You are on page 1of 44

Limfadenopati Multipel

Colli Dextra Suspek


Tuberkulosa
El Nissi Leonard/ 112016175
Pembimbing: dr. Diah Asih Lestari, Sp. B & dr Michael, Sp. B
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah
RSUD Tarakan Jakarta
⚫Nama : Ny. NY
⚫Umur : 26 th 8 bulan
⚫Jenis Kelamin : perempuan
Identitas ⚫Status Perkawinan : Menikah
Pasien ⚫Pendidikan : D3
⚫Pekerjaan : Perawat
⚫Alamat : Penggilingan, Cakung
⚫Tanggal masuk : 19 Februari 2018
±

⚫KU:Benjolan di leher kanan sejak 3 bulan yang


lalu
• RPS:
• 3 bulan yang lalu terdapat satu benjolan di
leher kanan, tidak nyeri, lunak, tidak
Anamnesis hangat, dan tidak kemerahan.
• Dua minggu SMRS benjolan semakin
bertambah di leher kanan namun
ukurannya kecil. benjolan baru teraba
kenyal, permukaan rata, tidak hangat, tidak
merah, dan tidak nyeri.
±

• RPS:
• tidak ada keluhan demam, sakit tenggorakan,
batuk maupun pilek selama 3 bulan terakhir.
• 3 bulan yang lalu sudah melakukan
pembersihan karies dentis namun benjolan
tidak hilang ataupun mengecil
Anamnesis • keluhan telinga nyeri, gatal, dan rasa penuh
pada telinga.
• Kontak TB + di rumah yaitu Ibu pasien
⚫RPD :keluhan seperti ini sebelumnya (-),
tuberkulosis (-), alergi, (-), DM (-), Hipertensi (-)
Anamnesis ⚫RPK : tuberkulosis (+) pada ibu pasien (sudah dalam
pengobatan tuberkulosis), alergi (-), DM (-),
hipertensi (-)
⚫Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
⚫Kesadaran : Compos mentis, GCS: E4M6V5=15
⚫Tekanan darah : 111/77 mmHg
Status Pasien ⚫Nadi : 82x/menit
⚫Suhu : 36,87c
⚫Pernapasan : 18 x/menit
Kepala Normocephali, simetris
Mata sklera ikterik -/-, konjuntiva anemis -/-
Exopthalmus -/-, enopthalmus -/-, Pupil 3mm
isokor RCL+/+, RCTL +/+

Hidung Septum lurus ditengah, deformitas (-)


Status Pasien
Mulut/Gigi Sianosis (-), oral hygiene baik, lidah kotor (-),
caries dentis (-)

Leher Trakea lurus ditengah, Pembesaran kelenjar


tiroid (-) , Teraba benjolan di regio cervicalis
dextra (deskripsi di status lokalis)
Dada pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri dada,
jejas (-), retraksi (-)
Jantung BJ 12 normal, murmur (-), gallop (-)
Paru Inspeksi: gerak napas simetris
Palpasi: vokal fremitus simetris di kedua
hemithorax
Status Pasien Perkusi: sonor kedua lapang paru
Auskultasi: vesikuler +/+, rhonchi -/-, wheezing -/-
Abdomen Inspeksi: warna kulit sawo matang, bentuk datar,
efloresensi bermakna (-)
Auskultasi: BU (+) normoperistaltik
Perkusi: timpani
palpasi: supel, rigiditas (-), defens muscular (-),
nyeri tekan (-), massa (-),
Genitalia tidak dilakukan

Anus tidak dilakukan

Punggung Kelainan bentuk vertebrae (-)

Status Pasien Ekstremitas Deformitas (-), tonus baik, eutrofi, edema (-)

Refleks normorefleks

Sensibilitas tidak ada kelainan


Inspeksi (look) :
⚫Trakea lurus ditengah
⚫Tidak terihat massa pada regio coli dextra
⚫Efloresensi bermakna (-)
Status lokalis Palpasi (feel)
⚫Teraba 1 (satu) massa benjolan di regio colli dextra
Regio Coli level II diameter +/- 2 cm, batas tegas, permukaan licin,
Dextra padat, mobile, suhu sama dengan kulit sekitarnya,
nyeritekan (-)
⚫Teraba 2 (dua) massa berupa benjolan pada regio colli
dextra dextra level III diameter +/- 1 dan 2 cm, batas
tegas, permukaan licin, padat, mobile, suhu sesuai
dengan kulit sekitarnya, nyeri tekan (-)
Haemoglobin 14,8 g/Dl Ureum 18 mg/dL

Leukosit 6,326/mm3 Kreatinin 0,77 mg/dL


Hematokrit 42,6 % AST 23U/L
Trombosit 307,.100/mm3 ALT 19 U/L
Laboratorium Eritrosit 5,09 juta/uL
Albumin 4,34 g/dL
PT 9,2
INR 0,88
APTT 30,0
GDS 89
⚫Interpretasi Rontgen Thorax PA 17
Februari 2018
Pemeriksaan
⚫ Cor kesan tidak membesar (CTR
penunjang <50%)
⚫Aorta dan mediastinum superior
tidak melebar
⚫Traker ditengah. Kedua hillus tidak
menebal.
⚫Tidak tampak infiltrat di kedua paru
⚫Diafragma dan sinus kostofrenikus
baik.
⚫Kesimpulan: cor dan pulmo tidak
tampak kelainan radiologis
⚫FNAB KGB Coli Dextra 5 Februari 2019
⚫Mikroskopis:
⚫Sediaan apus terdiri atas neutrofil, limfosit, sel
Pemeriksaan plasma, dan histiosit
penunjang ⚫Kesimpulan:
⚫Sitologik sesuai dengan peradangan
⚫Tidak tampak infeksi spesifik/ganas
⚫ Pasien wanita usia 26 tahum dengan keluhan enjolan di leher
kanan sejak 3 bulan yang lalu kurang lebih 2 cm dibawah telinga
kanan. Pasien mengatakan benjolan sudah dirasakan selama 1
minggu dan tidak membesar, kenyal dan dapat digerakan, tidak
ada perubahan warna seperti kemerahan pada daerah benjolan,
tidak ada perubahan suhu menjadi lebih hangat pada daerah
Resume benjolan, tidak nyeri. Dua minggu SMRS pasien mengatakan
benjolan bertambah di leher kanan pasien. Pasien mengatakan
merasakan terdapat 2 benjolan lagi yang letaknya berdekatan
dengan benjolan yang pertama namun ukurannya lebih kecil.
Pasien sudah melakukan pembersihan karang gigi namun benjol
di leher tidak menghilang. Pasien mengatakan tinggal bersama
saudara di rumah yang menderita tuberkulosis.
⚫ Pada pemeriksaan ditemukan tekanan darah 111/77 mmHg,
nadi 82 kali/menit, reguler, suhu :36.7’C, RR 18 x/min. Pada
pemeriksaan fisik regio colli dextra teraba 1 (satu) massa
benjolan di regio colli dextra level II diameter +/- 2 cm, batas
tegas, permukaan licin, padat, mobile, suhu sama dengan kulit
sekitarnya, nyeritekan (-) Teraba 2 (dua) massa berupa benjolan
pada regio colli dextra dextra level III diameter +/- 1 dan 2 cm,
batas tegas, permukaan licin, padat, mobile, suhu sesuai
RESUME dengan kulit sekitarnya, nyeri tekan (-). Pada pemeriksaan
laboratorium dalam batas normal.
⚫ Pada pemeriksaan rontgen thorax PA, cor dan pulmo tidak
nampak kelainan radiologis.
⚫ Hasil FNAB KGB regio colli dextra ditemukan hasil sitologik
berupa peradangan dan tidak ditemukan infeksi
spesifik/keganasan.
Limfadenopati multipel colli dextra suspek
tuberculosis grade 1

dd:
Limfadenitis multipel coli dextra ec bakterialis
Diagnosis
⚫1.Non farmakologis: Eksisi +Biopsi PA
⚫2.Farmakologis:
⚫Jika hasil PA (+) gambaran limfadenitis
tuberkulosis maka dilakukan pengobatan
Penatalaksana tuberkulosis ekstrapulmoner katagori 3.
an ⚫Rifampisin, Isoniazid, dan Pirazinamid selama 2
bulan setiap hari
⚫Rifampisin dan Isoniazid delama 4 bulan, 3x
dalam seminggu.
⚫Ad vitam : ad bonam
⚫Ad fungsionam : ad bonam
Prognosis
⚫Ad santionam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Level KGB
Servikal

Anatomi Kelenjar Getah Bening


Level KGB
Servikal
⚫Limfadenopati merupakan
⚫pembesaran kelenjar getah bening dengan
ukuran lebih besar dari 1 cm
⚫abnormalitas ukuran atau karakter kelenjar
getah bening
Definisi
⚫Limfadenitis tuberkulosis
⚫peradangan pada kelenjar limfe atau getah
bening yang disebabkan oleh basil tuberkulosis
⚫skrofula/ king's evil
⚫43% limfadenopati perifer di negara berkembang
disebabkan oleh tuberkulosis
⚫Jumlah penderita tuberkulosis ke 3 terbanyak di
dunia setelah India dan Cina
⚫Tb ekstrapulmoner paling sering terinfeksi: KGB,
EPIDEMIOLO pleura, saluran kemih, tulang, meninges,
GI peritoneum, perikardium
⚫Predileksi limfadenitis TB:
servikal-aksilaris-inguinal (sangat jarang)
M: Malignancy limfoma, leukimia, sarkoma kapossi,
metastasis

I: Infections Tuberkulosis,
Streptococcus/Staphylococcus, CMV,
EBV, Hepatitis virus
ETIOLOGI A: Autoimmune Lupus eritematosus sistemik, artritis
LIMFADENO disoders rheumatoid, sjogren syndome
PATI M: Miscellaneous Penyakit kawasaki, sarkoidosis
& unusual
conditions
I: Iatrogenic causes obat (alopurinol, atenolol, kaptopril,
karbamazepin,, penisilin,
fenitoin,trimetoprimsulfametoksazol)
PATOGENESIS

terjadi pada infeksi


tuberkulosis primer atau fokus
yang terinfeksi
infeksi primer: pajanan m.
tuberkulosis - fokus Ghon
fokus primer -> kgb regional
limfadenitis servikalis -> fokus
primer dari tonsil, adenoid
sinonasal, osteomyelitis os
ethmoid
⚫Umur penderita dan lamanya limfadenopati
⚫usia >40 tahun: meningkatkan risiko keganasan
⚫limfadenopati <2mingggu atau > 1 tahun tanpa
prrogresivitas: kemungkinan sangat kecil keganasan
⚫Pajanan
⚫ penggunaan obat, kontak pemderita infeksi,
ANAMNESIS riwayat infeksi rekuren, pajanan rokok, alkohol,
radiasi UV, pajanan silikon dan berilium
⚫Gejala yang menyertai
⚫artralgia, kelemahan otot, atau ruam: autoimun
⚫demam, keringat malam, penurunan BB
kurang dari 10%: gejala limfoma B
Ukuran Nyeri

PEMERIKSAAN Konsistensi Immobile/mobile


FISIK

Lokasi
⚫Imaging
⚫Uji molekular
⚫Rontgen thorax
⚫USG:lesi ⚫Uji spesifik
hipoekoik kistik ⚫Tes tuberkulin
uni/multilokular ⚫kultur : + pada
PEMERIKSAA dikelilingi kapsul 10-68% kasus
tebal ⚫Pewarnaan BTA
N ⚫CT: massa nodus
PENUNJANG berkonglomerasi ⚫Sitologik
dengan lusensi di ⚫FNAB:
sentral sensitivitas 88%
dan spesifisitas
⚫MRI regio colli: 96%
massa konfluens.
diskrit, dan
matted
PENDEKATAN
DIAGNOSIS
⚫multinodular, tidak nyeri
⚫3 temuan penting: multiplikasi, matting,
kaseosa
Limfadenitis
⚫Gejala sistemik klasik: demam ringan,
tuberkulosis penurunan BB, kelelahan, keringatmalam (57%
tanpa gejala klasik)
⚫gambaran klinis sesuai stadium penyakit
STADIUM
JONES &
CAMPBELL
Kondisi Riwayat/ Faktor Pemeriksaan Fisik Diagnosis
risiko
Akut
Sialadenitis Orang yang lebih Nyeri cepat dan bertahap dan CT+kontras
akut tua dan lemah bengkak; edema lokal,
dengan dehidrasi eritema, nyeri tekan, atau
atau keterlibatan fluktuasi yang konsisten
penyakit gig/gusi dengan abses
Hematoma Trauma Lunak, dapat terdapat USG /
ekimosis diatas hematom CT+kontras
Limfadenopati
reaktif
Infeksi Infeksi kulit Mobile, fluktuatif, nyeri, Klinis
Staphylococcus hangat, eritem
/ Streptococcus
CMV Gejala ISPA Rubbery, mobile, Titer CMV
servikal &
generalisata,
ukuran >2cm
Epstein-Barr virus Gejala ISPA Rubbery, mobile, Titer EBV
servikal &
generalisata,
ukuran >2cm
HIV Kontak seksual/ Rubbery, mobile, HIV enzyme-linked
darah servikal & immunoassay
generalisata
Mycobacterium Riwayat kontak, Nodus limfatikus PPD test, kultur
tuberculosis imunocompromise bilateral, multipel, BTA
fixed, padat, tidak
nyeri
Subakut
Kanker
Limfoma 15 sampai 34 tahun dan> 55 Tidak nyeri,pembesaran cepat CT kontras regio
Hodgkin tahun, gejala konstitusional, nodus limfatikus, lunak, mobile, colli, thorax,
fase lanjut splenomegali rubbery abdomen, pelvis
& biopsi
HPV terkait Pria kulit putih 35-55 tahun kelenjar getah bening kistik Endoskopi nasal,
karsinoma sel riwayat merokok, pengguna pembesaran cepat; hipertrofi nodul laringoskopi,
skuamosa alkohol berat, dan beberapa servikal persisten; asimetri tonsillar bronkoskopi
pasangan seks (terutama yang palatina atau lingual; disfagia; dengan biopsi
melibatkan kontak orogenital) perubahan suara; pendarahan
faring
Limfoma non Usia tua Tidak nyeri, kelenjar getah bening CT kontras regio
hodgkin berkembang dengan cepat; kenyal, colli, thorax,
lunak, mobile; Mungkin melibatkan abdomen, pelvis
cincin tonsillar di faring & biopsi
Tumor Parotis asimptomatik Lambat tumbuh, unilateral, mobile, CT kontras +
asimtomatik; saraf kranial (sering FNAB
VII [facial]) terlibat jika malignan
Idiopatik
Penyakit Kikuchi Limfadenopati, Limfadenopati posterior FNAB
(histiocytic demam, leukopenia menghilang dalam 3 bulan
necrotizing
ymphadenitis)

Penyakit Kimura Endemik di Asia, Pada segitiga Eosinofilia,


massa subkutis tidak submandibula, orbital, IgE
nyeri, eosinofilia epikranial, periauriklar, meningkat,
tidak nyeri biopsi
Penyakit sistemik
Amilodosis Asimptomatik/ Sistemik limfadenopati FNAB/
keterkaitan CHF, tidak nyeri biopsi
sindrom nefrotik, eksisi
neuropati
Kronik
Kista Anak dan dewasa muda Submental triangle; tidak CT scan
dermoid nyeri, pucat, lunak
Kista duktus Sering didiagnosis pada masa Midline, berdekatan dengan CT (pastikan tidak
tiroglossus kanak-kanak; lambat tumbuh atau tulang hyoid, terangkat saat ada kanker tiroid
mungkin timbul dengan cepat menelan kalsifikasi)
setelah ISPA; akut atau subakut

Grave’s Gejala hipertiroid Exopthalmus, pretibial Antibodi reseptor


disease myxedema TSH, penyengatan
difus pada scintigrafi

Tiroditis Gejala hipotiroid Pembesaran tiroid Antibodi tiroid


Hashimoto peroksidase
Defisiensi Asupan yodium rendah, konsumsi Pembesaran glandula tiroid Riwayat diet
Yodium tisoanat difus
Lipoma Usia > 35 tahun, mungkin ada Lunak, mobile, tumor subkutan CT
riwayat trauma diskrit
Liposarcoma Usia paruh baya Pembesaran lambat, tidak CT, biopsi eksisi
nyeri, tidak ulseratif atau cepat
membesar dan ulseratif
1. FARMAKOLOGIS: Obat Anti Tuberkulosis
(OAT)
TATALAKSAN 1. Tahap ntensif: koversi BTA dala waktu 2 bulan
2. Tahap lanjutan: membunuh kuman dorman
A
2. NON FARMAKOLOGIS
1. Biopsi Eksisi
Katagori 1:
• Penderita baru TB Paru BTA Positif.
• Penderita baru TB Paru BTA negatif Röntgen
positif yang “sakit berat”
• Penderita TB Ekstra Paru berat
Tahap Lama Tablet Tablet Tablet
REGIMEN OAT Pengobatan Berobat Isoniazid Rifampicin Pirezinamid
@ 300 mg @450 mg @500 mg
Tahap 2 bulan 1 1 3
intensif
(dosis harian)

Tahap 4 bulan 2 1 -------


lanjutan
(dosis 3x
seminggu)
Katagori 3:
• Penderita baru BTA negatif dan röntgen positif
sakit ringan,
• Penderita TB ekstr paru ringan

Tahap Lama Tablet Tablet Tablet


Pengobatan Berobat Isoniazid Rifampicin Pirezinamid
REGIMEN OAT @ 300 mg @450 mg @500 mg
Tahap 2 bulan 1 1 3
intensif
(dosis harian)

Tahap 4 bulan 2 1 -------


lanjutan
(dosis 3x
seminggu)
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien menunjukkan kecurigaan diagnosis
limfadenitis tuberkulosis yaitu meliputi:
Benjolan pada leher
multipel, tidak nyeri,
Gejala sistemik tidak Riwayat kontak
tidak hangat/merah,
ada tuberkulosis +
permukaan licin dan
batas tegas, mobile

Pro Biopsi Eksisi & PA


Fokus infeksi lainnya
untuk memastikan
tidak ditemukan
diagnosis

You might also like