Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
Hayat Hamzah Dawi 111 2015 1098
M. Ardiansyah Madaria 111 2015 2166
SUPERVISOR :
dr. Hj. Hermiaty, M.Kes
1
LAPORAN KASUS INFEKSI
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Umur : 1 tahun
Bangsa/suku : Indonesia/Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan :-
ANAMNESIS
Anamnesis terpimpin :
Dialami sejak 1 hari yang lalu, konsistensi encer, tidak ada ampas, lendir,
maupun darah. Frekuensi > 10 kali satu hari. Disertai demam juga sejak 1 hari
yang lalu bersamaan dengan berak-berak, demam tidak terlalu tinggi, pola demam
naik turun. Batuk (-), sesak (-), mual (+), muntah (+), sakit perut; terutama perut
bagian bawah (+), perut kembung (+). Sejak berak-berak, pasien merasa lemah
dan nafsu makannya menurun. Buang air kecil lancar.
Ibunya menceritakan bahwa pada 1 hari yang lalu pasien baru saja makan
bubur saring yang instan . Keesokan harinya, pasien mulai berak encer. Riwayat
berobat : -
2
Riwayat penyakit sebelumnya :
PEMERIKSAAN FISIS
Tanda vital :
Nadi : 78 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : afebris
Pemeriksaan fisis
BB : 8 kg TB : 90 cm
3
Leher : T.a.k
Ekstremitas : T.a.k
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
DIAGNOSIS
Diare akut
PENATALAKSANAAN
Pengobatan farmakologi yang diberikan adalah :
Cotrimoxazole 480 mg syr 2x1cth
Metoclopramide HCl 5 mg syr 3x1 cth
Curcuma syr 3x1 cth
Pengobatan nonfarmakologi berupa saran kepada pasien untuk :
1. Menjaga kebersihan rumah, serta cara penyediaan makanan dan
pembelian makanan dari sumber yang bersih
2. Makan secara teratur, mengkonsumsi makanan berserat tinggi,
bervitamin, dan memperbanyak minum air putih.
3. Minum air yang telah dimasak (dari sumber yang bersih)
4. Mengurangi aktivitas yang menyebabkan mudah lelah.
5. Mengontrol kesehatan secara teratur.
4
HASIL WAWANCARA
Wawancara dilaksanakan untuk mengetahui keadaan lingkungan sekitar
pasien dan hubungan antara lingkungan dengan penyakit yang diderita. Dengan
demikian pasien dan keluarga dapat memahami bagaimana pengaruh lingkungan
terhadap suatu penyakit dan sebaliknya bagaimana suatu penyakit dapat
mempengaruhi lingkungan.
Profil Keluarga
Setelah kunjungan rumah diketahui bahwa kedua orang tua pasien tidak
memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, maupun alergi. Tetapi
kakek dan nenek Azka dari pihak ayah, menderita diabetes mellitus. Sementara
riwayat dispepsia terjadi pada ibunya.
Ibu Pasien mengakui bahwa pola makan Azka sehari-hari tidak teratur dan
tidak seimbang. Pasien kadang-kadang terlambat makan, terutama jika pergi
bermain. Dalam menu makanan sehari-hari juga tidak selalu ada sayur, dan jarang
makan buah. Meski demikian, dia juga menyadari bahwa penyediaan dan
membeli makanan dari tempat yang tidak terjamin kebersihan dan kesehatannya
bisa menyebabkan penyakit termasuk diare yang dideritanya.
5
Psikologi dalam Hubungan dengan Keluarga
Karena lokasi rumah yang berdekatan dengan tempat kerja kedua orang
tua Azka maka sejak lahir tinggal di Antang. Di sana, Pasien tinggal dengan ibu
bapak dan saudaranya. Luas kamarnya di dalam rumah itu cukup untuk kebutuhan
ruang per orang berdasarkan aktivitas dasar manusia, yaitu minimal 9 m2, atau
minimal 10 m2 menurut standar WHO. Kamar tersebut terisi 1 buah tempat tidur
dan 1 buah lemari.
Kamar saudara Pasien berada dibatasi oleh dinding setinggi 1,5 meter
yang berjarak kurang 1 meter dari pintu kamar. Dan lebih kurang 2-3 meter dari
pintu kamar rumah berdiri sebuah banguan berlantai dua. Jadi dapat dibayangkan
bahwa tidak terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang baik pada daerah
yang berada di antara kedua bangunan tersebut.
Karena letak kamarnya, ruang dalam kamar tetap tidak terjadi pertukaran
udara yang baik dan tidak mendapat cahaya matahari langsung meski persyaratan
untuk ventilasi dan pencahayaan sudah memenuhi syarat, yaitu jendela lebih
kurang 20% dari luas lantai ruangan dan ventilasi lebih kurang 5% dari luas lantai
ruangan. Karena pencahayaan yang kurang baik itulah, pencahayaan pada siang
hari mengandalkan penerangan dari lampu. Saudara pasien juga mengaku pada
siang hari ruangan terasa panas dan pengap. Sumber air untuk kebutuhan mandi
dan mencuci diperoleh dari sumur bor, air PAM untuk memasak, dan air galon
untuk minum.
6
kotoran dibiarkan begitu saja setelah disapu. Air selokan di depan rumah tidak
mengalir karena tersumbat oleh sampah. Tidak heran bila banyak terlihat lalat jika
ada sedikit sisa makanan yang terserak di tepi-tepi rumah.
Pada malam hari juga kadang-kadang ada nyamuk dalam kamar pasien.
Menurut ceritanya, sudah pernah kakak kandungnya terserang demam berdarah 2
bulan yang lalu. Kakaknya sempat dirawat di rumah sakit.
7
Keadaan Pasien
Pemeriksaan fisis :
Tekanan darah :-
Pernapasan : 18 x/mnt
Nadi : 78 x/mnt
Suhu : afebris
8
DISKUSI
Pasien atas nama A mengalami diare, mual, muntah dan nyeri pada
abdomen sejak 1 hari sebelum berobat ke poliklinik. Beliau juga merasa lemah
dan demam dengan pola naik turun sejak 2 hari sebelum berobat ke poliklinik,
walaupun pada pemeriksaan di poliklinik dan pada kunjungan rumah tidak
ditemukan febris. Kemungkinan pasien terinfeksi melalui makanannya sebab
sehari setelah pasien mengkonsumsi masakan bubur saring instan yang dibuat
oleh ibunya.
9
lain yang lebih baik daripada metoklopramid, misalnya, domperidon yang
merupakan pilihan dalam mengobati mual muntah setelah operasi pada anak-anak.
Domperidon juga merupakan obat pilihan dalam mengobati migrain pada anak-
anak (indikasi yang disetujui di Belanda) karena risiko efek ekstrapiramidal lebih
rendah dibandingkan dengan Metoklopramid. Mirip dengan itu, antagonis reseptor
5-HT3 (misal:ondansetron) merupakan obat pilihan pertama untuk mual yang
disebabkan oleh kemoterapi yang emetogenik karena efikasi yang lebih baik dan
kejadian efek samping yang lebih sedikit daripada metoklopramid. Pemberian
metoclopramid pada penanganan pasien ini, dikarenakan oleh terbatasnya jenis
obat di poli umum tersebut, walaupun demikian tetap memperhatikan dosis yang
aman untuk anak-anak.
Mengingat di tempat tinggal pasien terdapat riwayat penderita DBD, maka perlu
dilakukan suatu upaya untuk mengatasi nyamuk, antara lain :
10
Memperlakukan air buangan dengan benar.
Memotong daun pisang yang tua secara teratur karena nyamuk suka
berkumpul disana.
11
DIARE AKUT
A. Defenisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Diare akut infeksi terutama ditularkan secara fekal oral hal ini
disebabkan masukan minuman atau makan yang terkontaminasi tinja ditambah
dengan ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, atau bahkan
disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah transmisi dari orang ke orang
melalui aerosolisasi (Norwalk, Rotavirus), tangan yang terkontaminasi
(Clostridium difficile), atau melalui aktivitas seksual.
Faktor penentu terjadinya diare adalah faktor agent dan host. Faktor
host adalah kemampuan pertahanan tubuh seseorang terhadap
mikroorganisme, berupa daya tahan tubuh atau lingkungan lmen saluran
cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas, juga mencakup
lingkungan mikroflora usus.
12
1. Bakteri noninvasif (enterotoksigenik)
2. Bakteri enteroinvasif
13
D. Manifestasi Klinis
Pasien diare akut akibat infeksi sering mengalami mual, muntah, nyeri
perut sampai kejang perut, demam, dan diare. Kekurangan cairan
menyebabkan pasien merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor
kulit menurun, serta suara menjadi serak. Asidosis metabolikakan
menyebabkan frekuensi pernapasan lebih cepat dan dalam (pernapasan
Kusmaul). Bila terjadi renjatan hipovolemik berat maka denyut nadi cepat (>
120 kali/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur, pasien geliah,
muka pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin, dan kadang sianosis. Kekurangan
kalium dapat menyebabkan aritmia jantung. Perfusi ginjal dapat menurun
sehingga timbul anuria, sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi
dapat timbul penyulit berupa nekrosis tubular akut.
E. Penatalaksanaan
14
Shigellosis : Kotrimoxazole, 2 x 1, 5-10 mg/kgBB
Asam Nalidiksat, 4 x 1, BB x 55 mg
Kolera : Tetrasiklin
4. Terapi definitif
15
DAFTAR PUSTAKA
3. Badan POM. Informasi Efek Samping Obat Pusat MESO Nasional Badan
Pengawas Obat dan Makanan. Dalam : Buletin Berita MESO. Volume 25
No.2 November 2007.
7. Budi, Setia S. Diare Akut pada Anak. Tinjauan Pustaka, dalam Jurnal Medika
Nusantara Vol.27 No.2 April-Juni 2006. Departemen Ilmu Kesehatan Anak.
FKUH/RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo-Makassar.
8. Gunawan Shirly, Peran Probiotik pada Diare Akut Anak. Dalam Jurnal Ebers
Papyrus- Vol.13 No.3 September 2007
9. Budi Santoso, N. dkk, Diare Rotavirus pada Anak Dibawah Usia 3 Tahun
yang Dirawat di RSU DR. Saiful Anwar Malang Tahun 2005 (Preliminary
Study). Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unibraw/RSU dr.Saiful Anwar
Malang, Lab. Mikrobiologi FK Unibraw. Dalam Jurnal Kedokteran Brawijaya
Vol.XX No.2, Agustus 2004.
16
10. Hegar, Badriul,dkk. Karakteristik Mikroorganisme Saluran Cerna pada Anak
dengan Diare Akut. Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia/RSUP Nasional Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Dalam Majalah Kedokteran Indonesia Vol.54, No.9, September 2004.
17
BAB I
PROFIL KELUARGA SEHAT
I. IDENTITAS
Nama : Tn. SL
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Bangsa /suku : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :Jl.Kajenjeng dalam perum Antang blok 6/109
II. Identitas
Nama : Ny. M
Umur : 34 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Bangsa/suku : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Hubungan keluarga : Istri Tn. SL
18
III. Identitas
Nama : An. AB
Umur : 1 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Bangsa/suku : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Hubungan keluarga : Anak
19
dilengkapi saluran pembuangan air di depan rumah, hanya saja saluran
pembuangannya belum terlalu baik sehingga airnya tergenang
VIII. LINGKUNGAN
Lingkungan tempat tinggal terbilang cukup padat. Kebersihan
lingkungan rumah terjaga, lingkungan rumah tetangga sekitar rumah Ny. MR
juga cukup terjaga, meskipun masih ada beberapa rumah yang tidak terlalu
memperhatikan kebersihan lingkungan rumahnya. Jalanan di depan rumah
dalam keadaan baik.
20
Gambar 2. Ruang tamu Gambar 3. Ruang tidur
BAB II
21
SYARAT RUMAH SEHAT
22
d. Harus cukup mempunyai isolasi suara
23
c. Harus dapat mencegah perkembangbiakan vector penyakit, seperti:
nyamuk, lalat, tikus, dan sebagainya.
d. Harus cukup luas. Kuas kamar tidur + 5 m2 per kapita per luas lantai.
24
Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di
pedesaan.Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama.Tetapi perlu
diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang
baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harus menurut
ruas-ruas bambu tersebut, apabila tidak pada ruasnya, maka lubang pada
ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan
kayu.2
III. VENTILASI
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah
untuk menjaga agar aliran udara dalam rumahtersebut tetap segar. Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 dalam rumah yang
berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.
Di samping itu, tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban
udara dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari
kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik
untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit).2,3
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan
dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi
aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu
mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu
tetap dalam kelambaban (humudity) yang optimum.2,3
Ada dua macam ventilasi, yakni2,3:
a. Ventilasi alamiah, di mana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi
secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada
dinding, dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak
menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan
serangan lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain
untuk melindungi kita dari gigitan nyamuk tersebut.
25
b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mangalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap
udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu diperhatikan di sini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga
agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir.Artinya
dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara
penghawaan alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau
mengadakan peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai
berikut: 2
Lubang penghawaan minimal 5% (lima persen) dari luas lantai
ruangan.
Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang
mengalir keluar ruangan.
Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandi/WC.
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC,
yang memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower
atau exhaust fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya.
Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan
kerja.
IV. CAHAYA
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan
tidak terlalu banyak.Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah,
terutama cahaya matahari, disamping kurang nyaman, juga merupakan media
atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit.
26
Sebaliknya terlalu banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau, dan
akhirnya dapat merusak mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni2,3:
a. Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah, misalnya basil
TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan
masuk cahaya yang cukup. Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela)
luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan dalam membuat
jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke
dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela di
sini, di samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan
agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari
dinding).Maka sebaiknya jendela itu harus di tengah-tengah tinggi
dinding (tembok).
Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng
kaca.Genteng kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan
melubangi genteng biasa pada waktu pembuatannya, kemudian
menutupnya dengan pecahan kaca.
b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, dan sebagainya.
27
kebutuhan luas lahan per unit bangunan
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya, artinya harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas
bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan
menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping
menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga
terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang
lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3
m2 untuk setiap orang.2,3
Hubungan rumah yang terlalu sempit dan kejadian penyakit1:
1. Kebersihan udara
Karena rumah terlalu sempit (terlalu banyak penghuninya), maka
ruangan-ruangan akan kekurangan oksigen sehingga akan menyebabkan
menurunnya daya tahan tubuh sehingga memudahkan terjadinya
penyakit. Penularan penyakit-penyakit saluran pernapasan, misalnya
TBC akan mudah terjadi di antara penghuni rumah. Dari penelitian
berjudul Hubungan Antara Karakteristik Lingkungan Rumah dengan
Kejadian Tuberkulosis (TB) pada Anak di Kecamatan Paseh Kabupaten
Sumedang, yang dilakukan oleh Nurhidayah, dkk (2007) menunjukkan
ada hubungan yang bermakna antara luas ventilasi rumah, kelembaban
rumah, pencahayaan rumah, dan kepadatan penghuni rumah dengan
kejadian tuberculosis pada anak, sedangkan variable suhu tidak memiliki
hubungan yang bermakna dnegan kejadian tuberculosis pada anak.1,4
2. Fasilitas dalam rumah untuk tiap orang akan berkurang
Fasilitas dalam rumah untui tiap orang akan berkurang karena harus
dibagi dalam jumlah yang banyak. Misalnya air.Walaupun kwalitasnya
baik, tapi karena pemakainya banyak maka kwantitasnya menjadi
kurang, sehingga penghuni rumah tidak tiap hari mandi atau tiap hari
tidak mandi. Hal ini akan memudahkan terjadinya penyakit kulit.
3. Memudahkan terjadinya penularan penyakit
28
Karena rumah terlalu sempit maka perpindahan (penularan) bibit
penykait dari manusia yang satu ke manusia yang lainnya akan lebih
mudah terjadi, misalnya: TBC, penyakit-penyakit kulit, dan penyakit-
penyakit saluran pernapasan.
4. Privacy dari tiap anggota keluarga terganggu
Karena rumah terlalu sempit, maka tiak semua anggota keluarga
mempunyai kamar sendiri-sendiri, sehingga privacy-nya akan terganggu.
Hal ini akan menyebabkan tiap anggota keluarga, teruama anak-anak
muda tida suka tinggal di rumah, yang akan memudahkan timbulnya
kejahatan dan kenakalan anak/remaja, serta kehidupan rumah tangga
yang tidak harmonis. Kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis ini di
samping menyebabkan perkembangan jiwa dari anak-anak yang tidak
baik juga menimbulkna masalah-masalah sosial dalam masyarakat.
Di bawah ini adalah contoh variable dan nilai skor vatiabel rumah sehat
yang digunakan oleh Supraptini dalam penelitiannya yang berjudul Gambaran
Rumah Sehat di Indonesia, Berdasarkan Analisis Data SUSENAS 2001 dan
2004.5
29
VII. 10 PATOKAN UNTUK RUMAH EKOLOGIS SEBAGAI RUMAH
SEHAT
10 patokan rumah ekologis merupakan prinsip dasar dalam perencanaan
rumah sehat yang berkesinambungan serta pembangunan berkelanjutan di daerah
tropis.Patokan tersebut didasarkan pada dua seminar dan lokakarya internasional
tentang arsitektur ekologis dan lingkungan di daerah tropis pada tahun 2000 dan
2005, serta 25 asas tentang Baubiologie (lihat: Schneider, Anton. Gesünder
Wohnen durchbiologisches Bauen. Neubeuren 1982).6
30
Dalam rangka menuju masa depan yang terpelihara dan alam lestari, maka
planet bumi ini harus dirawat dengan lebih seksama, dan rumah yang dibangun
seharusnya ekologis. Kebutuhan atas perkembangan berkelanjutan belum pernah
sepenting seperti sekarang. Pengaruh perabadan manusia cenderung merusak
lingkungan sebagai dasar kehidupannya.6
31
yang lain membuktikan bahwa setiap materi juga mengandung semacam
kesadaran. Manusia merupakan penengah di antara akal dan materi, karena ia
menjadi satu-satunya makhluk yang memiliki badan material dan kerohanian.
Dengan demikian manusia juga selalu mampu berkomunikasi dengan benda-
benda yang tidak dapat ditangkap dengan pancainderanya.
32
menuntut para ahli supaya mereka terbuka terhadap perkembangan tersebut,
karena tidak jarang teknologi baru menyimpang dari cara pertukangan
tradisional. Kajian ilmu bahan bangunan yang cukup sederhana dan formal
selama ini kiranya perlu diubah sesuai dengan pandangan pembangunan yang
menyeluruh.rantai bahan bangunan.6
33
melalui trasraam yang tidak kedap air). Kelebihan kelembapan apapun dalam
iklim tropis lembap, akan menumbuhkan cendawan kelabu (aspergillus) yang
mempengaruhi kesehatan penghuni karena mengakibatkan alergi bronkitis
dan asma.6
34
9. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak mencemari
lingkungan maupun membutuhkan energi yang berlebihan
Seperti telah diuraikan, bahan bangunan selalu membutuhkan sumber
alam dan energi tidak terbarukan.Oleh karena itu bahan bangunan harus
dipilih dengan saksama dan kebutuhan energi tersebut, kerusakan yang
eksploitasinya berakibat pada alam, pembuangan yang mencemari tanah,
serta rantai bahan secara holistis harus dipertimbangkan.Masalah padatnya
penduduk dan ketidakpedulian terhadap lingkungan alam mengakibatkan
kemerosotan dan kerusakan lingkungan alam kita yang makin parah.
Kebebasan untuk memilih dan tugas untuk merawat dunia ini dengan penuh
rasa tanggungjawab dan secara berkesinambungan adalah dasar etika
lingkungan.6
35
BAB III
PEMBAHASAN
Adapun tabel hasil observasi penilaian terhadap rumah yang dimiliki oleh
Ny. RM untuk dikategorikan sebagai rumah sehat :
36
6. Air bersih
a. air dalam kemasan
b. ledeng/PAM √ 3
c. mata air pelindung
d. sumum pompa tangan
e. sumur terlindung
f. sumur tidak terlindung
g. mata air tidak terlindung
h. lain-lain
7. Pembuangan kotoran (kakus)
a. leher angsa √ 3
b. plengsengan
c. cemplung/cubluk
d. kolam ikan/sungai/kebun
e. tidak ada
8. Septic tank
a. septic tank dengan jarak >10 meter dari sumber √ 3
air minum
b. lainnya
9. Kepemilikan WC
a. sendiri √ 3
b. bersama
c. tidak ada
10. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
a. saluran tertutup √ 3
b. saluran terbuka
c. tanpa saluran
11. Saluran got
a. mengalir lancar
b. mengalir lambat
37
c. tergenang √ 1
d. tidak ada got
12. Pengelolaan sampah
a. diangkut petugas √ 3
b. ditimbun
c. dibuat kompos
13. Polusi udara
a. tidak ada gangguan polusi √ 3
b. ada gangguan
14. Bahan bakar masak
a. listrik, gas √ 3
b. minyak tanah
c. kayu bakar
d. arang/batu bara
Total 40
Adapun status kesehatan yang dimiliki oleh setiap anggota keluarga dalam
kondisi sehat dan didukung oleh lingkungan yang sehat pula. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kondisi rumah dengan kesehatan
seseorang.
38
DAFTAR PUSTAKA
39