30 MOBILISASI DINI DAN penyembuhan luka operasi, sectio
PENYEMBUHAN LUKA OPERASI caesarea(SC)
PADA IBU POST SECTIO CAESAREA PENDAHULUAN Sejak adanya bedah (SC) DI RUANG DAHLIA RUMAH Sectio Ccaesarea (SC) telah menjadikan SAKIT UMUM DAERAH KOTA perubahan dan pergeseran pandangan SALATIGA Anggorowati1 , Nanik masyarakat akan metode tersebut, diikuti Sudiharjani2 1Departemen Keperawatan dengan semakin meningkatnya angka Maternitas dan Anak PS Ilmu Keperawatan persalinan dengan tindakan Sectio FK UNDIP (aangham@gmail.com) 2 Ccaesarea (SC). WHO (World Health Perawat RSUD Salatiga Organization) menganjurkan operasi sesar ABSTRAK hanya sekitar 10- 15 % dari jumlah total kelahiran. Anjuran WHO tersebut tentunya Latar Belakang: Persalinan dengan didasarkan pada analisis resiko-resiko yang menggunakan metode sectio caesarea (sc) muncul akibat sesar, baik resiko bagi ibu memiliki resiko kematian ibu 4-6 kali lebih maupun bayi (Onggang, 2001). WHO besar dari kelahiran pervaginam. Mobilisasi memperkirakan bahwa angka persalinan dini merupakan suatu tindakan dengan Sectio Caesarea (SC) pada tahun rehabilitative (pemulihan) yang dilakukan 1998 adalah 10% sampai 15% sedangkan di setelah pasien sadar dari pengaruh anestesi Amerika Serikat persalinan dengan Sectio dan sesudah operasi. Caesarea (SC) 21,2% (Cunningham et al, Tujuan: untuk mengetahui hubungan 2006) sedangkan pada tahun 2000 mobilisasi dini pada ibu post SC dengan meningkat menjadi 24-30% (Roeshadi, penyembuhan luka operasi di Ruang Dahlia 2006). Di Indonesia terjadi peningkatan RSUD Kota Salatiga. Sectio Caesarea (SC) di mana tahun 2005 sebesar 51,59% dan tahun 2006 sebesar Metodologi: penelitian ini menggunakan 53,68% (Grace, 2007). Di Jawa Tengah desain penelitian korelasional dengan persalinan dengan Sectio Caesarea (SC) pendekatan crossectional, dilakukan pada pada tahun 2010 sebesar 11,8% (Profil 31 sampel. Analisis data menggunakan uji Dinas Kesehatan, 2010) sedangkan di statistik chi square. Hasil: mobilisasi dini RSUD Kota Salatiga persalinan 31 dengan hari ke 1, mobilisasi dini dilakukan Sectio Caesarea (SC) pada tahun 2010 sebanyak 12 responden (38,7%), hari ke 3 sebesar 204 kasus pada tahun 2010. mobilisasi dini dilakukan sebanyak 4 Persalinan dengan menggunakan metode responden (12,9%). Penyembuhan luka sectio cesaria (SC) bukanlah tanpa resiko, operasi hari 1, kondisi luka operasi tidak terbukti resiko kematian ibu akibat Sectio baik sebanyak 9 responden (29,0%), Caesarea (SC) adalah 4-6 kali lebih besar penyembuhan luka operasi hari ke 3, dari kelahiran pervaginam (Hacker & kondisi tidak baik sebanyak 2 responden Moore, 2001). Komplikasi ibu pada Sectio (6,5%). Ada hubungan antara mobilisasi Caesarea (SC) mencakup komplikasi dini dan penyembuhan luka operasi hari ke prosedur masa nifas yang normal dan 3 (p: 0,013) α = 0,05. Kesimpulan: Hasil prosedur pembedahan utama. Komplikasi penelitian ini dapat dijadikan sebagai penting yang muncul pada Sectio Caesarea prosedur tetap mobilisasi dini dan (SC) mencakup perdarahan, infeksi sesudah memotivasi pelaksanaan mobilisasi dini ibu pembedahan (Hacker & Moore, 2001). post SC di Ruang Dahlia RSUD Kota Penyebab utama trias kematian pada ibu Salatiga. Kata kunci: mobilisasi dini, hamil dan nifas yaitu perdarahan 60 %, infeksi 26 %, gestosis 15 % (Manuaba, jahitan setelah semua pembuluh yang 2002). Menurut Danida (2006) Masih berdarah diligasi dengan cermat. Akibat banyak penyebab kematian ibu antara lain dari insisi ini akan menimbulkan disebabkan oleh keracunan terputusnya jaringan tubuh dan menjadikan kehamilan/eklamsi (kaki bengkak dan luka pada orang yang dilakukan darah tinggi) sebanyak 24 %, dan infeksi pembedahan. Mobilisasi dini merupakan 11%. Asuhan masa nifas diperlukan dalam suatu tindakan rehabilitative (pemulihan) periode awal karena merupakan masa kritis yang dilakukan setelah pasien sadar dari bagi ibu. Di perkirakan bahwa 60 % pengaruh anestesi dan sesudah operasi. kematian ibu akibat kehamilan terjadi Mobilisasi berguna untuk membantu dalam setelah persalinan dan 40 % kematian masa jalannya penyembuhan luka (Mochtar, nifas terjadi 24 jam pertama. Nifas 1998). Mobilisasi atau bergerak adalah merupakan proses fisiologis, akan tetapi kemampuan seseorang untuk bergerak dengan asuhan dan manajemen yang secara bebas dengan menggunakan kurang tepat dapat menjadikan proses yang koordinasi sistem saraf dan patologis yang dapat membahayakan muskuloskeletal (Sarwono, 2008). keselamatan ibu dan komplikasi ibu pada Mobilisasi dini merupakan faktor yang Sectio Caesarea (SC) mencakup komplikasi menonjol dalam mempercepat pemulihan prosedur periode masa nifas yang normal pasca bedah dan dapat mencegah dan komplikasi prosedur pembedahan komplikasi pasca bedah. Banyak utama (Cuningham, 2006). Sectio Caesarea keuntungan bisa diraih dari latihan ditempat (SC) adalah tindakan pembedahan untuk tidur dan berjalan pada periode dini pasca melahirkan janin dengan membuka dinding bedah. Mobilisasi akan sangat berguna bagi perut dan dinding uterus (Hanifa, 2002). semua sistem tubuh, terutama fungsi usus, Menurut Kasdu (2003) Sectio Caesarea kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. (SC) adalah suatu tindakan yang bertujuan Hal tersebut 32 juga membantu mencegah untuk melahirkan bayi melalui tindakan pembentukan bekuan darah (trombosis) pembedahan dengan membuka dinding pada pembuluh darah tungkai dan depan perut dan dinding rahim. Sectio membantu kemajuan ibu dari Caesarea (SC) adalah suatu persalinan ketergantungan peran sakit menjadi peran buatan dimana janin dilahirkan melalui sehat dan tidak tergantung namun sebagian suatu insisi pada dinding depan perut dan pasien enggan untuk melakukan mobilisasi dinding rahim dengan syarat rahim dalam dini setelah beberapa jam melahirkan keadaan utuh serta berat janin di atas 500 (Hamilton, 2005). Konsep mobilisasi dini gram (Sarwono, 2000). Tindakan mula-mula berasal dari ambulasi dini yang pembedahan yang dilakukan dalam upaya merupakan pengembalian secara untuk mengeluarkan bayi akan berangsur-angsur ke tahap mobilisasi meninggalkan sebuah kondisi luka insisi. sebelumnya untuk mencegah komplikasi Menurut Smeltzer & Bare (2002), (Roper, 1996). Sedangkan mobilisasi dini menjelaskan bahwa luka insisi dibuat adalah kebijaksanaan untuk selekas dengan potongan bersih menggunakan mungkin membimbing penderita keluar instrumen tajam sebagai contoh; luka yang dari tempat tidurnya dan membimbingnya dibuat oleh ahli bedah dalam setiap selekas mungkin berjalan (Soelaiman, prosedur operasi, Seperti pada Sectio 2003). Mobilisasi pasca) adala Sectio Caesaeia (SC) luka steril (luka yang dibuat Ccaesarea(SC) suatu pergerakan, posisi secara aseptik) biasanya ditutup dengan atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan Kesimpulan Pada ibu post partum dengan Sectio Caesarea (SC) (Ridwan, 2008). Pada SC hari pertama menunjukkan bahwa kurun waktu Januari-Juni 2011 angka sebagian besar tidak dilakukan mobilisasi tindakan Sectio Caesarea (SC) di RSUD dan tidak ada hubungan antara mobilisasi Salatiga didapatkan sebanyak 86 tindakan. dan penyembuhan luka hari ke 1 (p: 0,056) Pengamatan terhadap 16 ibu post Sectio α = 0,05. Berbeda dengan kondisi hari Caesarea (SC) di Ruang Dahlia RSUD Kota ketiga post partum dengan SC dimana ada Salatiga bulan April s/d bulan Juni tahun hubungan antara mobilisasi dan 2011 didapatkan masih banyak yang tidak penyembuhan luka hari ke 3 (p: 0,013) α = mengetahui tentang pentingnya melakukan 0,05. 35 Saran Bagi penelitian selanjutnya mobilisasi dini setelah persalinan dengan dapat dilakukan penelitian tentang faktor indikasi Sectio Caesarea (SC). Selain itu selain mobilisasi dini yang mempengaruhi adanya kepercayaan ibu hamil terhadap penyembuhan luka pada pasien SC. Pada mitos bahwa setelah operasi tidak boleh ibu post partum dengan SC supaya banyak bergerak dan mengkonsumsi melaksanaan mobilisasi dini agar makanan yang berasal dari ikan laut. penyembuhan luka yang lebih cepat setelah Penyembuhan luka pada pasien Sectio dilakukan operasi, sehingga mengurangi Caesarea (SC) di RSUD Kota Salatiga hari perawatan serta biaya. Bagi Rumah dapat diamati secara bertahap. Pada hari ke Sakit perlu adanya kebijakan untuk 5 jika kondisi luka baik, dapat dilakukan dilakukan mobilisasi dini pada pasien pasca pengangkatan jahitan setengah. Tetapi jika sectio caesaria. Mobilisasi dini kondisi luka terdapat infeksi, maka mempercepat penyembuhan luka dan penanganan infeksi dilakukan terlebih mempersingkat masa perawatan dirumah dahulu kemudian setelah luka membaik sakit, sehingga merupakan promosi bagi baru dilakukan pengangkatan setengah. Rumah Sakit untuk mewujutkan Visi Kondisi tersebut menjadikan penyembuhan RSUD Kota Salatiga yaitu : mewukutkan luka pada pasien Sectio Caesarea (SC) Rumah Sakit mandiri sebagai pilihan utama antara 7-18 hari (Data Poliklinik, RSUD dengan pelayanan yang bermutu. Bagi Salatiga, 2010). METODE Penelitian tenaga perawat (bidan/perawat maternitas) menggunakan desain korelasional dengan di ruang Dahlia, perlu adanya pengawasan pendekatan cross sectional. Populasi dalam dalam melakukan mobilisasi dini pada ibu penelitian ini adalah ibu pasca sectio pos sectio caesarea,sehingga dapat caesaria yang menjalani perawatan di ruang meningkatkan pelayanan khususnya di perawatan Kebidanan (Ruang Dahlia) ruang Dahlia RSUD Kota Salatiga. RSUD Kota Salatiga. tehnik pengambilan DAFTAR PUSTAKA Cunningham, F., sampel accidental sampling selama tanggal Mac Donald, P., Gant, N., Leveno, K. et. al. JanuariFebruari 2012 diperoleh sampel 2006. Williams Obstetrics. Norwalk, CT: sebanyak 31 orang.Instrumen yang Appleton & Lange. Grace, 2007, Data digunakan adalah lembar observasi Sesaria Di Indonesia. Hacker & Moore, mobilisasi dini dan penyembuhan luka pada 2001, Fundamental of nursing; the art and pasien post sectio caesaria. HASIL DAN science of nursing. Philadelphia: PEMBAHASAN Sebagian besar Lippincott. Hamilton, Persis Mary, 2005, responden berada pada rentang umur 20-35 Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, tahun yaitu sebanyak 26 responden (Terjemahan), Edisi 6, Jakarta: EGC.. (83,9%), dan paling sedikit berusia < α: Hanifa, 2002, Ilmu Bedah Kebidanan. 0,05. KESIMPULAN DAN SARAN Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Kasdu, Dini. 2003. Operasi Caesarea: Masalah dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara. Manuaba, Ida Bagus Gde, 2002, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Jakarta :EGC.. Muchtar, R, 1998, Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jilid 1, . Jakarta :EGC. Onggang, 2001, Sectio sesaria, Palembang: Rajawali Press. Profil Dinas Kesehatan, 2010, Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah Roeshadi, 2006, Artikel-keperawatan perioperatif, Bagian Keperawatan Medikal Bedah dan Keperawatan Kritis, Program Studi Ilmu Keperawatan, Jember: Universitas Jember Sarwono Prawiroharjo, 2000, Ilmu Kebidanan, Edisi 2 Cetakan II Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G., 2002. Brunner dan Suddarth buku ajar – keperawatan medikal bedah (Terjemahan) Edisi 8. Volume 1. Jakarta: EGC.