Croup atau dikenal juga sebagai laringotrakeobronkitis merupakan penyakit
dengan kelainan pada saluran pernafasan bagian atas, dengan manifestasi klinis berupa sesak nafas, suara serak, batuk menggonggong, stridor inspirator yang kadang disertai dengan distres pernafasan.1 Penyempitan di area subglotis menyebabkan terjadinya turbulensi aliran udara dan timbul stridor yang disertai dengan nafas cepat dan dalam.2 Beberapa pemeriksaan penunjang diperlukan untuk diagnosis croup, yaitu pemeriksaan pencitraan terdiri dari rongent dan Computed Tomografi Scan (CT-Scan) leher. Pada kasus tertentu diperlukan pemeriksaan laringoskop atau bronkoskopi.3 Tatalaksana croup sangat bergantung pada keparahan penyakit. Namun tindakan utama yang perlu dilakukan adalah mengatasi obstruksi saluran pernafasan sehingga kebutuhan oksigen tetap terpenuhi. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah pemberian oksigen, nebulisasi epinefrin dan kortikosteroid. Jika semua terapi tidak memberi respon yang baik maka intubasi endotrakheal atau trakeostomi menjadi salah satu pilihan dalam tatalaksana croup.1,2,4 Pseudo croup adalah penyakit sistem pernapasan akut dimana mukosa meradang dan bengkak di daerah laring dan pita suara, terkadang juga dapat mengenai trakea dan bronkus. Gambaran klinis yang muncul yaitu batuk menggonggong yang sebagian besar muncul pada malam hari disertai dengan dyspnea dan stridor. Pada pseudo croup fisura laring menjadi sangat sempit, terdapat edema di ruang subglotis. Tatalaksana pseudo croup yaitu humidifikasi udara, pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi sekunder, apabila terjadi keadaan darurat segera bawa ke rumah sakit untuk dilakukan intubasi atau trakeostomi.5