Professional Documents
Culture Documents
ARTRITIS REMATHOID
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
Disusun oleh :
1. Pipit Widowati P1337420216091
2. Yuga Nurwinantu P1337420216092
3. Maryunah P1337420216093
4. Nurul Okty P. P1337420216094
5. Yunita Pangesti P1337420216095
6. Syah Amri Yahya P1337420216096
7. Arindita Inke Putri O. P1337420216098
Tingkat : III C
2018
ARTRITIS REMATHOID
A. DEFINISI
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti
sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang
sendi. Sedangkan Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana
persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga
terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan
bagian dalam sendi (Gordon, 2002). Engram (1998) mengatakan bahwa,
Reumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis
dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari sendi diartroidial.
Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini
juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006). Artritis Reumatoid adalah
suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif
dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour. 2005 )
pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat,
bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada
jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas
dan gangguan fungsi secara menetap.
B. ETIOLOGI
2. Gangguan Metabolisme
3. Genetik
1. Jenis Kelamin.
2. Umur.
3. Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis Reumatoid
maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.
4. Merokok.
C. PATOFISIOLOGI
D. PATHWAY
LAPORAN PENDAHULUAN ARTRITIS REUMATOID
ARTRITIS REUMATOID
E. MANIFESTASI KLINIS
3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
4. Terbatasnya pergerakan
6. Demam (pireksia)
7. Anemia
9. Kekuatan berkurang
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
4. Kelemahan
5. Depresi
Gejala Extraartikular :
1. Pada jantung : Reumatoid heard diseasure, Valvula lesion (gangguan
katub),Pericarditis, Myocarditis
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata
tatapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan
kekakuan sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama
beberapa menit dan selalu kurang dari 1 jam.
4. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini
dapat dilihat pada radiogram.
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat,
bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga
pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
F. KOMPLIKASI
5. Terjadi splenomegali.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
H. PENATALAKSANAAN
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang
merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1. Istirahat
2. Latihan fisik
3. Panas
4. Pengobatan
d) Garam emas
e) Kortikosteroid
A. PENGKAJIAN
1. Pemeriksaan Fisik
3. Pola Eliminasi
Analisa data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisa
data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematis,
penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai social,
akademis dan ilmiah. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan
data berdasarkan variabel dan enis responden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. INTERVENSI
Nyeri berhubungan Setelah - Kaji keluhan nyeri, catat - Membantu dalam menentukan
dengan agen dilakukan lokasi dan intensitas kebutuhan manajemen nyeri dan
pencedera, distensi tindakan (skala 0-10). Catat faktor- keefektifan program
jaringan oleh keperawatan faktor yang mempercepat
- Matras yang lembut/ empuk,
akumulasi cairan/ selama 3x24 jam dan tanda-tanda rasa sakit
bantal yang besar akan mencegah
proses inflamasi, diharapkan tidak non verbal.
pemeliharaan kesejajaran tubuh
destruksi sendi. ada Keluhan
- Berikan matras/ kasur yang tepat, menempatkan stress
nyeri, dengan
keras, bantal kecil,. pada sendi yang sakit. Peninggian
kriteria :
Tinggikan linen tempat linen tempat tidur menurunkan
-Menunjukkan tidur sesuai kebutuhan. tekanan pada sendi yang
nyeri hilang/ terinflamasi/nyeri
- Tempatkan/ pantau
terkontrol
penggunaan bantl, karung - Mengistirahatkan sendi-sendi yang
-Terlihat rileks, pasir, gulungan sakit dan mempertahankan posisi
dapat trokhanter, bebat, brace. netral. Penggunaan brace dapat
tidur/beristiraha menurunkan nyeri dan dapat
- Dorong untuk sering
t dan mengurangi kerusakan pada sendi
mengubah posisi,. Bantu
berpartisipasi
untuk bergerak di tempat - Mencegah terjadinya kelelahan
dalam aktivitas
tidur, sokong sendi yang umum dan kekakuan sendi.
sesuai
sakit di atas dan bawah, Menstabilkan sendi, mengurangi
kemampuan.
hindari gerakan yang gerakan/ rasa sakit pada sendi
-Mengikuti menyentak.
- Panas meningkatkan relaksasi
program
farmakologis - Anjurkan pasien untuk otot, dan mobilitas, menurunkan
yang mandi air hangat atau rasa sakit dan melepaskan kekakuan
diresepkan mandi pancuran pada di pagi hari. Sensitivitas pada panas
waktu bangun dan/atau dapat dihilangkan dan luka dermal
-
pada waktu tidur. dapat disembuhkan
Menggabungk
Sediakan waslap hangat
an - Meningkatkan relaksasi/
untuk mengompres sendi-
keterampilan mengurangi nyeri
sendi yang sakit beberapa
relaksasi dan
kali sehari. Pantau suhu - Meningkatkan realaksasi,
aktivitas
air kompres, air mandi, mengurangi tegangan otot/ spasme,
hiburan ke
dan sebagainya. memudahkan untuk ikut serta dalam
dalam
terapi
program - Berikan masase yang
kontrol nyeri. lembut - Sebagai anti inflamasi dan efek
analgesik ringan dalam mengurangi
- Ajarkan teknik non
kekakuan dan meningkatkan
farmakologi (relaksasi,
mobilitas.
distraksi, relaksasi
progresif) - Rasa dingin dapat menghilangkan
nyeri dan bengkak selama periode
- Beri obat sebelum
akut
aktivitas/ latihan yang
direncanakan sesuai
petunjuk.
- Kolaborasi: Berikan
obat-obatan sesuai
petunjuk (mis:asetil
salisilat)
- Kolaborasi: berikan
obat-obatan sesuai
indikasi (steroid).
- Kolaborasi: Berikan
obat-obatan sesuai
petunjuk, mis; anti
ansietas dan obat-obatan
peningkat alam perasaan.
ü Mengidentifik
asi sumber-
sumber
pribadi/
komunitas
yang dapat
memenuhi
kebutuhan
perawatan
diri.
E. EVALUASI
Jika tujuan tidak tercapai maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya,
dicari jalan keluarnya, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu
dilakukan perubahan intervensi (Tarwono, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI
KEDOKTERAN Edisi 11. Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee,
Papadakis MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed.,
Appleton & Lange, International Edition, Connecticut 2005, 729-32.
Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7.
Jakarta : EGC
Price, SA. Dan Wilson LM., 1993, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit bag 2. Jakarta: EGC