Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
dalam bidang kedokteran, peternakan, pertanian, dan beberapa bidang yang lain.
secaratotal. S. Venezuelae petama kali diisolasi oleh Burkholder pada tahun 1947
dari contoh tanah yang diambil di Venezuela. Filtrat kultur cair organisme
menunjukkan aktivitas terhadap bakteri gram negatif dan rikestia. Bentuk kristal
antibiotik ini diisolasi oleh Bartz pada tahun 1948 dan dinamakan kloromisetin
karena adanya ion klorida dan didapat dari suatu aktinomisetes (Wattimena dkk,
1991).
Chloramphenicol; D-threo-(-)-2,2-dichloro-N-𝛽𝛽-hydroxy-𝛼𝛼-(hydroxy-
methyl)-p-nitrophenethyl acetamide.
Struktur: C11H12C12N2O5
Berat molekul: 323,13
Rumus bangun:
Kelarutan: 1 g larut dalam kira-kira 400 ml air; sangat mudah larut alkohol,
aseton, butanol, propilen glikol, dan etil asetat; sukar larut dalam eter dan
kloroform; tidak larut dalam benzoat dan petroleum eter (Connors, 1986).
Senyawa ini termasuk antibiotika yang paling stabil. Larut dalam air pada
1986).
fisikokimiayaitu:
asam.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam propilen
paling stabil dalam segala pemakaian. Dia memiliki stabilitas yang sangat baik
pH 6. Pada suhu 25℃ dan pH 6, memiliki waktu paruh hampir 3 tahun. Yang
dibawah orde pertama dan tidak tergantung pada kekuatan ionik media (Connors,
1986).
ini terikat pada ribosom subunit 50s dan menghambat enzim peptidil tansferase
sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman
(Setiabudy, 2007).
Kloramfenikol terikat pada ribosom sub unit 50s dan menghambat enzim
amino-tRNA pada sisi aminoasil. Selain itu juga dirintangi rantai peptida yang
sedang memanjang pada sisi peptidil pada ribosom sehingga translasi terhenti
(Nogrady, 1992).
karena obat ini mengalami penetrasi membran sel secara cepat. Setelah absorpsi,
sejak tahun 1970-an jarang digunakan lagi per oral untuk terapi manusia. Dewasa
ini hanya dianjurkan pada beberapa jenis infeksi bila tidak ada kemungkinan lain,
yaitu pada infeksi tifus (salmonella typhi) dan meningitis (khusus akibat H.
influenzae), juga obat, khususnya abses otak oleh B.fragilis. Untuk infeksi
tersebut sebetulnya juga tersedia antibiotika yang lain yang lebih aman dengan
yang alergi pada penisilin, menderita abses otak atau infeksi anaerobik lainnya,
dan juga pada infeksi intraokular akibat organisme yang sensitif. Kecuali itu juga
bersifat bakteriostatik terhadap banyak baksil gram negatif lainnya (Skach dkk,
1988).
perifer, radang lidah dan mukosa mulut. Tetapi yang sangat berbahaya adalah
depresi sumsum tulang (myelodepresi) yang dapat berwujud dalam dua bentuk
bulan pada penggunaan oral, parenteral dan okuler, maka tetes mata tidak
pemulihan kembali 1-2 minggu setelah obat dihentikan. Ada kaitannya dengan
Michael Tswett pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam
tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang
pemisahan yang paling umum dan paling sering digunakan dalam bidang kimia
analisis dan dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis, baik analisis kualitatif,
diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase) (Rohman, 2007).
Kromatografi cair tingkat tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut HPLC
1960-an dan awal awal tahun 1970-an. Saat ini, KCKT merupakan teknik
pemisahan yang terima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu
dalam suatu sampel dalam sejumlah bidang, antara lain: farmasi, lingkungan,
KCKT terbaru antara lain: miniaturisasi sistem KCKT, penggunaan KCKT untuk
HPLC adalah salah satu teknik analisis yang penting yang mempunyai
tingkatan otomatisasi pada tahun-tahun terakhir ini. Ini menunjukkan HPLC telah
mengalami perkembangan dan merupakan alat yang sangat baik. Yang terbaru
dilengkapi dengan mikrokomputer dan mikroprosesor yang dapat memberikan
dengan ukuran partikel 10 mikron) dan dioprasikan pada suhu ruangan. Dektektor
dan diatur pada AUFS 0,05. Fase gerak yang digunakan adalah campuran bufer
dihantarkan secara isokratik dengan kecepatan alir fase gerak 1,5 ml/menit.
Semua bahan diinjeksikan dengan volume 5 𝜇𝜇𝜇𝜇 (Sudjadi dan Rohman, 2008).
diatas tangas uap hingga larut sempurna. Dinginkan hingga suhu kamar, encerkan
dengan fase gerak sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan porositas 0,5
𝜇𝜇𝜇𝜇 atau lebih halus, dan gunakan filtrat yang jernih sebagai larutan baku (Dirjen
yaitu: wadah fase gerak, sistem penghantar fase gerak, alat untuk memasukkan
penghubung dan suatu komputer atau integrator atau perekam (Rohman, 2007).
(ii) Sebuah pompa yang mampu memompa pelarut dengan tekanan sampai
(iii) Suatu injektor lengkung yang, pas dengan lengkung bervolume tetap
antara 1 dan 200 𝜇𝜇𝜇𝜇 (20 𝜇𝜇𝜇𝜇 sering digunakan sebagai baku).
(iv) Suatu kolom, yang biasanya berupa tabung baja dikemas, biasanya
(vi) Sistem penangkap data, yang dapat berupa suatu integrator komputisi
data kromatografi.
(vii) Kolom dihubungkan pada injektor dengan tabung berdiameter dalam
2009).
Wadah fase gerak harus bersih dan lembap (inert). Wadah pelarut kosong
ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini
biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut. Fase gerak
sebelum di gunakan harus dilakukan degassing (penghilang gas) yang ada pada
fase gerak, sebab adanya gas akan berkumpul pada komponen lain terutama di
pompa dan didetektor sehingga akan mengacaukan analisis. Pada saat membuat
pelarut,bufer, dan reagen dengan kemunian yang sangat tinggi, dan lebih terpilih
lagi jika pelarut-pelarut yang digunakan untuk KCKT berderajat KCKT (HPLC
grade). Adanya pengotor dalam reagen dapat menyebabkan gangguan pada sistem
kromatografi. Adanya partikel yang kecil dapat terkumpul dalam kolom atau
dalam tabung yang sempit, sehingga dapat mengakibatkan suatu kekosongan pada
2007).
b. Fase Gerak
Fase gerak pada eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat
bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya
elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase
diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih
polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik (fase diam kurang polar daripada
(Rohman, 2007).
c. Fase Diam
Kebanyakan fase diam pada KCKT berupa silika yang dimodifikasi secara
kimiawi, silika yang tidak di modifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil
benzene. Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya gugus
reagen seperti klorosilan. Reagen-reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol
Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak
rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai alkil yang lebih pendek lagi lebih
sesuai solut yang polar. Silika-silika aminopropil dan sianopropil (nitril) lebih
cocok sebagai pengganti silika yang tidak dimodifikasi. Silika yang tidak
d. Detektor
detektor universal (yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat
spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti detektor indeks biasdan detektor
spektrofotometri massa dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan
mendeteksi analit secara spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara
elektrokimia.
lebih kecil, sementara kolom mikrobor selnya bervolume 1 𝜇𝜇𝜇𝜇 atau lebih
kecil lagi
gerak(Rohman, 2007).
sudah tentu dapat dipakai untuk senyawa yang berfluoresensi. Untuk mencapai
kepekaan itu, yakni agar senyawa yang jumlahnya kecil dapat dideteksi atau agar
dapat diperoleh data kuantitatif yang sahih, kadang-kadang linurat diubah menjadi
e. Pompa
mempunyai syarat sebagaimana syarat wadah pelarut, yakni: pompa harus inert
terhadap fase gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa gelas, baja tahan
karat, teflom, dan batu nilam. Pompa yang yang digunakan sebaiknya mampu
f. Injektor
diusahakan agar sedikit mungkin terjadi gangguan pada kemasan kolom. Ada tiga
jenis dasa injektor, yaitu: a. Aliran henti; b. Septum; c. Katup jalan kitar (Johnson
bagi masing-masing linarut. Akan tetapi keadaan demikian tidak akan dijumpai
ordinat dan waktu sebagai absis pada sistem koordinat Cartesian, dimana titik nol
dalam fase gerak dan fase diam. Penggunaan kromatografi cair secara
tepat dari berbagai macam kondisi operasional seperti jenis kolom, fase gerak,
panjang dan diameter kolom, kecepatan alir fase gerak, suhu kolom, dan ukuran
industri farmasi dan pestisida. Zat-zat dengan kepolaan berbeda, yaitu industri
farmasi dan pestisida. Zat-zat dengan kepolaran berbeda, yaitu antara sedikit polar
(Khopkar, 2007).
a. Cepat
produk hasil samping proses sintetis, atau produk-produk degradasi dalam sediaan
berat molekulnya dalam suatu campuan; kontrol kualitas; dan mengikuti jalannya
Keterbatasan lainnya adalah jika sampelnya sangat kompleks, maka resolusi yang