You are on page 1of 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP


Kelas/Semester : VII / I
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Topik : Atletik (Lari Estafet)
Pertemuan Ke- :
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan
aktivitas jasmani , permainan, dan olahraga, dicerminkan dengan:
a. Pembiasaan perilaku berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.
b. Selalu berusaha secara maksimal dan tawakal dengan hasil akhir.
c. Membiasakan berperilaku baik dalam berolahraga.
2.1. Menghargai perbedaan karakteristik individual dalam melakukan berbagai aktivitas
fisik.
2.2. Menunjukkan kemauan kerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.7. Belajar menerima kekalahan dan kemenangan dalam permainan.
3.3. Memahami gerak spesifik jalan, lari, lompat, dan lempar dalam berbagai permainan
sederhana dan atau tradisional.
4.3. Mempraktikkan gerak spesifik jalan, lari, lompat, dan lempar dalam berbagai
permainan sederhana dan atau tradisional.

C. Indikator
2. Menghargai perbedaan karakteristik individual dalam melakukan berbagai aktivitas
fisik, menunjukkan kemauan kerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik,
belajar menerima kekalahan dan kemenangan dalam permainan.
3. Memahami gerak spesifik lari dalam berbagai permainan sederhana dan atau
tradisional.
4. Melakukan gerak spesifik lari dalam berbagai permainan sederhana dan atau
tradisional.

D. Tujuan
2. Peserta didik menghargai perbedaan karakteristik, bekerjasama, dan menerima
kekalahan saat melakukan lari estafet.
3. Peserta didik dapat menjelaskan gerak spesifik lari dalam berbagai permainan
sederhana dan atau tradisional.
4. Peserta didik dapat melakukan gerak spesifik lari dalam berbagai permainan
sederhana dan atau tradisional.

E. Materi Pembelajaran
Lari estafet atau sering disebut dengan lari sambung merupakan salah satu nomor
perlombaan dari cabang atletik. Lari estafet membutuhkan empat (4) orang pelari dalam
satu tim. Jarak yang sering diperlombakan dalam nomor lari estafet yaitu 4x400 meter
(Putra/Putri) dan 4x100 meter (Putra/Putri). Start yang sering digunakan dalam lari estafet
adalah start jongkok pada pelari pertama, sedangkan start melayang digunakan pada pelari
ke dua (2), ke tiga (3) dan ke empat (4).
Ada beberapa cara menerima tongkat estafet:
a. Visual: Dengan melihat ke belakang dan ini hanya digunakan untuk lari estafet yang
berjarak 4x400 meter.
b. Non visual: cara ini digunakan dengan tidak menoleh ke belakang.
c. Sebagai pelari yang ingin memberi tongkat tersebut dengan menggunakan tangan
kiri maka penerima tongkat menggunakan tangan kanan, begitu juga sebaliknya,
diperbolehkan jika pelari selanjutnya memindahkan tongkat ke tangan lainnya.

F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific (inquiry learning, problem base learning, project
base learning, discovery learning)
2. Metode : Demonstrasi, diskusi, drill, penugasan.

G. Media, alat, dan sumber belajar


1. Media
a. Gambar atau video : Prinsip gerakan lari estafet.
b. Model : Peragaan oleh guru atau peserta didik yang memiliki kemampuam
melakukan gerakan lari esttafet.
2. Alat
Alat yang dapat digunakan pada lari estafet, sebagai berikut :1) tongkat estafet, 2)
cone, 3) peluit, 4) stopwatch, 5)lapngan terbuka.
3. Sumber Pembelajaran
Kemendikbud. 2014. Buku Guru: Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan,
untuk SMP/MTs Kelas VII. Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI, 2014.
H. Langkah-langkah pembelajaran
 Pengantar siswa sebelum memasuki materi 30 menit
 Siswa diberi kesempatan berganti baju sebelum materi olahraga selama 5 menit.
 Guru menyapa dan mengucap salam.
 Guru menyiapkan peserta didik berdoa, presensi, dan apersepsi setelah itu
mengamati video, dengan mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik.
 Guru memberikan motivasi, menjelaskan tujuan dan manfaat materi pembelajaran.
 Guru memberi kesempan peserta didik untuk berdiskusi menganai materi yang
telah disampaikan oleh guru.
 Guru menyampaikan tahapan kegiatan pembelajaran yang akan dilalui selama
pertemuan (membagi pasangan (pengamat-pelaku), mengatur giliran peran,
melakukan klarifikasi, melakukan penilaian).

1. Pendahuluan 10 menit
a. Melakukan stretching dan calistenic, pengkondisian fisik, mental, untuk
mengikuti pembelajaran.
b. Guru menjelaskan aktivitas permainan kecil untuk pemanasan (Bintang
beralih, Kucing-tikus, dll).

2. Kegiatan Inti 70 menit


a. Guru menjelaskan materi yang akan diberikan yaitu tentang latihan kelincahan
dalam kebugaran jasmani.
b. Demonstrasi (pemberian contoh) tentang latihan kelincahan dalam kebugaran
jasmani. Pada bagian ini peserta didik melakukan aktivitas observasi, bagi
peserta didik yang tidak paham diberi kesempatan untuk bertanya kepada
teman sejawat.
c. Pelaksanaan kegiatan (peserta didik mengekplorasi atau mencoba dan
melakukan asosiasi) dan melakukan tahapan kegiatan pembelajaran yang
akan dilalui selama pertemuan (mecari pasangan (pengamat-pelaku)).

Pembelajaran 1
Melakukan melempar dan menagkap bola softball selama 30 menit.
1. Peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok.
2. Peserta didik mencari pasangan masing-masing.
3. Setelah itu melakukan lari estafet dengan tidak menggunakan tongkat tetapi
menggunakan kode sesuai kelompoknya.
4. Peserta didik harus berlari jogging memutari lapangan dan melakukan estafet dengan
kelompoknya selama 20 menit.
5. Peserta didik melakukan analisis.
6. Peserta didik berdiskusi membuat perbaikan.
Pembelajaran 1
1. Peserta didik membentuk kelompok sebanyak 4 kelompok antar kelompok
berjarak 10 meter.
2. Peserta didik membawa kertas yang diletakkan didepan dada.
3. Peserta didik berlari kekelompok depannya untuk melakukan kegiatan lari
estafet dengan memindahkan kertas yang berada di depan dada ke depan
dada temannya.
4. Peserta didik tidak boleh mengganggu peserta didik lainnya.
5. Peserta didik melakukan analisis gerakan apakah pada saat melakukan lari
sudah benar atau belum.

10 meter

Pembelajaran 2
1. Pelari dibagi menjadi 2 kelompok.
2. Pelari menempati garis start yang sudah ada.
3. Pelari menunggu aba-aba dari pendidik yaitu pendidik memberikan aba-aba
“Bersedia…Siap..Ya’…!!!
4. Pelari berlari pelan-plan mengelilingi lingkaran.
5. Pelari yang menjadi pemain pertama memberikan tongkat kepemain yang kedua
pemain kedua mengoperkan tongkat kepemain ketiga pemain ketiga
mengoperkan tongkat ke pemain keempat dari grup lawan begitu seterusnya.
6. Pada saat pergantian tongkat pelari selanjutnya mengisi garis start yang
dilakukan oleh pemain pertama.
7. Pada saat pemberian pelari harus memanggil nama temannya.
Start/F
Start/F

3. Kegiatan Penutup (10 menit)


1. Pendinginan, berbaris, berdoa, selesai.
2. Mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran.
3. Siswa di beri kesempatan ganti baju selama 5 menit.
PENILAIAN SIKAP
Mata Pelajaran : PENJASORKES
Nama/Kelas :
Penilian Hari Ke / Tanggal :

No Nama Menghargai Bekerja sama Menerima Kedisiplinan


perbedaan kekalahan
karakteristik
1
2
3
4
5
6
7
Dst.

Keterangan :
Kedisiplinan
Skor 4 : Selalu mentaati peraturan tata tertib yang telah disepakati.
Skor 3 : Sering mentaati peraturan tata tertib yang telah disepakati.
Skor 2 : Kadang-kadang mentaati peraturan tata tertib yang telah disepakati.
Skor 1 : Jarang mentaati peraturan tata tertib yang telah disepakati.
Tanggung Jawab
Skor 4 : Selalu menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
Skor 3 : Sering menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
Skor 2 : Kadang-kadang menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
Skor 1 : Jarang menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
Kerjasama
Skor 4 : Selalu berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran kelompok.
Skor 3 : Sering berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran kelompok.
Skor 2 : Kadang-kadang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran kelompok.
Skor 1 : Jarang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran kelompok.
Menghargai perbedaan karakteristik
Skor 4 : Selalu menghargai perbedaan karakteristik antar peserta didik.
Skor 3 : Sering menghargai perbedaan karakteristik antar peserta didik.
Skor 2 : Kadang-kadang menghargai perbedaan karakteristik antar peserta didik.
Skor 1 : Jarang menghargai perbedaan karakteristik antar peserta didik.
PENILAIAN PENGETAHUAN
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan (X) pada alternatif jawaban yang
paling benar.
1. Lari estafet adalah salah satu cabang atletik yang disebut juga?
a. Lari jarak jauh
b. Lari jogging
c. Lari sprint
d. Lari sambung/lari beranting
2. Start yang digunakan oleh pelari pertama pada lari estafet adalah?
a. Start jongkok
b. Start melayang/berlari
c. Start berdiri
d. Start bebas
3. Start yang digunkan oleh pelari ke dua, ke tiga dan ke empat pada lari estafet
adalah?
a. Start jongkok
b. Start melayang/berlari
c. Start berdiri
d. Start bebas
4. Cara menerima tongkat estafet dengan melihat atau menoleh ke belakang
disebut juga dengan?
a. Visual
b. Non visual
c. Recive
d. Jawaban a, b, c salah
5. Di bawah ini yang termasuk nomor lari estafet yang selalu di perlombakan
dalam even nasional adalah
a. 4x100 meter dan 4x200 meter
b. 4x200 meter dan 4x400 meter
c. 4x100 meter dan 4x400 meter
d. 4x200 meter dan 4x100 meter
Kunci jawaban:

1. D
2. A
3. B
4. A
5. C
PENILAIAN KETERAMPILAN

Lakukan prilaku keterampilan dengan berpasangan. Amati gerakan yang dilakukan teman.
Berikan skor pada kolom perolehan skor yang sudah disediakan, dengan rentang skor
antara 1 sampai dengan 4. (Sangat Baik = 4, Baik = 3, Cukup = 2, Kurang = 1) Skor
maksimal = 12, Nilai = skor perolehan/skor maksimal x 10.

Berlari cepat setelah menerima


pandangan lurus kedepan pada
kaki sedikit direntangkan pada
berdiri tegak pada sikap awal

Sikap saat sesudah menerima


Sikap saat menerima tongkat
Indikator

Memegang tongkat estafet

memegang tongkat estafet

Mengayunkan tangan saat


menerima tongkat estafet

Ayunan kaki saat berlari


SAAT MELAKUKAN

Sikap saat memberikan


Ayunan tangan saat

SIKAP AKHIR
NO Ket
SIKAP AWAL

tongkat estafeet
tongkat estafet

tongkat estafet
sikap awal

estafet
Nama
Siswa
1 v v
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Mengetahui Malang,..........................2017
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran PJOK,
Jawa Timur,

......................................... Muhammad Bangkit Pahalawan


NIP. NIP.
LAMPIRAN

A. Lari Estafet
Lari estafet merupakan salah satu nomor dalam cabang atletik yang sangat
menegangkan dikarenakan para pelari yang berjumlah empat orang dalam satu tim selain
harus memiliki kecepatan yang berimbang, harus pula mampu melakukan operan tongkat
secara tepat sebagai satu prasyarat, dan tidak menyalahi aturan pergatian tongkat.
Ballesteros (1993: 51) menyatakan bahwa.
Pada estafet 4x100m, secara universal ada tiga metode pergantian tongkat (estafet) yang
diterima adalah metode “bergantian”. Pelari pertama membawa tongkat pada tangan kanannya
yang diberikan kepada ke tangan kiri pelari kedua. Dia pegang tongkat ini sambil dibawa lari
dan diberikan ke tangan kanan pelari ketiga, dia bawa lari dan diberikan ke tangan kiri pelari
keempat.

Penjelasan tentang lari estafet yaitu.


1. Start lari estafet
Start jongkok ini harus digunakan untuk pelari pertama pada nomor lari estafet 4 x
100 meter dan 4 x 400 meter, nomor lari estafet 4 x 100 meter pelari pertama menggunakan
start jongkok dan memegang tongkat pada tangan kanan atau tangan kiri berlari di lintasan
masing-masing setelah itu di teruskan oleh pelari kedua menggunakan start melayang dan
menerima tongkat dengan tangan kiri atau tangan kanan setelah itu diteruskan oleh pelari
ketiga menggunakan start melayang dengan menerima tongkat menggunakan tangan kanan
atau tangan kiri setelah itu diteruskan oleh pelari keempat menggunakan start melayang
menerima dengan tangan kiri atau tangan kiri dan pelari keempatlah yang berlari sampai garis
finish.
Perlu diketahui bahwa start melayang pada pelari kedua, ketiga dan keempat dalam
nomor lari estafet 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter ini berbeda, dimana pada pelari kedua,
ketiga dan keempat dalam nomor lari 4x100 meter ini berjarak 30 meter yaitu pada 10 meter
awal adalah garis tunggu pelari dan 20 meter adalah daerah pergantian tongkat atau kotak
wesel dan di tambah lagi yang namanya garis checkmark yaitu garis dimana jika pelari
sebelumnya sudah mencapai garis checkmark maka pelari selanjutnya akan berlari untuk
menghindari tabrakan atau benturan antar atlit ini dikarenakan pelari 4x100 meter berlari
dengan kecepatan tinggi dan menggunakan pergantian tongkat dengan cara non-visual. Ini
berbeda dengan nomor lari estafet 4 x 400 meter yaitu melakukan pergantian tongkat dengan
menggunakan start melayang pada pelari kedua, ketiga dan keempat yang hanya terdapat
zona pergantian tongkat sekaligus zona tunggu yang berjarak 20 meter.
Nomor 4 x 400 meter lari estafet pelari pertama menggunakan start jongkok dan
memegang tongkat dengan tangan kanan atau tangan kiri, berlari sampai jarak yang 400
meter setelah itu diterima pelari kedua menggunakan start melayang, tongkat diterima oleh
tangan kiri atau tangan kanan dan boleh pindah tangan ke tangan kanan atau sebaliknya,
pelari kedua berlari sejauh 100 meter pada tikungan pertama setelah itu masuk ke lintasan
dalam dengan ditandai adanya cone yang berjajar pada garis lintasan untuk menandai bahwa
para pelari diperbolehkan memasuki lintasan dalam yaitu yang dimaksud adalah lintasan 1
dan 2 setelah itu diteruskan oleh pelari ketiga yang berada pada garis 10 meter sebelum
finish karena daerah pergantian tongkat 20 meter. Penentuan posisi tempat pelari ditentukan
saat pelari berada di 200 meter sebelum memasuki garis finish setelah itu diteruskan oleh
pelari keempat yang peraturannya sama dengan pelari ketiga dan berlari sampai garis finish.
Halaman berikut disajikan gambar start jongkok pelari pertama dan start melayang pelari
kedua, ketiga, dan keempat.
Gambar 2.1 Start Jongkok Pelari Pertama
(Sumber: McMane, 1985: 27)

Gambar 2.2 Start Melayang pada Pelari Kedua, Ketiga, Keempat


(Sumber: Ballesteros, 1993: 51).

a. Pada aba-aba “BERSEDIAAA” para pelari mengambil sikap berjongkok dengan kedua
kakiknya menumpu pada start-block dan lutut kaki belakang diletakkan ke tanah sedikit
ke depan dari pada ujung jari kaki sebelah depan. Kedua tangan dibelakang garis start,
kira-kira selebar bahu, dengan ujung-ujung jari tangan membentuk lengkungan tinggi
(dengan ibu jari mengarah kedalam).

Gambar 2.3 Pada Saat Aba-Aba “Bersedia” Menggunakan Start Block


(Sumber: Sudarsini, 2013: 41)

b. Pada aba-aba “SIAAAP” berat badan digerakkan sedikit, pinggang diangkat mencapai
posisi sedikit lebih tinggi dari bahu, sehingga kaki depan dibengkokkan dengan sudut ±
90º dan kaki belakang membentuk sudut ± 130º. Kedua kaki menekan pada start-block
dan bahu pada saat ini berada sedikit di depan tangan. Kedua lengan harus lurus namun
tidak kaku berat badan dibagi merata antara kedua tangan dan kaki, sedang mata
memandang ke bawah sedikit jauh dari garis start.
Gambar 2.4 Pada Saat Aba-Aba “Siap” Menggunakan Start Block
(Sumber: Sudarsini, 2013: 41)

c. Pada saat letusan pistol-start, atlet ini menolakkan dirinya terhadap balok start. Pada saat
yang sama mengangkat tanganya dari tanah sehingga membuat tak seimbangnya badan
yang akan memulai langkah-langkah start. Kaki depan diluruskan dengan kuat untuk
memberikan dorongan kedepan dan kaki belakang segera ditarik, cukup bengkok guna
menciptakan gerakan yang
cepat. Sementara itu lengan-lengan dalam keadaan seimbang dan membantugerakan kaki
dengan menekankan gerakan lari yang cepat & kuat.

Gambar 2.5 Pada Saat Aba-Aba Ya’ atau Letusan Pistol Menggunakan Start Block
(Sumber: Sudarsini, 2013: 41)

d. Selama melakukan atau membuat langkah-langkah start, badan melaju (dalam posisi)
rendah, bagaikan sebuah anak panah lepas dari busurnya. Dengan sudut ± 45º dan dengan
langkah-langkah yang rendah namun cepat disertai gerakan “penyapuan belakang/sweep-
back” telapak tumit kaki pada tanah tetapi langkah-langkah ini tidak boleh secara sengaja
diperpendek.
Gerakan lari memiliki tiga phase, yaitu:

a. Fase Dorongan/Drive phase


Phase ini dimulai sejak titik pusat gravitasi pelari bergerak melampaui kaki penopang
dan berakhir pada saat kaki lepas meninggalkan tanah. Pada saat titik pusat gravitasi bergerak
kedepan, kaki penopang berubah fungsi sebagai kaki pendorong atas bantuan gerak
meluruskan (extension) pada pinggang, lutut, dan mata kaki. Pada saat kaki menyapu
kebelakang, penggang ini didorong ke depan. Pada saat yang sama kaki yang lain (yang
bebas) dibengkokkan dan bergerak kedepan dan ke atas menimbulkan suatu “force-couple”.

b. Fase Pemulihan/Recovery phase


Sekali gerak dorong (ke depan) selesai, kaki dari tungkai pendorong menginggalkan
tanah dan titik pusat gravitasi diproyeksikan sepanjang suatu garis parabola. Phase ini
meliputi pula bebrapa gerak hilangnya/berkurangnya kecepatan (lari). Kaki belakang
sekarang mulai dibengkokkan, dan disini tinggi kaki belakang berkaitan dengan kecepatan
gerak. Kaki yang lain di depan badan mulai dibuka dan secara aktif ditarik sampai menyentuh
tanah. Kaki belakang meneruskan gerak membengkokkan/melipat dan lengan mulai berayun
kearah berlawanan. Keseluruhan dari bagian siklus langkah lari dapat dianggap sebagai phase
pemulihan yang relax dalam rangka persiapan dorongan gerak ke depan berikutnya.

c. Fase Pendukung/Support phase


Ini mengacu kepada suatu “reception = penerimaan”, yaitu suatu moment singkat/saat
ketika kaki menyentuh tanah dan terjadi turunnya masa badan pelari sedikit. Telapak kaki
menyentuh tanah pertama sekali, kemudian tungkai membengkok sedikit, tumit juga
menyentuh tanah. Lutut kaki belakang semakin ditekuk bada pada saat bergerak kedepan
sampai melampaui lutut dari kaki (pendukung) yang lain dan kaki ini sekarang menjadi kaki
pendorong. Gerakan kaki selalu elastis. Meskipun impuls dorongan bergerak lebih kedepan
kaki bila kecepatan ditambah, hal ini tidak berarti bahwa seorang sprinter harus berlari “di
atas ujung jari-jari kaki = jinjit”, tetapi dia dituntut untuk “berlari tinggi/run tali”dengan gerak
mata kaki/angkle yang ‘lincah’.
Pergantian tongkat ini suatu proses non-visual, pelari yang akan berangkat lari tidak
melihat tongkat sampai pada tangannya, tetapi menunggu di suatu titik yang tepat dalam zona
percepatan, sampai pelari yang datang mencapai titik check yang dipasang sebelumnnya
(Ballesteros, 1993:51).

Gambar 2.6 Lintasan Lari Estafet 4x100 Meter dan Zona Pergantian Tongkat
(Sumber: Ballesteros, 1993: 26).

Estafet adalah nomor perlombaan yang mengarah pada kerjasama regu, dalam
olahraga yang ditujukan pada keunggulan pribadi. Lari Estafet adalah salah satu dari lomba-
lomba yang paling menarik dalam perlombaan lintasan, dan bisa dipakai sebagar tolok ukur
kekuatan keseluruhan sebuah regu. Ini juga memberi kesempatan pada pelatih untuk
memperlombakan pelari-pelari tingkat kedua (McMane, 1985:27).

Gambar 2.7 Posisi Badan dan Tangan Saat Pergantian Tongkat


(Sumber: Ballesteros, 1993: 26).
Ada dua metode digunakan dalam pergantian tongkat estafet (Ballesteros, 1993: 51) yaitu.
1. Pergantian Atas, dimana si penerima meraih ke belakang secara wajar, dengan siku
sedikit di bengkokkan dan jari-jari tangan menunjuk ke atas.
2. Pergantian bawah, di mana pelari menerima mengulurkan tangan ke belakang dengan
telapak tangan menghadap ke atas.
Dalam kedua metode, ibujari dan jari-jari tangan harus membentuk huruf “V” dengan ibu jari
menunjuk kea rah badan, dan jari-jari lainnya merapat.

Gambar 2.8 Pergantian Tongkat Menggunakan Pergantian Atas


(Sumber: Muller dan Ritzdorf, 2000: 44)

Gambar 2.9 Pergantian Tongkat Menggunakan Pergantian Bawah


(Sumber: Carr, 1997: 41)

Pergantian tongkat pada estafet panjang 4x400m tidak memerlukan perhitungan waktu
(timing) yang rumit/sempurna namun banyak latihan praktik masih tetap diperlukan dalam
rangka memperkecil hilangnya waktu dan resiko benturan dengan pelari lain pada waktu
pergantian kedua dan ketiga. Adalah menjadi tanggung jawab pelari yang akan berangkat
untuk mencatat/mengetahui waktunya pada saat start sehinngga dia dan team dia akan berlari
dengan kecepatan yang sama pada saat pergantia tongkatberlangsung (Ballesteros, 1993: 52).
Dari berbagai pendapat di atas peneliti menyimpulkanan bahwa lari estafet adalah lari
bersambung dengan memakai tongkat yang memerlukan kerjasama tim meliputi pelari
pertama, kedua, ketiga, keempat.untuk mencapai garis finish dengan cara memberikan
tongkat kepada pelari selanjutnya dengan kecepatan tinggi selain itu lari estafet merupakan
salah satu nomor yang menegangkan.

You might also like