You are on page 1of 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

DanDan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Terimakasih kami
ucapakan pada dosen pembimbing mata kuliah Maternitas serta pihak yang terkait
dan membantu proses penyusunan sertapenyelesaian makalah dengan judul
Gangguan Menstruasi Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 12 Mei 2018

Penyusun,

ii
 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ..................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................................... 2

2.1 Pengertian Menstruasi ............................................................................................... 2

2.2 Siklus Menstruasi ...................................................................................................... 4

2.3 Gangguan Pada Menstruasi....................................................................................... 6

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 17

3.2 Saran ....................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan menstruasi adalah kelainan yang terjadi pada siklus menstruasi


Anda. Ini bisa berupa perdarahan menstruasi yang terlalu banyak ataupun terlalu
sedikit, atau siklus menstruasi yang tidak beraturan, atau bahkan tidak haid sama
sekali. Ingatlah bahwa siklus menstruasi yang “normal” berbeda bagi setiap
perempuan. Siklus reguler seseorang mungkin tidak normal untuk orang lain.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial


yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem
reproduksi. Kesehatan reproduksi ditujukan bagi laki-laki maupun perempuan
namun dalam hal ini perempuan mendapatkan perhatian lebih karena begitu
kompleksnya alat reproduksi perempuan. Kesehatan reproduksi membahas
berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan alat reproduksi seseorang,selain
itu kesehatan reproduksi juga membahas tentang siklus hidup serta permasalahan
yang dihadapi oleh perempuan. Permasalahan yang dihadapi perempuan sangat
kompleks daripada permasalahan yang dihadapi oleh laki-laki. Dalam setiap fase
atau masanya perempuan memiliki masalah yang berbeda-beda. Dalam perjalanan
hidupnya perempuan lebih rentan mengalami hal-hal abnormal dalam hidupnya
dikarenakan kompleksnya permasalahan yang mereka hadapi.
Menstruasi dianggap normal jika terjadi dengan interval 22-35 hari (dari
hari 1 menstruasi sampai pada permulaan periode menstruasi berikutnya). Jika
lamanya perdarahan kurang dari 7 hari, dan jika jumlah darah yang hilang kurang
dari 80 ml perlu di catat bahwa discharge menstruasi terdiri dari cairan jaringan
(20-40 % dari total discharge), darah (50-80%), dan fagmen-fragmen
endometrium. Namun, bagi wanita discharge menstruasi tampak seperti darah dan
inilah yang dilaporkan.

1
Disepakati pencatatan menstruasi dan gangguannya ditulis dengan,
misalnya; 5/28. Ini menunjukkan bahwa wanita tersebut mengalami perdarahan
selama 5 hari dan menstruasi terjadi dengan interval 28 hari. Jumlah darah
menstruasi digolongkan sebagai ringan, normal atau berat. Gangguan menstruasi
paling umum terjadi pada awal dan akhir masa reproduktif, yaitu di bawah usia 19
tahun dan di atas usia 39 tahun. Gangguan ini mungkin berkaitan dengan lamanya
siklus menstruasi, atau jumlah dan lamanya menstruasi. Seorang wanita dapat
mengalami kedua gangguan ini.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan menstruasi?
2. Bagaimana siklus terjadinya menstruasi?
3. Apa saja gangguan yang terjadi pada menstruasi?
4. Apa saja faktor penyebab gangguan pada menstruasi serta cara
penanganannya?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan menstruasi
2. Untuk mengetahui bagaimana siklus terjadinya menstruasi
3. Untuk menambah pengetahuan tentang gangguan yang terjadi pada
menstruasi
4. Untuk mengetahui penyebab terjadinya gangguan menstruasi serta
penanganannya

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Menstruasi

2
Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan
psikologi pancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan
endrogen (uterus-endometrium dan alat seks sekunder).
Menarke adalah menstruasi pertama yang berlangsung sekitar umur 10-11
tahun. Rangsangan pancaindra diblok pubertas inhibitor (nucleus
amigdele) melalui stria terminalis menuju hipotalamus sehingga terhindar
dari “pubertas precock”. Umur 8-9 tahun, terdapat estrogen rendah dan
pengeluaran FSH minimal. Estrogen rendah berfungsi untuk tumbuh
kembang alat seks sekunder dan mempersiapkan uterus endometrium lebih
matang untuk menerima rangsangan. Umur 10-11 tahun terjadi perdarahan
lucut endometrium, tanpa disertai ovulasi untuk lebih mematangkan uterus
dengan endometrium, alat-alt seks sekunder. Dalam ovarium terjadi tubuh
kembang folikel primordial tanpa disertai ovulasi sehingga terdapat
peningkatan estrogen untuk m erangsang nukleus supraoptikal
(praoptikus), sehingga hipotalamus-hipofisis mengeluarkan luteinizing
hormone surge (tinggi), yang berperan untuk ovulasi.
Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai dua-tiga
tahun setelah menarke berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Pubertas
prekoksius, bila menarke terjadi di bawah umur 8 tahun. Dengan
memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi, dapat dikemukakan
bahwa setiap penyimpangan sistem akan terjadi penyimpangan pada
patrun umum menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung
setiap 28 hari selama kurang lebih 7 hari. Lama perdarahannya sekitar 3-5
hari, dan tidak terasa nyeri. Jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc.
puncaknya hari ke 2 atau ke 3 dengan jumlah pemakaian sekitar 2-3 buah.
Diikuti fase proliferasi sekitar 6-8 hari.
Ovulasi akan berlangsung sekitar pertengahan menstruasi yaitu hari ke
13,14 atau 15. sejak terjadi ovulasi artinya pelepasan ovum disebutkan
masa subur dalam arti bila melakukan hubungan seksual dapat terjadi
kehamilan. Masa subur hanya berlangsung singkat sekitar tiga hari yaitu,
hari ke 13, 14, atau 15. endometrium akan mengalami perubahan dari fase

3
proliferasi menjadi fase sekresi yang merupakan persiapan untuk
menerima hasil konsepsi bila terjadi pembuahan. Bila terjadi pembuahan,
fase sekresi akan berubah lagi menjadi fase desiduanisasi, yang merupakan
kelanjutan fase sekresi dengan lebih gembur dan siap menerima hasil
konsepsi.
Bila tidak terjadi konsepsi, korpus luteum yang memelihara fase sekresi
akan mengalami kemunduran, artinya hormone estrogen dan progestron
yang dikeluarkan makin menurun. Penurunan pengeluaran estrogen dan
progesterone korpus luteum yang menyebabkan endometrium tidak dapat
mempertahankan diri dan terjadilah menstruasi. Siklus ini akan berulang
kembali setiap 28 hari yang menunujukkan bahwa wanita ini mempunyai
patrun menstruasi yang normal.
Menghadapi masalah menstruasi, bidan seyogianya mempunyai
pengetahuan tantang beberapa kelainan yang paling banyak keluhkan
masyarakat di antaranya amenorea, manoragia, menoragia,
menometroragia, perdarahan disfungsional uterus (pada remaja, wanita
dewasa), kontak berdarah, kontak berdarah, leukorea, atau
disminorea.Disamping itu perlu pula bidan mengetahui sedikit tentang
masalah klimakterium, menopause, senium dan nyeri pelvis.
Untuk dapat memahami persoalan yang kami perkirakan akan dihadapi
bidan di tengah masyarakat dijabarkan sebagai berikut secara singkat
dengan tujuan bila belum ada atau kurangnya sarana bidan akan dengan
segera dapat melakukan pengobatan sekedarnya untuk mengurangi
keluhan sementara atau melakukan rujukan sehingga akan mendapatkan
pengobatan yang lebih akurat, tepat, dan sesuai dengan penyebabnya.

2.2 Siklus Menstruasi

Siklus haid merupakan jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan
mulainya haid berikutnya.

4
Siklus ovarium terbagi dalam 3 fase :
2.2.1 Fase folikuler
Dimulai dari hari pertama sampai sesaat kadar LH meningkat dan terjadi
ovulasi. Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan
folikel di ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit
meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang
masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang terus
tumbuh sedangkan yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian
endometrium dilepaskan sebagai respon penurunan kadar hormon estrogen
dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan, lapisan paling atas dan
lapisan tengah dilepaskan sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan
menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah
dilepaskan.
2.2.2 Fase ovulasi
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan
sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah
terjadinya peningkatan LH. Folikel yang matang akan menonjol dari
permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat
ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian
bawahnya, nyeri ini dikenal dengan mittelschmerz, yang berlangsung selama
beberapa menit sampai beberapa jam.
2.2.3 Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama 14 hari. Setelah
melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk
korpus luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron. Progesteron
menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi
sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini digunakan untuk
memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur
dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika pembuahan. Jika telur dibuahi
korpus luteul mulai menghasilkan HCG, Hormon ini memelihara korpus
luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan

5
hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan
kadar HCG.

2.3 Gangguan Pada Menstruasi

2.3.1 Amenore (tidak menstrulasi)


Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi. Jika menstruasi tidak pernah
terjadi maka disebut amenore primer, jika menstruasi pernah terjadi tetapi
kemudian berhenti selama 6 bulan atau lebih maka disebut amenore sekunder.
Amenore yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama
kehamilan, selama menyusui dan setelah menopause.

PENYEBAB :
Amenore bisa terjadi akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar
tiroid, kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem
reproduksi lainnya.
Dalam keadaan normal, hipotalamus (bagian dari otak yang terletak diatas
kelenjar hipofisa) mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk
melepaskan hormon-hormon yang merangsang dilepaskannya sel telur oleh
ovarium.
Pada penyekit tertentu, pembentukan hormon hipofisa yang abnormal bisa
menyebabkan terhambatnya pelepasan sel telur dan terganggunya serangkaian
proses hormonal yang terlibat dalam terjadinya menstruasi.
Penyebab amenore primer:

1. Tertundanya menarke (menstruasi pertama)


2. Kelainan bawaan pada sistem kelamin (misalnya tidak memiliki rahim
atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang pada
selaput yang menutupi vagina terlalu sempit/himen imperforata)
3. Penurunan berat badan yang drastis (akibat kemiskinan, diet berlebihan,
anoreksia nervosa, bulimia, dan lain lain)
4. Kelainan bawaan pada sistem kelamin

6
5. Kelainan kromosom (misalnya sindroma Turner atau sindroma Swyer)
dimana sel hanya mengandung 1 kromosom X)
6. Obesitas yang ekstrim
7. Hipoglikemia
8. Disgenesis gonad
9. Hipogonadisme hipogonadotropik
10. Sindroma feminisasi testis
11. Hermafrodit sejati
12. Penyakit menahun
13. Kekurangan gizi
14. Penyakit Cushing
15. Fibrosis kistik
16. Penyakit jantung bawaan (sianotik)
17. Kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal
18. Hipotiroidisme
19. Sindroma adrenogenital
20. Sindroma Prader-Willi
21. Penyakit ovarium polikista
22. Hiperplasia adrenal kongenital

Penyebab amenore sekunder:


1. Kehamilan
2. Kecemasan akan kehamilan
3. Penurunan berat badan yang drastis
4. Olah raga yang berlebihan
5. Lemak tubuh kurang dari 15-17%extreme
6. Mengkonsumsi hormon tambahan
7. Obesitas
8. Stres emosional
9. Menopause
10. Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan
sejumlah besar hormon kortisol oleh kelenjar adrenal)

7
11. Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB,
fenotiazid)
12. Prosedur dilatasi dan kuretase
13. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan
sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat
infeksi atau pembedahan).

GEJALA
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika
penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan
ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak sert perubahan bentuk
tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning
sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon
tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat,
kecemasan, kulit yang hangat dan lembab. Sindroma Cushing
menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit dan lengan serta
tungkai yang kurus.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore:


1. Sakit kepala
2. Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan
tidak sedang menyusui)
3. Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)
4. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
5. Vagina yang kering
6. Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola
pria), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya
adalah penurunan berat badan yang drastis atau obesitas, penderita

8
dianjurkan untuk menjalani diet yang tepat. Jika penyebabnya adalah olah
raga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk menguranginya. Jika
seorang anak perempuan belum pernah mengalami menstruasi dan semua
hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3-6 bulan
untuk memantau perkembangan pubertasnya. Untuk merangsang
menstruasi bisa diberikan progesteron. Untuk merangsang perubahan
pubertas pada anak perempuan yang payudaranya belum membesar atau
rambut kemaluan dan ketiaknya belum tumbuh, bisa diberikan estrogen.
Jika penyebabnya adalah tumor, maka dilakukan pembedahan
untuk mengangkat tumor tesebut. Tumor hipofisa yang terletak di dalam
otak biasanya diobati dengan bromokriptin untuk mencegah pelepasan
prolaktin yang berlebihan oleh tumor ini. Bila perlu bisa dilakukan
pengangkatan tumor. Terapi penyinaran biasanya baru dilakukan jika
pemberian obat ataupun pembedahan tidak berhasil.

2.3.2 Pre menstruasi syndrome


PMS (pre menstruasi syndrome) atau gejala pre-menstruasi, dapat
menyertai sebelum atau saat menstruasi, seperti:

1. Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa


lelah.
2. Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam.
3. Emosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah uring-uringan,
sensitif, dan perasaan negatif lainnya.
4. Mengalami kram perut (dismenorrhoe).
5. Kepala nyeri.
6. Pingsan.
7. Berat badan bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang
banyak
8. Pinggang terasa pegal.

Jika kita mengalami PMS, kita bisa melakukan hal-hal seperti di bawah

9
ini:
1. Mengurangi makanan yang bergaram, seperti kentang goreng, kacang-
kacangan dan makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air
berlebih.
2. Kurangi makanan yang berupa tepung, gula, kafein, dan coklat.
3. Tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin C dosis
tinggi, seminggu sebelum menstruasi.
4. Konsumsi makanan berserat dan perbanyak minum air putih.
5. Jika menstruasi cukup banyak mengeluarkan darah, perbanyak makan
makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar terhindar dari
anemia.

PENYEBAB :
1. Sekresi abnirnal yang abnormal.
2. Kelebihan atau definisi progesterone.
3. Kelebihan atau definisi kolesterol, androgen dan prolaktin.
4. Kelebihan hormon anti dieresis.
5. Kelebihan atau definisi prostaglandin.

Ggejala :
Tipe PMS bermacam-macam. Dr. Guy E. Abraham, ahli
kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi
PMS menurut gejalanya yakni PMS tipe A, H, C, dan D. Delapan puluh
persen gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60%,
PMS C 40%, dan PMS D 20%. Kadang-kadang seorang wanita mengalami
gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan.
Setiap tipe memiliki gejalanya sendiri. PMS tipe A (anxiety)
ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan
labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang
saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan
hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi
dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron

10
kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti
mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan
magnesium. Penderita PMS A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan
berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.
PMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala
edema(pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada,
pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid.
Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain.
Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar
sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet
penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi
(penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang
ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan
mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi
minum sehari-hari.
PMS tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin
mengkonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan
karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit
setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia
seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai
pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam
tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan
oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam
lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.
PMS tipe D(depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin
menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam
mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa
ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D
berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari
selururh tipe PMS benar-benar murni tipe D.
Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan

11
penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B
(terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung
vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS
tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.

2.3.3 Pseudominore
Suatu keadaan haid tetapi darah haid tersebut tidak dapat keluar,
karena tertutupnya leher rahim, vagina atau selaput darah.

PENYEBAB :
1. Kongenital yaitu suatu keadaan dimana selaout dara tidak brubang.
2. Acquisita, yaitu suatu keadaan dimana terjadi perlekatan saluran leher
rahim atau vagina akibat adanya radang, gonorrhea, diptheri.

GEJALA :
1. Nyeri lebih dari 5 hari tanpa pendarahan
2. Pada pemeriksaan terlihat sel darah menonjol berwarna kebiru-biruan
karena adanya darah yang derkumpul dibelakang.

Komplikasi pseudominore:
1. Hematokolpos, yaitu darah masuk dan berkumpul dalam vagina.
2. Hematometra, yaitu darah masuk dan berkumpul dalam rahim.
3. Hematosalping, yaitu darah masuk dan berkumpul dalam tubuh.

2.3.4 Menstruasi Praecox


Perdarahan pada anak muda kurang dari 8-10 tahunn disertai
dengan tumbuhnya rambut kelamin, pertumbhan buah dada.
PENYEBAB :
1. Pubertas paredox yang disertai terbentuknya hormone gonadotropin dan
dapat menimbulkan kehamilan
2. Pseudo pubertas praedox tidak adanya hormone gonadotropin.

12
2.3.5 Hypomenorea
Suatu keadaan dimana perdarahan haid yabg lebih pendek dan atau
lebih kurang dari biasanya. Lama perdarahan secara normal haid sudah
berhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih dari 7 hari maka daya regenerasi
selaput lender kurang. Misalnya pada endometritis, mioma.

PENYEBAB :
Dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misalnya
sesudah miomekumi), pada gangguan endokrim dan lain-lain.
Kecuali jika ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas menenangkan
penderita. Adanya hipomenore tidak mengganggu fertilitas. Tanda dan
gejala, waktu haid singkat dan perdarahan singkat.

2.3.6 Oligomenorrhoe
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang
lebih dari 35 hari.

PENYEBAB :
a) Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8-9 hari di mulai dari hari ke-
5 menstruasi )
b) Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15-18 hari setelah ovulasi )
c) Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus
haid

GEJALA :
a) Haid jarang yaitu setiap 35 hari sekali
b) Pendarahan hadi biasanya berkurang

2.3.7 Hipermenorrhoe / Menorrhagia


Pendarahan haid yang lebih banyak dari normal dan lebih lama di
sertai dengan adanya bekuan darah tetapi siklus teratur.

13
PENYEBAB :
a) Terlalu lelah
b) Mioma uteri
c) Hipertensi
d) Penyalit jantung
e) Endometritis
f) Hemofili ( penyakit darah )
GEJALA :
a) Waktu haid panjang 7-8 hari
b) Perdarahan haid terlalu banyak disertai bekuan darah
c) Siklus haid teratur

2.3.8 Polimenorrhoe
Suatu keadaan dimana haid sering terjadi karena siklus yang
pendek kurang dari 21 hari.

PENYEBAB :
a) Gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau masa
subur
b) Kelainan ovarium karena peradangan, endometriosis.

2.3.9 Metrorrhagia
Suatu keadaan dimana pendarahan yang teratur dan tidak ada
hubungannya dengan haid karena terjadi diantara dua haid.

PENYEBAB :
a) Disebabkan oleh kehamilan seperti ; abortus, kehamilan ektopik
b) Metrorrhagia di luar kehamilan: karena luka yang tidak sembuh missal
wanita menopause, wanita tanpa anak atau wanita yang mempunyai anak
banyak, peradangan endometritis maupun pengaruh hormonal

2.3.10 Dismenorrhoe

14
Nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan sesudah haid dapat
bersifat kolik terus-menerus. Nyeri di duga karena kontraksi rahim.

PENGGOLONGAN :
a) Dismenorrhoe primer, yaitu sejak menstruasi pertama kali, nyeri dan
tidak ada kelainan dari alat kandungan.
b) Dismenorrhoe sekunder, yaitu nyeri haid yang terjadi karena haid yang
terjadi kemudian, biasanya terdapat kelainan dari alat kandungan.

PENYEBAB :
a) Dismenorrhoe primer : psikis, anemia, TBC, kelelahan, serviks sempit
dan masalah endokrin
b) Dismenorrhoe sekunder : infeksi, nyeri sudah terasa sebelum haid, nyeri
bersifat kolik, nyeri disebabkan oleh tekanan tumor, nyeri masih ada
setelah haid berhenti.

GEJALA :
Rasa tidak nyaman di perut bagian bawah sebelum dan sesudah
haid, kadang-kadang nyebar ke daerah pinggang dan paha, mual, muntah,
sakit kepala, diare kadang hingga kejang.Pencegahan kram perut dengan
olahraga ringan dan tehnik relaksasi.
Penatalaksanaan dan pengobatan :
Pemberian obat analgetik, istirahat di tempat tidur jika nyeri hebat,
kompres hangat pada perut bawah dan pinggang untuk mengurangi rasa
sakit dan gosok daerah perut dengan tangan secara perlahan-lahan. Dapat
juga dengan mandi air hangat menggunakan aroma terapi untuk
menenangkan diri, minum minuman hangat yang mengandung kalsium
tinggi, posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Tarik
nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi. Penggunaan obat-
obatan yang digunakan harus berdasarkan pengawasan dokter. Boleh di
minum analgetik ( penghilang rasa sakit ) tidak lebih dari 3 kali sehari.

15
BAB III
PENUTUP

16
3.1 Kesimpulan
Menstruasi merupakan suatu siklus fisiologis dalam tubuh manusia
terutama perempuan. Setiap perempuan akan mengalami menstruasi ketika
memasuki masa-masa pubertas. Menstruasi merupakan tanda kedewasaan
seorang perempuan secara fisik. Siklus menstruasi berkisar antara 21-35
hari. Perdarahan selama menstruasi biasanya terjadi selama 3-7 hari.
Menstruasi pada setiap perempuan berbeda-beda ada yang normal
dan ada juga yang mengalami kelainan atau gangguan. Gangguan
menstruasi bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Biasanya gangguan
menstruasi terjadi karena kelainan pada fase menstruasi ada yang terlalu
cepat dan ada juga yang terlalu lama. Gangguan menstruasi bermacam-
macam jenisnya.
Seorang bidan dalam menghadapi masalah klien yang mengalami
kelainan siklus menstruasi haruslah secara profesional. Dalam hal ini
bidan harus berkolaborasi dengan dokter kandungan,jika tidak maka bidan
harus siap untuk merujuk klien ke tempat yang lebih berwenang dan
bepengalaman.

3.2 Saran

1. Diharapkan orang tua selalu mendampingi anak perempuannya untuk


memberikan berbagai informasi mengenai apa saja yang ia alami selama
menstruasi.
2. Setiap perempuan hendaknya waspada terhadap gejala yang
menunjukkan adanya gangguan selama menstruasi.
3. Hendaknya bidan memeberikan penyuluhan pada tiap perempuan
mengenai apa saja yang bisa terjadi pada siklus menstruasi.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,Chandranita,dkk.2008.Gawat Darurat Obstetri-Giekologi dan Obstetri-


Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta : ECG

17
Badziat,Ali.2003.Endokrinologi Ginekologi.Jakarta : Media Aesculapius Buku
Panduan Praktikum Kesehatan Reproduksi

http://bataviase.co.id/detailberita-10443643.html

http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Konsultasi-Kesehatan/Gangguan-
Siklus-Haid

Arif Mansjoer, dkk. 1999. kapita selekta kedokteran. Edisi 3. jilid 1. Jakarta : fkui

Derek Llewellyn. 2002. dasar-dasar obtetri dan ginekologi. Edisi 6 . Jakarta :


Hipokrates.

Sarwono prawirohardjo. 1985. ilmu kebidanan . Jakarta : FKUI

18

You might also like