You are on page 1of 3

Ada beberapa kiat dalam menyusun kalimat efektif yang dapat anda lakukan.

Kiat
tersebut perlu kita pahami agar kalimat yang kita buat menjadi kalimat efektif. Ada tiga
kiat yang akan dibahas pada tulisan ini, antara lain :

 Kiat Pertama, Kiat Pengulangan

Untuk menghasilkan sebuah kalimat yang efektif, kiat pengulangan digunakan untuk
memperlihatkan bagian yang diutamakan dalam kalimat. Dengan pengulangan tersebut
kalimat yang kita ulang menjadi lebih menonjol. Pengulangan tersebut dapat
diperlihatkan dalam sebuah kalimat seperti contoh di bawah ini :

Untuk mencapai cita-cita diperlukan semangat, semangat, dan sekali lagi semangat.

Pengulangan tidak harus dengan bentuk yang sama, pengulangan dapat dilakukan
dengan bentuk yang berbeda. Sehingga pengungkapan menjadi bentuk yang bervariasi.
Variasi bertujuan untuk lebih menonjolkan informasi, juga membuat tuturan menjadi
lebih segar. Pengulangan dapat kita lakukan dengan sinonim, juga pada untaian kata.

 Kiat Kedua, Pengedepanan

Dalam menyampaikan informasi pengedepanan bertujuan untuk menunjukkan bahwa


hal yang dikedepankan itu penting. Jika ada kepentingan menonjolkan informasi,
bagian yang berisi informasi ditampilkan pada bagian awal kalimat seperti contoh di
bawah ini :

Belajar dapat menambah ilmu pengetahuan. Belajar merupakan kegiatan yang


dilakukan setiap hari.

 Kiat Ketiga, Penyejajaran

Untuk membuat kalimat efektif dapat kita lakukan penyejajaran. Penyejajaran


menimbulkan kesan bahwa unsur yang disejajarkan itu penting, seperti contoh kalimat
di bawah ini :

Menulis bukanlah pekerjaan yang sulit dilakukan. Menulis bukanlah momok, yang
membuat orang ketakutan, Menulis adalah kegiatan kreatif mengisi waktu luang.
Hal yang perlu kita perhatikan dalam penyejajaran adalah konsistensi, yang terdiri dari
konsistensi kategori dan konsistensi struktur. Konsistensi kategori ditampilkan pada
kategori kata, jika penjejajarn dilakukan pada kata kerja, selanjutnya juga dengan kata
kerja. Misal kata melirik, anggota selanjutnya adalah melihat, memperhatikan, melototi,
dan sebagainya. Konsistensi struktur dapat dilihat pada struktur bentukan. Misalnya
me-kan, kata melakukan anggota selanjutnya adalah melarikan, meletakkan, dan
sebagainya

Kalimat dalam suatu karangan bukan sekedar untaian kata yang berstruktur dan mengandung
gagasan atau pesan. Kalimat dalam karangan merupakan kalimat yang hidup yaitu kalimat yang
dapat berinteraksi dengan pembaca dan juga kalimat yang mewakili penulis. Kalimat yang
demikian disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif merupakan kalimat yang benar-benar memenuhi fungsinya sebagai mediator
antara penulis dan pembaca. Kalimat efektif membuat pembaca seolah-olah berinteraksi
langsung dengan penulis.

Ada dua pokok bahasan yang harus dipahami mengenai kalimat efektif, yakni (1)
persyaratan kalimat efektif dan (2) kiat mengembangkan kalimat efektif.
1. Persyaratan Kalimat Efektif
Menurut Widdowson (1979) ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam membuat
kalimat efektif, yakni persyaratan kebenaran strukur (correctness) dan persyaratan kecocokan
konteks (appropriacy).
a. Persyaratan Kebenaran Struktur
Kalimat efektif terikat pada kaidah struktur. Dengan keterikatan itu kalimat efektif dituntut
memiliki struktur yang benar. struktur itu dapat dilihat pada hubungan antar unsur kalimat.
Kalimat yang berstruktur benar adalah kalimat yang unsur-unsurnya memiliki hubungan yang
jelas. Dengan hubungan fungsi yang jelas itu, makna yang terkandung di dalamnya juga jelas.
Pada tataran kalimat, unsur-unsur memiliki fungsi sintaksis seperti subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan harus jelas.
Contoh :

Kepada hadirin dimohon berdiri!

Kalimat tersebut terdiri atas tiga unsur fungsi, yaitu kepada hadirin, dimohon, dan berdiri.
Hubungan ketiga unsur fungsi tersebut tidak jelas karena tidak dapat dicari fungsi subjeknya,
walaupun dapat ditemukan predikatnya yaitu kata dimohon, dan berdiri. Dengan predikat itu,
unsur kepada hadirin jelas bukan fungsi subjek. Dapat dikatakan kalimat tersebut tidak logis
dengan pembuktian bahwa yang dimohon berdiri adalah kepada hadirin. Kalimat tersebut
menjadi logis jika yang dimohon berdiri adalah hadirin. kalimat yang benar adalah hadirin
dimohon berdiri atau hadirin kami mohon berdiri.

b. Persyaratan Kecocokan
Persyaratan kecocokan adalah persyaratan yang mengatur ketepatan kalimat dalam
konteks.
Contoh :
1. Belum ada hujan di daerah yang mengalami kekurangan air. Gerimis pun tak pernah ada.
2. Sudah lama tidak hujan. Gerimis pun tak pernah ada.
3. Kemungkinan akan ada hujan bulan ini. Gerimis pun tak pernah ada.
4. Pada musim kemarau hanya ada satu atau dua kali hujan. Gerimispun tak pernah ada.
Kalimat (1), (2), (3), dan (4) telah memenuhi persyaratan kebenaran, tetapi hanya kalimat (1) dan
(2) memenuhi persyaratan kecocokan. Kita dapat memanfaatkan struktur informasi dalam
melihat kecocokan tersebut. Jika dalam tuturan pendahulu ada informasi yang sudah diketahui
bersama, informasi itu harus dipahami sebagai informasi lama dan dikemukakan sebagai pangkal
tolak tuturan.

2. Kiat Mengembangkan Kalimat Efektif


Ada beberapa kiat untuk mengembangkan sebuah kalimat menjadi kalimat efektif, yaitu:
1. Kiat pertama yang dapat dilakukan adalah pengulangan. Dalam menghasilkan kalimat
efektif, kiat ini digunakan untuk memperlihatkan bagian penting dalam kalimat. Dengan
pengulangan itu, bagian kalimat yang diulang menjadi menonjol.
Contoh: Untuk menguasai kemahiran menulis diperlukan latihan, latihan, dan sekali lagi
latihan.
Pengulangan dapat dilakukan dengan bentuk-bentuk yang berbeda. Dengan cara begitu, kita
dapat mengungkapkan suatu hal dengan bentuk yang bervariasi. Variasi disini dimaksudkan
untuk menonjolkan informasi dan juga untuk membuat tuturan menjadi lebih segar (enak
dibaca).
2. Kiat kedua yang dapat dilakukan adalah pengedepanan. Dalam penyampaian informasi,
pengedepanan itu lazim digunakan untuk menunjukkan bahwa hal yang dikedepankan itu
penting. Hal itu dapat dipahami karena kesan penerima tutur akan berpusat pada bagian yang
diterima pertama daripada bagian yang lain. Oleh sebab itu, jika ada kepentingan menonjolkan
informasi maka bagian yang berisi informasi itu ditampilkan pada bagian awal kalimat.
Contoh: Konidin melenyapkan batuk dan melegakan tenggorokan Anda. Konidin
merupakan tablet batuk dengan khusus dari konimex untuk meredakan batuk dengan cepat.
Konidin telah terbukti kemanjurannya.
3. Kiat ketiga yang dapat dilakukan adalah penyejajaran. Penyejajaran ini menimbulkan
kesan bahwa unsur yang disejajarkan itu penting dan tampak menonjol. Prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyejajaran ini adalah konsistensi.
Contoh: Selama ini yang dilakukannya di kampung adalah mengurus harta mengerjakan
sawah, menjenguk sanak famili, dan membersihkan kuburan nenek.
4. Kiat keempat yang dapat dilakukan adalah pengaturan variasi kalimat. Variasi ini terdiri
dari dua, yaitu variasi struktur dan variasi jenis. Variasi struktur memiliki kemungkinan struktur
aktif-pasif ataupun struktur panjang-pendek. Variasi jenis memiliki kemungkinan jenis kalimat
berita, kalimat tanya dan kalimat seru.
Contoh:
1. Kemarin saya meminjam buku di perpustakaan. Buku itu saya baca tadi malam. (kalimat
variasi struktur)
2. Anda harus berani menghadapi berbagai usaha penyelewengan. Jangan ragu-ragu! jangan
takut-takut!
Anda adalah calon pemimpin masa depan

You might also like