You are on page 1of 76

PENYAKIT JANTUNG KORONER

In
TI

'P,é['icegc1hc:n dun -
Eenqtaiulscnaan
Aiékrjifilqiérosis 1425-
' ‘*¥£f§.‘»E .
Ang_in:l;’_Eekt0ris Stobil
[APE] 1435
'Anginq_ Ejelctoris Tok Siubilf
Infark Mibkurd Akuf
TOHDCI Elevasi ST ‘I44?
_r

rnfoflc Miqkard Akut


dang-can Elevusi ST 145?’ J...

Anfitrombotik,
Anfikoqgufon don
.1-.Jrc>mb0!ftik pcrdc:
l5'envuki}_Juniung
Kore-ner 14?5
Fnfewensi Kornner
Pe:1<g.fr'if§t:n 1430
_O;3r¢éE;a'si Pinius Koruner
1491*

,_
_,j-sr _

-F

:" \"~:t~:;".. .1 +.:_'.r-_,-, -1 - " --1

lllllll PENYIIKIT lllllfllfl Ed-H vl 2014


188 I

PENCEGAHAN DAN
PENATALAKSANAAN ATEROSKLEROSIS
' Pu-djf Rusmana Adi

PE N DAH U LUAN sajak usia dinif Jadi dalam usaha pencegahan dan
penanganannyapun sudah harus dimuiai pada usia dini
Atarc-sklarnsis cligarnbarkan sebagai "pambuluh darah bahkan suclah harus diantisipasi pada saat masfh dafam
artari yang kaku“. Merupakan suatu pros-as inflamasi kandungan ibu.
yang kranik yang dalam patofisiulaginya melibatkan
lipid, thrombosis, dinding yaskuiar dan sal-sal irnun.‘
Prasas ataraskterasis Eni sudah mutai terbanruk pada ATERDSKLEROSIS PADA ANAI11 DAN REMAJA
usia yang sangat dini, bahkan saat rnasih ada di daiam
kandungan ibu.“ Sejalan dangan bartambahnya usia, Prasas atercrsklarosis sabanamya sudah dirnuiai sajak masa
dan dangan adanya faktar-faktor risiko prose-s akan anak-anak. Guratan Larnak Lfafiysrreakj sudah muncul di
samakin berkambang dan rnamunculkan panyakit— tunika intima aarta pada anak usfa 3 tahun. Guratan Lernak
penyakit yang berhubungan dengan atarasklarasis besarta {GL1 ini bisa be-rkarnbang lebih lanjut atau ta-tap atau
kamplikasinya.{Gambar 1}. mungkin bisa regresi.“ Dari penalitian otnpsi pada anal:
Sabagai faktnr risiko, kaiesteral plasma tarutama baru Iahir dan ramaja yang manfnggal karena panyakit
lipapratein yang atarnganik yaitu Law Density Lian-protein non lcardiayaskular manunjukkan adanya perkembangan
{LDL]| barperan sangat khusua Faktnr-faktar risfkn lain awal ataraaklerasis. Pada pernbuluh darahnya ctitemukan
seolah-ulah hanya rnampercepat muncufnya panyakit GL clan lasi ateraslclarnsis awal dengan predilaksi ternpat
atarnsklarosis. Mekanisrnenyati-::Iakja|as,te1.api mungkin yang sama dengan dewaaa, dan ini berhubungan dangan
keadaan-lceadaan tersabut akan menaiklcan aterogenisitas kadar knlesteral ibu."-‘
LDL atau menaiklcan lcarentanan dindfng arteri.‘ Data pada anak-anak sang-at terbatas. Faktar-faktnr
Sacara patofisinln-gis at-arasklarnsis disebahkan karana risiko biasanya ada sacara hersama-sama {tabal 1}. Pada
disfungsi endatel clan inflamasi. Endntal yaskular akan hasii ntapsi dari anak-anak dang-an berat badan lebih,
mangatur homeostasis vasl-:uIar dangan rnenghasiikan 2at- menunju kkan adanya paruba han atarnskleratik pada aarta
zat yang bisa menyababkan penggurnpalan {starting} atau dan arteri knrnnarianya. Selain itu abesitas juga akan
anti penggumpalan {anti clotting}. Nitrogen mannksida manaikkan risiko untuk panyakit Iain misalnya: hipertensi
{ND} adalah hahan antiaternganik unama yang dihasilkzan dan Dia betas Malitus {DM}. Pada anak dangan be.-rat badan
andatel sebagai faktur prntektif. Adanya faktar inflamasi labih atau nbas dengan dislipidarnia, akan manyababkan
dan faktnr-faktar risfka Iain akan menyebabkan hilfangnya Tebal Intima Media Untima Media ticknassj karntis
efak prntal-:si andatal terse-but.’ b-artambah dibandingkan dengan yang nnnnal. Dan sacara
Ada parubahan knnsap dalam malihat prasas umum biasanya anal:-anak nbes akan canderung inaktif
ateroskferosis. Bukan hanya sekadar panyakit dageneratif secara fisik dan rnampunyai henti napas abstruictif saat
kranik yang barkaitan dangan usia Ianjut ta-tapi adalah tidur (obstructive steep apnea} yang berhu bungan dangan
panyakit inflamasi kranik yang sudah ada atau muncul panyakit kardiovaskular {PIN} saat dewasa.

-- - - - 1425
1426 ___ PENYIEKIT J'J1NTl..l'hlG KDRDNER

Rlwrayat alarniah poiialanan ateraslrzlairzrsis Sacara umum analc-anal: yang tarmasuk kelompok
- ?{lI- lnfarir: Stroke Garrgren Anauriarna risil-:o tinggi untuk tarkena F'l<‘u" adaiah yang mempunyai:
. hiparlcolastaroiemia familial, DM tipa lfli, Panyakit Ginjal
I _ T
-;-.--.-.- Hi Kronik [F’Gi<Z}, tranplantasi jantung, penyalcit Kawasaki,
..I'T-at"-= .--’.rII'-'-.a."3"..-. -- - -
5'5‘ .~';fi.~§:='€'-I -7-F5,‘-_?-;. . .- penyalcit inflarnasi lcronik. karsinoma anal: clan panyalcit
- --.:1_._-I ‘.--- -
‘- ' jantung konganital. Paula kalompok ini harua dikelola risiko
-_ _,_._
lcardioyaskuiamyaf‘
51]-
Jadi pancagahan primer F'l{'u' akan lalaih efektif apa hila
' ------ Bataa lr:linia------------------- dilalcukan pacia saat usia oini bahkan selaenarnya suclah
4:» -ii-‘J
@ K|p-ardar-ahan_
_§1_i_§‘%§;'=|iaaar: l-rarus dinilai dan diantisipasi saat masih rzialam karrciungan
u.1s£a'asi_ ilou sehingga clapat mengontrol lebih baik panyakitnya
trornboaia sajak awal prosas.“
; Boil 55 ® Plakiibrosa l
204 Q‘ PATH FISIULDGI
g gy @ W.
1|}-I are |
Secara patofisioingis aternsiclerosis aclalah sekumpulan
proses yang lcom plelcs yang melibatican darah clan material
ia@
[|_.'.
i yang dilcandungnya. anclotel yaslcular. yasa vasorum clan
mungkin juga lingkungan intra utarin.5 Ada :laarah--
Gamhar 1. Riwayat alarniah aterosldarosis. ifiikutip dari 2}
daarah prediieksi atarosklarosis se-par-ri aorta den arteri
lcoronaria.
Prose-s diawali dari barubahnya k-LDL menjaai lebin
Tabel 1. Faktor-faktor Risiko Ateroaklerosis pada Anah- ateroganik mungkin setalah pros-as oksidasi clan berubah
Anak.= manjacli LDL yang taroksidasi {Ox LDL}. Di sisi lain paoa
- Berat badan Iabih atau ohasitas. daarah-daarah rawanfpredilaksi ataroslciarosis irnisainyaz
- Hipertensi. aorta clan arteri koronaria} andotai loisa mengalami
- Dislipidemia. gangguan [intak tatapi lsocor} sehingga manjadi aktif
- Riwayat kaluarga. clan terjacli gangguan fungsi. lama keiarnaan bisa tarjadi
- Marolcolc. daandoteiisasi oengan atau tanpa disartai prosas adasi
- Hiperglikemia. 1rombo5ir;. Berdasarkan ulcuran clan konsantrasinya,
molakul plasma dan partikal lipoprotein lain bisa malaku lcan
Ekstrayasasi rrialalui enclotal yang rusakihocor dan masuk
Paola anal: dangan hipartensi, sate-lah dawasa alcan ka ruang subendotalial. LDL yang ataroganik {Ox LDL}
candarung menjadi hipartensi juga. Tabai lntirna Media alcan ta-rtahan clan berubah menjadi barsifat sitotoksilc,
{TIMJ dan lcelcakuan arterinya be-nrambah, rnambari kasan proinflamasi, khamotaktik darr proaterogenik. Karena
ada percapatan terjaclinya aterosklarosis. pangaruh ataroganasis clan stimuli inflamasi tarsabut
Anal: yang mernpunyai orarrg tua. kakak atau nenak endotal menjadi aktif. Enclotal akan mangaluarlcan sitolcin.
clengan riwayat serangan jantungjstroka dini, pada ND {Nitrogen monoksida} yang dihasillcan and otal manjadi
usia partangahan mernpunyai kemungkinan or-3-nyalcit berkurang sehingga fungsi dilatasi and-ateipun al-zan
kardioyaslcular {PK‘u'j| 2 kali labih sering. barkurang, selain itujuga akan mangaluarkan sei-sel adasi
Merokok aktif atau pasif akan manaikl-:an risiko [Vascular Cali.-adhesion MoIacuIa- F, intarfaiiuiar Adhesion
lcardioyaslcular. Flarnaja yang rnarokok akan cendarung Moiecu[e- 1, E saiacrin, Psalectin} clan rnanangkap monosit
ta-tap rnarol-zok sahingga manyabablcan timbulnya PK? clan sal T. Mom:-sit akan laerubah manjadi makrofag yang
yang ciini. Rokok akan rnamparluas GL dan rnanambah aican menangkap Ox-.l.D.l. clan barubah manjaoi sal husa
lasi cli a. ab-zlominalis. Makanismenya mernang be-lurn rjfoam oe-ii} yang kamudian akan baricambang manjadi inti
jeias. Tatapi rokok ahan menailckan inflamasi, memicu lamalc (ir'pr'u'oare} dan rnernpunyai paiindung fibroaa {Fibrouse
pambantukan trombus clan oksidasi kolastarol-LDL cap). Peiindung Fibrosa {PF} ini bisa rapuh sahingga mamir:u
r[l-:-LDL]. Jadi rolcol: aloan rnenaiklcarr sires olcsidatif clan prosas trombogenasis yang baral-cibat tarjadinya sindrom
rnangawali disfungsi icarclioyaskulari koronar akut {SICIK}. G-Bflgguan fungsi dilatasi endmel inilah
Hiperglikami harnu bu ngan den gan luasnya Gi. bail: di yang dianggap sabagai diafr.| ngsi enciotai. Dan sei apoptotilc
a. lcoronaria atau di aorta abdominalis. Paula anak clangan yang dihasilkan Dar-LDL akan menyebabkan instabilitasfplak
DM tipal didapati TIM bartambah. clan rnerrricu terhantuicnya trombusf“
PENCEGEHAN DAN ENATA N ATERDSKLERDSIS
142?

Katlar Trigiiserida [TE] yang tinggi-[l'1iperl:rigli5erir:lerniaJ


juga rnerupalcan falrtor risilco tersendiri yang lepas tlari Tabel 3. Eriraluasi Illalarn ‘ID l'iI'lenit.*
faktor risiko yang lain. Karena sebagian itresar rnempakan - Laltu ltan anarnnesis.
- Tanyakan tentang:
triglisenicla yang ltaya akan lipoprotein {TE rich iipoproterlrr}
- Llsia
terutama khilomikron remnant clan Very—io1-1r Density - Kebiasaan merokolc
iipoproteirr ["lr"LDL} remnant. Remnant iipoprotein ini - Tingl:a't alrtiyitas fisik
ukurannya kecil sehingga olapat masuk ire cialam sub - Asupan makanan
endotel clan selanjutnya al-can menyebabkan aterosklerosis. - Riwayat I-tejadian ltardioyaskular clini dalam keluarga
Dari sisi lain, itadar High-Density Lipoprotein choiesteroi - Riwayat penyaltit dahulu: diabetes melitus, hipertensi.
iltolesterol-HDL] yang tinggi dapat menurunkan risilco sintlrorna metaboliit
Ky’. HDL alcan menyebabkan tranpor kolesteroi balil: - Ukur tinggi clan berat batlan dan hitung [MT
- Ultur tekanan tiarah
{reverse oiroiesteroi transport} yang meru pa ltan meha nisme
- Lakokan pemeriksaan fisik berupa pemerilzsaan
protektif dari progresi ateroslderosis.‘ jantung, paru, aorta oan arteri-arteri utama
- Dorong periia itu maltan sehat o’an oiah raga ontulc
keiuarga
PENCEGA HAN ATE ROSKLEROSIS
PKV yang nyata seteiah dewasa lcarena pengaruh faktor
‘rang dimalcsud elengan pencegahan primer {,rJrim1:Ir_y risiko. Apabila ada riwayat keluarga Pity‘ premature harus
prevention] adalah usaha pencegahan untulc menghindari dilakukan penapisan dislipidemia sejalt usia dini. Dan
kejadian W pada pasien yang asimpton-ratilr. Dan dasar apabila tidak ditemukan riwayat keluarga clisaranlcan
dari usaha pencegahan tersebut adalah pengenalan dan perneriksaan klinis clan asesmen risilco PW secara teliti
interyensi falttor risil-to. Penapisan rlimuiai dari individu- pada saat usia remaja. lieluarga harus diberi semangat
indiyidu secara perorangan, dinilai tlengan alcurat faktor untuk hidup sehat dengan Dietigaya hidup clan olah raga
risiko global 1:lan jangka panjang untulc terjadinya yang sehat pula.‘
F'l<.'y' aterosltlerotilc 1:l'an alihitung {prediksi} berapa as Dari studi MESA [Matti Etrrir: Stuofy offiltheroscierosis}
kemungkinan untult terjatlinya serangan Pi{‘y'.'1‘-‘ pada incliyiclu asimtomatik didapatitan bahwa riwayat
Secara global fa ktor risiko dibagi rnenjadi falztor risilro keiuarga clengan F-‘Ky’ premature pada orang tua clan
yang tidal: bisa dirubah (unmodified risk factors] seperti: saudara ltandung mempunyai arti predilctif yang sangat
usia lanjut, laki-lalti nan riwayat lceluarga. Dan falttor kuat untul: terjartlinya ateroolclerosis yang asimptomatil: dan
risilto yang bisa clirubah [modified risk far.-tors} seperti: terlepas darifaktor risiko yang lain. Ditemukannya 1 talcror
dislipidemia, merokolt, hipertensi. Dlwsindrom metabolilt. risiko saja imisalnya: UM. riwayat keluarga} sebenarnya
clan aktifitas fisik yang kurang t'Tabel 2}. Selain itu dilcenal sudah mencerminkan risiko yang hesar, padahal pada
pula falttor risiko yang baru inoirei risk factors], seperti: kenyataannya lcebanyakan ditemu ltan kombinasi beberapa
high sensitive C-Reactive Protein {l'1sCRP], Lipoproteio-o ialctor risiko paoa sesec-rang sehingga menempatkan
iLp—a}, fibrinogen, homosistein, apolipoprotein-B [apo-B} indiyidu tersebut pada kelompok risilco sangat tinggi
dH_!l1tr_.11,11 terjadinya aterosklerosis asin1tomatik.Jadi stratifikasi faktor
Penilaian iaktor risiko harus dimulai sejak usia risiko perlu dan rnodifiiaasi semua faktor risiko sangatlah
anal:-anal: r1‘l'al:el 3}. Sebab p-roses aterosklerosis sudah panting. Sltore Framingham membagi pasien clalam
dimulai sejak anak-anal: {bahlcan sudah ada sejak dalarn lcelompolc risilco tinggi. moderate dan ringan herdasarltan
kandungan ilou} den akan semakin berlcembang menjaoi adarrya faktor risiko. 1:lan rneramalltan terjadinya penyakit
kardioyaskular dalarn 10 iahun ice oepan. r[i.rli'rat iompiron}.
Tabel 2. Falttor ltisilto l(ard’ro1raslruIar: ‘ Paola pralrtek sehari-hari lcecenclerungannya adaiah pada
indiyiolo-indiyidu dengan risiico yang tinggi biasanya altan
Falrtor risiiro yang dapat diubah
segera ditangani, tetapi pada indiyidu-indiuidu oengan
Dislipitiernia {LDL meningkat, HDL rnenurun}
risiko ringan-seda ng cen tleru ng terlewatlcan atau tiitanga ni
:1.-rerolcolc
Hipertensi lturang adekuat. Karena itu diperlulcan suatu alatfcara
Diabetes melitus, sintlrom metal:-olilr: saderhana untuk tlapat menangicap iteaoaan seperti
|-turang aktiyitas fisil: terse-but dan selanjutnya supaya rnenolapat penanganan
yang bail: [Gambar 2}.
Faktnr risiko yang ticlail: dapat diu bah Pena pisan falnor risiko:
Llsia |anjLl’E — Profii iipio‘ punso. National Crroiesteroi Education
Janis lteiarnin lalti-lalti Program iNCEF} menganjurlcan pemeriksaan profil
Hereciiter
lipid puasa sejalt usia 20 tahu n. Nailcnya kadar kolesterol
14-.23 PENYMUT JANTLING KORGNER

darah menipaltan predilotor F*K‘I.1' prematur yang bail-c. merolcok, ltadar HIIZIL dan telcanan sistolilt. Ha silnya pa sien
Dan penununan LDL sangat berarti. dikelompoklzan dalarn ltatagori:
- Hiperrensi. Tekanan darah {TD} 3140390 alcan ‘I. Risiko tinggi; ltalltulasi risilto 220%. Disini termasulc
menaikkan risil-:o PK'v'. Penurunan tekanan darah pasien yang rnempunyai penyakit yaskular
ringan i-Ev’-3 mmHg} pada penderita prehipertensi aterosklerotik seperti: PJK, penyakit serebroyaskular
alcan menuronkan risiko stroke, gagai jantung dan atau penyaltit arteri perifer. termasuk pasien derrgan
intarlc miol-:ard. Secara umum penurunan TD akan Penyakit Ginjal Kronik {PGK} dan UM.
menurun-I-can risiko reiatif kejadian K‘v'. 2. Risilco moderat kalkulasi risilto antara 10%-19%.
- Din‘. Dlvl sama dengan risiko tinggi. Pasien Dlvl yang 3. Risilto renclah: Kalltulasi risikfl -:‘lEi'iiE1.‘3
asimptomatil: mernpunyai risilco yang sama dengan
Paola implementasinya dan disesuaikan dengan hasil
seseorang yang pernah rnengalami iniarl: miokard
penelitian ta rbaru. Pasien diltelompolckan be rd asarkan
sebelumnya. DM menaikkan >3 lcali lipat risilco K‘-if
adanya faktor risiko tTabel 5} dan dilcaitkan dengan target
Periu diperiltsa pada osia _:; 45 tahun, atau pada usia
penuronan l<~LDL menjadi:
yang lehih mucla apabila berat badannya iebih. HbA‘l r:
harus diperiltsa setiap 3 bulan, dan target l-lbA1c
adalah < T916. Tahel 5. Faittor Risiltn iltamia Selalin-LDI. {Karena Lliil.
- Sindrom metabolik {Slv'let}. Dbesitas sentral, Mernpakan Target Terapi}"
dislipidemia aterogenik i TG tinggi, HDL rendah, LDL - Merokok
tinggi}, hipertensi, resistensi insulin dan inflamasi; - Hipertensi1[TD > 14O,r'9ID mm Hg atau daiam pengobatan
status protrombotil-: secara i:+ersama~sam-a rnenailtl-can antihip-ertensi]
risiko PW lepas dari lcadar LDL. Pada indiyidu dengan - Kolesteml HDL rendah {<40 mg,idi}t
PJK dan Slvlet akan lebih sering mengalami kejadian - Riwayat penyakitjantung koroner dini dalam keiuarga
1<‘v'. Menurunkan berat baclan dan meningltatkan {Penyalcit jantung lcoroner pada lalci-Ialti keturunan
alnifitas fisil: adalah lini pertama dalarn mengatasi keluarga pertarna yang loerusia <55 tahun; Penyakit
jantung lcoroner pada perempuan ltetutunan keluarga
Sliilet den menjaga ltadar lcoiesterol darah pada kadar pertama yang berusia<E15 tZ1i11.1n]-
amen adalah target utama.’ [label 4}. * Usia ipriaa-45 tahun:1-1ranita>55 tai-1un}*
‘Dalarn ATP Ill, diabetes dianggap sabagai risiito penyakit
Tabs!-4¢?rafilLii1;i1=IP=rata’ - _ _ _- . _iar-turrg vaskular yang setara.
tKolestero!HDL >60 n1g,r'dl dihitung sebagai falitor risil-to
- Kornponen khas dan niiaiya ng berkaitan dengan risiko "negatif'; iteberadaannya menyingkirkan satu falttor risiito
kardiovaskular rendah: dari p-erhitungan total.
- Kolesterol totalitorni cholesterol {TC} <2DD mgfdl
- Koiesterol LDLILDL-C <1 U0 rr1g,r'dl
- Kolesteroi HDL}"l-iD‘L—C 340 mgfdl 1. Risiko tinggi: pasien dengan P.ll< atau yang mempu nyai
- Trigliserida IITG} <151D mgfdl risilco PJK yang ekuivalen. Kialkulasi risiko >2D%.
- Kolesterol Non-H DL-C <13E|- mgfdl iberraanfaat 2. Risiko tinggi moderat: mempunyai 2 talttor risiko
bila to >200 mgnrn selain it-LDL. Kalkulasi risilto 216% - 20%.
I Rasio TC,.-"l-IDL-C <3.Il'i
- Metode penentuan ltlasiltr 3. Risilco moderat: mempunyai 2 falttor risiko selain
- Peng ulturan iangsung: kolesterol total, koiesterol l:-LDJ_ ltalkulasi risilco <TD%.
HDL dan trigliserida 4. Risilco rendah: mempunyai El — ‘i faktor risilco. “
- Dihitung:
Di negara Eropa dengan memakai sistem SCORE
- LDL-C = TC - HDL-C-Tfii-"5
- Non-HDL-C = TC— HDL-C
pasien dikelompokkan menjadi:
'1. Ftisiko sa ngat tinggi: Pasien rnempu nyai Plwjelas yang
su dah terbuirti bail-c dengan pemariksaan invasive atau
Ada beberapa cara untulc asesrnen falnor risiko, yang noninvasive {angiog rafi koroner, nulclir, elcoltardiografi
paling umum dipergunalran adalah memalcai Skore Risilto dengan bel:-an. ultrasonografi plalt karotis], pernah
Framirrgl-ram Elinor iampiran}, di negara Eropa dipal-zai infarlt miokard, SKA, riwayat revasltularisasi koroner
sistem SCORE [Systematic Cflronory Risk Estimation} . bail: interirensi koroner perlcutan atau operasi pintas
Hasilnya adalah kallculasi risii-:o terjadinya lcejadian PM jantung koroner atau prosedur reyaslcularisasi arteri
iinfarl: miolcard dan lternatian karena penyakit koroner] yang lain, pernah mengaiami stroke iskemilc dan
dalam 10 tahun mendatang. penyalcit arten peritar; pasien dengan DM tipe 2 atau
F-‘ada slcore Framingham komponen yang dip-eriksa tipe I dengan lcerusalcan organ target; pasien dengan
adaiah: jenis lcelamin. usia, kadar kolesteroi total, status F-‘GK moderate sampai berat perhitungan risilco ‘ID
PENCEGRHAN DAN PENATALAKSANAAH ATERDSICLERDEIS
1429'

tai-run dengan sistem SCORE 210% Pada anal:-anal: dan remaja ada beberapa iceadaan
2. Risilco tinggi: Adanya kenaikan salah satu faktor risiico yang menjadi falctor risilco PK‘v' a1-val {Tabei 1}. Pernikiran
seperti dislipidernia familial; perhitungan risiico 10 dan penapisan avral sudah harus dimuiai. Entervensi
tahun dengan sistem SCORE 21% dan 510%. sudah harus dilakukan, untui-c menjaga supaya tidal:
3. Risiko moderate: Perhitungan sistern Score a1 dan bericen-rbang menjadi PKV nyata seteiah dewasa. Karena
115%. bagaimanapunjuga rnanusia adalah mahlulr. yang
4. Risilco rerrdah: Perhitungan dengan sistem SCORE berubahiberkembang dari keadaan anal:-anal: dengan
<1%- i15]I segala permasalahannya, dan a!-can menjadi sosolc dewasaf
Dasar dari usaha prE1i'€i'15i primer adalah pengenalan tua dengan rnembawa segala hasil dari perjalanan usianya
falct-or risiko. Pros-es aterosltlerosis sudah berjalan sejak beserta itonsekuensinya.
dalam lcandungan ibu. Pada penelitian terbulcti bahwa Dengan memaicai skor Framingham pasien bisa
proses awal aterosklerosis sudah terjadi pada saat itu dan dilcelomp-o!-clcan dalam risiico tingi, moderat dan rendah.
bisa semaltin berltembang menjadi PKV awal pada anal: Setelah itu harus dilaku kan usaha intervensifterapi sesuai
kalau lingkung annya {Fa lttor risil-to} mendulrung. Teta pi bisa panduan. Untok itu supaya hasilnya bail: diperlukan suatu
juga menjadi tidal: berkembang atau bahkan regresi bila carafaiat sederhana sebagai sarana untulc pendidikan
dilaitultan intervensi yang memadai. Jadi pernilciran dan dan sekaligus panduan dalam penanganan penderita.
penapisan sudah harus dimuiai sejak saat itu. [G-ambar 2}.

Ir- _- .
Risllro 1aaam unrulr Pifl!il\iIliHI1.|ng ltoronur1[FJ'l(] piisian arias man __1a
A an hi rinmmaauun pzslen And: Iriadalam loalagari an-an-. siding lklggl.

1|@fl 25 Rising ‘flrbggl 2 20%


' .5 RBI“ I 20%-30}G =5erta1-aoangan arrrunaklarsaaia auhluinia
E >3-t1'ili I S-er:1ra_$angs1n: PJK kllma 1
"fa _- tau-=1 .1L'I. Rlsllro am“; 10%-131- R
nna roiran-in . Fwllfllfl Solar: dorrgarl ‘l—2 ialn-arfraiko PJK
PM
l "‘“"”“"’°“'n“- - ——- E Hisilto r-1-raairirlsti-aar-
I Taioarariaarnrr rro] U 5:laradanga'1;0-‘I ialmorrlsllrn PJK
Dlahrsln 7
I-ilernlwlt -:i- Tralat dburlulwn fllrlrltlalua-1'1 one nun
o Anjulil dial ibiu korreailng
B-erdaaarlun Iisllw F'.1h‘. oArr}1.|ra|1 olairr raga
suulan ii'\i,iH1Illla!Ilarl amriianaaliig
rsmaana pungnhalan n A1-j.rr-an burhrsfl mnrolrnlr
| ind! uI'llJ.|l< narl Jill Ian lwnsning
o Mulal NEH |J1!l'hil'la'|1!rlI§}lfl
n P¢l“l1l'flbI.|'|§1fl'| lrrflpi IEPll'lI\
o 'l'arrrl:1!l'li&'r lerapi a.n1iiiperlaI1ei
B -:1 Arrjuran pvanarapanm -:1:-as
lllulni dlnlrll aieu Hnllaiallflg
ldongnn profl
Iplalpuaaa dimngun}

F
ummam a Kohieaaan rrraroloali '1 poin
FJH ldlrda poi-r1 H!1er|‘lBl'1Bl 1 groin
Pamela amen lrnrronnr slrnianmatilt Roles-w1"ol HDL
Parryai-3: amen pulifar "45"1"Q-\'=|L T noln
Ariauiarna anew abclorrrlnal 4-<1-sanripai 11.10 r11g|'nL U fl|ZI|l1
Diabetes Z an rng\*dL
t.ii i
-1 IIDI1
|| .l.l'I|rI.Al-l Riwayal PJK dalam Jraluarga 1 poi-1
Uala [52-ria245:wanl1IilE55l 1 pain
.rur.1|_.-1.1-1 porn
31 pain
5‘ 9°“ Pm-hrrv rl-lllro FI':|'r||ng'l1:l.rn
Rifllilfl Frarnhgiilm 42 |J0in
'10- lnhun >20 Fllésiw Framlrignam
11113111111 -520%
HeLaa1n|:eLLnL I.rJ.ira;1n1rJ1l |g;|gmm|_|,g|_ 51131;‘-55] E.tllIIll1nt.l:LlB. lmrxsazfl
-\!1ClClI1'l§FG. Trdflrad: .1;-|3q.mgyd|_
Tldalt ada '= 1W =11-.a-‘dL Tlnalt ada
21Dfl'mg.1'dL '|'§l"BDi- pllndliila gay: 2-|3|:|m9i,fl_dafl Tlrapl nanioarian gays
Taranl panlraiian 155' ""5l‘5-
hldiln taint mflvraiwfl nalka -non Biifii l'lll‘l'l-l.D hicli-19
F"""““-|' 2 ran rng1'dL dan T H mbam“ [D0131 mflmpai-can |:i-1.111}
E 130 |'r1g.1'flL Tarqai pa-rulsahrn guy: risflra 10%-20% 9:?! rs?” ., any 1 Dmgldi. Ta-rapt p-aritralran gay:
hidu -1-algal z1mn.g|ldLdan
Tarapl panioarfian _ mum * mm
ria3uo1r101G am Main +al>a1 '

Garnbar 2. Model alat eduitasi unoilc lcallculasi risiko {A} dan pendekatan penanganan penderita beraasaritan ltalloslasi risiko {B}?
1-=1-30 PENTRKIT .|-MlFl'l.l NE KGRDNER

Secara garis besar lconsep pencegahan ateroslclerosis dievaluasi serta diperbaiki supaya nasilnya malcsimal.
adalah: [C-iamlcrarfl}.
1. Asesrnen secara terinteg rasi falttor-talqtor risilto untuk
mencari penderita-penderita yang rentan. Terapi Medikamentosa
2. identifilcasi dan intervensi obesitas dan OM pada usia
Dbat Penurun Kolesterol. Kolesterol LDL adaiah alctor
dini idekade ke 2~3}.
utarna aterositlerosis karena itu menjadi target utama
3. Pemberian terapi farmalcoiogis setelah dev.-asa.5
dalam terapi lipid.i16} Obat penurun lipid yang biasa
dipakai adalah: statin, fibrat, bile acid squestrans. niasin.
dan ezetimibe. Diantara semua golongan obat yang ada,
PENATA LA. KSANAAN yang paling efelctif adalah statinf Seberapa jauh kita
turunltan lcadar ltolesterol tergantung dari posisi pasien
Diet dan Perubahan Gaya l-lidup dalam lcategori yang mana. r[Tabel E}.
Perubahan Gaya Hidup IIPGH} merupaltan ujung tombal: - Statin. Statin merupalcan ob-at yang an-ran dan di-
usaha pencegahan Pill’. ‘rang harus dilalculcan adalah: toleransi dengan baik. Seioarang ini mempakan pilihan
- Olah raga teralur. batasi lconsumsi alkohol {moderate}. pertama untult menuninltan l:-LDL Tergantung jenis
berhenti merokok, mengontrol telcanan darah dan dan dosisnya, statin dapat menurunkan k-LDL lebih
kadargula darah, mengusahaican den mempertahanl-:an dari 55% dan trigliserida {T6} lebih dari 30% serta
berat badan ideal dan Diet rendah ltolesterol. dapat menailckan lc-HDL lebih dari 15%. Statin akan
- lllonsumsi antiolrsidan: flavanoid ten hijau. minyak memberilcan lceuntungan yang paling besar pada
olive dan wine rnerah. orang dengan risiko tinggi. Dos-is yang diberikan
- Diet rendah lemal: trans dan jenuh. itonsumsi asam bisa cukup besar itarena mungkin harus menurunloan
lemak omega 3. buah. sayur segar dan kacang- 30%-40% dari lradar awalnya. lcarena itu mungliin
kacangan.“ diperlulcan beberapa kali peninglcatan dc-sis ifiiambar
Llkuran ling kar pinggang dijaga optimal {Asia 4}. Harus diberitahukan kepada pasien bagaimana
Tenggara: pria ¢901:n-1, wanita <B0cm}. lMT minimal <2? pilihan-pillhan obat dan rnengeyaluasi hasilnya.
kg,-"n12 atau optimal <25 ltg.-"n"r?.. Olah raga dilalcukan Sasaran harus sudah bisa tercapai dalam E minggu.
secara teratur 4-? hari seminggu: olah raga berat selama {Gambar E}. Bisa terjadi efeic samping terhadap liver
30 menit. moderate 30-60 menit dan ringan dilaltukan tetapijarang, karena itu disaranltan untuk pemeriksaan
selama E-0 mar-111.1 PGH harus dilakukan dengan sungguh- fungsi liver sebelum memberikan statin dan dievaluasi
sungguh dengan sasaran yang jelas dan secara bertahap secara berlcala setiap 5 bulan.

5 Kunjungan lta-2 E- Kunjungan he-3 4.5 Kunjungan lteselrzian


Konju ngan lte-1 Mjnggu _ Mlnggu B I
Evaluasr reapona LDL in Evaluasi resp-one L01. in Awasi irapatunan paalen
MulaiTarap1' torapi perubanan
Gaya l-riauo Biia target LDL tidal: Bila target LDL tidalr gaya tudup
teroapai. lalcultan torapi te|'r;:apai,periimbanglt£n
penurunan LDL 1-nenarnlcrahl-ran tarapi obat
yang lebih interrsif

- Tekanltan pengurangan - Talnanbtan lrernbali


I aaupan lernal-1: jenuh perrigurangan asupan - Mulati lerap-i untul:
dan maltarran lemalt ienuhr dan airiclrom metaboiil-t
i berltoleateroi rnakanan berkolealarol - Laltultan pongaturan
| - Dorong paaien unlult I Partirnbangltan unluls oerat badan dan alttiviaas
| rrreialrultan alttivilara menamhahltan sternoliatarol flail: yaig lebih inriansir
flail: aedang nabati - Pertimbanglran 1.rnt1.rlt
' Per1irrisa|'rglran Lll'lI1l.l:lC - Tmgkatlran aaupan serat l'l'lB|3lU.ll-i‘al'l rujulran
rnelalculoan rujolran - Partimbangltan urtlult lee ahli gizi
Ire ahli gizi malaltuican n.|j1.rlr.an
lie ahli gizi

l
Gambar 3. Model langltah perubahan gaya hidup {PGH},‘3
PEHCEGAHAN DAN PEIIATALAICSANAAH ATERUSKLEROSIS
1431

Talael 16. Target K-LDL dan Batasan Radar TG 1:lariATP ll]. {Dikutip dari 14}
Kategofi Risikn Target Kolesteroi LDL Total Kolesterol naval Pertimha rig ltan Terapi Dhat“
Risil:io‘l'rnggi: P115.‘ atau risiko Plltyang < 100 rng}'dl. {target 2 100 r'r1g.i::|l. it E 100 rng_.1'dL++i-1: 100 mg}'di.;
setara 1{risil:o 10 tahun > 20%} pilil-ran: -c T0 mgidL} |'| pertimbangltan pilihan obat}"
Risiko tul:up tinggi: talttor risilco 2+: < 130 mg_r'di_ 1 a 151:1 r1'1g,r'I;|L # e 130 rngi'dL
irisilto '10 tahun 10% — 20%}§§ [100-129 mgfd L; pertirnbangltan
pilihan obat}#
F1‘-i5ll<O sedangr falttor risilco 2+: < 130 mg_.idL =1 130 mg}"dL 2: 1 E0 mg.idL
{|‘i5ilt:J 1 El‘ tahun -1:1 U"3'Ei]-§
Fl‘.isil:o rendah: falttor § < 150 :rng,idL e 160 mgi'dL a 1510 mgildl.
risilco 0-1 i160—18'3 mg,idL; Obat penurun
LDL rneru pakan piliha n}
'PJK,terr|'1asu1t riwayat infarl: rniolrardiurn. angina tidal: stabil. angina stabil, prosedurarteri liiornner [il|'lglD]I|E3Sl§l atau operasi‘ bypass} atau adanya l:n.|l:‘l;i
isltemia niiolrardium l:linis yang bermairna
tllisiko 'PJK. yang setala. hermasuk maniiestarsi itlinis penyaitit ateroslcle-rods non-horoneripenyaltit arteri perifer, a-neurisma aorta abdominal. dan penyaltit
3l'1JEFl lrarotis [serangan islrernia semerntara atau snot-:e yang herasal dari irarotis atau nlzrstruksi arteri lrarotrs =-5031]}. diabetes dan talroor Ilfilltfll Zr dengan
risiko 10 ta!-run PJK berat >1 20%.
tiahor-faittflr risiiteiltrmasiri ltel:-iasaan merokok. hipertensi GD e 1-rarsommngaiavseasngaalam pengolaatan anti:-ripertenai}. l:o-iesterat HDL rendah
{<40 mg.-'dl.'l. riwayat Pilt dini dalam lreluarga tPJlt pada laici-lal:i l:e'h.|runa1'| keloarga pertama yang lzrerusia <55 tahun; PJK pada perempuan lreturunan
iialuarga pertama yang lnenisia ~:E-5 ta.i-run}. dan usia ipria a 45 tel-run." wanita 2 55 taluin}
§§§Kall:1.:laaor risilro 10tal11un tersedia diwwwnhibinihgo»-y'guidelines.i:l1=olesterol
iHarnpir semua orang dengan ialrtor risiko not atau 1 mernpunyai risiloo 10 tal-11.rn 40%, dan oleh ltarena itu. penilaian risiko 10 tahun o-rang dengan
taktor risiito no-I atau 1 tidal: diperlul-ran.
I Risiiro yang sarigat tinggi lebih mendulrung pilihan target Irolesterol LDL < 1'0 mg,"-|tL. dan pada pasien derlgnn trigliserida tinggi. ltolesterol non-HDL
< ton rng_.1'dL
tl target l‘-:o1esteroli.Dl. pilihan < 100 mg,-"cl:
#5-r.-tiap orang yang berisiloo tinggi atau tulrup tinggi dengan gaya hidiip yang trerkaitan dengan ialttor risiko {misalnya oh-esitas. al:ti~.ritas fisil: lturang,
kadar irigliserida tinggi. Iradar ltolesterol H01. rendah atau penderita sin-clrom metab-olil:} me:-r.|:1aitan l:-andidat urrtul: terapi peroboi-ran gaya hidup agar
dapat memodifilrasi lalrror-faktor risiloo tersehur tanpa rnemandang l:a::|ar iiolesterol LDL yang airnilikinya.
"" ltctilra terapi obat ;renun.|r1 lt.Gl1E5l:EI‘Oldib1:1'litil'l. disaranlran agar intensitas terapi aiherikan dalam julnlah yang tukup sehingga ter-:apai setidaltnya
penurunan lradar lrolesterol LDI. hingga 30%-40%
+l Bila kaclar ltolesterol !.DL dasar < 100 mg,-'dL. pernherian obat penurun LDL merupaltan pilihan terapi herdasarkan 1-rasiiuji ldinis yang ada. Bila orang
berisilto tinggi
juga mernpunyai Radar trigliserida yang tinggi atau ltadar lrolesterol HDL yang rendah. l:on1-hinasi fibre: atau asam nikotinat dengan obat penurun
kolesterol LDLdapatdiper:imba1'1gl:an
¥= Unttrk orang dengan risil:-o o:il:up tinggi, lretika iradar lioiesterot LDL 100- 12:-1' mg.-'dL pada data dasaratau dengan terapi gaya hiaup. mernulai obat
penurun lrolesterol trrrtul: mencapai lradar Ito-lesrernl LDL -= 100 mg.-'dL rnerupakan pilihan terapi herdaaarkan hasil uji ltlinis yang ada

Fihrat lvlerupaltan obat tunggal yang paling efektif - Ezeternibi. Pada pasien yang tidal: bisa mernalcai
untul: orang dengan TG yang sangat tinggi dan bisa statin bisa menggunakan ezetimibi, tetapi eteicnya
digunakan sebagai obat tambahan apabila dengan sangat lemah. l<e1:uali dipakai dalam lcombinasi
statin T13 masih tetap tinggi. Masalah utamanya adalah dengan statin al:an memperbesar efel: penoru nan
efel: samping gastrointestinal dan kemungkinan l:-LDI.’
terbentulcnya batu empedu serta interaksi dengan
obat lain. Apabila dipalcai fenofibrat akan mengura ngi Obat-obat yang mempunyai efel: anti infiamasi.
icemunglcinan efei: interaksi dengan obat lain. nterogenesis berlanjut diseoabltan lcarena adanya proses
Niarsin iosorn Niicarinatl. Pemberian niasin dalam dosis inflamasi vasl:ular. lnfia masi yaslcular ini dil:aitl:an la ng sung
1-2 gfhari dapat menurunlteln Radar TG, lr:-LDL. l:-l-lDl_ dengan tingginya ltadar kolesteroi darah tetapi bisa
Penurunan TG biasa sampai >50% dan k—l.DL :~25%. juga disebabitan l:arena infeksi kuman. Dari penelitian
Tetapi masalair utamanya adalan efel: sampingnya dapat dibuktikan bahwa penyalcit aterosklerosis adalah
yaitu l:e merahan dimuica {flushing} dan di badanjuga penyakit infiamasi yang disebalalcan oleh realtsi imun
efel: samping gastro-intestinalnya. Peningicatan dosis {immune-mediated inflamrnotory disease}. Beberapa
setara pelan-pelan al:an mengurangi efel: samping kuman r[Helicobocter pyiori dan Ciamydio pneumonia}
tersebut. Niasin tunggal atau sebagai l:oml:rinasi dapat memicu atau memulai aterosklerosis. i<uman-
dengan statin meru palcan atternatif terapi pada pasein lcuman tersebut alcan menyebalzrlcan infeksi loical dan
dengan dislipidemia aterogenilt. ifiambar 5} reaksi inflamasi kronis. Dan dengan _pemal:aian antioiotil:
Bite ocidsqnesir-ant. Bekerja di intestinum rnengikat ternyata dapat menurunkan kejadian lcardiovaskular.
asam empedu dan tidal: diabsorbsi, karena itu Dalam morbiditas penyal:it ltardiovaskular respons
aman untul: anal:-analt, wanita hamil dan menyusui. inflamasi ini berperan sangat panting. Karena itu
Terutama menurunkan l:-LDL tetapi bisa juga pemberian obat-obat yang bisa menekan reabi intlamasi
rnenailclran T5. 1-Carena itu tidal: dianjurlcan pada pasien akan sangat berma nfaat dalam me ncegah berkem bangnya
dengan TG yang tinggi. proses lebih lanjut walaupun tidal: altan mungkin untul:
143-Z PENYAKIT MNTUHG KDRGNER.

"T
D0555 flalin harian
HJ mg 20 mg 4!} mg ED mg I
13% ___._5 I I I
I

-I—' F‘I'WB$b5l'|ll1
-uml
I-B -1- Srnu-main
dasar
a
.335 - §__
-1- |\1\nr\'.1.fl:1:'l1
-5- R-OIEIVBQIEUH

-3-U%-|
__=_=_=--_i |
_4|:p=_,-;, -, —l__—-|‘
uhihahpa-rsana
For LDLdari
nsno
-5|]".\i- |
kn:
-605$-—

Pnrubehan pcm§nfla:ummnHhnfl'mhnud.llIlNhidJ:IlflH'hr0l1DLiM1BdBDdDii¥3lfl
{|1aln|7u|'l|:Iu\'al|h|1T'ha£TE.L|'|.Fk]

Gambar 4. Penurunan K-LDL dengan statin dosis harian. *

l.--_-_.!I¥_%!...=i"_.. I.F~.Fi.?§.i.=? i3*’-W


Penurunan Peningkalan Penurunan
kolesterol LDL lmlesterol LDL TG .
W-1 {*3-5] {$51
-w ~
2n
{'asar
cl
15}

I13
2°3 1 _
ff] '5 '39
*1 _____(_

$1 8
ii
@|I]=~
*5E
Purubahandar
4-an -=5 45° '5“
Belbagai efel: hfihihinur kn-cnzim A red1.|:I.a:-e I-hidruki 3-mclilglutaril flshiirl}-_ niasin, d;n fin-at
mriudap lipid Diayarn hutarnq mnunjniiwn aid: mabsimal yang diner:-epal dan galis-garia yang-
| mclintasi fiagram balang nunmjuhkan efet minimaiy ang uiharapkan Besarnya efek l~e1~=gan1w1g dad
. duiisdanjenis obat dari S-\!1i3D kelasngla

Garnhar 5. Efek statin, niasin dan fibrat?

Muiai dengan
terapi aha: penurun
M. E
' ''
Bile: target LDL ficlak ten‘:-apai. M. 5
lakukan terapi penurun ' "'"
Bila target LDL tidal: terpa1'_
'lak1.|kan terapi nbat sacara §; Awasi raspuns
dan kepatuhan
LDL LDL sacara lntensif intensif atau rujuk. Ice arfli lipid terhadap terapi

* Mulai dengan statin 'Pertimban:gH::an dosis F B.i|a target LDL tercapai,


atau sakues-ts-an asam staling yang lebih tinggi obati iaktur risikn iipid
empedu atau asam atau tarnbahlcan sakuasvan I-ainnya
nikminat asam empedu atau
asam nikofinat
Gamhar 6. Prugresi p-emifihan c:|::at.“.
PENCEGAH-RH DAN PEHATALAKSANAAN ATERUSKLEROSIS
_ i __1-133

mengatasi samua faictnr risikp. Eieberapa phat yang


‘Fang ciimaksud dengan Penanganan Media Optimal
mernpunyai eiek anti-inflamasi antara iain adalah:
{PM-O} adalah usaha untuk mernperbaiki semua fair:-::r
- Srmtin. Efek utama statin adaiah rnenumnkan Radar risikp, meiakuican FGH dan parnberian ni:iat~nba1:an
koiesterpi darah, tetapi seiain itu juga rnempunyai
yang ciipariukan dan dicapai target-target terapi sesuai
efek anti-nksidan sistemii-: yang kuar, anti-inflamasi panduan. Sajauh apapun tinciakan kita In-1-rmasul-r
dan anti-prpiiferatif. Menurunkan reaksi inflamasi ini
intarvensi tanpa Ph-‘ID hasilnya tidaic akan lebih baik.
mung kin menjadi salah satu melra nisrne berkurangnya
Fania pasien dengan PJHI yang stabil, strategi intervensi
kcjadian kardicnraskuiar pada pemalcaian statin.
perkutan kproner {IPK} awal ticiak mernberiican prpteksi
- Angintensine Converting Enzyme inhibitor (ACE!)
yang lebih bail: dibandingkan dengan hanya PMO saja."
dan Angi1*ansi'n Receptor Bipcker {ARE}. Mempunyai
Jadi untuic me-.nc.ap-ai has-ii penanganan yang paling baik
efek anti-oksiclan iangsung, anti-inflarnasi dan anti-
adalah diiakuican PMO dan dilakuican intervensi apabila
prpliferative, icarena itu aican manghentikan pruses
diperlukan.
aterosklerosis.
- Aspirin. Aspirin akan rnenurunkan aictivitas trombusit.
Seiain itu juga akan rnenurunkan ekspresi mediator-
KESIMPULAN
rnediatpr inflamasi imisainya: ERR TNF, iL-6 dan
1-CAM) clan mengharnbat prpiiferasi sei otcrt pnlps Ada peru bahan knnsep dalam melihat pr-uses aterpsklerpsis.
vasi<u|ar.~ Harmon Rapicicamant Therapy {Tempi Suiih Sekarang ini aterosakierosis dianggap sebagai penyakit
Harmon}. Dapat menununkan ICAM-1, "u"CA|'-"i-1 dan inflamasi kronik yang sudah ada atau rnuncul sejak
E-5E]E'ETii'l. usia dini, Secara patpfisioipgi merupaican suatu prose:
- Agar:-Est Peroxraume Prpiiferaroraictivated R-E-Eep1‘Or - y yang kumpieks yang melibatkan darah dan material
rifligpnist PPAR-yj. Akan rnenurunkan inter ieuiirin-4 yang ciikandungnya, endotal yaskular, vasa vascrrum dan
{IL-4], interleukin-5 {lL~5J dan interieukin-T3 [IL-13] mungkin juga lingicungan intra uterin. Ada fakrpr-faictcir
dan menurunkan akspresi gen proiniiamatori. risii-:0 sebagai latarbeiakang dan k-LDL berperan sebagai
- Supiemen anti-pksidan. Pemaicaian pada rnanusia aktpr utama. Hasil akhirnya adalah disfungsi endptel
manfaatnya masih meragukar: karena seiarna ini dan pada suatu saat bisa terjadi trnmbus yang akan
peneiiannya hanya dalam wairtu yang pendek memunculkan icejadian kardioyakuiar. '
dan dcisis anti-pkasidannya terialu kecil, sehingga Karena prose: aterosiclerusis sudah mulai rnuncui
manfaatnya masih beium je-Ias.“ {Gambar T}. saat masih dalam kandungan ibu, mal-:a pemiiciran dan

I
2-IRT [_;,""";"“
. '::uu|=a=:r Hi ||..-1|: J arid
' .. .-/' Q 3"‘ 1?4L“c'u' Him F"\ / GP1ib.|'IIa
BM sum"? THF-1::
Q 1
Tromhnsit

AI'.E-: -Eh gm‘


Aflhasi ppm
_ "' - nganiars |fi“r -
sumian
hMnhE\.=L:u1msil_
- p;,u|;.?l };-|_-_-;_|,;_q a
I:-aflI new-1 5 H

;
A.-' J ___
.- 9;:
=__ ';':‘..
__ - _ ii am, "i‘"“i:n_“ _,_ _‘
. _ .

. 2-I/A ' -J‘ '


Siatin C H H -Elem
dmkfidms .
. RP‘ -P'P:n.n'-y
ii 8% an-a_ "*"""’“*“‘
.) INDS
1* THF-q ___ ‘ . ..

a §-
Q'
li
Gam bar T. Mekanisme terjadinya nesporis infla masi pada dinding arteri dan obat-obat
yang rnanfaat klinisnya b-erhubun gan dengan efek antiinflamasinya sehingga menuru nkar:
pa-ta nda inflamasi sistamii-c.5
143% . _ PENYAKIT JANTUNG IEDRQNER

penapisan serta pananganan sudah hams dimuiai pada CIIRCL.-'I.ATIC'N A.l'I.A.l.05.5?il353


saat itu. Proses bisa dihampat bahltan bisa regresi apal:-iia hiusunuri: I<.Att1erogenii: Dyslipide:riia:Cardioyascola1- Fisk
ciilakuican intervensi dengan bail: sehingge mencegah and Dietary Intervention. Lipid 2016;115:907-914
Fujiolra Y. Ishikawa Y. Renmant lipoproteiri as strong key
terjaclinya Iesi lebih lanjut. Pada usia anak-anakpun ada particle to al11erogenesis.]' Atherosclecr Thrornl: 2iliIl9;16:145-
beberapa faktor risiico terjaciinya Pl£"u' yang harus ditapis 154
dan kemudian diiaicuican intewensi dengan baik. I.e1.-via S}. Prevention and Treatment of Athe;|-osclemsis; A
Fraction-e1’sG|.|ide for 2818. Am I lvled Eililil;12?_".3-333-SEE
Pada dasamya yang dimaksud dengan p-encegahan (lolcll-tab-er 52. European. Atherosclerosis Society Bercer-trig
primer {primary prevention} adalah usaha untuk Recommendations for lL.ipoprotei.n{a]| arid I‘iigl1-Sensitive
menghindari itejadian KM’ pada pasien yang asimptornatik. C-—Rea.c'tive Protein.‘ Double standard c:rFai'|'|.1:|'e nflf-',1ri,-denier
Based I‘-tledicirie? Clinical ZU'1'U;56-[1U}L154¢1—1546
Karena itu konsep dasarnya adaiah asesmen terintegrasi Ero\m'l'M,Bit1nerV.B-iomarkersot'Atheroscierosis: Clinical
factor risii-:o, identifikasi dan intervensi ohesitas dan DM Applications. Curr cardiol Rep 2iltlB;1[l|[6}:-1-EC’-5il=1
pada usia dini dan pemberian terapi iarmakologis seteiai-i Santos MG. Pegocraro h-i_.Sanchir1i P, Macoco EC. Risk Factor
dewasa. for the Development out Athecrosclerosis in Childhood and
Adolescence. Arq Bras c'ard.iol2ilEI-B~:'Ei'il{=t-]|;.'75?Ei-233
Ada ti-eberapa cara menggolongkan pasien dengan National lnstihrte of Health. 'I‘l-iicrd Report of the National
risiko RV. ‘rang paling umum dipakai adaiah sitore Cholesterol Education Program {I'~lCEP]| Expert Panel on
Framingham. Di negara-negara Eropa memakal cara Detevttiorl Evaluation and treatment ofHigh Blood Cholesterol
in Adult {ATP [El]-. N11-I Pirblication No U1-3-65"). l-'1ay2ilill.
SCORE. P-eiaksucinya adalah mengelompokkan pasien Grundy et al. Implication of Reoent 'L“I.inicaI Trial for
berdasarkan lcaikulasi besarnya risiko terjadinya P]-Cy, the National Cholesterol Ed ucation Program Adult
serta seloagai panduan dalam penapisan, penanganan Treatment Panel l'lIG1.1idelines. Circirlation 2IIlil4;ll.iIi;2Z?Z'i9.
nan eyaluasi penderita. doi:10.1 ltilfil1.ClIR.1’.itli‘#l13E1F. -19?96.0E
The Task Force for the management oi dyslipidemias of
Selaras dengan besarnya kaikulasi risiico yang didapat. the Europen Society of Cardiology (EEC) and the European
ciimulailah antisipasi penanganannya. Pada kelompoic Atlmros-rlerosis [EA-Sjl. ESQ-"EA.5 Guidelines for the
risiko yang kecil, ciiiakuican intervensiipenanganan faictor management oi dyslipidemias. European Hea.rl'Inur|1al
2flll.‘.3-11%?-1313 doi:1U.1U93feurhearljy"eh]'153
risiico. Pada ltelornpok risilco yang sedang atau be-rat Davidson MI~l. Overview oi prevention and treatment of
penanganan harus lebih baiic. Sebisa mungkin faktor risiiro atherosclerosis ‘I-'lr‘l.|.ll'lliP2l.-d-3l.HE1'il'ig therapy for pharmacy
harus diperbaiki. Kadar k-LDL dituru nkan sedemikian rupa directors. Ami l\-ianag Care 20D?;135l6il-S169
Bo-den WE et al. Optimal Medical Therapy with or without
untuk memperkecil,-"|'nencegah kemungitinan terjadinya Pfiltor stable Coronary Disease. NEngl] rnoii 2£i0?;366:15ll3-
ateroskierosis. kaclar T6 diturunkan seoptirnai rnungkin 1'5
dan kadar It-HDL ditingkatkan sebagai fairtor proteitsi.
Selain itu dipaltai pula obat-obatan yang mempunyai
efeit anti inflamasi untuk menetralisir respon intlamasi
yang terjacii sehingga dapat rnenghindari kemunglcinan
terbentuicnya throm bus yang akan menyebabkan kejadian
Pity’.

REFERENSI

1. 5trr:mIEi,L:11hyP.At1'ie:'oscierosis.In:I.ilyL5.Pathophysiology
oil-ieart Disease. 5 ed. Walter Kluwer 20111113-134
2 I-‘long ‘I'M. Atlierosclerotic 'EiI.'di0“t'i5Ci.I]3.I‘
in chilcihnod. Korean L'i1'C]2l]l'EI;4D:1-"3
]'=-'IcP1'lerson R. Fro]-ilirh I, Fodor G. Genest j. Canadian
Cardiovascular Society position st-aternent - recoirrunendatiours
tor the diagnosis and treatment of dyslipidemja and
prevention of eardiovasctilar deis-ease. Can ] Cardtol
2oos;22{11}:s1:ss1r
4. Falk E. Patogenesis of Atherosclerosis. _i Am Cardin]
1U'3'5:4?{B}:?-12Lewis S]. Prevention Sr treatment of
atherosclerosis: A Prai:tioner's guide for 2005. Am ] Med
2UIZr9;1?.E53S-55:].
5. FordlyLAnMlrson'l1S,Lerrnar1A.l~lewapproachtothewr1oept
ocfprimary preverition ofatherosclerosis. C1.1:rre-nt Trealment
Ctption in Cardiovascular it-’iedici1'le 2DlIltl;1tl.’?'3-82
E. Napoli C, I.errna.n LO. Nigis F, Gossl M, Balattrieri M1,,
l.ern1a.nA.Ret'hi1'il<ingP1‘irna:|-yP'reI-'enlion of Atherosclerosis-
Reiatodfiisease. Circtllation2Elil6;11-I-:51?-?52?doi:1il.1l\6-1,!
PENCEEAHAN om FENATALAKSANAAN nrraosaianosis 14.35

Lampiran: Slcor Framingham. [Diicutlp dari 15]

Perltiraarf Ftisilto dalam 10 Tahun untuk Fria [Sltor Perlriraan daIap1=1_1J-tah~|.m_-i_rnt_ok titiianifa [Sltiir
liraminghamj I H ' I. l Ftamipgham] '

"£513.,
20-3-4 -
2 Us:-a
ZEI-54
i
35-3-9 35-39
4'-U-44 4U-44
45-49 45-49
5U-5-4 5'D-5-4
55- 59 mmwuhmg 55-59 oemu-r: f.u._ |
EU-E-4 Til 60-E4 ‘ID
E5-E9 ‘I1 55-5'3 12
Til-T4 '12 TU-T4 ‘I4
T5-T9 '13- ?5-T9 15

tiolesterol Pqin W’ K-olesterol P-pin


T"-"1 _ Elsie Usia Usia. ya, Usia Tml Usia una Usia Usia Usia A
Z an-as tpitsfigsp-so so-es to-rs {E39 £2419 an-ss so-as 15:19.
clfifl u o <15tl Ill
tan-res 1 1.6Ei~199 2
EDD-239 ZED-239
2-Hl-2?? no-2 5'9
1ZBil..___... jwwnu Ofl fl"|U'!LU |J'\-i -U-lI\- 13 UJl\l- 1 wdaun $350 fijmhm ataamwu "-\JU'l@a bl-\ l'\-J—\C1b H-|\1_.r_-|1-;|

Poin Psi-
Usia tlsia Usia Usia Usia usila n W Ifita tlsia Usia Usia
20-35 40-45_ 50-59 EU-'59 TU-T9 241-39 40-49 5'5-59 50-55 Til-79
Bulcan WEI Ci ii il KIJ sum” o u oi” 0”” ti
Perokok Perokok
Pero kok B § 3 1 1 Perokok 9 T-[1 1 4 211
Hotrmgran _j II W HDL imgfdlj W E
2 en ca 250
5D-59' 50-S9
‘Hi-49 ti!-11-9
1, . _<._4D.__ |\.1--t:>l,? <40 __ l'\-I-liI|_-|

Teltirlan Darah Bill ‘titlillt Bil: dinbflfi Telcanan Darah Bila tidak Bila diohati
_Sis'toiilt immHg] diobati A Sistolilr tmrnHg} diobati
<‘[2Cl ll ' i —‘ < T EU _ _ W III
I2 El-129 {ll 120-129 1
13 U-139 13 El-139
1-1-ti-159 140-159
.__;l'5-[Li ]\J_|._| I-P-l'I\Jl‘\-1-IQ 21-E-CI hi-Ii-‘l|’\J U1-U‘!-l=~\'.UD

Total Pain as Risilto to tahun _1'_fl1Z3J_|:Gilfl V 95 Risflto 1U


<o ““”-11”” ll -£9 -:‘|
o 1 9 'l
1 1 ‘ID '1
11
12
13
14
15
15
I -‘ilfltlfln-P-Llflkl 11'
'9 i.I'1-thl-IJ* l'\.—I- I 13
10 ‘I-9
11 20 jm-mu'1hi.uI\: .\- 1
12 21 14
13
22 1?
14
23 22
15- E FiE»'°"¢1 24 2?
e25 230
189
ANGINA PEKTORIS STABIL [APS]
Eka Ginanjar, A. Muin Rachman

PENDAHULUAN Beril-cut beberapa karalcteristilc dari Angina Pektoris


[AP] yang dapat dijadikan patoltan dalam mernbeclakan
Angina pelctoris [AP] adalah rasa nyeri yang timhul ltarena dengan nyeri non kardialc:
islcemia miokarcilum. Angina pektoris ini mempunyai - Nyeri berl-iubungan dengan at-ztivitas. hilang dengan
ltarakteristik tertentu yaitu nyeri retrosternal yang loicasi istirahal: akantetapi talc l:i-erhubungan dengan gera!-tan
terseringnyadi dada. substernal atau sedilcit ice kiri. dengan pernapasan atau gerakan oada ice kiri dan kelcanan.
penjalaran ice leher. rahang. bahu lciri sampal dengan Nyeri juga dapat dipicu oieh stres balk fisllc maupun
lengan dan jari—jari bagian ulnar, punggungrpundak ltiri. ernosional.
AP sering juga dirasakan sebagai rasa ticlak nyarnan di - Kuantitas: Nyeri yang pertarna rnuncul blasanya agaic
dacla. biasanya dalam walctu 1 1tl menit cli dada. rahang. nyata. dari beberapa menit sampai lcurang dari 2{l
bahu lciri punggung sampai ice pergelangan tangan atau menit. Eila lebih dari 20 menit dan berat maka harus
jari-jari, yang clipicu oleh aktiyitas, stres emosional dan dipertimhang Iran sebagai angina talc stabil {unstobieo
menghiiang dengan istirahat atau pernberian nitrogliserin. ngino pectoris = UAP} sehingga dimasukkan ice dalam
AP dapat juga bermaniiestasi sebagai rasa tidal: nyaman sindrom Iron:-ner akut = acute coronary syndrome
di daerah epigastnum. iACSl. yang rnemerlulcan perawatan ichusus. Nyeri
ltarakteristik yang penting dari AP adalah acianya dapat clihilangltan dengan nitrogliserin suolingual
perburukan dari nyeri dada yang laerhui:-ungan dengan dalam hitungan detik sarnpai beberapa menit. Nyeri
alctifitas fisilc clan stres emosi. Gejala klasik dari angina tidal-: terus-menerus, tapi hilang timbul dengan
bisa juga terlihat setelah makan dalam porsi yang banyak intensitas yang malcin bertambah atau makin
atau muncul pertarna kali di pagi hari.‘ Kelainan-lcelainan berlcurang sa mp-ai terkontrol. Nyeri yang berlangsung
tersebut dapat dihubungkan dengan keiadian iskemia terus-rnenerus sepanjang ha ri, bahlcan sampai berhari-
rniokardium. narnun dapat juga terlcait dengan ltelainan hari biasanya bulcanlah nyeri angina pelctoris.
di esofagus, paru atau cllnding dada. Nyeri yang bukan
ltlasiiikasi Angina Pelctoris {AP]|:‘
lergolo-ng angina bias-anya ditanclai dengan lteterlibatan
1. Angina tipiloal (definite)
nyeri di sebagian kecil hernotoralcs lciri dan berlangsung
Memenuhi tiga dari tlga karakteristik nyeri elada :
dalam loeberapajam atau hari. dan nyeritidalc laerkurang
a. Ftasa ticlak nyaman di retrosternal yang sesuai
dengan pemberian riitr-ngliserin. T
dengan lcaralcteristik nyeri dan lamanya nyeri
Kualitas nyeri lziiasanya merupalcan nyeri yang tumpui
ta. Dipicu oleh aklziyitas fisiit atau stres ernosional
seperti rasa tertindihfberat cli clada, rasa desalcan yang
c. Nyeri loerlcurang pada istirahat dengan atau pam-
icuat dari dalam atau dari bawah dlafragma. seperti
berian nitrat
diremas-remas atau clada mau pecah dan biasanya pada
2. Angina atiplkal tprobotilel
keadaan yang loerat disertai keringat dingin clan sesak
Memenuhi dua dari tiga icaralcteristilc di atas.
napas serlza perasaan talcut mati. Eliasanya buloarilah nyeri
3. Nyeri daoa non-kardialc
yang tajam. seperti rasa ditusuk-tusukfdfiris sembilu. dan
Mernenuhi satu atau tidak mernenuhi karakteristilc
hulcan pula mules. Tidakjarang pasien mengatalcan bahwa
di atas.
ia hanya merasa tidak enalt di dadanya.

e 14-36W --e
ANGINA FEHTGRIS STABIL
143'?

Secara iclinis heratnya AP menggambarkan beratnya 3. Pembahan dari segmen ST.


isitemik otot jantung yang dialami oleh pasien. Untuk 4. Nyeri dacla iskemik {angina}.
itu diperlukan gradasi beratriya AP yang lzierguna untulc
penatalalcsanaan selanjutnya dan juga sebagai preciilctor Llntuic membantu menentukan nyeri tipikal atau
dari prognosis pasien yang mengalami AF! Gradasi beratnya bulcan malca anarnnesis harus clilengi-:api dengan mencoba
nyeri dada telah dlbuat oleh "Conodion Cardiovascular menemukan adanya falctor risiko bail: pada pasien atau
Society‘ {CESJ seoagai ioerikut: lteluarganya seperti lcebiasaan malcanfkolesterol. Diabetes
- CC5 Kelas I Melitus {DM}, hipertensi {l-lTj|, merolcolt, penyalcit yasltular
Alctlvitas sehari-hari seperti jalan lcalci. berltebun, nailt lain seperti stroke dan penyaltit vaslcular perlfer. olaesitas,
tang ga 1-2 la ntai dan lain-lain talc menimbullcan nyeri lcurangnya latil-ran, dan laln-lain.
dada. Nyerl dada laaru timbul pada saat latihan yang Pada AF-‘S, nyeri dada yang tadinya agair beret,
berat, berjalan cepat. dan terloum-huru walctu lterja seicalipun tldak termasulc UAP. berangsunangsur
atau beperglan. turun icuantitas dan Entensitasnya dengan atau tanpa
- CC5 ltlelas ll . pengobatan, kemudian rnenetap {misalnya beberapa
Alctivitas sehari-hari agak terlaatas. misalnya AP timbul hari sekali. atau baru timbul pada bebanrstres yang
hila meiakulcan aktivitas lebih berat dari biasanya, tertentu atau lebih laerat dari sehari-harinyal. Bahlcan pada
sepertijalan lcalci dua blot. nail: tangga lebih dari sebagian pasien. nyeri dadanya laahlcan berkurang terus
satu la ntai atau terburu~l;-uru. berjalan menanjalc atau sampai aichimya n1enghilang,yaitu me njadi asimptornatilc.
melawan angin dan lain-lain. walaupun sebenarnya adanya isicemia tetap dapat terlihat
- CCS Kelas lll misalnya pada pemerlksaan elektrokarciiografi {EKG}
Aittiyitas sehari~hari terbatas. AP timbul bila berjalan istirahat, keadaan ini disebut sebagai “silent lscl1emio”
satu sarn pai dua blolc, naik tangga satu lantai dengan seclanglcan pasien-paslen lainnya lagi yang telah menjadi
kecepatan yang biasa. asimptomatlk, EKG lstlrahatnya normal pula. dan iskemia
- CCS ltelas Ill‘ baru terlihat pada uji latih ataustress test {EKG Latinan].
AP bisa tirnbul walctu istirahat seka|ipul"|.Harnplr Sedangkan pada nyeri yang terasa semakin berat
sernua alctiyitas da pat menirnbuilcan angina termasulc maka APS tersebut dilcategorikan menjadi AP5 crescendo
mancli, menyapu. clan lain-lain. yang masuk keclalam kategori UAP. Tatalalcsana pada
pasien tersehut disarnalcan seperti tatalaicsana pada pasien
Penyebab paling sering dari APS adalah adanya sindrorn koroner akut {5l<A]|.
ateroicslerotik yang mempersernpit arteri lroroner. Paola
iceadaan ilClFl'\'I3l, saat aictiyitas tinggi, pemlouluh darah Epiderniologi
mernlillti lcapasltas untuic menurunkan resistensinya, Prevalensi terjadinya angina pada studi pop-uiasi
sehingga pembuluh darah mampu uritul: menerima meningkat di setiap tinglcatan usia dan perbedaan jenis
aliran darah sebesar 5-6 lcali lipat [sumbatan di lumen lcela min. Terda pat data 5-T96 di wanlta berusia 45-Gltahun
pembuluh darah hanya seloesar s4ll9£]|. Narnun. apal:-ila dan 10-12% di wanita perusia 55-34 tahun mengalami
sumbatan ateroslclerotilc sudah rnencapai >5iJ%. angina peictoris stabil, dan ada pria cliternukan 43% usia
sumbatan tersebut dapat mencetuslran lskernik. lcarena 45-54 tahun. dan 12-14% pada usia 65--S4 tahuns’
per-nbuluh darah koroner jantung sudah tidal: mampu
untulc memenuhi metaholisme otot jantung selama
latihan atau ketilca mengalami stres emosional.‘ Secara PEMERI KSAAN FISIS
angiografilr. penyempitan pembuluh da rah yang dia ngg ap
signifil-can adalah yang melebihi T-"il% penyempitan walau Talc ada hal-hal yang lchusus.-ispesitiic pada pemeriksaan
peniiaian lclinis tetap menjadi utama dalam rnenentulcan fisis. Sering didapatlcan hasil pemeril-:saan fisikyang
terapi. nom1al pada kebanyalran pasien. Mungkin pemeriksaan
lslcemilc miokarclium dapat disebabkan lcarena tidal: fisis yang dilalculcan vlalctu nyeri dada dapat rnenemukan
lceseimlziangan antara suplai olcsigen dan lconsumsi adanya aritmiagollop loahkan murmur, split 52 paradoksal,
olcsigen. Suplai okslgen ditunjukkan dengan saturasi ronki basah dibagian basal paru, yang rnenghilang lagi
oksigen dan lcebutuhan oksigen dl miokardium. Pacla pada waictu nyeri suciah berhenti. Penemuan adanya
is lcemilc miolrardiurn dan l'll[JU|l3l3 pada APS terjadi lceaciaan tanda—tanda ateroslclerosis umumnya seperti sklerosis A.
lceadaan laeriktrc‘-i Carotis. aneurisrna abdominal, nadi dorsalis pedisftibialis
1. Peningicatan konsentrasi dari l-I‘ dan l(* pada darah posterior yang tidal: teraba, penyaicit yalyuiar icarena
irena yang berada di daerah isltemik. slclerosis. adanya HT. left ventricle hypertrophy {Ll-'l—l]|.
2. Gangguan dari yentrilcel, dan disfungsi ciiastolik dan lt',Bl'lt-Di'l'lE, keiainan fundus rnata. dan lain-lain tentu amat
sistolil-<.serta abnormalitas geraloan dlnding regional. mernlziantu.
1438 PEHYIIIT JANTLING ICDRGNER

PEMERIKSAAN LA. B-DRATD RIU M lolla diperlulran. yaitu bila nyeri dada cukup berat dan
lama. seperti enzim creotinine lrinose {CK} lcreotinine
Belaerapa pemerilcsaan lab yang dlperlukan aclalah kinosemuscle brain {cams} C-reactive protein{CFtP}Ihigh
hemoglobin {Hp}, hematoicrit {Ht}. tronibosit dan sensitive {hs} (IRE dan troponin. Bila nyeri dada tidal:
pernerllcsaan terhadap falctor risilco koroner seperti mirip suatu UAP malca tidal: semuanya pemeriksaan ir|i
gula darah. profil ilpid. dan penanda inflamasi akut diperlultan.

lvlanajernen Sindrorn Evaluasi itlinis


Koroner Alcut
Anatnnesis.
pemetiksaan fisis. I
Sindrom EKG. pemeriksaan RDFTIQEH Tiififfllf 1

Unstobil laboratoriurn
Suspel: gagaljantung.
rnioltardial infark. EKG
3bt'lt'Jl'lTlEl|, hipertensi.
Tata ta-ltsana islcernilc
diabetes melitus
Re-evaluasi EKG latil-nan atau pencitraan uji
latih dengan fatmaltologis atau
pencitraan uji letlh
EKG atau MRI untul:
mengetahui
. Re-evaluasi abnormalitas dari
lcemungicinan stru lctur dan fungsi
“*’l"“““l’* Mn“ lil:a diagnosis sindrorn
lcoroner al:ut dapat _
clitegaltkan, .
Tidal: terbulrti pengelolaan fungsi
adanya iteterltaitan Eyaluasl prognosis dari evaluasi gem-|-ikel dapat
kllfilfr dan IE5 ‘yang dilakukan pada Iahap
dari jantung
ini

pitgu rendah Flisilto menengah Risilco tinggi

angl:a lrematian anglta kematian angka lcematian ltardiovaslwlar

2
kardiggigglgulgf pgf ltardiovaskula-r p-er tahun 1 per tahun >255 pertflhl-Iill
tahun -:1% per tahun} 2% PEI’ ‘Gill-Il'Il'

-|-Eran. mégs Terapi medis t Arterio-grafi Terapi medis 1 A=rten'ogra -


ltoroner itergantung l:oroner{ untuit nsiko ya
beratnya gejala dan lebih tinggi dibutuhlcan
' pertirnbangan klinis] revaskuhfiflflill

Arteriografi _
l lcoroner bila E"'3|'-35' Pfipunf “flak Amwm; komnar I
belum dilaicuitan ‘*'“;:Ei:"aP' loerisiito bile
dtlakultan
tevasltularisastl
like gejala belurri teiatasi. ya
pe-rtimbanglcan untul: revaslnllarisasi
{PEI atau CABG]

Garnbar 1. Pedoman EC dalam penatalalcsanaan angina p-elctoris stahil‘


ANGINA PEICFORIS STLBIL
1439

DIAGN DSTIIC atau obstruksi “outflow” lainnya, alektrotit abnom1a|, HT


dengan sistoiik >200 mmHg dan diastolik >101] mm Hg,
Podoman yang disusun oleh American Heart Association bradi atau taiciaritmia, kardiorniopati hipanrofik, UHF‘
iAHAJ teiah cu kup Iangkap sehagai dasar untuk: melakukan ikecuali yang harisiko rendah dan sudah loe-has nyeri],
PEFT1-El‘]k5Elfll'l dan panatalaksanaan yang efektif dan afisien dan gangguan fisik yang menyuiitkan untuk melakuiian
pada pasien penyalcitja ntung koroner {PRC} sehingga da pat tes ini. Treodmiii exercise rest memiliki sansitiyitas dan
digu na loan sebagai ciasar panyusunan padornan—p-edornan spasifisitas masing-masirig sebesar 65% 1 15% dan T.-"%
yang ciiusulkan berikut ini. 1 '|i'%. Tes ini ternyata sensitiyitasnya lebih rendah dari
Untuk memastikan adanya iskemia miokardium uji Iatih iainnya.
sabagai penyebab nyeri dada maka diperlukan beberapa Pasi-an yang direkornendasikan untuk meiakukan
pameriksaan sehagai berikut pemeriksaan EKG saat iatihan adaiah pasien dengan
abnormalitas EKG saat istirahat yang perlu dieyaluasi lebih
EKG Waktu lstirahat ianjut, seperti pasien dengan penyakit jantung koronar
Parneriksaan ini dikarjakan bila belum dapat dipastikan fitabil yang mengalami perburukan pada gajala dan pasien
bahwa nyeri dada adalah non kardiakfiila angina tidak post-reyaskularisasi dengan perburukan gejaia.‘
tipikal, maka pemeriksaan ini hanya positif pada 50% Dapat digunakan The Duke traodmiii score IIDTSJ
pasien. Kelainan EKG ‘I2 ieods yang khas adaiah perubahan digunakan sebagai perbandingan waktu latihan, ST
segmen ST-T yang sesuai dengan iskemia miokarciium. deviasi dan angina seiama latihan dapat digunakan untuic
Akan tetapi parubahan-perubahan lain Ice arah faktor memperhitungkan risiko pasien.‘
risiico seperti LVH dan adanya Q abnormai sangat berarti
untuk diagnostik. Gam baran EKG iainnya tidak khas seperti DTS = Exercise time in minutes in} - [ 5:: mm ST depresi} —
aritrnia, bundle branch biocir [EBB], bi atau trifasikular biok, [ {4x angina indeks, non iimitnlng} atau [Bx angina indeks.
dan sebagainya. Pemariksaan ini yang diiakukan ketika W _i£rili1'ing]I]
nyeri dada dapat menambah kemungkinan diternukannya
kelainan yang sesuai dengan iskemia sampai 50% Iagi, 1 --
walaupun EKG waktu istirahat ini masih normal. Depresi
Randal‘: 25 0.25%
segmen ST-T T mm atau lebih merupalcan pertanda
Menengah 4 hingga -10 1,2556
isicamia yang spasifik, sedangkan perubahan-perubahan ‘finggi 5-11 5.2 5%
lainnya seperti takikardia, EBB, blok fasikular. dan lain-lain,
apalagi yang I-cembali normai pada waktu nyeri hilang
indeks angina:
sasuai puia untuk iskemia. D = tidak ada angina
'| = terdapat angina
F010 Toraks
2 = terjadi angina yang memberhentikan stress test
Perneriicsaan ini dapat melihat misalnya adanya kaisifikasi
FL-"3 pasien yang berada dalam risiko rendah man-iiliki 4-years
konaner maupun katup jantu ng, tanda-tanda lain, misalnya sum'u'oirora sebcsar 99% dan 4% pasien yang herada pada risiko
pasien juga manderita gagal jantung, penyaicit jantung tinggi mami|i1ci4-years survival rote sabesar T-‘E96. ‘
I-iatup, perikarditis, an-eurisma, dan diseisi, sorta pasien-
pasian yang cendarung nyeri dada karena kelainan paru.
Ekokardiografi
Pam-ariksaan ini sangat harmanfaat pada pasiran dengan
EKG Wa ktu Aktivitas,i'Latihan
murmur sistolik untuic memperiihatkan ada tidaknya
Pamerilcsaan ini sangat panting dilakukan pada pasie-n-
stanosis aorta yang signifil-:an atau karcliorniopati
pasien yang amat dicurigai, tarrnasuk kalainan EKG seperti
hipartrofik. Selain itu dapat puia menentukan luasnya
BBB dan depresi ST ringaniflegitu pula pada pasiampasien iskamia biia dilakukan waktu berlangsungnya nyeri dada.
dengan angina vasospastikfiadangkan pada pasien-
Pemariicsaan ini barmanfaat untuk rnanganalisis ‘iungsi
pasien dengan kemungicinan iskemianya rendah, L"u"H,
miokardiurn segmental bila hal ini talah terjadi pada
minum digoisin, dengan depresi ST kurang dari 1 mrn
pasien APE kroniic atau bila teiah pamah infark jantung
boieh saja dikerjaican, me-slcipun sob-enarnya tak terialu
sebaiurn nya, waiaupun hai ini ticiak dapat rnernperiihatkan
diperiukan. Kontraindikasi perneriksaan ini adaiahinfark adanya iskemia yang barn terjadi.
miokardiurn akut UMA} kurang dari 2 hari, aritmia
Bila ekokardiografi dilakukan dalam waktu sarnpai
barat dengan hamodinarnik targanggu, gagal jantung
30 menit dari sorangan angina, sangat mungkin masih
aimptomatik, em boli paru dan infark para, perikarditis dan
dapat rnemparlihatkan adanya segmen rniokardium yang
rniokarditis akut, dean disaksi aorta. Kontraindikasi relatif rnengaiami disfungsi Fcarena iskemia akut Sag l'nEn ini akan
adalah stanosis ieft main {LM}, stanosis aorta sadang pulih lagi setelah hilangnya iskarnia ak|.rt. Kuantitas iskernia
PEhI‘fAl-[IT .f.PihI'l*l.Ji~lG- KGRONER
1i*i“_'F‘__ _
dapat dip-erlihatkan dengan sistern slcor. Bila daarah Tabol 1. Plamerikr.-aan yang Dilalrilkan paslai Pasien Angina
disfungsi isl-zarnil-z itu sukar terlihat, maka sansitiyitas Pektoris St-ilbiP
rla oat rlitarn bah dengan mama lcai alat aka lcardiografi yang Diagnosis Panyalcit
rnonggunalcan harmonic imaging atau dapat rlipakaijuga Arteri l(-o-roner
alcolcarcliografi lcontras rnemakai gelornlaung-golarnbung Sansifivitas Spar!‘Em
rnikro [micro bubbles} yang terjadi waktu injolcsi l‘u' larutan {$51 {$51
kontras. Pada saat terjadi iskemia dapat tirnbul rnitral EKG saar. larihan 40 50 B5 -90
ragurgitasi (MR), yang dapat dip-arlihatlcan ouia dengan Ekolcardiografi saat latihan B0-B5 BU-BB
aka dopplar. Tos SPECT saat latihan T3-92 E3-B?
Ekokaroliografi direkomandasilcan bagi pasi-en yang Dobunamin stres elaokarcliografi F5-B3 B2-B5
Dcl-butamin stres MR1 T9-BB 3'1 -91
olicurigai rnangalami gangguan katup dan hipartrofi
‘liasooilator sires ekokardiografi ‘I2 -T9 92-95
karoliorniopati, pasi-an dicurigai gagal jantung, pasian ?5- B4
Vasodilator sires SPECT 90'-91
dongan infark miokardiurn. pasian dengan LBBB, vasodilator stres MRI 6?-94 61-B5
galombang Q, dan L‘u'H.‘ CT angin-grafi koroner 95--99 I5-4-B3
liaoodilator stress PET ST -9? T4-91
Ekg Latihan dengan 5|-cintigrafi “Th dan 9'-"“' Tc
Dapat dilakukan slcintigrafi dengan manggunalcan singia Pasi-an yang dirakomendasikan untulc rlilalcukan ties
photon emission computed tomography iSPECT], dari talc nik latihan dengan talcnik pencitraan antara iain adalah: :
ini dapat dilihat gambaran ambilan miolcarclial, tarutama ‘l, Pasian dengan abnormalitas EKG saat istirahat,
di bagian yang rnengalarni hipoperiusi. Saar dilalcukan LBBB,>1 mm ST daprasi, pace rnyrhm. waif Plaririnson
slcintigrafi, dilakukan perbandingan arnbilan yang nrackenbach |[l.l'iiPW'j|
berkurang saat latihan dibandingan dengan ambilan saat 2. Pasien dengan koraguan diagnosis, normal pada EKG
lstirahat. SPECT ini mamberikan sansitiyitas dan spasifisitas namun tidal-: toleransi pada latihan yang borat.
yang lebih t:-ail: daripada EKG saat latihan, yakni rnencapai 3. Pasian dengan reyaskularisasi riwayat percutanaous
T0-93% dan spasifisitas 40-90%. 1 coronary intervention {PEI} atau coronary arterial
bypass graft [CABG]
Ufi latih dengan Farmakologis dan Telmik Plenciiraan 4_ Bartujuan untuk menunjukkan lokasi dari iskami juga
Uji iatih dengan fa:-maliologis dan talinik pencitraan pasian direncanakan untuli molakukan reyaskularisasi
dilakukan sebagai alternatif bagi pasien yang tidal:
mampu malakulcan pemariicsaan EKG latihan. Dbat yang Stress imaging, dengan Ekokardiografi atau
digunakan antara lain pamberian obat simpatomimatik Radionuklir
jangka pendolc, contohnya ciobutamin, pambarian obat Pemeriksaan stres ekakardiografi ini barmanfaal: dikorjalcan
ini akan maningkatlcan konsumsi oi-:sig-an oloh miokaroial pada pasien yang dicurigai menclarita APSsadangkan EKG
dan menyerupai eielc dari latihan fisil-rt. Selain itujuga dapat istirahatnya menunjukl-zan ST dapresi 1 mm atau lebih
dibarikan yasoolilator lcoronor, co-ntohnya radano-sin dan atau mam pariihatkan adanya sindrom WPW. Kadua tes ini
dipirida mol, pombarian irasadi-Iator ini akan teriihat sabagai bergunajuga pada pasian pra-rayaskularisasi atau pasian»
peningkatan parfusi {apabila penyehab nyeri dada bukan pasian dengan pacu jantung atau LBBE. Ekolcardiografi
barasal dari artari koronerjantungji dan bagian pembuluh stros dengan mernakai obat—obatan bermaniaat sekali
darah yang mengalami stonosis akan herkura ng pariusinya dilakukan pada pasien-pasien yang iak dapat melakukan
{stool phenomenon]. Risiko yang mungkin terjadi saat stres dengan latihan ataupun yang akan dilakulcan
tas ini adalah terjadinya yentricia tachycardia NT} atau reyaslcuiarisasi {dengan PEI atau Ci‘-'iBG}.Tes-tes ini lcurang
lcornplikasi iainnya, namun kemungicinannya kecil, yakni be-rrnanfaat bila dikerjalaan pada pasian-pasion yang sudah
1 dari 1500 tes dengan rnenggunal-can dipiridarno! atau hampir pasti atau sama selcali loalurn jeias menderita
1 iiejadian dari 300 dengan manggunakan dobutamin. isl-carnia mioloardium. Pemaril-csaan-pamariksaan stros res
Qigerhatiloan pasi-en tidal: bolah sadang rnangkonsurnsi ini dapat olitera plcanjuga bagi pasian-pasien asirnptornatii-c.
dioirioamol atau antiplataiat dan tiaak mangonsumsi tarutarna pada pasian-pasian asimptornatilc yang berisiko
kafain dalam 12-24 jam teralchir. Pernloarian adonosin tinggi. Sensitiyitas dan spesifisitas pemeriksaan stres-
dapat rnarnicu tarjadinya bronlcospasme pada pasian elcokardiografi berkisar pada 50-05%, sedangkan
asma. Dolnutarnin tidal: rnarnberikan afek yang besar pamarilcsaan dengan radionuklir diporlciralcan berlcisar
rlibandingkan dengan yasoditator. Yang paling saring antara E-0-90‘ElE.Salain untulc diagnostik, tes-tas ini dapat
digunaloan adalah p-ambarian dobutarnin, pambarian obat climanfaatkan juga untulc stratifilcasi prognostik sorta
ini dapat diloarilcan pada pasian yang tidak bisa dilakukan airaluasi pasian-pasian yang talah dilalcukan rayaskularisa si
latihan fisilc dan lcontraincfikasi Le-rhadap yaso-dilator.‘ dengan F-‘Cl atau CAEl~G.Sampai dengan oilakulcannya
ANGIMA PEICIUIRIS FITEBII.
_ 1441
p-emeriitsaan noninyasif ini daoatlah digolflngltan pasien-
biasanya hanyaiah menunjulclian stenosis 50%.Dengan
pasien l:e dalam risilco ringan, sedang, dan tinggi. tambahan beratnya disiungsi Ly’, angiografi ltoroner sangat
bermanfaat untul: stratifi lcasi prognostilc, yang herlcorelasi
Jlngio-grafi Koroner denganjurnlah pemhuluh darah yang mengaiami slnenosis,
Pemeriksaan ini diperlu lcan pada pasien-pasien yang tetap yaitu 1, 2, 3 pemhuiuh atau Llv1.5r.rrl-'ivai12 tal-run untul:
pada APE kelas III-I'll’ rneskipun teiah rnendapat terapi pasien dengan 0,1,2, dan 3 pembuluh adalah rnasing-
yang culcup, atau pasien-pasien dengan risilco tinggi
rnasing 91%, 14%, 59% clan 40%, aedangkan L‘u' fungsi
tanpa mempertimbanglzan laeratnya angina. serta pasien- sistolil: dengan EF 50-100%, 35-49% dan -65% herturut-
oasien yang pulil-i dari serangan aritmia yentrikel yang tunut adalah T390, 54% dan 21%.
berat samoai cardiac arrest, yang aelah herhasil diatasi. Pemilihan kandidat pasien untul: dilal:ul:,an berbagai
Begitu pula perlunya pemeriksaan ini pada pasien-pasien pernerilcsaan dalam ranglca menegakkan diagnosis AP5
yang rnengalarni gagaljantung dan pasien-pasien yang dapat menggunakan "Probabi.iitos ore-tst"{PTP1, dengan
lcaralcteristik klinisnya tergolong risilco tinggi. menggu nakan acuan PTP, pasien dapat dib-edalran menjadi
Pemerilcsaan ini diperlukan juga bagi pasien-pasien pasien yang laerisiko rendah dan tinggi untul: dilal:ul:an
yang dilcetahui mempunyai disfungsi yentrilcel ldri dengan perneriksaan. Pasien dengan slcor PTP yang rendah
giection fraction [EF} lcurang dari 45% walaupun dengan yakni <15% diasumsikan sebagai pasien yang sehat dan
angina ltelas l-ll dan pen-ierilcsaan noninyasif tidal: diperlaalehlcan untul: melakulran tes.2
rnenunjuklcan risiko tinggi, serta pasien-pasien yang tidal: Dengan pernerilcsaan-pemerilcsaan noninyasif dan
dapat ditentukan status koronemya dengan perneriksaan inyasif didapatkan lclasifilcasi pasien menjadipasien
noninyasif. yang asimPtarnatil: diberlakukan menyerupai AFS juga,
Keterbatasan angiografi l:oroner misalnya adalah hanya dengan sl:,ala yang lebih ringan misalnya bila EKG
tal: dapat menentukan perubahan fungsi miolcardiurn istirahatnya normal, tidal: rnemerlukan stres el:ol:a rdiografi
berdasarlcan stenosis lcoraner yang ada dan insensitif lagi, apalagi adanya PJK sudah dibul:til:an sebelumnya.
dalam menentukan adanya trornbus. Lagipula juga talc Aoabila pasien terrnasukhigh risk pada pemeril:saan-
dapat menu rgu l:l:an plal: slderosis yang alien menyebabkan pemerilcsaaan noninyasit, maka perneriksaan inyasif
berkembangnya menjadi UAR yang tergantung pada isi munglcin diperlultan jugaanpabila hasil dari pemerilcsaan
dan lcapsul plal: terse-but. Tidakjarang plakyang demilcian penjunjang tersebut daiarn batas normal, namun nyeri
. -- ..---1-_:-: , ,- .. _ 1 _.._.. . -

T=+l="-*1.Z-..? __ . "ET‘.'-.-;.=:a-if" '.'".r::<--=-.'- _ ._ " ' "-


' ' 4'- ..-._ -
Data Law Risk inaennediate risk High RBI:
Mortalitas <1 3:‘: I th 1 — 3 1% ith > 3%? th
Elisfungsi Ly’ iangio} Tidal: ada EF 35-49 as EF < 35%
T|y'lT,Gtress test iow risl: intemtediote High risk
Disfu ngsi Lil’ Tidal: ada rterbatas dosis tinggi mencap-ai < 35%
Defel-1 perfusi pada stres Normal Moderat Besar
Stres Eko l"-iorrnal isklernia terbatas multipelibesar
:_ __ . ‘_-_ ___, 1-” -,,-|>_..1..,,n--|----..- __.._-. --- . - - - - - I. - J--|- -

.3-i'_..,.:,',_.;!_=a:_;1.o_..- 1;-. .3-‘L-. -.,' I _ , : . '- . .-1.;f'.'.:,:;-=-_. ' ,, - .


Usia Angina tipikal Angina atipikzl Nyeri non angina
Pria Wanila Fria Waltita Fria
‘Iii-lanita
30-39
4-0-49
50-59
E-0-59
T0-1'9
>80
Koterangan :
Pasien di liotal: pufih rnenunjulilcan PTP -: 15% dapat di tatalalisana tanoa tes lebih lanjut
Pasien di l:otal:bin,.i rnenu|1iuld:ar1 PTP 15-65% diperbolehkan i'I1E|E'l|'l',l.|'|{fll'l EKG iatihanjiita meiag ulcan di tes p-erta ma.
Pencitraan non irn-asit dan radiasi dip-erbolehkan lcepada pasien ini.
Pasien o'i kotal: rnerah menunjukloan PTP 55-05%, pencitraan non in-irasit lebih disaranlcan pada kelompolc pasien
|f‘ll.
Pasien di lcotali merah t|.|a menunjuklcan PT? >5-5% dapat diBS1.ll!Tl$il:an mengalarni angina pelaoris stabil dan l-ianya
perlu snatifikasi talnzor resll:o
1442 PF.i~ii"|"AlCIT JANTLINE KURDNER

dada tetapi dirasa, terda pat 3 lcernu nglcinan yang mu ng kin angina, inal:a yang dioilih adalah te rapi yang terbuitti
terjadi, antara lain, nyeri niuslculoslceietal, spasme lebih Efelctif rriengurangi seranganjantung dan rnencegah
iiasospastil: koroner iloiasanya dirasakan saat istirahat} lcematian. Pada stenosis Lil-*1 misalnya, laedah pintas koroner
atau sindrom X kardial {iaiasanya terlihat alonomal pada lebih dipilih lcarena leloih efelctif rnencegah lternatian.
EKG iatii‘|ar'i]|.‘ lie lziianyaltan terapi farmakologis adalah untul: segera
mengontrol angina dan rnernp-erbailci kualitas hidui:i,1ietapi
oelalca ngan telah terlauldi adanya terapi farmaicologis yang
PENATALA KSA NAAN rnenoegah sera nganjantung clan kematianjuga, misalnya
statin sebagai obat penurun lenial: darah.
Tujuan pengobatan teriitama adalah mencegah ken-iatian Tujuan dalam pengobatan dariAPS adalah menuru nlcan
dan terjadinya serangan jantung [infarl:}.Sedangl:an yang angka lcejadian trornbotilcyang tilzia-tiloa dan disfungsi dari
lainnya adalah mengontrol serangan angina sehingga ire-ntril:ei. Selain itu, harus dilakulcan perubahan dari gaya
memperbaiki kuaiitas hidup.F'engoi:ia1:an terdiri dari hidup dan interye nsi farmalcologis untui: rnenurunkan
farmalcologis dan nonfarmakologis seperti penurunan progresi plak, mensta billran plal: dengan cara r‘r‘iEriuri_rnl:an
berat laadan [BB], dan lain-lain, 1:en'nasul< terapi reperfusi inlamasi dan menjaga fungsi endotel dan rnencegah
dengan cara interyensi atau bedah pintas {CAEiG}.Bila ada 2 terja dinya trombosis jil:a teqiadi disfungsi end otel atau
cara terapi mempunyai efektiyitas sama dalam mengontrol ruptur dari p|al:.'

,| Angina [J-Eittaris Stabil

Nitrat kerja cepat

""'-* B'| d ' d‘ ' l= ' “


Aspirin 1'5-15o rng pi-er hari 1 a a E kommm jicéiif E "Hm aspmn Klir-Pidearsl i5 mo oer hari
Intoleransi atau g _ __ _ 5. __ I
- !5tatin ititrasi dosis hingga n-iencapai ___ komramdikasi Tumnkan dusk am“ gami defigan I
.| i target kolestmn obat penurun lipid yang lain

ACE inhibitor [pada pasien


dengan penyaicit icardioiiraskuiarj

I Lg, ire‘ i Intoie-ra nsi


. Beta bioker {post infari: n'iiia-i:ari:i]i atau gonna,
T
Beta bloker itidal: infark n-iioli:an:l
" indiiiasi \
_ Pang l-ianihat lranal kalslurn atau
Geyala {+1 Salfiifiil nitrat lcerja panjang atau K. -

_ _r
PPW°i'-Pia" 0°05 Ci‘lEl"||"iEi inhibitor aiaii
_
If inhibitfir .
G-ejala [+1
Tamtlal'il:an ltaisium antagcinis Imoieramf \ Seteiah _
atau nitrat lcerja panjang :*"}‘E5““'““
SIS
WW" ‘___ Gejala {H setelah Subtitusidengan subliielas I? I,
. . altematif anta cinis kalsium " I
Pswwaiflfl 411515 mu nim,J-a§"g,,a pan]-ang Kornbinasi dari nitrat -
~- a dan kaisium antagonis
Pflitimbangkan “‘““k atau ;:ierril:iul:a channel K
rnela l:ul<an l‘E'i1'-ESiG.J|Bl'i5B51
‘ 7 Gejala [+1 dengan dua obat i
setaiah panye-suaian dosis I‘

Gambit 2. Algoritrne rnanajemen dari angina peictoris 7 ii


ANGINA PEICFDRIS STABIL
1443

Penatalaksanaan angina pelctoris stabii sebagai berilait Beta blol:er


Pada pasien yang mengaiarrii serangan angina pada Beta bloker berlceqja langsung pada jantung untul:
APE, dapat diberikan nitogiiserin sublinguai {0,3—0,El menurunlcan denyutjantung, kontralttilitas, konduksi
mg] setiap 5 menit hingga nyeri menghilang atau atrioirentriltular dan alctiyitas elctop-ik.Pada pasien yang
hingga dosis maksimal 1,2 mg dalam T5 menit. pasien teiah mengalami infarl: miokardium, pemberian beta
didudulclcanikarena berdiri me-mica pingsan, sedang- blolcer dapat menurunltan anglca l:ematian sebesar
loan berbaring dapat meningkatlcan aliran balil: dan 30 ‘la akibat kardioyasltular dan infarl: miolcardium.
lzeija jantungl. Selain itu dapat diberlkan isasorbid Namun, belum ada bulcti yang mendui-zung bahyra
dinitrat {ISBN} 5 mg sublingual, dapat digunalcan pem berian beta biolcer hernia nfaat untul: pen-cega ban
untul: menghindarltan serangan angina l:embali terjadinya iniarl: mlolcardium pada pasien APE. Beta
dalam 1_jarn.* biolcer dil:atal:an berrnantaat untul: mengontrol
Nitrat jangka panjang dapat digunakan sebagai terjadinya angina yang dicetusican oleh latihan
profilaslcsis angina, antara lain, lSDN, mononitrat dan fisik. Beta blol:-er dapat dilzornbinasiltan dengan
transderrrial nitrogllcerin patch, namun belum dapat dihidropiridin untul: rnengatasi angina. ltambinasi
dibulctiltan secara langsang pengarul-inya, pemberian beta blolcer dengan yeraparnil dan diltiazem sebailtnya
nitrat dalam jangka panjang periu re-eyaluasi dihindari karena risilco untul: teijadinya bradiliardia
dil:arenal:an bila intake nitrat _jangl:a panjang tanpa atau All blak. Coritoh beta blolzer yang sering
ada walrtu "bebas-nitrat" atau waldu l:adar nitrat digunakan adalah : lirletoprolol, bisoprolol, atenoiol,
yang rendah dalam B-‘l0_i'arn dapat mengakibatkan neyiboiol ltarvedilol. Kaniedilol dan metopralal sering
perburuiran pada dinding endotel-" digunalcan dalam pasien dengan ganggaan ginjal.*
lsosarbid dinitrat sering digunakan sebagai profilalcsis Angiotensin converting enzyme, terutama bila disertai
dari angina, pada penelitian placebo-lcontroi, walau hip-ertensi atau disfurigsi Lli.
latihan meninglcat seiring pemberian 6-B jam setelah Pemalcaian obat-obatan untul: penurunan laivdensity
dosis tunggal oral 12-120 mg isosorbid dinitrat. tetapi iipopratein {LB-L1 pada pasien-pasien dengan LDL >130
hal ini hanya bertahan Zjarn l:etil:,a dosis yang sama rng,i'dl {target <10Elrng,i"di].
diberil:an secara terus menerus sebanyal:-4 l:ali per hari, Nitrogliserin semprotrsublingual untul: mengontrol
dimana dibutuhkan dosis yang lebih tinggi daripada angina.
terapi saat serangan alcut. Cilel-i lcarena itu, p-emberian Antagonis kalsium atau nitrat janglta panjang dan
formulasi extended release dari lsosorbid dinitrat 2 ii kombinasinya untul: tambahan beta bloker apabiia
40 mg tidal: lebih efel-rtlf biia dibandingkan dengan ada lcontraindikasi oenyekat beta, atau efel: samping
pem b-erian plasebo, sehingga pem berian terapijanglsa tal: dapat ditoierir atau gagal.
panjang dengan isosorbid dinitrat beiurn berdasarl-man ‘fidal: terdapat studi yang mengungkapkan manfaat
evidence based medicine Pengguriaan mononltrat slow dari lilopidogrel terhadap APSE Panggunaan
released dinilai memberikan manfaat anti-angina.‘ klopidogrel hanya pada kondisi terdapat l:ontra-
Hati-hati dalam penggunaan nitrat janglca panjang indilcasi terhadap penggunaan aspirin.
dapat memicu terjadinya sakit lcepala dan hipotensi. Antagonis kalsium nondihidropiridin long acting,
Hipotensi dapat terjadi apabila nitrat digabungkan sebagai pengganti oenyeltat beta untul: terapi per-
deng an penghambat lcanal ltaisium [Calcium Channel mulaan. Contohnya adalah :
lliocirerji. Penggunaan bersamaan dengan Phosphate a. lierapamil, obat ini dapat digunalcan untulc
diesrerase-5 inhibitor {PlZlE5]|,iSildenafil dapat bar-bagai variasi angina [angina saat latihan,
menyebablian hlpotensiberatjildenafildapat menun:n- yasospastil: dan unstable angina], dengan
lcan telcanan darah seitar B,4,l5,5 mrnl-lg, apalagi biia suprayentikuiar takikardi dan HT Hasll penelitian
digabunglcan bersama dengan nitrat. Nltrat juga menun_ji.il:l:an obat ini aman, namun masih tetap
sebaiknya tidal: diberiluan bersamaan dengan peng- ada risiko untul: terjadl biolc, bradikardi, dan gagal
hambat oi-adrenergik. Pada pasieri dengan gangguan jantung. Dibandingkan dengan metopralol, efel<-
prostat, pernberian nitrat bersama dengan Tamsulosin tiyitasnya sarna, dibandingkan dengan atenolol
di|:ierboie|'il:an.* {pada oemberian kepada pasien HT dengan
Aspirin penyaltit arteri koronorji, yerapamil memberikan
Penggunaan aspirin merupalcan pencegahan ter- risilco lcecil untul: terjadinya diabetes, serangan
_jadinya trornbosis arteri. Berperan sebagai COX-1'
angina dan kejadian deoresi psikolagis. Peng-
inhibitor. Dosis yang biasa digunal-:an a 1'5 mg,’ hari gunaan yerapamii bersamaan dengan beta blolcer
{T5-150 mgj hari]. Hati hati efel: sampling terhadap tidal: disarankan lcarena dapat meninglcatkan
saiuran cerna. 2 risil-:o blok pada jantung.
1444 FEhl"l".lli.lGT JiIiN'l'|.lNG KDRDNER

b. Diltiazem, obat ini memiliki efek samping yang dengan beta blokerl
lebih kecil. Efek dari pemberian ditiazem adalah Nicorandil. Nicoiandil rnerupakan obat tuninan dari
yasodilatasi perifer, rnenuninkan konstriksi koroner nitrat inicotinarnidej yang dapat digunakan sebagai
saat latihan, efel: negatif terhadap inotropik dan pencegahan dan pengobatan jangka panjang dari
inhibisi terhadap naclus sinus. Sa ma seperti vera- angina, dapat dltambahkan setelah oernberian beta
pamil, penggunaan diitiazem bersamaan dengan bloker dan penyeltat itaisium. Clbat ini sudah disetujui
beta biolter ti-tiak Eil5&f&l1|'l'a?|l"|.2 oleh EMA namun belum disetujui oleh Food Drug
Piritagonis kalsium dihidropiridini Association {FDA}. Nicorandil dikatakan dapat bekerja
a. long acting nifedipin sebagai yasodilator arteri koroner epilcardium dan
Clbat ini merupakan irasodilator l:uat ternadap menstimulasi channel yang sensitif terhadap ATP
arteri dan memberikan efek sarnping yang i[i<ATP]i pada otot polos. Penelitian l1IlNli'imengungkap-
serius. Nifedipin dengan l:er_ia yang panjang ini kan rata rata dari 1,6 tahun pemberian nicoranclll pada
biasanya digunakan pada pasien angina yang 5126 pasien dengan APS dapat menurunkan angka
memiliki hipertensl dan biasa dikombinasikan kejadian kardioyaskular sebesar 14% {RR 0.55:
dengan beta bloker. Kontraindikasi dari nifedipin p=0.02Tji. Namun l:eefel:tiFan nicorandil dalam
ini antara lain stenosis aorta, kardiomiopati, dan menghilang kan gejala l:i-elum dilap arkan le bili lanjut
gag al ja ntung. Penggunaan nicorandil jangka parijang dapat
b. Amlodipin menstabilkan plak yang ada di pembulul-i darah
Obat ini memiliki mas-a kerja yang panjang dapat koroner jantung pada pasien APS. Efek sampling
dirninum satu l:ali per hari. Amlodipin lebih yang dilaporkan adalah terjadi ulserasi di oral, usus
disukai karena merniriimalisir kadar obat yang dan perianal.=
flulittuatif di darah dan efek kardioyaskular. Efek Trimeta:idin_ Trimetazidin adalah antiiskemil:
anti angina dari antagonis kalcium berhubungan modulator rnetabolik, kegunaannya rnenyerupai
dengan menurunkan kerja jantung akibat pemberian propranolol 20 rng. Trimetazidine 2>:35
terjadinya yasodilatasi. Pencegahan terjadinya mg dikombinasikan dengan beta bloker {atenolol}
serangan angina saat istirahat dilap-orlcan lebih telah disepakati untuk rriencegah terjadinya iskemik
efelctif menggunakan arnlodipin daripada beta miokardium {dieiraiuasi oleh EMA pada Juni 2012}.
bloker atenolol, dan lebih baik iagi bila keduanya ltontraindlkasi pada pasien dengan penyakit
dikombinasikan. Parkinson dan gangguan gerak ltrernor, rlgiditas.
Ilia bradin, obat ini meru pakan obat yang menurunkan gangguan dalam berjalan. restless rest syndrome]
denyutjantung iheartrate} dengan cara menginhibisi dan pada pasien DM dapat meningkatkan Hbnli;
nodus sinu s. sehing ga da pat rnenurun kan kebutuhan dan kadar gula darah?
oksigen dari miokardium tanpa mernberikan efek Ftanolazin. Ranolazin adalah inhibitor selelctif terhadap
terhadap inotropik dan tekanan darah. Obat ini sodium. Dosisnya sebesar 500-2000 mg per hari.
telah disetujui oleh European Medicines .-agency {EMA} efektif untul: mecegah terjadinya angina dan men-
untuk pasien dengan APE yang kronis dan tidal: ingkatkan kapasitas latihan fisil: tanpa memberikan
berespons terliadap pemberian beta bloke: sebelurn- perubahan pada denyut jantung dan tekanan darah.
nya dan pada mereka yang memiliki nadi E0 x,i'menit. EMA telah menyetujui ranolazin pada Ifli"lLIl'1 2009
lirabradine memiliki keefektiian yang sama dengan sebagai pengobatan tarnbahan pada pasien AP5.
atenolol atau amlodipin. Penambahan lyabradin 2:»: terutarna bagi pasien yang tidal: beresporis terhadap
I5 mg per hari dalam pengobatan dengan atenolol beta bloker dan penghambat kanal kalsium. Pada
akan memberikan hasil yang lebih memuaskan dalam oenelitian TIMI 36 dilaoorkan tidak terdapat oeng aruh
mengontrol denyut jantung dan gejala angina. Dan dalam pernberian ranolazin pada pasieri angina
studi BEAUTIFUL [Morbidigr-mortality eirealaation of pelctoris stabil, na mun pada stud] selanjatnya, penelitian
the if inhibitor iirabradine in patients with coronary MERLIN, diiaparkan terdapat kegunaan ranolazin
artery disease and irenaicuiar dysfunction}, dari 150? dalam menurunltan angka iskemili: yang berulang
pasien dilap-orkan mengala mi penununan dalam angka {HP.=0.T"B. p=0,002‘,i. Ranolazin dapat mencegah
kunjungan ke r1..irna["ii sakit akibat infark miokardium peningkatan HbA1:: sebesar 32%. Pada penelitian
dan gagai jantung dan lcematian alcibat penyakit 1'EF'.lS4i, ranolazin dapat menui-unlcan episode terjadiriya
kardioyaskular. Efeknya menjadi predominan pada APE pada 540 pasien dengan UM. Kadar ranolazin di
pasien dengan denyutjantu ng 2 T0::,i’ menit lirabradine dalam plasma dapat meningkat bila pemberiannya
merupakan obat yang efektif sebagai antiangina, bersamaan dengan obat-obat sitokroni PBA inhibitor
dapat digunakan tunggal atau dikornbinasikan idiltiazem, yerapamil, antibiotik rriiakrolid, grapefruit
HNGINA FEKTORIS 5Tl|.BI'l.

_ 1445
_IHiCEl- Rangiafln klirens rnenurun pada pasien dengan
gangguan hati dan ginjal.= NON FAR MA KO LOGIS
- Algpurinui. Aliepurinni EDD mg merupakan xanfin
aksidase i'nh:'bitar yang mereduksi asam urat pada Di sampling pembarian gitsigen dan istirahat pada waictu
datangnya serangan angina misalnya, maka hai-hal
Pilflifln gout. Ternyata obat ini memiliici kegunaan iain
seha gai antia ngina. Pada pasien dengan gagai ginjar, yang teiah disabut di atas seperti perubahan fife styie
ciesis aiupurinai yang tinggi dapat mencapai dosis {terrnasuk berhenti merokak dan lain-Iain), penurunan
teksis. Alapurinei dapat rnenurunkan stress eksidatif BB. penyesuaian diet, eiahraga teratur dan iain~iain.
rnerupakan terapi nan farmakaiogis yang dianjurkan.
pada pemhuiuh darah yang bennanfaat bagi pasien
gagai jantung.’ Semuanya ini, terrnasuk puia periunya pernakaian obat
sersara terus menerus sesuai yang disarankan def-cter dan
- Mnisidernine. Mgisicigmine mempaican donor NO
mengontrol fairtgrrisiko, serta biia perlu rnengikuisertakan
iangsung yang dapat berfungsi sebagai antiiskemii-:.
keiuarganya daiam penggbatan pasien, da pat dimasu kkan
efek yang ditimbulkan menyerupai pemberian
juga he dalam pendiciikan.
isnsarbid dinitrat. Dasis yang biasa digunakan sebesar
dosis tunggal 15 mg! hari atau 2x3 mg,-' hari.‘
- Gbat-obat antiangina harus lebih hat]-hati [JEmb-arian-
Diet 1
Pengaturan diet yang sehat akan rnenurunkan risikg
nya pada pasien dengan tekanan darah rendah dan
teijadinya infark rniukardium. Energi dari asupan makanan
harus dimuiai dengan dgsis yang rendah. Penggunaan
yang diiconsumsi biasanya disesuaikan dan ditargetkan
obat iyabradin, ranolazin dan trirnetaziciin tfdak n"|em—
dengan body mass index {BMr}yang ditargetkan yakni <
pengaruhi tekanan darah?
25 kgfmii. Disarankan untul: mengkensumsi :
- Walaupun penurunan denyutjantung panting pada
- Buah-buahan 206 gram per minggu {dalam 2-3 pe-
pasien dengan angina pekteris sta bii untuic mencegah
nyajian)
terjadinya infant miekardium, namun pem berian abat-
- Asupan sayur-sayuran 206 gram per minggu {dalam
obat yang dapat menurunkan denyut jantung {beta
2-3 p-enyajian}
bicker, iyabradin, penghambat kanai kalsiurn} harus
- Asam lemak tak jenuh {PUFAJ yang bisa didapat dari
dimuiai dengan dosis paling kecii.*
minyait ikan, minyak ikan tidal»: seialu didapatkan dari
suplemen, saat ini disarankan untul-: mengkonsumsi
Terapi Terhadap Faktcir Risike
Ekan itu sendiri daripada suplemen.
Penurunan I-ceiesteroi LDL pada pasien yangjelas rnenderita
- Asupan energi asam lernaicjenuh dibatasi hanya < 1%
F'.I|< atau dicurigai menderita PJK dengan LDL antara 100-
dari total asupan energi.
129 mgfdi, dengan target LDL adalah di bawah 1013 mgf
- Asupan garam <5 gram per hari.
til. Ada beberapa pilihan terapi untuit ini, yaitu:
- As-upan serat 30-45 gram per hari {bisa didapatkan
- Gaya hidup atau dengan obat~obatan.
dari produk gantium, buah atau sayur]
- Penurunan BB dan peningkatan latihan pada sindrgm
- Asupan Asupan ikan setidaknya 2:: per minggu
metabnlik.
- Kcinsurnsi alkehgl dibatasi 2 gel-as per hari {Z0 gram,-’
- Pengohatan terhadap peninggian iipid Iainnya atau
hari} untul: pria dan 1 gelas per hari (1 El gram per hari
I-alrtgr risiico nonlipid iainnya; pen-ia kaian asam nikctinat
pada wanita yang saclang tidak harnii.
atau asam fibrat untul: peninggian trigliserid atau
Saat ini tliterapicanjuga gala makanan Meditaranian
HDL yang rendah.
yang banyak mengandung minyak zaitun {extra-virgin
- Penurunan berat bacian pada obesiias meskipun pasien
alive oi!) atau itacang dapat rnenurunkan risika terjadinya
tidal: menderita hipertensi, disiipidemia ataupun
penyakit karciioyaskular pada pasien yang berisikg tinggi
diabetes melitus.
tanpa penyalcit penyerta ltardinyaskular.
Sudah disebutican di atas bahwa daiam terapi APB
ataupun PJK asirntgmatik, rnai-:a tujuan yang utama adalah Ak|:i'-.~'i1as Dlahragaz
pencagahan serangan jantung {infark} dan kernatian. Pasien dengan APE disarankan untuk bertalahraga
Setelah itu baruiah menghiiangkan simtarn dan perbaikan sebanyak 2 3 itaii per rninggu dengan durasi 30 menit
icuaiitas hidup. 5-Etiap sesi nya.
Mai-ca cfiantara obat-ebatan ini yang be-rguna untul:
mengurangi angica kernatian dan serangan jantung Aktivitas Sek:-sualz
adaiah aspirin, penurunan kelesterol darah terutama Aktiuitas seksuai dapat mernitu terjadinya angina, dapat
dengan statin, penyei-cat be-ta dan ACE inhibitors. Elba!- digunaican nitrogiiserin pada saat rneiakuan hubungan
ebatan iainnya berguna untui: mengurangi angina dan seksual, dan hindari pemberian Siidenafifbersarnaan
mer-nperbaiki kuaiitas hiciup. dengan nitrat
1445 FEN"l'AKlT JAHTUNG K-DRDNER

Plengelolaan Berat Badanl - Pemberian hnmmn pengganti pada pasien perem-


Penuru nan herat badan disaranltan iziagi pasien overweight puan pesrnenepause, bila talc ada Kgntrainelikasi.
dan gbesitas, hal inijuga dapat rnembantu untul: rnenca pai - Penurunan HE pada obesitas, sel-calipun talc ada HT,
target telcanan darah, dislipidemia dan metabolisme DM, dan hiperlipidernia.
glukesa. Muntulnya apnea saat tidur perlucliperhatikan - Terapi asam fnlat pada pasien dengan peninggian
pada pasien at-esitas karena berhubungan dengan angka hprnpsistein.
rnnrbiditas clan mnrtalitas penyakit kardioyaslcuiar - Supiemen vitamin E dan C.
- ldentifikasi adanya depresi dan pengnbatannya yang
adekuat
REPERFUSI MIDKARDIUM
Fenataiaksanaan Lanjutan
Reperiusi miolcardium dapat dilakukan dengan berbagai Eelurn teraedia pedoman yang jelas mengenai evaluasi
cara, seperti interyensi kornner dengan balnn dan Ianjutan pasien-pas-ien APB dan asimptomatiic PJK yang
pernakaian srent sarnpai operasi CABG. Terapi ini pun telah berhasil distahilkan dengan penggbatan atau,’
haruslah meng utamakan tujuan penuninan mertalitas serta dilakukan terapi reyaslcuiarisasi.EIeberapa pednman yang
mengurangi seranganjantung akut, bultan hanya untul-: tersusun beriltut ini rnerupalcan hasil pengalarnan, namun
rnengurangi sirntorn dan memperbaiici kualitas hidup. dapat dipalcai untuk pegangan.
Misalnya pasien APS,iasimptnmatik dengan kelainan ‘l-2 Yang lebih dulu perlu dieyaluasi antara lain adalah
pembulul-i knroner, haruslah dilzieri kan tera pi farmakelngis bagaimana keluhan-keluhan AP nya, apakah bertambah
yang intensii dulu sebelum dikatakan bahwa terapi yang la gi atau tetap stabil, apaicah tim bul ta nda-tanda disfu ngsi
diberikan telah gagai; sedangkan pasien dengan kelainan Ly’ yang ham, apakah terapi yang ada dapat tnleransi
pernbuluh LM sehailcnya langsung dilalcukan reperfus] dengan bail: dan bagaimana kpntrel fainnr risikenya
karena memang terbulcti menurunlsan moi-talitas. serta adanya itomcirtiitl baru yang memerlukan terapi tapi
Keadaa n-lteadaan yang memerlukan reperiusi miokardium rnengganggu stabilitas AP nya.
pada APE: Satelah anamnesis yang teliti mengenai perubahan
- {EEG pada stengsis LM. dan perkembangan simptom. maka pemeriksaan harus
- CABG pada lesi 3 pembuiuh terutan-ia bila ada tiilakulcan dengan hati-hati pula mengenai adanya tande-
disfungsi Ltt tanda gagaljantung, aritrnia, pembahan-peruhahan pada
- CABGpada pasien lesi 2 pembuluh dan proicsimal pembuluh darah tepi Iain, perubahan-perubahan pada
LAD dan disfungsi Ly’ atau ter-dapat islcernia pada tes jantung, dan lain-lain.
nan invasif. Pemeriksaan labnratprium terutama ditujukan pada
- PEI pada pasien-pasien dengan lesi 2 pembuluh dan fakter risikn, seperti gula darah dan glikosilat Hi: pada DM,
prnksimal LAD yang anatomis baik untuk PCI, apalagi pr'Cifi| lipid, fu ngsi ginjal, dan lain-lain.Pre-fil lipid mula-mula
bila LU fungsi normal dan tidal: diebati untul: DM. diperiksa 4-B rninggu, lalu tiap 4-6 bulan.
- PEI atau CAB-G pada pasien-pasien dengan lesi 1 atau Dalam penatalaksanaan ianjutan ifniiew up] pasien-
2 pembuluh, tanpa prnksimal LAD yang bermakna, pasien APSi"asimpternatik mungkin dipertukan Iagi tes-tes
tetapi ter-dapat "viable" mieicardium cukup luas atau nnninyasif, seperti direknmendasikan sebagai berikut
pada tes nan-invasif termasuk risikg tinggi. - Fate teraics bila terdapat tanda-tanda congestive heart
- CABG pada pasien-pasien dengan lesi ‘I-2 pembuluh faiiure {Ci-iFj| yang iziaru atau perburukannya.
tanpa prnksimal left artery descendant {LAD}. yang - Penilaian lcembali fungsi sistolis L‘-F ataupun analisa
pulih dari aritmia vent-rikel yang beratfcnrdiac arrest. segmental Ly‘ dengan cara eknkardingrafi ataupun
- PCI atau CABS pada pasien yang sebelumnya sudah radinnuklir pada pasien—pasien dengan Ci-IF yang ham
reperfusi PCi tapi rneng—alami restenosis, sedangkan timbul rnaupun p-erburul+:annya_ ataupun tirninulnya
terdapat mipkarclium Winnie“ luas ataupun pada tes tanda-tanda infaricjantung.
ngninvasif terrnasulc high risir - Ekekardiugrafi pada pasien-pasien dengan tanda
- PEI atau CAEIG pada pasien—pasien yang talc laerhasil tancla lceiainan katup yang tiaru atau pertiurukan
baiic dengan terapi kenseryatif, sedangkan reperfusi kelainan Katup yang ada.
dapat dilceijal-can dengan risikn cukup bail: - Uji treadmiii pada pasien-pasien yang belum diiakukan
- Reperfusi transmiokardial secara operatif dengan reyaslcularisasi, yang menunjukkan perubahan-
menggunaican laser perubahan klinis yang culcup berarti dan mampu
melakukan uji latihan, sedangkan pada yang tak
Terapi lain yang dapat ciipertimba ngican pula pada pasien- mampu meiaiculcanuji latihan diiakukan pemerilcsaan - -1-.
pasien APE atau asimtnmatik PJF-I adalah: radipnulclir. clan tak menunjukkan perul::ahan-
ANGINA PEKTDRIS FTAEIL
1-"-I-4-'i"
peru laahan EKG seperti WPW, electrical pacing rhythm
andother platelet-active drugs. The relatioi-|sl'|.ip among dose.
dan ST depresi lebih dari 1 I'|‘tITt pada EKG istirahat. eitectiveness, and side eiiects l.‘hest1995;llIlS:24?S-5P5.
Ant-iplatelet Trialists foflahoration. Collaborative overview
of randomised trials of antiplatelet therapy, I: prevention
of death, myocardial infarction and stroke by prolonged
REFERENSI ariliplatelet therapy in various categories of patients. Eli-{F
l9§'5;3D3:EI-106.
Fox K,l.§arci.a l'~.-LA, Ardissino D, B-usz:i:oa.n_ P, Carriici PG, Crea F.et Hanssonl., Lindholrn Ll-L Ihliskanen L, etal.EEEoctofat1giotensin-
al. Cuid elines on the managernent oi stable angina peel-or-is: converting-Ettzytrte tion compared with cunverttional
executive $1.tI'IllTt.iJIyI The Task Force on the lvlanagernent oi therapy on cardiovast-u.Ea.1' morbidity and mortality in hy
StahleAnginaPecsorisoid.1eEuropeanSotietyot'Cardioiogy. pertertsionz the Capbopuil Prevention Project {CAPFF} ran-
Euriieart I. 20tlo]u.n:Z?{1 l}:I3-tl-S1. dornized trial. Lancet 1999;353:611-6.
Slleg PG, Iames 5K, Atar D, liladano LP,. Blomslsom-Lundqvist C‘, Pitt B, Water‘: D, Brown 'l"i"i-'. et al. Aggressive lipid-towering
Berger MA. e:al.E‘$CC-uitielines lor the management:-iacute therapy compared with angioplasty i.n stable 1.‘m't1t'ta.t'y artery
rnyoeardialintarctionin patients presenting with5T-segrnent d.isease..-iitoivastatin versus Revascularization Treannent
elevation. Eur Heart I. 251.2 C'ct;33{2U}:Z5E|-5?-619. investigators. N Englj Med 1'§9'.3;'541:?D-6.
C'I‘1al'l.'e1'jBEK. Recogriin'ortand rnanagernentoipatients with stable 5-erruys PW, Linger F. Sousa ,lE. et al. Comparison of coronary
angina pectoris. in: Goldman L, Braunwald E, eds. Prin-iary artery bypass surgery and stenting for the treatm-ent of mul-
Fardiology. Philadelphia; l-‘i-‘B Saunders, l9'9B:2?e1-56. tivess-el disease. N Engll Med 2001;344:1117’ 2-it-_
Levine ll]. D-illitnrlt prol:-lcrns in the diagnosis oi chest pain. Am it-iosca L, Collins P, Harrington Uh-L et al. Ilorm-one replacement
Heart] l9'3ll.'1DD:1€i3-18. tlaerapyarid cardiovascular I;l.Bes1st:: astatementior healthrare
Diamond GA. A clinically relevant classification of chest professionals fromthe American Heart Association. Circula-
cliscomfort[l-etter}. _[ Am Coll Cardin] I9E3:I:5I"=I-5. tion lllillsltl-t.-=lEl'E*-5133.
Wise CM, Semhle EL, Dalton CB. IvIuscu.loslte1eta1t:hestwal1sy11- Heart Protection Study Collaborative Group. M.RL‘_.-'BiiF Heart
dromesin patients with noncardiec chestpain; a study of 100 Protection Study of arrtioxidant vitaminsupplementation in
patients. Arch Phys l-led Rel-rahil l9'il2.'?3:1-I-F-9. 2D536l1igh-1iskirtdividuals:araIid.0rrdsed placelio-cont:-olietl
Campeau l.. Grading of angina pectoris fietterl. Circulation trial. Lancet
1EiTr'Ei;54:5Z2-3. Marie YF, Uanchin N, Durand IF, et al. Long-term prediction
Alonso I, Permanyer-Iviiralda Li, Cascant P, Brotons L‘, Pr-ieto L, oi major ischemic events b_1.' exercise thallium-2G1 single-
Solar-Solar J. Ivleasuring functional stanisofcliroriic coronary photon emission computed tomography. I Am Coil t‘ardioI
patients. I-leliability, validity and r-Esponsiveness to clinical 1'995;Z-Ei-:5-T“?-Sir.
change of the reduced version of the Dulce Activity Status lIacha.:novitchR.‘B-ennan DS,Shaw L], etal. Incremental prognos-
Index {DA-Si]. Eur Heart] 1992131414-9. tic value of myocardial perfusion SFECT for the prediction
wexlet L Brundege B, Crouse J, et al. Iforonary artery calcification; of cardiac death: differential stratification for risk of catdia-:
pathophysiology, epide miology, iltnaging metl-iods, and clini- death and myocardial infarction [published erratu.m appears
cal implications. A statement for health professionals irom in Circulation 1‘E1'9B;9B:11U]. Circulation I99iti;‘i?:513—E.
the ilimericantieart iissociation ltirlting Group. t_‘iri."ulation G-eleijnse II.-lI., Elhendy A.van Do-mhurg RT,etal.Prognost:ic value
19'96,“94IIl5'5-92. of doh-utamirie-atropine stress technetium-9'9m sestamihi
Califf I1'EM, Armstrong PW, Carver jlt, D'Agosti.no RB, Strauss perfusion scintigraphy in patients with chest pain. ] Am Fol!
W'E.Strati;iication oi patients intohigl-|_. medium and low risk Cardin] 1995-5173:-HF-54.
subgroups for purposesofrislcfactor rnanagernent. I Arnfoll i-ilratrnann HG, Tintesis HR, Yourris LT, l-‘v'itt1'y' MI}, Miller l'Jl'_‘.I_
Fardiol 1’9'§l6;2?:1{ltl?-19. Prognostic valueofdipyridamole technetiirm-99m sestan-iibi
Peels CH, Visaer CA. Kupper A]. Visser PC, Roos JP. Lisel-ulness myocardial tornograpliyiripntients withstable chestpain who
oit\vo—d.imensi-anal card.iography for imrnediate detection of are unable to exercise. !'urtICardio1 l994;'.?3-:64?’-52.
myocardial iskhaemia inthe ernergency room. Am} Cardiol Margolis JR, Chen IT, Kong ‘ff, Plrterlil-I. B-char 1'5. Kisslo IA.'1‘h-e
1'i"£El;65:t5-B?-91. diagnostic and prognostic sigriiiicarice of coronary artery
Roger "-"'L, I"el].i.kllta PA, Oh ]'.l-C, Miller FA, Seward IE, Tajik A]. -calcification: report of SUE! cases. Radiology I9'SU;l3-?:o{l'9-l|5.
Stress echocardiography. Part I. Exercise cardiography: Pryor DB, Shaw L. ti-totfarits FE, et al. Value of the history and
tecl-irdques,i1nplementation.. clinical applications, and cor- physical examinationsin identifying patients ati:t|cr'eiasec1 risk
relations. l'-iayo Clin Pr-oc 19%;?l]:5-15. forcoronary arteq; disease. Annlntem Med l993,']'.lS:B1-9t].
I-rlarwicl-: Tl-l. Use of stress eltolsar-diog',1'a£icardiog:aph}' for the Cliaianan BR, Bourassa l‘-iii, Davis K, et al. .PiItgi.t.'rg;|apl'tic preva-
prognostic assessment of patienh with stable chronic coro- lance of high-risk coronary artery disease in patient subsets
nary artery disease. Eur Heart I ‘l99'.?','1S{Suppi U]|:D'9?'-I01. {Cs.ss}. ceeeiaeeri tea1;a4;sso:'.
Chuah SC, Peilikka PA.Ro-ger ‘v"L, lv'l'cCully RB, Seward ]'B.Roleoti Evans A'i‘.5er1si_ti1.rity and specificity of the history and physical
dohutamine stress eloolcardiograficarcliograpl-iyinpredicting exan-ii:-ration for coronary artery disease [letter-; comment].
outcome in will patients with known or suspected coronary Arm Intern Med 1994;120:944-5.
artery disease. Circirialion 199BtEl?:11L'F=l.-31). Lorin Eiv1,'1’usi.1.t 5, Iha P, et al. Emerging roleoi angioter|.si.n-con-
Severi 5. Picarto E, Ivliclielaml C. etal. Diagnostic and prognostic vetting enzyrne inhibitors iricardiac and vascular P-1't:rl:g(|f‘j,01'|_
value of dipyridarnole cardiography in patients with sus- Circulation 19'94;9llZ'lIEfi--69.
pected coronary artery dis-ea.se.Compa.rison with eitercise Miranda CF, Lehmarin KG. Froelicher ‘i-‘F. Correlation l:u-:-
electrocardiography. Circulation 199-t:89:116ll-F3 tween resting ST segment depression, exercise testing,
Ben-nan D5, Hat1'iamovltch R. Risk assessment in patients with coronary angiography, and long-term Am Heart
stable coronary artlery disease: incremental value of nuclear I 1991;112:161?-23.
itnaging, I Nucl Cardiol 19‘ita:3-:5d1-9. Aron-ow ‘Ii-'t‘5.i.“o1ri‘dati_onofischer|iic ST-segroeittdepressiononthe
iv'lcT'avish D,i=ao1ds D,Goa updated reviewot resting elecn-ocardiogram with new cardiac events in 1,1136
its pharmacology and therapeutieuse l'.1'tp-IatE1ElrLlEpt.'I1diEni patients over 62 years of age. )1imICardiol‘l939;64:2,'l2-3.
d.isor-ders. Drugs l99ll,:4EI:233-5'9. Fliamond GA, Eilaniloif I-l'l-L. Forrester IS, Pollock BH, Swan
l&h I, Uait.-n_I'E, Foster "v", I--lurker LB, Patrono C, Rod-H5. Aspirin HI.-Computer-assisted diagnons in the noninvasive evalu-
1443 __ PENYAKIT J.AN'l'UHG KORCINER

a:iono£p1ie:r¢swith su@e»¢l-ed mrmmydisease. I Am Gail


C:|1'1fi0119€B3;1:=l4-1-55.
Mmise AP. D:i.an-umd GA. Comparison of the sensithritjr and
specifidky of emrtise &1act:'nca.rd.io-graph? in biased and
mzbiased populafiona oi men and wflrlm Am HER-l1_T
19%F13]:?41-T.
Tajr1u1.'}'I:"‘k. Dammit? 1'41-C'l1a{n'r|anBE. Davis KB,KiJliPT.-R-B5615
\fiIj.1"a:-ymptolruxficleftiruaizl mmnarjr may diseaseinthe
Coronary A1-bm'y5urg\e1'y5iud'y {CBS} re-gist-5'. Circulation
19fl?E|';?'9':11?1-9.

J
190
ANGINA PEKTORIS TAK STABIL/
INFARK MIOKARD AKUT TANPA ELEVASI ST
Hanafi B. Trisnnhadi, Muhacli

Di Amarika Serikat satiap tahun ‘I juta pasien dirawat di Keadaan klinis:


rurnah salcit karena angina paktoris talc stabil; di mana - Ks-[as A Angina tak stabii sekunder. Barasai dari ekstra
5 sampai B p-EFS-En kamudian rnendap-at serangan infark kardiak yang dapat mamperlzierat iskemia minkard.
jantung yang tak fatal atau rneninggai dalam satu tahun Keadaan tersebut dapat manyebabkan barkurang-
setelah diagnosis clitegakican. nya suplai uksigen ice miokard atau maningkatnya
Angina pekturis stabil merniliki tampilan kiinis yang kebutuhan oksigan. Keadaan ini maiiputi anemia,
khas yaitu rasa tidal: nyarnan {jarang digambarkan damam, infeksi, hipotensi, hipertansi tidal: ter~
sabagai nyeri} yang dalam dan lokasi yang suiit ditunjuk knntrnl, takiaritmia, stress amnsionai, tirc-toksikosis
di daerah dada atau langan, dipicu oieh aktiyitas fisik dan hip-nkserriia sakundar sampai gagal nap-as.
atau stress emosional dan membaik dalam 5 — ‘IE menit - Kala: B. Angina tak stabi! yang primer, talc ada faktor
dengan istirahat atau pamberian nitrngiisarin sublingual. akstra kardiak.
Saclangkan angina pektciris tidak stab-ii didefinisikan - Kelas C. Angina yang timbul 2 minggu setelah
sebagai angina pektnris {atau ekuiyaian rasa tidak nyarnan serangan infarkjantung.
di dada tipa iskemik) dengan satu diantara tampilan
klinis: {1 } terjadi saat istirahat [atau aictiyitas minimai} dan lntansitas pengubatan:
biasanya berlangsung iebih dari ED menit [jika tidak ada - Tak ada pengnbatan atau hanya rnendapat
penggunaan nitrat atau analgatiki; E2} nyeri hebat dan pengobatan minimal untuk angina paktnris stabil
biasanya nyeri nya jaias; atau {3} biasanya iarnbat iaun kronik. _
bertambah berat {rnisainya nyeri yang membangunltan - Timbul keiuhan walaupun talah dapat fiarapi yang
pasian dari tidur atau yang samakin parah, terus manarus standar untuk angina pectci ris srabil krnnik (pa mi:-erian
atau iabih sering dari sabalumnya}. dosis nral konyansional antiangina seperti penyakat
Pada tahun 1939 Eraunwald manganjurkan dibuat beta, nitrat keqja panjang dan antagonis kalsium.
klasifikasi su paya ada lcasaraga man. Kiasifii-zasi be-rdasarkan - Masih timtiui serangan angina tidak stabil walau-
beratnya serangan angina dan keadaan iclinik. pun teiah diberikan pengnhatan anti iskemik yang
rnaksimum, termasuk dengan nitrat intrayana.
Eiaratnya angina:
- Kala: i. Angina yang barat untuk pertama kaii, atau Menumt pedaman American-Caiiage of Carciiaiagy
makin bartarnbah beratnya nyeri dada; {ACE} dan America Han:-r Association {AHA} perbaclaan
- Keias Ii. Angina pada waii:i."I.| istirahat dan terjadinya angina talc stabi! dan infark tanpa ale-yasi segman ST
subakut dalam 1 |:iuIan, tapi talc ada serangan angina |[N5TEMl=nan ST aieyatinn myacardiai infarrtinn i ialah
dalam waictu -ifijarn terakhir. apakah iskamia yang timbui cuku-p harat sahingga dapat
- Kaias Ill. Adanya serangan angina waktu istirahat clan manimbuikan karusakan pada rninlcarciium, sahingga
taijadinya secara alcut bail: sekaii atau iebih, daiarn adanya petanda icaruaaioan miolcardium dapat diperiksa.
wai':‘h..l 4E-jarn teraichir, Diag nnsis angina talc stabil bila pasien mam punyai kaiuhan
iskemia sadang kan tak ada kanaikan tmpnnin maupun CK-

- -A - 1449 an
115“ .-___ PENYAKIT JANTUNG ILDRUNER

MB, dengan ataupun tanpa perubahan ECG untul: iSke|'nia. protease yang dihasillqan malcrefag dan secaia enzimatilc
seperti adanya depresi aegrnen ST ataupun eleyasi yang melemahkan dinding piak |[j‘T.i:rrc:us cup}.
sebentar atau adanya gelombang T yang negatif. Karena Terjaclinya ruptur menyebabkan aktiyasi, adhesi dan
iaenaikan enzlm biasanya dalam waictu 12 jam, maica pada agregasi platelet clan menyebabkan alrctiyaai terbentuknya
tahap awal serangan, angina tak stabil seringlcali ta!-c bisa trnmbus. Bila tram bus m-enutup pembuluh darah ‘iii-(21% akan
dibeciakan dari NSTEMI. terjadi infarit dengan eleyasi segmen ST, sedangkan laila
trumbus tidal: rnenyumbat 100%, dan hanya menimbulkan
stennsis yang berat alran terjadi angina talc stabil.
PATDFISIDLOGI
Trumbosis dan AgregasiTron1bm;it
Lima prose: patafisialcigi yang berperan terhaciap Agregasi platelet dan pernbentukan tromlaus merupal-aan
perkembangan l.lA.~"l~lSTEly1l : aalah satu dasar terjaciinya angina tak stabil.Ter_iadinya
1. Ruptur piak atau ergsi plak dengan an-rnpu-Bcantrom bus trnmbgsis setelah plait terganggu disebabkan karena
non nlciusif {penyebab ini yang paling berperan dalam interalcsi yang terjacli antara iemak, sel ntcrt pales.
terjadinya UAJNSTEME} makrpfag dan knlagenlnti lemalc merupakan bahan
2. Ubstmksi dinamis yang disebabkan oleh : terpenting dalam pembentultan trnmbus yang kaya
a. Spasme arteri lcprnner epikarciium. seperti pada trembniit, seclangkan sel utnt pa-Ins dan sel husa {fnam
variant Prinzmetal angina; celi} yang ada dalam plak laerhubungan dengan elcspresi
In. resistensi pembuluh darah koroner falctnrjaringan dalam plak talc stabiifietelah laerhu bungan
c. Vase ken strilctnr [olcal seperti tram be ksan A2, yang dengan darah, falttnrjaringan berinteraksi dengan faktnr
dilepaskan dari trpmbpsit Vila untul: memulai lcaslcade realcsi enzirnatik yang
cl. Disfungsi dari endc-tel kuraner, dan menghasilkan pernhentultan trc-mbin dan fibrin.
e. Stimulus adrenergik termasuk dingin dan Sebagai rea lcsi terhaciap gang-guan faal endotel, terjadi
lcnkain agregasi platelet dan platelet melepasl-can isi granulasi
3. Penyempitan hebat lumen arteri lcarnner yang sehingga memicu agregasi yang lebih luas, yasakanstriksi
diselnabkan oleh pembentukan aternsklerntilc yang dan pembentukan tramb-us.Falctar sistemilc dan inflarnasi
progresif atau restenpsis pasca-intervensi knrnner ikut berperan dalam pew bahan terjadinya hernnstase dan
perkutan lccragulasi dan laerperan dalam memulai trambosis yang
4. Inilarnasi; dan inten-niten, pada angina tab: stabil.
5 Angina peicturis tidaic stab-ii sekunder, yang
1-nenyebabkan peningkatan kebutuhan aksigen atau Uasospasme
penurunan suplai alcsigen [misalnya dalam lceadaan Terjaciinya yasekanstriksijuga rnempunyai peran panting
takilcardi, dernam, hip»:-tensi atau anemia]. pada angina talc stabillliperkiraican adanya disfungsi
Tiap indiyidu mungkin memiliki proses yang telah endotel dan be han yasoaktif yang diprpduksi oleh platelet
dijelasl-can diatas yang mengaklbati-can terjadinya IJAI berperan dalam peru I:-ahan dalam tonus pem buluh da rah
NSTEMI dan menyeba blcan spasmefipasme yang terln kalisir seperti
pada angina Printzrnetaljuga dapat menyebabkan angina
Ruptur Flak talc stabil.Adanya spasme seri nghali terjadi pada plak yang
Ru ptur plak ater-as klerntilc dia nggap penyebab terpenting tak sta bii. dan rnempunyai peran ~:_:iaiam pembe ntu kan
angina pektnris talc stabil. sehingga tiba—tiha terjadi tnzrmbus.
elclusi subtotal atau total dari pemlauluh lcnrcrner yang
selrrelumnya mernpunyai penyempitan yang minimal. Due Erusi pada Flak tanpa Ruptur
pertiga dari pernbuluh yang rnengalarni ru ptur sebelu mnya Terjadinya penyempitan juga dapat disebalakan karena
rnem punyai penyernpltan 50% atau kurang, dan pada ewe terjadinya prnliferasi dan migrasi dari ntat pains sebagai
p-asien dengan angina tak stab-il mampu nyai p-enyempitan reaksi terhadap lcerusaioan end-:1-tel; adanya perubahan
kurang dari TD‘?-E. Plait aternsklerntik tercliri dari inti yang bentuk dan iesi karena bertambahnya sel n-tot pains dapat
mengandung banyalc lemak dan pelindung jaringan menimbuikan penyempitan pembuluh dengan cepat dan
fibrntik [fibrcrtic €n‘p]|.P|ait yang tielak stab-ii terdiri dari inti keluhan iskemia.
yang banyak menganclung lemalc dan adanya infiitrasi
sel rna'k:ra1‘ag.Biasanya mptur terjadi pada tepi plalc yang
berdekatan dengan intirna yang nnrmal atau pada bahu GAMBARAN KLINIS ANGINA
dari timbunan lemal-:.l<a:iang-icadang lceretalcan timbul
pada dincling plak yang paling lernah loarena adanya enzim lieluhan pasien umumnya berupa angina untul-: pert-ama
ANGINA PEKTGRIS “DAR 5-TII-B-‘IL
- _ ‘-4"‘-iii.
kaii atau iceluitan angina yang 'oet'tarn‘oai"r dari 'oiasa.t~iyeri teriadi pada pasien l.iA.lN'STE't~.|'1l luas yang meiibatitan
ciada seperti pada angina loiasa tapi ieiaih iaerat dan ieloi‘n yentxikei kiri sehingga terjadi disiungsi yentriiiei kiri.
lama. mungkin timlaui pada waktu istirahat, atau timbui
karena aictiyitas yang minimal. Nyeri dada dapat disertai
Perneriksaan Lab-oratorium
iceluhan sesalc napas, mual. sampai muntah. lcadang- Pemeriksaan troponin T atau l dan pemeriksaan CK-MB
l-cada ng disertai lceringat dingin. Pada pemeriksaanjasmani
telah diterima sebagai petanda paling panting dalam
seringkali tidal: ada yang kl-ras. diagnosis SK.A.Menun.:t European Society of Cardiology
Di antara pa sien dengan SKA, perempuan lebih sering
{ESE} dan ACE dianggap ada mionekrosis bila troponin T
menderita angina tidal: stabil dan pasien dengan LiA,.-'
atau 1 positif dalam 2-4 jam.Troponin tetap positif sampai
N5TElyll umumnya lebih tua dan memiiiki riwayat infark
2 minggu.P.isiico kematian laertamlaah dengan tingkat
miokard sebelurnnya, angina pelctoris stabil, diabetes,
lcenailcan troponin.
merniliki riwayat reyasicularisasi ltoroner, dan penyakit
CK-ME! lcurang spesifik untul: diagnosis karena juga
vascular ekstra kardialc dibandingkan dengan STEMI.
diketemulcan di otcrt skeletal, tapi berguna untulr. diagnosis
infarli akut dan akan meninglcat dalam beherapa jam dan
kemlzr-ali normal dalam -'l~B jam.
FEM ERI KSAAN PENUNJANG
Kenaikan CRP dalam SKA berhubungan dengan
mortalitas jangka panjang. Marker yang lain seperti
Elektroloardiografi [EKG} amioid A, interleukin-E belum secara rutin dipal-:ai dalam
Pemeriksaan EKG sa ngat penting bail: untul:: diagnosis diagnosis SKA.
maupun stratifi lcasi risilco pa sien angina talc stabil.Ada nya
depresi segmen ST yang laaru menu njukkan ice rnungkinan
adanya iskemia alcut Gelombang T negatifjuga salah satu PENATALAKSA NAAN
tanda iskemia atau NSTEMI. Peruba I-ran gelomba ng ST dan
T yang no nspesifik sepe rti depresi segmen ST kurang da ri Tindakan Umum
0.5 mm dan gelombang T negatif kurang dari 2 mm. ti-dalc Pasien perlu perawatan di rumah sakit. sebaiknya di
spesifik untuk isi-zemia, dan dapat disebabkan karena hai unit intensif lcoroner, pasien perlu diistirahatkan {bed
lain. Pada angina talc stabil 4% mempunyai EKG normai, rest}. diberi penenang dan oksigen.Sangat dianjurkan
dan pada NS'l'EMl 1-5% EKG juga normal.
pemberian oksigen tambahan kepada pasien yang sianotilc
atau terdapat ronki yang memberat dan jika saturasi
Llji Latih oksigen arteri di bawah 90%. Berlcurangnya nyeri dada
Pasien yang telah stabil dengan terapi medikamentosa merupakan target terapi awal. Pemberian morfin atau
dan menunjukkan tan-cfa risiko tinggi perlu pemeriltsaan petidin perlu pada pasien yang masih merasalcan sakit
exercise test dengan alat rreodmiil. Bila hasilnya negatif clada walaupun sudah mendapat nitrogliserin.
maka prognosis baik. Sedangkan bila hasilnya positif,
lebih-lebih bila didapatlcan depresi segmen ST yang
Terapi Medikamentosa
dalam, dianjurkan untul: dilakukan pemerilcsaan angiografi
koroner, untul: menilai lceadaan pembuluh lcoronemya
apakah perlu tin-dalcan reyaslcularisasi {PEI atau CABS}
DBAT ANTI [SKEM IA
lcarena risii-:o terjadinya I-zornplikasi lcardioyaslcular dalam
waktu mendatang cukup besar.
Nitrat
Nitrat dapat rnenyebabkan yasodiiatasi pembuluh yena
Ekoirardiografi
dan arteriol perifer, dengan efelc mengurangi preiood
Pemeriksaan eicol-zardiograli ticlaic rnemlzierikan data
dan ofteriood sehingga dapat mengurangi wail stress
untul: diagnosis angina talc stabil secara langsung.Tetapi
dan kebutuhan oksigen {oxygen o'emono'j|.Ni1:rat juga
bila tampalc adanya gangguan faal ventrilcel lriri, adanya
menambah olcsigen suplai dengan vasodiiatasi pem buluh
insufisiensi rnitral dan abnormalitas geralran dinding
lcoroner dan memperbailci aliran darah lcolateral.Dalam
regional jantung. menandalcan prognosis kurang bailc.
keadaan akut nitrogliserin atau isosorloicl dinitrat diberilsan
Ei¢Oi<Bl'di0Ql‘Efi stresjuga dapat membantu menegalrkan
seoara subiingual atau melalui infus intrayena: yang ada di
adanya iskemia miokard
Indonesia terutama isosorlaid clinitrat. yang dapat diheri lcan
secara intrayena dengan dosis 1-4 mg per _iam.Karena
Rontgen Toralrs adanya toieransi terl-radap nitrat, dosis dapat dinaikican
Rontgen dada sangat berperan untuk mengidentifikasi
dari walctu ice wai=:tu.Bila keiuhan suclah terlcendali infus
adanya kongesti pulmonal atau oedem, yang biasanya
dapat diganti isosorlaid dinitrat per oral.
PENYAHIT IJ1N'l"l.l'N-G KGRUN ER
1452

Kontraindikasi penggunaan nitrat adalah hipotensi Meta analisis studi pada pasien dengan angina tak
dan penggunaan sildenafil atau innioitorphosplrodiesterose stabil yang mendapat antagonis lcalsium. menunjukkan talc
tipe 5 dalam 24 sampai it-Bjant sebelumnya. Nitrat topikal ada pengurangan angl-:a lcematian dan infarls. Pada pasien
atau oral kerja panjangdapat digunakanjilca pasien sudah yang sebelumnya tidal: menclapat antagonis pemberian
bebas nyeri selarna 12 sampai 24 jam. Penggunaan nifedipin rnenailclran infark dan angina yang relturen sebesar
dosis nitrat tergantung sediaan yang ada. diupayalcan 16%, sedang lcan kombinasi nifedipin dan rnetoprolol dapat
tercapaikondisi bebas nitrat 3 sampai 10 jam sehingga mengurangi kematian dan infaric sebesar 20%. tapi icedua
dapat clieegah terjadinya toleransi. Terapi nitrat yang studi secara statistik talc bermakna. Kenaikan l'|'1|IlI'Ia|[IEl$
berkepanjangan dapat diturunlcan bertahap dalam mungkin karena pemberian nifedipin menyebalakan
terapijanglca panjang kecuali telah bericembang menjadi takikardia dan kenaikan kebutuhan r:|-lcsigerr.
angina stabil Km-nik. ‘uieraparnil dan diltiazem dapat memperbailci surviyoi
dan mengurangi infarlc pada pasien dengan sindrom
Penyekat Beta lcoroner alrut dan fraui ejelrcsi normal.Denyut jantung
Penyelcat beta dapat menurunlcan lcebutuhan oksigen yang berkurang. pengurangan afterload memberilcan
miokardium melalui eielc penurunan denyutjantung dan iceu ntungan pada golongan nondihid ropiridinpada pasien
daya lcontralcsi rniokardium. Data-data menunjulckan SKA dengan faal jantung normal.Pemal-caian antagonis
penyekat beta dapat rnemperbaiki morbiditas dan lcalsium biasanya pada pasien yang ada kontraindikasi
mortalitas pasien dengan infark miokard. Meta analisis dengan antagonis atau telah diberi penyelcat beta tapi
dari ATGD pasien dengan angina talc stabil menunjukkan I-zeluhan angina masih refrakter.
penyekat beta dapat menurunkan risiko infarlc sebesar
13%. [P<{II,D4].
Semua pasien dengan angina tak stabil harus diberi BEAT ANTIAG REGASI TROMBDSIT
pe nye kat beta lcecuali ada kontraindikasifierbagai macam
beta-blolcer seperti propranolol. metoprolol, atenoiol. G-bat antiplateiet merupakan salah satu dasar dalam
telah diteliti pada pasien dengan angina talc stabil. yang pengobatan angina tak stabll maupun infark tanpa eleyasi
menunjulckan efektiyitas yang serupa. ST segmen.Tiga golongan obat anti platelet seperti
Kontra indikasi pemberian penyekat beta antara aspirin. tie nopiridin dan inhibitor GP llbjlila telah te rbukti
lain pasien dengan asma bronkial. pasien dengan bermanfaat.
bradiaritmia.
Terapi penyekat beta oral harus segera dimuiai dalam Aspirin
2.4 jarn pertama pada pasien yang tidak mempunyai Banyak studi telah membulttil-can bahwa aspirin dapat
kontraindikasi: {11 tanda gagal jantung. [21 bulcti mengurangi kernatian jantung dan mengurangi infark
rendahnya cardiac output. [3} peningkatan risiko syok fatal maupun non fatal dari 51% sampai i’2% pada
lcardiogenii-:, atau (4) kontraindilcasi relatif lainnya pasien dengan angina tak stabil. Oleh lcarena itu aspirin
(interval PR >i'J.24 detik. blok jantung derajat 2 atau 3. dianjurlcan untuk diberilcan seumur hidup dengan dosis
asthma yang alctif, penyakit saluran napas yang realctif]. awai 160 mg per hari dan dosis selanjutnya Elli sampai
Penyeicat beta dapat dit:-erikan dengan dosis rendah 325 mg per hari.
pada pasien gagal jantung ketilra sudah stabil. iika
iskemia dan nyeri dada terus berlangsung walaupun telah Tildopidin
diberilcan terapi nitrat intrayena. penyekat beta intrayena Tilclopidin suatu deriyat tienopiridin rnerupai-can obat lini
dapat diberiican secara hati-hati. yang irernudian diilcuti kedua dalam pengobatan angina tak stabil bila pasien
pemberian secara oral. tidak tahan aspirin. Studi den gan tiklopidin clibanding lcan
plaseho pada angina talc stabil ternyata menunjukkan
Antagonis Kalsiurn bahwa kematian clan infark non fatal berkurang 46.3%.
Antagonis licalsium dibagi dalam 2 golongan besar: Dalam pemberian tiklopidin harus diperhatikan efek
golongan dihidropiridin seperti nifedipin dan golongan samping granulositopenia. di rnana insidennya 2.4%.
nondihidropiridin seperti diltiazem dan yerapamil. Kedua Dengan adanya klopidogrel yang lebih aman pemakaian
golongan dapat menyebablcan yasodilatasi koroner dan tiklopidin mulai ditinggalkan.
menurunkan tekanan darah.
Golongan ciihidropiridin mempu nyai etek yasodilatasi Klopidrirgrel
lebih kuat dan penghambatan nodus sinus maupun Klopidogrel juga merupal-tan deriuat tienopiridin. yang
nodus Ail‘ lebih sedil-cit, clan efek inotropilt negatif juga dapat rnenghambat agregasi platelet.Efek samping
lebih lcecii. lebih kecil dari tiklopidin dan belum ada laporan adanya
HHGINA FEKTORIS T'lfl.|IrK STRBIL
1453

neutropeniaiilopidogreljuga terbulcti dapat mengurangi jika dibandingkan dengan gn.:p yang sama yang diberiitan
strolc. infarlc dan kematian lcardiovaskuiarklopidogrel iclopidogrel dan aspilet alran terdapat 1A kernatian lebih
dianjuriran untul: dit:-erikan pada pasien yang talc tahan sedilrit. 11 lrejadian lv1[ lebih sediltit. dan Er sampai B lcasus
aspirin.Tapi dalam pedoman ACCIAHA klopidogrel juga stenr thrombosis lebih sedilcit seria diperitira Iran terdapat '3
dianjurkan untul: diberikan bersama aspirin paling sedikit pasien yang mengga nti ticag relor dengan thienopyridine
‘I bulan sampai 9 bulen. karena sesalt alcibat efelc obat. Ticagrelor harus dimuiai saat
Pada UAXSTEMI. dosis loading av-ral klopidogrel mu nculnya gegiala aicut pada perawatan gawat darurat dan
sebesar 300 sampai SE10 mg diilnrlzi dengan dosis mmatan dila njudcan pada pasien yang direnca na ken PCI. na mun
?5mgr'l-rari. Pemberian awal dengan hanya T5 mg perhari dapatjuga dihentikan apabila diperlukan. dan C-ABGdapat
alcan mencapai target level inhibisi trombosit setelah clilaksanakan dalam 45 sampai ?2jam.
3 sampai 5 hari. sedangl-zan dosis loading 300 mg al-can
mencapai inhibisi trombosit yang efelrtif dalam 4 sampai 6 Inhibitor Giiltnprutein llbfllla
jam. F-‘enggunaan EDD mg dosis loading men capai neody- lkatan fibri nogen dengan reseptor GP llbfllla pada platelet
stote leveldari inhibisi trombosit hanya dalam 2 jam. ialah ikatan teralshir pada proses agregasi platelet Karena
inhibitor GP Ilb.-"Illa menduduki reseptor ta di maka ikatan
Prasugrel platelet dengan fibrinogen dapat dihalangi dan agregasi
Prasugrel merupaltan derivat tienopiridine Iain selain platelet tidal: terjadi.
tilclopidin dan lclopidogrel yang juga merupakan suatu Pada saat in ada 3 macam obat golongan ini yang
prodrug. lvleslcipun efikasi biologik metabolit alctif telah disetujui untul: pemaicaian dalam lrlinik yaitu:
klopiclogrel dan prasugrel dalam studi invitro memiliki absiksirnab. suatu antibodi rnonoklonal; eptifibatid. suatu
efel: antikoagulan yang same. metabolit prasugrel merniliki silclilc heptapeptid; dan tirofiban. suatu nonpeptid rnirnetik.
efek 1IZI kali lebih ltuat dan lebih poten dibandingkan Db-at-obat ini telah dipakai untul: pengobatan angina
klopidogrel. talc stabil maupun untul: obat tambahan dalam tindakan
D-alam studi crossover pada pasien yang menjalani PCI terutama pada kasus-irasus angina talc stabil. Suatu
PC! untul: angina yang stabil. Wiviott dan rekan-relcan rnetaanalisis dari 12.296 pasien didapatlcan pengurangan
melaporkan bahvra dosis loading dengan 60 mg prasugrei rnortalitas dan infark miokard secara relatif sebesar 34%
menghasilkan inhibisi trombcrsit yang lebih bail: bila sela ma 24jam terapi medikamentosa tanpa revaskularisasi.
dibandinglcan dengan dosisloading klopidogrel EEK] mg. |[2.5% vs 3.5%; p = 13.001}. Keuntungan lebih nyata pada
Hal yang sa ma terlihat selama terapi rumatan. antara dosis pasien risiko tinggi. dan lebih ta mpak pada pasien dengan
prasugrel 10 mg dan kopidogrel 150 mg per hari. PCI ka rena strategi invasif dini.Penelitian pada pasien SKA
Efek inhibisi trombosit yang lebih balk dari prasugrel tanpa elevasi segmen ST dan mendapat tindakan PEI.
dikaitkan dengan perdarahan serius yang lebih sering kematian dan infark miokard dalam 3t} hari berkurang
terjacli. Pada TRITO N-TIMI 38. terdapat 32% keiadian serius dari 3D—?D‘?e.Tirofiban dan eptifibatid harus diberikan
yang relatif lebih tinggi, terrnasulc perdarahan fatal. Risilco bersarna aspirin dan heparin pada pasien dengan isltemia
perda ra han biasanya lebih tinggi pada la nsia la T5 tahun}. terus menerus atau pasien risiko tinggi dan pasien yang
penggunaan prasugrel harus terbatas pada yang berisiko direncanakan untul: tindakan PCl.Abciximab disetujui
tinggi. dan yang mengaiami penurunan berat badan {<60 untul: pasien dengan angina talc stabii dan NSTEMI yang
kg. 132 pounds}. Prasugrel disarankan dihindaripadalansia direncanalcan untuk tindakan invasif dini di mana PEI
kecuali mereka dengan risilco tinggi trombosis dengan direncanalran dalam 12_jam.
dosis rumatan 5 mg. Prasugrel dilcontrainclilcasilcan pada
pasien riwayat stroke atau Transient iscnemic Attocir1'Ti.A.l.
Frasugrel sebaiknya dihentikan setidaknya seminggu IDBAT AN TITRDMBI N
sebelum operasi.
Unfiadionated Heparirl
Ticatgrelor Heparin ialah suatu glikosarninoglikan yang terdiri dari
Berbeda dengan golongan tienopiridine itilclopidin.
pelbagai rantai polisakarida yang berbeda panjangnya
lclopidogrel dan prasugrel} dimana alctivitas dengan alctivitas antilcoagulan yang berbeda-beda.
metabolitnya merupakan penghambat trombosit yang
Antitrombin lll. bila terilcat dengan heparin. akan bekerja
ireversibei. ticagrelor adalah penghambat reseptor
menghambat trombin dan faktor J-la. Heparin juga juga
P2‘r'12 yang reversible dan belrerja secara Iangsung mengilcat protein plasma yang lain. sel darah dan sel endotel.
pada trombosit. yang aliran rnernpengaruhi bioavailibilitas. Kelemahan Iain
Studi PLATE} rnemperhitungltan _jil¢a terdapat 1000 heparin adalah efek terhadap trombus yang kaya trombosit
pasien dengan AC5 yang diberiloan ticagrelor dan aspilet dan heparin dapat dirusalr oieh platelet falrtor 4.
1454 PEN\"-fl-KIT M-NTUNG KURONER

Mataanalisis dari E peneiitian rnenunjuklcan bahwa DIRECT THROMBIN INHIBITORS


pemberian heparin bersama aspirin dapat mengurangi
risika sabesar 33% dibandingkan dengan aspirin saja. Dina-crrmmbin irrhibi-tarsacara teoritis mampu nyai kelabihan
Karena adanya ikatan protein yang lain dan karena bakerja Iangsung rnencegah parnbentukan h-Elcuan
perubahan biaavaiiabiiitas yang be-rulaah-ubah maka darah, tanpa ciihambat nlah plasma protein maupun
pada pemberian selalu perlu pi:-meriksaan laharatnrium platelet faktor-4. Ami-atedpartiai thrambapiastirr time dapat
untul: mamastikan dosis pemberian cukup efektif. Activated dipaicai untuk rnemanitor aktivitas antikaaguiasi, tetapi
partial thrarnboplastin rim.-2{AP'|T} harus 1.5-2.5 kali kantml biasanya tidal: pariu.Hirudin dapat manurunkan angka
dan diiakukan pemantauan tiap Ejamsetelah pemberian. kematian dan infark miakard, tetapi ka-mplikasi perd arahan
Pemeriksaan tromb-ositjuga pa-rlu untuk mendeteksi adanya hertamhah. E!-itraiirudin juga menunjukkan efektivitas
lcernungkinan heparin induced Ihrambaq-Tapania {HlT]. yang sama dengan afek samping perdarahan kurang dari
heparin. Bivalirudin telah disetujui untuk menggantikan
Law Holecfular Weight Heparin {LMWH} heparin pada pasien angina tak stabil yang menjalani
Law mafecuiar Weight Heparin {LMWH} dibuat dengan PCF. Hiru-din maupun bivalirudin dapat menggantikan
meiakukan depalimerisasi rantai palisalcarida heparin. heparin biia ada efek samping trambasitnpenia akibat
Kehanyakan mengandung sakarida kurang dari 13 heparin {HIT}.
dan hanya bekerja pada faktar Xa, sedangkan heparin
menghambat faktar Xa dan trombin. Dibandingkan
dengan unfractianataa‘ hepa rin, LMWH mampu nyai ikatan TINDAKAN REUASKULARESASI PEMBULUH
terhadap protein plasma kurang, bioavailabilitas lebih KDRONER
besar dan tidal: rnudah dinetralisir oleh faktur 4, lebih
be-sar peiepasan tissue fa:-tar pathway inhibitor |[TFPi]| dan Tindaican revaskularisasi perlu dipertimbangkan pada
kejadian trombasitapenia lebih sedi!-cit. pasien dengan iskamia berat, dan refraktar dengan 1:E.‘rapi
Dalteparin sama efektifnya dengan heparin sedang rneclikamentosa.
penelitian dengan enaksaparin me-nu rflu kkan badcurangnya Pada pasien dengan penyempitan di {aft main atau
mortalitas atau infark sebesar 20% pada pasien yang penyempitan pada 3 pambuluh darah, bila clisanai faal
men-dapat Enuksaparin dibandingkan heparin. ventrikel kiri yang kurang tindakan operasi bypass {CABG}
Keuntungan pemberian LMWH karena cara pemberian dapat memperbaiki harapan hidup, kualitas hidup dan
muclah yaitu dapat disuntikkan secara subkutan dan tidal: mengurangi masuknya kambali ice rurnah sakit. Pada
membutuhkan pemeriksaan iabcrratariurn. tindakan bedah darurat rm:-rtalitas dan rnarbiditas lebih
Low matecaiar weight heparin {LMWHJ yang ada di buruk dari pada be-dah eiektif.
Indonesia ialah dalteparin, nadroparin. dan en-nksaparin. Pada pasien dengan faal jantung yang masih baik
dengan penyernpitan pada satu pen-ibuluh darah atau 2
Fondaparinux pambuiuh darah atau biia ada knntra~indikasi tindakan
Fandaparinux adalah sintesis pentasacchariae. yang pemb-edahan PEI merupakan pilihan utama.
merupakanpenghambat tidak Iangsung faktor Ha dan Pada angina tak stabil ape perlu tindal-zan invasif dini
r-nemarlukan antihrarnbin untuk karjanya. Studi OASiS-5 atau kanservatif tergantung dari stratifikasi risika pasien;
membandingkan fondaparinuxdasis rendah (2.5 mg pada risika tinggi, seperti angina terus-rnenerus, adanya
subkutan sekali sehari} dengan dosis standar enoraparin depresi segmen ST, kadar tropnnin yang meningkat, faai
pada 2II}.U?B pasien UAINSTEMI risika tinggi. Angka uentrikel kiri yang buruk, adanya gangguan irarnajantung
kematian, Mi, atau Eskemik refrakter selama 9 hari yang matigna seperti takikardia uentrikel, perlu tindahan
pertarna adalah serupa. Perdarahan mayor be-rkurang invasif aini.2-5==-W
secara signifikan-ha mpir setengahn5.ra- pada fandaparinux
(2,295 berlaanding 4,135}. Daiam 30 hari, angka kematian Stratifikasi Risiko
secara signifikan lebih rendah pada fandaparinux (2.9% Defapan puluh parser: pasien dengan angina tak stabil
berbanding 3,596}. Pada pasien STEMF yang menjalani dapat distabilican dalam 48 jam setelah cliberi terapi
PEI, fortdaparinux dikaitkan dengan peningkatan risika medikamentusa secala agresif. Pasien-pas]-en ini kemudian
thrombosis post kateterisasi lebih dari tiga icali lipat. mam butuhkan pemerikiaan lebih la njut dengan treadmill
Pembarian tambahan UFH pada saat kateterisasi dapat test atau ekakardiagrafi untuk menentukan apakah
ma-minirnalisir risilco ini. Fandaparinux adalah alternatif ;|:|-asian cukup dengan terapi medikarnentnsa atau pasien
terapi pada pasienUA,.fNSTEM! karena randahnya risika mernbutuhkan pemariksaan angiografi dan aalanjutnyra
perdarahan dan direkornandasikan terutama untuk pasien tindakan revaskularisasi.
dengan risikn tinggi perdarahan. Pasien yang termasuk risika rendah antara lain pasien
ANGENA PEIUORIS TIDAK FTABIL
1455
yang tidal: rnernpunyai angina sebelurnnya, dan suclah for cell-mediated thrombogeriicity in acute coronary syn-
tidal: ada serangan angina, set:-elumnya tidal: rnemaltai dromes. Circulation 1996345090-?.
obat anti angina dan ECG normal atau tal: ada perubahan Wilco>: l'hl,5i:nitl': ICM, 5d1wartz5It-l,i.}iordon D. l.ocaJizat:'orto£1is-
dari sel:ie|un1nya;enzim_iantung tidal: rneningitat terrnasuk sue tactorinthe normal vessel wall and intlteatlieroscierotic
plaque. Prochlatlfici LT 5 A 19$9;36:2S39-43.
troponin dan biasanya usia masih muda. Ftisiko sedang bila Patrono C, Ronda G. Platelet activation and in uristable
ada angina yang baru dan makin berat, didapatkan angina coronary syrtdromm. Am] Cardiol 1tl9?;Btl:1?'E-20E.
pada vialttu istirahat, talc ada perubahan segmen ST. dan Gerntalt L Key NS, Ba-i:hR.R, Bella L Iacob H5. "v"eri:i=Jlotti GM. C'-
reactive protein induces human peripheral blood mcrnocytes
enzim jantung tidal: me-ninglzat. Risilco tinggi bila pasien to syndtesizie tissue factor. Blood 199352513-Zfl.
me-mpunyai angina waktu istirahat, angina herlangsung Ridloer I-‘M, Glynri. R], l-lermelcem LT-I. Greactive protein adds
lama atau angina pasca infark; sebelumnya sudah to the predictive value of total and HDL cholesterol in
rnendapat terapi yang lntensif, usia lanjut, didapatlcan determining risk of first myocardial infarction. Circulation
199lB:9'?:2llD1-'-1 1.
perubahan segmen ST yang baru, didaoatltan lrenailtan Rtclker PM. Cushmart M. Stamptcr lvl], Tracy RP, Hero-tokens
troponin, dan ada keadaan hemodinamil: tidal: stabil. CI-lP1asma cocncentrs_tion of (_‘-reactive protein and risk of
Bila rnanifestasi islcemia datang lcembali secara spontan developizng peripheral
Cannon CP, ll-llcllabe (TL Stone Pl"l,etal. Circadian varlatiottirttl-re
atau pada waktu pemeriltsaan. maka pasien sebaiimya onset of unstable angina and non-Q-wave acute myocardial
dilakultan angiografifiila pasien tetap stabii dan termasul: infarct-ion |[tl'teTll'-'[I Registry and TIMI THE}. an-if (‘at-diol
risiko rendah rnaica terapi me-dikamentosa sudah cultup. 199?,'?*9':253-B
Alpert IS. fioronary vasomotion. coronary thrombosis. myo-
Hanya pasien dengan risilto tinggi yang membutuhkan cardial in£urclion and the camels hat-l:. I Am Coll Cardtol
tindakan invasif segera, dengan kemungltinan tindakan 19855161?-3.
revaskularisasi. Meredith LT, Young AC, Weidirnger FF, et al. Role of impaired
enrtothelium-dependent vasodilation in ischeotic matures-
tations ofcorortary artery disease Circulation 1‘393;B?:Suppl
l-":'t-"-56—lr'-65.
REFE RENSI Wlerzo1\el:LI:Tayr|es WG. Webb D], Lud.larn\C‘.A.,FoxI=1.tt.-=t.Ro.u-ed
plasma endotltelin in unstable artg,i.rta and non-Q wave
Graves E. National Hospital Discharge Surrey.-fimnual survey myocardial infarction: relation to cardlovasciilar outcome
19$1i5.5e1-ies 13, no. 4. Washington, D.C.: National Center for Br Heurtl 1'99-I1,'?2;43i5-41.
Ilealth Stutlst-i:s,l9EtS. Watanabe T, Suzuki N. Shimamoto N. Fujino lyl, Imada it.
Brauntvald E. Unstable art_gina.A classification. Circtdation 1939; Contribution of endogenous ertdothelin to the extension of
301 I110 myocardial infarct size in rats. Circ Res 1991;E=9;32ll-?.
Little ‘NC, CIJl"lS‘H.‘I1lil'|E.5t'fLl It-‘L Applegute RI, et al. Can coronary Ross 1?. The patltogermis of atheroxlerosis - an update. N Engll
angiographypredict the site of a. subsequent myocardial h-{ed 1936;314:138-500.
iniarctioninpatientswittimild-to-moderate coronary artery I~Iobuyoshil'-ll.-Tanalta M, Nosulta H, etal.ProgcessionocEcoronary
disease? Circulation I9iSB;?B:I15?-66. atl'teroScIeros|'.s.' is coronary spasm related to progrcssionij
Fishhein MC. Siegel R]. How big are coronary atherosclerotic no-n Coll Cardiol 1991;113:904-Ill
plaques that rupture? ilirculatiort 1996;?-12616-2-tr. Farb A, Burke AP, Tang AL, et al. Coronary plaque erosion
Ambrose IA, Winters 51., Arora RR, etal. Angiographic evolution withoutrupture into a. lipid core: a frequent cause of
ofcoronaryarterymorphologyintmstableang-ina.]AmCo1I coronary thrombosis in sudden coronary death. Circulation
Cardiol 1936-;?:-LFZ-3. 199iEi;93:1354-61-l.
rlurtlaro-seIi't,Tatr‘trtenhaumI\-i.1\,AIeit:opoulos D, etalfitngiogt-apltic Flugelu-tan MY, Viro-iard R, Correo R, et at. Smooth muscle cell
progression ofcorortary artery disease and the development al:-undanoe and fibnohlast growflt factors in coronary le-
of myocardial htfarction I Am Coll IC‘ardio1l9lSS;12:5Er-62. sions at patients with nottiatal tmstahle angina: a clue to the
Richardson PD, Davies hf], ‘Born GVR. Influertcc of plaque con- mcd'iartis11't of trans-Eortrtationfcom thestable to the unstable
figuration and stress distribution on Essuririg of coronary clinical state. Circulation 1993-;BB:2-193-510.
at.h-erosclerotir plaques. l_att1.cet19‘S9;l“941—4. Cainrton CI’, It-:lcCahe CPI, Stone PH, et al The electrocardiogram
Fuster ‘lt-',LewisA. Conrterh-lemoria1Lecture:mechar|isu-tslead.irtg predicts one-year outcome ot patients with unstable an-
to myocardial trifarclimt: insighu from studies of vascular gina and non-Q wave myocardial i11.t'arctiort: results of the
biology. 'l.".ircu.la.tion 199=1;9DL"fl1t5-tE-. [Errat1.o:o, Circ1.t]at:ion rout to Registry ECG aneiniiy Study. 1 am Cull (‘ardiol
1995-_;91:&. I9E|?;.?1El:133-Ill].
'l'l-ieroui: P, Puster V. Acute coronary syndromes urstnble an.- Savordtto5,Ardissi11oD,Gror1ge1-L*B,etal.Pro_gnosticvalueofthe
gina and nor:-Qywavc myocardial infarction. Circulation admission elecu-ocardiogram in acute ooron-.ar;|.- syndromes.
1998-;9F:1195-206. _L'ltI\'H'|. 19‘99,:.'ZSl:?D'_?-13.
Chung QC, Loreo HM, Kairun RD, Fish]:-ein MC. Lee RT. l.'tistribu- Petttjohn TL. Doyle T, Spieltermart Fl-.Ivl_. Watson LE, Riggs
Lion of EaI stress in ruptured and stable athero- MW.Lawre;|-ice MIE Usefulness at positive tropontn-T and
sclerotic lesiorts:a so-ncttu-at its with l-dstopatltological negative crteatirtekinaselevelsin ideriitifyingl-ujgh-risk patients
t‘01‘1't‘:lat1ilJIt. Circulation 1'5l‘93~;37:‘l 129-8?‘. wt’-tl-| unstable angina pectocris. Ant 1 Cardiol ts-s:='isu;s1u-1.
FernZi.t1rl-ex-Urltiz A, Badjmort ll, Fall: E, et al. Chatracterization oi Lindah] IB,‘y'ertge P,WaJlentirt L Relation between tru|:ror|irtTand
the relative tltromboget-iicity of all-uuoeclerolzic plaque com- the 1'l5R or subsequent cardiac events in uristable coronary
ponents: irnplicat-lonslor consequences of plaque rupture. I artery 1996.-s3:1est~:'.
Am CollCa.rdio1I99=tl,i’.3:15~62-9‘. Anlruan EM, Sacks DB. Hitai N. hicCahe CPL Catrinon CF, Bratis-
More:1oPR,BirnardittH,lopez-Cu£UarJ,etaLh'Ian'ophagn1,snwofl1 -a'aldE.Ttn1etopositivit'yotara.pid bedside assay.lorcardia.c-
muscle-:e].ts, and tissue factorin unstu'blea.t1gi11a:irrtplicatior|ts meclfic u-oponin 1' predicts prognosis in acute ooroinaiy
syndromes: a Ihrombolysis in Myocardial Infarction ['I'I.i'~.:[t]|
1456 PENYAKH JANTU NE KOROHER

1]..-it substudy. I Am Coll Cardiol 19'95-;31:32fi-30. pai'isonofhepa1'intherapvfor¢or=4=S hoorsboli-4Sho1.1'.rs


Karlb-erg ICE, Saideen T, Wall.inR,. eta]. Intravenous nitrogljreerin in unsmblz angjrra pee-toris. Am] Cardiol 199?;?'9;259-E13.
reduces ischsemiainunstable angjria pertoriszadmrble-blind Warl-centin TE, Levine Ml\l, I-Izirsh I, et al. Heparin-induced
plateho-controlled sl1.1dy.IIntem Med 1998; 2-13.25. th.rornbnr1.rtr:penia in patients treated with low-moie.cu1ar-
Curfman, GD, l~ieinsi.1:rres,IA,. Lozrier. EC, F1.u1.g.I-I'L. Inn-averiaus weight heparin or uni-racliunated heparin. N Engl I I-{ed
riitroglycerin irithe treatinentoispoiuaraeous angina pectoris I995.'35Z1.'i3t1\5.
Aprospective randomized trial. Cirrnrlatiorr 1933: 6?:?_'-76. C'oltenI~'LDerhe1'5C'.,GurEn1se1EP, etal.Aeou:rq:arison oflowmolec-
Horowitz. ID. Role of nitrates in unstable angina pocboris. Am] 1_|I;|r-weigllt heparin with unfraclicirratetl Ecrrurtsletble
'C'nrdioI199'2:5'El:6-4B. coronar;-' artery disease. N Engl I Med 199233‘?-‘:4-4?-F51
‘,('u5u_f 5, Wit-tee I, Friodarlan L.Uve:n'iew ofresults of randornizied Antrnan EIVL Mccflbe '|:'H,. C-‘urfinl-tel EP, et Bl. Enootaparin pure-
clinical trials inhea-rt disease. I]. Unstablea11gina.heartfai1r:re, vents Cl.E3l.l1.i.l.l'l.d cardiac ischemic events in unstable Enginaf
primer}.-' prevention with awriri.-and r:on—Q-wave myocardial irtfarction: results of the Throm-
]AIv'L-‘it 1953;260:2259-63. bolysis in Myocardial Infarcficrn (TI!-.[i]| 11B trial. Circulation
Ferrari R. Prognosis ofpatients with unslnble angina or acute myo- 199'9:1DD:1593-fi[|'1.
cardial infarction treated with calcium channel antagonists. Organisation to Assess Strategies for lschernic Syndromes
Am] tlardini 1996;?T:?2'D-ZED. (OASIS-2] Investigators Efforts of recombinant hirudin
Held Pl-i,'t'us1.:|.fS, Furherg {T}. Calcium channel blockers inacute tlepirudirq compared with heparinon death,-myocardial in-
n'r}'oc.1rdial intarctionand tmstable Bh-II farcrion. reflactoqr angina, and revascularisaliom procedures
19~H-9',.19'Ei: 113?-91 inpatients with arnrbe myocardial iseha.en1iawitho1.|t5Teieva-
Thezroui-r P, Taeynrarts Y, Morissette D, El-osch X, Pflletier GB, l:i1:cn: a r triaL I.-an~tet1999;35G:429-33.
Waters DD. A randomized study cornparing propranolol Luchi RI, Scottfil-I, Deu-preeRH.Principal Investigators and Their
and cliltiamern in the treaurtentohinstable angina. I Am Coll Associates of Veterans Administration Cooperative Stud?
Cardin] 1'.i'$;5:?1§'-22 No. 23. Comparison of medical and surgical treatment for
Lewis HDIr. Davis IW. Archibald DC, et ai. Protective eifiects oi unstable angina peetoris:res1rlE.o.ta'\-"eterar|s .FLd.1:1ir|istration
aspirin ag-a.i:nsta-eute myocardial ir1.t'e.rctionand deathinmen cooperative study. N Eng1I Med 19E?':51-E|.‘J'??—3-i.
with unstableanginas results of a ‘v"etera.ns Administration Braunwald E,Ca_nr-ion, C.P, -et al. Unstable Angiria and Non ST
cooperative stud].-'. N Engl II’-"led 1933;309:396-£03. Elevation hirrocardiallniarctioninfiraunwalds Heart Disease
Ca.1'.1r|sI.-!'.,t".~ent h-i,SingerI. etal. Aspirin,sulfi11.p}'ra:one.orberl1 9“ edition.Philade—1pi'|.ia.. Eisevier Saunders 2il12r11?'ti-‘iii.
in unstable arrg'.na;results ofa Canadian mu.lticenter trial. N Anderson I.L, Adams, CD, et al. 2012 ACCF,-'AI*I.|*i. Focused
E1131} Med 1935;313:1369-F5. Update Irlcorporated into the ACCFIFAILH. 20¢]? Grtideiines
Antiplatelet Tria.lists' f‘oilaboration.IE‘allaborati\-'e overview oEran- for the Management of Patint With Unstable smglriafNon-
drrlrtised tatalsectantiplatelettherarnr. I. Prevention of-rleath, ST-Elevation Myocardial ‘infarction. Iournal of The American
myocardial infarction,and stroke by prolonged antiplatelet College of Cardiology Vol 61. No 23-,2fl‘i3.
therapyinvarinus cabs-goriesotpatients. BI‘.-‘II 199-1:303:31-1116. ECG-uidelines flIZll'l'.lT\€i'l|-'[3Il3g€l.'l'|.El?'IEt]fA.Cli|.’tE Coronary Syndromes
[Erratorn,. ‘BMI 1994;305:154-0.] in Patients Preieriting Without Persistent ST-segrnent Eleva-
Belsano F, Rizzon P, Violi F, et al. Antipiabeiet treatment with tion.'I'he Task. Force for I'l'lEi'\"|i.l1flgEII1B11ll‘tl:F'\t1Il€ Coronary
ticlopidir-e in-.msta.b1e angina: acon1:'olled:r|ulticente1' clinical Syndromes {AC5} in Patients Presenting Without Persistent
trial. Circulation 19905211?-I6. ST-segment Elevation ofthe European Socielyof Carditilugy
CAI-‘HIE Steering Cc-mn1it-tee.A. randomised, blincled.t.rial ofcIopi- [ESC]|. European Heart Ioumel (2011) 32. 2999-SD54.
do/grel versus aspirin in patients at risk oi iscl1a.emic events
ICLAPRIEI. Lariltet 199E~;34='B:1329‘-39.
The CAPTURE lrn'estigato1-s.Rando1r|ised placebo-controlled
trial of abcii-tmab before it-.t'1.d during coronary intervention
in refractory unstable angina.The CAPTURE study. Lancet
199?; 349i 1429-35
Platelet Receptor Inhibition in Ischemic S3,.-ndromes i-ianage-
merit ir| Pateirrls Limited by Unstable Signs and 5]-'1r|.pto:|r|s
[PRISM-PLU5I5o.1dv investIgators.Ir1hibitionottl1eplabelet
gig--:oprohs'n I1'bfIIIa receptor witlttirofiban inunstable an-
gina and norl Q wave myocardial infarction. N Engl] I’-‘led
19952 333: 111-BB-9?.
The PL'RS[l'lT Trial Investi_ga1r:rs.inl'n'bi1ion of platelet g,lj.-'copro-
tei:1I.ll:=,-"Illa w'it11 eptifibatideinpatients with acute coronarj.-'
sjfndrotrles. N Engl] Med 1993; 339*. -£35-‘L3
Boersrna E, .b.ldterh1iisl<M,. Theroux P, etal. Plateletglycoprotiein
lib,-‘Illa receptor inhibitior|innor|STele--ation acute coronary
syndrornes: earl}.-' benefit during lnedical thezrapv only, with
additinnalpretartim-| during pet-cut-arneous coronar}'interven-
tion. Circulation ‘I999; 1III:.204,5-10-33
The PARAGON Investigators. An international, randomized,
controlled trial of larnifiban {a platelet 513-Icoproteirr Ilbfllla
inhibitor}. heparin, or both in unstable ang:i.na_ Circulation
1Ei'i3,*.i?':2336-95.
Crler PL '||'\'i‘uJfllE]|FlM!|A,UlET I,Gradjr D. Adding heparin to aspirin
reducu the incidence of mleoeardial infarction and death
in patients with unstable angina: a rr|.E'iE1—ar'|.il.l‘I.PSlS. IAlvIfl|.
l§'96;ZF"&:B'11-5.
Kiein LW, Wahid F, ‘l-'andenBerg BI. Parrillo IE, Calvin IE. Com-
19 1
INFARK MIOKARD AKUT DENGAN ELEVASI ST
Idrus Alwi

PENDAHULUAN I-' " i’ ‘ " ' I:

. '“"'="=“"*"
‘mm-lmmfi .. -1,‘-;,.'§\.'-:-.-L-I!_'] -'. '1'
?"
Infark miokard akut {JMA} dengan elevasi ST |{STeEev:m'on ' 3
-
mmmoumq.-Dwmemu
rung“ mtmlmgn-|-ml ;
=-1
' _-L 1.. _1';_
-:-:
,

myucardiuf infnrr.-mien = STEM!) merupakan bagian dari -man-I I .. 5 -=


L-;|
-Ia-ri I
' _ inn-'1-J1 r-1" 1¢hr:'n-
spektrum sindrom koruner akut {SKA} yang terdfri dari ' _ {:2-in ur-.: _'.v-1|-n nu;-;:rq |
Tuuhluan.-umum -_ _ I .. '
angina pektorfs tak stabi|,1MA tanpa elevasi ST dan IMA _ mu-I1 -_ " _ _ _- ;
2-....... . ' "*"""'-" . |
dengan elevasi ST {Gambar 1 dan 2}. I '.--.
I
'¢= :-..'.= '-
_" -."_'
- ='-. 1-"“---I
L--‘._¢"-. " ' gi. _-' ._
=;_ .- I
STEMI adalah sindrum klinis yang didefinisikan sebagai _-¢-"5 1 -a,-5 ,,.|,- 1.2.‘-E-.13’.-. .- ..‘.- I
gejala iskemia miukarcl kh-as yang dikaitkan dengan -
-
'----
- .-4 U1- r" 1;
""-'""*3-*1’-:
'»:-.u
I
-"""'i_I4. ‘-""“- '|".b'If.|I .
gambaran EKG berupa elevasi ST yang persisten dan - I-ul--.|.q. --'

diikuti pelepasan biumarker nekrosis rniokard. Murtalitas


selarna pa-rawatan [5-E 96} dan rnortalitas ‘I tahun {T-15%}
cenderung menurun dikaitkan dengan peningkatan terapi
rnedis sesuai pedornan {guideline} dan fntervensi.

PATDFISIOLOGI

Infark mikarcl akut dengan elevasi ST {STEMIJ umumnya


tenjadijika aliran da rah I-:1:-rune: menu run secara rnendadak 1E
1-‘
' _- . Hui ‘mg

Mum pulncrlsuu-1:-laul H.-m1 mm Garnhar 2. Pazogenesis sfndrom koruner akut {Dikutip dari
' ; ---I-1: -.'--'1--"a-_I'. -if _g=,._;_ _
51>-'==~-=1 ='==~=.= Antman, at a1]-
NII-lmlllmlggl -c'|,ug ;;.1_|;|F >159 -.259 Gambar 2 menunjukkan krunnlogis interaksi antara pasien
P11-Ih1du:Tn Mlli-H!hfl1hI\1n:hs I In T “Km mm.,|,,q|m, dan dokter sepanjang progresi pembentukan plak, onset dan
I E!0G'STJ-lJm|Tl=u.|5T1urnqnluru: S-‘I'1'i:|.|51'l-l|IuIrnrur:|‘t‘
kum plikasi STEMI dengan releuansi tatala ksana pada masing-
I mm“, - dill-ltlHfl0u'nbnngrIIlI'|_'pd.iflJ|'Ihlr||1D masing tahap. Potongan lnngftu cfina} arteri rnenggambarkan
' R1.-awmn=mm.sa.'5 ; 1:-155; tfrneline pmses ate.-rogenesis dari arteri non-nal. {1}, {2} Lesi
i .
F‘fl‘l|:log|- '1'!"-'fil DE|L!'M‘b\mirs\'u.knrqrm, mm-mm: inisiasi dan akurnulasi lipid ekstraseiuiar dalam intima; {3}
I EIKMI lnmn-I-r lflbauhn Dldual h.umn|I hrlghap ewlusi stadium ffbru-f:|'II].-",' {4} iesi pmgresi dengan ekspresi
prokoagulan dan lemahnya fibrous cup Sinclrnrn kurflfler
nu.-W uemdlmifii I akut berkembang jika plak uulnerahel dan risfku tinggi
| mu-L.-mi Wm, {iii Dlufunflqlduhfle, m-:aai|_v
N1‘ Pro arm mum ' meng alarni disru psi pada fibmus cup. {5} disrupsi plak adalah
I rangsangan terhadap trumbogenesfs. Resorpsi trombus
Gamhar 1. Rentang sindrurn komner akut mulai dari angina dflanjutkan dengan akumulasi knlagen dan perturnbuhan
pektoris talc snabii tanpa nekrusis rniakard yang terdeteksf sel! otot p1J|05. {E}. Selanjutnya disrupsi plak vulneraher atau
sampai infark miokard ekstensif {Dikutip dari Fox Heart. plak risiko tinggi mengakib-atkan pasien mengafami nyeni
2uu4;9n::a9arns-1. iskemia aicibat penumnan aliran arteri kurnner epikardial yang

_* -- - 145? - - - - if
l‘.¥§§_ PF.|"l‘|'AK|T JANTUNG KDROMER

tflriibat. Raduksi aliran dapat menyebablcan oiclusi trombus lmmlin-'|n-nluap


ICI-‘(Ell lbawah kanan} atau oiciusi tromiaus subtotal [bawah iciri} .--_._-
Pasien dengan nyeri iskemia dapat berupa eleyasi ST atau o.-.o..=H"“{_-2\_i"'
-WIIIIII ‘*;i_iIi.—I-_n| Filiuqnn
tanpa aloyasi segmen ST pada EKG, Pasian dengan aleyasi ‘K9-""m"" |l—-15-ll-1|--bl
F» .i‘l|_l_, 0
-
.
ST sobagian hosar be-rkambang manjacli infark miokard -I-Hum 1 I F“ .
galomhang ll sabagian lracil barkarnlaang rnanjadi infark -UM!-lRII'fl' _
1v\151-clwurrb-|.i-|\r\:-ha-|
W -—:'.
-IJFH
miokard galornbang nonfl. Pasion tanpa eieyasi segmen -uml-|

‘@iii‘?
ST dapat IT1-Engalarni angina poktnris talc stabil atau iniark
rniokard akut tanpa olevasi ST. Sahagian besar pasien dengan
NSTEMI iaericornbang menjadi infark mifikard nun Q, dari
sehagian kacil manjadi inf-ark rniokard galornbang E1. Dar = | .
diBg1'lU5i5; NQM1, no.ri—-Q—wove myocardial infirrlion; QwM| i
Ermuum
~'-- vlunr
'
\
l
'7“-' ?1laflrr ‘flu
= Q-wove myocardial infarction; CK-MB = ME rlroanzjrme of
treatfno lrlnrsrse.

setalah oklusi trornbus pada piak ataroskierotik yang


sud-ah ada saiaalurnnya. Stanosis arteri koronar barat
2%
r~*.'£5,?“‘~"“--~.
PTIPHIDIXI
TlTrh-mi’:

yang berkamhang sacara lambat biasanya ticlaic rnemicu Gamhar 3. Pembontukan iTOlT1|Jl..lS dan intanrensi farn-ialcologis
dalam kaskade koagulasi lljikutip dari: Brouwar. at al. Heart.
STEM! karana bericem ha ngnya banyak icolaterai sapanjang
2CI€l4;Sl‘EI:5l3-‘[3-}.
waktu. STEMI tarjadi jika tron-inns arteri koroner t».=_-r_ia|:Ii
sacara cepat pada lokasi injurl vasicular. di mana injuri ini lntaraksi agregasi trombosit lfihrinog-an. glikoprotoin Ilhi’
dicatuskan oleh fainor-fa}-:t-or seperti me-rokok. hipartensi, Illa} dan aictiyasi kaskade lcoagulasi rnanghasiikan trornhin
dan akurnulasi lipid. yang rnenginduksi pombantukan bakuan yang kaya fibrin.
Pada sebagian basar lrasus. infark tarjadi jika plak Fibrin akan barikatan dengan faktor 2-llll yang moningkatkan
keicuatan bokuan {clot}. Antikoaguian oral menghambat
atarosklorosis rnangalami fisur, ruptur atau ulsarasi clan
produksi faktor koagulasi, obat lain menghamhat alcsi
jika kondisi lokal atau sisternik momicu tromboganesis. falrtor p-embokuan yang teraictivasi. Target fibrin-nlisia adalah
sehingga terjadi trornbus mural pada lokasi ruptur yang degradasi fibrin. melalui plasrnin. FDR: filarin degradation
rnengakihatkan okiusi arteri koroner. Panalitian histoiogis products; LMWH, low molecular welghr heparin; GAE, oral
rnenunjulrkan plak koroner canderung rnangalami ruptur onricoogulons; PT. prolhrornbin l|l},;T, Thrombin {Ila}; LIFH.
jika rnarnpunyai fibrous cop yang tipis dan inti kaya lipid unfractlonoteo‘ heparin; v"l"|'l-', iron Wlllebrond factor,
lllplo‘ rich core}. Pada 5‘l'El’-ill gambaran pat-ologis klasik
tor-::iiri dari fibrin rich reo‘ trombus, yang dipercaya menjadi terdlri agregat trombosit dan fibrin.
dasar sehingga STEMI memberikan respons terhadap Pada kondisiyangjarang. STEMI dapatjuga disebabkan
tera pi trombolitiic. olah oklusi arteri koronar yang disebabkan oleh arnboll
Selanjutnya pada Iokasi ruptnr plak. barbagai agonis koronar. abnormaiitas konganitai. spasrna lcoroner dan
lkolagen. ADP, opinefrin, serotonin} marnicu aictiyasi borbagai ponyakit inflarnasi sistornik.
trornbosit. yang selanjutnya akan mamproduks] dan
rneiopaskan tromboksan A2 [yasokonstriktor lokal yang
poteni. Salain itu aktiyasi trornbosit rnemicu perubahan
konforrriasi reseptor gliicoprotein llbfllia. Satelah
mengalami konyersi fungsinya, reseptor mampunyai
\.\
afinitas tinggi tarhadap sakuen as-am amino pada protein
adhasi yang larut lintegrin} seperti faictor yon Willabrand
['~r‘~.|'ilF} dan fibrinogan, di mana kaduanya adalah molakul
multivalan yang dapat mangiiaat 2 platelet yang ioerbada
sacara sirnultan, rnanghasiikan ikatan silang platelet dan
agregasi.
llaslcade koagulasi diaktiyasi oleh pajanan tlssuefoctor
pada sel andotal yang nisak. Falrtor VII clan I dialctiuas],
mengakilnatkan konyarsi protrombin manjacii tromhin,
yang kamudian mangkonversi fibrinogon manjadi fibrin. ' ‘relifil ..; ..
Parnhantukan trornlnus pada kaskade koagulasi dapat
Gamhar 4. Gambar potong liintang arteri koronar pada
dilihat pada gamtiar 3. Arteri icoronar yang teriibat {culprit} pasien dengan atarorna akstansil [Diicutip dari: Fox. Heart.
karnudian akan rnangaiami oklusi oleh trombus yang 2l}D4;5{i:E9B'.lDE-}
IN FRRK MilDl{'.|l7|.R.D DENGAH ELE‘ll'.l'-i.5l ST
1459

DIAGNOSIS Nyeri dada tipikal {angina} merupalcan gejala kardinal


pasien IMA Seorang clokter harus mampu men genal nyeri
Diagnosis IMA dengan eieyasi ST rnenurut European rzlada angina clan mampu memhadakan dengan nyeri dada
Society of Coraiology,fACCF,FȢll-Llwiilorld Heart Federation lainnya, lcarena gejala ini ml-:-rupalcan petantia awal dalam
Taslr Force for the Universal Definition of Myocardial pengelolaan pasien lMA_
infarction ditegalcltan beroiasarkan anarnnesis nyeri tiacla
yang lthas clan garnloaran El-KG adanya eleyasi ST banu Sifat nyeri dada angina sebagai loeril<u’r.'
pada titikl £2 mm pada pria atau a 1,5 mm pada wanita, - Lokasi: substamal, retrostemal, dan prekordial.
minimal pada 2 sandapan ‘J2-‘V3 dan atau airnrn pada - Sifat nyeri: rasa sakit, seperti ditekan. rasa terbakar,
sandapan ciacla yang Iain atau sandapan ekstremitas. LBB ditintiih bancla lo-erat, seperti clitusuk, rasa tiiperas.
loaru atau ditiuga laaru tiipertimbangltan sebaga] STEMI dan oiipelintir.
- Penjalaran: biasanya ice lengan ltiri. clapatjuga ke ieher,
equivalent. adanya dopresi SF pada hanyak sandapan
prekordial {V1-‘il4} mungltin menunjukkan ice-rusaltan rahang loawah, gigi, punggunglinterskapula, perut.
posterior transrnural; clepresi ST pada banyal: sandapan dan dapatjuga ice langan ltanan.
- My-eri membaik atau hilang dengan istirahat, atau
dengan eleyasi ST pada sandapan a'\lFl,, iziitemultan pada
pasien dengan oklusi pada left main atau arteri desendens obat nitrat.
anterior ltiri prolcsirnal. Peru loahan gelom bang T hipera lcut - Faktor penceius: latihan fisilt, stres emosi, udara din-
jarang dijumpai pada fase paling awal S1'EMl, sebelum gin, dan sasudah makan.
berkembang menjacli eleyasi ST. - Gejala yang menyertai: mual. muntah, sulit bernapas,
Pemeriksaan enzirnja ntung, teruta rna noponin T yang keringat dingin, cemas clan Iemas.
meningltat, mamperkuat diagnosis. namun keputusan Diagnosis banding nyeri ciada STEMI antara lain
memberilcan terapi reyaskularisasi talc perlu menunggu perikarizlitis alcut. emlooli paru, disaksi aorta akut,
hasil pernarilcsaan enzim, mengingat dalam tatalaksana kostokondritis dan gangguan gastrointestinal. Nyeri
STEM! , prinsip utan-1a ponatalaltsanaan adalah lebih cepat dacla tidal: selalu izlitemu!-can pada STEMI. infark miokarti
dilakulcan reyaskularisasi lebih banyak ototjanning yang akut dengan eleyasi ST lSTEMl} tanpa nyeri lebih sering
cliselarnatltan (time is muscle}. dfiumpai pada diabetes rnelitus clan usia lanjut.

ANAM MESIS PEMERI KSAAN FISIS

Paslen yang ciatang dengan keluhan nyeri dacla perlu Seloagian besar pasien camas dan titiak bisa istirahat
dilalcuitan anarnnesis secara cermat apa l-zah nyeri datlanya lgelisah}. Saringkali elcstrernitas pucat disertai keringat
berasal dari jantung atau dari luarjantung. Jika dicorigai dingin. Kombinasi nyeri clada sulosternal >30 menit
nyeri riaoa yang berasal dari jantung perlu dibeclalcan clan banyal: lieringat dicurigai kuat adanya STEMI.
apalcah nyerinya berasal dari koroner atau bukan. Perlu Sekitar seperernpat pasien infark anterior memponyai
dianamnesis pula apakah ada riwayat infarlt rniokard manifestasi hiparalctiyitas saraf simpatis {takikarciia dan;
sebelum nya sorta faktor-iaictor risilco antara lain hipertensi, atau hipotensi} dan hampir setengah pasien infari: inferior
iziia hates molitus. disiipidemia, merokolc. str-as sorta riwayat rnenunjuklaan hiperaktiyitas parasimpatis lbradikardia clan.-"
sakitjantung koroner pada keluarga. atau hipotensfll
Paola hampir setengah kasus. terdapat falctor pencetus Tanda fisis lain pada clisfu ngsi yenti-ilo.ilar adalah S4 dan
sebelum teijacii Si'Ei'-~11. seperti alttiyitas fisik lo-erat. stres emosi S3 gallop, penuronan intensitas bonyijantung pertama clan
atau p-enyal-:it rnedis aiau bedah. Walaupun STEMI bisa tarjacii split paraizioksikal bunyi jantung kedua. Dapat ditemulcan
st-panjang hari atau malam, yariasi sirkaciian dilaporlcan munnur mitisistolik atau late sistolilt apikal yang lziersitat
pada pagi hari dalam beherapajam setelah bangun tidun sernentara karena disfungsi aparatus katup mitrai clan
pericarrliol iiriclion rub. Peningltatan suhu sampai Salli
dapat dijumpai dalam minggu pertama pasta STEMI.
NYERI DADA

Bila dijurnpai pasien dengan nyeri izlacla altut perlu dipasti- ELEKTRDKARDIOGRAM
ltan secara cepat clan tepat apakah pasien menclerita IMA
atau tidak. Diagnosis yang terlambat atau yang salah, Perneril-zsaari EKG 12 santiapan harus dilakultan pada semoa
dalam janglca panjang dapat menyebabkan konsekuensi pasien clangan nyeri tlada atau keluhan yang dicurigai
yang berat. STEMI. F-‘arneriltsaan ini harus ciilalrukan segera dalam ll}
I-160 F'EN"l"Al{l'l' JANTU MG I-ECIRCIHER

menit sejak kedatangan cii IGD. F-‘erneriksaan EKG cli IGD PETAN DA {BIDMA RKER] KERU SAKAN JANTILI HG
merupalcan lanoiasan dalam menentulcan keputusan terapi
karena hultti kuat rnenunjultl-can garnbaran eleyasi segmen ¥-‘emeriksaan yang dianjuritan adalah creotinino ltinase
ST dapat mengidentifiirasi pasien yang bennanfaat untul: {CKJMB clan cardiac specific trapanin lcTnI|T atau i:Tn I
oilalculoan terapi reperfusi. Jilaa pemeriksaan EKG awal tidal: clan clilalcultan secara serial. cTn harus tiigunalcan sehagai
ciiagnostik untul: STEMI tetapi pasien tetap simtornatik petanda optimal untuk pasien STEMI yang disertai
dan tertiapat lceourigaan ltuat STEMI, EKG serial dengan kemsakan otot skeletal, Icarena pada lteaciaan inijuga aitan
interval 5-‘ID menit atau pernantauan EKG ‘I2 sandapan diikuti peningkatan CKMB. Pada pasien dengan eleyasi ST
secara Itontinyu harus dilakukan untul: mencleteksi dan gejaia IMA. terapi reperiusi cliberikan segera mungkin
potensi perkembangan eieyasi segmen ST. Pada pasien dan ii-rlak tergantung pada pemeriltsaan biomarker.
dengan STEMI inferior, EKG sisi Itanan harus diarntiil untult Peningkatan nilai enzim di atas 2 kali nilai batas
mendeteitsi kernungltinan infark pada ventrilcel lcanan. at-as normal menunjulckan acla nekrosis jantung linfarlt
Sebagian besar pasien dengan presentasi awal oieyasi miokard}.
segmen ST mengalarni eyolusi rnenjadi gelombang Q - CKMB: rneningkat setolah 3 jam bila ada iniarlt
pada EKG yang alchirnya didiagnosis infarlc miokard rniokarcl dan men-capai puncalc dalam ii]-24jarn dan
geloml:-ang Q, seloagian I-zecil rnenetap rnenjadi infarlt kembali normal dalam 2-4 hari. Dperasi jantung.
rniokaro' gelombang non CI. Jilta obstruksi trombus tirlalt miokarriitis clan karclioyersi alektrik dapat rnening ket-
total, obstrulcsi bersifat sementara atau ditemukan banyak kan CKM B.
Icolateral, Iaiasanya tidal: ciitemukan eleyasi segmen ST. - cTn: ada 2 jenis yaitu r:Tn T dan cTn 1. Enzirn ini
Pasien tersabut biasanya mengalami angina pektoris meningkat seteiah 2 jam bila ada infarlc mioltard dan
talc staoii atau non STE!‘-.-‘ll. Pada sebagian pasien tanpa mencapai puncak dalam 10-24 jam dan cTn T masih
eleyasi ST berkembang tanpa menunjuklcan gelomi:-ang dapat didetelcsi setelah S-T4 hari. sedangkan cTn I
Q clisebut infarlt non Q Se belumnya istilah infark miokard setelah 5-10 hari.
transrnural digunaltan jilca EKG menunjukkan gelon-Ibang Perneriksaan enzimjantung yang lain yaitu:
Q atau hilangnya gelombang R dan infark miokard non - Mioglobin: dapat ditietelcsi satojam setelal-I iniark dan
transmural jilta EKG hanya rnenunjukkan perubahan rnencapai puntak dalam 4-3 jam.
sernentara segmen ST clan gelombang ‘I’, namun ternyata - Creatinln kinase {CK}: lyieningkat setelah 3-Bjam bila
tidak selalu ada korelasi gambaran patologis EKG dengan ada infark rnioltard dan man capai puncal-: dalam 1 El-36
lokasi infarlc {muralrtransmural} sehingga tarminologi jarn dan ltarnbaii normal dalam 3-4 hari.
IMA galornbang E1 dan non O, menggantil-tan IMP. muralr’
- Lactic denyclrogenose {LDH}: menin gkat setelah 24-4-B
nontransmoral. Pada garnbar 5 dapat diiihat EKG yang jam bila ada infark mioitard, rnencapai puntak 3-E hari
menyababkan STEM! anterior ekstensif dan kernbali normal dalam B-14 hari.
' ' '“i' ' _ 'T5\ai_' ' vi" H ----ill;-_--— Garis horizontal menunjukkan upper reference limit
{URL} biomarlcar jantung pada laboratoriurn ltlmia iciinis.
URL adalah nilai yang rnernpresentasilcan 99th percentile
keiornpok lcontrol tanpa STEMI.
.. _____...7._-________ J!
JJ llirt. tr; 1.5 Realtsi non spasifik terhaclap injuri miolcard adalah

I _II"i_ MIG l
i. leukositosis poiirnorfonul-zlear yang dapat terjacii dalam
loeberapajam setelah onset nyeri dari rnenetap selama 3-?
hari. Leukosit dapat mencapai 'l2.IIIUO—'l 5.EIEiElful.
F-.-.-.".'._, .5" . . .;1_-- ...
*Yr"*"ilI”iit-~ii1.ItItI-~*I
i Lt.__..
PEN ATA LA KSANAAN

Tatalaksana II‘-‘IA dengan eleyasi ST saat ini mengacu pa da


Gamhar 5. EKG menunjuldtan STEMI anterior ekstensif. data-data dari evidence based berclasarkan penelitian
randomized clinical trial yang terns laerl-:ern bang ataupun
LABDRATIDRIUM konsensus dari para ahli sesuai pedoman {guideline}.
Tujuan utama tataiaitsana [MA adalah diagnosis cepat,
Pa meriksaan laboratoriurn harus dilakulcan sebagai bagian menghilangltan nyeri clacla. penilaian dan implamentasi
cialarn tatalaksana pasien STEMI namun tiolalt boleh strategi reperfusi yang rnungltin clilaltukan, pemberian
menghambat implernentasi terapi repefusi. antitrombotik clan terapi antiplatelet, pemberian obat
INFARK MIDILARD IDENGAH EI.E‘|il'AS| ST
1461

Tab-el 1. aioiaanier _IiI'Ic|[e|t'IlIar__r.|Il_tLtlt Efahlasi Pasien inrai-:< aaoliara conga“ ‘E[_!irasf_Sl' ' __ ' '

Biomarker Berat lulolelnil, Illa Rentang \|raIcI:r.|


_ Rem“ Puncak
IEle1-rasi wakm Walctu Kembali he
untul: menmgkat Rentang Normal
{Non reperfusi}
Eating Digunalran di Pnllttelt I-{lini}:
CK—MB- Elli iifiii 3-12jan1 24_iam 43-T2 jam
cTnl 23 SDI]
3-'i2jarn 24 jam 5-1 0 hari
cTnT 33 EIGU 3-12 jam 12jam-E hari 5-‘J4 hari '
Jarang Digunaltan di Praictelc Kiinik
Myoglobin 1? Bilfl 1-4 jam 6-? jam 24 hari
CK-MB tissue isofonn BE ‘U430 2-6 jam ‘I3 jam Tak diketahui
CR‘-MM tissue isoform B-E DUO I-6 jam ‘i2_]am 35 jam
Da = Daltons; CK-MB = MB isoenzyme of-rreaiine irinase; cTnl = cardiac rroponin l; cTnT = cardiac troponin T; CK-MM = MM
isoenzyrne aI"creoi1'ne lrinase {Modifi lcasi dari Adams et ai. Circulation 1EI93;B3:'i 50}

penunjang dan tatalaksana komplikasi IMA. Terdapat STEMI disebabltan adanya fibrilasi yentrikal mendadak.
beberapa pecloman {guideline} dalam tatalaksana IMA yang sebagian besar terjadi dalam 24 jam pertarna
dengan eleyasi ST yaitu dari ACCIAHA tahun 2013 dan onset ge_jaIa. Dan lebih dari separuhnya terjadi padajam
ESE tahun 2D'I2. Walaupun demiliian perlu disesuaikan pertama. Sehingga elemen utama tatalalcsana pra hospital
dengan kondisi saranaffa silitas di tempat masing-masing pada pasien yang dicurigai STEMI antara lain:
senter dan lzemarnpuan ahli yang ada iithususnya di bidang - Pengenalan gejala oleh pasien dan segera mencari
kardioiogi intenrensi}. pertolongan medis
- Segera memanggil tim medis ernergensi yang dapat
:"",— — _|‘ melalrulcan tindakan resusitasi
ii - Transportasi pasien ice Rumah Salcit yang rnempunyai
i fasilitas ICCUIICU serta staf medis dokter dan perawat
yang terlatih.
I
Frill -——Cnr:huetnpnnh~m-Irnvflwan - Melakukan terapi reperiusi
E Ii. ----- om"-erwwm-mmro-.-i
'
_ i_
-—-DH-llB—wuIIpur\Ulba
atau--u--mas-i
Keterlambatan terloanyak yang terjadi pada
penanganan pasien loiasanya bulcan selarna transportasi
s-
' it ice F-turnah Saiiit, namun karena lama waktu mulai onset
on 0T
EE T1.
luluUp
Mthl
Ill
URI. I. nyeri dada sampai lteputusan pasien untul: rneminta
2i-

- ._ ,. _, .,_h,“_" _ _ _ ’'t_ \\ _ Lllllllrllllru-ealrrik _


pertolongan. Hal ini bisa ditanggulangi dengan cara
. V
!.__‘-I
'--1
"-...__ edultasi lcepada rnasyaralcat oleh tenaga profesional
.I —l. ' I .I 1* ' I —| lcesehatan mengenai pentingnya tatalaksana dini.
I E 1 2 ‘ 5 fl -Ir 115% 1 lh U
H 9111*‘-"|"=l""3*\I'f_1l1?5"l',El-‘ll VflI|l'irIwl-'-l‘.l'lI'|ili3l'0|.§_ Pemlaerian fibrinolitik pra hospital hanya bisa
Garnbar 6. Biornarkerjantung pada infaric rniolrard alcut dengan dilceijalcan jilca ada paramedis di arnbulans yang suciah
elevasi Fl’ {STEMI}. terlatih untuk rnenginterpretasi EKG dan tatalalcsana STEMI
dan lrendali komando medis online yang bertanggung
jawah pada pemberian terapi.
TATA LA IESANA AWAL Tatalaltsana cli Huang Emergensi
Tujuan tatalalcsana di IGD pada pasien yang dicurigai
Talaksana Pi-a Rumah Saki! STEMI mencaku p: mengurangifmenghilang ltan nyeri dada,
Prognosis STEl-.-"ll sebagian lsesar tergantung adanya 2 identifikasi oepat pasien yang merupalcan kandidat terapi
lrelornpolc lirornplilcasi umum yaitu: lsomplikasi elelrtrikal reper-lusi segera, triase pasien risiko rendah lie roangan
Ifaritrnia} dan lcornplilcasi meltanilt {pump failure}. yang tepat cii rumah salcit dan rnenghindari pernulangan
Sebagian besar ken-iatian di luar Fiumal-I Sakit pada cepat pasien dengan STEMI.
I462 PEN"|‘Al-tl'l' animus iiononen

T —' __" __ _ '- ii ‘I

Pasien STEMI
lrandidat reperfusi

Pada aural
Pada awal ‘ ' thpenksa dl RS‘
| tliperilcsa di RS tanpa fasilitas PC]
' beriasilitas PCT
oioo time eso min

Transfer untul: Masuldran obat


Icirirn ke cath lab '
untul: primary PCT, primary PEI, fihrinoliizilt dalam
kontait medis Isflfliflis medis 30 menit itodatangan
pertarna — device pettarna - dot-doe I¢I!‘1Ii-CE. diantisipasi
s90 menit sate-pat rnu ngltin waictti ltontalt medis
dan Iturang dari pa:-Larna device lebih
120 menit dari 120 menit
iilelas Ii. LGE B} |[Kelas I. LOE Bi
_ IL"

Angiugrarfl diagn-ostik 1+?


Transfer urgen Traniier umuk
umuk PG pada angiografi dan
pasien dengan revaskularisasi
[E-peffugi atau dalam jam
Hanya
reoklusi iregagalan untul: pasien lainnya
[Kelas Ila. LOE B} sebagai salon satu
soategi inyasif
1; ‘ lllelas Ha, toe ei
I at
:-. ---- _.'

Gambar T. Terapi reperfusi pada pasien STEMI


G305 Panah dan I-total: tebal adalah strategi yang lebih dipilih."Pasien syok lcardiogeniic atau gagaliantung berat yang awalnya diperiltsa
di tem pot yang tidal: tersedia fasilitas FCI harus dirujulc untul: dila itu ltan irateterisasi jantung dan revaslrolarisasi sesegera mu ng kin.
tanpa rnelihat lteterlambatan walctu sejalt onset intarlc miolcard. [Class l, l.0E: B} i angiografi dan re-raslcularisasi jangan dilakukan dalam
2 sampai 3 jam seteiah terapi fibrin-olitik.
Ca-BG ‘coronary artery bypass graft, D-EDD door-in-cloorout, LOF- level of Eiridence. MI:n1yorardi'alinfarrti'an; PEI: percutaneaus coronary
lfll‘E.I'L-"EniiDfl, dan STEMI. ST-elevation myocardial infarction.

TATA LA KSANA UMU M Terapi nitrat harus clihin-dari pada pasien dengan
tekanan darah sistolik <90 rnmHg atau pasien yang
Dirsigen dicurigai rnenderita infark yentrilcei kanan [infark inferior
Suplemen olcsigen harus ciiberikan pada pasien dengan pada EKG. JVP meningkat. paru bersih dan hipotensi}.
saturasi oksigen arteri <90'i'.'=. Pada semua pasien STEM! Mitratjuga harus dihinclari pada pasien yang menggunakan
tanpa Icomplilcasi dapat diberilcan oksigen selama lijam pnospliodiesterase-5 inhibitor sildenafil dalam 24 jam
pertama. seloeiumnya lcarena dapat memicu efek hipotensi nitrat.

Nitrogliserin {MTG} Mengurangifltllenghilangkan Nyeri Dacia


Nitrogliserin sublingual dapat diberikan dengan aman Mengurangilmenghilangkan nyeri dada sangat penting.
dengan dosis 0.4 mg clan dapat diberilcan sampai 3 dosis karena nyeri dikaitkan dengan aktiyasi simpatis yang
dengan interval 5 menit. Seiain mengurangi nyeri dada, rnenyeb-alokan yasokonstriksi dan meninglcaticari boban
NTG}uga dapat menurunltan ltebutuhan oksigen miokard jantung.
dengan menurunkan preload clan meningkatlcan suplai
nicsigen rniolcard dengan cara dilatasi pembuluh koroner Morfin
yang terlcena infark atau pembuluh kolateral. Jika nyeri Martin sangat eielttif mengurangi nyeri dada dan
dada terus Ioetlangsung dapat diberikan NTG intrayena. merupakan analgesilc pilihan dalam tatalaksana nyeri dada
I‘-ITG intrayena juga diberiltan untul: rnengencialiitan pada STEMI. Morfin diberilcan dengan dosis 2-4 rng dan
hipertansi atau edema paru. dapat diulang dengan interval 5-‘IS menit sarnpal dosis
INFAHK MIOKARD DENGAH ELEVASI ST
_ 1-ass
total 20 rng. Efek samping yang perlu diwaspadai pada Walctu mulai onset gejala
pemberian morfin adalah konstriksi yena dan arteriolar iiisilco ltornplilcasi terltait STEII.-‘ll
melalui penu n.|nan simpatis, sehingga terjadi pooling yena Risilco perdarahan dengan fibrinolisis
yang alcan mengurangi curah jantung dan teiianan arteri. Adanya syolc atau gagai jantung berat
Efelc hemtidinamilt ini da pat diatasi dengan elevasi tungltai !r"':h'I" 'i"~"f" Waktu yang dibutuhkan untul: transfer ice RS yang
dan pada kondisi tertentu diperlulcan penambahan cairan mempunyai fasiiitas PEE
iii’ dengan Halli 0.9%. Marlin juga dapat rnenyebabkan
eleic yagotonik yang menyebabkan bradikardia atau Islolc
Waictu Onset Gejala
jantung derajat tinggi, terutama pasien dengan iniarlc
Illlalctu onset gejala untulc terapi filorinolitiic merupakan
posterior. Etelt ini 1:-iasa nya dapat diatasi dengan pemberian
predilttor panting luas infarlc dan outcome pasien.
atropin 0,5 mg I'll.
Efelctiyitas obat fibrinoiisis dalam menghancurkan
trombus sangat tergantung dengan waktu. Terapi
Aspirin iibrinolisis yang diberiltan dalam 2 jarn pertama
Aspirin merupaltan tataiaksana dasar pada pasien yang
lterutama dalamjam pertama} terkadang menghentikan
dicurigai STEM! dan efektif pada spelitrum sindrom
iniarlc mioitard dan secara dramatis menurunltan angka
Itoroner akut lnhibisi cepat siitiooksigenase trombosit kematian.
yang dilanjutlian reduksi loader troroboksan A2 dicapai
Sebalilcnya. Itemampuan memperbail-:i arteri yang
dengan absorpsi aspirin bu]-tkal dengan dosis 160-325
mengalami infarit menjacli paten, kurang banyak
mg di ruang ernergensi. Selanj utnya aspirin diberikan oral
tergantung pada lama gejala pasien yang rnenjalani PEI.
dengan dosis T5-‘I62 mg.
E-eberapa laporan menunjukkan tidak ada pengaruh
keterlambatan walctu terhadap laju mortalitas jika PEI
Penyeleat Beta dilcerjaltan setelah 2 sampai Sjam setelah gejaia.
Jiiia morfin tidal: berhasil mengurangi nyeri dada. The Tasl: Force an the Managernent ofricute Myocardial
pemberian penyekat beta I'll. selain nitrat munglcirt efelctif. infarction of the Europeon Sociegr of Cardiology dan ACE,’
Regimen yang biasa diberikan adalah metaprolol S mg AI-IA merekomendasikan target medical contort-to-balloon
setiap 2-5 menit sampai total 3 dosis. dengan syarat atau door-to-balloon time dalam waktu 90 menit
frekuensijantung >60 menit, tekanan darah sistolik > ‘I00
mmHg, interval PR <0.2-1 detilc dan roniii tidal-: lebih dari
Risilto STEM]
10 cm dari diafragma. Lima belas menit setelah dosis Iii‘
Beberapa model telah dikembangican yang membantu
terakhir dilanjutkan dengan metoprolol oral dengan dosis
doltter dalam menilai risilto mortalitas pada pasien STEMI.
S0 mg tiap Elam selama -tfljarn, dan dilanjutkan 100 mg
.lika estimasi mortalitas dengan fibrioolisis sangat tinggi.
tiap 12 jam.
seperti pada pasien renjatan kardiogenilr, bukti lilinls
menunjultlcan strategi PEI lebih balk.
Terapi Reperfusi
Re-perlusi dini akan memperpendelc lama oklusi lcoroner,
meminimalkan derajat disfungsi dan dilatasi yentriltel dan Risilto Perdarahan
mengurangi Itemungltinan pasien STEP-iii ti-erlcernbang Pemilihan terapi reperiusi juga rnelibatl-:an risiico
menjadi pump failure atau talciaritmia yentrilrular yang perdarahan pada pasien. lika terapi rep-erlusi bersama-
maligna. sama tersedia PEI clan fibrinolisisi. semakin tinggi risil-to
Sasaran terapi reperfusi pada pasien STEMI adalah perdarahan dengan terapi fibrlnolisis. semaltin kuat
door-to-needle {atau medicalcantact-to-needle} time untul: lieputusan untuk memilih PEI. like PEI talc tersedia, manfaat
memulai terapi fibrinolitik dapat dicapai dalam 30 menit terapi reperiusl farrnalcoiogis harus mempertimbangkan
atau door—to-balloon {atau medical contact—to-balloon} manfaat dan risilto.
time untul: PEI dapat dicapai dalam 90 menit.
Waktu yang Dihutuhkan untuk Transport
ke Lahoratorium PC!
SELEKSI STRATEGI RE PE RFUSI Adanya fasiiitas ltardiologi interyensi merupalcan penentu
utama apalcah PEI dapat dilterjaltan. Untulc fasiiitas yang
Elebera pa falctor hams dipertimbang lean dalam selaksi dapat mengerjakan PEI. penelitian menunjukltan F'El lebih
_jenis terapi reperiusi {Gambar2}. Untuk pasien STEMI yang superior dari reperiusi iarmakologis. Jil-ta cornpasite end
dikirirn Ice RS yang tersedia fasiiitas PEI, PEI primer harus point kematian. infarlc miokard rekuren non fatal atau
dilcerjaltan dalam 90 menit Untuk pasien yang datang lte stroic ciianalisis, superioritas PEi terutama dalam ha]
E tanpa fasiiitas PEI, harus clinilai secara cepat : penumnan iaju iniarlt miokard non fatal be-rulang.
.1454 _ _ P‘El"-l‘l'.M-IIIT MHTUHG KDRDNER

PERCUTANEDUS conbnmrnr ruraavarrrrou ' Grade D menu njukkan ukiusi total {complete acchrsinnj
{PCI} pada arteri yang terkena inf-ark.
- Grade 1 menunju kkan panetra si sabagian rnateri
lntarvensi ken:-ner perkutan, biasanya angiaplasti dam’ kbntras melawati titik abstruicsi tetapi tanpa perfusi
atau stanting ta npa didahuiui fibrinblisis diseb ut F-‘Cl ya skuiar distal.
primer. PEI ini efelctif dalam mangambaliioan parfusi pada - Grade 2 menu nju kkan perfusi parnbuluh yang manga-
STEMI jilca dilakukan dalam bebarapajam partama infark lami infark ka bagian distal tetapi dengan aliran yang
miokark akut. PCI primer lebih efeictif dari fibrinblisis dalam melarnbat dibandingkan aiiran arteri normal.
me rnhuka arteri I-r.c|-rclner yang tarsurnbat dan dikaitkan * Grade 3 manunjukkan perfusi penuh pembuluh yang
dengan UL-ITCDFHE klinisjang ka pend ek dan jangka pa njang mengalami infarlc dengan aliran nan-nal
yang lebih bail-1. Dibandingkan trornboiisis, PEI primer lahih
dipilihjika terdapat sycik kardiaganik [terutama pasien <?5 Target terapi reperfiiisi adalah aliran TIMI grade 3,
tahun], fisiko perdara han meningkat, atau gejala sudah ada karena perfusi penuh pada arteri kbrbner yang terlcana
sekurang-kurangnya 2 atau 3 jamjika bekuan darah lebih infark rnenunjukkan hasil yang lebih baik: dalam membmasi
matur dan kurang mudah hancur dengan obat fibri nnlisis. Iuasnya infark, mempartahankan fungsi ventrikcl kiri dan
Namun damikian PEI lebih mahal dalam hai persunil dan menurunkan laju martalitas jangka pendek dan janglca
fasiiitas, dan aplikasinya terbatas barclasarkan tarsndianya panjang.
sarana, hanya di beberapa Human Sakit Terapi fibrinoiitik dapat menurunkan risika ralatif
kematian di rumah sakit sampai 50% jika dib-Erikan
dalam jam pertama unset gajaia STEMI. dan manfaat ini
REPERFUSI FARMAKDLDGIS dipertahani-:an sampai ‘ID tahun. Setiap hitungan menit
dan pasien yang me-ndapat terapi dalam 1-3 jam onset
Fibrinolisis gajala akan mendapat manfaat yang tarbaik. Walaupun
Jika tidal: ada I-cantraindikasi, terapi fibrin-nlisis idealnya laju mortalitas lebih finggijika dibandingkan terapi dalam
diberikan dalam 30 menit sejak masuk [door-to-needle 1-Sjarn, kg ntraindiiuasi ta rapi fibrinblitik pada STEMI dapat
time < 30 menit]. Tujuan utama fibrinolisis adaiah restorasi dilihat pada label 3, terapi masih ta-tap barrnanfaat pada
ca-pat pate-nsi arteri kurbnar. Terdapat be-berapa macam banyak pasien 3-Ejam setelah onset infark, dan bal:-arapa
abat fibrinalitik antara lain: fissue plasminbgen activator manfaat tampaknya masih ada sarnpai '|2jam, tarutama
[tPA]. streptol-cinase, tanekteplasa {TNK} dan retaplasa jika nyeri dada masih ada dan segmen ST masih tetap
[rPA]. Semua obat ini bekelja dengan cara mernicu kbnvarsi aiavasi pada sandapan EKG yang balum menunjukkan
plasminu-gen menjadi piasmin, yang saianjutnya meiisiskan gelumbang Q yang baru. 115:3 dibandingkan dengan
trombus fibrin. Terdapat 2 kelnmpak yaitu: gblbngan PE| pada STEMI {PEI primer], fibrinolisis secara umum
spasifik fibrin saparti tPA dan nan sp-esifik fibrin seperti marupakan stratagi reperfusi yang lebih disukai pada
straptokinase. pasien pada jam pertama gejalajika parhatian terhadap
Jika dinilai secara angiografi, aliran di dalam arteri masaiah Iagistik seperti transpbrtasi pasien ke pusat PC1
koron-er yang terlihat (culprit) digarnbarkan dengan skala yang baik. atau ada &!1fi5ip3Si ketarlambatan s»ekurang-
kuaiitatif saderhana disebut rhrombbfysis in myacnrdibl icurangnya 1 jam antara waktu trombolisis dapat dimuiai
Enfanrrion {TIMI} grading system: dibandingkan implemantasi PCI.

- . .\. , -Ha - ;-p--pp-.-n 1-av-Ian n"flI-J'-'I- - ,-.- .| ‘Y - n


_| -
":LTEr.11 __'_ __ I _
Sflwaptnkinase Altnplase {rt-PA] Reteplase {r-PA} Tenectaplase {TNK-PA. 1|-
T F2 |[ menit ]| 15-25 4-H 11-14 1?-20
Aiergenik ya Tidal: Tidal: ‘fidak
Spesifik fibrin - 1' + +1-

Resisten PAl—1 - - -. -|.

Bolus Tidak Tdak Dubai Satu


Dosis 1,5 juta unit lebih 15 mg bnluadilanjutioan dengan ‘IU U bolus. dua kaii. berdasarloan BB
dari 30-El) menit 035 mg,-‘kg {mains 50 mg} iebih irrtei-val 3-III menit -: EU kg 30 mg
dari 30 rnanit, dilanjutioan 0.5 mg; 60--E9 kg 35 mg
kg [maks 35 mg} lebih dari Tjam 1-'0-T9 kg 46 mg
B0-B9 kg 45 mg
> 90 kg 5|!) mg
INFIRK MIDIUERD DEHE-AN ELEFASI ST
1465

Tissue piasminogen activator itPA} dan aktiyator


2. Terapi fibrinoiitil: dipertimba ngltan pada pasien STEM!
plasrninogen spesifil: fibrin lain seperti rPA. dan TNK lebih
_iil:a terdapat bulcti lclinis danjatau EKG iskemia yang
efektif daripada streptolcinase dalam mengemi:-a|il:an
sedang berlangsung dalam sarnpai 24 jam onset
pei-Fusi penuh, aliran ltoroner TIMI gradei dan memperbaiki
gejaia dan area miokard luas yang berisil-co atau
Survival sedilcit lebih bailt.
hemodinamil: tidal: stabil. {Lye| of Eyidence:CJ.
Trombolitil: dianggap berhasil _jil:a terdapat resoiusi
UBAT FIBRINULITIIC nyeri dada dan penurunan eieyasi ST >-50% dalam 510 menit
pemberian trombolitilt. Trombolitil: tidal: menunjukkan
Streptoltinase {SK} hasil pada graft irena, sehingga _iil:a pasien pasca CAB-G
Merupakan fibrinoiitil: non spesifii: fibrin. Pasien yang datang dengan IMA, cara reperfusi yang lebih diSul:ai
pemah terpajan dengan SK tidal: boleh diberikan pajanan adalah percutaneous coronary intervention {PEI}
selanjutnya lcarena terbentulmya antibodi. Reaksi alergi
tidal:jarang ditemukan. Manfaat mencakup harganya yang
murah dan insidens perdarahan intrakranial yang rendah, TATALAKSANA DI RUMAH SAKIT
manfaat pertama diperlihatl-tan pada GISSI-i triai.
ICCU
Tis.-roe Pinsmino-gen Activator [tPA, aiteplase} Aktivitas. Pasien harus istirahat dalam ‘l2_iam pertama.
Giobai Use of Strategies to Open Coronary Arteries-I
{GUSTO-‘IJ trial menunjulckan penurunan mortalitas Diet. Karena risilco muntah dan aspirasi segera setefah
31] hari sebesar 15% pada pasien yang mendapat tPA infarl: miokard, pasien harus puasa atau hanya minum cair
dibandingkan SK. Namun tPA harganya lebih mahaf dengan mulut dalam 4-12jam pertama. Diet mental-zup
daripada SK dan risiko perdarahan intrakranial sedikit lemal: <3U% lcalori total dan kandungan kolesterol <3EHZl
lebih tinggi. mgfhari. Menu harus diperkaya dengan makanan yang
lcaya serat, lcalium, magnesium dan rendah natriurn.
Bowels. lstirahat di tempat tidur dan efel: penggunaan
Reteplase (ltetatrasej narl:-btil: untul: meng hiiangkan nyeri sering mega l:ihatl:an
iN.iE-CTtrioi menunjulcl-can efilcasi dan lceamanan sebanding konstipasi. Dianjurkan penggunaan l:ursi komod di
SK dan seiaanding tF'.-E. pada GUSTO HI trioi, dengan samping tempat tidur. diet tinggi serat dan penggunaan
dosis bolus lebih mudah ltarena waktu paruh yang lebih pencahar ringan secara rutin seperti dioctyl sodium
pa nja ng. sulfosulcsinat [200 mgfharii.
Sedasi. Pasien memeriulcan sedasi sela ma perawatan untul:
Tenelrtepiase {TNKase] mempertahanl-can periode inaktiyitas dengan penenang.
Keuntungannya mencakup memperbaiki spesifisitas Diazepam 5 mg, oi-csazepam 15-30 mg, atau Iorazepam
fibrin dan resistensi tinggi tehadappiosminogen activator 0,5-2 mg. diberikan 3 atau 4 icaii sehari biasanya efelttif.
inhibitor {PA|~1]. Laporan awal dari TIM] TO E menunjukkan
tenelctepiase mempunyai laju TIMI 3 How dan komplilrasi
perdarahan yang sama dibandinglran dengan tFA. TERAPI FARMAKDLOGIS

indikasi Terapi Fibrinolitik [ACCF-AHA 2013} Antiirombutik

Klasi Terapi Antiplatelet


T. Jika tidal: ada kontraindilcasi, terapi fibrinolitik harus Penggunaan terapi antiplatelet dan antitrombin selama
dilalcukan pada pasien STEMI dengan onset gejala fase awal STEM] berdasarkan bulcti ldinis dan laboratoris
iskemil: <‘|2jam jilca diantisipasi intervensi lcoroner bahwa trombosis mempunyai peran penting dalam
perkutan primer tidal: dapat dikerjakan dalam patogenesis. Tujuan primer pengobatan adalah untul:
1213 menit setelah kontal: medis pertama. [Level of memantapkan dan mempertahankan patensi arteri
Evidenceaai lcoroner yang terkait infarlc. Tujuan sekunder adalah
menurunlcan tend-ensi pasien menjadi trombosis.
Klas ll a
‘I. .1il:a tidal: terdapat ltontraindikasi danjilca interyensi Aspirin
F-coroner perkutan tidal: tersedia. Aspirin mempaltan antiplatelet atandar pada STEMI.
Manfaat antiplatelet terutame aspirin pada STEM! dapat
1455 PENYAIUT JANTUNG KDRDNER

Tabal 3. ltnntraindiltnsi Terapi Fihrinnlitik pada 5TE|lu'|| ltlopidogrei


Klapidogrel harus diberikan segera munglcin pada
lllontraindiltaai ahsolut
semua pasien STEMI yang mengalami FCI. Pada pasien
Sretiap riwayat perdarahan intraserelarai
- Terdapat lesi i.-'asl:ular serebral strulttural {rnalfarmasi yang mengalami PCI dianjurltan dosing loading E00 mg.
AW Sedangkan yang tidal: menjalanl F-‘Cl dosis loading 3U-U
~ Terdapat neoplasma intrakranial ganas [primer atau mg dilanjutlcan dosis pemulihan T5 mgihari.
metastasis)
+ Stroi: isltemii: dalam 3 bulan ltecuali stro-l: iskemil: alcut Prasugrel
dalam 3 jam Prasugrel, suatu tienopiridin alternatit, menghambat
- Dicurigai diselcsi aorta agregasi trambosit lebih bosar dibandingkan dengan
- Perriarahan alttif atau diatesis berdarah I ltecuali mens 1|
klopidogrel. Pada peneletian TFUTON-Tl’Ml 36 yang
- Trauma multa atau l:epala tertutup yang benttalata dalam
3 bulan membantiingkan prasugrel dengan lclopidogrel pada
lli.ont:rain-diltaisi relatif pasien sindrom lcooraner alcut yang direncanalcan strategi
- Riwayat hip-ertensi kronik berat, tal: terl:-erttiali imrasuf dini. pasien STEMI yang mendapat prasugrel
- Hipertensi berat tal: terlcendali saat rnasul: ILTDS > ‘IE-D mampunyai morlzalitas 30 hari lebih rendah pada outcome
mgHG atau TDD > T10 mmHG} primer dan perbedaan tersebut menetap sampai 15
- Riwayat stral: iskemil: sebelumnya :- 3 bulan, demensia, hulan. Laju trambosis stent pada hari l:e3a lebih rendah
atau diketahui patologi intraltranial yang tidal: termasul: bermakna dengan prasugrel. Manfaat prasugrel relatif
kontraindikasi
terhadap l-zlopidogrel pada pasien STEMI harus lebih
- Resusitasi jantung para traumatil: atau lama {> 1a menit}
atau opermi l:|esar{< 3 minggu} besar daripada meninglcatnya risll:o perdarahan. Prasugrel
* Perdarahan internal baru {dalam 2-4 minggu} tidal: boleh diberil:an pada pasien dengan riwayat strol:
- Pu ngsi yasltular yang tal: terkampresi atau serangan isl:emil: sementara dan tidak menunjukkan
- Untul: streptaseianisreplase: riwayat penggunaan :=- 5 manfaat pada pasien >T5 tahun atau pasien dengan 1:-erat
hari sebelumnya atau reaitsi aiergi sehelumnya terhadap badan > GO l:g.
obat ini.
- itehamilan Ticagrelor
- Llll:us peptikum alttif
- Penggunaan antikoagulan baru: mal:in tinggi ENR rnakin Ticagrelor merupakan antagonis reseptor P2‘t'12 royersib-el.
tinggi risiko perdarahan yang tidal: memerlukan konversi metabalil: menjadi obat
aktif. Penelitlan PLATO {Pioteiet inhibition and Patient
TD5 = telcanan darah sistolil: TDD = telcanan darah diastalik
Outcomes] membandingkan ticagrelor {dosis iaoding 130
mg, dilanjutkan 90 mg dua kali sehari} dengan ldc-pidogrel
dilihat padaAnti,a-iateiets Triaiists’ Coiiaaoration. Data dari (dosis iaaaing 300 sampai EGO mg. dilanjutkan T5 mg
harnpir zaaao pasien dengan infarl: miokard yang berasal perhari}, untul: pencegahan kejadian kardioyaslcular pada
dari 15 randomised triai dikumpulkan dan menunjukkan 13624 pasien SKA di mana 35% adalah STEMI. Terdapat
penurunan relatif laju mortalitas sebesar 21%, dari 14,295 penurunan hermakna lcejadian tram]:-nsis stent dan
pada kelompok korttrol dibandingkan 10,455 pada pasien kematian total pada kelampol: yang mendapat ticagrelor
yang me nda pat antiplatelet. Pada pe nelitian lSlS—2 yang menjalani intervensi lcoroner perkutan [PCII1 primer,
pem berian aspirin menurunkan mortalitas yaskular sebesar walaupun terdapat lebih banyal: stral: dan kejadian
23% dan infarl: nonfatai sebesar 49%. perdara han intralcranial pada lcelom pol: ticagrelor. analisis

Tabi!-I -‘L Terapi Antiplatélai pada STEM]


Terap antiplatelet
Aspirin
-' 162 — 325 mg ioadsebeium prosedur ;j._.;,_|'::_ - - _|.;rt-lg B
- HT - 325 mg dosis pomeiiharaan per hari (indefinite? ---.5'5‘! y -
-_-_=1§a'
_r_ L &i *- s--
=1-~
-- :'-- H H i
- St mg per hari adalah dosis pemeliharaan yang dianjurkarr ;.;?,":1'.an-_-"a;;_:;;.
F2"'l"‘.l2 inltihitnr:
Loading doses
~ ltiopidogrel: BUD mg sesegera mungkin atau sewalttu akan PCl B
- Prasug rel: 513 mg as sesegera rnungkin atau sewalctu akan PCI gf-.'_ B‘
* ‘licagrelon 180 mg ssegera mungltin atau sewaktu akan PE! I 5
“Basra paaieiiharaan aspirin yang direiramendasikan bersarna titagreior adaiah Bi mg.
PCL percuianeous coronary inten-vention
INF-ARK MIOKARD DENGAN ELE'l||'.F|Sl ST
14a?
suhgmp pada penelitian PLATO menunjuklran interaksi yang memperbailci morbalitas, reinfarl: di Rumah Sakit dan
berrnalcna antara efel: terapi dan reglo geografis, dengan isl:emia refrakter di iiumah Saldt.
efel: ticagrelor lebih lcecil di Amerilra Lltara dibandingkan Pasien dengan infarl: anterior, disfungsi ventrikel l:iri
dengan area lain. Walaupun interalcsi tersebut dapat terjadi berat, gagaljantung ltongestif. riwayat emboli, trombus
seoara lcebetulan, pengamh dosis aspirin yang lebih tinggi, mural pada eltokardiografi 2 dimensi atau filarilasi atrial
yang digunakan lebih sering di Amerika Seril-tat tidal: dapat merupaltan risil:o tinggi tromboemboli para sistemilc.
disingldrl:an.Jil:a alran digunal:an tioagrelorjangka panjang Pada keadaan ini harus mendapat terapi antitrombin
sebagai komponen terapi dua antiplatelet, dosis aspirin kadar terapeutil: penuh {UFH atau LMWH] selama dirawat,
tidal: boleh melebihi 100 mg. dilanjutl-:an terapi warfarin selrurang-lrurangnya 3 bulan.

GP llbfllla Inhibitor Fondaparinw-t


Penggunaan obat GP Ilbillla pada wal:tu PEI dapat Pada penelitian OASlS—E, fandaparinux dosis renda h, suatu
dipertimbangkan secara in-diln-dual untul: trombus yang obat anti-Xa tal: langsung, lebih superior dibandingkan
besar atau loading anatagonis reseptor P2"r'1_.: yang tidal: dengan plasebo atau heparin dalam mencegah lcematian
adekuat. Pada pasien yang mendapat bivalirudin sebagai dan reinforce pada 5436 pasien yang mendapat terapi
antikoagulan primer, penggunaan inhibitor GP Ilbillla fibrlnolitik. Pada subset pasien yang menjalani PEI,
tarnbahan sec-are rutin tidal: direlcomendaslkan. namun fondaparinux dil:aitl:an dengan insiden lcematian atau
dapat dipertimbanglcan sebagai penunjang atau terapi infarl: beruiang dalam 30 hari lebih tinggi [iii] yang tidal:
boil out pada lcasus tertentu. bermaicna. Hal ini dil:aitl:an dengan terjadinya trombosis
lcateter, sehingga perlu diberilran tambahan bolus heparin
intra yer-a, untul: mencegah trombosis lcateter
TERAPI ANTIKUAGULAN Pada pasta STEMI dengan onset -: ‘l2_jam yang tidal:
diberil:an terapi reperiusi. atau pasien STEMI dengan
Unfractionated Heparin onset > 12_iarn aspirin, klopidogrel dan obat anti trombin
Obat antitrombin stander yang digunakan dalam pralctel: (heparin, enoksapirin atau fondaparinux] harus diberikan
l:linis adalah unfractionated heparin. Pemberian UFH IV sesegera mungl:in.
segera sebagai tambahan terapi regimen aspirin dan
obat trombolitil: speslfil: fibrin relatif |[tPA, rF-‘A atau Penyel-:at Beta
TNK], membantu trombolisis dan memantapkan dan Manfaat penyelrat beta pada pasien STEMI dapat dibagi
mempertahanlcan patensi arteri yang terlcait iniark. Oasis menjadi: yang terjadi segerajika obat diberiltan secara al:ut
yang direlcomendasilcan adalah bolus 60 Llrkg {maksimum dan yang diberikan dalam jangl:a panjang jil:a obat diberikan
4000 U) dilanjutkan infus inisial T2 Llrlcg perjam imaksimum untul: pencegahan sekunder setelah infarlc. Pemberian
1000 Ll,-lja m}.Activated'partioi tnromoopiastin time selama penye-l:at beta akut Iii memperbaiki ireseimbangan suplai
terapi pemeliharaan harus mencapai 1,5-2 lcari. dan ltebutuhan oksigen miokard, mengurangi nyeri,
mengurangi luasnya infarl: dan menurun l:an risil:o kejadian
i.ow—Moiecnior— Weight Heparin {IJJIWH} aritmia yentrikel yang serius.
Antilcoagulan alternatif pada pasien STEMI adalah low- Terapi penyekat beta pasca STEMI bermanfaat untul:
rnoiecr.r.lar—weight heparin ILMWHII. Pada penelitian sebagian besar pasien termasul: yang mendapat terapi
ASSENT-3 enoksaparin dengan tenelcteplase dosis penuh inhibitor ACE Kecuali pada pasien dengan kontraindiloasi

ii5Pliby'l|in_Bersnrnn Heparin atau


Reltomeindasi LOE
Ire!-as
Antagonis reseptor GP llbrilla lb‘ bersama dengan UFH atau bivaiinudin pada pasien tertentu
- Abcbcimab: 0.25 mgfltg bolus htratrena, lriernudian 0.125 1.1g,-"l:g_="menit imaltsirnum ‘[0 J.Lgi‘meni'l:}- lla A
- Tirofiban: {dosis bolus-tinggi]: 25-|.:gfl:g bolus intrayena, kemudian 0.15 pg,.r1:g,-’rnin lla B
- Pada pasien dengan CFEI -it .30 mL,-"menit, kurangi infus S-ebarryai: 5035
- Eptifibatide: {bolus ganda]: 1130 |.:g,-'l:g bolus intlavena, l:ern|.rdian 2 pgrlcgimin; bolus lredua lla Ei
sebanyal: 130 mcgfltg dib-erilran ‘l0 menit setelah bolus pertama
- Pada pasien dengan IZICI -: 50 mljmenit, l:urangi inius sebanyal: 50%
- y Dii'l_il'lC|Jl'ipaCiE_E.El_5it!l1(i€1Q3fl_i‘lElT1D(iii3|iiSiS
CrCi: creatioine cieonanr:e,' IV: intravenous and UFH, unfractionoted heparin; LOE: ievei of evidenoe
use _ PEN‘fAl'Cl'l' JANTU HG KGIIRDNER

=i
' L‘ = " - :-.=.- -'i}'."Tillf. ' =,.-1i=1;.r§:-_ fr <g_:.,=" .= -:5 I .. - _,
'-\'--".'='-..- '. .-.<..-:'I.- bi-i.'i"-'-3'-'.é".:~. .1.‘-.. ._-.-..o.....'.:.Jt‘;_-'..'p|.;-. ..".--1.‘.-':-...,.,i.'.r.." 'r-"_.;.I'l- .' .- ."_t.-..n'. _. s. |.. ... -_ 1.1. s;._..._.,:.:.1.--_;,,,,,4._.-.r..,-,;.,,_,,_.'.-;..,.,, __ L,_-_
,_ __
Reltomendasi Iieias toe
- Heparin {UFH}
- Direncanakan pemberian bersama antagonis reseptor GP llbillla 50—i"0—l.|r‘l<g bolus l‘v'
untul: mencapai dosis terapi ACT'* tanpa GP llbillla
- Tanpa direncanakan pemberian antagonis reseptor GP llbilila T0-100-Uikg bolus W
untul: menca pai dosis tera pi Al.T|'§
' Biyalirudin: i}.T5 mg,-'l:g bolus intratrena, kemudian 1.T5 mgjkgrjam infus dengan atau tanpa
terapi heparin seb-elumnya
Bolus tambahan oebanyal: 0.3 mgikg dapat dib-eriltan bila perlu
- Iturangi infus menjadi ‘l mgflcgrjam pada perkiraan CrCl -: ml-imenit
- Leblh dipilih heparin dengan antagonis reseptor GP llbillia pada pasien dengan risiko tinggi
perda rahan
- Fondaparinunc tidal: direkomendasikan sebagai satu-satunya antikoagulan untul: PC! primer
FACT yang direltomendasilcan dengan terapi antagonis reoeptor GP llbriila terencana adalah 200 hingga 250 s.
§ACT yang direl:omendasil:an tanpa terapi antagonis reseptor GP lib,-‘Illa terencana adalah 250 hingga 300 s {Hemoi"ec device} atau 300
hingga 350 s {Hernochron device}.
ACT mengindiltasiltan vra lttu pem bekuan teralrtivasi: CrCl, rreatinine clearance; GE glycoprotein; N, intravena; PCI, percutanea-us coronary
intervention; STEMI, S‘l'-elevat|ia.n myocardial infarcfion; TIA, transient bchemir: attack.‘ and UFH, onfroctionoted heparin, LOE; le-vet ofevidonce

(pasien dengan gagaljantung atau fungsi sistolil: ventrikel KOM PLIKASI STEMI
l:iri sangat menurun, blol: jantung, hipotensi ortostatil:
atau riwayat asma-I1. Disfungsi ‘llentrilorlar
Setelah STEMI, ventrikel l:iri mengalami perubahan serial
Inhibitor ACE dalam bentuk, ukuran dan lcetebalan pada segmen yang
Inhibitor ACE menurunkan mortalitas pasca STEMI mengalami infarl: dan non infark. Proses ini disebut
dan manfaat terhadap mortalitas bertambah dengan remodeling ventrilrular dan umurnnya mendahuiui
penambahan aspirin dan penyelcat beta. Penelitian SAVE, berkemba ngnya gagaljantung secara l:linis dalam hitungan
AIRE dan TRACE menunju l:l:an ma nfaat inhibitor ACE yang buian atau tahun pasta infark. Segera seteiah iniarl:
jelas. tvlanfaat mal:simal tampal: pada pasien dengan ventrilcel l:iri mengalami dilatasi. Secara alcut, hasil ini
risil:o tinggi {pasien usia lanjut atau infark anterior, riwayat berasal dari el:spansi infark al: slippage serat otot, disrupsi
iniarl: sebelumnya, daniatau fungsi ventrikel l:iri menu run sel miolcardial normal dan hilangnya jaringan dalam zone
global}. namun bu lcti men unju l:I:an manfaaijanglta pendel: nel:rotil:. Selanjutnya ter_iadi pula pemanjangan segmen
terjadi _jiI:a inhibitor ACE diberlkan pada semua pasien noninfarlc, mengakibatlsan penipisan yang disproporsional
dengan hemodinamik stabil pada STEMI pasien dengan dan elongasi zona infarlr. Pembesaran ruangjantung setara
tekanan darah sistolil: >100 mmHg}. lvlekanisme yang loeseluruhan yang tegadi dilcaitkan ukuran dan lokasi infark,
melibatkan penurunan remodeling yentriltei pas-Ca infark dengan diiatasi terbesar pasca iniarl: pada apels ventriltel
dengan penurunan risiko gagal jantung. iiejadian infarl: l:iri yang mengakibatkan penurunan hemodinamll: yang
berulangjuga lebih rendah pada pasien yang mendapat nyata, lebih sering terjadi gagaljantung dan prognosis lebih
inhibitor ACE menahun pasca infark. burnt. Progresnfiizs dilatasi dan konsekuensi lciinisnya dapat
Inhibitor ACE harus dib-eriltan dalam 24-jam pertama diha mbat dengan terapi inhibitor ACE dan vasodilator lain.
pasien STEl'-~11. ‘Pemberian inhibitor ACE harus dilanjutkan Pada pasien dengan fraksi ejeksi <40%» tanpa melihat ada
tanpa batas pada pasien dengan bulrti lclinis gagaljantung, tidalcnya gagal jantung, inhibitor ACE harus diberikan.
pada pasien dengan pemeriksaan imaging menunjuklcan
penunl nan fiungsi ventrilcel l:iri secara global atau terdapat Gangguan Hemodinamik
abnormaiitas gerakan dinding global, atau pasien Gagal pemornpaan {pump failure} merupa lcan penyebab
hipertensif. Plenelitian lclinis dalam tatala l:sa na pasien gagal utama laematian di rumah sakitpada STE|'y1l. Periuasan nelaoois
jantung termasul: data dari penelitian ldinis pada pasien iskemia I‘t‘hEn"IplLtnyai lcorelasi yang bail: dengan dengan tingkat
STEMI menu nju l:l:an bahvva ongiotensin receptor blockers gagal pompa dan mortaiitas. bail: pada awal {T0 hari infark}
{ARE} mungl:in bermanfaat pada pasien dengan fungsi dan sesudahnya Tanda klinis yang tersering dflumpai adalah
ventrilcel l:iri menurun atau gagaljantung klinis yang tal: rflnki b&SBi‘l di pan.1 dan burryi jantung S3 dan S4 gallop.
toleran tedwadap inhibitor ACE. Pada pemerilcsaan rontgen sering dijumpai kongesfi paru.
INFARK MIC!-KARE DENGAN ELEVASI ST
1459

TATALAKSANA EDEMA PERU AKUT Tatalaksana Eyck Kardiugenik


- Terapi U2.
- Terapi D2 untuk mempartahankan sarurasi uksigen - Jika tekanan darah sistdiik < ?0mmHg dan tardapat
‘-1-90%. Tanda Eyck diberikan nurepinefrin.
- Murfin sulfat dibarikan 2,5 mg {Z-4 mg] intrayena, - Jika takanan darah Si51'.D|ik <90mmHg dan tardapat
dapat diulang tiap 5-10 menit sampai dosis total 20 tanda syuk diberikan dopamin dosis 5-15 ug.—’kg0B,|'
mg. menit.
- Inhibitor ACE, rnuiai dengan titrasi inhibitor ACE - Jika teloanan darah <90 mmHG, namun tidak terdapat
jangka pendeic dengan dosis awai rendah 15,25 mg tarida sy-Bk dibarilaan dobutamin dosis 2-20 ug.-‘I-LQBBI
captaprii} dibarikan pada pasien edema paru icecuali menit.
tekanan darah sistdlik <100 mmHg atau >30 mmHg - Reyaskularisasi arteri knruner segera, baik PCI atau
di bawah bnsefina. Pasien dengan edema paru dan CABS, direkdmendasikan pada pasien <?5 tahun
tekanan darah rendah sering mambutuhkan support dengan eieyasi ST atau LESBB yang mengalami syok
sirkulasi den ganjndtrd pik dan yasopressdr da nfatau dalam 35 jam IMA dan ideal untuk rayaskularisasi
intro-aortic baiiuun counrerpufidtion untuk meng- yang dapat dikerjakan dalam 15 jam sydk, kecuaii
hilangkan edema paru dan mempertahanlcan p-Erfusi jika terdapat kontraindikasi atau tidal: ideaf dengan
ada!-cuat. tindakan iriyasif.
- Nitrogliserin sublinguai atau intrayana. Nitrcgliserin - Terapi trumboiitik diberikan pada pasien STEMI
diberikan per oral 0,4-0,5 mg tiap 5-10 menit, dengan syok kardicigenik yang tak ideal untuk terapi
kemudian intravena ‘I0-Zflugimenit kecuali takanan inyasif dan tidak mempunyai kuntraindikasi trum-
darah sistoiik <100 mmHg atau >30 mmHg di bawah hulisis.
baseline. Pasien dengan edema paru dan takanan - Inrra aortic baiion pump [lfl-.BP} dire-komendasikan
darah rendah sering membutuhkan support sirkulasi pasien STEMI dengan sydk kardiogenik yang tidak
dengan inatropik dan vdsopressar danfatau intra- membaik dengan segera dengan terapi farmakologis,
aortic buiionon cnunrerpufsatiun untuk menghila ngkan bila sara na tersedia
edema paw dari mempertahankan perfusi adekuat.
- Diuretik: furu-semid 40-B0 mg bolus intrayena, dapat
diulang atau dosis ditingkatkan setelah 4_iam, atau I NFARK ‘JEN TRIKEL KANAN
dilarijutl-can dengan drip kantinyu sampai mancapai
prnduksi urin 1 m1,='1<gBB;']am. Sekitar separtiga pasien dengan infark inferopdsterior
- Panyelcat beta harus. diberikan sabelum pulang untuk menunjukkan sekurang-kurangnya nekrosis yentrikai
pancegahan sakundar. Pada pasien yang tetap meng- kar-an derajat ringan Jarang pasien dengan infark tarbatas
alami gagaijantung selama perawatan. dosis kecil primer pa da yeritrikei kana n. tnfa rk yentrikel kanan secara
dapat dimuiai, dengan titrasi bertahap pada saat klinis meyeba bkan tanda gagai yantrikel ka nan yang be-rat
rawatjaian. [distensi yenajugularis, tanda Kussmaul's, hepatdmegali}
- Antagcinis aldostardnjangka panjang harus dibarikan dengan atau tanpa hipdtensi. Eleyasi segmen ST pada
pada pasien STEM! tanpa disfungsi ginjal bermakna sandapan EKG sisi kanan, terutama sandapan ‘MR,
ikreatinin harus ~=2,5 mgfdl pada pria dan. -: 2 mgf sering dijumpai dalam 24 jam pertama pasien infark
dl pada perempuan] atau hiperkalemia [K harus ¢ 5 uentrikal kanan. Terapi terdiri dari eksparisi yulume untuk
mEq;'literJ yang sudah mendapat inhibitor ACE dosis mempertahankan pretend ventrikef icanan yang adekuat
terapi. mampu nyai fra ksi ajeksi yantrikel kiri <4a% dari dan upaya untul: meningkatkan tampilan dengan reduksi
mengalami gagal jantung simmmatik atau diabetes. Puimonury Capifiury Wedge IPCW} dan tekanan arteri
- Ekdkardiugrafi harus dilakukan dengan segera urituk puimdnalis.
memp-erkiralcari furigsi ventrikal kiri dan ventrikel
kanan. dan me-nyirigkirkan kdmplikasi mekanis. Tatalaksana Infark ‘ih-:-ntrikel Hanan
- Pa rtahankan praii:-ad yentrikel [ca na n:
- Loading volume finfus Natl! 0.9 $6}: 1-2 iitarcairanjam
SYDK KARDIDG EN ll{ l seianjutnya 200 |'n|_.-"jam {target tekzanan atrium ka nan
:-10 mmHg |[13,E cmH20]|.
Hanya 10% pasien sydk kardiugenik ditamukan pada saat - Hindari panggunaan nitrat dan diuretik
n'1a5uk_ seda ngkan 90% teijadi se1arna paraiwatari. Eiasanya - F-‘artahankan sinkrd ni A-‘V dan bradika rdia harus
pasien yang berlcembang menjadi sydk kardicigenik dikoreksi.
mempunyai penyakit arteri kdrciner multiyesial. - Pacu janm ng selcluensial A-if pada bldk jar-itu ng darajat
14'i"fl' PENYHIITIT MNTUHG KDRDNER

tinggi sir-ntumatilc yang tidak raspan.-; dengan atropin. shock synchoranizaa‘ anargi awal 100 .l. Enargi dapat
- Dibarilcan inatrapikjika cura hja ntu ng tidal: maningkat ditingkatkan jil-ta dosis awal gagal.
satelah iaading volume - Talcilcardia ye-ntrikel |'_"u'T]| manomorfil: yang tidalc
- Kurangi afteriaaalyantrikel lcanan sasuai dengan dis- disartai angina, edema paru atau hipott-nsi [’EEk.anan
fungsi vantriital kiri. darah -:00 mmHg] ditarapi dengan salah satu regimen
- Pornpa laalon intra-aartlk in-arikut:
- yasodilatar arteri initrapruspid, hidralazin] - Lidokain: bolus 1-1,5 mgflcg. Bolus tambahan
- Pangham laat ACE 0,5-0,"-'5 mgfkg tiap 5-10 menit sarnpai dosis {ood-
- Fbeparflasi ing total maltsimal 3 mgflcg. Kemudian {adding
- O-bat tram loolitik dilan_iutl<an dengan infus 2-4 mgfmonit I130-50
- Pan,-utanaaus coronary intervention {FEE} primer ugfkgfmeniti.
- Coronary artery bypass graft {CAEG} {pada pasien - Disapiramid: bolus 1-2 mgfkg dalam 5-10 menit.
tartantu dengan penyakit multii.-esal} dilanjutkan dosis pernaliharaan 1 mg,-'lcg,rjarn.
- Amiadaran: 150 mg infus selama 10-20 menit
atau 5 rn|,|"kgBB 20-60 menit, dilanjutkan infus
ARITMIA PASCA STEM I ta-tap 1 mgfmenit selarna 5 jam dan kemudian
infus pameliharaan 0,5 mgfmanit.
lnsidans aritmia pasca infarl: lebih tinggi pada pasien - Kardimrarsi alaktrik grnchoranizaa‘ dimuiai dosis
segera satalah onset gajala. Melcanisme aritmia tarkait 501 {anastasi sel:-elumnyaji.
infarlt mencakup ketidaksaimbangan sistam saraf
autonom, gangguan alalrtralit, iskamia dan perlambatan Fibiilasi ‘Jantrikel
lconduksi di zana iskemia miakard. - Hbrilasi yantrilcal atau taicilcardia yentrikel puiseioss
dibariican terapi DC shack onsyncharonizad dengan
anargi awal 200 ijilca tak barhasil harus diberikan
EIEST RASISTOL UENTRIKEL shack lcedua 200 sampai 300 I dan jika perlu shack
ltatiga 360.! {Klas I}.
De-polarisasi pramatur yantrikel sparadisyang tidak sering, - Fibrilasi yenttik-El atau takikardia yantrikel paiseiess
dapat terjadi pada hampir samua pasien STEMI dan tidak yang refrakter terhadap syok elelctriic diloarikan terapi
memerlulcan terapi- Gbat panyalcat beta afelrtif dalam amiadaran 300 mg atau 5 rngflcg, lit bolus dilanjutican
mancegah aktiyitas eirtapilc yentrikal pada pasien STEMI pengulangan shock ansyncnaronizeofl (Kins Ha)
dan pancagahan fibrilasi yantrikal, dan harus dibarikan
rutin kecuali terdapat lcantraindikasi. Hipalcalamia dan Fibrilasi Atrium
hipamag nosirnia merupa loan falttar risiko fihrilasi yantrikal Fibrilasi atrial sustained dan flutar atrial pada pasien
pada pasien STEMI, konsentrasi lcaiium serum diupayalcan dengan gangguan hemodinamik atau ongoing isitamia
mencapai 4,5 mmolflitar dan magnesium 2,0 mmoifliter. harus diteiapi dengan 1 atau lebih cara berikut:
- Katdioyarsi synchronized dengan shock 200 .1 untuit
fibrilasi atrial dan 50 J untuk fiutar atrial, didahului
TAKI KARDIA DAN Fl BRI LASI VENTRIKEL dengan anestesi umum singkat atau sadasi jil-ta
memungkinkan.
Dalam 24 jam pertama STEM1, talcilcardia dan fibrilasi - Fibrilasi atrial yang talc rasp-onsltarhadap kardioyersi
yantrikular dapat terjadi tanpa tanda bahaya aritmia elaktrik atau barulang setelah pariode ritma sinus,
sebelumnya. ciianjurkan penggunaan terapi antiaritmia yang
ditujuitan untul: panurunkan respans yentrilcal. Satu
Takili:a|'dia ‘lientriltal [irerrtricliiartadtycardia = V1] atau iahih obat fannalcolagi beriicut dapat dipakai :
- Ta kikardia yentrikel [‘u'"l'} polimarfik yang mane-tap - Amiodaron IV
{lebih dari 30 datik atau menyebabkan lcalaps hemo- - Dig-0-ksin IV untult pengendfllian Iaju respons
dinarnil-:]i harus dita rapi dengan DC shack unsyn— yantrilcal {rote cantrai} terutama untul: pasien
charanizad menggu nalcan energi awai 200 Jijika gagal dengan disfungsi yantrikol iciri oarat dan gagai
harus diberikan shock kt-dua 200-3001, dan jika periu jantung.
shock katiga 360 .l. - Fibrilasi atrial sustained dari fluter atrial pada
- Takikardia yantrikai {'y'T]| manarriorfilc, mariatap yang pasien ongoing iskamia tatapi tanpa gangguan
diikuti do ngan angina, ada ma paru atau hipotensi hamodinamik dibariltan terapi dengan satu atau
{teka nan darah <00 mmH g} harus ditarapi dengan DC laloih obat barikut
IN FARE MIOKARD DENGAH ELEVASI ST
1421

- Periyelcat beta lebih disui-sai, lcecuali ada PEHIICARDITIS


kantraindikasi
- Diltiazem atau yerapamil W‘ - Aspirin |[1E0—325 mgrhari]: merupakan pengobatan
- Kardioyersi synchronized dengan snack 200 terpilih.
.l untuk fibrilasi atrial dan 50 J untul: fluter, - lndornetasin, ibuprofen
didahului anestesi um um sing kat atau sedasi - ifiortiicasteroid.
jika memungkinkan.
- l-‘iorilasi atria! atau flutersustainedtanpa gangguan
hemodinamilc atau iskemia, diindilcasiican rate FRDGNDSIS
cantrai. Pasien dengan fibrilasi atrial atau fluter
sustained harus dilaerikan antikoaguian. Terdapat laeloerapa sistem untul: menentulcan prognosis
pasca IMA:
Aritmia Suprayentrikular
Takikardia suprayentrikular reentront diberikan terapi Klasifikasi Killip berdasarlcan pemerilcsaan fisis
menurut urutan beriilizut bedside sederhana, S3 gaiiop, kc-ngesti paru dan syok
- Massage sinus lzarotis lcardiogenik
- Adenosin lli 6 mg dalam 1-2 detik;_jii<a talc respons lflasifikasi Forrester berdasarkan monitoring hemadinamik
setelah 1-2 menit dapat diberiican 12 mg l"v'; diuiang indeks jantung dan puimonary capiiiary wedge pressure
12 mgjika diperlukan. rrcwey
- Penyekat beta IV dengan metaproiol 2,5-5 mg tiap
2-5 menit sampai dosis total 15 mg lebih dari 10-15 Tliltirisirsoore adalah sistem prog nastilc paling akhir yang
menit atau atenoloi 2,5-5 mg lebih dari menit sampai menggabungkan anam nesis sederhana dan pem eriksaan
dosis total 10 mg dalam 10-15 menit. fisis yang dinilai pada pasien STEMI yang mendapat terapi
- Diltiazern I1.-" 20 mg [0,25 mgfkg] lebih dari menit trombolitik.
dilanjutlcan infus 10 mgfiam
- Digoksin I"-', rnungkin ada perlambatan selcurang-
Tabel T. Klasifiltasi lliiillip pada lrrfark Miultard Akin
kurangnya 1jam selaelum efek farmalcologis muncul
{E-15 mcgikg {0,E-1 mg pada pasien dengan beret lflas Definisi Mortatitas {$5}
ba dan T0 kg]. l Tait ada tanda gagai jantung E
kongestif
Asistol ‘iientrikel
ll + S3 danfatau ronki basah 1?
Resusitasi segera mencakup kompresi dada, atropin,
yasopresin, epinefrin dan paeu antung sementara harus Ill edema paru 30-40
dilaerikan pada asistol 1.-entrilcel
IV syolc lcardlogenili: 60-B0
Bradiaritrnia dan Blot-t
Bradikardia sinus sirntomatil-i, sinus pauses >3 detilc atau
laradikardia dengan frelcuensi jantung -:40 kalirmenit Tahzel 3. lfiaaifikasi Forrester untul: lnfark Miakard
disertai hipatensi dan tanda gangguan hemodinamik nkur ' .
sistemik dilaeriican terapi atropin 0,5-1 mg. Jika
hradikardia menetap dan dosis atropin sudah meneapai Klaa '“:j:i::'%“" n':;':;} Mortalitas an
2 mg, harus cliberikan paeu jantung translcutaneus atau
i > 2,2 -c ‘I3 3
trans-venous.
ll > 2,2 >1-E Q

1r| < 2,2 <13 23


KDMPLIKASI MEKANIK
W < 2,2 :- 16 51
- Ruptur musitulus papilaris, ruptur septum yentrikel, PCWPI puimonary copiiiary wedge pressure
ruptur dinding Iirentriltel.
- F'enatalaksanaan:operasi
I472 _ PElh|-Wi.ll.lT JAHTUNG KDRONIR

nl1lhi.riil1.gov,-'guidcli.ni.~s_,I'i:t1olesterol,-' indie-;.htm.Accessod
"l'ol_'..§gl_9.
. .
. ' " ...
.. . __
i’---'3'-':.-'l'7'Ii"3»-25‘ -.. "Wit-"" ."$' .. .- -‘WE?-‘i
Itrslc saa;a_.amag|,aea;rés’i'|*§par'&7§alla‘§P|§p5_vis"
_l:_-H, ._‘ .-. E-_;:._-~_..f y‘ 1' .-.__ ;|__-1|’.-‘_:;:_|_:
-Ii":

. April 12, 21002-.


. "_ :u..... ..-,-'.,§§.-'.i..-l.,aaa;i-iifiL...i.i.i-'/Li:li.ir.;'i1?.i-- -./-Lt»-..3'i" '.
Eimherg Ml, Topol E]. Prehospital administration of aspirin in
patients with unstable angina and acute myorardial infarc-
Skill‘ Riiikflilr tion. Arch Intern Med. 1996;156:1506-10.
F“"“°°' ""‘“‘° {“°h"‘} Murtalitas so hari no Fihrinolytic There-pyTrinlists’ [Fl-l'j Co1J-ab-orati.-:eGroup.[ridica-
Llsia E5-T4 tahun (2 pain} D 'lU'.3l tioris for Eibrinolytic therapy in suspected acute myocardial
intarction: oollahorative cnrenrieiv of early mortality and
usia > T5 tahun (3 pain} 1 -['l,IE} major morbidity results from all randoirdaed trials of more
Diabetes mellitusrhipertensi atau 2 l[2,2]l t.ha.t1l.0D0 pat.itn'|l".s. Lancet. ‘£99-1;3-i?+:311-22
angina [1 pain} Gruppo Italiano per lo Shtdio della Streptocllirtasi nelflnfarlzo
Telcanan darah sistoiik ~: 100mm Hg 3 [-4,4} Miocardioo {GISSI}. Etfictiveness of intra.venou.s tl'|.rom-
bolytic lzreatrnent in acute myocardial infarction. Litncct.
l3 mini l9Eti;I:39?—-H32.
Freicuensi jantung > 100 mrn Hg 4 |[T,3} The Antel'icartHeartr5.ssociationinco1lahoration with the Interna-
{Z Peifli tirmalLiaisonCo1rIn1ittoeonResuscin1fionGoide]ir>es2{lI34ilor
Klasifilcasi Killip il-iv [2 pain} 5 [12,-1] Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardio-
tlerat < 6? kg [1 pain} I5 i15,1l vascular Care: Part 2': the era of reperiusion: section 1: acute
coronary sy-ndroines {acute myocardial i.n.i'arc-l:ion]|. C‘irctiio-
Eieyasi 5T anterior atau LBBB [1 T |[23,4] don. 2DlIl;1|:|'2l:5upp1I}:I-1T2--I-Z03-.
pain]- Annthrombanc Trialists' Collab-oration. Collaborative meta-
Waictu ke reperfusi 1- 4 jarn {T S (25.31 analysis of randomized trials of antiplatelet therapy for
pain} prevention ofcloath. myocardial in.tarclion,andstrokeinl1igh
risk patients. BM]. 2002524121-B6.
Skor risilco = total pain [0-14) >3 i35-91' lle Luca G, Suryapranata H. Zijlstra F, et al, for the ZWOl.l,E
Myocardial Infarction Study Group. Symptom-onset-to
balloon time and mortality in patients with acute myocardial
infarction treated by primary angioplasty. I Am foil Cnrdioi.
REFERENSI 2lJlIi3-$41991-2.
Boerstna E, Mercado N, Poldermans D. ct al. Acute myocardial
t_i'ga1-a PT, Kuslttutr FG, Ascheim DD, Casey DE, Chung MK, iniarction. iaarcet. 2003;361:342-58.
at al. 2015 ACCF,-"Alias Guideline ior the Management of De Luca G, Suryapranata H. Ottenranger JP, at al. Time delay to
ST-E161-'atio'n.h'lyoca.rdial lniarction: A Report at the Ameri- treatment and mortality in primary angioplasty for acubc
can College of Cardiology Foundation,-'An'terican Heart myocardial irtfarctiorc every minute of delay counts. Circui.e-
Association Task Force on Practice Guidelines. Circulation. tion. 2ll01i;109:lE-5.
21013-;12?:e3l52-e425 TheTasltForceontl'ielh'ia-ruigI:u1.1mtofris.c1Jte Myocardial Infarction
‘t-‘an de Werf, 'Bar.]., Betriuot, et al. Management of acute myo- ofthe Eoropeari Society of Cardioiogy.l\-iartagementoi acute
cardial irifrction in patients presenting with persistent ST- myocardial infarctioninpatients presentingwith ST-segment
segrnerit elevation. Eur Heart I 2005,;29:2'30'5‘-15 elevation. Eur Harri 2UU'5;14:2B-615.
Amman EM, Anhe DT. Artristrong PW‘ at al, .-i'iC'C_.I" AHA Guide- Morrow DA, A1'Lt1'na.t1'El'i-1, Charlesworth A, el: al. Till-‘l1 rislsscuru
lines for the lylanagernent of Patients With ST-Elevation iorSl'-elevation myocardial iniarctiorc a converiicnt, bedside.
Myocardial lntaoction A Report of the American College cl.i.nical score for rislcassessrnent at presentation: an intrave-
of Cardiolo-gy_r'American Heart Association Task Force on nous nP.=‘-. for treatment of irifarcting myocardiurn early ll
Practice Liuidelincs i-Committeeto Revise the1999'~Guideli.nes trial suhstudy. Circulation. 20ll0;'l02: 2031-2.
for the Management of Patients With Acute Myocardial Lee KL, Woo-illiei LH,Topol E], et al, for the GUSTO-I Investiga-
lrtfarction}. Circulation 1004;110:535-636 tors. Predictors ot 30-day mortality in the era of rep-arfusion
Antman E, Braunwald E. ST elevation myocardial for acute myocardial infarrtinrc resullsfrornan intemational
infarrtionztnanagoinunt ln: Braunwald E, Zipes DP, Libby 1'-", trial of 41,021 patilertts. Circiclaiiou, 1'995;91:l-1559-63.
eds. Heart Disease: ATextboo‘ic of Cardiovascular Bunneioy E, Lapostolle F, Leizorovicz A, et aL, for the Compan-
'?tl1 ed. Philadelphia. Fa: ‘NB 5aut1dET5;l'ClU5:l IE?-216. son of Angioplasty and Prel-hospital Thromholysis in Acute
Rogers W], Canto IG, Larnbrcw Cl‘. et al. Temporal trends in Myocardial Iniarction study group. Primary angioplasty
’d'ic treatment of over 1.5 million patients with myocardial versus prehospital iihrincrlyfis i.nacute myocardial infarctiort
i.t‘I.’ia.rrt'itm in the US from 1990 through 19993 the itiatlorial at randomised study. Lancet. 2002;5Ei-02E-25-9.
Registry ofli-lyocardial Infarction 1,2and 3. ]'Arn Cali Cordial. Stag PG, Borineioy E, Chal:-and 5. et al. Itnpailri at ti.1:nr: to i:c1:al:-
100ll;36J£056-63. menl: on mortality after p1'el1o@ta] fihrinolysis or prirriary
W11-'iottS'D,lvfo1rowD.¢\,€§iugliarioRP,etal. Perfortrianceoi tl1.eth- angioplasty: data iromti-ieCAPTl'h-I1-andorriized clinical trial
rornholysisirtmyocardial io.iarcti.on risk indexfor-early acute Firrtdafiun. ZIl3;l.'[l3'_2S5l.-IE.
coronarysyriclrorne in the lwlational Reg‘su'y of Myocardial Wid.i.msky P, Budesinslcy T, Vorac D, etal. Longdistanoe transport
l.n.'Ea.tc|:io1'c a simple rislc i1'l|dEit predicts mortality in both ST i:'orpri.1:na.ry angiopla.-styvs immediate thrombolysisiriacute
and noo-SI‘ elevation myocardial intarction. _]'Arn Cull Cordial myocardial Enalresults oi‘the randorniaed national
l'lII3l41;355A-366$. n':ull:icEntt'e trial: P'RAGU'.E—2. Eur Heart 2|I|3;.'l4:9-1-1D=l.
National Cholesterol Education Program. Third Report of die l.it1cot'f,-5tl'i-1, Caiiff Riel, "1.-'a.n de Wart F, et al, for the -Global Use of
Expert Panel on Detection. Evaluation. and Treatment of 5trateg;u;sTo(lpenCorotiary Arteries [GU5I'fi} investigators.
High Blood Cholesterol in Adults {Adult Treatment Panel Mortality at l year with coml:-ination platelet glycoprotein
Ill’). l'~ll'l-I publication No. 02-5125. Bethesda, Md: National libfllla i|'|.l'u'l:ritiou‘i imd reduced-dose fil;H.'iI‘l.0-lyl:i.c therapy 1:5
Heart, Lung, and Blood I.t'|s'l:it:.riae_,. 21102. Gttidellnes, Related oorurenlional fibrinolytic therapy for acute myocardialinia.rc—
Tools, and Patient ln.iormal:ion,. availalzrle al: htt|:i:,r',-"1-.rw'w. tion: GUSTO? randomized trial. _i.-"u‘i-'i.-'1.. 2llil2;2S3:2l30-5.
INFARK MIDICARD DENEAN ELE‘1-FASI ST
14-"F3

widlrnsky P. linxh L,Z.elizl<olv.l.etaLIvlolticena-e randomized tri-


|[Ahcl:timal: before Direct Angioplasty and titentlng in
alcornparing transportto priniaryangiopiast;.rvsin'lmediate Myocardial l'.t1.f.a.rclion Regarding Acute and I.ong-Term
thrombolym vs combined strategy for patiettm with ac|.|te
Follow-up}.I.nvestigators.PIateletglycoprotein l'l'l;y'llIai.1'll'=i-
myocardial infarction presenting to a cornrnunity hospital bitionw-ithcoronary stenlingforacute myocardial infarction.
without a catheterizalion laboratory: the PRAGUE study. zv Eng! lat-a alJlIl1;3-14:1ss5-903.
Er-rr Hcorl _I. 2'|]Ul]|;Z1;3Z3-31.
Braunwald E. Artt:|:nan E. Beasley L ct al. AC~l.‘;'Al-L=t 2002 guide-
tjrines CL. Browne KF. Marco I. etal. forthe Primary Angioplasty
line updatefor the management of patients with unstable
in ll-lyocarclial Infarction Study Group. A Comparison of angina and non-5'I'—seg;rnentclevation myocardial irlfarction:
immediate angioplasty with thrombolytic therapy for acute sl.rmma.ry article: a report of the American College of Cardi-
rttyocardial infarction NEngl_fl"r1cd. 1993£2B:ti?3-9. ology,.fA-merican Heart Association Task Force on Practice
Schtlmig A, Kastrati A, Dirschinger L et al. for the Stent versus
Guidelines {Cornmitteeontlleldarugurlentof Patients with
Ttuomholysisforilcdudedfioronaryzllrteiiesintiaficnla with Unstable Artgirta}. Ifiirt Lilli t.‘ttlvilll:|'l. 211024011366.
Acute Myocardial Infarction Study Investigators. (Toronaay Gupta ivl, Chang WC, ‘Van de Werf F. et al.. for the ABSENT
$bl!t1ti|1g plus platelet glycoprotein 111:,-filla blockade com- ll Investigators. iltternational differences in in-hospital
pared widi tissue plasmirtogen activatorinacute myocardial revascularization and outcomes following acute myocardial
infarction I'~lEaglJ'Meif. 2000;343:335-91. infarctionrarnultilevel analysis of patients in ASEEJJT-2. Eur
Andersen HR. Nielsen ‘IT, Ri1fiIl'l.Ll$iiE'l'lK,. etal. for-the l'JANA.l'-.’l]-2
Heart I. 21ElDIi~;2*i:1-El-ll]-5t].
Investig-aturs.'l'l'lrou1bolyt;lc therapy vs primarypc-nutaneo1.|s Gilxr-on CM, Karha L Murphy SA, et al.. for the TIMI Study
coronary intaryttntion for myocardial irttarclion in patients
Group. Early and long-terrrl clinica.l outcomes as-ociated
prcsentirtg to hospitals without on-site cardiac surgery: a with reinfarction following Ebrinolytic administration in
randomized controlled trial. IA.lI.i‘.-'1. 2{ltl2;E:1"it-i3~5l. the tltrombolysis in myocardial infarction trials. film Col‘!
Andersen l-Hi, Nielsen TT, Rasmussenlfi, etal, forthe DAI'~lA.l\-‘l.l-2
C'l'l‘l'|ll'i'tJf. 2llll3;i-2:?-1E-.
investigators. A -cornparison of coronary angioplasty with 1515-2 {Second Internatiorlalfitudyof I.rl.fa.rct 5u.rvival]- Collabora-
fil:-rinolytic therapy in acute myocardial ill Eng! ,l tive Group. Itandornised trial of intravenous streptokinasc.
Med. 3003549: F33--‘I2.
oral aspirirt, both, or neither among 1.7-',.1il.i' cases ofsuspected
Hochrnanl5,Sloe|:l-at‘ LA. Webb _T(i,et.1l, for the-Should We Emer-
acute lnyocaniial 1515-2. Luacrt. 1938:2349-o0.
gently Revascularize Uocluded Coronaries for Cardin-genic BertrattcllvlE,Rup1:lrecl1tl-1], Urban P, eta]. Ilioubie-blirld study of
Shock [SiiOCK} Investigators. Edy revascularization in the safety of-clopido-grel with and will-louta loading dose in
acute myocardial i.n.fa.rct-ion complicated by cardiogenic combination compared with tidopidine in com-
sl'locI=.. N Engl ]i‘I-i'itl‘.. 19991341: {:25-34. birlation witl1aspi'rinafter-coronary stenling : tltetflopidogrel
Keeley EC. Boura IA, Grines CI- Primary angioplasty versus
Aspirin Stent lt'ltc.l:naIitmal Cooperative Study {CTI..Afi3‘lE'S].
intravenous throlnbolylic therapy for acute myocardial Fircaiufion. 1U'El.l;lC|2:62éll-'9.
infarction? a quantitative review of 23 randomised trials. ll-llel'ttaSR,. YusufS, Peters R]‘,etaJ..for the Clopidognd inUnstai:rle
Irrncet. 2ll{l3;3-61:13-Ill. angirta to prevent Recurnsnt Events trial {CURE} Investiga-
BergerI’B,E.'I.lis F2-G,]'-iolmrn DR, etal. Relationship between delay
tors. Effects of pretrealztnent with clopidogrcl and aspirin
in performing direct coronary angioplasty and early clinical fol.lowedb-yloug-term therapy inpatients undergoing percu-
outcomeinpaticnts with acute myocardial infarction: results taneous coronary intervention: the PCl~CURE study. laurel.
from the Global Use of Strategies Tolllpentlccloded Arteries 2lltl1;3-53:52.7’-33.
in Acute L'ororlarySyndromcs [GlIS'l‘-Cl-Ilb} l1-ial.l.‘ir-rirllnliori. Sm.
inhubi 5R, Berger PB, ll-ia.nnJTiIlI, etal, for the CREDO |[t"lopi-
l"5“'i'§ll1Dll:1¢l-EU. dog-rel for the Reduction of Events During lTl'h-sen.-Yation} In-
juliard ll‘-xi, Feldrnan L], £5-ollnard IL, et al. Relation of mortality vestigators. Early andsustained dualoralantiplatelettherapy
ofprirnary angioplasty dunngacute myocardial infarctionto following percluaneous coronary interventic-n:a randomised
door-to-Tltrombolysisln Myocardial Irtfarctiorl {'l'IMI} lirne. -t‘o1'll1'IJlled trial. _l'.|-‘inf.-‘ll. EH12; 2%:24l 1-10.
Am I l.‘l-miioi. 20035111401-5. Palrono C, Bach1nannF. Baigent C. etal. Expert consensus docu-
Suryapranata II, Ottenranger IF, Nibbering E, et al. Long term ment on the use ofantiplatelet agents: The Task Force on the
outcome and cost-effectiveness of stenting ycmus balloon Use of Antiplatelet Agents in Patients With Atherosclerotlc
angioplasty for acute myocardial infarction. Heart. (‘at-Jliovascular Disease of the European Society of (‘ordin-
2ClU1;85:5-lii-'-'.i'1. Iogy. Eur Heart J’. 2[lCl4;25:l66-Bl.
Stone GW, Griznes Cl... Cox DA. ct als for the Controlled Abels- Wiviott SI}, Braunwald E, McCahe C}-L ct al. Prasugrel versus
ilnab and Device Investigttion to Lower Late Angioplasty ciopidogrel in patients with acute corocnary syndromes. N
Contplications {CADILLAC} investigators. Comparison of
Eng1]Med. 2lIl?;35?:2C|EIl—l5.
angioplasty with stenting, w'i.l.'h. or-without abci;ci.rnah,inacute lviontalescot G. Wiviott SD, B1-aunwald E, et aL Ptasugrel corn-
myocardial int'arc'tion. N Eng! I Mes‘. 2002311-E-:95?'—6l5. pared witll clopido-grel in.pat:'u:nls undergoing perculaneous
The-Tllvll Research Group. lmmeeliate vs delayed catheterization
coronary intervention forSI‘-elevation myocardial infarction
and angioplasty following 1:h.rombolyl:i.c therapy for acute fiI1't)N-T11--H35): double-bliItd.random.ised controlled trial.
myocardial i.r'lfarction:TlMIl]Aresults. _IA-5"-'1.-1. 195512602349-
Lancer. .'!fllIl9;3-T31?-'23-31. =
53. Walllnttizn L, Becker‘ RC, Budaj A. et aL Tlcagrelor versus dopi-
f-Iochman I5, Sleeper LA, l-"til-lite HI}, ct al, for theSHDCK [nvt-.-sf
ifogrel in patients with acute coronary syndromes. N Engll
tlgatots: Should We Emergently Revasciilariale Dccluded
ill-'lE€l. 2ClO9;3l5l‘.:1ll-l»5n5?.
Coronarics for Cardiogenic Shock: one-year survival fol- Mal-laffey KW. ‘l-'lI‘ojclyla UM’, Carroll I-l-L ct al. Tlcagrelor corn-
lowir'lg early revascul.aI'iza1ion for cardiogenic shock. IANIA.
pared with clopidogrel by geographic region in the I-‘latrdet
5‘-UEl1;235:‘I.9D—l
Inhibition and Patient Cl-utcomes tT’LATCl_‘,| trial. 'lCi.rcula.tion.
Uaavilclfi 5'11-‘q:-erL-lla Coclse TP,etal, for tl'leSl-IEBITK Investigators. 2llI1;124:54»lt- -5-1.
Early revascularization is associated with improved
El'er'l.t:r' 5], Bart‘ LA, Burt:l'le.nB.lIE.. etalzfor the Rm-Prct and I‘ri.n\a.ry
survival in elderly patients with acute myocardial infarction
PTCA Organization and Randomized Trial [RA.l*P(‘iI-'t'l'}
cornplicatccl by cardiogenic shock: areportfiom the SHOCK
Inves-lzigtcrrs. Rltndomiznod, placeiao-controlled trial ofplatldel
Trial Flt-1-gj,st:t'_'|.". Eur Harri I. 2UU3;ZII:3ZB-3?.
glycoprotein lib,-“Illa Hoclaade with angioplasty for
lvlontalascotfi. Barragan l",‘l-"l'it-tenberg CL at tll,fot the ADMl.RAL acute myocardial infarction Circlrlation. 1'ilSltl;'ili.I?34-41.
14'i'4 FENYAKTF JANTIJNG ICGRDH ER

Stone filo’, Grines CL, Cox DA. et al. Comparison ofartgioplasty Mclviunay I}. Ostergren L Ssvedherg K. et al. for the Cl-Ififilvi
withsteniing, witliorv.-ifltout abciicintahinacute myocardial Investigators and Committees. Effects of eandesartan
infarction. N Eng1Il'~Jed.. 2llUl.'3-Ii6£'.5'I"— 66. i-n patients with chronic heart failure and reduced left-
lvlontslescot G, Barragan P, Wittenberg D. et al. Platelet glyco- ventrieular systolic tI.n1t"tio11 taking a1'|g'ioter|sin-oonverting-
protein [l'l:|,.-‘Illa with coronary stbenting for acute enzyme inhibitors: the CHARM-Added trial. Lancet.
myocardial infarction. N Engl I Med. 1D01;344=:1B95~9lIt3. Z|Il'3;3I5lTfi?'-?“l.
ten Berg _TIi-1. van “t Ho! AW]. Dill T. et al. Efliect of early. pre- ‘Iusuf S, Pfeffer lvil-it, S1-vredherg K. et al, for Hie Cl-I.-"Lilli-‘I
hospital iriiliatzionofhighbolus dose lirofihanin patients with Investigators and Committees. Effects of candesartan in
Fl-T-segment elevation myocardial infarction on sh.ort- and ].‘Jal‘ie'nl'5 with chronic heart failure and preserved left-
long-terrncliriicol outcome. I Am Coll Cardiol. 2Cl'1I|l';55:21l-16 venlrictilar ejection he-ttion: the ('HARh-'l'Presetved trial.
-55. Irrt:-Let. 2IIllI3.'35Z:?I"'.?-$1.
"-lalgirnigli hi, Campo G. Percoco G, et al. Comparison of are Seventh Ieportofthelointlwiatimtal Cornirnitteeonthe Prevention.
gioplasty with infusion of tirofil;-an or abcixintah and with Detection, Evaluation, and Treattrient ofl-ligh Blood Pressure
implantation ofsirolimus-elufingoruncoated stents for acute {INC 7-"); resetting the hypertension sails. Hypertensiort.
myocardial t.he MULTIEEATEGY randomized 2‘|I13;'!ll:1l?B -9.
1-riaI.IAl*-'IA. ZUi1E;2‘i9:l?li8 —
9'9.
Akerblom A, ]a.rr|.es SK, Koutouzis li-'1, et al. EP'l2l.'E.l5iI|id.E is non-
inferior to ahcixitnsh in primary perrotaneous coronary
inteiveniiori: results
from the SCAAE [Swedish Coronaiy Arigiography and Angio-
plasty Regishjr}. 1 am Coll ('.a.1rdin]_ 2o1o;se4ro -5.
l_t'."t-'il'l£ GN, Kern 1'-‘II, Berger PB, et al. for the American Heart
.-iissoeiation Diagnostic and Irtterventionel (Zetheterization
Committee and Council on Clinical Car-dioiogy.
Managenmertt of patients undergoing percutaneous coronary
revascularization. Ann Intent Med. 2IEH3G;13El:lZ3-36.
Third Report oi the National Cholesterol Education Program
|[I-ICEF{1 Expert Panel onlletection, Evaluation.and'I'reatment
of High Blood Clio-1e%ol in A.dults|[Jl|.dultTreat::1entP‘anel
Ill} final report. Cirt.ultIti-mt. ZU'D2;li}E-13143-42'l.
Pitt ‘B. Zannad F. Relnme 'i-'Ii].et alfortheliendomized Aldattone
Evaluation Study Investigators. The effect of spiron-olactone
on morbidity and mortality in patients with severe heart
failure. I‘-i Engi ,l' ivieri. 199‘i;3-il:?fl'9—1'I’.
Pfeiferlvlél, 1'-'l£?-'[ut'ri1§,-']], Velazquez EI. etal.f-or the ‘iielsartan in
Arute Myocardial Infarction Tiial Investigators. K-'alsartan.
captopril, or both in myocardial infarction complicated by
heart fail|.i.re, left veittriruler dysfzmelzion, or both. N Ertgl I
ilrlen‘. 2Di13;3*1'9:1393-1906.
Yosuf 5. Zhao F, l\-1ehta5R. et al. for the Clopidogrel in Unstable
Angina to Prevent Reeurrent Events Trial Investigators.
I-lfi'e=:ts of clopidogrel in addition to aspirin in patients with
acute coronary syndromes '-vith.o1.1tST~segrnent elevation. N
E1-rgl Jana. auois-is=4a1-sol
Erouwer MA, van den Bergh P]. Aengevaeren 'l-‘I-TR. et al. Aspirin
plus eouroarin versus aspirin alone in the prevention
of reocclusion after fibrinolysis for acute myocardial
irtfarctionz results of the P-ntitltromhotiniirttlie Preveriiionof
Reocclusion in Coronary Tttrombolysis |[APRlCO'I'j|—2 Trial.
Circulation. anataesss-es.
‘t’usu.fS, Sleight P. FD.g|1E'LEIflLf1JIll'l£I'l£flI‘IO'l1l‘CO1IlB5 Preverltion
Evaluation Study Irnresfigetors. Efiecfi of an a.ngiotensin-
ooovertingenzyme in1'|.ihitor, ra.1:r|.ipril, on cardiovascular
eventsin high-risk patienl.s N Eng! ; Med. 2uoo;a-42145-53..
Foitlfih-‘L for the EURopeantr-iolfirireductionofcardiacevents wi.t.h.
Perindopril in stable coronary .-to-bety disease Investigators.
Effieaqr of perindopril in reduction of cardiovascular
events among patients with stnhle coronary artery disease:
randomised, double-blind, plezebocetlhrolledl mullzifltittre
trial {the EUROPA study]-. Larrrret. 2i.lil3.‘-362: ?B1—3.
Granger CB, lvicli-![u.rray 1], ‘Iusut 5, et al, for the CHARM
Investigators and Corninittees. Effects of cendesartart
in patients with tCl"lI'CIJ.'IiC heart failure and tetluted lief"!-
ventticular systolic function intolerant to a.rtgi.otensin-
converting-enryirie ir:l'u'hitoes:the CEL-i.Rh-I-Alternative trial.
fmicet. ’lCl03;3ti2:'??'1—6.
192
ANTITROMBOTIK, ANTIKOAGULAN DAN
TROMBOLITIK PADA PENYAKIT IANTUNG KORONER
Iwang Gumiwang, Ika Prasetya W, Dasnan Ismail

PENDAHULUAN Itroponinj, menyehebkan kondisi yang disebut STEIevotion


Myocardial infarction {STEMI}. lfondisi oklusi yang lebih
Penyakit Jentung Koroner {Pitt} terjadi akibat dari proses ringan tidal: menyehehkan lcematlan sel namun cukup
aterosklerotiic pada pembuluh darah lcoroner. Tlmbulnya untul: mengakibatlcan kondisi lskemia sehingge akan ada
lesi di lapisen pernbuluh darah {tunika intirna dan media} penampakan ST depresi dan T inversi pada EKG
altar: rnenjadi pencetus gangguan aliran darah dan lvlelcenisme forrnasi trombus sendiri dihagi menjedl
mencetuskan terjadlnya trombosis. lvlelalul berbecial studi tehap-an~tahapan: (1) Paparan felctorjaringan, [2] Alttivasi
terciahulu. telah diketahul bahwa trombosis merupalcan falctor lcoagulasi. I3] Adesi, aktlvasi dan agregasi platelet.
penyehab uta ma dari komplilcasl aterosklerosis, lchususr-ya £4} Formasi tromhus.
pada angina tidal: stahii dan infarl: mlokardiu m. Trom bosls
kebanyaken terjadi lcarena adanya ruptur pada selubung
fibrosa dari plelt ateroslclerosls. bisa juga pada sehagian Al|.I:"""'*-P ' 3“-
kecil dllcarenalcan adanya erosi superfisial intlma tanpa Treuslukesl ' Falfimmkggq
adanya ruptur. Dengan hllengnya sel endotelial, make '“"#’f_§|:
., _,,z,.,.
_ . mini
_ Hgmgfi _|Trvfiibl-H
1‘
matrllcs subendoteiial yang bersifat trombogenilc alcan
terpapar dan memacu proses trombosis.
=“ '1." _ .
.<=
_ =1‘-1‘ f'.. _
,
._-'-‘Tr - _. t
-it -~o --E -
‘i
" . ' .r\'| -
I-|:.‘l\-=r. .=_~
li'II'I'I7 - 3- - _ -v—- n- - _ 1; _ - 'I|.“
. "1 |"'1.. -i-s:."\'--'-- .|- :-1-=-,--..1=~:-_--.----Is. -n>= tfurwi Fibrino-gen Fibronelttin Kolmon Grertul at Grenutii
_
=:i-.'_-',-.7-r=:1,,'
1_ _-|_-J '-"
"'1
F L-7 :_;
s_. '_t'.1
='.;.i@gr;"g;*_=»t"=-_;
I-._._.I ;
*i.i;.=;f:g.l;s‘;i
" x‘
l:’;.";_.g-
. .' "T

__=5.__.'_==|,|,_.;';_g1_l " -5_=..: .-:',_ ' '= -if -


- - ..
Gambar Z. Formesi trornbus [Jackson SF: 2011)
. . . - _ . ,_;___ .. _ -:4-____ _ =_ . _ .. 1
Vt l| _ 1|
-"1-_, _ .. . ._ " I ' - Keseim hangann hemostasis merupakan lceseimhangan
- -J== ' --~==-2.. _ .-*
_-"I-1-_ "' |..._... s.
. . I __', __
r Antera faktor pro-agregasi dan anti—agregasi. Dalam
penatalaksaanaan PJK, terdapat 3 golongan obat yang
diakui, dengan care literja masing~masing yang I:-erbeda
-so
-hi yaitu {1} inhibitor platelet fantiplatelet, l2]|antilcoagulan.
_ J "—"', ‘.‘_-r-_._.—§’ 1.c}_.l|' --1+:;____-j.-,‘*-. "gr! dan {'3}fibrinollTilr;. Ketiga obat lni beralcsi pada Fo kasi yang
Gem-bar 1. Aterosklerosis {Libby E ZEIIEI1} herhecla, sehlngga kornhinasi dari obat-obat tersehut
dapat memherikan manfaat dalam penatalaksanaan F‘.ll(

Olclusi total dari arteri lcoroner [1-SI[l'i'E»} tanpa perfus]


arteri lcolateral altan menyehabl-:an intark dari miolcardium ANTIPLATELET
yang ireverslhel dan menyebehkan meninglcatnya
segmen ST pada EKG dan lteluarnya enzim sel jantung Platelet merupakan falctor pentlng dalam terjadlnya

- .__-- l4T5 -—
14'i"E PENYAKIT JANTUNG KDRDNER

trc|n'|l::i1_|s. Dalarn prasesnya, ada tiga rnekanisrne yang Giil=:|:iprutein[Gp} llla_.-"Illa clan. rnenstalailican agregasi
lzierlcaitan dengan agregasi platelet, (1) alctiyas trgmhusit. platelet. Penggunaan antagianis P2"r'12 aican rnengharnlaat,
{2} pradulcsi clan sekresi ADP clan seratanin, dan {3} laahlcan menclisagregasiltan agregasi platelet Terdapat
terbentuknya trcimizieilcsan A2. Galcingan anti platelet ernpatjenis obat dalam gciliangan ini yang telah diterirna
clitujukan untul: mempengaruhi melcanisme-mekanisme untul: pengcilaatan Pill: tiklapinid. lciapidcigrel, prasugrel,
terse-but untuic mencegah agregasi. Tertiapat 3 lcelas clan ticagrelar.
antiplatelet yang dapat digunakart pada pasien PJK Ticltaipidine rnerupalcan obat generasi |:|-ertarrta dalam
gciicingan ini. Ticlapitline digunakan dalam kombinasi
-! H-' _- _' I -- _-_-j _-.__--_.:I.._-.:1 -_l,':‘;?:--I'_;\I .;._1-,-:_;:--_ _-_E|_|-1-' bersama aspirin. Karena efek sampingnya -[neutri:ipenia,
’t.i".IE;-at-:..n
a|......;<t- !__;_;lSt"4-lain‘:-ta _" i.<_-="._ L‘-'._.“:I§'.l:}‘1j!_!:'i‘
" '---'-'_x_E§E_5 T‘ .§ Prmzl-lflrlit ‘ace-_. _ .2.‘ gangguan hati dan rhrombocyric thrnmbocyrapenii:
_. \___i:if_Iil_i':lL:| _=*_-"j,-3.;-== _; T_ re-ay .'= '" purpum}, penggunaanya pada kasus PJK telah cligeser
' ' -" . eaa;ae4as§Fli@'f3__-
hm: -
' ' ' E' '- -Eiibllia
" ' 5‘ oleh klnpidagrel.
' , new azgig _ Seknasi giantil Klupidugrei rnerupaan generasi ketlua gflltangan
I _,-,,|_-.,||,.E
P2‘-F12 Thieneipyridine. Pada kasus PJK, Kliapidogrel telah
-- =-$5
<-_ : ya ..
terbukti mernberilcan manfaat yang lebih beaar dengan
iliflntlaa 33- 9 gr I T
n-5-M5-H l' |' r1ult$:|:-.1!-tn PU‘ 'GaneraSi efek samping yang lebih ringan dibandingkan dengan
-. - '\_-n
_ _ ' iF_H *"_**"r'i'.i-|,—-i|- TX-"l-2 Ticlnpicline. Secara farma kokinetik, klopidcig rel meru pakan
Aliirva-5| u,5'J-, ,..|| ' -- '1-"-'* '
pradrug yang harus dinksidasi terlelaih dulu cii hati clan
““‘tic .-‘nu, intestinal melalui sitcilizrrn C"r"P3A4 dan 2C'l9.
iram -' ; at Meskipun demikian penggunaan ltlnpidagrel sebagai
antiplatelet tidaklah ideal. mengingat onsetnya yang
lebih lamhat {2 jam pada pemberian Efifimg dan E»-15
jam pada pemberian 3135 mg}. Selain intu. ikatannya
. - 1+-i=.- '1 '-:~=_-‘f=.- -'-!"_ -1*:~:i:-,-"=-a1-
__Et- *-5:;-,=l>:_:_ pada reseptar P2‘i"l2 yang hersifat ireyersibel membuat
aw‘ ‘L .s=-5'.._¢»-_| -_.. .-___
__ ____1 " - _:.'F{:\-h-_-|-6-. F|'r|\.;r,-
-a—=1i-"1=~ pasien penggunanya harus rnenunggu 5-? hari setelah
‘ ’*"""*¢‘--'- H“ "'7“-“"- am:-sinri
menghentikan chat untul: rnelalcukan operasi seperti
Gambar 3. Alctiyasi Platelet dan aksi antiplatelet {Jackson SF: CABS untul: mengl-iinclari l-:i::-mplikasi perdarahan. Dc-sis
2011} klnpiclugrel yang ciisarankan pada pasien PJK adalah EDD
mg pada pemberian pertama diilcuti dengan dosis 15Eln-ig
per hari selama T hari.
In hibitnr Sildooltsigenase-1{CDJ{1] Pada pasien yang menclapatkan ktambinasi aspirin dan
Silcloolcsigenasa-1 merupakam enzim yang terlihat ltlopid ogre] terkadang diternulcan kejadian tram boernbuli.
dalam sintesis asam arakidunat. Peghambatan CDX1 Hal ini terjadi karena adanya hipersansif dari klopidngrel
akan menghambat sintesis trombul-csan A2 |[‘FX.¢t2] yang dirnana meltanismenya diperkiralcan melaluijalur signal;
panting dalam alttiyasi platelet secara ireyersibel selama alterriatif untul: alrtiyasi platelet, lc-andisi stress tinggi.
mesa hidup platelet yaitu B-10 hari. Aspirin rnerupakan polimarfisme gen dan interaksi obat.
jenis cilaat guiongan inhibit-Dr CU}!-1 yang mernegang Sebagai tambahari dari Tiklapidin dan ltlopidngrel,
peranan panting dalam penangan PJK. Aspirin dosis I:-elakangan telah clialcui dua jenis antagonis P2‘r"l2 lain
awal 150-200mg diikuti dengan ?5mg-1DDmg per yaitu Prasugrel dan Ticagrelar. Keduanya telah dianggap
hari clireltnrnendasikan pada semua pasien PJK ltecuali mernililci efilcasi yang lebih balk dibandingkan dengan
dilttintraindikasikan. Klopidogrel, rneslcipun dengan efelc samping perdarahan
Penghambatan COX juga akan rnengakibatlcan yang lebih tinggi. Eel:-erapa jenis obat antagnnis reseptor
pe ngha mbatan prgdulcsi Prcistasiklin {PG2} yang b-erfungsi P2‘i’1 2 yang lain banyak yang dikeminangkan, antara lain
selaagai pelindung Iamhung, sehingga pemberian aspirin Cangrelar dan Elinagrel yang dapat cliaclmiistrasikan
dapat rnengalcibatkan ulltus gaster. Efek samping ini secara parenteral
bergantung pada dasis. Prasugrel merupakan generasi ice-3 Thyenapyrirline
yang bersifat pro-drug. Hldnlisis clan 0|-tsitlasi Prasugrel
Antag-anis reseptor P2Y12 Adencisin Difiasfat menjadi meta lauiit altif lebih cepat bila dilaandingkan dengan
{FIDPI klepidngrel. mernbuat Prasugrel rnemberikan unset yang
Pada saat terjadi alttiyasi platelet, adeni:-sine clifrasfat lebih cepat dibandingkan dengan Kicipidugrel. Penal:-erian
{ADP} alcan dilepaskan dari platelet clan alcan berilcatan Prasugrei dimuiai pada dosis EU rng clilanjutkan dengan
dengan dua resepttar, PZY1 unlruk mengintiulcsi peruiaahan 1D mg per hari. Cllbat lcedua, Ticaigrelar rnerupakan cilaat
laentuk platelet dan P2‘i"l2 untuk rnernacu aktiyasi dari kelas terbaru yaitu Cyclapentylirriazalapyrimnicline.
ANTITRDMBOUTIK DAN TROMBOIJTIK PHDA FJK
_ 14??
Elbat ini bekerja dengan mengilcat reseptor F‘.31‘i’12 secara jam. Pemberian UFH tidal: baleh melebihi 40 jam lcarena
langsung dan reversible. Walctu paruhnya rendah {E--‘I2 berisilta menyelaalaltan trpmbpsitnpenia. Dihandinglcan
jam} eehingga mernbutuhltan dua dosis per hari. Dosis LMWH, UFH memililci keunggulan dalam pernlaerhentian
awal ‘ficagrelpr adalah 180mg dilcuti dengan 90 mg dua efek antilcpagulan yang bisa dilalcultan dengan cepat, serta
kali sehari. bersihannya yang tidal-c melalui ginjai sehingga lebih arnan
bagi penderita gangguan ginjal.
Inhibitor Gliltoprntein llhfllla low Molecular Weight Heparin [LMWH] memililti
Obat gciliangan ini bekerja dengan meng hambal: reseptor berat moiekul sepertiga UFH. l.MWl—l rnemiiiki hi-ayailaiailitas
atllbB3 yang berfurigsi sebagai perleltatan integrin platelet, yang lebih tinggi dan waktu paruh plasma yang lebih
dan mencegah alctiyasi clan hubungan silang tahap akhir panjang bila dibandinbgkan dengan UFH. LMWH hekerja
platelet nleh fibrin dan faktar ydnwiilenlzirand. dengan cara yang hampir serupa dengan UFH yaitu
Tiga jenis dtiat yang sering digunaltan dalam lcasus dengan la-erinteralcsi dengan antitrcimbin Ill yang kemudian
F'.ll( adalah Abciatirnab, Tirofiban dan Etifibatide. Peran akan menghambat laktor Ia, serta efelc langsung pada
inhibitor Glikdprntein llbfllla dalam penatalaksanaan PJK tr-ambin, namun tidal: seltuat heparin. Pemberian LMWH
masih minimal lchususnya pada kondisi masih terjadinya secara subkutan membuatnya lebih pralttis dibanciingkan
trnmbaemboli dalam meskipun setelah menggunalitan dengan UFH, LMWH juga lebih murah clan mengurangi
dual antiplatelet aspirin dan antagpnis res-eptnrP2‘i"l 2 risikp terjadinya inleksi intrayena.
Ennataparin merupalcan LMWH yang paling sering
digunakan. Pada infarit miplcard. enpxaparin terbultti
ANTIKUAGULAN lebih bail: daripada UFH dalam menurunkan martalitas
atau infark beruiang rneskipun dengan risilca perdarahan
Oral yang meningkat. Ddsis yang diberikan adalah ‘lmg,.-"l<gBB
Warfarin merupakan antilcpaguian dral yang paling sering sublcutan setiap 12jam , dilcnmbinasilcan dengan aspirin,
digunalcan, mesltipun efelt samping berupa pendarahan klnpidpgrel, dan terlcadang inhibitor Gpllbrllla. Dnsis
sering ditemuitan. Dalarn penggunaannyam warfarin diturunkan pada pasien dengan GFR <3i]'rnl.-"11'ler'iit menjadi
interisitas tinggi {target INR 3-4] maupun sedang {target satu kali sehari.
INR 2-3} masih menunjulckan efikasi yang lebih balk inhibitor selektif faktpr lla, Fandaparinux juga
dari aspirin dalam rnencegah terjadinya trombaemboli. memililci strul-ztur mirip dengan heparin. Fnndaparinux
Warfarin bekerja dengan menginaktivasi vitamin it di berilcatan secara kuat dan reyersibel dengan antitrdmbin.
dalam mikrasnm sel hati dan menyebablsan penelcanan menglcatalisasiltan efeic inhilziisinya terhadap faktnr
prpduitsi falctar-falttpr knagulasi yang prpses prndulcsinya Zita sampai 300 lcali. Fondaparinux sublcutan memiliki
bergantung pada vitamin it {faktor II, WI, lit. dan >0}. bioayailabilitas yang tinggi dan walttu paruh yang
Antikoagulan aral lain bekerja dengan menghambat panjang sehingga dapat dberiltan selcali sehari. Basis yang
trombin secara langsung [Dabigatran} dari menghambat digunaitan adalah 2,5mg subi-:utan per hari.
falrtor I-ta {Riyaraxaban dan Apixa bani. Obat-obat ini telah Antilcaagulan parenteral lain, yaitu Bivalirudin,
dial-:ui peranannya dalam penanganan artrial fribrilasi merupalcan analog sintetis dari Hirudin, senyawa
untul: rnencegah stroke, namun belurn direkomendasikan yang terdapat pada lintah_ Biyaliru-din belcerja dengan
dalam penangannan Pill menghambat tr-ambin secara langsung clan mencegah
perubahan filarindgen menjadi fibrin. Sampai saat ini
Parenteral Biualirudin meru pa kan satu-satunya antiltaagulan IV ya ng
Sejak ditemukan pada tahun 1916, Heparin telah mampu mernurunkan isltemia setingl-:at dengan heparin.
rnenjadi cilaat yang penting dalam penanganan lcasus namun seltaligus menurunltan risikn perdarahan terkait
trombosis Heparin tidal: terfra lcsi {U FH} rnemiliki strulttur dengan prdsedur percirrnneous camnary intervention [PEI].
muknpnlisakarida dan dapat mernpenganihi mekanlsme Biyalimdin dilaeriltan dengan dosis 0,T5mg,r’lcgBB sebelum
lciaagulasi dan pembuiuh darah melalui pruses yang PCE dan dilanjutkan 1,?5mg,.[jam selama PCI.
ltei|'nplelt5. Efek utarna UFH adalah dengan mengikat
antitrarnbin lll dan tramlain untul: rnenghamhat agregasi
platelet serta menghambat fal-rtor Xa beserta falctn lain FIBRIHDLITIK
padajalur koaguiasi intrinsik.
Penggunaan UFH dilcontrdl dengan acuan nilai Meslcipun PCl merupa kan terapi pilihan pada STEII.-‘ll, Tera pi
aF"|T 1,5-2 kali nilai nannal. Pada pasien PJK digunaltan fiiarindlitilc masih merupalcan terapi reperfusi yang sering
heparin dengan dosis l5i]—?i}ll..L-"itgE-B sampai 5000 ILJ dan digunaltan mengingat masih banyak fasiiitas lcesehatan
dilanjutkan dengan I.'.l05i5 ‘l2-'l5|L|_.i"irgBB sampai 1000lU,i" yang jauh dari PCI.
14".i'$ 'PEN‘|".IiK1T JANTLING KORDNER

Terapi fibrinolitik srecara umum memiiiki tujuan untulc rumah sakit dan dilarrjutltan untulc setemsnya
rnengaktifkan plasmin yang berperan dalam mendegradasi - lilo pid ng rel atau Prasug rel atau Ticagrelor dalam
fibrin. Beherapa obat yang digunaltan Antara lain tissue dosis awal dan dosis lanjutan harus diberilcan
plasminogen activator {tPA} atau Altepiase. Tenecteplase - Pasien yang direncanaltan tindakan inyasif harus
[TNK]. Reteplase {rPA]| dan Streptokinase mendapatlran dual antiplatelet yang terdiri dari
Alteplase r{tPA]i merpal-:an enzim yang secara normal aspirin dan
terdapat pada tubuh yang berikatan dengan fibrin dan - Kiopidogrel atau Ticagrelor atau Eptifrbatide
ber-Fungsi untul: mengubah plasminogen menjadi plasrnin atau Tirofihan sebelurn PEI
yang alriif. llratan ini lebih kuat bila dibandinglsan dengan - ltlopidogrel atau Prasugrel atau Ticagrelor
Streptolrinase dan Urokinaea. sehingga sifat fitrrinoiitik atau inhibitor Gpllbfllla setelah PCi
tPA iaersifat selelctif. Dosis tPA yang disaranltan adalah - Pagien yang direnraanaltan tindakan ltpnseryatif
100mg secara W‘ dalam 3jam terbagi menjadi 50mg pada harus mendapatlcan aspirin dan terapi anti-
jarn pertama, 20mg pada jam lcedua dan 20mg pada jam koagulan ditembah dengan lriopidogrehatau
ketiga. Pada pasien dengan berat badan <6-5kg dapat ticagrelor
tliberiltan dosis '|,25rng,r'lcgEEi. - Antikoagulan: Lil’-H cliberiitan selama 4-B_jam atau
Tenecteplase [TN K] meru palsan turunan tPA dengan 3 enoxa parine atau fonda parinux diberilcan selama
loltasi perubahan asma amino, mernlauat TNK mengalami durasi di rumah sakit sampai B hari, ltemudian
bersihan plasma lebih sedikit, waktu paruh yang lebih dihentilcan
panjang, dan spesifisitas fibrin yang lebih tinggi. TNK - Sernua obat P2‘r"|2 diberiltan dalam dosis awai
diberiican secara IV bolus dengan dosis 0,5mg.ilrgBB. dan diianjutkan oleh dosis lanjutan selarna 12
Fteteplase {rPA}juga meru pa kan turu nan dari tPA dengan buian
walrtu bersihan plasma yang lebih panjang dan diberikan - Pasien yang direncanaltan untult tindal-can CABS
dengan regimen dobel bolus [T0 IU dan 30 EU iii selama - Aspirin dilanjutkan
10 menit dan 30 menit}. - Antagonis P2‘r'12 harus dihentilcan sebelurn
Ketiga obat di ates membutuhltan Heparin yang CABG {5 hari untul: ltiopidogrel dan tirzagreior,
diberilcan segera setelah seiesai terapi fibrinolitilc. Dosis 'r' hari untul: prasugrei}
yang dianjurlran adalah bolus 4000 IU, sebagai dosis - Gpllbfllia dihentikan -'-ljarn sehelurn CABG
standar dengan dosis penyesuaian lebih rendah pada usia - Antikoagulanz UFH diianjutlcan, Enoxaparin
Ianjut, Pemberian heparin intrayeria dilanjutkan hingga 43 dihentikan ‘I2-Zsljarn Sela-Elun"i C-\'3l.BG, Fonda-
jarn dengan target aPTT 50-T5 detii-:. parinux dihentikan 24 jam sebelum CABG,
Streptolrinase rnerupaltan obat trombolitilc yang Biyaiirudin dihentiltan 3 jarn sehelum CABG
pertama namun masih sering dipakai. Streptokinase ST Elevation Myocardial Infarction [STEMII
bekerja dengan berilrzaptan pada plasminogen dan Renoana Percutaneous Coronary Intervention {PEI}
menjadi enzim yang mangalctiflcannya menjadi plasmin. - Aspirin harus diberilcan dalam dosis awal segera
Streptokinase juga akan meninglcatltan jumlah protein sebalum PEI dan dosis lanjutan untuk seterus-
C yang dapat membantu dalam degradasi fibrin. Ubat nya
generasi setelahnya merniliki efikasi yang lebih tinggi. - Inhibitor reseptor P2‘i'"|2 tklopidogrel atau prasu--
namun dari sudut biaya streptolcinase lebih terianglcau grel atau ticagrelori harus diberilcan dalam dosis
masyarakat. Dosis yang digunakan adalah 1,5 juta IU awal sebeium Pill atau setelah PCi dan dosis
streptokinase dalam 1U0mL cairan saiin selama 30-50 lanjutan selama i tahun
menit. - Antagonis reseptor Gp libfllla dapat diberilcan
bersama UFH atau Biyaiirudin pada pasien
tereterrrtu
REKDMENDASI APLIKRSI KLINIS - Terapi antikoagulan:
I UFH dapat diberiltan sendiri {T0-'llJ0lU,r’i-tgBE.
Penyakit jantu ng ltoroner stabil bolus} atau hersama antagonis reseptor
- Aspirin T5-162mg per hari direkomendasikoan Gpllb.-“Illa [50-‘r'0mg.r'l<gl3B bolus, atau
- Klopidogrel dapat digunakan sebagai pengganti - Bivalirudin 0,‘.-'5 mg,rkgl3l3 IV bolus diikuti
atau dual terapi dengan aspirin dengan dosis ?S 1,?5mgfkgl3ELl_iam
mg per hari - Fondaparinux tidak direlcomendasiican
Angina tirrlak stabilf Non ST Elevation Mymcnrdiul Ftencana Fibrinolitilt
infarction |'N5TEl'IrI'll] - Fihrinoiitik [Teneci:epIase atau reteplase atau
- Aspirin harus diberilcan segera setelah sarnpai di alteplase atau 5'l;rEPl;0ltinase} diberilcan pada
JNTITRDMBOLITIK DAN THUMB-D|.|T!'K PHDA PJK
f 14:?
pasien STEMI <12 jam seteiah muncui gejala
Cor0w1arj;5}-'I1d.tomes. Circulation. 2D|11;Il3'e'[:3ti53?2-
dan PEI tidal: dapat dilakukan dalam 12-[1 menit E'J'f_ia:|.'a PT. Kus1'tnerFG.. Astheim DD. Casey DE, Chung itfli, tie
pa sien clitan gani Lemos IA, et al.. 2313
- Aspirin harus dioerilcan ciaiam dosis awar segera ACCFIMIA Guideline for the M-R.l'l.agEn'u_'nl of ST Elevation
M3-“o-cordial ll1.farrtion. A Report of the American Foilege
clan dosis lanjutan untuk seterusnya
of Cardiology Fotmdaoonf American Hearts Associafion
— Klopidogrel harus diberikar: dalam dosis awe] Task Force on I’rac"tica.I Guidelines. Circulation. P.U13;12?:
{pasien usia <T5tahun} atau tanpa dosis awal 1:362-e'=L25
{pasien usia H5 tahun} dan dosis lanjutan Opie LII. Grersh B]. Drugs fior the Heat, 3”‘ ed. 2013. I-‘hitadeipia:
El5e1."i:':r Satutders
seiama T tahun Smith 5-W, \"\-"i!Lihva.tl1Tr"'|'. Acute 'c1Z?1'II!Il'l3.1':|-'S‘].“1'lLi.‘l'.‘Cl-Il‘!|ES. Emerg Mod
- Terapi antikoagulfan Clilt N Am. ZIIFE-; 24: 5389-
- UFH diberikan dengan dosis ciisesuaikan
untuk mencapai aPT|' 1,5-2,0 kali nilai normal
selama 43 jam atau sampai revaskularisasi,
atau -
- Enoxaparin diberikan dalam dosis bolus 30
mg IV diikuti1mgJ'kgBB SC dalam 15 menit
setiap 12jam [pasien usia <?5 tahun} atau
tanpa dosis bofus 'D,?5mgjkgEB SC setiap 12
jam {pasien usia 2?5 tahun} sampai 3 hari
atau sampai revaskuiarisasi. Dosis lmgflcbflfi
SC per 2%-jam bila GFR<3UmI, atau
- Fondaparinux diberikam dalam dosis awai
2.5mg IV lalu 2.5mg SC setiap hari sampai 3
hari arau revasltuiarisasi. Dikontraindikasikan
pada GFR <3lJmL,i'menit

REFERENSI

Cap-odarurto I1, Fcrreiro IL. Angiolitlo D}. Antiplatelet 'l'herap3.~.


Pharmacological Agents and Cltanging Paradigrns. J
Thromb Haemost. 2013; 11: e316-e329
Des P. Clliphant £3, Beach E. Thapa FL Emerging Antiplatelet
Agettts, I1tEforentlalPharmacoIog}|'a|1d Clinical utility. jour-
nal of Blood 2010; 1: e?9-e91
Espinosa EVI’, it-'IuradIP. Khasawneh FT. As Pharmacological
and Clinical Applications. TIu'ornJ:-nsis. 2012
Finn SD, Garclin IM. Abrams I, Ben.-a K, Biat1.kenship ,TC‘. Dallas
5D,eta.I..2G12 Accsyiummceyscarsyrmmgsouysts
Guideline torthe Diagnosis and Management ofPatients Witl-i
Stable Ischemic Heart DES-oa5eI.FtRe'po1‘t ofthe American Col-
1egeocEC‘ardio1o5g.- Foundation,-fiqmerican Heattitssociafion
Task Foroe on Practice Guidelines, anti t1'|eAnte1'iira.ttC'oIle-ge
of Physiciai-is, American Association tar Thoracic Surgery.
Preventive Cardiovascular Nurses Association, Society for
C‘ardio1'asn.tla.r Angiography and Imerventions. and Society
ofThoracic Surgeons. Eirculat-ion. 2012; I26: e364-e4?J.
Gm}; e, M1.tiJo}' B. Earroweliite TW. Heparin and Low Molecular
Weight Heparin. Thromb H;tE|1'|.0=s’(. 20113; 99: e30‘?-e813
Iacicson BF. Arterial Thrombosis - I.nsid.iou.s, lmpredietabie and
Deadly. Nature. 1011; 1?: e I423-e36
jneid H, Ar||:le1*sor|_TL, 1-‘Ii-'rig1'ttR5, Adflzrlo CD. Bridgfi CR, -Casey
IJE. et al.. 24112 ACC.F',-"'AHA Focused Update of the Guide-
Iine for the}.-Iana_gementocEPatier|ls With Unstable Angina}
Non -5'1"-Elevatienmyocardial In.fa.tct-ion {‘LTpdao1rtgtl1e2UDZ-’
Guideliree aItt'IRep1fl-ciztgthelfill Focused LTpciate}:A Report
o-ft1'LeAmerii.'ar| CollegeofCatdlo1og'_vFo1mdaEon¢'1*\JIlericar1
Heart Association Task FotceonPraci:ice Gttideiirres. Circula-
tion. 2012; 12.5: oB?5-eEl'1fl
Libby P. Current Concepts of the Pathogenesis of the Acute
193
INTERVENSI KORONER PERKUTAN
T Santoso

ANGIDPLASTI HDRONER PERKUTAN Akan tetapi pasca PTCA, real-csi penyembui-ran ini dapat
terjadi dalam bentuk remodelling, elostlc recoil clanratau
Angioplasti lcoroner diperkenalkan oleh Andreas Gruentzig hiperplasia neointima. Negative remodelling. elastic recoil
sebagai tindakan revaskularisasi koroner non-beclah dan hiperpiasia neoinitma ini akan menyebalolcan terjadinya
pada tahun 19??. findakan angioplasti koroner ini lazim restenosis. Karena itu dikembangkan penggunaan sterrt.
dinamalcan percutoneous oonsluminolcomnorjr angioplasty Scent dapat dipakai untuk mengatasi komplikasi akut
|[F*TCA}. Pada waktu itu teknik yang dipakai hanyalah seperti hasil dilatasi yang suboptimal, diseksi oklusif dan
menggunakan balon yang climasukkan ke pembuluh infarkjantung akut yang dapat terjadi sebagai akibat dari
koroner yang stenotik, setelah itu balon dilcembangkan ini. Sterrt dapat pula rneng harnbat negative remodeling dan
clan dengan clemiirian stenosis rnenghilang atau amat elastic recoil. sehingga pen-ggunaan stent al-can mengurangi
berkurang. ialu loalon dikernpiskarr dan tiilceluarkan. restenosis.
Teknik ini dapat amat efelctit tetapi kadang—kadang dapat Slant pertama ltali dipakai pada manusia oleh Puei
menyebabkan komplikasi seperti oklusi arteri rnencladak |:li Toulouse dan Sigwart di Lausanrte. Stem‘ merupalcan
akibat diseksi dan infark jantung akuts. Te knik angio plasti struktur metal yang dapat menyangga pembuluh darah
koroner berkembang pesat sejak diperkenalkannya supaya tetap terbuka. Secara garis besar. ada slant dalam
penggunaan "alat-alat baru” yang bukan hanya menaikkan bentuk self-expending stent di mana sterrt terbungkus
angka keberhasilan angioplasti Ito-roner tetapijuga amat dengan mernizrran dimasukkan ke lesi stenotik dalam
menururrkan risiko tindakan. Dengan perkembangan bentuk belum terkembang, lalu dengan menarik
ini rnaka istiiah PTCA menjadi diperluas dan pada saat rnembran, ma ka stent terbu ka. Kemudian da pat dila kukan
ini lazim disebut “interyensi 1-zoroner perkutan" atau optirnalisasi dengan baion. Akan tetapi ltebanyaitao stent
percutoneous coronary lrrtenrention {PEI}. Salah satu “alat yang sekarang dipaicai adalah he ntulr. lzrolloon expandable
baru” yang amat hermanfaat adalah slant. Pada masa stenl. Di sini stenl dalam keadaan helurn terlcembang
sekarang, PTCA murni suclah jauh 1ebih_]ararrg dilakukan. diternpel pada baton sedemikian sehingga profilnya kecii
karena pada umumnya diiakukan pemasangan stent. dan dapat climasukkan he lesi stenotik. Se-telah sarnoai cli
ternpat target, stent dipasang dengan rnengemhangkan
loalon. Kemudian balon dikernpiskan clan stent clitinggai
STENT di clalam- Bering diperlukan preparasi lesi stenotil-: untuk
memudahkan penempatan dan pernasangarr stenl -|:|i
PTCA selalu menyebahkan trauma pada dinding arteri. ternpat Eesi, rrmumnya dengan rnelakulcan preriilatasi
terutama dapat rnenyebabkan robekan clincling pembuluh dengan balon (balon loiasa atau balon khusus seperti
atau disc-ksi. Makin besar alat atau tekanan clipakai, cr.rttir1-g balloon} atau tindalraan ajungtif lain seperti rotablasi
maka trauma yang diakibatkannya rnakin besar, bukan atau ate rektomi. Pasien yang me-njaia ni pemasangan stent
hanya seoatas intima atau plak, tetapi dapat lebih dalam umumnya diner] Zjenis obat antiplatelet untul: rrrencegah
me-ncapai media atau bahkan aclyentisia. Trauma ini akan trombosis slerrt, minimai satu buit-m.
rnencetuskan terjatlinya proses penyembuhan dan akhirrrya Pada waktu slent pertarna lcali dipakai pada manusia,
dinding pembuluh alran rzlilapisi enclotel normal kembali. penggunaan stent ternyata dapat menyeoabkan kornplikasi

at ~ 1420 »-~ a
INTERUENSI ICDRDNER FERKUTAH
_ 1431
trombosis alcut atau subalcrrt, yang dapat mengaltibatkan penyeliclilcan-penyelidikan di mana sterrt sudah mulai
terjadinya infark jantung altut dan lcematian. Kemudian dipalral. Penggunaan slent menurunlran tislto tindal-:an
dilcetahui, bahwa terjadinya trombosis amat tergantung reyasl-tularisasi ulang {target lesion revoscularlzorion, TLR}
pada hasil pemasangan stent. Karena itu pada walttu sarnpai setengahnya. Selaln itu bail: slent maupun CABG
pemasangan stenl haruslah diyakini bahwa hasilnya sama bail: memperbaiki lcelul-ran pasien [angina].
harus optimal. Colombo rnembulctiltan, bahwa komplikasi Llntulc kl-:-lainan banyak pernbuluh {"mtrllE1resSEl
ini dapat amat clilcurangi dengan melaltultan dilatasi disease". l'rr1‘u'D]r ada beberapa penyelidikan panting
balon dengan teltanan tinggi. dan dibulctilran dengan perbandingan PC] dengan stent clan CABG. Pada
lntrar-oscular ultrasound (|'llUS]|. penyelidikan ARTS (Arterial lterrascularizotion Therapy
Pr-:-nggunaan stent terbukti dapat menekan terjadinya Study] diacak 1205 pasien untulr menjalani pemasangan
restenosis alribat PTCA Selain itu stentjuga amat berguna stent atau CABS. Setelah satu tahun, tidal: ada perbedaan
untuk mencegah oldusi pembuluh akut seperti misalnya dalam angka kematian atau infarlc jantung, walaupun
altibat dis:-:-lmi. serta untul: menyempurnaltan hasil PTCA demilrian ltelompolc stent lebih sering menjalani TLR.
yang masih suboptimal. Penyeliclikan BENESTENT dan Pada penyelidilcan ERA-El ll {Argentine Randomised Study
STRESS rnernbulrtikan. bahwa penggunaan stent lebih of Stenls versus CABS in Multivessel Disease} angka
superior dibandingltan PTCA dalam lcaitan dengan harapan hidup bahkan lebih balk pada I-telompolr. stent
restenosis dan "event free survival‘. Sejalt itu mirrat orang (914 1-rs 92.5 person; p< EH11 5} dan pula angka bebas
terhadap pemasangan stent menjadi amat besar {stent serangan infarltjantung juga lebih balk pada lcelornpolr.
frenzy}. Stent menjadi amat sering dipasang dengan stent r[9i'.'l ys 93.4 persen; p <il.0‘l T], tetapi kebutul-ran TLR
indikasi yang amat luas untul: tatalaksana stenosis yang lebih sering diperlultan pada lrelornpok stent, walaupun
bahkan tidal: termasuk dalam lesi yang diselidilti pada biaya lceseluruhan untul: keclua lrelornpolt same. Pada
penyelidiltan-penyelidikan tersebut penyelidiltan Sofi {Stent assisted PCT versus CASE in
Restenosis setelah pemasangan stent lebih ltecil rnultirressel coronary artery disease}. anglca rnortalitas dan
daripatla restenosis pasta PTEA. yaitu sekitar to-ran. infarlrjantung sarna banyalr pada lreclua lcelornpolr PCJ atau
walaupun untul: lesi-lesi ltompielcs angka ini dapat lebih CABG. TLP. dipetlukarr lebih sering pada ltel-ompo-it Ftlll.
tinggi lagi. Berbagai fa lttor berpengaruh terhaclap terjadlnya
restenosis. Falrtor lrlinik seperti diabetes melitus, atau angina
talc stabil alran menailcltan angka rostenosis. Falttor tindakan DRUG-EL UTING 5'TENT
antara lain pemasangan slant yang lturang sempurna
{misalnya aposisi stent lre dinding kurang sempurnal. atau Dengan makin luasnya pernaltaian stent, problem utama
diseksi yang tal: diatasi juga me-mpermudah teriadinya PEI yang sr.rl'rt dipecahltan adalah restenosls. Stent mem ang
restenosis. Moriologi lesijuga amat berpengaruh. termasuk menurunlran lcelcerapan restenosis, tetapi hiperplasia
yang rnenaikkan itecenderungan restenosis misalnya le-Si neointima tetapi terjadi. Penggunaan obat sistemiit
yang panjang atau difus. olclusi total, diameter pernbuluh ternyata tidal: mernberi hasil bailc. Salah satu usaha
lrecil, lesi ostial. lesi restenotik, sorta Iesi pada pembuluh untul: mengatasi ini adalah dengan mernberilcan radiasi
graft strplreno. Untuk menilai apakah pernasangan stenl intraltoron-er. Tindalcan ini lazim dinamalcan bralciterapi
sempurna dapat dilakultan pemerilcsaan NUS, angioskopi, lisrroclrytneropyjr. Llpaya lain yang ltemudian ternyata
fractional flow reserve iFFR} atau coronary flaw reserve memberi hasil arnat rnemuaskan adalah penggurraan
|[CFF-E], akan tetapi pemeriltsaan ini tidal: mutlak lagipula drug-elutlng stent {DES}.
menaiklcan biaya tindalcan. Pada prinsipnya, DES merupakan stent yang
Perbandingan antara PCI dan operasi pintas ltoroner bersalut obat. D-bat yang dipakai harus mempunyai
{coronary artery bypass surgery, CABGJ diselidiki pada 13 efek antiproliferalif clan antiinflamasl, sehingga dapat
penyelidiltan yang rnencalcup '.-‘Q54 pasien. Pada kurun me-neltan hiperplasia neointima. Dengan dernilcian secara
walctu pemanlauan ‘I, 3 sampai B tahun, tidal: clitemul teoretis, obat yang potensial tolcsilt bila diberilcan secara
perbedaan anglta lternatian antara kedua lcelompok sistemilt dapat diberi secara lolcal dalam konsentra si yang
terapi retrasltularisasi tersebut. Penggunaan stent amat kecil, tetapi efelctif dan lebih aman. Supaya obat
ternyata banyak memberi manfaat. Pada penye|idilran- dapat menempel pada stent diperlultan polimer. Polimer
penyelidilran terdahulu di maria stent belum dipakai. berfungsi sebagai pengangkut obat dan setelah sterrt
ditemui lcecenderungan bahwa CABG lebih bailr daripada dipasang obat akan mengalami difusi secara perlahan
PCI pada tahun ltetiga; hal mana tidal: ditemui lagi masult lte olinding pembuluh. Hasil janglta panjang
setelah dipalrai stent. Kecenclerungan bahwa CABG tergantu ng dari reaksi tubr.rh [pembulu hi terhaclap polimer
lebil-r bail: daripada PCI hilang walaupun rnortalitas dan obat danj uga terh adap stenl itu sendiri. Penye|idilr.an-
altlbat CABS menurun dari 5.2% menjadi 3.5% pada penyelidiloan terdahulu dengan stent bersalut emas, juga
P'EN‘l'.M€H' JANFIJNIS KQRUN ER

dang an Qua D5 stent, aktinamisin, dan batimastat. ternyata Ratterdam Cardialagy Hospital} pada Tharaxcenter.
gagai karena DES ini lebih menyehabkan real-zsi pralifersi. Rat-terdam, Negeri Eieianda, membuktikan kearnanan
peradangan Einflamasi}, atau lebih trambagenik daripada penggunaan SE5 pada pasien sindrom karaner akut,
stent biasa {bare meta! stent, HMS] termasuk STEMI. Penyelidikan di Rotterdam tersehut
DES yang kzernudian ternyata rnemberikan hasil bail: juga menunjukkan bahwa SE5 patensiatjuga bail: dip-alcai
adalah siratimus-etuting srent (SE5) dan pactttaxei-etuting untuk memperhaiki restenasis setelah pemasangan stent
stem: {FEE}. Hal ini terbukti dari banyalc penyelidikan seri |["t'nstent restena5:3"]|. Pada penyelidikan lain di mana 353
lcasus atau penyelidikan aeak yang telah dilakukan dan pasien dengan T35 lesi stenatiic menjalani pernasangan
dipublikzasi, [Tabei1} B41 stent, restenasis >-50% hanya ditemui pada 11 pasien
Penyelidikan pertarna pada manusia dengan SE5 dan pada semua pasien dalam bentuk fakai {bentuk
dilakul-can pada 45 pasien di Saa Paala, Brazilia dan restenasis paiing ringan dan paling mudah dip-erbaiki].
Rotterdam, P-Iegeri Beianda. SE5 ternyata dapat hampir Harus ditamhahkan bahwa pada seri ini stent dipasang
sernpurna menghambat praliferasi neaintima pada pada Iesi yang relatif panjang (1143 5-_ 12,19 mm} dan
pernantauan setelah 4 bulan. Setanjutnya pemantauan anatami Iegi yang lebih komplelts, di mana laiasanya angka
seteiah 1 dan 2 tahun menunjukican bahwa pen-ekanan restenasis dengan EMS amat tinggi.
hiperpfasia neaintima ini me neta p, dibuktikan balk dengan Untuk PES, penyelidikan pertama yang dilakukan
NUS atau"qruantirari1re caranaqr angtagraphy IQCA}. adalah TPHU5-I di mana dipakai "paciitaxet, patymen NIR
Pada penyelidikan Randomized Study With the stents}-'51em". Sejumlah 61 pasien diacalc mendapat HMS
Siratinaus-Hating Bx Vetacity Baitaan-Expandabte Stent atau PES. Setelah dipantau 12 hulan. angka MACE adalah
(R.-WELJ triat, 235 pasien secara acak rnendapat srent biasa 3% {1 kejadianj pada kelampok TAXLF5 dan 10% (4 kejadian
{EMS} atau SE5. 5-etelah I5 bulan, restenasis ternyata 25% pada 3 pasien} pada kelampak BM5 dan tidak ditemui
pada icelam pak EMS dan 0'3-5 pada kelamp-ck SE5. Selain itu trambasis stent subakut. Walaupun perl:-edaan ini tidal:
tak ditemui trambasis subakut dengan kambinasi 2 obat mencapai kemaknaan statistik, diameter lumen minimal
anti-platelet. Pada pemantauan 1 tahun ksekerapan kejadian Fminirnai iuminatdiameter“, MLD1 secara bermakna lebih
karaner mayar {majar adverse cardiac events. MACE} 25% haik pada kelampak TAXUS.
pada kelampak E-M5 dan hanya 5.8% pada kelarnpak Penyelidikan ASPECT melibatkan 1?? pasien dengan
SE5. Perbedaan ini terutama disebabkan aleh rendahnya Iesi pendek {kurang dari 15 mm}, dan "ideal" {diameter
kabutuhan revasicularisasi ulang pembuiuh target ("target pernbuluh 2.25 sampai 3.5 mm} dan secara acak mendapat
vessel revascutarizatian", WE}. Pada R.-WEL, setelah 3 B-MS Coal: Supra-G atau PES di maria dipakai 2 macam
tahun dapat dipantau 114 pasien pada kelarnpak BM5 dasis. Penilaian penyelidikan ini agak sulit karena dipakai
dan 113 pasien pada kelarnpok SE5. Dilaparkan WR 11,495 3 macam regimen obat anti-piatelet Restenasis terjadi
pada keiampak SE5 dibandingkan dengan 33,656 pada selaesar 4% pada kelarnpak PE5 dasis tinggi, 12% pada
F-celampak EMS. Data ini jelas membuktil-tan bahwa hasi1 kelamp-ak PES dosis rendah dan 234% pada kelamp-ak EMS.
baik pemasangan SE5 da pat dinikmatijangka panjang serta Pada eyaiuasi NUS, terbukti bahwa pada kelampak PES
menurunkan kebutuhan tindakan revaskularisasi uiang. hiperplasi neaintima dapat ditekan.
Penyelidikan 5fR!U5 {firatimus-Etuting Balloon Penyelidikan TAKU5 [1-I’ merupakan |::enye1id1kan
Expandable Stent in the Treatment af Patients with De praspektif, ecak ganda tersamar “stew-release; paiymee
N01.-'0 Native Caranary Artery Lesions] meiibatkan 1053 based pactitaxei-NJR stentgrstem pada T3 senterdi Arnerika.
pasien yang diacak menjalani pemasangan stent ‘aiasa Sejurnlah 1314 pasien dengan lesi pemlauluh karaner
{EMS} atau SE5 pada 5-3 senter. iiahart ini melibatkanjuga berdiameter antara 2,5 sarnpai 335 mm dan panjang
pasien diabetes melitus (25%), kelainan yang lebih panja ng 10 sampai 23 mm diacak untul: mendapatkan EMS atau
[rerata 14,4 mm] dan diameter p-embuluh lebih kecil {rerata PE5. Pada pernatauan 9 bulan, waiaupun angka kematian.
2,3 mm} dibandingkan dengan pa-puiasi FUWEL Sekali tagi Intark jantu ng, atau tram basis stem‘ subakut tak berbeda
terbukti bahwa kelarnpak SE5 mengalami MACE pada antara keiamp-ak EMS dan PES {fl,E-9'5 vs. 115%], restenasis
kurun waktu pemantauan ZTE} hari yang 1ebih rendah pada angiografi arnat manurun dengan pan-ggunaan
dari kelampak EMS {?,1‘?-1; vs 1r£-1,21%], dan hal ini terutama PES dibandingkan BM5 {?,5% dibandingkan 26,635}. Atas
I-:-arena kebutuhan untukTLR lebih rendah pada kelamp-ak dasar hasil baik ini FDA menyetujui penggunaan PE5 di
SE5 dibandingkan keiampak BMS 114,1 Bays 15.6%}. Dengan Arnerika. TM-{U5 If! merupakan penyelidikan registri yang
evaluasi QCA dan |‘u'Ll5 dibuidikan bahwa mekanisme efek memperlihatkan bahwa PE5 ini patensial dapat dipakai
baik tersebut adalah karena prases hip-erplasia neaintima untul: pengalaatan instant restenasit.
da pat ditekan Penyelidikan perbandingan (REP-.Li'T‘f, SIRTPJQ antara
Selanjutnya penyelidikan RESEARCH dan T—5EAF.'CH SE5 dan PE5 tidal: memperlihatkan p-erbedaan berma!-ma
[Rapamycin-Etuting and TAXUS Stent Evaiaated At |[M.C. Marice. presentasi aral, American Catiege af
IHTEFWENSI ICU-RDNER PERKLITAN
E_ teas
Cardiology Scientific Session, Drlando, Fla, Maret 2lIHJS;S. baik, DES seri ng clipai-:ai untuk indikasi diluar dari inclii-ta si
Windecket presentasi oral,Arneric-an Coiiegeaf Cnrdioiagy
yang telah cilia kulcan pada penyeiidiioan yang telah seiesai
Scientific Session. Drlanda, Fla, Maret 2005}.
[a,fi'—iabei use}. Dengan demikian di seluruh clunia pada
Harus diingat, bahwa itebanyakan penyelidiican saat ini kecenderungan untuk operasi pintas ltoronerteiah
melibatican pasien dengan angina stabil atau tak stabil,
rnenurun dengan pesat.
stenosis 51-99%, diameter pernbuluh 2,?-'5-3,5 mm,
panjang Iesi 15-3!] mm. Pada icebanyaitan penyelidiltan
tidak dimasuickan pasien dengan infark akut kurang
BRAKITERH Pl
dari 48 jam, fraksi ejeltsi iturang dari 0,25, riwayat atau
dalam rencana alcan diialtukan braititerapi, riwayat PCI instant rest:-:-nasis umumnya terjadi di dalam scent dan
pada lesi sama, iceiainan atau penyalcit Iain yang akan sering pula terjadi pada tepi stent. Walaupun angioplasti
mem perpendek umur, kontraindiitasi aspirin, tienopiridin, balon merupalcan cara paling mudah dan aman untul:
atau substansi stent, insufisiensi ginjal atau icelainan memperbaiki hal ini, anglta iceicambuhan ltembali amat
hernatpiagi. Selain itu temtasuk dalam itandisi yang se-ca ra tinggi. Banyak faittpr rnemudahitan terjadinya restenosis
angiografiic umumnya dimasuklean dalam itriteria eksklusi instent : lesi yang panjang (>3-D mm}, penggunaan stent
adalah: lesi ostium, lesi I:-ifurkasi, lesi unprotected ieft panjang. diameter pembuluh kecil {<25 mm}, diameter
main, lesi pemhuluh graft vena sapnena, kaisifiitasi berat, pembuluh pasca tindakan kecil, buntu total kronis, iesi
trombus. tortuositas berat, dan oltlusi pembuluh. ostium atau bifurkasi, adanya diabetes rnelitus.
Llntuk mengeiraiuasi apakah DES dapat dipakai pada Pada beberapa penyelidil-:an, penggunaan brakiterapi
subset kelainan angiografik yang beragam tersebut, intrakoraner dan intra-SUE memt:-erikan hasil yang
Serruys dkie telah menyelidikinya pada registri RESEARCH balk pada penilaian klinik maupun angiografil-: cukup
dan T-SEARCH. Pada pasien sindrom koroner akut memuasitan {GAMl'--'IA—l, WRIST, LONGWRIST, START,
penggunaan DES pada 193 pasien dibandingitan dengan |NH|BiT, S‘y'G-Wi-HST). Restenosis pada tepi stent
penggunaan EMS pada 3&1 pasien. MACE termasuk merupaitan penyulit yang iturang mertyenangitan, tetapi
kematian |[3,D% vs 3,055}, infarkjantung nonfatal [3,UB*5 its dapat dikura ngi dengan penggunaan sumber radiasi yang
1,09%), dan TLR (1,054 ys 2,155} tak berbeda untul: SE5 dan lebih pa nja ng {atau teknilc sekuen sial, puii-back technique}
EMS {total 5,1’-K; vs 65%]. Lemos rnenyelidiki pe nggu naan di ma na segment of interest dapat secara eieictif diradiasi.
SE5 pada TEE pasien STEMI dan dibandingltan dengan Manfaat kliniltjangka panjang radiasi dengan penggunaan
133 pasien STEMI yang menclapat HMS. Pada kurun wal-ztu sinar beta {START5‘,i terbu kti sama dengan pengunaan sinar
pema nta uan 30 hari, MACE t?,S% vs 10.4%) dan tram basis gamma {SCRIPS-I, GAMMA-I, WRIST}. Untuk radiasi sinar
stent tot-t us 1,E%} tak berbeda antara kelompolt SE5 dan gamma, hasil bail: setelah 3 dan 5 tahun telah dilaporkan.
EMS. Setelah 300 hari, TLR [1, 1 56 ys 8.2%) dan MACE (9,495 Untuk mencegah aklusi pembuiuh setelah pemantauan
vs 'I?,D5E]| menurun pada pasien yang mendapat SE5. jangka pa njang, disaranioan penggunaan klopidogrel untul:
Suatu penyelidiican icuantitatif oleh Saia melaparkan angina 1 tahun. F-‘enggunaan bralciterepi amat bericurang sejak
restenosis 0% pada S bulan pada 96 pasien SFEMI, dan diperkenalkannya drug—eiuting stent.
angka “late toss" turun sampai sebancling dengan angka
pada penyelidiitan pada pasien stabil dan mempunyai
itelainan anatomi yang kurang lcompleks. Penggunaan CUTTING BALLOON
SES pada oiclusi total diselidiki oleh Haye dklt pada 56
kasus yang mendapat SE5 clibandingisan dengan 28 pasien Cutting baiiaon adalah balon yang mempunyai 3 sampai
yang rnendapat EMS. Setelah 12 bulan, lcelcerapan bebas 4 pisau pema-tong tipis yang ditempel secara longitudinal
MACE 55.4% pada kelompok SES dan 32.1% dengan BMS pada balon, Dengan demiltian bila dikembangican, maita
{<U,05 dengan iag—rani< test}. Lintult graft trena saferta plak altan mengalami insisi longfludinal dan diharapkan
{“sapnenous vein grafi”, SVG} lama yang berdegenerasi aican terjadi redistribusi plaic yang lebih bail: pada
diseiidilci 19 pasien denagn 21 lesi yang diberi SE5. dilatasi dengan tekanan yang lebih rendah dibanclinglcan
Ternyata TLR dibutuhkan pada 0% dan angina bebas MACE angioplasti bal-on biasa. Penyeiidiitan "cutting baiiaan
tahun adalah 84%. giabai randomized trial“ rnelibatlcan 1235 pasien dengan
Penyelidikan—penye1idiitan lebih iuas penggunaan DES ale nova stenasis. Altan teta pi hasil "primary endpoint“ clan
untul: segala macarn indikasi dan berbagai subset pasien angka restenosis tidal: berbecia antara cutting aaiioan
dan beraneita ragam marfologi lesi ("real warid cases") dibanding kan balon ko nyen sianal biasa [31,4% us 3Ei,4%l.
makin banyak dilaitukan. Hasiinya mernang sebagian Dengan dernii-:ian hipotesis bahwa dilatasi terkendali
masih ltita tunggu, aitan tetapi dalam pralctek karena dengan cutting baion akan rnenurunltan angica restenosis
sebegitujauh penggunaan DES memberikan hasil begitu tidak terbukti. Pada baberapa penyeiidikan dilaporlcan
I-1134 PE|~i'rA|:rr JANTU no itiotton ER

bahvva penggunaan cutting balloon mungltin dapat serta biaya yang lebih tinggi bila dilal:ul:an DEA
dipa l:ai untul: tera pi instent resten-osis. Hal rnana ternyata dibartdingltan dengan angioplasti balon. Pada EA‘y'EAT-ll
tidal: terbulcti pada |:|-enyeiidikan RESCLIT. Cutting baiiaan di ma na dibanding ltan DEA dan angioplasti baion pada
mun-gltin masih berguna clipakai pada restencisis instant 5"u"G tidal: didapatloan perbedaan dalam anglta restenosis
untul: mengurangi terjatiinya pergeseran balon waictu seieah 6 bulan. Pada penyeiidiltan BDAT, CEAT. dan DARE
dilal:u kan dilatasi {boiloon slippage}, sehingga mengurangi juga tidal: ditemui perbedaan hasil l:iinil: pada l:urun wa lctu
trauma. Hal mana berguna untul: menghindari geographicai pemantauan 1El bulan seteiah DEA, Pada penyelidikan
miss bila digunalcan bersama dengan braltiterapi. AMIGO terdapat perbedaan hasil yang diperoleh bila DEA
dilalcuhan pada institusi yang berbeda, hal mana mungl:in
dapat menerangkan rnengapa pada beberapa penyelidiltan
RDTABLASI didapat hasil negatif. Pada saat ini DEA IT‘tE1'U|:|-a|:.an satu-
satunya care petkutan untul: mengeluarlcan plai: ateroma
Ate roma dapat "dihancu ri:an" menjadi mikropartikel lebih dan jaringan restenosis. Pada era DES indil:asi penggunaan
kecil dari eritrosit dengan menggunaloan rotabiasi, Mata DEA arnat berku rang, mung l:in ha nya untul: lesi ostium
bar dibuat dari platinum dan berlian dan ltecepatan yang dan bifurltasi biia di!al:ul:an oleh intervensionis terampil.
dipaltai umumnya amat tinggi,yaitu antara T4Ei.0UCI—1BEl.EI{}E|
rpm. Karena dapat terjadi spasme lcoraner dan "nafsiow
flawpnenomenorf, operator harus tahu dengan bail: cara ALAT PROTEKSI EMBO L1
rnenggunal:-an alat ini {EARAFE Study}. Pada penyelidikan
COBRA, untul: lesi de nova, peng gunaan rota blasi ternyata Pasien yang rnenjalani PEI patensiai dapat mengalami
terbulzti tidal: mempunyai kelebihan dibandingkan deng an emholi distal, tetutama bila intervensi dilakulcan pada
angioplasti balon. Pada penyeiidikan STRATA5, rotablasi SVG. PC1 pada stenosis S'u'G harus dinilai sebagai tindaltan
yang lebih agresif juga tidal: terbukti lebih bermanfaat. dengan risilco tinggi. Pada meta-analisis 5 penyelidikan,
dan pada penyelidikan EARAT bahkan dilaporkan bahtva penggunaan obat penghambat glikoprotein l|b,n||a l:GPl[lJ,|"
tindalcan yang lebih agresif dengan bar berukuran lebih tlla} pada PEI stenosis pembuluh 5‘v'G ternyata tidal:
besar maiahan rnenyebabltan anglca l:omplil:asi lebih terbulcti mempunyai manfaat Demikian pula penggunaan
tinggi dibandingltan dengan bila dipalcai bar ul:uran lebih stent bermambran {“memi:rane-covered stent"} tidal:
l:ecil. Rotablasi juga pernah dianggap berguna untul: menurunlcan lcejadian klinis akibat emboii distal {STING,
pengobatan in-stent restenosis, karena difilcirkan baitwa REEDVER5, SYMBIDT Ill}.
ablasijaringan dengan bor al:an lebih efelctif dibandinglcan Fenornena no-flaw ditandai oleh adanya aliran darah
dengan hanya kompresijaringan dengan angiopiasti biasa. pada jaringan yang tidal: mencuku pi walaupun pem buluh
Penyelidikan AFtTlSTjustru sebaliltnya melaporkan bahwa epilcardial telah terbulaa. Hal ini dapat disebabkan oleh
hasil ratabiasi pada kandisi ini lebih burul: dibandingltan karena gangguan mil:ravasl:1.|iar, disfungsi endotel, edema
dengan angioplasti balon biasa. Dipihal: lain, penyelidikan rniokardial, atau embolisasi debris aterorna atau trombua
ROSTER melaporltan hasil yang lebih bail: dan penurunan Sebagai akibat dapat terjadi pernburultan hernodinamilt.
l<el:erap-an lcejadian loardiovaskular burul: {major adverse Untul: mengatasi hai ini telah diselidilci penggunaan
cardiovascuiar events} dengan rotablasi dibandingkan berbagai alat filter atau aspirasi partiltet embolilt pada
dengan angiaplasti balon pembuluh target.
Pada masa selaarang indiloasi rotablasi adalah untul:
lesi fibratil: atau lesi lcalsifikasi yang da pat dilewati dengan
guide wire tetapi tal: dapat clilewati balon atau tal: dapat ALAT PROTE KSI DISTAL
didilatasi dengan balon sebelum dilalcukan pemasangan
stent. Alat proteksi distal yang terdiri dari bai-on yang ol:lusif
dan ditern patkan distal dan lesi dan lcateter untul: aspirasi
{Guard-‘Wire, F'ercuSurge} terbukti dapat memperbailci
DIRECTIONAL CDRONAR'FATHERECTOMY{DCA} derajad per"Fusi miokardium pada PEI-SW5. Pada
penyelidilcan SAFER “primary endpoint“ {l:ernatian, infarl:
Kcinsep untul: mengeluarltan plal: ateroma dengan DEA jantu ng, operasi pintas lnoroner darurat, dan TLR pada hari
mempakan konsep yang menaril: {dari pada hanya. sekedar l:e-30} arnat dikurangi dari 15.5% mer1jadi§.59'E. Penu tunan
melalcukan ltompresi plal: sebagairnana yang dip-eraleh MACE 42% ini disebablcab tertrtama lcarena penurunan
bila dilal:ul:an angioplasti balon atau pemasangan stent} infarkjantung {14,?% menjadi B,5%} dan fenornena no-flow
dan ha! ini memicu dilai:ul:annya berbagai penyelidikan. {S55 menjadi 3%}. Jenis lain alat proteksi distal berbentul:
Pada penyelidiloan EA‘v'EAT-I dilaporltan anglta l:omplil:asi filter. Alat seperti ini al:an tetap mempertal-|anl:an aliran
lNTER'l||'El'~t5] KDRDNER PERIGJTAN 1443-5

Tflhil ‘ls Penyelitliltan dengan Sirolimlts-eluting Silent dan Hasilnya

. . n , liematian _ Inf-ark Restenoois TLR


yantu rig
Perorel-d-ltan Tahun BB1BM5
Stent D0515 oesrams DE5i"BM5
DESIBMS DESIBMS
{ti-J iii-1 {$51 1951
30 Sao Paolo. I-t|'~.tl minimal
FIM Z001 Bi:-velocity 140 1.|g,{cm= TAD TAD UEW1 th
15 Rotterdam dim 1 tti
FIM 2002 15 Rotterdam B1-:-velocity 140 pgicml TAD TAD
Hhllminimal
DEE-I2 th
::llm2tl1
D.I"2I$.E pd
RA'i.-‘EL 2002 12I:y11a Ea:-velocity 1-to |.|g,|"Cr|11 1.i",i'1.iI" 3.3-,i'4.2 I5 bin
t:vt2.s pd is bin
[p -:D.U|l]1}
-[p<l].'DD'l]
B.5i3E.3
SIRIUS ZDD4 5331525 B1:-velocity 140 |,i g,r"i:rr11 4.9.-Q0 pd 1 th
0.5!.-iii‘.-E 2.-EH-.2 pd 3 bin
-[p-:iII.'Eli]'T}
{p<lEl.DU'l]|
C-SIRTUS 2004 SW50 Bi:-velocity 141.1 pg,-"cm? Dill 2.U'i'4.'D 2.E|-,t'51.1
4-.on an pd 9
lJl1"i {p< Cl.DU1,'|
E-SiRlU5 2003 1'.|"5.r'TTi' B::—veio-city 141] pg,-‘cm? 1.‘l.r’U.l5 4.6-.l'2.3 5,'3,i'4Z.3
4.or2o.e pd a
loin {p<:l]'.{li]1]
R ESEAREH 1532.0 pd 1.1.8,.-'1.E pd
Registrytotat
2iIlU4 SUB-f45i} E-1:-‘velocity 140 pgieml 30 hari 30 hari TAD 1.El,r"i.B pd 30 hr
RESEARCH 3.Eli3.t1 pd 3-.U,r’1.Ci pada
tegis‘l:ryAE5
2003 TQBBUI Bi:-velocity 140 pgfcm‘
30 hati 30 hari
TAD 1.o,rz.r pd so hr
RESEARCH 3.3.-"3.2 pd 0.5.-'2.2 pada mo 1.1,-"E-.2 pd 300
RegistrySTEM1
2004 155E133 B>:~'velo-city 140 ugicm“
300 hari SUD hari hr
RES EARCH
ZEID-tl 55:23 B1:-velocity WA di
140 pgrcm? rumah MAEE5.E..{1 12
RegistryETO saltit TAD TAD Pd 12 bin

Tabel 2. Penyelidikan dengan Paciitzaxel-ehrtirrg Stent dan Hasilrtya


lnfarl:
Kematian mu Restenosis TLR Kematian
Penyelidikan Tahun 555;“; Dpois oss,rervis fismfis oesrar-its osraivis oes,rer.1s
no t ‘BB1 ta} i951 tit}
2400-3200
QuaDS—CiP2 ZEIDZ 15 “"12D5
' rncg dosis tap TAD 13.3 pd a bin, EU pd E bin, Evil
Q
total
$1.5 pf1th pada 1 th

41"! U2? Pd
59 dosis tinggi, 4~E bin {dosis
A5 PECT
3.1 m::g}"mr'n= 2r'2r'2 Pd 1-5
2003 58 dosis rendah, Supra-G Cr.9,,I'D 2.511.? ti nggi ys
1.3 mcimm‘ bin
S9 ltontral control]
|[p-:rJ.IIlD-1}

TA)-'1US 1 2003 31.-"36 NlR 1.iI1 mcgfmmz DID flit}


one pd a bin i]'.r'1El' pd 1 ti‘:
[p= o.o1z1 {|:=iIl.23T]-
1iII.4i.21.? pd
TAXU5 ll 2005 25‘5.="2TEl N1F'. 1.0 n1cg,ir'nm= CL-"U.3 3.1355
t.tr21.s pd 12 bin
s at-1
TA}-(U5 Ill 21303 25 ISR NIR 1.0 mcgfmmz TAD TAD TAD 21.4 pd T th

TAXUS l'v' 2004 553.3552 EXPRESS t.o mcgrmn-e 1 .4r"l.1 3.5.-"3.? 19.1’25.6 pd ‘El 4.4,-"|s.'| pd 1 tn
bln |[p-:t']I.DEl1,'| {p-:El.UUCl1}
14-36 PENYAKIT JANTUNG ICDRDIIIER

darah selama dipakai karena mempunyai luhang-lubang luas. tetapi tidal: mencegah terjadinya miunekrnsis.
milcrapar. PE'I‘I'_'g'-Eiidikan FIRE membandingkan kaciua Harapan hidupjangha pa-ndek maupun jangka panjang
konsep alat pil'D‘.iE.‘i€5i distal ini pada PCI SW5. dinilai dengan ternyata ti-dak dipengaruhi oleh penggu naan alat ini. Pada
lconsep nan-l'nfar:'cIriras. Endpoint gabungan kernatian, saat ini alat prcltelcsi distal dapat disaranlcan dipalzai pada
infark jantung dan TLH ternyata sama pada kelompnl-1 lasi dengan lcemung!-cinarl embclli besar.
Filterlnlire EX {H.596} clibandingkan kelampok Guardwire Ur"-‘tuk panangan perfarasi. disarankan penggunaan
|[11.Ei*El'.'=}. Pada panyelidiican CAPTIVE. alat prnteksi emboli PTFE covered stent {graft sienna}.
Canzliclshield tak terbu lcti mampu nyai manfaat non-inferior
dibanclingkan Gua n:l"|"'fire dalam menurunkan emboli pada
waktu melakukan PC! ENG. Sistern triaktif merupalcan PENGDBATAN PADA. PCI2 DEAT-OBATAN ANTI —
alat prclteksi distal yang dilcombinasilaan dengan alat PLATELET DAN ANTITRDMBDTIK
penghisap. Pada penyelidikan PRIDE, alat ini terhukti tidal:
inferior dilnandinglcan dengan Guardwire dan Fitterwlre Pasien yang telah makan aspirin menahun harus maican
Sag,-angnya banyak pasien dengan kelainan SVG F5-325 mg aspirin sebelum tindakan PCI. Pasien yang
mempunyai konclisi anatomil-: yang tidal: memungkinkan belum makan aspirin, disaranican diberi 300-325 mg
dipakainya alat proteksi ernb-nli distal. Hasii bail: pada PC! aspirin minimal .2 jam sebelum PCI atau lebih bail: 24
SVG ternyata talc terbulcti pada primary PCI untuk infark jam sebelum PCI. Seteiah tindakan PCI, pada pasien
jantung akut Pada penyalidikan EMERALD. luas infark tanpa resistensi atau alergi terhadap aspirin, atau tidak
diturunkan menjadi 1‘.-’% pada kelnmpolc alat proteksi mampunyai kecenderungan perdarahan, maka aspirin
distal dan 16% pada kelompok PCI. harus diberikan minimal 1 bulan setelah pemasangan
Secara singkat, alat proteksi distal dapat disarankan EMS, 3 bulan setelah pc-masangan SE5 clan 5 bulan setelah
dipakai pada PCI SVG clan PEI sindrnm lcornner alcut di pemasangan PES, sa-telah itu aspirin diteruskan seterusnya
maria terdapat beban trornbus banyak. dengan dosis '.-"E-152 mgfhari. Untuk kiopidogrei, dosis
pemula 3IIl1l] mg disarankan diberi sabelurn PCI, sebaiknya
minimal Ejam sebelumnya. Klapidog rel diteruskan Y5 mg!
ALAT FROT EKSI PROKSI MAL {A LAT PENGHISAP hari minimal ‘I bulan satelah implanttasi EMS {kecuali bila
[SUCTION], TRON! BEHTDMI} risilco perdarahan besar, dalam keadaan ini pemberian
minimum 2 minggu], 3 bulan setelah implanttasi SE5, dan
Saiah satu lceterbatasan alat protelcsi dengan sistem baton 5 bulan setelah implanttasi PES, dan idealnya sarnpai ‘I2
atau filter adalah keharusan untuk memasulckan alat bulan pada pasien yang tidak dalam risilco tinggi untuic
tersebut malewati lesi dan hal ini dengan sendirinya dapat p-erdarahan.
menyebabkan emboli. Selain itu cliperlul-can adanya landing Pada pasien angina talc sia bil atau infarlc NSTEMI yang
zone untuk halun atau filter tersebut. Sabagai alternatifi menjalani PC] tanpa pemberian klopidogrel, pengharnhat
dapat dipakai alat pen-ghisap atau alat proteksi dengan GPlt,fllla harus diberi. Pada pasien angina tak stabil, NS'l'EMI
bainn Okiusif prnicsimal. Tindakan paling sadarhana yang menjalani PCI dengan pemberian klopidugrel,
tentunya adalah aspirasi trombus dengan guiding ccrrherer pemberian pang hambat GPllbfllla}juga tatap disarankan.
yang kadang-Icadang dapat clilal-zulcan untu!-: aspirasi Pemberian penghambat GF'llb,fllla juga disarankan pada
trombus delcat dengan 0-stiurn. Pen gg unaan alat Angie]-at pasien STEMI yang manjalani PC].
dinilai pada penyelidikan acalc dengan pernbanding infus
urokinase pada PC! SHFG di mana secara angiogafikjeias
Tabla-I 3. Relcomendasi FCI pada Penyakit Janiung
tampak trcmbus {VEGAS-2]. Ternyata tidal: clitemukan Iiornner 5tabiI" -
perbedaan dalam kekerapan MACE. Pada penyelidikan
AJMI alat Angialet inijuga tak terbukti dapat mengu ra ngi
lndikasi |'1‘.\=.-Ir.1||ari|r1I:l|f|;:asi*
luas infark. Alat X-Sizer merupakan alat penghisap lain,
Tanda nbjelclzif iskemia iuas IA
yang mungkin berguna untuk lcasus infark jantung
Clkiusi total krnnis ||aC
akut Pada penyeiidikan X-Tract, pasien SUG atau pasien Risiko nperasitinggi.1:ermasuk EF < 35% |laB
dengan lesi trnmi:-atik pada pembuluh kuraner diacal-: Penyakit hanyal: pembuiuh I DM llbC
untuk menjaiani pemasangan slant dengan atau tanpa Unprotected {Eff main tanpa npsi tirldairan lli:lC
sel:-elumnya menjalani aspirasi tromhus dengan alat revasloularisasi lain
X-Sizer. Keicaraparl infarlcjantung pada hari ice-30 adalah Stem mtin pada Iesi 11 de no-'|.r0 1» pambul-uh IF.
1 5,13% pada kelampuk K-Sizer dan ‘lE,E% pada kelnmpcllc komner asli
ififlflirfli ital»: be-rmakna}. Pada anaiisa sui:|kE|umpuiq_ Stent rutin pada SVG IA
tampa lcnya {mm be Ictnmi cle ngan K-Sizer dapat membatasi ‘European Society of Cardiology 2i]-D5
lH'l'ER\|"El'l‘S|‘ KDRIDNER PERKUTAH

F-lasien dengan I~ISTEMl-


sindrom Icomner alwl |

- Afifididopidogrelfhapann
nitrat, B-Hooker

Risikotirlggi ' Riallto rendah '

i RI stratlegl Ry, 511-atggi


ir-vasif Itnnsarvatif

. RI angio segera I2-5i-3"‘? l 1 lnhibilorGP|lbFlIl3a


Flatangiodinila-l3l_ian1}'
bai-i 'I F“ 5'i'°a'i‘“''i’-‘-’-*"‘"*=*" ‘""'“"”
Inhibitor GP1Ib.|'llIa illfida {Wm atau epmfibafldel |___

Pcilal:-anmaa W Poi +-tirofihan atai.i_ .PClpm1dsiona.l Tarapi madiit


atau eptifibatid eptilibaucl ciltemskan abciximab atau
i - U - - _5-ptrfinasa -
.i- _ T _i _ i
aims“ 1. A.lgoriti'na PCI pm Non-ST E{E!-"fi'I7|:Gl '1' Myocardial lnilitrction lnsrsnm ,l sindrom itoroniar al-tut

i Ps. -1;. waterw-


' sindrom koroner ainut '
I

i ASM~;lopidogrelfl1aparin
Nitrat, Iii-blocker
l
i Risilto tinggi Hisiino rendah

' RX SW‘-Psi Rx as-ategi


ilwasif konservatif :
.t 7 ~.» , ti .-
. . _ Rx ' a" " -1a' :
' %§Qgf;§3°§fib'j|i§f’u':§;i' lnmgiigfianiiisiliiaaa Fatah?-"aafflalmltiflvasfi
{lira-flban atau aptofihali-da} I

PCI + abciximan PCI + ljrofiban atau pmrgsfonal ire;-api madik l


l atau aptofobatido I apfifibtallde diteruskan abcixflnab atau .
1 - .t ~ apfifibatida =
Gambar Z Algoritrna PC1 pada 5I"Ele'natt'on Myocardial infarction l,'S'I'EMl]| ,r' sindrom Icoronar akut
Fitteranglan
Dalam Bjam per-rama satalah timbul nyeri dada, trornholisis dapat clilaku lcan sabagai alte-rna1if!PCl. ‘E-lla trombnlisis terkontraindikasi,
atau penderita dalam risiko tinggi, amat disaranlcan penclerita untul: ditransfer Ice santer dengan fasiiitas PCI. Tujuan utama lebih
dipilih PC! dafipada t|'orni:oiisis pada 3_jam pertama adalah untuit pencegahan slcrolc. Sedangkan pilihan PCI pada jam 3-‘I2 adalah
untul: menyelamatkan miolcardium dan mencegah strok. Bila dilaltukan trombolisis, hal ini tidal: boieh dinilai sohagai terapi final.
walaupun trombolisis Iaerhasil, angiografi dan bila pEl'|l.l PCI clisarankan dilakukan dalam 24jam p-ertama.
Ll-11-SB PENTAKW }.ItPtl'l'l.l HG KOFLDNER

Pada PCI umornnya diberikan heparin. Sebagai De-gerteloln ll-‘L 5er1'1.tysI-‘W. Foley DP, et al. Persistent i.nih.ibition
alternatif dapat ciiberi heparin beret molelcul rendah atau of neoirttimal hyperplasia aftfl sirolirnus-eluting stertt
bivaluridin. Pada pasien dengan trornlnositopenia akibat implanttatjont long-term fittptolywj clirtical.angiogt-apl1.ic,
and intravasttilar ultrasound follow-up-. Firculation
heparin. dapat diberi bivaluridin atau argatroban sebagai Zllil'1!ll]ErI'1IE|-1D-ii-.
penggantinya. Ilegartekin l'~'L Serruys PW, Foley DP. et al. Persistent inhibition
of neointimaj hyperplasia after sirolimus-eiutirig 5it3'I'l.E
itnplartttaIiort:1ort1g-terrnlup to2 years] clinical. angiographic.
INDIKASI PEI and intravas cular ultrasound follo w-up. Circulation
2lIIl'l.Do:161l]-3.
[1ussaill.arttGR_. Ivlintz CE. Fichard All, etal. Small stent size and
lndilcasi PCI secara singltat dapat dilihat pada tabel 3 dan intimal hyperplasia ctJn'l:ri.b1.Itirtg to rcaltentzuiisc a voIt.:r|'|t:I:ri¢
gambarl dan 2. Untul: lebih mendetail disaranlcan dibaca intrava scular ultrasound analysis. I Am Coll 'L'o rdiol
dua pancluan terloaru dari European Society of Cardiology ‘].'9'95;26!?'2ll-ll
Z005 clan Am ericon College of Cordioio_gyy-"American Dill T, [Jietz Li . I-lamm CW. et al. A randomized comparison of
balloon artgioplasty versus rotational atherecto-my in complex
Heart Associotionfiociety of Corolioc Angiogropny and ltsi-ons [courts St-udy‘_|. Eur I-Ieart 1 2{iU[i;21:1'.-3'59-515
intervention 2005 de Feyter PI. van Suylen R]. d.e];teI,g3erel“'I",etol.Bztlloo-t1ttttg,io}iitist_','
for the treatmertt oflesiotts in saphenous vein bypass grafts.
,TAm Coll Cardiol 1'i93;11:1539-11‘!
Ex-sire IE. Bren-at SI, Ellis CG, et al. (.iuard't"-‘ire emboli protection
REFERENSI device is associated with improved myocardial perfusion
grade in sapheruotts vein grafi interverttion. Am Heart]
Abiztti-.1 A..Komowslci R. Mint: I-I5,etaLThei.n£luenceofdiabetes 201111-:14-B:1I]U.'i-6
tnellitusonacutearullate clinical oulrornes tollmv-h1gcoroc|a.ry Fischman DL. ‘Leon 1'-"TB, Balm D5: A randomized comparison
sterlt implanttation. ]' Am C‘ol1t."a.rdio1 1998-_;?l2:5E4-9. of coronary stent placement and balloon angioplasty in
nthioro Ft. Silber 5. Di Mario C, at al. {jutting balloon versus the treatment of coronary artery disease. N Eng] I lvied
cum-etttional balloon angioplasty for the treatu1.entofirtsl:er'|t 1994;331:496-501
restenosisrresultsof the restlenosis cutting balloon evaluation Fajadet I. Mttrice MC. Bode C. et al. Mainteriance of long-term
trial [I~‘J-EIlTL.lT:|. I Am Coll Fardinl Z004; 41:94?-9.
clinicalbertefltvritb sirolimuseludng coronarystents: three-
Angelini A, Rubartelli P. Mistrorgio Eetal. Distal protection with y-eur IlSl.l|tS of the IL"-"1"-‘EL trial Circulation 2[Il]5;I‘1l:1tl4IIl'-4.
filter device during coronary stentzinginpatiertls with stable Fasseas P. Orford 11., Panetta CL et al. lncidence. correlates.
and unstable angina. Circulation 2004;110:515-21 rnarutgerneot. and clinical outcome oi t‘o'ttn1ary perforation:
Balm IJS, tiutiip DE, Eihartrla SK, et al. Final results ofthe balloon analysis of 16.298 procedures. Am Heart] 2Ell4.;14?:1-1-0-5
vs optimal athercctomytrial l_'BDA'I'}.Circulation1998;9?:322- Grm1t:igAR.Se:1.r|i11gA,5ie-g-ruttitaler WE. Nonoperative dilatation
31
of coronary-artery stenosis: per-cutaneous translurnirral
Beran ti, Lang I, Schreiber W. ct al.lntracoron.ary tltrontbectorny coronary angioplash-. N Eng] I Med ts:-s;so1;s1-s.
with the X-siaer catheter system improves epicardial blood Cruise E, Scilber 5, H.1upt|:1ar|nKE, t:*I:a.l.TiiDCU5 I:sin- and twelve-
Ilov-' and accelerates ST-segment resolution in patients month results from a randorI1ir.ed. double-blind trial on a
with acute coronary syndrome: a prospective, randomized, slow‘-release paclitaxel-eluting stent for de novo coronary
controlled study. Circulation 2l]l2;1{I5:2355-60 lesions. Circulation 2003:10?:El-B-11
Baitrt IJS. in-'al1r II. George B. et at Randomized trial of a distal Grise MA, Massullo ‘v’, Jarti S, et al. Five-year follow-up after
embolic protection during percutaneous intervention inlracoronary radiationzresults oiarandornisecl clinical trial.
of saphenous vein coronary bypass grafts. Circulation Circulation 2lD01;105£?.'l?-40
2iIlC|2.:1'EE:1235-9U
Grube E.- {Ierkens Li. Yeung AC. et al. Prcvecntion of distal
Colombo A. Hall P. Naltarnura 5.cs.lnttacoronaryst-etttingwitltout
ernboliration during coronary angioplasty in sophenous
anticoagulation accomplished witit intravascular ultrasound vein grafts and native vessels using porous filter protect-loco.
guidarice Circulation 1*il95;9l:1-I576-83
Circulation ZUU1:1D4:2435-41
Colombo A. Urlic D. Stankovic G, etal. Prttlimirutty observations Holrnes [l'F.Ir.TopoiEI.£“atiif F.l'-“L etal..nt:nulticenter. randomized
regarding angiogiupl-tic patternofrestenosisafte1'rapa:nycin-
trial of coronary angioplasty versus directional atberectorny
eluring scent intplanttatioo. Circulation 10llEl-;10?:21?B-St]. for patients with saphenous vein bypass graft lesions.
("olombo A. Drzewieclci L ‘Banting rt, ct al. Ttartdorrdzod study Cr!.\1"E.!tT ll Investigators. Circulation 1995,*5‘l:l‘5lE|-E:-‘Isl
to assess the etfectiveness of slow- and moderate-release I“-long It-IK, ivlehran R. ilangas G. at al. Creatine Itinase-MEI
polymerbased paclita:-ml-eluting stunts for coronary mtery enzyme elevation following succesiui saphcnous vein graft
lesions. Circulation P.0lIIB;10B.'?B8-94 irtterverLtio11 is atuiociated witl1 late mortality. Circulation
Cohen EIM, Weber V], Blunt. RR. el: al. Cocktail attenuation of 1999;100:2400-U5
totablation flow effects {CARAFE} study: pilot. Cathet Hoffman SN, 'l'er|‘.Bcroolc IA, Wolf MI’, et al.. A rneta-analysis of
Fardiovosc Diagn 19'SI6,;{supp] 3-}:&9-F2 lartdomizedcorrtroletittials co1'npa.t'i:r|.g coronary arerybypo.-55
Cotton EA. Sylcora K. Kimball BF, et al. Clinical outcomes of graft with percutaneous tranflurltinal angioplasty: or|.e- to
pafiertts more than one year following randornization in the eight-year outcomes. ] Am Coll Cardiol 2D03_:1l-111295-C5011
Canadian Coronary Atherectomy Trial {CCAT} Can] Cardio] I-iocng MK, Iviintz G5. Lee {'1-'14", et al. Paclitaxel coating reduces in-
15|9'.T".I13:R253ll stertt intimal hype1'pl.asiainhtttrlancorona.1y arteries: a serial
lletre Kit-1, Holmes DRI. Holubkov R, et al. Incidence and volutrletric tntluvasntlar ultrasound analysis from the r'l.si.ar|
consequences of periproceclural oodusioru the 1985-1936 Paditaieel-Eluting 5terttCi.in.ieal Trial {ASPECT}. Circttlatiort
Notional Heart, Lung. and Blood Institute Perclttaneous 2003;ltl?:5l?-20.
Tmrlsluminal Coronary .-trig-,ioplasty Registry. Circulation
l99li].131?39-511'.
INTERVENSI KOFLCINER PERKLTFAN
1439

Here F» Demos PA, Arampahis CA, et al. Effectiveness of the Park S], Shim WI--I, Ho L15, et al. A paclitaxel-eluting stent
sirolimuselntirig stent in tlu: treatment of saphenous vein
graft disease. ] invasive Cardiol 2110-£,:l6:Z3ll-G.
tor the prevention ol coronary restenosis. N Eng! I Med
llolrnes DH Jr, Leor1 Mil-, l"-loses IW,etal. Analysis of 1-year clinical 2[l[i3:34-$;l55?-=15.
outcomes i|1t.het'-ilRIU5 trial:a randomized trialoi-asi|'olirnus- PoP"“']L5uiuharalir|.g11an1l5-1, LansI<1-' Al.-etal.Ra11=clom.ised stats
doting sbentversus a: standard silent in patients at high risk 9l15r,t":7ll'Ybeta-ntdiation versus placebo control for treatroent
torcoronary rust-enosis. Circulation 2001;109:634-40. of in-stunt restenosis. Circulation 2002,: ltJa:1ll9ll45
Hoye A, Tan-abe K, Lemos FHA, et al. Significant reduction in Plolclcer ill-‘I.-', lviee-:be;r ll-H, Sen-uys PW. The Dutch experience
restenosis alter the use of sirolimus-eluting stents in the in percutaneous translutninal angioplasty of nan-o1.-ved
tceatrneatt of chronic total occlusions. I An’: Coll Cardiol saphenous veins used for aortocoronary arl:en'a.l bypass. Am
2U|J4;—E:1'95-51-ii. I Cardiol 1ss1;sr£~s1-e
Kent KM, Benin-oglio LG, Bin-rkPC, El al. P uansluminal Rodriguez A, Palacios IF, Navia I, cs. Argentine randomised
coronary angioplasty report fiorn the Regisuy of the hlational study: Cocroriary angioplasty with stenting versus coronary
no-in, l.ung, and Blood Institute. A111 Jcaraioi 1sa.2;-1~1*zn11-20. artery bypass surgery in patients with multiple vessel
Kobayaslti N, Fin-ci L, Fenaro M, cs. Resllerlosis after coronary
sten ting; 'C|.i.t!.iLal and angiogaphic predictorsinlwti lesions. disease {ERAL.'l ll]-: 3!] day and long term follow-up results.
I Am Coil (‘ardiol I999;33[suppl A]-:32.-'-‘t Circulation 19'FtEl;1llll{sL|ppI l]|:I-B4
hiastrati A, Schomig -A, Elezi 5, et al. Predictive factors of Rotfi M, Multherjee D, Chew DP, et al. Lack oi benefit from
restenosis after coronary stent placetnent. j Am Coll Fardiol intravenous platelet glycoprotein Illa,-'IIIa inhibition as
I99?’:3El:l=12ti-36 adjunctive treatment for percutaneous interventions of
Blunt: li-LE, Baim [15, Cohen DI, ct al. A 1:-ial comparing rheolytic aortocoronary bypass grafts: a pooled analysis of iiye
tlu-ombectomy with iritracorottarg.-'urokimsetorcorona.rvand randomized trials
vein graft thrombus {the ‘I-'ei11(IraitAngio]etEitudy [Vi-3;1A.‘l Resnic F5, Wainstein M, Lee Irili, et al. No-rellow is an
2]. Am] Carcliol 2002392326-30 independent predictor of death and myocardial infarction
Kornowski ll, Ayzenberg O, Halon DA, et al. Preliminary after per-cutaneous coronay intervention. Ann Heart l
ex periences using lC—Sizer catheter for tltrombectomy Ztlll?-;l45:*fi‘—Er
of thrombus-containing lesions during acute coronary
F-ierruys I“l-'v', van I-{out E, Bonnier II, cs. Randomised cotnparison
syndromes. Fatbet Cardiovasc lnterr 2llU3:53:=t4?I-B
Lemon PA, Serruys PW, van Domburg ET, et al. Unrestricted of irnplanttation of heparin-coated stents with balloon
utilization of sirolimus-eluting stents compared with angioplasty in selected patients with coronary artery disease
conventional barestent irnplanttationin tl'n:”I‘eal world": the {Benestent II}. Lancet 1ss.s;as2;s:o-s1
Rnpaunycin-Eluting $§tentEvaluated Atllotterdam Cardiology,- Sen-uys I-‘W, [Inger F, Sousa IE, et al. tfomparison of coronary
Hospital {EEfiF.A.RIL1H} registry. Ifircula lion 2Dll4,;1ll9:1‘9'll-5 artery bypass surgery and stenting for the treatment oi
Temos PA, Saia E, Holrna et al. Sl1ort- and long-tenn clinical i'J.'tll.ll'.l'i’Il'SSEl disease. N Eng] J Med 2Eltl1:3-t4:1I1?-24.
benefit of sirolirnus-eluting stent: compared toconventional Sousa IE, Costa l‘-‘IA. Abizaid A-L‘, et al. Fiustained suppression
barestents for patients with acute myocardialiniarction. I Am of neointimal proliferation by sirolirnus-eluting stents: one-
Coll Cardiol ltlflsl-l43:.'i'll*l~S. year angiog-raphic and intrayascular ultrasound follow-up.
Lernos I’A, Lee 'L‘i'I, Ilegerteitin M, et al. Early outcome after CircuIation3lIl1;3?:133543.
sirolimus-eluting stent implanttation in patients with Stone CW, Ellis 56, Cox DA, ct al. One-year clinical results with
acute coronary syndromes: insights from the Raparnycin-
the slow-release, polyrner-based. paclitareleiuting TAIL-‘S
Iiluting Stunt Evaluated At Rotterdam Cardiology Hospital
sterll: the TAXU5-l"v' trial. Circulation 2llll4;I UEEl9-'-1?.-F.
it-1E51=..=mc1~1} regislr1t. I am (Toll Cardiol 2ou3;s1=2o-ans. ii-chatnpaert E, Cohen EA, &h1uter M, et al. The ifarladian study
Liislro F, Fitanlcovic G, Di MC, etal. Firstclinical experience witha
paclitaxcl deriyate-elulirig polymer stcntsystem implanttation of the sirolimus-eluting stent in the treatment oi patients
forin-ster1trestenosi.s:itnr|1ediatoand long-term clinical and with long de nouo lesions in small native coronary arteries
angiograpltic outcome. Circulation 2002;105:1385-6. to-status}. i Am can Cardiol 2oos;4a;111os.
Leon ME, Teirstein PS, Moses IW, ct al. Localised intracoronary 5chocter],SchluterIvI,G4:rsl1lick AI"I,etal. 5i|'oli.cnus-eluling stents
gamma-radiation therapy to inhibit the recurrence of for trean-nent of patients with long atherosclerotic lesions in
restenosis EI.ftE1'sl‘E1'll:i]‘tg.. N Engl I Med 2DDl.;3s1-4.'15'il-ti small coronaryartefles; double-blind, randomised controlled
Miller ‘DD, l-"e:rani It-1'5. Current status of myocardial perfusion not {E-SIRIUS}. Lancet zuusaezrosss.
imaging after percuta neous tra nslurninal coronary Sousa IE, Costa MA, Abizaid A, et al. Lack of neointirnal
angioplasty. I Am Coll Cardjol 19'94;2-1:260-6. proliferation after implanttation oi sirnlimus-coated
I\'Iori€rrl\’lC,5€1ruysP'l-'v',5ousalE, eta]. Arandomizecl comparison stents in hurrian coronary arteries: a quantitative coronary
ota siroliinus-eluting stent 1.-vitha standard stentfor-coron.=:u-y angiographyandthreedirnei-isiorialinuavaseirlarultrasotmd
revascularization. N Engll Med 2fltJ2;?4fi:l?'J".!-EU. study. Circulation 2001;103:192-5.
l'-'Iose.s_TW. Leona-IB, Poprna [L etaLSiroiimus-rlut-i:ng stents versus Sa.iaF,l.emosI‘A, LeeCI-Letal.:‘£irolin1us-elutingsteritiutpiarittation
standard stunts inpatients with stenosis in a native coronary in SI‘-elevation acute myocardial infarction: a clinical and
artery. or Engl I med 2003;349:1315-23. angiograpluc study. t..‘irculat-ion 2llI33;1lII$:1?2?-9.
lviel1ranR, [lengas G, Abizaid AS, et al. Angiograpbic patterns of Stone til‘-i, Ellis SC, Coo: DA, et al. A polymer-based, paclitarel
iJ1—tilE.‘Ill1'HlE[tDS.lS?ClElS5ifiCi1l‘l-DUI! and implications for long- eluting sbant with coronary arberydisease. 1‘-I Engl
tann outcome. Circulation 1999;'l.Dt}:1S?2-El lhled roeeasoeztai.
1'-’leuriL, Boron R. Weiner‘BII, et al. Cutting balloon angioplasty iiillrer 5-, Popirta I, Suntharalingham it-‘L otal. Two-year Iollovr-up
liorfl-re pres-mtion ofrestenosis: results octthe Cutting Ballloon of 5'[l5r_.-'9Ct“.(' beta-r-=.'rdiat:ion versus placebo-control tor the
Global Ranclolnized Trial. Am] Cardiol Z'|l€|2.:':i\El:1'D79-53 fl'6flfl1EIIlOflI1-SlEfllIESbEf'l.D5l3,.ntIl1l'IE3If]2lIl5 [in-press]
lviattitet-v E’, Lerinon H], Rihal C3, et al. Applicability of distal Safian RD, Feltllrtan T, l'-iuller DW, et al. Coronary angioplasty
protection for aortocoronary vein graft interventions in and rotablator athcrectorny [CAF.A'i'_}: Immediate and late
clinical practice. Path Cardiovasc lnterv 2'00-i;63:143-51 results of aprfie‘-Pecfive rnulticentre randomiaied trial. Cathet
Cardioyasc lnbetvent 2lElll'l;5il:2_lE'-20
14so _ PENYAKIT JAHHJNG KURBHER

Simonton CA, Leon l‘-.:l'B, Balm US, et al. Optimal directional Tanabe K, Senuys PW. Grulie ii, ct al. TAXUS III Trial: in-stertt
coronary athererhzrrny :EinairesuJ.tsocitlteoptitr1al atl1a1-ecbotny restenosis treated with neat-based delivery ol paelitaxel
reslm1t':s-‘is study {UAR‘5']. Circulation 1'3J95;9?:33I-Q
incorporated in a slow—release polymer formulation.
Circulation 20133-;1m':559-6-L.
Stanltovic G, Colombo A. Bersinli. etal. Comparisonocidirectional vom Dahl I, Uiefl U, l-laager PR. ct al. Rotational atltetectorny
coronary atherecbomyand stentingversus soenting alone for does not reduce recurrecnt insbent restenosis: results of
the tceatrnentofclenovo and rest-enotic coroartry narrowing. the rotational atherectorny versus balloon angioplasty
Am] 1IIa.rdiol 1Di}4;93-:95}-B for treaunent at diffuse in-stent restenosis trial QARTLSTI.
Schachinger V, I-la.1:n.m CW, lvlunzel '1', et al. A randomized Circulation 2llU2;lIll5;5Ei3-B
trial of polyteh-afluoroetl1yleI1.e-membrane-covered stents eon Kom I-L Scheinert D, Elruclt lvl, at al. Initial erperienoc with
in aortocoronary sapltenous vein grafts] nrn Coll Cardioi the Endicor X-Siam‘ tltrombecbomy device in patients with
l‘|IL'i_;4P_"l3£r[l-'9 ST segment elevation myocardial in.Ea.rction. Z Kardiol
Stanltovir G, Colombo A, Presbitero 1-‘, et al. Randomized %.‘9l.:=l6v|5-F1
evaluation of polytetrafluoroetl-iylene-covered stents in Williams DU}, Riley RS,5ing1'l A-K,MostAS.Rastorationofnorn1al
saphenous vein grain: the Randomized Evaluation of coronary laerno-dynamics and myocardial rnetalaolisrn after
p-olyte'tc-afluoroetl1yle11e-CC"-"m'ed stents in Saphenous vein s tt'aJ1slunti11£llcoronaryang;ioplasty.CiIculaIion
grafts {REC'L'T'u"ER5] Trialfirctilation 2DU'3;1U5-13?-12 l9EEI;t3?.-553-e
5-il1amtaSK,l€irti.=t,I'-ieliran‘R.. et al. l‘lDI'£.tlIiDI1Hl&'H1t!tECi11II1y\'QtSll5 Waltsmart R, Wltite RT... Chan RC, et al. lntracoronary garn.1:oa-
balloon angioplasty for diituse inastentrmtenosis {RtJ5'l'ER]. radiation therapy a.{-tot angioplasty in.l'|i‘oits recurrence in
.-‘tin Heart I Zillillljl-i'.T":1IE|-22 patients with insteni restenosis |fWRIS'T}. Circulation 20110;
Stone G1-'\', Rogers C. Ilermiller I, et al. Iiandornizaecl comparison l[Jl:ZlI55—?1
of distal protection with filter-based catheter and a balloon Walsrnan R, Cheneau E, Ajarti AE, et al. lrtttacoronary radiation
occlusion and aspiration system during percutaneous therapy improves the clinical and angiographic outcomes of
intervention of diseased saphenous vein aorto-coronary dittuse in-stent restenotic lesions: results oi the Washington
bypass gt-at-ts. Circulation 2i1D3;1l1E-:5-i~B—51i Radiation for In-stent Resteno-sis ‘Trial for Long lotions [long
‘S-tone tilt-', Wei:-is I, Cox D, et al. Primary angioplasty in WT‘\I."5'I'I Studies. Circtllatiorl 1UU3;1lII?:l?s1-1~9
acute myocardial infarction with distal protection of the Waksman R, Raizner AE, Young ALT, et al. Use oi localised
microcirculation:Principal results from the prospective, intracoronary beta radiation in treatment oi in-stent
randornizecl l.':'.I'-El?-.LD trial 1005 [in press}. restenosis: the lN'HIBl'l' randomised controlled trial. Lancet
Stone G, CorDAsBab‘oI,etal.1‘cospective, randomized evaluation 1002;359:551-T
oi thromhectoroy prior to percutaneous intervention in Wal-zstnan R, Ajani A, White EL, et al. intrava.scular gan-una
diseased saphenous vein grafts and tltrornbus-contairiirig radiation for in-stunt restenosis in Sapl'vEltous-vein bypass
coronary areries. I Am Coll Cardiol 2003;-t.2;1CID?-13 grafts. N Englj Med 20023-4-5:119‘!-9'9‘
Silberfi. AlbertssonP, Aviics Fl-',eta1.Guiddines for percutaneous Wal-zsman R. Ajani AE,1-"-mite RL, ct al. Two-year follow-up after
coronary interventions. The taslt force for percutancous beta and gamma intracoronary radiation therapy for patients
coronary interventiomof t.heEurr|-pean Society oECardiology. with dittuse in-stent resternosis. Am I Cardiol 2001;551:425-B
Eur Heart I 2UD'5;1o:Sll4-4T". Waltszotan R, Ajani AI-I, P1111-ow E, eta]. Twelve versus six months
Smith SC, Anlrnan EM, Smith SC. et al. AIZTEI,-"!'|.lL5'i_.I'SL‘Al 20115 oi clopidogrel to reduce rnaior cardiac events in patients
Guideline Update for Iiercutanoous Coronary Intervention undergoing gamma-radiation therapy for in-stentrestenosis:
A Report oi the American College of Cardiology,-" American Washingtcrn Radiation for In-St-ent restenosis Trial {W'l~'£IS'l'j|
Ileart Association Task Force on Practice Guidelines 1.2 versus WRIST PLUS. Circulation 3102:1116-:'?“.T-E»-E
{ACCIAHAISCAI Writing Committee to Update the 2001. WI-iitlow PW. Be.ssTA, Kip-pct-man Rh-‘L et al. Results of the study
Guidelina for Percutaneous Coronary lntervetitionj. www. to determine rotablator and translurnirial angioplasty stiatcgy
E.-$31‘; |[STRATASj|. Am] Car-tliol 2UD1;E~?:-Ei99’F05-.
The Sufi investigators. Stern assisted PCI versus CABS in
tnultivessel coronary artery disease. Lancet 2llIil1;?:6ll:9't|5-F0
Tanabe K. Sen-uys PW, Grebe E, et al. TAXES lll Trial: in-stent
restennsis treated with stent-based delivery of paclitarel
incorporated in a slow-release polymer formulation.
Circulation 2l]D3;1lD?:55l9-End.
To-pol EI, Leya F, Pinlterion f.‘.#-., et al.n. comparison of directional
atherectorny with coronary angioplasty in patients with
coronary artery disease. The CAVEAT St-cuiy Group. N Eng!
I l\-led 19€'3;329:1fi-F
Topol E],i\IisseriSE.O|.1rpreoccupation with coronary lurninology;
thedissociationbetweenclirticalacnd ango-gt-apl-iic
ischemic heart disease. Circulation 19955922333-12
Teirstei-n PS, lvlassullo ‘V, Iarti 5, et al. Two-year follow-up alter
catheter-based. radiotherapy to irthihit coronary 1-estenosis
Circulation l999:99:2-13-5'
Teirstcin P5-.Kt1ntz RE. blew tir-o1'ltietsirti|1iei'veritior'ial cardiology 1
intravasrular radiation to prevent restenosis. Circulation
2D[ll;li11l=:26-EU-6
Teirsteiu PS, It-iassullo V, jani S, et al. 'Il'u'ee-year clinical and
angiographic follow-upafterirttracoronary radiation.‘ results
oi a randomised clinical trial. Circulation J".CIllCI:lUl:E|-E»il—5
'1'opolEI,YadavIS,. Itecognitiort of the lJ.'l'l12\Ct1‘l'£'l-I‘LCIi!1IlfE'II'l-lJIOl.iZ‘flE\‘_‘|.l‘L
in athorosclcrotic vascular disease. t.‘irculatiocrt2ElIEItII;1D1fi'?[l-
Bi].
194
OPERASI PINTAS KORONER
Tarmfzi Hakim, Tammy Dharmawan

PEN DAHU LUAN mesin pintas kardiopulmaner. Setaiah operasi 1 tahun


karnudian pasien meninggal dan dari c-tupsi pasien
Angka kamatian akihat penyakitjantung lcarc-nar {PJKJ di ditamukan adanya piak aterorna yang manyumbat arteri
Indonesia tahun 2001 mencapai 25%. Be-rdasarkan hasil mam-aria interna yang diguna kan sebagai konduit.-" Pa da
Suryei Kasehatan Rumah Tangga Nasional {SKRTN}, daiam tahun 1954, dakter be-dah jantung Rusia yaitu dr Vasiiii
‘ID tahun terakhir angka tars:-:-but candarung mengalami Kolasay manyatakan telah taerhasil rnelakukan operasi
peningkatan. Pada tahun 1991, angka kamatian akibat pintas kuronar partama yang barhasil dengan hantuan
PIE adalah 16 ‘Pi-. kamudian di tahun 2001 angka tersebut kt: nduit arteri mamaria intema. Teknik ana sta masis yang
malonjak manjadi 25,4 ‘J6. Angka karnatian akibat PJK digunakan adalah intima ice intima. Dr. Rana Favaluru,
diparkirakan mencapai 53,5 per Tflflflflfi panduduk di seorang dolrtar bedah barkewarganegaraan Argentina
negara kita. Tentu saja pa-ran tatalaksana re-vaskularisasi menemukan panclakatan fisiofogis dari tatafaksana
rnenjadi sangat panting dan salah satunya adalah bedah pintas koranar di Cleveland Ciinic pada bulan
rayaskularisasi dengan operasi pintas karaner.‘ Di Rumah Mei 195?. Teknik yang digunakan saat itu menggunakan
Sakit Jantung Bi Pembuluh Darah Harapan Kita dari tahun kcrnduit dari vena saphena magna untuk manggantikan
2005 sampai tahun 2011 terdapat 2910 pasien yang segmen arteri koronaryang stenosis. Dr. Dudiay Jahnson
menjalani operasi pintas koroner. Dari jumlah tarsebut. malakukan operasi pintas koraner ke sistern arteri
terdapat 2602 pasien Iaki lalu‘ dan 308 pasien. Dari totai koranaria kiri.‘
2910 operasi pintas karaner tersebut, kasus operasi pintas
kornnar murni adalah 2??2 operasi, B5 kasus operasi
pintas koraner dengan panggantian katup mitrai, 55 DEFINISI
kasus dengan operasi pintas kn-mnar dan panggantian
katup rnitral dan trikuspid, 31 kasus dengan operasi pintas Dperasi Pintas I<c|-rnner {OPE} adalah pmsedur 1:-edah
kc-roner dan panggantian katup aorta, 5 kasus campuran pintas kuranar yang dilakukan untul: mangatasi angina
antara operasi pintas kn-rcrner dan operasi penggantian pektoris dan manurunkan risiko I-zamafian akibat penyakit
katup aorta, mitral dan trikuspid, 5 kasus dengan operasi jantung koruner.‘ OPE dilakukan dengan mangarnbil
pintas knnanar dan panggantian katup trikuspid, dan 4 konduit pembuluh darah baik itu arteri maupun ‘arena
kasus dengan apemi pintas kuroner dan p-enggantian untuk disambungkan Ice arteri knrnner sehingga terjadi
katup mitrai. pamintasan arteri kuroner yang mengalami penyampitan.
Uparasi pintas kuruner panama icali dilakukan di Efaknya adalah terjadi parbaikan suplai darah ka daarah
Amerika Serikat pada 2 Ma] TQEU di RS Van Etta-n di stat jantung yang dipardarahi arteri kn:-one: yang
New ‘fork niah tim yang dipimpin oleh Dr. Robert Goat; tersumbat itu.’ Operas] pintas kuraner bisa dilakuican
Pada saat itu, arteri mamaria interna sebagai konduit dengan bantuan masin pintas kardiopulmuner yaitu on
dianastarnasiskan ke arteri kurunaria kanan. Dperasi pump atau tanpa masin yaitu 01"-,3’ pump. Taknik terbaru
dengan bantuan cincin Rasenbach saat itu hanya adalah dengan pernbedahan insisi minimai dan operasi
membutuhkan waktu ‘I? detik dan tidak rnemerlukan dengan bantuan rebut [Da‘~.|"inci}.‘

— 1491- -
1452 _ _ PENTAKIT JANTUHE KDRON ER

PATDGIEN ESIS stabii. Jika tiba tiba plak tersebut ru ptur rnaka da pat terjadi
erpsi plak, perdarahan pada p|ak,th1'r:|-mlalua mural. em ball,
Prpsas atercrslclernsis adalah preses yang kranik clan clan pelern ahan dincling sehingga bisa terjadi crlrlusi arteri
melibatkan prpses lcpmpleks dari disfu ngsi enclatel. Praises kcrrcrner yang menyebabkan terganggunya perfusi aliran
ini sangat fatal terutarna jika terjadi pada arteri lcproner. darah ke atrat jantu ng dan dapat menirnbulkan ceriera
Awalnya pada arteri lrcrrraner yang normal tapi rnendapatltan atau lcernatian sel atatjantungi
predisppslsi aterpsklrzrasis seperti hipertensi, diabetes
mellitus, hiparlipidemia, dan l-riperhnrnraslateinemia dapat Asuhan Praopreratif
terjadi prases disfungsi endotel. Disfirng si endatel tarsebtrt Manajernen perinperatif pada penanganan pasien yang
adalah awal tarpicunya prases yang pada dasarnya adalah akan menjalani OPK tercliri dari rnanajemen prenperatifi,
prases pertahanan tulauh terhadap clisfungsi endatel intraaperatif dan past aperatif.’ Pacla rnanajemen pre
namun terjadi berlebihan dan manyaba bl-can aterpslclercrsis. aparatlf, eyaluasi praoperatif dari DPK meliputi aria rnnesls.
Disfungsi enclotel akan rnenyebatikan alctiyasi dari sistem pemeriksaan fisik liengkap, dan pameriksaan penunjang.
lnflarna si se pa rti aclhesi atau emlgrasl mp nasit ke tem pat Hal tersebut diperlulcan untuk ml:-:-nentulcan incliicasi clan
lasi and-atal disertai perpindahan dan prnliferasi sel otot kentraindlkasi tinclakan operasi yang ada pada pasien yang
polps lca tunilra Entin-ra. Matriks aslctraseiular selanjutnya akan menjalani OPK. Ketilra pasien sudah diindikasiltan
rnelakukan elaburasi dengan prcrliferasl sel atnt poles clan direncanakan untul: rnenjalani OPE malra banyak
disertal alcumulasi lipid sehingga terjadi plalc fibrcrlipid persiapan yang harus diiakulican untul-: mengetahui lcpndisi
pada arteri yang mengalami lesi. Prases tersebut umumnya me-clis, fal-ctur risika, dan lcomcrrhid yang ada." Terdapat
terjadi pada usia mu-tia dan dikenai sebagai plak yang beberapa falttor risiko untuk ma-rtalltas pericrperatif pada
stabil. Prases selanjutnya adalah adanya lcematian sel OPK antara lain dem ografi iusia, gender. ras, indelts massa
di sakitar Iesi clisertai perkernbangan remodeling lesi tubuh] dan penyalcit jantung [riwayat lnfark miakard
plak yang kaya alcan makrafag, foam cells dan matriks dalam 24 jam terakhir, left main disease. fraksl ejeksi
esktraseiuler di dincling arteri sehingga terbentuklah jantung yang rendah, jumlah per-nbuluh darah kcrruner
plal: yang mudah rupture dan terpisah dari dinding arteri yang harus clicrperasi, penyakit katup jantung yang
[fibrous cap]. Prnses ini cllsebut sebagai plalc yang tidal: rnenyertai}. Seclangkan faktar komprbidrrya antara lain

/F" _* '}
t |
?._ _ Xx :
J: .I

u
‘Jana lcava superior " ‘
§ - 1'. Mm Arteripulrnanaria ainistra
Auriitula atrium dakstra I; *5 5'19" p""m°"a"5 km
{sayap atrium itanan ' I Perilcardium
Atrium del-zatra E; _Q.' -___ l ,_,_~__‘_""'- Trunkua Pullrnanalria
/{‘Em°w"9T
{Atrium kana
'
.- ' ~-—-- -I _ -. Aunkula atnum arnrstra
Arteri karanarius deltstra 1- .99 - {aayap atrium Kiri]
[a rteri icproner kanan |- _ - " - Arteri ltarnnarius ainlatra
. _,1--""'_"|[arteri ltaraner l:iri}
Kpnua artariprsua breyia " " 1 __ P _________Arteri rnarglnalis ainlatra
[Cahang p-endal-: arteri ' ' ' [arteri hepi kiri}
it ______
Arteri dan yena yantrikel dekatra Arteri cliagonalia
._ ._;.-»-.
{arteri clan vena yantrikel kanan} ._'£=‘ -.\ .' . 2 ' F5‘ Anefiinlawenlriiurlans anterior
. e
‘!§_ _ -my >-" s,
,1-= . .
:1‘__"_-,-__,i-‘xfana lcurclra rnagna
Arteri rnarginalia clelaatra
_u - ch: ;.1 .r_-; ‘mi .- _ r-- .
{artefitepiicanan} .. in -_ _ - - ._ _ _ . . .
_ :91;-arrr, 1 Vanmkalarnratra
_ __ I .. g .
_ "L1-_-I "'; .', _ ‘J’ F L‘-:'
‘u'en’rnl-:al lcanan --' 5-5__-E; ,if __ .-.=.§
.5 .-__ _ ._.+
,_ ._ _- 1
. _,- . - -.. . .
‘$1-Ii-'_-' ‘;;.:r 1 "' ‘ 1’
' ' Apel-ta {puncak jantung]
' -1-.fl____,_ ._ -

Earn bar ‘L Anatpmijantung


GPERASI FIHTFIS KORDNER
I 493

Pcrtangan meintang arteri


~1- er '
ill F

t \ -1

h a_a
is-‘F mbdranpadadirrchg
.-.r- m'1:1:I'i
. f 1 -.Q - i -_-_" seimaiu-nfag
:1.-_,.e|_-u-'

.
:_rg_‘II
- _-_r -'
L-

_ ,,_
-.-' "“-" *-- .-'. 't:;f9f-379
_ ___ :__.
endapan irnlesteml
1;? ._.__
--~f\,1.-_-a-
-srii “Q k ' - -_ seldarahrnerah
‘~ :1? '1" ’ . J
J’ I.'-'
-- rel. '1-~.* '
1r ' selmdmufag
"fill" '13?‘ _ '+\""~=.___~' berlsusa
_ - . Q---. -‘~ ___
Q \T{
._ 11 ~* . endqsanlemak
.7-‘t he. ‘~
-,\-,'I .'.._-,_ =

-r rrf
.
.,/ ,-»-'1 .
Ffilllfifflifl _' _Ii :. Rnbeyan _ If i-_ kid}.
l L-'0-__ I 5: plada _ -l-‘E
arannur , - . _ A. . 5,5,,“ —--—.|,l
_--.__ G; 1|.:.:
__ ___;

- _. - ;_,_ /J

. , 1

--. 'T"—-.

»ra_r_.Ql -Pafilh-“T
Penimbunan --’.
flvdmq
pqmlyjj-| - +_
_
_
I, |2GF5LB1'lJB-E
ulehsuatu
"Ix -
ll
H

I-Il
J‘-__-
darah . .- baksran darah ,5‘ ,s-
- ‘,uf -|
- . '5'?‘-" h" I

Garnhar Z. Atereskierosis arteri ltnranaria

gagal glnjal, penyakit serebrcrr.-aslrzular, PPUK. diabetes. Ftiwayat perdarahan {obat antiplatelet dan
penyakit vaskular perifer, hipertensi, hiperkolasterolemia, antikoagulan]. Riwayat perda rahan yang harus didapat
lccrnsumsi phat imunnsupresan, dan status prenperatif rnencakup perdarahan medis mau pun surgikal.
lpenyeiarnatan, syolt kardingenik, pemasangan alat intra Perdarahan lcarena penggunaan obat antiplatelet
Aortic Ballan Pump prenperasi, reaperasi, lcelas N"r'HA, dan dan antikaagulan juga rnenjadi cakupan penilaian.
riwayat PTCA gagal dalam E buian terakhirir.’ Kflnsep penggunaan aspirin masih kpntroyersial.
Dari anarnnesls, riwayat yang harus didapatkan antara Ada yang mengatakan bahwa lcransurnsi aspirin harus
Iain?-T dihentilcan T hari sebelum operasi, namun ada juga
- Ftiwayat pula, durasl dan gejala penyakitjantung yang yang rrrenyataican bahwa anglta rnnrtaiitas rendah
dialami pre operasi. Hal ini diperlulcan untul: melihat jilta aspirin masih diherikan sampai belaerapajam pre
sesuai tidaknya indikasi bedah pada diagnosis yang operasi. Selain aspirin. penggunaan rah-at lain seperti
sudah dibuat Apa lcah tindakan bidang medis rnerujulc kid-pidpgrel dlhentiioan ? hari pr-e up-erasi dan heparin
ice doicter bedah jantung sudah tepat dan seberapa fiwarfarin]-juga dihentilcan malrsirna! sampai ‘l2jarn pre
besar kemungkinan lcelaerhasilan penderita kernlaali operasi. Penggunaan ebatrpbat diatas diawasi untul:
lce arah nnrrnal setelah OPEC. mEl1-Eegflh ada nya perdarahan baik karena rne lsanismi‘
1 45"-11 esntrnicrrmrrrruna K-pltrirhlik

6- _ _ perdaral-ran maupun karena adanya penyakit yang


Zr. fa’-'
"-
H |'__.r-""'
rnendasari perdarahan seperti sindrom antifasfellpid
kanulama 1. i-‘=‘i"‘*'"“ dan defisiensi faktnr pembeicuan darah. Riwayat
\
- x \"7§
w 1I . 5“ -~ s ./§
'/*
perdarahan saiuran carna. Riwayat terse but diperluiran
untuk rnencegah adanya perdarahan saluran cerna
.__sit karena stres setelah operasi. Seiain itu adanya anti
_ _§L- _ - kcraguian dapat merangsang perdarahan n-raicin hehat
. 5| i fir,“ dari ulkus peptil: yang sudah ada di |a|"n|:|-ung.
' “ 1- - Riwayat mernicok {PPOi<I, brdnlcdspasrne}. Fti-.-rayat
K3 I i -' . . . .
nu “ma ' _ ' ' __ merurkuk harus dldapatkan untuk mengidentrfrkasr
. 1 '_ adanya risike spasrne saluran napas saat intra pperasl
'-rene SZIIJHGHEI ' i . selairr itu juga harus dldapatkan data perneriksaan
-- E-'i' -- r -s.
*-$1‘. _ it spirometri sebelur-nnya.
I ;:;. FR.‘ I ___ I» ' gm '
‘ ' . " Tandur.[g-ran] arteri - Riwayat konsumsi ailcnhal (penyakit hati}. Riwayat ini
_ ' -- amariiirrtema
. gan Wm saphana harus didapatkan karena adanya risilcn perdarahan
2"’ 1 ‘L ‘
saiuran cerna pada saat intra operasi pada pasien
Garnhar 3. Operasi pintas ire-roner dengan riwayat gangguan fungsi hati.

lflum Siang Iinru


'|_=__;¢'_; _ |2|nrd1ylergf\iHr_ ‘I
5‘ -- _. --Pf - ., __ mnrrgnndufljdupm _ Jfz gum“ mm,“ H9
___: 1~._ hi“ _ ;__- in-naiirknnea-rnmm Er "F ,,ggM"1‘,_§,,m,g,,'1,
‘?'*|-IF
. . ' __
Y ' =m -. _i : 1 __ fl.ilI111l.|h\.| |-r
._ _.i_

.- -- .
_ 1-! ‘I
M. _____._ I: up -,_:'.1If\
s : \

,_,:_.____’*"*a.'5"*.~

Hnhumm H,flupu|,m|.|5r
.='-Lrm
13%?
r.E=_-7
Ditaigmnnr
J)»‘gt .-1
_|

|- M::i1n|'r£askarnnpu1|nnnafr3|'¢gIJ\avi
»

Fintas Kardinpulrnaner
{per-edaran di luar tubuh]
mm“:Ream-n.ir
pmmlpmganfi gmmm him" aha!“ “"5 “mm
kardepieqanalmamlmm
__ __ _ _ If melalui me
r=
I " - P“ --
'
:.:_=:Il___:__“:‘ ,_ _'_1s-. a gap. ‘:5
_ _:_-_-:-'=' L4.-. C-al-angeram dlngin [atau est
.._::,z H "l»~"~—-'—'i ;. 'rt!‘- . .- - araplirresirrmrtaiannurg
- = as ' u -fa Q" ' iii
.1 - e = W kg
_€| _ Air dtngln pom“ I '.

F - -1' - --
=: __ ' ' r ,lg..-
1}‘; w rnancijulra -5;
I .;a-,'-;4.;.a. - 1: new .-
'55-!::';"1"r."" -g"-.-.-...-__ ___ -. -w\_.. _..__. _,____ _T___
__'-.'_*:- - --.;_-__..".-'-_"r-__._.; - ir .~._- "'|"‘I|:‘1;|_ --» -. ‘T-=,-: -
1'!-""_"-.
Haardrchangur ' . __T
[alat panlhr paras] - ‘
-r.I.i.+i Pomp‘
Gamhar 4. Heart and lung machine
DPEIUKSI HNTA5 KDRIDNER
_ grass
- Fliwayat diabetes firealtsi protamin, luka operasi}. penyakit yaskular perifer karena dapat mening ltatlran
Pasien diabetes mellitus tipe ll yang terg antung insu- risilto infeltsi pada luka operasi selain itu jika ada
lin memiliki risllto gagal napas dan gagal ginjal yang penyaltit rraskular perifer t.en.rtarna di tungltai laawah
lebih besar setelah operasijilrza dibanding ltan dengan maloa rrena saphena lcurang bailt dipaltai sebagai
pasien normal. lconduit. Pemeriksaan adanya rrarises vena {untul:
- Riwayat gejala neurologis r[riwayat stroke, riwayat mencari alternatif conduit arteri lcoroner]. Adanya
endarterelctomi arteri ltarofis}. Adanya riwayat strol-: y-arises rnenunjultitan yena saphena lturang balk untul:
seiaelumnya memperbesar risiko terkena stroke menjadi conduit OPK.
setelah operasi OPE. Pada perneriltsaan penunjang
harus dilaltukan pemeriksaan Doppler ltarotis atau Femeriksaan Penunjang
arteriog rat] karotis untul: mendeteltsi adanya trombus Pemerilrsaan penunjang yang diperlukan saat pre operasi
di arteri ltarotis. mencakup’-’
- Pernilihan ltorrduit. Konduit hanuslah yang balk dan * Pemeriksaan hematologi {darah perifer lengkap.
untul: itu perlu dilaltukan pemeriksaan adanya riwayat F-‘T, aPTT, jurnlah trnmbositi. pasien dengan riwayat
trauma rekonstruitsi yaskuiar distal atau infeltsi pada isltemia selsaiknya diberilran transiusi darah Packed
kondult. Pada arteri radialis dapat dilalcukan Allen rad cell (PRC) PRC sampai hematol-:rit rnencapai
test dan juga pemeriltsaan Doppler palmar untuk minimal 23.
rnelihat itelayaltan arteri sebagai lconduit. Hindarkan - Femeriksaan ltimia darah (elektrolit, ureum, kreatinin,
pemasangan infus intrarrena pada ternpat arteri gula darah. fungsi hati}
radialis akan diambil setragai konduit. - Ureum, ltreatinin, dan urinallsis untul: mengetahul
fungsi ginjal pre operasi. Adanya peninglcatan kadar
- Ftiwayat fungsi ginjal. i-‘tiwayat penyakit ginjal
kreatinin menjadi pertanda adanya risilto gagal ginjal
sebelurnya harus didapatkan urrtuit menilai fungsi setelah operasi.
ginjal setrelurn operasi. - Hontgen toraks PA untul: rnengetahui adanya proses
- Riwayat infeltsi. Adanya infeksi dapat memperberat penyaltit pada paru setelah operasi.
pemulihan setelah operasi selain itu dapat menjadi - Elelctroltardlogram, angiografi, dan ekokardiografi
foltus penyebaran pada luka operasi seperti menjadi Semua pasien OPKI harus diberilcan semua mediltasi
mediastinitis setelah operasi stemotorni. antiangina dan antihipertensi sebelum operasi bahltan
- Ftiwayat medilcasi dan alergi. Harus dilihat secara sampai pagi hari menjelang operasi. Hal ini untul: menjaga
balk karena ada obat yang harus dihentikan sebelum agar tidalt terjadi rebound hipertensi. Digoksin dapat
operasi seperti warfarin. antiplatelet. metformin dan diberikan jiita ada masalah pada irama jantung. Pasien
juga ada obat yang harus diawasi penggunaannya memerlultan monitoring yang irwasif dan intensif. Dleh
selama perioperatif seperti insulin, steroid, dan itarena itu pemasangan itateter rrena sentral diperlulcan.
monoomlne olcsidose. Kateter Swan Ganz juga diperlukan terutama pada
Setelah anamnesis didapatlcan malta dilakukanlah pasien dengan tungsi yentrikel l:iri yang menurun.
pemerilcsaan fisik, mulai dari lteadaan umum sa mpai status Monitoring tekanan arteri pulmonal juga diperlukan
mental harus menjadi pertimbangan. terutama selama perio-de retraltsijantung saat pembuatan
- Tekanan darah harus diperiksa pada kedua lengan anastomosis distal karena telranan arteri pulmonal yang
ltarena adanya perbedaan teitanan da rah pada lengan menlnglaat adalah salah satu tanda pertama dari masalah
dapat menunjukltan adanya stenosis arteri SLiiJiQ|a'u'iB hemodinarnilc lcarena islcemi aritmia dan icolaps sistem
salah satu sisi dan ini adalah kontraindikasi graft pada lcardio\rasln.|lar.3~’
arteri toraicalis interna.
- Adanya infelcsi di lculit dada sebelum operasi dapat Asuhan lrrtraoperatif
menjadi pintu masuk bagi adanya infelcsi pada Hal yang perlu dijaga selama intraoperatif adalah kondisi
sternum setelal-i operasi sternotomi. hemodinamik yang hams stabil selama tindal-can dan
- Pemeriksaan jantung dan paru dilalrultan untul: peneltanan jantung terutama pada telcnilt “off ,ournp“.“-9
mem eriksa adanya gejala gagaljantung lrongestif dan Perubahan signifilcan dari tekanan darah terutama terjadi
adanya mum-rur baru set:-elurn operasi. saat retraksi eltsposur dinding lateral. Hal ini beralcibat
- Pemeriksaan konduit dan traskular {bruit lrarotis. menuninnya preload dan perrgisian yentriitel l:iri karena
aneurisma arteri abdominalis dan pulsasl perifer alran yena caya, saluran rrentrikel kanan, dan trena pulmonal
1:-erhu laungan dengan pemakaian Intro Aortic Bcrllon yang terjepit dengan rnanuyer retraksi. Penanganan
Pump [IABP]. Selain itu perlu dip-eriksa apaltah ada yang pertama untul: rnasalan ini adalah pemberian
1456 PE=hl‘|"AKIT JANTUNG I-EORCIIHER

eairan intravena. Pengawasan terhadap korrdisi cairan Association tahun 2004 menyatal-:an bahvva GPK adalah
lntravaskular diiaituitan selama operasi dan terutama terapi terpilih urrtuk:"
menjelang rrianipuiasi terhadap jantung. - Penyumhatan pada arteri iooroner utama lt_iri -[Left Main
Comnoryflrteqfil.
Asuhan Pascaoperafif - Penyumbatan pada ltetiga arteri lcoroner {arteri
Asuhan post o-peratif seperti monitoring status anterior descenden itiri, arteri sirkumiloitsa itiri, dan
kardiopulmonal, fungsi ginjal, dan drainase WED harus arteri ltoronaria itananji.
dilaitukan set-eiah operasi. Flisiito itompliirtasi post operasi - Penyaicit jantung [coroner difus yang tidal: bisa
antara lain gagal multi organ, henti jantung. gagal ditangarri dengan IPK.
ginjal. septikemia. ventilator. yentilasi lebih dari 5 hari.
tamponade, infarlt perioperatif, itornpiikasi saluran cerrra, Prosed ur Op-erasi
reelcsplorasi perdarahan operasi. dan infel-tsi mediastinitis 1. Pasien telentang di atas meja operasi
setelah operasi.“ 2. Anestesiolog memasang arteri line. intravenous lines.
kateter Swann Gan: dan memulai anestesi umum.
Penelitian OPK vs IPK 3. Dilakultan sternotomi mediana. rongga perilcardiurn
lntervensi Koroner Peri-tutan |[lPl(]r adalah tindakan yang dibuka. dilaltukan pemeriksaanjantong oleh operator.
dilalcultanjuga untuit mengatasi angina dan penyempitan Sementara itu. konduit diambil sesuai pemilihan
pembulul-i darah it-oroner. tlmomnya kateter pada konduit pre dan intra operasi. Ketii-:a lconduit sudah
tindaltan IPK dimasukltan via arteri femoral. IPK sering didapat rnalta heparin diloerikan untul: mencegah
disebut sebagai alternatif dari OPK. Banyak penelitian pembekuan darah.
yang membandinglcan antara tatalaksana IPK dan 4. Pada telcnik oi?’-pump maita operator alcan menaruh
OPK. Bail: IPK maupun {JFK terbukti lebih bail: dalam alat stabilisator jantung. Pada telcnik on-pump.
menghilangkan gejala dari pada terapi medikamentosa. operator altan mulai melaltulcari jahitan kanula pada
Penelitian Surgery or Stent {So-S] Penelitian menyimpolkan aorta. yena kava superior dan inferior dan mulai
trahvra CIPK. lebih superior daripada lPl€ dalam kasus menginstruksikan pr:-riusionis untul: memulai pintas
sun-rbatan pada lebih dari satu arteri koroner {muitivessel ltardiopulmoner [Cardiopulmonary bypass}. ltetika
disease]?-2° Penelitian SoS adalah penelitian tersamar pintas kardiopulmonar sudah dijalanltan. operator
ganda yang memtrandingltan antara OPK dengan IPK yang altan menernpatitan I-tlem siiang aorta di aorta dan
meng gunaltan stent logam [bore-rnetol stems}. Walau pun menginstrultsiltan perfusionis untul: member-iltan
terdapat perkembangan terbaru dengan clitemukannya cardiopiegia dingin untul: rnenghentiicanjantung dan
drug elutlng stent. namun OPK tetap menjadi standar rnerendahltan metabolismenya. Biasanya mesin aitan
tatalaksana terpilih pada ltasus three vessel disease dan merendahltan suhu hingga sekitar 29°C.
left main disease. Terbultti pada S‘r'NTAl'l trial tahun 2l}lIl9 5. lvlasing masing lconduit dianastomosisi-tan. Lljung
diternulcan bahvva angka kejadian lcompliltasijantung dan proksimal dianastomosislrzan lte aorta dan ujung distal
serebrovasltular seteiah UPK lebih rendah pada 1 tahun lconduit dianastomosiskan pada arteri lcoroner distal
pertama dihandinglcan dengan IPK (11396 pada IPK versus dari sun-rbatan dan.
12,4‘?-E pada GPK; P=U'.lJlIi2}. Hal tersobutjuga dilcarenakan 6. Jantung dipacu kembali. Pada teknilt oi‘?-pump rnaka
pada lPl<. kebutuhan akan revaskularisasi ulangan akan alat stabilisator diangltat dan oltlusi aorta dibuka
lebih tinggi jilra dibandingkan dengan tatalal-:sana OPK. parsial. Pada teltnilr: on pomp. semua itanul pada
STNTM-l trial adalah peneiitian acalt uji lclinis prospelrtif aorta. vena ltava superior dan interior diangkat dan
multisenter pada B5 pusat pen-elitian dengan ‘lSl3CI pasien lulca belrzas kanula diiahit.
yang memililci penyalcit three vessel disease dan left moin ‘l’. Protamine diherikan untuit membaliltitan efelt dari
-disease atau lteduanya? heparin.
Hannan dlclt menemulcarr bahwa OPK lebih superior B. Perdarahan yang ada ditangani. ditempatitan drain
daripada JFK pada lcasus penyaicil: jantung lcoroner dl laawah sternum dan dilakulsan penjahitan sternum.
multivessel. Pasien yang menjalani DPK. rnemiiilci risil-to sublrcutis. dan ltutis.
lcematian yang lebih rendah dan atau infark miokard 9. Pasien dipindahlcan ke ruang ravrat internsif setelah
dibanding IPK. Pasien yang menjalani DPKjuga rnemiliki operasi. Setelah stabil di ruang intenslt maka pasien
risilco yang lelaih rendah untuk menjalani revaskuiarisasi dipindahlcan lce ruang peravvatan bedah jantung.
u|.angan.""
Konduit Dperasi Pintas ltoroner
lndilrasi Pemilihan konduit sangat Eiergantung pada pilil-ran
Pedoman Arnerirron College of Cordiologyfrlmericon Heart doltter izredah dan preferensi institusi. Umumnya lconduit
GPERASI PIHTAS KDRDNER
149?

yang digunalcan adalah arteri mamaria interna idri {left Operasi Pirrtas Koroner Off Pump
internal thoracic artery KLFTAJ atau left internal mommory Perkernlzrangan dalam ilmu bedah jantung telah
inferno {l_iMA]|}. Arteri mamaria interna l:iri biasanya berimpliltasi positlf pada angka harapan hidup pasien
akan dianastomosislcan ice arteri anterior desenden setelah operasi.‘ Perltembangan tersebut mulai dengan
l:iri dan komhinasi dari konduit arteri atau yena altan diperkenallcannya DPK dengan telrnilt ofi‘ pump yang
dianastornosiskan pada arteri koroner yang lain. Konduit dipopulerltan oleh Song dan Pusloas lebih dari 15 tahun
lain yang umum digunaltan adalah arteri mamaria interna lalu. Teknilc ofi pump adalah modifiltasi dari operasi
kanan {right internal thoracic artery fRlTA]I|, vena saphena UPK. tanpa menggunaican mesin pintas ltardiopulmoner.
magna. dan arteri radialis. ‘v’ena saphena magna dan Penggunaan telcnik oi?’ pump telah mengurangi
arteri radialis saat ini bisa diarnbil menggunaitan teltnilr. risilco ltornpliltasi dari penggunaan mesln pintas
endosltopik {endoscopic vessel harvesting |[Ev’H]r}. Arteri ltardiopulmoner seperti rneningltatnya respon inflamasi.
gastroepiploilta ltananjarang digunaltan E-tarena umumnya tiisfungsi multiorgan, dan ltomplikasi neurokognitif.‘
sulit mernobilisasi abdomen. ltonduit lain yang jararrg Penelitian oleh Song membulttiltan beberapa lteuntungan
digunaltan adalah arteri eplgastril-ta inferior dan arteri dari OPK off pump yaitu efek protelcsi miokard. menjaga
musitulofrenilra.‘ fungsi pernapasan. proteltsi ginjal. menurunnya risilto
ltoagulopati. menurunnya respon inflarnasi. menjaga
Patensi ltoncluit fungsi neurokognitif, dan berkurangnya t:-iaya operasi dan
Abnomalitas pada ltonduit sebelum digunakan bisa saja perawatan- Efelt proteltsi mio ltard terbukti dari minimnya
terjadi dan jilta sudah terdapat abnormalitas umumnya enzim jantung yang iteluar intra operasi. rendahnya
bisa terjadi sumhatan pada ltonduit dalam walttu loulan ltebutuhan obat inotropilt, dan minimnya risiko aritmia
hingga tahunan setelah operasi sehingga patensi atau setelah operasi.’-5 Terjaganya fungsi pernapasan terbuitti
ltemungkinan sebuah ltonduit tetap terbul-ta dan tidair dari berkurangnya vvalttu penggunaan ventilasi meltanilc
tersurribat harus dipastikan. lionduit dianggap paten jilta pasta operasi sementara terjaganya fungsi glnjal terl:rui<ti
tetap terdapat aliran tanpa adanya stenosis signifil-can {> dari terjaganya laju filtrasi glomerulus intra dan setelah
T095 ukuran diameter]. Patensi dari konduit tergantung operasi. Menurunnya respon inflamasi dibulztiltan dari
heberapa faictor antara lain tipe ltonduit yang dlgunalcan, berlturangnya pelepasan sitoltln. minimnya aktivasi
ulruran arteri koroneryang altan dianastomosisltan dengan komplemen. dan rendahnya anglta infeltsi setelah
ltonduit dan tentu saja ltemarnpuan dari operator. ltonduit operasi. Fungal neurolcognitifjuga terbulcti lebih baikjilca
arteri jauh lebih sensitif terhadap lcerusalran alcibat tinda loan dibandingltan pasien setelah CIPK ltonvenslonal.‘ Respons
operasi yang ltasar daripada lconduit vena dan bisa terjadi inflamasi yang meningltat setelah OPK lconvensional
spasrne pada ltonduitjilta tidal: diambil secara iege ortis. adalah karena ada nya paparan darah terhadap perm ultaan
Llmumnya angka patensi tehailr: adalah jii-ta ujung asing yang luas dari mesin pintas kardiopulmoner. Hal
distal arteri mamaria interna l:iri dianastomosisltan lte tersebut mengalctivasi sistem protein plasma dan memicu
arteri lcoroner distal dari sumbatan {umumnya lte arteri respon inflamasi sistemik. alttivasi jeram itoagulasi, dan
anterior desenden kiri atau ke arteri cabang diagonal}. aktivitas fibrinolitik. Alctivasi neutrofil juga diltaitlran
Ujung prolcsimal arteri mamaria ltiri tetap berhubungan dengan patogenesis dari disfungsi sistem pernapasan
dengan arteri sublclavia. Angka patensi yang lebih setelah operasi EiPi<." Walaupun memiliki beberapa
rendah didapatlcan jil-ta konduit yang dipakai adalah lteunggulan ditrandingkan DPK on pump namun UPK oi‘?
arteri radialis dan arteri mamaria interna ltiri yang dilepas pump dikontraindiltasiltan pada pasien syolc ltardiogenilc.
dari ujung prolcsimainya dengan arteri suolclavla dan aritmia islcemilt, anomali anatomi jantung yang tidal:
dianastomosislcan lrembali ite aorta asenden. Konduit mernungl-zlnkan rotasi jantung intra operasi. rit-yayat
arteri mamaria interna l:iri lebih paten karena strul-:tur pneumonelttomi paru iciri, pektus eksvaltatum berat.
anatomi arteri lebih lziailt dan lrarena ujung proltsir-nalnya Kontraindikasi relatif terutama pada pasien dengan
sudah terhubung dengan arteri sulalclavia maka hanya arteri koroner intra mioltarcl dan arteri lcoroner yang
memerlukan anastomosis pada ujung distalnya dengan ke-cil atau terkalsifilr.asi."* Kelemaltan dari DPK on‘ pump
arteri icoroner. Angka patensi arteri mamaria interna itiri lce terutama ltarena lceb-erhasilan operasi sangat tiergantung
arteri anterior desenden l:iri lebih superior dibandingkan pada keahlian doltter bedah yang rnelalculrannya
dengan itonduit vena. Konduit vena saphena memiliki lcarena OPE oh‘ pump jeias memerlukan pengalaman
anglca patensi yang lebih rendah namun ayailabilitasnya untul: kelihaian teltnilc operasinya. Bagi dolcter bedah
lebih loailt ltarena mudah seltali diambil dan leloih panjang. yang belum berpengalaman dengan DPDPK rnaka ada
iqonduit yena yang digunaitan harus dibuang lcatup beb-erapa lcontraindlltasi tam bal-ran seperti pasien dengan
ltatupnya atau diputar agar aliran darahnya seteiah fungsi ventriltel l:iri yang bunrlt. left main disease. dan
dianastomosisltan ice arteri ltoroner tidal: tersumbati-‘ii it meningltatnya usia pasien.“
1-=1-93 PENTAKIT JANTUNG KDRDNER

operasi Pintas ttoroner Minimal lnvasif miokard yang tidak bailc. revaskularlsasi tidalt lengltap.
lvletode minimal invasif diperlcenailtan pada harnplr seluruh atau lcegagalan conduit setelah operasi. Infelcsi lulra
tinclaltan operasi bet-loh talc terltofluaii pada OPK. Teltnilt sternum dalam terjadi pada ‘l sampai 4% pasien OPK dan
minimal invasif yang digunakan adalah insisi sebesar 5-10 menyeloalokan lrernatian hingga 25%. Metode terbailt
cm dan tanpa laantuan mesin pintas kardlopulmoner. untul: mencegah adanya infeksi luka sternum dalam adalah
Keuntungan dari OPK minimal invasif adalah walttu mandi dengan lclorheltsidin glultonat saat sore dan pagi
pemulihan setelah operasi yang lebih cepat. beriturang nya sebelurn operasi. memberikan mupirosin intranasal pada
lrtebutuhan transfusi darah, clan loerlturangnya risilto sore dan pagi sebelum operasi dan juga sampai 5 hari
ko rnplilcasi stro lte itarena tidal: ada manipulasi pada aorta. setelah operasi. dan memberiltan antibiotilc profilalcsis.
Telcnilt minimal invasif ini dapat diltombinasilran dengan Gagal ginjal umumnya terjadi pada -DPK dengan bantuan
|Pl< dan dinamaloan sebagai teltnik hibrida? mesin pintas lcardiopulmoner. Pada peneiitian di Amerika
Seriltat ditemukan data itompiikasi gagal ginjai setelah OPK
ltomplikasi Operasi Pintas ltoroner yang tidalt rnemeriukan dialisis seltitar 5.3% dan persentase
Komplikasi dari OPK yang sering menjadi ancaman gagal ginjal setelah OPK yang memerluloan dialisis adalah
dan seperti yang dilternulcalcan pada Syntax trial adalah sekitar 1.4%. lvlortalitas sangat erat lsaitannya dengan
gangguan tungsi neurologis. Selcitar 1-5% pasien ltegagalan fungsi ginjali
cenderung memiliki ltompliltasi neurologis setelah operasi
OPIL" 1‘ Strolt ad alah salah satunya." lvliltroemboli serebral Prognosis
clari arteri selama G-Pit adalah penyebab utama strok. Pada sebuah peneiitian prospektif multisenter yang
Aterosklerosis dari aorta asenden menjadi predilctor dari dilaltultan oleh Northern New England Cordiovoscuiur
itompliltasi neurolo-gis jangita panjang dan mortalitas." Disease Stuojr Group ditemultan terdapat 354 I-ternatian dari
Falttor risil-to lain adalah usia, status diabetes. adanya BE-41 pasien yang menjalani DPK antara tahun 1990 sarnpai
left main disease atau disfungsi ventriltel itiri. vranita. 1995. Gagal jantung adalah penyebab utama kematian
rivvayat merokolc. dan rivrayat strolre.‘iPada peneiitian setelah OPK {E595}. disusul gangguan neurologis {?,3%}.
dengan menggunaltan MRI pada pasien setelah OPK perdarahan {T96}. gagal na pas (5.5-ts}. dan disritmia l.5.5‘iir}.
ditemukan adanya lcerusal-:an otak pada 51% pasien?“ Prognosis setelah OPK tergantung dari heberapa falttor.
Terdapat beberapa falrtor yang berltontrlbusi pada Umumnya lconduit dapat bertahan B sampai 15 tahun
terjadinya p-enurunan fu ngsi otak secara mendadalc setelah setelah operasi. Secara umum. UPK meningkatkan angka
operasi. Sistem sirltuiasi aliran darah dari mesin pintas kesintasan pasien dengan risiko tinggi yaitu rnemililti
kardiopulrnoner danjuga proses pernbedahan itu sendiri sumloatan arteri koroner pada lebih dari tiga arteri koroner.
altan menyebabkan lepasnya debris rnasult aliran darah vvalaupun secara statistilc anglta lcesintasan antarapasien
yang dapat menyurnbat aliran darah ice otalt. Sebagai yang menjalani OPK clan pasien yang ha nya rnenda patkan
contoh pada saat klem aorta dan saat memasukltan ltanul medikamentosa relatif sama. Usia pasien saat operasi
lce aorta bisa terjadi lepasnya debris dan masultnya emboli sangat panting pada prognosis pasien. Sema ltin muda usia
udara. Falttor lain yang menyebalslcan gangguan fungsi pasien dan tidal: adanya ltomplilcasi penyaltit lain make
otalt adalah adanya hipoltsia. suhu yang terlalu tinggi semaltin bail: pula prognosisnyai
atau terlalu rendah, telcanan darah yang flulrtuatif. dan
irama jantung yang ireguier.“ Flisiko stroke perioperatit
tinggi {>595} pada pasien dengan lebih dari 30% unilateral REFERIENSI
stenosis. bilateral stenosis 50%. dan unilateral oklusi 50%
arteri ltarotis pada sisi lcontralateral. Pasien dengan salah 1. Survey Kesehatan Ru:-nah Tangga Nasional 2001. Bad-an
P1.tsatStat.i.stil< 1001.
satu dari ltategori tersebut vvajih rnelakultan tindakan 2. Konstantinovlifi. GoetzRH.Tl1e surgeon 1.-\r1'|o performed the
itornbinasi carotid endorterectomy {CE-9-} dan OPK Ang lla first succaamlclinicalcoronar].-' arlsery b'y1:1a$sopetatiort..i'um
mortalitas setelah operasi mencapai 0-5% dan lrompiikasi Thorac Surg. 20lIlCl_:69:lEi56
3. Gongora E, Sunrit Til-I. Myocardial revasculari.zat.io11 with
perioperatif neurologis dan rniolcard seltitar 3%. Anglta cardiopulmonary bypass. in: Lawrence I-I Col-rr|.ed. (Tardiac
5 tahun bebas strolc rrrencapai lebih dari 65%. Sltrining surgery in the adult. lvlcG1aw Hill lvladil;-a1; 2000. p.599-silt]
pasien yang alcan menjalani bedah jantung dengan 4. Ferguson TB, 1-Ia.1:|'u:ni.1 B-G, Petelaon ED, et ai: a decade of
ultrasound arteri lcarotis signifilcan dilaltultan untulr: melihat change - rislt profiles and outcomes ior isolated Coronary
artery bypass grafting gtrocedures, 1990-1'i?§l9: a report icocn
adaltah stenosis arteri karotis. the5‘I‘S national database Cornrnittee and the Dulce {'i.i.t1:icai
Komplikasi [ainnya adalah disfungsi mioirard, infeltsi Research Iris-t:ittrbe.So<:iety ot"I'1'loracicSr.:rgeot1s.i'u1nT1'rorr1t‘ic
iuica stemum dalam. gagal ginjal. ltegagalan conduit. dan Burg 5331.‘-'Z:T"3;=LEi0_
5. Mack LT}. Brown PI’, Kugelmass AD. et ai: current status
perdarahan. Disfungsi miol-card sangat terkait dengan and outcomes oi coronary revasculariaalzion 1999 to 2lilI2-
adanya adanya cedera isltemilt preoperatit, protelrsi lilfi-.?l-96 surgical and percu taneous procedures. ritnn Thorac
o|=e|uis| Pmms xoeome 1499

Surg 2flo4;??1?e1
6. Finn AK’, Nil-l'iEt]'LD M, Narnia I, Kolodgie FD. "v'i1'maJ.1i R.
Concept of 1n:|1J1erab1e,Fur1stabIe plaque Arterioscierosis,
TE11\o1nbosis, and ‘u'ascu]arBiolo1gy. 2010,50: 1232-91
Fl
r . Kaiser LR, Kroru IL, Spray TL Masteqr of oardiothoracic
slrrgery. 2"‘ edition. I’1'u]a.ddphia : Lippincott W':.1.Eia1rts Gr
Wiflons; IMF; p. -1-51-65.
B. Puslcas ID, ‘Fitrteri-Johartseri ]. Muraki S, et al. My-'0-fitrdial
protection for off pump oororiary arte'r}' by-"pass surgery.
5-emih Thom: Cardiovasc Surg. 20D1_;13:S2.
9. Puskas 112-, Wiliiamwl-I,DukePG, et aI.U£tpumpcomnary
artery bjrpess graftllng provides complete revascularizafion
with reduced myocardial htjurp, transfusion reqnrirements,
aridIe11gthofsta}r:Apmspeetiuerar|don'iizedcon1pa1ison
of two hundred imseieeteci [JBfiEJ'll$ undergoing otf pump
versuseomrerrti.or1a10orona.1f5P a1-tenrbypo.ssg1atting.}Thorac
Co1-diovascSu.rg. 2DD3;1E:5-‘EU.
‘ID Sermys, P.W.;l~'Io1'ice'i!~'I.-C1,; Kappetein A.P.eta].Peo:u’arveo1Js
Coronary Intervention versus Coronary-Artery Bypass
Gr-a.t'ting Eorfievere Coronary Artery Disease. N Engij Med
2D[r9;3fi»D{1U}: 961-I-'1
ll Ha.1'u1a.n, EL; Wu C; Welford G et aL Dmg-Qluhing stents
vs. coronary-e1-ter§|.r bypass grafting in mullrvessel coronary
disease. zone; N. Engl. I. Med. ass {=1}: 331-41.
11 Eagle. RA; Guyton RA; Davidoff R et al. ACCIAIIA 2004
guideline update for coronary artery lag,-pass g1'aftst:|.t'ger].r:a
I‘l2]JlJl‘l'D:H1'bE Amer-ics.nCo11ege ofCordiologj.'fAntericenHeen
Associalion Task ForceonPractice-Guidelines {Cmruriittee to
Update $21999 Guidelines for €oroner§,'Arte:cyB}'pass Graft
Surgery]. Ciro-olation 2El14;11'D{1*1]-1 e340-43?.
13 Ifiramurs, S; Kawachi K; l<,awataTera.L {March 1996-}. {Ten-
yeat sunrivalaridcardiac event-free robes irijapanese patients
with the left anterior de_scer|.di11g artery revascnrlarized with
iriternalthorarcic-1rte1'yo1'sapl'u=:r1ous veirigroftocouaaparative
study] [in Iapenese}. Nippon G-eko Gakkai Zasshi 9?‘ (3):
2432-9. PMID 364933-III.
14 A1ima,M;I€enohT;Suzo1dTetel5e1-ia]an‘giogreptticfoHow-
up beyond 1|] years after coronary artery bypass grafting.
{PUP}. Circ I.2{IJ5: 69 {-5}: B95-901
15. Gardner 'I],Homefi'er P_T.Ma.nol1'o TA. eta]: Majorstroke after
coronary artery bypass surgery: changing magnitude of the
problem. I ‘ifasc Surg. I'5'B5:3-163*}.
15. Bull DA, Meunuyer LA, Hunter GC, et oi: Risk factors for
strokeitlpalients Lll‘L11'EIgOiTlg0DTUI1fl.1‘}'3IlEI'j'E|}'Pfl5‘6 grafting.
Cordiova.scSu.rg19'93;1:1B2.
1?. Fu.r|a1'L A]. Silo CA, Chimowitz MI, Jones SC: Neuroiogic
complications related to cardiac surgery. New-o1 Clin. 1992;
10:1-I15.
IS. Devils-Roman VG. Murphy SF, Niekerson N], et a1:
Atherosclerosis of the asoending aorta is an independent
predictor oflong-term neunologic events and mm-tslitj'.]Am
Coll Cm-diol. 1999; 3'."r:l3€|B.
1‘-J. Lazar HL. Mehzoian I0: Coronal-gr artery by-pass gra.fl:|'.n_s;
in patients with cerebrovascular disease. Ann Thom: Surg.
199B;IE»6:915-B.
2U. Schwartz LB, Bridgntanhl-LKie£terRW, etslrA.s].rmptomatic-
carotid er-teq.r stenosis and slrohe in patients undergoing
cardiopulmonary bypass. I Vase Burg. 1995; 21;1~l-En
21. Bar-bash G]. Bimbaum '1’, Bogaeris K, et a]: Treahruerit of
reinfarction after thromboijptic tl-nerspp acute myuardja]
infaretiori: an arnalysis of outcome and treolrnerai ehoi-oes in
the Global Uoliljr offih-epiokiriase and Tissue Plasminogen
Aetivators for Uoeluded Coronas-y Arteries [GUSTO 1} and
F\mess1rieI_1.to£fl'ie5a.fet}I' of-1 Nm c [ABSENT
2] shrdies. Circ-elation. 2CH31_: 103195-=1.
Ill Lioerfi Eagle HA. Buckley M], De5em.cl:is RW: Atrial
inrflhtiunfollowh-mg 0D1'D11aJ,'J,' areeq: bypass surger_-,'.P1-og
Cazlfiioscfiis 1‘9E9:E|-1:3-E9‘.

You might also like