Professional Documents
Culture Documents
ANTROPOMETRI KESEHATAN
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
Penentuan laki-laki atau perempuan pada sisa mayat yang hanya berupa
tulang. Contohnya, diameter caput humera dan fosa glenoidea, dan ukuran-ukuran
kepala. Bila panjang fosa glenoidea lebih dari 32 mm, identifikasi rangka
cenderung merujuk pada individu laki-laki.
2
2. Antropometri pada neonatal dan anak-anak menilai status gizi dan
pertumbuhan.
Ukuran penting adalah lingkar kepala, lingkar lengan atas, berat badan dan
tinggi badan. Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan besar otak, maturitas tulang,
dan status gizi. Prinsip pertumbuhan anak adalah cephalocaudal dan
proximodistal, contohnya, pertumbuhan otak lebih dahulu optimal dibanding
pertumbuhan organ di sebelah kaudal otak. Demikian pula truncus lebih optimal
pertumbuhannya disbanding tungkai.
3
8. Segmometer: pengukur segmen badan (lebar dan panjang)
4
2.5. Titik-Titik Anatomis Pada Badan
1. Suprasternale
2. Akromion: titik pada tepi superior dan lateral prosesus akromialis; tengah-
tengah antara tepi anterior dan posterior otot deltoid, dilihat dari samping.
3. Radiale: titik pada tepi proksimal dan lateral kepala radius
4. Stylon: titik palig distal pada tepi lateral kepala inferior radius
5. Dactylion: ujung jari terpanjang (biasanya jari tengah) ketika lengan
mengarah ke bawah; telapak dan jari tangan membuka ke bawah
6. Symphision: titik pada sympisis pubis, di atas genitalia
7. Tibiale: titik pada tibia (lutut)
8. Trokanterion: titik paling superior pada trokanter mayor femur, bukan titik
paling lateral
9. Acropodion: titik paling anterior ibu jari kaki
10. Spyrion: titik pada malleolus medialis tibia
11. Pternion: titik paling posterior pada tumit
12. Subskapula: ujung paling bawah sudut inferior scapula
13. Xiphoidale: tepi bawah sternum, merupakan ujung bawah xiphion
14. Iliokristale: titik paling lateral tuberkel ilium pada garis ilioaksila
15. Iliospinale: titik paling inferior spina iliaka superior anterior
16. Tibiale mediale: titik paling superior tepi medial kepala tibia
17. Tibiale laterale: titik paling superior tepi lateral kepala tibia
18. Sphyrion: titik paling distal maleolus medialis tibia
19. Mid-akromiale-radiale: titik dengan jarak yang sama (equidistant) dari
akromiale ke radiale
20. Midstylion: titik tengah, pada permukaan anterior pergelangan tangan,
pada garis horizontal, pada level stylion
21. Mesosternale: titik tengah sternum pada level artikulasi antara costae IV
dan sternum
22. Garis ilio-aksila: garis imajiner vertical yang menghubungkan titik tengah
ketiak ke tepi lateral dan superior ilium.
5
2.6. Teknik Antropometri
6
katakan pada anak untuk berdiri di atas timbangan dan diam tidak bergerak.
Berbicaralah dengan lembut pada anak dan bukan menakutinya.
Persiapan alat:
1. Letakkan timbangan di tempat yang rata dan datar
2. Pastikan jarum timbangan menunjukkan angka nol
C. Tahap Pelaksanaan
1. Timbang bayi telanjang, anak lebih besar dengan pakaian minimal
2. Baca dan catat berat badan anak sesuai dengan angka yang ditunjuk oleh jarum
timbangan
3. Posisikan anak di atas timbangan Jika anak bergerak-gerak terus di atas
timbangan atau tidak bisa diam, maka perlu ditimbang dengan ibunya. Berat
badan anak didapat dengan mengurangi hasil penimbangan dengan berat badan
ibu.
D. Interpretasi Hasil
Baca hasil ketika bayi atau balita dalam keadaan tenang. Membaca hasil
ketika bayi menangis atau bergerak-gerak akan mengakibatkan kesalahan
pembacaan. Upayakan untuk bekerja sama dengan orang tua atau pengasuh bayi
untuk mempertahankan bayi tetap tenang walaupun hanya sebentar.
7
4. Buka papan hingga posisinya memanjang dan datar
5. Tarik meteran sampai menempel rapat pada dinding tempat menempelnya
kepala dan pastikan meteran menunjuk angka nol
6. Geser kembali papan penggeser pada tempatnya
Persiapan papan pengukur panjang badan untuk anak 2 tahun ke atas:
1. Letakkan microtoise di lantai yang rata dan menempel pada dinding yang
tegak lurus
2. Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka pada jendela baca
menunjukan angka nol
3. Paku/tempelkan ujung pita meteran pada dinding
4. Tarik kepala microtoise keatas sampai ke paku
Persiapkan untuk mengukur panjang badan secepatnya setelah menimbang
anak. Pastikan sepatu anak, kaos kaki, dan hiasan rambut sudah dilepas. Jika bayi
akan ditimbang dengan telanjang, boleh menggunakan popok kering untuk
menghindari basah ketika pengukuran berlangsung. Jika ruang tempat pengukuran
dalam keadaan dingin maka selimuti anak agar tetap hangat sambil menunggu
pengukuran. Dalam pengukuran panjang atau tinggi anak, ibu harus membantu
proses pengukuran dengan tujuan untuk menenangkan serta menghibur anak.
Jelaskan pada ibu alasan pengukuran dan tahapan prosedur pengukuran. Jawab
pertanyaan yang diajukan ibu. Tunjukkan dan jelaskan kepada ibu bagaimana ibu
bisa membantu. Jelaskan pula pentingnya menjaga anak tetap tenang agar
didapatkan hasil pengukuran yang tepat.
C. Tahap Pelaksanaan
Terlentangkan balita diatas papan pengukur dengan posisi kepala
menempel pada bagian papan yang datar dan tegak lurus (papan yang tidak dapat
bergerak) Pastikan bagian puncak kepala menempel pada bagian papan yang statis
Posisikan bagian belakang kepala, punggung, pantat dan tumit menempel secara
tepat pada papan pengukur. Geser bagian papan yang bergerak sampai seluruh
bagian kedua telapak kaki menempel pada bagian papan yang dapat digeser
(dengan cara menekan bagian lutut dan mata kaki). Baca dan catat panjang badan
anak dari angka kecil ke angka besar.
8
Pemeriksaan tinggi badan dengan microtoise:
Pastikan sepatu, kaos kaki dan hiasan rambut sudah dilepaskan. Posisikan
balita atau pasien berdiri tegak lurus dibawah microtoise membelakangi dinding
Posisikan kepala balita atau pasien berada dibawah alat geser microtoise,
pandangan lurus ke depan. Posisikan balita tegak bebas, bagian belakang kepala,
tulang belikat, pantat dan tumit menempel ke dinding. Karena posisi ini sulit
dilakukan pada anak obesitas, maka tidak perlu keempat titik tersebut menempel
ke dinding, asalkan tulang belakang dan pinggang dalam keseimbangan (tidak
membungkuk ataupun tengadah). Posisikan kedua lutut dan tumit rapat. Tarik
kepala microtoise sampai puncak kepala (vertex) balita atau pasien. Baca angka
pada jendela baca saat balita atau pasien menarik nafas (inspirasi) dan mata
pembaca harus sejajar dengan garis merah. Angka yang dibaca adalah yang
berada pada garis merah dari angka kecil ke arah angka besar . Catat hasil
pengukuran tinggi badan. Lakukan pengukuran sebanyak tiga kali untuk
meningkatkan akurasi pengukuran.
D. Interpretasi Hasil
Mengukur panjang atau tinggi anak tergantung dari umur dan kemampuan
anak untuk berdiri. Mengukur panjang dilakukan dengan cara anak berbaring
(telentang), sedangkan mengukur tinggi anak dilakukan pada posisi berdiri tegak.
Anak berumur kurang dari 2 tahun, pengukuran dilakukan dengan berbaring
Telentang. Anak berusia 2 tahun atau lebih dan anak sudah mampu berdiri,
pengukuran dilakukan dengan berdiri. Secara umum, tinggi badan akan lebih
pendek sekitar 0,7 cm dibandingkan dengan panjang badan. Perbedaan ini telah
dipertimbangkan dalam menyusun standar pertumbuhan oleh WHO yang
digunakan dalam membuat grafik di Buku GPA. Oleh karena itu, penting untuk
mengkoreksi hasil bila pengukuran tidak dilakukan dengan cara yang sesuai untuk
kelompok umur. Jika seorang anak berumur kurang dari 2 tahun diukur tingginya
(berdiri) maka ditambahkan 0,7 cm untuk mengkonversi menjadi panjang badan.
Jika seorang anak berumur 2 tahun atau lebih dan dan diukur panjangnya
(berbaring) maka dikurangi 0,7 cm untuk mengkonversi menjadi tinggi badan.
Pembacaan angka dilakukan dengan menyejajarkan mata dengan garis merah pada
9
jendela pembaca. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan pembacaan.
10
4. Krista Iliaka
“Lipatan kulit dicubit tepat superior terhadap iliokristale pada linea
ilioaksila. Subjek abduksi lengan kanan sampai horizontal atau
menempatkan lengan melintas dada untuk mengistirahatkan tangan kanan
di bahu kiri. Luruskan jari-jari tangan kiri pada penanda iliokristale dengan
melakukan tekanan ke arah dalam sehingga jari-jari berada di atas krista
iliaka. Gantikan jari-jari ini dengan ibu jari kiri dan tempatkan jari telunjuk
pada jarak yang cukup superior terhadap ibu jari sehingga bagian yang
tercubit menjadi lipatan kulit yang akan diukur. Lipatan ini memanjang
agak ke arah bawah terhadap aspek medial badan.”( perhatikanlipatan kulit
ini ekuivalen dengan yang dideskripsikan oleh Durnin dan womersley
(1974) sebagai lipatan kulit suprailiaka).
5. Suprasnpinale
Lipatan kulit ini bisa disebut suprailiaka oleh Heath dan Carter (1967)
tetapi sekarang di kenal sebagai supraspinale (Carter and head, 1990).
Lipatan kulit ini juga digunakan untuk penentuan tipe badan
atausomatotipe Head-Carter. “Lipatan ini dicubit di titik tepat pada garis
dari iliospinale ke tepi depan berpotongan dengan garis batas horizontal
superior ilium setinggi iliokristale. Garis batas ini sekitar 5-7 cm di atas
iliospinale, tergantung ukuran subjek dewasa, dan mungkin pada anak
kecil sampai 2cm. Lipatan ini memanjang ke medial bawah dengan sekitar
45 °.
6. Abdominal
Abdominal adalah lipatan vertikal ang dicubit 5 cm (kira-kira di
midline belly rectus abdominis) dari sisi tangan kanan omphalion (titik
tengah napel atau tali pusar). Pada pengukuran ini penting bahwa
pengukuran yakin cubitan pertama kuat dan luas karena sering otot yang
dimaksud kurang berkembang. Hal ini dapat mengakibatkan salah periraan
ketebalan lapisan subkutan jaringan.
7. Paha depan
11
Pengukur berdiri mengahap sisi kanan subjek pada sisi lateral paha.
Lutut subjek ditekuk pada sudut yang tepat dengan menempatkan kaki
yang benar pada kotak atau kursi. Tempat ini ditandai pararel terhadap
aksis panjang fermur pada titik tengah jarak antara lipatan inguinal dan
batas superior patella (saat tungkai bawah ditekuk). Pengukuran lipatan
kulit dapat dilakukan saat lutut dilekuk atau dengan tungaki bawah lurus.
Sebagai contoh, jika lipatan sulit diangkat, subjek boleh diminta
mengekstensikan ringan sendi lutut dengan menggerakkan kaki ke depan
untuk mengurangi tegangan kulit. Jika masih terdapat kesulitan, subjek
dapat membantu dengan mengangkat sisi dalam paha untuk mengurangi
tegangan kulit. Sebagai usaha terakhir untuk subjek yang mempunyai
lipatan kulit yang ketat, pencatat (berdiri pada aspek medial paha subjek)
dapat membantu dengan mencubit lipatan dengan kedua tangan sehingga
akanterdapat sekitar 6 cm antara jari-jari tangan yang mengangkat lipatan
pada tanda anatomis yang benar dan tangan kiri yang mengangkat lipatan
distal. Halifer kemudian diletakkan di antara tangan pencatat, 1 cm dari
ibu jari pencatat dan jari telunjuk tangan kanan.
8. Betis Medial
Dengan subjek duduk atau dengan kaki di atas suatu kotak (lutut
membentuk sudut 90̊) dan dengan betis relaksasi, lipatan vertikal diangkat
pada aspek medial betis setinggi lingkar terbesarnya. Lingkar ii akan
ditentukan selama pengukuran dengan melingkarkan pita ukur dan
ketinggiannya harus diberi tanda pada aspek medial betis selama proses
ini. Lihat tampat yag diberi tanda dari depan untukn meyakinkan bahwa
titik paling medial telah ditentukan dengan benar.
9. Mid-aksila
12
tangan subjek diletakkan pada kepala mereka). Mengangkat lengan lebih
jauh dapat menyebabkan kulit sulit untuk dicubit.
Perhatikan tabel Titi –titik anatomis untuk pengukuran tebal lipatan kulit
menggunakan caliper (diadaptasi dari Hayward Vivian H & L.M. Stolarczyck.
1996. Aplied Body Composition Assessment. Human Kinetics Books. Canada. Pp.
28-29)
13
4 Suprailiaka Miring Di atas krista Lipatan kulit diukur
iliaka pada krista iliaka,
segaris dengan
midaksila pada sisi
lateral badan.
5 Abdomial Horizontal Umbilicus Lipatan kulit diukur 3
cm di lateral
umbilicus
6 Biceps Vertikal Biceps brachii Lipatan kulitt diukur
di atas biceps brachii
pada lengan depan
atas, dan segaris
dengan triceps di
lengan belakang.
7 Triceps Vertikal Prosesus Lipatan kulit diukur
akromialis di antara akromion
skapula dan dan olekranom, pada
proses lengan belakang atas,
olekranon ulna agak ke lateral.
8 Paha Vertikal Lipatan inguinal Lipatan kulit diukur
dan patella pada tengah paha,
antara inguinal dan
patella.
9 Betis Vertikal Pada lebar betis Pada lebar betis
maksimal terbesar, di tengah
betis, sisi belakang
lateral.
14
2.10. Tekhnik Pengukuran 13 Lingkar Dengan Pitameter
1. Lingkar kepala
2. Lingkar Leher
15
sudut 45 ̊ dan tegangkan biceps sepenuhnya dan tahan, sementara pengukuran
dilakukan.”
7. Lingkar dada
8. Lingkar Pinggang
Pegukuran ini dilakukan pada titik tersempit antara batar kosta terendah
dan krista iliaka. Jika tidak ada penyempitan yang jelas, pengukuran dapat
dilakukan di pertengahan kedua tanda tersebut. Pengukur berdiri di depan
subjek untuk menempatkan pita pada lingkar terkecil pinggang. Pengukuran
ini dilakukan pada akhir respirasi normal dengan lengan relaksasi di samping.
9. Lingkar panggul
16
Pengkuran ini dilakukan setinggi protuberantia mayor posterior pantat
(bagian pantat yang paling meninjol) yang biasanya di anterior setara dengan
tinggi simfisis bubis. Pengukur berdiri di samoing subjek untun meyakinkan
bahwa pita berada di bidang horizontal saat pengukuran. Subjek berdiri
dengan kaki menyatu dan tidak boleh menegangkan otot gluteal.
17
13. Lingkar pergelangan kaki
18
titik iliospinale. Hal ini didapatkan dengan mnambah tingi kotak sampai tinggi
yang tercatat pada data proforma, untuk tinggi kotak iliospinale.)
5. tinggi trokanter
Mrupakan tinggi dari puncak kotak sampai trokanterion. Subjek berdiri
dngan kaki menytatu dan aspek lateral tungkai kanan menempel pada kotak.
Dsar caliper ditempatkan sama rata pada puncak kontak dan caliper mengarah
vertical ke ats dengan lengan yang dapat digerakkan diposisikan di
trokanterion. (catatan: tinggi yang pnting adalah tinggi dari lantai sampai titik
trokanterion). Hal ini diproleh dengan menambah tinggi kotak sampai
ketinggian yamg tercatat pada proforma tinggi kotak-trokanterion.
6. panjang trokanterion-tibiale laterale (segmometer)
Merupakan panjang paha. Jarak dari trokanterion sampai tibiale laterale
diukur saat subjek bnerdiri di atas kotak dengan sisi kanan menghadap
antropometris. Satu ujung caliper ditempatkan pada trokanterion dan ujung
lain ditempatkan pada tibiale latrale.
7. tinggi tibiale laterale (antropometer)
Merupakan panjang tungkai bawah, yaitu jarak dari lantai (misalnya,
puncak kotak bila subjek berdiri di atas kotak) sampai titik tibiale laterale.
Biasanya subjek berdiri di atas sebuah kotak, semntara dasar caliper berada di
puncak kotak dengan lengan yang dapat digerakkan ditemp[atkan pada titik
tibiale laterale. Caliper harus dijaga pada bidang vertical. Tinggi dari tibiale
laterale sampai puncak kotak kemudian diukur.
8. tibiale mediale-sphyrion tibisle (segmometer)
Merupakan panjang tibia, mengukur panjang antara tibiale mediale dan
sphyrion mediale. Subjek harus duduk di atas sebuah kotak untuk pengukuran
ini dan pergelangan kaki kanan melewati dan diletakkan di lutut kiri. Hal ini
akan memperlihatkan aspek medial tungkai pada bidang yang hampir
horizontal. Satu ujung caliper ditempatkan pada tibiale mediale dan ujung
lainnya pada titik sphrion.
19
2.12. Teknik Pengukuran Dimensi Horizontal (Lebar)
Pengukuran dilakukan saat caliper ada di tempat, dengan tekanan diatur
sepanjang jari telunjuk.
1. Lebar biakromial
Merupakan jarak antara titik paling lateral prosesus akromion. Situs ini
diukur dengan lengan caliper geser yang ditempatkan pada titik paling
lateral prosesus akromion. Biasanya tidak berhubungan dengan titik
akromiale yang sudah ditentukan sebelumnya, yang khas superior, medial,
anterior terhadap titik-titik lateral ini. Subjek berdiri dengan lengan
menggantung di samping, dan pengukur, berdiri di belakang subjek dngan
membawa bilah antropometer ke prosesus akromion pada sudut sekitar
45° mengarah ke atas. Tekanan kuat harus dilakukan untuk menekan
jaringan yang ada.
2. Lebar biliokristal
4. Tinggi duduk
20
Tinggi dari meja atau kotak (tempat subjek duduk) sampai vertex saat
kepala ditekankan pada bidang Frankfort Horizontal Plane. Pengukur
menempatkan tangan sepanjang rahang subjek dengan jari-jari mencapai
prosesus mastoideus. Subjek diinstruksikan untuk menarik nafas dalam
dan mnahannya. Sementara menjaga kepala pada bidang Frankfort
Horizontal Plane, antropometris pengukuran mengangkat rahang perlahan
ke atas melalui prosesus mastoideus. (catatan: tinggi duduk diukur dengan
teknik yang sama seperti pada pengukuran tinggi badan).
21
sudut sekitar 45° terhadap bidang horizontal. Atur tekanan kuat dengan
jari telunjuk selama nilai dibaca. Karena epicondilus medialis lebih rendah
dari pada epicondilus, lateralis jarak yang diukur mungkin bisa oblik.
8. Lebar biepicondilar femur
2.13. Daftar antropometri pada bayi dan balita (bayi; 0-2 tahun)
1. Berat badan bayi.
2. Panjang badan bayi.
3. Panjang dari kepala sampai pantat pada bayi (crown-rump length)= tinggi
duduk.
4. Tinggi kres (crotch) bayi.
5. Panjang pantat ke telapak kaki bayi.
6. Panjang lutut ke telapak kaki bayi.
7. Panjang pantat ke telapak kaki bayi.
8. Panjang pundak ke siku bayi.
9. Panjang lengan bawah bayi.
10. Lebar tangan bayi.
11. Panjang kaki bayi.
12. Lebar kaki bayi.
13. Panjang kelingking bayi.
14. Diameter klingking bayi.
15. Panajng jari tengah bayi.
16. Diameter jari tengah.
22
17. Diameter ‘’lubang minimul’’ yang dapat dilalui genggaman tangan Jari.
18. Diameter ‘’genggaman luar’’
19. Diameter ‘’genggaman dalam’’ bayi.
20. Lebar kepala bayi.
21. Lebar pundak bayi.
22. Lebar dada bayi.
23. Lebar pinggang bayi.
24. Panjang vertex-stemum.
25. Lebar torso bawah bayi.
26. Panjang kepala bayi,anak, dan dewasa.
27. Dalam dada bayi.
28. Dalam pantat bayi.
29. Lingkar kepala bayi.
30. Lingkar leeher bayi.
31. Lingkar dada bayi.
32. Lingkar pinggang bayi.
33. LIngkar lengan bawah bayi.
34. Lingkar lengan atas bayi.
35. Lingkar paha tengah bayi.
36. Lingkar betis maksimal bayi.
37. Lingkar pergalangan kaki bayi.
23
2 Panjang Bayi berbaring Antropometer 56,3 cm
crown-sole terlentang dengan
tungkai ekstensi, kepala
segaris dengan FHP
relatif terhadap torso
yang diluruskan, wajah
menghadap ke depan.
Ukur jarak dari vertex
ke tumit kaki kanan.
Tungkai perlu dipegang
agar stabil ekstensinya
3 Panjang Bayi berbaring Antropometer 39,1 cm
crown-rump terlentang dengan kaki
kanan fleksi 90⁰
terhadap torso sehingga
rotasi pelvis minimal,
kepala segaris dengan
FHP, kepala
menghadap ke depan.
Ukur dari vertex ke
permukaan pantat
kanan ketika tungkai
fleksi 90⁰
4 Lingkar kepala Kepala bayi dipegang, Pitameter 38,5 cm
sebaiknya dalam posisi
duduk dengan
pandangan mata bayi
ke depan, lalu ukur
lingkar kepala pada
level sedikit di glabella
24
ke opisthocranion,
tegak lurus dengan
bidang mid-sagital
5 Leher kepala Bayi diletakkan dalam Kaliper geser 10,4 cm
posisi duduk, ukur
lebar kepala diatas dan
dibelakang telinga
6 Panjang kepala Bayi sebaiknya dalam Kaliper geser 13,4 cm
posisi duduk, ukur dari
glabella ke
opisthocranion
7 Lebar pundak Bayi berbaring Kaliper geser 16,7 cm
terlentang dengan
lengan atas di samping
badan, ukur lebar
pundak kanan ke kiri
8 Panjang Bayi berbaring Kaliper geser 10,9 cm
pundak-siku terlentang dengan
lengan atas kanan di
samping badan dan siku
kanan fleksi 90⁰. Ukur
jarak dari permukaan
superior pundak knana
ke permukaan inferior
siku kanan paralel
terhadap aksis panjang
lengan atas.
9 Lingkar lengan Bayi berbaring Pitameter 11,8 cm
atas terlentang dengan
lengan ekstensi. Ukur
25
dengan pitameter
lingkar lengan atas
kanan, tegak lurus
terhadap aksis panjang
lengan atas;
pertengahan antara
pundak dan siku
10 Panjang siku- Bayi berbaring Kaliper geser 14,9 cm
tangan terlentang dengan siku
kanan fleksi 90⁰ dan
tangan kanan serta jari
kanan ekstensi. Ukur
jarak dari permukaan
posterior lengan atas
kanan, di atas siku, ke
ujung jari tengah
tangan kanan, paralel
terhadap aksis panjang
lengan bawah
11 Lingkar lengan Bayi berbaring Pitameter 11,8 cm
bawah terlentang, lengan
ekstensi, ukur lingkar
maksimum (sedikit
dibawah siku), lengan
bawah tegak lurus
terhadap aksis panjang
lengan
12 Lingkar Bayi berbaring Pitameter 9,1 cm
pergelangan terlentang dengan
tangan lengan ekstensi. Ukur
26
lingkar minimal
pergelangan tangan
kanan di atas prosesus
styloid ulnaris.
13 Panjang Tangan kanan ekstensi, Kaliper geser 6,8 cm
tangan telapak tangan
menghadap ke atas.
Ukur jarak dari
pergelangan tangan ke
ujung jari tengah,
paralel terhadap jari –
jemari
14 Lebar tangan Tangan kanan ekstensi, Kaliper geser 3,7 cm
telapak tangan
menghadap ke atas, ibu
jari menjauh dari
keempat jari lain
(abduksi). Ukur lebar
maksimal telapak
tangan dari persendian
metacarpal-phalanx II
dan V
15 Clearance Jari-jari tangan kanan Board berlubang- 33,9 cm
tangan ekstensi dan diletakkan lubang
minimal bersama-sama sampai
membentuk konfigurasi
menyempit. Ukur
diameter terkecil,
dengan pengukur yang
dapat menarik tangan
27
kanan bayi
16 Lebar tangan Lengan tangan kanan Kaliper geser 4,2 cm
mengenggam bayi ekstensi dan
maksimum tangan kontraksi
membentuk kepalan
tinju dengan ibu jari
diluar keempat jari lain,
tidak di dalam. Ukur
lebar maksimum
kepalan tangan kanan
horizontal dari
kelingking ke ibu jari
17 Diameter ibu Ibu jari tangan kanan Board berlubang- 8,6 cm
jari bayi ekstensi. Ukur lubang
diameter maksimal ibu
jari, dengan sendi
pertama ibu jari tidak
dapat melewati lubang
board
18 Diameter jari Jari tengah tangan Board berlubang- 7,2 cm
tengah kanan bayi ekstensi. lubang
Ukur diameter
maksimal jari tengah,
dengan sendi pertama
jari tengah tidak dapat
melewati lubang board
19 Lingkar dada Bayi berbaring Pitameter 37,1 cm
terlentang. Ukur lingkar
dada pada level puting
susu selama bernapas
28
normal
20 Lebar dada Bayi berbaring Kaliper geser 12.2 cm
terlentang dengan
lengan mengarah ke
samping menjauhi
dada. Ukur lebar dada
pada level puting susu
21 Lingkar Bayi berbaring Pitameter 34,4 cm
pinggang terlentang dengan
tungkai ekstensi penuh.
Ukur lingkar pinggang
sedikit dibawah level
krista iliaka dan di atas
level trokanter mayor,
dalam bidang tegak
lurus terhadap torso
22 Lebar Bayi berbaring Pitameter 11,6 cm
pinggang terlentang dengan
tungkai ekstensi penuh.
Ukur lebar pinggang
sedikit diatas level
krista iliaka dan di atas
level trokanter mayor
23 Panjang rump- Bayi duduk bertumpu Antropometer 23,1 cm
sole pada tungkai kiri yang
ditekuk/fleksi, pinggul
fleksi 90⁰ dan tungkai
kanan ekstensi penuh.
Ukur dari permukaan
posterior pantat kanan
29
ke tumit kaki kanan
24 Panjang rump Bayi berbaring Antropometer 13,9 cm
–lutut terlentang dan tungkai
kiri ekstensi, pinggul
fleksi 90⁰, dan tungkai
kanan fleksi 90⁰ pula.
Ukur dari permukaan
posterior pantat kanan
ke permukaan anterior
lutut kanan
25 Lingkar Bayi berbaring Antropometer 36,8 cm
pinggul terlentang dengan
kedua tungkai ekstensi
penuh. Ukur lingkar
maksimum pinggul
dalam bidang tegak
lurus terhadap torso.
Pada level sedikit di
bawah tengah-tengah
antara navel dan genital
26 Lebar pinggul Bayi berbaring Antropometer/kaliper 13,2 cm
terlentang dengan geser
kedua tungkai ekstensi
penuh. Ukur lebar
maksimal melintang
pinggul
27 Lingkar paha Bayi berbaring Pitameter 16,9 cm
tengah terlentang dengan
kedua tungkai ekstensi
penuh. Ukur lingkar
30
tungkai kanan di tengah
antara lipatan kulit
(flexure crease)
abdomen-paha dan
lutut
28 Kedalaman Bayi berbaring Antropometer/kaliper 5,2 cm
paha tengah terlentang dengan geser
tungkai kanan diangkat.
Ukur tebal
anteroposterior paha
tengah kanan, di
tengah-tengah antara
lipatan kulit abdomen-
paha ke lutut
29 Panjang lutut - Bayi berbaring Antropometer/kaliper 14,9 cm
sole terlentang dengan lutut geser
kanan fleksi 90⁰. Ukur
jarak dan permukaan
superior lutut kanan ke
tumit kanan
30 Lingkar betis Bayi berbaring Pitameter 13,7 cm
terlentang dengan
tungkai kanan ekstensi.
Ukur lingkar betis
maksimal pada level
protrusi posterior
terbesar betis
31 Lingkar Bayi berbaring Pitameter 10,2 cm
pergelangan terlentang dengan
kaki tungkai kanan ekstensi.
31
Ukur lingkar minimal
pergelangan kaki pada
level diatas maleolus
medialis
32 Lebar Bayi berbaring Kaliper geser 3 cm
pergelangan terlentang dengan
kaki tungkai kanan ekstensi.
Ukur lebar minimal
pergelangan kaki diatas
maleolus medialis
33 Panjang kaki Bayi berbaring Kaliper geser 8,2 cm
terlentang. Ukur
panjang kaki dari ujung
tumit ke jari kaki
terpanjang paralel
terhadap aksis panjang
kaki
34 Lebar kaki Bayi berbaring Kaliper geser 3,6 cm
terlentang. Ukur lebar
maksimal kaki,
melintang medio-lateral
32
Panjang tungkai atas 87,7 87,5
Panjang tibia 77,8 77,3
Panjang kaki
Teknik Antropometri
38. Berat badan: subjek berdiri di atas timbangan klinik dengan pakaian
minimal atau pakaian renang. Berat badan diukur sampai kedekatan 100 g.
39. Tinggi badan: subjek berdiri tegak dengan kepala berorientasi sejajar FHP
dan lengan menggntung di samping badan. Ukuran dari vertex ke lantai di
tempatnya kaki berdiri, kaki rapat. Alat antropometer. Nilai rata-rata 126,5
cm pada umur 8,5-9,5 tahun.
Tabel 4.5 B Tinggi badan dan berat badan pada perempuan dan laki-laki
(diadaptasi dari Boyd, 1980: 325)
33
1 tahun 69,6 10,00 69,0 9,30
2 tahun 79,7 12,00 78,0 11,40
3 tahun 86,0 13,21 85,0 12,45
4 tahun 93,2 15,07 91,0 14,18
5 tahun 99,0 16,70 097,4 15,50
6 tahun 104,6 18,04 103,2 16,74
7 tahun 111,2 20,16 109,6 18,45
8 tahun 117,0 22,26 113,9 19,82
9 tahun 122,7 24,09 120,0 22,44
10 tahun 128,2 26,12 124,8 24,24
11 tahun 132,7 27,85 127,5 26,25
12 tahun 135,9 31,00 132,7 30,54
13 tahun 140,3 35,32 138,6 34,65
14 tahun 148,7 40,50 144,7 38,10
15 tahun 155,9 46,41 147,5 41,30
16 tahun 161,0 53,39 150,0 44,44
17 tahun 167,0 57,40 154,4 49,08
18 tahun 170,0 61,26 156,2 53,10
19 tahun 170,6 63,32 _ _
20 tahun 171,1 65,00 157,0 54,46
25 tahun 172,2 68,29 157,7 55,08
30 tahun 172,2 68,90 157,9 55,14
40 tahun 171,3 68,81 155,5 56,65
50 tahun 167,4 67,45 153,6 58,45
60 tahun 163,9 65,50 151,6 56,73
70 tahun 162,3 63,03 151,4 53,57
80 tahun 161,3 61,22 150,6 51,52
34
2.14. Penilaian Status Nutrisi Menggunakan Antropometri
1. Pengukuran
2. Perhitungan indeks
1,1131 0,0530
20-29 tahun
Perempuan
1,1159 0,0648
16-19 tahun
1,1319 0,0776
20-29 tahun
35
4.Perkiraan presentase lemak:
36
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
38