Professional Documents
Culture Documents
Faktor penyebab dari kelainan ini tidak jelas, tetapi diduga karena suatu proses inflamasi yang
destruktif. Kelainan yang paling umum ditemukan adalah atresia lengkap dari seluruh struktur
ekstrahepatik (duktus biliaris). Yoon et al (1997) menjelaskan kejadian billiary atresia (BA)
berhubungan juga dengan paparan lingkungan (disebabkan virus) selama periode kehamilan
atau perinatal.
Gambaran Klinis
Bayi mengalami ikterus segera setelah lahir, feses berwarna pucat-gambaran seupa dengan
hepatitis neonatus. Apabila kondisi ini tidak diobati, hepar membesar (hepatomegali) dengan
disertai asites, jantung menjadi terlibat dan terdapat tanda malabsorpsi lemak.
Pemeriksaan penunjang
Dua jenis pemeriksaan yang lazim dilakukan untuk mendeteksi atresia bilier adalah analisa
serum darah dan biopsi hepar. Pemeriksaan jenis lain dengan menggunakan kartu warna feses
anak (infant stool card color), kartu ini memiliki kelebihan yakni mudah digunakan, harga
murah, dapat digunakan untuk metode skrining awall diagnosis dan manajemen dari atresia
bilier (Chen, at al, 2006). Pemeriksaan ini dirancang oleh Matsui et al (1994) dengan
menggunakan 7 wana feses berbeda pada bayi Taiwan.
Hasil dari pemeriksaan warna feses, bila warna feses menyerupai angka 1-3 (berwarna putih,
tanah liat, atau cahaya, kekuningkuningan), maka kemungkinan bayi menderita atresia bilier
lebih tinggi.
Tujuan dari pengobatan atresia bilier adalah untuk membuat suatu lintasan bagi empedu, bila
tidak dilakukan penatalaksanaan secara memadai maka prognosis akan buruk, dan kematian
akan terjadi dalam 2 tahun kehidupan.
Prosedur pembedahan dilakukan dengan teknik membuat apertura pada porta hepatis dalam
hepar sebagai usaha untuk masuk ke suatu duktus intrahepatik, lubang dalam hepar ini dapat
dianastomosis dengan segmen jejunum. Perawatan prabedah dan pascabedah dilakukan sesuai
dengan jenis pembedahan pada umumnya, yaitu berupa perawatan rutin. Hal penting lain
adalah dukungan bagi orang tua, orang tua harus mendapat penjelasan secara detail dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh mereka, serta diberikan dorongan untuk menangani dan
merawat anak –karena prognosis seringkali buruk, maka mereka juga memrlukan dukungan
emosional yang besar.
Pengkajian keperawatan
1. Gastrointestinal
a. Warna feses pucat seperti tanah liat atau tanah lempung.
b. Perut buncit dengan hepatomegali.
c. Varises esofagus.
d. Asites
e. Anoreksia
f. Masalah makan (seperti kelambatan dalam makan, kadang-kadang tidak tertarik
pada makan).
g. Status gizi buruk.
2. Respirasi
Distress pernapasan
3. Neurologi
Ensefalopati
4. Perkemihan
a. Letargi
b. Otot melemah
c. Gagal tumbuh
5. Mata, telinga, hidung, dan tenggorokan. Sklera ikterik pada usia 2 sampai 5 minggu.
6. Hematologi
a. Kecenderungan pendarahan
b. Hipertensi portal
7. Integumen
a. Kuning
b. Kering
c. Pruritus
d. Kerusakan kulit
e. Edema perifer
Diagnosis dan intervensi keperawatan