You are on page 1of 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S
DENGAN ANEMIA DIRUANG FLAMBOYAN
RSUD KUDUS

DISUSUN OLEH :
NAMA : JONO WASKITO
NIM : 230514

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSUDA KUDUS


Jl. Lambao No. 1 Singocandi Kec. Kota Kab. Kudus
2005 / 2006
KONSEP DASAR

A. Pengertian

Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah

hemoglobin dalam 1 mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang

dipadatkan dalam 100 ml darah. (Ngastiyah, 1997 : 358)

Anemia adalah sesuatu yang berkaitan dengan suatu penurunan kadar

hemoglobin sirkulasi. (Sacharin, 1996 : 410)

B. Klasifikasi

1 Anemia defisiensi besi

2 Anemia Aplostik

3 Anemia defisiensi asam folat

4 Anemia Hemolitik

5 Anemia Hipoplastik (Eritroblastoma) (Ngastiyah, 1997 : 358)

C. Etiologi

1. Anemia defisiensi besi

a. Asupan besi yang berkurang

b. Malabsorbsi pada enteritis dan proses malnutrisi (PEN)

c. Kehilangan atau pengeluaran besi berlebihan pada perdarahan

saluran cerna

d. Infeksi berulang (Mansjoer, 2000 : 493)


2. Anemia Aplastik

a. Faktor kongenital : Sindrom Fanconi

b. Faktor di dapat : Bahan kimia, obat, radiasi, faktor individu,

infeksi, keganasan, penyakit ginjal, gangguan

endokrin dan idiopatik.

(Mansjoer, 2000 : 494)

3. Anemia defisiensi asam folat

a. Kekurangan masukan asam polat

b. Gangguan absorbsi

Misalnya pada steatore idiopati, tropikal Sprue dan beberapa

penyakit gastrointostinal.

c. Obat yang bersifat antagonistik terhadap asam folat.

Misalnya metotreksat, G-merkaptopurin, pirimetamin, derivat

barbiturat. (Alatas, 1985 : 437)

4. Anemia Hemolitik

a. Kongenitel

a.1. Faktor eritrosit

a.2. Gangguan enzim  defisiensi G – G – PD (Glucose – G –

Phosphate – Dehydrogenase)

a.3. Hemoglobinopatia.

b. Didapat (Ngastiyah, 1997 : 362)


5. Anemia Hipoplastik (Eritroblastoma)

Terutama di sebabkan oleh aplasia sistem eritropoetik, sedangkan

sistem granulopoetik dan trombopoetik tidak, atau hanya sedikit

terganggu klasifikasi, dari anemia Hipoplastik yaitu :

a. Idiopatik

Penyebab tidak diketahui, diduga gangguan metabolisme triptofan.

b. Di dapat

b.1. Infeksi berat (meningitis, ensefalitis, bronkopneumonia,

tuberkulosis berat, tifus abdominalis)

b.2. Penyakit autoimun (anemia hemolitik autoimun)

b.3. Alergi

b.4. MEP

b.5. Sindrom Hemolitik (anemia sel sabit, sferositosis fongenital)

b.6. Penyakit ginjal

b.7. Timoma

b.8. Efisiensi eritropoetin sel proeritroblas dan sel stem

(Ngastiyah, 1997 : 362)

D. Tanda dan Gejala

a. Anemia defisiensi besi

a.1. Tampak lemas

a.2. Sering berdebar-debar

a.3. Mudah lelah


a.4. Pucat (pada mukosa bibir, faring, telapak tangan, dasar kuku dan

konjungtiva).

a.5. Sakit kepala atau iritabel.

a.6. Papil udah tampak atrofi dan jantung agak membesar

(Mansjoer, 2000 : 493)

b. Anemia Aplastik

b.1. Pucat

b.2. Lemah

b.3. Perdarahan

b.4. Demam (Mansjoer, 2000 : 494)

c. Anemia defisiensi asam folat

c.1. Pucat

c.2. Lekas letih

c.3. Berdebar-debar

c.4. Lemah

c.5. Pusing

c.6. Sukar tidur (Ngastiyah, 1997 : 361)

d. Anemia Hemolitik

d.1. Ikterus

d.2. Pucat

d.3. Lesu

d.4. Urin berwarna gelap

d.5. Lien membesar (Sacharin, 1996 : 413)


e. Anemia Hipoplastik (Eritroblastoma)

1.1.1.1.1.1.1.1 Penurunan hemoglobin

1.1.1.1.1.1.1.2 Retikulositopenia

e.1. Defisiensi Eritroblast

e.2. Pucat

E. Patofisiologi

Berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1mm3

darah atau berkurangnya volume sel yang di padatkan dalam 100 ml darah

akan mengakibatkan terjadinya Anemia.

Anemia menyebabkan perubahan sirkulasi berupa terjadinya keadaan

hiperkinetik, insufisiensi korner, serta berkurangnya cadangan jantung.

Curah jantung biasanya akan bertambah bermakna bila kadar Hb mencapai

7g/dl atau kurang. Peningkatan curah jantung ini disertai oleh menurunnya

resistensi perifer, menurunnya jumlah volume sel darah, serta meningkatnya

tekanan vena. Kardiomegah, dengan atau gagal jantung biasanya bari terjadi

bila kadar Hb kurang dari 5 g/dl.

Kardiomegali tersebut terjadi akibat dilatasi, hipertrofi, atau

keduanya. Dikatakan bahwa anemia akut cenderung menyebabkan dialatasi,

sedangkan anemia kronik cenderung mengakibatkan hipertrofi otot jantung.

(Markum, 1991 : 638)


F. Pemeriksaan Penunjang

1. Hasil pemeriksaan darah

 Kadar Hb kurang dari 10 g/dl.

 VER kurang dari 79 cu (N = 76 – 96 cu)

 KHER kurang dari 32 % (N = 32 – 37 %)

Mikrositik.

Hipokromik.

Poilositosis.

Sel target.

Leukosit dan trombosit normal.

2. Pemeriksaan sumsum tulang

Pemeriksaan ini menunjukkan sistem eritropotik

Hiperaktif dengan sel normoblas poli kromatofil yang predominan

(Ngastiyah, 1997 : 361)

G. Penatalaksanaan

1. Pemberian makanan yang adekuat

2. Pemberian preparat besi (sulfas ferosus) 3 x 10 mg/kg BB/hari

3. Tranfusi darah  jika Hb < 5 g/dl

4. Pengobatan kausal (Mansjoer, 2000 : 494)

H. Prognosis

Anemia Aplastik

1. Sesuai dengan gambaran sumsum tulang


2. Jika kadar HbF lebih dari 200 mg/dl, dan jumlah granulosit lebih dari

2000/mm3 menunjukkan prognosis yang lebih baik.

3. Pencegahan infeksi sekunder (Ngastiyah, 1997 : 364)

I. Pathway

Asupan besi berkurang Gangguan Absorbsi Def. G-G-PD

Berkurangnya jumlah Berkurangnya volume Berkurangnya


Hemoglobin sel jumlah eritosit

Def. eritroblast

Anemia Ikterus

Gangguan perfusi
Gangguan sirkulasi cemas jaringan
darah

Kurang
pengetahuan

O2 dalam otak Hipoksia Kelelahan Anoreksia


berkurang dari
kebutuhan
Intoleran Gangguan Gangguan
aktivitas istirahat tidur nutrisi
Nyeri
J. Fokus Intervensi

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ikterus

Intervensi :

- Pantau kondisi kulit.

- Pantau hasil laboratorium (jumlah eritrosit)

- Tingkatkan tirah baring dengan tepat

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksi

Intervensi :

- Berikan makanan dengan porsi kecil tapi sering.

- Berikan makanan lunak.

- Sajikan makanan secara menarik dan bervariasi.

3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan kebutuhan

O2 dalam tubuh.

Intervensi :

- Kaji respon terhadap aktivitas

- Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas.

- Berikan bantuan sesuai kebutuhan.

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Intervensi :

- Berikan penjelasan pada orang tua tentang penyebab dan

pencegahan terhadap penyakit tersebut.

- Berikan penjelasan pada orang tua tentang pengobatan.


TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian

Pengkajian ini dilakukan pada hari Kamis, 10 Agustus 2006 jam

07.30 WIB di Ruang Flamboyan RSUD Kudus secara Alloanamnesa dan

Autoanamnesa sehingga diperoleh data sebagai berikut :

A. Indentitas Pasien

Nama : Tn. S

Umur : 40 tahun

Alamat : Gondosari Kudus

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SMA

No. Register : 479384

Tanggal Masuk : 8 Agustus 2006

Diagnosa Medis : Anemia

B. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. J

Umur : 50 th

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Swasta

Hub. Dengan Pasien : Kakak


II. Riwayat Keperawatan

1. Keluhan Utama

Pasien menyatakan kepalanya nyeri skala nyeri S.

2. Riwayat Perawatan Sekarang

Sejak tanggal 31 Juli 2006 pasien mengatakan tubuhnya panas, mual,

muntah, BAB coklat tua. Kemudian diperiksakan oleh keluarga kedokter

di Kedungdowo Kaliwungu. Karena tidak ada perubahan dibawa ke

RSUD Kudus tanggal 2 Agustus 2006 melalui IGD dan oleh dokter di

diagnosa anemia. Di IGD diberi terapi.

Parental : Infus Na Cl 20 tts/mnt Peroral : Ulsidex 3 x 500 mg

Ulsikur 3 x 200 mg IV Dexanta : Syrup 4 x 10ml

Tranxa 3 x 500 mg IV Radin : 4 x 150 mg

Kemudian jam 20.00 dikirim ke Ruang Flamboyan untuk perawatan

lebih lanjut.

III. Riwayat Keperawatan Dahulu

1. Pre Natal

Pada waktu mengandung ibu pasien tidak mempunyai keluhan apapun

tidak ada hiperemesis gravidarum tidak ada riwayat hipertensi, DM

maupun penyakit pernafasan dan rutin periksa ke bidan erdekat.

2. Natal

Pasien lahir spontan dirumah dengan pertolongan bidan desa, tidak cacat

3. Post Natal

Kondisi pada waktu lahir sehat ibu pasien selalu memeriksakan dengan

teratur pasien bisa jalan usia 2 tahun


4. Penyakit waktu kecil

Pada usia 2 bulan pasien sering menderita penyakit panas dan

diberobatkan ke mantri terdekat.

5. Alergi

Pasien tidak menderita alergi terhadap jenis obat maupun makanan

6. Imunisasi

Pasien mendapat imunisasi pada saat usia 1 bulan BCG dan usia 2 bulan

DPT, karena ibu pasien belum tau pentingnya imunisasi maka, pasien

hanya diberikan imunisasi 2x saja.

IV. Riwayat Keperawatan Keluarga

Dari anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti

yang diderita oleh pasien saat ini. Dari anggota keluarga tidak ada yang

mempunyai penyakit turunan seperti DM, Hipertensi, Hepatitis maupun

TBC

Genogram :

Ket :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Tinggal 1 rumah

: Cerai
V. Riwayat Sosial

1. Yang mengasuh

Ibu pasien mengatakan pasien diasuh oleh ibunya

2. Pembawaan secara umum

Pasien orangnya pendiam

3. Menurut ibu pasien lingkungan rumahnya bersih

VI. Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran : Composmentis

2. Keadaan umum : Pasien tampak lemah

3. Tanda-tanda vital :

BB : 39 Kg TB : 154 cm

HB : 9,1 gr% TD : 100/70 mmHg

N : 80 x/menit S : 371 0C

RR : 10 x/menit

4. Kepala : Bentuk kepala mesochepal, rambut lurus, warna

rambut hitam, lesi tidak ada.

5. Hidung : Simetris, tidak ada sekret tidak ada polip hidung.

6. Mata : Konjungtiva anemis, Skelera tidak ikterik, pupil

isokhor, tampak sayu.

7. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada sariawan

8. Telinga : Simetris, tidak ada serumen

9. Leher : Pembesaran kelenjar tyroid tidak ada


10. Dada I : Bentuk tampak simetris, ekspansi paru dinamis,

irama statis, tidak terdapat refraksi intercosta dan

setraksi suprasternal

P : Focal fremitis kanan sama dengan kiri

P : Sonor pada semua lapang paru

A : Terdengar suara nafas vesikuler, ronchi tidak ada.

11. Jantung I : Tidak tampak IC pada linea mid clavicula sinistra

ICV

P : Teraba IC

P : Pekak

A : Terdengar BJ I dan II tidak bantahan

12. Abdomen I : Tampak datar.

A : Terdengar peristaltik 12 x/mnt

P : Ada nyeri tekan pada kuadran kiri bawah

P : Tympani

13. Genetalia : Tidak terpasang DC, agak kotor

14. Ekstremitas

Atas : Terpasang infus RL 20 tts/mnt pada tangan kiri


Kekuatan otot kanan : 5 kiri : 5 CRT 3 detik tidak
ada oedem.
Bawah : Tidak terdapat oedem kekuatan otot kanan: 5 kiri: 5

15. Integumen : Turgor kulit kurang dari 2 detik warna kulit sawo

matang
VII. Data Penunjang

A. Pemeriksaan Laboratorium

Lab tanggal 3 Agustus 2006

WBC : 11, A 103/mm3 (N = 3,5 – 10,0)

HGB : 3,0 L gr % (N = 11,0 – 16,5)

PLT : 672 H 103/mm3 (150 – 390)

Ureum : 12,9 mg/dl (11,0 – 55,0)

Colesterol : 0,7 mg/dl (0,6 – 1,36)

SGOT : 17 U/L (N < 37)

SGPT : 9 U/L (N < 41)

Tanggal 8 Agustus 2006 HGB : 9,1 gram %

B. Terapy

Tanggal 7 Agustus 2006

Parental : Infus RL 10 tts/mnt

Tranxa 3 x 500 mg IV

Ulsikur 3 x 200 mg IV

Perosal : Ulsidex 3 x 500 mg

Dexanta syrup 4 x 10 ml

Radin 4 x 150 mg

Tanggal 10 Agustus 2006

Parental : Infus RL 16 tts/mnt

Tranxa 3 x 500 mg IV

Ulsikur 2 x 200 mg IV

Perosal : Dexanta syrup 4 x 10 ml


VIII. Pengkajian Skal Nyeri

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

P = Ketidakseimbangan suplai O2 dengan kebutuhan

Q = Pusing dan berputar-putar

R = Kepala

S = 5

T = Terus menerus

IX. Pengkajian Pola Fungsional Menurut Gordon

A. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan

Status kesehatan pasien sejak kecil (2 tahun) sering sakit-sakitan yaitu

sering panas dan diberobatkan ke mantri terdekat, pasien mendapat

imunisasi DPT dan BCG, pasien belum di rawat di Rumah Sakit.

B. Pola Nutrisi dan Metabolik

Sebelum sakit : Pasien makan 3-4x sehari, porsi makanan seadanya,

pasien minum ± 2000 ml perhari.

Selama sakit : Pasien makan ¼-½ porsi/hari makanan yang

disediakan Rumah Sakit, pasien minum ± 1000 ml/

hari.

C. Pola Eliminasi

Sebelum sakit : Pasien BAB 1 x sehari konsisten lunak, bau khas,

warna kuning BAK 7-8x sehari kuning jernih

warnanya.
Selama sakit : Tidak BAB 2 hari mulai tanggal 8-10 Agustus 2006

BAK 7 - 8 x/hr.

D. Pola Aktivitas dan Latihan

Sebelum sakit : Aktivitas sehari-hari dilakukan secara mandiri.

Selama sakit : Aktivitas sehari-hari dibantu sepenuhnya oleh ibu

karena lemah

E. Pola Istirahat Tidur

Sebelum sakit : Pasien tidur jam 21.00 - 04.30 WIB, pasien tidak

tidur siang dan tak terganggu tidurnya. ± 7 - 8 jam

Selama sakit : Pasien hanya bisa tidur bila suasananya tenang,

karena situasinya ramai. ±tidur 4-5 jam dan

kepalanya terasa nyeri.

F. Pola Kognitif dan Persepsi

Klien adalah anak yang pendiam, penurut, responsif bila diajak bicara

perawat maupun keluarga, dia mengganggap sakit yang di deritanya

adalah pemberian Allah SWT. Pasien menerimanya dengan ikhlas dan

sabar.

G. Pola Persepsi Diri dan Pola Konsep Diri

Sebelum sakit : Pasien adalah anak yang pendiam dan penurut

Kepada orangtua.

Selama sakit : Bila tidak diajak bicara, pasien diam dan ingin

sekali ditunggui ibunya.


H. Pola Peran Hubungan

Anggota keluarga pasien yang sekandung ada 2 orang. Pasien adalah

anak ayah dan ibunya cerai. Pasien tergantung pada ibunya.

I. Seksualitas

Pasien berjenis kelamin laki-laki, belum menikah anak 1 dari 3

bersaudara.

J. Koping Pola Toleransi Stress

Pasien sabar ikhlas dan berserah diri kepada Allah bila mendapat

masalah.

K. Nilai Pola Keyakinan

Sebelum sakit : Pasein memeluk agama Islam dan melaksanakan

sholat 5 waktu dengan baik serta terkadang ia

melaksanakan sholat sunnah lainnya.

Selama sakit : Pasien hanya berdo’a dan memohon untuk

kesembuhan dirinya.
PROBLEM LIST
Nama : Tn. S No. Reg : 479384
Umur : 40 tahun Ruang : Flamboyan
Tanggal
No Data Fokus Dx Keperawatan TTD
Ditemukan Teratasi
1. Ds : Pasien mengatakan terasa Gangguan kebutuhan 10-8-2006
mual-mual dan tidak nafsu nutrisi kurang dari
makan kebutuhan tubuh
Do : A : BB : 39 kg TB : 159 cm berhubungan dengan
B : HB : 9,1 gr% mual
C : Jari kecil-kecil
D : Makan habis ¼-½ porsi/hr
- Anoreksia ± 6 hari mukosa
kering
2. Ds : Pasien mengatakan susah Gangguan pola 10-8-2006
tidur karena suasananya ramai istirahat tidur
Do : - TD : 100/70 mmHg berhubungan dengan
0
- S : 37 C lingkungan yang
- N : 80 x/menit kurang nyaman
- RR : 16 x/menit (ramai)
- Mata Pasien tampak sayu
- Badan tampak lemas
3. Ds : Pasien mengatakan nyeri Gangguan rasa 10-8-2006
kepala dengan skala nyeri S nyaman nyeri
Do : - Pasien tampak meringis (pusing) berhubungan
kesakitan dengan ketidak
P : Ketidakseimbangan suplai seimbangan suplai O2
O2 dengan kebutuhan dengan kebutuhan
Q : Pusing dan berputar-putar
R : Kepala
S: 5
T : Terus menerus
NURSING CARE PLAN
Nama : Tn. S No. Reg : 479384
Umur : 40 tahun Ruang : Flamboyan
Hari / Perencanaan
No Dx. Keperawatan TTD
Tanggal Tujuan Intervensi
1. Kamis, Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1.Anjurkan pasien makan
10-8-06 kebutuhan nutrisi Askep selama 3 x 24jam sedikit tapi sering
kurang dari masalah nutrisi teratasi 2.Anjurkan pasien makan
kebutuhan tubuh dengan kriteria hasil : selagi hangat
berhubungan 1. BB ideal 3.Lanjutkan advis dokter
dengan mual 2. Nafsu makan meningkat 2x200 mg ulsikur
3. Mual berkurang 4.Berikan diit makanan
tambahan pada jam-jam
yang ditentukan
2. Kamis, Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan 1. Ciptakan
10-8-06 istirahat tidur keperawatan 2x24 jam lingkungan yang
berhubungan gangguan pola istirahat nyaman dengan
dengan tidur teratasi dengan membatasi pengunjung
lingkungan yang kriteria hasil : 2. Anjurkan
kurang nyaman 1. Mata pasien tak sayu besuk bergantian kepada
(ramai) 2. TTV dalam batas normal keluarga pasien
3. Badan tidak lemas 3. Anjurkan
4. Pola tidur pasien pasien tidur sewaktu-
terpenuhi sesuai dengan waktu bila mengantuk
kebutuhan nya (± 7 - 8 4. Monitor
jam) TTV
5. Kolaborasi
kan dengan tim medis
untuk pemberian cedatif
6. Berikan
posisi yang nyaman
sesuai keinginan pasien
Hari / Perencanaan
No Dx. Keperawatan TTD
Tanggal Tujuan Intervensi
3. Kamis, Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Latih untuk
10-8-06 nyaman nyeri Askep selama 2 x 24jam relaksasi nafas dalam
(pusing) gangguan rasa nyaman 2. Libatkan
berhubungan nyeri dapat teratasi dengan keluarga untuk
ketidak kriteria hasil : memotivasi klien untuk
seimbangan 1. Pasien tak relaksasi nafas dalam
suplai O2 dengan mengeluhkan nyeri 3. Kaji skala
kebutuhan 2. Skala nyeri (0-2) nyeri
3. Ekspresi wajah 4. Kolaborasika
tenang n dengan tim medis
untuk pemberian
antalgin
NURSING NOTE

Nama : Tn. S No. Reg : 479384


Umur : 40 tahun Ruang : Flamboyan

Hari /
No Jam No.DP Implementasi Respon TTD
Tanggal
1. Kamis, 07.35 II Memonitor TTV S : Pasien mengatakan bersedia
10-8-06 diperiksa
O : TD 100/70 mmHg
S : 361 0C
N : 80 x/menit
RR : 16 x/menit
07.50 III Mengkaji skala S : Pasien mengatakan nyeri
nyeri pada kepala skala : 5
O : Pasien tampak meringis
kesakitan
08.00 III Melatih untuk S : Pasien mengatakan mau
relaksasi nafas melakukan relaksasi
dalam O : Pasien mengikuti anjuran
perawat
08.50 III Melibatkan S : Keluarga kooperatif
keluarga untuk O : Tampak tersenyum menurut
memotivasi klien
untuk relaksasi
nafas dalam
08.20 I Menganjurkan S : Pasien mengatakan mau
pasien makan makan
sedikit tapi sering O : Pasien tampak makan

No Hari / Jam No.DP Implementasi Respon TTD


Tanggal
08.30 I Menganjurkan S : Pasien kooperatif
pasien makan O : Pasien menuruti anjuran
selagi hangat perawat
09.00 I Memberikan obat S : Pasien mengatakan mau
ulsikur 200 mg disuntik
melalui selang O : Obat masuk lewat selang
infus infus
10.00 I Memberikan diit S : Pasien mengatakan mau
makanan makan
tambahan O : Pasien memakan diit
tambahan
11.00 II Menciptakan S : Pasien mengatakan lebih
lingkungan yang nyaman
nyaman dengan O : Pasien kelihatan agak tenang
membatasi
pengunjung
12.15 II Menganjurkan S : Pasien mengatakan mau
pasien tidur O: -
sewaktu-waktu
bila mengantuk
12.20 II Menganjurkan S : Keluarga pasien mengatakan
besuk bergantian setujui
kepada keluarga O : Tampak keluarga pasien
pasien bergantian besok
II Memberikan S : Pasien mengatakan ingin
posisi yang tidur miring
nyaman sesuai O : Pasien mau dibantu miring
keinginan pasien
PROGRES NOTE

Nama : Tn. S No. Reg : 479384


Umur : 40 tahun Ruang : Flamboyan
Hari /
No Jam No.DP Catatan Perkembangan TTD
Tanggal
1. Kamis, 13.00 I S : Pasien mengatakan mau makan dan
10-8-06 tidak mual lagi
O: Makan habis ¾ porsi BB : 39. TB : 154
cm LILA : 23 cm
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
13.00 II S : Pasien mengatakan sudah mau tidur
dengan posisi miring
O : Pasien dibantu miring untuk tidur siang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 6
13.00 III S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
O : Skala nyeri 3, ekspresi wajah agak
tenang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3
FORMAT PENDELEGASIAN PASIEN
AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS

I. Identitas pasien (Biodata)


Nama : Tn. S
Umur : 40 tahun
Alamat : Gondosari Kudus
II. Masalah yang ditemukan
1. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual.
2. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan lingkungan yang
kurangnyaman.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri (pusing) berhubungan dengan ketidak
seimbangan suplai O2 dengan kebutuhan.
III. Tindakan yang sudah dilaksanakan
Ijeksi ulsikur 200 mg
IV. Masalah yang sudah teratasi
-
V. Masalah yang belum teratasi
1. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual.
2. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan lingkungan yang
kurang nyaman.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri (pusing) berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai O2 dengan kebutuhan.
VI. Kondisi pasien saat dioperakan
A. Status kesadaran : Composmentis
B. Status respirasi : Baik
C. Status sirkulasi : Baik
D. Status nutrisi dan cairan : Belum mencukupi kebutuhan tubuh
E. Status perkemihan : Baik
VII. Rencana selanjutnya
DP I lanjutkan intervensi 1, 2, 3, dan 4
DP II lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 6
DP III lanjutkan intervensi 1, 2, 3

Kudus, 07 Agustus 2006


Nama Perawat Nama Mahasiswa
Yang Menerima Delegasi Yang Mendelegasikan

(SIDIK PRAMONO, BSC) (JONO WASKITO)


DAFTAR PUSTAKA

Alatas, Husein, 1993, Ilmu Kesehatan Anak, Edisi III, FKUI : Jakarta.

Mansjoer Arif, dkk, 2001. Kapita Selekta II, Edisi III. FKUI, Jakarta.

Markum. A.H, 1991. Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, FKUI : Jakarta.

Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, Edisi I, EGC : Jakarta.

You might also like