You are on page 1of 15

ASUHAN KKEPERAWATAN PALIATIF

PADA Tn. H DENGAN KANKER PARU

DI RUMAH SAKIT X.

A. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. H

Umur : 58 Thn

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku/bangsa : Maluku

Status pernikahan : Menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tukang Ojek

Alamat : Kairatu

No RM : 001122

Tanggal MRS : 10 – 10 - 2010

Tanggal Pengkajian : 10 – 10 - 2010

No telp : 085243444455

Status bayar : Kis


2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. E

Umur : 56 Thn

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Kairatu

Pekerjaan : IRT

Hubungan dengan pasien : Istri

No telp : 081247888000

2. Keluhan Utama

Pasien mengatakan khawatir dengan sesak nafas yang semakin parah

3. Riwayat penyakit sekarang

Pasien MRS dengan keluhan sesak napas, batuk di sertai lendir sudah lebih
dari seminggu,kesulitan menelan, lemas, menyebabkan pasien dan keluarga
merasa khawatir dengan kondisi pasien saat ini. Keluhan di alami sudah
seminggu yang lalu.

4. Riwayat penyakit masa lalu

Sebelumnya pasien tidak pernah menderita sakit seperti ini

5. Riwayat kesehatan keluarga

Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien.
6. Riwayat merokok

Pasien merupakan perokok aktif, sehari biasa mengahabiskan 2 bungkus rokok


per hari.

7. Riwayat psikososial

1. Bahasa yang digunakan

Pasien berkomunikasi dengan meggunakan Bahasa sehari-hari.

2. Persepsi pasien dengan penyakitnya

Pasien mengatakan takut dengan penyakit yang dideritannya saat ini dan
ingin segera sembuh, pasien cemas akan kehidupan anak-anaknya
kedepan jika pasien telah meninggal.

3. Konsep Diri
a. Body image : pasien belum menerima keadaan penyakitnya saat ini.
b. Ideal Diri : pasien berkeinginan agar anak-anaknya menjadi orang
yang sukses dan memiliki pekerjaan yang mapan.
c. Harga Diri : pasien merasa di hargai oleh keluarganya
d. Peran Diri : pasien adalah kepala keluarga yang bertugas sehari-hari
memenuhi kebutuhan keluarganya dengan mencari nafkah`
e. Personal identity : pasien adalah seorang ayah dari 3 orang anak.

4. Tahap kaget

Pasien dan keluarga terlihat kaget dan bingung ketika mengetahui dari
petugas medis penyakit yang dideritannya.

4. Tahap penyangkalan (Denial)

Pasien terlihat menyangkal dan menolak dengan diagnose penyakitnya


ketika diberitahukan oleh keluarga pasien.
5. Tahap marah (Anger)

Pasien mengatakan kenapa Tuhan memberikannya cobaan berupa


penyakit ini, dan mengatakan kepada perawat untuk memeriksanya
kembali, pasien terlihat marah.

6. Tahap depresi (Depression)

Pasien merasa stress dengan kondisinya sehingga ia terlihat tidak mau


berhubungan dengan orang lain, takut peran sebagai kepala keluarga tidak
optimal karena pasien adalah pencari nafkah dalam keluarga. Istri pasien
juga merasa sedih mendengar penyakit yang diderita pasien. Takut akan
kehilangan suaminya.

7. Tahap Tawar Menawar (bargaining)

Pasien mengatakan kepada dokter dan perawat bahwa apa ada


kemungkinan untuk ia biasa sembuh total, dan meminta kepada tuhan agar
menghilangkan penyakit yang ada pada dirinya.

8. Tahap Pasrah

Pasien mau menerima penyakitnya dan mulai mencari solusi untuk dapat
hidup normal kembali.

9. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara

Pasien tampak kebingungan (disorientasi).

10. Hubungan dengan keluarga

Hubungan pasien dengan keluarganya baik-baik saja


8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
1. Sebelum sakit pasien makan sehari 3 kali dengan menu nasi, ikan dan
sayur. Biasanya pasien mengahabiskan porsi makanan. minum sehari
biasa 6-8 gelas.
2. Selama sakit Pasien makan melalui NGT yang dibantu oleh petugas.

b. Pola eliminasi

1. Sebelum sakit Pasien biasa BAB 1 kali sehari, waktu tidak menentu,
pasiem mengatakan tidak ada keluhan saat BAB dan BAK biasa sampai
4 - 5 kali sehari. Tidak ada keluhan selama BAK.

2. Selama sakit Pasien BAK 1 kali sehari dengan karakteristik encer dan
kuning dan pasien BAK di kateter.

c. Pola aktivitas istirahat tidur

1. Sebelum sakit

1) Keadaan aktivitas sehari-hari. Pasien dapat menjalankan aktivitas


sehari-hari secara mandiri seperti halnya BAK, BAB, makan dan juga
mandi. Dan pasien tidak menggunakan alat bantu apapun selama
menjalankan aktivitas.
2) Kebutuhan tidur pasien. Pasien biasa tidur kurang lebih 7 jam per hari
pasien biasa mulai tidur pukul 22.00 wit dan bangun pukul 05.30 wit,
pasien biasa tidur siang 1,5 jam perhari.
2. Selama sakit
1) Keadan aktivitas sehari-hari. Keluarga pasien mengatakan jika
aktivitas pasien dibantu oleh keluarga diantaranya, memakaikan
pakaian, makan, mandi.
2) Kebutuhan tidur. Pasien mengatakan jika tidur sering terbanggun
karena merasa tidak nyaman selama di rumah sakit. Kebutuhan tidur
pasien 4-5 jam, pasien terlihat lemas.
b. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum

Pasien terlihat gelisah, keringat dingin, pasien sering mengulang ulang


pembicaraannya, tampak kebingungan.
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4V3M5

2. Tanda tanda vital

Td : 130/90

Nadi : 100 x/m

Rr : 30x/m

Suhu : 37,8 0 c

SPO2 : 95 %

3. Kepala

Bentuk kepala normal, tidak terdapat kelainan di kepala.

4. Mata

Bentuk mata normal, tidak ada kelainan di mata.

5. Telinga

Bentuk kedua telinga simestris.

6. Hidung

Terpasang NGT,

Sesak napas
Adanya sputum

7. Mulut dan bibir

Sariawan : Tidak

Gigi palsu : Tidak

Ada penumpukan sputum

8. Leher

Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak

Nadi karotis : Teraba

9. Thoraks

penapasan meningkat

adannya wheezing

10. Abdomen

Tidak ada pembesaran hepar

11. Kelamin

Terpasamg kateter, penis normal.

12. Ekstremitas

Terpasang infus, tidak ada odem.


3. . ANALISA DATA

DX 1 : Ansietas/ ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan


diperkirakan dengan situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang
tidak dapat diperkirakan takut akan kematian dan efek negatif pada
gaya hidup.

DS :

 pasien mengatakan pasien dan keluarga merasa khawatir,


 pasien mengatakan merasa takut dengan penyakit yang di derita saat
ini,
 pasien tampak kaget dan kebingungan
 pasien mengatakan merasa strees dengan kondisinya sehingga dia
terlihat tidak mau berhubungan dengan orang lain

DO :

 pasien terlihat gelisah


 keringat dingin
 disorentasi
 TTV :

TD : 130/90

Nadi : 100 x/m

Rr : 30x/m

Suhu : 37,8 0 c

SPO2 : 95 %
DX2 : Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian
yang dihadapi, penurunan fungsi perubahan konsep diri.

DS :

 Pasien mengatakan takut peran sebagai kepala keluarga, tidak optimal


karena pasien adalah pencari nafkah dalam keluarga.
 Pasien mengatakan cemas akan kehidupan anak-anaknya kedepan
jika pasien telah meninggal.

DO :

 Pasien tampak stress,


 Pasien sering mengulang ngulang pembicaraan
 TTV
TD : 130/90
Nadi : 100 x/m
Rr : 30x/m
Suhu : 37,8 0 c
SPO2 : 96 %

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas/ ketakutan individu , keluarga ) yang berhubungan diperkirakan


dengan situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat
diperkirakan takut akan kematian dan efek negatif pada pada gaya hidup.
2. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang
dihadapi, penurunan fungsi perubahan konsep diri.
C. PERENCANAAN / INTERVENSI

Diagnosa I

Ansietas / ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan denga situasi yang


tak dikenal. Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan takut akan kematian dan efek
negative pada gaya hidup.

Criteria Hasil

Klien atua keluarga akan :

1. mengungkapkan ketakutannya yang brhubungan dengan gangguan


2. menceriktakan tentang efek ganmguan pada fungsi normal, tanggungn jawab,
peran dan gaya hidup

No Intervensi Rasional
1 Bantu klien untuk mengurangi Klien yang cemas mempunbyai
ansietasnya : penyempitan lapang persepsi
denagn penurunan kemampuan
1. berikan kepastian dan untuk belajar. Ansietas cendrung
kenyamanan untuk memperburuk masalah.
2. tunjukkan perasaan tentang Menjebak klien pada lingkaran
pemahman dan empti, jangan peningkatan ansietas tegang,
menghindari pertanyaan emosional dan nyeri fisik
3. dorong klien untuk
mengungkapkan setiap
ketakutan permasalahan yang
berhubungan dengan
pengobtannya

4. identifikasi dan dukung


mekaniosme koping efektif
2 Kaji tingkat ansietas klien : Beberapa rasa takut didasari oleh
rencanakan pernyuluhan bila informasi yang tidak akurat dan
tingkatnya rendah atau sedang dapat dihilangkan denga
memberikan informasi akurat. Klien
dengan ansietas berat atauparah
tidak menyerap pelajaran
3 Dorong keluarga dan teman untuk Pengungkapan memungkinkan
mengungkapkan ketakutan-ketakutan untuk saling berbagi dan
mereka memberiakn kesempatan untuk
memperbaiki konsep yang tidak
benar
4 Berika klien dan keluarga Menghargai klien untuk koping
kesempatan dan penguatan koping efektif dapat menguatkan renson
positif koping positif yang akan datang

Diagnosa II

Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang dihadapi,
penurunan fungsi perubahan konsep diri.

Criteria Hasil

Klien atua keluarga akan :

1. Pasien dan keluarga dapat mengungkapkan perasaan kehilangan atau berduka


secara terbuka.
2. Klien dapat menerima kematian yang akan terjadi.

3. Klien dapat merasakan nyaman dan dukungan dari keluarga.

No Intervensi Rasional
1 Berikan kesempatan pada klien Pengetahuan bahwa tidak ada lagi
da keluarga untuk pengobatan yang dibutuhkan dan bahwa
mengungkapkan perasaan, kematian sedang menanti dapat
didiskusikan kehilangan secara menyebabkan menimbulkan perasaan
terbuka , dan gali makna pribadi ketidak berdayaan, marah dan kesedihan
dari kehilangan.jelaskan bahwa yang dalam dan respon berduka yang
berduka adalah reaksi yang lainnya. Diskusi terbuka dan jujur dapat
umum dan sehat membantu klien dan anggota keluarga
menerima dan mengatasi situasi dan
respon mereka terhdap situasi tersebut
2 Berikan dorongan penggunaan Stategi koping fositif membantu
strategi koping positif yang penerimaan dan pemecahan masalah
terbukti yang memberikan
keberhasilan pada masa lalu
3 Bantu klien mengatakan dan Proses berduka, proses berkabung
menerima kematian yang akan adaptif tidak dapat dimulai sampai
terjadi, jawab pertanyaan kematian yang akan terjadi di terima
dengan jujur
4 Tingkatkan harapan dengan Penelitian menunjukkan bahwa klien sakit
perawatan penuh perhatian, terminal paling menghargai tindakan
menghilangkan ketidak keperawatan berikut :
nyamanan dan dukungan
a. Membantu berdandan

b. Mendukung fungsi kemandirian

c. Memberikan obat nyeri saat


diperlukandan

d. meningkatkan kenyamanan fisik (


skoruka dan bonet 1982 )

4. IMPLEMENTASI
Tgl Implementasi Evaluasi Ttd

10-10-2010 Dx I. S: Perawat
Shif
09.00 wit 1. Membantu klien untuk 1. Pasien mengungkapkan
mengurangi ansietasnya
: rasa takutnya terhadap
penyakit yang dideritanya.
a. memberikan
kepastian dan 2. Pasien mengatakan
kenyamanan merasa sedikit lebih tenang
b. menunjukkan
perasaan tentang dan nyaman setelah
pemahman dan empti, mendengarkan penjelasan
jangan menghindari
pertanyaan dari perawat mengenai
c. mendorong klien penyakitnya dan
untuk
mengungkapkan pengobatan.
setiap ketakutan 3. Pasien mengatakan lebih
permasalahan yang
berhubungan dengan cemasnya sedikit
pengobtannya berkurang ketika ia

identifikasi dan dukung membicarakan masalah

mekaniosme koping yang ia sedang hadapi ini

efektif kepada perawat dan


keluarganya yang lain
2. Mengkaji tingkat O :
ansietas klien :
1. Keadaan umum lemah,
rencanakan
kesadaran compos mentis
pernyuluhan bila
tingkatnya rendah 2. kecemasan mulai

atau sedang berkurang

3. Mendorong keluarga 3. pasien dan keluarga


dan teman untuk sudah bias menerima
mengungkapkan keadaan pasien.
ketakutan-ketakutan
4. Pasien sudah mulai diajak
mereka
bicara oleh keluarga yang
4. Memberikan klien dan
lain.
keluarga kesempatan
dan penguatan koping 5. TD : 130/90
positif
6. R : 28

7. S: 37,5

8. GCS : 96 %

A. Masalah belum teratasi

P : lanjutkan dan optimalkan


kembali intervensi untuk
membantu klien mengurangi
ansietas, memberikan klien
dan keluarga kesempatan dan
penguatan koping, mengkaji
lagi tingkat ansietas klien.

Pukul Dx II
11.00wit
1. Memberikan kesempatan
pada klien dan keluarga S :
untuk mengungkapkan
perasaan, didiskusikan 1. Pasien mengatakan bahwa
kehilangan secara ia sudah bias menerima
terbuka , dan gali makna kedaannya sekarang .
pribadi dari 2. Keuarga mengatakan
kehilangan.jelaskan bahwa belum bias
bahwa berduka adalah menerima akan kepergian
reaksi yang umum dan (meninggalnya) pasien .
sehat 3. Pasien mengatakan ia
2. Memberikan dorongan merasakan kenyamanan
penggunaan strategi ketika mengetahui bahwa
koping positif yang keluarga mendukungnya di
terbukti yang memberikan saat sakit.
keberhasilan pada masa
O:
lalu
3. Membantu klien 1. Pasien terlihat

mengatakan dan tenang dan

menerima kematian yang nyaman

akan terjadi, jawab 2. Pasien terlihat nyaman

pertanyaan dengan jujur bersama keluarganya


3. Pasien terlihat tenang saat
4. Meningkatkan harapan
mengekspresikan
dengan perawatan penuh
perasaannya.
perhatian, menghilangkan
ketidak nyamanan dan
A : masalah belum teratasi
dukungan.

P: lanjutkan dan optimalkan


kembali intervensi .dengan :

1. Berikan kesempatan pada


klien dan keluarga untuk
mengungkapkan perasaan,
didiskusikan kehilangan
secara terbuka , dan gali
makna pribadi dari
kehilangan.jelaskan bahwa
berduka adalah reaksi yang
umum dan sehat
2. Berikan dorongan
penggunaan strategi koping
positif yang terbukti yang
memberikan keberhasilan
pada masa lalu
3. bantu klien mengatakan dan
menerima kematian yang
akan terjadi, jawab
pertanyaan dengan jujur

You might also like