Professional Documents
Culture Documents
BIOKIMIA
(KM 208)
JUDUL
“ADDISON’S DISEASE”
DOSEN PENGAJAR
DI SUSUN OLEH
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Addison’s Disease” secara umum.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Mohon maaf jika masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1
Kelenjar Adrenal adalah kelenjar yang terletak di kutub atas kedua ginjal. oleh karena itu, kelenjar
ini sering disebut kelenjar anak ginjal.
2
Kortisol adalah hormon steroid dari golongan glukokortikoid yang diproduksi oleh sel di dalam zona
fasikulata pada kelenjar adrenal sebagai respon terhadap stimulasi hormon ACTH yang disekresi
oleh kelenjar hipofisis
3
Aldosteron adalah hormon steroid dari golongan mineralokortikoid yang disekresi dari bagian
terluar zona glomerulosa pada bagian korteks kelenjar adrenal oleh rangsangan dari peningkatan
angiotensin II dalam darah
3
4
4
Dalam penggunaan umum de novo adalah ekspresi Latin yang berarti " dari awal, "atau " awal lagi.
"
5
Adrenokortikal adalah salah satu hormon, misalnya kortisol, yang dikeluarkan bukan dari medula
interna tetapi dari korteks eksterna dari kelenjar adrenokortikal bilateral.
6
Kardiovaskuler yaitu sistem peredaran darah di dalam tubuh. Sistem Kardiovaskuler terdiri dari
darah,jantung dan pembuluh darah
5
7
Idiopatik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi medis yang belum dapat
terungkap jelas penyebabnya.
6
atau kaki yang tiba – tiba, muntah – muntah dan diare hebat, dehidrasi, tekanan
darah yang rendah, kadar kalium yang tinggi (hiperkalemia), dan hilangnya
kesadaran. Jika krisis Addisonian tidak ditangani, maka dapat berakibat fatal.
Pada penyakit Addison, kelenjar hipofise menghasilkan lebih banyak
kortikotropin8 sebagai usaha untuk merangsang pembentukan hormon – hormon
oleh kelenjar adrenal. Namun kortikotropin juga merangsang produksi melanin,
sehingga pada kulit dan mukosa penderita sering terbentuk pigmentasi yang
gelap (hiperpigmentasi). Kulit yang lebih gelap mungkin nampak seperti akibat
sinar matahari, tetapi terdapat pada area yang tidak merata. Hiperpigmentasi9
paling jelas terlihat pada jaringan parut kulit, lipatan – lipatan kulit, tempat –
tempat yang sering mendapat penekanan, seperti siku, lutut, ibu jari, bibir, dan
membran mukosa.
2.4. Patomekanisme dan Patofisiologi Addison’s Disease
1. Patomekanisme
Antigen adrenal spesifik yang autoantibodinya meliputi 21-hidroksilase
(CYP21A2) dan enzim pemecah rantai mungkin bertanggung jawab atas
serangkaian proses yang menyebabkan insufisiensi meskipun tidak
diketahui apakah antibody ini secara signifikan dapat menyebabkan
insufisiensi kelenjar adrenal. Beberapa antibody menyebabkan
insufisiensi adrenal dengan memblok proses pengikatan ACTH dengan
reseptornya.
2. Patofisiologi
Penyakit addison atau insufiensi adrenokortikal, terjadi bila fungsi korteks
adrenal tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon-
hormon korteks adrenal. Atrofi10 autoimun atau idiopatik pada kelenjar
adrenal merupakan penyebab pada 75% kasus penyakit addison (Stern &
Tuck, 1994). Penyebab lainnya mencakup operasi peningkatan kelenjar
adrenal atau infeksi yang paling sering di temukan dan menyebabkan
8
Kortikotropin adalah hormon stimulator hormon dari golongan kortikosteroid, dengan panjang 39
AA dan waktu paruh sekitar 10 menit.
9
Hiperpigmentasi merupakan gangguan pigmentasi kulit dimana warna kulit berubah menjadi lebih
gelap (kecoklatan, keabuan, kebiruan, atau kehitaman)
10
Atrofi adalah pengecilan atau penyusutan jaringan otot atau jaringan saraf.
7
11
Histoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan karena inhalasi (menghirup) spora Histoplasma
capsulatum di udara hingga terbawa ke paru-paru dan menimbulkan infeksi awal (primer) di organ
tersebut.
12
Pituitary adalah kelenjar endokrin yang kira-kira sebesar kacang yang terletak di dasar tulang
tengkorak dan di bawah otak. Kelenjar hipofisis mengeluarkan bermacam-macam hormon, termasuk
hormon yang mempengaruhi kelenjar lainnya.
8
13
ACTH adalah sebuah singkatan dari hormon Adrenokortikotropik nama lain dari ACTH adalah
kortikotropin.
14
CRH adalah Kortikoliberin yaitu hormon polipeptida dan neurotransmiter dengan rantai peptida
sepanjang 41 AA hasil irisan dari prohormon sepanjang 191 AA yang disekresi oleh nukleus
paraventrikular pada kelenjar hipotalamus saat tubuh mengalami stres.
9
4. Tes Darah
Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat potassium, kortisol
natrium, dan ACTH dalam darah. Komponen tersebut akan
memberikan indikasi awal apakah gangguan kelenjar adrenal adalah
penyebab dari tanda dan gejala yang dialami pasien. Tes ini juga
digunakan untuk mengukur antibodi yang berkaitan dengan penyakit
Addison.
5. Tes Pencitraan
Tes Computerized Tomography (CT) scan mungkin diperlukan untuk
memeriksa ukuran kelenjar adrenal serta untuk mencari adanya
kelainan untuk diagnosa lebih lanjut.
Jika diagnosis penyakit Addison telah dibuat, maka dapat dilakukan
pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi yang berkaitan
dengan penyakit Addison karena autoimun.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penyakit Addison atau lebih dikenal dengan nama Addison’s Disease
adalah suatu hipofungsi dari adrenal yang timbul secara spontan dan berangsur-
angsur, dimana ketidakmemadaian adrenal, dapat menjadi penyakit yang
mengancam jiwa.
Penyakit Addison adalah gangguan yang melibatkan terganggunya fungsi
dari kelenjar korteks adrenal. Hal ini menyebabkan penurunan produksi dua
bahan kimia penting (hormon) biasanya dirilis oleh korteks adrenal: kortisol dan
aldosteron (Liotta EA et all 2010).
Penyakit Adison merupakan penyakit yang jarang terjadi di dunia. Di
Amerika Serikat tercatat 0,4 per 100.000 populasi. Frekuensi pada laki-laki dan
wanita hampir sama. laki-laki 56% dan wanita 44% penyakit Addison dapat
dijumpai pada semua umur, tetapi lebih banyak ter- dapat pada umur 30 – 50
tahun. 50% pasien dengan penyakit addison, kerusakan korteks adrenalnya
merupakan manifestasi dari proses autoimun.
Gejala umum yang ditimbulkan dari penyakit Addison’s Disease adalah
1. Kelemahan dan Kelelahan pada otot
2. Penurunan nafsu makan yang menyebabkan Kehilangan berat badan
3. Tekanan darah rendah dan Gula darah rendah
4. Mudah marah
5. Depresi
6. Diare, mual, dan / atau muntah yang menyebabkan dehidrasi
7. Kehilangan kesadaran
Sementara, gejala yang khas atau spesifik dari Addison’s Disease adalah:
1. Keinginan mengonsumsi garam
2. Kulit gelap
3. Sakit di kaki, punggung bawah, dan perut
Penyakit Addison diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu: Addison
Primer, Addison Sekunder, serta Addison Idiopatik.
10
Diagnosis dari penyakit Addison tergantung terutama pada tes darah dan
urin. Tes diagnostic fungsi adrenal kortikal meliputi: uji ACTH, tes Stimulasi
CRH, tes Insulin-Induced Hypoglycemia, tes darah, serta tes pencintraan.
DAFTAR PUSTAKA
Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Penyakit_Addison
Https://hellosehat.com/benh/penyakit-addison/
Http://gosehat.com/penyakit-addison