You are on page 1of 4

Nilam

Tanaman nilam termasuk suku Labiate yang memiliki sekitar 200 genus. Menurut Rukmana
(2003) berdasarkan taksonominya, kedudukan tanaman nilam diklasifikasikan sebagai
berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Sprematophyta
Subdivisi : Angiospermae
Ordo : Labiatales
Famili : Labiatae
Genus : Pogostemon
Spesies : Pogostemon cablin Benth.
Tanaman nilam berupa semak tropis perdu yang tumbuh tegak, memiliki banyak
percabangan, dan bertingkat-tingkat. Secara alami tanaman nilam dapat mencapai ketinggian
antara 0,5 - 1,0 m. Daun tanaman nilam berbentuk bulat telur sampai bulat panjang (lonjong).
Daun nilam memiliki panjang antara 5 - 11 cm, berwarna hijau, tipis, tidak kaku, dan berbulu
pada permukan bagian atas. Kedudukan daun saling berhadapan, permukaan daun kasar
dengan tepi bergerigi, ujung daun tumpul, daun urat daun menonjol keluar. Tanaman nilam
jarang berbunga. Bunga tumbuh di ujung tangkai, bergerombol, dan memiliki karateristik
warna ungu kemerahan. Tangkai bunga memiliki panjang antara 2 - 8 cm dengan diameter
antara 1 - 1,5 cm. Mahkota bunga berukuran 8 mm (Rukmana, 2003).
Nilam Aceh (P. cablin Benth) merupakan tanaman yang memiliki aroma khas dan
rendemen minyak daun keringnya tinggi yaitu 2,5 - 5% dibandingkan dengan jenis lain. Nilam
Aceh dikenal pertama kali dan ditanam secara meluas hampir diseluruh wilayah Aceh
(Mangun, 2002).
Nilam Jawa (P.heyneatus Benth.) disebut juga nilam hutan. Nilam ini berasal dari
India dan masuk ke Indonesia serta tumbuh liar di beberapa hutan di wilayah pulau Jawa.
Jenis tanaman ini hanya memiliki kandungan minyak sekitar 0,5 - 1,5%. Jenis daun dan
rantingnya tidak memiliki bulu- bulu halus dan ujung daunnya agak meruncing (Mangun,
2002).
Nilam sabun (P. hortensis Backer.) sering dipergunakan untuk mencuci pakaian
terutama kain jenis batik. Jenis nilam ini hanya memiliki kandungan minyak sekitar 0,5 -
1,5%. Selain itu komposisi kandungan minyak yang dimiliki tidak baik sehingga minyak dari
jenis nilam ini tidak disukai (Mangun, 2002).
nilam menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Spesifikasi Persyaratan Mutu Minyak Nilam
No. Jenis Uji Persyaratan
1 Bobot jenis 20˚C 0,943 - 0,983
2 Indeks bias 25˚C 1,504 - 1,520
3 Putaran optik -47 sd -66
4 Bilangan asam Maksimal 5
5 Bilangan ester Maksimal 10
6 Kelarutan dalam alkohol 90% Larut jernih dalam segala
pembanding
7 Minyak lemak Negatif
8 Minyak keruing Negatif
9 Warna Kuning muda-coklat tua
Sumber : (SNI, 1998; Irawan dan Jos, 2010)
http://e-journal.uajy.ac.id/8605/3/2BL01211.pdf

Cengkeh
Cengkeh memiliki nama lain seperti clove tree atau sering juga disebut Eugenia aromatica.
Secara garis besar tanaman cengkeh memiliki klasifikasi dalam dunia tumbuh-tumbuhan yaitu:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium aromaticum (L). (Gembong, 1985)
Cengkeh (Eugenia aromatic OK atau Syzigium aromaticum (L)) termasuk family Myrtaceae.
Tanaman ini berbentuk pohon, tingginya dapat mencapai 20-30 m, dan dapat berumur lebih
dari 100 tahun. Tanaman cengkeh mulai berbunga pada umur 4,5-8,5 tahun, tergantung dari
jenis dan lingkungannya. (Daniarti dan Najiyati, 1991).
Cabang-cabang kayu dari tumbuhan cengkeh pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh
ranting-ranting kecil yang mudah patah. Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh
berbentuk kerucut. Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan
bagian ujung dan panggkalnya menyudut. Daun cengkeh tidak termasuk daun lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus), helaian daun (lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah
daun. Daunnya berbentuk lonjong dan berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun
majemuk karena dalam satu ibu tangkai ada lebih dari satu daun. Bunga dan buah cengkeh
akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Cengkih)
Hasil tanaman cengkeh yang banyak dimanfaatkan di Indonesia adalah bunganya, yang
digunakan sebagai bahan tambahan di pabrik rokok. Gagang dan daun cengkeh di areal
perkebunan cengkeh masih banyak yang belum dimanfaatkan padahal daun dan gagang
cengkeh dapat diambil minyaknya dengan cara penyulingan. Minyak daun cengkeh yang
dihasilkan kira-kira adalah 2,5 % dari berat daun kering. Potensi minyak daun cengkeh di
Indonesia sangat besar tetapi dibiarkan membusuk tanpa dimanfaatkan Komposisi utama
minyak cengkeh adalah eugenol, eugenol asetat dan caryofilen. Komposisi minyak yang dapat
diperoleh dari penyulingan daun cengkeh adalah : eugenol 36- 85%, eugenol asetat 11-21%
dan caryofilen 5- 13%. Senyawa lain yang ada dalam jumlah kecil adalah α dan β Hmulen, α
Cubenene, methy lbenzoate, dll. (Sukarsono,dkk, 2005).
Sumber : SNI 06-2387-2006

Serai wangi
Sereh wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt)merupakan tanaman
berupa rumput-rumputan tegak, dan mempunyai akar yang sangat dalam dan
kuat, batangnya tegak, membentuk rumpun. Tanaman ini dapat tumbuh hingga
tinggi 1 sampai 1,5 meter. Daunnya merupakan daun tunggal, lengkap dan
pelepah daunnya silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna
merah, ujung berlidah, dengan panjang hingga 70-80 cm dan lebar 2-5 cm
(Segawa, 2007).
Klasifikasi tanaman sereh wangi adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta(Tumbuhan menghasilkan bunga)
Sub Divisio : Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledoneae (Tumbuhan berkeping satu)
Ordo : Poales
Suku : Poaceae

Marga : Cymbopogon
Jenis : Cymbopogon winterianusJowitt ex Bor

Minyak atsiri dari sereh wangi didapatkan dengan cara penyulingan dari daun dan
batang sereh segar dengan metode destilasi uap dengan kandungan minyak atsirinya 0,5-
1,2 % (Ginting, 2004). Kandungan utama dari minyak atsiri yaitu sitronellal, sitronellol,
geraniol, dan sitral. Jumlah kandungan senyawa yang terkandung berkaitan juga dengan
spesies tanamannya. Jenis Cymbopogon winterianus Jowittmemiliki kandungan
sitronellal dan geraniol yang paling tinggi (Arswendiyumna, 2006).
Komposisi kimia penyusun utama dari minyak sereh wangi adalah golongan
monoterpen, alkohol dan aldehida, sehingga minyak atisiri memiliki sifat fisik dan
kimiayang termasuk dalam kelas alkohol.Geraniol merupakan pesenyawaan yang terdiri
dari dua molekul isopropen, sedangkan sitronellol merupakan hasil kondensasi dari
sitronellal termasuk dalam grup aldehida. Dengan kandungan minyak seperti ini maka
daya menguapnya termasuk dalam golongan cepat sampai sedang (top to middle note).
Kandungan sitronellal dansitral memiliki potensi efek biologis sebagai analgesik,yaitu
memberikan efek menenangkan dan pengurangan rasa sakit (De sousa and Damio, 2011).
Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup kompleks, namun komponen yang
paling penting adalah sitronellal dan geraniol. Kedua komponen tersebut menentukan
intensitas bau, serta harga minyak sereh wangi. Biasanya jika kadar geraniol tinggi maka
kadar sitronellal juga tinggi. Menurut Suradikusumah (1989) kandungan minyak
atsiribatang sereh wangi adalah 0,4% dengan komponen utama sitronellal 66-85%.
Berdasarkan penelitian pada daun tanaman sereh wangi, ditemukan kandungan minyak
atsiri sebesar 1% dengan komponen utama sitronellal dan geraniol.

You might also like