You are on page 1of 40

1

BAB VIII
PERTUMBUHAN EKONOMI II
 Review :
Pertumbuhan ekonomi direpresentasikan dg Model Solow (Solow Growth Model),
yakni bagaimana :
1. Perubahan modal (tabungan dan investasi) mempengaruhi
2. Perubahan angkatan kerja (pertumbuhan populasi) output
3. Perubahan teknologi perekonomian

 Kemajuan Teknologi
 Kemajuan teknologi merupakan variabel eksogen, yg meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk berproduksi sepanjang waktu  Efisiensi Tenaga Kerja
 Jika fungsi produksi adalah Y = F (K, L)
maka Y = F (K, L x E)
dimana : E = efisiensi tenaga kerja
L x E = mengukur jumlah para pekerja efektif
Efisiensi tenaga kerja = mencerminkan pengetahuan masyarakat tentang metode2
produksi – ketika teknologi mengalami kemajuan maka
efisiensi tenaga kerja meningkat
(selain itu, pengembangan dlm kesehatan, pendidikan, atau
keahlian angk.kerja  efisiensi tenaga kerja meningkat)
 Model kemajuan teknologi =
Peningkatan efisiensi tenaga kerja (E) sejalan dg peningkatan angk.kerja (L)
 Asumsi paling sederhana ttg kemajuan teknologi =
Kemajuan teknologi menyebabkan efisiensi tenaga kerja (E) pada tk.konstan g
 Bentuk kemajuan teknologi disebut Pengoptimalan Tenaga Kerja (labor-
augmenting technological progress), karena
a. Angk.kerja (L) tumbuh pd tingkat n
b. Efisiensi dari tiap unit tenaga kerja (E) tumbuh pd tingkat g
c. Jumlah per pekerja efektif (L x E) tumbuh pd tingkat n + g
 Persamaan:
; ; y = f (k)
Ketika y konstan pd keadaan stabil, maka
a. E tumbuh pd tingkat g
b. L tumbuh pd tingkat n
c. Output total (Y) tumbuh sebesar n + g
Total output perekonomian (Y) = y x (L x E)
Tabel. Tk.pertumbuhan kondisi mapan dlm model Solow dg kemajuan
teknologi
Tk.pertumbuhan
Variabel Simbol
kondisi mapan
Modal per pekerja efektif 0

Output per pekerja efektif 0

Output per pekerja g

Output total Y = y x (E x L) n+g

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


2

Perubahan persediaan = investasi – investasi pulang-pokok


modal
Δk = sf(k) – (δ + n + g) k
Catt:
Investasi pulang-pokok meliputi 3 kaidah : untuk menjaga k tetap konstan,
a. δk dibutuhkan untuk mengganti modal yg terdepresiasi
b. nk dibutuhkan untuk memberi modal bagi para pekerja baru
c. gk dibutuhkan untuk memberi modal bagi ‘para pekerja efektif’ baru yg
diciptakan oleh kemajuan teknologi

 Kondisi Mapan
Kondisi mapan tercapai (k*) ketika modal per pekerja efektif (k) dan output per
pekerja efektif (y) adalah konstan  Δk = 0  Ekuilibrium Perekonomian
Jk.Panjang

Δk = sf(k) – (δ + n + g) k
0 = sf(k) – (δ + n + g) k
sf(k) = (δ + n + g) k
Sekali perekonomian berada pd kondisi mapan, tk.pertumbuhan output per pekerja
hanya bergantung pd tk.kemajuan teknologi.

Mengacu pd model Solow, hanya kemajuan teknologi yg bisa menjelaskan


peningkatan standar kehidupan yg berkelanjutan.

 Tk.Modal Kaidah Emas


merupakan kondisi mapan yg memaksimalkan konsumsi per pekerja efektif.
Konsumsi per pekerja efektif pd kondisi mapan:
c* = f(k*) – (δ + n + g) k*
Konsumsi pd kondisi mapan dimaksimalkan jika: MPK = δ + n + g, atau
MPK – δ = n+g
Produk marjinal modal neto = tk.pertumbuhan output total
 Dari Teori ke Data Empiris Pertumbuhan
1. Pertumbuhan yg seimbang
Dalam model Solow, kemajuan teknologi menyebabkan nilai berbagai variabel
meningkat secara bersamaan pd kondisi mapan  disebut sbg Pertumbuhan yg
Seimbang (balanced growth)
Studi kasus: Perekonomian Amerika Serikat (AS) secara jk.panjang
a. Output per pekerja dan persediaan modal per pekerja tumbuh dgn tingkat yg
hampir sama – sekitar 2% per tahun  rasio modal-output bertahan konstan
sepanjang waktu
b. Upah riil meningkat dgn jumlah yg hampir sama dgn GDP riil per pekerja –
sekitar 2% per tahun, namun harga riil modal (diukur sbg pendapatan modal riil
dibagi persediaan modal) mempunyai nilai yg hampir sama (konstan).
2. Convergence
adalah bertemunya (convergence) perekonomian negara miskin menuju
perekonomian negara maju.
Studi kasus:
Studi membuktikan bahwa perekonomian akan saling berkonvergensi pd tingkat
sekitar 2% per tahun, yaitu kesenjangan antara perekonomian negara kaya dgn
negara miskin menyempit sekitar 2% per tahun.

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


3

Perekonomian dunia memperlihatkan convergence kondisional (conditional


convergence)  Perekonomian akan berkonvergen dgn kondisi mapannya
sendiri2, yg akhirnya akan ditentukan oleh tabungan, pertumbuhan populasi, dan
pendidikan.
3. Akumulasi Faktor vs. Efisiensi Produksi
Dari sisi akuntansi, perbedaan internasional dlm pendapatan per kapita dibagi
menjadi 2:
a. Perbedaan faktor produksi (seperti kuantitas modal fisik dan modal manusia)
b. Perbedaan efisiensi dlm penggunaan faktor produksi
Akumulasi dan efisiensi produksi berkorelsi secara positif dimana ketika negara yg
mempunyai tk.modal fisik dan sumberdaya manusia yg besar cenderung
menggunakan faktor produksinya secara efisien.
Cara untuk menginterpretasikan korelasi positif tsb dgn hipotesis sbb:
a. Perekonomian yg efisien dapat mendorong akumulasi modal.
b. Akumulasi modal dapat mendorong efisiensi yg lebih baik.
c. Faktor akumulasi dan efisiensi produksi digerakkan oleh variabel ke-3 yakni
berupa kualitas institusi negara (proses pembuatan kebijakan pemerintah).

 Kebijakan untuk Mendorong Pertumbuhan


1. Mengevaluasi tk.tabungan
Determinan penting standar kehidupan penduduk  seberapa banyak negara
menabung dan berinvestasi (menurut model Solow)
Tk.tabungan menentukan tk.modal dan output pd kondisi mapan (steady state),
satu tk.tabungan tertentu menghasilkan kondisi mapan Kaidah Emas yg akan
memaksimalkan konsumsi per pekerja sekaligus kesejahteraan ekonomi.
Pd kondisi mapan Kaidah Emas  MPK – δ = n + g
a. Jika MPK – δ > n + g, maka perekonomian beroperasi dgn modal yg lebih kecil
dari Kaidah Emas sehingga produk marjinal kian menurun.
Kenaikan tk.tabungan secara bertahap akan meningkatkan akumulasi modal yg
mengarah ke kondisi mapan dgn konsumsi yg lebih tinggi
b. Jika MPK – δ < n + g, maka perekonomian beroperasi dgn terlalu banyak modal
dari Kaidah Emas.
Akumulasi modal yg berlebih akan menurunkan tk.tabungan dan akan
meningkatkan konsumsi untuk saat ini dan yg akan datang.
 Jika suatu negara menabung dan menginvestasikan bagian yg lebih besar dari
pendapatannya, maka perekonomian akan tumbuh jauh lebih cepat dan
akhirnya mencapai kondisi mapan dgn konsumsi yg lebih tinggi
2. Mengubah tk.tabungan
Cara pemerintah untuk mempengaruhi tabungan nasional:
a. Melalui tabungan masyarakat (public savings) – perbedaan antara jumlah
penerimaan pajak pemerintah (T) dgn pengeluarannya (G).
1) G > T  defisit anggaran pemerintah  tabungan masyarakat negatif
Defisit anggaran  meningkatkan tk.bunga  menyusutkan (crowding out)
investasi  akibatnya persediaan modal menurun  utang nasional
generasi mendatang meningkat
2) G < T  surplus anggaran pemerintah  tabungan masyarakat positif
Pemerintah bisa membayar sebagian utang nasional dan mendorong
investasi
b. Melalui tabungan swasta (private savings) – tabungan yg dilakukan oleh rumah
tangga dan perusahaan.
Seberapa banyak orang menabung bergantung pd insentif yg mereka terima,
insentif dibedakan oleh berbagai kebijakan publik.
1) Tarif pajak atas modal (ex: pajak pendapatan perusahaan, federal, negara
bagian dsb) yg tinggi menghambat tabungan swasta karena mengurangi
tk.pengembalian yg diterima oleh para penabung.
2) Pos penghapusan pajak mendukung tabungan swasta dgn memberikan
perlakuan khusus atas pendapatan yg ditabung, seperti mengganti sistem
pajak pendapatan dgn sistem pajak konsumsi.

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


4

3. Mengalokasikan investasi perekonomian


Pemerintah harus mampu mengukur eksternalitas dari berbagai aktivitas ekonomi
sehingga bisa memberikan insentif yg tepat bagi setiap aktivitas.
4. Membangun institusi yg tepat
a. Salah satu alasan mengapa setiap negara memiliki tk.efisiensi produksi yg
berbeda-beda adalah karena setiap negara memiliki institusi yg berbeda dalam
memberikan petunjuk tentang pengalokasian sumberdaya langka yg tersedia.
b. Perbedaan institusi antarnegara adalah kualitas dari pemerintahan negara itu
sendiri.
c. Studi empiris membuktikan bahwa tk.korupsi yg cukup tinggi di suatu negara
merupakan faktor penentu yg cukup penting bagi pertumbuhan ekonomi.
5. Mendorong kemajuan teknologi
Model Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan yg berkelanjutan dalam
pendapatan per pekerja harus berasal dari kemajuan teknologi. Namun, model
Solow menganggap kemajuan teknologi sbg variabel eksogen dan model Solow
tidak menjelaskannya sehingga determinan kemajuan teknologi tidak dipahami dgn
baik.
Banyak kebijakan public dirancang untuk mendorong kemajuan teknologi.
Sebagian besar dari kebijakan ini mendorong sektor swasta untuk menyalurkan
sumberdaya ke inovasi teknologi.

 Teori Pertumbuhan Endogen (Di Luar Model Solow)


merupakan penolakan atas asumsi model Solow tentang perubahan teknologi yg
berasal dari luar (eksogen).
1. Model Dasar
 Fungsi produksi
Y = AK
Dimana:
Y = output
K = persediaan modal
A = konstanta yg mengukur jumlah output yg diproduksi untuk setiap unit modal
 Akumulasi modal
ΔK = sY – δK
Perubahan persediaan modal = investasi – depresiasi
 ΔK = sY – δK
ΔK = sAK – δK

Dimana:
= Tk.pertumbuhan output
sA > δ  pendapatan perekonomian tumbuh selamanya, meskipun tanpa
asumsi kemajuan teknologi eksogen
 Dalam model Solow, tabungan akan mendorong pertumbuhan untuk sementara,
tetapi pengembalian modal yg kian menurun pd akhirnya akan mendorong
perekonomian mencapai kondisi mapan dimana pertumbuhan hanya
bergantung pd kemajuan teknologi eksogen.
Dalam teori pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi bisa mendorong
pertumbuhan yg berkesinambungan.
 Teori pertumbuhan endogen menyatakan bahwa asumsi pengembalian modal
konstan (bukan kian menurun) lebih bermanfaat jika K diasumsikan secara lebih
luas.
 Asumsi pengembalian modal konstan menjadi deskripsi mengenai pertumbuhan
ekonomi jk.panjang.

SOAL LATIHAN

ISIAN

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


5

Dalam … (1) model pertumbuhan Solow, tingkat pertumbuhan … (2) hanya


ditentukan oleh tingkat … (3).
Dalam model Solow dengan pertumbuhan … (4) dan … (5), kondisi mapan Kaidah
Emas (memaksimalkan konsumsi) dicirikan dgn kesetaraan antara … (6) (MPK – δ) dan
tk.pertumbuhan kondisi mapan (n + g).

ESSAY
1. Gambarkan secara grafis model pertumbuhan Solow dgn memasukkan faktor
kemajuan teknologi yg mencapai kondisi steady state!
2. Suatu perekonomian dijelaskan oleh model pertumbuhan Solow sehingga memiliki
fungsi produksi sbb:
a. Carilah nilai kondisi mapan y sbg fungsi dari s, n, g, dan δ!
b. Sebuah negara maju memiliki tk.tabungan 28% dan tk.pertumbuhan populasi 1%
per tahun. Sebuah negara berkembang memiliki tk.tabungan 10% dan
tk.pertumbuhan populasi 4% per tahun. Di kedua negara, g = 0,02 dan δ = 0,04.
Carilah nilai kondisi mapan y untuk masing2 negara!
c. Kebijakan apa yg perlu diterapkan oleh negara berkembang untuk meningkatkan
tk.pendapatannya?
3. Di Perancis, bagian modal dari GDP kira2 30%; pertumbuhan rata2 output kira2 3%
per tahun; tk.depresiasi kira2 4% per tahun; dan rasio modal-output kira2 2,5.
Anggaplah bahwa fungsi produksi adalah Cobb-Douglas, sehingga bagian modal
dalam output adalah konstan, dan bahwa Perancis berada dalam kondisi mapan.
a. Berapakah seharusnya tk.tabungan dalam kondisi mapan awal? [Petunjuk:
Gunakan hubungan kondisi mapan sy = (δ + n + g)k.]
b. Berapakah produk marjinal modal dalam kondisi mapan awal?
c. Anggaplah kebijakan public menaikkan tk.tabungan sehingga perekonomian
mencapai tk.modal Kaidah Emas. Berapakah produk marjinal modal pd kondisi
mapan Kaidah Emas? Bandingkanlah produk marjinal pd kondisi mapan Kaidah
Emas dgn produk marjinal dalam kondisi mapan awal! Jelaskan!
d. Berapakah rasio modal-output pd kondisi mapan Kaidah Emas? [Petunjuk: Untuk
fungsi produksi Cobb-Douglas, rasio modal-output dikaitkan dgn produk marjinal
modal]
e. Berapakah tk.tabungan yg harus dicapai dalam kondisi mapan Kaidah Emas?

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


6

BAB IX
PENGANTAR FLUKTUASI EKONOMI
 Fluktuasi dalam output perekonomian terkait erat dgn fluktuasi tk.kerja. Ketika
perekonomian mengalami penurunan dalam jumlah output dan peningkatan dalam
jumlah pengangguran, perekonomian dikatakan berada dalam resesi.
 Fluktuasi jk.pendek pd output dan pengangguran disebut siklus bisnis (business cycle)

 Fakta tentang Siklus Bisnis


1. GDP dan komponennya
GDP merupakan ukuran paling luas untuk keseluruhan kondisi perekonomian.
Sebuah periode dimana sekurang2nya 2 kuartal berturut-turut terjadi penurunan pd
GDP riil dinamakan resesi.
2. Pengangguran dan Hukum Okun
Selain pd pendapatan nasional, siklus bisnis juga terlihat pd kondisi pasar tenaga
kerja.
Menurut Hukum Okun  Pengangguran dan GDP memiliki berkorelasi secara
negatif

Perubahan persentase = 3,5% - 2 x Perubahan pd


GDP riil tk.pengangguran
Hukum Okun mengingatkan bahwa faktor2 yg menentukan siklus bisnis pd
jk.pendek sangat berbeda dgn faktor2 yg membentuk pertumbuhan ekonomi
jk.panjang.
a. Pertumbuhan jk.panjang pd GDP  ditentukan oleh kemajuan teknologi
b. Pertumbuhan jk.pendek pd GDP  sangat berkorelasi dgn pemanfaatan tenaga
kerja.
Penurunan produksi barang dan jasa yg terjadi selama resesi selalu berkaitan
dgn peningkatan jumlah pengangguran.

 Horizon Waktu dalam Makroekonomi


Untuk melihat perbedaan antara perekonomian jk.panjang dan jk.pendek dapat dilihat
dgn melihat dampak dari perubahan kebijakan moneter, seperti Jumlah Uang Beredar
(JUB)
1. Jk.panjang  Harga bersifat fleksibel dan bisa menanggapi perubahan dalam
penawaran dan permintaan.
Dalam perekonomian jk.panjang, JUB mempengaruhi variabel2 nominal (variabel2
yg diukur dgn nilai uang) tetapi tidak variabel2 riil.
Sehingga, perubahan JUB tidak menyebabkan fluktuasi dalam output atau
kesempatan kerja.
2. Jk.pendek  Harga bersifat kaku (sticky) pd tingkat yg ditentukan sebelumnya.
Dalam perekonomian jk.pendek, banyak harga tidak menanggapi perubahan
kebijakan moneter atau hanya terdapat sedikit perubahan langsung dalam banyak
harga.

 Model Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat


merupakan model canggih yg melibatkan interaksi diantara banyak pasar.

 Permintaan Agregat
atau aggregate demand (AD) merupakan hubungan antara jumlah output yg diminta
(Y) dan tk.harga agregat (P).
1. Permintaan Agregat dari Persamaan Kuantitas
Teori kuantitas  MV = PY
Dimana:

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


7

M = JUB
V = Perputaran uang (velocity of money)
P = Tk.harga
Y = Jumlah output
Jika V konstan maka M (JUB) menentukan nilai nominal output, yg pd akhirnya
merupakan produk dari tk.harga (P) dan jumlah output (Y).
Penawaran dan permintaan untuk keseimbangan uang riil

Dimana:
merupakan parameter yg menentukan berapa banyak uang yg orang ingin
pegang untuk setiap satu satuan mata uang pendapatan
a. Pemintaan keseimbangan uang riil proporsional terhadap output (Y).
b. Jika V konstan, maka permintaan keseimbangan uang riil untuk tiap satuan
output adalah konstan.
2. Kurva Permintaan Agregat
Gambar. Kurva Permintaan Agregat
Tk.harga
(P)

AD, permintaan
agregat

Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
a. Menunjukkan hubungan antara tk.harga (P) dan jumlah barang dan jasa yg
diminta (Y).
b. Kurva AD miring ke bawah  Semakin tinggi tk.harga (P), maka semakin
rendah tk.keseimbangan uang riil sehingga semakin rendah jumlah barang
dan jasa (Y) yg diminta.
3. Pergeseran Kurva Permintaan Agregat

(a) JUB meningkat, kurva AD bergeser (b) JUB menurun, kurva AD bergeser
ke kanan ke kiri
Tk.harga Tk.harga
(P) (P)

AD2 AD1

AD1 AD2

Pendapatan, Output (Y) Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
a. Kenaikan M (JUB)  Menggeser kurva AD ke kanan  Meningkatkan nilai
nominal output PY

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


8

b. Penurunan M (JUB)  Menggeser kurva AD ke kiri  Mengurangi nilai nominal


output PY

 Penawaran Agregat
atau aggregate supply (AS) merupakan hubungan antara jumlah barang dan jasa yg
ditawarkan (Y) dan tk.harga (P).
Karena perusahaan menawarkan barang dan jasa memiliki harga:
1. Fleksibel  dalam jk.panjang  kurva long-run aggregate supply (LRAS)
2. Kaku dalam jk.pendek  kurva short-run aggregate supply (SRAS)
maka kurva AS bergantung pada horizon waktu.

(a) Kurva penawaran agregat (b) Kurva penawaran agregat


jk.panjang (LRAS) jk.pendek (SRAS)
Tk.harga Tk.harga
(P) LRAS (P)

SRAS

Pendapatan, Output (Y) Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
a. Kurva LRAS berbentuk vertikal karena tk.output ditentukan oleh jumlah modal (K)
dan tenaga kerja (L) serta ketersediaan teknologi.
Tk. output (Y) tidak bergantung pd tk.harga (P).
Tk.output (Y) jk.panjang disebut tk.output alamiah (natural) atau dalam
kesempatan kerja penuh (full-employment), dimana sumberdaya perekonomian
digunakan sepenuhnya atau dimana pengangguran berada pd titik wajarnya.
b. Kurva SRAS berbentuk horizontal karena harga bersifat kaku sehingga tidak
menyesuaikan dgn perubahan permintaan. Namun, perubahan permintaan agregat
mempengaruhi tk.output (Y).

 Dari Jk.Pendek ke Jk.Panjang

Kurva Ekuilibrium Jk.Panjang


Tk.harga
(P) LRAS

SRAS

AD

Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
Dalam jk,panjang, perekonomian dgn sendirinya berada pd perpotongan kurva
penawaran agregat jk.panjang (LRAS) dan kurva permintaan agregat (AD).

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


9

Karena harga2 telah disesuaikan pd tingkat ini, kurva penawaran agregat jk.pendek
(SRAS) memotong titik ini pula.

 Kebijakan Stabilisasi
1. Fluktuasi dalam keseluruhan perekonomian berasal dari perubahan penawaran
agregat (AS) atau permintaan agregat (AD)  Perubahan eksogen atau disebut
sbg Guncangan (shock) terhadap perekonomian.
a. Guncangan permintaan (demand shock)  Guncangan yg menggeser kurva
permintaan agregat (AD)
b. Guncangan penawaran (supply shock)  Guncangan yg menggeser kurva
penawaran agregat (AS)
2. Kebijakan Stabilisasi (stabilization policy)  Kebijakan yg bertujuan untuk
mengurangi tekanan fluktuasi ekonomi jk.pendek.
Karena fluktuasi output dan kesempatan kerja terjadi di sekeliling tk.alami
jk.panjangnya, kebijakan stabilisasi memperkecil siklus bisnis dgn
mempertahankan output dan kesempatan kerja sedekat mungkin pd tk.alamiah.
Kebijakan moneter merupakan komponen penting dari kebijakan stabilisasi,
sehingga JUB memiliki dampak yg sangat kuat terhadap permintaan agregat (AD).
a. Guncangan pd permintaan agregat (AD)
Ex: Peluncuran dan penyebarluasan kartu kredit
b. Guncangang pd penawaran agregat (AS)
disebut juga sbg guncangan harga atau guncangan pd perekonomian yg bisa
mengubah biaya produksi barang dan jasa serta akibatnya mempengaruhi
harga yg dibebankan perusahaan kepada konsumen.
Ex:
(1) Hama yg menghancurkan pertanian  penurunan penawaran makanan
menyebabkan harga makanan naik
(2) UU mengenai lingkungan  menuntut perusahaan untuk mengurangi emisi
polusi perusahaan membebankan tambahan biaya pada pelanggan
dalam bentuk harga yg lebih tinggi
(3) Agresivitas Serikat Pekerja  mendorong kenaikan upah dan harga
barang2 yg diproduksi oleh pekerja yg tergabung dalam Serikat Pekerja
(4) Organisasi kartel minyak internasional (Ex: OPEC)  dgn membatasi
persaingan, produsen minyak utama bisa meningkatkan harga minyak dunia

SOAL LATIHAN

ISIAN
Kita menggunakan … (1) dan … (2) untuk mempelajari fluktuasi ekonomi. Model
ini dibangun atas asumsi bahwa harga bersifat … (3) dalam jk.pendek dan … (4) dalam
… (5). Hal ini menunjukkan bagaimana … (6) terhadap perekonomian menyebabkan …
(7) untuk sementara menyimpang dari tingkat yg ditunjukkan oleh model klasik.
Kurva … (1) menurun ke bawah. Hal ini menyatakan bahwa semakin rendah …
(2), semakin besar … (3) yg diminta.
Dalam jk.panjang, kurva … (1) berwujud … (2) karena … (3) ditentukan oleh
jumlah modal dan tenaga kerja serta ketersediaan teknologi, tetapi tidak oleh … (4).
Karena itu, pergeseran … (5) mempengaruhi … (6) tetapi tidak … (7) atau … (8).
Dalam jk.pendek, kurva … (1) adalah … (2), karena upah dan harga … (3) pd
tingkat yg sudah ditentukan sebelumnya Karena itu, pergeseran dalam … (4)
mempengaruhi … (5) dan … (6).

ESSAY
1. Anggaplah Bank Indonesia mengurangi jumlah uang beredar sebesar 5 persen
a. Apa yg terjadi pd kurva permintaan agregat?
b. Apa yg terjadi pd tk.output dan tk.harga dalam jk,pendek dan jk.panjang?
c. Menurut hukum Okun, apa yg terjadi pd pengangguran dalam jk,pendek dan
jk.panjang? (Petunjuk: Hukum Okun adalah hubungan antara output dan
pengangguran yg dibahas pd Bab 2)

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


10

d. Apa yg terjadi pd tk.bunga riil dalam jk.pendek dan jk.panjang? (Petunjuk:


Gunakanlah model tk.bunga riil pd bab 3 untuk melihat apa yg terjadi ketika output
berubah)
2. Kajilah bagaimana tujuan2 Bank Sentral dalam mengantisipasi terjadinya guncangan?
Anggaplah Bank Sentral di negara Indonesia hanya peduli untuk mempertahankan
tk.harga stabil, dan negara Malaysia hanya ingin mempertahankan output dan
kesempatan kerja pd tk.alamiahnya. Jelaskan bagaimana Bank Indonesia dan Bank
Negara Malaysia akan menanggapi:
a. Penurunan eksogen dalam perputaran uang
b. Kenaikan eksogen dalam harga minyak
3. Perekonomian negara Jepang berada pd kondisi full employment. Jika pemerintah
Jepang mengurangi kebijakan uang ketat, apa yg terjadi pd tk.harga dan output?
Gambarkan secara grafis dan deskripsikan ketika perekonomian dalam jk.pendek
maupun tk.keseimbangan baru jk.panjang!
4. Dalam rangka mengurangi dampak pemanasan global, Amerika Serikat (AS) sbg
negara industri diharuskan mengurangi emisi karbonnya sebesar 20 persen.
Bagaimanakah hal tsb mempengaruhi tk.harga dan output dalam ekuilibrium
perekonomian jk.panjang? Transisi apakah yg terjadi ketika itu? Anggap Bank Sentral
AS, yakni The Fed, membuat kebijakan dalam mengakomodasi guncangan tsb
sehingga tk.output kembali ke kondisi semula.

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


11

BAB X
PERMINTAAN AGREGAT I: MEMBANGUN MODEL
IS-LM
 Model permintaan agregat disebut sbg Model IS-LM, merupakan pengembangan dari
Teori Keynes.

 Kurva IS – Pasar Barang


 menyatakan hubungan antara tk.bunga (r) dan tk.pendapatan (Y) yg muncul di
pasar barang dan jasa.
 Dikembangkan dari Perpotongan Keynesian (Keynesian cross)
1. Perpotongan Keynesian
a. Pengeluaran yg Direncanakan (E)
Perpotongan Keynesian merupakan perbedaan antara pengeluaran aktual (Y)
dan pengeluaran yg direncanakan (E).
 Pengeluaran aktual (actual expenditure) – Y 
Jumlah uang yg dikeluarkan rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah
atas barang dan jasa, atau disebut sbg Produk Domestik Bruto (GDP)
 Pengeluaran yg direncanakan (planned expenditure) – E 
Jumlah uang yg akan dikeluarkan rumah tangga, perusahaan, dan
pemerintah atas barang dan jasa
Asumsi: Perekonomian adalah tertutup sehingga ekspor neto = 0

Persamaan: E=C+I+G
Fungsi konsumsi: C = C(Y – T)
Investasi yg direncanakan adalah tetap
Keb.fiskal (pengeluaran pemerintah, G, dan pajak, T)

Sehingga
Kurva Pengeluaran yg Direncanakan sbg Fs. Pendapatan

Pengeluaran yg
direncanakan
(E)
Pengeluaran yg direncanakan,

MPC

$1

Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
Pengeluaran yg direncanakan (E) tergantung pd pendapatan (Y), karena Y yg
lebih tinggi menyebabkan konsumsi (C) yg lebih tinggi, yg merupakan bagian
dari E. Kemiringan fungsi E adalah kecenderungan mengkonsumsi marjinal atau
Marginal Prospensity to Consume (MPC)  berapa banyak E meningkat ketika
Y meningkat sebesar $1

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


12

b. Perekonomian dalam Ekuilibrium


ketika pengeluaran aktual (Y) sama dgn pengeluaran yg direncanakan (E).

Pengeluaran aktual = Pengeluaran yg direncanakan


Y = E
Kurva Perpotongan Keynesian

Pengeluaran yg Pengeluaran aktual, Y


direncanakan
(E)
Pengeluaran yg direncanakan,

Y=E

450

Pendapatan ekuilibrium Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
Ekuilibrium perekonomian berada pd perpotongan Keynesian (Y = E), dimana
pendapatan (pengeluaran aktual atau Y) sama dgn pengeluaran yg
direncanakan (E)

c. Kebijakan Fiskal dan Pengganda


(1) Belanja Pemerintah (G)
 G yg lebih tinggi mengakibatkan E yg lebih tinggi untuk semua
tk.pendapatan (Y).
 Besarnya kenaikan G (ΔG) mendorong kenaikan Y (ΔY) yg lebih besar,
dinyatakan dalam rasio atau Pengganda Belanja Pemerintah
(government-purchases multiplier), yg berarti seberapa besar Y
meningkat dalam menanggapi kenaikan $1 dalam G.
 Ketika kenaikan G meningkatkan Y, itu juga meningkatkan konsumsi (C),
yg selanjutnya meningkatkan Y, kemudian meningkatkan C, dan
seterusnya. Dalam hal ini, kenaikan G menyebabkan kenaikan Y yg lebih
besar. Kenaikan Y akan meningkatkan C sebesar MPC x ΔG.

Persamaan:

(2) Pajak (T)


 Penurunan pajak sebesar ΔT secara langsung akan meningkatkan
disposable income (Y – T) sebesar ΔT, dgn demikian, menaikkan C
sebesar MPC x ΔT.

Persamaan:

2. Menderivasi Kurva IS
Untuk memperoleh kurva IS, maka harus digambarkan terlebih dahulu kurva fungsi
investasi dan kurva perpotongan Keynesian. Sebelumnya perpotongan Keynesian
mengasumsikan bahwa tk.investasi yg direncanakan (I) adalah tetap ( ).
Namun, untuk memperoleh kurva IS maka fungsi investasi dapat dituliskan sbb:

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


13

I = I (r)
(b) Perpotongan
Pengeluaran Keynesian
(E)

E1

E2

Y2 Y1 Pendapatan
(a) Fs. Investasi , output (Y)
Tk.bunga Tk.bunga
(r) (r)

(c) Kurva IS
r2 r2

r1 r1

I(r) IS

I(r2) I(r1) Investasi (I) Y2 Y1 Pendapatan


, output (Y)

Keterangan:
 Bagian (a) menunjukkan kurva fs.investasi dimana tk.bunga (r) meningkat dari r 1
ke r2 sehingga mengurangi jumlah investasi yg direncanakan dari I(r 1) ke I(r2).
 Bagian (b) menunjukkan kurva perpotongan Keynesian dimana penurunan
investasi yg direncanakan dari I(r1) ke I(r2) menggeser fungsi pengeluaran yg
direncanakan (E) ke bawah (E1  E2) sehingga tk.pendapatan (Y) turun dari Y1
ke Y2.
 Bagian (c) menunjukkan kurva IS yg meringkas hubungan antara tk.bunga
(r) dan pendapatan (Y), dimana tk.bunga yg semakin tinggi (r1  r2)
menyebabkan tk.pendapatan semakin rendah (Y1  Y2).

3. Dampak Kebijakan Fiskal


 Ketika kebijakan fiskal (G atau T) berubah, maka kurva IS bergeser.
 Jika perubahan kebijakan fiskal meningkatkan permintaan barang dan jasa,
maka kurva IS bergeser ke kanan.
 Jika perubahan kebijakan fiskal mengurangi permintaan barang dan jasa, maka
kurva IS bergeser ke kiri.

4. Hubungan antara Pasar Dana Pinjaman dengan Kurva IS


Pendapatan nasional (dgn asumsi: perekonomian tertutup) dapat ditulis sbb:
Y–C–G=I
S=I
Dimana:
S (tabungan nasional)  penawaran dari dana pinjaman
I (investasi)  permintaan terhadap dana pinjaman

Y – C(Y – T) – G = I(r)

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


14

Dimana:
Penawaran atas dana pinjaman  bergantung pd pendapatan (Y) dan kebijakan
fiskal (G atau T)
Permintaan terhadap dana injaman  bergantung pd tk.bunga (r)

 Perubahan dalam kebijakan fiskal menggeser kurva IS


(a) Pasar Dana Pinjaman (b) Kurva IS

Tk.bunga Tk.bunga
(r) S(Y1) S(Y2) (r)

r1 r1

r2 r2
I(r) IS

Investasi, tabungan Y1 Y2 Pendapatan, output


(I, S) (Y)

Keterangan:
 Bagian (a) menunjukkan kenaikan pendapatan dari Y1 ke Y2 meningkatkan
tabungan (S) dan mengurangi tk.bunga (r) yg menyeimbangkan penawaran dan
permintaan terhadap dana pinjaman.
 Bagian (b) menunjukkan hubungan negatif antara pendapatan (Y) dan tk.bunga
(r) dalam kurva IS

 Kurva LM – Pasar Uang


 menyatakan hubungan antara tk.bunga (r) dan tk.pendapatan (Y) yg muncul di
pasar uang.
 Dikembangkan dari Teori Preferensi Likuiditas (theory of liquidity preference)
1. Teori Preferensi Likuiditas
 Mengasumsikan adanya penawaran keseimbangan uang riil yg tetap

 Tk.bunga (r) merupakan salah satu determinan dari berapa banyak uang yg
ingin dipegang orang
 Sehingga, permintaan terhadap keseimbangan uang riil

Dimana:
Fungsi L menunjukkan jumlah uang yg diminta bergantung pd tk.bunga (r)

Kurva “Teori Preferensi Likuiditas”


Tk.bunga
(r) Penawaran

r1

Tk.bunga
ekuilibrium
Permintaan,
r2 L(r)

Summarized by niken ilmu ekonomi 45 Keseimbangan uang


riil (M/P)
15

Keterangan:
 Penawaran dan permintaan terhadap keseimbangan uang riil menentukan
tk.bunga (r).
 Kurva penawaran untuk keseimbangan uang riil adalah vertikal karena
penawaran tidak bergantung pd tk.bunga (r).
 Kurva permintaan untuk keseimbangan uang riil adalah miring ke bawah karena
tk.bunga (r) yg lebih tinggi meningkatkan biaya memegang uang dan
menurunkan kuantitas yg diminta.
 Pd tk,bunga ekuilibrium, jumlah keseimbangan uang riil yg diminta sama dgn
jumlah penawarannya.
 Pd r1  Tk.bunga berada diatas tk.ekuilibrium  Jumlah keseimbangan uang
riil yg ditawarkan > jumlah yg diminta  Orang2 memegang kelebihan JUB,
sehingga berusaha mengubah sebagian JUB yg tidak menghasilkan bunga tsb
menjadi berbunga dgn mengubahnya menjadi deposito atau obligasi  Bank
dan penerbit obligasi lebih suka membayar tk.bunga (r) yg lebih rendah
 Pd r2  Tk.bunga berada dibawah tk.ekuilibrium  Jumlah keseimbangan uang
riil yg ditawarkan < jumlah yg diminta  Orang2 berusaha memeroleh uang dgn
menjual obligasi atau menarik dananya dari bank  Untuk menarik kembali
dana, bank dan penerbit obligasi merespon dgn menaikkan tk.bunga (r)

2. Menderivasi Kurva LM – Hubungan antara Pasar untuk Keseimbangan Uang


Riil dengan Kurva LM
 Fungsi permintaan uang

Dimana:
Kuantitas keseimbangan uang riil yg diminta berhubungan negatif dgn tk.bunga
(r) dan berhubungan positif dgn pendapatan (Y)

(a) Pasar untuk Keseimbangan Uang Riil (b) Kurva LM

Tk.bunga Tk.bunga
(r) (r)
LM

r2 r2

r1 r1
L(r,Y2)
L(r,Y1)

Keseimbangan Y1 Y2 Pendapatan,output
uang riil (M/P) (Y)

Keterangan:
 Bagian (a) menunjukkan pasar keseimbangan uang riil dimana ketika
pendapatan (Y) naik dari Y1 ke Y2 maka permintaan uang meningkat dan
tingkat bunga (r) meninggkat dari r1 ke r2.
 Bagian (b) menunjukkan kurva LM yg meringkas hubungan antara tk.bunga
(r) dan pendapatan (Y)  Semakin tinggi Y, maka semakin tinggi pula r.

3. Dampak Kebijakan Moneter


 Kurva LM menyatakan tk.bunga (r) yg menyeimbangkan pasar uang pd setiap
tk.pendapatan (Y).
 Tk.bungan (r) ekuilibrium tergantung pd penawaran keseimbangan uang riil

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


16

 Perubahan pd keseimbangan riil  Ex: Perubahan JUB – Kurva LM bergeser.


 Penurunan dalam penawaran keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke
atas.
 Kenaikan dalam penawaran keseimbangan uang riil menggeser kurva LM ke
bawah.

 Kesimpulan Bab X – Ekuilibrium Jk.Pendek


1. Model IS-LM
Y = C(Y – T) + I(r) + G  IS (Pasar barang)
 LM (Pasar uang)
Dimana:
Kebijakan fiskal  G dan T
Kebijakan moneter M
Variabel eksogen  P (tk.harga)

2. Ekuilibrium Perekonomian
 Titik dimana kurva IS dan kurva LM berpotongan,
dimana:
Pengeluaran aktual (Y) sama dgn pengeluaran yg direncanakan (E) 
Perpotongan Keynesian, dan
Permintaan terhadap keseimbangan uang riil sama dgn penawarannya
 Teori Preferensi Likuiditas.

Kurva Ekuilibrium dalam Model IS-LM

Tk.bunga
(r)
LM

r ekuilibrium

IS

Y ekuilibrium Pendapatan, Output


(Y)

Keterangan:
Perpotongan kurva IS dan LM menunjukkan ekuilibrium simultan dalam pasar
barang dan jasa dan dalam pasar keseimbangan uang riil untuk nilai
pengeluaran pemerintah (G), pajak (T), JUB (M), dan tk.harga tertentu (P).

SOAL LATIHAN

ISIAN
Perpotongan … (1) adalah model dasar dari penentuan pendapatan.
Perpotongan Keynesian menganggap kebijakan fiskal dan investasi yg direncanakan sbg
variabel … (2) dan menunjukkan adanya satu tingkat pendapatan nasional dimana … (3)
sama dgn … (4). Perpotongan Keynesian menunjukkan perubahan2 dalam … (5)
memiliki dampak … (6) terhadap pendapatan.
Model … (1) mengkombinasikan unsur2 … (2) dan unsur2 … (3). Kurva … (4)
menunjukkan titik2 yg memenuhi ekulibrium di pasar … (5), dan kurva … (6)
menunjukkan titik2 yg memenuhi ekuilibrium di pasar … (7). Perpotongan … (8) tersebut

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


17

menunjukkan tingkat … (9) dan … (10) yg memenuhi ekuilibrium di kedua pasar pd


tk.harga tertentu.

ESSAY

1. Gambarkan dan jelaskan diagram teori fluktuasi jk.pendek!


2. Gunakanlah perpotongan Keynesian untuk memprediksi dampak:
a. Dalam rangka mengurangi defisit anggaran, pemerintah Indonesia memotong
anggaran belanja pegawai
b. Tax holiday berlaku bagi perusahaan2 besar
c. Ternyata peningkatan belanja infrastruktur pemerintah dgn penerimaan pajak
adalah sama
3. Dalam perpotongan Keynesian, asumsikan bahwa fungsi konsumsi diberikan oleh
C = 200 + 0,75 (Y – T)
Investasi yg direncanakan adalah 100; belanja pemerintah dan pajak adalah 100
a. Gambarlah pengeluaran yg direncanakan sbg fs.pendapatan!
b. Berapakah ekuilibrium tk.pendapatan?
c. Jika belanja pemerintah naik menjadi 125, berapakah ekuilibrium pendapatan yg
baru?
d. Berapakah tk.belanja pemerintah yg dibutuhkan untuk mencapai pendapatan
sebesar 1.600?
4. Apa yg terjadi pd pasar keseimbangan uang riil dan kurva LM ketika Bank Indonesia
meningkatkan jumlah uang beredar? Gambarkan secara grafis dan deskripsikan!
(Asumsi: tk.pendapatan dalam kondisi full employment)

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


18

BAB XI
PERMINTAAN AGREGAT II: PENERAPAN MODEL
IS-LM
 Harus diingat:
1. Model IS-LM digunakan untuk melihat bagaimana
perubahan2 variabel eksogen (belanja pemerintah – G,
pajak – T, dan JUB – M) mempengaruhi variabel2 Menjelaskan
endogen (tk.bunga – r dan pendapatan nasional – Y). Fluktuasi
2. Asumsi di bab ini: Jk.Pendek
Tk.harga (P) adalah tidak tetap – model IS-LM
menyiratkan hubungan negatif antara tk.harga (P) dan
pendapatan nasional (Y).

 Dampak Kebijakan Fiskal


1. Perubahan Belanja Pemerintah (G)
 Kenaikan G adalah sebesar ΔG.
 Pengganda G (the government-purchases multiplier) dalam perpotongan
Keynesian  Pd tk.bunga (r) berapapun, perubahan dalam kebijakan fiskal
akan menaikkan tk.pendapatan (Y) sebesar .
 Kenaikan G meningkatkan pendapatan (Y) dan tk.bunga (r)  Namun ketika r
naik, perusahaan mengurangi rencana investasi, penurunan investasi tsb
sebagian mengurangi dampak ekspansif dari kenaikan G  Jadi, kenaikan Y
dalam menanggapi ekspansi fiskal adalah lebih kecil dalam model IS-LM
dibanding dalam perpotongan Keynesian.
Perbedaan tsb dijelaskan oleh desakan investasi (crowding out of investment)
yg diakibatkan oleh r yg lebih tinggi.
2. Perubahan Pajak (T)
 Penurunan T adalah sebesar ΔT.
 Pemotongan T mendorong konsumen berbelanja lebih banyak  pengeluaran
yg direncanakan (E) meningkat.
 Pengganda T dalam perpotongan Keynesian  Pd tk.bunga (r) berapapun,
perubahan dalam kebijakan fiskal akan menaikkan tk.pendapatan (Y) sebesar
.
 Pemotongan T meningkatkan pendapatan (Y) dan tk.bunga (r)  Namun r yg
lebih tinggi mengurangi investasi  Jadi, kenaikan Y dalam model IS-LM lebih
kecil daripada kenaikan Y dalam perpotongan Keynesian.

 Dampak Kebijakan Moneter


1. Perubahan pd jumlah uang beredar (JUB) atau M  mempengaruhi kebijakan
moneter.
2. Kenaikan M  Keseimbangan uang riil meningkat karena tk.harga (P) tetap
dalam jk.pendek  Untuk setiap tk.pendapatan (Y), kenaikan menyebabkan r
menurun
 Kenaikan JUB (M)  Mengurangi r dan meningkatkan Y
3. Kenaikan JUB merupakan ekspansi moneter, sehingga bagaimana ekspansi
moneter mendorong pengeluaran yg lebih besar atas barang dan jasa disebut sbg
mekanisme transmisi moneter (monetary transmission mechanism).

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


19

Model IS-LM menunjukkan bagian penting dari mekanisme tsb  Kenaikan JUB
menurunkan r, yg mendorong investasi serta memperbesar permintaan terhadap
barang dan jasa.

 Interaksi antara Kebijakan Fiskal dan Moneter


Tiga kemungkinan interaksi yg terjadi:
a. Bank Sentral (BS) mempertahankan JUB konstan
T meningkat  menggeser kurva IS ke kiri bawah  Y turun (karena T yg lebih
tinggi mengurangi pengeluaran konsumen)  r turun (karena Y yg lebih rendah
mengurangi permintaan uang)  Penurunan Y menunjukkan bahwa peningkatan T
menyebabkan resesi
b. BS ingin mempertahankan r konstan
T meningkat  menggeser kurva IS ke kiri bawah  Untuk mempertahankan agar
r tidak turun (tetap di titik awal), BS harus mengurangi JUB  Penurunan JUB
menggeser kurva LM ke kiri atas  r tidak turun, tetapi Y turun dalam jumlah yg
lebih besar daripada BS mempertahankan JUB tetap konstan  BS memperburuk
resesi dgn mempertahankan r yg tinggi
c. BS ingin mencegah kenaikan T agar tidak menurunkan Y
T meningkat  agar Y tidak turun, BS harus meningkatkan JUB  kurva LM
bergeser ke kanan bawah  r mengalami penurunan yg besar  Y tidak berubah
(kombinasi kenaikan T dan ekspansi moneter mengubah pengalokasian
sumberdaya perekonomian)  T yg lebih tinggi akan mengurangi konsumsi,
penurunan r mendorong investasi

(a) BS Mempertahankan JUB konstan (c) BS Mempertahankan Y konstan


Tk.bunga Tk.bunga
(r) (r)
LM LM1

LM2

IS1
IS1

IS2 IS2

Pendapatan, Output (Y) Pendapatan, Output (Y)

(b) BS Mempertahankan r konstan


Tk.bunga
(r)
LM2

LM1

IS1

IS2

Pendapatan, Output (Y)

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


20

 Guncangan dalam Model IS-LM


1. Guncangan pd Kurva IS
a. Perubahan eksogen dalam permintaan terhadap barang dan jasa  terkait
pemuasan diri dari optimism dan pesimisme terhadap masa depan
perekonomian  Ex: menggeser fungsi investasi  menggeser pengeluaran yg
direncanakan (E)  menggeser kurva IS
b. Perubahan permintaan terhadap barang2 konsumen  menggeser fungsi
konsumsi  menggeser E  ,menggeser kurva IS
2. Guncangan pd Kurva LM
a. Perubahan eksogen dalam permintaan terhadap uang  Ex: pembatasan
penggunaan kartu kredit dapat meningkatkan jumlah uang yg dipegang
masyarakat  permintaan uang naik  menggeser kurva LM

 IS-LM sbg Teori Permintaan Agregat


Perlu diingat:
Jika di bab IX kita belajar bahwa tk.harga (P) tetap, maka di subbab ini asumsi P
adalah dibiarkan berubah.
1. Menderivasi Model IS-LM ke Kurva Permintaan Agregat

(a) Model IS-LM (b) Kurva Permintaan Agregat


Tk.bunga Tk.harga
(r) LM(P2) (P)

LM(P1)

P2

P1

IS AD

Y2 Y1 Pendapatan, Output (Y) Y2 Y1 Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
 Bagian (a) menunjukkan model IS-LM dimana tk.harga (P) meningkat dari P1 ke
P2  menurunkan keseimbangan uang riil  menggeser kurva LM ke kiri
atas  pergeserab kurva LM menurunkan pendapatan (Y) dari Y1 ke Y2.
 Bagian (b) menunjukkan kurva permintaan agregat yg meringkas hubungan
antara tk.harga (P) dan pendapatan (P)  semakin tinggi P, semakin rendah Y.

a. Faktor yg menyebabkan pergeseran permintaan agregat (AD) bukan hanya


kebijakan moneter dan fiskal, tetapi juga guncangan pd pasar barang (kurva IS)
dan pasar uang (kurva LM).
b. Kesimpulan:
(1) Perubahan Y dalam model IS-LM yg disebabkan oleh perubahan P
menunjukkan pergerakan di sepanjang kurva AD
(2) Perubahan Y dalam model IS-LM untuk P tetap menunjukkan pergeseran
dalam kurva AD

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


21

2. Model IS-LM dalam Jk.Pendek dan Jk.Panjang


Perekonomian jk.pendek  tk.harga kaku atau tidak bergerak (sticky)
Perekonomian jk.panjang  tk.harga fleksibel atau disesuaikan untuk menjamin
bahwa perekonomian berproduksi pd tk.alamian ( )

(b) Model Penawaran Agregat


(a) Model IS-LM dan Permintaan Agregat
Tk.bunga Tk.harga
(r) LRAS (P) LRAS
LM(P1)

LM(P2)

K
K P1 SRAS1

C P2 SRAS2
C

IS AD

Pendapatan, Output (Y) Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
 Bagian (a) menunjukkan kurva IS, LM, dan LRAS yg menunjukkan Y alamiah
( ).
Ekuilibrium perekonomian jk.pendek adalah titik K (harga tidak bergerak
sehingga terletak pd P1) dimana kurva IS memotong kurva LM (Y perekonomian
lebih kecil dari )  permintaan barang dan jasa yg rendah menyebabkan P
turun  perekonomian berbalik menuju tk.alamiahnya ( ) yakni mencapai titik C
(tk.harga menjadi P2) sehingga tercapai ekuilibrium jk.panjang (ekuilibrium
jk.panjang ini dicapai dalam diagram IS-LM melalui pergeseran kurva LM 
penurunan P  meningkatkan keseimbangan uang riil  menggeser kurva LM
ke kanan bawah)
 Bagian (b) menunjukkan kurva penawaran agregat dan permintaan agregat.
Pd P1, kuantitas output yg diminta dibawah tk alamiah ( )  perekonomian
jk.pendek adalah titik K  dalam jk.panjang, P disesuaikan sehingga
perekonomian berada pd atau titik C.

SOAL LATIHAN

ISIAN
Model … (1) adalah teori umum tentang … (2) terhadap barang dan jasa.
Variabel2 … (3) dalam model itu adalah … (4), … (5), dan tk.harga. Model tsb
menjelaskan dua variabel … (6): … (7) dan … (8).
Pendekatan … (1) mengasumsikan bahwa output … (2) dan harga … (3) untuk
memenuhi kondisi ekuilibrium pada … (4) dan … (5), sedangkan pendekatan … (6)
mengasumsikan bahwa tk.harga … (7) dan output … (8) untuk memenuhi kondisi
keseimbangan. Asumsi klasik paling baik menjelaskan … (9) dan asumsi … (10) paling
baik menjelaskan … (11).

ESSAY
1. Menurut model IS-LM, apakah yg terjadi pd tk.bunga, pendapatan, konsumsi, dan
investasi dibawah kondisi2 berikut ini?
a. Bank Indonesia (BI) meningkatkan jumlah uang beredar (JUB)
b. Pemerintah menaikkan belanja pemerintah
c. Pemerintah menaikkan pajak
d. Pemerintah menaikkan belanja pemerintah dan pajak dalam jumlah yg sama

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


22

2. Gunakanlah model IS-LM untuk memprediksi dampak dari setiap guncangan berikut
ini terhadap pendapatan, tk.bunga, konsumsi, dan investasi. Dalam setiap kasus,
jelaskanlah apakah yg seharusnya dilakukan BI untuk mempertahankan pendapatan
pd tk.awalnya.
a. Setelah penemuan windows8 yg baru, banyak perusahaan memutuskan untuk
meningkatkan kemampuan sistem komputer mereka
b. Pemasaran kartu kredit mengurangi frekuensi transaksi tunai yg dilakukan
masyarakat
c. Buku laris berjudul Retire Rich meyakinkan masyarakat untuk meningkatkan
persentase pendapatan yg mereka tabung
3. Gunakanlah kurva IS-LM untuk menjelaskan dampak jk.pendek dan jk.panjang dari
perubahan berikut ini terhadap pendapatan nasional, tk.bunga, tk.harga, konsumsi,
investasi, dan keseimbangan uang riil.
a. Kenaikan JUB
b. Kenaikan pembelian pemerintah
c. Kenaikan pajak
4. BI sedang mempertimbangkan 2 kebijakan moneter alternatif:
 Mempertahankan JUB yg konstan dan membiarkan tk.bunga menyesuaikan, atau
 Menyesuaikan JUB untuk mempertahankan tk.bunga konstan.
Dalam model IS-LM, kebijakan manakah yg akan lebih baik menstabilkan output
dibawah kondisi berikut ini?
a. Seluruh guncangan terhadap perekonomian muncul dari perubahan eksogen
dalam permintaan terhadap barang dan jasa
b. Seluruh guncangan terhadap perekonomian muncul dari perubahan eksogen
dalam permintaan terhadap uang
5. Pemerintah memiliki wacana untuk meningkatkan beban APBN dengan membeli
barang2 investasi. Bagaimanakah pengaruh tindakan pemerintah dalam
meningkatkan belanja tsb terhadap pendapatan nasional? Jelaskan dengan
menggunakan kurva IS-LM, dengan asumsi terdapat keterkaitan antara Kementerian
Keuangan dan BI dimana BI ingin mempertahankan pendapatan konstan!

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


23

BAB XII
PERMINTAAN AGREGAT DALAM PEREKONOMIAN
TERBUKA
 Model kebijakan dominan untuk mempelajari kebijakan moneter dan fiskal pd
perekonomian terbuka  Model Mundell-Fleming

 Asumsi Model Mundell-Fleming:


1. Perekonomian terbuka kecil dgn mobilitas modal sempurna
2. Tk.bunga dalam perekonomian (r) ditentukan oleh tk.bunga dunia (r*)
r = r*
Catatan:
Sistem kurs dibagi menjadi 2:
1. Kurs mengambang (floating exchange rate)
 Bank Sentral (BS) membiarkan kurs disesuaikan pd kondisi ekonomi ug sedang
berubah
2. Kurs tetap (fixed exchange rate)
 Kurs yg ditetapkan oleh kehendak BS untuk membeli dan menjual mata uang
domestik terhadap mata uang asing pd harga yg sudah ditetapkan sebelumnya

 Pasar Barang – Kurva IS*


1. Pers. kurva IS*: Y = C(Y – T) + I(r) + G + NX(e)
Dimana:
Y  Pendapatan agregat
C  Konsumsi – berhubungan positif dg disposable income Y – T
I  Investasi – berhubungan negatif dgn tk.bunga
G  Belanja pemerintah
NX Ekspor neto – berhubungan negatif dgn kurs e

Kurva IS* Diderivasi dari Kurva Ekspor-Neto dan Perpotongan Keynesian


(b) Perpotongan
Pengeluaran Keynesian
(E)

Y
E1
ΔNX
E2

(a) Kurva Ekspor-Neto Y2 Y1 Pendapatan


, output (Y)
Kurs (e) Kurs (e)

(c) Kurva IS*


e2 e2

e1 e1

NX(e) IS*

NX(e2) NX(e1) Ekspor neto (NX) Y2 Y1 Pendapatan


, output (Y)

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


24

Keterangan:
 Bagian (a) menunjukkan kurva ekspor-neto:
Kenaikan kurs (e) dari e1 ke e2 mengurangi ekspor neto dari NX(e1) ke NX(e2)
 Bagian (b) menunjukkan perpotongan Keynesian:
Penurunan ekspor neto (NX) dari NX(e1) ke NX(e2) menggeser kurva
pengeluaran yg direncanakan (E) ke bawah dan menurunkan pendapatan (Y)
dari Y1 ke Y2
 Bagian (c) menunjukkan kurva IS* yg meringkas hubungan antara kurs (e) dan
pendapatan (Y):
Semakin tinggi kurs (e), semakin rendah tk.pendapatan (Y)

2. Kurva IS* miring ke bawah karena kurs (e) yg lebih tinggi (terapresiasi) mengurangi
ekspor neto (NX) yg akan menurunkan pendapatan agregat (Y)

 Pasar Uang – Kurva LM*


1. Pers. kurva LM*
Dimana:
 Keseimbangan uang riil, dimana M adalah Jumlah Uang Beredar (JUB) dan
P adalah tk.harga
L (r, Y)  Permintaan uang, yg bergantung secara negatif terhadap tk.bunga (r)
dan secara positif terhadap pendapatan agregat (Y).
Tk.bunga domestik (r) sama dgn tk.bunga dunia (r*)

Kurva LM*

(a) Kurva LM
Tk.bunga
(r)
LM

r=r*

Pendapatan,output
(Y)
(b) Kurva LM*
Kurs (e)
LM*

Pendapatan,output
(Y)

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


25

Keterangan:
 Bagian (a) menunjukkan kurva LM standar (menggambarkan persamaan
) dgn garis horizontal yg menunjukkan tk.bunga dunia (r*):
Perpotongan kedua kurva ini menentukan tk.pendapatan (Y),tanpa
memperhitungkan kurs (e)
 Sehingga, bagian (b) menunjukkan kurva LM* adalah vertikal

 Gabungan Model (Kurva IS* dgn kurva LM*)


Pers.: Y = C(Y – T) + I(r) + G + NX(e) IS*
LM*
Dimana:
a. Variabel eksogen:
1) Kebijakan fiskal (belanja pemerintah – G dan pajak – T)
2) Kebijakan moneter (jumalh uang beredar –M, tk.harga – P, tk.bunga dunia – r*)
b. Variabel endogen:
1) Pendapatan (Y)
2) Kurs (e)

Model Mundell-Fleming
Kurs (e) LM*

Kurs ekuilibrium

IS*

Pendapatan ekuilibrium Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
 Gambar ini menunjukkan kondisi ekuilibrium pasar barang IS* dan kondisi
ekuilibrium pasar uang LM*.
 Kedua kurva mempertahankan tk.bunga (r) konstan pd tk.bunga dunia (r*).
 Perpotongan kedua kurva ini menunjukkan tk.pendapatan (Y) dan kurs (e) yg
memenuhi ekuilibriuum baik di pasar barang maupun di pasar uang.

 Perekonomian Terbuka Kecil dgn Kurs Mengambang


1. Kurs mengambang: Kurs ditentukan oleh pasar dan dibiarkan berfluktuasi dgn
bebas untuk menanggapi kondisi perekonomian yg sedang berubah
2. Perekonomian terbuka dipengaruhi oleh 3 kebijakan:
a. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal dibagi 2:
(1) Kebijakan fiskal ekspansioner, pemerintah:
(a) meningkatkan belanja pemerintah (G ↑) atau
(b) memotong pajak (T ↓)
(2) Kebijakan fiskal kontraksi, pemerintah:
(a) mengurangi belanja pemerintah (G ↓) atau
(b) menaikkan pajak (T ↑)

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


26

Studi Kasus: Ekspansi Fiskal dalam Sistem Kurs Mengambang

Kurs (e) LM*

IS*2
IS*1

Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
 Peningkatan belanja pemerintah (G) atau penurunan pajak (T) menggeser
kurva IS* ke kanan atas  Menaikkan kurs (e) – kurs terapresiasi 
tk.pendapatan tetap (Y)

b. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dibagi 2:
(1) Kebijakan moneter ekspansioner
Bank Sentral (BS) menaikkan jumlah uang beredar atau JUB (M↑)
(2) Kebijakan moneter kontraksi
BS menurunkan jumlah uang beredar atau JUB (M↓)

Studi Kasus: Ekspansi Moneter dalam Sistem Kurs Mengambang


LM*1 LM*2
Kurs (e)

IS*

Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
 Kenaikan JUB (M) menggeser kurva LM* ke kanan  Menurunkan kurs (e) –
kurs terdepresiasi  Meningkatkan tk.pendapatan (Y)

c. Kebijakan Perdagangan
Pemberlakuan
(1) tarif impor atau bea masuk (import tax) atau kuota impor
 Peningkatan tarif impor  menurunkan permintaan barang2 impor 
meningkatkan Hambatan Perdagangan (tariff barrier)
 Penurunan tarif impor  meningkatkan permintaan barang2 impor 
menurunkan Hambatan Perdagangan
(2) tarif ekspor atau bea keluar (export tax) atau kuota ekspor

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


27

 Peningkatan tarif ekspor  menurunkan penawaran barang2 ekspor 


meningkatkan Hambatan Perdagangan (tariff barrier)
 Penurunan tarif ekspor  meningkatkan penawaran barang2 ekspor 
menurunkan Hambatan Perdagangan

Studi Kasus: Hambatan Perdagangan dalam Sistem Kurs Mengambang

(a) Pergeseran pd Kurva Ekspor-Neto


Kurs (e)

NX2

NX1

Ekspor neto (NX)

(b) Perubahan pd Ekuilibrium Perekonomian


Kurs (e) LM*

IS*2

IS*1

Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
 Pada bagian (a), tarif atau kuota terhadap barang impor menggeser kurva
ekspor neto ke kanan atas
 Akibatnya, kurva IS* pada bagian (b) bergeser ke kanan atas juga 
meningkatkan kurs (e)  pendapatan (Y) tidak berubah

 Perekonomian Terbuka Kecil dgn Kurs Tetap


1. Kurs tetap: Bank Sentral (BS) mengumumkan nilai kurs dan siap untuk membeli
dan menjual mata uang domestikn untuk mempertahankan kurs sesuai dgn tingkat
yg diumumkan
2. Perekonomian terbuka dipengaruhi oleh 3 kebijakan:
a. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal dibagi 2:
(1) Kebijakan fiskal ekspansioner, pemerintah:
(a) meningkatkan belanja pemerintah (G ↑) atau
(b) memotong pajak (T ↓)
(2) Kebijakan fiskal kontraksi, pemerintah:
(a) mengurangi belanja pemerintah (G ↓) atau

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


28

(b) menaikkan pajak (T ↑)

Studi Kasus: Ekspansi Fiskal dalam Sistem Kurs Tetap

LM*1 LM*2
Kurs (e)

Kurs tetap

IS*2

IS*1

Y1 Y2 Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
 Ekspansi fiskal menggeser kurva IS* ke kanan atas
 Untuk mempertahankan kurs (e) tetap, Bank Sentral (BS) harus meningkatkan
Jumlah Uang Beredar atau JUB (M), sehingga menggeser kurva LM* ke kanan
 Dalam sistem kurs (e) tetap  Ekspansi fiskal meningkatkan pendapatan (Y)

Studi Kasus: Ekspansi Moneter dalam Sistem Kurs Tetap

LM*
Kurs (e)

Kurs tetap

IS*

Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
 BS meningkatkan JUB (ex: dgn membeli obligasi dari masyarakat) sehingga
pada awalnya kurva LM* bergeser ke kanan. Namun pergeseran kurva LM*
menyebabkan kurs (e) menurun
 Untuk mempertahankan e tetap, maka JUB dan kurva LM* harus kembali ke
posisi awal
 Oleh karena itu, dalam sistem kurs tetap  kebijakan moneter normal tidak
berpengaruh

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


29

Studi Kasus: Hambatan Perdagangan dalam Sistem Kurs Tetap

LM*1 LM*2
Kurs (e)

Kurs tetap

IS*2

IS*1

Y1 Y2 Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
 Tarif terhadap barang impor atau kuota impor menggeser kurva IS* ke kanan
atas
 Untuk mempertahankan kurs (e) tetap, maka BS menaikkan JUB 
Pendapatan agragat (Y) naik

 Perbedaan Tingkat Bunga


1. Asumsi awal: Tk.bunga dalam perekonomian terbuka kecil sama dgn tk.bunga
dunia (r =r*)
Pertanyaannya: Tk.bunga berbeda-beda untuk setiap negara di dunia (baik negara
miskin, berkembang ataupun maju), bagaimana hal tsb bisa terjadi?
2. Resiko Negara dan Ekspektasi Kurs
Asumsi: Hukum satu harga berlaku
a. Jika tk.bunga bunga domestik (r) berada diatas tk.bunga dunia (r*), masyarakat
dari luar negeri akan memberi pinjaman kepada negara itu  Membuat r
menjadi turun
b. Jika r berada dibawah r*, penduduk domestik akan memberi pinjaman ke luar
negeri untuk mendapat pengembalian yg lebih tinggi  Mendorong r menjadi
naik
 Kesimpulannya: r akan sama dgn r*
Dua alasan mengapa dua kondisi diatas (a dan b) tidak selalu berjalan:
a. Resiko negara
Ada perbedaan ketika investor memberi pinjaman kepada negara maju dan
negara kurang berkembang. Mereka (investor) sangat yakin jika negara maju
akan melunasi pinjaman tsb beserta bunganya. Berbeda halnya dgn negara
kurang berkembang, investor takut apabila revolusi atau kemelut politik terjadi di
negara tsb akan mengganggu pelunasan pinjaman. Sebagai kompensasinya,
para peminjam di negara kurang berkembang harus membayar r yg lebih tinggi
karena adanya resiko tsb.
b. Ekspektasi terhadap perubahan kurs di masa depan
Ex: Orang-orang berharap rupiah Indonesia turun nilainya terhadap dolar AS.
Sehingga, pinjaman yg dibuat dalam rupiah akan dilunasi dgn mata uang yg
nilainya lebih kecil daripada pinjaman yg dibuat dalam dolar. Untuk
mengkompensasi penurunan mata uang rupiah ini, r Indonesia dibuat lebih
tinggi dari r di Amerika Serikat.

3. Perbedaan Tingkat Bunga dalam Model Mundell-Fleming


Asumsi: r dalam perekonomian terbuka kecil ditentukan oleh r* ditambah premi
resiko (θ)
r = r* + θ

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


30

Premi resiko ditentukan oleh resiko politik dan perubahan yg diharapkan dalam
kurs riil.
Pers.: Y = C(Y – T) + I(r* + θ) + G + NX(e) IS*
LM*

Studi kasus:
Kemelut politik menyebabkan θ suatu negara naik, sehingga r naik. Hal tsb
memiliki 2 dampak:
a. Kurva IS* bergeser ke kiri bawah karena r yg lebih tinggi menurunkan investasi
b. Kurva LM* bergeser ke kanan karena r yg lebih tinggi menurunkan permintaan
terhadap uang dan ini memungkinkan tk.pendapatan (Y) yg lebih tinggi untuk
setiap JUB
c. Implikasi penting:
Ekspektasi kurs (e) merupakan hasil dari adanya harapan masyarakat di masa
depan.
Anggap masyarakat percaya bahwa rupiah Indonesia akan kehilangan nilainya di
masa depan. Investor akan menghadapi θ yg lebih tinggi pd aset Indonesia: θ akan
naik di Indonesia.
Ekspektasi ini akan mendorong r Indonesia naik, sehingga menekan nilai mata
uang Indonesia menjadi turun
Kesimpulannya: Ekspektasi bahwa mata uang akan kehilangan nilainya di masa
depan menyebabkan mata uang itu kehilangan nilainya pd saat ini

Studi Kasus: Kenaikan Premi Resiko

LM*1 LM*2
Kurs (e)

IS*1

IS*2

Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
 Kenaikan premi resiko (θ) mendorong r naik
 r yg lebih tinggi menurunkan investasi  kurva IS* bergeser ke kiri bawah
 r yg lebih tinggi menurunkan permintaan uang  kurva LM* bergeser ke kanan
 Kesimpulannya: Pendapatan (Y) naik, kurs (e) terdepresiasi

Berdasarkan diatas: kenaikan θ menyebabkan peningkatan pendapatan (Y)


perekonomian.
Ada 3 alasan mengapa -dalam praktek- booming Y itu tidak terjadi:
a. Bank Sentral (BS) mungkin ingin mencegah depresiasi yg besar pd mata uang
domestik  Karena itu, BS menanggapinya dgn menurunkan JUB (M)
b. Depresiasi mata uang domestik bisa dgn tiba2 meningkatkan harga barang
impor  Sehingga menyebabkan kenaikan tk.harga (P)
c. Ketika beberapa peristiwa meningkatkan θ negara, penduduk negara itu
mungkin menanggapi peristiwa tsb dgn meningkatkan permintaan uang mereka
(untuk setiap Y dan r) karena uang merupakan aset yg paling aman

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


31

 Ketiga perubahan ini  cenderung menggeser kurva LM* ke kiri  tidak


hanya mendorong penurunan kurs (e) tetapi juga menekan pendapatan (Y)

 Model Mundell-Fleming dgn Perubahan Tingkat Harga (Dari Jk.Pendek ke


Jk.Panjang)
Sebelumnya, kita menggunakan model Mundell-Fleming untuk mempelajari
perekonomian terbuka kecil dalam jk.pendek ketika tk.harga (P) tetap.
Asumsi disini: Bagaimana jika P berubah?

Studi Kasus: P turun

1. Mundell-Fleming sbg Teori Permintaan Agregat

(a) Model Mundell-Fleming


LM*(P1) LM*(P2)
Kurs riil
(Є)

Є1

Є2

IS*

Y1 Y2 Pendapatan, Output (Y)

(b) Kurva Permintaan Agregat


Tk.harga
(P)

P1

P2

AD

Y1 Y2 Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
 Bagian (a):
Ketika P turun  Kurva LM* bergeser ke kanan  Kurs riil (Є) terdepresiasi 
Tk.ekuilibrium pendapatan (Y) naik
 Bagian (b):
Hubungan negatif antara P dan Y ini diringkas oleh permintaan agregat

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


32

2. Ekuilibrium Jk.Pendek dan Jk.Panjang dalam Perekonomian Terbuka Kecil

(a) Model Mundell-Fleming


LM*(P1) LM*(P2)
Kurs riil
(Є)

K
Є1

C
Є2

IS*

Y1 Pendapatan, Output (Y)

(b) Model Penawaran Agregat dan Permintaan Agregat


Tk.harga
(P) LRAS

K
P1 SRAS1

C
P2 SRAS2

AD

Pendapatan, Output (Y)

Keterangan:
 Titik K (dibawah asumsi Keynesian) merupakan ekuilibrium jk.pendek karena P
tetap (di P1)  Pd ekuilibrium ini permintaan barang dan jasa terlalu rendah,
sehingga sepanjang waktu permintaan yg rendah menyebabkan P turun 
Keseimbangan uang riil meningkat  Menggeser kurva LM* ke kanan  Kurs
riil (Є) terdepresiasi  Ekspor neto (NX) naik
 Titik C (dibawah asumsi klasik) merupakan ekuilibrium jk.panjang (di P 2)
 Kecepatan transisi antara ekuilibrium jk.pendek dan jk.panjang tergantung pd
seberapa cepat P menyesuaikan diri untuk mengembalikan perekonomian ke
tk.alamiah

SOAL LATIHAN
1. Jelaskan apakah kelebihan dan kekurangan dari rezim floating dan fixed exchange
rate!
2. Gambarkan secara grafis dan jelaskan bagaimana kurs tetap mengendalikan jumlah
uang beredar!
3. Demo buruh seringkali terjadi beberapa waktu ini. Hal ini dapat menyebabkan
stabilitas ekonomi Indonesia terganggu dimana adanya peningkatan resiko bisnis.
Gunakan pendekatan Mundell-Fleming untuk menjelaskan pengaruh dari peningkatan
resiko bisnis tsb!
4. Ketua Asosiasi Perusahaan Jalur Prioritas (APJP) Gunadi Sinduwinatha
mengingatkan, aktivitas perdagangan berorientasi ekspor tidak terlalu besar. Saat ini,
sekitar 80% perusahaan di Indonesia mengandalkan pasar dalam negeri. Pasar yg
masih besar ini bakal jadi incaran negara lain. Karena itu, ia meminta pemerintah
selektif membuka keran impor bagi produk luar negeri (Kontan, 24 November 2012).
Apa yg terjadi pd model Mundell-Fleming berdasarkan studi kasus diatas?

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


33

Jelaskan secara grafik dan deskripsikan! (Asumsi: Indonesia menganut rezim floating
exchange rate)
5. Proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) terus bergulir. Hingga akhir tahun ini, pemerintah memastikan, 56 proyek di
sektor perhubungan akan mulai berjalan.
Lukita Dinarsyah Tuwo, Wakil Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
menjelaskan, sampai November ini, ada 28 proyek MP3EI yg sudah bergulir.
“Terakhir, ada 16 proyek pembangkit PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) yg sudah
jalan,” tuturnya akhir pekan lalu. Total nilai proyek itu sebesar Rp 75,5 triliun (Kontan,
26 November 2012).
Kebijakan apakah yg sedang berlangsung pd studi kasus diatas? Gambarkan dan
deskripsikan model Mundell-Fleming berdasarkan kondisi tsb! (Asumsi: Indonesia
menganut rezim floating exchange rate)
6. Gunakanlah model Mundell-Fleming untuk memprediksi apa yg akan terjadi terhadap:
permintaan agregat, kurs, dan ekspor neto di bawah kurs tetap dan kurs mengambang
dalam menghadapi guncangan berikut ini:
a. Maraknya penggunaan kartu kredit di kalangan menengah ke atas
b. Terbentuknya ASEAN Economic Community 2015 membuka lebar aliran
perdagangan antara Indonesia dgn negara ASEAN
c. Plafon angsuran kredit kendaraan bermotor ditingkatkan sehingga membuat
masyarakat berpikir ulang ketika ingin membeli
d. Indeks persepsi konsumsi masyarakat Indonesia tertinggi di dunia

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


34

BAB XIII:
PENAWARAN AGREGAT DAN TRADEOFF JANGKA
PENDEK ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
 Review:
Pd bab IX 
Kita mempelajari bagaimana kurva penawaran agregat jk.pendek digambarkan secara
horizontal karena kekakuan harga (harga tetap).
Di bab ini 
Kita melihat bagaimana kurva penawaran agregat jk.pendek bekerja pd realitas
ekonomi ketika beberapa harga kaku (tetap) dan yg lainnya tidak, dan bentuk kurva
bukan horizontal tetapi miring ke atas.

 Implikasi dari Kurva Penawaran Agregat Jk.Pendek:


Terdapat tradeoff (pertukaran) diantara 2 ukuran kinerja ekonomi yakni inflasi dan
pengangguran.
Tradeoff tsb disebut kurva Philips (Philips curve)  untuk menurunkan tk.inflasi para
pembuat kebijakan harus secara sementara memperbesar angka pangangguran, dan
untuk mengurangi pengangguran mereka harus menerima inflasi yg lebih tinggi.
Tradeoff antara inflasi dan pengangguran tsb hanya bersifat sementara dlm jk.pendek.

 Ada 3 model kurva penawaran agregat jk.pendek:


1. Model Harga-Kaku (sticky price model)
 Pertama2  Kita harus memperhatikan keputusan penetapan harga dari tiap2
perusahaan dan kemudian menyatukan keputusan dari banyak perusahaan
untuk menjelaskan perilaku perekonomian secara keseluruhan
 Asumsi: mengabaikan asumsi persaingan sempurna
 Harga yg diinginkan perusahaan p (dimisalkan) tergantung pd 2 variabel
makroekonomi:
a. Tk.harga keseluruhan P. Tk.harga yg lebih tinggi menunjukkan bahwa biaya
perusahaan lebih tinggi. Jadi, semakin tinggi tk.harga keseluruhan, semakin
besar harga yg akan dibebankan perusahaan atas produknya.
b. Tk.pendapatan agregat Y. Tk.pendapatan yg lebih tinggi meningkatkan
permintaan terhadap produk perusahaan. Karena biaya marjinal naik pd
tk.produksi yg lebih tinggi, semakin besar permintaan, semakin tinggi harga yg
diinginkan perusahaan.
Harga yg diinginkan perusahaan:

Dimana:
p  harga yg diinginkan perusahaan
P  tk.harga keseluruhan
 tk.output agregat relatif terhadap tk.alamiah
a  parameter untuk mengukur berapa besar harga yg diinginkan perusahaan
untuk menanggapi tkoutput agregat (nilai a > 0)
 Kalkulasi untuk mendapatkan pers.penawaran agregat jk.pendek:
a. Asumsikan: ada 2 jenis perusahaan (sebagian memiliki harga fleksibel,
sebagian lagi memiliki harga kaku)
Perush.dgn harga kaku:

Dimana:
e  nilai yg diharapkan dari variabel

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


35

Perush.mengharapkan output berada dalam tk.alamiah  adalah


0

e
Maka: p=P
Artinya  Perush.dgn harga kaku menetapkan harga berdasarkan prediksi
bahwa perusahaan2 lain menetapkan harga yg sama
Perush.dgn harga fleksibel:

b. Dimisalkan:
s  perush.dgn harga kaku
(1 – s)  perush.dgn harga fleksibel

Maka, tk.harga keseluruhan adalah

c. Kurangkan dgn (1 – s)P pd sisi kiri dan sisi kanan persamaan, sehingga
didapat:

d. Bagi kedua sisi dgn s, sehingga didapat:

Dimana:
 Jika mengharapkan P yg tinggi, perusahaan mengharapkan biaya yg
tinggi. Perusahaan yg memberlakukan P tetap pd akhirnya menetapkan P
yg tinggi P yg tinggi ini menyebabkan perusahaan lain menetapkan P yg
juga tinggi.
e
Jadi, P yg diharapkan yakni P menyebabkan P aktual yg tinggi.
 Ketika Y tinggi, permintaan terhadap barang juga tinggi. Perusahaan2 dgn
P fleksibel menetapkan P yg tinggi, yg menyebabkan P menjadi tinggi.
Dampak Y terhadap P tergantung pd proporsi perusahaan dgn P fleksibel.
e
 Kesimpulan: P keseluruhan tergantung pd P yg diharapkan (P ) dan Y
e. Melalui perpindahan secara aljabar, maka didapat pers.penawaran agregat
jk.pendek:

Dimana:

 Kesimpulan model harga-kaku:


Penyimpangan Y dari tk.alamiah secara positif berkaitan dgn penyimpangan P
e
dari P

2. Model Upah Kaku (sticky wage model)


 Karena lambannya penyesuaian upah nominal. Dalam banyak industri, upah
nominal ditetapkan oleh kontrak jk.panjang, sehingga upah tidak dapat
disesuaikan dgn cepat ketika kondisi ekonomi berubah. Oleh karena itu, banyak
ekonom percaya bahwa upah nominal adalah kaku dalam jk.pendek.
 Untuk mengkaji model upah kaku, perhatikanlah apa yg terjadi pd jumlah output
(Y) yg diproduksi ketika P naik:
a. Ketika upah nominal tidak berubah  Kenaikan P menurunkan upah riil 
Tenaga kerja (TK) lebih murah
b. Upah riil yg lebih rendah  Mendorong perusahaan menggunakan lebih
banyak TK
c. TK tambahan yg digunakan  Memproduksi lebih banyak
Kesimpulan: Ada hubungan positif antara P dan Y (output) ketika upah nominal
tidak berubah

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


36

 Penetapan upah nominal (W) oleh para pekerja dan perusahaan:


W = ω x Pe
Upah nominal = Upah riil target x Tk.harga yg
diharapkan
Setelah W ditetapkan dan sebelum TK ditarik, perusahaan mempelajari P
aktual, sehingga didapatkan upah riil:

Upah riil = Upah riil target x


Kesimpulan: Pers.ini menunjukkan upah riil menyimpang dari targetnya jika P
e
aktual berbeda dari P . Ketika,
e
 P aktual > P  Upah riil lebih kecil dari targetnya
e
 P aktual < P  Upah riil lebih besar dari targetnya
 Fs.permintaan TK:

Dimana:
Adanya hubungan negatif antara upah riil dgn TK  Semakin rendah upah riil,
semakin banyak TK yg digunakan perusahaan, begitu juga sebaliknya
 Output (Y) ditentukan oleh fs.produksi:
Y = F (L)
 Kurva penawaran agregat jk.pendek dapat ditulis:

 Kesimpulan model upah kaku:


e
Output (Y) menyimpang dari tk.alamiahnya bila P menyimpang dari P

Model Upah Kaku


(a) Permintaan TK (b) Fs.Produksi
Upah riil Pendapatan,
(W/P) output (Y)

Y=F(L)
W/P1
Y2

W/P2 Y1
d
L=L (W/P)

L1 L2 Tenaga kerja (L) L1 L2 Tenaga kerja (L)

(c) Penawaran Agregat


Tk.harga (P)

P2

P1

Summarized by niken ilmu ekonomi 45

Y1 Y2 Pendapatan,
output (Y)
37

Keterangan:
 Bagian (a) menunjukkan kurva permintaan TK.
Karena upah nominal (W) tidak berubah  Kenaikan P dari P1 ke P2
menurunkan upah riil dari W/P1 ke W/P2.
Upah riil yg lebih rendah  Meningkatkan jumlah TK yg diminta dari L1 ke L2.
 Bagian (b) menunjukkan fs.produksi.
Kenaikan jumlah TK dari L1 ke L2  Menaikkan output dari Y1 ke Y2.
 Bagian (c) menunjukkan kurva penawaran agregat.
Meringkas hubungan antara P dan Y (output).
Kenaikan P dari P1 ke P2  Meningkatkan output dari Y1 ke Y2.

3. Model Informasi-Tak Sempurna (imperfect-information model)


 Asumsi:
a. Pasar semua upah dan harga akan bebas menyesuaikan diri untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
b. Setiap pemasok dalam perekonomian memproduksi barang tunggal dan
mengkonsumsi banyak barang.
 Dalam model ini  Kurva penawaran agregat jk.pendek dan jk.panjang berbeda
karena kesalahan persepsi temporer mengenai harga.
 Karena jumlah barang begitu besar, para pemasok tidak dapat mengamati
seluruh harga, baik dalam jk.panjang maupun jk.pendek.
 Perusahaan memantau dgn ketat harga barang yg mereka produksi tetapi
kurang memantau harga seluruh barang yg mereka konsumsi.
 Karena informasi yg tidak sempurna tsb, perusahaan kadang2 bingung antara
perubahan seluruh tk.harga dgn perubahan relatif.
e
 Model informasi tak sempurna menyatakan bahwa bila P aktual melebihi P ,
para pemasok akan meningkatkan output (Y) mereka.
Pers.kurva penawaran agregat jk.pendek:

 Kesimpulan model informasi tak sempurna:


e
Output (Y) menyimpang dari tk.alamiah bila P menyimpang dari P

 Kurva Penawaran Agregat Jk.Pendek

Tk.harga
(P)
Penawaran
agregat
P>P
e jk.panjang

Penawaran
e agregat
P=P jk.pendek

e
P<P

Pendapatan, Output
(Y)

Keterangan:
e
 Output (Y) menyimpang dari tk.alamiahnya jika P menyimpang dari P
e
 Jika P lebih tinggi dari P  Y akan naik melebihi tk.alamiah
e
 Jika P lebih rendah dari P  Y turun lebih rendah dari tk.alamiah

 Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Philips


Kurva Philips merupakan refleksi dari kurva penawaran agregat jk.pendek:

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


38

Ketika para pembuat kebijakan menggerakkan perekonomian sepanjang kurva


penawaran agregat jk.pendek, pengangguran dan inflasi bergerak dalam arah
berlawanan.
1. Menderivasi Kurva Philips dari Kurva Penawaran Agregat
Kurva Philips bergantung pd 3 kekuatan:
e
a. Inflasi yg diharapkan (π )
b. Deviasi pengangguran dari tk.alamiah, yg disebut pengangguran siklis
c. Guncangan penawaran
Pers: π = πe – β(u – un) + v
Inflasi = Inflasi yg – (β x Pengangguran siklis) + Guncangan
diharapkan penawaran
Dimana:
Β  Parameter yg mengukur respon inflasi terhadap pengangguran siklis
Tanda minus (-) sebelum simbol pengangguran siklis  mengasumsikan variabel
lain tidak berubah, pengangguran yg tinggi cenderung mengurangi inflasi

2. Ekspektasi Adaptif dan Inersia Inflasi


Asumsi: Orang2 membentuk ekspektasi mereka terhadap inflasi berdasarkan
inflasi yg sedang diamati, disebut ekspektasi adaptif.
Misal: Orang2 mengharapkan harga meningkat di tahun ini pd tingkat yg sama
sebagaimana tahun lalu.
πe = π-1
Pers.kurva Philips: π = π-1 – β(u – un) + v
 Menyatakan bahwa inflasi tergantung pd inflasi tahun lalu, pengangguran siklis,
dan guncangan penawaran.
 Ketika pers.kurva Philips seperti ini  Tk.pengangguran alamiah disebut NAIRU
(Non-Accelerating Inflation Rate of Unemployment)
 Simbol π-1  Inflasi memiliki inersia.
Inersia muncul karena inflasi masa lalu mempengaruhi ekspektasi inflasi masa
depan dank arena ekspektasi ini mempengaruhi upah serta harga yg
ditetapkan.

3. Dua Penyebab Naik dan Turunnya Inflasi


n
a. Simbol β(u – u )  menunjukkan pengangguran siklis atau penyimpangan
pengangguran dari tk.alamiah.
(1) Pengangguran yg rendah akan menarik inflasi ke atas  disebut inflasi
tarikan-permintaan (demand-pull inflation), karena permintaan agregat yg
tinggi menyebabkan inflasi ini
(2) Pengangguran yg tinggi menarik tk.inflasi ke bawah
(3) Parameter β  mengukur responsivitas inflasi terhadap pengangguran siklis
b. Simbol v  menunjukkan inflasi juga naik dan turun karena guncangan
penawaran
(1) Misal: Guncangan penawaran yg memperburuk (ex: kenaikan harga minyak
dunia)  nilai v positif  inflasi naik
Hal tsb disebut inflasi dorongan-biaya (cost-push inflation) karena
guncangan penawaran yg memperburuk adalah peristiwa2 tipikal yg
mendorong keatas biaya produksi.
(2) Misal: Guncangan penawaran yg bermanfaat (ex: persediaan minyal
melimpah)  nilai v negatif  inflasi turun

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


39

4. Tradeoff Jk.Pendek antara Inflasi dan Pengangguran

Inflasi (π)

1
e
π +v

un Pengangguran (u)

Keterangan:
n
 Ketika pengangguran berada pd tk.alamiah (u=u )  Inflasi bergantung pd
e
inflasi yg diharapkan dan guncangan penawaran (π= π +v)
 Parameter β  menentukan kemiringan dari tradeoff antara inflasi dan
pengangguran
 Kurva ini menunjukkan hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran
dalam jk.pendek.
Pd setiap titik waktu, pembuat kebijakan yg mengendalikan permintaan agregat
dapat memilih kombinasi inflasi dan pengangguran pd kurva Philips jk.pendek.

5. Disinflasi dan Rasio Pengorbanan


 Rasio pengorbanan (sacrifice ratio)  Persentase GDP riil 1 tahun yg harus
dikorbankan untuk menurunkan inflasi sebesar 1 persen.
 Dalam istilah pengangguran (dgn menggunakan Hukum Okun)  Perubahan
sebesar 1 persen dalam tk.pengangguran diartikan sbg perubahan 2 persen
dalam GDP. Karena itu, mengurangi inflasi sebesar 1 persen membutuhkan
kira-kira 2,5 persen pengangguran siklis.

6. Ekspektasi Rasional dan Kemungkinan Disinflasi yg Melegakan


 Mengasumsikan bahwa orang2 secara optimal menggunakan seluruh informasi
yg ada termasuk informasi tentang kebijakan pemerintah sekarang, untuk
meramalkan masa depan.
 Menurut teori ekspektasi rasional (rational expectation)  Perubahan
kebijakan moneter dan fiskal akan mengubah ekspektasi, dan evaluasi atas
setiap perubahan kebijakan harus mengaitkan dampak ini terhadap ekspektasi.
 Jika orang-orang membentuk ekspektasi mereka secara rasional  Inflasi
memiliki inersia yg lebih kecil daripada ketika pertama kali muncul.
 Disinflasi yg melegakan (mengurangi tk.inflasi tanpa menyebabkan resesi sama
sekali) memiliki 2 persyaratan:
a. Rencana menurunkan inflasi harus diumumkan sebelum para pekerja dan
perusahaan yg menetapkan upah serta harga membentuk ekspektasi
mereka
b. Para pekerja dan perusahaan harus percaya pd pengumunan itu; jika tidak,
mereka tidak akan menurunkan ekspektasi inflasi
 Kredibilitas kebijakan untuk menurunkan inflasi merupakan sebuah determinan
dari seberapa besar biaya kebijakan tersebut.

Summarized by niken ilmu ekonomi 45


40

7. Histeresis dan Tantangan terhadap Hipotesis Tk.Alamiah


Hipotesis tk.alamiah (natural-rate hypothesis):
Fluktuasi dalam permintaan agregat mempengaruhi output dan kesempatan kerja
hanya dalam jk.pendek. Dalam jk.panjang, perekonomian kembali ke tk.ouput,
kesempatan kerja, dan pengangguran yg dijelaskan oleh model klasik.
Namun, sebagian ekonom menyarankan cara2 dimana resesi bisa meninggalkan
luka permanen pd perekonomian dgn meningkatkan tk.pengangguran alamiah.
Histeresis (hysteresis)  merupakan istilah yg digunakan untuk menjelaskan
pengaruh sejarah yg panjang, seperti tk.pengangguran alamiah

SOAL LATIHAN

ISIAN
Tiga teori penawaran agregat yaitu … (1), … (2), dan … (3), mencirikan
penyimpangan … (4) dan … (5) dari … (6) untuk berbagai … (7) pasar. Menurut ketiga
teori tsb, output … (8) diatas tk.alamiah ketika tk.harga … (9) tk.harga yg diharapkan,
dan output … (10) dibawah tk.alamiah ketika harga … (11) dari tk.harga yg diharapkan.
Para ekonomi sering menampilkan penawaran agregat dalam hubungan yg disebut
… (1). … (2) menyatakan bahwa inflasi tergantung pd … (3), … (4), dan … (5). Menurut
… (6), para pembuat kebijakan yg mengendalikan permintaan agregat menghadapi … (7)
antara … (8) dan … (9).

ESSAY
1. Euforia rencana kenaikan BBM beberapa bulan lalu ternyata mempengaruhi tk.inflasi
pd saat ini. Beberapa bulan lalu banyak sebagian pelaku pasar sudah menaikkan
harga2 barang mereka walaupun ternyata rencana kenaikan BBM tsb tidak jadi.
Bagaimanakah hal tsb mempengaruhi tradeoff jk.pendek? Jelaskan secara grafis dan
deskripsikan!
2. Bagaimanakah pengaruh ekspansi moneter yg tidak diharapkan dapat mempengaruhi
permintaan agregat secara jk.pendek? Jelaskan secara grafis dan deskripsikan!
3. Jika diketahui expected inflation sebesar 0,75 persen, pengangguran siklis sebesar
4,5 persen (dimana pengaruh pengangguran siklis terhadap inflasi adalah
seperempatnya), dan guncangan penawaran sebesar 2 persen. Hitunglah berapa
tk.inflasinya!
4. Berapa besar unemployment rate yg dibutuhkan untuk menurunkan inflation rate
sebesar 4 persen? Berapa besar rasio pengorbanan GDP berdasarkan hukum Okun?
5. Jelaskan perbedaan antara demand pull inflation dan cost push inflation? Berikan
contoh studi kasusnya!

Summarized by niken ilmu ekonomi 45

You might also like