Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The duration of submersion and the level of acid concentration which are the decisive
factors to succed the chemical scarification. The duration of submersion should be adjusted
to the level of seed skin thickness, the level of acid concentration and the type of acid used.
This study aimed to analyze the inmersion effect of kemiri sunan seeds in sulfuric acid
solution to break the seed dormancy and to get the most effective time of submersion in
order to break the dormancy of kemiri sunan seed. The experiment was conducted in the
greenhouse for 2 months (62 days). The randomized complete design was employed as
experimental method. There were 4 treament tested, i.e : (1) control (without immersion in
H2SO4 solution); (2) immersion in H2SO4 solution for 10 minutes; (3) immersion in H2SO4
solution for 20 minutes and (4) immersion in H2SO4 solution for 30 minutes. The results of
research showed that control gave the best results in term of the percentage of germination
(G), mean daily gremination (MDG), and germination rate (GR).
Keywords: dormancy, Germination, R. trisperma, Scarification, Sulfuric acid
ABSTRAK
Lama waktu perendaman dan besaran konsentrasi asam yang ditentukan merupakan faktor
penentu dalam keberhasilan skarifikasi kimia. Lama waktu perendaman harus disesuaikan
dengan tingkat ketebalan kulit benih, besaran konsentrasi asam yang ditentukan dan jenis
asam yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman
benih kemiri sunan dalam larutan asam sulfat terhadap pemecahan dormansi benih dan
mendapatkan lama waktu perendaman yang paling efektif dalam rangka pemecahan
dormansi benih kemiri sunan. Percobaan dilakukan di rumah kaca fakultas pertanian,
Universitas Lampung selama 2 bulan (62 hari). Rancangan percobaan yang digunakan
adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan yang terdiri dari (1) kontrol (tanpa
perendaman dalam larutan H2SO4 20%); (2) perendaman dalam larutan H2SO4 20% selama
10 menit; (3) perendaman dalam larutan H2SO4 20% selama 20 menit dan (4) perendaman
dalam larutan H2SO4 20% selama 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih
yang dikecambahkan pada perlakuan tanpa perendaman memberikan hasil terbaik dalam
hal persentase benih berkecambah, rata-rata jumlah benih berkecambah per-hari, dan rata-
rata hari benih berkecambah.
Kata kunci : asam sulfat, Dormansi, Perkecambahan, R. trisperma, Skarifikasi
72 Ismail et al.: Respon Perkecambahan Kemiri Sunan Terhadap Skarifikasi
(P2), perendaman dalam larutan H2SO4 gelas kimia dan mengikuti ketentuan
20% selama 20 menit (P3) dan perendaman masing-masing perlakuan (P1 sampai P4).
dalam larutan H2SO4 20% selama 30 menit Setelah proses perendaman selesai
(P4). dilakukan, benih-benih kemudian langsung
Kegiatan yang dilakukan dalam dibersihkan dengan air. Benih yang telah
penelitian ini, meliputi Persiapan benih dan dibersihkan, dikecambahkan pada pasir
media perkecambahan. Benih kemiri sunan dalam bak perkecambahan dengan cara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dibenamkan sedalam 1 sampai 2 cm
benih yang baik, berwarna cokelat, tidak dengan jarak 3x3 cm dan arah radikula
berlubang dan memiliki ukuran yang menghadap ke bawah.
seragam. Benih berasal dari Balittri (Balai Kegiatan pemeliharaan yang
Penelitian Tanaman Industri dan dilakukan berupa penyiraman yang
Penyegar). Media kecambah yang akan dilakukan setiap hari dan penyiangan
digunakan adalah pasir yang sebelumnya gulma yang hanya dilakukan apabila
telah diayak untuk menghilangkan partikel terdapat gulma yang hidup di sekitar benih
kontaminan. Media kecambah tersebut kemiri sunan. Penyiangan gulma dilakukan
kemudian dimasukkan ke dalam setiap bak dengan cara manual. Pengamatan dan
perkecambahan. pencatatan data dilakukan setelah
Kegiatan perendaman benih di penyemaian benih. Kegiatan ini berupa
dalam larutan H2SO4 dilakukan di dalam pengukuran terhadap variabel-variabel.
(𝑛1×ℎ1)+(𝑛2×ℎ2)+⋯+(𝑛𝑘×ℎ𝑘)
GR = 𝑛1+𝑛2+⋯+𝑛𝑘
Keterangan :
k = jumlah hari yang diperlukan dalam pengamatan perkecambahan benih
h = hari dalam proses perkecambahan benih
n = jumlah benih berkecambah (Indriyanto, 2011).
jumlah benih berkecambah per-hari serta asam sulfat (20 %) terlalu tinggi untuk
meningkatkan rata-rata hari berkecambah. diaplikasikan pada skarifikasi benih kemiri
Hal ini diduga karena konsentrasi larutan sunan.
Tabel 1. Rekapitulasi uji analisis ragam skarifikasi kimia dengan asam sulfat pada berbagai lama waktu
perendaman terhadap respons perkecambahan benih kemiri sunan (R. trisperma).
No Paramater Sig
Rekapitulasi hasil analisis ragam kecil dari 0.05,nilai analisis ragam lebih
(Tabel 1) menunjukkan bahwa secara kecil dari 0.005 menunjukkan bahwa
simultan perbedaan lama waktu terdapat paling tidak satu perlakuan yang
perendaman memberikan pengaruh memberikan pengaruh yang berbeda dari
terhadap variabel parameter pengamatan perlakuan kontrol. Pengaruh yang
(rata-rata hari berkecambah, persentase diberikan oleh perlakuan tersebut dapat
jumlah benih berkecambah, dan rata-rata bersifat positif atau negatif, namun pada
persentase jumlah benih berkecambah per- penelitian ini pengaruh yang diberikan oleh
hari). Hal ini ditunjukkan dari nilai analisis perlakuan tersebut bersifat negatif.
ragam untuk parameter pengamatan lebih
Tabel 2. Hasil uji BNT skarifikasi kimia dengan perlakuan kontrol/tanpa perlakuan (P1), perendaman H2SO4
20% selama 10 menit (P2), perendaman H2SO4 20% selama 20 menit (P3) dan perendaman H 2SO4
20% selama 30 menit (P4) terhadap parameter pengamatan.
Persentase jumlah benih Rata-rata hari Rata-rata persentase jumlah
Jenis Perlakuan
berkecambah berkecambah benih berkecambah per-hari
P1 56.00a 36.50a 0.90a
b b
P2 32.00 38.42 0.52b
b b
P3 28.00 39.01 0.45b
b b
P4 25.50 39.67 0.41b
BNT 5% 11.09 1.81 0.18
Keterangan : Nilai pada setiap variabel dengan notasi yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5%
Rekapitulasi hasil uji BNT (Tabel nilai minimal BNT pada taraf kepercayaan
2) menunjukkan bahwa perlakuan kontrol 5%.
(tanpa perendaman) memiliki pengaruh
yang berbeda terhadap perlakuan dengan PEMBAHASAN
perendaman dalam larutan H2SO4.
Pengaruh yang ditimbulkan perlakuan Pengaruh lama perendaman terhadap
kontrol memiliki pengaruh yang positif persentase jumlah benih berkecambah.
sedangkan pengaruh yang ditimbulkan oleh Hasil perhitungan menyatakan
perendaman dalam larutan H2SO4 memiliki bahwa perlakuan perendaman benih di
pengaruh yang negatif yaitu menurunkan dalam asam sulfat memberikan pengaruh
persentase jumlah benih berkecambah dan yang buruk terhadap parameter
rata-rata persentase jumlah benih perkecambahan benih. Hal ini
berkecambah per-hari serta meningkatkan menunjukkan bahwa penentuan lama
rata-rata hari berkecambah. Hal ini waktu perendaman dan konsentrasi larutan
dibuktikan dari besar perbedaan nilai uji asam sulfat yang tidak tepat. Lama
BNT perlakuan kontrol dengan nilai uji perendaman yang tidak tepat akan
BNT perlakuan lainnya lebih besar dari mengakibatkan kerusakan pada benih (over
Jurnal Lahan Suboptimal, 6(1) April 2017 75
adanya larutan asam sulfat yang masuk Majalengka dan Garut. Buletin
kedalam benih sehingga kotiledon dan atau RISTRI 2 (1): 21-27.
embrio terhidrolisis. Cairan kental yang Herman, M., Syakir, M., Pranowo, D.,
keluar dari beberapa benih ini Saefudin dan Sumanto. 2013.
menunjukkan bahwa terganggunya Kemiri Sunan (Reutealis trisperma
aktivitas enzim pada benih tersebut akibat (Blanco) Airy Shaw) Tanaman
kerusakan embrio didalam benih. Penghasil Minyak Nabati dan
Ciri ini dapat digolongkan kedalam Konservasi Lahan. Jakarta: IAARD
ciri benih yang mengalami kemunduran Press.
benih. Gejala kemunduran benih dapat Indriyanto. 2011. Panduan Praktikum
berupa perubahan laju respirasi, aktivitas Teknik dan Manajemen
enzim dan permebilitas membran Bibit/Persemaian. Bandar
sedangkan gejala fisiologis benih yang Lampung: Universitas Lampung.
mengalami kemunduran dapat berupa Kementerian Pertanian. 2011. Peraturan
perubahan warna benih, penurunan laju Menteri Pertanian Nomor
perkecambahan, berkurangnya laju 74.1/PERMENTAN/OT.140/11/20
toleransi terhadap kondisi yang kurang 11 tentang Pedoman Budidaya
baik, pertumbuhan benih lemah dan Kemiri Sunan (Reutealis
semakin meningkatnya jumlah benih yang trisperma/Blanco Airy Shaw).
abnormal (Copeland dalam Murti,2000). Kementerian Pertanian. Jakarta.
Lensari, D. 2009. Pengaruh Pematahan
KESIMPULAN Dormansi Terhadap Kemampuan
Perkecambahan Benih Angsana
Perendaman benih kemiri sunan (Pterocarpus indicus) [Skripsi].
dalam larutan H2SO4 tidak efektif dalam Bogor: Institut Pertanian Bogor.
memecahkan dormansi benih kemiri sunan. Mali’ah, S. 2014. Pengaruh Konsentrasi
Perendaman benih kemiri sunan dalam dan Lama Perendaman Dalam
larutan H2SO4 mengakibatkan penurunan Asam Sulfat (H2SO4) Terhadap
persentase benih berkecambah, rata-rata Perkecambahan Benih Saga Pohon
jumlah benih berkecambah per-hari dan (Adenanthera pavonina L.)
nilai perkecambahan serta peningkatan [Skripsi]. . Malang: Universitas
rata-rata hari benih berkecambah. Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.
UCAPAN TERIMA KASIH Murti, R. 2000. Teknologi Benih.. Jakarta:
Asdi Mahasatya.
Penulis mengucapkan terima kasih Osvaldo, Z.S., Panca, P.S., Faizal, M.
kepada bapak Duryat, S.Hut., M.Si. selaku 2012. Pengaruh konsentrasi asam
pembimbing pertama penulis, fakultas dan waktu pada proses hidrolisis
pertanian, Universitas Lampung dan pihak- dan fermentasi pembuatan
pihak yang membantu penulis dalam bioetanol dari alang-alang. Jurnal
melaksanakan penelitian ini sehingga Teknik Kimia 2 (18): 52-62.
penelitian dapat selesai. Sadjad, S. 1994. Kuantifikasi Metabolisme
DAFTAR PUSTAKA Benih. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Harjadi, S.S. 1979. Pengantar Agronomi. Suyatmi, Hastuti, E.D., Darmanti, S. 2011.
Jakarta: PT. Gramedia. Pengaruh lama perendaman dan
Herman, M dan Pranowo, D. 2011. konsentrasi asam sulfat terhadap
Karakteristik buah dan minyak perkecamban benih jati (Tectona
kemiri sunan (Reutealis trisperma grandis Linn.f). Buletin Anatomi
(Blanco) Airy Shaw) populasi dan Fisiologi 19 (1): 28-36.
Jurnal Lahan Suboptimal, 6(1) April 2017 77