Professional Documents
Culture Documents
TONSILITIS
OLEH KELOMPOK 3:
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari adanya dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, walaupun Makalah ini belum sempurna tetapi kami merasa bangga terhadap hasil yang
dicapai.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca
pada umumnya. Kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan pembuatan
Makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3. Tujuan............................................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
2.1. Konsep Penyakit .................................................................................................................. 5
1. Definisi Tonsilitis................................................................................................................. 5
2. Pengkajian ............................................................................................................................ 6
3. Klasifikasi tonsilitis ............................................................................................................. 9
4. Etiologi Tonsilitis............................................................................................................... 10
5. Patofisiologi Tonsilitis ....................................................................................................... 10
6. Manifestasi Klinis Tonsilitis .............................................................................................. 11
7. Pemeriksaan Penunjang ..................................................................................................... 11
8. Diagnosa Keperawatan ...................................................................................................... 11
BAB III ......................................................................................................................................... 12
LATIHAN KHUSUS .................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tonsillitis adalah suatu peradangan pada tonsil (atau biasa disebut dengan amandel) yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun hampir 50% kasusu tonsillitis adalah karena infeksi.
Tonsil merupakan kumpulann besar jaringan limfoid di belakang faring yang memiliki
kaktifan munologi (Ganog, 1998). Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke
seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung dan
tenggorokan, oleh karena itu, tidak jarang tonsil mengalami peradangan.
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streptococcus beta
hemotolik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing,
2004).
1.3. Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Respirasi yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Tonsilitis”.
Tujuan khusus penulisan ASKEP ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan
pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tahu tentang konsep keperawatan dan
pengkajiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Penyakit
1. Definisi Tonsilitis
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri atau kuman
streptococcus beta hemolitikus grup A, streptococcus viridans dan pyogenes dan dapat
disebabkan oleh virus. Faktor predisposisi adanya rangsangan kronik (misalnya karena
merokok atau makanan), pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat, tidak
higienis, mulut tidak bersih.
Tonsilitias akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan. Radang tonsil
pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya
juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis (Ngastiyah, 1997).
Tonsillitis kronik, terjadi karena proses radang berulang, maka epitel mukosa dan
limfoid terkikis sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh jaringan
parut. Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang
akan diisi oleh detritus, proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul
perlengketan dengan jaringan sekitar fossa tonsilaris. Jadi, tonsil meradang dan membengkak,
terdapat bercak abu-abu/kekuningan pada permukaan dan berkumpul membentuk membran.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tonsilitis dapat disimpulkan bahwa
tonsilitis adalah suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok
streptococcus beta hemotolik, streptococcus viridons dan streptococcus pyrogenes namun
disebabkan juga oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus. Tonsilitis biasanya sering
dialami ank-anak yang disertai demam dan nyeri pada tenggorokan.
2. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2001).
a. Pengumpulan data
1) Identitas pasien / klien
Yaitu seperti nama pasien / anak, usia, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir,
agama, alamat, suku, no. RM, tanggal masuk RS, diagnosa medis, dan tanggal
pengkajian.
Keluhan atau gejala apa yang menyebabkan pasien berobat atau keluhan atau gejala
saat awal dilakukan pengkajian pertama kali yang utama. Keluhan utama klien
tonsilitis biasanya nyeri pada tenggorokan dan pada saat menelan disertai demam.
Dapat ditanyakan seperti riwayat pemakaian jenis obat, jumlah dosis dan
pemakaiannya, riwayat atau pengalaman masa lalu tentang kesehatan atau penyakit
yang pernah dialami atau riwayat masuk rumah sakit atau riwayat kecelakaan.
4) Riwayat kesehatan keluarga
a) Adakah keluarga yang menderita penyakit tonsillitis.
b) Penyakit kronik yang lain seperti diabetes melitus, batu ginjal, kardiovaskuler,
hipertensi, kelainan bawaan.
5) Genogram
Adanya tanda dan gejala yang menyebabkan klien mencari pertolongan kesehatan
seperti nyeri pada tenggorokan, susah untuk menelan, peningkatan suhu tubuh,
kelemahan hebat, kehilangan perhatian pada lingkungan.
2) Pola nutrisi
Anoreksia, mual, muntah, BB menurun karena intake kurang, nyeri untuk menelan,
nafas berbau, membran mukosa kering.
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas
Kelelahan, kelemahan.
Semua anak harus melengkapi imunisasinya, pada anak usia 9 bulan maka imunisasi
itu harus lengkap dimulai dari imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis, dan
coba tanyakan kembali kepada orang tuanya apakah anak tersebut sudah lengkap
imunisasinya.
3. Klasifikasi tonsilitis
1. Tonsilitis akut
Tonsilitis akut disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus
viridians, danstreptococcus pyogene, dapat juga disebabkan oleh virus.
2. Tonsiitis falikularis
Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak
putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus ini terdapat leukosit, epitel yang
terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.
3. Tonsilitis lakunaris
Bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.
4. Tonsilitis membranosa (septis sore throat)
Eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut menyerupai
membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan berwarna putih
kekun ing-kuningan.
5. Tonsilitis kronik
Tonsilitis yang berluang, faktpr predisposisi: rangsangan kronik (rokok, makanan)
pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang
buruk.
4. Etiologi Tonsilitis
Tonsilitis disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus beta hemolyticus,
streptococcus , viridans dan streptococcus pyrogen sebagai penyebab terbanyak, selain itu
dapat juga disebabkan oleh corybacterium diphteriae, namun dapat juga disebabkan oleh
virus (mansyjoer, 2001).
5. Patofisiologi Tonsilitis
Bakteri atau virus menginfeksi pada lapisan epitel. Bila epitel terkikis, maka
jaringan limfoid superficial menandakan reaksi, terdapat pembendungan radang dengan
infiltrasi leukosit polimorfonukuler. Proses ini secara klinis tampak pada kriptus tonsil
yang berisi bercak kuning disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri
dan epitel yang terlepas. Akibat dari proses ini akan terjadi pembengkakan atau
pembesaran tonsil, nyeri menelan, disfalgia. Kadang apabila terjadi pembesaran melebihi
uvula dapat menyebabkan kesulitan bernafas.
Apabila kedua tonsil bertemu pada garis tengah yang disebut kidding tonsil dapat
terjadi penyumbatan peengaliran udara dan makanan. Komplikasi yang sering terjadi
akibat disflagia dan nyeri saat menelan, klien akan mengalami malnutrisi yang ditandai
dengan gangguan tumbuh kembang, malaise ,mudah mengantuk. Pembesaran adenoid
mungkin dapat menghambat ruang samping belakang hidung yang membuat kerusakan
lewat udara dari hidung ke tenggorokan, sehingga akan bernafas melalui mulut. Bila
bernafas lewat mulut maka mukosa membarne dari orofaring menjadi kering dan teriritasi,
adenoid yang mendekati tuba eustachus dapat menyumbat saluran mengakibatkan
berkembangnya otitis media ( nanda, 2008).
a. Radang tenggorokan
b. Kesulitan / sakit pada saat menelan
c. Suara yang sesak
d. Batuk
e. Nafas bau
f. Sakit kepala
g. Anoreksia
h. Leher kaku
i. Nyeri pada rahang dan leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening
j. Amandel yang tampak merah dan bengkak
k. Amandel yang memiliki bercak putih / kuning
l. Kesulitan membuka mulut
m. Kelelahan
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lab seperti:
8. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil.
b. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan dengan tonsil.
c. Resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
adanya anoreksia.
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
BAB III
LATIHAN KHUSUS
Di Ruang Mawar
Tahun 2018
Kasus
Anak A usia 4 tahun bersama dengan ibunya mengeluh nyeri tenggorokan sejak 3 hari yang lalu,
sedikit demam, tidak ada pilek, batuk atau kemerahan pada muka. Tidak ada riwayat infeksi telinga
maupun sinusitis. Ia tidak mampu makan makanan yang keras tapi minum masih bisa. Eliminasi
tidak ada masalah. Kadang ia terbangun malam hari minimal sekali dalam satu malam karena
demam, ibunya memberi obat anti panas setiap 6 jam sekali. Tanda-tanda vital: tinggi 100 cm,
berat 35 kg, suhu 37’C dengan antipiretik, HR 98 x/menit, RR 20 x/menit. Tenggorokan
kemerahan agak bau, tidak ada petechiae pada palatum, uvula di tengah, tonsil (+) dengan eksudat
putih bilateral, ada sedikit pembengkakan pada nodus limph submandibular. Jantung murni
reguler, paru bersih.
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : An. A
Umur : 4 Tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Cinangsi RT/RW 01/05 Kec. Cikalongkulon
Diagnosa medis : Tonsilitis
No. Rekam medis : 09876754
Tanggal masuk RS : 12 Desember 2018 (Jam 10:00)
Tanggal/waktu pengkajian : 12 Desemer 2018 (Jam 12:00)
Pasien datang bersama ibunya dengan keluhan nyeri tenggorokan sejak 3 hari yang lalu,
sedikit demam, tidak mampu makan makanan yang keras tetapi minum masih bisa,
terkadang pada malam hari saat tidur pasien bangun minimal satu kali karena demam.
b. Keluhan tambahan
Adapun keluhan tambahan nya yaitu tenggorokan kemerahan dan agak bau, tonsi
membesar dengan eksudat putih bilateral, adanya pembengkakan pada nodus limph
submandibular.
Pada tanggal 12 Desember, pukul 10:00 WIB datang ke UGD dengan keluhan nyeri
tenggorokan sejak 3 hari yang lalu, sedikit demam, dan tidak mampu makan-makanan yang
keras.
Ibu pasien mengatakan anaknya belum pernah mengalami gejala seperti ini.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu pasien mengatakan belum pernah ada keluarga yang mengalami penyakit seperti ini
f. Genogram:
Keterangan:
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Pasien
3. Pengkajian saat ini
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga pasien berpersepsi bahwa penyakitnya merupakan ujian dari allah SWT.
b. Pola nutrisi
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas
0 : Mandiri
1 : Dibantu alat
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain & alat
4 : Tergantung total
e. Pola tidur dan istirahat
Pasien terlihat sangat dekat dengan kedua orang tua dan kakanya.
4. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum : Lemah
- Kecemasan : Ada
- TTV : Suhu tubuh : 37°𝐶
- TD :-
- Nadi : 98
- RR : 20x/menit
5. Riwayat imunisasi
BCG : 1 bulan
DPT : 2, 3, 4 bulan
Hepatitis : 2, 3, 4 bulan
Polio : 2, 3, 4, 6 bulan
Campak : 9 bulan
6. Riwayat tumbuh kembang
7. Perkembangan
a) Motorik halus
- Mencuci dan mengelap tangan sendiri
- Makan dengan sendok dan garpu
b) Motorik kasar
- Dapat berdiri sesaat pada satu kaki
- Mampu berlari menghindri hambatan
c) Kognitif
- Dapat mengenal fungsi benda dengan benar
- Dapat mengelompokan benda berdasarkan bentuk, warna, ukuran dan fungsi secara
sederhana.
- Dapat menunjukan dan menyebutkan anggota tubuhnya
d) Bahasa
- Berbicara dengan kata-kata yang kekanak-kanakan
- Suka bertanya dan menceritakan pengalannya dengan baik dan dimengerti oleh
orang lain.
8. Pemeriksaan head to toe
No. Bagian tubuh Inspeksi Palpasi Auskultasi Perkusi
1. Kepala Bentuk kepala Tidak ada nyeri - -
simetris, bersih, tekan.
rambut tebal.
2. Wajah Tidak pucat, Tidak ada nyeri - -
bersih. tekan.
3. Mata Bentuk simetrsi, Tidak ada nyeri - -
bola mata simetris, tekan.
konjungtiva
anemis.
4. Hidung Bentuk hidung Tidak ada polip, - -
simetris. dan nyeri tekan.
5. Telinga Bentuk telinga Tidak ada nyeri - -
simetrsi, bersih, tekan.
tidak ada serumen.
6. Mulut Bentuk mulut Tidak ada nyeri - -
simetrsi, muka tekan.
bibir agak kering,
gigi rapih, bersih
dan agak bau
mulut.
7. Leher Tidak tampak Tidak ada nyeri - -
adanya tekan.
pembengkakan,
bentuk simetris.
8. Dada Tampak simetrsi. Tidak ada nyeri Terdapat suara -
tekan. paru normal.
9. Abdomen Bentuk simetris. Tidak ada nyeri Bising usus Timpani.
tekan, tidak ada normal.
pembengkakan.
10. Thorax Bentuk normal, Tidak ada nyeri - -
dan simetris. tekan.
11. Ektremitas Jari tangan dan Tidak ada nyeri - -
kaki lengkap, tidak tekan.
ada sianosis,
pasien dapat
melakukan
gerakan ROM.
9. Pemeriksaan penunjang
Nama pemeriksaan Normal Hasil
C. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermi b.d proses inflamasi pada faring dan tonsil d.d suhu tubuh diatas
nilai normal.
2. Nyeri b.d pembengkakan pada tonsil d.d sulit tidur.
3. Resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d adanya
anoreksia.
D. Asuhan keperawatan
Dx Tujuan Intervensi Rasional
Hipertermi b.d Tupan: setelah Tindakan mandiri: 1. Mengetahui
proses inflamasi dilakukan 1. Observasi TTV perkembangan
pada faring dan tindakan 2. Berikan TTV pasien.
tonsil d.d suhu keperawatan kompres hangat 2. Membantu
tubuh diatas selama 3 x 24 jam basah pada dahi menurunkan
normal. hipertermi pasien. suhu tubuh
teratasi. 3. Anjurkan klien pasien.
Tupen: setelah minum air 3. Mengganti
dilakukan putih sedikit cairan yang
tindakan tapi sering. hilang
keperawatan
selama 1 x 24 jam
hipertermi
berangsur-angsur
teratasi.
Dengan kriteria
hasil:
Suhu badan turun
Nyeri b.d Tupan: setelah Tindakan mandiri: 1. Untuk
pembengkakan dilakukan 1. Pantau skala mengetahui
pada tonsil d.d tindakan nyeri. skala nyeri
sulit tidur. keperawatan 2. Atur posisi pasien
selama 3 x 24 jam pasien pada 2. Memberikan rasa
rasa nyei dapat posisi nyaman. aman dan
teratasi. 3. Berikan tekhnik nyaman pada
Tupen: setelah distraksi untuk pasien.
dilakukan mengalihkan
tindakan perhatian anak 3. Agar pasien
keperawatan pada rasa nyeri. mengalihkan rasa
selama 1 x 24 jam Tindakan sakitnya.
rasa nyeri dapat kolaborasi: 4. Untuk
berangsur-angsur 4. Kolaborasi meringankan
teratasi. dengan dokter rasa nyeri pasien.
Dengan kriteria untuk
hasil: pemberian obat
Nyeri teratasi. parasetamol.
Resiko perubahan Tupan: setelah Tindakan mandiri: 1. Meningkatkan
status nutrisi dilakukan 1. Berikan infus kebutuhan cairan
kurang dari tindakan RL 500 cc didalam tubuh.
kebutuhan tubuh keperawatan 2. Berikan 2. Memenuhi
b.d adanya selama 4 x 24 jam makanan dalam kebutuhan
anoreksia. nutrisi pasien porsi sedikit, nutrisi dan
dapat tercukupi. tapi sering meningkatkan
Tupen: setelah sajikan rasa nafsu
dilakukan makanan dalam makan.
tindakan bentuk yang 3. Berkolaborasi
keperawatan menarik. dengan ahli gizi
selama 1 x 24 jam Tindakan bertujuan untuk
nutrisi pasien kolaborasi: pemberian
dapat terpenuhi 3. Kolaborasi nutrisi dengan
secara perlahan. dengan ahli gizi cara pemberian
Dengan kriteria dan kolaborasi makanan yang
hasil: nafsu juga dengan dapat dimakan
makan pasien dokter dan oleh pasien.
dapat kembali farmasi. Sedangkan
dan kebutuhan kolaborasi
nutrisi dapat dengan dokter
terpenuhi. dan farmasi
bertujuan untuk
pemberian
suplemen nafsu
makan agar
nutrisi
terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
www.academia.edu/9527732
https://www.scribd.com/document/98962461/Askep-Tonsilitis-Pada-Anak