You are on page 1of 7

PANDUAN ASUHAN

KEPERAWATAN

MORBUS HISPRUNG

1. Pengertian (Definisi) Penyakit hirschprung adalah suatu kelainan tidak adanya


sel ganglion parasimpatis pada usus, dapat dari kolon sampai pada
usus halus. (Ngastiyah, 2005)

Penyakit Hirschsprung atau Mega Kolon adalah kelainan


bawaan penyebab gangguan pasase usus tersering pada neonatus,
dan kebanyakan terjadi pada bayi aterm dengan berat lahir < 3 Kg,
lebih banyak laki – laki dari pada perempuan. ( Arief Mansjoeer,
2000).

Penyakit hirschsprung adalah anomali kongenital yang


mengakibatkan obstruksi mekanik karena ketidak adekuatan
motilitas sebagian dari usus. (Donna L. Wong, 2009)

2. Asesmen 1. Keluhan utama Klien


Keperawatan
Masalah yang dirasakan klien yang sangat mengganggu pada saat
dilakukan pengkajian, pada klien Hirschsprung misalnya, sulit
BAB, distensi abdomen, kembung, muntah.

2. Sistem Gastrointestinal
Kaji pada bagian abdomen palpasi adanya nyeri, auskultasi bising
usus, adanya kembung pada abdomen, adanya distensi abdomen,
muntah (frekuensi dan karakteristik muntah) adanya keram,
tendernes
Pre Operasi
1. Kaji status klinik anak (tanda-tanda vital, asupan
dan keluaran)
2. Kaji adanya tanda-tanda perforasi usus.
3. Kaji adanya tanda-tanda enterokolitis
4. Kaji kemampuan anak dan keluarga untuk
melakukan koping terhadap pembedahan yang akan
datang
5. Kaji tingkat nyeri yang dialami anak
Post Operasi
1. Kaji status pascabedah anak (tanda-tanda vital,
bising usus, distensi abdomen)
2. Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan
cairan
3. Kaji adanya komplikasi
4. Kaji adanya tanda-tanda infeksi
5. Kaji tingkat nyeri yang dialami anak
6. Kaji kemampuan anak dan keluarga untuk
melakukan koping terhadap pengalamannya di
rumah sakit dan pembedahan.
7. Kaji kemampuan orang tua dalam
menatalaksanakan pengobatan dan perawatan yang
berkelanjutan.

3. Diagnosa Pre operasi


Keperawata
1. Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan
spastis usus dan tidak adanya daya dorong.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang inadekuat.
3. Kekurangan cairan tubuh berhubungan muntah dan diare.
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya
distensi abdomen.

Post operasi
1. Gangguan integritas kulit b/d kolostomi dan perbaikan
pembedahan
2. Nyeri b/d insisi pembedahan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

4. Kriteria 1. Anak tidak rewel


Evaluasi/Nursing outcom
2. Ekspresi wajah dan sikap tubuh rileks
3. Tanda vital dbn
4. bebas dari tanda-tanda infeksi tanda vital dalam batas
normal
5. Feses lunak
6. Anak tidak kesakitan saat BAB.
7. Tindakan operasi colostomi
8. Ibu terlihat lebih tenang
9. Ibu dapat bertoleransi dengan keadaan anak.
10. Mampu menjelaskan penyakit, prosedur operasi
11. Mampu menyebutkan tindakan keperawatan yang harus
dilakukan
12. Mampu menyebutkan cara perawatan.

5. Intervensi Keperawatan
6. Informasi dan Edukasi 1. Ajarkan pada orang tua untuk memantau adanya tanda dan
gejala komplikasi jangka panjan berikut ini : Stenosis dan
kontriksi, Inkontinensia, Pengosongan usus yang tidak
adekkuat
2. Ajarkan tentang perawatan kolostomi pada orang tua dan
anak seperti : Persiapan kulit, Penggunaan alat kolostomi,
Komplikasi stoma (perdarahan, gagal defekasi, diare
meningkat , prolaps, feses seperti pita ), Perawatan dan
pembersihan alat kolostomi, Irigasi kolostomi
3. Beri dan kuatkan informasi-informasi tentang
penatalaksanaan diet seperti : Makanan rendah sisa,
Masukan cairan tanpa batas, Tanda-tanda
ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi.
4. Dorong orang tua dan anak untuk mengekspresikan
perasaannya tentang kolostomi seperti : Tampilan, Bau,
Ketidaksesuaian antara anak mereka dengan anak “ideal”
5. Rujuk ke prosedur institusi spesifik untuk informasi yang
dapat diberikan pada orang tua tentang perawatan
dirumah.

7. Evaluasi Keluarga atau orang tua mampu melakukkan perawatan kolostomi


di rumah
8. Penelaah Kritis Sub Komite Mutu
9. Kepustakaan Betz, Cecily & Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan
Pediatrik, Alih bahasa Jan Tambayong. Jakarta : EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3.
Jakarta : EGC
Mansjoer , Arif . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran .Edisi Ke-3 .
Jakarta : Media Aesulapius FKUI
NANDA International. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi
dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC.
Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Volume 2 Edisi 8. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. Dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik
Wong. Jakarta : EGC

You might also like