Gliserol merupakan hasil samping dari produksi Biodiesel melalui reaksi
transesterifikasi dan merupakan senyawa alkohol dengan gugus hidroksil berjumlah 3 buah (1,2,3 propanetriol). Gliserol digunakan sebagai bahan baku primer dalam pembuatan Triacetin. Pembuatan Triacetin pada tugas perancangan pabrik ini menggunakan proses Asetilasi dengan kondisi proses suhu yaitu 120oC dengan tekanan standar 1 atm. Proses Asetilasi adalah proses mensubstitusi atom hidrogen dari gugus hidroksil dengan gugus asetil yang menghasilkan gugus asetoksi. Proses ini digunakan karena memiliki nilai Gross Profit Margin (GPM) yang lebih tinggi dari proses lainnya. Bahan baku yang digunakan adalah Gliserol yang direaksikan dengan Asam Asetat menggunakan katalis Asam Sulfat. Triacetin adalah senyawa ester yang dihasilkan dari reaksi esterifikasi antara Asam asetat dan Gliserol dengan bantuan katalis berbasis alkali, asam anhidrat atau asam kuat. Triacetin bermanfaat sebagai zat aditif pada bidang pangan dan non pangan, plasticisizer, dan zat pengemulsi. Pada pra rancangan pabrik ini Triacetin yang dihasilkan berguna sebagai zat pengemulsi (emulsifier). Zat pengemulsi yang berkembang pada saat ini adalah CMC yang masih harus diimpor dari luar Indonesia. Fungsi CMC dapat digantikan oleh Triacetin yang dapat diproduksi oleh industri dalam negeri, sehingga dapat menekan angka impor CMC dari luar negeri. Adapun pendirian lokasi pabrik adalah di Desa Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Dumai yang telah memenuhi berbagai aspek yang telah dipertimbangkan seperti ketersediaan bahan baku dan kondisi proses. Pabrik ini direncanakan akan beroperasi dengan kapasitas produksi sebanyak 70.000 ton/tahun. Kata kunci: asetilasi, emulsifier, gliserol, triacetin