You are on page 1of 27

asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan ASI tidak lacar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini merupakan titik awal yang
penting apakah bayi nanti akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini di dasari oleh peran hormon
pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin. Hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun
setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta. Sebagai upaya untuk tetap
mempertahankan prolaktin untuk terus memproduksi ASI. Kosongnya simpanan ASI mengakibatkan
semakin besar produksinya untuk mengisi ketika “lumbung” ASI yang kosong dan hormon prolaktin akan
terus tinggi dalam peredaran darah. Apabila bayi tidak menghisap puting susu pada setengah jam
persalinan, hormon prolaktin akan turut dan sulit merangsang sehingga ASI baru akan keluar pada hari
ketiga atau lebih.

(Hubertin Sri. 2004)

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas

1.2.2 Tujuan Khusus

Di harapkan mahasiswa mampu :

a. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif

b. Interpretasi data dan menegakkan diagnosa

c. Menyusun rencana berbasis klien

d. Melaksanakan rencana asuhan

e. Mengevaluasi efektivitas asuhan

1.3 Pelaksanaan

Asuhan kebidanan ini di laksanakan dalam rangka praktek klinik di RSIA Aktana Pasuruan
1.4 Sistematika penulisan

Halaman judul

Lembar pengesahan

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Pelaksanaan

1.4 Sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar ASI

2.2 Konsep Manajemen Kebidanan

BAB III TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah

III. Antisipasi Diagnosa dan Masalah

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera

V. Intervensi

VI. Implementasi

VII.Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar ASI

2.1.1 Definisi

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik
yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya.

Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini merupakan titik awal yang
penting apakah bayi nanti akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini di dasari oleh peran hormon
pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin. Hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun
setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.

Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin untuk terus memproduksi ASI. Kosongnya
simpanan ASI mengakibatkan semakin besar produksinya untuk mengisi ketika “lumbung” ASI yang
kosong dan hormon prolaktin akan terus tinggi dalam peredaran darah. Apabila bayi tidak menghisap
puting susu pada setengah jam persalinan, hormon prolaktin akan turut dan sulit merangsang sehingga
ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih.

(Hubertin Sri. 2004)

2.1.2 Anatomi & Fisiologi Payudara

Bagian- Bagian Payudara:

a. Pabrik ASI (alveoli)

Berbentuk spt buah anggur. Dindingnya terdiri dari sel-sel yang memproduksi ASI jika dirangsang oleh
hormon prolaktin

b. Saluran ASI (duktus laktiferous)

Menyalurkan ASI dari pabrik ke gudang

c. Gudang ASI (sinus lactiferous)

Tempat penyimpanan ASI yang terletak di bawah kalang payudara (areola)

d. Otot polos (Myoepithel)

Otot yang mengelilingi pabrik ASI. Jika dirangsang oleh hormon oksitosin, maka otot yang melingkari
pabrik ASI akan mengerut dan menyemprotkan ASI didalamnya
Selama masa kehamilan hormon estrogen dan progesteron menginduksi perkembangan alveoli dan
duktus lactoferous didalam payudara serta merangsang produksi kolostrum.

Pelepasan ASI berada di bawah neuro-endokrin. Bayi menghisap puting susu akan merangsang produksi
oksitosin yang menyebabkan kontraksi myoepitel, prosesnya disebut sebagai “refleks prolaktin” atau
“milk production reflect” yang membuat ASI tersedia buat bayi.

Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mamae melalui duktus ke sinus lactiferous. hisapan
merangsang hormon oksitosin oleh kelenjar hypofisis posterior. Oksitosin masuk dalam darah dan
menyebabkan kontraksi sel-sel khusus (myoepytel).

Saat bayi menghisap, ASI didalam sinus akan tertekan keluar ke mulut bayi, gerakan ASI ini dinamakan
“let down reflect” atau “pelepasan”. Pada akhirnya pelepasan ini dapat di pacu tanpa rangsangan
hisapan.

ASI mulai ada kira-kira pada hari ke-3 atau ke-4 setelah kelahiran bayi dan kolostrum telah berubah
menjadi ASI yang matur kira-kira 15 hari sesudah bayi lahir.

Kolostrum : cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan, mengandung
campuran yang kaya akan protein, mineral, dan antibodi, dari pada ASI yang telah “matur”.

2.1.3 Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI

Ø Yakinkan ibu bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya

Ø Bantulah ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri

Ø Biarkan bayi bersama ibunya segera setelah dilahirkan selama beberapa jam pertama

Ø Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul

Ø Bantulah ibu pada waktu pertama kali memberi ASI

Ø Bayi harus ditempatkan di dekat ibunya (rawat gabung)

Ø Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin

Ø Hanya berikan kolostrum dan ASI saja

Ø Hindari susu botol dan dot “empeng”

2.1.4 Manfaat Pemberian ASI

Ø Bagi Bayi

v Bayi dapat memulai kehidupannya dengan baik

v Mengandung antibodi yg kuat untuk mencegah infeksi dan membuat bayi kuat
v ASI mudah dicerna oleh bayi

Ø Bagi ibu

v Membantu untuk memulihkan diri dari proses persalinan

v Lebih cepat pulih/ turun berat badannya

v Kecil kemungkinan untuk menjadi hamil

v Untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada buah hatinya

2.1.5 Komposisi Gizi dalam ASI Biasa (Matur)

Ø Protein

Ø Lemak

Ø Vitamin

Ø Zat besi

Ø Zat anti infeksi

Ø Laktoferin

Ø Faktor bifidus

Ø Lisozim

Ø Taurin

2.1.6 Perbandingan Komposisi Gizi Dalam Kolostrum, ASI


dan Susu Sapi

Tanda Bayi Cukup ASI

Ø Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya jernih sampai kuning muda
Ø Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan “berbiji”

Ø Bayi tampak puas, sewaktu- waktu tampak lapar, bangun dan tidur cukup

Ø Bayi setidaknya menyusu 10- 12 kali dalam 24 jam

Ø Bayi bertambah berat badannya

2.1.8 ASI EKSKLUSIF

ASI ekskusifadalah pemberian ASI tanpa makanan dn minuman pendamping (termasuk air jeruk, madu,
air gula) yang di mulai sejak bayi lahir sampai dengan usia 6 bulan.

Pemberian ASI ekslusif tidak selamanya harus langsung dari payudara ibunya. ASI dapat di simpan
dengan metode penyimpanan yang benar.

Komposisi ASI sampai 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, meski tanpa
tambahan makanan/ minuman.

Evidance based menemukan bahwa pemberian PASI justru akan menyebabkan pengurangan kapasitas
lambung bayi dalam menampung asupan cairan ASI, sehingga asupan ASI yang seharusnya maksimal
telah tergantikan oleh PASI.

Cara Penyimpanan ASI & Batas Waktu Penyimpanan yang Baik

Bila akan diberikan dalam waktu 6 jam setelah pengambilan dapat disimpan dalam suhu ruangan, tak
perlu disimpan di lemari pendingin.

Disimpan dalam termos yang diberi es batu bisa bertahan hingga 24 jam.

Bila akan diberikan dalam waktu 72 jam, ASI disimpan di dalam lemari pendingin (di bawah 5 derajat
Celsius, bukan dibuat dalam keadaan beku).

Bila akan diberikan dalam waktu 3 bulan, ASI disimpan di bagian atas lemari pendingin (freezer),
dibekukan pada suhu di bawah -18 derajat Celsius. Dengan penyimpanan khusus ini dapat dibekukan
untuk 6 bulan.

2.1.9 Cara Merawat Payudara

Ø Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama bagian puting susu.

Ø Menggunakan BH yang menyokong payudara

Ø Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar di sekitar puting setiap kali
menyusui.
Ø Apabila lecet sangat berat, dapat di istirahatkan selama 24 jam, ASI di keluarkan dan di minumkan
menggunakan sendok.

Ø Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4- 6 jam.

Ø Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI maka harus di keluarkan.

2.1.10 Faktor pendukung yang menyebabkan produksi ASI berkurang atau ASI tidak keluar saat ibu
menyusui :

1. Perasaan / emosi (psikologis ibu)

Perasaan ibu dapat menghambat dan meningkatkan pengeluaran oksitoksin. Seperti perasaan takut,
gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri hebat akan mempengaruhi refleks oksitoksin yang
akhirnya menekan pengeluaran ASI. Sebaliknya perasaan ibu yang bahagia, senang, bangga, memeluk
dan mencium bayinya dapat meningkatkan pengeluaran ASI.

2. Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya seorang
ibu untuk menyusui.

3. Isapan bayi yang tidak sempurna atau puting susu yang sangat kecil. Hal ini membuat produksi
hormon prolaktin dan hormon oksitoksin akan terus menurun dan produksi ASI akan terhenti.

4. Cara menyusu yang tidak tepat, tidak dapat mengosongkan payudara dengan benar yang akan
menurunkan produksi ASI.

5. Semakin cepat memberi tambahan susu pada bayi akan menyebabkan daya isap berkurang, karena
bayi mudah merasa kenyang bayai akan malas menghisap puting susu.

6. Penggunaan dot dan empongan dapat mengurangi daya isap bayi.

7. Ibu perokok berat produksi ASI-nya akan berkurang demikian pula dengan pil KB yang mengandung
estrogen tinggi akan menurunkan produksi ASI

8. Ibu yang asupan nutrisinya kurang dan sedikit minum.

Adakalanya bayi enggan atau menolak untuk menyusu, kaji bagaimana cara ibu memposisikan dan
menggendong bayi payudara, mendorong kepala bayi ke payudara dapat mengakibatkan bayi menolak
untuk disusui.

(Riordan Jan. 2000)

2.2 Konsep Manajemen Kebidanan

A. PENGKAJIAN
a) SUBJEKTIF

i. Biodata

ii. Biodata penting untuk mengetahui latar belakang identita, tingkat intelektual serta
status sosial berkaitan dalam rencana pemberian konseling dan KIE

iii. Alasan datang

Untuk mengkaji alasan ibu datang ke petugas kesehatan

iv. Keluhan utama

Untuk mengetahui apa yang di rasakan / di keluhkan ibu saat ini

v. Riwayat kesehatan yang lalu

Untuk mengetahui sebelum hamil apakah ibu pernah menderita penyakit menular, menurun dan
menahun

vi. Riwayat kesehatan keluarga

Untuk mengetahui apakah di dalam keluarga ibu ada yang menderita penyakit menular, menurun dan
menahun

vii. Riwayat kesehatan sekarang :

Untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular menurun dan menahun

viii. Riwayat Menstruasi

Menarce : umur pertama kali haid

Siklus : 21-35 hari

Lama : 3-15 hari

Banyaknya :

Konsistensi :

Keluhan : ada / tidak keluhan saat menstruasi

ix. Rwayat Pernikahan

Berapa kali menikah, usia saat menikah dan lama menikah

x. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Kehamilan : berapa kali hamil, keluhan selama hamil


Persalinan : anak lahir hidup, jenis persalinan, usia kehamilan saat bersalin, tempat bersalin,
penolong persalinan, BBL, PB, plasenta lahir spontan/tidak, lengkap/tidak

Nifas : riwayat perdarahan, menyusui atau tidak

xi. Riwayat Kontrasepsi yang di gunakan

Apa ibu pernah menjadi akseptor KB, jenis KB,berapa lama, keluhan selama ikut KB, rencana KB
selanjutnya

xii. Riwayat Kesehatan

Untuk mengetahui apakah ibu pernah / sedang menderita penyakit iskemik atau tidak, untuk
mengetahui penyakit yang sedang / pernah di derita keluarga

xiii. Riwayat Kehamilan dan Persalian Terakhir

Masa kehamilan :

Tempat persalian :

Jenis Persalinan : spontan / tindakan

Komplikasi : ada / tidak ada

Plasenta : lengkap / tidak

a. Lahir :spontan tidak

b. Ukuran / berat :

c. Tali pusat :

d. Kelainan : ada / tidak

Perineum : utuh / tidak

Lama persalinan dan perdarahan :

Keadaan bayi baru lahir

Masa gestasi :
BB/ PB lahir :

Cacat bawaan : ada / tidak

Rawat gabung : ya / tidak

xiv. Riwayat post partum

Nutrisi : Makan berapa kali, Macamnya, minum berapa kali,

banyaknya, macamnya, porsi,

Tidur : berapa jam perhari, dari jam berapa sampai berapa

Eliminasi : BAB dan BAK berapa kali, konsistensinya.

xv. Aktivitas

Mobilisasi : ibu sudah bisa melakukan aktivitas atau belum

Pekerjaan : pekerjaan yag sudah bisa dilakukan ibu

Aktivitas merawat diri dan bayi : ibu sudah bisa merawat bayinya

atau belum

Olahraga/senam nifas : ibu sudah melakukan olahraga / belum

Keluhan : ada keluhan / tidak

xvi. Pengalaman Menyusui

xvii. Riwayat Psikososial spiritual

a. Apakah bayi ini di inginkan atau tidak

b. Tanggapan keluarga tehadap bayinya

c. Hubungan ibu, suami, dan keluarga baik / tidak

d. Ketaatan ibu dalam beribadah

xviii. Keluhan sekarang

Apa yang di rasakan ibu sekarang

b) OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik Ibu

i. Keadaan Umum : Baik , cukup sedang

ii. kesadaran : compos mentis , apatis, somnolen, coma

iii. Status Emosional : stabil / tidak

iv. Tanda Vital :

TD :

Nadi :

Respirasi :

Suhu :

v. BB / TB :

vi. Inspeksi

Kepala : rambut bersih / tidak, ada ketombe / tidak dan rontok / tidak

Wajah : ada oedem / tidak

Mata : Simetris / tidak, konjungtiva, sclera

Hidung : ada polip / tidak dan ada secret / tidak

Mulut :Tampak bersih / tidak, tampak lembab / tidak, ada stomatitis / tidak dan pecah-pecah / tidak

Leher : ada pembengkakan kelenjar tyroid dan pelebaran Vena Jugularis / tidak

Dada : Simetris / tidak, ada retraksi / tidak, ada benjolan/ tidak

Payudara : Simetris / tidak, putting susu menonjol / tidak, aerola hyperpigmentasi / tidak, dan
ada kolostrum / tidak

Perut : ada luka bekas operasi / tidak, TFU, kontraksi uterus baik / tidak

Genetalia: vulva tampak bersih / tidak, ada oedem / tidak, ada bekas jahitan / tidak, ada varices / tidak,
ada lokhea / tidak

Ekstremitas : simetris / tidak, oedem / tidak,

Anus tidak ada hemoroid

2. Pemeriksaan Fisik Bayi


i. KU : baik, cukup, kurang

ii. kesadaran: compos Mentis , apatis , somnolen, sopor, coma,

iii. Tanda Vital

Nadi :

RR :

Suhu :

iv. Antropometri

Berat Lahir :

Panjang Badan :

Lingkar Kepala:

Lingkar Dada :

LILA :

Jenis Kelamin :

v. Kepala : simetris/ tidak, ada caput / tidak,

vi. Leher : ada pembengkakan kelenjar tyroid dan pelebaran Vena Jugularis
/ tidak

vii. Ubun-ubun : datar, tertutup / belum

viii. Wajah : Simetris / tidak, ada kelainan bawaan / tidak

ix. Mata : Simetris / tidak, ada strabismus / tidak

x. Hidung : ada defisiasi Septum / tidak

xi. Mulut ( bibir ) : pucat / tidak, ada stomatitid / tidak

xii. Dada :Simetris / tidak, ada benjolan / tidak

xiii. Abdomen : ada benjolan abnormal / tidak

xiv. Tali Pusat : sudah lepas atau belum, bersih / tidak, ada tanda infeksi / tidak

xv. Genetalia : ada oedem / tidak, sudah terbentuk lengkap / belum.

xvi. Ekstremitas : Simetris / tidak, Tonus otot (+/-) gerak aktif / tidak
xvii. Anus : berlubang / tidak

xviii. Kemempuan Menyusu : baik, cukup, aktif

xix. Refleks : Moro (+/-), Suching (+/-), grap (+/-), Rooting (+/-)

xx. Data Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Penunjang lainnya

2. ASESSMENT

Diagnosa Kebidanan :

Masalah :

Kebutuhan Segera :

3. INTERVENSI

4. IMPLEMENTASI

Mengacu pada intervensi

5. EVALUASI

Mengacu pada kriteria hasil

BAB III

TINJAUAN KASUS

No. RM : 201010105053

Hari/ tanggal/jam : sabtu/ 03 desember 2011/ 09.00 WIB

Ruang : Nifas

Oleh : Bidan Lia Putri

I. PENGKAJIAN
a. SUBJEKTIF

i. Biodata

Ibu

Suami

Nama :

Ny. L

Tn. A

Umur :

22 th

26 th

Agama :

Islam

Islam

Pendidikan :

SMU

SMU

Pekerjaan :

Wiraswasta

wiraswasta

Alamat :

Jl.KH Agus salim

No 9 Batu

Jl.KH Agus salim No 9 Batu

ii. Alasan datang :


Ibu mengatakan ingin memeriksakan kondisinya

iii. Keluhan utama :

Ibu mengatakan nifas hari ke dua. Keluhan sekarang

ibu mengatakan bayinya sering menangis karena ASi ibu tidak lancar

iv. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis dan PMS, menurun
seperti Asma, Diabetes dan Tekanan Darah tinggi dan menahun seperti penyakit jantung

v. Riwayat kesehatan keluarga :

Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak pernah ada yang menderita penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis dan PMS, menurun seperti Asma, Diabetes dan Tekanan Darah tinggi dan menahun seperti
penyakit jantung

vi. Riwayat kesehatan sekarang :

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis dan PMS, menurun
seperti Asma, Diabetes dan Tekanan Darah tinggi dan menahun seperti penyakit jantung

vi. Riwayat kesehatan sekarang :

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis dan PMS, menurun
seperti Asma, Diabetes dan Tekanan Darah tinggi dan menahun seperti penyakit jantung

vii. Riwayat Menstruasi

Menarce : 13 tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 5-6 hari

Banyaknya : 2-3kali ganti pembalut / hari., penuh

Konsistensi : darah cair , warna merah, bau khas darah haid


Keluhan : tidak ada keluhan saat menstruasi

viii. Rwayat Pernikahan

Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan ibu yang pertama dengan suami menikah secara resmi, lama
pernikahan 1 tahun, usia saat nikah 21 tahun

ix. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini nifas yang pertama.

x. Riwayat Kontrasepsi yang di gunakan

Ibu mengatakan ibu tidak pernah memakai KB apapun


sebelumnya
xi. Riwayat Kesehatan

Ibu mengatakan ibu maupun keluarga tidak pernah atau tidak


sedang menderita penyakit sistemik seperti jantung, TBC,
HIV/AIDS, hipertensi, DM, asma, Malaria.

xii. Riwayat Kehamilan dan Persalian Terakhir

Masa kehamilan : 37-38 minggu

Tempat persalian : BPS Permata Bunda penolong bidan putri

Jenis Persalinan : spontan

Komplikasi : tidak ada

Plasenta : lengkap

a. Lahir : spontan

b. Ukuran / berat : 450 gr

c. Tali pusat : panjang 50 cm

d. Kelainan :-

Perineum : utuh

Lama persalinan dan perdarahan :

Keadaan bayi baru lahir

Lahir tanggal 01 desember 2011 jam 00:50

Masa gestasi : 37-38 minggu

BB/ PB lahir : 2700 gr /46 cm

Cacat bawaan : tidak ada


Rawat gabung : ya

xiii. Riwayat post partum

Nutrisi : Makan sekali, dan 3x setelah 2 jam pospartum

Macam Nasi, sayur, lauk, Air putih, teh manis

Jumlah 1 porsi sedang

Keluhan Tidak ada keluhan

Tidur : Ibu mengatakan selama 2-6 jam pasca melahirkan

istirahat 1 jam, ibu kurang tidur

Eliminasi : Ibu mengatakan selama di BPS Permata Bunda

BAK ± 1x/4 jam, dan belum BAB, tidak ada keluhan.

Aktivitas

Mobilisasi : ibu sudah bisa berjalan dan melakukan aktivitas

Sendiri

Pekerjaan : ibu mengatakan sudah mulaimembantu pekerjaan

rumah.

Aktivitas merawat diri dan bayi : ibu mengatakan kadang keluarga

membantu untuk merawat bayinya namun paling berperan adalah ibu.

Olahraga/senam nifas : ibu mengatakan belum melakukan olahraga

apapun.

Keluhan : ibu merasa sedikit kecapean.

xiv. Pengalaman Menyusui

ibu mengatakan masih belum nyaman saat menyusui.

Lokasi ketidak nyamanan yaitu payudara, payudara terasa sakit dan ASI keluar tidak lancar.
xv. Riwayat Psikososial spiritual

a. Ibu mengatakan bahwa ibu, suami dan keluarga mengharapkan kelahiran ini

b. Ibu mengatakan orang terdekat adalah suami dan orang tua ( ibu ).

c. Hubungan ibu, suami, dan keluarga baik

d. Ibu mengatakan perasaan saat ini bahagia dengan kelahiran anak pertamanya.

e. Ibu mengatakan ibu dan keluarga taat beribadah

xvi. Keluhan sekarang

Ibu mengatakan bayinya sering menangis karena ASi ibu tidak lancar

b. OBYEKTIF

a. Pemeriksaan Fisik Ibu

i. Keadaan Umum : Baik

ii. kesadaran : compos mentis

iii. Tanda Vital

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 81 x/ menit

Respirasi : 21 x / menit

Suhu : 36,8 º C

iv. BB / TB : 56 kg / 151 cm

v. Inspeksi

Kepala : rambut bersih, tidak ada ketombe dan tidak rontok

Wajah : Tidak oedem, simetris.

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih

Hidung : Tidak ada polip dan secret


Mulut : Tampak bersih, tampak lembab, tidak ada stomatitis dan tidak

pecah-pecah

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan pelebaran Vena

Jugularis

Dada : Simetris, tidak ada retraksi tidak ada benjolan.

Payudara : Simetris, putting susu terbentuk, payudara membesar, bengkak dan merah mengkilap,
aerola hyperpigmentasi, dan kolostrum terlihat keluar sedikit.

Perut : tidak ada luka bekas operasi

Genetalia: vulva tampak bersih, tidak ada oedem, tidak ada bekas jahitan,

tidak ada varices, lokia Rubra

Ekstremitas: simetris, tidak oedem.

Anus : tidak ada hemoroid

vi. Palpasi

Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

Payudara : tidak ada benjolan abnormal, payudara terasa tegang.

Abdomen: TFU 2 jari bawah pusat, Fundus keras yang menandakan kontraksi baik.

Ektrimitas: tidak odem, tidak ada varieses

b. Pemeriksaan Fisik Bayi

i. KU : baik

ii. Kesadaran : compos Mentis

iii. Tanda Vital

Nadi : 138x/ menit

RR : 41 x/ menit

Suhu : 36,5 º C

iv. Antropometri

Berat Lahir : 2700 gram


Panjang Badan : 46 cm

Lingkar Kepala: 32 cm

Lingkar Dada : 31 cm

LILA : 10 cm

Jenis Kelamin : Perempuan

v. Kepala : simetris, tidak ada caput, Mesocepal

vi. Leher : tidak ada benjolan

vii. Ubun-ubun : datar, belum tertutup

viii. Wajah : Simetris, tidak ada kelainan bawaan

ix. Mata : Simetris, tidak strabismus

x. Hidung : tidak ada defisiasi Septum

xi. Mulut ( bibir ) : tidak pucat, tidak ada labio palatokisis

xii. Dada : Simetris, tidak ada benjolan dan tidak ada pengeluaran cairan.

xiii. Abdomen : tidak ada benjolan

xiv. Tali Pusat : belum lepas, bersih, tidak ada tanda infeksi

xv. Genetalia : tidak ada oedem, sudah terbentuk lengkap.

xvi. Ekstremitas : Simetris, Tonus otot (+) gerak aktif

xvii. Anus : berlubang

xviii. Kemempuan Menyusu : baik, cukup aktif

xix. Refleks : Moro (+), Suching (+), grap (+), Rooting (+)

xx. Data Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium :Tidak ada

Pemeriksaan Penunjang lainnya : Tidak ada

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Dx : ny. “L” 22 tahun G1 P1001 AB0 Dengan asi tidak lancar hari ke dua.

Ds : ibu mengatakan nifas hari ke dua.

ibu mengatakan bayinya sering menangis karena ASi ibu tidak lancar.

Do :

Keadaan Umum : Baik

kesadaran : compos mentis

Tanda Vital

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 81 x/ menit

Respirasi : 21 x / menit

Suhu : 36,8 º C

BB / TB : 56 kg / 151 cm

Inspeksi

Payudara : Simetris, putting susu terbentuk, payudara membesar, bengkak dan

merah mengkilap, aerola hyperpigmentasi, dan kolostrum terlihat keluar sedikit.

Perut : tidak ada luka bekas operasi

Genetalia :vulva tampak bersih, tidak ada oedem, tidak ada bekas jahitan,

tidak ada varices, lokia Rubra

Ekstremitas : simetris, tidak oedem.

Palpasi

Payudara : tidak ada benjolan abnormal, payudara terasa tegang.

Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, Fundus keras yang menandakan kontraksi

baik.

Ektrimitas : tidak odem, tidak ada varieses

ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH


IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Diagnosa Kebidanan :Asuhan kebidanan pada ibu nifas ny. “L” 22 tahun G1 P1001 AB0 Dengan asi tidak
lancar hari ke dua.

Masalah : ASI tidak lancar

Kebutuhan Segera : Kolaborasi dengan dokter atau tim medis lain

INTERVENSI

DX : nifas ny. “L” 22 tahun G1 P1001 AB0 Dengan asi tidak lancar hari ke dua.

Tujuan : masa nifas berjalan normal dan masalah bisa teratasi

KH : ibu nampak tenang dan puas dengan penjelasan petugas, masalah bisa teratasi.

Intervensi

c. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik, ibu hanya
mengalami ASI tidak lancar

R/ mengerti tentang penjelasan yang diberikan bidan dan ibu merasa tenang

d. menyarankan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya minimal 2 jam sekali atau semau bayi.

R/ agar ASI bisa lancar keluar

e. menyarankan ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara seperti yang selama ini telah ibu
lakukan.

R/ agar payudara tetap bersih

f. Meminta ibu untuk menyusui bayinya, jika posisi menyusui belum tepat maka ibu diajarkan tentang
tehknik menyusui yang benar.

R/ agar Ibu bisa menyusui bayinya dengan tehknik yang benar.

g. Menyarankan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dengan cara makan makanan yang
seimbang dan bergizi, seperti makan 4 sehat lima sempurna agar ASI ibu lancar.

R/ agar pemenuhan nutrisi ibu tercukupi dengan baik


h. Menyarankan ibu untuk minum sehabis menyusui bayinya,

R/. agar ibu tidak kekurangan cairan.

i. Menyarankan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat, ibu sebaiknya ikut istirahat saat bayi
sedang tidur.

R/ agar kebutuhan istirahat ibu terpenuhi.

j. Menyarankan keluarga ibu untuk membantu ibu mengurusi bayinya sehingga ibu tidak terlalu
kelelahan dan tetap selalu memberikan motivaasi kepada ibu.

R/ ibu tidak terlalu kelelahan dan selalu termotivaasi untuk merawat bayinya

IMPLEMENTASI

a) jelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik, ibu hanya
mengalami ASI tidak lancar

b) sarankan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya minimal 2 jam sekali atau semau bayi.agar
ASI bisa lancar keluar

c) saarankan ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara seperti yang selama ini telah ibu
lakukan.

d) minta ibu untuk menyusui bayinya, jika posisi menyusui belum tepat maka ibu diajarkan tentang
tehknik menyusui yang benar.

e) sarankan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dengan cara makan makanan yang seimbang
dan bergizi, seperti makan 4 sehat lima sempurna agar ASI ibu lancar. agar pemenuhan nutrisi ibu
tercukupi dengan baik

f) sarankan ibu untuk minum sehabis menyusui bayinya, agar ibu tidak kekurangan cairan.

g) sarankan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat, ibu sebaiknya ikut istirahat saat bayi sedang
tidur. agar kebutuhan istirahat ibu terpenuhi.

h) sarankan keluarga ibu untuk membantu ibu mengurusi bayinya sehingga ibu tidak terlalu kelelahan
dan tetap selalu memberikan motivaasi kepada ibu. agar ibu tidak terlalu kelelahan dan selalu
termotivaasi untuk merawat bayinya

EVALUASI

DS : ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang di berikan oleh bidan

DO : Tanda Vital
T D : 110/70 mmHg

Nadi : 81 x/ menit

Respirasi : 21 x / menit

Suhu : 36,8 º C

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

BAB IV

PEMBAHASAN

Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini merupakan titik awal yang
penting apakah bayi nanti akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini di dasari oleh peran hormon
pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin. Hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun
setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta. Sebagai upaya untuk tetap
mempertahankan prolaktin untuk terus memproduksi ASI. Kosongnya simpanan ASI mengakibatkan
semakin besar produksinya untuk mengisi ketika “lumbung” ASI yang kosong dan hormon prolaktin akan
terus tinggi dalam peredaran darah. Apabila bayi tidak menghisap puting susu pada setengah jam
persalinan, hormon prolaktin akan turut dan sulit merangsang sehingga ASI baru akan keluar pada hari
ketiga atau lebih.

Faktor pendukung yang menyebabkan produksi ASI berkurang atau ASI tidak keluar saat ibu menyusui :

Ø Perasaan / emosi (psikologis ibu)

Ø Dukungan suami maupun keluarga lain

Ø Isapan bayi yang tidak sempurna atau puting susu yang sangat kecil.

Ø Cara menyusu yang tidak tepat.

Ø Semakin cepat memberi tambahan susu pada bayi akan menyebabkan daya isap berkurang, karena
bayi mudah merasa kenyang bayai akan malas menghisap puting susu.

Ø Penggunaan dot dan empongan dapat mengurangi daya isap bayi.


Ø Ibu perokok berat produksi ASI-nya akan berkurang demikian pula dengan pil KB yang mengandung
estrogen tinggi akan menurunkan produksi ASI

Ø Ibu yang asupan nutrisinya kurang dan sedikit minum.

Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. “L” 22 tahun G1 P1001 AB0 Dengan asi tidak lancar hari ke dua.

Pada pemeriksaan inspeksi di dapatkan :

Payudara : Simetris, putting susu terbentuk, aerola hyperpigmentasi, dan kolostrum terlihat keluar
sedikit.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

ASI merupakan makanan lengkap bagi bayi baru lahir hingga usia 6 bulan.

Komposisi Gizi dalam ASI Biasa (Matur) : Protein, Lemak, Vitamin, Zat besi, Zat anti infeksi, Laktoferin,
Faktor bifidus, Lisozim, Taurin.

Faktor pendukung yang menyebabkan produksi ASI berkurang atau ASI tidak keluar saat ibu menyusui :

Ø Perasaan / emosi (psikologis ibu)

Ø Dukungan suami maupun keluarga lain

Ø Isapan bayi yang tidak sempurna atau puting susu yang sangat kecil.

Ø Cara menyusu yang tidak tepat, tidak dapat mengosongkan payudara dengan benar yang akan
menurunkan produksi ASI.

Ø Semakin cepat memberi tambahan susu pada bayi akan menyebabkan daya isap berkurang, karena
bayi mudah merasa kenyang bayai akan malas menghisap puting susu.
Ø Penggunaan dot dan empongan dapat mengurangi daya isap bayi.

Ø Ibu perokok berat produksi ASI-nya akan berkurang demikian pula dengan pil KB yang mengandung
estrogen tinggi akan menurunkan produksi ASI

Ø Ibu yang asupan nutrisinya kurang dan sedikit minum.

Adakalanya bayi enggan atau menolak untuk menyusu, kaji bagaimana cara ibu memposisikan dan
menggendong bayi payudara, mendorong kepala bayi ke payudara dapat mengakibatkan bayi menolak
untuk disusui.

Cara Merawat Payudara

Ø Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama bagian puting susu.

Ø Menggunakan BH yang menyokong payudara

Ø Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar di sekitar puting setiap kali
menyusui.

Ø Apabila lecet sangat berat, dapat di istirahatkan selama 24 jam, ASI di keluarkan dan di minumkan
menggunakan sendok.

Ø Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4- 6 jam.

Ø Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI maka harus di keluarkan.

5.2 Saran

a. Bagi mahasiswa

Di harapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada ibu nias sehingga dapat
memberikan asuhan yang tepat

b. Bagi lahan praktek

Diharapkan pembimbing klinik dapat memberikan arahan kepada mahasiswa dalam memberikan asuhan
kebidanan dan memberikan kesempatan untuk berlatih dalam menangani pasien

c. Bagi institusi

Di harapkan pembimbing institusi untuk membimbing mahasiswa dalam pembuatan asuhan kebidanan
yang komperhensif

Diposting 4th October 2013 oleh anang ade

You might also like