Professional Documents
Culture Documents
OLEH
KELOMPOK 11:
1. ABDUL RA’UF
2. KHAIRUN NISYAH
3. RAHAYU OKTAVIA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan dan ManfaatPenulisan
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Fatosiologi
4. Klasifikasi
5. Manifestasi klinis
BAB 1V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Otak adalah sumber kehidupan. Segala aktivitas kehidupan, hingga yang sekecil-
kecilnya, hanya bisa terjadi melalui mekanisme yang diatur oleh otak. Dalam waktu yang
bersamaan otak harus menjalankan beribu-ribu aktivitas sekaligus. Tumor otak merupakan
sebuah lesi yang terletak pada kongenital yang menempati ruang dalam tengkotak. Tumor-
tumor selalu bertumbuh sebagai sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh
menyebar, masuk kedalam jaringan neoplasma terjadi akibat dari komprensi dan infiltrasi
jaringan.
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara
sangant cepat pada daerah central nervus system (CNS). Sel ini akan terus berkembang
mendesak jaringan otak yang ada disekitarnya, mengakibatkan gangguan neurologis
(gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial). Hal ini ditandai dengan
adanya nyeri kepala, nausea, vomitus, dan papil edema. Penyebab dari tumor otak belum
diketahui secara pasti. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa beberapa agent
bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent tersebut meliputi faktor
herediter, kongenital, viris, toxin, dan defisiensi immunologi, ada juga yang menyatakan
bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit
peradangan.
Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari
pasien tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit tersebut masih menjadi hal yang
menakutkan bagi sebagian besar orang. Pasalnya, walaupun misalnya tumor yang menyerang
adalah jenis tumor jinak, bila menyerang otak tingkat bahaya yang ditimbulkan umumnya
lebih besar daripada tumor yang menyerang bagian tubuh lain. Tumor susunan saraf pusat
ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh tubuh, dengan frekuensi 80% terletak
pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Indonesia data tentang tumor susunan
saraf pusat belum dilaporkan. Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang
pada dewasa pada usia 30-70 dengan pundak usia 40-65 tahun.
Untuk Penatalaksanaan tumor otak, yang perlu diperhatikan adalah usia, general
health, ukuran tumor, lokasi tumor dan jenis tumor. Metode yang dapat digunakan antara lain:
pembedahan, radiotherapy, dan chemotherapy. Seorang Perawat berperan untuk membuat
asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan tumor otak serta mengimplementasikannya
secara langsung mulai dari pengkajian, diagnosa, hingga intervensi yang harus diberikan.
2. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang di maksud dengan tumur otak?
2) Apa saja etiologi?
3) Apa saja fatosiologi?
4) Apa saja klasifikasi kangker otak?
5) Bagainana manifestasi klinis kangker otak?
6) Bagaimana asuhan keperawatan kanger otak?
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas
yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak.
2. Etiologi
3. Patofisiologi
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal
secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus
berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan
terjadi gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan
tekanan intrakranial).
Nekrosis jaringan
1. Nyeri kepala
2. Mual muntah proyektil Defisit knowledge
3. Hipertensi
4. Bradikardi
5. Kesadaran menurun
4. Klasifikasi
1. Jinak
Acoustic neuroma
Meningioma
Pituitary adenoma
Astrocytoma (grade I)
2. Malignant
3. Berdasarkan lokasi
1. Tumor intradural
Ekstramedular
1. Cleurofibroma
2. Meningioma
Intramedular
1. Apendymoma
2. Astrocytoma
3. Oligodendroglioma
4. Hemangioblastoma
2. Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid,
paru – paru, ginjal dan lambung.
5. Manifestasi Klinis
1. Nyeri kepala
Nyeri bersifat dalam, terus – menerus, tumpul dan kadang – kadang bersifat
hebat sekali. Biasanya paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat
beraktifitas, yang biasanya menyebabkan peningkatan TIK yaitu batuk,
membungkuk dan mengejan.
3.Papiledema
A. Pengkajian
1. Identifikasi faktor resiko paparan dengan radiasi atau bahan – bahan kimia
yang bersifat carcinogenik.
2. Identifikasi tanda dan gejala yang dialami: sakit kepala, muntah dan
penurunan penglihatan atau penglihatan double.
3. Identifikasi adanya perubahan perilaku klien.
4. Observasi adanya hemiparase atau hemiplegi.
5. Perubahan pada sensasi: hyperesthesia, paresthesia.
6. Observasi adanya perubahan sensori: asteregnosis (tidak mampu
merasakan benda tajam), agnosia (tidak mampu mengenal objek pada
umumnya), apraxia (tidak mampu menggunakan alat dengan baik),
agraphia (tidak mampu menulis).
7. Observasi tingkat kesadran dan tanda vital.
8. Observasi keadaan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9. Psikososial: perubahan kepribadian dan perilaku, kesulitan mengambil
keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan
prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.
10. Laboratorium:
11. Radiografi:
1. CT scan.
2. Electroencephalogram
3. C – ray paru dan organ lain umtuk mencari adanya metastase.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Rencana Intervensi
Kriteria hasil : Tingkat kesadaran stabil atau ada perbaikan, tidak adan tanda –
tanda peningaktan TIK.
Intervensi Rasional
Pantau status neurologis secara Aktivitas ini akan meningkatkan
teratur dan bandingkan dengan tekanan intra toraks dan intra
nilai standar. abdomen yang dapat
meningkatkan TIK.
Pantau tanda vital tiap 4 jam.
Petunjuk non verbal ini
Pertahankan posisi netral atau mengindikasikan adanya
posisi tengah, tinggikan kepala penekanan TIK atau
0 0
20 -30 . mennadakan adanya nyeri ketika
pasien tidak dapat
Pantau ketat pemasukan dan mengungkapkan keluhannya
pengeluaran cairan, turgor kulit secara verb
dan keadaan membran mukosa.
Data penunjang: klien mengatakan nyeri, pucat pada wajah, gelisah, perilaku tidak
terarah/hati – hati, insomnia, perubahan pola tidur.
Intervensi Rasional
Teliti keluhan nyeri: intensitas, .Pengenalan segera meningkatkan
karakteristik, lokasi, lamanya, intervensi dini dan dapat
faktor yang memperburuk dan mengurangi beratnya serangan.
meredakan.
Meningkatkan rasa nyaman
Observasi adanya tanda-tanda dengan menurunkan vasodilatasi.
nyeri non verbal seperti
ekspresi wajah, gelisah,
menangis/meringis, perubahan
tanda vital.
Instruksikan pasien/keluarga
untuk melaporkan nyeri
dengan segera jika nyeri
timbul.
Intervensi Rasional
Diskusikan etiologi Menurunkan regangan pada otot
individual dari sakit kepala daerah leher dan lengan dan dapat
bila diketahui. menghilangkan ketegangan dari tubuh
Bantu pasien dalam dengan sangat berarti.
Mengidentifikasikan Pasien mungkin menjadi sangat
kemungkinan faktor ketergantungan terhadap obat dan
predisposisi. tidak mengenali bentuk terapi yang
Diskusikan mengenai lain.
pentingnya posisi/letak
tubuh yang normal.
Diskusikan tentang obat
dan efek sampingnya.
Mempengaruhi pemilihan
terhadap penanganan dan
berkembnag ke arah proses
penyembuhan.
Menghindari/membatasi
faktor-faktor yang sering
kali dapat mencegah
berulangnya serangan.
Daftar Pustaka :
Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta