Professional Documents
Culture Documents
Kebanyakan antibiotik diatas (kecuali aminoglikosida) tidak menimbulkan banyak masalah bagi
orang-orang yang menggunakannya dan efek samping yang parah jarang terjadi. Efek samping
antibiotik yang dilaporkan yang paling umum adalah:
Sakit
Gangguan pencernaan
Diare
1. Penisilin (Penicillins)
Penisilin atau antibiotik beta-laktam adalah kelas antibiotik yang merusak dinding sel
bakteri saat bakteri sedang dalam proses reproduksi.
Penisilin adalah kelompok agen bakterisida yang terdiri dari penisilin G, penisilin V,
ampisilin, tikarsilin, kloksasilin, oksasilin, amoksisilin, dan nafsilin.
Efek yang jarang (0.1–1% pasien) adalah demam, muntah, dermatitis, angiodema
2. Sefalosporin (Cephalosporins)
Namun, antibiotik ini mampu mengobati berbagai infeksi bakteri yang tidak dapat diobati
dengan penisilin, seperti meningitis, gonorrhea, dll.
Dalam kasus dimana orang sensitif terhadap penisilin, maka sefalosporin bisa diberikan
sebagai alternatif.
Namun, dalam banyak kasus, ketika seseorang alergi terhadap penisilin, maka
kemungkinan besar dia akan alergi terhadap sefalosporin juga.
Ruam, diare, kejang perut, dan demam adalah efek samping dari antibiotik ini.
3. Aminoglikosida (Aminoglycosides)
Meskipun efektif dalam mengobati bakteri penyebab infeksi, terdapat risiko bakteri
semakin tahan terhadap antibiotik ini.
4. Makrolida (Macrolides)
Makrolida memiliki spektrum lebih luas dibandingkan dengan penisilin dan digunakan
untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran lambung, dll.
Ketidaknyamanan pencernaan, mual, dan diare adalah beberapa efek samping dari
makrolida.
Selain itu, wanita hamil dan menyusui tidak boleh mengonsumsi makrolida.
5. Sulfonamida (Sulfonamides)
Obat ini efektif mengobati infeksi ginjal, namun sayangnya memiliki efek berbahaya
pada ginjal.
Untuk mencegah pembentukan kristal obat, pasien harus minum sejumlah besar air.
Salah satu obat sulfa yang paling sering digunakan adalah gantrisin.
6. Fluoroquinolones
Karena dapat diserap dengan sangat baik oleh tubuh, fluoroquinolones dapat diberikan
secara oral.
Antibiotik ini dianggap relatif aman dan banyak digunakan untuk mengobati infeksi
saluran kemih dan saluran pernapasan.
Namun, fluoroquinolones diduga mempengaruhi pertumbuhan tulang. Itu sebab, obat ini
tidak direkomendasikan untuk wanita hamil atau anak-anak.
Efek samping yang sering timbul meliputi mual, muntah, diare, dll
Tetrasiklin adalah antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk mengobati berbagai
infeksi seperti infeksi telinga tengah, saluran pernafasan, saluran kemih, dll.
Pasien dengan masalah hati harus hati-hati saat mengambil tetrasiklin karena dapat
memperburuk masalah.
Ketika disuntikkan ke dalam kulit, polipeptida bisa menyebabkan efek samping seperti
kerusakan ginjal dan saraf.[]