Professional Documents
Culture Documents
b. Matriks BCG adalah sebuah matriks (diagram) yang diciptakan oleh Bruce D.
Henderson untuk membantu perusahaan dalam menganalisis serta mengelola unit usaha dan
lini produknya. BCG adalah kepanjangan dari Boston Consulting Group, merupakan
perusahaan konsultan manajemen yang didirikan pada tahun 1963 dan memiliki 87 kantor di
45 negara termasuk Indonesia.
Kegunaan dari matriks BCG pada manajemen perusahaan adalah sebagai acuan dalam
mengalokasikan dana, memproduksi dan menjual produknya.Matriks BCG melihat dari
market share (penjualan) dibandingkan dengan pertumbuhan produk itu sendiri.
Question Marks (Tanda Tanya)
produk atau bisnis unit yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa
pasarnya masih sangat rendah. Penghasilan (uang) yang didapat umumnya tidak sebanding
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan (lebih banyak pengeluaran daripada pendapatan).
Namun karena prospek pertumbuhannya sangat pesat sehingga berpotensi untuk berubah
menjadi Stars atau Bintang. Manajemen perusahaan tersebut disarankan untuk tetap
berinvestasi pada produk atau bisnis unit yang berada dalam kategori Question Marks ini
karena pertumbuhan yang tinggi.
Stars (Bintang)
produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar yang dominan dan pertumbuhan yang
cepat serta menghasilkan uang (pendapatan) yang besar. Ini berarti produk-produk yang
dihasilkan merupakan produk-produk terkemuka yang diminati oleh pasar. Perusahaan
membutuhkan banyak investasi untuk mempertahankan posisi produk-produk tersebut dan
untuk mendukung pertumbuhan lebih lanjut serta mempertahankan keunggulan-keunggulan
atas produk tersebut agar dapat tetap bersaing dengan produk kompetitor lainnya. Produk-
produk di kategori Bintang ini dapat berubah menjadi kategori Sapi perah (Cash Cows)
apabila mereka tetap dapat mempertahankan keberhasilan mereka hingga tingkat
pertumbuhannya mengalami penurunan.
Cash Cows (Sapi Perah)
produk atau unit bisnis yang merupakan pemimpin pasar, menghasilkan uang atau
pendapatan yang lebih banyak dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaannya. Produk atau unit bisnis pada kategori ini memiliki pangsa pasar yang tinggi
namun prospek pertumbuhan kedepan akan sangat terbatas. Pendapatan yang didapat pada
tingkat Cash Cows ini biasanya digunakan sebagai pendanaan untuk penelitian dan
pengembangan produk-produk baru yang masih berada di kategori Question Marks (Tanda
Tanya). Kondisi ini juga digunakan untuk membayar hutang-hutang perusahaan serta
membayar dividen kepada pemegang saham. Perusahaan disarankan untuk tetap berinvestasi
pada produk-produk dalam kategori Cash Cows ini untuk mempertahankan produktivitas dan
kualitas atau dapat juga dijadikan pendapatan pasif bagi perusahaan.
Dogs (Anjing)
produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar rendah dan mengalami tingkat
pertumbuhan yang rendah. Produk-produk pada kategori ini biasanya hanya memberikan
kontribusi keuntungan yang sangat rendah atau bahkan harus menderita kerugian. Produk
atau bisnis unit kategori Dogs ini umumnya merupakan beban bagi perusahaan karena dapat
menguras waktu manajemen dan sebagian besar sumber daya perusahaan. Unit bisnis atau
produk yang telah berada pada kategori ini biasanya akan mengalami pengurangan, divestasi
ataupun likuidasi oleh manajemen perusahaan.
c. bantuin yol
2 a. harga adalah sejumlah uang yang dibebankan terhadap suatu produk (barang atau jasa),
atau jumlah nilai yang harus dibayar konsumen demi mendapatkan manfaat dari produk
tersebut.
b. Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk
menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar
pesanan. Tujuan dari penggunaan metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan
harga pokok produk dari setiap pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap
pesanan maupun untuk per satuan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan
untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi
total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan
yang bersangkutan. Pada pengumpulan harga pokok pesanan dimana biaya yang
dikumpulkan untuk setiap pesanan/kontrak/jasa secara terpisah dan setiap pesanan dapat
dipisahkan identitasnya
1. Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruh tingkat harga yang berlaku. Pada periode resesi
misalnya, merupakan suatu periode dimana harga berada pada suatu tingkat yang lebih
rendah.
3. Elastisitas Permintaan
Sifat permintaan pasar tidak hanya mempengaruhi penentuan harganya tetapi juga
mempengaruhi volume yang dapat dijual. Untuk beberapa barang, harga dan volume
penjualan ini berbanding terbalik, artinya jika terjadi kenaikan harga maka penjualan akan
menurun dan sebaliknya.
4. Persaingan
Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada.
Dalam persaingan, penjual yang berjumlah banyak aktif menghadapi pembeli yang banyak
pula. Banyaknya penjual dan pembeli akan mempersulit penjual perseorangan untuk menjual
dengan harga lebih tinggi kepada pembeli yang lain.
5. Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat
menutup akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihi
semua biaya akan menghasilkan keuntungan.
6. Tujuan manajer
Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan yang akan dicapai. Setiap
perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan lainnya.
7. Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan harga. Pengawasan
pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penentuan harga maksimum dan
minimum, diskriminasi harga, serta praktekpraktek lain yang mendorong atau mencegah
usaha kearah monopoli.
d. Penentuan biaya satuan ini umumnya berdasarkan perhitungan biaya retrospektif, atau
biaya yang telah dikeluarkan pada periode sebelumnya. Hal ini masih memerlukan asumsi
tertentu karena biaya yang telah dikeluarkan pada periode sebelumnya mungkin sudah tidak
memadai lagi pada masa kini. Demikian juga tarif tersebut kemudian diberlakukan secara
retrospektif. Artinya, biaya ditagih setelah pelayanan dilaksanakan. Sudah barang tentu,
metoda ini tidak mendorong staf melakukan efisiensi dan direksi juga tidak perduli dengan
efisiensi, sejauh pasien mampu membayar. Akan tetapi kebiasaan ini menjadi kurang baik,
pada waktu terjadi persaingan ekonomi yang ketat. Untuk mendapatkan biaya yang akurat,
rumah sakit perlu melakukan audit eksternal. Meskipun audit internal memadai, akan tetapi
sering terjadi bahwa tenaga internal kurang mempertimbangkan faktor-faktor non rutin dan
kurang memperhitungkan faktor persaingan. Sementara audit eksternal yang mencoba
melihat persaingan dari sisi lebih objektif, dapat melihat celah-celah yang dapat digunakan
untuk persaingan. Auditor eksternal juga lebih dapat melihat apakah pengadaan barang atau
pembayaran honor staf terlalu mahal atau terlalu rendah. Metoda perhitungan juda dapat
bervariasi seperti step-down, double distribution, atau reciprocal. Yang perlu diingat adalah
bahwa setiap usaha penghitungan biaya rata-rata satuan tertentu, harga satuan input sangat
berpengaruh besar. Sebagai contoh, rumah sakit pemerintah mungkin menetapkan satuan
honor dokter yang jauh lebih rendah dari rumah sakit swasta komersial. Sebaliknya bahan
yang dibeli oleh rumah sakit pemerintah seringkali lebih mahal dari barang yang dibeli oleh
RS swasta. Rumah sakit Pertamina misalnya, mempunyai komponen biaya investasi dan
pegawai yang jauh lebih besar dari RSU atau bahkan rumah sakit swasta. Hal ini tentu saja
terkait dengan peraturan, insentif, maupun prilaku petugas. Oleh karenanya di dalam
menggunakan dasar hasil perhitungan biaya satuan untuk penetapan tarif, tidak harus selalu
otomatis kita mendasari penetapan tarif atas dasar biaya satuan tersebut. Bahkan kadangkala,
dasar perhitungan ini bisa saja tidak dapat digunakan karena efisiensi rumah sakit itu masih
sangat rendah.
Pertama, ditentukan berdasarkan harga pasar (market base pricing), yaitu berapa harga yang
kira kira mampu terbeli oleh pasien. Ditetapkan dahulu harganya kemudian asumsi lain
disesuaikan. Cara ini sering digunakan oleh produsen mobil. Setelah tahu bahwa daya beli
mobil oleh masyarakat berada di kisaran 150 juta maka dibuatkan produk mobil yang seharga
itu. Maka jangan heran kalau sekarang banyak produk mobil yang dijual dengan kisaran
harga 150 juta.
Ke dua, berdasarkan harga rumah sakit pesaing (competitor base pricing), yaitu berapa harga
pelayanan di rumah sakit pesaing kemudian diambil kebijakan menyamakan, menaikkan, atau
menurunkan harga. Pengambilan kebijakan didasarkan pada kemampuan rumah sakit dalam
berkompetisi.
Ke tiga, berdasarkan perkiraan nilai pelayanan yang kita berikan (value base pricing), yaitu
penentuan harga yang berdasar pada nilai fungsional (unit cost) dan tafsiran nilai emosional
jasa pelayanan, serta berhubungan dengan persepsi yang ingin dimunculkan di benak pasien.
Contohnya, tarif visite dokter yang berbeda antara kamar kelas biasa dan VIP, padahal kalau
dipikir biaya dan fungsi pelayanan akan sama di ke dua kelas.
Pendekatan biaya Untuk menghitung tarif dengan perhitungan atau pendekatan biaya
sebenarnya sederhana saja. Rumus untuk mendapatkan tarif adalah sebagai berikut:
P x Q = TFC + (UVC x Q) + DI
p = tarif /harga
Q = volume pelayanan terjual
TFC = total fixed cost
UVC = variable cost per unit
DI = desired income
Contoh perhitungan
Unit Swasta Kelas I
TFC = Rp 20.000.000 per kamar (AIC)
UVC = Rp 100.000 per hari per kamar
Q = 300 (kira-kira 80% BOR)
DI = Rp 5.000.000
P x 300 = 20.000.000 + (300 x 100) + 5.000.000 P = Rp 183.333
Dibulatkan = Rp 180.000 - Rp 200.000
3. Merancang pesan
Setelah menentukan tanggapan yang diinginkan dari audiens komunikator selanjutnya
mengembangkan pesan yang efektif. Idealnya, pesan itu harus menarik perhatian
(attention),mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keingininan (desire), dan
menggerakkan tindakan (action).
Public Relation dan publisitas, alat promosi ini dapat menarik perhatian khalayak ramai jika
memiliki kredibilitas yang tinggi dan tidak memasukkan unsure penjualan, jadi hanya sebagai
pemberi informasi. Public Relation dan publisitas juga dapat memperoleh efek dramatisasi
seperti yang terjadi pada iklan.
Personal Selling, merupakan alat promosi yang paling efektif pada siklus terakhir dari proses
pembelian. Hal ini terjadi karena personal selling dapat membuat hubungan interaktif secara
dekat sehingga dapat mengnenal konsumen secara lebih dalam dan lebih baik sehingga dapat
memberikan respon yang tepat.
Direct Marketing, alat promosi ini hanya dapat menjangkau konsumen yang spesifik. Namun
pesan yang disampaikan melalui direct marketing dapat disesuaikan dengan karakter dan
respon konsumen yang dituju serta dapat diperbaharui secara cepat pula.
Perusahaan selalu mencari cara untuk meperoleh efisiensi dengan mensubtitusi satu alat
promosi dengan yang lainnya.
d. promosi yang telah dilakukan berupa iklan, spanduk, produk unggulan semua terintegrasi
dalam suatu sosial media karena di era digitalisasi hampir setiap orang mempunyai sosial
media sehingga rumah sakit perlu melakukan suatu inovasi dalam melakukan promosi agar
mampu bersaing.
c. Begitu juga dengan strategi bauran promosi, awalanya hanya mengenal empat dimensi
yaitu advertising (iklan), personal selling (tatap muka), sales promotion (promosi penjualan)
dan publicity (publisitas), realitanya saat ini ditambah lagi 2 dimensi yaitu internet marketing
dan direct marketing.
Pada kesempatan kali ini fokus akan coba diarahkan pada bagaiman konsep bauran promosi
tadi juga berdinamisasi dengan perkembangan zaman, yang terdiri dari advertising (iklan),
personal selling (tatap muka), sales promotion (promosi penjualan), publicity (publisitas),
internet marketing dan direct marketing.
Advertising (iklan),iklan merupakan media promosi yang paling banyak digunakan oleh
pemasar sebab memiliki keunggulan cepat dalam menyebarkan informasi dan kemampuan
iklan untuk diingat dalam waktu singkat. Bentuk iklan yang biasa digunakan antara lain iklan
cetak,elektronik, film, brosur, poster, selebaran, billboard dan sebagainya.
Personal selling (tatap muka),komunikasi langsung antara penjual dan calon pelanggan untuk
memeprkenalkan suatu produk. Contohnya penjulan dengan jasa sales, penjulan lewat toko,
pasar malam, persentasi penjualan.
Publicity (publisitas),yaitu bentuk penyajian, promosi, penyebaran ide, barang dan jasa yang
dilakukan oleh pihak atau organisasi lain yang bukan produsen dari produk tersebut (promosi
secara cuma-cuma). Contohnya bisnis atau produk yang diiklankan oleh majalah atau televisi
karena kelebihannya (semisal wisata kuliner), acara seminar, pidato dan sebagainya.
Pada implementasinya setiap perusahaan yang ada tidak hanya fokus menggunakan satu atau
dua dimensi bauran promosi saja, akan tetapi mereka selalu menggunakan kombinasi dari
semua dimensi bauran promosi yang ada. Hal ini mengindikasikan bahwa antara satu dimensi
bauran promosi dengan yang lainnya saling mendukung dan menyempurnakan. Maka jangan
heran ketika kita menjumpai fakta bahwa budget perusahaan untuk berpromosi jumlahnya
begitu besar bahkan mencapai milyaran rupiah.
Setelah mengetahui posisi produk dan bisnis unit kita berada, tahap selanjutnya adalah menerapkan strategi
yang sesuai dengan kondisi pasar dan tingkat persaingan yang ada. Berikut ini terdapat empat strategi yang
dapat diterapkan pada bisnis unit atau produk-produk yang berada dalam Matriks BCG.
1. Build atau Membangun, yaitu meningkatkan investasi pada produk atau unit bisnis agar dapat
meningkatkan pangsa pasar. Strategi ini biasanya dilakukan untuk mendorong produk-produk
dalam kategori Question Marks menjadi Stars dan akhirnya menjadi Cash Cows.
2. Hold atau Mempertahankan, yaitu strategi untuk mempertahankan produk-produk agar tetap
pada kategori yang sama. Strategi tersebut biasanya digunakan pada kategori Stars.
3. Harvest atau Memanen, yaitu strategi untuk mengurangi investasi dan mencoba untuk
mendapatkan uang tunai (cash) semaksimum mungkin dari produk atau meningkatkan
profitabilitas secara keseluruhan. Strategi ini biasanya digunakan pada produk-produk atau unit
bisnis yang berada di kategori Cash Cows.
4. Divest atau Melakukan Divestasi, yaitu strategi yang melakukan penutupan usaha atau likuidasi
terhadap unit bisnis atau produk yang mengalami kerugian atau produk yang memiliki pangsa
pasar rendah. Strategi Divestasi ini biasanya dilakukan pada produk atau unit bisnis yang berada
di kategori Dogs.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menganalisis produk atau unit bisnis dengan menggunakan
Matriks BCG.
Relative Market Share = Pangsa Pasar atau Pendapatan Perusahaan kita / Pangsa Pasar atau Pendapatan
Perusahaan pesaing terbesar