh sel kanker juga
bahwa lebih dari 100.000 anak bepengaruh pada sel-sel sehat

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 144


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

terutama sel yang pembelahannya pada anak, selain diberikan


bersifat cepat seperti sel folikel pencegahan dan penanganan,
rambut, sum-sum tulang belakang, identifikasi dini dengan pengkajian
kulit, dan mukosa. Sehingga obat yang rutin serta penanganan yang
kemoterapi akan menimbulkan baik terhadap nyeri, masalah fisik,
beberapa efek samping atau dampak psikologis, psikososial, dan spiritual
fisik kemoterapi pada anak dapat meningkatkan kualitas hidup
diantaranya adalah pada sistem anak dan keluarga (WHO, 2012).
pencernaan (mukositis, stomatitis), Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa
kurangnya kemampuan untuk tahapan untuk menangani dampak
mengecap rasa, mual dan muntah, kemoterapi pada anak yaitu
anoreksia/ kehilangan berat badan, pengkajian dampak yang dialami,
diare, konstipasi, gangguan menentukan perencanaan/ intervensi
hematologi (anemia,trombositopenia, sesuai temuan, memberi
neutropenia), rambut rontok, implementasi, dan evaluasi.
nephrotoxic, fatigue, gangguan Dampak kemoterapi pada anak
pendengaran, masalah pada jantung, merupakan hal yang penting untuk
saraf, dan pernapasan (Gibson & dikaji sebagai deteksi awal
Soanes, 2008). menghadapi perubahan fisik dan
Dampak adalah efek/pengaruh psikologis, serta mampu menjadi
yang kuat terhadap seseorang atau tindakan pencegahan untuk
sesuatu (Oxford University, 2010). komplikasi atau efek samping
Dampak dari kemoterapi pada anak lainnya (Gibson & Soanes, 2008).
dialami baik secara fisik (efek Pengkajian perlu ditanyakan pada
samping) maupun psikologis dan anak dan orang tua. Namun, anak
dimanifestasikan berbeda oleh setiap dengan usia terlalu muda atau anak
anak. Penelitian dilakukan oleh usia sekolah pun terkadang sulit
Miller, et al (2011) di Amerika untuk menjelaskan perasaan dan hal
Serikat kepada 39 anak berusia 10 yang dialami. Oleh karena itu,
sampai 17 tahun menunjukkan pengkajian kepada orang tua dinilai
bahwa gejala fisik yang paling sering akan lebih mudah dan efektif karena
dialami oleh anak adalah mual, selama ini orang tua menjadi
fatigue, berkurangnya nafsu makan, jembatan penghubung antara anak
nyeri, dan perasaan mengantuk dan petugas kesehatan (Dupuis,
(Miller, Jacob, & Hockenberry, Milne-Wren, & Barrera, 2010).
2011). Dampak yang dialami anak Penelitian sebelumnya yang
setelah menjalani treatmen dilakukan di Kanada menunjukan
kemoterapi mampu mempengaruhi hasil dampak kemoterapi yang
psikologis anak seperti kualitas dianggap paling berat adalah mood
hidup, tumbuh kembang, emosional, swing (85%), fatigue (80%), dan
kebiasaan, gangguan tidur, cemas tidak bisa bermain (74%), sedangkan
dan depresi (Musarezaie & Khaledi, dampak yang dirasa paling
2014). mengganggu adalah tidak bisa
Dampak kemoterapi yang bermain (50%) dan perasaan cemas
diatasi dengan baik mampu (43%) (Dupuis, Milne-Wren, &
meningkatkan kualitas hidup anak. Barrera, 2010).
WHO menjelaskan bahwa dalam Penelitian dengan
menghadapi suatu penyakit paliatif menggunakan instrumen serupa

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 145


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

belum pernah dilakukan di deskriptif berupa presentasi dengan


Indonesia. Sehingga penelitian ini data yang didapatkan dikelompokan
merupakan penelitian replikasi yang menjadi 2 kategori yaitu tidak berat/
bertujuan untuk melihat gambaran tidak mengganggu dan berat/
kejadian dampak kemoterapi yang mengganggu serta mengurutkan
dialami klien anak melalui dampak yang paling dirasakan berat
pengkajian pada orang tua di Rumah atau mengganggu pada anak menurut
Cinta Bandung. Dampak yang orang tua. Etika penelitian pada
dialami anak kemudian akan penelitian ini meliputi respect of
dibedakan secara fisik dan autonomy dengan memberikan
psikologis. inform consent kepada responden
secara lisan dan tulisan. Non-
METODE PENELITIAN maleficience atau beneficience
Penelitian ini dilakukan di dengan memberikan jaminan tidak
Rumah Cinta Bandung yaitu rumah ada hal yang merugikan atau
singgah bagi anak dengan kanker. memberatkan pasien selama proses
Rancangan penelitian adalah penelitian. Confidentiality dengan
deskriptif kuantitatif dengan menjamin kerahasiaan data yang
menggunakan kuesioner Symptom dikumpulkan hanya untuk data
Questionnaire: Assessment by Parent penelitian dan tidak disebarluaskan.
(Lee Dupuis et al, 2010). Kuisioner
tersebut terdiri dari 69 pertanyaan HASIL PENELITIAN
mengenai dampak kemoterapi yang Hasil penelitian menunjukan
dirasakan berat dan mengganggu. bahwa pada karakteristik responden
Pada kuisioner ini digunakan skala orang tua (tabel 1) sebagian besar
likert yang pada setiap pertanyaan berada pada usia dewasa muda
terdapat skor 0 hingga 4 yang perlu dengan rentang usia 18 – 39 tahun
dilingkari oleh responden sesuai sebanyak 19 orang (63,3%).
dengan kondisi yang dialami oleh Sebagian besar responden yaitu 26
anak. Kuisioner langsung diisi oleh orang (86,7%) dalam penelitian ini
responden dengan didampingi oleh adalah ibu dari anak dengan kanker.
peneliti saat pengisian kuisioner. Tingkat pendidikan terakhir orang
Populasi dalam penelitian ini tua paling banyak adalah lulusan
merupakan orang tua dari anak Sekolah Dasar (SD) diikuti dengan
dengan kanker di Rumah Cinta Sekolah Tingkat Menengah Pertama
Bandung. Sampel ditentukan dengan (SMP), masing-masing sebanyak 15
metode accidental sampling selama orang (50%) dan 10 orang (33,3%).
45 hari. Total responden yang Seluruh orang tua beragama islam
didapatkan yaitu 30 responden dan hanya satu responden yang
dengan 22 orang diantaranya berasal dari luar Jawa Barat.
merupakan orang tua dari anak
dengan leukemia.
Analisis data pada penelitian
ini dilakukan dengan cara statistik

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 146


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

Tabel 1. Karakteristik Orang Tua Anak Kanker di Rumah Cinta Bandung

Frekuensi Presentase
Karakteristik
(N) (%)
Usia Orang Tua
Dewasa Muda (18 – 39 tahun) 19 63.3
Dewasa Madya (40 – 59 tahun) 11 36.7
Dewasa Lanjut (≥ 60 tahun) 0 0
Total 30 100
Jenis Kelamin Orang Tua
Laki-laki 4 13.3
Perempuan 26 86.7
Total 30 100
Agama
Islam 30 100.0
Non-Islam 0 0
Total 30 100
Pendidikan Orang Tua
Tidak Sekolah 1 3.3
SD 15 50.0
SMP 10 33.3
SMA 4 13.3
Perguruan Tinggi 0 0
Total 30 100
Asal Daerah
Jawa Barat 29 96.7
Luar Jawa Barat 1 3.3
Total 30 100

Berdasarkan karakteristik Leukemia Limfositik) sebanyak


responden anak (tabel 2) didapatkan 73,4% atau 22 oeang diikuti dengan
anak yang berada pada usia sekolah 6 NHML dan retinoblastoma dengan
– 12 tahun sebanyak 16 orang atau masing-masing 3% atau 3 orang.
53,3%, lalu pada usia pra-sekolah (4 Lama responden anak didiagnosa
– 5 tahun) sebanyak 11 orang atau kanker sebagian besar kurang dari
36,7%. Sebagian besar responden satu tahun yaitu sebanyak 19 orang
anak berjenis kelamin laki-laki yaitu atau 63,3%. Anak yang terakhir
sebanyak 56,7% (17 orang). mejalani kemoterapi terakhir pada 1
Sebanyak 17 anak atau 56,7% minggu dari waktu pengambilan data
responden anak bersekolah. Jenis lebih banyak 20 orang atau sebesar
kanker yang dialami responden 66,7%.
sebagian besar adalah ALL (Akut

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 147


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

Tabel 2. Karakteristik Anak Kanker di Rumah Cinta Bandung

Frekuensi Presentase
Karakteristik
(N) (%)
Usia Anak
Usia Pra Sekolah (4 – 5 tahun) 11 36.7
Usia Sekolah (6 – 12 tahun) 16 53.3
Usia Remaja (13 – 14 tahun) 3 10.0
Total 30 100
Jenis Kelamin Anak
Laki-laki 17 56.7
Perempuan 13 43.3
Total 30 100
Sekolah
Bersekolah 17 56.7
Tidak Bersekolah 13 43.3
Total 30 100
Jenis Kanker
ALL (Akut Leukemia Limfosit) 22 73.4
NHML 3 10.0
Osteosarcoma 1 3.3
Retinoblastoma 3 10.0
Wilm’s Tumor 1 3.3
Total 30 100
Lama Diagnosa Kanker
≤ 1 tahun 19 63.3
> 1 tahun 11 36.7
Total 30 100
Terakhir Kemoterapi
0 – 1 minggu 20 66.7
1 – 2 minggu 6 20.0
2 – 3 minggu 0 0
3 – 4 minggu 4 13.3
Total 30 100

Tabel 3 dan 4 akan responden (60%) mengalami dampak


membahas mengenai dampak kemoterapi yang tidak berat,
kemoterapi yang dianggap berat oleh sedangkan sisanya yaitu sebanyak 12
anak menurut orang tua di Rumah responden (40%) mengalami dampak
Cinta Bandung. Berdasarkan tabel 3, kemoterapi yang berat.
ditemukan bahwa sebanyak 18

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 148


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

Tabel 3. Dampak Kemoterapi yang dirasakan Berat pada Anak Menurut


Orang Tua di Rumah Cinta Bandung Secara Keseluruhan (n=30)

Variabel Dampak Kemoterapi yang dirasakan Frekuensi Presentasi


Berat Menurut Orang Tua (N) (%)
Tidak Berat (Bawah Mean) 18 60
Berat (Atas Mean) 12 40
Total 30 100%

Berdasarkan tabel 4 di atas, dengan rata-rata 2,43, kehilangan


ditemukan bahwa dampak nafsu makan berada pada urutan
kemoterapi yang paling dirasakan keempat dengan rata-rata 2,4, dan
berat oleh anak adalah rambut rontok mual atau perasaan akan muntah
dengan rata-rata 2,63, kedua yaitu berada pada urutan kelima dengan
merasa marah dengan rata-rata 2,47, rata-rata 2,37.
lalu ketiga suasana hati berubah-ubah

Tabel 4. 10 Urutan Mean Dampak Kemoterapi yang paling dirasakan Berat


oleh Anak Menurut Orang Tua di Rumah Cinta Bandung (n=30)

Mean ±
Total Frekuensi
No Dampak Kemoterapi Standar
Skor (Presentasi)
Deviasi
1 Rambut menjadi rontok 82 2,63 ± 1,63 20 (66,7%)
2 Merasa marah 77 2,47 ± 0,86 17 (56,7%)
3 Suasana hati berubah-ubah 76 2,43 ± 0,86 16 (53,3%)
4 Kehilangan nafsu makan 75 2,4 ± 1,5 20 (66,7%)
Mual atau perasaan akan 74 19 (63,3%)
5 2,37 ± 1,1
muntah
6 Muntah atau akan muntah 63 2,1 ± 1,21 15 (50%)
7 Lemah atau lemas 56 1,83 ± 1,18 20 (66,7%)
8 Kelelahan 55 1,77 ± 1,31 19 (63,3%)
Terasa nyeri/ sakit/ kaku pada
9 55 1,77 ± 1,33 19 (63,3%)
area tulang, sendi, atau otot
10 Kulit gatal 50 1,67 ± 1,45 16 (53,3%)

Tabel 5 dan 6 akan membahas yang dialami tidak mengganggu,


mengenai dampak kemoterapi yang sedangkan sisanya yaitu sebanyak 11
dianggap berat oleh anak menurut responden (36,7%) merasa dampak
orang tua di Rumah Cinta Bandung. kemoterapi yang dialami
Berdasarkan tabel 6, ditemukan mengganggu.
bahwa sebanyak 19 responden
(63,3%) merasa dampak kemoterapi

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 149


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

Tabel 5. Dampak Kemoterapi yang dirasakan Mengganggu pada Anak


Menurut Orang Tua di Rumah Cinta Bandung Secara
Keseluruhan (n=30)

Variabel Dampak Kemoterapi yang dirasakan Frekuensi Presentasi


Mengganggu (N) (%)

Tidak Mengganggu (Bawah Mean) 19 63,3


Mengganggu (Atas Mean) 11 36,7
Total 30 100%

Berdasarkan tabel 6, ditemukan lalu ketiga suasana hati berubah-ubah


bahwa dampak kemoterapi yang dengan rata-rata 1,87, keempat
paling dirasakan mengganggu oleh merasa marah dengan rata-rata 1,73,
anak adalah kehilangan nafsu makan dan kelima muntah dengan rata-rata
dengan rata-rata 2,13, kedua yaitu 1,71.
mual atau perasaan akan muntah
merasa marah dengan rata-rata 2,1,

Tabel 6. 10 Urutan Mean Dampak Kemoterapi yang dirasakan Mengganggu


oleh Anak Menurut Orang Tua di Rumah Cinta Bandung (n=30)
Total Mean ± Frekuensi
No Dampak Kemoterapi Skor Standar (Presentasi)
Deviasi
1 Kehilangan nafsu makan 67 2,13 ± 1,41 18 (60%)
Mual atau perasaan akan 66 15 (50%)
2 2,1 ± 1,09
muntah
3 Suasana hati berubah-ubah 58 1,87 ± 0,97 20 (66,7%)
4 Merasa marah 54 1,74 ± 0,94 18 (60%)
5 Muntah atau akan muntah 53 1,71 ± 1,14 19 (63,3%)
6 Lemah atau lemas 43 1,38 ± 1,18 14 (46,7%)
7 Kelelahan 42 1,35 ± 1,15 14 (46,7%)
Terasa nyeri/ sakit/ kaku pada
8 40 1,29 ± 1,06 13 (43,3%)
area tulang, sendi, atau otot
9 Kulit gatal 39 1,25 ± 1,21 14 (46,7%)
10 Sakit kepala 38 1,23 ± 1,09 12 (40%)

PEMBAHASAN tua merupakan care giver utama bagi


Pengkajian terhadap dampak anak dan menjadi penghubung antara
yang dialami oleh anak kanker dapat anak dengan petugas kesehatan,
dilakukan melalui pengkajian seperti dalam penelitian ini yang
terhadap orang tua ataupun langsung dilakukan menggunakan instrumen
pada anak. Selama ini pengkajian Symptom assessment in childen
terhadap dampak kemoterapi lebih receiving cancer therapy: the parent
sering dilakukan pada orang tua, hal perspective (Lee Dupuis, 2010).
ini mungkin disebabkan karena orang

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 150


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

Pengkajian mengenai dampak berat oleh anak menurut orang tua


kemoterapi terhadap anak langsung adalah perasaan dan suasana hati
juga merupakan hal yang penting terutama pada item dampak
dilakukan karena informasi yang perubahan suasana hati dan merasa
didapatkan akan lebih akurat karena marah yang berada pada posisi kedua
anak sendiri yang mengalaminya. dan ketiga dari urutan dampak yang
Namun, perlu diperhatikan beberapa dirasakan berat secara keseluruhan.
hal seperti secara kognitif anak harus Pada aspek fisik, rambut rontok
mengerti mengenai dampak yang merupakan dampak kemoterapi yang
ditanyakan dan mampu dianggap paling berat pada anak oleh
mengungkapkan perasaanya terhadap orang tua yaitu berada di urutan
dampak tersebut (Dupuis, Milne- pertama dengan rata-rata 2,63 atau
Wren, & Barrera, 2010). Salah satu 20 responden (66,7%) menyatakan
instrumen yang paling sering mengalami rambut rontok yang
digunakan adalah Memorial berat. Terdapat beberapa faktor yang
Symptom Assessment Scale (MSAS). memengaruhi keparahan/ beratnya
Selanjutnya perlu dilakukan kerontokan rambut diantaranya
perbandingan hasil antara kuisioner adalah obat, dosis, dan jadwal
yang diisi oleh anak dan diisi oleh pemberian obat (Batchelor, 2002).
orang tua pada satu instrumen yang Reaksi pasien terhadap
dipilih untuk melihat efektifitas hasil kerontokan yang terjadi akibat efek
yang didapatkan dan samping kemoterapi berbeda-beda,
mempertimbangkan faktor yang pada penelitian sebelumnya melalui
dapat memengaruhi hasil. Seperti pendekatan antropologi yang
pada instrumen baku PedsQL dilakukan oleh Hensen dinyatakan
Generic Score dan Quality of Life for bahwa pasien kanker terutama wanita
Children with Cancer (QOLCC) merasa kerontokan rambut membuat
yang dilakukan perbandingan mereka kehilangan kepribadian dan
masing-masing terhadap kusioner daya tarik serta dikaitkan dengan
yang diisi langsung oleh anak dan status atau peran dalam kehidupan
orang tua (Chang & Yeh, 2005; bersosial (Hansen, 2007). Namun,
Cremeens, Eiser, & Blades, 2006). pada penelitian ini ditemukan bahwa
kerontokkan rambut merupakan
Dampak Kemoterapi yang dampak yang paling berat terjadi
dirasakan Berat pada Anak akan tetapi tidak terlalu mengganggu
Menurut Orang Tua di Rumah anak karena rambut rontok berada
Cinta Bandung pada posisi ke 22 dalam urutan
Hasil dari penelitian ini dampak yang dinyatakan
menurut orang tua diketahui bahwa mengganggu.
40% anak mengalami dampak Hal ini mungkin dapat
kemoterapi yang berat. Sub variabel disebabkan karena koping anak
fisik yang paling dirasakan berat oleh dalam menghadapi kerontokkan
anak menurut orang tua adalah sub rambut sudah baik dengan
variabel sistem pencernaan dan melakukan berbagai cara, seperti
perkemihan terutama pada item dalam penelitian Rosman yaitu
dampak kehilangan nafsu makan, dengan strategi menggunakan wig
mual, dan muntah. Sub variabel mampu mengurangi stress dan rasa
psikologis yang paling dirasakan malu akibat rambut rontok (Rosman,

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 151


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

2004). Pada penelitian yang carboplatin, methotrexate, cytabirin,


dilakukan anak perempuan yang vincristin,doxorubicin, kortikosteroid
menjadi responden seluruhnya (prednisone dan dexamethason) yang
beragama Islam (100,0%), sehingga memiliki berbagai macam efek
jika akan keluar rumah anak samping. Beberapa obat yang
perempuan akan menggunakan disebutkan oleh orang tua yang
kerudung untuk menutupi kepala menimbulkan anak mengalami mual
sedangkan anak laki-laki dan muntah diantaranya adalah
menggunakan topi. Anak yang Vincristin, Methotrexate, dan yang
berada pada lingkungan rumah cinta paling sering menyebabkan mual dan
merasa memiliki teman yang muntah adalah Doxorubicin. Hal ini
mengalami hal yang sama (peer sesuai dengan efek
support) sehingga anak tidak merasa samping/toksiksitas dari obat
sendirian mengalami dampak tersebut yang akan menyebabkan
kerontokkan rambut tersebut. mual dan muntah (Hatfield, 2008;
Sub variabel fisik pada sistem Pazdur, 2005). Obat kemoterapi
pencernaan dan perkemihan yaitu menghasilkan 5-HT atau serotonin
kehilangan nafsu makan dengan rata- yang berasal dari mukosa saluran
rata 2,4 berada pada urutan keempat pencernaan dan mengaktifkan saraf
dampak kemoterapi secara aferen yang berada diperut,
keseluruhan yang dirasakan berat kemudian disalurkan ke pusat
oleh anak menurut orang tua. muntah sehingga mual dan muntah
Kehilangan nafsu makan dapat dirasakan berat oleh anak. Selain
terjadi karena penyakit kanker yang pengaruh obat, faktor lain seperti
dialami anak atau karena berbagai cemas dan stress juga mungkin bisa
efek samping pengobatan kemoterapi menjadi pemicu mual dan muntah
seperti mual dan muntah, mukositis, pada anak (Gibson & Soanes, 2008).
penurunan kemampuan pengecapan, Pada aspek psikologis, merasa
konstipasi atau diare, nyeri, dan marah (rata-rata 2,47) dan pada
fatigue/kelelahan (Gibson & Soanes, urutan ketiga suasana hati berubah-
2008). ubah (dengan rata-rata 2,43)
Sub variabel fisik pada sistem merupakan dampak kemoterapi yang
pencernaan dan perkemihan terutama dianggap paling berat pada anak oleh
pada sistem pencernaan yaitu mual orang tua. Perubahan psikologis anak
atau perasaan akan muntah (rata-rata merupakan salah satu dampak
2,37) dan muntah atau akan muntah kemoterapi, suasana hati berubah-
(rata-rata 2,1) berada pada urutan ubah dan mudah marah atau merasa
selanjutnya yaitu kelima dan keenam tidak bahagia adalah salah satu
dari dampak kemoterapi yang karakteristik dari gangguan perilaku
dirasakan berat oleh anak menurut pada aspek eksternal (perilaku yang
orang tua secara keseluruhan. Mual terekspresikan). Terdapat beberapa
dan muntah yang terjadi pada anak hal yang dapat menyebabkan
bisa jadi disebabkan oleh obat gangguan perilaku anak berubah
kemoterapi yang dikonsumsi anak diantaranya adalah faktor biologis
dalam pengobatan. (keadaan fisik anak), faktor
Obat kemoterapi yang psikososial (hubungan anak dengan
dikonsumsi anak diantaranya adalah keluarga dan teman sebaya), faktor
cyclophospamide, ifospamide, sosiokultural (objektifitas dari

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 152


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

masyarakat), faktor durasi penyakit sesuai dengan tahap perkembangan


dan lama pengobatan, dan status psikososial oleh Erikson, semakin
sosial ekonomi (Winslow, 2006). tua usia anak, anak semakin mampu
Berdasarkan hasil penelitian mengontrol perilaku dengan
didapatkan bahwa dua gejala menggunakan koping dan
gangguan perilaku anak (merasa mekanisme pertahanan diri yang
marah dan suasana hati berubah- lebih baik (Wilson & Hockenberry,
ubah) berada pada urutan kedua dan 2012).
ketiga. Hal ini mungkin terjadi
karena beberapa faktor diantaranya Dampak Kemoterapi yang
adalah faktor biologis yaitu kelelahan dirasakan Mengganggu pada Anak
yang dialami oleh anak karena Menurut Orang Tua di Rumah
menjalani pengobatan secara terus Cinta Bandung
menerus maka anak akan mengalami Hasil dari penelitian ini
kelelahan sehingga anak harus menurut orang tua diketahui bahwa
mengurangi aktivitas. Faktor durasi 36,7% anak mengalami dampak
penyakit dan lamanya proses kemoterapi yang mengganggu. Sub
pengobatan. Pada penelitian ini variabel fisik yang paling dirasakan
didapatkan hasil berdasarkan mengganggu oleh anak menurut
lamanya anak menderita kanker, orang tua adalah pada sistem
sebagian besar responden menderita pencernaan dan perkemihan terutama
kanker selama 1 tahun sebanyak pada item dampak kehilangan nafsu
63,3%. Hal ini mungkin terjadi makan, mual, dan muntah yang
karena pada penelitian sebelumnya berada pada posisi kesatu, kedua, dan
Landolt et al, (2006) yang kelima dari urutan dampak yang
menyatakan bahwa adanya dirasakan mengganggu secara
komplikasi medis karena pengobatan keseluruhan menurut orang tua. Sub
dan gangguan status fungsional akan variabel psikologis pada perasaan
berdampak buruk bagi gangguan dan suasana hati merupakan dampak
perilaku anak dapat muncul dalam 1 yang paling dirasakan menggangu
tahun diagnosa penyakit (Landolt, oleh anak menurut orang tua yaitu
Vollrath & Nigali, 2006). pada item dampak perubahan
Usia anak dan teori suasana hati dan merasa marah yang
perkembangan anak memiliki berada pada posisi keempat dan
dampak besar dalam pengkajian atau kelima dari urutan dampak yang
pelaksanaan treatmen pada anak, fase dirasakan mengganggu pada anak
dari tahap perkembangan anak akan menurut orang tua secara
menunjukan bagaimana anak keseluruhan.
bereaksi terhadap stressor, dalam hal Pada aspek fisik, kehilangan
ini anak menghadapi penyakit kanker nafsu makan merupakan dampak
serta proses pengobatan kemoterapi kemoterapi yang dianggap paling
(Goldman, Hain, & Stephen, 2012). mengganggu pada anak menurut
Pada penelitian ini, sebagian besar orang tua dengan rata-rata 2,13.
anak berada pada usia sekolah Anak kanker memerlukan nutrisi
(53,3%) diikuti dengan anak pada yang adekuat untuk membuat tubuh
usia pra sekolah (36,7%) sehingga anak lebih baik dalam mencegah
dalam menghadapi penyakit kanker infeksi dan meningkatkan toleransi
dan proses pengobatan kemoterapi terhadap pengobatan (Broeder,

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 153


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

Lippins, & Tolboom, 2000). turun, anak juga dapat mengalami


Kekurangan asupan makanan akan gangguan emosi, dan psikologis
membuat anak kekurangan kalori karena stress yang berhubungan
dalam tubuh yang berfungsi sebagai dengan muntah (Gibson & Soanes,
suplai energi sehingga tubuh menjadi 2008). Selain itu mual dan muntah
lemas, kadar protein atau albumin yang tidak terkontrol akan mampu
dalam tubuh akan berkurang menyebabkan anak mendapat nutrisi
sehingga bahan pembentuk imunitas yang kurang, ketidakseimbangan
tubuh menjadi berkurang sehingga elektrolit, dan fungsi fisik serta
rentan terhadap infeksi, kekurangan mental yang memburuk (Hamdani,
kalori dan albumin juga akan Chaudhary, Awan, Khan, & Kojouri,
membuat sel dalam tubuh kelaparan 2007). Pada tahap lebih lanjut,
(starving) sehingga akan terjadi distress yang dialami anak akibat
pemecahan otot dan lemak dalam mual dan muntah akan membuat
tubuh yang menyebabkan anak akan anak tidak dapat beraktivitas dengan
mengalami penurunan berat badan normal dan akan memengaruhi
serta kehilangan masa otot (Brown, kualitas hidup anak secara signifikan
2002). Selain berdampak pada aspek (Clinton & Dowling, 2012).
fisik anak, kehilangan nafsu makan Beberapa strategi koping dan
juga memberikan efek negatif bagi intervensi non farmakologi
kualitas hidup anak (Brisbois, de diharapkan mampu dilakukan oleh
Kock, & Watanabe, 2011). anak sebagai alternatif lain yang
Beberapa intervensi yang dapat dapat mengatasi mual muntah yang
dilakukan pada anak yang dialami karena kemoterapi selain
mengalami kehilangan nafsu makan obat antiemetik. Pada penelitian yang
adalah dengan memberikan anak dilakukan oleh Rodgers et al, (2012)
makanan berukuran kecil dan mengkaji beberapa strategi koping
menarik tetapi dalam frekuensi yang yang dilakukan oleh anak dalam
sering, memberikan makanan menghadapi mual dan muntah yang
kesukaan anak, dan menganjurkan dirasakan. Aktivitas yang merupakan
anak untuk makan bersama orang bagian dari strategi koping yang
lain agar meningkatkan interaksi paling sering dilakukan oleh anak
sosial. Pada anak usia lebih muda adalah distraksi, regulasi emosi,
perawat dapat memberikan makan pemecahan masalah, dan wishful
pada anak dengan metode bermain thinking (berpikir positif/penuh
(Gibson & Soanes, 2008). harapan), sedangkan koping yang
Pada urutan kedua dampak dianggap paling efektif adalah
yang dirasakan mengganggu pada dukungan sosial dan distraksi
anak menurut orang tua secara (Rodgers, Norville, Taylor, & Poon,
keseluruhan adalah pada sub variabel 2012). Intervensi lain yang dinilai
fisik yaitu mual atau perasaan akan efektif diantaranya adalah akupresur,
muntah dengan rata-rata 2,1 dan pada membayangkan gambar, terapi
urutan kelima adalah muntah atau musik, terapi relaksasi otot progresif,
akan muntah dengan rata-rata 1,88. dan dukungan psikoedukasi (Tripton,
Mual dan muntah yang dapat McDaniel, Barbour, & Johnson,
mengakibatkan dehidrasi, 2007).
abnormalitas metabolisme, Pada aspek psikologis, suasana
kurangnya intake nutrisi, berat badan hati berubah-ubah (dengan rata-rata

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 154


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

1,87) merasa marah (rata-rata 1,73) bosan dengan kegiatan positif,


merupakan dampak kemoterapi yang namun jenis terapi bermain perlu
dianggap paling mengganggu pada diperhatikan agar tidak menimbulkan
anak oleh orang tua. Gangguan atau fatigue pada anak. Terapi bermain
masalah perilaku pada anak akan yang menyenangkan juga mampu
memberikan pengaruh negatif bagi meningkatkan koping anak dalam
kualitas hidup anak. pada penelitian menjalani kemoterapi dan proses
di China pada 300 anak disebutkan hospitalisasi (Aldiss, Hostman, &
bahwa faktor yang paling anak O'Leary, 2008; Hildenbrang,
dirasakan berubah pada kualitas Alderfer, Deatrick, & Marsac, 2014).
hidup adalah fungsi psikososial dan
emosional (Ji, Chen, Xiao, Zheng, & KESIMPULAN
Xao, 2011). Penelitian lain Simpulan dari penelitian ini
menyebutkan bahwa anak yang adalah menurut pengkajian pada
mengalami masalah perilaku yang orang tua dampak kemoterapi yang
sangat signifikan terutama berusia paling dirasakan berat oleh anak
dibawah 12 tahun mempunyai pada aspek fisik adalah kerontokan
kualitas hidup yang buruk (Tsai, rambut dan pada aspek psikologis
Hsu, Chou, Yang, & Jaing, 2013). adalah mudah marah. Sedangkan
Anak diharapkan mampu memiliki dampak kemoterapi pada anak yang
koping yang efektif dalam paling mengganggu menurut orang
menghadapi penyakit kanker serta tua adalah pada aspek fisik yaitu
pengobatan kemoterapi untuk kehilangan nafsu makan dan pada
menghindari terjadinya masalah aspek psikologis adalah suasana hati
perilaku. Pada penelitian yang berubah-ubah. Perlu adanya
dilakukan oleh Sposito et al, (2014) perhatian dari petugas kesehatan
dengan mencari cara untuk untuk dapat mengurangi dampak
mengatasi nyeri dan efek samping kemoterapi dengan tujuan utama
lain, mencari kebahagiaan, meningkatkan kualitas hidup anak.
melakukan aktivitas yang menjadi
hiburan dan menyenangkan, tetap DAFTAR PUSTAKA
mempunyai harapan untuk sembuh, Aldiss, S., Hostman, M., & O'Leary,
dan melakukan aktivitas keagamaan C. (2008). What is important
(Sposito, Silva-Rodigues, & to young children who have
Sparapani, 2014). Upaya yang cancer while in hospital?
dilakukan melalui meningkatkan Children & Society, (pp.85-
harapan dan keyakinan akan 98).
kesembuhan anak akan membantu Batchelor, D. (2002). Hair and
mengurangi rasa menderita yang cancer
dialami anak serta menguatkan anak chemotherapy:consequences
dalam menghindari stress emosional and nursing care. European
atau perubahan perilaku Journal of Cancer Care,
(Hildenbrand, Clawson, Alderfer, & (pp.147-163).
Marsac, 2011). Brisbois, T., de Kock, L., &
Beberapa aktivitas juga dapat Watanabe, S. (2011).
dilakukan misalnya terapi bermain, Characterization of
terapi bermain dapat mengisi waktu chemotheraphy alteration in
luang anak dan menghilangkan rasa advanced cancer reveals

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 155


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

spesific chemosensory pada Penduduk di Dunia.


phenotypes impacting dietary Kementrian Kesehatan RI.
intake and quality of life. Goldman, A., Hain, R., & Stephen,
Journal of Pain Symptom L. (2012). Oxford Textbook of
Manage, (pp.673-683). Palliative Care for Children
Brown, J. (2002). A systematic Second Edition. New York:
review of the evidence on Oxford University Press.
symptom management of Hamdani, M., Chaudhary, L., Awan,
cancer-related anorexia and F., Khan, J., & Kojouri, K.
cachexia. Oncologic Nursing (2007). Management of
Forum, (pp.517-530). platinum-based
Chang, P.-C., & Yeh, C.-H. (2005). chemotherapy-induced acute
Agreement between child nausea and vomiting: Is there
self-report and parent proxy- a superior serotonin receptor
report to evaluate qualitu of antagonist? Journal of
life in children with cancer. Oncolgy Pharmacology
Psycho-Oncology, (pp.125- Practice, (pp.69-75).
134). Hansen, H. P. (2007). Hair lose
Clinton, F., & Dowling, M. (2012). induce by chemotheraphy: an
An audit of chemotheraphy- antropological study if
induced nausea and vomiting women, cancer and
in children. Oncology rehabilitation. Antropology &
Nursing, (pp.18-23). Medicine, (pp.15-26).
Cremeens, J., Eiser, C., & Blades, M. Hasketh, P. (2008). Chemotheraphy-
(2006). Factor influencing induced nausea and vomiting.
agreement beetwen child self- Nursing English Journal
report and parent proxy- Medical, (pp.2482-2494).
report on Pediatric Quality of Hatfield, N. T. (2008). Broadribb's
Life Inventory 4.0 (PedsQL) Introductory Pediatric
generic core scales. Health Nursing 7th Edition.
and Quality of Life Philadelphia: Lippincott
Outcomes, (pp.1-8). Williams & Wilkins.
Dupuis, L., Milne-Wren, C., & Herera, J., Krebs, A., & Harris, P.
Barrera, M. (2010). Symptom (2000). Childhood Tumors
Assessment in Children Surg Clin North Am. Dalam
Receiving Cancer Therapy: M. Hockenberry, & D.
The Parents' Perspective. Wilson, Wong's Nursing Care
Support Care Cancer, of Infants and Children
(pp.281-299). Edition 9 (hal. 1462). USA:
Gibson, F., & Soanes, L. (2008). Elsevier.
Cancer in Children and Hildenbrand, A., Clawson, K.,
Young People. Chichester: Alderfer, M., & Marsac, M.
John Wiley & Sons Ltd. (2011). Coping with pediatric
GLOBOCAN, International Agency cancer: strategies employed
for Research on Cancer by children and their parents
(IARC). (2012). Estimasi to manage caner-related
Presentasi Kasus Baru dan stressor during treatment.
Kematian Akibat Kanker Journal of Pediatric

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 156


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

Oncology Nursing, (pp.83- status on childhood acute


94). lymphoblastic leukemia
Hildenbrang, A., Alderfer, M., treatment in Indonesia.
Deatrick, J., & Marsac, M. Pediatrics, 118 (6).
(2014). A mixed methods Muhabes, F. J., & Mohammed, S. S.
assessment of coping with (2015). Taste alteration in
pediatric cancer. Journal of cancer patients receiving
Psychosocial Oncology, chemotheraphy: Iraqi study.
(pp.37-58). Indian Journal of Health and
Hockenberry, M., & Wilson, D. Wellbeing, (pp.334-337).
(2008). Wong's Nursing Care Musarezaie, A., & Khaledi, F.
of Infants and Children (2014). Factor affecting
Edition 9. USA: Elsevier. quality of life and fatigue in
Ji, Y., Chen, S., Xiao, N., Zheng, S., patients leukemia under
& Xao, X. (2011). Measuring chemotherapy. Journal of
health-related quality of life Education and Health
in children with cancer living Promotion, (pp.74-79).
in mainland China. Health National Vital Statistics System
and Quality of Life Outcome. (NVSS). (2015). Death
Kementrian Kesehatan RI. (2005). Leading Cause for 2012.
Prevalensi Kanker pada anak NVSS.
dibawah 17 tahun. Oxford University. (2010). Oxford
Kementrian Kesehatan RI. Dictionary of English. USA:
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Oxford University Press.
Situasi Penyakit Kanker. Pazdur, R. (2005). Cancer
Jakarta: Kementrian Management: a
Kesehatan RI. Multidisciplinary Approach
Kyle, T. (2008). Essentials of Medical, Surgical, and
Pediatric Nursing. Radiation Oncology. USA:
Philadelphia: Wolters Kluwer Oncology Group.
Health. Price, S., & Wilson, L. (2005).
Lee, J., & Oh, H. (2013). Ginger as Patofisiologi Konsep Klinis
an antiemetic modality for Proses-Proses Penyakit Edisi
chemotheraphy-induced 6. Jakarta: EGC.
nausea and vomiting: a Reindl, T., Geilen, W., & Hartmann,
systematic review and meta- R. (2006). Acupuntur against
analysis. Oncology Nursing chemotheraphy-induced
Forum, (pp.163-170). nausea and vomiting in a
Miller, E., Jacob, E., & Hockenberry, pediatric oncology. Support
M. J. (2011). Nausea, Pain, Care Center, (pp.172-176).
Fatigue, and Multiple Rodgers, C., Norville, R., Taylor, O.,
Symptoms in Hospitalized & Poon, C. (2012). Children's
Children with Cancer. coping strategies for
Oncology NUrsing Forum, chemotheraphy-induced
(pp.382-393). nausea and vomiting.
Mostert, S., Sitaresmi, M. N., & Oncology Nursing Forum,
Gundy, C. M. (2006). (pp.202-209).
Influence of socioeconomic

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 157


NERS JURNAL KEPERAWATAN,Volume 12, No.2, Oktober 2016, (Hal.143-158)

Rosman, S. (2004). Cancer and Adolescent.USA:Speechmark


stigma: experience of patients Publisihing.
with chemotherapy-induced
alopecia. Patient Education
and Conseling, (pp.333-339).
Sposito, A., Silva-Rodigues, F., &
Sparapani, V. (2014). Coping
Strategies Used by
Hospitalized Children With
Cancer Undergoing
Chemotherapy. Journal of
Nursing Scholarship,
(pp.143-151).
Tripton, J., McDaniel, R., Barbour,
L., & Johnson, M. P. (2007).
Putting evidence into
practice: evidence-based
interventions to prevent,
manage, and treat
chemotherapy-induced
nausea and vomiting. Clinical
Journal of Oncology Nursing,
(pp.69-78).
Tsai, M. H., Hsu, J. F., Chou, W. J.,
Yang, C. P., & Jaing, T. H.
(2013). Psychosocial and
emotional adjustment for
children with pediatric cancer
and their primary caregiver
and the impact on their
helath-related quality of life
during the first 6 months.
Quality of Life Research,
(pp.625-634).
WHO. (2012). Palliative Definition.
Dalam A. Goldman, R. Hain,
& L. Stephen, Oxford Text of
Palliative Care for Children
Second Edition (hal. 58).
New York: Ocford University
Press.
Wilson, D., & Hockenberry, M. J.
(2012). Clinical Manual of
Pediatric Nursing. Missouri:
Elsevier Mosby.
Winslow. (2006). A Social Skill
Approach for Children and

Ridha Ranailla, dkk., Gambaran Dampak Kemo.. 158

You might also like