You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk mempelajari dan mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh manusia kita
harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia
yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh
manusia merupakan dasar yang penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan
mengetahui struktur dan fungsi tubuh manusia, seorang perawatan professional dapat makin
jelas manafsirkan perubahan yang terdapat pada alat tubuh tersebut.
Anatomi tubuh manusia saling berhubungan antara bagian satu dengan yang lainnya.
Struktur regional mempelajari letak geografis bagian tubuh dan setiap region atau daerahnya
misalnya lengan, tungkai, kepala, dan seterusnya.
Menurut Drs.H.Syaifuddin,AMK. Kerangka merupakan salah satu unsur sistem
penegak dan penggerak tulang-tulang manusia dihubungkan satu dengan yang lain melalui
persendian sehingga terbentuk sistem lokomotor pasif. Rangka manusia tersusun dari 206
tulang yang dipersambungkan oleh persendian yang terdiri dari :
1. Tengkorak otak (neurokranial) 8 buah
2. Tengkorak wajah (splanknokranial) 14 buah
3. Tulang telinga dalam 6 buah
4. Tulang lidah 1 buah
5. Tulang kerangka dada 25 buah
6. Tulang belakang dan gelang panggul 26 buah
7. Tulang anggota gerak atas 64 buah
8. Tulang anggota gerak bawah 62 buah
Kerangka atau tulang akan digerakkan oleh otot. Otot-otot ini dengan perantaraan
jaringan ikat khusus yang dinamakan tendo. Susunanya seperti otot berwarna putih, ujung-
ujung otot mengecil dan berhubungan dengan tendo. Tiap-tiap serabut otot mengandung
beribu-ribu miofibril yang terletak berdampingan sehingga terlihat seperti garis-garis
melintang.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Anatomi fisiologi otot
2. Apa-apa saja fungsi otot
3. Bagaimana klasifikasi , kontraksi , serta tipe kerja dari masing – masing otot.

1.3 Tujuan Penulisan


2. Mengetahui fungsi – fungsi otot.
3. Mengetahui anatomi dan fisiologi otot.
4. Mencari tahu klasifikasi, kontraksi , serta tipe kerja dari masing – masing otot.
5. Mengetahui kelainan – kelainan yang terdapat pada otot manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Sistem Muskuloskeletal


Menurut Drs.H.Syaifuddin,AMK Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian,
otot, tendon dan bursa. Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25 % berat
badan. Struktur tulang memberikan perlindungan terhadap organ – organ penting dalam
tubuh seperti jantung, paru, otak. Tulang berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat
melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat bergerak, disamping itu tulang berfungsi sebagai
penghasil sel darah merah dan sel darah putih ( tepatnya di sumsum tulang ) dalam proses
yang disebut hematopoesis. Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang, dalam
tubuh kita ada 4 katagori yaitu tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak
beraturan.
Mempelajari Sistem Kerangka & Otot Kerangka. Osteologi : cabang ilmu anatomi yang
mempelajari tulang. Tulang atau rangka adalah penopang tubuh manusia. Tanpa tulang, pasti
tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan,
berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur.
Mengapa kita bisa bergerak? Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka
tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama
antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan, bergoyang, berlari, dan
sebagainya. Berikut dijelaskan mengenai rangka tubuh manusia.
Berdasarkan penulisan dalam jurnal FKM Universitas Indonesia Rangka tubuh manusia
memiliki fungsi utama sebagai berikut :

1. Memberi bentuk tubuh: Rangka menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga menyokong
dan menjaga bentuk tubuh.
2. Tempat melekatnya otot: Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi
tempat melekatnya otot. Tulang dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadinya
pergerakan pada manusia.
3. Pergerakan: Pergerakan pada hewan bertulang belakang (vertebrae) bergantung kepada
otot rangka, yang melekat pada rangka tulang.
4. Sistem kekebalan tubuh: Sumsum tulang menghasilkan beberapa sel-sel imunitas.
Contohnya adalah limfosit B yang membentuk antibodi.
5. Perlindungan: Rangka tubuh melindungi beberapa organ vital yakni:
a. Tulang tengkorak melindungi otak, mata, telinga bagian tengah dan dalam.
3
b. Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.
c. Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru dan jantung.
d. Tulang belikat dan tulang selangka melindungi bahu.
e. Tulang usus dan tulang belakang melindungi sistem ekskresi, sistem pencernaan, dan
pinggul.
f. Tulang tempurung lutut dan tulang hasta melindungi lutut dan siku.
g. Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki melindungi pergelangan tangan dan
pergelangan kaki.
6. Produksi sel darah: Rangka tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat
pembentukan sel darah. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel darah.
Terutama di tulang pipih contoh : tulang dada / pada corpus sterni.
7. Penyimpanan: Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam metabolisme
kalsium. Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan terlibat
dalam metabolisme zat besi.

2.2 Sistem Rangka (Skeletal)


Menurut Drs.H.Syaifuddin,AMK dalam bukunya yang berjudul Anatomi Fisiologi.
Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh kita memiliki
206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang belakang.
Susunan tulang secara garis besar meliputi :
1. Tulang Pangjang. Ditengahnya terdapat diafase dan kedua ujungnya disebut epifase.
Ujung tulang dilapisi oleh tulang rawan yang memudahkan gerakan. Sendi rawan ini
disebut kartilago artikulasio (rawan sendi). Permukaan luar tulang dibungkus oleh
selaput tulang yang disebut periosteum yang sifatnya menyerupai jaringan ikat. Pada
bagian epifase tulang ini terdapat banyak lubang kecil yang menyerupai bunga karang
yang disebut spongeosa.
2. Tulang atap kepala, terdiri dari dua lapisan yaitu substansia kompakta tubula eksterna
dan substansia kompakta tubula interna. Diantara kedua lapisan ini terdapat substansia
spongeosa (jaringan penunjang).

Fungsi tulang secara umum :


1. Formasi kerangka : tulang-tulang membentuk rangka tubuh untuk menentukan bentuk
dan ukuran tubuh. Tulang-tulang menyokong struktur tubuh yang lain.

4
2. Formasi sendi : tulang-tulang membentuk persendian yang bergerak dan tidak bergerak
bergantung pada kebutuhan fungsional. Sendi yang bergerak menghasilkan bermacam-
macam pergerakan.
3. Perlekatan otot : tulang-tulang menyediakan permukaan untuk tempat melekatnya otot
tendo dan ligamentum.
4. Sebagai pengungkit untuk bermacam-macam aktivitas pergerakan.
5. Menyokong berat badan : memelihara sikap tegak tubuh manusia dan menahan gaya
tarikan dan gaya tekanan yang terjadi pada tulang, sehingga dapat menjadi kaku dan
lentur.
6. Proteksi : tulang membentuk rongga yang mengandung dan melindungi struktur-struktur
yang halus seperti otak, medula spinalis, jantung, paru, alat-alat dalam perut dan
panggul.
7. Hemopoiesis : sumsum tulang tempat pembentukan sel-sel darah.
8. Fungsi immunologi : limfosit “B” dan makrofag-makrofag dibentuk dalam sistem
retikuloendotel sumsum tulang limfosit B diubah menjadi sel-sel plasma membentuk
antibodi guna keperluan kekebalan kimiawi, sedangkan makrofag merupakan fagositotik.
9. Penyimpanan kalsium. Tulang mengandung 97% kalsium yang terdapat dalam tubuh
baik dalam bentuk anorganik maupun garam-garam terutama kalsium fosfat. Sebagian
fosfor disimpan dalam tulang dan kalsium dilepas dalam darah bila dibutuhkan.

Berdasarkan penulisan pada jurnal FKM Universitas Indonesia. Klasifikasi Tulang


berdasarkan penyusunnya sebagai berikut :
1. Tulang Kompak
a. Padat, halus dan homogen
b. Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung ’yellow bone
marrow”.
c. Tersusun atas unit : Osteon  Haversian System
d. Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat pembuluh darah
dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae).
e. Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut
periosteur, membran ini mengandung:

1) Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang


2) Osteoblas

5
2. Tulang Spongiosa
a. Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula.
b. Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.
c. Rongga antara trebakula terisi ”red bone marrow” yang mengandung pembuluh
darah yang memberi nutrisi pada tulang.
d. Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada ujung tulang
lengan dan paha.

Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya

1. Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna


2. Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki
3. Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum
4. Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis

RANGKA TULANG KEPALA


Kranium (tulang tengkorak) dibentuk oleh potongan tulang yang saling bertautan
membentuk kerangka kepala. Tulang-tulang yang membentuk kranium meliputi :
1. Neurokranium (kerangka otak) yang terdiri dari :
a. Kubah tengkorak (klavilaria)
1) Os frontalis 1 buah
2) Os parietalis 2 buah
3) Os oksipitalis 1 buah
4) Os tempralis 2 buah
b. Dasar tengkorak (basis kranil)
1) Os sfenoidalis 1 buah
2) Os etmoidalis 1 buah
2. Tengkorak wajah (spanknokranium) yang terdiri dari :
a. Bagian hidung :
1) Os lakrimalis 2 buah
2) Os nasalis 2 buah
3) Os konka nasalis 2 buah
4) Os septum nasalis 2 buah
b. Bagian rahang :
1) Os maksilaris 2 buah

6
2) Os zigomatikus 2 buah
3) Os palatum 2 buah
4) Os mandibularis 1 buah
5) Os hioid 1 buah
Sambungan antar tulang yang membentuk kranium merupakan pertautan yang kuat
sekali. Batas-batas sambungan ini berupa garis yang berliku-liku disebut sutura. Sutura
merupakan garis yang berkesinambungan dan saling berpotongan.

NEUROKRANIUM
Os Frontalis
Os frontale melengkung ke bawah membentuk margo superior orbita. Pada bagian ini
dapat dilihat adanya arkus supersiliaris dan insisura foramen superorbita yang dibedakan atas
tiga bagian :
1. Squama frontalis (bagian atas)
2. Pars nasalis
3. Pars ortalis
Bagian belakang tulang tengkorak neurokranium berbentuk bola terdapat rongga yang
disebut kavum kranii, terdapat lekukan yang dinamakan fossa kranii. Fosa krani dibagi atas
tiga bagian :
1. Fosa kranii anterior (bagian depan), dibentuk oleh os frontalis, os sfenoidalis, dan os
etmodalis, terdapat dua lubang (foramen) :
a. Lamina kribrossa ossis etmoidal, lubang halus yang dilalui oleh nervus olfaktorious
menuju hidung.
b. Foramen optikum, terdapat pada sudut depan korpus ossis sfenoidal dilalui oleh
nervus opticks menuju mata untuk saraf penglihatan.
2. Fosa kranii media (bagian tengah), dibentuk oleh os sfenoidalis dan os temporalis,
terdapat 6 lubang yaitu :
a. Fisura orbita superior
b. Foramen rotundum
c. Foramen ovale
d. Foramen spinosum
e. Foramen laseratum
f. Foramen karotikum internus

7
3. Fossa kranii posterior (bagian belakang), dibentuk oleh os sfenoidalis, os temporalis, dan
os oksipitalis.
a. Pars nasalis dipisahkan oleh insissura etmoidalis
b. Pars orbitalis ossis frontalis (fasies orbitalis), permukaan yang menghadap ke rongga
orbita.

Os Parietalis
Os parietalis dibentuk oleh tulang pipi segiempat di atap kranium :
1. Fasies eksterna. Permukaan luar os parietalis yang menonjol. Pada samping terdapat dua
garis lengkung yang berjalan sejajar yaitu linea temporalis superior dan linea temporalis
inferior.
2. Fasies interna. Permukaan dalam menghadap ke otak, terdapat sulkus.

Os Oksipitalis
Os oksipitalis merupakan tulang pipih berbentuk trapesium, dibelakang kepala.
Bagian yang berlubang dibawahnya disebut foramen magnum yang menghubungkan rongga
otak dan kanalis vertebralis dan dilalui sumsum tulang belakang, di bagi atas 3 bagian:
1. Pars basilaris
2. Pars lateralis
3. Pars skuamosa ossis oksipitalis

Os Temporalis
Os temporalis terdapat di samping kepala dan di bedakan menjadi 4 macam :
1. Pars kuamorsa, bagian lateral tengkorak membentuk batok kepala
2. Pars petrosa, bagian belakang os temporalis terdapat pars mastoid dan pars piramidalis
3. Pars mastoida, terletak di belakang lateral neurokranium
4. Pars piramidalis, os temporalis yang menonjol ke dalam membentuk basiskrani.
Pada os temporalis terdapat ruang atau saluran :
1. Cavum timpani, di dalam nya terdapat tulang-tulang maleus, inkus, dan states, terdapat
saluran kecil menuju ke depan yang di sebut apertura superiorcanalis timpani.
2. Kanalis karotikus, menghubungkan foramen koratikum externum dan internum pada
karotis.
3. Kanalis fasialis, di bawah area festibularis inferior terdapat nervus fasialis
4. Kanalis nervus fasialis

8
Dasar Tengkorak
Dasar tengkorak(basiskrani) terdiri dari tulang tulang berikut ini :
Os Sfenoidalis
Os spenoidalis terdiri dari korpus ossis sfenoidalis di tengah- tengah, 2 pasang sayap
kiri dan kanan, sebelah depan atas sayap kecil, sebelah belakang bawah sayap besar.sayap
kecil mempunyai taju menuju ke bawah di sebut prosessus pterigoideus, bagian tengah
mempunyai lekuk yang di sebut sellatursika tempat kelenjar hipofisis. Di antara sayap kecil
dan sayap besar terdapat fisura orbitalis superior, tempat sayang yang menggerakkan mata
(N.okulomitorius, N.trokhlearis, N.abdusens). Pada bagian pangkal pterigoideus terdapat
saluran yang mengarah dari belakang ke depan yaitu kanalis pterigoideus. Antara lamina
medialis dan lemina laterialis terdapat prosesus pterigoidea, bagian belakang terdapat fosa
pterigoidea.

Os Etmoidalis
Terdiri dari :
1. Lamina kribrosa, membentuk dasar tubuh (kribrum sama dengan jaringan ) terdapat
lubang halus tempat saraf pembau (N.Olfaktorius).
2. Lamina perpendikularis, Sebuah tulang tapis tegak lurus pada lamina kribrosa menuju ke
bawah membentuk rongga hidung.
3. Lamina papirasea, membentuk dinding orbita(lekuk mata), bagian medial labirintus
etmoidalis membentuk beberapa bagian yang menonjol dalam rongga hidung.

TENGKORAK WAJAH

Os Maksilaris

Dua buah tulang yang menjadi satu terdiri dari 5 bagian :

1. Korpus maksilaris
2. Prosessus frontalis
3. Prosessus zigomatikus
4. Prosesus alviolaris
5. Prosessus palatinum

9
Os Mandibularis

Tulang ini membentuk huruf L, merupakan garis horizontal:

1. Korpus mandibular, bagian depan kiri dan kanan membentuk protuberonsia mentalis dan
bagian yang menonjol membentuk dagu pada wajah.
2. Ramus mandibular, bagian samping mandibula merupakan garis vertikal. Sebelah atas
mandibula bercabang 2. di anatara prosessus kondiloideus(bagian belakang dan bagian
depan terdapat celah yang lebar di sebut insisura mandibular).

Os Nasalis

Os nasalis adalah 2 keping tulang kecil berbentuk trapesium, merupakan tulang


batang hidung. Lanjut pada bagian os masal terdapat dua permukaan.

Os Zigomatikum

Os zigomatikum atau tulang pipi terdiri dari dua buah tulang kiri dan kanan.

Os Lakrimalis

Os lakrimalis berbentuk segi empat dan membentuk dinding medialis orbita, dan
bagian lain membentuk bagian hidung. Bagian depan tulang ini terdapat prosessus frontalis
maksilaris.

Os Palatum

Os palatum merupakan bagian horizontal dan Vertikal lamina berpendikulus.

Os vamer

Tulang ini berbentuk taju belah ketupat, terdapat tegak di bagian belakang dari fosa
nasalis dan membentuk septum nasi serta mempunyai dua permukaan dan empat tepi margo.

Konka Nasalis Inferior

Tulang ini menyerupai karang melengkung ke arah medialis, tepi atas melekat pada
kristakonka nasalis ossis maksilaris dan ossis palatina. Bagian tengah terdapat pintu sinus

10
maksilaris disantrum hikmori membentuk kanalis lakrimalis. Tepi atas mempunyai taju kecil
berhungan dengan prosessus ossis etmoidalis.

EKSTREMITAS SUPERIOR

Gelang bahu adalah persendian yang menghubungkan lengan dengan badan.


Pergelangan ini mempunyai mangkok yang tidak sempurna karena bagian belakangnya
terbuka dan dibentuk oleh rangka tulang skapula, klavikula, dan humerus.

Skapula

Scapula membentuk bagian posterior dari gelang bahu. Berbentuk pipih dan seperti
segitiga. Secara anatomis, memiliki dua permukaan (fascia), 3 pinggir (margo), dan 3 sudut
(angulus).Pada bagian anterior, terdapat fossa (alur) subscapularis, di mana tempat
melekatnya otot subscapularis.

Bagian permukaan posterior dibagi oleh spina scapula menjadi fossa suprapinosus dan
fossa infraspinosus. Pada manusia dan beberapa karnivora, pada ujung spina scapula terdapat
bagian acromion. Bagian khas lainnya yaitu processus coracoideus yakni tonjolan yang
berasal dari bagian utama scapula sendiri (bukan spina). Ujung dari processus ini dilekati
oleh banyak otot seperti otot coracobrachialis.Di dekat bagian bawah processus coracoideus
terdapat angulus lateralis, dan sebuah bagian seperti cekungan yang disebut cavitas
glenoidales. Di cavitas inilah tempat melekatnya bonggol kepala dari humerus.

Os Klavikula

Klavikula (clavicula) atau tulang selangka adalah tulang melengkung yang


membentuk bagian anterior gelang bahu. Bagian tulang ini terbagi atas batang dan dua ujung.
Ujung medial dan ujung lateral. Ujung medial disebut ekstremitas sternal dan membuat sendi
dengan sternum. Ujung lateral disebut juga ekstremitas akromial yang bersendi pada proseus
akromium skapula.Fungsi dari klavikula atau tulang selangka adalah memberi kaitan pada
beberapa otot leher, bahu, dan lengan yang bekerja sebagai penopang lengan.

11
Os Humerus

Humerus adalah kedua tulang terbesar pada lengan dan satu-satunya tulang di lengan
atas. Banyak otot yang kuat yang memanipulasi lengan atas pada bahu dan lengan bawah
pada siku yang bertumpu pada humerus. Gerakan humerus sangat penting untuk semua
kegiatan bervariasi dari lengan, seperti melempar, mengangkat, dan menulis.

Pada ujung proksimal, humerus membentuk bagian halus, struktur seperti bola yang
dikenal sebagai kepala humerus. Kepala humerus membentuk sendi bola dan soket pada
bahu, dengan rongga glenoidalis dari skapula bertindak seperti soket. Bentuk bulat dari
kepala humerus memungkinkan humerus bergerak dalam lingkaran lengkap (sirkumduksi)
dan berputar di sekitar porosnya pada sendi bahu. Tepat di bawah kepala, humerus
menyempit ke bagian anatomi leher humerus.

Humerus diklasifikasikan secara struktural sebagai tulang panjang karena jauh lebih
panjang daripada lebar. Seperti semua tulang panjang, humerus memiliki lubang di tengah-
tengah poros dan diperkuat di ujungnya dengan kolom kecil tulang spons dikenal sebagai
trabekula.

Os Ulna

Ulna atau hasta adalah tulang di lengan yang memanjang dari sisi lateral siku ke sisi
pergelangan tangan yang berlawanan dengan ibu jari. Ini adalah salah satu dari dua tulang
yang secara paralel membentuk tulang lengan. Tulang yang satunya adalah radius.

Os Radius

Tulang hasta atau radius adalah tulang lengan bawah yang menyambungkan bagian
siku dengan tangan di sisi ibu jari. Tulang hasta terletak di sisi lateral tulang pengumpil
(radius). Bentuk badan tulang hasta semakin ke bawah semakin membesar yang akan
membentuk persendian pergelangan tangan.

12
Os Karpalia

Os karpalia atau tulang pergelangan tangan terdiri dari 8 tulang yang dibagi dalam dua
deretan :

1. Deretan proksimal dari radialis ke arah ulnaris :

a. Os naviculare
b. Os lunatum
c. Os triquetrum
d. Os pisiformis

2. Deretan distalis dari radialis ke arah ulnaris

a. Os multangulum majus
b. Os multangulum minus
c. Os capitatum
d. Os hamatum

Os Metakarpalia

Tulang metakarpal pertama atau tulang metakarpal dari ibu jari adalah proksimal
tulang pertama yang jempol.Hal ini terhubung ke trapezium dari tulang pergelangan
tanganpada saat pertama bersama carpometacarpal dan ibu jari proksimal phalanx pada
pertama sendi metacarpophalangeal .

Tulang metacarpal pertama adalah pendek dan tebal dengan poros tebal dan lebih luas
daripada tulang metakarpal lainnya.poros sempit menghubungkan dasar melebar dan kepala
bulat;mantan terdiri dari tebal tulang kortikal mengelilingi terbuka kanal meduler ;dua
terakhir terdiri dari tulang cancellous dikelilingi oleh shell kortikal tipis.

Falangus

Falangus atau tulang jari tangan terdiri dari tulang pipa pendek yang banyaknya 14
buah dan dibentuk dalam lima bagian tulang yang saling berhubungan dengan metakarpalia.
Setiap jari mempunyai tiga ruas kecuali ibu jari memiliki dua ruas saja.

13
TULANG KERANGKA DADA

Tulang kerangka dada terdiri dari kolumna vertebralis (ruas tulang belakang), ossis
kostalis (tulang iga), dan os sternum (tulang dada). Kolumna vertebralis dibentuk oleh 33
buah os vertebrae yang tersusun dari atas ke bawah mulai dari leher sampai ke tulang ekor.

1. Vertebrae Servikalis (tulang leher) 7 ruas :


a. Atlas, merupakan vertebra servikalis I, tidak mempunyai korpus dan prosessus
spinosus.
b. Aksis (prosessus odontoid), merupakan vertebra servikalis II, terdapat diatas korpus
atlas yang menyatu dengan aksis yang memungkinkan kepala dapat berputar ke kiri
dan ke kanan.
c. Prosessus prominan, merupakan ruas VII dari vertebrata servikalis dan prosessus
yang paling panjang, mempunyai transversus besar foramen prosesusnya kecil dilalui
oleh vena vertebralis.
d. Prosessus spinosus: tonjolan dari tulang leher yang diraba pada masing-masing ruas
ditutupi oleh ligamentum nukhea yang besar pada bagian belakang leher.
2. Vertebrae Torakalis (tulang punggung) 12 ruas
Ukurannya agak besar, korpus (badan ruas) berbentuk jantung, foramen vertebra relatif
kecil dan bulat, prosessus spinosus panjang dan melengkung ke bawah, prosessus
tranversus bersendi dengan tuberkulum kosta, prosessus artikularis superior mempunyai
fasies menghadap ke belakang lateral dan fasies prosessus artikualris inferior menghadap
ke lateral.
3. Vertebrae Lumbalis (tulang pinggang) 5 ruas
Badan ruas tiap vertebra lumbalis berbentuk ginjal, foramen vertebra lumbalis berbentuk
segitiga. Prosessus transversus panjang dan langsing, prosessus spinosus pendek, rata
dan berbentuk segi empat mengarah lurus kebelakang.
4. Vertebrae Sakralis (tulang kelangkang) 5 ruas
Merupakan lima ruas tulang yang bergabung menjadi satu membentuk sebuah tulang.
Batas anterior bersendi dengan lumbal V, batas inferior agak sempit bersendi dengan os
koksigis, ke bagian lateral sakrum bersendi dengan os koksa membentuk artikulasio
sakroilliaka.
5. Vertebrae Koksigialis (tulang ekor) 4 ruas
Terdiri dari empat ruas yang membentuk segitiga kecil yang bersendi dengan ujung
bawah sakrum, vertebrata koksigis pertama biasanya tidak ikut.

14
Os Kosta
Os kosta atau tulang iga terdiri 12 pasang tulang dibagi dalam 3 bagian :
1. Kosta vera (iga sejati) : iga I – VI mempunyai perlekatan tulang dada dengan perantaraan
sendi, jumlahnya 7 pasang.
2. Kosta spuria (iga 8-10) melekat pada sternum dengan perantaraan rawan iga yang
terdapat diatasnya.
3. Kosta fluitantes (iga melayang) : tulang iga pendek 11 – 12 tidak terus ke garis tengah
atau tidak mempunyai hubungan dengan tulang dada.

Os Sternum
Os sternum atau tulang dada mempunyai bentuk seperti keris, terdiri dari :
1. Manubrium sterni
2. Korpus sterni : bagian terbesar dari tulang dada membentuk persendian dengan tulang-
tulang iga.
3. Prosessus xifoideus, bagian ujung dari tulang dada. Pada bayi masih berbentuk tulang
rawan agak tipis dan runcing.

EKSTREMITAS INFERIOR
Os Koksa
Tulang panggul terdiri dari os koksa, os sakrum, dan os koksigis. Os koksa dapat
dibagi menjadi os ilium, os iskium, dan os pubis. Tulang-tulang ini satu dengan lainnya
berhubungan. Di depan terdapat hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri, disebut
simfisis. Dibelakang terdapat artikulasio sakro- iliaka yang menghubungkan os sakrum
dengan os ilium. Dibawah terdapat artikulasio sakro-koksigea yang menghubungkan os
sakrum dan os koksigis.

Secara fungsional, panggul terdiri dari dua bagian yaitu pelvis mayor dan pelvis
minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea terminalis, disebut juga
dengan false pelvis. Bagian yang terletak dibawah linea terminalis disebut pelvis minor atau
true pelvis.

Pada ruang yang dibentuk oleh pelvis mayor terdapat organ –organ abdominal selain
itu pelvis mayor merupakan tempat perlekatan otot – otot dan ligamen ke dinding tubuh.
Sedangkan pada ruang yang dibentuk oleh pelvis minor terdapat bagian dari kolon, rektum,

15
kandung kemih, dan pada wanita terdapat uterus dan ovarium. Pada ruang pelvis juga kita
temui diafragma pelvis yang dibentuk oleh muskulus levator ani dan muskulus koksigeus.

Os Pubis

Os pubis atau tulang kemaluan terdiri dari korpus ossis pubis, ramus superior ossis
pubis, ramus superior ossis pubis, dan ramus inferior ossis pubis. Ramus superior melekat
pada ramus inferior ossis iskii. Bagian lateralis simfisis pubis tepi atas ramus anterior terdapat
tonjolan yang disebut teberkulum pubikum. Bagian lateralis tuberkulum pubitikum terdapat
eminensia illeopektinea. Diantara kedua tonjolan tersebuut terdapat ramus superior yang agak
tajam disebut pekton ossis pubiis.

Os Femur

Tulang paha terdiri dari bagian kepala dan leher pada bagian proksimal dan dua
condylus pada bagian distal. Kepala tulang paha akan membentuk sendi pada pinggul. Bagian
proksimal lainnya yaitu trochanter major dan trochanter minor menjadi tempat perlekatan
otot. Pada bagian proksimal posterior terdapat tuberositas glutea yakni permukaan kasar
tempat melekatnya otot gluteus maximus. Di dekatnya terdapat bagian linea aspera, tempat
melekatnya otot biceps femoris. Salah satu fungsi penting kepala tulang paha adalah tempat
produksi sel darah merah pada sumsum tulangnya.

Pada ujung distal tulang paha terdapat condylus yang akan membuat sendi condylar
bersama lutut.Terdapat dua condylus yakni condylus medialis dan condylus lateralis. Di
antara kedua condylus terdapat jeda yang disebut fossa intercondylaris.

Os Patela

Os patela atau tulang tempurung lutut ada di dalam os sesamoideum yang besar
didalam artikulasio genu. Bentuk tulang ini berupa segitiga yang sudutnya bulat dan berupa
tulang pipih.

16
Tibia

Tulang kering atau disebut juga tibia, adalah satu dari dua tulang yang lebih besar dan
lebih kuat yang berada di bawah lutut pada vertebrata (tulang yang satunya lagi adalah
fibula), yang menghubungkan lutut dengan tulang pergelangan kaki. Secara umum dikenal
sebagai tulang yang paling kuat dalam memikul beban berat, tibia dapat ditemukan di
sebelah fibula. Merupakan tulang terbesar kedua dalam tubuh manusia, yang terbesar adalah
femur. Dinamai tibia berdasarkan seorang pemain flute Yunani, bernama Aulos yang juga
dikenal sebagai Tibia. Tulang kering juga berfungsi sebagai penyambung lengan, tulang
kering berisi sumsum merah yang kaya akan darah merah, dan tulangnya berbentuk pipa.

Fibula

Fibula adalah luar dan lebih tipis dari dua tulang panjang kaki bagian bawah. Hal ini
jauh lebih sempit daripada tulang yang lain (tulang kering), untuk yang membentang paralel
dan yang terpasang pada kedua ujungnya oleh ligamen. Ujung atas fibula tidak mencapai
lutut, tetapi ujung bawah turun di bawah tulang kering dan membentuk bagian dari
pergelangan kaki. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan lampiran untuk otot. Ini tidak
memberikan banyak dukungan atau kekuatan ke kaki, yang menjelaskan mengapa tulang
dapat dengan aman digunakan untuk mencangkok ke tulang lainnya di dalam tubuh.

Os Tarsalia

Os tarsalia atau pangkal kaki dihubungkan dengai tungkai bawah oleh sendi
pergelangan kaki, terdiri dari :

1. Talus, berhubungan dengan tibia dan fibula.


2. Kalkaneus, terletak dibawah kalus.
3. Navikular
4. Os kuboideum
5. Os kunaiformi terdiri dari kunaiformi lateralis, kunaiformi intermedialis, dan kunaiformi
medialis, semuanya berbentuk baji.

17
Os Metatarsalia

Os metatarsalia mempunyai lima buah tulang metatarsal. Bentuk kelima tulang ini
hampir sama yaitu bulat panjang. Bagian proksimal dari masing-masing tulang agak lebar
disebut basis ossis metatarsal. Bagian tengah ramping memanjang dan lurus sedangkan
bagian distal mempunyai bongkol kepala (kaput ossis metatarsal).

Os Falang Pedis

Os falang pedis merupakan tulang-tulang pendek. Falang I terdiri dari dua ruas lebih
besar daripada yang lain. Falang II, III, IV, dan V masing-masing mempunyai tiga ruas lebih
kecil dan lebih pendek dibandingkan falang I. Pada ibu jari terdapat dua buah tulang kecil
berbentuk bundar yang disebut tulang baji (os esamoid).

2.3 Sistem Muskularis (otot)


Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuhdapat bergerak.
Gerak sel dapat terjadi karena sitoplasma merubah bentuk.Pada sel- sel, sitoplasma ini
merupakan benang- benang halus yang panjang yang disebut myofibril. Jika sel otot
mendapat rangsangan makamyofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan
memendekkandirinya kearah tertentu (berkontraksi)
Sistem otot terdiri dari beberapa bagian yang saling terpisah yangdisebut otot-otot.
Sebagian besar otot kita melekat pada kerangka tubuh.Otot dapat mengerut dan dapat juga
menegang. Oleh karena itu, susunanotot adalah suatu sistem alat untuk menguasai gerak aktif
dan posisi tubuhkita. Pada setiap otot terlihat beberapa empal yang merupakan bagian
yangaktif mengerut. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkantulang, kulit
dan rambut setelah mendapat rangsangan
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih
dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada
tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah
permukaan kulit.
Fungsi sistem muskuler/otot:
1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan
bergerak dalam bagian organ internal tubuh.

18
2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan
mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya
gravitasi.
3. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mepertahankan suhu tubuh normal.

Ciri-ciri sistem muskuler/otot:


1. Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak
melibatkan pemendekan otot.
2. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls
saraf.
3. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang
otot saat rileks.
4. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
meregang.

Jenis-jenis otot

1. Otot rangka,merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.


a. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar
antara 10 mikron sampai 100 mikron.
b. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun
di bagian perifer.
c. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
a. Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut
berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.
b. Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak nukleus
ditepinya.
c. Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-macam
organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan myofibril.
d. Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya :
1) yang kasar terdiri dari protein myosin
2) yang halus terdiri dari protein aktin/actin.

19
2. Otot Polos, merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan
pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba,
seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi
darah.
a. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.
b. Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron
(melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus
wanita hamil.
c. Kontraksinya kuat dan lamban.
Struktur Mikroskopis Otot Polos : Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun
oleh myofilamen-myofilamen.

Jenis otot polos, Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi
untuk berkontraksi.

a. Otot polos unit gandaditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara
besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan
ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.
b. Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ
berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu
unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan
stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.

3. Otot Jantung
a. Merupakan otot lurik
b. Disebut juga otot seran lintang involunter
c. Otot ini hanya terdapat pada jantung
d. Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung
juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.

Menurut bentuk dan serabutnya otot dapat dibagi 2 yaitu :


1. Otot serabut sejajar atau bentuk kumparan,
2. Otot bentuk kipas,
3. Otot bersirip
4. Otot melingkar/sfinter.
20
Menurut jumlah kepalanya yaitu :
1. Otot berkepala dua (bisep)
2. Otot berkepala tiga (trisep)
3. Otot berkepala empat (quadrisep)

Menurut letaknya otot-otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan yaitu :


1. Otot bagian kepala
2. Otot bagian leher
3. Otot bagian dada
4. Otot bagian perut
5. Otot bagian punggung
6. Otot bagian bahu dan lengan
7. Otot bagian panggul
8. Otot Anggota gerak bawah

Berdasarkan perlekatannya dibedakan menjadi :


1. Origo
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang tetap pada
saat kontraksi
2. Insersio
Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang berubah
posisi pada saat kontraksi.

Berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi :


1. Otot Sinergis
Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya salingmendukung/bekerja
sama/menimbulkan gerakan yang searah.Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja
bersama-sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot-otot itu berkontraksi bersama dan
berelaksasi bersama. Misalnya, otot- otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita
menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yangmenyebabkan telapak tangan menengadah
ataumenelungkup.Gerakan pada bagian tubuh, umumnyamelibatkan kerja otot, tulang, dan
sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinyasehingga
tulang tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya.

21
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehinggaotot akan memendek, mengeras, dan
bagian tengahnyamenggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otottersebut tertarik
atau terangkat. Kontraksi satu macam otothanya mampu untuk menggerakan tulang ke satu
arah tertentu.Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harusmengadakan
relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula.
Oleh karena itu,harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakankebalikan dari kerja
otot pertama. Jadi, untuk menggerakantulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian
kembalike posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam ototdengan kerja berbeda

2. Otot antagonis
Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling berlawanan/bertolak
belakang/tidak searah. Otot antagonisadalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya
berlawanan. Jika otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi,akan menyebabkan
tulang tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua
berkontraksi akanmenyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh ototantagonis
adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah ototyang memiliki dua ujung (dua tendon)
yang melekat padatulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisepadalah otot yang
memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian
belakang. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otottrisep
berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep
berelaksasi

Berdasarkan Macamnya :
1. Otot ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan).

2. Otot abductor (menjauhi sumbu badan) dengan adductor (mendekatisumbu badan).

3. Otot supinator (menengadah) dengan pronator (menelungkup).

4. Otot depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas).

22
2.4 Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
A. Fisiologi Pergerakan
Aktivitas motorik dari fungsi sistem pergerakan diatur oleh saraf, tulang, sendi, dan
otot yang terbentuk saling menunjang dalam suatu kerjasama untuk melakukan suatu
kegiatan dan pergerakan. Aktivitas volunter direncanakan oleh otak dan perintah dikirim
keotot melalui sistem piramidal yang berhubungan dengan gerakan dan sikap.
Gerakan Pengungkit
Gaya yang dihasilkan suatu otot bergantung pada banyaknya serabut otot. Semakin
banyak serabut otot, semakin besar gaya yang dapat dihasilkan.
Gerakan Volumna Vertebralis
Sebagai sendi peluru, kolumna vertebralis mempunyai tiga gerakan yaitu antefleksi,
retrofleksi, dan laterofleksi. Gerakan tulang menimbulkan tahanan dalam keseimbangan
sehingga gerakan dibatasi dan diatur oleh tulang belakang.
Gerakan Pernapasan
Gerakan pernapasan terdiri dari dua tingkat yaitu menarik napas dan mengeluarkan
napas. Dalam gerakan ini yang bekerja hanya otot reguler
Gerakan Anggota Badan
Gerakan mengangkat lengan keatas tidak dapat dilakukan oleh sendi bahu saja tetapi
dibantu oleh otot pada sendi bahu, otot dada, otot punggung, dan gerakan skapula memutar
kedepan. Lengan yang digerakkan fleksi dan ekstensi dapat dilakukan sampai sudut bidang
sagital 180 derajat.

B. Fisiologi Otot Kerangka


Otot merupakan jaringan peka rangsang (eksitabel) yang dapat dirangsang secara
kimia, listrik dan mekanik untuk menimbulkan suatu aksi potensial.
Terdapat tiga jenis otot yang dasarnya mekanisme kontraksi ketiga jenis otot ini sama:
1. Otot rangka
Terdiri dari sel yang mempunyai striae, berbentuk silindris dan mempunyai banyak inti
serta berada dibawah control kesadaran. sel-selnya sejajar satu sama lain dan melekat ke
tulang melalui jaringan kolagen yang membentuk tendo.
2. Sel otot jantung
Mempunyai striae, multinukleus, silindris dan bercabang-cabang serta berkontraksi tidak
dibawah pengaruh kesadaran.

23
3. Otot polos
Tidak berstriae, hanya mempunyai satu inti dan juga tidak dibawah pengaruh kesadaran.
Mekanisme kontraksi otot dimulai dengan aksi potensial pada motorneuron (aksi
potensial pada sel postsinaps yang disebarkan dari sel presinaps serabut saraf yang
menginervasi otot). Hal ini akan menimbulkan impuls (aksi potensial) pada otot. Aksi
potensial pada otot mengakibatkan pelepasan ion kalsium dari RS, juga mengaktifkan Ca
channel pada T tubulus sehingga akan banyak ion kalsium dilepas ke dalam sarkoplasma. Ion
Ca akan berikatan dengan troponin C sehingga akan mengubah konfigurasi aktin-
tropomiosin-troponin kompleks, dimana aktif site dari aktin akan terbuka sehingga dapat
terikat dengan kepala myosin (cross bridge). Ikatan inilah yang mengakibatkan kontraksi otot
karena tertariknya aktin ke arah myosin oleh struktur cross bridge yang keluar dari myosin.
Pada proses relaksasi, ion kalsium akan dikembalikan ke RS secara transport aktif. Troponin
yang kehilangan ion kalsium akan mempengaruhi struktur aktin-tropomiosin-troponin
kompleks, sehingga aktif site aktin kembali ditutupi oleh tropomiosin dan ikatan antara aktin
dan myosin tidak terjadi lagi. Lepasnya ikatan antara aktin dan myosin ini menyebabkan
relaksasi otot.
Jenis-Jenis kontraksi otot
1. Kontraksi isotonic
Pada kontraksi isotonic terjadi perubahan panjang otot dimana otot akan memendek untuk
melawan beban yang ringan dan konstan. Pada kontraksi ini terbentuk kerja eksterna tanpa
disertai perubahan tegangan pada otot. Jenis kontraksi ini terjadi pada saat mengangkan
beban yang ringan.
2. Kontraksi isometric
Tidak terjadi perubahan panjang otot, walaupun terjadi kontraksi. Pemendekan otot dapat
dicegah dan tidak terjadi kerja eksterna, tetapi tercipta suatu tegangan dan terjadi produksi
energy dalam bentuk panas. Kontraksi ini dapat terjadi pada saat mengangkat beban yang
berat. Dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi adalah kombinasi antara kedua kontraksi
ini yang disebut kontraksi auksotonik.
3. Kontraksi isokinetik
Merupakan kontraksi otot maksimal pada kecepatan yang tetap pada pergerakan. Jenis
pergerakan ini biasanya pada bidang olahraga, misalnya gerakan mengayunkan tangan
pada renang gaya bebas.

24
Kontraksi otot polos
Otot polos juga mempunyai filament aktin dan myosin dengan karakteristik kimia
yang sama dengan filament aktin dan myosin pada otot rangka. Pada otot polos tidak terdapat
troponin, sehingga mekanisme pengaturan kontraksinya berbeda. Aktin dan myosin
mekanisme kontraksi satu sama lainnya seperti halnya otot rangka dan proses ini diaktivasi
oleh ion Ca dan ATP sebagai sumber energy.
Oleh karena pada otot polos RS tidak begitu berkembang seperti otot rangka, maka
sumber utama ion kalsium untuk kontraksi otot berasal dari ion kalsium ekstrasel yang masuk
melalui Ca channel ke dalam sel. Ion kalsium akan terikat pada kalmodulin yang mempunyai
fungsi seperti troponin pada otot rangka. Walaupun struktur kalmodulin dan troponin hampir
sama, tetapi mekanismenya dalam mengawali kontraksi berbeda. Ikatan Ca-kalmodulin akan
mengaktifkan enzim myosin kinase yang menyebabkan fosforilasi ATP pada kepala myosin.
Fosforilase kepala myosin akan menyebabkan aktin membentuk cross bridge dengan myosin
dan terjadilah kontraksi.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan
tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot merupakan alat gerak aktif yang
mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan sedangkan
rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh
mempertahankan bentuk, sikap dan posisi
Didalam tubuh manusia tersusun dari 3 otot diantaranya yaitu, Ada 3 jenis otot yaitu otot
jantung, otot polos dan otot rangka.

3.1 Saran
1. Pentingnya pengetahuan mengenai system musculoskeletal sehingga diharapkan
mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang anatomi fisiologi system musculoskeletal
2. dengan memahami anatomi dan fisiologi system musculoskeletal mahasiswa diharapkan
mampu melaksanakan pelayanan keperawatan dengan baik

26
Daftar pustaka

Saifudin. 2010. Anatomi fisiologi edisi 4. Buku kedokteran EGC, jakarta


Setiadi. 2011. Anatomi fisiologi manusia. Graha ilmu. Yogyakarta
Jurnal fakultas kesehatan masyarakat UI. 2007
Jurnal Albertus Bobby Irawan, 2013(FTI UNSA)

27

You might also like