You are on page 1of 5

GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN


GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS

OLEH :

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IX/UDAYANA


DENPASAR
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia hidup tidak terlepas dari berbagai penyakit, salah satunya adalah

penyakit yang diakibatkan oleh proses menua atau biasa disebut penyakit

degeneratif. Salah satu penyakit degeneratif yang paling banyak menyita perhatian

dunia ialah penyakit diabetes mellitus. Diabetes mellitus bukanlah penyakit baru,

hanya saja kurang mendapat perhatian di tengah masyarakat. Hal ini disebabkan

karena kurangnya perhatian masyarakat dan minimnya informasi sehingga

mempengaruhi perilaku serta anggapan yang salah akan penyakit ini (Mirza,

2008).

Menurut International Diabetic Federation (IDF), diperkirakan jumlah

penderita diabetes mellitus mencapai lebih dari 371 juta jiwa di seluruh dunia

yang berusia antara 20-79 tahun (Kemenkes, 2013). Menurut Riskesdas (2013)

menyebutkan terjadi peningkatan prevalensi pada penderita diabetes mellitus di

daerah perkotaan di Indonesia untuk usia di atas 15 tahun sebesar 5,7%. Saat ini,

indonesia sudah berada di posisi ke empat dunia di bawah China, India dan

Amerika Serikat (Kemenkes, 2013). Sedangkan untuk Provinsi Bali, diperkirakan

jumlah kasus diabetes mencapai 39.000 kasus yang terjadi selama tahun 2013.

(Riskesdas, 2013)

Lansia yang telah mengalami penyakit diabetes mellitus kebanyakan

memiliki kualitas hidup yang kurang baik, ini disebabkan karena diabetes mellitus
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang

karena kebanyakan dari mereka yang mengalami diabetes mellitus memiliki

gangguan kesehatan secara fisik maupun psikologis (Chintya, 2017)

Menurut Riskesdas (2013) Diabetes mellitus apabila tidak mendapatkan

penanganan yang adekuat akan menyebabkan berbagai komplikasi seperti

penyakit jantung dan stroke, neuropati (kerusakan saraf) di kaki, retinopati

diabetikum atau pecahnya pembuluh darah kecil di retina dan gagal ginjal.

Apabila kondisi tersebut dibiarkan makan akan mengakibatkan kematian.

Sehingga salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit diabetes mellitus

adalah dengan melakukan aktivitas fisk yang rutin (Ronika, 2018).

Barnes (2012) menyebutkan bahwa aktivitas fisik secara langsung

berhubungan dengan kecepatan pemulihan gula darah otot. Saat aktivitas fisik,

otot menggunakan glukosa yang disimpannya sehingga glukosa yang tersimpan

akan berkurang. Pada saat itu untuk mengisi kekurangan tersebut otot mengambil

glukosa di dalam darah sehingga glukosa di dalam darah menurun yang mana hal

tersebut dapat meningkatkan kontrol gula darah

Aktivitas fisik sangat disarankan pada lansia untuk mempertahan bentuk

tubuh, melatih kekuatan otot dan mengurangi kadar glukosa darah dalam tubuh.

Aktivitas fisik yang dianjurkan bagi lansia adalah aktivitas sedang yang dilakukan

selama 30-60 menit setiap hari. Aktivitas yang dilakukan bisa dengan berjalan

kaki atau mengambil pekerjaan sederhana agar dapat meningkatkan kemampuan

kerja otot dan menurunkan kadar glukosa dalam darah (Mayasari, 2015)
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian

tentang “Gambaran Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Mellitus dengan

Gangguan Kebutuhan Aktivitas”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan pada pasien diabetes

mellitus dengan gangguan kebutuhan aktivitas ?

1.3 Tujuan Studi Kasus

1.3.1 Tujuan Umum

Memperoleh gambaran umum tentang asuhan keperawatan pada pasien

diabetes mellitus dengan gangguan kebutuhan aktivitas

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien diabetes mellitus

dengan gangguan kebutuhan aktivitas


b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien diabetes mellitus

dengan gangguan kebutuhan aktivitas


c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien diabetes mellitus

dengan gangguan kebutuhan aktivitas


d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien diabetes mellitus

dengan gangguan kebutuhan aktivitas


e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien diabetes mellitus

dengan gangguan kebutuhan aktivitas


1.4 Manfaat Studi Kasus

Adapun manfaat studi kasus :

a. Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam melakukan perawatan pada

pasien diabetes mellitus dengan gangguan kebutuhan aktivitas


b. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah dan memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi

terapan bidang keperawatan pada pasien diabetes mellitus dengan

gangguan kebutuhan aktivitas

c. Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasi tindakan keperawatan

pada pasien diabetes mellitus dengan gangguan kebutuhan aktivitas

d. Bagi instansi kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan institusi pelayanan

kesehatan memberikan asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus

dengan gangguan kebutuhan aktivitas

You might also like