You are on page 1of 4

A.

Pengertian
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan
(Potter & Perry, 2005).
B. Etiologi
1. Faktor Perkembangan
a. Anak-anak
1) Belum mengerti seperti orang dewasa, belum bisa merasakan.
2) Belum menghambat perkembangan.
3) Bisa mengalami regresi.
b. Orang dewasa
1) Kehilangan membuat orang menjadi mengenang tentang hidup, tujuan hidup.
2) Menyiapkan diri bahwa kematian adalah hal yang tidak bisa dihindari.
2. Faktor Keluarga
Keluarga mempengaruhi respond an ekspresi kesedihan. Anak terbesar biasanya
menunjukkan sikap kuat, tidak menunjukkan sikap sedih secara terbuka.
3. Faktor Sosial Ekonomi
Apabila yang meninggal merupakan penanggung jawab ekonomi keluarga, berarti
kehilangan orang yang dicintai sekaligus kehilangan secara ekonomi. Dan hal ini bisa
mengganggu kelangsungan hidup.
4. Faktor Kultural
Kultur mempengaruhi manifestasi fisik dan emosi. Kultur barat menganggap
kesedihan adalah sesuatu yang sifatnya pribadi sehingga hanya diutarakan pada
keluarga, kesedihan tidak ditunjukkan pada orang lain. Kultur lain menganggap
bahwa mengekspresikan kesedihan harus dengan berteriak dan menangis keras-keras.
5. Faktor Agama
Dengan agama bisa menghibur dan menimbulkan rasa aman. Menyadarkan bahwa
kematian sudah ada dikonsep dasar agama. Tetapi ada juga yang menyalahkan Tuhan
akan kematian.
6. Faktor Penyebab Kematian
Seseorang yang ditinggal anggota keluarga dengan tiba-tiba akan menyebabkan
goncangan jiwa yang berat dan tahapan kehilangan yang lebih lama. Ada yang
menganggap bahwa kematian akibat kecelakaan diasosiasikan dengan kesialan.

Kebutuhan keluarga yang kehilangan membutuhkan hal-hal sebagai berikut.

1. Harapan
Perawatan yang terbaik sudah diberikan. Keyakinan bahwa mati adalah akhir
penderitaan dan kesakitan.
2. Partisipasi
Memberi perawatan. Sharing dengan staf perawatan.
3. Dukungan
Dengan dukungan seseorang bisa melewati kemarahan, kesedihan, dan penyangkalan.
Dukungan bisa digunakan sebagai koping dengan perubahan yang terjadi.
4. Kebutuhan Spiritual
Berdoa sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Mendapatkan kekuatan dari Tuhan.
C. Jenis-jenis kehilangan
Ada 5 jenis konsep kehilangan, yaitu :
1. Kehilangan Objek Eksternal
Kehilangan ini mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi usang, berpindah
tempat, dicuri, atau rusak karena bencana alam. Kedalaman berduka yang dirasakan
seseorang terhadap benda yang hilang bergantung pada nilai yang dimiliki orang
tersebut terhadap benda yang dimilikinya, dan kegunaan dari benda tersebut. Contoh :
kehilangan sepeda motor, kehilangan uang, kehilangan rumah.
2. Kehilangan Lingkungan yang telah Dikenal
Kehilangan ini mencakup meninggalkan lingkungan yang telah dikenal selama
periode tertentu/kepindahan secara permanen. Contoh : pindah rumah baru dan
alamat baru atau yang ekstrim lagi dirawat di rumah sakit. Kehilangan melalui
perpisahan dari lingkungan yang telah dikenal dapat terjadi melalui situasi
naturasional, misal : lansia pindah kerumah perawatan.
3. Kehilangan Orang Terdekat
Kehilangan yang terjadi pada orang-orang terdekat seperti orangtua, pasangan, anak-
anak, saudara sekandung, guru, dll. Contoh : pindah rumah, pindah pekerjaan karena
promosi atau mutasi, melarikan diri, dan kematian.
4. Kehilangan Aspek Diri
Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis, atau
psikologis. Kehilangan ini dapat terjadi karena penyakit, cedera, atau perubahan
perkembangan situasi. Kehilangan seperti ini dapat menurunkan kesejahteraan
individu, mengalami kehilangan kedudukan, mengalami perubahan permanen dalam
citra tubuh dan konsep diri. Contoh : kehilangan anggota tubuh dan harus diamputasi
karena kecelakaan lalu lintas, menderita kanker organ tubuh yang ganas, terkena
penyakit HIV/ AIDS.
5. Kehilangan Hidup
Kehilangan ini ada pada orang-orang yang akan menghadapi kematian sampai dengan
terjadinya kematian. Hal ini sering menyebabkan kehilangan kontrol terhadap diri
sendiri, gelisah, takut, bergantung pada orang lain, putus asa dan malu. Contoh :
pasien yang divonis menderita kanker otak, luekimia atau penyakit langka lainnya
yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter.
D. Rentang respon kehilangan
1. Fase Denial (Penyangkalan)
Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan yang ada. Selalu ada
verbalisasi “itu tidak mungkin”, “saya tidak percaya itu terjadi” yang tercantum
dalam otaknya. Terjadi perubahan fisik seperti letih, lemah, pucat, mual, diare,
gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.
2. Fase Anger (Kemarahan)
Mulai sadar akan kenyataan. Marah diproyeksikan pada orang lain. Terjadi reaksi
fisik seperti muka merah, nadi cepat, gelisah, sudah tidur, tangan mengepal.
Berperilaku agresif.
3. Fase Bargaining (Tawar Menawar)
Adanya tawar menawar seperti verbalisasi “kenapa harus terjadi pada saya?“
dinetralkan menjadi “seandainya saya berhati-hati, pasti tidak terjadi pada saya”.
Maksud disini adalah adanya suatu mekanisme pertahanan diri untuk tidak
menyalahkan diri sendiri.
4. Fase Depression (Depresi)
Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa. Gejala yang timbul
adalah menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.
5. Fase Acceptance (Penerimaan)
Pikiran pada objek yang hilang berkurang. Verbalisasi ”apa yang dapat saya lakukan
agar saya cepat sembuh?” dan juga “yah, akhirnya saya harus operasi”.
E. Dampak kehilangan
Kehilangan bisa mengakibatkan dampak dalam hidup seseorang seperti berikut ini.
1. Pada masa anak-anak
Kehilangan dapat mengancam kemampuan untuk berkembang, kadang akan timbul
regresi serta rasa takut untuk ditinggalkan atau dibiarkan kesepian.
2. Pada masa remaja atau dewasa muda
Kehilangan dapat menyebabkan disintegrasi dalam keluarga atau suatu kehancuran
keharmonisan keluarga.
3. Pada masa dewasa tua
Kehilangan khususnya kematian pasangan hidup dapat menjadi pukulan yang sangat
berat dan menghilangkan semangat hidup orang yang ditinggalkan.

You might also like