You are on page 1of 15

TUGAS

PETROLOGI

“ STRUKTUR BATUAN SEDIMEN“

OLEH :

ILHAM BUDI HARTANTO

410017073

TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA

2018
STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

Struktur sedimen adalah komponen berskala besar dari batuan sedimen

seperti parallel bedding, cross bedding, ripples, dan mudcracks yang mana paling

baik dipelajari dilapangan. Dihasilkan dari proses-proses sedimentasi yang

beragam, termasuk fluid flow, sediment gravity flow, soft-sediment deformation,

dan aktivitas biogenik. Karena struktur mencerminkan kondisi lingkungan yang

membentuk struktur sedimen tersebut, maka merupakan suatu hal yang menjadi

perhatian seorang geologist sebagai alat untuk melakukan interpretasi seperti

aspek-aspek lingkungan sedimen masa lampau seperti mekanisme transport

sedimen, arah aliran arus purba, kedalaman air relatif, dan kecepatan arus relatif.

Beberapa struktur sedimen dapat juga digunakan untuk mengindentifikasi bagian

top dan bottom dari perlapisan maka dapat digunakan untuk mendeterminasikan

apakah urutan-urutan sedimentasi berada dalam keadaan stratigrafi pengendapan

atau telah terbalikkan oleh pengharuh tektonik. Struktur sedimen secara khusus

melimpah pada batuan sedimen silisiklastik, namun juga terjadi pada batuan

sedimen nonsilisiklastik seperti pada batugamping dan evaporite (Sam Boggs, Jr.).

Klasifikasi struktur sedimen (deskriptif) dari Sam Boggs. Jr :

A. Stratification and bedforms

A.1. Planar bedding and lamination

A.1.1. Laminated bedding

A.1.2.graded bedding

A.1.3. Massive (structureless) bedding

2
A.2. Bedforms

A.2.1. Ripples

A.2.2. Dunes

A.2.3. Antidunes

A.3. Cross stratification

A.3.1. Cross-bedding

A.3.2. Ripple cross-lamination

A.3.3. Flaser and lenticular bedding

A.3.4. Hummocky cross-stratification

A.4. Irregular stratification

A.4.1. Convolute bedding and lamination

A.4.2. Flame structures

A.4.3. Ball and pillow structures

A.4.4. Synsedimentary folds and faults

A.4.5. Dish and pillar structures

A.4.6. Mottled bedding

A.4.7. Stromatolites

B. Bedding-plane markings

B.1. Groove casts; striations; bounce; brush; prod, and roll marks

B.2. flute casts

B.3. Parting lineation

B.4. Load casts

3
B.5.tracks, trails, burrows

B.6. Mudcracks and syneresis cracks

B.7. Pits and small impressions

B.8. Rill and swash marks

C. Other structures

C.1. Sedimentary sills and dikes

Klasifikasi struktur sedimen berdasarkan proses pembentukannya dari Sam

Boggs Jr.:

A. Depositional structures

A.1. Suspension settling and current-and wave formed structures

A.2. Wind-formed structures

A.3. Chemically and biochemically formed structures

B. Erosional structures

B.1. Scour marks

B.2. Tool marks

C. Deformation structures

C.1. Slump structures

C.2. Load and founder structures

C.3. Injection (fluidization) structures

4
C.4. Fluid-escape structures

C.5. Desiccation structures

C.6. Impact structures (rain, hail, spray)

D. Biogenic structures

D.1. Bioturbation structures

D.2. Biostratification structures

Menurut Sam Boggs Jr. :

 Graded Bedding merupakan unit sedimentasi yang dikarateristikkan oleh

gradasi vertikal dalam ukuran butir. Ketebalannya berkisar dari beberapa

sentimeter sampai beberapa meter atau lebih dan umumnya mempunyai

kontak basal yang tajam. Lapisan yang menunjukkan gradasi dari partikel

yang lebih kasar dibagian dasar sampai partikel yang lebih halus dibagian

atas dikatakan memiliki grading yang normal atau biasa disebut dengan

“normal grading”. Lapisan normal graded dapat terbentuk oleh beberapa

proses, seperti sedimentasi dari material suspensi yang disebabkan oleh

aktivitas badai pada paparan atau pengendapan fase akhir dari heavy flood,

namun berdasarkan rekaman geologi asal mula yang paling banyak

diberikan untuk graded bedding ini ialah dari arus turbidit. Material dari

graded ini dapat berupa mud, sand, atau yang lebih jarangnya gravel.

Beberapa unit turbidit dengan graded menunjukkan urutan struktur sedimen

yang ideal, disebut dengan Bouma Sequence.

5
 Reverse Grading dapat juga terjadi namun tidak seumum pada normal

grading. Terdapat dua mekanisme pembentukan reverse grading ini : (1)

dispersive pressures dan (2) kinetic sieving. Dispersive pressure diyakini

lebih proporsional dalam kasus ini. Pada sedimen dengan ukuran butir yang

bercampur, tekanan dispersive yang lebih tinggi bekerja pada partikel yang

lebih besar yang cenderung memnbuatnya masuk kedalam zona dengan

shear yang lebih sedikit. Alternatif lainnya, reverse grading dapat dijelaskan

dengan mekanisme kinetic sieve atau lebih sederhanya dapat dikatakan

sebagai pengayakan oleh karena adanya gaya kinetik. Dalam campuran

butir yang mengalami ketidakstabilan, butiran yang lebih kecil jatuh

kebawah dari butiran yang lebih besar seiring dengan pergerakan butiran

yang membuka ruang diantara partikel-partikel yang lebih besar. Secara

keseluruhan, reverse grading merupakan fenomena yang relatif jarang, dan

asal mulanya masih belum dimengerti dengan cukup baik.

 Massive (Structureless) Bedding (Sam Boggs, Jr) :

Istilah perlapisan massive digunakan untuk mendeskripsikan perlapisan

yang menunjukkan keseragaman dan miskin dengan struktur internal.

Menggunakan teknik X-radiograf (Hamblin,1965) atau metoda etsa dan

metoda noda sering menampakkan bahwa lapisan seperti ini sebenarnya

tidak masif namun lebih dari itu lapisan ini mengandung sedikit struktur

yang berkembang. Liquifaksi dari sedimen yang memicu goncangan yang

6
tiba-tiba atau mekanisme lainnya yang terjadi segera setelah pengendapan

dianggap sebagai penyebab dari rusaknya stratifikasi original untuk

menghasilkan perlapisan masif ini. Sebaliknya, terdapat asumsi bahwa

lapisan masif yang minim stratifikasi ini merupakan ciri-ciri utama yang

terjadi pada keadaan tidak adanya transport traksi dan dihasilkan dari

pengendapan yang sangat cepat dari material suspensi atau pengendapan

dari dispersi sedimen dengan konsentrasi yang sangat tinggi selama

berlangsungnya sedimen gravity flow.

Klasifikasi Secara Umum

 Struktur batuan sedimen dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Struktur Primer (sygenetic); struktur yang terbentuk bersama dengan

pembentukan batuan sedimen itu sendiri :

a. Struktur Fisika struktur yang terbentuk karena proses fisika (berupa

arus/gelombang)

 Bedding, Cross-bedding, Graded-bedding, Inverted graded-bedding,

Lamination.

 Tidak ada kenampakan struktur; Massif.

 Berdasar kenampakannya di permukaan batuan; Ripple marks, Tool marks,

Flute cast, Mud cracks, Rain print.

 Karena proses deformasi; Load cast, Convolute structure.

b. Struktur Biologi; struktur yang terbentuk karena aktivitas organisme biologis.

 Track, Trail (jejak)

7
 Burrow (galian)

 Cast, Mold (cetakan)

c. Struktur Kimia; struktur yang terbentuk karena aktivitas kimiawi.

 Nodule, Konkresi.

2. Struktur Sekunder (epigenetic); struktur yang terbentuk setelah terbentuknya

batuan sedimen tersebut, seperti fault, fold, jointing. Dari klasifikasi tersebut,

beberapa struktur yang umum ditemukan pada batuan sedimen antara lain :

1. Bedding atau biasa dikenal sebagai Struktur Berlapis. Struktur ini merupakan ciri

khas batuan sedimen yang memperlihatkan susunan lapisan-lapisan (beds) pada

batuan sedimen dengan ketebalan setiap lapisan ≥ 1 cm.

2. Cross-Bedding : perlapisan Silang-Siur (Cross-Bedding), batuan sedimen

berstruktur ini memperlihatkan struktur perlapisan yang saling potong

8
memotong. Terbentuk karena pengaruh perubahan energi ataupun arah arus pada

saat sedimentasi berlangsung.

3. Graded-Bedding : struktur Perlapisan Bergradasi (Graded-Bedding), memiliki

ciri-ciri ukuran butir penyusun batuan sedimen yang berubah secara gradual,

yaitu makin ke atas ukuran butir yang semakin halus, dimana pada proses

pembentukkannya butiran yang lebih besar terendapkan terlebih dahulu

sedangkan yang lebih halus terendapkan di atasnya.

9
4. Lamination/Laminasi : merupakan Struktur Perlapisan (Bedding) dengan

ketebalan masing-masing lapisan (bed thickness) yang kurang dari 1 cm.

5. Inverted Graded-Bedding : normalnya, struktur graded-bedding

memperlihatkan perubahan gradual butiran yang semakin ke atas semakin halus.

Akan tetapi karena suatu pengaruh tertentu, perubahan gradual butiran yang

terbalik (makin ke bawah semakin halus) dapat terbentuk pada suatu batuan

sedimen dan menyebabkan suatu kenampakan struktur Bergradasi Terbalik

(Inverted Graded-Bedding).

6. Slump : struktur Slump (luncuran), salah satu struktur batuan sedimen yang

berbentuk lipatan kecil meluncur ke bawah karena adanya suatu pengangkatan pada

suatu lapisan yang belum terkonsolidasi sempurna.

10
7. Load Cast

Merupakan struktur batuan sedimen yang berupa lekukan di permukaan

ataupun bentukan tak beraturan karena pengaruh suatu beban di atas batuan

tersebut.

8. Flute Cast

Suatu struktur batuan sedimen yang berupa gerusan di permukaan lapisan

batuan karena pengaruh suatu arus.

9. Wash Out

Wash out adalah kenampakan struktur batuan sedimen sebagai hasil dari

erosi tiba-tiba karena pengaruh suatu arus kuat pada permukaannya.

11
10. Stromatolite : Stromatolite adalah struktur lapisan batuan sedimen dengan

susunan berbentuk lembaran mirip terumbu yang terbentuk sebagai hasil dari

aktivitas cyanobacteria.

11. Tool Marks : Struktur ini hampir sama dengan flute cast, namun bentuk gerusan

pada permukaan/lapisan batuan sedimen diakibatkan oleh gesekan benda/suatu

objek yang terpengaruh arus.

12. Rain Print : rain print atau rain marks merupakan suatu kenampakan/struktur

pada batuan sedimen akibat dari tetesan air hujan.

12
13. Burrow : struktur kenampakan pada lapisan batuan sedimen berupa lubang atau

galian hasil dari suatu aktivitas organisme.

14. Trail : kenampakan jejak pada batuan sedimen berupa seretan bagian tubuh

suatu makhluk hidup/organisme.

13
15. Track : Seperti struktur trail, track merupakan kenampakan jejak berupa tapak

kaki suatu organisme.

16. Mud Cracks : bentuk retakan-retakan (cracks) pada lapisan lumpur (mud) yang

umumnya berbentuk polygonal.

17. Flame Structure : Flame structure, kenampakan struktur yang seperti

lidah/kobaran api. Struktur ini dapat

terbentuk ketika suatu sedimen

yang belum terlitifikasi

sempurna terbebani oleh

14
suatu lapisan sedimen yang lebih berat di atasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Boggs, S.JR.1955. PRINCIPLES OF SEDIMENTOLOGY AND

STRATIGRAPHY, Prentice Hall. New Jersey, 774 P

15

You might also like