Professional Documents
Culture Documents
A. Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Contantinides, 1994 yang dikutip oleh Wahjudi Nugroho, 2000).
Aging process dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan
dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut
bergantung pada masing-masing individu. Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi
proses penuaan secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial,
ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri
maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular atau
akibat penuaan (degeneratif).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian
memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lansia.
ASUHAN KEPERAWATAN
REMATIK (OSTEOARTRITIS) PADA LANSIA
A. Pengertian
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi
pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur
dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya
umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi
utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh
organ tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan tulang
rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada
sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan
hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan dengan
trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan
penyakit-penyakit sendi lainnya.
B. Penyebab (etiologi)
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang
diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang terkuat.
Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang
rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45
tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats
usia 50 tahunh (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada
pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku bangsa. Hal ini
mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan
kongenital dan pertumbuhan tulang.
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya
osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan
dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan
osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor
mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain
(metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan
peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi
yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.
7. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya oateoartritis
paha pada usia muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya osteoartritis. Hal
ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi
benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi
menjadi lebih mudah robek.
C. Jenis Reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi (reumatik artikuler).
Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang tersebar diseluruh
tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ di luar persendian.Peradangan kronis
dipersendian menyebabkan kerusakan struktur sendi yang terkena.Peradangan sendi biasanya
mengenai beberapa persendian sekaligus. Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang
selaput sendi) serta pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi
dan tulang di sekitarnya, terutama di persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris
(terjadi pada kedua sisi). Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada yang
mengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun semuanya belum terbukti.
Berbagai faktor termasuk kecenderungan genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun.
Bahkan beberapa kasus Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres
yang berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬-satunya anak yang
disayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan sebagainya. Peradangan kronis
membran sinovial mengalami pembesaran (Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi
hambatan aliran darah yang menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun
berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang disebut
panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan
pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan merusak sendi dan
menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan bentuk).
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum diketahui,
namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran klinis yang sama.Proses
penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh
persendian termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta
jaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami
kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam pada
permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor
risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis
kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan penyakit metabolik,
cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-
lain.
3) Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia) . Reumatik gout
merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan,
gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal
monosodium urat di persendian meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan peradangan
jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout primer, 99%
penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic
dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya
pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena
meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar
purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat
(asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.
Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang,
polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah
obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada
penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda
keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi
akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.
b. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luar sendi (soft
tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra artikuler rheumatism).
Jenis – jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan anggota gerak. Fibrosis
lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
§ Sedimentasi eritrosit meningkat
§ Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
§ Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
· Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
· Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan
bisa diperiksa secara makroskopik.
H. Proses Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
· Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
· Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan
merasakan adanya perubahan pada sendi.
2. Pemeriksaan Fisik
· Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna
kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
· Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
o Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
o Catat bila ada krepitasi
o Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
o Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
§ Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
§ Ukur kekuatan otot
§ Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
§ Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
3. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pada
pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-
kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat
melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri
klien.
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA KEPERAWATAN
1. DIAGNOSA 1: Nyeri b/d penurunan fungsi tulang
Kriteria hasil: nyeri hilang atau tekontrol
INTERVENSI RASIONAL
mandiri
- kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat factor-faktor yang
mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
- berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
- biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi.
Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi
- dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong
sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak
- anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun. Sediakan
waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu
air kompres, air mandi
- berikan masase yang lembut
kolaborasi
beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk seperti asetil
salisilat (aspirin)
-membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan keefektifan program
- matras yang lembut/empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran
tubuh yang tepat, menempatkan setres pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur
menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi / nyeri
- pada penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri atau cedera
sendi.
- Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi
gerakan/rasa sakit pada sendi
- Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan
kekakuan di pagi hari. Sensitifitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat
disembuhkan
- Meningkatkan elaksasi/mengurangi tegangan otot
- Meningkatkan relaksasi, mengurangi
- tegangan otot, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi
•gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi: rendahkan tempat tidur bila mungkin
• hindari mengganggu bila mungkin seperti membangunkan untuk minum obat atau terapi
Kolaborasi
•berikan sedatif,hipnotik sesuai indikasi
•mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat
• meningkatkan kenyamanan tidur dukungan fisiologi dan psikologi
• Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas yang
berhubungan dapat berkurang
Membantu menginduksi tidur
• Meningkatkan efek relaksasi
•Dapat merasakan takut jatuh karena perubahan ukuran dan tinggi tempat tidur, pagar tempat
memberi keamanan untuk membantu mengubah posisi
•Tidur tanpa gangguan lebih menimbulkan rasa segar, dan pasien mungkin tidak mampu
kembali tidur bila terbangun
•Mungkin diberikan untuk membantu pasien tidur atau istirahat
Kriteria Hasil : Klien dapat melaksanakan aktivitas perawatan sendiri secaea mandiri.
INTERVENSI RASIONAL
•Kaji tingkat fungsi fisik
• Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan progran latihan
• Kaji hambatan terhadap partisipasi
dalam perawatan diri, identifikasi untuk modifikasi lingkungan
• Identifikasi untuk perawatan yang
diperlukan, misalnya;lift,
peninggiandudukan toilet, kursi • Mengidentifikasi tingkat bantuan /dukungan yang
diperlukan
• Mendukung kemandirian fisik/emosional
•Menyiapkan meningkatkan kemandirian yang akan meningkatkan harga diri
• Memberikan kesempatanuntuk dapat melakukan aktivitas seccara mandiri
Asuhan Keperawatan Lansia
Terhadap Ny.W dengan Reumatik
Di Wisma Isolasi wanita I Panti Sosial Perlindungan Lanjut Usia Tresna Wherda
Natar, Provinsi Lampung
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny. W
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 93 tahun
Pendidikan terakhir : STR (SMP)
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda
Tinggi Badan/BB : 140 cm/ 23 kg
Penampilan : Klien tampak tidak rapi, rambut bewarna putih
pendek, berbicara lancar, emosi stabil.
Ciri-ciri tubuh : Tubuh kurus dan kecil, kulit sawo matang, rambut
cepak bewarna putih, tinggi badan 140 cm dan berat
badan 23 kilogram.
Alamat : Lempasing
Orang yang mudah dihubungi : Ny. E (Pegawai salah satu wisma di Panti
Tresna Wherda)
Hubungan dengan usila : Tetangga
Tanggal masuk panti : 22 Februari 2007
B. GENOGRAM
:Perempuan : Klien
: Laki-laki : Pernikahan
: Meninggal
C. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Tidak ada
Alamat Pekerjaan :-
Jarak dari rumah :-
Pekerjaan sebelumnya : Petani
Berapa jarak dari rumah : ± 2 km
Alat transportasi : jalan kaki
H. Status Kesehatan
Status kesehatan yang lalu:
Klien mengatakan sejak 3 tahun yang lalu memiliki penyakit reumatik.
I. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada tubuh bagian ekstremitas atas dan bawah. Klien
juga merasakan nyeri dan linu di bagian sendi tangan, kaki dan pinggul. Klien
mengatakan nyeri lebih terasa akibat jatuh dari kamar mandi ± 2 minggu yang
lalu
Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat apapun. Dan tidak
memiliki alergi terhadap makanan dan minuman apapun.
Faktor lingkungan
Saat ini klien tinggal di Panti Sosial Pelayanan Lanjut Usia Tresna Wherda
Natar. Di wisma Isolasi I wanita. Dalam satu ruangan terdapat 9 penghuni
wisma. Klien tidur diatas tempat tidur sendiri. Dengan bantal, seprai dan
perlak, kondisi tempat tidur bersih. Klien memiliki lemari baju, makanan dan
minuman tertata rapi di dalam lemari klien sendiri. Kondisi ruangan nyaman,
tidak ada barang berserakan, di tengah ruangan, peralatan di ruangan tertata
rapi. Sirkulasi udara baik, terdapat ventilasi dan banyak jendela diruangan.
Tiap pagi jendela dibuka. Klien mengatakan merasa nyaman tinggal di wisma
isolasi 1 wanita.
Obat-obatan : klien minum obat Neuro Rheumacyl saat merasa nyeri pada
kakinya, 1 kali sehari.
Penyakit yang diderita: Riwayat Reumatik
J. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI
Aktifitas yang dinilai antara lain:
1. Makan/ minum: Klien diberi makan 3x sehari, namun klien hanya
meminta makan pagi saja, dan satu porsi itu dijadikannya makan untuk
siang dan sore juga, karena klien hanya menghabiskan ¼ porsi makan atau
2 sendok suapan saja. Sedangkan lauknya tahu dan ikan. Klien
mengatakan tak mau makan sayur takut reumatiknya kumat. Klien
mengatakan tak kuat makan banyak-banyak. Selain itu pada siang hari
terkadang klien mengemil makan kue seperti biskuit yang ia simpan.
Klien hanya minum 1 gelas air putih saat makan ± 500 ml,
namun klien memiliki persediaan air putih yang sengaja ia letakkan di
dalam lemari pribadinya untuk minum.
2. Mandi : Klien mengatakan mandi hanya satu kali, pagi hari saja.
Karena merasa dingin jika mandi 2 kali sehari.Mandi dibantu oleh
pengasuh. Klien dimandikan diatas kursi roda.
3. Berpakaian : Klien mengatakan mengganti pakaian setiap pagi.
pakaian yang dikenakan seperti dashter, kemeja longgar
berbahan tipis.
4. Ke WC : Klien mengatakan semenjak kakinya sakit dan lemah, klien
tidak ke WC, klien BAK di pampers, sedangkan klien tidak
bisa BAB di pampers karena tidak biasa.
5. Transfering/pindah : Klien mengatakan hanya bisa pindah diatas
tempat tidur, memiringkan badan, mengubah posisi dari tidur ke duduk,
itupun dengan bantuan tongkat kayu sebagai penyanggah. Klien
mengatakan bisa berdiri sebentar tapi tidak bisa berjalan.
K. Indeks KATZ
1. Nutrisi
Klien hanya menghabiskan ¼ porsi atau 2 sendok penuh nasi+lauk. Klien
tidak menerima makan siang dan sore. Klien hanya menyimpan makan pagi
dan dimakannya sedikit-sedikit 2 sendok tiap makan. Klien mengatakan
makan pakai tahu dan ikan saja, klien tidak mau makan pakai sayur, takut
reumatiknya kumat. Klien juga mengatakan perutnya tidak kuat makan banyak
dan takut BAB.
2. Eliminasi
Klien mengatakan BAK dilakukan di pampers, sedangkan BAB dilakukan tiap
pagi sebelum mandi klien mengatakan tidak biasa jika BAB di pampers. Klien
BAB di pagi hari di bantu pengasuh, klien BAB dengan duduk diatas kursi
roda khusus BAB(kursi roda bolong tengah). Klien mengatakan jika ingin
BAB di siang atau sore hari sedangkan tidak ada pengasuh/ mahasiswa praktik
yang bisa membantunya, klien menahan perasaan BAB sampai pagi hari lagi.
Karena klien tidak bisa BAB di pampers.
3. Aktifitas
Klien terlihat melakukan aktifitas diatas tempat tidur. Klien hanya bisa
melakukan ubah posisi tidur, dan duduk. Klien masih mampu menggerakkan
kedua tangan dan kakinya walaupun terlihat kaku. Klien melakukan aktifitas
seperti mandi atau BAB dibantu oleh pengasuh atau perawat. Klien terlihat
memakai pampers.
4. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan tidurnya nyenyak, namun sering terbangun saat terdengar
suara keras. Klien mengatakan akan tidur tiap dirinya merasa kantuk dan
terbangun saat dirinya tak merasa ngantuk lagi.
5. Personal Hygiene
Klien mandi satu kali sehari. Klein terlihat sering memakai minyak angin atau
balsem. Klien mengatakan risih karena banyak lalat yang menghinggapinya.
Klien juga mengatakan bahwa pampersnya diganti tiap pagi saja, sehari sekali.
karena sorennya tidak mandi.
6. Seksual
Klien mengatakan suaminya telah meninggal dan tidak ingin menikah lagi.
7. Rekreasi
Klien mengatakan selama di wisma isolasi 1 tidak pernah rekreasi jalan-jalan,
klien hanya mengobrol saja jika ada penghuni asrama lain yang duduk di
tempat tidurnya. Saat pengkajian klien mengatakan senang mengobrol dengan
mahasiswa praktik.
8. Kenyamanan Nyeri
Klien mengatakan nyeri persendian kaki, tangan dan pinggul. Klien tampak
meringis menahan sakit pada kaki, tangan dan pinggulnya. Skala nyeri 4.
Klien terlihat meminta tolong perawat untuk melumur kakinya dengan balsem.
L. PSIKOLOGIS
1. Persepsi Klien terhadap penyakit
Klien mengatakan wajar jika dirinya punya penyakit. Karena memang
usaianya sudah tia. Klien juga mengatakan jika nyerinya sudah tak dapat
ditahan, klien minum obat penurun sakit persendian yaitu obat neuro
rheumacyl.
2. Persepsi diri
Klien mengatakan merasa bersyukur karena mau di urus dan dipelihara oleh
pemerintah. Sebelumnya klien hanya hidup seorang diri setelah suami dan
anaknya meninggal. Sedangkan keluarganya yang lain ada di Jawa. Klien
mengatakan ingin segera meninggal dan menyusul anak dan suaminya, karena
klien merasa sudah bosan tinggal di dunia. Klien mengatakan senang ada
mahasiswa praktik disini karena bisa jadi teman mengobrol dan dapat dimintai
tolong. Klien mengatakan tidak akrab dengan teman-teman sekamarnya,
namun klien hapal nama-nama penghuni wisma isolasi wanita ini.
3. Emosi: Emosi klien terlihat stabil, klien bicara santai dan jelas.
Terkadang klien tertawa jika ada hal yang lucu.
4. Mekanisme Pertahanan Diri
Klien merasa senang dan beruntung di pelihara dan di beri makan di panti dan
menghabiskan masa tuanya disini.
M. Tinjauan Sistem
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Tingkat Kesadaran : Composmentis
3. GCS : E: 4 M:5 V:6
4. Tanda-tanda vital : TD: 130/80 mmHg
N: 90 x/menit
RR: 188 x/menit
S: 36,2 derajat celcius
5. Kepala : rambut bewarna putih keseluruhan, rambut pendek. Kepala tidak
terdapat benjolan atau lesi.
6. Mata-Telinga-Hidung
a. Mata : mata normal unikterik, klien melihat tanpa alat
bantu. klien mampu melihat jelas dari jarak 30 cm.
b. Pendengaran : Klien masih dapat mendengar jelas, klien tidak
memiliki gangguan pendengaran. Klien dapat mendengar pada
jarak pembicara 60 cm.
c. Penciuman : Indra penciuman klien masih normal, klien
dapat membedakan bau dengan baik.
7. Leher : leher klien tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak ada
penyakit gondok, tidak ada benjolan dan reflek menelan baik.
8. Punggung : Punggung klien terlihat sedikit bungkuk (kifosis)
9. Sistem Integumen
Kulit klien terlihat keriput, kulit klien terlihat kering. Klien mengatakan
sering merasa gatal pada daerah kening, dan daerah paha. klien terlihat
terdapat bintik-bintik gatal pada kening klien. Klien terlihat sering
menggaruknya dan mengusapnya dengan minyak kayu putih. Terlihat
ruam kemerahana pada bokong klien atau area gluteus maximus dan
daerah koksigis, sedangkan klien merasa tidak ada keluhan pada daerah
bokongnya. Klien mengatakan pampersnya diganti tiap pagi hari saja.
10. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas : Keduan tangan klien mampu digerakkan dapat
digunakan dengan baik, namun saat pengkajian jari-jari tangannya sulit
digerakkan, klien mengatakan terasa kaku.
Ekstremitas bawah: Klien mengatakan kedua kakinya tidak dapat diajak
berdiri lagi. Klien terlihat mampu menggerakkan kedua kakinya sambil
tiduran. Klen mengatakan kakinya linu dan nyeri sehingga tak mampu
berdiri dan berjalan.
Tonus otot: 4 4
2 2
11. Sistem Gatrointestinal : Klien mengatakan sulit BAB, BAB nya keras.
Karena klien tidak mau makan sayur, takut reumatiknya kumat. Namun
klien masih dapat flatus. Klien mengatakan jarang merasa ingin BAB,
kadang ia ingin BAB di pagi hari namun BAB nya tidak keluar, sedangkan
sebelumnya saat merasa ingin BAB di sore atau siang hari klien menahan
rasa ingin BAB, karena klien tidak bisa BAB di pampers dan tidak ada
yang membantunya BAB ke WC. Klien mengatakan BAB bisa 3 hari
sekali. Klien mengatakan saat ada mahasiswa praktek di ruangan, klien
bisa minta tolong mahasiswa praktik untuk BAB ke kamar mandi dengan
kursi roda yang berlubang di tempat duduknya.
12. Sistem Persyarafan : Klien mampu menanggapi pembicaraan
dengan baik, mampu menaggapi rangsang, dan masih bisa melihat dan
mendengar dengan baik. Ingatan klien masih cukup baik.
13. Sistem Pengecapan : Klien mengatakan masih mampu mengecap
rasa dengan baik. Klien terlihat suka makan biskuit, makanan ringan.
N. STATUS KOGNITIF, AFEKTIF dan SOSIAL
Short Portable Mental Status Questionare (SPSMQ) :
Setelah menjawab beberapa pertanyaan, didapatkan hasil: klien
mengalami kerusakan intelektual ringan. Karena klien mampu menjawab 7
dari 10 pertanyaan.
O. Obat-obatan
- Neuro Rheumacyl
- Bodrex
II. ANALISA DATA
No Data (sign/symtom) Masalah
1 Ds: Gangguan Mobilitas Fisik
Klien mengatakan nyeri persendian kaki, tangan dan
pinggul.
Klien mengatakan nyeri lebih terasa setelah jatuh ± 2
minggu yang lalu
Do:
Klien tampak meringis menahan sakit pada kaki, tangan
dan pinggulnya. Skala nyeri 4.
Klien terlihat meminta tolong perawat untuk melumur
kakinya dengan balsem.
Tonus otot:
4 4
2 2
2. DS:
-Klien mengatakan sering merasa gatal pada daerah Gangguan Integritas kulit
kening, dan daerah paha.
-Klien mengatakan pampersnya diganti tiap pagi hari
saja, Sekali sehari.
-Klien mengatakan semenjak kakinya sakit dan lemah,
klien tidak ke WC, klien BAK di pampers
-Klien mengatakan mandi hanya satu kali, pagi hari saja.
Karena merasa dingin jika mandi 2 kali sehari. Mandi
dibantu oleh pengasuh. Klien dimandikan diatas kursi
roda.
-Klien mengatakan hanya bisa pindah diatas tempat tidur,
memiringkan badan, mengubah posisi dari tidur ke
duduk, itupun dengan bantuan tongkat kayu sebagai
penyanggah.
- Klien mengatakan bisa berdiri sebentar tapi tidak bisa
berjalan
DO:
-Kulit klien terlihat keriput, kulit klien terlihat kering.
-Klien terlihat terdapat bintik-bintik gatal pada kening
klien.
-Klien terlihat sering menggaruknya dan mengusapnya
dengan minyak kayu putih.
-Terlihat ruam kemerahan pada bokong klien atau area
gluteus maximus dan daerah koksigis, sedangkan klien
merasa tidak ada keluhan pada daerah bokongnya.
3. DS:
-Klien mengatakan pampersnya diganti tiap pagi hari Resiko Infeksi
saja, Sekali sehari.
-Klien mengatakan tidak bisa BAB di pampers, klien
mengatakan jika ingin BAB di siang atau sore hari, klien
memilih untuk menahan BAB karena tidak ada yang
membantunya BAB ke kamar mandi
-Klien mengatakan sering merasa gatal pada daerah
kening, dan daerah paha.
DO:
-Kulit klien terlihat keriput, kulit klien terlihat kering.
-Klien terlihat terdapat bintik-bintik gatal pada kening
klien.
-Klien terlihat sering menggaruknya dan mengusapnya
dengan minyak kayu putih.
-Terlihat ruam kemerahan pada bokong klien atau area
gluteus maximus dan daerah koksigis, sedangkan klien
merasa tidak ada keluhan pada daerah bokongnya.
PRIORITAS MASALAH
Do:
Klien tampak meringis menahan sakit
pada kaki, tangan dan pinggulnya. Skala
nyeri 4.
Klien terlihat meminta tolong perawat
untuk melumur kakinya dengan balsem.
Tonus otot:
4 4
2 2
DO:
-Kulit klien terlihat keriput, kulit klien
terlihat kering.
-Klien terlihat terdapat bintik-bintik
gatal pada kening klien.
-Klien terlihat sering menggaruknya
dan mengusapnya dengan minyak kayu
putih.
-Terlihat ruam kemerahan pada bokong
klien atau area gluteus maximus dan
daerah koksigis, sedangkan klien merasa
tidak ada keluhan pada daerah
bokongnya.
DO:
-Kulit klien terlihat keriput, kulit klien
terlihat kering.
-Klien terlihat terdapat bintik-bintik
gatal pada kening klien.
-Klien terlihat sering menggaruknya
dan mengusapnya dengan minyak kayu
putih.
-Terlihat ruam kemerahan pada bokong
klien atau area gluteus maximus dan
daerah koksigis, sedangkan klien merasa
tidak ada keluhan pada daerah
bokongnya.
I. CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl/jam No. Tindakan Keperawatan Nama Evaluasi
Dx
22 jan 14 1 MIRA S:
08.15 1. Melakukan kompres hangat pada -Klien mengatakan
daerah yang nyeri setelah dikompres hangat
09.30 2. Melakukan masasse pada badan klien dirinya merasa lebih
yang mengalami nyeri persendian santai dan relax
09.30 3. Melakukan kolaborasi pemberian obat -Klien mengatakan
pereda nyeri persendian Neuro setelah minu obat neuro
Rheumacyl Rheumacyl nyeri di kaki
nya berkurang
O:
-Klien terlihat relax
-Klien tidak terlihat
meringis
-Klien terlihat masih
memijat kakinya yang
nyeri
O:
Klien terlihat mampu
menggerakkan tangan dan
kakinya, namun kedua
jarinya masih terlihat
kaku dan belum bisa
digerakkan
A: Masalah belum teratasi
P: lakukan ROM aktif dan
pasif tiap pagi hari
-pantau istirahat siang
klien, dan posisi tidur
klien
S:
10.00 3 1. Membantu klien merubah posisi tidur/ MIRA -Klien mengatakan, akan
berbaring tiap 2 jam sekali. Dengan mengulangi untuk
10.15 miring kanan dan miring kiri merubah posisi tidur ke
2. Melakukan kolaborasi dengan kanan dan ke kiri
12.00 pemberian bedak atau salap gatal -Klien mengatakan tidak
3. Menganjurkan pengasuh untuk tahu bahwa kulit
mengganti pampers 2x sehari bokongnya bewarna
merah dan hampir lecet
-klien mengatakan salap
dan bedak gatal mampu
menghilangkan rasa gatal
A: Masalah terataasi
sebagian
P: pantau posisi tidur
siang klien untuk miring
kanan dan miring kiri
-anjurkan pengasuh untuk
mengganti pampers para
pasien tian dua kali sehari.
II. CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl/jam No. Tindakan Keperawatan Nama Evaluasi
Dx
23 jan 14 1 MIRA S:
09.00 1. Mengajarkan teknik nafas dalam saat -Klien mengatakan akan
klien merasa nyeri melakukan nafas dalam
10.00 2. Melakukan masasse pada badan klien jika nyeri terasa
yang mengalami nyeri persendian -Klien mengatakan
10.00 3. Melakukan kolaborasi pemberian obat setelah minum obat neuro
pereda nyeri persendian Neuro Rheumacyl nyeri di kaki
Rheumacyl nya berkurang
O:
-Klien terlihat relax
- klien tampak mengerti
nafas dalam yg diajrkan
dan mampu
mengulangnya
-Klien tidak terlihat
meringis
-Klien terlihat masih
memijat kakinya yang
nyeri
O:
Klien terlihat mampu
menggerakkan tangan dan
kakinya, namun kedua
jarinya masih terlihat
kaku dan belum bisa
digerakkan
-Klien belum bisa
memiringkan badan
secara mandiri, klien
dibantu dengan perawat
memiringkan badan
A: Masalah terataasi
sebagian
P: pantau posisi tidur
siang klien untuk miring
kanan dan miring kiri
-lakukan masasse lagi
pada bagian yang hampir
kering dan luka dengan
minyak lembut
-anjurkan pengasuh untuk
mengganti pampers para
pasien tian dua kali sehari.
O:
-Klien terlihat relax
-Klien terlihat duduk
santai sambil mengemil
biskuit
-Klien tidak terlihat
meringis
-Klien terlihat masih
memijat kakinya yang
nyeri
O:
Klien terlihat mampu
menggerakkan tangan dan
kakinya, namun kedua
jarinya masih terlihat
kaku dan belum bisa
digerakkan
-Klien belum bisa
memiringkan badan
secara mandiri, klien
dibantu dengan perawat
memiringkan badan
S:
1. melakukan masasse dengan pelembab MIRA -Klien mengatakan, akan
16.00 3 kulit pada bagian yang kering, pada mengulangi untuk
gluteus maximus dan koksigis merubah posisi tidur ke
16.15 2. Melakukan kolaborasi dengan kanan dan ke kiri
pemberian bedak atau salap gatal -Klien mengatakan tidak
16.30 3. Membantu klien merubah posisi tidur/ tahu bahwa kulit
berbaring tiap 2 jam sekali. Dengan bokongnya bewarna
miring kanan dan miring kiri merah dan hampir lecet
19.00 4. Menganjurkan pengasuh untuk -klien mengatakan salap
mengganti pampers 2x sehari dan bedak gatal mampu
menghilangkan rasa gatal
A: Masalah terataasi
sebagian
P: pantau posisi tidur
siang klirn untuk miring
kanan dan miring kiri
-lakukan masasse lagi
pada bagian yang hampir
kering dan luka dengan
minyak lembut
-anjurkan pengasuh untuk
mengganti pampers para
pasien tian dua kali sehari.