You are on page 1of 5

Salwa Darin Luqyana, Rodiani, Arif Yudho Prabowo| Intrauterine Fetal Death : Usia Maternal sebagai Salah Satu

Faktor
Risiko

Intrauterine Fetal Death: Usia Maternal sebagai Salah Satu Faktor Risiko
Salwa Darin Luqyana1, Rodiani2, Arif Yudho Prabowo2
1Mahasiswa,Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Anatomii, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Intrauterine fetal death merupakan kematian perinatal. Intrauterine fetal death atau kematian janin dalam rahim adalah
janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 350 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20
minggu atau lebih. Prinsip dasar dari kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin,
kegawatdaruratan janin, atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak terobati. Intrauterine Fetal
Death (IUFD) dapat disebabkan oleh faktor maternal, fetal dan kelainan patologis plasenta. Faktor maternal yang
menyebabkan kejadian intrauterine fetal death antara lain, kehamilan post term (>42 minggu), umur ibu tua, diabetes
melitus tidak terkontol, sistemik lupus eritematosus, infeksi, hipertensi, preeklampsia, eklampsia, hemoglobinopati,
penyakit rhesus, ruptura uteri, sindrom antifosfolipid, hipotensi akut ibu, kematian ibu. Usia yang ideal bagi seorang wanita
untuk hamil dan melahirkan adalah dalam rentang 20-30 tahun. Kejadian intrauterine fetal death meningkat pada usia
maternal >35 tahun sebesar 1,5 kali dan juga pada usia <20 tahun terutama pada usia di bawah 16 tahun sedangkan pada
usia maternal >40 tahun terjadi peningkatan kejadian intrauterine fetal death pada ras Afrika-Amerika, pada ibu infertil,
riwayat bayi dengan berat badan lahir rendah, infeksi ibu (ureplasma urealitikum), obesitas, dan ayah berusia lanjut. Hal ini
disebabkan karena menurunnya perfusi uteroplasenta, komplikasi penyakit kronis selama kehamilan dan mekanisme lain
yang belum jelas.

Kata kunci: faktor risiko, intrauterine fetal death, usia maternal

Intrauterine Fetal Death: Maternal Age as One of The Risk Factors


Abstract
Intrauterine fetal death is perinatal mortality. Intrauterine fetal death is a death that occurs when fetus weight is 350 grams
or more or after 20 weeks of gestation. The principle of intrauterine fetal death is the final result of intrauterine growth
restriction, fetal emergency, or undiagnosed infection so it can be cured. Intrauterine fetal death caused by materal factors,
fethal factors and placental factors. Maternal factors causing intrauterine fetal death include post pregnancy (> 42 weeks),
advanced maternal age, uncontrolled diabetes melitus, systemic lupus erythematosus, infection, hypertension,
preeclampsia, eclampsia, hemoglobinopathy, rhesus disease, uterine rupture, antiphospholipid syndrome, hypotension
acuter and maternal death. Ideal age to get pregnant and give birth is about 20-30 years old. The incidence of intrauterine
fetal death increases at the maternal age >35 years by 1,5 times and also at <20 years of age especially at the age under 16
years while at the age of maternal >40 years there is increased incidence of intrauterine fetal death in African-American
race, in infertile mother, history of low birth weight infants, maternal infections (urealytic ureplasm), obesity, and elderly
father. This is due to decreased uteroplacental perfusion, chronic disease complications during pregnancy and other unclear
mechanisms.

Keywords: intrauterine fetal death, maternal age, risk factors

Korespondensi: Salwa Darin Luqyana, alamat Sukadana Kec. Kayuagung P Kab. Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan,
HP 082184842234, e-mail salwa3g@gmail.com

Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara perkembangan sosial ekonomi masyarakat
dengan Angka Kematian Bayi (AKB) yang cukup secara umur.2 Dua per tiga dari AKB adalah
tinggi yaitu 25,5% pada tahun 2016.1 Angka kematian neonatal dan dua per tiga dari
Kematian Bayi merupakan salah satu indikator kematian neonatal tersebut adalah kematian
yang sangat penting untuk menilai status perinatal.3
kesehatan anak, status kependudukan dan Berdasarkan data Dinas Kesehatan
kondisi perekonomian wilayah tertentu. Angka Provinsi Lampung pada tahun 2015, penyebab
kematian bayi merefleksikan besarnya masalah terbesar kematian bayi pada masa perinatal (0-
kesehatan yang berakibat langsung terhadap 6 hari) adalah karena asfiksia (37,14%) dan 50%
kematian bayi, seperti diare, infeksi saluran dari kematian perinatal adalah kelahiran mati,
pernafasan, atau kondisi prenatal, dan juga kematian pada masa neonatal (7-28 hari)
merefleksikan tingkat kesehatan ibu, kondisi dengan penyebab terbesar karena BBLR
kesehatan lingkungan serta tingkat (28,18%) dan kematian pada masa bayi (>28

Medula | Volume 7 | Nomor 5 | Desember 2017 | 25


Salwa Darin Luqyana, Rodiani, Arif Yudho Prabowo| Intrauterine Fetal Death : Usia Maternal sebagai Salah Satu Faktor
Risiko

hari - <1 tahun) paling sering disebabkan 1. Faktor maternal


karena pneumonia (10%), diare (11%), infeksi Kehamilan post term (> 42 minggu), umur
(11%), dan penyebab lainnya (82%).4,5 ibu tua, diabetes melitus tidak terkontol,
Intrauterine Fetal Death merupakan sistemik lupus eritematosus, infeksi,
kematian perinatal. Menurut WHO dan The hipertensi, preeklampsia, eklampsia,
American College of Obstetricians and hemoglobinopati, penyakit rhesus,
Gynecologist kematian janin (Intrauterine Fetal ruptura uteri, antifosfolipid sindrom,
Death) adalah janin yang mati dalam rahim hipotensi akut ibu, kematian ibu.
dengan berat badan 350 gram atau lebih atau 2. Faktor fetal
kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 Hamil tumbuh terhambat, kelainan
minggu atau lebih. 6,7 kongenital, kelainan genetik, infeksi.
Intrauterine Fetal Death (IUFD) dapat 3. Faktor plasental
disebabkan oleh faktor maternal, fetal dan Kelainan tali pusat, lepasnya plasenta,
kelainan patologis plasenta. Salah satu faktor ketuban pecah dini dan vasa previa. 8,13
maternal yang menyebabkan terjadinya IUFD Faktor resiko terjadinya fetal death atau
adalah umur ibu tua. Selain itu, salah satu kematian janin meningkat pada usia ibu >40
faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan tahun, ras Afrika-Amerika, pada ibu infertil,
terjadinya kematian janin dalam rahim adalah riwayat bayi dengan berat badan lahir rendah,
usia ibu > 40 tahun saat kehamilan.8 infeksi ibu (ureplasma urealitikum), obesitas,
Beberapa penelitian terakhir dan ayah berusia lanjut.8,14
menunjukkan adanya hubungan antara usia ibu Diagnosis pasti Intrauterine Fetal Death
saat kehamilan dengan angka kejadian ditegakkan melalui pemeriksaan USG. Riwayat
kematian janin dalam rahim. Wanita yang dan pemeriksaan fisik memiliki nilai terbatas
hamil usia dibawah 20-34 tahun memiliki risiko dalam menegakkan diagnosis IUFD. Pada
yang lebih tinggi mengalami kematian janin kebanyakan pasien, satu-satunya keluhan
dalam rahim terutama pada usia ≤16 tahun. 9 adalah berkurangnya pergerakan janin dan
Selain itu, ditemukan peningkatan risiko pada pemeriksaan fisik tidak terdengar denyut
terjadinya IUFD sebanyak 40-50% pada wanita jantung janin. Diagnostik pasti ditegakkan
usia >35 tahun dibandingkan wanita pada usia dengan pemeriksaan ultrasonografi.14
20-29 tahun. Risiko ini lebih berat pada Melalui anamnesis didapatkan gerakan
primipara dibanding multipara dan dipengaruhi janin menghilang. Pada pemeriksaan
oleh beberapa faktor lain seperti kunjungan pertumbuhan janin didapatkan tinggi fundus
antenatal care, kebiasaan merokok, faktor uteri tidak sesuai usia kehamilan, berat badan
sosioekonomi dan berat maternal.10 ibu menurun, dan lingkar perut ibu mengecil.
Selain itu, jika diperiksa dengan fetoskopi dan
Isi Doppler tidak dapat didengar adanya bunyi
Kematian janin dalam rahim adalah janin jantung janin. Jika dilihat menggunakan USG
yang mati dalam rahim dengan berat badan maka didapatkan gambaran janin tanpa tanda
350 gram atau lebih atau kematian janin dalam kehidupan. Dengan foto radiologik setelah 5
rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih.6,7 hari tampak tulang kepala kolaps, saling
IUFD merujuk pada kematian janin di dalam tumpang tindih, tulang belakang hiperfleksi,
rahim setelah 24 minggu usia kehamilan.11 edema sekitar tulang kepala, gambaran gas
Prinsip dasar dari kematian janin merupakan pada jantung dan pembuluh darah. Jika
hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, dilakukan pemeriksaan hCG maka didapatkan
kegawatdaruratan janin, atau akibat infeksi kadarnya akan negatif setelah beberapa hari
yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga kematian janin. Untuk diagnosis pasti
tidak terobati.12 sebaiknya dilakukan otopsi janin dan
Penyebab kematian janin pada 25-60% pemeriksaan plasenta serta selaput. Untuk
kasus masih belum jelas namun dapat mencari penyebab kematian janin dilakukan
disebabkan oleh bebarapa faktor, antara lain evaluasi secara komprehensif termasuk analisis
faktor maternal, fetal, atau kelainan patologis kromosom dan kemungkinan terpapar infeksi
plasenta. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai untuk mengantisipasi kehamilan selanjutnya. 8
berikut:

Medula | Volume 7 | Nomor 5 | Desember 2017 | 26


Salwa Darin Luqyana, Rodiani, Arif Yudho Prabowo| Intrauterine Fetal Death : Usia Maternal sebagai Salah Satu Faktor
Risiko

Apabila diagnosis kematian janin telah Induksi pada pasien dengan riwayat
ditegakkan, penderita harus segera diberikan persalinan perabdomen harus dilakukan
informasi mengenai kemungkinan penyebab dengan sangat hati-hati karena risiko
dan rencana penatalaksanaannya serta terjadinya ruptur uteri yang tinggi, namun
direkomendasikan untuk segera diintervensi. risiko terjadinya ruptur uteri selama induksi
Bila kematian janin lebih dari 3 - 4 minggu untuk penanganan kematian janin pada akhir
kadar fibrinogen dengan kecenderungan trimester dua atau awal trimester tiga belum
koagulopati, akan lebih rumit apabila kematian diketahui.15
terjadi pada salah satu bayi kembar.8 Apabila Penanganan rasa sakit pada pasien
diagnosis kematian janin telah ditegakkan selama induksi pada kematian janin merupakan
maka dilakukan: bagian yang penting untuk perawatan pasien.
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital. Seringkali, morfin atau hidromorfin digunakan
2. Pemeriksaan darah perifer, fungsi sebagai analgesik untuk mengontrol rasa sakit
pembekuan, golongan darah ABO, Rhesus, pada pasien.14
dan gula darah. Upaya mencegah kematian janin,
3. Menjelaskan seluruh prosedur khususnya yang sudah atau mendekati aterm
pemeriksaan dan hasilnya serta rencana adalah bila ibu merasakan gerakaan janin
tindakan yang akan dilakukan kepada menurun, tidak bergerak, atau gerakan janin
pasien dan keluaraganya. Bila belum ada terlalu keras, perlu dilakukan pemeriksaan
kepastian penyebab kematian, hindari ultrasonografi. Perlu diperhatikan adanya
memberikan informasi yang tidak tepat. solusio plasenta. Pada gemelli dengan T + T
4. Memberikan dukungan mental dan (twin to twin transfusion) pencegahan
emosional kepada pasien. Sebaiknya dilakukan dengan koagulasi pembuluh
pasien didampingi oleh orang terdekatnya anastomosis.8 Beberapa komplikasi yang dapat
dan yakinkan bahwa besar kemungkinan terjadi antara lain:
dapat lahir pervaginam. 1. Trauma emosional yang berat apabila
5. Membicarakan rencana persalinan waktu antara kematian janin dan
pervaginam dengan cara induksi maupun persalinan cukup lama.
ekspektatif pada keluarga pasien sebelum 2. Infeksi apabila ketuban pecah.
pengambilan keputusan. 3. Koagulopati apabila kematian janin
6. Bila pilihan ekspektatif: tunggu persalinan berlangsung lebih dari 2 minggu.12
spontan hingga 2 minggu dan yakinkan Usia didefinisikan sebagai lama waktu
bahwa 90% persalinan spontan terjadi hidup atau ada sejak dilahirkan atau
tanpa komplikasi. diadakan.16 Usia juga didefinisikan sebagai
7. Bila pilihan manajemen aktif: induksi lamanya keberadaan seseorang diukur dalam
persalinan menggunakan oksitosin atau satuan waktu dipandang dari segi kronologis
misoprostol. Seksio sesarea dipilih jika individu normal yang memperlihatkan derajat
bayi letak lintang. perkembangan anatomis dan fisiologis sama.17
8. Memberikan kesempatan pada keluarga Usia yang ideal bagi seorang wanita
untuk melihat dan melakukan ritual untuk hamil dan melahirkan adalah dalam
keagamaan pada janin yang meninggal. 12 rentang 20-30 tahun.8 Jarak yang aman untuk
Pada kematian janin usia kehamilan 24- hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun
28 minggu dapat digunakan misoprostol dengan jarak melahirkan yang aman dari anak
pervaginam sebanyak 50-100 µg tiap 4-6 jam yang satu ke anak berikutnya adalah 3-5 tahun,
dan induksi oksitosin. Sedangkan pada sehingga diharapkan selama masa suburnya
kehamilan di atas 28 minggu dosis misoprostol wanita hanya melahirkan 2 orang anak saja dan
diberikan sebanyak 25 µg pervaginam setiap 6 maksimalnya adalah 3 orang.18
jam. Setelah bayi lahir dapat dilakukan ritual Faktor yang menyebabkan ibu hamil
keagamaan merawat bayi dan dapat dilakukan dengan resiko tinggi antara lain umur ibu yang
otopsi atau pemeriksaan patologi plasenta tergolong risiko tinggi ≤20 tahun dan ≥35
yang akan membantu mengungkap penyebab tahun.19 Usia ibu saat kehamilan ≥35 tahun
kematian janin dalam rahim.8 berhubungan dengan kejadian kelahiran
prematur, bayi berat lahir rendah, kematian

Medula | Volume 7 | Nomor 5 | Desember 2017 | 27


Salwa Darin Luqyana, Rodiani, Arif Yudho Prabowo| Intrauterine Fetal Death : Usia Maternal sebagai Salah Satu Faktor
Risiko

janin dalam rahim, kelainan kromosom dan per tiga dari AKB adalah kematian neonatal
kelahiran melalui proses operasi.20 dan dua per tiga dari kematian neonatal
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tersebut adalah kematian perinatal.
oleh Nurzia (2016) didapatkan hasil terdapat Intrauterine Fetal Death merupakan kematian
hubungan yang bermakna antara usia ibu saat perinatal dan dapat disebabkan oleh faktor
kehamilan dengan kejadian plasenta previa.21 maternal, fetal dan kelainan patologis plasenta.
Wanita yang hamil di atas usia tiga puluh lima Salah satu faktor maternal yang
tahun menghadapi resiko yang lebih besar menyebabkan terjadinya Intrauterine Fetal
untuk mengalami masalah medis seperti Death (IUFD) adalah umur ibu tua. Usia yang
tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, ideal bagi seorang wanita untuk hamil dan
masalah pada pertumbuhan janin, masalah melahirkan yang ideal adalah dalam rentang
plasenta dan komplikasi persalinan. Hal ini 20-30 tahun. Faktor yang menyebabkan
merupakan faktor resiko terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi salah satunya
8,13
Intrauterine fetal death. adalah usia maternal ≤20 tahun dan ≥35 tahun.
Wanita yang hamil usia dibawah 20-34 Risiko kematian janin dalam rahim
tahun memiliki risiko yang lebih tinggi meningkatkan sebesar 1,5 kali pada ibu dengan
mengalami kematian janin dalam rahim usia >35 tahun dan meningkat pada usia ibu
terutama pada usia ≤16 tahun.9 Selain itu, >40 tahun pada ras Afrika-Amerika, pada ibu
terdapat peningkatan risiko kematian janin infertil, riwayat bayi dengan berat badan lahir
pada ibu dengan usia >35 tahun sebesar 1,5 rendah, infeksi ibu, obesitas, dan ayah berusia
kali namun mekanisme biologis yang lanjut serta meningkat pada wanita hamil
menyebabkan peningkatan risiko masih belum dengan usia dibawah 20 tahun terutama pada
jelas. Hal ini mungkin berhubungan dengan usia di bawah 16 tahun.
penurunan perfusi uteroplasenta yang Hal yang mungkin berhubungan dengan
disebabkan oleh vaskularisasi yang semakin meningkatnya kejadian Intrauterine Fetal
berkurang pada wanita usia >35 tahun dan juga Death seiring dengan bertambahnya usia
berhubungan dengan penyakit kronis serta maternal adalah penurunan perfusi
komplikasi kehamilan yang terjadi pada wanita uteroplasenta yang disebabkan oleh
hamil usia tua.22,23 vaskularisasi yang semakin berkurang pada
Usia ibu saat kehamilan >35 tahun wanita usia >35 tahun dan juga berhubungan
meningkatkan risiko terjadinya fetal loss, dengan penyakit kronis serta komplikasi
abortus spontan, kematian janin dalam rahim, kehamilan yang terjadi pada wanita hamil usia
abnormalitas kromosom dan peningkatan tua, selain itu mekanisme biologis lain yang
resiko komplikasi penyakit pada ibu seperti berhubungan masih belum jelas.
hipertensi, diabetes gestasional serta
meningkatkan resiko terjadinya plasenta Simpulan
previa, proses kelahiran dengan operasi caesar Usia maternal merupakan salah satu
dan abruptio plasenta.24 Hal ini merupakan faktor risiko terjadinya intrauterine fetal death.
faktor resiko terjadinya Intrauterine fetal Kejadian intrauterine fetal death meningkat
death.8,13 pada usia maternal <20 tahun dan >30 tahun.
Mekanisme fisiologis yang menjelaskan Hal ini disebabkan karena menurunnya perfusi
hubungan usia maternal dan kejadian uteroplasenta, komplikasi penyakit kronis
Intrauterine Fetal Death terutama berfokus selama kehamilan dan mekanisme lain yang
pada penuaan dan insufisiensi plasenta. Usia belum jelas.
ibu tua saat kehamilan menyebabkan
peningkatan timbulnya lesi sklerlotik yang Daftar Pustaka
merupakan faktor penyebab terjadinya perfusi 1. Badan Pusat Statistik (BPS). angka
yang rendah dan gangguan distribusi nutrisi ke kematian bayi (AKB). Jakarta: BPS; 2016.
janin. 2. Badan Pusat Statistik. Profil Kesehatan Ibu
dan Anak. Jakarta: BPS; 2014.
Ringkasan 3. Isakh Bm, Diana I. Profil Kematian
Indonesia memiliki AKB yang masih Neonatal Berdasarkan Sosio Demografi
cukup tinggi yaitu 25,5% pada tahun 2016. Dua Dan Kondisi Ibu Saat Hamil Di Indonesia.

Medula | Volume 7 | Nomor 5 | Desember 2017 | 28


Salwa Darin Luqyana, Rodiani, Arif Yudho Prabowo| Intrauterine Fetal Death : Usia Maternal sebagai Salah Satu Faktor
Risiko

Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Definition of Fetal Death, Frequency of


2011;14(4):391-8. Fetal Death, Diagnosis of Fetal Death.
4. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Profil Medscape. 2016;1-12.
Kesehatan Provinsi Provinsi Lampung 15. Borgatta L, Kapp N. Labor Induction
Tahun 2015. Bandar Lampung: Dinas Abortion In The Second Trimester:
Kesehatan Provinsi Lampung; 2015. Contraception. AJOG. 2011;84(1):4-18.
5. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Profil 16. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.
Provinsi Lampung Tahun 2015. Bandar Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Lampung: Pemerintah Povinsi Lampung; Bahasa Departemen Pendidikan Nasional;
2016. 2008.
6. ACOG. Diagnosis and Management of 17. Dorland dan Newman. Kamus Kedokteran
Stillbirth. ACOG Practice Bulletin: 2009; Dorland Edisi ke-31. Jakarta: EGC; 2010.
102. 18. BKKBN Provinsi Sumatera Selatan. Profil
7. WHO. WHO recommendations on Kependudukan Sumsel. Palembang:
antenatal care for a positive pregnancy BKKBN; 2008.
experience. Geneva: WHO; 2016. 19. P, Rochdjati. Skrining Antenatal Pada Ibu
8. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke- Hamil. Surabaya: FK UNAIR; 2003.
4. Jakarta: Yayaan Bina Pustaka Sarwono 20. Bayrampour H, Heaman M, Duncan KA,
Prawirohardjo; 2009 Tough S. Advanced Maternal Age And Risk
9. Demirci O, Yılmaz E, Tosun Ö, Kumru P, Perception : A Qualitative Study. BMC
Arınkan A, Mahmutoğlu D, dkk. Effect of Pregnancy and Childbirth. 2012;12(1):1.
Young Maternal Age on Obstetric and 21. Nurzia, Nia. Hubungan usia dan paritas ibu
Perinatal Outcomes : Results from the dengan kejadian. JIDAN. 2016;4(4):310-6.
Tertiary Center in Turkey. 2016:344-9. 22. Liu LC, Huang H Bin, Yu MH, Su HY.
10. McDonald SD, Vermeulen MJ, Ray JG. Risk Analysis Of Intrauterine Fetal Demise A
of Fetal Death Associated With Maternal Hospital Based Study In Taiwan Over A
Drug Dependence and Placental Decade. Taiwan J Obstet Gynecol.
Abruption: A Population-Based Study. J 2013;52(4):546-50.
Obstet Gynaecol Canada. 2017;29(7):556- 23. Fretts RC, Schmittdiel J, McLean FH, Usher
9. RH, Goldman MB. Increased maternal age
11. RCPI and HSE. Investigation and and the risk of fetal death. N Engl J Med
Management of Late Fetal Intrauterine 1995;333(15).
Death and Stillbirth. RCPI HSE. 2011;(4). 24. Holowaty P, Cooper K, Drake ML.
12. Prawirohardjo, Sarwono. Buku Acuan Reflecting On The Trend : Pregnancy After
Nasional Pelayanan Keshatan Maternal Age 35 A guide to Advanced Maternal Age
dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka for Ontario service providers , including a
Sarwono Prawirohardjo; 2009. summary of statistical trends , influencing
13. Kliman HJ. Intrauterine fetal death. New factors, Expert Reviewers. Ontario:
Haven CT: Departement of Ontario’s Maternal, Newborn and Early
Obstetry/Gynecology Yale Univiversity Sch Child Development Resource Centre and
Med; 2004. the Halton Region Health Department;
14. Mattingley, P. Evaluation of Fetal Death: 2007.

Medula | Volume 7 | Nomor 5 | Desember 2017 | 29

You might also like