You are on page 1of 6

HIPERSOMNIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia medis manusia dibedakan menjadi dua kelompok yaitu orang yang sehat
dan orang yang sakit. Orang sehat adalah orang yang kondisi fisik, biologis, dan psikisnya
dalam keadaan normal. Sementara orang sakit yaitu seseorang yang dalam kondisi tidak normal
baik fisik, biologis, maupun psikisnya.
Sehat itu penting. Maka dari itu, orang yang sakit akan selalu berusaha menjadi sehat.
Namun demikian, orang yang sehat tidak bisa santai saja. Orang yang sehat juga harus selalu
mempertahankan kesehatannya.
Demi terwujudnya hidup sehat, setiap orang harus memenuhi kebutuhan dasar manusia
yang erat kaitannya dengan ciri-cirinya seperti makan yaitu membutuhkan nutrisi, bernafas yang
membutuhkan oksigen, berkembang biak agar dapat melestarikan keturunan, beraktivitas seperti
berolahraga agar badan terjaga kebugarannya, serta istirahat untuk mempertahankan status
kesehatan dan lain sebagainya.
Istirahat adalah keadaan relaks tanpa adanya suatu tekanan emosional, bukan hanya
dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga dalam kondisi yang membutuhkan ketenangan.
Istirahat merupakan suatu kondisi ketika seseorang merasakan merasakan bahwa segala
sesuatu dapat diatasi, bebas dari gangguan ketidaknyamanan, mempunyai sejumlah kepuasan
terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan, serta mengetahui adanya bantuan sewaktu
memerlukan.
Salah satu bentuk istirahat yaitu tidur. Tidur adalah kondisi tidak sadar dimana seseorang
dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai. Tidur yang baik adalah tidur yang
sesuai kebutuhan. Kebutuhan tidur setiap orang berbeda bergantung kepada usia orang tersebut.
Apabila seseorang tidur dalam kondisi kurang atau lebih dari normalnya kebutuhan tidur,
maka tidur hal tersebut dikategorikan kepada masalah kebutuhan tidur. Banyak sekali ragam
masalah kebutuhan tidur, seperti insomnia atau gangguan sulit tidur, parasomnia, enuresa,
hipersomnia dan lain-lain.
Sesuai dengan uraian di atas, penulis membuat makalah yang berhubungan dengan
masalah kebutuhan tidur yang berjudul “Hipersomnia”. Diharapkan makalah ini dapat berguna
bagi pembaca dan masyarakat umum dan khususnya untuk penulis sebagai pedoman dalam
semua kegiatan yang berhubungan dengan masalah kebutuhan tidur.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul da latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagaimana
pertanyaan-pertanyaan berikut:
 Apa yang dimaksud dengan hipersomnia?
 Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya hipersomnia?
 Apa saja dampak yang disebabkan hipersomnia?
 Bagaimana cara mencegah dan mengatasi terjadinya hipersomnia?

1.3 Batasan Masalah


Pembahasan dalam bab selanjutnya akan memakan banyak waktu, tenaga, serta fikiran
apabila tidak dibatasi. Selain itu juga akan terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya
pembahasan akan menyimpang dari makalah ini. Pokok pembahasan dalam makalah
Hipersomnia ini hanya sebatas pada penjelasan tentang pengertian hipersomnia, gejala-gejala
hipersomnia, faktor-faktor penyebab hipersomnia, dampak dari hipersomnia, serta cara
mencegah dan mengatasi terjadinya hipersomnia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hipersomnia


Kata Hipersomnia (hypersomnia) berasal dari kata Yunani hyper, yang artinya “lebih”
atau “lebih dari normal”, dan dari bahasa Latin somnus, artinya “tidur”. Hioersomnia disebut
juga dengan oversleeping. Hipersomnia adalah gejala kelebihan tidur atau bertambahnya waktu
tidur sampai 25% dari pola tidur yang biasa. Karena kelebihan, hipersomnia juga tidak baik
untuk kesehatan tubuh. Maka dari itu para pakar menganjurkan untuk tidur sesuai kebutuhan.
Hipersomnia terbagi menjadi dua macam yaitu hipersomnia primer dan hipersomnia
sekunder. Hipersomnia primer merupakan rasa kantuk yang berlebihan sepanjang hari yang
berlangsung sampai sebulan atau lebih. Rasa kantuk yang berlebihan ( terkadang disebut sebagai
mabuk tidur) dapat berbentuk kesulitan untuk bangun setelah periode tidur yang panjang
(biasanya 8 sampai 12 jam tidur), atau mungkin ada pola episode tidur siang , muncul setiap hari,
dalam bentuk tidur siang yang diharapkan atau tidak diharpkan. Hipersomnia sekunder adalah
bentuk pola tidur berlebih yang berlangsung selama beberapa hari.

2.2 Faktor-Faktor Penyebab Hipersomnia


Gangguan kebutuhan tidur hipersomnia dapat disbabkan oleh berbagai hal. Misalnya
pada hipersomnia sekunder, penyebabnya dapat berupa karena kelelahan. Seseorang yang sehat
terkadang melakukan aktivitas yang berat sehingga mereka merasakan lelah yang luar biasa.
Kelelahan tersebut menyebabkan orang yang bersangkutan mnjadi selalu mengantuk dan selalu
ingin tidur.
Bahkan bukan hanya karena kelelahan karena kerja berat, melainkan karena dalam suatu
hari atau beberapa hari seseorang mengalami kurang tidur shingga pada hari-hari selanjutnya
selalu mengantuk dan saat dibawa tidur, sulit untuk bangun karena tubuh masih lemas dan
mengantuk. Akibatnya seseorang merasakan kantuk yang sangat besar dan selalu ingin tidur
bahkan terkadang tidak kenal tempat dan waktu.

Selain itu, hipersomnia juga dapat disebabkan oleh faktor mental seperti cemas, depresi,
stres, dan lainnya. Sebab seseorang yang depresi kurang bersemangat dalam melalui hari-
harinya. Oleh sebab itu mereka berdiam diri dan dalam berdiam diri tersebut terkadang rasa
kantuk menyerang tiba-tiba kemudian orang yang bersangkutan memilih untuk tidur.
Akan tetapi hipersomnia juga dapat disebabkan karena adanya gangguan pada otak,
karena konsumsi obat tidur, atau karna kurangnya kadar oksigen dalam tubuh. Kadar oksigen
dalam tubuh mempengaruhi tingkat energi dalam tubuh. Sedangkan energi mempengaruhi otak
untuk membuat seseorang menjadi semangat.

2.3 Dampak yang Ditimbulkan oleh Hipersomnia


Seperti penyakit atau gangguan pada umumnya, hipersomnia juga menimbulkan penyakit
yang lainnya. Diantaranya yaitu diabetes, obesitas, sakit jantung, sakit kepala, sakit punggung,
bahkan kematian. Hal tersebut karena hipersomnia termasuk kriteria cara tidur yang tidak sehat.
Tidur memang kebutuhan, namun kurang gerak juga menyebabkan tidak normalnya kerja
jantung, beredarnya darah, metabolisme termasuk di dalamnya yaitu pernafasan dan pencernaan.
Selanjutnya jika terus berkelanjutan, maka dapat menyebabkan kematian yang disebabkan oleh
komplikasi.
2.4 Cara Mencegah dan Mengatasi Hipersomnia
Gangguan masalah kebutuhan tidur hipersomnia yang dapat menimbulkan ganggun yang
lebih parah termasuk menjadi pemicu kematian seseorang, masih dapat dicegah melalui beberapa
cara tertentu. Misalnya dari pola makan, seseorang dapat mencegah gejala penyebab penyakit
serius ini dengan tidak mengkonsumsi alkohol, makanan berlemak, makanan rendah zat besi dan
dengan sarapan yang terlalu manis. Sebab, pola konsumsi seperti yang telah disebutkan tersebut
merupakan jenis-jenis makanan yang dapat memicu rasa kantuk.
Selanjutnya mewujudkan tidur berkualitas. Tidur berkualitas yaitu cara tidur dimana
gelombang otak masuk ke dalam fase terlelap tanpa perduli berapa lama waktu yang berjalan.
Entah hanya sebentar atau cukup lama. Namun tidak berlebihan, yaitu sekitar 8-9jam perhari
untuk orang dewasa. Fase ini akan terwujud apabila seseorang benar-benar siap untuk tidur.
Bukan sekedar memejamkan mata saja.
Untuk mewujudkan tidur berkualitas, dapat dibantu dangan menjadikan tempat tidur
senyaman mungkin. Dapat berupa menjauhkan televisi, video games dan laptop di kamar.
Mengatur jam tidur agar teratur, baik waktu tidur maupun waktu bangun. Diusahakan untuk
tidur dan bangun pada jam yang sama dalam setiap harinya, misalnya dengan bantuan catatan
aktivitas harian dan alarm. Seandainya seseorang tidak dapat tidur tepat pada waktu yang telah
dijadwalkan, maka hendaknya orang yang bersangkutan tetap patuh pada jam bangun yang telah
ia jadwalkan.
Makan dengan teratur. Erat kaitannya waktu tidur dengan waktu makan. Makan di jam
yang sama dalam setiap harinya akan berpengaruh terhadap distribusi energi untuk memberikan
sinyal kepada kita bahwa sudah tiba waktunya istirahat dan sebagainya.
Lakukan olahraga sebagai aktivitas bakar lemak seperti aorobik setiap hari minimal 30
menit. Hal tersebut akan membuat kita lebih cepat terlelap. Namun hindari berolahraga 3 jam
sebelum tidur karena adrenalin yang terpacu justru akan menjauhkan rasa kantuk.
Kemudian tidur saat kita benar-benar sudah mengantuk. Rasa kantuk yang sebenarnya
yaitu ketika kita mulai merasa tak bisa berkonsentrasi dan mata sudah ingin terlelap. Bukan
karena lelah setelah melakukan aktivitas seharian. Sebab, keadaan tersebut bukan membuat kita
terlelap melainkan membuat kita berguling-guling di tempat tidur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan dasar manusia salah satunya yaitu istirahat. Macam istirahat yaitu tidur. Tidur
adalah kondisi tidak sadar dimana seseorang dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang
sesuai. Kebutuhan tidur setiap orang bergantung kepada tingkatan usianya. Tidak sesuainya
tidur seseorang dengan kebutuhan tidur orang yang bersangkutan dikategorikan sebagai masalah
kebutuhan tidur.
Salah satu masalah kebutuhan tidur yaitu hipersomnia. Hipersomnia adalah gangguan
masalah kebutuhan tidur dengan gejala kelebihan tidur. Meskipun tidur merupakan kebutuhan,
akan tetapi kelebihan tidur juga berdampak buruk pada kesehatan seseorang.
Hipersomnia dapat disebabkan oleh kelelahan, kurang tidur pada suatu malam, gangguan
pada mental seperti rasa cemas, depresi, atau stres. Hipersomnia juga dapat disebabkan karena
adanya gangguan pada otak, karena obat tidur, dan kurangnya kadar oksigen dalam tubuh.
Hipersomnia yang merupakan gangguan masalah kebutuhan tidur menimbulkan dapak
negatif bagi kesehatan. Diantara dampak yang timbul akibat hipersomnia yaitu diabetes,
obesitas, sakit jantung, sakit kepala, sakit punggung, bahkan kematian.
Namun demikian, gangguan kebutuhan tidur ini masih dapat dicegah dan diatasi dengan
cara hidup sehat terutama mengatur jadwal tidur, mengatur pola makan, serta menyempatkan diri
untuk berolahraga.

3.2 Saran
Istirahat tidur merupakan suatu kebutuhan dasar manusia. Hal tersebut berguna untuk
mewujudkan hidup sehat. Namun diusahakan untuk tidur sebatas sesuai kebutuhan tanpa
melebihi batas kebutuhan tidur yang disesuaikan dengan tingkatan usia seseorang. Terkadang
memang sulit karena faktor masih mengantuk. Akibatnya masih saja menambah jam tidur.
Padahal hal terebut tidak baik bagi kesehata. Maka disarankan untuk membuat jadwal
kegiatan sehari-hari termasuk jam tidur dan jam bangun. Dukung jadwal tidur tersebut dengan
jadwal makan dan olahraga yang teratur. Hal ini dilakukan untuk mengkondisikan suplay
oksigen dalam tubuh. Selain itu jika perlu atur juga jadwal kegiatan sehari-hari lainnya.
Hindari aktivitas berat yang mengakibatkan tubuh kita sangat lelah. Jika memang suatu
saat dihadapkan dengan aktivitas yang sangat melelahkan tersebut, maka hendaknya kondisi
orang yang bersangkutan harus benar-benar fit dan segeralah mengganti energi yang terkuras.
Hindari begadang. Jika tidak, hendaknya dirutinkan saja pola tidurnya agar tubuh tidak
stres atau kaget. Selalu menjaga kondisi mental agar tidak terjadi stres psikis.
Hindari pola mengkonsumsi obat tidur untuk mewujudkan istirahat tidur. Jika seseorang
tidak dapat tidur karena faktor lelah, segera refreshing dan menenangkan diri dengan hiburan.
DAFTAR PUSTAKA
http://ekoputerasampoerna.blogspot.com/2013/02/hipersomnia-karena-kurang-oksigen.html
http://patofisiologipenatalaksanaan.blogspot.com/2011/09/hipersomnia-penyebab-dan-cara.html
http://4loveandlife.blogspot.com/2011/07/hipersomnia-penyakit-yang-membua

You might also like