You are on page 1of 6

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (F1)


“SINDROMA METABOLIK-KOLESTEROL”
DI BALAI DESA KEBON AGUNG

Pendamping :
dr. Agustina Rusmawati
NIP. 19771231 2008 01 2 018

Disusun Oleh :
dr. Karina Mega Wulansari

PUSKESMAS KAJEN 1
KABUPATEN PEKALONGAN
2018
LAPORAN KEGIATAN
UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
“SINDROMA METABOLIK-KOLESTEROL”
DI BALAI DESA KEBON AGUNG (F1)

A. Nama Kegiatan
Penyuluhan “SINDROMA METABOLIK-KOLESTEROL”

B. Latar Belakang

Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti juga pada orang
dewasa. Akhir- akhir ini terjadi peningkatan jumlah obesitas pada anak dan remaja di negara
maju dan berkembang. Seiring dengan peningkatan masalah obesitas, dikenal sindrom
metabolik yang terdiri dari obesitas sentral, resistensi insulin, hipertensi dan dislipidemia
yang telah dilaporkan pada orang dewasa. Terapat hubungan yang kuat antara overweight dan
obesitas dengan sindrom metabolik pada anak dan remaja. Perbedaan prevalensi jenis
kelamin berhubungan dengan sindrom metabolik, terutama pada anak di bawah usia 10
tahun. Petanda inflamasi dan hemostasis yang meningkat ataupun fibrinolisis yang terganggu,
juga berperan dalam sindrom metabolik. Komponen sindrom metabolik dapat muncul pada
anak dan remaja seperti pada dewasa, tetapi belum ada kesepakatan mengenai kriteria
sindrom metabolik pada anak. Beberapa penelitian menggunakan pedoman NCEP (National
Cholesterol Educational Program)-ATP III (Adult Treatment Panel III), sedangkan penelitian
lain menambahkan kadar insulin puasa sebagai komponen kriteria sindrom metabolik di
samping kriteria sindrom metabolik menurut NCEP-ATP III. Menurut NCEP-ATP III
seorang anak dikategorikan mengalami sindrom metabolik apabila memenuhi 3 dari 5
komponen kriteria sindrom metabolik, yaitu (1) obesitas sentral, (2) peningkatan kadar
trigliserida, (3) penurunan kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL), (4) kadar gula
darah puasa terganggu, dan (5) hipertensi. Perubahan dalam pertumbuhan dan perkembangan
menyulitkan penentuan nilai batasan komponen kriteria sindrom metabolik (tekanan darah,
tinggi badan, berat badan, body mass index (BMI), dan lingkar pinggang) karena berbeda
antara anak laki-laki dan perempuan, serta meningkat dengan bertambahnya usia.
Peningkatan tekanan darah dimasukkan ke dalam berbagai kriteria sindrom metabolik,
namun hubungannya dengan sindrom metabolik sesungguhnya merupakan hal yang
kompleks.
Prevalensi sindrom metabolik bervariasi berdasarkan kriteria yang digunakan. Pada
suatu studi di New Haven yang melibatkan 439 subjek berusia 4-20 tahun, prevalensi
sindrom metabolik pada subjek dengan obesitas sedang (BMI z-score 2,0-2,5) 38,7%, dan
subjek dengan obesitas berat (BMI z score >2,5) 49,7%. Prevalensi obesitas meningkat di
daerah maju dan berkembang. Tahun 1999 di Amerika Serikat 61 % dewasa mengalami
overweight dan obesitas. Sindrom metabolik diperkirakan 22% dari populasi dewasa di
Amerika Serikat. Pada penelitian Bogasa Heart, sindrom metabolik pada remaja di Amerika
Serikat 4,2%, prevalensi pada laki-laki (6,1%) lebih tinggi di bandingkan perempuan (2,1%),
sedangkan di Jepang 17,7% anak obesitas mengalami sindrom metabolik. Di DKI Jakarta,
prevalens obesitas meningkat dengan bertambahnya umur. Prevalensi obesitas pada anak
berusia 6-12 tahun 4%, remaja 12-17 tahun 6,2%, dan remaja berusia 17-18 tahun 11,4%.
Kasus obesitas pada remaja lebih banyak ditemukan pada perempuan (10,2%) dibandingkan
laki-laki (3,1%).
Dengan memberikan penyuluhan tentang Sindroma Metabolik-Kolesterol diharapkan bisa
mendeteksi penyakit lebih dini. Angka morbiditas Sindroma Metabolik yang tinggi menjadi
dasar pentingnya mengetahui gejala awal, faktor risiko dan deteksi dini terhadap Sindroma
Metabolik.

C. Tujuan Kegiatan
1. Memberikan pengetahuan tentang penyakit Sindroma Metabolik
2. Memberikan pengetahuan tentang Hipertensi
3. Memberikan pengetahuan tentang DM
4. Memberikan pengetahuan tentang Hipertrigliseridemia
5. Memberikan pengetahuan tentang LDL dan HDL
6. Memberikan pengetahuan tentang Obesitas
7. Memberikan pengetahuan tentang makanan yang mengandung kolesterol.

D. Bentuk Kegiatan
Penyuluhan mengenai materi Sindroma Metabolik-Kolesterol

E. Waktu Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2018 pada pukul 09.30-10.15 WIB
F. Tempat Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di Balai Desa Kebon Agung

G. Peserta Kegiatan
Seluruh kader desa yang dinaungi oleh Puskesmas Kajen I

H. Pelaksana Kegiatan
1. dr. Karina Mega Wulansari
2. Wiwid
3. Waosiyah

I. Hasil Kegiatan
Kegiatan penyuluhan tentang “Sindroma Metabolik - Kolesterol” dilakukan dalam
rangka program promosi kesehatan Puskesmas Kajen 1. Kegiatan ini diikuti kurang lebih
oleh 57 kader. Penyampaian materi dilakukan secara lisan dengan menggunakan leaflet.
Penyampaian materi diselingi tanya jawab dan peserta tampak antusias dengan materi
penyuluhan.

J. Evaluasi
1. Sudah terlaksana koordinasi yang baik antar petugas kesehatan (tim pelaksana
kegiatan).
2. Peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan dan memahami materi.
3. Sebagian peserta sudah dapat memahami tentang penyakit Sindroma Metabolik,
mulai dari gejala, bahaya, dan pencegahan penyakit Sindroma Metabolik serta
mengetahui makanan apa saja yang mengandung kolesterol.

Kajen, 1 Desember 2018


Dokter Pendamping Dokter Internship

dr. Agustina Rusmawati dr. Karina Mega Wulansari


NIP. 19771231 2008 01 2 018
DAFTAR PUSTAKA

1. Yoshinaga M, Tanaka S, Shimago A, Sameshima K, Nishi J, Nomura Y, dkk.


Metabolic syndrome in overweight and obese Japanese children. Obesity Research
2005;13:1135-40.
2. Robinson RF, Batisky DL, Hayes JR, Nahata MC, Mahan JD. Body mass index in
primary and secondary pediatric hypertension. Pediatr Nephrol 2004;9:1379-84.
3. Aneja A, El-Atat F, McFarlane IS, Sowers RJ. Hypertension and obesity. Diunduh
dari http://rphr. endojournal.org. Diakses tanggal 09 April 2007.
LAMPIRAN

You might also like