Professional Documents
Culture Documents
Apabila meng-copy apapun dari blog ini, tolong sertakan kredit/sumber dari blog ini! Harap
dimengerti ya. Selamat Datang & Terima kasih atas kunjungannya :)
► 2012 (51)
► 2011 (113)
Skip to navigation
Skip to main content
Skip to primary sidebar
Skip to secondary sidebar
Skip to footer
Home
About Sosiologi USK 2010
Bingkai Foto
Download
Posted by Admin
14 Votes
Pada tahun 1842 Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh
ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak
Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena
ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi
dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial
berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte membedakan
antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi
dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang
perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat
oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi.
Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tonnies,
George Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin (semuanya berasal dari Eropa). Masing-
masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat
berguna untuk perkembangan Sosiologi di eropa pada abad ke 19.
Pada tahun 1876 Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan
pendekatan Analogi Organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu
organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain. Lalu disusul oleh
filosof Amerika Lester F. Ward pada tahun 1883 yang mempublikasikan Dynamic Sosiology.
Karl Marx (1818-1883) memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis yang menganggap
konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat. Meskipun
ramalan Marx tidak pernah terwujud namun pemikiran Marx mengenai startifikasi sosial dan
konflik tetap berpengaruh terhadap pemikiran sejumlah ahli besar sosiologi. Sebagimana halnya
dengan para tokoh sosiologi lainnya,pemikiran marx pun diarahkan pada perubahan sosial besar
yang melanda Eropa Barat sebagai dampak perkembangan pembagian kerja, khususnya yang
terkait dengan kapitalisme.
Emile Durkheim (1858-1917) seorang ilmuwan perancis, pada tahun 1895 ia berhasil
melembagakan sosiologi sebagai disiplin ilmu /akademis. Emile memperkenalkan pendekatan
fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat
sekaligus memelihara keteraturan sosial.
Ferdinand Tonnies pada tahun 1887 ia memiliki teori penting yang akhirnya berhasil
membedakan konsep tradisional dan modern dalam suatu organisasi sosial, yaitu Gemeinschaft
(yang diartikan sebagai kelompok atau asosiasi) dan Gesellschaft (yang diartikan sebagai
masyarakat atau masyarakat modern-istilah Piotr Sztompka).
George Simmel seorang filosof dari jeman pada tahun 1908, ia memusatkan perhatiannya pada
proses interaksi yang dianggapnya sebgai ruang lingkup primer sosiologi dan perkembangannya.
Selanjutnya ia menyelidiki masalah solidaritas dan konflik yang dikaitkannya dengan besar
kecilnya kelompok. Simmel berpandangan bahwa muncul dan berkembangnya kepribadian
seseorang tergantung pada jaringan hubungan social yang dimilikinya yaitu pada keanggotaan
kelompoknya.
Sedangkan Pitirim Sorokin adalah tokoh sosiologi termuda yang membantu perkembangan
sosiologi di Eropa. Ia lebih menekankan penelitiannya mengenai teori siklus perubahan sosial.
Sorokin memusatkan perhatiannya pada tingkat budaya, dengan menekankan pada arti, nilai,
norma dan symbol sebagai kunci untuk memahami kenyataan sosial-budaya. Sorokin juga
menekankan adanya saling ketergantungan antara pola-pola budaya. Ia percaya bahwa
masyarakat adalah suatu sistem interaksi dan kepribadian individual.
Pada abad ke 19, tokoh-tokoh yang terkait pada pertumbuhan sosiologi mengatakan bahwa
Sosiologi adalah ilmu yang menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar
penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah,
sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup
kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia.
Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang
terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara
di masa yang akan datang. Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan
manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi
pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu
ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah,
dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan
antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.
Hal-hal pokok didalam sosiologi meliputi Fakta sosial, Tindakan Sosial, Khayalan Sosiologis,
dan Realitas Sosial. Fakta Sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada
di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.
Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam,
dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah
aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara
bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa
dan mengendalikan individu (murid).
Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun
yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu
memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat
untuk melakukan khayalan sosiologis adalah persmasalahan (troubles) dan isu (issues).
Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan
hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya
memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah
individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota
tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran
tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.
Realitas sosial adalah pengungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh
sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan
objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta
menghindari penilaian normatif.
Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi
sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Dua ahli yang sepaham dengan
teori pertumbuhan sosiologi Eropa abad ke 19 ialah Harry M. Johnson dan Soerjono Soekanto.
Bahkan mereka menyebutkan cirri-ciri sosiologi ialah sebagai berikut:
Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat
spekulasi (menduga-duga).
Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di
lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun
secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki,
diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah
tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang
membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan
terapan.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret.
Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat
secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-
prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan
struktur masyarakat manusia.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut
metode yang digunakan.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-
gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
Selain itu mereka juga membedakan objek sosiologi menjadi 4 objek, yaitu:
Objek Formal, ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat.
Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta
proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Objek budaya, satu faktor yang dapat mempengaruhi hubungan satu dengan yang lain.
Objek Agama, pengaruh dari objek dari agama ini dapat menjadi pemicu dalam
hubungan sosail masyarakat.dan banyak juga hal-hal ataupaun dampak yang
mempengaruhi hubungan manusia.
Leave a Reply
Blogroll
o Himpunan Mahasiswa Sosiologi (HIMASIO)
o Sosiologi 2011
weblink
o DETaK Unsyiah
o Pema Unsyiah
o Universitas Syiah Kuala
Serambi Indonesia
o An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.
Search for:
Archives
o June 2012 (5)
o March 2012 (1)
o November 2011 (1)
o October 2011 (1)
o August 2011 (1)
o May 2011 (2)
Total Pageview
o 81,591 Pengunjung
Follow
Ensikloblogia
Home
About
Sitemap
Contact Us
Privacy Policy
Dsiclaimer
Setelah mengetahui bahwa sosiologi adalah sebuah ilmu pengetahuan, maka kita pasti akan
bertanya-tanya bagaimana perkembangan sosiologi hingga bisa seperti saat ini. sosiologi pada
awalnya menjadi bagian dari filsafat sosial. Ilmu ini membahas tentang masyarakat.
Namun, pada saat itu pembahasan tentang masyarakat hanya berkisar sekitar hal-hal yang
menarik perhatian umum saja, seperti perang, ketegangan atau konflik sosial, dan kekuasaan
dalam kelas-kelas penguasa.
Menurut Berger dan Berger, sosiologi berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri karena
adanya ancaman terhadap tatanan sosial yang selama ini dianggap sudah seharusnya demikian
nyata dan benar (threats to the taken for granted world). L. Laeyendecker mengidentifikasi
ancaman tersebut meliputi :
Auguste Comte, seorang filsuf Perancis, melihat perubahan-perubahan tersebut tidak saja bersifat
positif seperti berkembangnya demokratisasi di dalam masyarakat, tetapi juga berdampak negatif
salah satu dampak negatif tersebut adalah terjadinya konflik antarkelas di dalam masyarakat.
Menurut Comte, konflik-konflik tersebut terjadi karena hilangnya norma atau pegangan
(normless) bagi masyarakat dalam bertindak. Comte berkaca dari apa yang terjadi dalam
masyarakat Perancis ketika itu.
Setelah pecahnya Revolusi Perancis, masyarakat Perancis dilanda konflik antarkelas. Comte
melihat hal itu terjadi karena masyarakat tidak lagi mengetahui bagaimana mengatasi perubahan
akibat revolusi dan hukum-hukum apa saja yang dapat dipakai untuk mengatur tatanan sosial
masyarakat.
Oleh karena itu, Comte menyarankan agar semua penelitian tentang masyarakat ditingkatkan
menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri. Comte membayangkan suatu penemuan hukum-hukum
yang mengatur gejala-gejala sosial.
Namun, Comte belum berhasil mengembangkan hukum-hukum sosial tersebut menjadi suatu
ilmu. Ia hanya memberi istilah bagi ilmu yang akan lahir itu dengan istilah sosiologi.
Sosiologi baru berkembang menjadi sebuah ilmu setelah Emile Durkheim mengembangkan
metodologi sosiologi melalui bukunya Rules of Sociological Method. Meskipun demikian, atas
jasanya terhadap lahirnya sosiologi, ia tetap disebut sebagai bapak sosiologi.
Meskipun Comte menciptakan istilah sosiologi, Herbert Spencerlah yang menyatakan istilah
tersebut melalui buku Principles of Sociology. Di dalam buku tersebut, Spencer mengembangkan
sistem penelitian tentang masyarakat.
Ia menerapkan teori evolusi organik pada masyarakat manusia dan mengembangkan teori besar
tentang evolusi sosial yang diterima secara luas di masyarakat. Menurut Comte, suatu organ akan
lebih sempurna jika organ itu bertambah kompleks karena adanya differensiasi di dalam bagian-
bagiannya.
Spencer melihat masyarakat sebagai sebuah sistem yang tersusun atas bagian-bagian yang saling
bergantung bagaimana organisme hidup. Evolusi dan perkembangan sosial pada dasarnya akan
berarti jika ada peningkatan differensiasi dan intergrasi, peningkatan pembagian kerja, dan suatu
transisi dari homogen ke heterogen dari kondisi sederhana ke kondisi yang kompleks. Setelah
buku Spencer tersebut terbit, sosiologi kemudian berkembang pesat ke seluruh Indonesia.
Related Posts
Ciri-Ciri Sosiologi dan Metode-Metode Sosiologi
Pengertian Nilai Menurut Para Ahli
Pengertian Interaksi Sosial, Macam-Macam Interaksi Sosial dan Ciri Interaksi Sosial
Pengertian Norma dan Jenis-Jenis Norma
Macam-Macam Agen-Agen Sosialisasi atau Media Sosialisasi dan Peranannya
0 komentar:
Poskan Komentar
Recent Post
Pengertian Protein, Sumber Protein, Fungsi Protein dan Metabolisme Protein
Fungsi Lemak, Sumber Lemak, Macam-Macam Lemak dan Metabolisme Lemak
Fungsi Karbohidrat dan Metabolisme Karbohidrat sebagai Zat Makanan yang
Dibutuhkan Tubuh
Pengertian Interaksi Sosial, Macam-Macam Interaksi Sosial dan Ciri Interaksi
Sosial
Pengertian Norma dan Jenis-Jenis Norma
Popular Posts
Peran Lembaga Penunjang di Pasar Modal
Pengertian Bank Notes sebagai Jasa-Jasa Bank Lainnya
Pengertian Safe Deposit Box (SDB) dan Manfaat Safe Deposit Box bagi Nasabah dan
Bank
Pengertian Inkaso, Warkat-Warkat Inkaso, dan Keuntungan Inkaso
Pengertian Cek dan Jenis-Jenis Cek (Cheque)
Macam-Macam Lembaga Keuangan Internasional : Bank Dunia, IMF, Bank
Pembangunan Asia dan Bank Pembangunan Islam
Pengertian Travellers Cheque atau Cek Wisata dan Keuntungannya
Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing (Valas)
Jenis-Jenis Kantor Bank
Jenis-Jenis Kartu Kredit serta Keuntungan dan Kerugian Kartu Kredit
Label
Bank dan Keuangan
Biologi
Ekonomi
Geografi
Hukum
Lembaga Pembiayaan
Politik
Sosiologi