You are on page 1of 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

TONSILITIS

OLEH KELOMPOK 3:

ANISA PUTRI ANDINI (09170000092)

SYIFA WULANDARI (09170000086)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

Jalan Harapan No.50, Lenteng Agung, Jakarta Selatan


2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah memberikan kesehatan kepada
kami ,sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul“Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Tonsilitis”

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari adanya dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, walaupun Makalah ini belum sempurna tetapi kami merasa bangga terhadap hasil yang
dicapai.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca
pada umumnya. Kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan pembuatan
Makalah selanjutnya.

Cianjur, Desember 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3. Tujuan............................................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
2.1. Konsep Penyakit .................................................................................................................. 5
1. Definisi Tonsilitis................................................................................................................. 5
2. Pengkajian ............................................................................................................................ 6
3. Klasifikasi tonsilitis ............................................................................................................. 9
4. Etiologi Tonsilitis............................................................................................................... 10
5. Patofisiologi Tonsilitis ....................................................................................................... 10
6. Manifestasi Klinis Tonsilitis .............................................................................................. 11
7. Pemeriksaan Penunjang ..................................................................................................... 11
8. Diagnosa Keperawatan ...................................................................................................... 11
BAB III ......................................................................................................................................... 12
LATIHAN KHUSUS .................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 24
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tonsillitis adalah suatu peradangan pada tonsil (atau biasa disebut dengan amandel) yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun hampir 50% kasusu tonsillitis adalah karena infeksi.

Tonsil merupakan kumpulann besar jaringan limfoid di belakang faring yang memiliki
kaktifan munologi (Ganog, 1998). Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke
seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung dan
tenggorokan, oleh karena itu, tidak jarang tonsil mengalami peradangan.

Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streptococcus beta
hemotolik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing,
2004).

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari Tonsilitis?


2. Bagaimana pengkajian pada klien Tonsilitis?
3. Bagaimana patofisiologi dari Tonsilitis?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari Tonsilitis?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Tonsilitis?
6. Diagnosa apa pada klien Tonsilitis?
7. Bagaimana asuhan keperawatannya?

1.3. Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Respirasi yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Tonsilitis”.

Tujuan khusus penulisan ASKEP ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan
pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tahu tentang konsep keperawatan dan
pengkajiannya.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Konsep Penyakit
1. Definisi Tonsilitis
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri atau kuman
streptococcus beta hemolitikus grup A, streptococcus viridans dan pyogenes dan dapat
disebabkan oleh virus. Faktor predisposisi adanya rangsangan kronik (misalnya karena
merokok atau makanan), pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat, tidak
higienis, mulut tidak bersih.

Tonsilitias akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan. Radang tonsil
pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya
juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis (Ngastiyah, 1997).

Tonsillitis kronik, terjadi karena proses radang berulang, maka epitel mukosa dan
limfoid terkikis sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh jaringan
parut. Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang
akan diisi oleh detritus, proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul
perlengketan dengan jaringan sekitar fossa tonsilaris. Jadi, tonsil meradang dan membengkak,
terdapat bercak abu-abu/kekuningan pada permukaan dan berkumpul membentuk membran.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tonsilitis dapat disimpulkan bahwa
tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok
streptococcus beta hemotolik, streptococcus viridons dan streptococcus pyrogenes namun
disebabkan juga oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus. Tonsilitis biasanya sering
dialami ank-anak yang disertai demam dan nyeri pada tenggorokan.
2. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2001).
a. Pengumpulan data
1) Identitas pasien / klien

Yaitu seperti nama pasien / anak, usia, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir,
agama, alamat, suku, no. RM, tanggal masuk RS, diagnosa medis, dan tanggal
pengkajian.

2) Identitas penanggung jawab


Seperti identitas keluarga terdekat atau kedua orang tua anak, yang meliputi nama,
usia, pekerjaan, alamat, dan hubungan penanggung jawab dengan pasien.
b. Riawayat kesehatan
1) Keluhan utama

Keluhan atau gejala apa yang menyebabkan pasien berobat atau keluhan atau gejala
saat awal dilakukan pengkajian pertama kali yang utama. Keluhan utama klien
tonsilitis biasanya nyeri pada tenggorokan dan pada saat menelan disertai demam.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Faktor yang melatar belakangi atau mempengaruhi dan mendahuli keluhan,


bagaimana sifat terjadinya gejala (mendadak, perlahan-lahan, terus menerus atau
berupa serangan, hilang dan timbul atau berhubungan dengan waktu), lokalisasi
gejalanya dimana dan sifatnya bagaimana (menjalar, menyebar, berpindah-pindah
atau menetap). Bagaimana berat ringannya keluhan berkurang, lamanya keluhan
berlangsung atau mulai kapan serta upaya yang telah dilakukan apa saja.

3) Riwayat kesehatan terdahulu

Dapat ditanyakan seperti riwayat pemakaian jenis obat, jumlah dosis dan
pemakaiannya, riwayat atau pengalaman masa lalu tentang kesehatan atau penyakit
yang pernah dialami atau riwayat masuk rumah sakit atau riwayat kecelakaan.
4) Riwayat kesehatan keluarga
a) Adakah keluarga yang menderita penyakit tonsillitis.
b) Penyakit kronik yang lain seperti diabetes melitus, batu ginjal, kardiovaskuler,
hipertensi, kelainan bawaan.
5) Genogram

Genogram adalah gambaran struktur keluarga pasien.

c. Pengkajian saat ini


1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Adanya tanda dan gejala yang menyebabkan klien mencari pertolongan kesehatan
seperti nyeri pada tenggorokan, susah untuk menelan, peningkatan suhu tubuh,
kelemahan hebat, kehilangan perhatian pada lingkungan.

2) Pola nutrisi

Anoreksia, mual, muntah, BB menurun karena intake kurang, nyeri untuk menelan,
nafas berbau, membran mukosa kering.

3) Pola eliminasi

Warna urin kunin pekat, ureum meningkat.

4) Pola aktivitas

Kelelahan, kelemahan.

5) Pola tidur dan istirahat


Gelisah tidur sering terganggu karena nyeri pada tenggorokan.
6) Pola persepsi sensor dan kognitif
Kurangnya pendengaran perhatian berkurang atau menyempit, kemampuan berfikir
abstrak menurun, kehilangan perhatian untuk lingkungan, sakit kepala.
7) Pola persepsi diri dan konsep diri.
Penurunan harga diri, perubahan konsep diri dan body image, menurunnya harga
diri, menurunnya tingkat kemandirian dan perawatan diri.
8) Pola peran dan hubungan sesame
Tidak dapat menjalankan sekolah, penurunan kontak sosial dan aktivitas.
9) Pola koping dan toleransi terhadap stress
Ketidak efektifan koping individu dan keluarga, mekanisme pertahanan diri : denial
proyeksi, rasionalisasi, displasmen
10) Pola nilai dan kepercayaan.
Kehilangan kepercayaan kepada pemberi pelayanan kesehatan.
d) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum ini dapat meliputi kesan keadaan sakit termasuk ekspresi wajah dan
posisi pasien, kesadaran (GCS / Gaslow Coma Scale), yang dapat meliputi
penilaian secara kualitas seperti composmentis, apatis, somnolen, sofor, koma,
delirium, status gizinya dan juga tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi,
respirasi dan suhu. Biasanya klien tonsilitis mengalami kesulitan bernafas karena
ada pembesaran pada tonsil dan mengalami peningkatan suhu tubuh.
e) Riwayat imunisasi

Semua anak harus melengkapi imunisasinya, pada anak usia 9 bulan maka imunisasi
itu harus lengkap dimulai dari imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis, dan
coba tanyakan kembali kepada orang tuanya apakah anak tersebut sudah lengkap
imunisasinya.

f) Pemeriksaan fisik head to toe


- Kepala
Meliputi dapat dinilai bentuk dan ukuran kepala, ubun-ubun.
- Muka
Wajahnya simetris atau tidak, ada tidaknya pembengkakan, pucat atau tidak.
- Mata
Mata dilihat dari visus palpebra, mata normal, alis, bulu mata, konjungtiva anemis
atau tidak, skelera, kornea, pupil, lensa normal.
- Hidung
Amati simetris atau tidak, ada polip atau tidak.
- Telinga
Pada bagian telinga dapat dinilai pada daun telinga, lubang telinga, membran
timpani, mastoid, ketajaman pendengaran hidung dan mulut ada tidaknya stismus.
- Mulut
Lihat kelembaban, warna, kesimetrsian, mukosa bibir, gigi rapih atau tidak, lidah
bersih atau tertutup kotoran putih.
- Leher
Lihat kesimetrisan dan raba kelenjar tiroid
- Dada
Secara umum bentuk dada, keadaan paru yang meliputi simetris atau tidaknya,
pergerakan nafas, ada tidaknya femitus suara, krepitasi serta dapat dilihat batas ada
saat perkuasi didapatkan (bunyi perkusinya bagaimana apakah hipersenosor atau
timpani).
- Abdomen
Meliputi bentuk perut, dinding perut, bising usus, adanya ketegangan dinding perut
atau adanya nyeri tekan serta dilakukan palpasi pada organ hati, limfa, ginjal,
kandung kemih, yang ditentukan ada tidaknya nyeri pada pembesaran pada organ
tersebut, kemudian pada daerah anus, rectum, serta genitalia.
- Ektresmitas
Kaji ekstremitas bagian atas dan bawah, apakah jari lengkap, adanya oedema,
adanya rentang gerak keseimbangan dan gaya berjalan, genggaman tangan, otot
kaki dan lainnya.
- Genetalia dan anus
Kaji kebersihan pada area genetalia dan anus, apakah ada pembengkakan atau tidak.

3. Klasifikasi tonsilitis
1. Tonsilitis akut
Tonsilitis akut disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus
viridians, danstreptococcus pyogene, dapat juga disebabkan oleh virus.
2. Tonsiitis falikularis
Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak
putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus ini terdapat leukosit, epitel yang
terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.
3. Tonsilitis lakunaris
Bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.
4. Tonsilitis membranosa (septis sore throat)
Eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut menyerupai
membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan berwarna putih
kekun ing-kuningan.
5. Tonsilitis kronik
Tonsilitis yang berluang, faktpr predisposisi: rangsangan kronik (rokok, makanan)
pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang
buruk.

4. Etiologi Tonsilitis
Tonsilitis disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus beta hemolyticus,
streptococcus , viridans dan streptococcus pyrogen sebagai penyebab terbanyak, selain itu
dapat juga disebabkan oleh corybacterium diphteriae, namun dapat juga disebabkan oleh
virus (mansyjoer, 2001).

5. Patofisiologi Tonsilitis
Bakteri atau virus menginfeksi pada lapisan epitel. Bila epitel terkikis, maka
jaringan limfoid superficial menandakan reaksi, terdapat pembendungan radang dengan
infiltrasi leukosit polimorfonukuler. Proses ini secara klinis tampak pada kriptus tonsil
yang berisi bercak kuning disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri
dan epitel yang terlepas. Akibat dari proses ini akan terjadi pembengkakan atau
pembesaran tonsil, nyeri menelan, disfalgia. Kadang apabila terjadi pembesaran melebihi
uvula dapat menyebabkan kesulitan bernafas.
Apabila kedua tonsil bertemu pada garis tengah yang disebut kidding tonsil dapat
terjadi penyumbatan peengaliran udara dan makanan. Komplikasi yang sering terjadi
akibat disflagia dan nyeri saat menelan, klien akan mengalami malnutrisi yang ditandai
dengan gangguan tumbuh kembang, malaise ,mudah mengantuk. Pembesaran adenoid
mungkin dapat menghambat ruang samping belakang hidung yang membuat kerusakan
lewat udara dari hidung ke tenggorokan, sehingga akan bernafas melalui mulut. Bila
bernafas lewat mulut maka mukosa membarne dari orofaring menjadi kering dan teriritasi,
adenoid yang mendekati tuba eustachus dapat menyumbat saluran mengakibatkan
berkembangnya otitis media ( nanda, 2008).

6. Manifestasi Klinis Tonsilitis


Gejala umum dari tonsillitis adalah:

a. Radang tenggorokan
b. Kesulitan / sakit pada saat menelan
c. Suara yang sesak
d. Batuk
e. Nafas bau
f. Sakit kepala
g. Anoreksia
h. Leher kaku
i. Nyeri pada rahang dan leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening
j. Amandel yang tampak merah dan bengkak
k. Amandel yang memiliki bercak putih / kuning
l. Kesulitan membuka mulut
m. Kelelahan

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lab seperti:

a. Pemeriksaan leukosit : terjadi peningkatan


b. Pemeriksaan hemoglobin : terjadi penurunan
c. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri

8. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil.
b. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan dengan tonsil.
c. Resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
adanya anoreksia.
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
BAB III

LATIHAN KHUSUS

Asuhan Keperawatan Pada An.A

Dengan Diagnosa Medis Tonsilitis

Di Ruang Mawar

Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur

Tahun 2018

 Kasus

Anak A usia 4 tahun bersama dengan ibunya mengeluh nyeri tenggorokan sejak 3 hari yang lalu,
sedikit demam, tidak ada pilek, batuk atau kemerahan pada muka. Tidak ada riwayat infeksi telinga
maupun sinusitis. Ia tidak mampu makan makanan yang keras tapi minum masih bisa. Eliminasi
tidak ada masalah. Kadang ia terbangun malam hari minimal sekali dalam satu malam karena
demam, ibunya memberi obat anti panas setiap 6 jam sekali. Tanda-tanda vital: tinggi 100 cm,
berat 35 kg, suhu 37’C dengan antipiretik, HR 98 x/menit, RR 20 x/menit. Tenggorokan
kemerahan agak bau, tidak ada petechiae pada palatum, uvula di tengah, tonsil (+) dengan eksudat
putih bilateral, ada sedikit pembengkakan pada nodus limph submandibular. Jantung murni
reguler, paru bersih.

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : An. A
Umur : 4 Tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Cinangsi RT/RW 01/05 Kec. Cikalongkulon
Diagnosa medis : Tonsilitis
No. Rekam medis : 09876754
Tanggal masuk RS : 12 Desember 2018 (Jam 10:00)
Tanggal/waktu pengkajian : 12 Desemer 2018 (Jam 12:00)

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Ny.S
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Kp. Cinangsi RT/RW 01/05 Kec. Cikalongkulon
Hubungan dengan pasien : Ibu kandung
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama

Pasien datang bersama ibunya dengan keluhan nyeri tenggorokan sejak 3 hari yang lalu,
sedikit demam, tidak mampu makan makanan yang keras tetapi minum masih bisa,
terkadang pada malam hari saat tidur pasien bangun minimal satu kali karena demam.

b. Keluhan tambahan

Adapun keluhan tambahan nya yaitu tenggorokan kemerahan dan agak bau, tonsi
membesar dengan eksudat putih bilateral, adanya pembengkakan pada nodus limph
submandibular.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Pada tanggal 12 Desember, pukul 10:00 WIB datang ke UGD dengan keluhan nyeri
tenggorokan sejak 3 hari yang lalu, sedikit demam, dan tidak mampu makan-makanan yang
keras.

d. Riwayat kesehatan dahulu

Ibu pasien mengatakan anaknya belum pernah mengalami gejala seperti ini.
e. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu pasien mengatakan belum pernah ada keluarga yang mengalami penyakit seperti ini

f. Genogram:

Keterangan:

Laki-laki

Perempuan

Meninggal

Pasien
3. Pengkajian saat ini
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Keluarga pasien berpersepsi bahwa penyakitnya merupakan ujian dari allah SWT.

b. Pola nutrisi

NO. Pola Nutrisi Sebelum Sakit Selama Sakit


1. Makan 3x1 sehari (nasi putih, 2x1 sehari (nasi tim,
lauk pauk) 1 porsi. sayur, dan lauk pauk) ½
porsi.
2. Minum 3-4 gelas per hari (air 4 gelas per hari (air
putih) putih)

c. Pola eliminasi

NO. Pola Eleminasi Sebelum Sakit Selama Sakit


1. BAB 2x sehari (normal, bentuk 2x sehari (normal, bentuk
padat, bau khas feses, padat, bau khas feses,
warna kekuningan). warna kekuningan).
2. BAK 4-5 kali sehari (bau khas, 4-5 kali sehari (bau khas,
warna kekuningan). warna kekuningan).

d. Pola aktivitas

Sebelum Sakit Selama Sakit


Kemampuan Perawatan Diri
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Makan/Minum    
Mandi    
Torelting    
Berpakaian    
Mobilitas di tempat tidur    
Berpindah    
Ambulasi/ROM    
Keterangan :

0 : Mandiri
1 : Dibantu alat
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain & alat
4 : Tergantung total
e. Pola tidur dan istirahat

NO. Pola tidur dan istirahat Sebelum Sakit Selama Sakit


1. Tidur Tidur malam: 8-9 jam. Tidur malam: 6-7 jam.
Tidur siang: 1 jam. Tidur siang: 1 jam.
2. Istirahat Pasien beristirahat pada saat Pasien bersitirahat atau tidak
setelah pulang bermain. melakukan aktifitas.

f. Pola persepsual (penglihatan, pendengaran, pengecapan, sensasi)

NO. Pola persepsual Sebelum Sakit Selama Sakit


1. a. Penglihatan a. Normal a. Normal
b. Pendengaran b. Normal b. Normal
c. Pengecapan c. Normal c. Normal
d. Sensasi d. Normal d. Kurang baik

g. Pola persepsi diri

NO. Pola persepsi diri Sebelum Sakit Selama Sakit


1. a. Kecemasan a. Tidak ada a. Pasien terlihat rewel dan
b. Konsep diri b. Tidak ada gelisah
b. Tidak ada

h. Pola peran hubungan

Pasien terlihat sangat dekat dengan kedua orang tua dan kakanya.
4. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum : Lemah
- Kecemasan : Ada
- TTV : Suhu tubuh : 37°𝐶
- TD :-
- Nadi : 98
- RR : 20x/menit
5. Riwayat imunisasi
 BCG : 1 bulan
 DPT : 2, 3, 4 bulan
 Hepatitis : 2, 3, 4 bulan
 Polio : 2, 3, 4, 6 bulan
 Campak : 9 bulan
6. Riwayat tumbuh kembang

NO. Riwayat tumbuh Sebelum Sakit Selama Sakit


kembang
1. BB 35 kg 34 kg
2. TB 100 cm 100 cm

7. Perkembangan
a) Motorik halus
- Mencuci dan mengelap tangan sendiri
- Makan dengan sendok dan garpu
b) Motorik kasar
- Dapat berdiri sesaat pada satu kaki
- Mampu berlari menghindri hambatan
c) Kognitif
- Dapat mengenal fungsi benda dengan benar
- Dapat mengelompokan benda berdasarkan bentuk, warna, ukuran dan fungsi secara
sederhana.
- Dapat menunjukan dan menyebutkan anggota tubuhnya
d) Bahasa
- Berbicara dengan kata-kata yang kekanak-kanakan
- Suka bertanya dan menceritakan pengalannya dengan baik dan dimengerti oleh
orang lain.
8. Pemeriksaan head to toe
No. Bagian tubuh Inspeksi Palpasi Auskultasi Perkusi
1. Kepala Bentuk kepala Tidak ada nyeri - -
simetris, bersih, tekan.
rambut tebal.
2. Wajah Tidak pucat, Tidak ada nyeri - -
bersih. tekan.
3. Mata Bentuk simetrsi, Tidak ada nyeri - -
bola mata simetris, tekan.
konjungtiva
anemis.
4. Hidung Bentuk hidung Tidak ada polip, - -
simetris. dan nyeri tekan.
5. Telinga Bentuk telinga Tidak ada nyeri - -
simetrsi, bersih, tekan.
tidak ada serumen.
6. Mulut Bentuk mulut Tidak ada nyeri - -
simetrsi, muka tekan.
bibir agak kering,
gigi rapih, bersih
dan agak bau
mulut.
7. Leher Tidak tampak Tidak ada nyeri - -
adanya tekan.
pembengkakan,
bentuk simetris.
8. Dada Tampak simetrsi. Tidak ada nyeri Terdapat suara -
tekan. paru normal.
9. Abdomen Bentuk simetris. Tidak ada nyeri Bising usus Timpani.
tekan, tidak ada normal.
pembengkakan.
10. Thorax Bentuk normal, Tidak ada nyeri - -
dan simetris. tekan.
11. Ektremitas Jari tangan dan Tidak ada nyeri - -
kaki lengkap, tidak tekan.
ada sianosis,
pasien dapat
melakukan
gerakan ROM.

9. Pemeriksaan penunjang
Nama pemeriksaan Normal Hasil

Leukosit 5.000-19.000 20.000

Hemoglobin 10-16 gr/dL 8 gr/Dl

10. Terapi medis


- Infus RL 500 ml
- Parasetamol 250 mg
B. Analisa data
No Data Problem Etiologi
1 DS: Ibu pasien mengatakan Hipertermi Proses inflamasi
anaknya mengalami demam. pada faring dan
tonsil
DO: Setelah di cek suhu
badannya, ternyata benar
suhunya meningkat 37°C.

2 DS : Ibu pasien mengatakan Nyeri pembengkakan


Anaknya mengalami nyeri pada tonsil.
pada tenggorokan.

DO: Pasien terlihat gelisah


karena sakit tenggorokan.
3 DS : Ibu pasien mengatakan Resiko perubahan Adanya anoreksia
anaknya tak mampu makan- status nutrisi
makanan yang keras, sehingga kurang dari
anaknya tak nafsu makan. kebutuhan tubuh

DO : pasien terlihat lemas dan


tak bergairah, karena kurang
nafsu makan.

C. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermi b.d proses inflamasi pada faring dan tonsil d.d suhu tubuh diatas
nilai normal.
2. Nyeri b.d pembengkakan pada tonsil d.d sulit tidur.
3. Resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d adanya
anoreksia.
D. Asuhan keperawatan
Dx Tujuan Intervensi Rasional
Hipertermi b.d Tupan: setelah Tindakan mandiri: 1. Mengetahui
proses inflamasi dilakukan 1. Observasi TTV perkembangan
pada faring dan tindakan 2. Berikan TTV pasien.
tonsil d.d suhu keperawatan kompres hangat 2. Membantu
tubuh diatas selama 3 x 24 jam basah pada dahi menurunkan
normal. hipertermi pasien. suhu tubuh
teratasi. 3. Anjurkan klien pasien.
Tupen: setelah minum air 3. Mengganti
dilakukan putih sedikit cairan yang
tindakan tapi sering. hilang
keperawatan
selama 1 x 24 jam
hipertermi
berangsur-angsur
teratasi.
Dengan kriteria
hasil:
Suhu badan turun
Nyeri b.d Tupan: setelah Tindakan mandiri: 1. Untuk
pembengkakan dilakukan 1. Pantau skala mengetahui
pada tonsil d.d tindakan nyeri. skala nyeri
sulit tidur. keperawatan 2. Atur posisi pasien
selama 3 x 24 jam pasien pada 2. Memberikan rasa
rasa nyei dapat posisi nyaman. aman dan
teratasi. 3. Berikan tekhnik nyaman pada
Tupen: setelah distraksi untuk pasien.
dilakukan mengalihkan
tindakan perhatian anak 3. Agar pasien
keperawatan pada rasa nyeri. mengalihkan rasa
selama 1 x 24 jam Tindakan sakitnya.
rasa nyeri dapat kolaborasi: 4. Untuk
berangsur-angsur 4. Kolaborasi meringankan
teratasi. dengan dokter rasa nyeri pasien.
Dengan kriteria untuk
hasil: pemberian obat
Nyeri teratasi. parasetamol.
Resiko perubahan Tupan: setelah Tindakan mandiri: 1. Meningkatkan
status nutrisi dilakukan 1. Berikan infus kebutuhan cairan
kurang dari tindakan RL 500 cc didalam tubuh.
kebutuhan tubuh keperawatan 2. Berikan 2. Memenuhi
b.d adanya selama 4 x 24 jam makanan dalam kebutuhan
anoreksia. nutrisi pasien porsi sedikit, nutrisi dan
dapat tercukupi. tapi sering meningkatkan
Tupen: setelah sajikan rasa nafsu
dilakukan makanan dalam makan.
tindakan bentuk yang 3. Berkolaborasi
keperawatan menarik. dengan ahli gizi
selama 1 x 24 jam Tindakan bertujuan untuk
nutrisi pasien kolaborasi: pemberian
dapat terpenuhi 3. Kolaborasi nutrisi dengan
secara perlahan. dengan ahli gizi cara pemberian
Dengan kriteria dan kolaborasi makanan yang
hasil: nafsu juga dengan dapat dimakan
makan pasien dokter dan oleh pasien.
dapat kembali farmasi. Sedangkan
dan kebutuhan kolaborasi
nutrisi dapat dengan dokter
terpenuhi. dan farmasi
bertujuan untuk
pemberian
suplemen nafsu
makan agar
nutrisi
terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA

www.academia.edu/9527732
https://www.scribd.com/document/98962461/Askep-Tonsilitis-Pada-Anak

You might also like