You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori praktek (dalam penelitian keperawatan) adalah teori yang


menjelaskan, menjelaskan, dan mengatur praktik keperawatan secara umum. Ini
berfungsi sebagai dasar untuk item tertentu dalam kurikulum pendidikan
keperawatan dan untuk pengembangan teori dalam administrasi keperawatan dan
keperawatan pendidikan.
Menjadi klinis spesifik, teori praktek (juga dikenal sebagai teori-situasi
tertentu) memasukkan dan mencerminkan ketentuan yang sebenarnya dari asuhan
keperawatan (McEwen, 2007), sehingga memungkinkan "penggabungan
kebijaksanaan klinis perawat" (Im & Meleis, 1999). Keperawatan adalah fungsi
unik dari perawat membantu individu sakit atau sehat dalam melaksanakan segala
aktivitasnya untuk mencapai kesehatan atau untuk meninggal dunia dengan
tenang yang dapat ia lakukan sendiri tanpa bantuan apabila cukup kekuatan,
harapan, dan pengetahuan (Virginia Henderson, 1958). Perawat adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus
kehidupan manusia (Lokakarya Keperawatan Nasional, 1986).

Teori praktik keperawatan memiliki ruang lingkup dan tingkat abstraksi


yang paling terbatas dan dikembangkan untuk digunakan dalam jarak tertentu dari
situasi keperawatan. Teori praktik keperawatan memberikan kerangka kerja untuk
intervensi keperawatan, dan memprediksi hasil dan dampak dari praktik
keperawatan. Pada saat yang sama, pertanyaan keperawatan, tindakan, dan
prosedur dapat dijelaskan atau dikembangkan sebagai teori praktik keperawatan.
Benner (1984) menunjukkan bahwa dialog dengan ahli perawat dalam praktik
adalah bermanfaat bagi penemuan dan pengembangan teori praktek. Temuan
penelitian tentang berbagai masalah keperawatan menawarkan data untuk
mengembangkan teori-teori praktik keperawatan sebagai perawat terlibat dalam
pembangunan berbasis penelitian teori dan praktek. Teori praktik keperawatan
telah diartikulasikan menggunakan beberapa cara untuk mengetahui melalui
praktek reflektif (Johns & Freshwater, 1998). Proses ini meliputi refleksi yang
tenang pada praktek, mengingat dan mencatat fitur situasi keperawatan,
menghadiri perasaan sendiri, mengevaluasi ulang pengalaman, dan
mengintegrasikan baru mengetahui dengan pengalaman lain (Gray & Forsstrom,
1991).

1
Praktik keperawatan berarti membantu individu atau kelompok dalam
mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang optimal sepanjang proses
kehidupan dengan mengkaji status, menentukan diagnosa, merencankan dan
mengimplementasi strategi keperawatan untuk mencapai tujuan, serta
mengevaluasi respon terhadap perawatan dan pengobatan. Tujuan dari teori ini
adalah untuk menggambarkanatau menjelaskan masalah klinis atau kebutuhan
pasien bahwa perawat hadapi sehari-hari dalam Ariesterikat praktek khusus
merekaatau pengaturan.Teori praktek dapat memberikan penjelasan tentang
masalah pasien, menjelaskan intervensi terapeutik, menganjurkan pendekatan
khusus untuk populasi pasien tertentu, atau mengidentifikasi nilai-nilai
keperawatan yang mengarah keproses pengambilan keputusan (McEwen, 2007)
(Conceptions Foundations Ed. 5 pg 109).

1.2 Tujuan

a) Untuk mengetahui konsep Practice Theory

1.3 Manfaat

a) Sebagai referensi bagi pembaca untuk mencari informasi mengenai


Practice Theory

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Teori dan Praktik Keperawatan

2.1.1 Praktik Keperawatan

Teori keperawatan adalah konseptualitas dari beberapa aspek keperawatan


untuk mencapai tujuan menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, dan atau
pelaksanaan asuhan keperawatan (Meleis, 2006). Misalnya, teori Orem
menjelaskan faktor-faktor dalam kehidupan klien yang mendukung atau
menggambar kemampuan perawatan dari klien. Sehingga, perawat yang
mempraktikan teori ini dapat mengantisipasi faktor-faktor tersebut saat membuat
rencana edukasi untuk klien. Teori ini mempuanyai nilai dalam membantu
keperawatan membuat intervensi untuk mempromosikan perawatn diri klien
dalam menangani penyakit, seperti diabetes atau artritis. Teori keperawatan
membuat perawat melihat situasi klien secara perspektif, sebuah cara untuk
mengolah data, dan sebuah metode untuk menganalisis dan menginterpretasi
informasi (Fundamental Keperawatan Ed.7 Pg.75).

2.1.2 Teori Praktik Keperawatan Menurut para Ahli

1. Teori Nightingale
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya
sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan,tetapi lebih
berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan dan nutrisi yag adekuat (Nightingale,1860;
Torres,1986). Nightingale menghubungkan anatara status kesehatan klien
dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil ,yang menimbulkan perbaikan
kondisi higine dan sanitasi selama perang crimean.
Torres (1986) mencatat bahwa Nightingale memberikan konsep
untuk menjalankan praktik keperawatan. Nightingale dalam teori
deskripsinya memberikan cara berpikir tentang keperawatan dan kerangka
rujukan yang berfokus pada klien dan lingkungannya (Torres 1986). Hal
yang paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan
melingkupi praktik keperawatan. Nightingale berfikir dan menggunakan
proses keperawatan. Ia mencabut bahwa observas (pengkajian) bukan
demi berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi
penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan kenyamanan.

2. Teori Peplau

3
Teori Hildegrad Peplau (1952) berfokus pada individu,perawat,
dan proses interaktif (Peplau,1952); yang menghasilkan hubungan antara
perawat dengan klien (Tores,1986;Marriner-Tomey,1994). Berdasarkan
teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan
keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan
keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk
membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chinn
dan Jacobs,1995) . Oleh sebab itu perawat berupaya mengemangkan
hubungan antara perawat dengan klien di mana perawat bertugas sebagai
narasumber,konselor,dan wali.

Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan


masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan
berkembangnya hubungan antara perawat dan klien, perawat dan klien
bersama-sama mendefinisikan mesalah dan kemungkinan penyelesaian
masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan
memanfaaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan nya
dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang
berhubungan dengan masalah kesehatannya. Ketika kebutuhan dasar telah
diatasi kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal
perawat-klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih
seperti berikut ini: orientasi, identifikasi, penjelasan, dan refolusi (Chinn
dan Jacobs,1995).

3. Teori Henderson

Teori keperawatan Virginia Henderson (Harmer dan henderson,


1955) mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia.
Henderson(1964) mendefinisikan keperawatan sebagai :

Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan


aktivitas yang memiliki kon-tribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhannya, dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya
tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan,kemauan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan.

Kebutuhan yang seringkali disebut 14 kebutuhan dasar Henderson,


memberikan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan
(Henderson, 1966):

1. Bernafas secara normal


2. Makan dan minup cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki

4
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepas pakaian
7. Mempertahankan temperatur tubuh dalam rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjanjikanprestasi
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk reaksi
14. Belajar, mengenali atau memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu
pada perkembangan dan kesehatan normal.

4. Teori Abdellah

Teori Abdellah meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi


seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik,emosi, intelektual,sosial
dan spiritual baik klien maupun keluarga. Perawat adalah pemberi jalan
damalmmenyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan.
Perawat merumuskan gambaran tentang kebutuhan klien secara individual,
yang mungkin terjadi dalam nidang-bidang berikut ini:

1. Kenyamanan,kebersihan dan keamanan


2. Keseimbangan fisiologi
3. Faktor-faktor psikologi dan sosial
4. Faktor-faktor sosiologi dan komunikasi.
Dalam keempat bidang diatas Abdellah (1960) mengidentifikasi kebutuhan
klien secara spesifikasi yang sering dikenal sebagai 21 masalah
keperwatan Abdellah:

1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik.


2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang
optimal.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera, atau trauma lain dan
mencegah meluasnya infeksi.
4. Memperhatikan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan
memperbaiki deformitas.
5. Memfasilitasi masukan oksigen keseluruh sel tubuh.
6. mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh.
7. Memperhatikan eliminasi.
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9. Mengenali respon-respon fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit-
patologis, fisiologis, dan kompensasi.
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.

5
11. Mempertahankan fungsi sensorik.
12. Mengiddentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan dan reaksi positif
dan negatif
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara
emosi dan penyakin organik.
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal.
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif.
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif.
17. Menghasilkan dan/atau memperhatikan lingkungan terapeutik.
18. Memfasilitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang
memiliki
kebutuhan fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda.
19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan
keterbatasan-fisik dan emosional.
20. Mengguankan sumber-sumber dikomunitas sebagai sumber bantuan
dalam mengatasi masalah yang muncul akibat dari penyakit.
21. Memahami peran dari masalah sosial sebagai sosial sebagai faktor-
faktor yang mempengaruhi dalam munculnya suatu penyakit.

5. Teori Orlando

Bagi Ida Orlando (1961), klien adalah individu dengan suatu


kebutuhan, dimana bila kebutuhan tersebut terpenuhi maka stres akan
berkurang, meningkatkan kepuasan atau mendorong pencapaian kesehatan
optimal(Chinn dan Jocobs, 1995). Teori Orlando secara radikal mengubah
fakus keperawatan dari diagnosa medis klien dan kegiatan-kegiatan
otomatis ke perilaku klien menurut kebutuhan klien yang mendesak dan
ditentukan jika kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan keperawatan
(Schmieding,1995). Tiga elemen perilaku klien, reaksi perawat dan
tindakan keperawatan membentuk situasi keperawatan (Marriner-Tomey,
1994).

6. Teori Levine
Teori Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan
dipublikasikan pada tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk
hidup terintegerasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap
lingkungannya. Levine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan
aktivitas konverasi. Sehat dipandang dari sudut konservasi energi dalam
lingkup area sebagai berikut, Levine menyebutnya sebagai empat prinsip
konservasi dalam keperawatan :

1. Konservasi energi klien.


2. Konservasi struktur integritas.

6
3. Konservasi integritas personal.
4. Konservasi integritas sosial.
Melalui pendekatan ini, asuhan keperawatan meliputi konservasi aktivitas
yang ditunjukan pada penggunaan secara optimal sumber-sumber kekuatan
klien.

7. Teori Rogers

Dalam teorinya, Martha Rogers (1970) mempertimbangkan


manusia sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta.
Selain itu manusia merupakan satu kesatuan utuh, memiliki integritas diri
dan menunjukkan karakteristrik yang lebih dari sekedar gabungan
beberapa bagiaan.
Pada intinya Rogers memandang keperawatan sebagai ilmu dan
mendukung adanya penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan
mengembangkan pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar dan fisiologi, begitu
juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri.
Ilmu keperawatan bertujuan untuk memberikan inti dari
pengetahuan abstrak untuk mengembangkan penelitian ilmiah dan analisis
logis dan kemampuan menerapkannya dalam praktik keperawatan. Inti
pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil penemuan terbaru dari
mengenai keperawatan. Keperawatan merupakan ilmu tentang humanistik.

8. Teori Orem

Dorothea Orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang


menekankan pada kebutuhan klien tentang keperawatan diri sendiri. Orem
menggambarkan filosofi tentang keperawatan dengan cara sebagai
berikut :
Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia
terhadap tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta
menatalaksanakan secara terus-menerus dalam upaya mempertahankan
kehidupan dan kesehatan, penyembuhan dari penyakit atau cideradan
mengatasi bahaya yang ditimbulkan. Ketika perawatan diri tidak dapat
dipertahankan, akan terjadi kesakitan atau kematian. Keperawatan kadang-
kadang berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan perawatan diri
secara terus-menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu
melakukannya. Dalam situasi lain, perawat membantu klien untuk
mempertahankan kebutuhan perawatan diridengan melakukan sebagian
tetapi tidak seluruh prosedur, melaui pengawasan pada orang yang
membantu klien dan dengan memberikn instruksi dan pengarahan secara
individual sehingga secara bertahap klien mampu melakukannya sendiri.

7
Jadi tujuan dari teori Orem adalah membantu klien melakukan
perawatan diri sendiri. Menurut Orem, asuhan keperawatan diperlukan
ketika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis,
perkembangan dan sosial. Perawat menilai mengapa klien tidak mampu
memenuhi kebutuhan tersebut, apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhannya dan
menilai seberapa jauh klien mampu memenuhinya sendiri.

9. Teori King

Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene King (1971, 1981,
1987) berfokus pada interaksi tiga sistem : sistem personal, sistem
interpersonal, dan sistem sosial. Ketiganya membentuk hubungan
personal antara perawat dan klien. Hubungan perawat dan klien
merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan dimana proses
interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan klien
dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh
sistem asuhan kesehatan yang berlaku (King, 1971, 1981). Tujuan perawat
adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu klien dalam
menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.

10. Teori Neuman

Betty Neuman (1972) mendefinisikan manusia secara utuh


merupakan gabungan dari konsep holistik dan pendekatan sistem terbuka
(Marriner-Tomey, 1994). Bagi Neuman, manusia merupakan makhluk
dengan kombinasikompleks dinamis dari fisiologis, sosiokultural dan
variabel perkembangan yang berfungsi sebagai sitem terbuka. Model
Neuman mencakup stresor intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal
(Neuman, 1982, 1995; Marriner-Tomey, 1994).
Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia
secara utuh. Tujuan dari keperawatan adalah membantu individu, keluarga,
dan kelompok dalam mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan
yang optimal (Neuman dan Young, 1972). Tindakan keperawatan terdiri
dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer
berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui identifikasi faktor-
faktor risiko yang potensial dan aktual terjadi akibat stresor tertentu.
Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber
internal melalui penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-
gejala yang tampak. Sedangkan pencegahan tersier berfokus pada proses
adaptasi kembali. Prinsip dari pencegahan tersier adalah untuk
memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap stresor melalui

8
pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam mencegah terjadinya
masalah yang sama (Neuman, 1982; Marrine-Tomey, 1994; Chin dan
Jacobs, 1995).

11. Teori Roy

Teori adaptasi Suster Callista Roy (Roy dan Obloy, 1979; Roy,
1980,1984, 1989) memandang klien sebagai suatu sistem adaptasi. Sesuai
dengan model Roy, tujuan dari keperawatan adalah membantu seseorang
untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri,
fungsi peran, dan hubungan interdependensi selama sehat dan sakit
(Marriner-Tomey, 1994). Kebutuhan asuhan keperawatanmuncul, ketika
klien tidak dapat beradaptasi terhadap kebutuhan lingkungan internal dan
eksternal. Seluruh individu harus beradaptasi terhadap kebutuhan berikut :

1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar


2. Pengembangan konsep diri positif
3. Penampilan peran sosial
4. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan
ketergantungan

12. Teori Watson

Teori Watson tentang asuha keperawatan (1979, 1985, 1988)


berupaya untuk mendefinisikan hasil dari aktifitas keperawatan yang
berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan. Model Watson
dibentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi
klien dalam mencapai dan mempertahankan kesehatan atau mencapai
kematian yang damai. Perawatan manusia membutuhkan perawat yang
memahami perilaku dan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang
aktual ataupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana
berenspons terhadap orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan
klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain
itu perawat, juga memberika kenyamanan da perhatian serta empati pada
klien dan keluarganya.

2.1.2 Definisi Praktik Keperawatan Menurut American Nurses


Association (ANA)

Pada tahun 1955, ANA menerbitkan definisi resmi tentang praktik


keperawatan, yaitu:

9
Praktik keperawatan profesional diartikan sebagai bentuk penampilan dari
kondisi sakit, cedera atau ketidakberdayaan atau upaya dalam mempertahankan
kesehatan atau mencegah terjadi penularan penyakit, atau upaya daalam
pengawasan dan pengajaran pada staf atau dalam pemberian medikasi dan
pengobatan sesuai yang diresepkan oleh dokter dan dokter gigi, kebutuhan dari
penilian dan keterampilan spesialis tertentu dan bedasarkan pada pengetahuan dan
aplikasi prinsip-prinsip ilmu biologi , fisika dan sosail. Hal-hal yang disampaikan
sebelumnya tidak dipertimbangkan tercakup dalam tindakan penegakan diagnosis
atau anjuran tentang tindakan terapeutik atau perbaikan.

Definisi di atas merupakan definisi awal tentang profesional keperawatan


yang disampaikan oleh ANA.definisi ini sesuai dengan upayanya mendefinisikan
praktik keperawatan dengan cara yang cukup spesifik. Namun demikian, definisi
ini menekankan peran perawat yang tidak mandiri, sehingga definisi ni tidak lagi
dapat diterima.

Tiga komponen penting dalam profesi keperawatan adalah perawatan,


pengobatan, dan koordinasi. Aspek perawatan lebih dari sekedar “merawat” tetapi
juga “menjaga”. Keperawatan bekerja dengan manusia yang berada dalam kondisi
stres, terkadang dalam waktu yang panjang. Keperawatan memberikan rasa
nyaman dan dukungan bila terjadi kecemasan, kesepian, dan ketidakberdayaan.
Keperawatan adalah mendengarkan, mengevaluasi, dan mengintervensi sesuai
dengan kebutuhan.

Pada tahun 1979 committe of Chairperson dari ANA menetapkan bahwa


Kongres Keperawatan harus mendefinisikan bentuk dan ruang lingkup praktik
keperawatan. Kongres ini merupakan bagian dari ANA yang memeperhatikan
aspek legal dari praktik keperawatan, pemahanan publik tentang pentingnya
praktik keperawatan pada perawatan kesehatan serta implikasinya bagi praktik
keperawatan yangmerupakan tren dari asuhan kesehatan.

Dalam tahun 1980 Kongres ini mendefinisikan keperawatan sebagai


diagnosa dan tindakan terhadap respon manusia terhadap masalah kesehatan yang
aktual dan potensial (ANA, 1980). Deifinisi ini melibatkan karakteristik
keperawatan sebagai berikut : fenomena aplikasi, teori, tindakan keperawatan, dan
evaluasi terhadap tindakan yang dihasilkan.

Fenomena Aplikasi teori Tindakan keperawatan Batasan


karakteristik
Efek praktik
keperawatan

Proses keperawatan :

10
a) Pengkajian
b) Diagnosis
c) Perencanaan
d) Implementasi
e) Evaluasi

Standar praktik keperawatan:

1. Pengumpulan data tentang status kesehatan klien adalah sistematik dan


kontinu. Data dapat diakses dan dikomunikasikan dan dicatat.
2. Diagnosa keperawatan diturunkan dari data status.
3. Rencana asuhan keperawatan mencakup sasaran diturunkan dari diagnosa
keperawatan.
4. Rencana asuhan keperawatan mencakup prioritas dan pendekatan
keperawatan yang ditentukan atau tindakan untuk mencapai sasaran yang
diturunkan dari diagnosa keperawatan.
5. Tindakan keperawatan memungkinkan partisipasi klien dan promosi,
pemeliharaan dan restorasi kesehatan.
6. Tindakan keperawatan membantu klien memaksimalkan kapabilitas
kesehatan.
7. Kemajuan dan kurangnya kemajuan klien kearah pencapaian tujuan
ditentukan oleh klien dan perawat.
8. Kemajuan atau kurangnya kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan
mengarahkan pengkajian ulang, penyusunan prioritas, pembuatan tujuan
dan revisi rencana keperawatan (Fundamental Keperawatan Ed.4 Vol.1
Pg.277).

2.1.3 Definisi Praktik Keperawatan Menurut Canadian Nurses


Association (CNA)

Praktik keperawatan dapat didefinisikan secara umum sebagai hubungan


yang dinamik, penuh perhatian, dan pertolongan dimana perawat membantu klien
untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan optimalnya. CNA yang didirikan
tahun 1908 memberikan arahan untuk praktik keperawatan di Kanada. Lalu
tindakan dan aktivitas yang dilakukan oleh CNA, perawat dapat memenuhi
kebutuhan asuhan kesehatan dalam masyarakat Kanada yang berubah-ubah
(Meilicke dan Larson, 1988) (Fundamental Keperawatan Ed.4 Vol.1 Pg.279).

2.2 Teori Praktik Keperawatan

2.2.1 Karakteristik Teori Praktik

11
1) Fokus pada fenomena menghanguskan tertentu yang menarik untuk
perawat; dikembangkan untuk menjawab spesifik mengatur
pertanyaan klinis.
2) Konteks politik, budaya, dan / atau sejarah sosial tertentu.
3) Koneksi mudah dikenali untuk kedua praktek sehari-hari dan
penelitian klinis.
4) Menghormati untuk keragaman, kompleksitas, dan konteks tercermin
dan penurunan generalisasi (Im dan Meleis, 1999; McEwen, 2007)
(Conceptual Fundations Ed.5 Pg.110).

2.2.2 Komponen Teori Keperawatan

Komponen teori keperawatan.

1) Fenomena
Fenomena adalah sebuah aspek realitas yang dirasakan secara
sadar atau di alami manusia (Meleis, 2006).
2) Konsep
Sebuah teori terdiri dari konsep-konsep yang berhubungan. Konsep
tersebut bisa sederhana atau kompleks dan berhubungan dengan
objek atau kejadian yang berasal dari pengalaman.
3) Devinisi
Devinisi dalam sebuah teori berhubungan dengan arti umum
konsep.
4) Asumsi
Asumsi merupakan pernyataan yang menjelaskan sifat konsep,
definisi, tujuan, hubungan, dan struktur teori (Chinn dan Kramer,
2004; Meleis, 2006) (Fundamental Keperawatan Ed.4 Pg.76).

2.3 Praktik Keperawatan

Praktik keperawatan diatur sebagian oleh pihak admisitrasi rumah sakit,


lembaga kesehatan, dan institusi lainnya. Perawat membuat kebijakan di wilayah
dan propinsi menetapkan regulasi legal yang spesifik untuk praktik keperawatan
dan organisasi profesional menteapkan standar kerja sebagai kriteria untuk asuhan
keperawatan.

1. Standar Praktik Keperawatan

Standar Canadian Nurses Association untuk praktiuk keperawatan :

1) Praktik keperawatan memerlukan model konsep keperawatan yag


menjadi dasar praktik.
2) Praktik keperawatan memerlukan penggunaan proses keperawatan
secara efektif.

12
3) Praktik keperawatan memerlukan hubungan yang saling membantu
untuk menjadi dasar interaksi antara klien/perawat.
4) Praktik keperawatan menuntut perawat untuk memenuhi
ytanggung jawab profesi.

2. Undang-undang Praktik Keperawatan

Di seluruh negara bagian di Amerika Serikat dan diseluruh


propinsi di Kanada, perawat membuat kebijakan meregulasikan izin dan
praktik keperawatan. Definisi tentang praktik keperawatan dipublikasikan
oleh ANA pada tahun 1955 mencakup beberapa definisi yang mewakili
cakupan praktik keperawatan sebagimana didefinisikan dalam sebagian
besar negara bagian dan propinsi. Pada dekiade terakhir, beberapa negara
bagian merevisi undang-undang praktik keperawatan mereka unutk
menggambarkan pertumbuhan otonomi dan meluasnya peran keperawatan
dalam praktik keperawatan. Tahun 1955 larangan ANA terthadap
diagnosis dan pengobatan, misalnya telah dihapuskan dari undang-undang
praktik keperawatan di beberapa negara bagian atau disusun kembali
untuk memisahkan antara diagnosis dan terapi keperawatan dengan
diagnosis dan pengobatan medis.

3. Lingkungan Praktik

Lingkungan praktik keperawatan luas karena adanya perubahan


sistem pembelajaran perawatan kesehatan. Perawat membutuhkan dasar
pendidikan untuk menyiapkan mereka menjawab tantangan perubahan
kebutuhan perawatan kesehatan klien-klien mereka, mengembangkan
keterampilan meniliti untuk memantau hasil yang ditampilkan klien , serta
meningkatkan keterampilan psikomotor dan pengetahuan kognitif sejalan
dengan peningkatan teknologi (NLN, 1992; AACN, 1993). Adanya
tekanan yang lebih besar pada praktik di komunitas dan pengetahuan
dasar untuk praktik tersebut berkembang dari metode tradisional dan non-
tradisional (Fundamental Keperawatan Ed.4 Vol.1 Pg.282).

A. Lingkungan praktik di komunitas

Perawatan di komunitas di fokuskan untuk meningkatkan dan


mempertahankan kesehatan pendidikan, dan manajemen serta
mengordinasikan dan melanjutkan perawatan restoratif di dalam
lingkungan komunitas klien. Perawatan komunitas mengkaji kebutuhan
kesehatan individu, keluarga, dan komunitas serta membantu klien
berupaya melawan penyakit dan masalah kesehatan. Sementara perawatan
kesehatan di institusi berfokus pada individu dan keluarga, perawatan
kounitas jug mengacu pada kesehatan komunitas dan interaksi antar

13
individu dalam komunitas tersebut. Komuinitas dapat berupa suatu lokasi
khusus misalnya area urban atau area pelosok atau sekelompok orang di
suatu tempat kerja, sekolah, atau kelompok lain yang memiliki minat dan
karakteristik tertentu. Sehingga tampak perawat komunitas memiliki
tempat kerja yang bervariasi, meliputi wilayah komunitas, pusat-pusat
kesehatan okupasi, sekolah, lembaga pelayanan kesehatan rumah, klinik
kesehatan, dan tempat praktik swasta.

1) Standar Keperawatan ANA

a) Pengkajian.
Perawat mengumpulkan data tenang kesehatan klien
b) Diagnosa keperawatan
Perawat menganalisis data dri hasil pengkajian dalam menentukan
diagnosa.
Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari klien.
c) Perencanaan
Perawat mengembangkan rencana asuhan yang menyusun rencana
intervensi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
d) Implementasi
Perawat mengimplementasikan intervensi yang telah diidentifikasi
dalam rencana perawatan.
e) Evaluasi
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang dicapai.

2) Pusat Kesehatan Komunitas

Pusat kesehatan komunitas memberikan rawat jalan (asuhan yang


dicari oleh klien yang dapat datang ke pusat perawatan kesehatan
komunitas), juga memberikan asuhan keperawatan di rumah. Perawat yang
bekerja di tempat ini seringkali bekerja lebih mandiri daripada perawat
yang bekerja di institusi. Pusat kesehatan masyarakat juga mempekerjakan
profesi kesehatan lainnya, tetapi perawat secara umum memberikan
perawatan dalam porsi yang lebih besar bahkan mungkin menjalankan
tugas dan mengoperasikan tempat tersebut secara mandiri.

Pelayanan kesehatan di komunitas umum diselenggarakan di


sekolah dan kampus. Pelayanan keperawatan meliputi pendidikan
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, dan pendidikan seks. Selain
itu perawat yang bekerja di sekolah mungkin memberikan perawatan
untuk peserta didiik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus
kedaruratan misalnya infeksi saluran pernafasana bagian atas seperti
influenza dan infeksi virus. Perawat tersebut juga memberikan rujukan

14
bagi peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan kesehatan
yang lebih spesifik.

3) Lingkungan Kesehatan Kerja

Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi


pekerjanya di pusat kesehatan okupasi yang berlokasi di gedung
perusahaan tersebut. Dalam kasus kedaruratan seperti serangan jantung
atau trauma, perawat memberikan perawatan kedaruratan dan mengatur
transportasi klien ke rumah sakit. Perawat juga merujuk pekerja pada
sumber pelayanan kesehatan khusus bila dibutuhkan.

4) Lembaga Perawatan Kesehatan di Rumah

Perawatan dalam lembaga ini memberikan asuhan keperawatan di


rumah pada klien yang pulang dari perawatan di institusi tertentu.
Lembaga pemberi pelayanan lain yang memberikan perawat komunitas,
hospice, dan lembaga perawatan rumah swasta.

Perawat yang bekerja di rumah harus memiliki kemampuan


mendidik. Meningkatnya biaya perawatan telah membatasi lamanya
perawatan dan seringnya datang ke rumah sakit untuk kontrol. Asuhan
pada klien di lingkungan rumah menuntut perawat untuk fleksibel,
berkemampuan, kreatif, dan percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan
klinik yang kompeten (Fundamental Keperawatan Ed.4 Vol.1 Pg.283).

B. Lingkungan kerja lain

Seorang perawat dapat bekerja di tempat praktik dokter. Perawat dapat


melakukan praktik mandiri atau bekerja sama dengan perawat lain dan
pemberi perawatan kesehatan professional lain yang memberikan asuhan
keperawatan secara mandiri pada kelompok klien tertentu. Perawat juga
dapat bekerja di bidang pendidikan atau penelitian. Berkaitan dengan
lingkungan tempat kerja, perawat ditantang untuk memberikan perawatan
berkualitas (Fundamental Keperawatan Ed.4 Vol.1 Pg.286).

2.4 Aplikasi untuk Praktik Keperawatan

Teori-teori keperawatan dan kerangka kerja yang dibahas di sini


menawarkan keanekaragaman perspektif untuk aplikasi untuk praktek klinis.
Sebagai contoh, beberapa proses yang berorientasi dan dinamis, seperti proses
Peplau interpersonal, teori King dari pencapaian tujuan, dan ilmu Roger manusia
kesatuan. Yang lain lebih berorientasi hasil, seperti model adaptasi Roy, model
system perilaku Jhonson, serta perawatan diri teori deficit Orem. Model Rogers
dan Neuman pada keutuhan individu dan konsep keperawatan sebagai salah satu

15
komponen dari proses kehidupan individu. Teori raja diarah kaninteraksi antara
perawat dan klien, yangt tidak dapat dipisahkan. Nightingale dan Leininge
rmengembangkan perspektif humanistik, fokus pada personalisasi, perawatan
individual untuk semua, dan Roy dikonsep perawat sebagai regulator eksternal
yang berfungsi untuk mempromosikan keseimbangan sistem atau adaptasi. Orem
memandang perawat sebagai orang yang membantu individu tidak dapat secara
efektif merawat dirinya sendiri.

Sebagian besar teori keperawatan dan kerangka kerja yang disajikan dalam
chaterini terlalu mahal untuk digunakan secara keseluruhan dalam situasi
perawatan satu keperawatan. Misalnya, Orem mendiskripsikan tiga jenis system
keperawatan, tetapi untuk klien yang berada di unit perawatan intensif dan pada
dukungan hidup, hanya system keperawatan sepenuhnya kompensasi relevan.
Demikian pula, Neuman tiga tingkat pencegahan, hanya klien akan gejala akibat
invasi stressor lingkungan adalah penerima yang tepat pencegahan sekunder.
Meskipun keterbatasan ini, teori dapat memandu penilaian keperawatan dalam hal
apa yang ingin ditanyakan dan apa daerah menilai. Jenis klien, pengaturan dimana
perawatan disampaikan, dan tujuan keperawatan adalah apa mempengaruhi
pemilihan kerangka teoritis yang tepat untuk latihan. Teori-teori yang lebih
spesifik dapat dengan mudah diadaptasi untuk digunakan dalam pengaturan
praktek. Semakin banyak teori global mungkin lebih baik berfungsi sebagai
kerangka kerja untuk penelitian, temuan yang kemudian dapat diterapkan untuk
berlatih. Teori praktek mungkin paling baik melayani dalam pengembangan
berbasis bukti praktek keperawatan dengan profiding pembuktian valid dan
reliable pedoman klinis (Conceptions Foundations Ed. 5 pg 110)

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Praktik keperawatan berarti membantu individu atau kelompok dalam


mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang optimal sepanjang proses
kehidupan dengan mengkaji status, menentukan diagnosa, merencankan dan
mengimplementasi strategi keperawatan untuk mencapai tujuan, serta
mengevaluasi respon terhadap perawatan dan pengobatan. Praktik keperawatan
diatur sebagian oleh pihak administrasi rumah sakit, lembaga kesehatan, dan
institusi lainnya. Perawat membuat kebijakan di wilayah dan propinsi menetapkan
regulasi legal yang spesifik untuk praktik keperawatan dan organisasi profesional
menteapkan standar kerja sebagai kriteria untuk asuhan keperawatan. Praktik
keperawatan profesional diartikan sebagai bentuk penampilan dari kondisi sakit,
cedera atau ketidakberdayaan atau upaya dalam mempertahankan kesehatan atau
mencegah terjadi penularan penyakit, atau upaya daalam pengawasan dan
pengajaran pada staf atau dalam pemberian medikasi dan pengobatan sesuai yang
diresepkan oleh dokter dan dokter gigi, kebutuhan dari penilian dan keterampilan
spesialis tertentu dan bedasarkan pada pengetahuan dan aplikasi prinsip-prinsip
ilmu biologi , fisika dan sosial. Sebagian besar teori keperawatan dan kerangka
kerja yang disajikan dalam chaterini terlalu mahal untuk digunakan secara
keseluruhan dalam situasi perawatan satu keperawatan. Praktik keperawatan di
rumah sakit dan fasilitas keperawatan terampil menjadi lebih kompleks mengingat
meningkatnya populasi manusia, penyakit akut, dan temuan-temuan baru terapi
suportif.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Perry, Potter. 2005. Fundamental Keperawatan (Ed. 4)


2. Perry, Potter. 2009. Fundamental Keperawatan (Ed. 7)
3. Creasia, Joan L. 2011. Conceptions Foundations (Ed. 5)
http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/practice+theory

18

You might also like