You are on page 1of 97

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan era globalisasi dan berkembangnya dunia usaha maka

sebagai konsekuensinya makin banyak masalah yang akan dihadapi oleh suatu

perusahaan dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks, sehingga

keadaan ini menuntut para pemimpin atau manajemen perusahaan agar dapat

mengelola kegiatan perusahaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Untuk mencapai tujuan perusahaan maka sebuah perusahaan harus memiliki

manajemen perusahaan yang baik dimana jika perusahaan yang memiliki manajemen

yang berkualitas maka produk yang dihasilkan pun akan mempengaruhinya. Oleh

karena itu kegiatan manajemen perusahaan ini akan saya lakukan penelitian pada PT.

Anugerah Dolomit Lestari.

PT. Anugerah Dolomit Lestari (ADL) adalah produsen pupuk domolit

berkualitas tinggi, yang memasarkan produk unggulannya yang bermerk DFA

(Domolite for Agriculture).PT. ADL merupakan satu dari banyak perusahaan yang

bernaung di bawah manajemen Saraswanti Group, sebuah kelompok usaha yang

sudah bepengalaman dalam bisnis pupuk semenjak tahun 1998.Perusahaan

manufaktur ini bergerak di bidang agribisnis dimana dalam kegiatannya dapat dilihat

1
2

pengaruh pengendalian manajemen dan manajemen kualitas produk terhadap produk

nya itu sendiri.

Kata kualitas sering terdengar, namun kadang kurang memahami hakikat

yang terkandung di dalamnya. Menurut Kotler (2009: 49), kualitas didefinisikan

dengan penggambaran karakteristik langsung dari suatu produk, seperti performansi,

keandalan, kemudahan dalam penggunaan, estetika dan sebagainya.

Dalam era globalisasi, secara strategik kualitas didefinisikan sebagai segala

sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the

needs of customers). Keunggulan suatu produk terukur melalui tingkat kepuasan

pelanggan. Karakteristik sistem kualitas modern dicirikan dalam lima aspek, yaitu:

berorientasi pada pelanggan, adanya partisipasi aktif yang dipimpin oleh manajemen

puncak, adanya pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab spesifik untuk

berkualitas, adanya aktivitas yang berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan

dan adanya suatu filosofi yang menganggap bahwa kualitas merupakan jalan hidup

(way of life). Manajemen kualitas didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan

performansi, secara terus menerus (continuous improvement) pada setiap level

operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi dengan

menggunakan sumber daya manusia dan modal yang tersedia. Beberapa hal penting

yang terkandung dalam definisi tersebut adalah adanya perencanaan kualitas,

pengendalian kualitas, jaminan kualitas, dan peningkatan kualitas (Vincent dan

Gaspersz, 2013:3).
3

Kinerja kualitas produk yang terdiri kualitas internal dan kualitas eksternal

.Keduanya merupakan sesuatu yang dapat di dukung atau dipengaruhi sehingga baik

buruknya kualitas internal dan kualitas eksternal tergantung pada variabel yang

mempengaruhinya.Menurut Ahire dan Dreyfus dalam Maiga (2008), manajemen

kualitas proses memiliki unsur-unsur yang dapat mendorong kinerja kualitas produk

diantaranya yaitu pengidentifikasikan komponen-komponen kritikal pada proses dan

pengembangan manufaktur.

Manajemen kualitas adalah serangkaian proses untuk menghasilkan produk

yang berkualitas.Namun,dalam beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh

manajemen kualitas terhadap kinerja kualitas produk menunjukkan hasil yang

berbeda.Sistem pengendalian akan mempengaruhi arah dan tingkat usaha yang

ditunjukkan oleh individu dan kelompok dari sini diharapakan dengan adanya

perubahan arah dan usaha atau kinerja individu ataupun kelompok kearah yang lebih

baik dapat mempengaruhi meningkatnya kinerja kualitas produk. (Salman & Gudono,

2009:23)

Penelitian yang dilakukan Salman Jumaili dan Gundono (2009:23)

mengambil quality goal, quality feedback, dan quality incentive yang merupakan

subsistem dan sistem pengendalian manajemen dengan harapan dapat meningkatkan

kondisi yang memotivasi para pekerja unit bisnis untuk mencapai hasil yang

diinginkan sesuai target. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa penggunaan

sistem pengendalian manajemen merupakan salah satu faktor penentu kinerja

perusahaan sehingga perusahaan dapat mengahasilkan produk yang berkualitas tinggi.


4

Sejalan dengan hal tersebut, PT Anugerah Dolomit Lestari juga menunjukkan

upaya bersaing di dalam kualitas produknya. Karena dalam proses produksi masih

terdapat adanya produk-produk cacat, hal ini disebabkan oleh kecerobohan karyawan,

kerusakan mesin, atau kesalahan teknik produksinya. Data jumlah produksi serta

produk cacat pada bulan Januari-Desember 2017 selama satu periode dapat dilihat

dalam table di bawah ini.

Tabel 1.1 Data kecacatan produk pupuk PT Anugerah Dolomit Lestari

No Bulan Jumlah Produksi Produk Cacat Produk Berhasil


1 Januari 8.334.000 kg 25.002 kg 8.308.998 kg
2 Februari 8.350.000 kg 25.050 kg 8.324.950 kg
3 Maret 8.425.000 kg 33.700 kg 8.391.300 kg
4 April 8.310.000 kg 24.930 kg 8.285.070 kg
5 Mei 8.250.000 kg 33.000 kg 8.217.000 kg
6 Juni 8.315.000 kg 41.575 kg 8.273.425 kg
7 Juli 8.306.000 kg 33.224 kg 8.272.776 kg
8 Agustus 8.321.000 kg 16.642 kg 8.304.358 kg
9 Sepetember 8.342.000 kg 25026 kg 8.316.974 kg
10 Oktober 8.295.000 kg 16.590 kg 8.278.410 kg
11 November 8.283.000 kg 8.283 kg 8.274.717 kg
12 Desember 8.469.000 kg 16.938 kg 8.452.062 kg
Total 100.000.000 kg 299.960 kg 99.700.040 kg
Sumber: Data sekunder dari perusahaan

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dari itu penulis akan membahas

mengenai “PENGARUH PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN

MANAJEMEN KUALITAS TERHADAP KUALITAS PRODUK PADA PT.

ANUGERAH DOLOMIT LESTARI”.


5

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Apakah pengendalian manejemen dan manajemen kualitas berpengaruh secara

bersama-sama terhadap kualitas produk pada PT.Anugerah Dolomit Lestari

Palembang?

2. Apakah pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kualitas produk pada

PT.Anugerah Dolomit Lestari Palembang?

3. Apakah manajemen kualitas berpengaruh terhadap kualitas produk pada

PT.Anugerah Dolomit Lestari Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengendalian manajemen dan manajemen kualitas berpengaruh

secara bersama-sama terhadap kualitas produk pada PT. Anugerah Dolomit Lestari

Palembang.

2. Untuk mengetahui pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kualitas produk

pada PT.Anugerah Dolomit Lestari Palembang.

3. Untuk mengetahui manajemen kualitas berpengaruh terhadap kualitas produk pada

PT.Anugerah Dolomit Lestari Palembang.


6

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademis

a. Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat teoritis yaitu

memperkaya ilmu akuntansi khususnya mata kuliah Teori Akuntansi

Manajemen

b. Sebagai masukan empiris untuk pemgembangan ilmu akuntansi khusunya

kajian teori akuntansi manajemen yang berkaitan dengan kualitas produk

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan

atau pertimbangan untuk perkembangan kualitas produksipupuk agar

dapat meningkatkan kualitas produk yang diharapkan oleh perusahaan.

b. Bagi penulis

Mengembangkan pengetahuan penulis tentang pengaruh pengendalian

manajemen dan manajemen kualitas terhadap kualitas produk pada

PT.Anugerah Dolomit Lestari Palembang.

c. Bagi peneliti selanjutnya, semoga bermanfaat dalam menambah wawasan

untuk pengembangan penelitian lebih lanjut tentang kualitas produk yang

dipengaruhi oleh komponen-komponen pengendalian manajemne dan

manajemen kualitas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1. Pengertian Pengendalian Manajemen

Malmi dan Brown (2008:287) menyatakan bahwa pengendalian manajemen

adalah sistem atau aturan atau praktek, nilai atau aktivitas lain yang digunakan oleh

manajemen untuk mengarahkan perilaku karyawan. Sedangkan menurut Eshraqi

(2012:1) pengendalian manajemen adalah proses bagaimana manajer memastikan

bahwa sumber daya organisasi dapat diperoleh dan digunakan dengan efektif dan

efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2009:72) pengendalian manajemen

adalah proses dimana manajer memengaruhi karyawan untuk mengimplementasikan

strategi organisasi. Dkhili dan Noubbigh (2013:86) menyatakan bahwa pengendalian

manajemen mendukung manajer dalam mengambil keputusan melalui proses

operasional dan strategik.

Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengendaliaan

manajemen adalah semua metode, prosedur dan strategi di dalam proses untuk

mempengaruhi orang lain dalam organisasi agar secara efektif dan efisien mencapai

tujuan organisasi.

7
8

2.1.2 Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen

Menurut Anthony dan Govindarajaan (2009:73)sistem pengendalian

manajemen adalah “influence members of the organization to implement the

organization”. Maksudnya adalahproses dimana para manajer mempengaruhi

anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi (sistem

pengendalian manajemen memiliki fungsi pengendalian terhadap aktivitas dalam

suatu organisasi yang diupayakan agar sesuai dengan strategi badan untuk mencapai

tujuannya).

Menurut Mulyadi (2011:3), “sistem pengendalian manajemen adalah suatu


system yang digunakan untuk merencanakan sasaran masa depan yang hendak
dicapai oleh organisasi, merencanakan kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut,
serta mengimplementasikan dan memantau pelaksanaan rencana yang telah
ditetapkan”.

Sedangkan Sumarsan (2013:4)menjelaskan“sistem pengendalian manajemen


merupakan suatu rangkaian tindakan dan aktifitas yang terjadi pada seluruh kegiatan
organisasi dan berjalan secara terus menerus. Pengendalian manajemen bukanlah
suatu sistem terpisah dalam suatu organisasi, melainkan harus dianggap sebagai
bagian penting dari setiap sistem yang dipakai manajemen untuk mengatur dan
mengarahkan kegiatannya”.

Lebih lanjut Arif Suadi,Ph.D (2018:5), menjelaskan “pengendalian


manajemen adalah semua usaha untuk menjamin bahwa sumberdaya perusahaan
digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan atau proses
untuk memperngaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan agar secara efektif fan
efisien mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu”.
Dari pengertian di atas, dapat diambil suatu persamaan pendapat bahwa sistem

pengendalian manajemen adalah sistem yang digunakan oleh manajemen untuk

mempengaruhi anggota organisasinya agar melaksanakan strategi dan kebijkan

organisasi secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
9

Anthony dan Govindarajan (2009:78) menyatakan bahwa sistem perencanaan

dan pengendalian manajemen terdiri dari proses sistem dan struktur sistem yang

terdiri atas : quality goal, quality feedback, dan qualityincentive. Quality goal

merupakan tujuan atau tingkat kinerja yang harus dicapai oleh suatu individu atau

organisasi.Feedback adalah informasi yang digunakan untuk mengevaluasi langkah-

langkah yang dilakukan dalam melaksanakan suatu rencana.Insentif yang didasarkan

pada kualitas (quality incentive) merupakan sistem pengakuan dan sistem

penghargaan untuk mengakui adanya perbaikan kualitas dari kelompok dan individu.

Berikut adalah tiga variabel komponen pengendalian atau subsistem dari SPM :

1. Quality Goal

Menurut Agus Dharma (2014:75) sasaran kualitas (quality goal) adalah


“Mutu sasaran yang harus dihasilkan (baik tidaknya) dalam penetapan sasaran
kualitas perusahaan, diharapkan individu dapat termotivasi untuk berusaha mencapai
sasaran yang telah ditetapkan tersebut, dengan mengetahui, memahami dan menerima
sasaran tersebut”.

Menurut Locke dkk dalam Wardani dan Ja’far (2009), pengertian quality

goal merupakan tujuan atau tingkatan kinerja yang harus dicapai oleh suatu individu

atau organisasi. Sedangkan menurut Mulyadi (2011:458) pengertian quality goal

adalah “Pernyataan luas tentang apa yang akan di wujudkan perusahaan”.

Menurut Agus Dharma (2014:375) Quality Goal memiliki karakteristik sebagai


berikut:
a. Dapat diukur
b. Dapat dicapai
c. Relevan
d. Dapat dikendalikan
10

Penjelasan untuk karakteristik diatas adalah:

a. Dapat diukur

Setiap sasaran harus memungkinkan adanya beberapa bentuk pengukuran yang

dapat dipercaya.Jika batasan asasran cukup spesifik, itu berarti bahwa sasaran itu juga

dapat diukur.Namun, adakalanya sasaran yang menggunakan istilah-istilah khusus

yang menimbulkan keraguan dalam mengukurnya.

b. Dapat dicapai

Sasaran harus disusun secara rasional dan diperkirakan dapat tercapai. Namun

sasaran juga tidak seharusnya terlalu mudah sehingga tidak memerlukan upaya

sungguh-sungguh yang mencapainya, akan tetapi juga jangan terlalu sulit untuk dapat

dilakukan.

c. Relevan

Sasaran harus memberikan konstribusi kepada upaya pencapaian tujuan

perusahaan atau unit kerja.

d. Dapat dikendalikan

Pencapaian sasaran masih dalam batas yang dapat dikendalikan karyawan.

Sasaran akan terlihat tidak fair jika karyawan diharapkan mencapai sesuatu

sedangkan karyawan yang bersangkutan tidak dapat mengendalikan hasil yang

diupayakan (Agus Dharma, 2014:375).

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa quality goal

adalah tujuan atau tingkatan kinerja individu atau organisasi dalam penetapan
11

sasaran kualitas kinerja agar karyawan termotivasi untuk berusaha mencapai sasaran

yang telah ditetapkan perusahaan.

2. Quality Feedback

Baker dalam Salman & Gudono (2009:23-26) menyatakan bahwa feedback

terhadap kinerja diperluakan untuk memungkinkan para karyawan menentukan

hubungan antara perilaku mereka sendiri dan outcomes dari proses produksi.

Sedangkan Robert Kreitner dan Angelo Kinici (2014:17) menyebutkan bahwa quality

feedback adalah sebagai berikut: “Feedback yang berkualitas adalah yang mampu

memberi seseorang umpan balik kolektif dari berbagai tingkat dan golongan teman

kerja yang berbeda”.

Menurut Agus Dharma (2014:85) umpan balik /feedback merupakan hal yang

sangat pentinguntuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan karyawan. Karyawan

akan terus memberikan umpan balik hanya jika anda mau dan mampu melakukan

sesuatu dengan informasi yang anda peroleh. Cara-cara mendapatkan umpan balik

yaitu:

1. Meminta langsung dengan meminta karyawan untuk bertemu dengan anda untuk

membahas hal-hal yang ingin anda ketahui

2. Meminta karyawan untuk mengajukan pendapat atau gagasan secara tertulis.

3. Karyawan sering merasa tidak enak dalam suasana tatap muka. Cara

menghindarinya dengan menyuruh mereka mengajukan pendapat atau saran

secara anonim.
12

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulakn bahwa feedback (umpan

balik) adalah suatu kinerja yang diperlukan untuk memungkinkan para karyawan

menentukan hubungan pekerja itu sendiri melalui rencana dan komunikasi secara

efektif antara karyawan dan karyawan lain.

3. Quality Incentive

Menurut Ittner dan Lacker, quality incentive adalah sebagai system pengakuan

dan penghargaan terhadap peningkatan kualitas individu atau kelompok. Pada saat

ukuran insentif kualitas tercakup didalam kontrak antara manajemen dan pemilik

perusahaan, maka para pekerja akan lebih mendekatkan diri pada dimensi yang telah

ditekankan dalam ukuran itu, yang diharapkan hal ini akan mengahsilkan peningkatan

kinerja (Salman dan Gudono, 2009: 129-149).

Yani (2012) berpendapat pengertian insentif sebagai berikut: “Suatu


penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan oleh pihak pimpinan organisasi
kepada karyawan agar mereka bekerja dengan motivasi tinggi dan prestasi dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi atau dengan kata lain, insentif kerja merupakan
pemberian uang diluar gaji yang dilakukan oleh pihak pimpinan organisasi sebagai
pengukur terhadap prestasi kerja dan kontribusi terhadap organisasi”.

Mulyadi (2011:369) mengemukakan penetapan kriteria sistem penghargaan


sebagai berikut:
1. Penghargaan harus dihargai oleh penerima
2. Penghargaan harus cukup besar untuk dapat memiliki dampak
3. Penghargaan harus dapat dimengerti oleh penerima
4. Penghargaan harus diberikan pada waktu yang tepat
5. Dampak penghargaan harus dirasakan dalam jangka panjang
6. Penghargaan harus dapat diubah
7. Penghargaan harus memerlukan biaya yang efisien

Penjelasan untuk kriteria sistem penghargaan di atasyaitu: (1)Penghargaan

yang tidak bernilai di mata penerima tidak akan memotivasi penerima untuk
13

berpretasi. Selera terhadap penghargaan dipengaruhi oleh kultur, status sosial

ekonomi dan tarif pajak. (2) Jika penghargaan yang disediakan jumlahnya tidak

signifikan, dampaknya dapat berlawanan dengan usaha untuk meningkatkan

produktivitas. Jika penghargaan dapat disaksikan oleh banyak pihak, kebanggan dan

pengakuan dapat memotivasi penerima. (3) Personel harus memahami dengan baik

mengenai alasan pemberian penghargaan maupun nilai penghargaan yang mereka

terima. (4) Penghargaan harus segera diberi setelah personel menghasilkan

kinerjayang seharusnya mendapat penghargaan.(5) Penghargaan yang diberikan dapat

dirasakan dalam jangka panjang merupakan penghargaan yang sangat bermanfaat

bagi penerimanya. (6)Pemberi penghargaan seringkali berbuat salah dalam

menetapkan penghargaan, dan beberapa keputusan pemberian penghargaan lebih sulit

untuk diubah jika dibandingkan dengan yang lain. (7) Pengharagaan yang terbaik

adalah penghargaan yang mampu memotivasi personel sesuai yang diharapkan

perusahaan dengan biaya minimal.

2.1.3. Pengertian Manajemen Kualitas

Menurut Vincent dan Gaspersz (2013:3),“manajemen kualitas adalah


sekumpulan kegiatan manajerial seperti merencanakan kualitas, mengorganisasi
kualitas, mengkordinasi kualitas, mengendalikan dan mengevaluasi kualitas yang
dilakukan oleh setiap fungsi manajemen yang ada dalam organisasi dengan
menggunakan sumber daya manusia dan modal yang tersedia untuk meningkatkan
kinerja dalam artian kualitas kerja secara terus menerus”.

Menurut Mears (Sutrisno, 2013:90)mendefinisikan“total quality management

sebagai suatu sistem yang dilaksanakan dalam janhgka panhjang dan terus menerus

untuk memuaskan konsumen dengan meningkatkan kualitas produk


14

perusahaan”.Menurut pandangan Peter dan Donelly (Wibowo, 2016:122)“total

quality management merupakan komitmen organisasi untuk memuaskan pelanggan

dengan cara berkelanjutan memperbaiki setiap proses bisnis yang terkait dengan

penyampaian barang dan jasa”.

Pengertian lain diberikan oleh Robbins (Wibowo 2016:122) yang

merumuskan total quality management sebagai pencapaian kepuasan pelanggan

secara konstan melalui perbaikan secara berkelanjutan dari semua proses

organisasional.Sementara itu Greenberg dan Baron (Wibowo 2016:122) memandang

sebagai strategi organisasi tentang komitmen untuk memperbaiki kepuasan pelanggan

dengan mengembangkan teknik secara berhatihati mengelola kualitas keluaran.

Dari definisi diatas dapat diambil persamaan bahwa Manjemen Kualitas

Proses/ Total Quality Management adalah sistem terstruktur inovasi manajerial untuk

memaksimumkan daya saing organisasi untuk terus menerus melakukan perbaikan

atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya agar sesuai dengan harapan

konsumen.

Melanjutkan penjelasan sebelumnya masih mengenai TQM atau Total Quality

Mangement (Manajemen Mutu) tentunya TQM memiliki unsur unsur utama yang

dierat kaitannya sebagai karteristik TQM itu sendiri.

Berikut sepuluh karakteristik utama TQM (Total Quality Management)


menurut (Goetsch dan Davis 2013:8) sebagai berikut:
1. Fokus pada pelanggan
2. Mengedepankan kualitas
3. Pendekatan ilmiah
4. Komitmen jangka panjang
5. Team work
15

6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan


7. Pendidikan dan pelatihan
8. Kebebasan yang terkendali
9. Kesatuan tujuan
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaam karyawan

Penjelasan dari kutipan diatas sebagai berikut :

1. Fokus pada pelanggan

Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan

pengendali utama keberlangsungan sebuah perusahaan. Pelanggan eksternal

berperan sebagai penentu kualitas produk, sedangkan pelanggan internal

berperan sebagai penentu kualitas SDM dan lingkungan yang berhubungan

dengan produk dan jasa.

2. Mengedepankan Kualitas

Sebuah perusahaan yang menerapkan TQM tentu akan sangat memfokuskan

diri pada kualitas produk ataupun jasa.

3. Pendekatan Ilmiah

Agar kualitas produk dan jasa yang dihasilkan baik, maka diperlukan

pendekatan ilmiah dalam penerapan TQM terutama dalam proses pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan. Pendekatan Ilmiah ini juga dibutuhkan

dalam mendesain pekerjaan yang berkaitan dengan perusahaan tersebut

4. Komitmen Jangka Panjang

TQM merupakan paradigma baru dalam menerapkan bisnis.Untuk itu

dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula.Komitmen dibutuhkan guna


16

penerapan TQM yang sesuai dengan harapan dan mampu berjalan dengan

sukses.

5. Team Work

dalam penerapan TQM, team work sangat dibutuhkan guna menjalin dengan

mitra baik dengan instansi pemerintah atau dengan yang lainnya.

6.Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan

Sistem yang sudah ada perlu adanya sebuah usaha perbaikan guna mencapai

hasil yang maksimal dan tentunya tetap memperhatikan perkembangan zaman

yang ada.

7.Pendidikan dan Pelatihan

Usaha perbaikan yang dimaksud adalah pendidikan dan pelatihan, agar setiap

orang yang berkecimpung didalam suatu perusahaan diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan teknis dan profesionalnya dalam menghadapi

perkembangan zaman.

8. Kebebasan yang Terkendali

Dalam TQM melibatkan staf dalam proses pemecahan masalah merupakan

langkah jitu dalam upaya menanamkan rasa memiliki dan tanggung jawab

staff tersebut. Namun perlu ada sebuah kebebasan yang sifatnya sudah

terencana dan terkendali agar kebebasan dalam melibatkan sifat dalam hal

tersebut dapat menghasilkan sebuah hasil yang memuaskan.


17

9. Kesatuan Tujuan

perlu adanya sebuah kesamaan tujuan perusahaan agar semua yang dilakukan

menjadi sebuha tujuan bersama dan menjadi terarah. Tidak hanya dalam

melibatkan karyawan dalam proses pemecahan masalah, tapi juga melibatkan

karyawan dalam hal pemberian pengaruh positif terhadap lingkungan

perusahaan.

10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Tidak hanya melibatkan karyawan dalam proses pemesahan masalah, tapi

juga melibatkan karyawan dalam hal pemberianpengaruh positif terhadap

lingkungan perusahaan.

TQM memiliki tujuan perbaikan kualitas terus-menerus, disesuaikan dengan

perubahan yang menyangkut kebutuhan, keinginan, dan selera konsumen. Menurut

Lewis dan Smith (Sutrisno, 2013:99) terdapat empat pilar dasar yang menjadi prinsip

penerapan TQM, yaitu : a. kepuasan konsumen, b.perbaian terus menerus, c. hormat

terhadap setiap orang, d. manajemen berdasarkan fakta.

Penjelasan dari kutipan diatas sebagai berikut :

a. Kepuasan Konsumen

Untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen langkah awal yang

harus dilakukan, yaitu mengidentifikasi siapa pelanggan perusahaan, apa kebutuhan,

dan keinginan mereka.


18

b. Perbaikan secara terus menerus

Konsumen akan selalu mengalami dinamika seiring lingkungan bisnis yang

terus mengalami perubahan, oleh karena itu perusahaan harus mampu mengikuti

gerak perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen.

c. Hormat/respect terhadap orang lain

Setiap orang dalam organisasi merupakan individu yang memiliki kontribusi

bagi pencapaian kualitas yang diharapkan, oleh karena itu setiap orang dalam

organisasi harus diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi

aktif dalam pengambilan keputusan.

4. Manajemen berdasarkan fakta

Setiap keputusan yang diambil akan memberikan hasil yang memuaskan jika

didasarkan pada data dan informasi yang objektif, lengkap, dan akurat.

Dalam buku Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2010:409), untuk

menjamin keberhasilan dalam mengimplementasikan TQM, sebenarnya terdapat

langkah- langkah yang harus dilakukan secara berurutan dan secara disiplin.

Langkah- langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tanamkan satu falsafah kualitas. Dalam hal ini manajemendan karyawan harus

sepenuhnya mengerti dan yakin mengapa organisasi akan mencapai total quality.

2.Manajemen harus membimbing dan menunjukkan kepemimpinan yang bermutu.

Berdasarkan falsafah mutu yang diterima pada langkah pertama, manajemen

puncak, terutama CEO harus mengambil inisiatif dalam menunjukkan

kepemimpinan yang teguh dalam gerakan mutu.


19

3. Adakan perubahan atau modifikasi terhadap sistem yang ada, kalu hal ini

diperlukan, agar kondusif dengan tujuan totalquality. Sesudah menunjukkan

kepemimpinan mutu secara konsisten dan secara terus menerus kepada seluruh

anggota organisasi, manajemen perlu meninjau kebijaksanaan, sistem dan prosedur

yang ada dalam organisasi.

4. Dididik, dilatih dan berdayakan seluruh karyawan. Dengan telah diciptakannya

lingkungan kerja yang kondusif sebagai hasil langkah ketiga, seluruh anggota

organisasi termasuk para manajer, harus siap mengikuti program pendidikan dan

pelatihan mengenai total quality. Pemberdayaan karyawan/ employee

empowerment artinya: memberikan keryawan otoritas dan tanggung jawab

membuat keputusan dan mengambil tindakan.

2.1.4 Pengertian Produk dan Klasifikasi Produk

Menurut Stanton dalam Angipora (2008:163) produk mempunyai definisi

yang sempit dan luas yaitu:

a. Definisi sempit

Produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata (tangible) yang terkait

dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan.

b. Definisi luas

Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata

(intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestive pabrik,


20

prestive pengecer, dan pelayanan di pabrik serta pengecer yang mungkin diterima

oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.

Menurut Angipora (2008:7) produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan

pada suatu pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dimiliki, penggunaan ataupun

konsumsi yang bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:237) “produk adalah segala sesuatu


yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, digunakan, dibeli ataupun
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan ataupun kebutuhan yang diharapkan
pemakainya. Ketika konsumen membeli sebuah produk, maka ia memiliki harapan
bagaimana produk tersebut berfungsi (product moment)”.
Dapat disimpulkan dari beberapa definisi di atas, secara garis besar produk

adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan

atau kebutuhan.Segala sesuatu yang termasuk ke dalamnya adalah barang berwujud,

jasa, events, tempat, organisasi, ide atau pun kombinasi antara hal-hal yang baru saja

disebutkan.Produk juga merupakan seperangkat kepuasan yang diperoleh konsumen

jika mereka melakukan transaksi (jual beli).

Menurut Kotler dan Keller (2009:5), produk diklasifikasikan berdasarkan 3

macam yaitu daya tahan dan wujud, barang konsumen, serta barang industri.

Dari kutipan di atas dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Daya Tahan dan Wujud

Daya tahan dan wujud dibedakan kedalam tiga kategori yaitu:

a. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods)

Barang berwujud yang dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali

penggunaan.Barang konsumsi ini cepat/sering dibeli oleh konsumen.


21

b. Barang tahan lama (durable goods)

Barang berwujud yang tidak akan habis walaupun sudah digunakan berkali-

kali.

c. Jasa (services)

Produk yang tidak memiliki wujud, tidak dapat dipisahkan dan tidak akan

habis.

2. Barang Konsumen

Berdasarkan kebiasaan belanja dari konsumen, barang konsumen

dibedakan kedalam empat kategori yaitu:

a. Barang sehari-hari (convinience goods)

Barang yang digunakan sehari-hari oleh konsumen, pembelian ulang cepat dan

dengan upaya untuk mendapatkannya kecil.

b. Barang toko (shopping goods)

Barang yang dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya

dalam proses pemilihan dan pembeliannya.

c. Barang khusus (specialty goods)

Barang eksklusif, unik dan mahal yang hanyak bisa dimiliki segelintir orang

saja namun pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus.

d. Barang yang tidak dicari (unsought goods)

Barang yang tidak diketahui konsumennya, dan seringkali tidak pernah terpikir

oleh konsumen untuk membeli barang tersebut.


22

3. Barang Industri

Barang industri dibedakan kedalam tiga kategori yaitu:

a. Bahan baku dan suku cadang

Barang yang seluruhnya masuk ke produksi produsen tersebut.

b. Barang modal

Barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan

produk jadi.

c. Perlengkapan dan layanan bisnis

Barang dan jasa berumur pendek yang memudahkan pengembangan atau

pengelolaan produk jadi.

Selain itu, menurut Sugiyono (2010 :142 ) suatu produk akan mempunyai level

produk sebagai berikut:

1. Manfaat inti (core benefit), yaitu manfaat yang sesungguhnya dibeli

konsumen. Misalnya seorang tamu hotel membeli istirahat dan tidur.

Pemasaran harus memandang umpama dirinya membutuhkan hal tersebut.

2. Produk dasar (basic product), yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat

dirasakaan panca indera. Misalnya kamar hotel mencakup kamar tidur, kamar

mandi, handuk, meja tulis, lemari pakaian.

3. Produk yang diharapkan (expected product), yaitu serangkaian atribut-atribut

produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat mereka

membeli suatu produk. Misalnya seorang tamu hotel mengharapkan tempat


23

tidur yang bersih, handuk yang baik, lampu baca yang terang, tenang, dan AC

yang dingin.

4. Produk yang ditingkatkan (aughmented product), yaitu sesuatu yang

membedakan antara produk yang ditawarkan oleh perusahaan dengan produk

yang ditawarkan oleh pesaing. Misalnya TV dengan remotnya, bunga segar,

check in cepat.

5. Produk potensial (potential product), yaitu mencakup semua kemungkinan

tambahan dan transformasi yang mungkin dialami sebuah produk atau

penawaran di masa depan.

2.1.5 Pengertian Kualitas Produk

Menurut American Society For Quality Control dalam Kotler dan Keller

(2009:143) kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang

bergantung pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau

tersirat.

Menurut John F. Welch Jr. dalam Kotler dan Keller (2009:143) kualitas

adalah jaminan terbaik kami atas loyalitas konsumen, pertahanan terkuat kami

menghadapi persaingan luar negeri, dan satu-satunya jalan untuk mempertahankan

pertumbuhan dan penghasilan.

Kualitas produk adalah sejauh mana produk memenuhi spesifikasi-

spesifikasinya. Nilai yang diberikan oleh pelanggan diukur berdasarkan kepercayaan

(reliability), ketahanan (durability), dan kinerja (performance) terhadap bentuk fisik


24

dan citra produk. Konsumen akan merasa puas apabila hasil evaluasi mereka

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas (Lupiyoadi, 2008:175)

2.1.6 Dimensi Kualitas Produk

Menurut Irawan (2008:37) kualitas produk merupakan driver kepuasan

konsumen yang pertama. Kualitas produk adalah dimensi global yang terdiri dari

enam elemen, yaitu:

1. Kinerja (performance) adalah dimensi yang paling dasar yang berkaitan

dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama

yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. Konsumen

akan sangat kecewa apabila harapan mereka terhadap dimensi ini tidak

terpenuhi. Performace pada setiap produk berbeda-beda tergantung functional

value yang dijanjikan perusahaan.

2. Keandalan (reliability) adalah dimensi kualitas produk yang kedua. Dimensi

performance dan reliability secara sepintas tampak mirip tetapi memiliki

perbedaan yang jelas. Reliability menunjukkan probabilitas atau kemungkinan

produk berhasil menjalankan fungsi-fungsinya setiap kali digunakan dalam

periode waktu tertentu.

3. Fitur (feature) dapat dikatakan sebagai aspek sekunder. Feature adalah

karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk

atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk. Karena

perkembangan feature hampir tidak terbatas jalannya dengan perkembangan


25

teknologi, maka feature menjadi target inovasi para produsen untuk

memuaskan konsumen.

4. Daya Tahan (durability) adalah keawetan menunjukkan suatu pengukuran

terhadap siklus produk, baik secara teknis maupun waktu. Produk disebut

awet kalau sudah berulang kali digunakan atau sudah lama sekali digunakan.

Yang pertama adalah awet secara teknis dan yang kedua adalah awet secara

waktu. Bagi konsumen, awet secara waktu lebih mudah dimengerti karena

sebagian besar produk yang menjanjikan keawetan lebih menonjolkan

keawetan dalam hal waktu. Tingkat kepentingan dimensi ini berbeda untuk

target pasar yang berbeda sangat mungkin terjadi pergeseran dari waktu ke

waktu karena perubahan pasar dan persaingan.

5. Kesesuaian (conformance) menunjukkan seberapa jauh suatu produk dapat

menyamai standar atau spesifikasi tertentu. Produk yang memiliki

conformance yang tinggi berarti sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Salah satu aspek dari conformance adalah konsistensi.

6. Bentuk/Kemasan (design) adalah dimensi yang unik dan banyak menawarkan

aspek emosional dalam mempengaruhi kepuasan konsumen.

Masing-masing dimensi mempengaruhi konsumen dengan kontribusi yang

berbeda-beda tergantung jenis industri dan produk. Performance dan reliability pada

umumnya dianggap penting, tetapi sebagian usaha bisnis terutama pada merek-merek

yang mapan sudah melakukan tugasnya dengan baik dalam hal memenuhi harapan

pelanggan terhadap dimensi ini. Feature, durability, consistency, dan design memiliki
26

ruang yang lebih lebar bagi usaha bisnis untuk membangun keunggulan bersaing

dalam perlombaan di dunia bisnis.

Menurut Kotler dan Armstrong (2009:157), kualitas produk terdiri dari

delapan dimensi, yaitu:

a. Perfomance: Berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan

karakteristik utama, yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang

tersebut (menyangkut karakteristik operasi dasar).

b. Features: Aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar,

berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangan (item-item ekstra

yang ditambahkan pada fitur dasar).

c. Reliability: Hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu

barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode

waktu dan kondisi tertentu.

d. Conformance: Berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap aspek yang telah

ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan (kesesuaian kinerja

dan mutu produk dengan standar).

e. Durability: Suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan pada

suatu masa pakai barang (jangka waktu hidup sebelum masanya diganti).

f. Service Ability: Karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi

kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan

organisasi (kemudahan service atau perbaikan ketika dibutuhkan).


27

g. Asthetics: Karakteristik yang bersifat subjektif mengenai nilai-nilai estetika

yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari referensi

individual.

h. Perceived Quality: Konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap

mengenai atribut-atribut produk. Namun, biasanya konsumen memiliki

informasi tentang produk secara tidak langsung (mutu/kualitas yang dirasa

konsumen).

2.1.7 Hubungan Pengendalian Manajemen, Manajemen Kualitas, dan Kualitas

Produk

a. Pengendalian Manajemen dan Kualitas Produk

Pengendalian manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh

manajemen suatu organisasi untuk menjamin sumber daya yang diperoleh digunakan

secara efektif dan efisien dalam usaha mencapai tujuan organisasi (Eshraqi, 2012:1).

Sistem pengendalian manajemen adalah suatu mekanisme baik formal maupun

informal yang didesain untuk menciptakan kondisi yang mampu meningkatkan

peluang pencapaian harapan output yang diinginkan dengan memfokuskan pada

tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan dan perilaku yang diinginkan.Pada

penelitian Porporato (2008), menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen

yang akan menurunkan ketidakpastian dan berkontribusi pada pengambilan

keputusan dimana kemudian akan meningkatkan kinerja. Peningkatan kinerja


28

perusahaan akan berakibat pada meningkatknya kualitas produk perusahaan yang

bersangkutan.

b.Manajemen Kualitas dan Kualitas Produk

Definisi manajemen kualitas menurut Vincevt Gazperzs (2013:3),

“manajemen kualitas (Quality Management) atau manajemen kualitas terpadu (Total

Quality Management= TQM) didefinisikan sebagai satu cara meningkatkan kinerja

secara terus menerus pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area

fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia

dan modal yang tersedia”.

Menurut Ahire dan Dreyfus dalam Salman dan Gudono (2009:18), kualitas

internal merupakan penilaian terhadap kualitas produk akhir sebelun dikirim ke

konsumen serta kualitas proses yang menyertainya. Kualitas eksternal merupakan

kualitas produk yang dinilai dari sudut pandang konsumen akan kegunaan atau

manfaat produk tersebut.

Sedangkan menurut Salman dan Gudono (2009:18), manajemen kualitas

merupakan serangkaian proses untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Manajemen kualitas yang efektif menghendaki agar para supplier dapat menunjukkan

bukti bahwa keseluruhan komponen yang merekan pasok memenuhi standra kualitas

yang telah ditetapkan. Perusahaan harus menentukan apakah akan menerima atau

menolak suatu komponen yang dikirim supplier.Disamping memperhatikan kualitas

pada komponen, manajemen kualitas yang efektif juga menghendaki agar tidak
29

meneruskan pengerjaan produk yang cacat atau rusak pada proses berikutnya dan

tidak meneruskannya kepada konsumen, sehingga diperlukan pengawasan kualitas

agar dapat mengurangi jumlah produk cacat yang ditimbulkan oleh sistem operasi

perusahaan guna meningkatkan kualitas produk. Dengan demikian, manajemen

kualitas proses mempunyai dampak terhadap kualitas produk.

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan pengendalian

manajemen, manajemen kualitas proses dan kinerja kualitas produk adalah proses

untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan cara meningkatkan kulitas dan

manajemen kualitas proses pada suatu organisasi dengan menggunakan semua

sumber daya manusia dan modal yang tersedia.

b. Quality Goaldan Kualitas Produk

Quality goal merupakan tujuan atau tingkat kinerja yang harus dicapai oleh

suatu individu atau organisasi. Tujuan atau target yang ditetapkan dengan jelas

akanmembuat individu ataupun kelompok mengerti apa yang harus mereka

kerjakan.Individu atau kelompok tersebut dapat membuat perencanaan kerja sehingga

kinerjamereka dapat meningkat dan mencapai tujuan perusahaan. Tentunya hal

iniberdampak positif bagi perusahaan karena dengan meningkatnya kinerja karyawan

meningkat pula kinerja kualitas proses dan produk(Wardani dan Ja’far, 2009).

c. Quality Feedback dan Kinerja Kualitas

Baker dalamSalman&Gudono, (2009:23-26) menyatakan bahwa feedback

terhadap kinerja diperlukanuntuk memungkinkan para karyawan menentukan

hubungan antara perilaku merekasendiri dan outcomes dari proses produksi.


30

Manajer sebaiknya memberikan feedbackatau umpan balik harian atau

tahunan kepada para karyawannya, sehingga karyawanyang kinerjanya dibawah

standar dapat segera memperbaiki kinerjanya. Dalamhubungan feedback dan kinerja

kualitas produk dapat dilihat dalam pemberianinformasi tentang tingkat produk sisa,

pekerjaan ulang dan defect yang dapatmemberikan suatu dasar untuk mendeteksi

kesalahan dan petunjuk untuk perbaikankualitas proses maupun produk

(Salman&Gudono,2009:23-26)

d. Quality Incentive dan Kualitas Produk

Quality incentive merupakan sistem pengakuan dan sistem penghargaan

untukmengakui adanya perbaikan kualitas dari kelompok dan individu. Pengakuan

danpemberian penghargaan terhadap individu atau kelompok yang berprestasi /

yangmemiliki kinerja baik akan sangat menunjang kinerja kualitas produk. Individu

dan kelompok yang mendapat pengakuan dan penghargaan atas kinerjanya akan

lebihsemangat dalam mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya. Hal ini juga

dapatmendorong individu/ kelompok lain untuk berlomba dalam meningkatkan

kinerjanya dan berdampak pada kualitas produk yang

dihasilkan(Salman&Gudono,2009:27-30)

2.2 Penelitian Lain yang Relevan

Dalam penelitian ini penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang

relevan dengan permasalahan yang akan diteliti diantaranya sebagi berikut:


31

1. Maiga (2008) dalam penelitian yang berjudul “Interaction effects of

management accounting systems and process quality management on product

quality performance”. Penelitian ini mengahsilkan kesimpulan bahwa proses

manajemen kualitas berpengaruh terhadap kualitas produk, baik itu internal

maupun eksternal.

2. Bertha Kusuma Wardani dan Muhammad Ja’far (2009) dalam penelitian yang

berjudul “Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Hubungan

Manajemen kualitas Proses dan Kinerja Kualitas Produk”. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh sistem akuntansi manajemen dalam

memoderasi pengaruh manajemen kualitas proses terhadap kualitas internal

dan eksternalPenelitian ini menggunakan analisis residual untuk menguji

hipotesis. Data dikumpulkan dari manajer manufaktur bisnis di Jawa Tengah.

Ada 47 sampel yang dikumpulkan dengan menggunakan survey langsung dan

dipilih oleh purposive random sampling. Hasilnya menunjukkan bahwa goal,

feedback, dan incentive tidak berpengaruh terhadap hubungan manajemen

kualitas proses dan kualitas internal. Namun feedbackmemiliki pengaruh

terhadap hubungan manajemen kualitas proses dan kualitas eksternal.

3. Salman Jumaili dan Gudono (2009) dalam penelitian yang berjudul

“Hubungan Komponen Sistem Pengendalian Manajemen (Quality Goal,

Quality Feedback, dan Quality Incentive) Terhadap Kinerja Kualitas dan

Konsekuensi Terhadap Kinerja Keuangan”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah ketiga komponen system akuntansi manajemen (goal,


32

feedback,incentives) berhubungan secara positif dengan kinerja kualitas dan

kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan metote survey untuk

mengumpulkan data denagn jalan menyebar kuesioner melalui email ke

perusahaan manufaktur di Indonesia. Penelitian menghasilkan kesimpulan

bahwa quality goal tidak berhubungan secara positif dengan kinerja kualitas,

feedback dan incentives berhubungan secarapositif dengan kinerjakualitas,

kinerja kualitas berhubungan positif dengan kepuasan pelanggan namun tidak

berhubungan dengan kinerja keuangan, dan kepuasan pelanggan berhubungan

positif dengan kinerja keuangan.

4. Muhammad Amirul Mu’minin (2015). Dalam penelitian yang berjudul

“Sistem Akuntansi Manajemen, Manajemen Kualitas Proses dan kinerja

Kualitas Produk Pada PT Bumi Lingga Pertiwi Gersik”. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis bagaimana sistem akuntansi manajemen di

perusahaan tersebut, menganalisis bagaimana manajemen kualita proses di

perusahaan tersebut, dan untuk menganalisis bagaimana kinerja kualitas

produk di perusahaan tersebut. Analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem akuntansi

manajemen PT. Bumi Lingga Pertiwi Gresik memiliki tujuan perusahaan,

memiliki sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan dan upaya ini

hanya tercapai jika seluruh elemen perusahaan terintegerasi untuk bersama-

sama bekerja mencapai tujuan.


33

Tabel 2.1Penelitian Lain yang Relevan

No Nama/Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Maiga Kesimpulan bahwa Membahas Penelitian


(2008)/Interaction proses manajemen pengaruh terdahulu
effects of kualitas berpengaruh akuntansi memebahas
management terhadap kinerja manajemen sistem akuntansi
accounting kualitas produk, baik kualitas proses manajemen dan
systems and itu internal maupun dan kualitas manajemen
process quality eksternal. produk kualitas proses
management on pada kinerja
product quality kualitas produk.
performance Sedangkan
penelitian ini
membahas
pengaruh
pengendalian
manajemen dan
manajemen
kualitas proses
pada kinerja
kualitas produk.
2 Berta Kusuma Dari angka tersebut Membahas Penelitian
Wardhani menunjukkan bahwa pengaruh terdahulu
dan Muhammad goal dan incentive akuntansi mebahas
Ja’far masing-masing tidak manajemen pengaruh sistem
(2009)/ berpengaruh terhadap kualitas proses akuntansi
Pengaruh Sistem hubungan dan kualitas manajemen dan
Akuntansi manajemen kualitas produk proses
Manajemen proses terhadap manajemen
Terhadap kualitas eksternal, mutu pada
Hubungan hanya feedback yang kinerja kualitas,
Manajemen mempunyai pengaruh sedangkan
kualitas Proses terhadap hubungan penelitian ini
dan Kinerja manajemen kualitas membahas
Kualitas Produk proses dan kualitas pengaruh
eksternal pengendalian
manajemen dan
manajemen
kualitas proses
pada kinerja
34

kualitas produk.
3 Salman Jumaili Hasil dari penelitian Membahas Penelitan
dan Godono ini menunjukkan pengaruh sistem terdahulu
(2009)/Hubungan bahwa: pengendalian membahas
Komponen a. quality goal tidak manajemen dan sistem
Sistem berhubungan secara kinerja kualitas pengendalian
Pengendalian positif dengan kinerja produk manajemen
Manajemen kualitas terhadap kinerja
(Quality Goal, b. feedback dan keuangan,
Quality Feedback, incentives sedangkan
dan Quality berhubungan penelitian ini
Incentive) secarapositif dengan tidak membahas
Terhadap Kinerja kinerjakualitas. hubungan
Kualitas dan c. kinerja kualitas tersebut.
Konsekuensi berhubungan positif
Terhadap Kinerja dengan kepuasan
Keuangan pelanggan namun
tidak berhubungan
dengan
kinerja keuangan.
d. kepuasan
pelanggan
berhubungan positif
dengan kinerja
keuangan
4 Muhammad Hasil penelitian Membahas Penelitian
Amirul Mu’minin menunjukkan bahwa pengaruh terdahulu
(2015)/Sistem sistem akuntansi akuntansi memebahas
Akuntansi manajemen PT Bumi manajemen sistem akuntansi
Manajemen, Lingga Pertiwi kualitas proses manajemen dan
Manajemen Gersik memiliki dan kualitas manajemen
Kualitas Proses tujuan perusahaan, produk kualitas proses
dan kinerja sasaran-sasaran yang pada kinerja
Kualitas Produk ingin dicapai oleh kualitas produk.
Pada PT Bumi perusahaan, dan Sedangkan
Lingga Pertiwi upaya ini hanya penelitian ini
Gersik tercapai jika seluruh membahas
elemen perusahaan pengaruh
terintegerasi untuk pengendalian
bersama-sama manajemen dan
bekerja mencapai manajemen
tujuan. Dimana kualitas proses
35

seluruh elemen pada kinerja


terintegrasi bekerja kualitas produk.
sama untuk mencapai
tujuan perusahaan.
Manajemen kualitas
proses PT Bumi
Lingga Pertiwi
Gersik serangkaian
proses untuk
menghasilkan produk
yang berkualitas
Sumber : Peneliti 2018
36

2.3 Kerangka Berpikir

Sesuai dengan tujuan penelitian, dimana peneliti ingin

menemukanbuktiempiris untuk menguji pengaruh Pengendalian manajemendan

manajemen kualitasterhadap kualitas produk, serta didukung oleh teori dan hasil

penelitian terdahulu, makadibangun suatu kerangka pemikiran teoritis yang dijelaskan

seperti pada gambardibawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

PT. ANUGERAH DOLOMIT LESTARI (ADL)


X

\ Manajemen
Pengendalian
Y
X1

KUALITAS
Manajemen Kualitas PRODUK

X2
E

Ket:

Secara parsial

Secara parsial

Secara simultan

E Variabel yang tidak diteliti


37

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atas pertanyaan yang disebutkan

dalam rumusan masalah penelitian.Dugaan sementara ini ditulis berdasarkan teori dan

hasil penelitian-penelitian terdahulu yang telah teruji melalui data atau fakta

lapangan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H2. : Diduga pengendalian manajemen dan manajemen kualitas berpengaruh

secara bersama-sama terhadap kualitas produk pada PT. Anugerah Dolomit

Lestari.

H1.1 : Diduga pengendalian manajemen terhadap kualitas produk pada PT.

Anugerah Dolomit Lestari.

H1.2 :Diduga manajemen kualitas berpengaruh terhadap kualitas produk pada PT.

Anugerah Dolomit Lestari.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada perusahaan PT. Anugerah Dolomit Lestari yang

beralamatkan jalan Raya Tanjung api-api Desa Sri Tiga Banyuasin-Palembang.

Penulis memilih perusahaan ini karena dalam penelitian mengenai pengendalian

manajemen cukup menarik untuk dijadikan penelitian guna memperdalam ilmu

pengetahuan mengenai pengendalian manajemen produk pupuk dolomit serta dapat

memberikan manfaat bagi perusahaan yang di teliti agar dapat dapat menerapkan

konsep pengendalian manajemen dengan baik demi meningkatkan kualitas proses dan

produk perusahaan.

3.1.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada perusahaan PT. Anugerah Dolomit Lestari yang

beralamatkan jalan Raya Tanjung api-api Desa Sri Tiga Banyuasin-Palembang.

Penelitian ini diperkirakan akan selesai dalam jangka waktu 6 bulan yakni dari bulan

Mei2018 sampai dengan bulan Oktober 2018.

38
39

3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.1. Sumber Data

Menurut Sugiyono (2012:35), sumber data terbagi menjadi dua menurut cara

memperolehnya yaitu :

a. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung atau dari

tangan pertama. Data primer diperoleh dari responden melalaui

kuesioner,kelompok fokus dan panel,atau juga data hasil wawancara peneliti

dengan narasumber,data yang diambil dari perusahaan berupa data produksi

pupuk pertahun 2017.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada. Data

sekunder diperoleh dari catatan atau dokumentasi perusahaan,laporan jumlah

produksi serta data–data pendukung lainnya yang dapat menunjang

penyelesaian penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer dan data sekunder

yang diperoleh secara langsung dari tangan pertama melalui tangan kuesioner dan

wawancara peneliti dengan karyawan PT. Anugerah Dolomit Lestari pada bagian

produksi.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:224), teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian,karena tujuan utama dari utama dari penelitian

adalah mendapatkan data.


40

Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan

penelitian.Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah

angket(questioner),pengamatan(observasi)dan wawancara(interview).

Menurut Sugiyono (2012:137) kuesioner merupakan teknik pengmpulan data

yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk di jawabnya.Serta merupakan teknik pengumpulan data yang

efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang di

harapkan dari responden.

Sugiyono (2012:145) mengemukakan bahwa,obsevari merupakan suatu

proses yang kompleks,suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis.Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan

ingatan.

Menurut Sugiyono (2012:137) wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan masalah yang harus di teliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui

hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Dalam hal ini, penulis akan melakukan observasi atau pengamatan yang

terstruktur agar informasi yang diperoleh dapat lebih objektif. Untuk kegitan

wawancara, penulis akan mewawancarai salah seorang karyawan PT. Anugerah

Bolomit Lestari untuk mendapatkan informasi mengenai data yang akan penulis

gunakan sebagai pedoman penyelesaian penelitian. Sedangkan angket atau kuesiner,


41

akan penulis utarakan kepada konsumen untuk mengetahui pengendalian manajemen

dan menejemen kualitas berpengaruh terhadap kualitas produk.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.3.1. Populasi

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh karayawan bagian produksi

PT. Anugerah Dolomit Lestari tahun 2017 yang berjumlah 50 orang.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.(Sugiyono, 2011:80).

3.3.2. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono,2010:116), Jadi total karyawan yang akan dijadikan

sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 karyawan.

Dalam menentukan sampel ini, penulis menggunakan teknik total sampling

adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dnegan populasi

(Sugiyono,2012:92).Penulis menggunakan teknik penelitian ini dengan alasan bahwa

menurut Sugiyono (2011:91) jumlah populasi yang kurang dari 100, seluruh populasi

dijadikan sampel penelitian semuanya.


42

3.4 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah rekayasa operasional bagaimana sebuah

penelitian akan dilaksanakan meminimalkan unsur kekeliruan (error).Berdasarkan

kerangka penelitian yang sudah diuraikan sebelumnya,sesuai dengan tujuan yang

telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini penulis meneliti pengaruh dari variabel-

variabel dan apakah ada keterikatan diantara variabel X dan variabel Y. Oleh karena

itu, dalam pelaksanaan penelitian ini penulis akan menggunakan penelitian secara

asosiatif untuk menjelaskan mengenai sistem pengendalian manajemen yang ada di

perusahaan serta uji validitas untuk menguji item pertayaan apakah valid dan

realiabel dalam suatu penelitian,uji Asumsi klasik digunakan (uji normalitas, uji

reabilitas,uji heteroskedastisitas), uji F dan uji T untk mengetahui variabel X

mempunyai pengaruh yang baik secara silmultan maupun secara parsial terhadap

variabel Y,analisis regresi berganda untuk melihat hubungan linear diantara variabel

X dan variabel Y,koefisien korelasi regresi. Linear berganda untuk melihat apakah

ada hubungan antara variabel X dan variabel Y serta merumuskan hipotesis dengan

level signifikan (0,05 atau 5%). (Sugiyono, 2008:95)

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2010:59) suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang di terapkan oleh peneliti

untuk di pelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang akan dinilai dalam
43

penelitian ini adalah mengukur seberapa berpengaruhnya pengendalian manajemen

dan manajemen kualitas terhadap kualitas produk pada PT.Anugerah Dolomit Lestari.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi variabel Dimensi Indikator Skala


Pengendalian Sistem Pengendalian 1. Quality 1.Penetapan target Ordinal
Manajemen Manajemen adalah sebuah goal maksimum terjadinya
(X1) system yang terdiri dari cost of scrap (biaya
beberapa anak system sisa bahan)
berkaitan, yaitu 2.Penetapan target
pemograman, maksimum terjadinya
penganggaran, akuntansi, rework (pengerjaan
pelaporan dan kembali)
pertanggungjawaban 3. Penetapan target
untuk membantu maksimum terjadinya
manajemen defect (produk cacat)
mempengaruhi orang lain 2. Quality 1.Penggunaan berbagai
dalam sebuah perusahaan feedback tipe penilaian kualitas
agar mau mencapai dalam pengukuran
tujuan perusahaan melalui kinerja kualitas produk
strategi tertentu secara 2.Pengumpulan data
efektif dan efesien analisis secara
berkelanjutan
3.Pengumpulan kualitas
data dan aplikasi
dalam rencana kerja
3.Quality 1.Pemberian
Incentive penghargaan dan
pengakuan terhadap
karyawan untuk
pengembalian diri
karyawan
2.Definsi yang baik
mengenai system
pengakuan dan
penghargaan untuk
mengetahui kualitas
perkembangan
kelompok dan individu
3.Penilaian kinerja tim
44

berhubungan dengan
kinerja individu dalam
menentukan
kompensasi
Manajemen Total Quality Manajemen 1.Penggunaan proses Ordinal
Kualitas (X2) Management adalah kualitas analisis value
inovasi manajerial yang produk 2.Tindakan korektif
menekankan komitmen terhadap masalah
total organisasi kepada kualitas produk atau
pelanggan dan utnuk proses
terus-menerus melakukan 3.Pengembangan kunci
perbaikan setiap proses proses secara
melalui penggunaan sistematik untuk
pendekatan pemecahan meraih kualitas
masalah, digerakkan oleh produk/proses yang
data, didasarkan pada baik
pemberdayaan kelompok- 4.Perusahaan selalu
kelompok dan tim-tim menetapkan target
karyawan. perbaikan
berkelanjutan pada
standar tertentu
Kinerja Kualitas produk 1.Pengurangan angka Ordinal
Kualitas merupakan proses scrap (sisa bahan)
Produk (Y) evaluasi secara 2.Terdapat jaminan
keseluruhan kepada keaslian bahan
pelanggan atas perbaiakan 3.Bahan sesuai dengan
kinerja suatu barang atau spesifikasik
jasa. Isu utama dalam 4.Keistimewaan bahan
menilai kinerja produk produk
adalah dimensi apa yang 5.Kehandalan
digunakan konsumen /kemungkinan kecil
untuk mengevaluasinya. akan mengalami
Bagian dari kebijakan kerusakan atau gagal
produk adalah perihal dipakai
kualitas produk. Kualitas
suatu produk baik berupa
barang mauoun jasa perlu
ditentukan melalui
dimensi-dimensinya.

Sumber : peneliti 2018


45

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian dari sumber data untuk dijadikan sebuah

sampel.Dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini peneliti

menggunakan instrument penelitian yaitu kuesioner. Kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi beberapa pertanyaan terbuka

kepada responden untuk dijawab agar penulis dapat memperoleh data yang akurat

guna penelitian ini.(Priyatno, 2010:72)

Penulis menggunakan kuesioner yang akan diukur dengan menggunakan skala

likert.kuesioner yang digunakan akan menghasilkan kategori yang mempunyai

jawaban dalam bentuk pertanyaan yang positif kategori tersebut adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.2 Bobot Jawaban Skala Likert

Kategori Skor
Sangat setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang setuju (KS) 3
Tidak setuju (TS) 2
Sangat tidak setuju 1
(STS)
Instrumen penelitian (kuesioner) yang baik harus memenuhi persyaratan yaitu

valid dan realiabel. Untuk mengetahui validitas dan reabilitas suatu kuesioner dengan

menggunakan uji validitas dan reabilitas.


46

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kecermatansuatu instrumen dalam

mengukur apa yang ingin di ukur. Validitas menunjukkan tingkat kemampuan

instrument penelitian mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapka data

variabel-variabel yang diteliti dengan tepat.Adapun teknik yang digunakan untuk uji

validitas adalah dengan analisa item, dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir

pertanyaan untuk suatu variabel dengan rumus Product Moment (Priyatno, 2010:90).

Untuk melakukan uji validitas dapat digunakan teknik pengujian dengan

menggunakan korelasi Bivariete Pearson (Produk Moment) dengan cara

mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah

penjumlahan dari keseluruhan item.Item pertanyaan yang berkorelasi signifikan

dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu membrikan dukungan

dalam mengungkap apa yang ingin di ungkap (Priyatno, 2010:90).

Suatu instrument dinyatakan valid apabila r hitung >r tabel (uji 2 sisi dengan

sig.0,05), dan apabila r hitung< r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka data

perhitungan dinyatakan tidak valid. Tingkat signifikansi 5% atau 0,05 artinya kita

mengambil resiko salah dalam keputusan untuk menolak hipotesis yang benar

sebanyak-banyak nya 5 % dan benar dalam mengambil keputusan sedikit-sedikitnya

95% dari keputusan untuk menolak hipotesa yang salah adalah benar (Priyatno,

2010:90).
47

b. Uji Realibilitas

Priyatno (2010:96), uji reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat

ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat di andalkan dan tetap konsisten jika

pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran di

ulang.metode yang dapat digunakan untuk melakukan uji reabilitas adalah

Cronbach’s Alpha dengan batasan sebesar 0,6.

Menurut sekaran dalam priyatno (2010:96), untuk pengujian reabilitas yang

kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan sampai 0,7 dapat diterima dan diatas

0,8 baik.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis adalah perangkat statistika baik deskriptif maupun inferensial

yang digunakan sebagai alat bantu bagi peneliti untuk mengambil kesimpulan atas

sejumlah data penelitian yang telah terkumpul (Sugiyono, 2003:10)

Untuk menafsirkan dan menganalisis data dapat digunakan dua metode

analisis menurut Sugiyono (2003:14) yaitu :

a. Analisis kualitatif adalah data yang berbentuk kata,skema dan gambar.

b. Analisis kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang di

angkakan.

Dalam penelitian deskriptif kualitatif ini, penulis gunakan data yang penulis

dapatkan dri hasil dokumen perusahaan mengenai data produksi perusahaan.

Sedangkan untuk analisis kuantitatif, penulis melakukan pengukuran terhadap

tiga variabel sistem pengendalian manajemen, manajemen kualitas dan kualitas


48

produk yang diukur berdasarkan angka-angka dari kuesioner yang akan di

sebarkan kepada karyawan bagian produksi PT.Anugerah Dolomit Lestari

Palembang.

3.7.1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2006), Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah

dalam model regresi variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi

data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data

normal atau mendekati normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan melalui

metode grafik.

Metode grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat

normal probability plot. Normal probability plot adalah membandingkan distribusi

komulatif dan distribusi normal(Ghozali,2009). Dasar pengambilan keputusan

melalui analisis ini, jika data menyebar di sekitar garis diagonal sebagai representasi

pola distribusi normal,berarti model regresi memenuhi asusmsi normalitas.

Untuk mendukung atau membktikan hasil uji normalitas grafik perlu

dilakukan uji normalitas dengan rumus kolmogrov-smirnov. Adapun dasar

pengambilan keputusan uji normalitas adalah sebagai berikut:

 Data berdistribusi normal,jika sig> 0,05.

 Data berdistribusi tidak normal,jika, nilai sig < 0,05.


49

b.Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model refresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel indenpenden. Uji multikolonieritas dilihat

dari nilai tolerance dan variance inflantionfactor (VIF) (Ghozali,2009:95). Jika

terjadi kolerasi, maka dinamakan terdapat problem multikolonieritas (multiko).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

indenpenden.

Untuk melihat nilai tolerance adalah :

 Tidak terjadi multikolonieritas,jika nilai tolerance lebih besar 0,10.

 Terjadi multikolonieritas, jika nilai tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,10.

Untuk melihat VIF ( variance inflation factor) adalah :

 Tidak terjadi multikolinearitas, jika nilai VIF lebih kecil 10,00

 Terjadi multikolinearitas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 10,00.

c. Uji Hesteroskedastitas

Uji Hesteroskedastitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain (Ghozali, 2009:125). Uji Hesteroskedastitas dapat dilihat menggunakan

grafik plot antara prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika

grafik plot menunjukkan suatu pola titik seperti tititk yang bergelombang atau

melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi


50

Hesteroskedastitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk pula yang jelas, maka

tidak terjadi Hesteroskedastitas (Ghozali 2009:125-126).

3.7.2. Analisis Regresi Linear Berganda

Adalah hubungan yang didapat dan dinyatakan dalam bentuk persamaan

matematik yang menyatakan hubungan fungsional variabel-variabel. (Sudjana

2002).bentuk umum regresi linear berganda adalah sebagai berikut :

Y=a +b1 X1 +b2x2 +e

Keterangan :

Y =Kualitas produk

a =Konstanta

b1,b2,b3 =paramenter atau koefisien regresi

X1 =Pengendalian Mananjemen

X2 =Manajemen Kualitas

E =Error

Penjelasan :

1. Pengendalian Manajemen (X1)

Pengendalian manajemen adalah semua metode, prosedur dan strategi di dalam

proses untuk mempengaruhi orang lain dalam perusahaan agar secara efektif dan

efisien mencapai tujuan perusahaan.


51

2. Manajemen Kualitas (X2)

Manajemen kualitas proses dalam proses produksi PT. Maju Mobilindo

Palembang.

3. Kualitas Produk (Y)

Kualitas produk adalah kemampuan suatu barang demi perbaikan, evaluasi secara

keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu barang agar sesuai

bahkan melebihi dari apa yang di inginkan pelanggan.

3.7.3 Koefisien Kolerasi

Analisis korelasidigunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih

variabel indenpenden (X1, X2) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak. Nilai

R berkisar 0 sampai 1, semakin R mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi

semakin kuat, sebaliknya semakin R mendekati 0, maka hubungan yang terjadi

semakin rendah.

Menurut Sugiyono dalam Priyatno (2010:65) mengemukakan bahwa pedoman

untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

0.00-0.199 = sangat rendah

0.20-0.399 = rendah

0.40-0.599 = sedang

0.60-0799 = kuat

0.80-1.000 = sangat kuat


52

3.7.4. Koefisien Determinasi

Menurut Sugiyono (2005,250), Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan

menghitung koefisien determinasi. Koefisien determinasi ini berfungsi untuk

mengetahui persentase besarnya pengaruh variabel indenpenden dan variabel

dependen .dalam penggunaannya, koefisien determinasi ini dinyatakan dalam

persentase (%) dengan rumus sebagai berikut :

Kd = r2 x 100%

Keterangan :

Kd =Koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi yang di kuadratkan

3.7.5. Uji Hipotesis

Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu menghitung kuesioner yang

akan di sebarkan. Penulis menggunakan beberapa rumus adalah sebagai berikut :

1. Uji simultan ( Uji F)

Merupakan bentuk uji simultan yang digunakan untuk mengetahui variabel

independen secara bersama–sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam

hal ini apakah variabel pengendalian manajemen dan manajemen kualitas proses

berpengaruh terhadap kinerja kualitas produk.

Uji F yang di kemukakan oleh Priyatno (2010 :69) adalah dengan

membandingkan Fhitung> Ftabel, maka secara bersama-sama semua variabel independen

(X) Member pengaruh terhadap variabel dependen (Y), sebaliknya apabila


53

Fhitung<Ftabel, maka secara bersama-sama variabel independen (X) tidak memberikan

pengaruh terhadap variabel dependen (Y). Adapun cara untuk merumuskan uji (F)

adalah sebagai berikut :

a. Ho : b1 =b2 = 0, berarti secara bersama-sama pengendalian manajemen dan

manajemen kualitas tidak ada pengaruhnya terhadap kualitas produk

b. Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0,berarti secara bersama-sama pengendalian manajemen dan

manajemen kualitas ada pengaruh terhadap kualitas produk

2. Uji Parsial (Uji t)

Digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel

indenpenden (X1,X2) secara parsial berpengaruh terhadap variabel (Y). Uji t dapat

diketahui membandingkan antara thitung dengan ttabel . apabila thitung > ttabel ,maka secara

parsial variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Dan

sebaliknya, jika thitung< ttabel,maka secara parsial variabel independen (X) tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).

Untuk menguji apakah ada pengaruh pengendalian manajemen dan

manajemen kualitas proses terhadap kinerja kualitas produk, yaitu dengan

menggunakan uji hipotesis (Priyatno 2012:138). Adapun langkah-langkah

pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. Formula Ho dan Ha

a. Ho : b1 = 0, berarti variabel pengendalian manajemen tidak ada pengaruh

yang signifikan terhadap kualitas produk.


54

Ha : b2 ≠ 0, berarti variabel pengendalian manajemen ada pengaruh yang

signifikan terhadap kualitas produk.

b. Ho : b2=0,berarti variabel manajemen kualitas tidak ada pengaruh yang

signifikan terhadap kualitas produk.

Ha : b2 ≠ 0,berarti variabel manajemen kualitas ada pengaruh yang signifikan

terhadap kualitas produk.

2. Dalam penelitian ini level signifikan (tingkat kepercayaan) yang didpakai sebesar

95% atau a =0,05 dengan maksud agar tingkat kebenaran dalam pengujian

memberikan hasil relative tepat.

3. Menentukan kreteria pengujian

Ho diterima Tsig 0,05 (5%)

4. Kesimpulan Ho diterima atau ditolak,dimana syarat sesuai dengan kriteria

pengujian.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Anugerah Dolomit Lestari

PT. Anugerah Dolomit Lestari adalah produsen pupuk dolomit berkualitas

tinggi. Berbekal mesin serta teknologi terbaru, PT. ADL memasarkan produk

unggulannya yang bermerk DFA (Dolomite for Agriculture). PT. ADL adalah satu

dari sekian banyak perusahaan pupuk yang bernaung di bawah manajemen

Saraswanti Group, sebuah kelompok usaha yang sudah berpengalaman dalam bisinis

pupuk semenjak 12 Maret tahun 1998.

Produk yang dipasarkan adalah dolomit dengan brand DFA (Dolomite for

Agriculture) yang merupakan pupuk magnesium (MgO) yang dihasilkan dari batuan

dolomite berkualitas super, ditambang langsung bahan bakunya berasal dari Gresik

Jawa – Timur, yang terkenal sebagai batuan dolomit yang bersifat keras, pejal,

kompak dan kristalin dengan kandungan kandungan MgO tinggi.

Berlokasi di Palembang, PT. ADL berusaha mendekatkan diri dengan lokasi

perkebunan para konsumennya sehingga produk pupuknya bisa didistribusikan lebih

mudah dan lebih baik. Saat ini distribusi PT. ADL mencakup area pemasaran Jakarta,

Palembang, Jambi, Lampung, Bangka, Belitung dan sekitarnya. Total kapasitas

55
56

produksi saat ini adalah 100.000 ton per tahun, yang akan terus dikembangkan di

tahun-tahun mendatang.

PT. Anugerah Dolomit Lestari adalah produsen pupuk dolomit yang berlokasi

di Palembang. Produk yang dipasarkan adalah dolomit dengan brand DFA (Dolomite

for Agriculture) merupakan pupuk magnesium (MgO) yang dihasilkan dari batuan

dolomite berkualitas tinggi, yang ditambang dari Gresik – Jawa Timur. Diproses pada

suhu 800-1000°C untuk menghilangkan impurities dan meningkatkan ketersediaan

unsur hara Mg bagi tanaman.

Produk pupuk DFA PT. ADL memiliki kehalusan dan kelarutan yang tinggi

sehingga unsur haranya mudah diserap tanaman, memiliki reaktifitas Mg yang tinggi

sehingga lebih efisien dan efektif bagi tanaman, mempunyai kemampuan untuk

menurunkan atau menetralkan kemasaman tanah, selain itu harga lebih kompetitif

(bersaing) untuk menggantikan Kieserite, serta memberikan manfaat yang sebanding,

bahkan mengungguli Kieserit.

Dolomite sudah lebih dari satu dekade digunakan hampir di semua

perkebunan sawit di Indonesia. Terbukti pupuk ini memberikan manfaat yang

sebanding dengan Kieserit. Kegunaan DFA: Sebagai pembenah tanah; menaikkan pH

tanah, mengurangi resiko keracunan Al dan Fe pada tanah masam, menyeimbangkan

ketersediaan unsur hara tanah untuk tanaman, menetralkan reaksi tanah, serta

mengurangi resiko keracunan Pyrit di tanah gambut/pasang surut.

Sebagai bentuk pengembangan divisi pupuk Kelompok Usaha Saraswanti, PT.

Anugerah Dolomit Lestari membangun pabrik pengolahan dolomit di Palembang.


57

Pabrik ini telah mulai beroperasi semenjak bulan Juli 2012 lalu yang beralamat di Jl.

Raya Tanjung Api-api Km. 52, Parit 2, Desa Sri Tiga, Kec. Muara Telang,

Banyuasin, Sumatera selatan. Diproduksi menggunakan mesin serta alat produksi

berteknologi canggih untuk menghasilkan pupuk dolomit berkualitas super.

PT. ADL telah memperluas area penjualannya sampai ke Jakarta, Jambi,

Palembang dan Lampung. Produk pupuk dengan brand DFA (Dolomit for

Agriculture) yang terdiri dari pupuk dolomit regular dan pupuk dolomit high quality.

Dipalembang kantor PT. ADL (Anugerah Dolomit Lestari) terletak di Komplek Ruko

& Pergudangan Griya Mitra Sukarame, Jl. Bypass Alang-alang Lebar, Talang Klp.,

Alang Alang Lebar, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Setiap perusahaan yang beroperasi baik dalam bidang penjualan barang atau

jasa tentu memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan ini sangatlah penting karna

tujuan tersebut akan menjadi pedoman dan cambuk dalam menjalankan aktivitas

perusahaan.

Adapun yang menjadi tujuan perusahaan ini adalah :

1. Meningkatkan reputasi perusahaan

Reputasi yang baik di mata masyarakat khususnya konsumen merupakan

keuntungan yang sangat besar, artinya perusahaan tersebut mendapat kepercayaan

sebagai perusahaan yang mampu memberikan kontribusi yang baik dan itu

merupakan nilai tambah bagi perusaan

2. Melakukan perluasan (ekspansi)


58

Setelah perusahaan berhasil memikat hati konsumen dan dapat

meningkatkan penjualan,bukan berarti perusahaan cukup sampai disini,tetapi

dalam hal ini perusahaan harus dapat mengembangkan usahanya agar dapat

meningkatkan baik dalam aktivitas perusahaan maupun dalam pencapaian

laba perusahan.

3. Pencapaian laba yang maksimum

Tentu tidak dipungkiri lagi bahwa tujuan utama perusahaan adalah

mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Semakin besar keuntungan

yang diperoleh maka semakin besar pula kekayaan perusahaan yang diperoleh

dengan begitu jaminan masa depan akan lebih terlihat dalam perusahaan.

Aktivitas yang dilakukan PT. Anugerah dolomit lestari Palembang ini

memperoduksi dan memasarkan dan menjual produk pupuk dolomit yang siap

jual. Banyak cara yang dilakukan oleh PT. Anugerah dolomit lestari

Palembang ini untuk mengenalkan produknya yaitu dengan cara memasang

iklan melalui internet, membuat spanduk, banner, dan lain sebaganya. Merk

dagang yang dipatenkan yaitu DFA (Dolomite for Agriculture).

4.1.2 Struktur Organisasi

Organisasi merupakan suatu sistem dari kegiatan hubungan dan tanggung

jawab yang dibentuk oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan yang telah

ditetapkan. Dalam setiap organisasi selalu terdapat kelompok orang yang bergabung

dan saling berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan. Oleh
59

karena itu suatu perusahaan akan menjadi sebuah organisasi baik dan tepat jika

menetapkan kebijakan secara tegas dan serta dilaksanakan oleh personil dan

karyawan secara Profesional.

Berikut adalah struktur organisasi pada PT. Anugerah Dolomit Lestari

Palembang :

Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Anugerah Dolomit Lestari Palembang

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Direktur Keuangan Managing Director Direktur Pemasaran

Operasional Manajer Plant Manager

KABAG KABAG KABAG KABAG


Logistik Produksi Maintenence QC

KABAG Accounting KABAG


Marketing Personalia &
Mekanik Umum

KABAG KA Shift
Purchasing

Pelaksana Produksi

Sumber: PT. Anugerah Dolomit Lestari Palembang tahun 2018


60

4.1.3 Uraian tugas

Adapun uraian tugas, untuk setiap jabatan yang ada dalam struktur organisasi

yaitu sebagai berikut :

1. Dewan komisaris

Fungsi dari dewan komisaris adalah melakukan pengawasan, maka seorang

komisaris wajib dengan iktikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab dalam

menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi untuk

kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.

Jadi intinya, dewan komisaris itu melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Melakukan pengawasan dengan iktikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan

perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan;

b. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas

tindakan pengurusan direksi yang mengakibatkan kerugian; dan

c. Telah memberikan nasihat kepada direksi untuk mencegah timbul atau

berlanjutnya kerugian tersebut.

2. Direktur utama

Direktur Utama adalah suatu jabatan yang ditunjuk dan memberi laporan

kepada Dewan Direksi / Board of Director (BOD). Adapun wewenang dan tanggung

jawabnya yaitu:

a. Mampu Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif

b. Dapat Memimpin rapat umum, untuk memastikan pelaksanaan tata-tertib,

keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat,


61

menyesuaikan alokasi waktu per item masalah, menentukan urutan agenda,

mengarahkan diskusi ke arah consensus, menjelaskan dan menyimpulkan tindakan

dan kebijakan.

c. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi

keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.

d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan

perlengkapan.

e. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta

pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

3. Direktur Keuangan

Tanggung jawab dan wewenang dari direktur keuangan, yaitu:

a. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasikeuangan untuk

menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkanperusahaan secara akurat dan

tepat waktu.

b. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan danpembayaran

kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepatwaktu, dan sesuai dengan

peraturan pemerintah yang berlaku.

c. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kasperusahaan

(cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang,sehingga memastikan

ketersediaan dana untuk operasionalperusahaan dan kesehatan kondisi keuangan.


62

d. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaranperusahaan, dan

mengontrol penggunaan anggaran tersebut untukmemastikan penggunaan dana

secara efektif dan efisien dalammenunjang kegiatan operasional perusahaan.

e. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan prosedur

keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannyauntuk memastikan

semua proses dan transaksi keuangan berjalandengan tertib dan teratur, serta

mengurangi risiko keuangan.

f. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuanganuntuk dapat

memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinanperusahaan dalam

mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhaninvestasi, ekspansi, operasional

maupun kondisi keuangan lainnya.

g. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruhperusahaan untuk

memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadapperaturan perpajakan

4. Managing director

Tanggung jawab dan wewenang dari managing director yaitu :

a. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan.

b. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian

(manajer).

c. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan.

d. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.

5. Direktur pemasaran

Wewenang dan tanggung jawab dari direktur pemasaran yaitu sebagai berikut :
63

a. Manajer pemasaran bertanggung jawab terhadap manajemen bagian pemasaran

b. Manajer pemasaran bertanggung jawab terhadap perolehan hasil penjualan dan

penggunaan dana promosi.

c. Manajer pemasaran sebagai koordinator manajer produk dan manajer penjualan.

d. Manajer pemasaran membina bagian pemasaran dan membimbing seluruh

karyawan dibagian pemasaran.

e. Manajer pemasaran membuat laporan pemasaran kepada direksi

6. Manajer Operasional

Tangung jawab dan wewenang dari manajer operasional sebagai berikut :

a. Mengelola dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan

b. Memangkas habis biaya-biaya operasi yang sama sekali tidak menguntungkan

perusahaan

c. Meneliti teknologi baru dan metode alternatif efisiensi

d. Mengawasi produksi barang atau penyediaan jasa

e. Mengawasi tata letak operasional , persediaan dan distribusi barang

f. Membuat atau merencanakan pengembangan operasi dalam jangka pendek

maupun panjang

g. Meningkatkan sistem operasional, proses dan kebijakan dalam mendukung visi

dan misi perusahaan

h. Melakukan pertemuan rutin dengan direktur eksekutif secara berkala

i. Melakukan pencairan cek untuk biaya agen

j. Mengatur anggaran dan mengelola biaya


64

k. Mengelola program jaminan kualitas

7. Plant manager

Wewenang dan tanggung jawab dari plant manager yaitu sebagai berikut :

Plant Manager merupakan orang yang bertanggung jawab penuh terhadap gerak

majunya suatu perusahaan karena di sini Plant Manager merencanakan semua

kegiatan yang akan dilaksanakan dalam sebuah perusahaan.

Tugas dari plant manager antara lain:

a. Mengontrol kinerja manajer

b. Bertanggung jawab atas keseluruhan pabrik atau perusahaan

c. Mengontrol bisnis plant yang telah dibuat terhadap kondisi riel yang ada di

lapangan

d. Secara berkala mengadakan pertemuan guna melakukan peninjauan ulang

terhadap semua kegiatan yang telah dan sedang berjalan.

e. Memeriksa pencapaian program serta memberi masukan – masukan terhadap

persoalan yang dihadapi serta memberikan ide – ide perbaikan

f. Memeriksa pelaksanaan kegiatan di lapangan dan menilai secara langsung

pelaksanaan kegiatan di lapangan

8. Kepala bagian marketing

Adalah orang yang memimpin atau mengawasi suatu rangkaian kegiatan

untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Caranya dengan membuat

produk, menentukan harganya, tempat penjualannya dan mempromosikan produk

tersebut kepada para konsumen.


65

Uraian tugas dari kepala bagian marketing yaitu:

a. Menentukan strategi pemasaran yang efektif dan efisien dengan memperhatikan

sumber daya perusahaan.

b. Menjalin hubungan dengan pelanggan khususnya dalam hal penanganan komplain,

pengukuran kepuasan pelanggan.

c. Menciptakan kenyamanan kerja karyawan perusahaan dengan mengoptimalkan

fungsi kerja di Bagian Marketing.

d. Menjalin hubungan, koordinasi dan kerja sama yang baik di dalam intern bagian

Marketing maupun dengan Bagian lain terkait dengan kelancaran proses kerja di

Bagian Marketing.

e. Bertanggung jawab terhadap ketertiban, kelancaran, dan keakuratan data

administrasi pemasaran.

9. Kepala bagian purchasing

Tugas dari kepala bagian tersebut sebagai pengawas atas kegiatan

purchasing atau pembelian dimana tugas dari purchasing yaitu :

a. Membuat laporan pembelian & pengeluaran barang ( inventory,material dll )

b. Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan secara sistematis

dan terkontrol.

c. Melakukan pemilihan / seleksi rekanan pengadaan sesuai kriteria perusahaan

d. Bekerjasama dengan departemen terkait untuk memastikan kelancaran operasional

perusahaan

e. Memastikan kesedian barang/material melalui mekanisme audit / cotrol stock dll


66

10. Staf Akunting (Accounting Staff)

Staf Akunting (acconting staff) adalah merupakan sebuah jabatan di dalam

sebuah perusahaan. Jabatan tersebut memiliki tugas dan tanggungjawab terhadap

semua laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut bukan dalam bentuk ucapan,

namun disampaikan secara tertulis. Selain membuat laporan keuangan secara tertulis,

seorang staf akunting juga harus paham dengan perpajakan.

Tugas dari bagian akunting adalah :

a. Sebagai penjaga asset atau kekayaan organisasi/perusahaan

b. Melakukan catatan setiap transaksi ekonomi lembaga sesuai prinsip akuntansi

yang berlaku di Indonesia

c. Menyajikan laporan keuangan organisasi atau informasi sesuai standar pelaporan

PSAK no. 45 yang mudah dibaca dan dimengerti oleh pemakai untuk mengambil

keputusan Dalam memenuhi fungsi dan tugas bagian akunting

11. Kepala bagian logistik

Tugas Seorang Kepala Bagian Logistik, ialah :

a. Menyediakan sumber daya fisik sesuai kebutuhan

b. Mengendalikan pengiriman dan penyimpanan material dan alat

12. Kepala bagian produksi

Kepala bagian produksi memiliki tanggung jawab atas kegiatan produksi

berlangsung secara lancer dan efisien dalam memenuhi target produksi yang telah

ditetapkan perusahaan.
67

Adapun wewenang dan tanggung jawab dari kepala bagian produksi adalah sebagai

berikut :

a. Mengawasi semua kegiatan proses produksi yang berlangsung di lantai pabrik.

b. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap bawahan nya serta menentukan bagian

tugas bagi setiap bawahannya.

c. Mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan produksi agar dapatmengetahui

kekurangan dan penyimpangan/kesalahan sehinga dapat dilakukan perbaikan

untuk kegiatan berikutnya.

13. Kepala bagian maintenance

Wewenang dan tanggung jawab dari kepala bagian maintenance adalah sebagai

berikut :

a. Bertanggung jawab atas tersedianya mesin, peralatan, dan kebutuhan listrik demi

kelancaran proses produksi

b. Mendelegasikan dan mengkoordinir tugas-tugas dibagian perawatan mesin dan

bagian listrik

14. Bagian Quality control

Operator QC adalah bagian yang menangani pengelolaan kualitas dalam suatu

proses produksi di perusahaan manufaktur.

Adapun uraian tugas dari bagaian Quality control adalah sebgai berikut :

a. Briefing atau meeting pagi

b. Melihat Task Schedule/ jadwal kerja

c. Melakukan pengecekan hasil produksi


68

d. Menyortir hasil produksi yang lolos dengan yang tidak lolos

e. Menemukan kesalahan atau penyebab tidak lolos secara detail

f. Menemukan solusi untuk produk yang gagal

g. Membuat laporan kerja

h. Berkoordinasi antar shift

15. Kepala bagian personalia dan umum

Wewenang dan tanggung jawab dari kepala bagian personalia dan umum adalah

sebagai berikut :

a. Mengadakan pengangkatan dan pemberhentian ( pemecatan ) karyawan dan

meyelesaikan konflik antara sesama karyawan dan antara atasan dengan

bawahannya.

b. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan.

c. Membantu pimpinan dalam promosi dan mutasi karyawan

d. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pihak luar terhadap karyawan.

16. Kepala shift

Wewenang dan tanggung jawab dari kepala shift adalah sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan langsung.

b. Bertanggung jawab dalam pencapaian target produksi (eff & grade).

c. Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dengan atasan & bawahan.

d. Bertanggung jawab dalam/terhadap penyelesaian masalah yang tidak sesuai di

shift.

e. Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja bawahan.


69

f. Memeriksa hasil kerja & laporan bawahan.

g. Membuat laporan rutin kepada atasan berkaitan dengan target effisiensi dan grade.

h. Mengatur pembagian kerja bawahan berdasarkan rencana kerja atasan sesuai

prosedur

17. Bagian Mekanik

Secara garis besar tugas bagian mekanik adalah Bertanggung jawab atas

perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan atas pelaksanaan

kegiatan maintenance dan repair mesin dan peralatan mekanik produksi.

Adapun uraian tugas bagian mekanik sebagai berikut:

a. Mengkoordinir dan memberikan pengarahan kerja dan mengawasi pelaksanaan

kegiatan seksi-seksi di bawahnya agar dapat meningkatkan efisiensi di dalam

bagiannya.

b. Menyusun jadwal pemeliharaan dan perbaikan mesin, peralatan, dan fasilitas

produksi agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar.

c. Menyusun pedoman dan petunjuk-petunjuk lainnya mengenai pemeliharaan dan

perbaikan mesin atau peralatan produksi, air dan udara.

d. Mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pemeliharaan berkala perbaikan atas

mesin atau peralatan produksi, air dan udara.

e. Mengawasi pelaksanaan pencatatan pengeluaran biaya-biaya yang terjadi dengan

pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan.

f. Memeriksa dan memastikan bahwa pendingin mesin dan udara dapat berfungsi

sebagaimana mestinya.
70

g. Mengawasi bekerjanya mesin-mesin, pompa air, dan compressor, secara terus

menerus dan dalam jumlah yang sesuai kebutuhan.

h. Mengawasi pelaksanaan hasil pekerjaan bagian bengkel yang dipesan, seperti

pembubutan dan sebagainya.

i. Berusaha mencari cara-cara penekanan biaya dan metode perbaikan kerja yang

lebih efisien.

j. Menjaga disiplin kerja dan menilai prestasi kerja bawahannya secara berkala.

18. Pelaksana Produksi

Secara umum, karyawan sebagai pelaksana proses produksi bertanggung

jawab atas penyelesaian produk yang dibuat dengan tetap mempertahankan kualitas

demi kepuasan konsumen. Adapun uraian tugasnya sebagai berikut:

a. Menangani atau mengoperasikan mesin-mesin pada proses produksi dengan baik

selama shiftnya.

b. Mengontrol berjalannya proses produksi sesuai dengan bidangnya selama shiftnya

4.1.4 Gambaran Umum Responden

4.1.4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini dapat

dikelompokkam sebagai berikut.


71

Tabel 4.1
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
(orang) (%)
1 Laki-laki 38 76
2 Perempuan 12 24
Jumlah 50 100
Sumber: Pengolahan data primer, 2018

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dketahui bahwa jenis kelamin responden terdiri

dari 38 orang (76%) laki-laki dan 12 orang (24%) perempuan.

4.1.4.2 Gambaran Umum Responden Bedasarkan Masa Kerja

Berdasarkan masa kerja, responden dalam penelitian ini dapat

dikelompokkam sebagai berikut.

Tabel 4.2
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Jumlah


(orang) (%)
1 <1 tahun 5 10
2 1-3 tahun 17 34
3 >5 tahun 28 56
Jumlah 50 100
Sumber: Pengolahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden terbanyak pada masa

kerja >5 tahun yaitu yaitu 28 orang (56%), sedangkan paling sedikit ada;ah responden

yang mempunyai masa kerja < 1 tahun, yaitu 5 orang atau 10%
72

4.1.5 Analisis Data

4.1.5.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

4.1.5.1.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner

Validitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan kepada 30 responden

menggunakan program SPSS versi 22. Kepada 30 responden tersebut tidak termasuk

dalam sampel penelitian. Analisis validitas kuesioner meliputi variabel pengendalian

manajemen (X1), Manajemen Kualitas (X2), dan Kualitas Produk (Y). Hasil uji

validitas kuesioner dapat diketahui pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 4.3
Pengujian Validitas Pegendalian Manajemen (X1)

Item rhitung rtabel Keterangan


(taraf kepercayaan 95%)
1 0,375 0,361 Valid
2 0,489 0,361 Valid
3 0,519 0,361 Valid
4 0,544 0,361 Valid
5 0,457 0,361 Valid
6 0,559 0,361 Valid
7 0,553 0,361 Valid
8 0,662 0,361 Valid
Sumber: Pengolahan data primer, 2018

Keterangan: Valid apabila nilai rhitung > rtabel

Tidak valid apabila rhitung < rtabel

Nilai rtabel untuk jumlah responden 30 orang yaitu 0,361 pada tingkat

kepercayaan 95%. Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai rhitung korelasi

product moment untuk semua item di atas 0,361 pada tingkat kepercayaan 95%.
73

Artinya semua item variabel Pengendalian Manajemen (X1) dinyatakan valid dan

dapat digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.4
Pengujian Validitas Manajemen Kualitas (X2)

Item rhitung rtabel Keterangan


(taraf kepercayaan 95%)
1 0,529 0,361 Valid
2 0,524 0,361 Valid
3 0,414 0,361 Valid
4 0,405 0,361 Valid
5 0,402 0,361 Valid
6 0,436 0,361 Valid
7 0,453 0,361 Valid
Sumber: Pengolahan data primer, 2018

Keterangan: Valid apabila nilai rhitung > rtabel

Tidak valid apabila rhitung < rtabel

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai rhitung korelasi product

moment untuk semua item variabel Manajemen Kualitas (X2) lebih besar dari pada

nilai rtabel minimal sebesar 0,361 pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian,

seluruh item pertanyaan varibel manajemen kualitas (X2) dinyatakan valid dan dapat

digunakan sebagi instrumen penelitian ini.


74

Tabel 4.5
Pengujian Validitas Kualitas Produk (Y)

Item rhitung rtabel Keterangan


(taraf kepercayaan 95%)
1 0,361 0,361 Valid
2 0,421 0,361 Valid
3 0,717 0,361 Valid
4 0,472 0,361 Valid
5 0,592 0,361 Valid
6 0,397 0,361 Valid
7 0,411 0,361 Valid
8 0,481 0,361 Valid
Sumber: Pengolahan data primer, 2018

Keterangan: Valid apabila nilai rhitung > rtabel

Tidak valid apabila rhitung < rtabel

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai rhitung korelasi product

moment untuk semua item variabel Kualitas Produk (Y) lebih besar dari pada nilai

rtabel sebesar 0,361 pada tingak kepercayaan 95%. Dengan demikian, seluruh item

pertanyaan varibel Kualitas Produk (Y) dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagi

instrumen penelitian ini. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan validitas kuesioner

dapart dilihat pada lampiran skripsi ini.

4.1.5.1.2 Hasil Uji Reliabilitas

Untuk menguji reliabiltas kuesioner atau pernyataan digunakan rumus

cronbach alpha, dnegan syarat dinyatakan reliabel apabila nilai rhitung lebih besar

dari pada nilai rtabel. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
75

Tabel 4.6
Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Nilai rtabel (Taraf Kepercayaan Keterangan


Reliabilitas 95%)
X1 0,707 0,60 Reliabel
X2 0,652 Reliabel
Y 0,691 Reliabel
Sumber: Pengolahan data primer, 2018

Keterangan: Reliabel apabila nilai rhitung > rtabel

Tidak reliabel apabila rhitung < rtabel

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas diatas diketahui bahwa nilai koefisien

reablitas untuk variabel Pengendalian Manajemen (X1), Manajemen Kualitas (X2),

dan Kualitas Produk (Y) lebih besar dari nilai minimal cronbach alpha 0,60, yaitu

0,707;0,652; dan 0,691. Dengan demikian, intrumen penelitian untuk mengukur

semua variabel dalam penelitian ini dinyatakan reliabel atau handal serta dapat

digunakan sebagai variabel penelitian. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada

lampiran skripsi ini.

4.1.5.2 Statistik Deskriptif

Variabel yang dioperasikan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat

(dependent variable) yaitu Kualitas Produk dan variabel bebas (independent variable)

yaitu Pengendalian Manajemen dan Manajemen Kualitas. Berdasarkan hasil

pengolahan data, deskripsi variabel penelitian di bawah ini menunjukkan nilai


76

minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi dari data. Hal ini secara

ringkas terdapat pada tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7
Statistik Deskriptif Variabel Pengendalian Manajemen, Manajemen Kualitas,
dan Kualitas Produk

Variabel N Minimum Maksimum Rata-Rata Standar


Deviasi
Pengendalian 50 27 34 30,82 2,007
Manajemen (X1)
Manajemen 50 25 33 28,78 2,043
Kualitas (X2)
Kualitas Produk 50 26 35 30,24 2,095
(Y)
Sumber: Pengolahan data primer, 2018

Berdasarkan Tabel 4.7, dideskripsikan masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Variabel Pengendalian Manajemen (X1) memiliki nilai minimal sebesar 27, nilai

maksimal senilai 34, nilai rata-rata (mean) sebesar 30,82 dengan standar deviasi

2,007.

2. Variabel Manajemen Kualitas (X2) memiliki nilai minimal sebesar 25, nilai

maksimal senilai 33, nilai rata-rata (mean) sebesar 28,78 dengan standar deviasi

2,043.

3. Variabel Kualitas Produk (Y) memiliki nilai minimal sebesar 28, nilai maksimal

senilai 35, nilai rata-rata (mean) sebesar 30,24 dengan standar deviasi 2,095.
77

4.1.5.3 Analisis Uji Asumsi Klasik

Pengujian terhadap ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik

yang merupakan dasar dalam model regresi liner berganda. Untuk dapat mengetahui

apakah model regresi liner berganda sudah memenuhi sifat Best Linier Unbiased

Estimator (BLUE), dilakukan uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji

multikolinearitas. Hasil pengujiam tersebut dijelaskan sebagai berikut:

4.1.5.3.1 Analisis uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi variabel terikat

dan variabel bebas keduanya mempunyai distribus normal atau tidak, maka untuk

menguji apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau tidak dapat dideteksi

melalui uji Kolmogorov-Smirnov maupun analisi grafik.

Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardize
d Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,30500361
Most Extreme Absolute ,097
Differences Positive ,073
Negative -,097
Test Statistic ,097
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.


78

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Pengolahan data primer, 2018

Dari hasil pengujian terlihat pada tabel 4.8 tersebut terlihat besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov adalah 0,097 dan signifikasi pada 0,200. Jika nilai signifikansi

< 0,05 maka distribusi data residual tidak normal dan jika nilai signifikansi > 0,05

maka data residual berdistribusi normal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

signifikansi 0,200 > 0,05 artinya data residual berditribusi normal.

Selain itu, uji normalitas juga bisa dilihat dari grafik histogram dan grafik

normal P-Plot yang hasilnya sebagai berikut.

Gambar 4.2
Histogram

Berdasarkan tampilan output chart diatas dapat dilihat bahwa grafik histogram

memberikan pola distribusi yang melenceng ke kanan yang artinya data berdistribusi

normal.
79

Gambar 4.3
Grafik Normal P-Plot

Grafik normal probability plot di atas menjelaskan bahwa data masing-

masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini sudah berdistribusi normal. Hal

tersebut dibuktikan dengan menyebarnya data di sekitar garis diagonal dan mengikuti

garis diagonal. Dengan demikian, model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

4.1.5.3.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian

dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.

Berikut ini adalah hasil uji heterokedastisitas menggunakan program SPSS ver

22.0 for windows.


80

Gambar 4.4
Hasil Uji Heterokedastiditas dengan grafik scaterplot

Berdasarkan gambar 4.4, terlihat bahwa titik-titik menyebar dan tidak

membentuk pola tertentu yang jelas atau bertumpuk satu bidang, melainkan menyebar

dan berada di atas 0 dan di bawah 0, sehingga semua variabel bebas dalam penelitian

ini tidak terjadi heterokedastisitas.

Namun uji heterokedastisitas dengan grafik Scatterplot mempunyai

kelemahan yang cukup signifikan, sebab jumlah pengamatan tertentu sangat

mempengaruhi hasil ploting. Oleh karena itu, untuk mempertegas apakah terjadi

heterokedastisitas atau tidak makan dilakukan uji heterokedastisitas dengan uji

Glejser.
81

Tabel 4.9
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan uji Glejser
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,526 1,563 ,336 ,738
Pengendalian
-,016 ,076 -,047 -,207 ,837
Manajemen
Manajemen
,037 ,075 ,111 ,495 ,623
Kualitas
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Pengolahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.9, nilai signifikasi variabel pengendalian manajemen (X1)

sebesar 0,837 lebih besar dari 0,05, sedangkan nilai signifikansi variabel (X2) sebesar

0,623 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan variabel dalam penelitian ini

tidak terjadi heterokedastisitas.

4.1.5.3.3 Hasil Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas digunakan untuk megetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolineritas yaitu adanya hubungan linier/korelasi

antar variabel independen/ variabel bebas dalam model regresi. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Oleh karena itu,

prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya

multikolineritas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya

yaitu dengan melihat Value Inflation Factor (VIF) pada model regresi. Hasil uji

multikolineritas dapat dilihat sebagi berikut.


82

Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolineritas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1(Constant) 4,922 3,012 1,634 ,109
Pengendalian
,792 ,146 ,759 5,414 ,000 ,420 2,380
Manajemen
Manajemen Kualitas ,031 ,144 ,031 ,219 ,828 ,420 2,380
a. Dependent Variable: Kualitas Produk
Sumber: Pengolahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.10, dapat diketahui nilai tolerance variabel pengendalian

manajemen (X1) dan manajemen kualitas (X2) sebesar 0,420 sedangkan nilai VIF

kedua variabel tersebut adalah 2,380. Jika nilai tolerance diatas 0,10 maka dikatakan

tidak terjadi multikolineritas, sebaliknya jika nilai tolerance di bawah 0,10 maka

terjadi multikolineritas. Sedangkan untuk nilai VIF, jika lebih dari 10,00 maka

dikatakan terjadi multikolineritas, sebaliknya jika kurang dari 10,0 maka tidak terjadi

multikoloneritas. Dengan demikian, variabel bebas dalam peelitian ini memiliki nilai

di atas 0,10 dan di bawah 10,0, sehingga disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikoleneritas atau penyimpangan korelasi antara variabel bebas.

4.1.6 Analisis Pengujian Regresi Berganda

Analisis regresi liner berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau

lebih variabel independen (X1 dan X2) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini

untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel


83

dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau

negatif dsn untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel

independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4,922 3,012 1,634 ,109
Pengendalian
,792 ,146 ,759 5,414 ,000
Manajemen
Manajemen Kualitas ,031 ,144 ,031 ,219 ,828
a. Dependent Variable: Kualitas Produk
Sumber: Pengolahan data primer, 2018

Dari hasil regresi linier berganda pada Pengendalian Manajemen (X1) dan

Manajemen Kualitas (X2) terhadap Kualitas Produk (Y) dapat digambarkan sebgai

berikut.

Y= 4,922 + 0,792X1 + 0,031X2

1. Koefisien konstanta sebesar 4,922 artinya apabila Pengendalian Manajemen (X1)

dan Manajemen Kualitas (X2) nilainya 0 atau tetap, maka nilai kualitas produk

(Y) sebesar 4,922

2. Hasil perhitungan nilai koefisien variabel pengendalian Manajemen (X1) sebesar

0,792, artinya apabila pengendalian manajemen meningkat sebesar 1% maka

kualitas produk akan bertambahs sebesar 0,792


84

3. Hasil perhitungan nilai koefisien variabel Manajemen Kualitas (X2) sebesar 0,031,

artinya apabila manajemen kualitas meningkat sebesar 1% maka kualitas produk

akan bertambahs sebesar 0,792

4.1.7 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengendalian manajemen dan

manakemen kualitas terhadap kualitas produk pada PT. Anugerah Dolomit Lestari

Palembang dilakukan analisis dengan menggunakan uji F dan uji t.

4.1.7.1 Hasil Uji F

Uji F digunakan untuk menjelaskan variabel bebas yaitu Pengendalian

Manajemen (X1) dan Manajemen Kualitas (X2) secara simultan berpengaruh terhadap

variabel terikat yaitu Kualitas Produk (Y).

Benuk pengujiannya sebagai berikut.

Ho1 : Pengendalian manajemen dan manajemen kualitas tidak berpengaruh secara

bersama-sama terhadap kualitas produk PT. Anugerah Dolomit Lestari

Palembang

Ha1 : Pengendalian manajemen dan manajemen kualitas berpengaruh secara

bersama-sama terhadap kualitas produk PT. Anugerah Dolomit Lestari

Palembang

Dasar pengambilan keputusan :

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel atau nilai sig > 0,05

Ho ditolak jika Fhitung ≥ Ftabel atau nilai sig < 0,05


85

Hasil uji F penelitian ini dapat dilihat pada tabel4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 131,671 2 65,836 37,080 ,000b
Residual 83,449 47 1,776
Total 215,120 49
a. Dependent Variable: Kualitas Produk
b. Predictors: (Constant), Manajemen Kualitas, Pengendalian Manajemen
Sumber: Pengolahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai Fhitung sebesar 37,080 dengan nilai

signifikansi 0,000. Sedangkan untuk Ftabel = (k ; n-k) = (2 ; 50-2) = (2 ; 48), diketahui

Ftabel= 3,19, maka Fhitung (37,080) > Ftabel (3,19). Dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak, Pengendalian Manajemen dan Manajemen Kualitas secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Produk pada PT.Anugerah Dolomit Lestari

Palembang.

4.1.7.2 Hasil Uji t

Uji parsial (uji t) dilakukan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel

bebas (pengndalian manajemen dan manajemen kualitas) secara parsial terhadap

variabel terikat (kualitas produk) pada PT. Anugerah Dolomit Lestari Palembang.

Bentuk pengujiannya sebagai berikut:

Ho2 :Diduga pengendalian manajemen tidak berpengaruh terhadap kualitas produk

pada PT. Anugerah Dolomit Lestari Palembang


86

Ha2 :Diduga pengendalian manajemen berpengaruh terhadap kualitas produk pada

PT. Anugerah Dolomit Lestari Palembang

Ho3 :Diduga manajemen kualitas tidak berpengaruh terhadap kualitas produk pada

PT. Anugerah Dolomit Lestari Palembang

Ha3 :Diduga manajemen kualitas berpengaruh terhadap kualitas produk pada PT.

Anugerah Dolomit Lestari Palembang

Dasar pengambilan keputusan :

Ho diterima jika thitung < ttabel atau nilai sig > 0,05

Ho ditolak jika thitung ≥ ttabel atau nilai sig < 0,05

Hasil uji-t dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 4.13 sebagai berikut:

Tabel 4.13
Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 4,922 3,012 1,634 ,109
Pengendalian
,792 ,146 ,759 5,414 ,000
Manajemen
Manajemen Kualitas ,031 ,144 ,031 ,219 ,828
a. Dependent Variable: Kualitas Produk
Sumber: Pengolahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, didapatkan bahwa:

1. Nilai thitung pengendalian manajemen sebesar 5,414 dengan signifikansi 0,000.

Sedangkan nilai ttabel = (α/2;n-k-1) = (0,025;47), diketahui ttabel = 2.01174, maka

thitung (5,414) > ttabel (2.01174). Dapat disimpulkan Ho2 ditolak, artinya
87

pengendalian manajemen berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas produk

PT.Anugerah Dolomit Lestari Palembang

2. Nilai thitung manajemen kualitas sebesar 0,219 dengan signifikansi 0,828.

Sedangkan nilai ttabel = (α/2;n-k-1) = (0,025;47), diketahui ttabel = 2.01174, maka

thitung (0,219) < ttabel (2.01174). Dapat disimpulkan Ho2 diterima, artinya

manajemen kualitas tidak berpengaruh terhadap kualitas produk PT.Anugerah

Dolomit Lestari Palembang

Dengan demikian, secara parsial hanya variabel Pengendalian manajemen

yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk, sedangkan manajemen tidak

berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk.

5. Koefisien Determinan

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Pengendalian Manajemen dan

Manajemen Kualitas terhadap variabel Kualitas Produk dapat dilihat pada tabel 4.13

berikut ini.

Tabel 4.14
Hasil Koefisien Determinan
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 ,782 ,612 ,596 1,332
a. Predictors: (Constant), Manajemen Kualitas,
Pengendalian Manajemen
b. Dependent Variable: Kualitas Produk
Sumber: Pengolahan data primer, 2018

Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R (koefisien korelasi) sebesar

0.782. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara variabel
88

independen (pengendalian manajemen dan manajemen kualitas) terhadap variabel

dependen (kualitas produk).

Dijelaskan juga besarnya presentase pengaruh variabel-variabel bebas

terhadap variabel terikat yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil

penguadratan R. Hasil analisis koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa

presentase sumbangan pengaruh variabel independent (pengendalian manajemen dan

manajemen kualitas) terhadap variabel dependen (kualitas produk) adalah sebesar

61,2%. Sedangkan sisanya sebesar 38,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan atau tidak dibahas dalam penelitian ini.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Pengendalian Manajemen dan Manajemen Kualitas Terhadap

Kualitas Produk Secara Simultan

Pengendalian manajemen dan manajemen kualitas secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

Fhitung sebesar 37,080 dengan nilai signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel sebesar 3,19,

maka Fhitung (37,080) > Ftabel (3,19). Artinya pengendalian manajemen dan

manajemen kualitas secar bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas produk pada PT. Anugerah Dolomit Lestari Palembang. Nilai

korelasi/hubungan (R) yaitu sebesar 0,782 yang berarti terdapat hubungan kuat antara

variabel indepeden (X1 dan X2) terhadap variabel dependen (Y).


89

Besar pengaruh ditunjukkan oleh nilai R square sebesar 0,612. Berarti seluruh

variabel independen memberikan kontribusi terhadap kualitas produk sebesar 61,2%,

sisanya 38,8% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dibahas dalam

penelitian ini.

Hal ini juga dipertegas oleh Salman dan Gundono (2009), bahwa manajemen

kualitas proses merupakan serangkaian proses untuk mengahasilkan produk yang

berkualitas. Manajemen kualitas yang efektif menghendaki agar para supplier dapat

menunjukkan bukti bahwa keseluruhan komponen yang mereka pasok memenuhi

standar kualitas yang telah ditetapkan. Perusahaan harus menentukan apakah akan

menerima atau menolak suatu komponen yang dikirim oleh supplier.

4.2.2 Pengaruh Pengendalian Manajemen dan Manajemen Kualitas Terhadap

Kualitas Produk Secara Parsial

4.2.2.1 Pengaruh Pengendalian Manajemen Terhadap Kualitas Produk Secara

Parsial

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel pengendalian

manajemen berpengauh signifikan terhadap kualitas produk yang ditunjukkan dengan

nilai thitung sebesar 5,414 dengan signifikansi 0,000. Sedangkan nilai ttabel = (α/2;n-k-

1) = (0,025;47), diketahui ttabel = 2.01174, maka thitung (5,414) > ttabel (2.01174).

Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa pengendalian manajemen

berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk pada PT Anugerah Dolomit Lestari


90

Palembang ternyata terbukti. Hal ini berarti semakin baik pengendalian manajemen

maka kualitas produk akan meningkat pula.

Hal ini sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Majed (2013), bahwa salah

satu alat organisasi yang penting untuk menunjang kinerja yang optimal dari sebuah

perusahaan agar dihasilkannya kualitas produk yang baik adalah dibutuhkannya suatu

sistem pengendalian manajemen. Untuk menentukan keberhasilan dan pengembangan

yang berkelanjutan, maka perusahaan saat ini harus memiliki sistem yang baik dan

tenaga kerja yang berkualitas. Sistem yang baik salah satunya adalah sistem

pengendalian manajemen yang optimal. Beberapa peneliti di bidang akuntansi juga

mengakui, bahwa SPM sangat berperan dalam kinerja organisasi agar dapat

menghasilkan output yang maksimal.

Penelitian ini menjelaskan bagaimana pentingnya suatu sistem pengendalian

manajemen yang terpadu untuk mengelola perusahaan terutama pada peningkatan

kualitas produk. Perusahaan manufaktur ini mempertimbangkan SPM sebagai sebuah

aturan yang menuntun tenaga kerja untuk bekerja lebih baik. Untuk itu diperlukan

suatu sistem yang terencana dan terarah guna mengelola semua sumber daya yang

ada.

4.2.2.2 Pengaruh Manajemen Kualitas Terhadap Kualitas Produk Secara

Parsial

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel pengendalian

manajemen berpengauh signifikan terhadap kualitas produk yang ditunjukkan dengan


91

nilai thitung sebesar 50,219 dengan signifikansi 0,828. Sedangkan nilai ttabel = (α/2;n-k-

1) = (0,025;47), diketahui ttabel = 2.01174, maka thitung (0,219) < ttabel (2.01174).

Artinya manajemen kualitas tidak berpengaruh terhadap kualitas produk

PT.Anugerah Dolomit Lestari Palembang, dapat disimpulkan bahwa hubungan

keduanya negatif.

Hal ini tidak sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh (Lakhal et al.,

2011:15) yang menyebutkan bahwa keberhasilan implementasi manajemen kualitas

pada sebuah perusahaan dapat diketahui dengan mengukur kinerja perusahaan secara

menyeluruh. Ukuran kinerja perusahaan dalam implementasi manajemen kualitas

dapat diukur dengan tiga ukuran kinerja yaitu kinerja keuangan, kualitas produk,

kinerja operasional.

Sedangkan menurut Salman dan Gudono (2009:18), manajemen kualitas

merupakan serangkaian proses untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Manajemen kualitas yang efektif menghendaki agar para supplier dapat menunjukkan

bukti bahwa keseluruhan komponen yang merekan pasok memenuhi standra kualitas

yang telah ditetapkan. Perusahaan harus menentukan apakah akan menerima atau

menolak suatu komponen yang dikirim supplier. Disamping memperhatikan kualitas

pada komponen, manajemen kualitas yang efektif juga menghendaki agar tidak

meneruskan pengerjaan produk yang cacat atau rusak pada proses berikutnya dan

tidak meneruskannya kepada konsumen, sehingga diperlukan pengawasan kualitas

agar dapat mengurangi jumlah produk cacat yang ditimbulkan oleh sistem operasi
92

perusahaan guna meningkatkan kualitas produk. Dengan demikian, manajemen

kualitas proses mempunyai dampak terhadap kualitas produk.

Penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan PT. Anugerah Dolomit Lestari

Palembang harus memperhatikan pentingnya penerapan manajemen kualitas dalam

setiap aktifitas produksi yang dilakukan perusahaan. Tujuannya adalah

mempertahankan kinerja yang optimal agar mampu menghasilkan produk dengan

kualitas yang baik.


93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang “Pengaruh

Pengendalian Manajemen dan Manajemen Kualitas Produk Pada PT. Anugerah

Dolomit Lestari Palembang” dapat diambil kesimpulang sebagai berikut:

1. Pengendalian manajemen dan manajemen kualitas secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap kualitas produk. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung sebesar

sebesar 37,080 dengan nilai signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel sebesar 3,19,

maka Fhitung (37,080) > Ftabel (3,19). Nilai korelasi/hubungan (R) yaitu sebesar

0,495 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antara variabel independen (X1

dan X2) terhadap variabel dependen (Y). Besar pengaruh pengendalian

manajemen dan manajemen kualitas terhadap kualitas produk sebesar 61,2%,

sisanya 38,8% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dibahas dalam

penelitian ini.

2. Pengendalian manajemen berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk yang

ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 5,414 dengan signifikansi 0,000.

Sedangkan nilai ttabel = (α/2;n-k-1) = (0,025;47), diketahui ttabel = 2.01174, maka

thitung (5,414) > ttabel (2.01174).


94

3. Manajemen kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas produk yang

ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 50,219 dengan signifikansi 0,828.

Sedangkan nilai ttabel = (α/2;n-k-1) = (0,025;47), diketahui ttabel = 2.01174, maka

thitung (0,219) < ttabel (2.01174).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagi

berikut:

1. Bagi Perusahaan

a. Diharapkan agar perusahaan tetap konsisten dalam menerapkan pengendalian

manajemen dan manajemen kualitas dalam meningkatkan kinerja perusahaan,

karena kombinasi kedua elemen tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap

kinerja perusahaan dalam menghasil kualitas produk yang baik.

b. Diharapkan agar perusahaan tetap mempertahankan dan meningkatkan

penerapan sistem pengendalian manajemen agar kinerja perusahaan menjadi

lebih baik.

c. Diharapkan agar perusahaan dapat memperbaiki penerapan manajemen kualitas

agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruan.

2. Peneliti Lanjutan

Diharapkan agar dapat meneliti pengaruh variabel lain terhadap kinerja

perusahaan yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selain itu, agar memperluas

sampel penelitian sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi.


95

DAFTAR PUSTAKA

Ahire dan Dreyfus. 2008. Management Science Total Quality Management.


Interface: An Integrative framework

Angipora, Marius P. 2008. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada

Anthony, R. and Govindarajaan, V. 2009. Management Control System (Sistem


Pengendalian Manajemen).McGraw-Hill, Buku Satu, Edisi Kesebelas,
Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat

David L.Goetsch dan Stanley B. Davis. 2013. Quality Management. Edisi Keempat.
Cram101 Incorporated

Dharma, Agus. 2014.Manajemen Supervisi: Petunjuk Praktis Bagi Para


Supervisor. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Dkhili, H., dan H. Noubbigh. 2013. Management Control System and the Case of
CSR in the Tunisian Industrial Companies: What Findings by the Method
of Structural Equation?.International Review of Management and
Marketing, Vol. 3, No. 2, hlm 86-92.

Eshraqi. 2012. Innovation and using Management Control System.International


Proceedings of Economics Development & Research, Vol. 52, hlm 1.

Edy Sukarno. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis.


Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Mutivariate dengan Program SPSS. Edisi
Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2009. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12, jilid
2. Jakarta: Erlangga

Mulyadi.2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta:


Salemba Empat

Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Denag
SPSS. Yogyakarta: MediaNom
96

Sugiyono. 2008. Statistika untuk penelitian.Cetakan kelima, Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sumarsan, Thomas. 2013. Sistem Pengendalian Manajemen, Konsep, Aplikasi dan


Pengukuran Kinerja. Edisi 2. Indeks.

Sutrisno, Edy. 2013. Budaya Organisasi. Jakarta:Kencana Prenada Media Group

Malmi, T. and D.A. Brown. 2008. “Management control systems as a package


Opportunities, challenges and research directions.” Management
AccountingResearch, Vol. 19, Vol. 4, hlm 287-300

Mulyadi.2011. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen.Jakarta Salemba


Empat.

Veithzal Rivai & Sgala Jauvani. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan. EdisiKedua. Jakarta: Rajawali Pers

Vincent Gaperzs. 2013. Total Quality Management. Jakarta:PT Gramedia Pustaka


Utama.

Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja : Cetakan Kelima. Rajagrafindo Persada, Jakarta

Yani, M. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Medisa

Anonim. Deskripsi PT. Augerah Dolomit Lestari. Dikutip melalui:http://


www.anugerahdolomitlestari.com

Maiga, Adam S.2008. Interaction Effects of Management Accounting System


andProcess Quality Management on Product
QualityPerformance.JAMAR.Vol.6. No.1.
97

Salman dan Gudono.2009. Hubungan Komponen Sistem Pengendalian Manajemen


(Quality Goal, Quality Feedback, dan Quality Incentive) terhadap Kinerja
Kualitas dan Konsekuensi terhadap Kinerja Keuangan.Simposium
NasionalAkuntansi 9 Padang, pp. 23-26.

Wardani B.K dan Ja’far M. 2009.Pengaruh system akuntansi manajemen terhadap


hubungan manajemen kualitas proses dan kinerja kualitas produk. Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi, Vol 12, No30

You might also like