Professional Documents
Culture Documents
In
TI
'P,é['icegc1hc:n dun -
Eenqtaiulscnaan
Aiékrjifilqiérosis 1425-
' ‘*¥£f§.‘»E .
Ang_in:l;’_Eekt0ris Stobil
[APE] 1435
'Anginq_ Ejelctoris Tok Siubilf
Infark Mibkurd Akuf
TOHDCI Elevasi ST ‘I44?
_r
Anfitrombotik,
Anfikoqgufon don
.1-.Jrc>mb0!ftik pcrdc:
l5'envuki}_Juniung
Kore-ner 14?5
Fnfewensi Kornner
Pe:1<g.fr'if§t:n 1430
_O;3r¢éE;a'si Pinius Koruner
1491*
,_
_,j-sr _
-F
PENCEGAHAN DAN
PENATALAKSANAAN ATEROSKLEROSIS
' Pu-djf Rusmana Adi
PE N DAH U LUAN sajak usia dinif Jadi dalam usaha pencegahan dan
penanganannyapun sudah harus dimuiai pada usia dini
Atarc-sklarnsis cligarnbarkan sebagai "pambuluh darah bahkan suclah harus diantisipasi pada saat masfh dafam
artari yang kaku“. Merupakan suatu pros-as inflamasi kandungan ibu.
yang kranik yang dalam patofisiulaginya melibatkan
lipid, thrombosis, dinding yaskuiar dan sal-sal irnun.‘
Prasas ataraskterasis Eni sudah mutai terbanruk pada ATERDSKLEROSIS PADA ANAI11 DAN REMAJA
usia yang sangat dini, bahkan saat rnasih ada di daiam
kandungan ibu.“ Sejalan dangan bartambahnya usia, Prasas atercrsklarosis sabanamya sudah dirnuiai sajak masa
dan dangan adanya faktar-faktor risiko prose-s akan anak-anak. Guratan Larnak Lfafiysrreakj sudah muncul di
samakin berkambang dan rnamunculkan panyakit— tunika intima aarta pada anak usfa 3 tahun. Guratan Lernak
penyakit yang berhubungan dengan atarasklarasis besarta {GL1 ini bisa be-rkarnbang lebih lanjut atau ta-tap atau
kamplikasinya.{Gambar 1}. mungkin bisa regresi.“ Dari penalitian otnpsi pada anal:
Sabagai faktnr risiko, kaiesteral plasma tarutama baru Iahir dan ramaja yang manfnggal karena panyakit
lipapratein yang atarnganik yaitu Law Density Lian-protein non lcardiayaskular manunjukkan adanya perkembangan
{LDL]| barperan sangat khusua Faktnr-faktar risfkn lain awal ataraaklerasis. Pada pernbuluh darahnya ctitemukan
seolah-ulah hanya rnampercepat muncufnya panyakit GL clan lasi ateraslclarnsis awal dengan predilaksi ternpat
atarnsklarosis. Mekanisrnenyati-::Iakja|as,te1.api mungkin yang sama dengan dewaaa, dan ini berhubungan dangan
keadaan-lceadaan tersabut akan menaiklcan aterogenisitas kadar knlesteral ibu."-‘
LDL atau menaiklcan lcarentanan dindfng arteri.‘ Data pada anak-anak sang-at terbatas. Faktar-faktnr
Sacara patofisinln-gis at-arasklarnsis disebahkan karana risiko biasanya ada sacara hersama-sama {tabal 1}. Pada
disfungsi endatel clan inflamasi. Endntal yaskular akan hasii ntapsi dari anak-anak dang-an berat badan lebih,
mangatur homeostasis vasl-:uIar dangan rnenghasiikan 2at- menunju kkan adanya paruba han atarnskleratik pada aarta
zat yang bisa menyababkan penggurnpalan {starting} atau dan arteri knrnnarianya. Selain itu abesitas juga akan
anti penggumpalan {anti clotting}. Nitrogen mannksida manaikkan risiko untuk panyakit Iain misalnya: hipertensi
{ND} adalah hahan antiaternganik unama yang dihasilkzan dan Dia betas Malitus {DM}. Pada anak dangan be.-rat badan
andatel sebagai faktur prntektif. Adanya faktar inflamasi labih atau nbas dengan dislipidarnia, akan manyababkan
dan faktnr-faktar risfka Iain akan menyebabkan hilfangnya Tebal Intima Media Untima Media ticknassj karntis
efak prntal-:si andatal terse-but.’ b-artambah dibandingkan dengan yang nnnnal. Dan sacara
Ada parubahan knnsap dalam malihat prasas umum biasanya anal:-anak nbes akan canderung inaktif
ateroskferosis. Bukan hanya sekadar panyakit dageneratif secara fisik dan rnampunyai henti napas abstruictif saat
kranik yang barkaitan dangan usia Ianjut ta-tapi adalah tidur (obstructive steep apnea} yang berhu bungan dangan
panyakit inflamasi kranik yang sudah ada atau muncul panyakit kardiovaskular {PIN} saat dewasa.
-- - - - 1425
1426 ___ PENYIEKIT J'J1NTl..l'hlG KDRDNER
Rlwrayat alarniah poiialanan ateraslrzlairzrsis Sacara umum analc-anal: yang tarmasuk kelompok
- ?{lI- lnfarir: Stroke Garrgren Anauriarna risil-:o tinggi untuk tarkena F'l<‘u" adaiah yang mempunyai:
. hiparlcolastaroiemia familial, DM tipa lfli, Panyakit Ginjal
I _ T
-;-.--.-.- Hi Kronik [F’Gi<Z}, tranplantasi jantung, penyalcit Kawasaki,
..I'T-at"-= .--’.rII'-'-.a."3"..-. -- - -
5'5‘ .~';fi.~§:='€'-I -7-F5,‘-_?-;. . .- penyalcit inflarnasi lcronik. karsinoma anal: clan panyalcit
- --.:1_._-I ‘.--- -
‘- ' jantung konganital. Paula kalompok ini harua dikelola risiko
-_ _,_._
lcardioyaskuiamyaf‘
51]-
Jadi pancagahan primer F'l{'u' akan lalaih efektif apa hila
' ------ Bataa lr:linia------------------- dilalcukan pacia saat usia oini bahkan selaenarnya suclah
4:» -ii-‘J
@ K|p-ardar-ahan_
_§1_i_§‘%§;'=|iaaar: l-rarus dinilai dan diantisipasi saat masih rzialam karrciungan
u.1s£a'asi_ ilou sehingga clapat mengontrol lebih baik panyakitnya
trornboaia sajak awal prosas.“
; Boil 55 ® Plakiibrosa l
204 Q‘ PATH FISIULDGI
g gy @ W.
1|}-I are |
Secara patofisioingis aternsiclerosis aclalah sekumpulan
proses yang lcom plelcs yang melibatican darah clan material
ia@
[|_.'.
i yang dilcandungnya. anclotel yaslcular. yasa vasorum clan
mungkin juga lingkungan intra utarin.5 Ada :laarah--
Gamhar 1. Riwayat alarniah aterosldarosis. ifiikutip dari 2}
daarah prediieksi atarosklarosis se-par-ri aorta den arteri
lcoronaria.
Prose-s diawali dari barubahnya k-LDL menjaai lebin
Tabel 1. Faktor-faktor Risiko Ateroaklerosis pada Anah- ateroganik mungkin setalah pros-as oksidasi clan berubah
Anak.= manjacli LDL yang taroksidasi {Ox LDL}. Di sisi lain paoa
- Berat badan Iabih atau ohasitas. daarah-daarah rawanfpredilaksi ataroslciarosis irnisainyaz
- Hipertensi. aorta clan arteri koronaria} andotai loisa mengalami
- Dislipidemia. gangguan [intak tatapi lsocor} sehingga manjadi aktif
- Riwayat kaluarga. clan terjacli gangguan fungsi. lama keiarnaan bisa tarjadi
- Marolcolc. daandoteiisasi oengan atau tanpa disartai prosas adasi
- Hiperglikemia. 1rombo5ir;. Berdasarkan ulcuran clan konsantrasinya,
molakul plasma dan partikal lipoprotein lain bisa malaku lcan
Ekstrayasasi rrialalui enclotal yang rusakihocor dan masuk
Paola anal: dangan hipartensi, sate-lah dawasa alcan ka ruang subendotalial. LDL yang ataroganik {Ox LDL}
candarung menjadi hipartensi juga. Tabai lntirna Media alcan ta-rtahan clan berubah menjadi barsifat sitotoksilc,
{TIMJ dan lcelcakuan arterinya be-nrambah, rnambari kasan proinflamasi, khamotaktik darr proaterogenik. Karena
ada percapatan terjaclinya aterosklarosis. pangaruh ataroganasis clan stimuli inflamasi tarsabut
Anal: yang mernpunyai orarrg tua. kakak atau nenak endotal menjadi aktif. Enclotal akan mangaluarlcan sitolcin.
clengan riwayat serangan jantungjstroka dini, pada ND {Nitrogen monoksida} yang dihasillcan and otal manjadi
usia partangahan mernpunyai kemungkinan or-3-nyalcit berkurang sehingga fungsi dilatasi and-ateipun al-zan
kardioyaslcular {PK‘u'j| 2 kali labih sering. barkurang, selain itujuga akan mangaluarkan sei-sel adasi
Merokok aktif atau pasif akan manaikl-:an risiko [Vascular Cali.-adhesion MoIacuIa- F, intarfaiiuiar Adhesion
lcardioyaslcular. Flarnaja yang rnarokok akan cendarung Moiecu[e- 1, E saiacrin, Psalectin} clan rnanangkap monosit
ta-tap rnarol-zok sahingga manyabablcan timbulnya PK? clan sal T. Mom:-sit akan laerubah manjadi makrofag yang
yang ciini. Rokok akan rnamparluas GL dan rnanambah aican menangkap Ox-.l.D.l. clan barubah manjaoi sal husa
lasi cli a. ab-zlominalis. Makanismenya mernang be-lurn rjfoam oe-ii} yang kamudian akan baricambang manjadi inti
jeias. Tatapi rokok ahan menailckan inflamasi, memicu lamalc (ir'pr'u'oare} dan rnernpunyai paiindung fibroaa {Fibrouse
pambantukan trombus clan oksidasi kolastarol-LDL cap). Peiindung Fibrosa {PF} ini bisa rapuh sahingga mamir:u
r[l-:-LDL]. Jadi rolcol: aloan rnenaiklcarr sires olcsidatif clan prosas trombogenasis yang baral-cibat tarjadinya sindrom
rnangawali disfungsi icarclioyaskulari koronar akut {SICIK}. G-Bflgguan fungsi dilatasi endmel inilah
Hiperglikami harnu bu ngan den gan luasnya Gi. bail: di yang dianggap sabagai diafr.| ngsi enciotai. Dan sei apoptotilc
a. lcoronaria atau di aorta abdominalis. Paula anak clangan yang dihasilkan Dar-LDL akan menyebabkan instabilitasfplak
DM tipal didapati TIM bartambah. clan rnerrricu terhantuicnya trombusf“
PENCEGEHAN DAN ENATA N ATERDSKLERDSIS
142?
darah menipaltan predilotor F*K‘I.1' prematur yang bail-c. merolcok, ltadar HIIZIL dan telcanan sistolilt. Ha silnya pa sien
Dan penununan LDL sangat berarti. dikelompoklzan dalarn ltatagori:
- Hiperrensi. Tekanan darah {TD} 3140390 alcan ‘I. Risiko tinggi; ltalltulasi risilto 220%. Disini termasulc
menaikkan risil-:o PK'v'. Penurunan tekanan darah pasien yang rnempunyai penyakit yaskular
ringan i-Ev’-3 mmHg} pada penderita prehipertensi aterosklerotik seperti: PJK, penyakit serebroyaskular
alcan menuronkan risiko stroke, gagai jantung dan atau penyaltit arteri perifer. termasuk pasien derrgan
intarlc miol-:ard. Secara umum penurunan TD akan Penyakit Ginjal Kronik {PGK} dan UM.
menurun-I-can risiko reiatif kejadian K‘v'. 2. Risilco moderat kalkulasi risilto antara 10%-19%.
- Din‘. Dlvl sama dengan risiko tinggi. Pasien Dlvl yang 3. Risilto renclah: Kalltulasi risikfl -:‘lEi'iiE1.‘3
asimptomatil: mernpunyai risilco yang sama dengan
Paola implementasinya dan disesuaikan dengan hasil
seseorang yang pernah rnengalami iniarl: miokard
penelitian ta rbaru. Pasien diltelompolckan be rd asarkan
sebelumnya. DM menaikkan >3 lcali lipat risilco K‘-if
adanya faktor risiko tTabel 5} dan dilcaitkan dengan target
Periu diperiltsa pada osia _:; 45 tahun, atau pada usia
penuronan l<~LDL menjadi:
yang lehih mucla apabila berat badannya iebih. HbA‘l r:
harus diperiltsa setiap 3 bulan, dan target l-lbA1c
adalah < T916. Tahel 5. Faittor Risiltn iltamia Selalin-LDI. {Karena Lliil.
- Sindrom metabolik {Slv'let}. Dbesitas sentral, Mernpakan Target Terapi}"
dislipidemia aterogenik i TG tinggi, HDL rendah, LDL - Merokok
tinggi}, hipertensi, resistensi insulin dan inflamasi; - Hipertensi1[TD > 14O,r'9ID mm Hg atau daiam pengobatan
status protrombotil-: secara i:+ersama~sam-a rnenailtl-can antihip-ertensi]
risiko PW lepas dari lcadar LDL. Pada indiyidu dengan - Kolesteml HDL rendah {<40 mg,idi}t
PJK dan Slvlet akan lebih sering mengalami kejadian - Riwayat penyakitjantung koroner dini dalam keiuarga
1<‘v'. Menurunkan berat baclan dan meningltatkan {Penyalcit jantung lcoroner pada lalci-Ialti keturunan
alnifitas fisil: adalah lini pertama dalarn mengatasi keluarga pertarna yang loerusia <55 tahun; Penyakit
jantung lcoroner pada perempuan ltetutunan keluarga
Sliilet den menjaga ltadar lcoiesterol darah pada kadar pertama yang berusia<E15 tZ1i11.1n]-
amen adalah target utama.’ [label 4}. * Usia ipriaa-45 tahun:1-1ranita>55 tai-1un}*
‘Dalarn ATP Ill, diabetes dianggap sabagai risiito penyakit
Tabs!-4¢?rafilLii1;i1=IP=rata’ - _ _ _- . _iar-turrg vaskular yang setara.
tKolestero!HDL >60 n1g,r'dl dihitung sebagai falitor risil-to
- Kornponen khas dan niiaiya ng berkaitan dengan risiko "negatif'; iteberadaannya menyingkirkan satu falttor risiito
kardiovaskular rendah: dari p-erhitungan total.
- Kolesterol totalitorni cholesterol {TC} <2DD mgfdl
- Koiesterol LDLILDL-C <1 U0 rr1g,r'dl
- Kolesteroi HDL}"l-iD‘L—C 340 mgfdl 1. Risiko tinggi: pasien dengan P.ll< atau yang mempu nyai
- Trigliserida IITG} <151D mgfdl risilco PJK yang ekuivalen. Kialkulasi risiko >2D%.
- Kolesterol Non-H DL-C <13E|- mgfdl iberraanfaat 2. Risiko tinggi moderat: mempunyai 2 talttor risiko
bila to >200 mgnrn selain it-LDL. Kalkulasi risilto 216% - 20%.
I Rasio TC,.-"l-IDL-C <3.Il'i
- Metode penentuan ltlasiltr 3. Risilco moderat: mempunyai 2 falttor risiko selain
- Peng ulturan iangsung: kolesterol total, koiesterol l:-LDJ_ ltalkulasi risilco <TD%.
HDL dan trigliserida 4. Risilco rendah: mempunyai El — ‘i faktor risilco. “
- Dihitung:
Di negara Eropa dengan memakai sistem SCORE
- LDL-C = TC - HDL-C-Tfii-"5
- Non-HDL-C = TC— HDL-C
pasien dikelompokkan menjadi:
'1. Ftisiko sa ngat tinggi: Pasien rnempu nyai Plwjelas yang
su dah terbuirti bail-c dengan pemariksaan invasive atau
Ada beberapa cara untulc asesrnen falnor risiko, yang noninvasive {angiog rafi koroner, nulclir, elcoltardiografi
paling umum dipergunalran adalah memalcai Skore Risilto dengan bel:-an. ultrasonografi plalt karotis], pernah
Framirrgl-ram Elinor iampiran}, di negara Eropa dipal-zai infarlt miokard, SKA, riwayat revasltularisasi koroner
sistem SCORE [Systematic Cflronory Risk Estimation} . bail: interirensi koroner perlcutan atau operasi pintas
Hasilnya adalah kallculasi risii-:o terjadinya lcejadian PM jantung koroner atau prosedur reyaslcularisasi arteri
iinfarl: miolcard dan lternatian karena penyakit koroner] yang lain, pernah mengaiami stroke iskemilc dan
dalam 10 tahun mendatang. penyalcit arten peritar; pasien dengan DM tipe 2 atau
F-‘ada slcore Framingham komponen yang dip-eriksa tipe I dengan lcerusalcan organ target; pasien dengan
adaiah: jenis lcelamin. usia, kadar kolesteroi total, status F-‘GK moderate sampai berat perhitungan risilco ‘ID
PENCEGRHAN DAN PENATALAKSANAAH ATERDSICLERDEIS
1429'
tai-run dengan sistem SCORE 210% Pada anal:-anal: dan remaja ada beberapa iceadaan
2. Risilco tinggi: Adanya kenaikan salah satu faktor risiico yang menjadi falctor risilco PK‘v' a1-val {Tabei 1}. Pernikiran
seperti dislipidernia familial; perhitungan risiico 10 dan penapisan avral sudah harus dimuiai. Entervensi
tahun dengan sistem SCORE 21% dan 510%. sudah harus dilakukan, untui-c menjaga supaya tidal:
3. Risiko moderate: Perhitungan sistern Score a1 dan bericen-rbang menjadi PKV nyata seteiah dewasa. Karena
115%. bagaimanapunjuga rnanusia adalah mahlulr. yang
4. Risilco rerrdah: Perhitungan dengan sistem SCORE berubahiberkembang dari keadaan anal:-anal: dengan
<1%- i15]I segala permasalahannya, dan a!-can menjadi sosolc dewasaf
Dasar dari usaha prE1i'€i'15i primer adalah pengenalan tua dengan rnembawa segala hasil dari perjalanan usianya
falct-or risiko. Pros-es aterosltlerosis sudah berjalan sejak beserta itonsekuensinya.
dalam lcandungan ibu. Pada penelitian terbulcti bahwa Dengan memaicai skor Framingham pasien bisa
proses awal aterosklerosis sudah terjadi pada saat itu dan dilcelomp-o!-clcan dalam risiico tingi, moderat dan rendah.
bisa semaltin berltembang menjadi PKV awal pada anal: Setelah itu harus dilaku kan usaha intervensifterapi sesuai
kalau lingkung annya {Fa lttor risil-to} mendulrung. Teta pi bisa panduan. Untok itu supaya hasilnya bail: diperlukan suatu
juga menjadi tidal: berkembang atau bahkan regresi bila carafaiat sederhana sebagai sarana untulc pendidikan
dilaitultan intervensi yang memadai. Jadi pernilciran dan dan sekaligus panduan dalam penanganan penderita.
penapisan sudah harus dimuiai sejak saat itu. [G-ambar 2}.
Ir- _- .
Risllro 1aaam unrulr Pifl!il\iIliHI1.|ng ltoronur1[FJ'l(] piisian arias man __1a
A an hi rinmmaauun pzslen And: Iriadalam loalagari an-an-. siding lklggl.
F
ummam a Kohieaaan rrraroloali '1 poin
FJH ldlrda poi-r1 H!1er|‘lBl'1Bl 1 groin
Pamela amen lrnrronnr slrnianmatilt Roles-w1"ol HDL
Parryai-3: amen pulifar "45"1"Q-\'=|L T noln
Ariauiarna anew abclorrrlnal 4-<1-sanripai 11.10 r11g|'nL U fl|ZI|l1
Diabetes Z an rng\*dL
t.ii i
-1 IIDI1
|| .l.l'I|rI.Al-l Riwayal PJK dalam Jraluarga 1 poi-1
Uala [52-ria245:wanl1IilE55l 1 pain
.rur.1|_.-1.1-1 porn
31 pain
5‘ 9°“ Pm-hrrv rl-lllro FI':|'r||ng'l1:l.rn
Rifllilfl Frarnhgiilm 42 |J0in
'10- lnhun >20 Fllésiw Framlrignam
11113111111 -520%
HeLaa1n|:eLLnL I.rJ.ira;1n1rJ1l |g;|gmm|_|,g|_ 51131;‘-55] E.tllIIll1nt.l:LlB. lmrxsazfl
-\!1ClClI1'l§FG. Trdflrad: .1;-|3q.mgyd|_
Tldalt ada '= 1W =11-.a-‘dL Tlnalt ada
21Dfl'mg.1'dL '|'§l"BDi- pllndliila gay: 2-|3|:|m9i,fl_dafl Tlrapl nanioarian gays
Taranl panlraiian 155' ""5l‘5-
hldiln taint mflvraiwfl nalka -non Biifii l'lll‘l'l-l.D hicli-19
F"""““-|' 2 ran rng1'dL dan T H mbam“ [D0131 mflmpai-can |:i-1.111}
E 130 |'r1g.1'flL Tarqai pa-rulsahrn guy: risflra 10%-20% 9:?! rs?” ., any 1 Dmgldi. Ta-rapt p-aritralran gay:
hidu -1-algal z1mn.g|ldLdan
Tarapl panioarfian _ mum * mm
ria3uo1r101G am Main +al>a1 '
Garnbar 2. Model alat eduitasi unoilc lcallculasi risiko {A} dan pendekatan penanganan penderita beraasaritan ltalloslasi risiko {B}?
1-=1-30 PENTRKIT .|-MlFl'l.l NE KGRDNER
Secara garis besar lconsep pencegahan ateroslclerosis dievaluasi serta diperbaiki supaya nasilnya malcsimal.
adalah: [C-iamlcrarfl}.
1. Asesrnen secara terinteg rasi falttor-talqtor risilto untuk
mencari penderita-penderita yang rentan. Terapi Medikamentosa
2. identifilcasi dan intervensi obesitas dan OM pada usia
Dbat Penurun Kolesterol. Kolesterol LDL adaiah alctor
dini idekade ke 2~3}.
utarna aterositlerosis karena itu menjadi target utama
3. Pemberian terapi farmalcoiogis setelah dev.-asa.5
dalam terapi lipid.i16} Obat penurun lipid yang biasa
dipakai adalah: statin, fibrat, bile acid squestrans. niasin.
dan ezetimibe. Diantara semua golongan obat yang ada,
PENATA LA. KSANAAN yang paling efelctif adalah statinf Seberapa jauh kita
turunltan lcadar ltolesterol tergantung dari posisi pasien
Diet dan Perubahan Gaya l-lidup dalam lcategori yang mana. r[Tabel E}.
Perubahan Gaya Hidup IIPGH} merupaltan ujung tombal: - Statin. Statin merupalcan ob-at yang an-ran dan di-
usaha pencegahan Pill’. ‘rang harus dilalculcan adalah: toleransi dengan baik. Seioarang ini mempakan pilihan
- Olah raga teralur. batasi lconsumsi alkohol {moderate}. pertama untult menuninltan l:-LDL Tergantung jenis
berhenti merokok, mengontrol telcanan darah dan dan dosisnya, statin dapat menurunkan k-LDL lebih
kadargula darah, mengusahaican den mempertahanl-:an dari 55% dan trigliserida {T6} lebih dari 30% serta
berat badan ideal dan Diet rendah ltolesterol. dapat menailckan lc-HDL lebih dari 15%. Statin akan
- lllonsumsi antiolrsidan: flavanoid ten hijau. minyak memberilcan lceuntungan yang paling besar pada
olive dan wine rnerah. orang dengan risiko tinggi. Dos-is yang diberikan
- Diet rendah lemal: trans dan jenuh. itonsumsi asam bisa cukup besar itarena mungkin harus menurunloan
lemak omega 3. buah. sayur segar dan kacang- 30%-40% dari lradar awalnya. lcarena itu mungliin
kacangan.“ diperlulcan beberapa kali peninglcatan dc-sis ifiiambar
Llkuran ling kar pinggang dijaga optimal {Asia 4}. Harus diberitahukan kepada pasien bagaimana
Tenggara: pria ¢901:n-1, wanita <B0cm}. lMT minimal <2? pilihan-pillhan obat dan rnengeyaluasi hasilnya.
kg,-"n12 atau optimal <25 ltg.-"n"r?.. Olah raga dilalcukan Sasaran harus sudah bisa tercapai dalam E minggu.
secara teratur 4-? hari seminggu: olah raga berat selama {Gambar E}. Bisa terjadi efeic samping terhadap liver
30 menit. moderate 30-60 menit dan ringan dilaltukan tetapijarang, karena itu disaranltan untuk pemeriksaan
selama E-0 mar-111.1 PGH harus dilakukan dengan sungguh- fungsi liver sebelum memberikan statin dan dievaluasi
sungguh dengan sasaran yang jelas dan secara bertahap secara berlcala setiap 5 bulan.
l
Gambar 3. Model langltah perubahan gaya hidup {PGH},‘3
PEHCEGAHAN DAN PEIIATALAICSANAAH ATERUSKLEROSIS
1431
Talael 16. Target K-LDL dan Batasan Radar TG 1:lariATP ll]. {Dikutip dari 14}
Kategofi Risikn Target Kolesteroi LDL Total Kolesterol naval Pertimha rig ltan Terapi Dhat“
Risil:io‘l'rnggi: P115.‘ atau risiko Plltyang < 100 rng}'dl. {target 2 100 r'r1g.i::|l. it E 100 rng_.1'dL++i-1: 100 mg}'di.;
setara 1{risil:o 10 tahun > 20%} pilil-ran: -c T0 mgidL} |'| pertimbangltan pilihan obat}"
Risiko tul:up tinggi: talttor risilco 2+: < 130 mg_r'di_ 1 a 151:1 r1'1g,r'I;|L # e 130 rngi'dL
irisilto '10 tahun 10% — 20%}§§ [100-129 mgfd L; pertirnbangltan
pilihan obat}#
F1‘-i5ll<O sedangr falttor risilco 2+: < 130 mg_.idL =1 130 mg}"dL 2: 1 E0 mg.idL
{|‘i5ilt:J 1 El‘ tahun -1:1 U"3'Ei]-§
Fl‘.isil:o rendah: falttor § < 150 :rng,idL e 160 mgi'dL a 1510 mgildl.
risilco 0-1 i160—18'3 mg,idL; Obat penurun
LDL rneru pakan piliha n}
'PJK,terr|'1asu1t riwayat infarl: rniolrardiurn. angina tidal: stabil. angina stabil, prosedurarteri liiornner [il|'lglD]I|E3Sl§l atau operasi‘ bypass} atau adanya l:n.|l:‘l;i
isltemia niiolrardium l:linis yang bermairna
tllisiko 'PJK. yang setala. hermasuk maniiestarsi itlinis penyaitit ateroslcle-rods non-horoneripenyaltit arteri perifer, a-neurisma aorta abdominal. dan penyaltit
3l'1JEFl lrarotis [serangan islrernia semerntara atau snot-:e yang herasal dari irarotis atau nlzrstruksi arteri lrarotrs =-5031]}. diabetes dan talroor Ilfilltfll Zr dengan
risiko 10 ta!-run PJK berat >1 20%.
tiahor-faittflr risiiteiltrmasiri ltel:-iasaan merokok. hipertensi GD e 1-rarsommngaiavseasngaalam pengolaatan anti:-ripertenai}. l:o-iesterat HDL rendah
{<40 mg.-'dl.'l. riwayat Pilt dini dalam lreluarga tPJlt pada laici-lal:i l:e'h.|runa1'| keloarga pertama yang lzrerusia <55 tahun; PJK pada perempuan lreturunan
iialuarga pertama yang lnenisia ~:E-5 ta.i-run}. dan usia ipria a 45 tel-run." wanita 2 55 taluin}
§§§Kall:1.:laaor risilro 10tal11un tersedia diwwwnhibinihgo»-y'guidelines.i:l1=olesterol
iHarnpir semua orang dengan ialrtor risiko not atau 1 mernpunyai risiloo 10 tal-11.rn 40%, dan oleh ltarena itu. penilaian risiko 10 tahun o-rang dengan
taktor risiito no-I atau 1 tidal: diperlul-ran.
I Risiiro yang sarigat tinggi lebih mendulrung pilihan target Irolesterol LDL < 1'0 mg,"-|tL. dan pada pasien derlgnn trigliserida tinggi. ltolesterol non-HDL
< ton rng_.1'dL
tl target l‘-:o1esteroli.Dl. pilihan < 100 mg,-"cl:
#5-r.-tiap orang yang berisiloo tinggi atau tulrup tinggi dengan gaya hidiip yang trerkaitan dengan ialttor risiko {misalnya oh-esitas. al:ti~.ritas fisil: lturang,
kadar irigliserida tinggi. Iradar ltolesterol H01. rendah atau penderita sin-clrom metab-olil:} me:-r.|:1aitan l:-andidat urrtul: terapi peroboi-ran gaya hidup agar
dapat memodifilrasi lalrror-faktor risiloo tersehur tanpa rnemandang l:a::|ar iiolesterol LDL yang airnilikinya.
"" ltctilra terapi obat ;renun.|r1 lt.Gl1E5l:EI‘Oldib1:1'litil'l. disaranlran agar intensitas terapi aiherikan dalam julnlah yang tukup sehingga ter-:apai setidaltnya
penurunan lradar lrolesterol LDI. hingga 30%-40%
+l Bila kaclar ltolesterol !.DL dasar < 100 mg,-'dL. pernherian obat penurun LDL merupaltan pilihan terapi herdasarkan 1-rasiiuji ldinis yang ada. Bila orang
berisilto tinggi
juga mernpunyai Radar trigliserida yang tinggi atau ltadar lrolesterol HDL yang rendah. l:on1-hinasi fibre: atau asam nikotinat dengan obat penurun
kolesterol LDLdapatdiper:imba1'1gl:an
¥= Unttrk orang dengan risil:-o o:il:up tinggi, lretika iradar lioiesterot LDL 100- 12:-1' mg.-'dL pada data dasaratau dengan terapi gaya hiaup. mernulai obat
penurun lrolesterol trrrtul: mencapai lradar Ito-lesrernl LDL -= 100 mg.-'dL rnerupakan pilihan terapi herdaaarkan hasil uji ltlinis yang ada
Fihrat lvlerupaltan obat tunggal yang paling efektif - Ezeternibi. Pada pasien yang tidal: bisa mernalcai
untul: orang dengan TG yang sangat tinggi dan bisa statin bisa menggunakan ezetimibi, tetapi eteicnya
digunakan sebagai obat tambahan apabila dengan sangat lemah. l<e1:uali dipakai dalam lcombinasi
statin T13 masih tetap tinggi. Masalah utamanya adalah dengan statin al:an memperbesar efel: penoru nan
efel: samping gastrointestinal dan kemungkinan l:-LDI.’
terbentulcnya batu empedu serta interaksi dengan
obat lain. Apabila dipalcai fenofibrat akan mengura ngi Obat-obat yang mempunyai efel: anti infiamasi.
icemunglcinan efei: interaksi dengan obat lain. nterogenesis berlanjut diseoabltan lcarena adanya proses
Niarsin iosorn Niicarinatl. Pemberian niasin dalam dosis inflamasi vasl:ular. lnfia masi yaslcular ini dil:aitl:an la ng sung
1-2 gfhari dapat menurunlteln Radar TG, lr:-LDL. l:-l-lDl_ dengan tingginya ltadar kolesteroi darah tetapi bisa
Penurunan TG biasa sampai >50% dan k—l.DL :~25%. juga disebabitan l:arena infeksi kuman. Dari penelitian
Tetapi masalair utamanya adalan efel: sampingnya dapat dibuktikan bahwa penyalcit aterosklerosis adalah
yaitu l:e merahan dimuica {flushing} dan di badanjuga penyakit infiamasi yang disebalalcan oleh realtsi imun
efel: samping gastro-intestinalnya. Peningicatan dosis {immune-mediated inflamrnotory disease}. Beberapa
setara pelan-pelan al:an mengurangi efel: samping kuman r[Helicobocter pyiori dan Ciamydio pneumonia}
tersebut. Niasin tunggal atau sebagai l:oml:rinasi dapat memicu atau memulai aterosklerosis. i<uman-
dengan statin meru palcan atternatif terapi pada pasein lcuman tersebut alcan menyebalzrlcan infeksi loical dan
dengan dislipidemia aterogenilt. ifiambar 5} reaksi inflamasi kronis. Dan dengan _pemal:aian antioiotil:
Bite ocidsqnesir-ant. Bekerja di intestinum rnengikat ternyata dapat menurunkan kejadian lcardiovaskular.
asam empedu dan tidal: diabsorbsi, karena itu Dalam morbiditas penyal:it ltardiovaskular respons
aman untul: anal:-analt, wanita hamil dan menyusui. inflamasi ini berperan sangat panting. Karena itu
Terutama menurunkan l:-LDL tetapi bisa juga pemberian obat-obat yang bisa menekan reabi intlamasi
rnenailclran T5. 1-Carena itu tidal: dianjurlcan pada pasien akan sangat berma nfaat dalam me ncegah berkem bangnya
dengan TG yang tinggi. proses lebih lanjut walaupun tidal: altan mungkin untul:
143-Z PENYAKIT MNTUHG KDRGNER.
"T
D0555 flalin harian
HJ mg 20 mg 4!} mg ED mg I
13% ___._5 I I I
I
-I—' F‘I'WB$b5l'|ll1
-uml
I-B -1- Srnu-main
dasar
a
.335 - §__
-1- |\1\nr\'.1.fl:1:'l1
-5- R-OIEIVBQIEUH
-3-U%-|
__=_=_=--_i |
_4|:p=_,-;, -, —l__—-|‘
uhihahpa-rsana
For LDLdari
nsno
-5|]".\i- |
kn:
-605$-—
Pnrubehan pcm§nfla:ummnHhnfl'mhnud.llIlNhidJ:IlflH'hr0l1DLiM1BdBDdDii¥3lfl
{|1aln|7u|'l|:Iu\'al|h|1T'ha£TE.L|'|.Fk]
I13
2°3 1 _
ff] '5 '39
*1 _____(_
$1 8
ii
@|I]=~
*5E
Purubahandar
4-an -=5 45° '5“
Belbagai efel: hfihihinur kn-cnzim A red1.|:I.a:-e I-hidruki 3-mclilglutaril flshiirl}-_ niasin, d;n fin-at
mriudap lipid Diayarn hutarnq mnunjniiwn aid: mabsimal yang diner:-epal dan galis-garia yang-
| mclintasi fiagram balang nunmjuhkan efet minimaiy ang uiharapkan Besarnya efek l~e1~=gan1w1g dad
. duiisdanjenis obat dari S-\!1i3D kelasngla
Muiai dengan
terapi aha: penurun
M. E
' ''
Bile: target LDL ficlak ten‘:-apai. M. 5
lakukan terapi penurun ' "'"
Bila target LDL tidal: terpa1'_
'lak1.|kan terapi nbat sacara §; Awasi raspuns
dan kepatuhan
LDL LDL sacara lntensif intensif atau rujuk. Ice arfli lipid terhadap terapi
I
2-IRT [_;,""";"“
. '::uu|=a=:r Hi ||..-1|: J arid
' .. .-/' Q 3"‘ 1?4L“c'u' Him F"\ / GP1ib.|'IIa
BM sum"? THF-1::
Q 1
Tromhnsit
;
A.-' J ___
.- 9;:
=__ ';':‘..
__ - _ ii am, "i‘"“i:n_“ _,_ _‘
. _ .
a §-
Q'
li
Gam bar T. Mekanisme terjadinya nesporis infla masi pada dinding arteri dan obat-obat
yang rnanfaat klinisnya b-erhubun gan dengan efek antiinflamasinya sehingga menuru nkar:
pa-ta nda inflamasi sistamii-c.5
143% . _ PENYAKIT JANTUNG IEDRQNER
REFERENSI
1. 5trr:mIEi,L:11hyP.At1'ie:'oscierosis.In:I.ilyL5.Pathophysiology
oil-ieart Disease. 5 ed. Walter Kluwer 20111113-134
2 I-‘long ‘I'M. Atlierosclerotic 'EiI.'di0“t'i5Ci.I]3.I‘
in chilcihnod. Korean L'i1'C]2l]l'EI;4D:1-"3
]'=-'IcP1'lerson R. Fro]-ilirh I, Fodor G. Genest j. Canadian
Cardiovascular Society position st-aternent - recoirrunendatiours
tor the diagnosis and treatment of dyslipidemja and
prevention of eardiovasctilar deis-ease. Can ] Cardtol
2oos;22{11}:s1:ss1r
4. Falk E. Patogenesis of Atherosclerosis. _i Am Cardin]
1U'3'5:4?{B}:?-12Lewis S]. Prevention Sr treatment of
atherosclerosis: A Prai:tioner's guide for 2005. Am ] Med
2UIZr9;1?.E53S-55:].
5. FordlyLAnMlrson'l1S,Lerrnar1A.l~lewapproachtothewr1oept
ocfprimary preverition ofatherosclerosis. C1.1:rre-nt Trealment
Ctption in Cardiovascular it-’iedici1'le 2DlIltl;1tl.’?'3-82
E. Napoli C, I.errna.n LO. Nigis F, Gossl M, Balattrieri M1,,
l.ern1a.nA.Ret'hi1'il<ingP1‘irna:|-yP'reI-'enlion of Atherosclerosis-
Reiatodfiisease. Circtllation2Elil6;11-I-:51?-?52?doi:1il.1l\6-1,!
PENCEEAHAN om FENATALAKSANAAN nrraosaianosis 14.35
Perltiraarf Ftisilto dalam 10 Tahun untuk Fria [Sltor Perlriraan daIap1=1_1J-tah~|.m_-i_rnt_ok titiianifa [Sltiir
liraminghamj I H ' I. l Ftamipgham] '
"£513.,
20-3-4 -
2 Us:-a
ZEI-54
i
35-3-9 35-39
4'-U-44 4U-44
45-49 45-49
5U-5-4 5'D-5-4
55- 59 mmwuhmg 55-59 oemu-r: f.u._ |
EU-E-4 Til 60-E4 ‘ID
E5-E9 ‘I1 55-5'3 12
Til-T4 '12 TU-T4 ‘I4
T5-T9 '13- ?5-T9 15
Poin Psi-
Usia tlsia Usia Usia Usia usila n W Ifita tlsia Usia Usia
20-35 40-45_ 50-59 EU-'59 TU-T9 241-39 40-49 5'5-59 50-55 Til-79
Bulcan WEI Ci ii il KIJ sum” o u oi” 0”” ti
Perokok Perokok
Pero kok B § 3 1 1 Perokok 9 T-[1 1 4 211
Hotrmgran _j II W HDL imgfdlj W E
2 en ca 250
5D-59' 50-S9
‘Hi-49 ti!-11-9
1, . _<._4D.__ |\.1--t:>l,? <40 __ l'\-I-liI|_-|
Teltirlan Darah Bill ‘titlillt Bil: dinbflfi Telcanan Darah Bila tidak Bila diohati
_Sis'toiilt immHg] diobati A Sistolilr tmrnHg} diobati
<‘[2Cl ll ' i —‘ < T EU _ _ W III
I2 El-129 {ll 120-129 1
13 U-139 13 El-139
1-1-ti-159 140-159
.__;l'5-[Li ]\J_|._| I-P-l'I\Jl‘\-1-IQ 21-E-CI hi-Ii-‘l|’\J U1-U‘!-l=~\'.UD
e 14-36W --e
ANGINA FEHTGRIS STABIL
143'?
PEMERIKSAAN LA. B-DRATD RIU M lolla diperlulran. yaitu bila nyeri dada cukup berat dan
lama. seperti enzim creotinine lrinose {CK} lcreotinine
Belaerapa pemerilcsaan lab yang dlperlukan aclalah kinosemuscle brain {cams} C-reactive protein{CFtP}Ihigh
hemoglobin {Hp}, hematoicrit {Ht}. tronibosit dan sensitive {hs} (IRE dan troponin. Bila nyeri dada tidal:
pernerllcsaan terhadap falctor risilco koroner seperti mirip suatu UAP malca tidal: semuanya pemeriksaan ir|i
gula darah. profil ilpid. dan penanda inflamasi akut diperlultan.
Unstobil laboratoriurn
Suspel: gagaljantung.
rnioltardial infark. EKG
3bt'lt'Jl'lTlEl|, hipertensi.
Tata ta-ltsana islcernilc
diabetes melitus
Re-evaluasi EKG latil-nan atau pencitraan uji
latih dengan fatmaltologis atau
pencitraan uji letlh
EKG atau MRI untul:
mengetahui
. Re-evaluasi abnormalitas dari
lcemungicinan stru lctur dan fungsi
“*’l"“““l’* Mn“ lil:a diagnosis sindrorn
lcoroner al:ut dapat _
clitegaltkan, .
Tidal: terbulrti pengelolaan fungsi
adanya iteterltaitan Eyaluasl prognosis dari evaluasi gem-|-ikel dapat
kllfilfr dan IE5 ‘yang dilakukan pada Iahap
dari jantung
ini
2
kardiggigglgulgf pgf ltardiovaskula-r p-er tahun 1 per tahun >255 pertflhl-Iill
tahun -:1% per tahun} 2% PEI’ ‘Gill-Il'Il'
Arteriografi _
l lcoroner bila E"'3|'-35' Pfipunf “flak Amwm; komnar I
belum dilaicuitan ‘*'“;:Ei:"aP' loerisiito bile
dtlakultan
tevasltularisastl
like gejala belurri teiatasi. ya
pe-rtimbanglcan untul: revaslnllarisasi
{PEI atau CABG]
dada tetapi dirasa, terda pat 3 lcernu nglcinan yang mu ng kin angina, inal:a yang dioilih adalah te rapi yang terbuitti
terjadi, antara lain, nyeri niuslculoslceietal, spasme lebih Efelctif rriengurangi seranganjantung dan rnencegah
iiasospastil: koroner iloiasanya dirasakan saat istirahat} lcematian. Pada stenosis Lil-*1 misalnya, laedah pintas koroner
atau sindrom X kardial {iaiasanya terlihat alonomal pada lebih dipilih lcarena leloih efelctif rnencegah lternatian.
EKG iatii‘|ar'i]|.‘ lie lziianyaltan terapi farmakologis adalah untul: segera
mengontrol angina dan rnernp-erbailci kualitas hidui:i,1ietapi
oelalca ngan telah terlauldi adanya terapi farmaicologis yang
PENATALA KSA NAAN rnenoegah sera nganjantung clan kematianjuga, misalnya
statin sebagai obat penurun lenial: darah.
Tujuan pengobatan teriitama adalah mencegah ken-iatian Tujuan dalam pengobatan dariAPS adalah menuru nlcan
dan terjadinya serangan jantung [infarl:}.Sedangl:an yang angka lcejadian trornbotilcyang tilzia-tiloa dan disfungsi dari
lainnya adalah mengontrol serangan angina sehingga ire-ntril:ei. Selain itu, harus dilakulcan perubahan dari gaya
memperbaiki kuaiitas hidup.F'engoi:ia1:an terdiri dari hidup dan interye nsi farmalcologis untui: rnenurunkan
farmalcologis dan nonfarmakologis seperti penurunan progresi plak, mensta billran plal: dengan cara r‘r‘iEriuri_rnl:an
berat laadan [BB], dan lain-lain, 1:en'nasul< terapi reperfusi inlamasi dan menjaga fungsi endotel dan rnencegah
dengan cara interyensi atau bedah pintas {CAEiG}.Bila ada 2 terja dinya trombosis jil:a teqiadi disfungsi end otel atau
cara terapi mempunyai efektiyitas sama dalam mengontrol ruptur dari p|al:.'
_ _r
PPW°i'-Pia" 0°05 Ci‘lEl"||"iEi inhibitor aiaii
_
If inhibitfir .
G-ejala [+1
Tamtlal'il:an ltaisium antagcinis Imoieramf \ Seteiah _
atau nitrat lcerja panjang :*"}‘E5““'““
SIS
WW" ‘___ Gejala {H setelah Subtitusidengan subliielas I? I,
. . altematif anta cinis kalsium " I
Pswwaiflfl 411515 mu nim,J-a§"g,,a pan]-ang Kornbinasi dari nitrat -
~- a dan kaisium antagonis
Pflitimbangkan “‘““k atau ;:ierril:iul:a channel K
rnela l:ul<an l‘E'i1'-ESiG.J|Bl'i5B51
‘ 7 Gejala [+1 dengan dua obat i
setaiah panye-suaian dosis I‘
b. Diltiazem, obat ini memiliki efek samping yang dengan beta blokerl
lebih kecil. Efek dari pemberian ditiazem adalah Nicorandil. Nicoiandil rnerupakan obat tuninan dari
yasodilatasi perifer, rnenuninkan konstriksi koroner nitrat inicotinarnidej yang dapat digunakan sebagai
saat latihan, efel: negatif terhadap inotropik dan pencegahan dan pengobatan jangka panjang dari
inhibisi terhadap naclus sinus. Sa ma seperti vera- angina, dapat dltambahkan setelah oernberian beta
pamil, penggunaan diitiazem bersamaan dengan bloker dan penyeltat itaisium. Clbat ini sudah disetujui
beta biolter ti-tiak Eil5&f&l1|'l'a?|l"|.2 oleh EMA namun belum disetujui oleh Food Drug
Piritagonis kalsium dihidropiridini Association {FDA}. Nicorandil dikatakan dapat bekerja
a. long acting nifedipin sebagai yasodilator arteri koroner epilcardium dan
Clbat ini merupakan irasodilator l:uat ternadap menstimulasi channel yang sensitif terhadap ATP
arteri dan memberikan efek sarnping yang i[i<ATP]i pada otot polos. Penelitian l1IlNli'imengungkap-
serius. Nifedipin dengan l:er_ia yang panjang ini kan rata rata dari 1,6 tahun pemberian nicoranclll pada
biasanya digunakan pada pasien angina yang 5126 pasien dengan APS dapat menurunkan angka
memiliki hipertensl dan biasa dikombinasikan kejadian kardioyaskular sebesar 14% {RR 0.55:
dengan beta bloker. Kontraindikasi dari nifedipin p=0.02Tji. Namun l:eefel:tiFan nicorandil dalam
ini antara lain stenosis aorta, kardiomiopati, dan menghilang kan gejala l:i-elum dilap arkan le bili lanjut
gag al ja ntung. Penggunaan nicorandil jangka parijang dapat
b. Amlodipin menstabilkan plak yang ada di pembulul-i darah
Obat ini memiliki mas-a kerja yang panjang dapat koroner jantung pada pasien APS. Efek sampling
dirninum satu l:ali per hari. Amlodipin lebih yang dilaporkan adalah terjadi ulserasi di oral, usus
disukai karena merniriimalisir kadar obat yang dan perianal.=
flulittuatif di darah dan efek kardioyaskular. Efek Trimeta:idin_ Trimetazidin adalah antiiskemil:
anti angina dari antagonis kalcium berhubungan modulator rnetabolik, kegunaannya rnenyerupai
dengan menurunkan kerja jantung akibat pemberian propranolol 20 rng. Trimetazidine 2>:35
terjadinya yasodilatasi. Pencegahan terjadinya mg dikombinasikan dengan beta bloker {atenolol}
serangan angina saat istirahat dilap-orlcan lebih telah disepakati untuk rriencegah terjadinya iskemik
efelctif menggunakan arnlodipin daripada beta miokardium {dieiraiuasi oleh EMA pada Juni 2012}.
bloker atenolol, dan lebih baik iagi bila keduanya ltontraindlkasi pada pasien dengan penyakit
dikombinasikan. Parkinson dan gangguan gerak ltrernor, rlgiditas.
Ilia bradin, obat ini meru pakan obat yang menurunkan gangguan dalam berjalan. restless rest syndrome]
denyutjantung iheartrate} dengan cara menginhibisi dan pada pasien DM dapat meningkatkan Hbnli;
nodus sinu s. sehing ga da pat rnenurun kan kebutuhan dan kadar gula darah?
oksigen dari miokardium tanpa mernberikan efek Ftanolazin. Ranolazin adalah inhibitor selelctif terhadap
terhadap inotropik dan tekanan darah. Obat ini sodium. Dosisnya sebesar 500-2000 mg per hari.
telah disetujui oleh European Medicines .-agency {EMA} efektif untul: mecegah terjadinya angina dan men-
untuk pasien dengan APE yang kronis dan tidal: ingkatkan kapasitas latihan fisil: tanpa memberikan
berespons terliadap pemberian beta bloke: sebelurn- perubahan pada denyut jantung dan tekanan darah.
nya dan pada mereka yang memiliki nadi E0 x,i'menit. EMA telah menyetujui ranolazin pada Ifli"lLIl'1 2009
lirabradine memiliki keefektiian yang sama dengan sebagai pengobatan tarnbahan pada pasien AP5.
atenolol atau amlodipin. Penambahan lyabradin 2:»: terutarna bagi pasien yang tidal: beresporis terhadap
I5 mg per hari dalam pengobatan dengan atenolol beta bloker dan penghambat kanal kalsium. Pada
akan memberikan hasil yang lebih memuaskan dalam oenelitian TIMI 36 dilaoorkan tidak terdapat oeng aruh
mengontrol denyut jantung dan gejala angina. Dan dalam pernberian ranolazin pada pasieri angina
studi BEAUTIFUL [Morbidigr-mortality eirealaation of pelctoris stabil, na mun pada stud] selanjatnya, penelitian
the if inhibitor iirabradine in patients with coronary MERLIN, diiaparkan terdapat kegunaan ranolazin
artery disease and irenaicuiar dysfunction}, dari 150? dalam menurunltan angka iskemili: yang berulang
pasien dilap-orkan mengala mi penununan dalam angka {HP.=0.T"B. p=0,002‘,i. Ranolazin dapat mencegah
kunjungan ke r1..irna["ii sakit akibat infark miokardium peningkatan HbA1:: sebesar 32%. Pada penelitian
dan gagai jantung dan lcematian alcibat penyakit 1'EF'.lS4i, ranolazin dapat menui-unlcan episode terjadiriya
kardioyaskular. Efeknya menjadi predominan pada APE pada 540 pasien dengan UM. Kadar ranolazin di
pasien dengan denyutjantu ng 2 T0::,i’ menit lirabradine dalam plasma dapat meningkat bila pemberiannya
merupakan obat yang efektif sebagai antiangina, bersamaan dengan obat-obat sitokroni PBA inhibitor
dapat digunakan tunggal atau dikornbinasikan idiltiazem, yerapamil, antibiotik rriiakrolid, grapefruit
HNGINA FEKTORIS 5Tl|.BI'l.
_ 1445
_IHiCEl- Rangiafln klirens rnenurun pada pasien dengan
gangguan hati dan ginjal.= NON FAR MA KO LOGIS
- Algpurinui. Aliepurinni EDD mg merupakan xanfin
aksidase i'nh:'bitar yang mereduksi asam urat pada Di sampling pembarian gitsigen dan istirahat pada waictu
datangnya serangan angina misalnya, maka hai-hal
Pilflifln gout. Ternyata obat ini memiliici kegunaan iain
seha gai antia ngina. Pada pasien dengan gagai ginjar, yang teiah disabut di atas seperti perubahan fife styie
ciesis aiupurinai yang tinggi dapat mencapai dosis {terrnasuk berhenti merokak dan lain-Iain), penurunan
teksis. Alapurinei dapat rnenurunkan stress eksidatif BB. penyesuaian diet, eiahraga teratur dan iain~iain.
rnerupakan terapi nan farmakaiogis yang dianjurkan.
pada pemhuiuh darah yang bennanfaat bagi pasien
gagai jantung.’ Semuanya ini, terrnasuk puia periunya pernakaian obat
sersara terus menerus sesuai yang disarankan def-cter dan
- Mnisidernine. Mgisicigmine mempaican donor NO
mengontrol fairtgrrisiko, serta biia perlu rnengikuisertakan
iangsung yang dapat berfungsi sebagai antiiskemii-:.
keiuarganya daiam penggbatan pasien, da pat dimasu kkan
efek yang ditimbulkan menyerupai pemberian
juga he dalam pendiciikan.
isnsarbid dinitrat. Dasis yang biasa digunakan sebesar
dosis tunggal 15 mg! hari atau 2x3 mg,-' hari.‘
- Gbat-obat antiangina harus lebih hat]-hati [JEmb-arian-
Diet 1
Pengaturan diet yang sehat akan rnenurunkan risikg
nya pada pasien dengan tekanan darah rendah dan
teijadinya infark rniukardium. Energi dari asupan makanan
harus dimuiai dengan dgsis yang rendah. Penggunaan
yang diiconsumsi biasanya disesuaikan dan ditargetkan
obat iyabradin, ranolazin dan trirnetaziciin tfdak n"|em—
dengan body mass index {BMr}yang ditargetkan yakni <
pengaruhi tekanan darah?
25 kgfmii. Disarankan untul: mengkensumsi :
- Walaupun penurunan denyutjantung panting pada
- Buah-buahan 206 gram per minggu {dalam 2-3 pe-
pasien dengan angina pekteris sta bii untuic mencegah
nyajian)
terjadinya infant miekardium, namun pem berian abat-
- Asupan sayur-sayuran 206 gram per minggu {dalam
obat yang dapat menurunkan denyut jantung {beta
2-3 p-enyajian}
bicker, iyabradin, penghambat kanai kalsiurn} harus
- Asam lemak tak jenuh {PUFAJ yang bisa didapat dari
dimuiai dengan dosis paling kecii.*
minyait ikan, minyak ikan tidal»: seialu didapatkan dari
suplemen, saat ini disarankan untul-: mengkonsumsi
Terapi Terhadap Faktcir Risike
Ekan itu sendiri daripada suplemen.
Penurunan I-ceiesteroi LDL pada pasien yangjelas rnenderita
- Asupan energi asam lernaicjenuh dibatasi hanya < 1%
F'.I|< atau dicurigai menderita PJK dengan LDL antara 100-
dari total asupan energi.
129 mgfdi, dengan target LDL adalah di bawah 1013 mgf
- Asupan garam <5 gram per hari.
til. Ada beberapa pilihan terapi untuit ini, yaitu:
- As-upan serat 30-45 gram per hari {bisa didapatkan
- Gaya hidup atau dengan obat~obatan.
dari produk gantium, buah atau sayur]
- Penurunan BB dan peningkatan latihan pada sindrgm
- Asupan Asupan ikan setidaknya 2:: per minggu
metabnlik.
- Kcinsurnsi alkehgl dibatasi 2 gel-as per hari {Z0 gram,-’
- Pengohatan terhadap peninggian iipid Iainnya atau
hari} untul: pria dan 1 gelas per hari (1 El gram per hari
I-alrtgr risiico nonlipid iainnya; pen-ia kaian asam nikctinat
pada wanita yang saclang tidak harnii.
atau asam fibrat untul: peninggian trigliserid atau
Saat ini tliterapicanjuga gala makanan Meditaranian
HDL yang rendah.
yang banyak mengandung minyak zaitun {extra-virgin
- Penurunan berat bacian pada obesiias meskipun pasien
alive oi!) atau itacang dapat rnenurunkan risika terjadinya
tidal: menderita hipertensi, disiipidemia ataupun
penyakit karciioyaskular pada pasien yang berisikg tinggi
diabetes melitus.
tanpa penyalcit penyerta ltardinyaskular.
Sudah disebutican di atas bahwa daiam terapi APB
ataupun PJK asirntgmatik, rnai-:a tujuan yang utama adalah Ak|:i'-.~'i1as Dlahragaz
pencagahan serangan jantung {infark} dan kernatian. Pasien dengan APE disarankan untuk bertalahraga
Setelah itu baruiah menghiiangkan simtarn dan perbaikan sebanyak 2 3 itaii per rninggu dengan durasi 30 menit
icuaiitas hidup. 5-Etiap sesi nya.
Mai-ca cfiantara obat-ebatan ini yang be-rguna untul:
mengurangi angica kernatian dan serangan jantung Aktivitas Sek:-sualz
adaiah aspirin, penurunan kelesterol darah terutama Aktiuitas seksuai dapat mernitu terjadinya angina, dapat
dengan statin, penyei-cat be-ta dan ACE inhibitors. Elba!- digunaican nitrogiiserin pada saat rneiakuan hubungan
ebatan iainnya berguna untui: mengurangi angina dan seksual, dan hindari pemberian Siidenafifbersarnaan
mer-nperbaiki kuaiitas hiciup. dengan nitrat
1445 FEN"l'AKlT JAHTUNG K-DRDNER
J
190
ANGINA PEKTORIS TAK STABIL/
INFARK MIOKARD AKUT TANPA ELEVASI ST
Hanafi B. Trisnnhadi, Muhacli
- -A - 1449 an
115“ .-___ PENYAKIT JANTUNG ILDRUNER
MB, dengan ataupun tanpa perubahan ECG untul: iSke|'nia. protease yang dihasillqan malcrefag dan secaia enzimatilc
seperti adanya depresi aegrnen ST ataupun eleyasi yang melemahkan dinding piak |[j‘T.i:rrc:us cup}.
sebentar atau adanya gelombang T yang negatif. Karena Terjaclinya ruptur menyebabkan aktiyasi, adhesi dan
iaenaikan enzlm biasanya dalam waictu 12 jam, maica pada agregasi platelet clan menyebabkan alrctiyaai terbentuknya
tahap awal serangan, angina tak stabil seringlcali ta!-c bisa trnmbus. Bila tram bus m-enutup pembuluh darah ‘iii-(21% akan
dibeciakan dari NSTEMI. terjadi infarit dengan eleyasi segmen ST, sedangkan laila
trumbus tidal: rnenyumbat 100%, dan hanya menimbulkan
stennsis yang berat alran terjadi angina talc stabil.
PATDFISIDLOGI
Trumbosis dan AgregasiTron1bm;it
Lima prose: patafisialcigi yang berperan terhaciap Agregasi platelet dan pernbentukan tromlaus merupal-aan
perkembangan l.lA.~"l~lSTEly1l : aalah satu dasar terjaciinya angina tak stabil.Ter_iadinya
1. Ruptur piak atau ergsi plak dengan an-rnpu-Bcantrom bus trnmbgsis setelah plait terganggu disebabkan karena
non nlciusif {penyebab ini yang paling berperan dalam interalcsi yang terjacli antara iemak, sel ntcrt pales.
terjadinya UAJNSTEME} makrpfag dan knlagenlnti lemalc merupakan bahan
2. Ubstmksi dinamis yang disebabkan oleh : terpenting dalam pembentultan trnmbus yang kaya
a. Spasme arteri lcprnner epikarciium. seperti pada trembniit, seclangkan sel utnt pa-Ins dan sel husa {fnam
variant Prinzmetal angina; celi} yang ada dalam plak laerhubungan dengan elcspresi
In. resistensi pembuluh darah koroner falctnrjaringan dalam plak talc stabiifietelah laerhu bungan
c. Vase ken strilctnr [olcal seperti tram be ksan A2, yang dengan darah, falttnrjaringan berinteraksi dengan faktnr
dilepaskan dari trpmbpsit Vila untul: memulai lcaslcade realcsi enzirnatik yang
cl. Disfungsi dari endc-tel kuraner, dan menghasilkan pernhentultan trc-mbin dan fibrin.
e. Stimulus adrenergik termasuk dingin dan Sebagai rea lcsi terhaciap gang-guan faal endotel, terjadi
lcnkain agregasi platelet dan platelet melepasl-can isi granulasi
3. Penyempitan hebat lumen arteri lcarnner yang sehingga memicu agregasi yang lebih luas, yasakanstriksi
diselnabkan oleh pembentukan aternsklerntilc yang dan pembentukan tramb-us.Falctar sistemilc dan inflarnasi
progresif atau restenpsis pasca-intervensi knrnner ikut berperan dalam pew bahan terjadinya hernnstase dan
perkutan lccragulasi dan laerperan dalam memulai trambosis yang
4. Inilarnasi; dan inten-niten, pada angina tab: stabil.
5 Angina peicturis tidaic stab-ii sekunder, yang
1-nenyebabkan peningkatan kebutuhan aksigen atau Uasospasme
penurunan suplai alcsigen [misalnya dalam lceadaan Terjaciinya yasekanstriksijuga rnempunyai peran panting
takilcardi, dernam, hip»:-tensi atau anemia]. pada angina talc stabillliperkiraican adanya disfungsi
Tiap indiyidu mungkin memiliki proses yang telah endotel dan be han yasoaktif yang diprpduksi oleh platelet
dijelasl-can diatas yang mengaklbati-can terjadinya IJAI berperan dalam peru I:-ahan dalam tonus pem buluh da rah
NSTEMI dan menyeba blcan spasmefipasme yang terln kalisir seperti
pada angina Printzrnetaljuga dapat menyebabkan angina
Ruptur Flak talc stabil.Adanya spasme seri nghali terjadi pada plak yang
Ru ptur plak ater-as klerntilc dia nggap penyebab terpenting tak sta bii. dan rnempunyai peran ~:_:iaiam pembe ntu kan
angina pektnris talc stabil. sehingga tiba—tiha terjadi tnzrmbus.
elclusi subtotal atau total dari pemlauluh lcnrcrner yang
selrrelumnya mernpunyai penyempitan yang minimal. Due Erusi pada Flak tanpa Ruptur
pertiga dari pernbuluh yang rnengalarni ru ptur sebelu mnya Terjadinya penyempitan juga dapat disebalakan karena
rnem punyai penyernpltan 50% atau kurang, dan pada ewe terjadinya prnliferasi dan migrasi dari ntat pains sebagai
p-asien dengan angina tak stab-il mampu nyai p-enyempitan reaksi terhadap lcerusaioan end-:1-tel; adanya perubahan
kurang dari TD‘?-E. Plait aternsklerntik tercliri dari inti yang bentuk dan iesi karena bertambahnya sel n-tot pains dapat
mengandung banyalc lemak dan pelindung jaringan menimbuikan penyempitan pembuluh dengan cepat dan
fibrntik [fibrcrtic €n‘p]|.P|ait yang tielak stab-ii terdiri dari inti keluhan iskemia.
yang banyak menganclung lemalc dan adanya infiitrasi
sel rna'k:ra1‘ag.Biasanya mptur terjadi pada tepi plalc yang
berdekatan dengan intirna yang nnrmal atau pada bahu GAMBARAN KLINIS ANGINA
dari timbunan lemal-:.l<a:iang-icadang lceretalcan timbul
pada dincling plak yang paling lernah loarena adanya enzim lieluhan pasien umumnya berupa angina untul-: pert-ama
ANGINA PEKTGRIS “DAR 5-TII-B-‘IL
- _ ‘-4"‘-iii.
kaii atau iceluitan angina yang 'oet'tarn‘oai"r dari 'oiasa.t~iyeri teriadi pada pasien l.iA.lN'STE't~.|'1l luas yang meiibatitan
ciada seperti pada angina loiasa tapi ieiaih iaerat dan ieloi‘n yentxikei kiri sehingga terjadi disiungsi yentriiiei kiri.
lama. mungkin timlaui pada waktu istirahat, atau timbui
karena aictiyitas yang minimal. Nyeri dada dapat disertai
Perneriksaan Lab-oratorium
iceluhan sesalc napas, mual. sampai muntah. lcadang- Pemeriksaan troponin T atau l dan pemeriksaan CK-MB
l-cada ng disertai lceringat dingin. Pada pemeriksaanjasmani
telah diterima sebagai petanda paling panting dalam
seringkali tidal: ada yang kl-ras. diagnosis SK.A.Menun.:t European Society of Cardiology
Di antara pa sien dengan SKA, perempuan lebih sering
{ESE} dan ACE dianggap ada mionekrosis bila troponin T
menderita angina tidal: stabil dan pasien dengan LiA,.-'
atau 1 positif dalam 2-4 jam.Troponin tetap positif sampai
N5TElyll umumnya lebih tua dan memiiiki riwayat infark
2 minggu.P.isiico kematian laertamlaah dengan tingkat
miokard sebelurnnya, angina pelctoris stabil, diabetes,
lcenailcan troponin.
merniliki riwayat reyasicularisasi ltoroner, dan penyakit
CK-ME! lcurang spesifik untul: diagnosis karena juga
vascular ekstra kardialc dibandingkan dengan STEMI.
diketemulcan di otcrt skeletal, tapi berguna untulr. diagnosis
infarli akut dan akan meninglcat dalam beherapa jam dan
kemlzr-ali normal dalam -'l~B jam.
FEM ERI KSAAN PENUNJANG
Kenaikan CRP dalam SKA berhubungan dengan
mortalitas jangka panjang. Marker yang lain seperti
Elektroloardiografi [EKG} amioid A, interleukin-E belum secara rutin dipal-:ai dalam
Pemeriksaan EKG sa ngat penting bail: untul:: diagnosis diagnosis SKA.
maupun stratifi lcasi risilco pa sien angina talc stabil.Ada nya
depresi segmen ST yang laaru menu njukkan ice rnungkinan
adanya iskemia alcut Gelombang T negatifjuga salah satu PENATALAKSA NAAN
tanda iskemia atau NSTEMI. Peruba I-ran gelomba ng ST dan
T yang no nspesifik sepe rti depresi segmen ST kurang da ri Tindakan Umum
0.5 mm dan gelombang T negatif kurang dari 2 mm. ti-dalc Pasien perlu perawatan di rumah sakit. sebaiknya di
spesifik untuk isi-zemia, dan dapat disebabkan karena hai unit intensif lcoroner, pasien perlu diistirahatkan {bed
lain. Pada angina talc stabil 4% mempunyai EKG normai, rest}. diberi penenang dan oksigen.Sangat dianjurkan
dan pada NS'l'EMl 1-5% EKG juga normal.
pemberian oksigen tambahan kepada pasien yang sianotilc
atau terdapat ronki yang memberat dan jika saturasi
Llji Latih oksigen arteri di bawah 90%. Berlcurangnya nyeri dada
Pasien yang telah stabil dengan terapi medikamentosa merupakan target terapi awal. Pemberian morfin atau
dan menunjukkan tan-cfa risiko tinggi perlu pemeriltsaan petidin perlu pada pasien yang masih merasalcan sakit
exercise test dengan alat rreodmiil. Bila hasilnya negatif clada walaupun sudah mendapat nitrogliserin.
maka prognosis baik. Sedangkan bila hasilnya positif,
lebih-lebih bila didapatlcan depresi segmen ST yang
Terapi Medikamentosa
dalam, dianjurkan untul: dilakukan pemerilcsaan angiografi
koroner, untul: menilai lceadaan pembuluh lcoronemya
apakah perlu tin-dalcan reyaslcularisasi {PEI atau CABS}
DBAT ANTI [SKEM IA
lcarena risii-:o terjadinya I-zornplikasi lcardioyaslcular dalam
waktu mendatang cukup besar.
Nitrat
Nitrat dapat rnenyebabkan yasodiiatasi pembuluh yena
Ekoirardiografi
dan arteriol perifer, dengan efelc mengurangi preiood
Pemeriksaan eicol-zardiograli ticlaic rnemlzierikan data
dan ofteriood sehingga dapat mengurangi wail stress
untul: diagnosis angina talc stabil secara langsung.Tetapi
dan kebutuhan oksigen {oxygen o'emono'j|.Ni1:rat juga
bila tampalc adanya gangguan faal ventrilcel lriri, adanya
menambah olcsigen suplai dengan vasodiiatasi pem buluh
insufisiensi rnitral dan abnormalitas geralran dinding
lcoroner dan memperbailci aliran darah lcolateral.Dalam
regional jantung. menandalcan prognosis kurang bailc.
keadaan akut nitrogliserin atau isosorloicl dinitrat diberilsan
Ei¢Oi<Bl'di0Ql‘Efi stresjuga dapat membantu menegalrkan
seoara subiingual atau melalui infus intrayena: yang ada di
adanya iskemia miokard
Indonesia terutama isosorlaid clinitrat. yang dapat diheri lcan
secara intrayena dengan dosis 1-4 mg per _iam.Karena
Rontgen Toralrs adanya toieransi terl-radap nitrat, dosis dapat dinaikican
Rontgen dada sangat berperan untuk mengidentifikasi
dari walctu ice wai=:tu.Bila keiuhan suclah terlcendali infus
adanya kongesti pulmonal atau oedem, yang biasanya
dapat diganti isosorlaid dinitrat per oral.
PENYAHIT IJ1N'l"l.l'N-G KGRUN ER
1452
Kontraindikasi penggunaan nitrat adalah hipotensi Meta analisis studi pada pasien dengan angina tak
dan penggunaan sildenafil atau innioitorphosplrodiesterose stabil yang mendapat antagonis lcalsium. menunjukkan talc
tipe 5 dalam 24 sampai it-Bjant sebelumnya. Nitrat topikal ada pengurangan angl-:a lcematian dan infarls. Pada pasien
atau oral kerja panjangdapat digunakanjilca pasien sudah yang sebelumnya tidal: menclapat antagonis pemberian
bebas nyeri selarna 12 sampai 24 jam. Penggunaan nifedipin rnenailclran infark dan angina yang relturen sebesar
dosis nitrat tergantung sediaan yang ada. diupayalcan 16%, sedang lcan kombinasi nifedipin dan rnetoprolol dapat
tercapaikondisi bebas nitrat 3 sampai 10 jam sehingga mengurangi kematian dan infaric sebesar 20%. tapi icedua
dapat clieegah terjadinya toleransi. Terapi nitrat yang studi secara statistik talc bermakna. Kenaikan l'|'1|IlI'Ia|[IEl$
berkepanjangan dapat diturunlcan bertahap dalam mungkin karena pemberian nifedipin menyebalakan
terapijanglca panjang kecuali telah bericembang menjadi takikardia dan kenaikan kebutuhan r:|-lcsigerr.
angina stabil Km-nik. ‘uieraparnil dan diltiazem dapat memperbailci surviyoi
dan mengurangi infarlc pada pasien dengan sindrom
Penyekat Beta lcoroner alrut dan fraui ejelrcsi normal.Denyut jantung
Penyelcat beta dapat menurunlcan lcebutuhan oksigen yang berkurang. pengurangan afterload memberilcan
miokardium melalui eielc penurunan denyutjantung dan iceu ntungan pada golongan nondihid ropiridinpada pasien
daya lcontralcsi rniokardium. Data-data menunjulckan SKA dengan faal jantung normal.Pemal-caian antagonis
penyekat beta dapat rnemperbaiki morbiditas dan lcalsium biasanya pada pasien yang ada kontraindikasi
mortalitas pasien dengan infark miokard. Meta analisis dengan antagonis atau telah diberi penyelcat beta tapi
dari ATGD pasien dengan angina talc stabil menunjukkan I-zeluhan angina masih refrakter.
penyekat beta dapat menurunkan risiko infarlc sebesar
13%. [P<{II,D4].
Semua pasien dengan angina tak stabil harus diberi BEAT ANTIAG REGASI TROMBDSIT
pe nye kat beta lcecuali ada kontraindikasifierbagai macam
beta-blolcer seperti propranolol. metoprolol, atenoiol. G-bat antiplateiet merupakan salah satu dasar dalam
telah diteliti pada pasien dengan angina talc stabil. yang pengobatan angina tak stabll maupun infark tanpa eleyasi
menunjulckan efektiyitas yang serupa. ST segmen.Tiga golongan obat anti platelet seperti
Kontra indikasi pemberian penyekat beta antara aspirin. tie nopiridin dan inhibitor GP llbjlila telah te rbukti
lain pasien dengan asma bronkial. pasien dengan bermanfaat.
bradiaritmia.
Terapi penyekat beta oral harus segera dimuiai dalam Aspirin
2.4 jarn pertama pada pasien yang tidak mempunyai Banyak studi telah membulttil-can bahwa aspirin dapat
kontraindikasi: {11 tanda gagal jantung. [21 bulcti mengurangi kernatian jantung dan mengurangi infark
rendahnya cardiac output. [3} peningkatan risiko syok fatal maupun non fatal dari 51% sampai i’2% pada
lcardiogenii-:, atau (4) kontraindilcasi relatif lainnya pasien dengan angina tak stabil. Oleh lcarena itu aspirin
(interval PR >i'J.24 detik. blok jantung derajat 2 atau 3. dianjurlcan untuk diberilcan seumur hidup dengan dosis
asthma yang alctif, penyakit saluran napas yang realctif]. awai 160 mg per hari dan dosis selanjutnya Elli sampai
Penyeicat beta dapat dit:-erikan dengan dosis rendah 325 mg per hari.
pada pasien gagal jantung ketilra sudah stabil. iika
iskemia dan nyeri dada terus berlangsung walaupun telah Tildopidin
diberilcan terapi nitrat intrayena. penyekat beta intrayena Tilclopidin suatu deriyat tienopiridin rnerupai-can obat lini
dapat diberiican secara hati-hati. yang irernudian diilcuti kedua dalam pengobatan angina tak stabil bila pasien
pemberian secara oral. tidak tahan aspirin. Studi den gan tiklopidin clibanding lcan
plaseho pada angina talc stabil ternyata menunjukkan
Antagonis Kalsiurn bahwa kematian clan infark non fatal berkurang 46.3%.
Antagonis licalsium dibagi dalam 2 golongan besar: Dalam pemberian tiklopidin harus diperhatikan efek
golongan dihidropiridin seperti nifedipin dan golongan samping granulositopenia. di rnana insidennya 2.4%.
nondihidropiridin seperti diltiazem dan yerapamil. Kedua Dengan adanya klopidogrel yang lebih aman pemakaian
golongan dapat menyebablcan yasodilatasi koroner dan tiklopidin mulai ditinggalkan.
menurunkan tekanan darah.
Golongan ciihidropiridin mempu nyai etek yasodilatasi Klopidrirgrel
lebih kuat dan penghambatan nodus sinus maupun Klopidogrel juga merupal-tan deriuat tienopiridin. yang
nodus Ail‘ lebih sedil-cit, clan efek inotropilt negatif juga dapat rnenghambat agregasi platelet.Efek samping
lebih lcecii. lebih kecil dari tiklopidin dan belum ada laporan adanya
HHGINA FEKTORIS T'lfl.|IrK STRBIL
1453
neutropeniaiilopidogreljuga terbulcti dapat mengurangi jika dibandingkan dengan gn.:p yang sama yang diberiitan
strolc. infarlc dan kematian lcardiovaskuiarklopidogrel iclopidogrel dan aspilet alran terdapat 1A kernatian lebih
dianjuriran untul: dit:-erikan pada pasien yang talc tahan sedilrit. 11 lrejadian lv1[ lebih sediltit. dan Er sampai B lcasus
aspirin.Tapi dalam pedoman ACCIAHA klopidogrel juga stenr thrombosis lebih sedilcit seria diperitira Iran terdapat '3
dianjurkan untul: diberikan bersama aspirin paling sedikit pasien yang mengga nti ticag relor dengan thienopyridine
‘I bulan sampai 9 bulen. karena sesalt alcibat efelc obat. Ticagrelor harus dimuiai saat
Pada UAXSTEMI. dosis loading av-ral klopidogrel mu nculnya gegiala aicut pada perawatan gawat darurat dan
sebesar 300 sampai SE10 mg diilnrlzi dengan dosis mmatan dila njudcan pada pasien yang direnca na ken PCI. na mun
?5mgr'l-rari. Pemberian awal dengan hanya T5 mg perhari dapatjuga dihentikan apabila diperlukan. dan C-ABGdapat
alcan mencapai target level inhibisi trombosit setelah clilaksanakan dalam 45 sampai ?2jam.
3 sampai 5 hari. sedangl-zan dosis loading 300 mg al-can
mencapai inhibisi trombosit yang efelrtif dalam 4 sampai 6 Inhibitor Giiltnprutein llbfllla
jam. F-‘enggunaan EDD mg dosis loading men capai neody- lkatan fibri nogen dengan reseptor GP llbfllla pada platelet
stote leveldari inhibisi trombosit hanya dalam 2 jam. ialah ikatan teralshir pada proses agregasi platelet Karena
inhibitor GP Ilb.-"Illa menduduki reseptor ta di maka ikatan
Prasugrel platelet dengan fibrinogen dapat dihalangi dan agregasi
Prasugrel merupaltan derivat tienopiridine Iain selain platelet tidal: terjadi.
tilclopidin dan lclopidogrel yang juga merupakan suatu Pada saat in ada 3 macam obat golongan ini yang
prodrug. lvleslcipun efikasi biologik metabolit alctif telah disetujui untul: pemaicaian dalam lrlinik yaitu:
klopiclogrel dan prasugrel dalam studi invitro memiliki absiksirnab. suatu antibodi rnonoklonal; eptifibatid. suatu
efel: antikoagulan yang same. metabolit prasugrel merniliki silclilc heptapeptid; dan tirofiban. suatu nonpeptid rnirnetik.
efek 1IZI kali lebih ltuat dan lebih poten dibandingkan Db-at-obat ini telah dipakai untul: pengobatan angina
klopidogrel. talc stabil maupun untul: obat tambahan dalam tindakan
D-alam studi crossover pada pasien yang menjalani PCI terutama pada kasus-irasus angina talc stabil. Suatu
PC! untul: angina yang stabil. Wiviott dan rekan-relcan rnetaanalisis dari 12.296 pasien didapatlcan pengurangan
melaporkan bahvra dosis loading dengan 60 mg prasugrei rnortalitas dan infark miokard secara relatif sebesar 34%
menghasilkan inhibisi trombcrsit yang lebih bail: bila sela ma 24jam terapi medikamentosa tanpa revaskularisasi.
dibandinglcan dengan dosisloading klopidogrel EEK] mg. |[2.5% vs 3.5%; p = 13.001}. Keuntungan lebih nyata pada
Hal yang sa ma terlihat selama terapi rumatan. antara dosis pasien risiko tinggi. dan lebih ta mpak pada pasien dengan
prasugrel 10 mg dan kopidogrel 150 mg per hari. PCI ka rena strategi invasif dini.Penelitian pada pasien SKA
Efek inhibisi trombosit yang lebih balk dari prasugrel tanpa elevasi segmen ST dan mendapat tindakan PEI.
dikaitkan dengan perdarahan serius yang lebih sering kematian dan infark miokard dalam 3t} hari berkurang
terjacli. Pada TRITO N-TIMI 38. terdapat 32% keiadian serius dari 3D—?D‘?e.Tirofiban dan eptifibatid harus diberikan
yang relatif lebih tinggi, terrnasulc perdarahan fatal. Risilco bersarna aspirin dan heparin pada pasien dengan isltemia
perda ra han biasanya lebih tinggi pada la nsia la T5 tahun}. terus menerus atau pasien risiko tinggi dan pasien yang
penggunaan prasugrel harus terbatas pada yang berisiko direncanakan untul: tindakan PCl.Abciximab disetujui
tinggi. dan yang mengaiami penurunan berat badan {<60 untul: pasien dengan angina talc stabii dan NSTEMI yang
kg. 132 pounds}. Prasugrel disarankan dihindaripadalansia direncanalcan untuk tindakan invasif dini di mana PEI
kecuali mereka dengan risilco tinggi trombosis dengan direncanalran dalam 12_jam.
dosis rumatan 5 mg. Prasugrel dilcontrainclilcasilcan pada
pasien riwayat stroke atau Transient iscnemic Attocir1'Ti.A.l.
Frasugrel sebaiknya dihentikan setidaknya seminggu IDBAT AN TITRDMBI N
sebelum operasi.
Unfiadionated Heparirl
Ticatgrelor Heparin ialah suatu glikosarninoglikan yang terdiri dari
Berbeda dengan golongan tienopiridine itilclopidin.
pelbagai rantai polisakarida yang berbeda panjangnya
lclopidogrel dan prasugrel} dimana alctivitas dengan alctivitas antilcoagulan yang berbeda-beda.
metabolitnya merupakan penghambat trombosit yang
Antitrombin lll. bila terilcat dengan heparin. akan bekerja
ireversibei. ticagrelor adalah penghambat reseptor
menghambat trombin dan faktor J-la. Heparin juga juga
P2‘r'12 yang reversible dan belrerja secara Iangsung mengilcat protein plasma yang lain. sel darah dan sel endotel.
pada trombosit. yang aliran rnernpengaruhi bioavailibilitas. Kelemahan Iain
Studi PLATE} rnemperhitungltan _jil¢a terdapat 1000 heparin adalah efek terhadap trombus yang kaya trombosit
pasien dengan AC5 yang diberiloan ticagrelor dan aspilet dan heparin dapat dirusalr oieh platelet falrtor 4.
1454 PEN\"-fl-KIT M-NTUNG KURONER
. '“"'="=“"*"
‘mm-lmmfi .. -1,‘-;,.'§\.'-:-.-L-I!_'] -'. '1'
?"
Infark miokard akut {JMA} dengan elevasi ST |{STeEev:m'on ' 3
-
mmmoumq.-Dwmemu
rung“ mtmlmgn-|-ml ;
=-1
' _-L 1.. _1';_
-:-:
,
PATDFISIOLOGI
Mum pulncrlsuu-1:-laul H.-m1 mm Garnhar 2. Pazogenesis sfndrom koruner akut {Dikutip dari
' ; ---I-1: -.'--'1--"a-_I'. -if _g=,._;_ _
51>-'==~-=1 ='==~=.= Antman, at a1]-
NII-lmlllmlggl -c'|,ug ;;.1_|;|F >159 -.259 Gambar 2 menunjukkan krunnlogis interaksi antara pasien
P11-Ih1du:Tn Mlli-H!hfl1hI\1n:hs I In T “Km mm.,|,,q|m, dan dokter sepanjang progresi pembentukan plak, onset dan
I E!0G'STJ-lJm|Tl=u.|5T1urnqnluru: S-‘I'1'i:|.|51'l-l|IuIrnrur:|‘t‘
kum plikasi STEMI dengan releuansi tatala ksana pada masing-
I mm“, - dill-ltlHfl0u'nbnngrIIlI'|_'pd.iflJ|'Ihlr||1D masing tahap. Potongan lnngftu cfina} arteri rnenggambarkan
' R1.-awmn=mm.sa.'5 ; 1:-155; tfrneline pmses ate.-rogenesis dari arteri non-nal. {1}, {2} Lesi
i .
F‘fl‘l|:log|- '1'!"-'fil DE|L!'M‘b\mirs\'u.knrqrm, mm-mm: inisiasi dan akurnulasi lipid ekstraseiuiar dalam intima; {3}
I EIKMI lnmn-I-r lflbauhn Dldual h.umn|I hrlghap ewlusi stadium ffbru-f:|'II].-",' {4} iesi pmgresi dengan ekspresi
prokoagulan dan lemahnya fibrous cup Sinclrnrn kurflfler
nu.-W uemdlmifii I akut berkembang jika plak uulnerahel dan risfku tinggi
| mu-L.-mi Wm, {iii Dlufunflqlduhfle, m-:aai|_v
N1‘ Pro arm mum ' meng alarni disru psi pada fibmus cup. {5} disrupsi plak adalah
I rangsangan terhadap trumbogenesfs. Resorpsi trombus
Gamhar 1. Rentang sindrurn komner akut mulai dari angina dflanjutkan dengan akumulasi knlagen dan perturnbuhan
pektoris talc snabii tanpa nekrusis rniakard yang terdeteksf sel! otot p1J|05. {E}. Selanjutnya disrupsi plak vulneraher atau
sampai infark miokard ekstensif {Dikutip dari Fox Heart. plak risiko tinggi mengakib-atkan pasien mengafami nyeni
2uu4;9n::a9arns-1. iskemia aicibat penumnan aliran arteri kurnner epikardial yang
_* -- - 145? - - - - if
l‘.¥§§_ PF.|"l‘|'AK|T JANTUNG KDROMER
‘@iii‘?
ST dapat IT1-Engalarni angina poktnris talc stabil atau iniark
rniokard akut tanpa olevasi ST. Sahagian besar pasien dengan
NSTEMI iaericornbang menjadi infark mifikard nun Q, dari
sehagian kacil manjadi inf-ark rniokard galornbang E1. Dar = | .
diBg1'lU5i5; NQM1, no.ri—-Q—wove myocardial infirrlion; QwM| i
Ermuum
~'-- vlunr
'
\
l
'7“-' ?1laflrr ‘flu
= Q-wove myocardial infarction; CK-MB = ME rlroanzjrme of
treatfno lrlnrsrse.
yang berkamhang sacara lambat biasanya ticlaic rnemicu Gamhar 3. Pembontukan iTOlT1|Jl..lS dan intanrensi farn-ialcologis
dalam kaskade koagulasi lljikutip dari: Brouwar. at al. Heart.
STEM! karana bericem ha ngnya banyak icolaterai sapanjang
2CI€l4;Sl‘EI:5l3-‘[3-}.
waktu. STEMI tarjadi jika tron-inns arteri koroner t».=_-r_ia|:Ii
sacara cepat pada lokasi injurl vasicular. di mana injuri ini lntaraksi agregasi trombosit lfihrinog-an. glikoprotoin Ilhi’
dicatuskan oleh fainor-fa}-:t-or seperti me-rokok. hipartensi, Illa} dan aictiyasi kaskade lcoagulasi rnanghasiikan trornhin
dan akurnulasi lipid. yang rnenginduksi pombantukan bakuan yang kaya fibrin.
Pada sebagian basar lrasus. infark tarjadi jika plak Fibrin akan barikatan dengan faktor 2-llll yang moningkatkan
keicuatan bokuan {clot}. Antikoaguian oral menghambat
atarosklorosis rnangalami fisur, ruptur atau ulsarasi clan
produksi faktor koagulasi, obat lain menghamhat alcsi
jika kondisi lokal atau sisternik momicu tromboganesis. falrtor p-embokuan yang teraictivasi. Target fibrin-nlisia adalah
sehingga terjadi trornbus mural pada lokasi ruptur yang degradasi fibrin. melalui plasrnin. FDR: filarin degradation
rnengakihatkan okiusi arteri koroner. Panalitian histoiogis products; LMWH, low molecular welghr heparin; GAE, oral
rnenunjulrkan plak koroner canderung rnangalami ruptur onricoogulons; PT. prolhrornbin l|l},;T, Thrombin {Ila}; LIFH.
jika rnarnpunyai fibrous cop yang tipis dan inti kaya lipid unfractlonoteo‘ heparin; v"l"|'l-', iron Wlllebrond factor,
lllplo‘ rich core}. Pada 5‘l'El’-ill gambaran pat-ologis klasik
tor-::iiri dari fibrin rich reo‘ trombus, yang dipercaya menjadi terdlri agregat trombosit dan fibrin.
dasar sehingga STEMI memberikan respons terhadap Pada kondisiyangjarang. STEMI dapatjuga disebabkan
tera pi trombolitiic. olah oklusi arteri koronar yang disebabkan oleh arnboll
Selanjutnya pada Iokasi ruptnr plak. barbagai agonis koronar. abnormaiitas konganitai. spasrna lcoroner dan
lkolagen. ADP, opinefrin, serotonin} marnicu aictiyasi borbagai ponyakit inflarnasi sistornik.
trornbosit. yang selanjutnya akan mamproduks] dan
rneiopaskan tromboksan A2 [yasokonstriktor lokal yang
poteni. Salain itu aktiyasi trornbosit rnemicu perubahan
konforrriasi reseptor gliicoprotein llbfllia. Satelah
mengalami konyersi fungsinya, reseptor mampunyai
\.\
afinitas tinggi tarhadap sakuen as-am amino pada protein
adhasi yang larut lintegrin} seperti faictor yon Willabrand
['~r‘~.|'ilF} dan fibrinogan, di mana kaduanya adalah molakul
multivalan yang dapat mangiiaat 2 platelet yang ioerbada
sacara sirnultan, rnanghasiikan ikatan silang platelet dan
agregasi.
llaslcade koagulasi diaktiyasi oleh pajanan tlssuefoctor
pada sel andotal yang nisak. Falrtor VII clan I dialctiuas],
mengakilnatkan konyarsi protrombin manjacii tromhin,
yang kamudian mangkonversi fibrinogon manjadi fibrin. ' ‘relifil ..; ..
Parnhantukan trornlnus pada kaskade koagulasi dapat
Gamhar 4. Gambar potong liintang arteri koronar pada
dilihat pada gamtiar 3. Arteri icoronar yang teriibat {culprit} pasien dengan atarorna akstansil [Diicutip dari: Fox. Heart.
karnudian akan rnangaiami oklusi oleh trombus yang 2l}D4;5{i:E9B'.lDE-}
IN FRRK MilDl{'.|l7|.R.D DENGAH ELE‘ll'.l'-i.5l ST
1459
Paslen yang ciatang dengan keluhan nyeri dacla perlu Seloagian besar pasien camas dan titiak bisa istirahat
dilalcuitan anarnnesis secara cermat apa l-zah nyeri datlanya lgelisah}. Saringkali elcstrernitas pucat disertai keringat
berasal dari jantung atau dari luarjantung. Jika dicorigai dingin. Kombinasi nyeri clada sulosternal >30 menit
nyeri riaoa yang berasal dari jantung perlu dibeclalcan clan banyal: lieringat dicurigai kuat adanya STEMI.
apalcah nyerinya berasal dari koroner atau bukan. Perlu Sekitar seperernpat pasien infark anterior memponyai
dianamnesis pula apakah ada riwayat infarlt rniokard manifestasi hiparalctiyitas saraf simpatis {takikarciia dan;
sebelum nya sorta faktor-iaictor risilco antara lain hipertensi, atau hipotensi} dan hampir setengah pasien infari: inferior
iziia hates molitus. disiipidemia, merokolc. str-as sorta riwayat rnenunjuklaan hiperaktiyitas parasimpatis lbradikardia clan.-"
sakitjantung koroner pada keluarga. atau hipotensfll
Paola hampir setengah kasus. terdapat falctor pencetus Tanda fisis lain pada clisfu ngsi yenti-ilo.ilar adalah S4 dan
sebelum teijacii Si'Ei'-~11. seperti alttiyitas fisik lo-erat. stres emosi S3 gallop, penuronan intensitas bonyijantung pertama clan
atau p-enyal-:it rnedis aiau bedah. Walaupun STEMI bisa tarjacii split paraizioksikal bunyi jantung kedua. Dapat ditemulcan
st-panjang hari atau malam, yariasi sirkaciian dilaporlcan munnur mitisistolik atau late sistolilt apikal yang lziersitat
pada pagi hari dalam beherapajam setelah bangun tidun sernentara karena disfungsi aparatus katup mitrai clan
pericarrliol iiriclion rub. Peningltatan suhu sampai Salli
dapat dijumpai dalam minggu pertama pasta STEMI.
NYERI DADA
Bila dijurnpai pasien dengan nyeri izlacla altut perlu dipasti- ELEKTRDKARDIOGRAM
ltan secara cepat clan tepat apakah pasien menclerita IMA
atau tidak. Diagnosis yang terlambat atau yang salah, Perneril-zsaari EKG 12 santiapan harus dilakultan pada semoa
dalam janglca panjang dapat menyebabkan konsekuensi pasien clangan nyeri tlada atau keluhan yang dicurigai
yang berat. STEMI. F-‘arneriltsaan ini harus ciilalrukan segera dalam ll}
I-160 F'EN"l"Al{l'l' JANTU MG I-ECIRCIHER
menit sejak kedatangan cii IGD. F-‘erneriksaan EKG cli IGD PETAN DA {BIDMA RKER] KERU SAKAN JANTILI HG
merupalcan lanoiasan dalam menentulcan keputusan terapi
karena hultti kuat rnenunjultl-can garnbaran eleyasi segmen ¥-‘emeriksaan yang dianjuritan adalah creotinino ltinase
ST dapat mengidentifiirasi pasien yang bennanfaat untul: {CKJMB clan cardiac specific trapanin lcTnI|T atau i:Tn I
oilalculoan terapi reperfusi. Jilaa pemeriksaan EKG awal tidal: clan clilalcultan secara serial. cTn harus tiigunalcan sehagai
ciiagnostik untul: STEMI tetapi pasien tetap simtornatik petanda optimal untuk pasien STEMI yang disertai
dan tertiapat lceourigaan ltuat STEMI, EKG serial dengan kemsakan otot skeletal, Icarena pada lteaciaan inijuga aitan
interval 5-‘ID menit atau pernantauan EKG ‘I2 sandapan diikuti peningkatan CKMB. Pada pasien dengan eleyasi ST
secara Itontinyu harus dilakukan untul: mencleteksi dan gejaia IMA. terapi reperiusi cliberikan segera mungkin
potensi perkembangan eieyasi segmen ST. Pada pasien dan ii-rlak tergantung pada pemeriltsaan biomarker.
dengan STEMI inferior, EKG sisi Itanan harus diarntiil untult Peningkatan nilai enzim di atas 2 kali nilai batas
mendeteitsi kernungltinan infark pada ventrilcel lcanan. at-as normal menunjulckan acla nekrosis jantung linfarlt
Sebagian besar pasien dengan presentasi awal oieyasi miokard}.
segmen ST mengalarni eyolusi rnenjadi gelombang Q - CKMB: rneningkat setolah 3 jam bila ada iniarlt
pada EKG yang alchirnya didiagnosis infarlc miokard rniokarcl dan men-capai puncalc dalam ii]-24jarn dan
geloml:-ang Q, seloagian I-zecil rnenetap rnenjadi infarlt kembali normal dalam 2-4 hari. Dperasi jantung.
rniokaro' gelombang non CI. Jilta obstruksi trombus tirlalt miokarriitis clan karclioyersi alektrik dapat rnening ket-
total, obstrulcsi bersifat sementara atau ditemukan banyak kan CKM B.
Icolateral, Iaiasanya tidal: ciitemukan eleyasi segmen ST. - cTn: ada 2 jenis yaitu r:Tn T dan cTn 1. Enzirn ini
Pasien tersabut biasanya mengalami angina pektoris meningkat seteiah 2 jam bila ada infarlc mioltard dan
talc staoii atau non STE!‘-.-‘ll. Pada sebagian pasien tanpa mencapai puncak dalam 10-24 jam dan cTn T masih
eleyasi ST berkembang tanpa menunjuklcan gelomi:-ang dapat didetelcsi setelah S-T4 hari. sedangkan cTn I
Q clisebut infarlt non Q Se belumnya istilah infark miokard setelah 5-10 hari.
transrnural digunaltan jilca EKG menunjukkan gelon-Ibang Perneriksaan enzimjantung yang lain yaitu:
Q atau hilangnya gelombang R dan infark miokard non - Mioglobin: dapat ditietelcsi satojam setelal-I iniark dan
transmural jilta EKG hanya rnenunjukkan perubahan rnencapai puntak dalam 4-3 jam.
sernentara segmen ST clan gelombang ‘I’, namun ternyata - Creatinln kinase {CK}: lyieningkat setelah 3-Bjam bila
tidak selalu ada korelasi gambaran patologis EKG dengan ada infark rnioltard dan man capai puncal-: dalam 1 El-36
lokasi infarlc {muralrtransmural} sehingga tarminologi jarn dan ltarnbaii normal dalam 3-4 hari.
IMA galornbang E1 dan non O, menggantil-tan IMP. muralr’
- Lactic denyclrogenose {LDH}: menin gkat setelah 24-4-B
nontransmoral. Pada garnbar 5 dapat diiihat EKG yang jam bila ada infark mioitard, rnencapai puntak 3-E hari
menyababkan STEM! anterior ekstensif dan kernbali normal dalam B-14 hari.
' ' '“i' ' _ 'T5\ai_' ' vi" H ----ill;-_--— Garis horizontal menunjukkan upper reference limit
{URL} biomarlcar jantung pada laboratoriurn ltlmia iciinis.
URL adalah nilai yang rnernpresentasilcan 99th percentile
keiornpok lcontrol tanpa STEMI.
.. _____...7._-________ J!
JJ llirt. tr; 1.5 Realtsi non spasifik terhaclap injuri miolcard adalah
I _II"i_ MIG l
i. leukositosis poiirnorfonul-zlear yang dapat terjacii dalam
loeberapajam setelah onset nyeri dari rnenetap selama 3-?
hari. Leukosit dapat mencapai 'l2.IIIUO—'l 5.EIEiElful.
F-.-.-.".'._, .5" . . .;1_-- ...
*Yr"*"ilI”iit-~ii1.ItItI-~*I
i Lt.__..
PEN ATA LA KSANAAN
Tab-el 1. aioiaanier _IiI'Ic|[e|t'IlIar__r.|Il_tLtlt Efahlasi Pasien inrai-:< aaoliara conga“ ‘E[_!irasf_Sl' ' __ ' '
penunjang dan tatalaksana komplikasi IMA. Terdapat STEMI disebabltan adanya fibrilasi yentrikal mendadak.
beberapa pecloman {guideline} dalam tatalaksana IMA yang sebagian besar terjadi dalam 24 jam pertarna
dengan eleyasi ST yaitu dari ACCIAHA tahun 2013 dan onset ge_jaIa. Dan lebih dari separuhnya terjadi padajam
ESE tahun 2D'I2. Walaupun demiliian perlu disesuaikan pertama. Sehingga elemen utama tatalalcsana pra hospital
dengan kondisi saranaffa silitas di tempat masing-masing pada pasien yang dicurigai STEMI antara lain:
senter dan lzemarnpuan ahli yang ada iithususnya di bidang - Pengenalan gejala oleh pasien dan segera mencari
kardioiogi intenrensi}. pertolongan medis
- Segera memanggil tim medis ernergensi yang dapat
:"",— — _|‘ melalrulcan tindakan resusitasi
ii - Transportasi pasien ice Rumah Salcit yang rnempunyai
i fasilitas ICCUIICU serta staf medis dokter dan perawat
yang terlatih.
I
Frill -——Cnr:huetnpnnh~m-Irnvflwan - Melakukan terapi reperiusi
E Ii. ----- om"-erwwm-mmro-.-i
'
_ i_
-—-DH-llB—wuIIpur\Ulba
atau--u--mas-i
Keterlambatan terloanyak yang terjadi pada
penanganan pasien loiasanya bulcan selarna transportasi
s-
' it ice F-turnah Saiiit, namun karena lama waktu mulai onset
on 0T
EE T1.
luluUp
Mthl
Ill
URI. I. nyeri dada sampai lteputusan pasien untul: rneminta
2i-
Pasien STEMI
lrandidat reperfusi
Pada aural
Pada awal ‘ ' thpenksa dl RS‘
| tliperilcsa di RS tanpa fasilitas PC]
' beriasilitas PCT
oioo time eso min
TATA LA KSANA UMU M Terapi nitrat harus clihin-dari pada pasien dengan
tekanan darah sistolik <90 rnmHg atau pasien yang
Dirsigen dicurigai rnenderita infark yentrilcei kanan [infark inferior
Suplemen olcsigen harus ciiberikan pada pasien dengan pada EKG. JVP meningkat. paru bersih dan hipotensi}.
saturasi oksigen arteri <90'i'.'=. Pada semua pasien STEM! Mitratjuga harus dihinclari pada pasien yang menggunakan
tanpa Icomplilcasi dapat diberilcan oksigen selama lijam pnospliodiesterase-5 inhibitor sildenafil dalam 24 jam
pertama. seloeiumnya lcarena dapat memicu efek hipotensi nitrat.
PERCUTANEDUS conbnmrnr ruraavarrrrou ' Grade D menu njukkan ukiusi total {complete acchrsinnj
{PCI} pada arteri yang terkena inf-ark.
- Grade 1 menunju kkan panetra si sabagian rnateri
lntarvensi ken:-ner perkutan, biasanya angiaplasti dam’ kbntras melawati titik abstruicsi tetapi tanpa perfusi
atau stanting ta npa didahuiui fibrinblisis diseb ut F-‘Cl ya skuiar distal.
primer. PEI ini efelctif dalam mangambaliioan parfusi pada - Grade 2 menu nju kkan perfusi parnbuluh yang manga-
STEMI jilca dilakukan dalam bebarapajam partama infark lami infark ka bagian distal tetapi dengan aliran yang
miokark akut. PCI primer lebih efeictif dari fibrinblisis dalam melarnbat dibandingkan aiiran arteri normal.
me rnhuka arteri I-r.c|-rclner yang tarsurnbat dan dikaitkan * Grade 3 manunjukkan perfusi penuh pembuluh yang
dengan UL-ITCDFHE klinisjang ka pend ek dan jangka pa njang mengalami infarlc dengan aliran nan-nal
yang lebih bail-1. Dibandingkan trornboiisis, PEI primer lahih
dipilihjika terdapat sycik kardiaganik [terutama pasien <?5 Target terapi reperfiiisi adalah aliran TIMI grade 3,
tahun], fisiko perdara han meningkat, atau gejala sudah ada karena perfusi penuh pada arteri kbrbner yang terlcana
sekurang-kurangnya 2 atau 3 jamjika bekuan darah lebih infark rnenunjukkan hasil yang lebih baik: dalam membmasi
matur dan kurang mudah hancur dengan obat fibri nnlisis. Iuasnya infark, mempartahankan fungsi ventrikcl kiri dan
Namun damikian PEI lebih mahal dalam hai persunil dan menurunkan laju martalitas jangka pendek dan janglca
fasiiitas, dan aplikasinya terbatas barclasarkan tarsndianya panjang.
sarana, hanya di beberapa Human Sakit Terapi fibrinoiitik dapat menurunkan risika ralatif
kematian di rumah sakit sampai 50% jika dib-Erikan
dalam jam pertama unset gajaia STEMI. dan manfaat ini
REPERFUSI FARMAKDLDGIS dipertahani-:an sampai ‘ID tahun. Setiap hitungan menit
dan pasien yang me-ndapat terapi dalam 1-3 jam onset
Fibrinolisis gajala akan mendapat manfaat yang tarbaik. Walaupun
Jika tidal: ada I-cantraindikasi, terapi fibrin-nlisis idealnya laju mortalitas lebih finggijika dibandingkan terapi dalam
diberikan dalam 30 menit sejak masuk [door-to-needle 1-Sjarn, kg ntraindiiuasi ta rapi fibrinblitik pada STEMI dapat
time < 30 menit]. Tujuan utama fibrinolisis adaiah restorasi dilihat pada label 3, terapi masih ta-tap barrnanfaat pada
ca-pat pate-nsi arteri kurbnar. Terdapat be-berapa macam banyak pasien 3-Ejam setelah onset infark, dan bal:-arapa
abat fibrinalitik antara lain: fissue plasminbgen activator manfaat tampaknya masih ada sarnpai '|2jam, tarutama
[tPA]. streptol-cinase, tanekteplasa {TNK} dan retaplasa jika nyeri dada masih ada dan segmen ST masih tetap
[rPA]. Semua obat ini bekelja dengan cara mernicu kbnvarsi aiavasi pada sandapan EKG yang balum menunjukkan
plasminu-gen menjadi piasmin, yang saianjutnya meiisiskan gelumbang Q yang baru. 115:3 dibandingkan dengan
trombus fibrin. Terdapat 2 kelnmpak yaitu: gblbngan PE| pada STEMI {PEI primer], fibrinolisis secara umum
spasifik fibrin saparti tPA dan nan sp-esifik fibrin seperti marupakan stratagi reperfusi yang lebih disukai pada
straptokinase. pasien pada jam pertama gejalajika parhatian terhadap
Jika dinilai secara angiografi, aliran di dalam arteri masaiah Iagistik seperti transpbrtasi pasien ke pusat PC1
koron-er yang terlihat (culprit) digarnbarkan dengan skala yang baik. atau ada &!1fi5ip3Si ketarlambatan s»ekurang-
kuaiitatif saderhana disebut rhrombbfysis in myacnrdibl icurangnya 1 jam antara waktu trombolisis dapat dimuiai
Enfanrrion {TIMI} grading system: dibandingkan implemantasi PCI.
=i
' L‘ = " - :-.=.- -'i}'."Tillf. ' =,.-1i=1;.r§:-_ fr <g_:.,=" .= -:5 I .. - _,
'-\'--".'='-..- '. .-.<..-:'I.- bi-i.'i"-'-3'-'.é".:~. .1.‘-.. ._-.-..o.....'.:.Jt‘;_-'..'p|.;-. ..".--1.‘.-':-...,.,i.'.r.." 'r-"_.;.I'l- .' .- ."_t.-..n'. _. s. |.. ... -_ 1.1. s;._..._.,:.:.1.--_;,,,,,4._.-.r..,-,;.,,_,,_.'.-;..,.,, __ L,_-_
,_ __
Reltomendasi Iieias toe
- Heparin {UFH}
- Direncanakan pemberian bersama antagonis reseptor GP llbillla 50—i"0—l.|r‘l<g bolus l‘v'
untul: mencapai dosis terapi ACT'* tanpa GP llbillla
- Tanpa direncanakan pemberian antagonis reseptor GP llbilila T0-100-Uikg bolus W
untul: menca pai dosis tera pi Al.T|'§
' Biyalirudin: i}.T5 mg,-'l:g bolus intratrena, kemudian 1.T5 mgjkgrjam infus dengan atau tanpa
terapi heparin seb-elumnya
Bolus tambahan oebanyal: 0.3 mgikg dapat dib-eriltan bila perlu
- Iturangi infus menjadi ‘l mgflcgrjam pada perkiraan CrCl -: ml-imenit
- Leblh dipilih heparin dengan antagonis reseptor GP llbillia pada pasien dengan risiko tinggi
perda rahan
- Fondaparinunc tidal: direkomendasikan sebagai satu-satunya antikoagulan untul: PC! primer
FACT yang direltomendasilcan dengan terapi antagonis reoeptor GP llbriila terencana adalah 200 hingga 250 s.
§ACT yang direl:omendasil:an tanpa terapi antagonis reseptor GP lib,-‘Illa terencana adalah 250 hingga 300 s {Hemoi"ec device} atau 300
hingga 350 s {Hernochron device}.
ACT mengindiltasiltan vra lttu pem bekuan teralrtivasi: CrCl, rreatinine clearance; GE glycoprotein; N, intravena; PCI, percutanea-us coronary
intervention; STEMI, S‘l'-elevat|ia.n myocardial infarcfion; TIA, transient bchemir: attack.‘ and UFH, onfroctionoted heparin, LOE; le-vet ofevidonce
(pasien dengan gagaljantung atau fungsi sistolil: ventrikel KOM PLIKASI STEMI
l:iri sangat menurun, blol: jantung, hipotensi ortostatil:
atau riwayat asma-I1. Disfungsi ‘llentrilorlar
Setelah STEMI, ventrikel l:iri mengalami perubahan serial
Inhibitor ACE dalam bentuk, ukuran dan lcetebalan pada segmen yang
Inhibitor ACE menurunkan mortalitas pasca STEMI mengalami infarl: dan non infark. Proses ini disebut
dan manfaat terhadap mortalitas bertambah dengan remodeling ventrilrular dan umurnnya mendahuiui
penambahan aspirin dan penyelcat beta. Penelitian SAVE, berkemba ngnya gagaljantung secara l:linis dalam hitungan
AIRE dan TRACE menunju l:l:an ma nfaat inhibitor ACE yang buian atau tahun pasta infark. Segera seteiah iniarl:
jelas. tvlanfaat mal:simal tampal: pada pasien dengan ventrilcel l:iri mengalami dilatasi. Secara alcut, hasil ini
risil:o tinggi {pasien usia lanjut atau infark anterior, riwayat berasal dari el:spansi infark al: slippage serat otot, disrupsi
iniarl: sebelumnya, daniatau fungsi ventrikel l:iri menu run sel miolcardial normal dan hilangnya jaringan dalam zone
global}. namun bu lcti men unju l:I:an manfaaijanglta pendel: nel:rotil:. Selanjutnya ter_iadi pula pemanjangan segmen
terjadi _jiI:a inhibitor ACE diberlkan pada semua pasien noninfarlc, mengakibatlsan penipisan yang disproporsional
dengan hemodinamik stabil pada STEMI pasien dengan dan elongasi zona infarlr. Pembesaran ruangjantung setara
tekanan darah sistolil: >100 mmHg}. lvlekanisme yang loeseluruhan yang tegadi dilcaitkan ukuran dan lokasi infark,
melibatkan penurunan remodeling yentriltei pas-Ca infark dengan diiatasi terbesar pasca iniarl: pada apels ventriltel
dengan penurunan risiko gagal jantung. iiejadian infarl: l:iri yang mengakibatkan penurunan hemodinamll: yang
berulangjuga lebih rendah pada pasien yang mendapat nyata, lebih sering terjadi gagaljantung dan prognosis lebih
inhibitor ACE menahun pasca infark. burnt. Progresnfiizs dilatasi dan konsekuensi lciinisnya dapat
Inhibitor ACE harus dib-eriltan dalam 24-jam pertama diha mbat dengan terapi inhibitor ACE dan vasodilator lain.
pasien STEl'-~11. ‘Pemberian inhibitor ACE harus dilanjutkan Pada pasien dengan fraksi ejeksi <40%» tanpa melihat ada
tanpa batas pada pasien dengan bulrti lclinis gagaljantung, tidalcnya gagal jantung, inhibitor ACE harus diberikan.
pada pasien dengan pemeriksaan imaging menunjuklcan
penunl nan fiungsi ventrilcel l:iri secara global atau terdapat Gangguan Hemodinamik
abnormaiitas gerakan dinding global, atau pasien Gagal pemornpaan {pump failure} merupa lcan penyebab
hipertensif. Plenelitian lclinis dalam tatala l:sa na pasien gagal utama laematian di rumah sakitpada STE|'y1l. Periuasan nelaoois
jantung termasul: data dari penelitian ldinis pada pasien iskemia I‘t‘hEn"IplLtnyai lcorelasi yang bail: dengan dengan tingkat
STEMI menu nju l:l:an bahvva ongiotensin receptor blockers gagal pompa dan mortaiitas. bail: pada awal {T0 hari infark}
{ARE} mungl:in bermanfaat pada pasien dengan fungsi dan sesudahnya Tanda klinis yang tersering dflumpai adalah
ventrilcel l:iri menurun atau gagaljantung klinis yang tal: rflnki b&SBi‘l di pan.1 dan burryi jantung S3 dan S4 gallop.
toleran tedwadap inhibitor ACE. Pada pemerilcsaan rontgen sering dijumpai kongesfi paru.
INFARK MIC!-KARE DENGAN ELEVASI ST
1459
tinggi sir-ntumatilc yang tidak raspan.-; dengan atropin. shock synchoranizaa‘ anargi awal 100 .l. Enargi dapat
- Dibarilcan inatrapikjika cura hja ntu ng tidal: maningkat ditingkatkan jil-ta dosis awal gagal.
satelah iaading volume - Talcilcardia ye-ntrikel |'_"u'T]| manomorfil: yang tidalc
- Kurangi afteriaaalyantrikel lcanan sasuai dengan dis- disartai angina, edema paru atau hipott-nsi [’EEk.anan
fungsi vantriital kiri. darah -:00 mmHg] ditarapi dengan salah satu regimen
- Pornpa laalon intra-aartlk in-arikut:
- yasodilatar arteri initrapruspid, hidralazin] - Lidokain: bolus 1-1,5 mgflcg. Bolus tambahan
- Pangham laat ACE 0,5-0,"-'5 mgfkg tiap 5-10 menit sarnpai dosis {ood-
- Fbeparflasi ing total maltsimal 3 mgflcg. Kemudian {adding
- O-bat tram loolitik dilan_iutl<an dengan infus 2-4 mgfmonit I130-50
- Pan,-utanaaus coronary intervention {FEE} primer ugfkgfmeniti.
- Coronary artery bypass graft {CAEG} {pada pasien - Disapiramid: bolus 1-2 mgfkg dalam 5-10 menit.
tartantu dengan penyakit multii.-esal} dilanjutkan dosis pernaliharaan 1 mg,-'lcg,rjarn.
- Amiadaran: 150 mg infus selama 10-20 menit
atau 5 rn|,|"kgBB 20-60 menit, dilanjutkan infus
ARITMIA PASCA STEM I ta-tap 1 mgfmenit selarna 5 jam dan kemudian
infus pameliharaan 0,5 mgfmanit.
lnsidans aritmia pasca infarl: lebih tinggi pada pasien - Kardimrarsi alaktrik grnchoranizaa‘ dimuiai dosis
segera satalah onset gajala. Melcanisme aritmia tarkait 501 {anastasi sel:-elumnyaji.
infarlt mencakup ketidaksaimbangan sistam saraf
autonom, gangguan alalrtralit, iskamia dan perlambatan Fibiilasi ‘Jantrikel
lconduksi di zana iskemia miakard. - Hbrilasi yantrilcal atau taicilcardia yentrikel puiseioss
dibariican terapi DC shack onsyncharonizad dengan
anargi awal 200 ijilca tak barhasil harus diberikan
EIEST RASISTOL UENTRIKEL shack lcedua 200 sampai 300 I dan jika perlu shack
ltatiga 360.! {Klas I}.
De-polarisasi pramatur yantrikel sparadisyang tidak sering, - Fibrilasi yenttik-El atau takikardia yantrikel paiseiess
dapat terjadi pada hampir samua pasien STEMI dan tidak yang refrakter terhadap syok elelctriic diloarikan terapi
memerlulcan terapi- Gbat panyalcat beta afelrtif dalam amiadaran 300 mg atau 5 rngflcg, lit bolus dilanjutican
mancegah aktiyitas eirtapilc yentrikal pada pasien STEMI pengulangan shock ansyncnaronizeofl (Kins Ha)
dan pancagahan fibrilasi yantrikal, dan harus dibarikan
rutin kecuali terdapat lcantraindikasi. Hipalcalamia dan Fibrilasi Atrium
hipamag nosirnia merupa loan falttar risiko fihrilasi yantrikal Fibrilasi atrial sustained dan flutar atrial pada pasien
pada pasien STEMI, konsentrasi lcaiium serum diupayalcan dengan gangguan hemodinamik atau ongoing isitamia
mencapai 4,5 mmolflitar dan magnesium 2,0 mmoifliter. harus diteiapi dengan 1 atau lebih cara berikut:
- Katdioyarsi synchronized dengan shock 200 .1 untuit
fibrilasi atrial dan 50 J untuk fiutar atrial, didahului
TAKI KARDIA DAN Fl BRI LASI VENTRIKEL dengan anestesi umum singkat atau sadasi jil-ta
memungkinkan.
Dalam 24 jam pertama STEM1, talcilcardia dan fibrilasi - Fibrilasi atrial yang talc rasp-onsltarhadap kardioyersi
yantrikular dapat terjadi tanpa tanda bahaya aritmia elaktrik atau barulang setelah pariode ritma sinus,
sebelumnya. ciianjurkan penggunaan terapi antiaritmia yang
ditujuitan untul: panurunkan respans yentrilcal. Satu
Takili:a|'dia ‘lientriltal [irerrtricliiartadtycardia = V1] atau iahih obat fannalcolagi beriicut dapat dipakai :
- Ta kikardia yentrikel [‘u'"l'} polimarfik yang mane-tap - Amiodaron IV
{lebih dari 30 datik atau menyebabkan lcalaps hemo- - Dig-0-ksin IV untult pengendfllian Iaju respons
dinarnil-:]i harus dita rapi dengan DC shack unsyn— yantrilcal {rote cantrai} terutama untul: pasien
charanizad menggu nalcan energi awai 200 Jijika gagal dengan disfungsi yantrikol iciri oarat dan gagai
harus diberikan shock kt-dua 200-3001, dan jika periu jantung.
shock katiga 360 .l. - Fibrilasi atrial sustained dari fluter atrial pada
- Takikardia yantrikai {'y'T]| manarriorfilc, mariatap yang pasien ongoing iskamia tatapi tanpa gangguan
diikuti do ngan angina, ada ma paru atau hipotensi hamodinamik dibariltan terapi dengan satu atau
{teka nan darah <00 mmH g} harus ditarapi dengan DC laloih obat barikut
IN FARE MIOKARD DENGAH ELEVASI ST
1421
nl1lhi.riil1.gov,-'guidcli.ni.~s_,I'i:t1olesterol,-' indie-;.htm.Accessod
"l'ol_'..§gl_9.
. .
. ' " ...
.. . __
i’---'3'-':.-'l'7'Ii"3»-25‘ -.. "Wit-"" ."$' .. .- -‘WE?-‘i
Itrslc saa;a_.amag|,aea;rés’i'|*§par'&7§alla‘§P|§p5_vis"
_l:_-H, ._‘ .-. E-_;:._-~_..f y‘ 1' .-.__ ;|__-1|’.-‘_:;:_|_:
-Ii":
Stone filo’, Grines CL, Cox DA. et al. Comparison ofartgioplasty Mclviunay I}. Ostergren L Ssvedherg K. et al. for the Cl-Ififilvi
withsteniing, witliorv.-ifltout abciicintahinacute myocardial Investigators and Committees. Effects of eandesartan
infarction. N Eng1Il'~Jed.. 2llUl.'3-Ii6£'.5'I"— 66. i-n patients with chronic heart failure and reduced left-
lvlontslescot G, Barragan P, Wittenberg D. et al. Platelet glyco- ventrieular systolic tI.n1t"tio11 taking a1'|g'ioter|sin-oonverting-
protein [l'l:|,.-‘Illa with coronary stbenting for acute enzyme inhibitors: the CHARM-Added trial. Lancet.
myocardial infarction. N Engl I Med. 1D01;344=:1B95~9lIt3. Z|Il'3;3I5lTfi?'-?“l.
ten Berg _TIi-1. van “t Ho! AW]. Dill T. et al. Efliect of early. pre- ‘Iusuf S, Pfeffer lvil-it, S1-vredherg K. et al, for Hie Cl-I.-"Lilli-‘I
hospital iriiliatzionofhighbolus dose lirofihanin patients with Investigators and Committees. Effects of candesartan in
Fl-T-segment elevation myocardial infarction on sh.ort- and ].‘Jal‘ie'nl'5 with chronic heart failure and preserved left-
long-terrncliriicol outcome. I Am Coll Cardiol. 2Cl'1I|l';55:21l-16 venlrictilar ejection he-ttion: the ('HARh-'l'Presetved trial.
-55. Irrt:-Let. 2IIllI3.'35Z:?I"'.?-$1.
"-lalgirnigli hi, Campo G. Percoco G, et al. Comparison of are Seventh Ieportofthelointlwiatimtal Cornirnitteeonthe Prevention.
gioplasty with infusion of tirofil;-an or abcixintah and with Detection, Evaluation, and Treattrient ofl-ligh Blood Pressure
implantation ofsirolimus-elufingoruncoated stents for acute {INC 7-"); resetting the hypertension sails. Hypertensiort.
myocardial t.he MULTIEEATEGY randomized 2‘|I13;'!ll:1l?B -9.
1-riaI.IAl*-'IA. ZUi1E;2‘i9:l?li8 —
9'9.
Akerblom A, ]a.rr|.es SK, Koutouzis li-'1, et al. EP'l2l.'E.l5iI|id.E is non-
inferior to ahcixitnsh in primary perrotaneous coronary
inteiveniiori: results
from the SCAAE [Swedish Coronaiy Arigiography and Angio-
plasty Regishjr}. 1 am Coll ('.a.1rdin]_ 2o1o;se4ro -5.
l_t'."t-'il'l£ GN, Kern 1'-‘II, Berger PB, et al. for the American Heart
.-iissoeiation Diagnostic and Irtterventionel (Zetheterization
Committee and Council on Clinical Car-dioiogy.
Managenmertt of patients undergoing percutaneous coronary
revascularization. Ann Intent Med. 2IEH3G;13El:lZ3-36.
Third Report oi the National Cholesterol Education Program
|[I-ICEF{1 Expert Panel onlletection, Evaluation.and'I'reatment
of High Blood Clio-1e%ol in A.dults|[Jl|.dultTreat::1entP‘anel
Ill} final report. Cirt.ultIti-mt. ZU'D2;li}E-13143-42'l.
Pitt ‘B. Zannad F. Relnme 'i-'Ii].et alfortheliendomized Aldattone
Evaluation Study Investigators. The effect of spiron-olactone
on morbidity and mortality in patients with severe heart
failure. I‘-i Engi ,l' ivieri. 199‘i;3-il:?fl'9—1'I’.
Pfeiferlvlél, 1'-'l£?-'[ut'ri1§,-']], Velazquez EI. etal.f-or the ‘iielsartan in
Arute Myocardial Infarction Tiial Investigators. K-'alsartan.
captopril, or both in myocardial infarction complicated by
heart fail|.i.re, left veittriruler dysfzmelzion, or both. N Ertgl I
ilrlen‘. 2Di13;3*1'9:1393-1906.
Yosuf 5. Zhao F, l\-1ehta5R. et al. for the Clopidogrel in Unstable
Angina to Prevent Reeurrent Events Trial Investigators.
I-lfi'e=:ts of clopidogrel in addition to aspirin in patients with
acute coronary syndromes '-vith.o1.1tST~segrnent elevation. N
E1-rgl Jana. auois-is=4a1-sol
Erouwer MA, van den Bergh P]. Aengevaeren 'l-‘I-TR. et al. Aspirin
plus eouroarin versus aspirin alone in the prevention
of reocclusion after fibrinolysis for acute myocardial
irtfarctionz results of the P-ntitltromhotiniirttlie Preveriiionof
Reocclusion in Coronary Tttrombolysis |[APRlCO'I'j|—2 Trial.
Circulation. anataesss-es.
‘t’usu.fS, Sleight P. FD.g|1E'LEIflLf1JIll'l£I'l£flI‘IO'l1l‘CO1IlB5 Preverltion
Evaluation Study Irnresfigetors. Efiecfi of an a.ngiotensin-
ooovertingenzyme in1'|.ihitor, ra.1:r|.ipril, on cardiovascular
eventsin high-risk patienl.s N Eng! ; Med. 2uoo;a-42145-53..
Foitlfih-‘L for the EURopeantr-iolfirireductionofcardiacevents wi.t.h.
Perindopril in stable coronary .-to-bety disease Investigators.
Effieaqr of perindopril in reduction of cardiovascular
events among patients with stnhle coronary artery disease:
randomised, double-blind, plezebocetlhrolledl mullzifltittre
trial {the EUROPA study]-. Larrrret. 2i.lil3.‘-362: ?B1—3.
Granger CB, lvicli-![u.rray 1], ‘Iusut 5, et al, for the CHARM
Investigators and Corninittees. Effects of cendesartart
in patients with tCl"lI'CIJ.'IiC heart failure and tetluted lief"!-
ventticular systolic function intolerant to a.rtgi.otensin-
converting-enryirie ir:l'u'hitoes:the CEL-i.Rh-I-Alternative trial.
fmicet. ’lCl03;3ti2:'??'1—6.
192
ANTITROMBOTIK, ANTIKOAGULAN DAN
TROMBOLITIK PADA PENYAKIT IANTUNG KORONER
Iwang Gumiwang, Ika Prasetya W, Dasnan Ismail
- .__-- l4T5 -—
14'i"E PENYAKIT JANTUNG KDRDNER
trc|n'|l::i1_|s. Dalarn prasesnya, ada tiga rnekanisrne yang Giil=:|:iprutein[Gp} llla_.-"Illa clan. rnenstalailican agregasi
lzierlcaitan dengan agregasi platelet, (1) alctiyas trgmhusit. platelet. Penggunaan antagianis P2"r'12 aican rnengharnlaat,
{2} pradulcsi clan sekresi ADP clan seratanin, dan {3} laahlcan menclisagregasiltan agregasi platelet Terdapat
terbentuknya trcimizieilcsan A2. Galcingan anti platelet ernpatjenis obat dalam gciliangan ini yang telah diterirna
clitujukan untul: mempengaruhi melcanisme-mekanisme untul: pengcilaatan Pill: tiklapinid. lciapidcigrel, prasugrel,
terse-but untuic mencegah agregasi. Tertiapat 3 lcelas clan ticagrelar.
antiplatelet yang dapat digunakart pada pasien PJK Ticltaipidine rnerupalcan obat generasi |:|-ertarrta dalam
gciicingan ini. Ticlapitline digunakan dalam kombinasi
-! H-' _- _' I -- _-_-j _-.__--_.:I.._-.:1 -_l,':‘;?:--I'_;\I .;._1-,-:_;:--_ _-_E|_|-1-' bersama aspirin. Karena efek sampingnya -[neutri:ipenia,
’t.i".IE;-at-:..n
a|......;<t- !__;_;lSt"4-lain‘:-ta _" i.<_-="._ L‘-'._.“:I§'.l:}‘1j!_!:'i‘
" '---'-'_x_E§E_5 T‘ .§ Prmzl-lflrlit ‘ace-_. _ .2.‘ gangguan hati dan rhrombocyric thrnmbocyrapenii:
_. \___i:if_Iil_i':lL:| _=*_-"j,-3.;-== _; T_ re-ay .'= '" purpum}, penggunaanya pada kasus PJK telah cligeser
' ' -" . eaa;ae4as§Fli@'f3__-
hm: -
' ' ' E' '- -Eiibllia
" ' 5‘ oleh klnpidagrel.
' , new azgig _ Seknasi giantil Klupidugrei rnerupaan generasi ketlua gflltangan
I _,-,,|_-.,||,.E
P2‘-F12 Thieneipyridine. Pada kasus PJK, Kliapidogrel telah
-- =-$5
<-_ : ya ..
terbukti mernberilcan manfaat yang lebih beaar dengan
iliflntlaa 33- 9 gr I T
n-5-M5-H l' |' r1ult$:|:-.1!-tn PU‘ 'GaneraSi efek samping yang lebih ringan dibandingkan dengan
-. - '\_-n
_ _ ' iF_H *"_**"r'i'.i-|,—-i|- TX-"l-2 Ticlnpicline. Secara farma kokinetik, klopidcig rel meru pakan
Aliirva-5| u,5'J-, ,..|| ' -- '1-"-'* '
pradrug yang harus dinksidasi terlelaih dulu cii hati clan
““‘tic .-‘nu, intestinal melalui sitcilizrrn C"r"P3A4 dan 2C'l9.
iram -' ; at Meskipun demikian penggunaan ltlnpidagrel sebagai
antiplatelet tidaklah ideal. mengingat onsetnya yang
lebih lamhat {2 jam pada pemberian Efifimg dan E»-15
jam pada pemberian 3135 mg}. Selain intu. ikatannya
. - 1+-i=.- '1 '-:~=_-‘f=.- -'-!"_ -1*:~:i:-,-"=-a1-
__Et- *-5:;-,=l>:_:_ pada reseptar P2‘i"l2 yang hersifat ireyersibel membuat
aw‘ ‘L .s=-5'.._¢»-_| -_.. .-___
__ ____1 " - _:.'F{:\-h-_-|-6-. F|'r|\.;r,-
-a—=1i-"1=~ pasien penggunanya harus rnenunggu 5-? hari setelah
‘ ’*"""*¢‘--'- H“ "'7“-“"- am:-sinri
menghentikan chat untul: rnelalcukan operasi seperti
Gambar 3. Alctiyasi Platelet dan aksi antiplatelet {Jackson SF: CABS untul: mengl-iinclari l-:i::-mplikasi perdarahan. Dc-sis
2011} klnpiclugrel yang ciisarankan pada pasien PJK adalah EDD
mg pada pemberian pertama diilcuti dengan dosis 15Eln-ig
per hari selama T hari.
In hibitnr Sildooltsigenase-1{CDJ{1] Pada pasien yang menclapatkan ktambinasi aspirin dan
Silcloolcsigenasa-1 merupakam enzim yang terlihat ltlopid ogre] terkadang diternulcan kejadian tram boernbuli.
dalam sintesis asam arakidunat. Peghambatan CDX1 Hal ini terjadi karena adanya hipersansif dari klopidngrel
akan menghambat sintesis trombul-csan A2 |[‘FX.¢t2] yang dirnana meltanismenya diperkiralcan melaluijalur signal;
panting dalam alttiyasi platelet secara ireyersibel selama alterriatif untul: alrtiyasi platelet, lc-andisi stress tinggi.
mesa hidup platelet yaitu B-10 hari. Aspirin rnerupakan polimarfisme gen dan interaksi obat.
jenis cilaat guiongan inhibit-Dr CU}!-1 yang mernegang Sebagai tambahari dari Tiklapidin dan ltlopidngrel,
peranan panting dalam penangan PJK. Aspirin dosis I:-elakangan telah clialcui dua jenis antagonis P2‘r"l2 lain
awal 150-200mg diikuti dengan ?5mg-1DDmg per yaitu Prasugrel dan Ticagrelar. Keduanya telah dianggap
hari clireltnrnendasikan pada semua pasien PJK ltecuali mernililci efilcasi yang lebih balk dibandingkan dengan
dilttintraindikasikan. Klopidogrel, rneslcipun dengan efelc samping perdarahan
Penghambatan COX juga akan rnengakibatlcan yang lebih tinggi. Eel:-erapa jenis obat antagnnis reseptor
pe ngha mbatan prgdulcsi Prcistasiklin {PG2} yang b-erfungsi P2‘i’1 2 yang lain banyak yang dikeminangkan, antara lain
selaagai pelindung Iamhung, sehingga pemberian aspirin Cangrelar dan Elinagrel yang dapat cliaclmiistrasikan
dapat rnengalcibatkan ulltus gaster. Efek samping ini secara parenteral
bergantung pada dasis. Prasugrel merupakan generasi ice-3 Thyenapyrirline
yang bersifat pro-drug. Hldnlisis clan 0|-tsitlasi Prasugrel
Antag-anis reseptor P2Y12 Adencisin Difiasfat menjadi meta lauiit altif lebih cepat bila dilaandingkan dengan
{FIDPI klepidngrel. mernbuat Prasugrel rnemberikan unset yang
Pada saat terjadi alttiyasi platelet, adeni:-sine clifrasfat lebih cepat dibandingkan dengan Kicipidugrel. Penal:-erian
{ADP} alcan dilepaskan dari platelet clan alcan berilcatan Prasugrei dimuiai pada dosis EU rng clilanjutkan dengan
dengan dua resepttar, PZY1 unlruk mengintiulcsi peruiaahan 1D mg per hari. Cllbat lcedua, Ticaigrelar rnerupakan cilaat
laentuk platelet dan P2‘i"l2 untuk rnernacu aktiyasi dari kelas terbaru yaitu Cyclapentylirriazalapyrimnicline.
ANTITRDMBOUTIK DAN TROMBOIJTIK PHDA FJK
_ 14??
Elbat ini bekerja dengan mengilcat reseptor F‘.31‘i’12 secara jam. Pemberian UFH tidal: baleh melebihi 40 jam lcarena
langsung dan reversible. Walctu paruhnya rendah {E--‘I2 berisilta menyelaalaltan trpmbpsitnpenia. Dihandinglcan
jam} eehingga mernbutuhltan dua dosis per hari. Dosis LMWH, UFH memililci keunggulan dalam pernlaerhentian
awal ‘ficagrelpr adalah 180mg dilcuti dengan 90 mg dua efek antilcpagulan yang bisa dilalcultan dengan cepat, serta
kali sehari. bersihannya yang tidal-c melalui ginjai sehingga lebih arnan
bagi penderita gangguan ginjal.
Inhibitor Gliltoprntein llhfllla low Molecular Weight Heparin [LMWH] memililti
Obat gciliangan ini bekerja dengan meng hambal: reseptor berat moiekul sepertiga UFH. l.MWl—l rnemiiiki hi-ayailaiailitas
atllbB3 yang berfurigsi sebagai perleltatan integrin platelet, yang lebih tinggi dan waktu paruh plasma yang lebih
dan mencegah alctiyasi clan hubungan silang tahap akhir panjang bila dibandinbgkan dengan UFH. LMWH hekerja
platelet nleh fibrin dan faktar ydnwiilenlzirand. dengan cara yang hampir serupa dengan UFH yaitu
Tiga jenis dtiat yang sering digunaltan dalam lcasus dengan la-erinteralcsi dengan antitrcimbin Ill yang kemudian
F'.ll( adalah Abciatirnab, Tirofiban dan Etifibatide. Peran akan menghambat laktor Ia, serta efelc langsung pada
inhibitor Glikdprntein llbfllla dalam penatalaksanaan PJK tr-ambin, namun tidal: seltuat heparin. Pemberian LMWH
masih minimal lchususnya pada kondisi masih terjadinya secara subkutan membuatnya lebih pralttis dibanciingkan
trnmbaemboli dalam meskipun setelah menggunalitan dengan UFH, LMWH juga lebih murah clan mengurangi
dual antiplatelet aspirin dan antagpnis res-eptnrP2‘i"l 2 risikp terjadinya inleksi intrayena.
Ennataparin merupalcan LMWH yang paling sering
digunakan. Pada infarit miplcard. enpxaparin terbultti
ANTIKUAGULAN lebih bail: daripada UFH dalam menurunkan martalitas
atau infark beruiang rneskipun dengan risilca perdarahan
Oral yang meningkat. Ddsis yang diberikan adalah ‘lmg,.-"l<gBB
Warfarin merupakan antilcpaguian dral yang paling sering sublcutan setiap 12jam , dilcnmbinasilcan dengan aspirin,
digunalcan, mesltipun efelt samping berupa pendarahan klnpidpgrel, dan terlcadang inhibitor Gpllbrllla. Dnsis
sering ditemuitan. Dalarn penggunaannyam warfarin diturunkan pada pasien dengan GFR <3i]'rnl.-"11'ler'iit menjadi
interisitas tinggi {target INR 3-4] maupun sedang {target satu kali sehari.
INR 2-3} masih menunjulckan efikasi yang lebih balk inhibitor selektif faktpr lla, Fandaparinux juga
dari aspirin dalam rnencegah terjadinya trombaemboli. memililci strul-ztur mirip dengan heparin. Fnndaparinux
Warfarin bekerja dengan menginaktivasi vitamin it di berilcatan secara kuat dan reyersibel dengan antitrdmbin.
dalam mikrasnm sel hati dan menyebablsan penelcanan menglcatalisasiltan efeic inhilziisinya terhadap faktnr
prpduitsi falctar-falttpr knagulasi yang prpses prndulcsinya Zita sampai 300 lcali. Fondaparinux sublcutan memiliki
bergantung pada vitamin it {faktor II, WI, lit. dan >0}. bioayailabilitas yang tinggi dan walttu paruh yang
Antikoagulan aral lain bekerja dengan menghambat panjang sehingga dapat dberiltan selcali sehari. Basis yang
trombin secara langsung [Dabigatran} dari menghambat digunaitan adalah 2,5mg subi-:utan per hari.
falrtor I-ta {Riyaraxaban dan Apixa bani. Obat-obat ini telah Antilcaagulan parenteral lain, yaitu Bivalirudin,
dial-:ui peranannya dalam penanganan artrial fribrilasi merupalcan analog sintetis dari Hirudin, senyawa
untul: rnencegah stroke, namun belurn direkomendasikan yang terdapat pada lintah_ Biyaliru-din belcerja dengan
dalam penangannan Pill menghambat tr-ambin secara langsung clan mencegah
perubahan filarindgen menjadi fibrin. Sampai saat ini
Parenteral Biualirudin meru pa kan satu-satunya antiltaagulan IV ya ng
Sejak ditemukan pada tahun 1916, Heparin telah mampu mernurunkan isltemia setingl-:at dengan heparin.
rnenjadi cilaat yang penting dalam penanganan lcasus namun seltaligus menurunltan risikn perdarahan terkait
trombosis Heparin tidal: terfra lcsi {U FH} rnemiliki strulttur dengan prdsedur percirrnneous camnary intervention [PEI].
muknpnlisakarida dan dapat mernpenganihi mekanlsme Biyalimdin dilaeriltan dengan dosis 0,T5mg,r’lcgBB sebelum
lciaagulasi dan pembuiuh darah melalui pruses yang PCE dan dilanjutkan 1,?5mg,.[jam selama PCI.
ltei|'nplelt5. Efek utarna UFH adalah dengan mengikat
antitrarnbin lll dan tramlain untul: rnenghamhat agregasi
platelet serta menghambat fal-rtor Xa beserta falctn lain FIBRIHDLITIK
padajalur koaguiasi intrinsik.
Penggunaan UFH dilcontrdl dengan acuan nilai Meslcipun PCl merupa kan terapi pilihan pada STEII.-‘ll, Tera pi
aF"|T 1,5-2 kali nilai nannal. Pada pasien PJK digunaltan fiiarindlitilc masih merupalcan terapi reperfusi yang sering
heparin dengan dosis l5i]—?i}ll..L-"itgE-B sampai 5000 ILJ dan digunaltan mengingat masih banyak fasiiitas lcesehatan
dilanjutkan dengan I.'.l05i5 ‘l2-'l5|L|_.i"irgBB sampai 1000lU,i" yang jauh dari PCI.
14".i'$ 'PEN‘|".IiK1T JANTLING KORDNER
Terapi fibrinolitik srecara umum memiiiki tujuan untulc rumah sakit dan dilarrjutltan untulc setemsnya
rnengaktifkan plasmin yang berperan dalam mendegradasi - lilo pid ng rel atau Prasug rel atau Ticagrelor dalam
fibrin. Beherapa obat yang digunaltan Antara lain tissue dosis awal dan dosis lanjutan harus diberilcan
plasminogen activator {tPA} atau Altepiase. Tenecteplase - Pasien yang direncanaltan tindakan inyasif harus
[TNK]. Reteplase {rPA]| dan Streptokinase mendapatlran dual antiplatelet yang terdiri dari
Alteplase r{tPA]i merpal-:an enzim yang secara normal aspirin dan
terdapat pada tubuh yang berikatan dengan fibrin dan - Kiopidogrel atau Ticagrelor atau Eptifrbatide
ber-Fungsi untul: mengubah plasminogen menjadi plasrnin atau Tirofihan sebelurn PEI
yang alriif. llratan ini lebih kuat bila dibandinglsan dengan - ltlopidogrel atau Prasugrel atau Ticagrelor
Streptolrinase dan Urokinaea. sehingga sifat fitrrinoiitik atau inhibitor Gpllbfllla setelah PCi
tPA iaersifat selelctif. Dosis tPA yang disaranltan adalah - Pagien yang direnraanaltan tindakan ltpnseryatif
100mg secara W‘ dalam 3jam terbagi menjadi 50mg pada harus mendapatlcan aspirin dan terapi anti-
jarn pertama, 20mg pada jam lcedua dan 20mg pada jam koagulan ditembah dengan lriopidogrehatau
ketiga. Pada pasien dengan berat badan <6-5kg dapat ticagrelor
tliberiltan dosis '|,25rng,r'lcgEEi. - Antikoagulan: Lil’-H cliberiitan selama 4-B_jam atau
Tenecteplase [TN K] meru palsan turunan tPA dengan 3 enoxa parine atau fonda parinux diberilcan selama
loltasi perubahan asma amino, mernlauat TNK mengalami durasi di rumah sakit sampai B hari, ltemudian
bersihan plasma lebih sedikit, waktu paruh yang lebih dihentilcan
panjang, dan spesifisitas fibrin yang lebih tinggi. TNK - Sernua obat P2‘r"|2 diberiltan dalam dosis awai
diberiican secara IV bolus dengan dosis 0,5mg.ilrgBB. dan diianjutkan oleh dosis lanjutan selarna 12
Fteteplase {rPA}juga meru pa kan turu nan dari tPA dengan buian
walrtu bersihan plasma yang lebih panjang dan diberikan - Pasien yang direncanaltan untult tindal-can CABS
dengan regimen dobel bolus [T0 IU dan 30 EU iii selama - Aspirin dilanjutkan
10 menit dan 30 menit}. - Antagonis P2‘r'12 harus dihentilcan sebelurn
Ketiga obat di ates membutuhltan Heparin yang CABG {5 hari untul: ltiopidogrel dan tirzagreior,
diberilcan segera setelah seiesai terapi fibrinolitilc. Dosis 'r' hari untul: prasugrei}
yang dianjurlran adalah bolus 4000 IU, sebagai dosis - Gpllbfllia dihentikan -'-ljarn sehelurn CABG
standar dengan dosis penyesuaian lebih rendah pada usia - Antikoagulanz UFH diianjutlcan, Enoxaparin
Ianjut, Pemberian heparin intrayeria dilanjutkan hingga 43 dihentikan ‘I2-Zsljarn Sela-Elun"i C-\'3l.BG, Fonda-
jarn dengan target aPTT 50-T5 detii-:. parinux dihentikan 24 jam sebelum CABG,
Streptolrinase rnerupaltan obat trombolitilc yang Biyaiirudin dihentiltan 3 jarn sehelum CABG
pertama namun masih sering dipakai. Streptokinase ST Elevation Myocardial Infarction [STEMII
bekerja dengan berilrzaptan pada plasminogen dan Renoana Percutaneous Coronary Intervention {PEI}
menjadi enzim yang mangalctiflcannya menjadi plasmin. - Aspirin harus diberilcan dalam dosis awal segera
Streptokinase juga akan meninglcatltan jumlah protein sebalum PEI dan dosis lanjutan untuk seterus-
C yang dapat membantu dalam degradasi fibrin. Ubat nya
generasi setelahnya merniliki efikasi yang lebih tinggi. - Inhibitor reseptor P2‘i'"|2 tklopidogrel atau prasu--
namun dari sudut biaya streptolcinase lebih terianglcau grel atau ticagrelori harus diberilcan dalam dosis
masyarakat. Dosis yang digunakan adalah 1,5 juta IU awal sebeium Pill atau setelah PCi dan dosis
streptokinase dalam 1U0mL cairan saiin selama 30-50 lanjutan selama i tahun
menit. - Antagonis reseptor Gp libfllla dapat diberilcan
bersama UFH atau Biyaiirudin pada pasien
tereterrrtu
REKDMENDASI APLIKRSI KLINIS - Terapi antikoagulan:
I UFH dapat diberiltan sendiri {T0-'llJ0lU,r’i-tgBE.
Penyakit jantu ng ltoroner stabil bolus} atau hersama antagonis reseptor
- Aspirin T5-162mg per hari direkomendasikoan Gpllb.-“Illa [50-‘r'0mg.r'l<gl3B bolus, atau
- Klopidogrel dapat digunakan sebagai pengganti - Bivalirudin 0,‘.-'5 mg,rkgl3l3 IV bolus diikuti
atau dual terapi dengan aspirin dengan dosis ?S 1,?5mgfkgl3ELl_iam
mg per hari - Fondaparinux tidak direlcomendasiican
Angina tirrlak stabilf Non ST Elevation Mymcnrdiul Ftencana Fibrinolitilt
infarction |'N5TEl'IrI'll] - Fihrinoiitik [Teneci:epIase atau reteplase atau
- Aspirin harus diberilcan segera setelah sarnpai di alteplase atau 5'l;rEPl;0ltinase} diberilcan pada
JNTITRDMBOLITIK DAN THUMB-D|.|T!'K PHDA PJK
f 14:?
pasien STEMI <12 jam seteiah muncui gejala
Cor0w1arj;5}-'I1d.tomes. Circulation. 2D|11;Il3'e'[:3ti53?2-
dan PEI tidal: dapat dilakukan dalam 12-[1 menit E'J'f_ia:|.'a PT. Kus1'tnerFG.. Astheim DD. Casey DE, Chung itfli, tie
pa sien clitan gani Lemos IA, et al.. 2313
- Aspirin harus dioerilcan ciaiam dosis awar segera ACCFIMIA Guideline for the M-R.l'l.agEn'u_'nl of ST Elevation
M3-“o-cordial ll1.farrtion. A Report of the American Foilege
clan dosis lanjutan untuk seterusnya
of Cardiology Fotmdaoonf American Hearts Associafion
— Klopidogrel harus diberikar: dalam dosis awe] Task Force on I’rac"tica.I Guidelines. Circulation. P.U13;12?:
{pasien usia <T5tahun} atau tanpa dosis awal 1:362-e'=L25
{pasien usia H5 tahun} dan dosis lanjutan Opie LII. Grersh B]. Drugs fior the Heat, 3”‘ ed. 2013. I-‘hitadeipia:
El5e1."i:':r Satutders
seiama T tahun Smith 5-W, \"\-"i!Lihva.tl1Tr"'|'. Acute 'c1Z?1'II!Il'l3.1':|-'S‘].“1'lLi.‘l'.‘Cl-Il‘!|ES. Emerg Mod
- Terapi antikoagulfan Clilt N Am. ZIIFE-; 24: 5389-
- UFH diberikan dengan dosis ciisesuaikan
untuk mencapai aPT|' 1,5-2,0 kali nilai normal
selama 43 jam atau sampai revaskularisasi,
atau -
- Enoxaparin diberikan dalam dosis bolus 30
mg IV diikuti1mgJ'kgBB SC dalam 15 menit
setiap 12jam [pasien usia <?5 tahun} atau
tanpa dosis bofus 'D,?5mgjkgEB SC setiap 12
jam {pasien usia 2?5 tahun} sampai 3 hari
atau sampai revaskuiarisasi. Dosis lmgflcbflfi
SC per 2%-jam bila GFR<3UmI, atau
- Fondaparinux diberikam dalam dosis awai
2.5mg IV lalu 2.5mg SC setiap hari sampai 3
hari arau revasltuiarisasi. Dikontraindikasikan
pada GFR <3lJmL,i'menit
REFERENSI
ANGIDPLASTI HDRONER PERKUTAN Akan tetapi pasca PTCA, real-csi penyembui-ran ini dapat
terjadi dalam bentuk remodelling, elostlc recoil clanratau
Angioplasti lcoroner diperkenalkan oleh Andreas Gruentzig hiperplasia neointima. Negative remodelling. elastic recoil
sebagai tindakan revaskularisasi koroner non-beclah dan hiperpiasia neoinitma ini akan menyebalolcan terjadinya
pada tahun 19??. findakan angioplasti koroner ini lazim restenosis. Karena itu dikembangkan penggunaan sterrt.
dinamalcan percutoneous oonsluminolcomnorjr angioplasty Scent dapat dipakai untuk mengatasi komplikasi akut
|[F*TCA}. Pada waktu itu teknik yang dipakai hanyalah seperti hasil dilatasi yang suboptimal, diseksi oklusif dan
menggunakan balon yang climasukkan ke pembuluh infarkjantung akut yang dapat terjadi sebagai akibat dari
koroner yang stenotik, setelah itu balon dilcembangkan ini. Sterrt dapat pula rneng harnbat negative remodeling dan
clan dengan clemiirian stenosis rnenghilang atau amat elastic recoil. sehingga pen-ggunaan stent al-can mengurangi
berkurang. ialu loalon dikernpiskarr dan tiilceluarkan. restenosis.
Teknik ini dapat amat efelctit tetapi kadang—kadang dapat Slant pertama ltali dipakai pada manusia oleh Puei
menyebabkan komplikasi seperti oklusi arteri rnencladak |:li Toulouse dan Sigwart di Lausanrte. Stem‘ merupalcan
akibat diseksi dan infark jantung akuts. Te knik angio plasti struktur metal yang dapat menyangga pembuluh darah
koroner berkembang pesat sejak diperkenalkannya supaya tetap terbuka. Secara garis besar. ada slant dalam
penggunaan "alat-alat baru” yang bukan hanya menaikkan bentuk self-expending stent di mana sterrt terbungkus
angka keberhasilan angioplasti Ito-roner tetapijuga amat dengan mernizrran dimasukkan ke lesi stenotik dalam
menururrkan risiko tindakan. Dengan perkembangan bentuk belum terkembang, lalu dengan menarik
ini rnaka istiiah PTCA menjadi diperluas dan pada saat rnembran, ma ka stent terbu ka. Kemudian da pat dila kukan
ini lazim disebut “interyensi 1-zoroner perkutan" atau optirnalisasi dengan baion. Akan tetapi ltebanyaitao stent
percutoneous coronary lrrtenrention {PEI}. Salah satu “alat yang sekarang dipaicai adalah he ntulr. lzrolloon expandable
baru” yang amat hermanfaat adalah slant. Pada masa stenl. Di sini stenl dalam keadaan helurn terlcembang
sekarang, PTCA murni suclah jauh 1ebih_]ararrg dilakukan. diternpel pada baton sedemikian sehingga profilnya kecii
karena pada umumnya diiakukan pemasangan stent. dan dapat climasukkan he lesi stenotik. Se-telah sarnoai cli
ternpat target, stent dipasang dengan rnengemhangkan
loalon. Kemudian balon dikernpiskan clan stent clitinggai
STENT di clalam- Bering diperlukan preparasi lesi stenotil-: untuk
memudahkan penempatan dan pernasangarr stenl -|:|i
PTCA selalu menyebahkan trauma pada dinding arteri. ternpat Eesi, rrmumnya dengan rnelakulcan preriilatasi
terutama dapat rnenyebabkan robekan clincling pembuluh dengan balon (balon loiasa atau balon khusus seperti
atau disc-ksi. Makin besar alat atau tekanan clipakai, cr.rttir1-g balloon} atau tindalraan ajungtif lain seperti rotablasi
maka trauma yang diakibatkannya rnakin besar, bukan atau ate rektomi. Pasien yang me-njaia ni pemasangan stent
hanya seoatas intima atau plak, tetapi dapat lebih dalam umumnya diner] Zjenis obat antiplatelet untul: rrrencegah
me-ncapai media atau bahkan aclyentisia. Trauma ini akan trombosis slerrt, minimai satu buit-m.
rnencetuskan terjatlinya proses penyembuhan dan akhirrrya Pada waktu slent pertarna lcali dipakai pada manusia,
dinding pembuluh alran rzlilapisi enclotel normal kembali. penggunaan stent ternyata dapat menyeoabkan kornplikasi
at ~ 1420 »-~ a
INTERUENSI ICDRDNER FERKUTAH
_ 1431
trombosis alcut atau subalcrrt, yang dapat mengaltibatkan penyeliclilcan-penyelidikan di mana sterrt sudah mulai
terjadinya infark jantung altut dan lcematian. Kemudian dipalral. Penggunaan slent menurunlran tislto tindal-:an
dilcetahui, bahwa terjadinya trombosis amat tergantung reyasl-tularisasi ulang {target lesion revoscularlzorion, TLR}
pada hasil pemasangan stent. Karena itu pada walttu sarnpai setengahnya. Selaln itu bail: slent maupun CABG
pemasangan stenl haruslah diyakini bahwa hasilnya sama bail: memperbaiki lcelul-ran pasien [angina].
harus optimal. Colombo rnembulctiltan, bahwa komplikasi Llntulc kl-:-lainan banyak pernbuluh {"mtrllE1resSEl
ini dapat amat clilcurangi dengan melaltultan dilatasi disease". l'rr1‘u'D]r ada beberapa penyelidikan panting
balon dengan teltanan tinggi. dan dibulctilran dengan perbandingan PC] dengan stent clan CABG. Pada
lntrar-oscular ultrasound (|'llUS]|. penyelidikan ARTS (Arterial lterrascularizotion Therapy
Pr-:-nggunaan stent terbukti dapat menekan terjadinya Study] diacak 1205 pasien untulr menjalani pemasangan
restenosis alribat PTCA Selain itu stentjuga amat berguna stent atau CABS. Setelah satu tahun, tidal: ada perbedaan
untuk mencegah oldusi pembuluh akut seperti misalnya dalam angka kematian atau infarlc jantung, walaupun
altibat dis:-:-lmi. serta untul: menyempurnaltan hasil PTCA demilrian ltelompolc stent lebih sering menjalani TLR.
yang masih suboptimal. Penyeliclikan BENESTENT dan Pada penyelidilcan ERA-El ll {Argentine Randomised Study
STRESS rnernbulrtikan. bahwa penggunaan stent lebih of Stenls versus CABS in Multivessel Disease} angka
superior dibandingltan PTCA dalam lcaitan dengan harapan hidup bahkan lebih balk pada I-telompolr. stent
restenosis dan "event free survival‘. Sejalt itu mirrat orang (914 1-rs 92.5 person; p< EH11 5} dan pula angka bebas
terhadap pemasangan stent menjadi amat besar {stent serangan infarltjantung juga lebih balk pada lcelornpolr.
frenzy}. Stent menjadi amat sering dipasang dengan stent r[9i'.'l ys 93.4 persen; p <il.0‘l T], tetapi kebutul-ran TLR
indikasi yang amat luas untul: tatalaksana stenosis yang lebih sering diperlultan pada lrelornpok stent, walaupun
bahkan tidal: termasuk dalam lesi yang diselidilti pada biaya lceseluruhan untul: keclua lrelornpolt same. Pada
penyelidiltan-penyelidikan tersebut penyelidiltan Sofi {Stent assisted PCT versus CASE in
Restenosis setelah pemasangan stent lebih ltecil rnultirressel coronary artery disease}. anglca rnortalitas dan
daripatla restenosis pasta PTEA. yaitu sekitar to-ran. infarlrjantung sarna banyalr pada lreclua lcelornpolr PCJ atau
walaupun untul: lesi-lesi ltompielcs angka ini dapat lebih CABG. TLP. dipetlukarr lebih sering pada ltel-ompo-it Ftlll.
tinggi lagi. Berbagai fa lttor berpengaruh terhaclap terjadlnya
restenosis. Falrtor lrlinik seperti diabetes melitus, atau angina
talc stabil alran menailcltan angka rostenosis. Falttor tindakan DRUG-EL UTING 5'TENT
antara lain pemasangan slant yang lturang sempurna
{misalnya aposisi stent lre dinding kurang sempurnal. atau Dengan makin luasnya pernaltaian stent, problem utama
diseksi yang tal: diatasi juga me-mpermudah teriadinya PEI yang sr.rl'rt dipecahltan adalah restenosls. Stent mem ang
restenosis. Moriologi lesijuga amat berpengaruh. termasuk menurunlran lcelcerapan restenosis, tetapi hiperplasia
yang rnenaikkan itecenderungan restenosis misalnya le-Si neointima tetapi terjadi. Penggunaan obat sistemiit
yang panjang atau difus. olclusi total, diameter pernbuluh ternyata tidal: mernberi hasil bailc. Salah satu usaha
lrecil, lesi ostial. lesi restenotik, sorta Iesi pada pembuluh untul: mengatasi ini adalah dengan mernberilcan radiasi
graft strplreno. Untuk menilai apakah pernasangan stenl intraltoron-er. Tindalcan ini lazim dinamalcan bralciterapi
sempurna dapat dilakultan pemerilcsaan NUS, angioskopi, lisrroclrytneropyjr. Llpaya lain yang ltemudian ternyata
fractional flow reserve iFFR} atau coronary flaw reserve memberi hasil arnat rnemuaskan adalah penggurraan
|[CFF-E], akan tetapi pemeriltsaan ini tidal: mutlak lagipula drug-elutlng stent {DES}.
menaiklcan biaya tindalcan. Pada prinsipnya, DES merupakan stent yang
Perbandingan antara PCI dan operasi pintas ltoroner bersalut obat. D-bat yang dipakai harus mempunyai
{coronary artery bypass surgery, CABGJ diselidiki pada 13 efek antiproliferalif clan antiinflamasl, sehingga dapat
penyelidiltan yang rnencalcup '.-‘Q54 pasien. Pada kurun me-neltan hiperplasia neointima. Dengan dernilcian secara
walctu pemanlauan ‘I, 3 sampai B tahun, tidal: clitemul teoretis, obat yang potensial tolcsilt bila diberilcan secara
perbedaan anglta lternatian antara kedua lcelompok sistemilt dapat diberi secara lolcal dalam konsentra si yang
terapi retrasltularisasi tersebut. Penggunaan stent amat kecil, tetapi efelctif dan lebih aman. Supaya obat
ternyata banyak memberi manfaat. Pada penye|idilran- dapat menempel pada stent diperlultan polimer. Polimer
penyelidilran terdahulu di maria stent belum dipakai. berfungsi sebagai pengangkut obat dan setelah sterrt
ditemui lcecenderungan bahwa CABG lebih bailr daripada dipasang obat akan mengalami difusi secara perlahan
PCI pada tahun ltetiga; hal mana tidal: ditemui lagi masult lte olinding pembuluh. Hasil janglta panjang
setelah dipalrai stent. Kecenclerungan bahwa CABG tergantu ng dari reaksi tubr.rh [pembulu hi terhaclap polimer
lebil-r bail: daripada PCI hilang walaupun rnortalitas dan obat danj uga terh adap stenl itu sendiri. Penye|idilr.an-
altlbat CABS menurun dari 5.2% menjadi 3.5% pada penyelidiloan terdahulu dengan stent bersalut emas, juga
P'EN‘l'.M€H' JANFIJNIS KQRUN ER
dang an Qua D5 stent, aktinamisin, dan batimastat. ternyata Ratterdam Cardialagy Hospital} pada Tharaxcenter.
gagai karena DES ini lebih menyehabkan real-zsi pralifersi. Rat-terdam, Negeri Eieianda, membuktikan kearnanan
peradangan Einflamasi}, atau lebih trambagenik daripada penggunaan SE5 pada pasien sindrom karaner akut,
stent biasa {bare meta! stent, HMS] termasuk STEMI. Penyelidikan di Rotterdam tersehut
DES yang kzernudian ternyata rnemberikan hasil bail: juga menunjukkan bahwa SE5 patensiatjuga bail: dip-alcai
adalah siratimus-etuting srent (SE5) dan pactttaxei-etuting untuk memperhaiki restenasis setelah pemasangan stent
stem: {FEE}. Hal ini terbukti dari banyalc penyelidikan seri |["t'nstent restena5:3"]|. Pada penyelidikan lain di mana 353
lcasus atau penyelidikan aeak yang telah dilakukan dan pasien dengan T35 lesi stenatiic menjalani pernasangan
dipublikzasi, [Tabei1} B41 stent, restenasis >-50% hanya ditemui pada 11 pasien
Penyelidikan pertarna pada manusia dengan SE5 dan pada semua pasien dalam bentuk fakai {bentuk
dilakul-can pada 45 pasien di Saa Paala, Brazilia dan restenasis paiing ringan dan paling mudah dip-erbaiki].
Rotterdam, P-Iegeri Beianda. SE5 ternyata dapat hampir Harus ditamhahkan bahwa pada seri ini stent dipasang
sernpurna menghambat praliferasi neaintima pada pada Iesi yang relatif panjang (1143 5-_ 12,19 mm} dan
pernantauan setelah 4 bulan. Setanjutnya pemantauan anatami Iegi yang lebih komplelts, di mana laiasanya angka
seteiah 1 dan 2 tahun menunjukican bahwa pen-ekanan restenasis dengan EMS amat tinggi.
hiperpfasia neaintima ini me neta p, dibuktikan balk dengan Untuk PES, penyelidikan pertama yang dilakukan
NUS atau"qruantirari1re caranaqr angtagraphy IQCA}. adalah TPHU5-I di mana dipakai "paciitaxet, patymen NIR
Pada penyelidikan Randomized Study With the stents}-'51em". Sejumlah 61 pasien diacalc mendapat HMS
Siratinaus-Hating Bx Vetacity Baitaan-Expandabte Stent atau PES. Setelah dipantau 12 hulan. angka MACE adalah
(R.-WELJ triat, 235 pasien secara acak rnendapat srent biasa 3% {1 kejadianj pada kelampok TAXLF5 dan 10% (4 kejadian
{EMS} atau SE5. 5-etelah I5 bulan, restenasis ternyata 25% pada 3 pasien} pada kelampak BM5 dan tidak ditemui
pada icelam pak EMS dan 0'3-5 pada kelamp-ck SE5. Selain itu trambasis stent subakut. Walaupun perl:-edaan ini tidal:
tak ditemui trambasis subakut dengan kambinasi 2 obat mencapai kemaknaan statistik, diameter lumen minimal
anti-platelet. Pada pemantauan 1 tahun ksekerapan kejadian Fminirnai iuminatdiameter“, MLD1 secara bermakna lebih
karaner mayar {majar adverse cardiac events. MACE} 25% haik pada kelampak TAXUS.
pada kelampak E-M5 dan hanya 5.8% pada kelarnpak Penyelidikan ASPECT melibatkan 1?? pasien dengan
SE5. Perbedaan ini terutama disebabkan aleh rendahnya Iesi pendek {kurang dari 15 mm}, dan "ideal" {diameter
kabutuhan revasicularisasi ulang pembuiuh target ("target pernbuluh 2.25 sampai 3.5 mm} dan secara acak mendapat
vessel revascutarizatian", WE}. Pada R.-WEL, setelah 3 B-MS Coal: Supra-G atau PES di maria dipakai 2 macam
tahun dapat dipantau 114 pasien pada kelarnpak BM5 dasis. Penilaian penyelidikan ini agak sulit karena dipakai
dan 113 pasien pada kelarnpok SE5. Dilaparkan WR 11,495 3 macam regimen obat anti-piatelet Restenasis terjadi
pada keiampak SE5 dibandingkan dengan 33,656 pada selaesar 4% pada kelarnpak PE5 dasis tinggi, 12% pada
F-celampak EMS. Data ini jelas membuktil-tan bahwa hasi1 kelamp-ak PES dosis rendah dan 234% pada kelamp-ak EMS.
baik pemasangan SE5 da pat dinikmatijangka panjang serta Pada eyaiuasi NUS, terbukti bahwa pada kelampak PES
menurunkan kebutuhan tindakan revaskularisasi uiang. hiperplasi neaintima dapat ditekan.
Penyelidikan 5fR!U5 {firatimus-Etuting Balloon Penyelidikan TAKU5 [1-I’ merupakan |::enye1id1kan
Expandable Stent in the Treatment af Patients with De praspektif, ecak ganda tersamar “stew-release; paiymee
N01.-'0 Native Caranary Artery Lesions] meiibatkan 1053 based pactitaxei-NJR stentgrstem pada T3 senterdi Arnerika.
pasien yang diacak menjalani pemasangan stent ‘aiasa Sejurnlah 1314 pasien dengan lesi pemlauluh karaner
{EMS} atau SE5 pada 5-3 senter. iiahart ini melibatkanjuga berdiameter antara 2,5 sarnpai 335 mm dan panjang
pasien diabetes melitus (25%), kelainan yang lebih panja ng 10 sampai 23 mm diacak untul: mendapatkan EMS atau
[rerata 14,4 mm] dan diameter p-embuluh lebih kecil {rerata PE5. Pada pernatauan 9 bulan, waiaupun angka kematian.
2,3 mm} dibandingkan dengan pa-puiasi FUWEL Sekali tagi Intark jantu ng, atau tram basis stem‘ subakut tak berbeda
terbukti bahwa kelarnpak SE5 mengalami MACE pada antara keiamp-ak EMS dan PES {fl,E-9'5 vs. 115%], restenasis
kurun waktu pemantauan ZTE} hari yang 1ebih rendah pada angiografi arnat manurun dengan pan-ggunaan
dari kelampak EMS {?,1‘?-1; vs 1r£-1,21%], dan hal ini terutama PES dibandingkan BM5 {?,5% dibandingkan 26,635}. Atas
I-:-arena kebutuhan untukTLR lebih rendah pada kelamp-ak dasar hasil baik ini FDA menyetujui penggunaan PE5 di
SE5 dibandingkan keiampak BMS 114,1 Bays 15.6%}. Dengan Arnerika. TM-{U5 If! merupakan penyelidikan registri yang
evaluasi QCA dan |‘u'Ll5 dibuidikan bahwa mekanisme efek memperlihatkan bahwa PE5 ini patensial dapat dipakai
baik tersebut adalah karena prases hip-erplasia neaintima untul: pengalaatan instant restenasit.
da pat ditekan Penyelidikan perbandingan (REP-.Li'T‘f, SIRTPJQ antara
Selanjutnya penyelidikan RESEARCH dan T—5EAF.'CH SE5 dan PE5 tidal: memperlihatkan p-erbedaan berma!-ma
[Rapamycin-Etuting and TAXUS Stent Evaiaated At |[M.C. Marice. presentasi aral, American Catiege af
IHTEFWENSI ICU-RDNER PERKLITAN
E_ teas
Cardiology Scientific Session, Drlando, Fla, Maret 2lIHJS;S. baik, DES seri ng clipai-:ai untuk indikasi diluar dari inclii-ta si
Windecket presentasi oral,Arneric-an Coiiegeaf Cnrdioiagy
yang telah cilia kulcan pada penyeiidiioan yang telah seiesai
Scientific Session. Drlanda, Fla, Maret 2005}.
[a,fi'—iabei use}. Dengan demikian di seluruh clunia pada
Harus diingat, bahwa itebanyakan penyelidiican saat ini kecenderungan untuk operasi pintas ltoronerteiah
melibatican pasien dengan angina stabil atau tak stabil,
rnenurun dengan pesat.
stenosis 51-99%, diameter pernbuluh 2,?-'5-3,5 mm,
panjang Iesi 15-3!] mm. Pada icebanyaitan penyelidiltan
tidak dimasuickan pasien dengan infark akut kurang
BRAKITERH Pl
dari 48 jam, fraksi ejeltsi iturang dari 0,25, riwayat atau
dalam rencana alcan diialtukan braititerapi, riwayat PCI instant rest:-:-nasis umumnya terjadi di dalam scent dan
pada lesi sama, iceiainan atau penyalcit Iain yang akan sering pula terjadi pada tepi stent. Walaupun angioplasti
mem perpendek umur, kontraindiitasi aspirin, tienopiridin, balon merupalcan cara paling mudah dan aman untul:
atau substansi stent, insufisiensi ginjal atau icelainan memperbaiki hal ini, anglta iceicambuhan ltembali amat
hernatpiagi. Selain itu temtasuk dalam itandisi yang se-ca ra tinggi. Banyak faittpr rnemudahitan terjadinya restenosis
angiografiic umumnya dimasuklean dalam itriteria eksklusi instent : lesi yang panjang (>3-D mm}, penggunaan stent
adalah: lesi ostium, lesi I:-ifurkasi, lesi unprotected ieft panjang. diameter pembuluh kecil {<25 mm}, diameter
main, lesi pemhuluh graft vena sapnena, kaisifiitasi berat, pembuluh pasca tindakan kecil, buntu total kronis, iesi
trombus. tortuositas berat, dan oltlusi pembuluh. ostium atau bifurkasi, adanya diabetes rnelitus.
Llntuk mengeiraiuasi apakah DES dapat dipakai pada Pada beberapa penyelidil-:an, penggunaan brakiterapi
subset kelainan angiografik yang beragam tersebut, intrakoraner dan intra-SUE memt:-erikan hasil yang
Serruys dkie telah menyelidikinya pada registri RESEARCH balk pada penilaian klinik maupun angiografil-: cukup
dan T-SEARCH. Pada pasien sindrom koroner akut memuasitan {GAMl'--'IA—l, WRIST, LONGWRIST, START,
penggunaan DES pada 193 pasien dibandingitan dengan |NH|BiT, S‘y'G-Wi-HST). Restenosis pada tepi stent
penggunaan EMS pada 3&1 pasien. MACE termasuk merupaitan penyulit yang iturang mertyenangitan, tetapi
kematian |[3,D% vs 3,055}, infarkjantung nonfatal [3,UB*5 its dapat dikura ngi dengan penggunaan sumber radiasi yang
1,09%), dan TLR (1,054 ys 2,155} tak berbeda untul: SE5 dan lebih pa nja ng {atau teknilc sekuen sial, puii-back technique}
EMS {total 5,1’-K; vs 65%]. Lemos rnenyelidiki pe nggu naan di ma na segment of interest dapat secara eieictif diradiasi.
SE5 pada TEE pasien STEMI dan dibandingltan dengan Manfaat kliniltjangka panjang radiasi dengan penggunaan
133 pasien STEMI yang menclapat HMS. Pada kurun wal-ztu sinar beta {START5‘,i terbu kti sama dengan pengunaan sinar
pema nta uan 30 hari, MACE t?,S% vs 10.4%) dan tram basis gamma {SCRIPS-I, GAMMA-I, WRIST}. Untuk radiasi sinar
stent tot-t us 1,E%} tak berbeda antara kelompolt SE5 dan gamma, hasil bail: setelah 3 dan 5 tahun telah dilaporkan.
EMS. Setelah 300 hari, TLR [1, 1 56 ys 8.2%) dan MACE (9,495 Untuk mencegah aklusi pembuiuh setelah pemantauan
vs 'I?,D5E]| menurun pada pasien yang mendapat SE5. jangka pa njang, disaranioan penggunaan klopidogrel untul:
Suatu penyelidiican icuantitatif oleh Saia melaparkan angina 1 tahun. F-‘enggunaan bralciterepi amat bericurang sejak
restenosis 0% pada S bulan pada 96 pasien SFEMI, dan diperkenalkannya drug—eiuting stent.
angka “late toss" turun sampai sebancling dengan angka
pada penyelidiitan pada pasien stabil dan mempunyai
itelainan anatomi yang kurang lcompleks. Penggunaan CUTTING BALLOON
SES pada oiclusi total diselidiki oleh Haye dklt pada 56
kasus yang mendapat SE5 clibandingisan dengan 28 pasien Cutting baiiaon adalah balon yang mempunyai 3 sampai
yang rnendapat EMS. Setelah 12 bulan, lcelcerapan bebas 4 pisau pema-tong tipis yang ditempel secara longitudinal
MACE 55.4% pada kelompok SES dan 32.1% dengan BMS pada balon, Dengan demiltian bila dikembangican, maita
{<U,05 dengan iag—rani< test}. Lintult graft trena saferta plak altan mengalami insisi longfludinal dan diharapkan
{“sapnenous vein grafi”, SVG} lama yang berdegenerasi aican terjadi redistribusi plaic yang lebih bail: pada
diseiidilci 19 pasien denagn 21 lesi yang diberi SE5. dilatasi dengan tekanan yang lebih rendah dibanclinglcan
Ternyata TLR dibutuhkan pada 0% dan angina bebas MACE angioplasti bal-on biasa. Penyeiidiitan "cutting baiiaan
tahun adalah 84%. giabai randomized trial“ rnelibatlcan 1235 pasien dengan
Penyelidikan—penye1idiitan lebih iuas penggunaan DES ale nova stenasis. Altan teta pi hasil "primary endpoint“ clan
untul: segala macarn indikasi dan berbagai subset pasien angka restenosis tidal: berbecia antara cutting aaiioan
dan beraneita ragam marfologi lesi ("real warid cases") dibanding kan balon ko nyen sianal biasa [31,4% us 3Ei,4%l.
makin banyak dilaitukan. Hasiinya mernang sebagian Dengan dernii-:ian hipotesis bahwa dilatasi terkendali
masih ltita tunggu, aitan tetapi dalam pralctek karena dengan cutting baion akan rnenurunltan angica restenosis
sebegitujauh penggunaan DES memberikan hasil begitu tidak terbukti. Pada baberapa penyeiidikan dilaporlcan
I-1134 PE|~i'rA|:rr JANTU no itiotton ER
bahvva penggunaan cutting balloon mungltin dapat serta biaya yang lebih tinggi bila dilal:ul:an DEA
dipa l:ai untul: tera pi instent resten-osis. Hal rnana ternyata dibartdingltan dengan angioplasti balon. Pada EA‘y'EAT-ll
tidal: terbulcti pada |:|-enyeiidikan RESCLIT. Cutting baiiaan di ma na dibanding ltan DEA dan angioplasti baion pada
mun-gltin masih berguna clipakai pada restencisis instant 5"u"G tidal: didapatloan perbedaan dalam anglta restenosis
untul: mengurangi terjatiinya pergeseran balon waictu seieah 6 bulan. Pada penyeiidiltan BDAT, CEAT. dan DARE
dilal:u kan dilatasi {boiloon slippage}, sehingga mengurangi juga tidal: ditemui perbedaan hasil l:iinil: pada l:urun wa lctu
trauma. Hal mana berguna untul: menghindari geographicai pemantauan 1El bulan seteiah DEA, Pada penyelidikan
miss bila digunalcan bersama dengan braltiterapi. AMIGO terdapat perbedaan hasil yang diperoleh bila DEA
dilalcuhan pada institusi yang berbeda, hal mana mungl:in
dapat menerangkan rnengapa pada beberapa penyelidiltan
RDTABLASI didapat hasil negatif. Pada saat ini DEA IT‘tE1'U|:|-a|:.an satu-
satunya care petkutan untul: mengeluarlcan plai: ateroma
Ate roma dapat "dihancu ri:an" menjadi mikropartikel lebih dan jaringan restenosis. Pada era DES indil:asi penggunaan
kecil dari eritrosit dengan menggunaloan rotabiasi, Mata DEA arnat berku rang, mung l:in ha nya untul: lesi ostium
bar dibuat dari platinum dan berlian dan ltecepatan yang dan bifurltasi biia di!al:ul:an oleh intervensionis terampil.
dipaltai umumnya amat tinggi,yaitu antara T4Ei.0UCI—1BEl.EI{}E|
rpm. Karena dapat terjadi spasme lcoraner dan "nafsiow
flawpnenomenorf, operator harus tahu dengan bail: cara ALAT PROTEKSI EMBO L1
rnenggunal:-an alat ini {EARAFE Study}. Pada penyelidikan
COBRA, untul: lesi de nova, peng gunaan rota blasi ternyata Pasien yang rnenjalani PEI patensiai dapat mengalami
terbulzti tidal: mempunyai kelebihan dibandingkan deng an emholi distal, tetutama bila intervensi dilakulcan pada
angioplasti balon. Pada penyeiidikan STRATA5, rotablasi SVG. PC1 pada stenosis S'u'G harus dinilai sebagai tindaltan
yang lebih agresif juga tidal: terbukti lebih bermanfaat. dengan risilco tinggi. Pada meta-analisis 5 penyelidikan,
dan pada penyelidikan EARAT bahkan dilaporkan bahtva penggunaan obat penghambat glikoprotein l|b,n||a l:GPl[lJ,|"
tindalcan yang lebih agresif dengan bar berukuran lebih tlla} pada PEI stenosis pembuluh 5‘v'G ternyata tidal:
besar maiahan rnenyebabltan anglca l:omplil:asi lebih terbulcti mempunyai manfaat Demikian pula penggunaan
tinggi dibandingltan dengan bila dipalcai bar ul:uran lebih stent bermambran {“memi:rane-covered stent"} tidal:
l:ecil. Rotablasi juga pernah dianggap berguna untul: menurunlcan lcejadian klinis akibat emboii distal {STING,
pengobatan in-stent restenosis, karena difilcirkan baitwa REEDVER5, SYMBIDT Ill}.
ablasijaringan dengan bor al:an lebih efelctif dibandinglcan Fenornena no-flaw ditandai oleh adanya aliran darah
dengan hanya kompresijaringan dengan angiopiasti biasa. pada jaringan yang tidal: mencuku pi walaupun pem buluh
Penyelidikan AFtTlSTjustru sebaliltnya melaporkan bahwa epilcardial telah terbulaa. Hal ini dapat disebabkan oleh
hasil ratabiasi pada kandisi ini lebih burul: dibandingltan karena gangguan mil:ravasl:1.|iar, disfungsi endotel, edema
dengan angioplasti balon biasa. Dipihal: lain, penyelidikan rniokardial, atau embolisasi debris aterorna atau trombua
ROSTER melaporltan hasil yang lebih bail: dan penurunan Sebagai akibat dapat terjadi pernburultan hernodinamilt.
l<el:erap-an lcejadian loardiovaskular burul: {major adverse Untul: mengatasi hai ini telah diselidilci penggunaan
cardiovascuiar events} dengan rotablasi dibandingkan berbagai alat filter atau aspirasi partiltet embolilt pada
dengan angiaplasti balon pembuluh target.
Pada masa selaarang indiloasi rotablasi adalah untul:
lesi fibratil: atau lesi lcalsifikasi yang da pat dilewati dengan
guide wire tetapi tal: dapat clilewati balon atau tal: dapat ALAT PROTE KSI DISTAL
didilatasi dengan balon sebelum dilalcukan pemasangan
stent. Alat proteksi distal yang terdiri dari bai-on yang ol:lusif
dan ditern patkan distal dan lesi dan lcateter untul: aspirasi
{Guard-‘Wire, F'ercuSurge} terbukti dapat memperbailci
DIRECTIONAL CDRONAR'FATHERECTOMY{DCA} derajad per"Fusi miokardium pada PEI-SW5. Pada
penyelidilcan SAFER “primary endpoint“ {l:ernatian, infarl:
Kcinsep untul: mengeluarltan plal: ateroma dengan DEA jantu ng, operasi pintas lnoroner darurat, dan TLR pada hari
mempakan konsep yang menaril: {dari pada hanya. sekedar l:e-30} arnat dikurangi dari 15.5% mer1jadi§.59'E. Penu tunan
melalcukan ltompresi plal: sebagairnana yang dip-eraleh MACE 42% ini disebablcab tertrtama lcarena penurunan
bila dilal:ul:an angioplasti balon atau pemasangan stent} infarkjantung {14,?% menjadi B,5%} dan fenornena no-flow
dan ha! ini memicu dilai:ul:annya berbagai penyelidikan. {S55 menjadi 3%}. Jenis lain alat proteksi distal berbentul:
Pada penyelidiloan EA‘v'EAT-I dilaporltan anglta l:omplil:asi filter. Alat seperti ini al:an tetap mempertal-|anl:an aliran
lNTER'l||'El'~t5] KDRDNER PERIGJTAN 1443-5
41"! U2? Pd
59 dosis tinggi, 4~E bin {dosis
A5 PECT
3.1 m::g}"mr'n= 2r'2r'2 Pd 1-5
2003 58 dosis rendah, Supra-G Cr.9,,I'D 2.511.? ti nggi ys
1.3 mcimm‘ bin
S9 ltontral control]
|[p-:rJ.IIlD-1}
TAXUS l'v' 2004 553.3552 EXPRESS t.o mcgrmn-e 1 .4r"l.1 3.5.-"3.? 19.1’25.6 pd ‘El 4.4,-"|s.'| pd 1 tn
bln |[p-:t']I.DEl1,'| {p-:El.UUCl1}
14-36 PENYAKIT JANTUNG ICDRDIIIER
darah selama dipakai karena mempunyai luhang-lubang luas. tetapi tidal: mencegah terjadinya miunekrnsis.
milcrapar. PE'I‘I'_'g'-Eiidikan FIRE membandingkan kaciua Harapan hidupjangha pa-ndek maupun jangka panjang
konsep alat pil'D‘.iE.‘i€5i distal ini pada PCI SW5. dinilai dengan ternyata ti-dak dipengaruhi oleh penggu naan alat ini. Pada
lconsep nan-l'nfar:'cIriras. Endpoint gabungan kernatian, saat ini alat prcltelcsi distal dapat disaranlcan dipalzai pada
infark jantung dan TLH ternyata sama pada kelompnl-1 lasi dengan lcemung!-cinarl embclli besar.
Filterlnlire EX {H.596} clibandingkan kelampok Guardwire Ur"-‘tuk panangan perfarasi. disarankan penggunaan
|[11.Ei*El'.'=}. Pada panyelidiican CAPTIVE. alat prnteksi emboli PTFE covered stent {graft sienna}.
Canzliclshield tak terbu lcti mampu nyai manfaat non-inferior
dibanclingkan Gua n:l"|"'fire dalam menurunkan emboli pada
waktu melakukan PC! ENG. Sistern triaktif merupalcan PENGDBATAN PADA. PCI2 DEAT-OBATAN ANTI —
alat prclteksi distal yang dilcombinasilaan dengan alat PLATELET DAN ANTITRDMBDTIK
penghisap. Pada penyelidikan PRIDE, alat ini terhukti tidal:
inferior dilnandinglcan dengan Guardwire dan Fitterwlre Pasien yang telah makan aspirin menahun harus maican
Sag,-angnya banyak pasien dengan kelainan SVG F5-325 mg aspirin sebelum tindakan PCI. Pasien yang
mempunyai konclisi anatomil-: yang tidal: memungkinkan belum makan aspirin, disaranican diberi 300-325 mg
dipakainya alat proteksi ernb-nli distal. Hasii bail: pada PC! aspirin minimal .2 jam sebelum PCI atau lebih bail: 24
SVG ternyata talc terbulcti pada primary PCI untuk infark jam sebelum PCI. Seteiah tindakan PCI, pada pasien
jantung akut Pada penyalidikan EMERALD. luas infark tanpa resistensi atau alergi terhadap aspirin, atau tidak
diturunkan menjadi 1‘.-’% pada kelnmpolc alat proteksi mampunyai kecenderungan perdarahan, maka aspirin
distal dan 16% pada kelompok PCI. harus diberikan minimal 1 bulan setelah pemasangan
Secara singkat, alat proteksi distal dapat disarankan EMS, 3 bulan setelah pc-masangan SE5 clan 5 bulan setelah
dipakai pada PCI SVG clan PEI sindrnm lcornner alcut di pemasangan PES, sa-telah itu aspirin diteruskan seterusnya
maria terdapat beban trornbus banyak. dengan dosis '.-"E-152 mgfhari. Untuk kiopidogrei, dosis
pemula 3IIl1l] mg disarankan diberi sabelurn PCI, sebaiknya
minimal Ejam sebelumnya. Klapidog rel diteruskan Y5 mg!
ALAT FROT EKSI PROKSI MAL {A LAT PENGHISAP hari minimal ‘I bulan satelah implanttasi EMS {kecuali bila
[SUCTION], TRON! BEHTDMI} risilco perdarahan besar, dalam keadaan ini pemberian
minimum 2 minggu], 3 bulan setelah implanttasi SE5, dan
Saiah satu lceterbatasan alat protelcsi dengan sistem baton 5 bulan setelah implanttasi PES, dan idealnya sarnpai ‘I2
atau filter adalah keharusan untuk memasulckan alat bulan pada pasien yang tidak dalam risilco tinggi untuic
tersebut malewati lesi dan hal ini dengan sendirinya dapat p-erdarahan.
menyebabkan emboli. Selain itu cliperlul-can adanya landing Pada pasien angina talc sia bil atau infarlc NSTEMI yang
zone untuk halun atau filter tersebut. Sabagai alternatifi menjalani PC] tanpa pemberian klopidogrel, pengharnhat
dapat dipakai alat pen-ghisap atau alat proteksi dengan GPlt,fllla harus diberi. Pada pasien angina tak stabil, NS'l'EMI
bainn Okiusif prnicsimal. Tindakan paling sadarhana yang menjalani PCI dengan pemberian klopidugrel,
tentunya adalah aspirasi trombus dengan guiding ccrrherer pemberian pang hambat GPllbfllla}juga tatap disarankan.
yang kadang-Icadang dapat clilal-zulcan untu!-: aspirasi Pemberian penghambat GF'llb,fllla juga disarankan pada
trombus delcat dengan 0-stiurn. Pen gg unaan alat Angie]-at pasien STEMI yang manjalani PC].
dinilai pada penyelidikan acalc dengan pernbanding infus
urokinase pada PC! SHFG di mana secara angiogafikjeias
Tabla-I 3. Relcomendasi FCI pada Penyakit Janiung
tampak trcmbus {VEGAS-2]. Ternyata tidal: clitemukan Iiornner 5tabiI" -
perbedaan dalam kekerapan MACE. Pada penyelidikan
AJMI alat Angialet inijuga tak terbukti dapat mengu ra ngi
lndikasi |'1‘.\=.-Ir.1||ari|r1I:l|f|;:asi*
luas infark. Alat X-Sizer merupakan alat penghisap lain,
Tanda nbjelclzif iskemia iuas IA
yang mungkin berguna untuk lcasus infark jantung
Clkiusi total krnnis ||aC
akut Pada penyeiidikan X-Tract, pasien SUG atau pasien Risiko nperasitinggi.1:ermasuk EF < 35% |laB
dengan lesi trnmi:-atik pada pembuluh kuraner diacal-: Penyakit hanyal: pembuiuh I DM llbC
untuk menjaiani pemasangan slant dengan atau tanpa Unprotected {Eff main tanpa npsi tirldairan lli:lC
sel:-elumnya menjalani aspirasi tromhus dengan alat revasloularisasi lain
X-Sizer. Keicaraparl infarlcjantung pada hari ice-30 adalah Stem mtin pada Iesi 11 de no-'|.r0 1» pambul-uh IF.
1 5,13% pada kelampuk K-Sizer dan ‘lE,E% pada kelnmpcllc komner asli
ififlflirfli ital»: be-rmakna}. Pada anaiisa sui:|kE|umpuiq_ Stent rutin pada SVG IA
tampa lcnya {mm be Ictnmi cle ngan K-Sizer dapat membatasi ‘European Society of Cardiology 2i]-D5
lH'l'ER\|"El'l‘S|‘ KDRIDNER PERKUTAH
- Afifididopidogrelfhapann
nitrat, B-Hooker
i ASM~;lopidogrelfl1aparin
Nitrat, Iii-blocker
l
i Risilto tinggi Hisiino rendah
Pada PCI umornnya diberikan heparin. Sebagai De-gerteloln ll-‘L 5er1'1.tysI-‘W. Foley DP, et al. Persistent i.nih.ibition
alternatif dapat ciiberi heparin beret molelcul rendah atau of neoirttimal hyperplasia aftfl sirolirnus-eluting stertt
bivaluridin. Pada pasien dengan trornlnositopenia akibat implanttatjont long-term fittptolywj clirtical.angiogt-apl1.ic,
and intravasttilar ultrasound follow-up-. Firculation
heparin. dapat diberi bivaluridin atau argatroban sebagai Zllil'1!ll]ErI'1IE|-1D-ii-.
penggantinya. Ilegartekin l'~'L Serruys PW, Foley DP. et al. Persistent inhibition
of neointimaj hyperplasia after sirolimus-eiutirig 5it3'I'l.E
itnplartttaIiort:1ort1g-terrnlup to2 years] clinical. angiographic.
INDIKASI PEI and intravas cular ultrasound follo w-up. Circulation
2lIIl'l.Do:161l]-3.
[1ussaill.arttGR_. Ivlintz CE. Fichard All, etal. Small stent size and
lndilcasi PCI secara singltat dapat dilihat pada tabel 3 dan intimal hyperplasia ctJn'l:ri.b1.Itirtg to rcaltentzuiisc a voIt.:r|'|t:I:ri¢
gambarl dan 2. Untul: lebih mendetail disaranlcan dibaca intrava scular ultrasound analysis. I Am Coll 'L'o rdiol
dua pancluan terloaru dari European Society of Cardiology ‘].'9'95;26!?'2ll-ll
Z005 clan Am ericon College of Cordioio_gyy-"American Dill T, [Jietz Li . I-lamm CW. et al. A randomized comparison of
balloon artgioplasty versus rotational atherecto-my in complex
Heart Associotionfiociety of Corolioc Angiogropny and ltsi-ons [courts St-udy‘_|. Eur I-Ieart 1 2{iU[i;21:1'.-3'59-515
intervention 2005 de Feyter PI. van Suylen R]. d.e];teI,g3erel“'I",etol.Bztlloo-t1ttttg,io}iitist_','
for the treatmertt oflesiotts in saphenous vein bypass grafts.
,TAm Coll Cardiol 1'i93;11:1539-11‘!
Ex-sire IE. Bren-at SI, Ellis CG, et al. (.iuard't"-‘ire emboli protection
REFERENSI device is associated with improved myocardial perfusion
grade in sapheruotts vein grafi interverttion. Am Heart]
Abiztti-.1 A..Komowslci R. Mint: I-I5,etaLThei.n£luenceofdiabetes 201111-:14-B:1I]U.'i-6
tnellitusonacutearullate clinical oulrornes tollmv-h1gcoroc|a.ry Fischman DL. ‘Leon 1'-"TB, Balm D5: A randomized comparison
sterlt implanttation. ]' Am C‘ol1t."a.rdio1 1998-_;?l2:5E4-9. of coronary stent placement and balloon angioplasty in
nthioro Ft. Silber 5. Di Mario C, at al. {jutting balloon versus the treatment of coronary artery disease. N Eng] I lvied
cum-etttional balloon angioplasty for the treatu1.entofirtsl:er'|t 1994;331:496-501
restenosisrresultsof the restlenosis cutting balloon evaluation Fajadet I. Mttrice MC. Bode C. et al. Mainteriance of long-term
trial [I~‘J-EIlTL.lT:|. I Am Coll Fardinl Z004; 41:94?-9.
clinicalbertefltvritb sirolimuseludng coronarystents: three-
Angelini A, Rubartelli P. Mistrorgio Eetal. Distal protection with y-eur IlSl.l|tS of the IL"-"1"-‘EL trial Circulation 2[Il]5;I‘1l:1tl4IIl'-4.
filter device during coronary stentzinginpatiertls with stable Fasseas P. Orford 11., Panetta CL et al. lncidence. correlates.
and unstable angina. Circulation 2004;110:515-21 rnarutgerneot. and clinical outcome oi t‘o'ttn1ary perforation:
Balm IJS, tiutiip DE, Eihartrla SK, et al. Final results ofthe balloon analysis of 16.298 procedures. Am Heart] 2Ell4.;14?:1-1-0-5
vs optimal athercctomytrial l_'BDA'I'}.Circulation1998;9?:322- Grm1t:igAR.Se:1.r|i11gA,5ie-g-ruttitaler WE. Nonoperative dilatation
31
of coronary-artery stenosis: per-cutaneous translurnirral
Beran ti, Lang I, Schreiber W. ct al.lntracoron.ary tltrontbectorny coronary angioplash-. N Eng] I Med ts:-s;so1;s1-s.
with the X-siaer catheter system improves epicardial blood Cruise E, Scilber 5, H.1upt|:1ar|nKE, t:*I:a.l.TiiDCU5 I:sin- and twelve-
Ilov-' and accelerates ST-segment resolution in patients month results from a randorI1ir.ed. double-blind trial on a
with acute coronary syndrome: a prospective, randomized, slow‘-release paclitaxel-eluting stent for de novo coronary
controlled study. Circulation 2l]l2;1{I5:2355-60 lesions. Circulation 2003:10?:El-B-11
Baitrt IJS. in-'al1r II. George B. et at Randomized trial of a distal Grise MA, Massullo ‘v’, Jarti S, et al. Five-year follow-up after
embolic protection during percutaneous intervention inlracoronary radiationzresults oiarandornisecl clinical trial.
of saphenous vein coronary bypass grafts. Circulation Circulation 2lD01;105£?.'l?-40
2iIlC|2.:1'EE:1235-9U
Grube E.- {Ierkens Li. Yeung AC. et al. Prcvecntion of distal
Colombo A. Hall P. Naltarnura 5.cs.lnttacoronaryst-etttingwitltout
ernboliration during coronary angioplasty in sophenous
anticoagulation accomplished witit intravascular ultrasound vein grafts and native vessels using porous filter protect-loco.
guidarice Circulation 1*il95;9l:1-I576-83
Circulation ZUU1:1D4:2435-41
Colombo A. Urlic D. Stankovic G, etal. Prttlimirutty observations Holrnes [l'F.Ir.TopoiEI.£“atiif F.l'-“L etal..nt:nulticenter. randomized
regarding angiogiupl-tic patternofrestenosisafte1'rapa:nycin-
trial of coronary angioplasty versus directional atberectorny
eluring scent intplanttatioo. Circulation 10llEl-;10?:21?B-St]. for patients with saphenous vein bypass graft lesions.
("olombo A. Drzewieclci L ‘Banting rt, ct al. Ttartdorrdzod study Cr!.\1"E.!tT ll Investigators. Circulation 1995,*5‘l:l‘5lE|-E:-‘Isl
to assess the etfectiveness of slow- and moderate-release I“-long It-IK, ivlehran R. ilangas G. at al. Creatine Itinase-MEI
polymerbased paclita:-ml-eluting stunts for coronary mtery enzyme elevation following succesiui saphcnous vein graft
lesions. Circulation P.0lIIB;10B.'?B8-94 irtterverLtio11 is atuiociated witl1 late mortality. Circulation
Cohen EIM, Weber V], Blunt. RR. el: al. Cocktail attenuation of 1999;100:2400-U5
totablation flow effects {CARAFE} study: pilot. Cathet Hoffman SN, 'l'er|‘.Bcroolc IA, Wolf MI’, et al.. A rneta-analysis of
Fardiovosc Diagn 19'SI6,;{supp] 3-}:&9-F2 lartdomizedcorrtroletittials co1'npa.t'i:r|.g coronary arerybypo.-55
Cotton EA. Sylcora K. Kimball BF, et al. Clinical outcomes of graft with percutaneous tranflurltinal angioplasty: or|.e- to
pafiertts more than one year following randornization in the eight-year outcomes. ] Am Coll Cardiol 2D03_:1l-111295-C5011
Canadian Coronary Atherectomy Trial {CCAT} Can] Cardio] I-iocng MK, Iviintz G5. Lee {'1-'14", et al. Paclitaxel coating reduces in-
15|9'.T".I13:R253ll stertt intimal hype1'pl.asiainhtttrlancorona.1y arteries: a serial
lletre Kit-1, Holmes DRI. Holubkov R, et al. Incidence and volutrletric tntluvasntlar ultrasound analysis from the r'l.si.ar|
consequences of periproceclural oodusioru the 1985-1936 Paditaieel-Eluting 5terttCi.in.ieal Trial {ASPECT}. Circttlatiort
Notional Heart, Lung. and Blood Institute Perclttaneous 2003;ltl?:5l?-20.
Tmrlsluminal Coronary .-trig-,ioplasty Registry. Circulation
l99li].131?39-511'.
INTERVENSI KOFLCINER PERKLTFAN
1439
Here F» Demos PA, Arampahis CA, et al. Effectiveness of the Park S], Shim WI--I, Ho L15, et al. A paclitaxel-eluting stent
sirolimuselntirig stent in tlu: treatment of saphenous vein
graft disease. ] invasive Cardiol 2110-£,:l6:Z3ll-G.
tor the prevention ol coronary restenosis. N Eng! I Med
llolrnes DH Jr, Leor1 Mil-, l"-loses IW,etal. Analysis of 1-year clinical 2[l[i3:34-$;l55?-=15.
outcomes i|1t.het'-ilRIU5 trial:a randomized trialoi-asi|'olirnus- PoP"“']L5uiuharalir|.g11an1l5-1, LansI<1-' Al.-etal.Ra11=clom.ised stats
doting sbentversus a: standard silent in patients at high risk 9l15r,t":7ll'Ybeta-ntdiation versus placebo control for treatroent
torcoronary rust-enosis. Circulation 2001;109:634-40. of in-stunt restenosis. Circulation 2002,: ltJa:1ll9ll45
Hoye A, Tan-abe K, Lemos FHA, et al. Significant reduction in Plolclcer ill-‘I.-', lviee-:be;r ll-H, Sen-uys PW. The Dutch experience
restenosis alter the use of sirolimus-eluting stents in the in percutaneous translutninal angioplasty of nan-o1.-ved
tceatrneatt of chronic total occlusions. I An’: Coll Cardiol saphenous veins used for aortocoronary arl:en'a.l bypass. Am
2U|J4;—E:1'95-51-ii. I Cardiol 1ss1;sr£~s1-e
Kent KM, Benin-oglio LG, Bin-rkPC, El al. P uansluminal Rodriguez A, Palacios IF, Navia I, cs. Argentine randomised
coronary angioplasty report fiorn the Regisuy of the hlational study: Cocroriary angioplasty with stenting versus coronary
no-in, l.ung, and Blood Institute. A111 Jcaraioi 1sa.2;-1~1*zn11-20. artery bypass surgery in patients with multiple vessel
Kobayaslti N, Fin-ci L, Fenaro M, cs. Resllerlosis after coronary
sten ting; 'C|.i.t!.iLal and angiogaphic predictorsinlwti lesions. disease {ERAL.'l ll]-: 3!] day and long term follow-up results.
I Am Coil (‘ardiol I999;33[suppl A]-:32.-'-‘t Circulation 19'FtEl;1llll{sL|ppI l]|:I-B4
hiastrati A, Schomig -A, Elezi 5, et al. Predictive factors of Rotfi M, Multherjee D, Chew DP, et al. Lack oi benefit from
restenosis after coronary stent placetnent. j Am Coll Fardiol intravenous platelet glycoprotein Illa,-'IIIa inhibition as
I99?’:3El:l=12ti-36 adjunctive treatment for percutaneous interventions of
Blunt: li-LE, Baim [15, Cohen DI, ct al. A 1:-ial comparing rheolytic aortocoronary bypass grafts: a pooled analysis of iiye
tlu-ombectomy with iritracorottarg.-'urokimsetorcorona.rvand randomized trials
vein graft thrombus {the ‘I-'ei11(IraitAngio]etEitudy [Vi-3;1A.‘l Resnic F5, Wainstein M, Lee Irili, et al. No-rellow is an
2]. Am] Carcliol 2002392326-30 independent predictor of death and myocardial infarction
Kornowski ll, Ayzenberg O, Halon DA, et al. Preliminary after per-cutaneous coronay intervention. Ann Heart l
ex periences using lC—Sizer catheter for tltrombectomy Ztlll?-;l45:*fi‘—Er
of thrombus-containing lesions during acute coronary
F-ierruys I“l-'v', van I-{out E, Bonnier II, cs. Randomised cotnparison
syndromes. Fatbet Cardiovasc lnterr 2llU3:53:=t4?I-B
Lemon PA, Serruys PW, van Domburg ET, et al. Unrestricted of irnplanttation of heparin-coated stents with balloon
utilization of sirolimus-eluting stents compared with angioplasty in selected patients with coronary artery disease
conventional barestent irnplanttationin tl'n:”I‘eal world": the {Benestent II}. Lancet 1ss.s;as2;s:o-s1
Rnpaunycin-Eluting $§tentEvaluated Atllotterdam Cardiology,- Sen-uys I-‘W, [Inger F, Sousa IE, et al. tfomparison of coronary
Hospital {EEfiF.A.RIL1H} registry. Ifircula lion 2Dll4,;1ll9:1‘9'll-5 artery bypass surgery and stenting for the treatment oi
Temos PA, Saia E, Holrna et al. Sl1ort- and long-tenn clinical i'J.'tll.ll'.l'i’Il'SSEl disease. N Eng] J Med 2Eltl1:3-t4:1I1?-24.
benefit of sirolirnus-eluting stent: compared toconventional Sousa IE, Costa l‘-‘IA. Abizaid A-L‘, et al. Fiustained suppression
barestents for patients with acute myocardialiniarction. I Am of neointimal proliferation by sirolirnus-eluting stents: one-
Coll Cardiol ltlflsl-l43:.'i'll*l~S. year angiog-raphic and intrayascular ultrasound follow-up.
Lernos I’A, Lee 'L‘i'I, Ilegerteitin M, et al. Early outcome after CircuIation3lIl1;3?:133543.
sirolimus-eluting stent implanttation in patients with Stone CW, Ellis 56, Cox DA, ct al. One-year clinical results with
acute coronary syndromes: insights from the Raparnycin-
the slow-release, polyrner-based. paclitareleiuting TAIL-‘S
Iiluting Stunt Evaluated At Rotterdam Cardiology Hospital
sterll: the TAXU5-l"v' trial. Circulation 2llll4;I UEEl9-'-1?.-F.
it-1E51=..=mc1~1} regislr1t. I am (Toll Cardiol 2ou3;s1=2o-ans. ii-chatnpaert E, Cohen EA, &h1uter M, et al. The ifarladian study
Liislro F, Fitanlcovic G, Di MC, etal. Firstclinical experience witha
paclitaxcl deriyate-elulirig polymer stcntsystem implanttation of the sirolimus-eluting stent in the treatment oi patients
forin-ster1trestenosi.s:itnr|1ediatoand long-term clinical and with long de nouo lesions in small native coronary arteries
angiograpltic outcome. Circulation 2002;105:1385-6. to-status}. i Am can Cardiol 2oos;4a;111os.
Leon ME, Teirstein PS, Moses IW, ct al. Localised intracoronary 5chocter],SchluterIvI,G4:rsl1lick AI"I,etal. 5i|'oli.cnus-eluling stents
gamma-radiation therapy to inhibit the recurrence of for trean-nent of patients with long atherosclerotic lesions in
restenosis EI.ftE1'sl‘E1'll:i]‘tg.. N Engl I Med 2DDl.;3s1-4.'15'il-ti small coronaryartefles; double-blind, randomised controlled
Miller ‘DD, l-"e:rani It-1'5. Current status of myocardial perfusion not {E-SIRIUS}. Lancet zuusaezrosss.
imaging after percuta neous tra nslurninal coronary Sousa IE, Costa MA, Abizaid A, et al. Lack of neointirnal
angioplasty. I Am Coll Cardjol 19'94;2-1:260-6. proliferation after implanttation oi sirnlimus-coated
I\'Iori€rrl\’lC,5€1ruysP'l-'v',5ousalE, eta]. Arandomizecl comparison stents in hurrian coronary arteries: a quantitative coronary
ota siroliinus-eluting stent 1.-vitha standard stentfor-coron.=:u-y angiographyandthreedirnei-isiorialinuavaseirlarultrasotmd
revascularization. N Engll Med 2fltJ2;?4fi:l?'J".!-EU. study. Circulation 2001;103:192-5.
l'-'Iose.s_TW. Leona-IB, Poprna [L etaLSiroiimus-rlut-i:ng stents versus Sa.iaF,l.emosI‘A, LeeCI-Letal.:‘£irolin1us-elutingsteritiutpiarittation
standard stunts inpatients with stenosis in a native coronary in SI‘-elevation acute myocardial infarction: a clinical and
artery. or Engl I med 2003;349:1315-23. angiograpluc study. t..‘irculat-ion 2llI33;1lII$:1?2?-9.
lviel1ranR, [lengas G, Abizaid AS, et al. Angiograpbic patterns of Stone til‘-i, Ellis SC, Coo: DA, et al. A polymer-based, paclitarel
iJ1—tilE.‘Ill1'HlE[tDS.lS?ClElS5ifiCi1l‘l-DUI! and implications for long- eluting sbant with coronary arberydisease. 1‘-I Engl
tann outcome. Circulation 1999;'l.Dt}:1S?2-El lhled roeeasoeztai.
1'-’leuriL, Boron R. Weiner‘BII, et al. Cutting balloon angioplasty iiillrer 5-, Popirta I, Suntharalingham it-‘L otal. Two-year Iollovr-up
liorfl-re pres-mtion ofrestenosis: results octthe Cutting Ballloon of 5'[l5r_.-'9Ct“.(' beta-r-=.'rdiat:ion versus placebo-control tor the
Global Ranclolnized Trial. Am] Cardiol Z'|l€|2.:':i\El:1'D79-53 fl'6flfl1EIIlOflI1-SlEfllIESbEf'l.D5l3,.ntIl1l'IE3If]2lIl5 [in-press]
lviattitet-v E’, Lerinon H], Rihal C3, et al. Applicability of distal Safian RD, Feltllrtan T, l'-iuller DW, et al. Coronary angioplasty
protection for aortocoronary vein graft interventions in and rotablator athcrectorny [CAF.A'i'_}: Immediate and late
clinical practice. Path Cardiovasc lnterv 2'00-i;63:143-51 results of aprfie‘-Pecfive rnulticentre randomiaied trial. Cathet
Cardioyasc lnbetvent 2lElll'l;5il:2_lE'-20
14so _ PENYAKIT JAHHJNG KURBHER
Simonton CA, Leon l‘-.:l'B, Balm US, et al. Optimal directional Tanabe K, Senuys PW. Grulie ii, ct al. TAXUS III Trial: in-stertt
coronary athererhzrrny :EinairesuJ.tsocitlteoptitr1al atl1a1-ecbotny restenosis treated with neat-based delivery ol paelitaxel
reslm1t':s-‘is study {UAR‘5']. Circulation 1'3J95;9?:33I-Q
incorporated in a slow—release polymer formulation.
Circulation 20133-;1m':559-6-L.
Stanltovic G, Colombo A. Bersinli. etal. Comparisonocidirectional vom Dahl I, Uiefl U, l-laager PR. ct al. Rotational atltetectorny
coronary atherecbomyand stentingversus soenting alone for does not reduce recurrecnt insbent restenosis: results of
the tceatrnentofclenovo and rest-enotic coroartry narrowing. the rotational atherectorny versus balloon angioplasty
Am] 1IIa.rdiol 1Di}4;93-:95}-B for treaunent at diffuse in-stent restenosis trial QARTLSTI.
Schachinger V, I-la.1:n.m CW, lvlunzel '1', et al. A randomized Circulation 2llU2;lIll5;5Ei3-B
trial of polyteh-afluoroetl1yleI1.e-membrane-covered stents eon Kom I-L Scheinert D, Elruclt lvl, at al. Initial erperienoc with
in aortocoronary sapltenous vein grafts] nrn Coll Cardioi the Endicor X-Siam‘ tltrombecbomy device in patients with
l‘|IL'i_;4P_"l3£r[l-'9 ST segment elevation myocardial in.Ea.rction. Z Kardiol
Stanltovir G, Colombo A, Presbitero 1-‘, et al. Randomized %.‘9l.:=l6v|5-F1
evaluation of polytetrafluoroetl-iylene-covered stents in Williams DU}, Riley RS,5ing1'l A-K,MostAS.Rastorationofnorn1al
saphenous vein grain: the Randomized Evaluation of coronary laerno-dynamics and myocardial rnetalaolisrn after
p-olyte'tc-afluoroetl1yle11e-CC"-"m'ed stents in Saphenous vein s tt'aJ1slunti11£llcoronaryang;ioplasty.CiIculaIion
grafts {REC'L'T'u"ER5] Trialfirctilation 2DU'3;1U5-13?-12 l9EEI;t3?.-553-e
5-il1amtaSK,l€irti.=t,I'-ieliran‘R.. et al. l‘lDI'£.tlIiDI1Hl&'H1t!tECi11II1y\'QtSll5 Waltsmart R, Wltite RT... Chan RC, et al. lntracoronary garn.1:oa-
balloon angioplasty for diituse inastentrmtenosis {RtJ5'l'ER]. radiation therapy a.{-tot angioplasty in.l'|i‘oits recurrence in
.-‘tin Heart I Zillillljl-i'.T":1IE|-22 patients with insteni restenosis |fWRIS'T}. Circulation 20110;
Stone G1-'\', Rogers C. Ilermiller I, et al. Iiandornizaecl comparison l[Jl:ZlI55—?1
of distal protection with filter-based catheter and a balloon Walsrnan R, Cheneau E, Ajarti AE, et al. lrtttacoronary radiation
occlusion and aspiration system during percutaneous therapy improves the clinical and angiographic outcomes of
intervention of diseased saphenous vein aorto-coronary dittuse in-stent restenotic lesions: results oi the Washington
bypass gt-at-ts. Circulation 2i1D3;1l1E-:5-i~B—51i Radiation for In-stent Resteno-sis ‘Trial for Long lotions [long
‘S-tone tilt-', Wei:-is I, Cox D, et al. Primary angioplasty in WT‘\I."5'I'I Studies. Circtllatiorl 1UU3;1lII?:l?s1-1~9
acute myocardial infarction with distal protection of the Waksman R, Raizner AE, Young ALT, et al. Use oi localised
microcirculation:Principal results from the prospective, intracoronary beta radiation in treatment oi in-stent
randornizecl l.':'.I'-El?-.LD trial 1005 [in press}. restenosis: the lN'HIBl'l' randomised controlled trial. Lancet
Stone G, CorDAsBab‘oI,etal.1‘cospective, randomized evaluation 1002;359:551-T
oi thromhectoroy prior to percutaneous intervention in Wal-zstnan R, Ajani A, White EL, et al. intrava.scular gan-una
diseased saphenous vein grafts and tltrornbus-contairiirig radiation for in-stunt restenosis in Sapl'vEltous-vein bypass
coronary areries. I Am Coll Cardiol 2003;-t.2;1CID?-13 grafts. N Englj Med 20023-4-5:119‘!-9'9‘
Silberfi. AlbertssonP, Aviics Fl-',eta1.Guiddines for percutaneous Wal-zsman R. Ajani AE,1-"-mite RL, ct al. Two-year follow-up after
coronary interventions. The taslt force for percutancous beta and gamma intracoronary radiation therapy for patients
coronary interventiomof t.heEurr|-pean Society oECardiology. with dittuse in-stent resternosis. Am I Cardiol 2001;551:425-B
Eur Heart I 2UD'5;1o:Sll4-4T". Waltszotan R, Ajani AI-I, P1111-ow E, eta]. Twelve versus six months
Smith SC, Anlrnan EM, Smith SC. et al. AIZTEI,-"!'|.lL5'i_.I'SL‘Al 20115 oi clopidogrel to reduce rnaior cardiac events in patients
Guideline Update for Iiercutanoous Coronary Intervention undergoing gamma-radiation therapy for in-stentrestenosis:
A Report oi the American College of Cardiology,-" American Washingtcrn Radiation for In-St-ent restenosis Trial {W'l~'£IS'l'j|
Ileart Association Task Force on Practice Guidelines 1.2 versus WRIST PLUS. Circulation 3102:1116-:'?“.T-E»-E
{ACCIAHAISCAI Writing Committee to Update the 2001. WI-iitlow PW. Be.ssTA, Kip-pct-man Rh-‘L et al. Results of the study
Guidelina for Percutaneous Coronary lntervetitionj. www. to determine rotablator and translurnirial angioplasty stiatcgy
E.-$31‘; |[STRATASj|. Am] Car-tliol 2UD1;E~?:-Ei99’F05-.
The Sufi investigators. Stern assisted PCI versus CABS in
tnultivessel coronary artery disease. Lancet 2llIil1;?:6ll:9't|5-F0
Tanabe K. Sen-uys PW, Grebe E, et al. TAXES lll Trial: in-stent
restennsis treated with stent-based delivery of paclitarel
incorporated in a slow-release polymer formulation.
Circulation 2l]D3;1lD?:55l9-End.
To-pol EI, Leya F, Pinlterion f.‘.#-., et al.n. comparison of directional
atherectorny with coronary angioplasty in patients with
coronary artery disease. The CAVEAT St-cuiy Group. N Eng!
I l\-led 19€'3;329:1fi-F
Topol E],i\IisseriSE.O|.1rpreoccupation with coronary lurninology;
thedissociationbetweenclirticalacnd ango-gt-apl-iic
ischemic heart disease. Circulation 19955922333-12
Teirstei-n PS, lvlassullo ‘V, Iarti 5, et al. Two-year follow-up alter
catheter-based. radiotherapy to irthihit coronary 1-estenosis
Circulation l999:99:2-13-5'
Teirstcin P5-.Kt1ntz RE. blew tir-o1'ltietsirti|1iei'veritior'ial cardiology 1
intravasrular radiation to prevent restenosis. Circulation
2D[ll;li11l=:26-EU-6
Teirsteiu PS, It-iassullo V, jani S, et al. 'Il'u'ee-year clinical and
angiographic follow-upafterirttracoronary radiation.‘ results
oi a randomised clinical trial. Circulation J".CIllCI:lUl:E|-E»il—5
'1'opolEI,YadavIS,. Itecognitiort of the lJ.'l'l12\Ct1‘l'£'l-I‘LCIi!1IlfE'II'l-lJIOl.iZ‘flE\‘_‘|.l‘L
in athorosclcrotic vascular disease. t.‘irculatiocrt2ElIEItII;1D1fi'?[l-
Bi].
194
OPERASI PINTAS KORONER
Tarmfzi Hakim, Tammy Dharmawan
— 1491- -
1452 _ _ PENTAKIT JANTUHE KDRON ER
PATDGIEN ESIS stabii. Jika tiba tiba plak tersebut ru ptur rnaka da pat terjadi
erpsi plak, perdarahan pada p|ak,th1'r:|-mlalua mural. em ball,
Prpsas atercrslclernsis adalah preses yang kranik clan clan pelern ahan dincling sehingga bisa terjadi crlrlusi arteri
melibatkan prpses lcpmpleks dari disfu ngsi enclatel. Praises kcrrcrner yang menyebabkan terganggunya perfusi aliran
ini sangat fatal terutarna jika terjadi pada arteri lcproner. darah ke atrat jantu ng dan dapat menirnbulkan ceriera
Awalnya pada arteri lrcrrraner yang normal tapi rnendapatltan atau lcernatian sel atatjantungi
predisppslsi aterpsklrzrasis seperti hipertensi, diabetes
mellitus, hiparlipidemia, dan l-riperhnrnraslateinemia dapat Asuhan Praopreratif
terjadi prases disfungsi endotel. Disfirng si endatel tarsebtrt Manajernen perinperatif pada penanganan pasien yang
adalah awal tarpicunya prases yang pada dasarnya adalah akan menjalani OPK tercliri dari rnanajemen prenperatifi,
prases pertahanan tulauh terhadap clisfungsi endatel intraaperatif dan past aperatif.’ Pacla rnanajemen pre
namun terjadi berlebihan dan manyaba bl-can aterpslclercrsis. aparatlf, eyaluasi praoperatif dari DPK meliputi aria rnnesls.
Disfungsi enclotel akan rnenyebatikan alctiyasi dari sistem pemeriksaan fisik liengkap, dan pameriksaan penunjang.
lnflarna si se pa rti aclhesi atau emlgrasl mp nasit ke tem pat Hal tersebut diperlulcan untuk ml:-:-nentulcan incliicasi clan
lasi and-atal disertai perpindahan dan prnliferasi sel otot kentraindlkasi tinclakan operasi yang ada pada pasien yang
polps lca tunilra Entin-ra. Matriks aslctraseiular selanjutnya akan menjalani OPK. Ketilra pasien sudah diindikasiltan
rnelakukan elaburasi dengan prcrliferasl sel atnt poles clan direncanakan untul: rnenjalani OPE malra banyak
disertal alcumulasi lipid sehingga terjadi plalc fibrcrlipid persiapan yang harus diiakulican untul-: mengetahui lcpndisi
pada arteri yang mengalami lesi. Prases tersebut umumnya me-clis, fal-ctur risika, dan lcomcrrhid yang ada." Terdapat
terjadi pada usia mu-tia dan dikenai sebagai plak yang beberapa falttor risiko untuk ma-rtalltas pericrperatif pada
stabil. Prases selanjutnya adalah adanya lcematian sel OPK antara lain dem ografi iusia, gender. ras, indelts massa
di sakitar Iesi clisertai perkernbangan remodeling lesi tubuh] dan penyalcit jantung [riwayat lnfark miakard
plak yang kaya alcan makrafag, foam cells dan matriks dalam 24 jam terakhir, left main disease. fraksl ejeksi
esktraseiuler di dincling arteri sehingga terbentuklah jantung yang rendah, jumlah per-nbuluh darah kcrruner
plal: yang mudah rupture dan terpisah dari dinding arteri yang harus clicrperasi, penyakit katup jantung yang
[fibrous cap]. Prnses ini cllsebut sebagai plalc yang tidal: rnenyertai}. Seclangkan faktar komprbidrrya antara lain
/F" _* '}
t |
?._ _ Xx :
J: .I
u
‘Jana lcava superior " ‘
§ - 1'. Mm Arteripulrnanaria ainistra
Auriitula atrium dakstra I; *5 5'19" p""m°"a"5 km
{sayap atrium itanan ' I Perilcardium
Atrium del-zatra E; _Q.' -___ l ,_,_~__‘_""'- Trunkua Pullrnanalria
/{‘Em°w"9T
{Atrium kana
'
.- ' ~-—-- -I _ -. Aunkula atnum arnrstra
Arteri karanarius deltstra 1- .99 - {aayap atrium Kiri]
[a rteri icproner kanan |- _ - " - Arteri ltarnnarius ainlatra
. _,1--""'_"|[arteri ltaraner l:iri}
Kpnua artariprsua breyia " " 1 __ P _________Arteri rnarglnalis ainlatra
[Cahang p-endal-: arteri ' ' ' [arteri hepi kiri}
it ______
Arteri dan yena yantrikel dekatra Arteri cliagonalia
._ ._;.-»-.
{arteri clan vena yantrikel kanan} ._'£=‘ -.\ .' . 2 ' F5‘ Anefiinlawenlriiurlans anterior
. e
‘!§_ _ -my >-" s,
,1-= . .
:1‘__"_-,-__,i-‘xfana lcurclra rnagna
Arteri rnarginalia clelaatra
_u - ch: ;.1 .r_-; ‘mi .- _ r-- .
{artefitepiicanan} .. in -_ _ - - ._ _ _ . . .
_ :91;-arrr, 1 Vanmkalarnratra
_ __ I .. g .
_ "L1-_-I "'; .', _ ‘J’ F L‘-:'
‘u'en’rnl-:al lcanan --' 5-5__-E; ,if __ .-.=.§
.5 .-__ _ ._.+
,_ ._ _- 1
. _,- . - -.. . .
‘$1-Ii-'_-' ‘;;.:r 1 "' ‘ 1’
' ' Apel-ta {puncak jantung]
' -1-.fl____,_ ._ -
t \ -1
h a_a
is-‘F mbdranpadadirrchg
.-.r- m'1:1:I'i
. f 1 -.Q - i -_-_" seimaiu-nfag
:1.-_,.e|_-u-'
.
:_rg_‘II
- _-_r -'
L-
_ ,,_
-.-' "“-" *-- .-'. 't:;f9f-379
_ ___ :__.
endapan irnlesteml
1;? ._.__
--~f\,1.-_-a-
-srii “Q k ' - -_ seldarahrnerah
‘~ :1? '1" ’ . J
J’ I.'-'
-- rel. '1-~.* '
1r ' selmdmufag
"fill" '13?‘ _ '+\""~=.___~' berlsusa
_ - . Q---. -‘~ ___
Q \T{
._ 11 ~* . endqsanlemak
.7-‘t he. ‘~
-,\-,'I .'.._-,_ =
-r rrf
.
.,/ ,-»-'1 .
Ffilllfifflifl _' _Ii :. Rnbeyan _ If i-_ kid}.
l L-'0-__ I 5: plada _ -l-‘E
arannur , - . _ A. . 5,5,,“ —--—.|,l
_--.__ G; 1|.:.:
__ ___;
- _. - ;_,_ /J
. , 1
--. 'T"—-.
»ra_r_.Ql -Pafilh-“T
Penimbunan --’.
flvdmq
pqmlyjj-| - +_
_
_
I, |2GF5LB1'lJB-E
ulehsuatu
"Ix -
ll
H
‘
I-Il
J‘-__-
darah . .- baksran darah ,5‘ ,s-
- ‘,uf -|
- . '5'?‘-" h" I
gagal glnjal, penyakit serebrcrr.-aslrzular, PPUK. diabetes. Ftiwayat perdarahan {obat antiplatelet dan
penyakit vaskular perifer, hipertensi, hiperkolasterolemia, antikoagulan]. Riwayat perda rahan yang harus didapat
lccrnsumsi phat imunnsupresan, dan status prenperatif rnencakup perdarahan medis mau pun surgikal.
lpenyeiarnatan, syolt kardingenik, pemasangan alat intra Perdarahan lcarena penggunaan obat antiplatelet
Aortic Ballan Pump prenperasi, reaperasi, lcelas N"r'HA, dan dan antikaagulan juga rnenjadi cakupan penilaian.
riwayat PTCA gagal dalam E buian terakhirir.’ Kflnsep penggunaan aspirin masih kpntroyersial.
Dari anarnnesls, riwayat yang harus didapatkan antara Ada yang mengatakan bahwa lcransurnsi aspirin harus
Iain?-T dihentilcan T hari sebelum operasi, namun ada juga
- Ftiwayat pula, durasl dan gejala penyakitjantung yang yang rrrenyataican bahwa anglta rnnrtaiitas rendah
dialami pre operasi. Hal ini diperlulcan untul: melihat jilta aspirin masih diherikan sampai belaerapajam pre
sesuai tidaknya indikasi bedah pada diagnosis yang operasi. Selain aspirin. penggunaan rah-at lain seperti
sudah dibuat Apa lcah tindakan bidang medis rnerujulc kid-pidpgrel dlhentiioan ? hari pr-e up-erasi dan heparin
ice doicter bedah jantung sudah tepat dan seberapa fiwarfarin]-juga dihentilcan malrsirna! sampai ‘l2jarn pre
besar kemungkinan lcelaerhasilan penderita kernlaali operasi. Penggunaan ebatrpbat diatas diawasi untul:
lce arah nnrrnal setelah OPEC. mEl1-Eegflh ada nya perdarahan baik karena rne lsanismi‘
1 45"-11 esntrnicrrmrrrruna K-pltrirhlik
.- -- .
_ 1-! ‘I
M. _____._ I: up -,_:'.1If\
s : \
,_,:_.____’*"*a.'5"*.~
-¢
Hnhumm H,flupu|,m|.|5r
.='-Lrm
13%?
r.E=_-7
Ditaigmnnr
J)»‘gt .-1
_|
|- M::i1n|'r£askarnnpu1|nnnafr3|'¢gIJ\avi
»
Fintas Kardinpulrnaner
{per-edaran di luar tubuh]
mm“:Ream-n.ir
pmmlpmganfi gmmm him" aha!“ “"5 “mm
kardepieqanalmamlmm
__ __ _ _ If melalui me
r=
I " - P“ --
'
:.:_=:Il___:__“:‘ ,_ _'_1s-. a gap. ‘:5
_ _:_-_-:-'=' L4.-. C-al-angeram dlngin [atau est
.._::,z H "l»~"~—-'—'i ;. 'rt!‘- . .- - araplirresirrmrtaiannurg
- = as ' u -fa Q" ' iii
.1 - e = W kg
_€| _ Air dtngln pom“ I '.
F - -1' - --
=: __ ' ' r ,lg..-
1}‘; w rnancijulra -5;
I .;a-,'-;4.;.a. - 1: new .-
'55-!::';"1"r."" -g"-.-.-...-__ ___ -. -w\_.. _..__. _,____ _T___
__'-.'_*:- - --.;_-__..".-'-_"r-__._.; - ir .~._- "'|"‘I|:‘1;|_ --» -. ‘T-=,-: -
1'!-""_"-.
Haardrchangur ' . __T
[alat panlhr paras] - ‘
-r.I.i.+i Pomp‘
Gamhar 4. Heart and lung machine
DPEIUKSI HNTA5 KDRIDNER
_ grass
- Fliwayat diabetes firealtsi protamin, luka operasi}. penyakit yaskular perifer karena dapat mening ltatlran
Pasien diabetes mellitus tipe ll yang terg antung insu- risilto infeltsi pada luka operasi selain itu jika ada
lin memiliki risllto gagal napas dan gagal ginjal yang penyaltit rraskular perifer t.en.rtarna di tungltai laawah
lebih besar setelah operasijilrza dibanding ltan dengan maloa rrena saphena lcurang bailt dipaltai sebagai
pasien normal. lconduit. Pemeriksaan adanya rrarises vena {untul:
- Riwayat gejala neurologis r[riwayat stroke, riwayat mencari alternatif conduit arteri lcoroner]. Adanya
endarterelctomi arteri ltarofis}. Adanya riwayat strol-: y-arises rnenunjultitan yena saphena lturang balk untul:
seiaelumnya memperbesar risiko terkena stroke menjadi conduit OPK.
setelah operasi OPE. Pada perneriltsaan penunjang
harus dilaltukan pemeriksaan Doppler ltarotis atau Femeriksaan Penunjang
arteriog rat] karotis untul: mendeteltsi adanya trombus Pemerilrsaan penunjang yang diperlukan saat pre operasi
di arteri ltarotis. mencakup’-’
- Pernilihan ltorrduit. Konduit hanuslah yang balk dan * Pemeriksaan hematologi {darah perifer lengkap.
untul: itu perlu dilaltukan pemeriksaan adanya riwayat F-‘T, aPTT, jurnlah trnmbositi. pasien dengan riwayat
trauma rekonstruitsi yaskuiar distal atau infeltsi pada isltemia selsaiknya diberilran transiusi darah Packed
kondult. Pada arteri radialis dapat dilalcukan Allen rad cell (PRC) PRC sampai hematol-:rit rnencapai
test dan juga pemeriltsaan Doppler palmar untuk minimal 23.
rnelihat itelayaltan arteri sebagai lconduit. Hindarkan - Femeriksaan ltimia darah (elektrolit, ureum, kreatinin,
pemasangan infus intrarrena pada ternpat arteri gula darah. fungsi hati}
radialis akan diambil setragai konduit. - Ureum, ltreatinin, dan urinallsis untul: mengetahul
fungsi ginjal pre operasi. Adanya peninglcatan kadar
- Ftiwayat fungsi ginjal. i-‘tiwayat penyakit ginjal
kreatinin menjadi pertanda adanya risilto gagal ginjal
sebelurnya harus didapatkan urrtuit menilai fungsi setelah operasi.
ginjal setrelurn operasi. - Hontgen toraks PA untul: rnengetahui adanya proses
- Riwayat infeltsi. Adanya infeksi dapat memperberat penyaltit pada paru setelah operasi.
pemulihan setelah operasi selain itu dapat menjadi - Elelctroltardlogram, angiografi, dan ekokardiografi
foltus penyebaran pada luka operasi seperti menjadi Semua pasien OPKI harus diberilcan semua mediltasi
mediastinitis setelah operasi stemotorni. antiangina dan antihipertensi sebelum operasi bahltan
- Ftiwayat medilcasi dan alergi. Harus dilihat secara sampai pagi hari menjelang operasi. Hal ini untul: menjaga
balk karena ada obat yang harus dihentikan sebelum agar tidalt terjadi rebound hipertensi. Digoksin dapat
operasi seperti warfarin. antiplatelet. metformin dan diberikan jiita ada masalah pada irama jantung. Pasien
juga ada obat yang harus diawasi penggunaannya memerlultan monitoring yang irwasif dan intensif. Dleh
selama perioperatif seperti insulin, steroid, dan itarena itu pemasangan itateter rrena sentral diperlulcan.
monoomlne olcsidose. Kateter Swan Ganz juga diperlukan terutama pada
Setelah anamnesis didapatlcan malta dilakukanlah pasien dengan tungsi yentrikel l:iri yang menurun.
pemerilcsaan fisik, mulai dari lteadaan umum sa mpai status Monitoring tekanan arteri pulmonal juga diperlukan
mental harus menjadi pertimbangan. terutama selama perio-de retraltsijantung saat pembuatan
- Tekanan darah harus diperiksa pada kedua lengan anastomosis distal karena telranan arteri pulmonal yang
ltarena adanya perbedaan teitanan da rah pada lengan menlnglaat adalah salah satu tanda pertama dari masalah
dapat menunjukltan adanya stenosis arteri SLiiJiQ|a'u'iB hemodinarnilc lcarena islcemi aritmia dan icolaps sistem
salah satu sisi dan ini adalah kontraindikasi graft pada lcardio\rasln.|lar.3~’
arteri toraicalis interna.
- Adanya infelcsi di lculit dada sebelum operasi dapat Asuhan lrrtraoperatif
menjadi pintu masuk bagi adanya infelcsi pada Hal yang perlu dijaga selama intraoperatif adalah kondisi
sternum setelal-i operasi sternotomi. hemodinamik yang hams stabil selama tindal-can dan
- Pemeriksaan jantung dan paru dilalrultan untul: peneltanan jantung terutama pada telcnilt “off ,ournp“.“-9
mem eriksa adanya gejala gagaljantung lrongestif dan Perubahan signifilcan dari tekanan darah terutama terjadi
adanya mum-rur baru set:-elurn operasi. saat retraksi eltsposur dinding lateral. Hal ini beralcibat
- Pemeriksaan konduit dan traskular {bruit lrarotis. menuninnya preload dan perrgisian yentriitel l:iri karena
aneurisma arteri abdominalis dan pulsasl perifer alran yena caya, saluran rrentrikel kanan, dan trena pulmonal
1:-erhu laungan dengan pemakaian Intro Aortic Bcrllon yang terjepit dengan rnanuyer retraksi. Penanganan
Pump [IABP]. Selain itu perlu dip-eriksa apaltah ada yang pertama untul: rnasalan ini adalah pemberian
1456 PE=hl‘|"AKIT JANTUNG I-EORCIIHER
eairan intravena. Pengawasan terhadap korrdisi cairan Association tahun 2004 menyatal-:an bahvva GPK adalah
lntravaskular diiaituitan selama operasi dan terutama terapi terpilih urrtuk:"
menjelang rrianipuiasi terhadap jantung. - Penyumhatan pada arteri iooroner utama lt_iri -[Left Main
Comnoryflrteqfil.
Asuhan Pascaoperafif - Penyumbatan pada ltetiga arteri lcoroner {arteri
Asuhan post o-peratif seperti monitoring status anterior descenden itiri, arteri sirkumiloitsa itiri, dan
kardiopulmonal, fungsi ginjal, dan drainase WED harus arteri ltoronaria itananji.
dilaitukan set-eiah operasi. Flisiito itompliirtasi post operasi - Penyaicit jantung [coroner difus yang tidal: bisa
antara lain gagal multi organ, henti jantung. gagal ditangarri dengan IPK.
ginjal. septikemia. ventilator. yentilasi lebih dari 5 hari.
tamponade, infarlt perioperatif, itornpiikasi saluran cerrra, Prosed ur Op-erasi
reelcsplorasi perdarahan operasi. dan infel-tsi mediastinitis 1. Pasien telentang di atas meja operasi
setelah operasi.“ 2. Anestesiolog memasang arteri line. intravenous lines.
kateter Swann Gan: dan memulai anestesi umum.
Penelitian OPK vs IPK 3. Dilakultan sternotomi mediana. rongga perilcardiurn
lntervensi Koroner Peri-tutan |[lPl(]r adalah tindakan yang dibuka. dilaltukan pemeriksaanjantong oleh operator.
dilalcultanjuga untuit mengatasi angina dan penyempitan Sementara itu. konduit diambil sesuai pemilihan
pembulul-i darah it-oroner. tlmomnya kateter pada konduit pre dan intra operasi. Ketii-:a lconduit sudah
tindaltan IPK dimasukltan via arteri femoral. IPK sering didapat rnalta heparin diloerikan untul: mencegah
disebut sebagai alternatif dari OPK. Banyak penelitian pembekuan darah.
yang membandinglcan antara tatalaksana IPK dan 4. Pada telcnik oi?’-pump maita operator alcan menaruh
OPK. Bail: IPK maupun {JFK terbukti lebih bail: dalam alat stabilisator jantung. Pada telcnik on-pump.
menghilangkan gejala dari pada terapi medikamentosa. operator altan mulai melaltulcari jahitan kanula pada
Penelitian Surgery or Stent {So-S] Penelitian menyimpolkan aorta. yena kava superior dan inferior dan mulai
trahvra CIPK. lebih superior daripada lPl€ dalam kasus menginstruksikan pr:-riusionis untul: memulai pintas
sun-rbatan pada lebih dari satu arteri koroner {muitivessel ltardiopulmoner [Cardiopulmonary bypass}. ltetika
disease]?-2° Penelitian SoS adalah penelitian tersamar pintas kardiopulmonar sudah dijalanltan. operator
ganda yang memtrandingltan antara OPK dengan IPK yang altan menernpatitan I-tlem siiang aorta di aorta dan
meng gunaltan stent logam [bore-rnetol stems}. Walau pun menginstrultsiltan perfusionis untul: member-iltan
terdapat perkembangan terbaru dengan clitemukannya cardiopiegia dingin untul: rnenghentiicanjantung dan
drug elutlng stent. namun OPK tetap menjadi standar rnerendahltan metabolismenya. Biasanya mesin aitan
tatalaksana terpilih pada ltasus three vessel disease dan merendahltan suhu hingga sekitar 29°C.
left main disease. Terbultti pada S‘r'NTAl'l trial tahun 2l}lIl9 5. lvlasing masing lconduit dianastomosisi-tan. Lljung
diternulcan bahvva angka kejadian lcompliltasijantung dan proksimal dianastomosislrzan lte aorta dan ujung distal
serebrovasltular seteiah UPK lebih rendah pada 1 tahun lconduit dianastomosiskan pada arteri lcoroner distal
pertama dihandinglcan dengan IPK (11396 pada IPK versus dari sun-rbatan dan.
12,4‘?-E pada GPK; P=U'.lJlIi2}. Hal tersobutjuga dilcarenakan 6. Jantung dipacu kembali. Pada teknilt oi‘?-pump rnaka
pada lPl<. kebutuhan akan revaskularisasi ulangan akan alat stabilisator diangltat dan oltlusi aorta dibuka
lebih tinggi jilra dibandingkan dengan tatalal-:sana OPK. parsial. Pada teltnilr: on pomp. semua itanul pada
STNTM-l trial adalah peneiitian acalt uji lclinis prospelrtif aorta. vena ltava superior dan interior diangkat dan
multisenter pada B5 pusat pen-elitian dengan ‘lSl3CI pasien lulca belrzas kanula diiahit.
yang memililci penyalcit three vessel disease dan left moin ‘l’. Protamine diherikan untuit membaliltitan efelt dari
-disease atau lteduanya? heparin.
Hannan dlclt menemulcarr bahwa OPK lebih superior B. Perdarahan yang ada ditangani. ditempatitan drain
daripada JFK pada lcasus penyaicil: jantung lcoroner dl laawah sternum dan dilakulsan penjahitan sternum.
multivessel. Pasien yang menjalani DPK. rnemiiilci risil-to sublrcutis. dan ltutis.
lcematian yang lebih rendah dan atau infark miokard 9. Pasien dipindahlcan ke ruang ravrat internsif setelah
dibanding IPK. Pasien yang menjalani DPKjuga rnemiliki operasi. Setelah stabil di ruang intenslt maka pasien
risilco yang lelaih rendah untuk menjalani revaskuiarisasi dipindahlcan lce ruang peravvatan bedah jantung.
u|.angan.""
Konduit Dperasi Pintas ltoroner
lndilrasi Pemilihan konduit sangat Eiergantung pada pilil-ran
Pedoman Arnerirron College of Cordiologyfrlmericon Heart doltter izredah dan preferensi institusi. Umumnya lconduit
GPERASI PIHTAS KDRDNER
149?
yang digunalcan adalah arteri mamaria interna idri {left Operasi Pirrtas Koroner Off Pump
internal thoracic artery KLFTAJ atau left internal mommory Perkernlzrangan dalam ilmu bedah jantung telah
inferno {l_iMA]|}. Arteri mamaria interna l:iri biasanya berimpliltasi positlf pada angka harapan hidup pasien
akan dianastomosislcan ice arteri anterior desenden setelah operasi.‘ Perltembangan tersebut mulai dengan
l:iri dan komhinasi dari konduit arteri atau yena altan diperkenallcannya DPK dengan telrnilt ofi‘ pump yang
dianastornosiskan pada arteri koroner yang lain. Konduit dipopulerltan oleh Song dan Pusloas lebih dari 15 tahun
lain yang umum digunaltan adalah arteri mamaria interna lalu. Teknilc ofi pump adalah modifiltasi dari operasi
kanan {right internal thoracic artery fRlTA]I|, vena saphena UPK. tanpa menggunaican mesin pintas ltardiopulmoner.
magna. dan arteri radialis. ‘v’ena saphena magna dan Penggunaan telcnik oi?’ pump telah mengurangi
arteri radialis saat ini bisa diarnbil menggunaitan teltnilr. risilco ltornpliltasi dari penggunaan mesln pintas
endosltopik {endoscopic vessel harvesting |[Ev’H]r}. Arteri ltardiopulmoner seperti rneningltatnya respon inflamasi.
gastroepiploilta ltananjarang digunaltan E-tarena umumnya tiisfungsi multiorgan, dan ltomplikasi neurokognitif.‘
sulit mernobilisasi abdomen. ltonduit lain yang jararrg Penelitian oleh Song membulttiltan beberapa lteuntungan
digunaltan adalah arteri eplgastril-ta inferior dan arteri dari OPK off pump yaitu efek protelcsi miokard. menjaga
musitulofrenilra.‘ fungsi pernapasan. proteltsi ginjal. menurunnya risilto
ltoagulopati. menurunnya respon inflarnasi. menjaga
Patensi ltoncluit fungsi neurokognitif, dan berkurangnya t:-iaya operasi dan
Abnomalitas pada ltonduit sebelum digunakan bisa saja perawatan- Efelt proteltsi mio ltard terbukti dari minimnya
terjadi dan jilta sudah terdapat abnormalitas umumnya enzim jantung yang iteluar intra operasi. rendahnya
bisa terjadi sumhatan pada ltonduit dalam walttu loulan ltebutuhan obat inotropilt, dan minimnya risiko aritmia
hingga tahunan setelah operasi sehingga patensi atau setelah operasi.’-5 Terjaganya fungsi pernapasan terbuitti
ltemungkinan sebuah ltonduit tetap terbul-ta dan tidair dari berkurangnya vvalttu penggunaan ventilasi meltanilc
tersurribat harus dipastikan. lionduit dianggap paten jilta pasta operasi sementara terjaganya fungsi glnjal terl:rui<ti
tetap terdapat aliran tanpa adanya stenosis signifil-can {> dari terjaganya laju filtrasi glomerulus intra dan setelah
T095 ukuran diameter]. Patensi dari konduit tergantung operasi. Menurunnya respon inflamasi dibulztiltan dari
heberapa faictor antara lain tipe ltonduit yang dlgunalcan, berlturangnya pelepasan sitoltln. minimnya aktivasi
ulruran arteri koroneryang altan dianastomosisltan dengan komplemen. dan rendahnya anglta infeltsi setelah
ltonduit dan tentu saja ltemarnpuan dari operator. ltonduit operasi. Fungal neurolcognitifjuga terbulcti lebih baikjilca
arteri jauh lebih sensitif terhadap lcerusalran alcibat tinda loan dibandingltan pasien setelah CIPK ltonvenslonal.‘ Respons
operasi yang ltasar daripada lconduit vena dan bisa terjadi inflamasi yang meningltat setelah OPK lconvensional
spasrne pada ltonduitjilta tidal: diambil secara iege ortis. adalah karena ada nya paparan darah terhadap perm ultaan
Llmumnya angka patensi tehailr: adalah jii-ta ujung asing yang luas dari mesin pintas kardiopulmoner. Hal
distal arteri mamaria interna l:iri dianastomosisltan lte tersebut mengalctivasi sistem protein plasma dan memicu
arteri lcoroner distal dari sumbatan {umumnya lte arteri respon inflamasi sistemik. alttivasi jeram itoagulasi, dan
anterior desenden kiri atau ke arteri cabang diagonal}. aktivitas fibrinolitik. Alctivasi neutrofil juga diltaitlran
Ujung prolcsimal arteri mamaria ltiri tetap berhubungan dengan patogenesis dari disfungsi sistem pernapasan
dengan arteri sublclavia. Angka patensi yang lebih setelah operasi EiPi<." Walaupun memiliki beberapa
rendah didapatlcan jil-ta konduit yang dipakai adalah lteunggulan ditrandingkan DPK on pump namun UPK oi‘?
arteri radialis dan arteri mamaria interna ltiri yang dilepas pump dikontraindiltasiltan pada pasien syolc ltardiogenilc.
dari ujung prolcsimainya dengan arteri suolclavla dan aritmia islcemilt, anomali anatomi jantung yang tidal:
dianastomosislcan lrembali ite aorta asenden. Konduit mernungl-zlnkan rotasi jantung intra operasi. rit-yayat
arteri mamaria interna l:iri lebih paten karena strul-:tur pneumonelttomi paru iciri, pektus eksvaltatum berat.
anatomi arteri lebih lziailt dan lrarena ujung proltsir-nalnya Kontraindikasi relatif terutama pada pasien dengan
sudah terhubung dengan arteri sulalclavia maka hanya arteri koroner intra mioltarcl dan arteri lcoroner yang
memerlukan anastomosis pada ujung distalnya dengan ke-cil atau terkalsifilr.asi."* Kelemaltan dari DPK on‘ pump
arteri icoroner. Angka patensi arteri mamaria interna itiri lce terutama ltarena lceb-erhasilan operasi sangat tiergantung
arteri anterior desenden l:iri lebih superior dibandingkan pada keahlian doltter bedah yang rnelalculrannya
dengan itonduit vena. Konduit vena saphena memiliki lcarena OPE oh‘ pump jeias memerlukan pengalaman
anglca patensi yang lebih rendah namun ayailabilitasnya untul: kelihaian teltnilc operasinya. Bagi dolcter bedah
lebih loailt ltarena mudah seltali diambil dan leloih panjang. yang belum berpengalaman dengan DPDPK rnaka ada
iqonduit yena yang digunaitan harus dibuang lcatup beb-erapa lcontraindlltasi tam bal-ran seperti pasien dengan
ltatupnya atau diputar agar aliran darahnya seteiah fungsi ventriltel l:iri yang bunrlt. left main disease. dan
dianastomosisltan ice arteri ltoroner tidal: tersumbati-‘ii it meningltatnya usia pasien.“
1-=1-93 PENTAKIT JANTUNG KDRDNER
operasi Pintas ttoroner Minimal lnvasif miokard yang tidak bailc. revaskularlsasi tidalt lengltap.
lvletode minimal invasif diperlcenailtan pada harnplr seluruh atau lcegagalan conduit setelah operasi. Infelcsi lulra
tinclaltan operasi bet-loh talc terltofluaii pada OPK. Teltnilt sternum dalam terjadi pada ‘l sampai 4% pasien OPK dan
minimal invasif yang digunakan adalah insisi sebesar 5-10 menyeloalokan lrernatian hingga 25%. Metode terbailt
cm dan tanpa laantuan mesin pintas kardlopulmoner. untul: mencegah adanya infeksi luka sternum dalam adalah
Keuntungan dari OPK minimal invasif adalah walttu mandi dengan lclorheltsidin glultonat saat sore dan pagi
pemulihan setelah operasi yang lebih cepat. beriturang nya sebelurn operasi. memberikan mupirosin intranasal pada
lrtebutuhan transfusi darah, clan loerlturangnya risilto sore dan pagi sebelum operasi dan juga sampai 5 hari
ko rnplilcasi stro lte itarena tidal: ada manipulasi pada aorta. setelah operasi. dan memberiltan antibiotilc profilalcsis.
Telcnilt minimal invasif ini dapat diltombinasilran dengan Gagal ginjal umumnya terjadi pada -DPK dengan bantuan
|Pl< dan dinamaloan sebagai teltnik hibrida? mesin pintas lcardiopulmoner. Pada peneiitian di Amerika
Seriltat ditemukan data itompiikasi gagal ginjai setelah OPK
ltomplikasi Operasi Pintas ltoroner yang tidalt rnemeriukan dialisis seltitar 5.3% dan persentase
Komplikasi dari OPK yang sering menjadi ancaman gagal ginjal setelah OPK yang memerluloan dialisis adalah
dan seperti yang dilternulcalcan pada Syntax trial adalah sekitar 1.4%. lvlortalitas sangat erat lsaitannya dengan
gangguan tungsi neurologis. Selcitar 1-5% pasien ltegagalan fungsi ginjali
cenderung memiliki ltompliltasi neurologis setelah operasi
OPIL" 1‘ Strolt ad alah salah satunya." lvliltroemboli serebral Prognosis
clari arteri selama G-Pit adalah penyebab utama strok. Pada sebuah peneiitian prospektif multisenter yang
Aterosklerosis dari aorta asenden menjadi predilctor dari dilaltultan oleh Northern New England Cordiovoscuiur
itompliltasi neurolo-gis jangita panjang dan mortalitas." Disease Stuojr Group ditemultan terdapat 354 I-ternatian dari
Falttor risil-to lain adalah usia, status diabetes. adanya BE-41 pasien yang menjalani DPK antara tahun 1990 sarnpai
left main disease atau disfungsi ventriltel itiri. vranita. 1995. Gagal jantung adalah penyebab utama kematian
rivvayat merokolc. dan rivrayat strolre.‘iPada peneiitian setelah OPK {E595}. disusul gangguan neurologis {?,3%}.
dengan menggunaltan MRI pada pasien setelah OPK perdarahan {T96}. gagal na pas (5.5-ts}. dan disritmia l.5.5‘iir}.
ditemukan adanya lcerusal-:an otak pada 51% pasien?“ Prognosis setelah OPK tergantung dari heberapa falttor.
Terdapat beberapa falrtor yang berltontrlbusi pada Umumnya lconduit dapat bertahan B sampai 15 tahun
terjadinya p-enurunan fu ngsi otak secara mendadalc setelah setelah operasi. Secara umum. UPK meningkatkan angka
operasi. Sistem sirltuiasi aliran darah dari mesin pintas kesintasan pasien dengan risiko tinggi yaitu rnemililti
kardiopulrnoner danjuga proses pernbedahan itu sendiri sumloatan arteri koroner pada lebih dari tiga arteri koroner.
altan menyebabkan lepasnya debris rnasult aliran darah vvalaupun secara statistilc anglta lcesintasan antarapasien
yang dapat menyurnbat aliran darah ice otalt. Sebagai yang menjalani OPK clan pasien yang ha nya rnenda patkan
contoh pada saat klem aorta dan saat memasukltan ltanul medikamentosa relatif sama. Usia pasien saat operasi
lce aorta bisa terjadi lepasnya debris dan masultnya emboli sangat panting pada prognosis pasien. Sema ltin muda usia
udara. Falttor lain yang menyebalslcan gangguan fungsi pasien dan tidal: adanya ltomplilcasi penyaltit lain make
otalt adalah adanya hipoltsia. suhu yang terlalu tinggi semaltin bail: pula prognosisnyai
atau terlalu rendah, telcanan darah yang flulrtuatif. dan
irama jantung yang ireguier.“ Flisiko stroke perioperatit
tinggi {>595} pada pasien dengan lebih dari 30% unilateral REFERIENSI
stenosis. bilateral stenosis 50%. dan unilateral oklusi 50%
arteri ltarotis pada sisi lcontralateral. Pasien dengan salah 1. Survey Kesehatan Ru:-nah Tangga Nasional 2001. Bad-an
P1.tsatStat.i.stil< 1001.
satu dari ltategori tersebut vvajih rnelakultan tindakan 2. Konstantinovlifi. GoetzRH.Tl1e surgeon 1.-\r1'|o performed the
itornbinasi carotid endorterectomy {CE-9-} dan OPK Ang lla first succaamlclinicalcoronar].-' arlsery b'y1:1a$sopetatiort..i'um
mortalitas setelah operasi mencapai 0-5% dan lrompiikasi Thorac Surg. 20lIlCl_:69:lEi56
3. Gongora E, Sunrit Til-I. Myocardial revasculari.zat.io11 with
perioperatif neurologis dan rniolcard seltitar 3%. Anglta cardiopulmonary bypass. in: Lawrence I-I Col-rr|.ed. (Tardiac
5 tahun bebas strolc rrrencapai lebih dari 65%. Sltrining surgery in the adult. lvlcG1aw Hill lvladil;-a1; 2000. p.599-silt]
pasien yang alcan menjalani bedah jantung dengan 4. Ferguson TB, 1-Ia.1:|'u:ni.1 B-G, Petelaon ED, et ai: a decade of
ultrasound arteri lcarotis signifilcan dilaltultan untulr: melihat change - rislt profiles and outcomes ior isolated Coronary
artery bypass grafting gtrocedures, 1990-1'i?§l9: a report icocn
adaltah stenosis arteri karotis. the5‘I‘S national database Cornrnittee and the Dulce {'i.i.t1:icai
Komplikasi [ainnya adalah disfungsi mioirard, infeltsi Research Iris-t:ittrbe.So<:iety ot"I'1'loracicSr.:rgeot1s.i'u1nT1'rorr1t‘ic
iuica stemum dalam. gagal ginjal. ltegagalan conduit. dan Burg 5331.‘-'Z:T"3;=LEi0_
5. Mack LT}. Brown PI’, Kugelmass AD. et ai: current status
perdarahan. Disfungsi miol-card sangat terkait dengan and outcomes oi coronary revasculariaalzion 1999 to 2lilI2-
adanya adanya cedera isltemilt preoperatit, protelrsi lilfi-.?l-96 surgical and percu taneous procedures. ritnn Thorac
o|=e|uis| Pmms xoeome 1499
Surg 2flo4;??1?e1
6. Finn AK’, Nil-l'iEt]'LD M, Narnia I, Kolodgie FD. "v'i1'maJ.1i R.
Concept of 1n:|1J1erab1e,Fur1stabIe plaque Arterioscierosis,
TE11\o1nbosis, and ‘u'ascu]arBiolo1gy. 2010,50: 1232-91
Fl
r . Kaiser LR, Kroru IL, Spray TL Masteqr of oardiothoracic
slrrgery. 2"‘ edition. I’1'u]a.ddphia : Lippincott W':.1.Eia1rts Gr
Wiflons; IMF; p. -1-51-65.
B. Puslcas ID, ‘Fitrteri-Johartseri ]. Muraki S, et al. My-'0-fitrdial
protection for off pump oororiary arte'r}' by-"pass surgery.
5-emih Thom: Cardiovasc Surg. 20D1_;13:S2.
9. Puskas 112-, Wiliiamwl-I,DukePG, et aI.U£tpumpcomnary
artery bjrpess graftllng provides complete revascularizafion
with reduced myocardial htjurp, transfusion reqnrirements,
aridIe11gthofsta}r:Apmspeetiuerar|don'iizedcon1pa1ison
of two hundred imseieeteci [JBfiEJ'll$ undergoing otf pump
versuseomrerrti.or1a10orona.1f5P a1-tenrbypo.ssg1atting.}Thorac
Co1-diovascSu.rg. 2DD3;1E:5-‘EU.
‘ID Sermys, P.W.;l~'Io1'ice'i!~'I.-C1,; Kappetein A.P.eta].Peo:u’arveo1Js
Coronary Intervention versus Coronary-Artery Bypass
Gr-a.t'ting Eorfievere Coronary Artery Disease. N Engij Med
2D[r9;3fi»D{1U}: 961-I-'1
ll Ha.1'u1a.n, EL; Wu C; Welford G et aL Dmg-Qluhing stents
vs. coronary-e1-ter§|.r bypass grafting in mullrvessel coronary
disease. zone; N. Engl. I. Med. ass {=1}: 331-41.
11 Eagle. RA; Guyton RA; Davidoff R et al. ACCIAIIA 2004
guideline update for coronary artery lag,-pass g1'aftst:|.t'ger].r:a
I‘l2]JlJl‘l'D:H1'bE Amer-ics.nCo11ege ofCordiologj.'fAntericenHeen
Associalion Task ForceonPractice-Guidelines {Cmruriittee to
Update $21999 Guidelines for €oroner§,'Arte:cyB}'pass Graft
Surgery]. Ciro-olation 2El14;11'D{1*1]-1 e340-43?.
13 Ifiramurs, S; Kawachi K; l<,awataTera.L {March 1996-}. {Ten-
yeat sunrivalaridcardiac event-free robes irijapanese patients
with the left anterior de_scer|.di11g artery revascnrlarized with
iriternalthorarcic-1rte1'yo1'sapl'u=:r1ous veirigroftocouaaparative
study] [in Iapenese}. Nippon G-eko Gakkai Zasshi 9?‘ (3):
2432-9. PMID 364933-III.
14 A1ima,M;I€enohT;Suzo1dTetel5e1-ia]an‘giogreptticfoHow-
up beyond 1|] years after coronary artery bypass grafting.
{PUP}. Circ I.2{IJ5: 69 {-5}: B95-901
15. Gardner 'I],Homefi'er P_T.Ma.nol1'o TA. eta]: Majorstroke after
coronary artery bypass surgery: changing magnitude of the
problem. I ‘ifasc Surg. I'5'B5:3-163*}.
15. Bull DA, Meunuyer LA, Hunter GC, et oi: Risk factors for
strokeitlpalients Lll‘L11'EIgOiTlg0DTUI1fl.1‘}'3IlEI'j'E|}'Pfl5‘6 grafting.
Cordiova.scSu.rg19'93;1:1B2.
1?. Fu.r|a1'L A]. Silo CA, Chimowitz MI, Jones SC: Neuroiogic
complications related to cardiac surgery. New-o1 Clin. 1992;
10:1-I15.
IS. Devils-Roman VG. Murphy SF, Niekerson N], et a1:
Atherosclerosis of the asoending aorta is an independent
predictor oflong-term neunologic events and mm-tslitj'.]Am
Coll Cm-diol. 1999; 3'."r:l3€|B.
1‘-J. Lazar HL. Mehzoian I0: Coronal-gr artery by-pass gra.fl:|'.n_s;
in patients with cerebrovascular disease. Ann Thom: Surg.
199B;IE»6:915-B.
2U. Schwartz LB, Bridgntanhl-LKie£terRW, etslrA.s].rmptomatic-
carotid er-teq.r stenosis and slrohe in patients undergoing
cardiopulmonary bypass. I Vase Burg. 1995; 21;1~l-En
21. Bar-bash G]. Bimbaum '1’, Bogaeris K, et a]: Treahruerit of
reinfarction after thromboijptic tl-nerspp acute myuardja]
infaretiori: an arnalysis of outcome and treolrnerai ehoi-oes in
the Global Uoliljr offih-epiokiriase and Tissue Plasminogen
Aetivators for Uoeluded Coronas-y Arteries [GUSTO 1} and
F\mess1rieI_1.to£fl'ie5a.fet}I' of-1 Nm c [ABSENT
2] shrdies. Circ-elation. 2CH31_: 103195-=1.
Ill Lioerfi Eagle HA. Buckley M], De5em.cl:is RW: Atrial
inrflhtiunfollowh-mg 0D1'D11aJ,'J,' areeq: bypass surger_-,'.P1-og
Cazlfiioscfiis 1‘9E9:E|-1:3-E9‘.