You are on page 1of 8

Pengaruh Penggunaan Hand Out Disertai Mind

Mapping Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar


Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Batang Anai
Azbar Tanjung1, Edwin Musdi2, Dewi Murni3
1
Mahasiswa Jurusan Biologi, Universitas Negeri Padang
2, 3
Staf Pengajar Jurusan Matematika, Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang, Indonesia
1az.tanjung@gmail.com
2lufri_unp@yahoo.com
3ihfawa@gmail.com

Abstract —The purposes of this research are to result and show the validity and practicality of biology
module with spiritual nuance on human reproduction system material for Senior High School students.
This research used 3 steps from 4D Models those are define, design, and develop. The subjects of this
research were 6 validators, 2 teachers, and 20 students class XI from Madrasah Aliyah Ar-Risalah,
Padang. Data in this research was primary data collected from validity and practicality questionnaire. The
result of validity was 83,85% in criteria valid, practicality by teachers was 80,00% i n c r i t e r i a
p r a c t i c e , and p r a c t i c a l i t y b y students w a s 83,96% in criteria practice.
Keywords — module, spiritual nuance, human reproduction system material,

PENDAHULUAN Konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu


sebelum konsep tersebut dimanipulasi ke dalam bentuk
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia rumus ataupun persamaan. Dengan cara demikian,
sepanjang hayat. Pendidikan sangat penting artinya, sebab diharapkan siswa mampu memecahkan berbagai masalah
tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan yang berkaitan dengan matematika.
terbelakang. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk Sebagai orang yang terlibat langsung dalam proses
meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik fisik, pembelajaran di kelas, guru matematika mempunyai peran
mental maupun spiritual. Maju-mundurnya suatu negara penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran matematika.
dapat dilihat dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan Upaya yang telah ditempuh guru matematika adalah
yang dimiliki oleh warga negara tersebut. Salah satu ilmu merancang dan mempersiapkan pembelajaran yang sesuai
pengetahuan yang erat kaitannya dengan kemajuan suatu dengan kondisi dan kemampuan siswa serta sesuai dengan
bangsa dan peningkatan sumber daya manusia adalah materi yang diajarkan agar tujuan pembelajaran dapat
matematika. tercapai. Namun, usaha ini belum sepenuhnya berhasil. Hal
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu ini terlihat dari masih rendahnya persentase ketuntasan
pengetahuan yang memegang peranan penting dalam siswa dalam pelajaran matematika dan hasil observasi yang
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu dilakukan.
sebagai alat bantu, pembentuk pola pikir, dan pembentuk Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
sikap. Matematika juga membangun karakter manusia, beberapa faktor. Di antaranya adalah lemahnya motivasi
menciptakan manusia yang mampu berpikir logis, praktis, siswa dalam belajar matematika. Berdasarkan observasi
cermat, taat asas, dan memecahkan masalah dengan cepat yang dilaksanakan di kelas VIII SMPN 2 Batang Anai pada
dan tepat. Sehingga, matematika menjadi salah satu mata tanggal 23 – 28 September 2013, pembelajaran yang
pelajaran wajib pada jenjang pendidikan dasar dan dilaksanakan belum terselenggara seperti yang diharapkan.
menengah. Ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak
Mengingat sedemikian pentingnya peranan bersemangat mengikuti penjelasan yang disampaikan oleh
matematika dalam kehidupan, maka perlu adanya usaha guru. Hanya beberapa orang saja yang mengikuti penjelasan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika di guru dengan penuh antusias. Kebanyakan siswa berbicara
setiap jenjang pendidikan yang ada di Indonesia. Untuk itu, dengan siswa lainnya dan mengerjakan pekerjaan yang
perlu diselenggarakan pembelajaran matematika yang tidak berhubungan dengan materi yang sedang dijelaskan.
berorientasi pada pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, Kebanyakan siswa juga tidak membuat pekerjaan rumah.
efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) yang akan bermuara Hal ini dikarenakan cara yang digunakan guru dalam proses
pada keberhasilan belajar peserta didik. pembelajaran. Guru hanya menjelaskan pelajaran diikuti
Sejalan dengan hal di atas, seyogyanya dengan pemberian contoh soal, kemudian siswa
pembelajaran matematika lebih ditekankan pada mengerjakan soal yang diberikan sesuai dengan alur yang
kemampuan berpikir, menganalisa dan pemahaman konsep. telah diajarkan.
Seorang siswa tidak akan mampu menguasai matematika
jika ia tidak memahami konsep matematika dengan baik.
Hal lain yang turut mempengaruhi rendahnya hasil
belajar siswa adalah belum optimalnya penggunaan bahan
ajar. Bahan ajar yang telah digunakan berupa buku teks dan
modul/LKS. Guru mewajibkan setiap siswa untuk memiliki
keduanya. Siswa dapat meminjam buku teks dari Tabel 1.
perpustakaan atau dari siswa lainnya. Seluruh siswa
membeli modul/LKS yang ditawarkan oleh percetakan buku Jumlah dan Persentase Ketuntasan Siswa Kelas VIII
melalui guru. Meskipun demikian, bahan ajar yang sudah SMPN 2 Batang Anai pada Ujian Mid Semester Ganjil
digunakan tersebut masih memiliki kelemahan, yakni Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran
kekurangsesuaiannya penyajian bahan ajar dengan kondisi 2013/2014
dan kebutuhan siswa. Buku teks berisikan uraian materi Jumlah Tidak Tuntas Tuntas
yang cukup panjang dengan bahasa formal yang cenderung No. Kelas
Siswa Jumlah Persentase Jumlah Persentase
membuat siswa tidak tertarik untuk mempelajarinya. Pada 1. VIII.1 26 22 84,62 4 15,38
modul/LKS yang dijual, tampilan bahan ajar sangat 2. VIII.2 25 22 88,00 3 12,00
sederhana (hitam-putih) dan kurang memuat gambar 3. VIII.3 25 21 84,00 4 16,00
4. VIII.4 27 20 74,07 7 25,93
sehingga kurang menarik minat siswa untuk membacanya. 5. VIII.5 26 22 84,62 4 15,38
Pada saat proses pembelajaran berlangsung, buku 6. VIII.6 25 17 68,00 8 32,00
teks dan modul/LKS tersebut seolah-olah “tidak berguna”. 7. VIII.7 23 17 73,91 6 26,09
Sangat jarang buku teks dan modul/LKS tersebut digunakan 8. VIII.8 23 17 73,91 6 26,09
(bermanfaat) dalam proses pembelajaran, karena guru Jumlah 200
belum bisa menyesuaikan pembelajaran yang sedang Tanjung (2014: 5)
berlangsung dengan buku teks dan modul/LKS tersebut. Hal Dari Tabel 1, terlihat bahwa untuk setiap kelas
ini dikarenakan bahan ajar tidak dikembangkan sendiri oleh jumlah dan persentase siswa yang nilainya mencapai KKM
guru. Buku teks dan modul/LKS tersebut hanya digunakan lebih sedikit dari pada jumlah dan persentase siswa yang
untuk mengerjakan latihan dan pekerjaan rumah. nilainya tidak mencapai KKM. Hal ini berarti, sebagian
Akibatnya, sumber informasi bagi siswa dalam belajar besar siswa pada masing-masing kelas nilainya masih
matematika hanyalah guru dan mereka beranggapan bahwa rendah dan belum mencapai hasil yang maksimal.
guru adalah satu-satunya sumber ilmu. Untuk mengatasi permasalahan di atas, salah satu
Lebih lanjut, berdasarkan observasi yang telah strategi yang diperkirakan dapat digunakan oleh guru adalah
penulis lakukan, terlihat bahwa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan
matematika yang sedang berlangsung, siswa masih terfokus sendiri oleh guru yang bersangkutan. Melalui bahan ajar
untuk melatih keterampilan berhitung dan menghapal, tanpa guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran
mengerti makna yang terkandung pada konsep yang dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar.
diberikan. Siswa belum mampu membuat kaitan antara satu Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru
materi pelajaran dengan materi pelajaran lainnya. adalah hand out. Hand out adalah bahan tertulis yang
Akibatnya, mereka hanya memikirkan tentang bagaimana disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya
suatu soal diselesaikan dengan segera tanpa memikirkan pengetahuan siswa. Biasanya hand out ditulis dengan
mengapa suatu soal tersebut harus diselesaikan dengan cara kalimat yang singkat, padat dan jelas sehingga handout
atau metode tersebut. dapat menggantikan catatan siswa. Dengan peggunaan hand
Guru matematika pernah mencoba memberikan out ini diharapkan anggapan bahwa guru adalah satu-
kuis di awal pelajaran untuk recall pengetahuan siswa satunya sumber ilmu dapat berkurang dan motivasi belajar
tentang pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. siswa dapat meningkat.
Namun, usaha ini tidak memberi hasil yang memuaskan Di sisi lain, diperkirakan pemahaman siswa
karena siswa tidak mempersiapkan diri mereka untuk terhadap materi yang dipelajari belum akan maksimal hanya
mengikuti kuis tersebut. Guru pernah meminta siswa untuk dengan penggunaan hand out. Oleh karena itu, penggunaan
membaca terlebih dahulu di rumah materi yang akan mind mapping di awal dan di akhir pembelajaran
dipelajari di kelas, agar lebih mudah memahami materi baru diharapkan mampu untuk melengkapi penggunaan hand out
yang akan dipelajari dan tidak canggung lagi dengan istilah- dalam memaksimalkan pemahaman konsep siswa. Dengan
istilah baru yang ada pada materi tersebut. Namun, usaha ini penggunaan mind mapping di awal pembelajaran,
juga tidak berhasil karena hanya sebagian kecil siswa yang diharapkan siswa lebih fokus pada materi yang akan
mau membaca materi pelajaran di rumah. dipelajari. Mind mapping di awal pelajaran akan memberi
Keadaan ini berakibat pada hasil belajar penjelasan serta membantu siswa untuk mengingat kembali
matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Batang Anai. tentang hal-hal yang telah mereka pelajari dan memberi
Jumlah siswa yang nilainya belum mampu mencapai informasi tentang kaitan materi yang akan dipelajari dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan pengetahuan siswa sebelumnya.
relatif banyak. KKM yang ditetapkan adalah 75. Rendahnya Pada mind mapping suatu materi digambarkan dari
hasil belajar siswa dapat dilihat dari persentase ketuntasan hal-hal yang umum kepada hal-hal yang lebih khusus. Mind
hasil ujian mid semester ganjil siswa kelas VIII SMPN 2 mapping memberikan kebebasan kepada siswa untuk
Batang Anai Tahun Pelajaran 2013/2014 seperti yang ada mengkonstruksi ide atau pengetahuannya sendiri sehingga
pada Tabel 1. mudah untuk dipahami. Dengan melakukan mind mapping
sendiri di akhir pertemuan, diharapkan siswa lebih paham
terhadap konsep yang mereka pelajari pada pertemuan biologi. Kemudian mencari alternatif untuk pemecahan
tersebut. Sehingga untuk materi selanjutnya yang berkaitan masalah dalam pembelajaran.
dengan materi tersebut akan lebih mudah untuk dipahami, 2. Analisis Siswa
karena siswa telah memahami materi prasyarat dengan baik. Bertujuan untuk mengetahui karakteristik siswa yang
Dengan pembelajaran ini, diharapkan motivasi meliputi kemampuan akademik, spiritual, motivasi bela-
belajar siswa akan lebih meningkat sehingga hasil belajar jar, psikomotor, dan usia. Dalam penelitian ini yang a-
siswa akan meningkat pula. Untuk itu, penulis tertarik untuk kan dijadikan subjek coba adalah siswa MA Ar-Risalah
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Padang kelas XI.
Penggunaan Hand Out Disertai Mind Mapping a) Analisis Tugas
Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk
Kelas VIII SMPN 2 Batang Anai. Tujuan dari penelitian menentukan isi dalam satuan pembelajaran. Analisis
ini adalah untuk mengetahui perubahan motivasi dan hasil tugas dilakukan untuk merinci isi materi pada modul
belajar matematika siswa setelah digunakannya hand out secara garis besar. Analisis ini mencakup analisis
disertai mind mapping dalam pembelajaran. struktur isi yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator pem-
METODE PENELITIAN belajaran.
b) Analisis Konsep
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-
dengan rancangan Randomized Control Group Only Design konsep utama pada materi pokok sistem reproduksi
untuk melihat hasil belajar siswa dan One Group Pretest- manusia. Peneliti menyusun konsep-konsep utama
Posttest Design untuk melihat motivasi belajar siswa. yang akan diajarkan secara sistematik serta mengatur
Sampel dipilih dengan menggunakan teknik simple random urutan materi dan konsep-konsep materi pelajaran a-
sampling dari populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas gar dipahami oleh siswa.
VIII SMPN 2 Batang Anai tahun pelajaran 2013/2014 yang c) Perumusan Tujuan Pembelajaran
terdiri dari 8 kelas, sehingga terpilih kelas VIII.3 sebagai Analisis tujuan pembelajaran dijadikan dasar un-
kelas eksperimen dan kelas VIII.1 sebagai kelas kontrol. tuk merancang perencanaan pengembangan modul.
Instrumen penelitian berupa angket motivasi dan tes hasil Acuan dari analisis tujuan pembelajaran ini adalah
belajar. Data yang diperoleh dianalisis dengan indikator pembelajaran yang sesuai dengan KTSP.
menggunakan uji perbedaan dua rata-rata (uji-t)
Pengembangan modul dilakukan di Fakultas Mate- B. Tahap Perancangan (design)
matika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Tujuan dari tahap ini adalah untuk menyiapkan materi
Negeri Padang (UNP) dari bulan Agustus 2012 sampai Mei pembelajaran. Hal ini dimulai setelah tujuan-tujuan pembe-
2013. Uji praktikalitas oleh guru dan siswa terhadap modul lajaran yang dibuat. Ada tiga langkah pada tahap ini yaitu:
dilakukan di kelas XI MA Ar-Risalah Padang yang dilaksa- pemilihan media: Pemilihan media sesuai dengan analisis
nakan pada semester 2 tahun ajaran 2012/ 2013, yakni pada tugas, analisis konsep, karakteristik siswa serta tujuan untuk
bulan Juli 2013. menyampaikan materi pembelajaran. pemilihan format: Pe-
Objek penelitian ini adalah media pembelajaran be- milihan format disesuaikan dengan format yang diperlukan
rupa modul bernuansa spiritual pada materi sistem repro- dalam bahan ajar, dan perancangan awal: modul yang di-
duksi manusia untuk siswa kelas XI SMA/MA. Sedangkan rancang mengandung semua unsur modul seperti lembaran
subjek penelitian ini adalah 20 orang siswa kelas XI MA petunjuk untuk guru dan siswa, lembar kegiatan belajar,
Ar-Risalah Padang, 2 orang guru biologi MA Ar-Risalah lembar latihan, umpan balik (penilaian), lembar evaluasi,
Padang dan 6 orang validator yang ahli di bidangnya. serta kunci jawaban latihan dan kunci jawaban evaluasi.
Modul bernuansa spiritual ini dikembangkan de-
ngan menggunakan model pengembangan perangkat pem- C. Tahap Pengembangan (develop)
belajaran model 4-D (four-D models). Model ini terdiri dari Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pem-
empat tahap pengembangan, yaitu define (pendefenisian), belajaran yang sudah direvisi dan divalidasi berdasarkan
design (perancangan), develop (pengembangan), dan disse- masukan dari para ahli pendidikan, serta tanggapan dari gu-
minate (penyebaran). Mengingat keterbatasan waktu dan bi- ru dan siswa melalui angket praktikalitas.
aya, maka penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap de- Jenis data adalah data primer. Data pertama adalah data
velop (pengembangan). hasil validasi modul bernuansa spiritual oleh validator yang
diperoleh langsung dari lembar validasi. Data kedua adalah
A. Tahap Pendefenisian (define) data hasil uji praktikalitas modul bernuansa spiritual yang
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan dan diperoleh langsung dari angket praktikalitas yang diberikan
mendefenisikan syarat-syarat yang dibutuhkan dalam pem- kepada guru dan siswa Kelas XI MA Ar-Risalah Padang.
belajaran, berdasarkan standar isi Kurikulum Tingkat Satu- Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
an Pendidikan (KTSP). Beberapa langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah lembar validasi modul bernuan-
pada tahap define diuraikan seperti di bawah ini: sa spiritual oleh dosen dan guru dan angket praktikalitas
1. Analisis Awal Akhir modul bernuansa spiritual yang akan diisi oleh siswa kelas
Bertujuan memunculkan dan menetapkan masalah XI MA Ar-Risalah Padang dan 2 orang guru biologi. Lem-
dasar yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran bar validasi dan angket uji praktikalitas disusun menurut
skala Likert yang telah dimodifikasi dari Arikunto (2009: Setelah persentase diperoleh, dilakukan pengelompok-
180)2 dengan 4 alternatif jawaban berikut ini. an sesuai kriteria yang dimodifikasi dari Purwanto (2009:
SS = sangat setuju dengan bobot 4 102-103)11 berikut ini.
S = setuju dengan bobot 3 90% - 100% = sangat praktis
TS = tidak setuju dengan bobot 2 80% - 89% = praktis
STS = sangat tidak setuju dengan bobot 1 65% - 79% = cukup praktis
55% - 64% = kurang praktis
1. Angket validasi modul bernuansa spiritual oleh dosen dan 0% - 54% = tidak praktis
guru
Instrumen ini berupa lembar validasi. Lembar validasi HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan untuk mengetahui apakah bahan ajar yang telah
dirancang valid atau tidak. Skala penilaian untuk lembar va- A. Hasil Penelitian
lidasi menggunakan skala Likert. 1. Tahap Pendefinisian (Define)
2. Angket praktikalitas modul bernuansa spiritual oleh gu- Tahap ini meliputi analisis awal akhir, analisis siswa, a-
ru biologi dan siswa Kelas XI MA Ar-Risalah Padang nalisis tugas, dan analisi konsep. Analisis awal akhir: Ber-
Angket untuk uji praktikalitas modul bernuansa spiritual dasarkan observasi dan angket yang peneliti berikan kepada
oleh guru dan siswa berisi pertanyaan-pertanyaan yang ber- siswa MA Ar-Risalah Padang pada tanggal 10 April 2013
kaitan dengan kemudahan dalam penggunaan, efisiensi diketahui bahwa siswa cenderung merasa risih dan berfikir
waktu pembelajaran dan manfaat yang didapat dengan negatif ketika mempelajari materi sistem reproduksi manu-
menggunakan modul bernuansa spiritual. sia. Di sisi lain, beberapa siswa menjadi gugup dan ragu un-
Analisis data penelitian ini dilakukan dengan mengguna- tuk mempertanyakan hal-hal terkait reproduksi karena me-
kan statistik deskriptif. Analisis meliputi hal-hal berikut. rasa malu. Hal ini didukung oleh peryataan guru biologi
MA Ar-Risalah Padang yang menyatakan bahwa kondisi se-
a) Analisis validitas modul bernuansa spiritual perti ini dapat diatasi salah satunya dengan tersedianya ba-
Analisis validitas modul berupa syarat kelayakan isi, ke- han ajar yang dapat digunakan siswa secara mandiri. Salah
bahasaan, penyajian dan kegrafisan modul, berdasarkan satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dikembang-
lembar validasi dilakukan dengan beberapa langkah berikut kannya bahan ajar berbentuk modul bernuansa spiritual un-
ini. tuk menunjang pembelajaran biologi di sekolah serta meng-
1) Memberikan skor jawaban dengan kriteria berikut ini. atasi permasalahan yang dialami siswa terhadap materi sis-
4 = sangat setuju (ST) tem reproduksi manusia. Modul dilengkapi nilai spiritual
3 = setuju (S) bertujuan mengembangkan potensial spiritual dan emosio-
2 = tidak setuju (TS) nal siswa, serta membantu siswa untuk menumbuhkan nilai-
1 = sangat tidak setuju (STS) nilai spiritual yang diharapkan.
2) Menentukan skor tertinggi Analisis siswa: Berdasarkan hasil analisis siswa melalui
Skor tertinggi = jumlah validator x skor maksimum. observasi diketahui bahwa umumnya siswa yang duduk di
3) Menentukan jumlah skor dari masing-masing validator kelas XI memiliki usia berkisar 16-18 tahun. Menurut teori
dengan menjumlahkan semua skor yang diperoleh dari belajar Piaget dalam Budiningsih (2008: 39) 5 pada tahap o-
masing-masing indikator. perasional formal umur 11/12-18 tahun ciri pokok perkem-
4) Menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan bangannya sudah mampu berpikir abstrak, logis, menarik
skor dari masing-masing validator. kesimpulan, menafsirkan, dan mengembangkan hipotesis.
5) Penentuan nilai validitas menggunakan rumus Hasil analisis ini memberi gambaran bahwa siswa yang du-
persentase: duk di kelas XI telah mampu mengembangkan potensi kog-
Jumlah skor yang diperoleh nitif dan psikomotor, sehingga telah terampil dalam peng-
Nilai validitas = X 100% gunaan media termasuk bahan ajar seperti modul. Selain itu
Jumlah skor tertinggi siswa pada usia ini juga telah mampu menangkap kesan spi-
ritual dalam pembelajaran dan mengarahkannya kepada pe-
Memberikan penilaian validitas dengan kriteria yang dimo- ngembangan sikap yang baik.
difikasi dari Purwanto (2009: 82)11 berikut ini. Analisis tugas: Analisis tugas lebih difokuskan pada
90% - 100% = sangat valid perincian SK dan KD untuk materi sistem reproduksi manu-
80% - 89% = valid sia yang dijabarkan menjadi indikator. Analisis konsep: pa-
60% - 79% = cukup valid da materi sistem reproduksi manusia, konsep yang teridenti-
0% - 59% = tidak valid fikasi adalah spermatogenesis, oogenesis, menstruasi, fertil-
isasi, kehamilan, kelahiran. Setelah terindentifikasi konsep-
b. Analisis praktikalitas modul bernuansa spiritual dalam konsep pada materi sistem reproduksi manusia, dihasilkan-
pembelajaran lah tujuan pembelajaran yang diacu dari indikator pembela-
Data uji praktikalitas penggunaan modul bernuansa spi- jaran yang sesuai dengan KTSP.
ritual dianalisis menggunakan rumus persentase berikut.
Jumlah semua skor 2. Tahap Perancangan (Design)
Nilai praktikalitas = X 100% Pengembangan modul bernuansa spiritual ini dibuat
Skor maksimum sesuai dengan langkah-langkah pengembangan yang telah
disusun. Modul ini dibuat dengan menggunakan aplikasi
Microsoft Office PowerPoint 2007. Modul bernuansa spirit-
ual ini memiliki beberapa komponen meliputi petunjuk un- Dari Tabel 2 terlihat bahwa nilai rata-rata uji praktikal-
tuk guru dan siswa, lembar kegiatan belajar, latihan, tes e- itas terhadap modul bernuansa spiritual oleh guru adalah
valuasi, serta kunci jawaban latihan dan kunci jawaban eva- 80,00% dengan kriteria praktis. Hal ini menunjukkan, bah-
luasi. Berikut diuraikan bagian-bagian modul yang diran- wa modul yang dikembangkan praktis digunakan oleh guru
cang. sebagai salah satu bahan ajar pada materi sistem reproduksi
manusia. Selain terhadap guru, uji praktikalitas juga dilaku-
3. Tahap Pengembangan (Develop): Tahap ini meliputi va- kan kepada siswa. Hasil praktikalitas oleh siswa dapat dili-
lidasi modul, dan praktikalitas modul. hat pada Tabel 3.
Validasi modul bernuansa spiritual dilakukan oleh 6 o-
rang validator yang terdiri dari 3 orang dosen Jurusan Bio- Tabel 3
logi FMIPA UNP dan 3 orang guru biologi SMA dengan Hasil Uji Praktikalitas Modul Bernuansa Spiritual
menggunakan angket validitas. Hasil validasi dapat dilihat oleh Siswa
pada Tabel 1. No Aspek Rata-rata Nilai Kriteria
Praktis
1 Kemudahan 84,75% Praktis
Penggunaan
Tabel 1.
2 Waktu Pembelajaran 82,50% Praktis
Hasil Validasi Modul Bernuansa Spiritual
No Komponen Jumlah Nilai Kriteria 3 Manfaat 84,64% Praktis
Penilaian Validitas Total 251,89
1 Kelayakan 121 84,03% Valid Rata-rata 83,96% Praktis
Isi Alfarisi (2013: 48)1
2 Komponen 101 84,17% Valid
Berdasarkan Tabel 3 dapat terlihat, bahwa nilai prakti-
Kebahasaan kalitas modul bernuansa spiritual oleh siswa adalah 83,96%
3 Komponen 122 84,72% Valid dengan kriteria praktis. Hal ini menunjukkan, bahwa modul
Penyajian yang dikembangkan praktis digunakan oleh siswa dalam
4 Komponen 99 82,50% Valid pembelajaran.
Kegrafikan
Total 335,42 B. Pembahasan
1. Validitas Modul Bernuansa spiritual
Rata-rata 83,85% Valid
1
Analisis data dari angket validitas modul bernuansa spi-
Alfarisi (2013: 45) ritual oleh validator yaitu dosen dan guru didasarkan pada
empat aspek, yaitu kelayakan isi, kebahasaan, penyajian,
Hasil validasi pada Tabel di atas menunjukkan nilai ra- dan kegrafikan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa mo-
ta-rata sebesar 83,85% dengan kategori valid. Hal ini me- dul yang dikembangkan memperoleh nilai rata-rata validitas
nunjukkan bahwa modul yang dikembangkan telah valid sebesar 83,85% dan memiliki kriteria valid.
baik dari segi aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, Dilihat dari kelayakan isi, modul dinyatakan valid oleh
maupun aspek kegrafikan sehingga dapat digunakan dalam validator dengan nilai rata-rata 84,03%, yang berarti materi
pembelajaran. Validator dalam hal ini juga mengecek nuan- pada modul bernuansa spiritual telah sesuai dengan kuriku-
sa spiritual modul yang merupakan salah satu aspek yang lum yang berlaku (KTSP) dan sesuai dengan tuntutan Stan-
dipertanyakan dalam angket. dar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang di-
Uji praktikalitas modul bernuansa spiritual dilakukan jabarkan menjadi indikator pembelajaran. Sesuasi dengan
kepada guru dan siswa melalui angket praktikalitas. Hasil u- Depdiknas (2008: 8)5 menyatakan bahwa bahan ajar yang
ji praktikalitas oleh guru dapat dilihat pada Tabel 2. dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum yang berla-
ku. Kriteria sangat valid untuk materi pada modul juga me-
Tabel 2 nunjukkan bahwa kebenaran substansi materi pada modul
Hasil Uji Praktikalitas Modul bernuansa spiritual sudah baik. Kebenaran substansi ini perlu diperhatikan un-
oleh Guru tuk menghindari kesalahan konsep dan pemahaman bagi
No Aspek Jumlah Nilai Kriteria siswa.
Praktikalitas Dari segi komponen kebahasan, modul yang dikem-
1 Kemudahan 31 77,50% Cukup bangkan termasuk kategori valid dengan nilai rata-rata
Penggunaan Praktis 84,17%. Komponen kebahasaan ini berkenaan dengan
2 Waktu 12 75,00% Cukup penggunaan kalimat yang jelas sehingga tidak menimbulkan
kerancuan sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Hal ini
Pembelajaran Praktis
juga diungkapkan oleh Prastowo (2011: 123) 10, bahwa kali-
3 Manfaat 42 87,50% Praktis mat yang digunakan dalam modul harus sederhana, jelas,
Total 240,00 dan efektif agar siswa mudah memahaminya.
Rata-rata 80,00% Praktis Ditinjau dari komponen penyajian, modul telah memuat
Alfarisi (2013: 47)1 indikator dan tujuan pembelajaran yang jelas. Materi pada
modul juga telah disajikan secara lengkap sesuai dengan u- pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil uji praktikalitas oleh
rutan pada indikator. Kemudian, modul telah memenuhi kri- guru yang menyatakan cukup praktis dengan nilai 75,00%.
teria spiritual yang diharapkan. Modul benar-benar disaji- dan oleh siswa dinyatakan praktis dengan nilai 82,50%. Sis-
kan dalam nuansa spiritual dengan adanya hikmah, gambar, wa dapat belajar sesuai dengan kecepatan belajar masing-
dan pembukaan berupa salam serta doa. Berdasarkan angket masing. Sehubungan dengan hal tersebut, Nasution (2008:
validitas terungkap bahwa komponen penyajian termasuk 205)9 menyatakan bahwa tujuan pembelajaran dengan mo-
kriteria valid dengan nilai rata-rata 84,72%. Kejelasan indi- dul adalah membuka kesempatan kepada siswa untuk bela-
kator tujuan pembelajaran akan memudahkan siswa belajar jar menurut kecepatannya masing-masing.
secara terarah. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution Dilihat dari segi manfaat, modul biologi bernuansa spi-
(2008: 207)9 bahwa salah satu keuntungan dari pembelajar- ritual dikategorikan praktis oleh guru dengan nilai 87,50%
an yang disajikan dengan jelas dan spesifik sehingga pem- dan dikategorikan praktis oleh siswa dengan nilai 84,64%.
belajaran siswa menjadi terarah. Hal ini ditunjukkan dengan jawaban guru yang menyatakan
Dari segi komponen kegrafikan, modul pembelajaran bahwa modul bernuansa spiritual dapat membantu guru,
biologi bernuansa spiritual dinyatakan valid dengan nilai mengurangi beban kerja guru untuk menjelaskan materi se-
validitas sebesar 82,50%. Hal ini menandakan bahwa desain hingga guru mudah memantau aktivitas belajar siswa. Dari
modul yang dikembangkan sudah baik dan menarik meli- jawaban siswa juga terlihat bahwa modul dapat membantu
puti bentuk dan ukuran huruf yang sesuai, gambar yang di- siswa memahami konsep pelajaran dengan baik dan bisa
sajikan menarik dan relevan dengan materi, serta pemilihan belajar secara mandiri dan sesuai dengan cara belajarnya
warna yang sesuai dan menarik. Modul yang menarik akan masing-masing.
mudah menarik perhatian siswa untuk menggunakannya. Dari hasil angket uji praktikalitas juga terlihat bahwa
Secara keseluruhan nilai rata-rata hasil uji validitas mo- siswa merasa senang belajar dengan modul bernuansa spirit-
dul bernuansa spiritual adalah 83,85% dengan kriteria valid. ual. Selain itu modul juga membuat mereka tidak risih dan
Hal ini membuktikan bahwa modul yang dikembangkan te- tidak malu untuk belajar serta bertanya mengenai materi sis-
lah memenuhi keempat aspek dalam uji validitas berdasar- tem reproduksi manusia. Siswa juga tertarik untuk memba-
kan penilaian dari para validator sehingga modul ini dapat canya karena tampilan modul yang dibuat semenarik mung-
digunakan baik sebagai media pembelajaran atau sebagai kin seperti ketepatan pemilihan warna, huruf, dan ilustrasi.
sumber belajar yang menyentuh sisi intelektual, emosional, Dengan demikian, hal ini telah menjadi jawaban atas kenda-
dan spiritual. la yang dihadapi guru dimana siswa kurang serius, gugup,
dan malu dalam mempelajari materi sistem reproduksi ma-
2. Praktikalitas Modul Bernuansa Spiritual nusia.
Uji praktikalitas modul bernuansa spiritual dilakukan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti se-
kepada guru dan siswa. Dalam uji praktikalitas ini melibat- waktu uji praktikalitas, terlihat bahwa siswa juga sangat ter-
kan dua orang guru dan 20 orang siswa dari MA Ar-Risalah tarik dengan nuansa spiritual yang disajikan oleh modul.
Padang. Dari analisis hasil uji praktikalitas terhadap modul Beberapa siswa bahkan mengomentari beberapa hikmah
pembelajaran biologi bernuansa spiritual oleh guru diketa- yang terdapat dalam modul. Siswa juga mengekspresikan
hui bahwa modul dikategorikan praktis dengan nilai sebesar rasa nyaman yang didapatkan dalam mempelajari modul ka-
80,00%. Sedangkan analisis hasil uji praktikalitas terhadap rena nuansa spiritual yang disajikan. Ini menandakan bahwa
modul bernuansa spiritual oleh siswa dikategorikan praktis siswa merasa terbantu dengan adanya nuansa spiritual da-
dengan nilai 83,96%. Nilai praktis ini merupakan rata-rata lam modul.
dari 3 aspek dalam uji praktikalitas yaitu kemudahan peng- Secara keseluruhan, hasil analisis angket uji validitas
gunaan, efisiensi waktu pembelajaran, dan manfaat modul. dan praktikalitas modul bernuansa spiritual dinyatakan valid
Ditinjau dari aspek kemudahan penggunaan, modul ber- dan praktis serta menunjang pembelajaran yang bernuansa
nuansa spiritual dinilai cukup praktis dengan nilai 77,50 % spiritual. Dengan dihasilkannya modul ini dapat menjawab
oleh guru dan dinilai praktis oleh siswa dengan nilai permasalahan kurang maksimalnya pembelajaran tentang
84,75%. Hal ini menunjukkan bahwa modul telah memiliki materi sistem reproduksi manusia karena masih dianggap
petunjuk penggunaan yang jelas sehingga guru dan siswa tabu untuk dibahas secara terbuka, serta belum tersedianya
mengetahui langkah-langkah yang harus dilaksanakan da- modul bernuansa spiritual pada materi sistem reproduksi
lam pembelajaran. Khusus untuk guru, Sudjana dan Rivai manusia. Modul ini diharapkan dapat digunakan sebagai sa-
(2009: 134)13 menyatakan, bahwa petunjuk untuk guru ber- lah satu bahan ajar yang digunakan siswa dan guru dalam
tujuan agar guru melaksanakan pembelajaran dengan efi- proses pembelajaran.
sien.
Selain itu, modul yang dikembangkan juga dikatakan PENUTUP
praktis pada aspek kemudahan penggunaan dari segi
bahasa. Hal ini terbukti dari jawaban guru dan siswa yang A. Kesimpulan
menyata-kan bahasa yang digunakan dalam modul mudah Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat di-
dipahami. Dengan demikian, hal ini telah menjadi jawaban simpulkan bahwa:
atas kenda-la yang sering dihadapi oleh siswa yang sering 1. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 2
mengalami kesulitan dalam memahami kata-kata yang Batang Anai yang dalam pembelajarannya
terdapat dalam bahan ajar. menggunakan hand out disertai mind mapping
Ditinjau dari segi efisiensi waktu pembelajaran, modul lebih baik dari pada yang belajar dengan
bernuansa spiritual terbukti efisien bila digunakan dalam pembelajaran konvensional.
2. Motivasi belajar siswa setelah digunakannya hand [10] Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat
out disertai mind mapping dalam pembelajaran Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
lebih baik dari pada sebelum digunakannya hand [11] Purwanto, M. Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip dan
out disertai mind mapping dalam pembelajaran. Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
[12] Sadiman, Arief dkk. 2009. Media Pendidikan.
B. Saran Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka [13] Sudjana dan Rivai. 2009. Teknologi Pengajaran.
peneliti menyarankan hal-hal berikut ini: Bandung: Sinar Baru Algensindo.
1. Hendaknya guru matematika, khususnya guru [14] Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan
matematika SMPN 2 Batang Anai mampu Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga
mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
karakteristik materi pelajaran dan siswa sehingga dapat Grou
meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika
siswa.
2. Hendaknya guru matematika, khususnya guru
matematika SMPN 2 Batang Anai memiliki
kemampuan pengelolaan kelas yang baik, karena
sebagus apapun model pembelajaran dan/atau bahan
ajar yang digunakan, namun tanpa adanya pengelolaan
kelas yang baik, maka hasilnyatidak akan optimal.
3. Hendaknya pihak yang berwenang (wakil kepala
sekolah dan guru mata pelajaran) dalam menyusun
jadwal dan jam pelajran tidak menempatkan jam
pelajaran matematika di akhir jam dan akhir pekan.
4. Hendaknya peneliti lain dapat melakukan penelitian
pada hal-hal yang belum diamati pada penelitian ini.

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr.


Edwin Musdi, M. Pd. dan Ibu Dra. Dewi Murni, M. Si.
sebagai pembimbing I dan pembimbing II. Bapak Drs. H.
Mukni, M. Pd., Bapak Drs. Syafriandi, M. Si., dan Ibu
Dra. Fitrani Dwina, M. Ed. sebagai tim penguji.
Selanjutnya kepada Bapak Dr. Yerizon, M. Si., Ibu Dra.
Dewi Murni, M. Si., dan Ibu Ermawati, S. Pd. sebagai
validator dalam penelitian ini.

REFERENSI

[1] Alfarisi, Afif. 2013. Pengembangan Modul


Bernuansa Spiritual pada Materi Pokok Sistem
Reproduksi Manusia untuk Siswa SMA/MA. Padang :
UNP
[2] Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
[3] Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Press.
[4] Bakhtiar, Amsal. 2006. Filsafat Ilmu. Jakarta:
Rajawali Pers.
[5] Budiningsih, Asri. 2008. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
[6] Depdiknas. 2008. Kumpulan Permen .Jakarta :
Dirjen Dikti.
[7] Lufri. 2010. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang:
UNP Press.
[8] Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
[9] Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam
Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

You might also like