You are on page 1of 53

Macam-Macam Penyakit Gunung dan Penanganannya

1. Heat Cramps (Kram Karena Panas)

Heat cramps (kram karena panas) adalah kram/kejang otot yang hebat akibat dari keringan
berlebihan, terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas. Kram ini
disebabkan oleh banyak kehilangan cairan dan garam (termasuk natrium, kalium, dan
magnesium) dalam tubuh akibat keringat berlebih. Keringat berlebih itu sendiri sering terjadi
ketika melakukan aktivitas fisik yang berat. Apabila tidak segera ditangani, kram ini dapat
menyebabkan cedera otot serius dan juga penyakit lain seperti heat exhaustion (kelelahan karena
panas).

Gejala yang muncul antara lain:


 Kram yang tiba - tiba, biasanya timbul di jari kaki, tangan, betis, pundak, dan kaki.
 Otot mengeras, tegang, otot sulit untuk dikendurkan, dan digerakkan.

 Kram menimbulkan rasa sangat nyeri.

Tindakan penanganan:
 Penderita perlu istirahat sejenak untuk memulihkan/melemaskan kondisi otot.
 Membebaskan bagian yang kram dari adanya pembebanan.

 Mengkonsumsi minuman/makanan yang mengandung garam.

2. Heat Exhaustion (Kelelahan Karena Panas)

Heat Exhaustion atau kelelahan karena panas adalah keadaan yang terjadi karena
terpapar/terkena panas selama berjam-jam sehingga banyak kehilangan cairan tubuh akibat
mengeluarkan banyak keringat. Banyaknya cairan tubuh yang keluar menimbulkan kelelahan,
tekanan darah rendah bahkan hingga pingsan/tidak sadarkan diri. Apabila kelelahan ini tidak
segera diatas maka dapat menimbulkan penyakit yang lebih serius yaitu heat stroke.

Gejala yang muncul antara lain:


 Tubuh kelelahan dan lemas.
 Rasa kecemasan yang meningkat.

 Badan basah karena berkeringat.


 Saat berdiri penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam pembuluh
darah tungkai, yang melebar akibat panas.
 Denyut jantung menjadi lambat dan lemah.
 Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab.
 Penderita menjadi linglung / bingung terkadang pingsan.

Tindakan Penanganan:
 Beristirahat di daerah yang teduh, usahakan posisi istirahat berbaring atau datar.
 Meminum minuman yang mengandung elektrolit.

 Apabila pingsan, lakulan pertolongan pertama pada orang pingsan.

3. Heat Stroke (Stroke Karena Panas)


Heat Stroke merupakan suatu keadaan yang dapat berakibat fatal. Heat stroke terjadi karena
terpapar panas dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat mengeluarkan
keringat yang cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya. Heat Stroke dapat menyebabkan
kerusakan permanen atau kematian. Suhu yang mencapai 39-41° celsius adalah masalah yang
sangat serius, 1 derajat di atasnya sering kali berakibat fatal. Kerusakan permanen pada organ
dalam yang terjadi misalnya otak dapat melambat bekerja hingga bahkan berhenti bekerja dan
sering berakhir dengan kematian.

Gejala yang muncul antara lain:


 Sakit kepala atau pusing.
 Perasaan berputar atau vertigo.

 Kulit teraba panas, tampak merah dan biasanya kering.


 Denyut jantung meningkat dan bisa mencapai 160-180 kali/menit (dimana normalnya
adalah 60-100 kali/menit).
 Laju pernafasan biasanya meningkat, tetapi tekanan darah jarang berubah.
 Suhu tubuh meningkat, bahkan dapat mencapai 40° - 41° celsius, menyebabkan perasaan
seperti terbakar.
 Penderita dapat mengalami disorientasi (bingung) dan bisa mengalami penurunan
kesadaran atau kejang.

Tindakan Penanganan:
 Pindahkan korban dengan segera ketempat yang sejuk, buka seluruh baju luarnya.
 Bungkus korban dengan selimut yang sejuk dan basah. Usahakan agar selimut tetap
basah. Dinginkan korban hingga suhunya mencapai 38° celcius.
 Saat temperatur mencapai kira-kira 38° celcius, ganti selimut basah dengan yang kering,
lanjutkan perawatan pada korban secara hati-hati.

4. Mountain Sickness (Penyakit Gunung)

Mountain sickness adalah penyakit gunung yang disebabkan salah satunya karena adanya
penurunan kadar oksigen di dalam darah karena berada di ketinggian tertentu. Kita tahu bahwa
semakin tinggi maka kadar oksigen di udara akan semakin berkurang. Faktor yang dapat menjadi
penyebab penyakit gunung ini adalah kurangnya aklimatisasi (proses penyesuaian diri pada dua
kondisi lingkungan yang berbeda) dan pergerakan mencapai ketinggian tertentu yang terlalu
cepat.

Gejala yang muncul antara lain:


 Kepala pusing.
 Napas sesak.

 Tidak nafsu makan.


 Mual dan terkadang muntah.
 Badan terasa lemas, lesu, malas.
 Jantung berdenyut lebih cepat.
 Penderita kesulitan tidur.
 Muka nampak pucat.
 Kuku dan bibir terlihat kebiru-biruan.
Tindakan Penanganan:
 Memberikan gas oksigen kepada penderita atau mengatur pola pernapasan.
 Beristirahat yang cukup, pada umumnya gejala ini akan hilang dengan sendirinya setelah
beristirahat selama 24 sampai dengan 48 jam.
 Jika kondisi tidak membaik maka harus menurunkan penderita dari ketinggian tersebut,
sekitar 500 sampai dengan 600 meter.

5. Hypotermia (Hipotermia)

Hipotermia adalah suatu keadaan dimana kondisi tubuh tidak dapat menghasilkan panas yang
disertai dengan menurunnya suhu inti tubuh di bawah 35°C. Hal ini dapat disebabkan beberapa
faktor, diantaranya: cuaca yang ekstrim (dingin, berangin, atau badai), bawaan pakaian yang
tidak cukup sehingga terpaksa mengenakan pakaian basah, kurangnya makanan yang
mengandung kalori tinggi.

Gejala yang muncul antara lain:


 Tubuh kedinginan, lemas, kaku dan menggigil.
 Muka pucat dan kulit kering.

 Bingung, sikap seakan tidak wajar.


 Jatuh kesadaran/pingsan.
 Napas pelan dan pendek.
 Denyut nadi yang pelan dan melemah.

Gejala Apabila Dilihat dari Suhunya:


 37°C: Adalah suhu normal orang pada umumnya.
 36°C - 35°C: Menggigil dengan disertai bulu yang berdiri, namun masih terkendali atau
dapat diatur. Mempengaruhi gerak langkah menjadi lamban dan koordinasi tubuh mulai
terganggu.
 35°C: Menggigil hingga tidak terkendali.
 35°C - 33°C: Pengambilan keputusan dan koordinasi tubuh mulai kabur, langkah kaki
sering tersandung, berbicara kasar (dipaksakan untuk keras).
 33°C: Tubuh semakin menggigil. Denyut nadi dan tekanan darah mulai menurun.
 32°C - 29°C: Menggigil berhenti. Kebingungan meningkat, meracau, ingatan hilang,
gerakan seakan tersentak-sentak, bola mata mulai membesar.
 29°C - 28°C: Otot menjadi kaku, bola mata membesar, denyut nadi melemah dan tidak
teratur, tarikan nafas melemah, warna kulit tubuh membiru/memutih, tingkah laku kacau,
menuju ke arah tidak sadar.
 27°C: Pingsan dan bola mata tidak lagi menjawab gerakan cahaya, kehilangan gerakan
spontan tampak seperti telah meningal.
 26°C: Koma yang sangat darurat, suhu tubuh mulai menurun dengan cepat sekali.
 20°C: Denyut jantung berhenti.

Tindakan Penanganan:
 Jangan biarkan orang yang terkena hipotermia tertidur, karena hal ini dapat membuatnya
kehilangan kesadaran sehingga tidak mampu lagi menggangatkan badannya sendiri.
Menggigil sebenarnya adalah usaha secara biologis dari badan untuk tetap hangat, karena
itu usahakan untuk tidak tidur.
 Berilah minuman hangat dan manis kepada penderita hipotermia.
 Bila baju yang dipakai basah segera mungkin gantilah dengan baju yang kering.
 Usahakan untuk mencari tempat yang aman dari hembusan angin, misalnya dengan
mendirikan tenda atau pelindung lainnya.
 Jangan membaringkan penderita di tanah secara langsung dan usahakan agar memakai
alas kering dan hangat (seperti, matras/aluminium foil) .
 Masukkan penderita ke dalam kantong tidur. Usahakan agar kantong tidur tersebut di
hangatkan terlebih dahulu. Umumnya saat memasukkan penderita ke dalam kantong tidur
yang dingin tidak akan memadai karena badan penderita sulit menghasilkan panas yang
mampu menghangatkan kantong tidur tersebut.
 Letakkan botol atau kantong yang diisi dengan air hangat ke dalam kantong tidur untuk
membantu memanaskan kantong tidur.
 Bila kantong tidur cukup lebar, maka panas badan orang yang masih sehat dapat
membantu penderita secara langsung, yaitu dengan tidur berdampingan di dalam satu
kantong tidur. Kalau mungkin, dua orang masih sehat masuk ke dalam kantong tidur
rangkap dua, kemudian si penderita di selipkan di tengah tengahnya.
 Apabila memungkinkan buatlah perapian di kedua sisi penderita.
 Segera setelah penderita sadar berikanlah makanan dan minuman manis atau hangat,
karena hidrat arang merupakan bahan bakar yang cepat sekali menghasilan panas dan
energi. Makanan yang dikenal efektif mengatasi hipotermia salah satunya yaitu bawang
putih, karena dapat menghangatkan dari dalam seseorang.

6. Hipoksia

Hipoksia adalah kondisi simtoma kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat
pengaruh perbedaan ketinggian. Pada kasus yang fatal dapat berakibat koma, bahkan dapat
berujung kematian. Namun, bila sudah terbiasa beberapa waktu, tubuh akan segera dan
berangsur-angsur kembali ke kondisi normal. Efek hipoksia yang paling dini terhadap fisiologi
tubuh adalah menurunnya ketajaman penglihatan di malam hari, kecepatan bernapas paru-paru
juga akan meningkat karena berusaha memperoleh oksigen sebanyak-banyaknya. Apabila
keadaan lebih tinggi lagi, maka dapat dijumpai gejala-gejala seperti: rasa mengantuk, kelesuan,
kelelahan mental, sakit kepala, mual dan kadang - kadang euforia atau rasa nyaman yang semu.
Gejala yang paling nampak dominan adalah sakit kepala. Jika hipoksia berlebihan maka akan
membuat kejang, mengakibatkan koma dan mati rasa. Selain itu pertimbangan daya tanggap
terhadap lingkungan menjadi berkurang sehingga menyebabkan kurangnya kontrol terhadap
gerakan motorik. Hal tersebut memberikan dampak kemungkinan kecelakaan yang jauh lebih
besar.

Tingkat Penyakit Hipoksia:


 Hipoksia Fulminan, dimana terjadi pernapasan yang sangat cepat. Paru-paru menghirup
udara tanpa adanya udara bersih dan oksigen. Sering ditemui kasus dalam waktu
beberapa menit akan jatuh pingsan.
 Hipoksia Akut, dimana terjadi pada udara yang tertutup akibat keracunan karbon
monoksida atau gas lain. Misalnya, seorang pendaki gunung tiba-tiba panik ketika gas
belerang datang menyergap. Udara bersih tergantikan oleh gas beracun, dan paru-paru
tidak mampu menghirup udara bersih, sehingga pendaki dapat mendadak pingsan.

Dampak dari Hipoksia adalah:


 Kesulitan dalam koordinasi, berbicara, dan konsentrasi.
 Kesulitan bernapas, mengantuk, kelelahan dan sianosis (warna kulit membiru).
 Penurunan penglihatan, pendengaran dan fungsi sensorik lainnya
 Tubuh berkeringat dingin.

Hipoksia yang berlanjut dapat mengakibatkan ketidaksadaran/pingsan, koma dan akhirnya


meninggal. Hal ini tergantung pada ketinggian dan kondisi pendaki. Proses hipoksia timbul
secara perlahan. Biasanya pendaki gunung yang terlalu lama dalam perjalanan pendakian,
sesampainya di rumah tubuhnya tidak dapat menerima perubahan suhu. Hipoksia yang terjadi
agak lama, tentu saja akan mengganggu proses pernapasan yang dilakukan paru-paru. Untuk
mencegah dampak buruk dari hipoksia, para pendaki gunung yang sebelumnya mengidap
penyakit jantung, pernapasan dan gangguan sirkulasi darah dianjurkan untuk tidak mencapai
ketinggian yang melebihi daya tahan tubuh. Dianjurkan sebelum mendaki gunung, seseorang
diharapkan periksa keadaan dan kesehatan diri.

7. Frostbite

Frostbite dikenal juga dengan radang dingin dimana jaringan sel di dalam tubuh menjadi rusak
karena terjadi pembekuan. Cuaca dingin membuat cairan sel diantara kulit dan kapiler membeku
dan menjadi rusak karena pembekuan dan menyebabkan aliran menjadi tidak lancar. Apabila
terdapat bagian-bagian yang tidak teraliri darah lebih dari 15 menit akan menimbulkan gangrene
(pembusukan), sehingga harus di amputasi. Frostbite biasanya dapat timbul saat temperatur kulit
yang berada di bawah 10°C.

Gejala yang muncul antara lain:


 Kulit atau tubuh mengeras, padat, putih keabu - abuan.
 Jaringan kulit akan mengeras dan dapat meluas ke otot dan selanjutnya ke tulang.

 Bagian yang terkena frostbite terasa dingin bahkan mati rasa.

Tindakan Penanganan:
 Membungkus bagian yang terkena dengan bahan yang kering dan tahan air (water crous).
 Memasukkan penderita ke dalam tenda, lalu masukkan bagian yang membeku ke dalam
air hangat yang bersuhu 30°C.
 Apabila telah meluas, jalan satu - satunya adalah dipotong/amputasi.
TEKNIK SURVIVAL

Guna bertahan hidup di dalam situasi sulit, kita harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar
kita dari apa saja yang tersedia di sekitar kita. Maka dari itu perlu penguasaan teknik-teknik
survival, diantaranya teknik membuat api, teknik membuat shelter, teknik membuat trap, teknik
mendapatkan air, teknik membuat jejak dan isyarat.

1. Api

Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk
menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai binatang.
Binatang buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau, dan sebagainya.
Untuk menghangatkan tubuh, panas api akan lebih efektif menghangatkan tubuh jika kita
membuat beberapa api kecil daripada membuat satu api besar.
Perapian yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar secara merata.
Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan berbagai fungsi. Selain untuk
menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat dijadikan alat penghalau binatang.
Untuk mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/bahan yang kering dan mudah terbakar.
Perapian yang baik biasanya dimulai dari ranting-ranting kecil untuk dijadikan fire starter. Untuk
selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu yang lebih besar.
Untuk mendapatkan api selain menggunakan alat khusus (korek api/pematik), juga dapat
dilakukan dengan cara tradisional. Seperti menggesek-gesekan bahan kering dengan bahan
kering lainnya. Letak keberhasilan pembuatan api tradisional yaitu dalam bentuk batang dan
jenis bahan/kayu serta cara yang dilakukannya

Teknik Membuat Api

Bunga api adalah tahap awal dalam pembuatan api. Selanjutnya ialah mengusahakan untuk
menangkap bunga api dengan kawul atau ranting dan daun kering.
1. Mematik
Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat dilakukan
dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda jenis. Cara yang dapat
digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat menimbulkan bunga api.
Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian
kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku tersebut.
Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api. Kemudian
bunga api tersebut dapat ditangkap dengan sabut kering dan sebagainya.

2. Gergaji Api (Fire Saw)

Cara ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek panas
akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya, sehingga
menimbulkan bunga api. Biasanya kayu yang digunakan berbeda antara kayu satu dengan kayu
yang lainya. Kayu yang dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam
melakukan penggergajian.

3. Fire Thong

Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang ditarik
menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang
pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara bergantian. Pada bagian
bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap menangkap bunga api.

2. Shelter

Shelter ditujukan untuk melindungi survivor dari pengaruh alam, seperti panas, hujan, angin, dan
dingin. Perlindungan ini dapat dibangun dari bahan-bahan yang sengaja dibawa ataupun dari
bahan-bahan yang tersedia di alam (kayu, dedaunan, dll).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan shelter adalah :
a. Jangan membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air (banjir), seperti di tepi
sungai. Walaupun tempat itu terlihat bersih dan kering, akan sangat berbahaya apabila
datang hujan.
b. Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang berdahan rapuh atau di
bawah pohon kelapa. Karena dapat membahayakan jika dahan rapuh atau buah kelapa itu
jatuh menimpa shelter kita.
c. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau sarang nyamuk/serangga.
Karena dapat mengganggu kenyamanan beristirahat.
d. Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-baiknya, karena akan
mempengaruhi dalam kenyamanan kita.

Contoh barang bawaan yang dapat dijadikan shelter adalah ponco ataupun plastik berukuran
kurang lebih 2×2 meter. Karena shelter yang dibangun dari ponco atau plastik kurang sempurna,
maka dari itu selain memperhatkan empat hal diatas, perlu memperhatikan arah angin bertiup.
Sehingga arah angin bertiup dapat dihalau oleh shelter yang kita bangun. Contoh bentuk shelter
dapat dilihat melalui gambar.

Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai shelter yaitu gua, lekukan tebing/batu
yang cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah, dan sebaginya.
Apabila memilih gua harap diyakini bahwa :
a. Gua tersebut bukan merupakan sarang binatang
b. Gua tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Cara klasik mengetahuinya yaitu dengan
menggunakan obor. Apabila obor dapat terus menyala di dalam gua, berarti gua tersebut
aman dari gas beracun.
c. Gua tersebut terbebas dari bahaya longsor.

3 Trap

Salah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival adalah keahlian
membuat trap. Trap ini digunakan survivor untuk menangkap binatang untuk diambil dagingnya
untuk dimakan. Membuat trap kadangkala memerlukan bahan lainya, seperti : karet, kawat, tali,
dan sebagainya. Maka dari itu barang-barang tersebut tersedia di dalam survival kita.
Dalam pembuatan trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa lewat atau tinggal di
daerah itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akan ditangkap, kita dapat menyesuaikan jenis
trap apa yang akan dibuat. Perlu diingat bahwa trap akan sia-sia jika binatang yang telah
terperangkap dapat meloloskan diri. Maka dari itu pembuatan trap biasanya dalam bentuk yang
sederhana tetapi mempunyai kekuatan yang baik.
Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatan trap tergnatung kepada kreasi
survivor. Kita akan membahas lima jenis trap yang sering digunakan.

1. Trap Menggantung (Hanging Snare)


Perangkap model menggantung ini biasanya memanfaatkan :
a. Kelenturan dahan pohon.
b. Patok yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali.
c. Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon yang lentur dengan patok, sehingga apabila
laso goyang maka tali pada patok akan lepas dan dahan pohon akan menarik, hingga
akhirnya tali akan menjerat.

Perangkap ini ditujukan untuk menangkap binatang yang cukup besar seperti : kelinci, ayam,
bebek, dan lain lain.

2. Trap Tali Sederhana


Untuk binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan perangkap tali sederhana
yang diletakan di atas tanah ataupun digantung. Tali laso yang telah diberi umpan diikatkan pada
dahan pohon atau batu yang berat. Sehingga apabila hewan telah terjerat, tidak bisa pergi
kemana-mana lagi.

3. Trap Lubang Penjerat

Perangkap ini adalah modifikasi dari perangkap tali dan perangkap lubang. Perangkap ini terdiri
dari :
a. Tali laso yang diikatkan pada dahan pohon yang kuat dan diletakan mendatar.
b. Lubang perangkap yang digali, kedalamannya disesuaikan dengan hewan yang akan
ditangkap. Mulut lubang disamarkan dengan dedaunan dan laso diletakan di atas dedaunan
tersebut.
c. Diberi umpan di atas dedaunan, ditengah laso.

4. Trap Menimpa

Perangkap lain yang ditujukan untuk menangkap binatang kecil lainya adalah perangkap
menimpa. Perangkap ini memanfaatkan berat kayu untuk menindih. Model ini dikenal dengan
nama Deadfall Snare. Yang diperlukan dalam pembuatan perangkap ini adalah :

a. Batang pohon besar ditumpukan pada kayu pohon lainya yang saling menopang.
b. Kayu pohon penopang yang saling berhubungan dengan batang pohon besar dan jika salah
satu tersenggol, maka yang lain akan jatuh dan menimpa.
c. Umpan yang diletakan dekat dengan kayu pohon penopang dan apabila tergerak, maka kayu
pohon penopang akan bergeser sehingga batang pohon besar akan jatuh menimpa.

Perangkap ini merupakan kombinasi bentuk lubang perangkap dan perangkap menimpa.
Perangkap ini terdiri dari :
a. Batang pohon besar untuk menimpa mangsa.
b. Kayu pohon yang saling menopang.
c. Umpan.
d. Lubang perangkap lengkap dengan samarannya

Cara kerjanya hampir sama dengan trap menimpa, tetapi ketika mangsa tertimpa batang, ia
akan langsung masuk ke lubang.

4. Air

Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan manusia akan air lebih besar daripada
kebutuhan manusia akan makanan. Manusia bisa bertahan hidup kurang lebih sepuluh hari tanpa
makanan. Tetapi tanpa air menusia akan sulit bertahan lebih dari tiga hari. Oleh karena itu
kebutuhan akan air mutlak didapatkan oleh survivor. Untuk mendapatkan air, survivor harus
pandai dalam menganalisis medan disekitarnya, mencari apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk
mendapatkan air. Manusia memerlukan air setidaknya seperempat liter sehari untuk minum.

Di daerah hutan tropis, sebenarnya tidak sulit untuk mendapatkan air. Kita bisa mendapatkan air
dari sungai, mata air dan selokan kecil, genangan air di cekungan batu, dan sebagainya. Tetapi
pertanyaannya apakah air tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan metabolisme manusia?
Maka dari itu perlu pengetahuan dalam mencari air untuk diminum dan dimasak.
Berdasarkan sumbernya, air dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air langsung dan air tak
langsung.

Air langsung berarti air bersih yang dianggap aman untuk diminum saat itu juga. Contoh air yang
langsung dapat diminum adalah : air sungai, mata air, air hujan yang telah ditampung, dan lain
lain. Air langsung mempunyai ciri fisik yang bersih, jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.
Kecuali air yang ditemukan melalui buah atau tumbuh-tumbuhan, seperti buah kelapa.Tetapi air
langsung belum tentu juga dapat diminum sekaligus. Karena dikhawatirkan bahwa air itu telah
tercemar pupuk kebun penduduk, pestisida, atau bahan kimia lainya. Maka dari itu sebaiknya
diteliti dengan seksama terlebih dahulu sebelum meminumnya.

Air tak langsung adalah air yang digolongkan menjadi air yang masih memerlukan proses untuk
diminum. Sumbernya terdapat di selokan kecil, genangan air, atau dari tumbuh-tubuhan seperti
kantung semar.

Mengetahui sumber air sangat penting, karena kita dapat memprioritaskan air mana yang akan
kita simpan di tempat minum untuk diminum dan air mana yang akan kita simpan di tempat air
lain untuk mencuci bahan makanan kita.

Misalnya, seorang survivor akan lebih merasa percaya diri apabila meminum air dari mata air
daripada meminum air yang ditemukan dari genangan air di bebatuan. Karena dari fisiknya
memang air dari mata air memang lebih jernih. Sedangkan air dari genangan belum tentu jernih
dan biasanya terdapat sarang serangga yang bertelur di genangan air itu. Maka lebih baik air itu
dipakai untuk keperluan lain selain diminum.

Yang tak kalah penting adalah perasaan yakin akan kebersihan air yang akan kita minum. Karena
perasaan tidak yakin akan kebersihan air yang kita minum akan memberikan sugesti dan
menjadikan gangguan kepada diri kita sendiri.

1. Air langsung
Berikut adalah sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan survival :
a) Hujan
Apabila turun hujan ketika sedang ber-survival, maka sebaiknya kesempatan ini dipergunakan
sebaik-baiknya untuk menampung air sebanyak-banyaknya. Untuk menampung air hujan, kita
dapat memanfaatkan daun yang lebar, bambu, dan sebagainya.

b) Tanaman
Tanaman rambat dan rotan banyak dijumpai di pegunungan dan hutan rimba. Pilihlah tanaman
rambat (akar gantung) yang masih segar. Lalu potonglah bagian bawah dari tanaman itu agar air
yang terkandung di bagian atas tanaman dapat menetes ke bagian bawah, lalu air yang menetes
ditampung di penampungan. Setelah itu baru potong bagian atasnya dengan jarak saru sampai
satu setengah meter dari bagian bawahnya. Tanaman rambat ini dapat ditemukan di pohon-pohon
besar. Dan satu pohon dapat diambil beberapa tanaman rambat. Sebenarnya air yang didapat dari
tanaman rambat ini sedikit, tetapi cukup untuk membasahi tenggorokan.

c) Air sungai dan mata air


Kebanyakan air sungai yang d hutan dapat langsung diminum. Tetapi harap diteliti sebelumnya,
apakah di sekitar sungai itu terdapat pembuangan kotoran atau limbah.

d) Air kelapa
Air kelapa merupakan penghapus dahaga yang baik. Air kelapa yang baik adalah kelapa yang
masih muda. Biasanya satu buah kelapa berisi air sebanyak hampir satu liter. Usahakan apabila
kita meminum air kelapa, harus yang masih baru atau kelapa hasil memetik sendiri. Karena
apabila kelapa yang sudah terjatuh biasanya telah tua dan airnya tidak enak dan terkadang bau.
Bahkan kemungkinan kelapa yang sudah jatuh adalah bekas makanan bajing, maka disangsikan
kebersihannya.

e) Kondensi Tanah
Cara lain dalam medapatkan air adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah. Hal ini
memanfaatkan uap air tanah dan kemudian ditampung di suatu tempat. Caranya sebagai berikut :
1. Galilah tanah dengan kedalaman kira-kira setengah meter.
2. Gelarlah plastik untuk menutupi lubang tersebut. Dan ujung-ujungnya ditahan, agar plastik
tersebut menutup lubang dengan rapat.
3. Beri pemberat di tengah plastik agar plastik agak menjorok ke dalam.
4. Sebelumnya letakan wadah penampung air di tengah –tengah lubang.
5. Biarkan seharian.

2. Air tidak langsung


Berikut adalah sumber air yang dapat kita manfaatkan tetapi harus kita dibersihkan terlebih
dahulu.
a) Lubang air
Air yang berada di tempat ini biasanya bercampur dengan lumpur, potongan ranting atau
dedaunan. Untuk memanfaatkannya kita perlu membersihkan dedaunan di permukaan air dengan
cara dipungut langsung. Setelah itu diendapkan beberapa saat agar air tidak bercampur dengan
lumpur. Setelah itu kita dapat melakukan proses penyaringan. Proses ini akan diterangkan lebih
lanjut dimuka.

b) Air yang menggenang


Air yang menggenang dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses penyaringan. Air ini
biasanya terdapat di saluran selokan yang telah mengering, celah antara batu karang, cekungan
tanah/batu, atau tunggul-tunggul pohon yang telah mati.

Berikut adalah cara menyaring air :


1. Dengan kaos berlapis. Lebih baik apabila kaos itu berwarna putih, sehingga apabila kotor
dapat terlihat dan dapat dibersihkan terlebih dahulu.
2. Dengan cara melewatkan air ke dalam rongga bambu yang telah dipotong di kedua ujungnya.
Di dasar bambu diberi penyaring seperti kerikil, ijuk, rumput kering atau daun kering.

Air keruh juga dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses pengendapan selama dua puluh
empat jam di tempat bersih. Apabila air yang telah diendapkan masih telihat atau terasa kotor,
maka dapat dilakukan proses penyaringan beberapa kali. Tetapi cara yang paling aman untuk
mendapatkan air bersih adalah setelah dibersihkan lalu air dimasak sampai masak.
Cara lain untuk mendapatkan air bersih adalah dengan membersihkan air yang keruh dengan
mencampurkan zat-zat pembersih air yang dapat kita dapatkan di toko kimia. Cara itu sebagai
berikut :
1. Campurkan tablet Halazone dengan air dan tunggu sepuluh sampai lima belas menit.
2. Campurkan dua hingga tiga tetes Iodine dengan seperempat liter air. Air dapat dimanfaatkan
setelah tiga puluh menit.
3. Campurkan beberapa butir garam abu permanganate dengan air secukupnya. Reaksi sterilisasi
dapat dilihat kira-kira dalam tiga puluh menit.
4. Campurkan bubuk pembersih (AGS) yang dijual di pasaran dengan air secukupnya.

5. Jejak dan Isyarat

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang survivor untuk terlepas dari keadaan
survival adalah membuat jejak dan isyarat. Dengan harapan bahwa ada tim SAR yang akan
menerima dan mengerti pesan kita. Dan akhirnya kita dapat terselamatkan.
Membuat jejak dan isyarat memerlukan tekhnik tertentu agar tim SAR dapat mengerti maksud
dari jejak dan isyarat yang kita buat. Bahkan ada beberapa sandi internasional untuk memberikan
pesan dengan menggunakan media tertentu atau bahasa tubuh.
Tanda yang biasa digunakan sebagai kode isyarat pertolongan adalah dari barang-barang yang
berwarna mencolok dari daerah di sekitarnya, agar mudah terlihat. Atau dapat digantungkan di
pucuk pohon tertinggi agar SAR udara dapat mengidentifikasinya.
Cara lainya adalah dengan menjemur pakaian yang berwarna mencolok di batu-batuan sungai.
Cara ini dinilai efektif karena biasanya tim SAR akan menyisir daerah sungai untuk mencari
korban.
Maka dari itu dalam melakukan perjalanan ke hutan, sebaiknya kita membawa barang atau
pakaian yang warnanya mencolok seperti warna kuning dan lain-lain
Materi Dasar Survival

Dalam melakukan perjalanan Alam terbuka, seorang Petualang perlu membekali diri dengan
pengetahuan SURVIVAL. Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu
mempertahankan diri dari keadaan tertentu .dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari
keadaan yang buruk dan kritis. Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari
keadaan yang buruk.

Survival adalah keadaan dimana diperlukan perjuangan untuk bertahan hidup.


Survival merupakan kehidupan dengan waktu mendesak untuk melakukan improvisasi yang
memungkinkan. Kuncinya adalah menggunakan otak untuk improvisasi.

Statistik membuktikan hampir semua situasi survival mempunyai batasan waktu yang singkat
hanya 3 hari atau 72 jam bagi orang hilang, dan yang mampu bertahan cukup lama tercatat
sangat sedikit sekitar 5 persen itupun karena pengetahuan dan pengalamannya.

Dalam situasi survival janganlah tergesa-gesa menentukan prioritas survival karena dapat
berakibat salah, gagasan kaku yang tidak boleh ditawar-tawar juga akan berakibat fatal.
Ketepatan memutuskan dengan didukung pengalaman dan hasil diskusi dapat menguntungkan
karena situasi darurat perlu pertimbangan dan sikap tegas dalam mencapai tujuan akhir.

Dalam keadaan survival diperlukan pengetahuan terhadap kondisi dan kebutuhan tubuh, bukan
mutlak mengerti secara fisik tetapi memahami reaksi atau dampak akibat pengaruh lingkungan.
menggunakan pengetahuan dalam usaha mengatur diri saat keadaan darurat adalah kunci dari
survival. Pengaturan disini adalah memelihara ketrampilan dan kemampuan untuk mengontrol
sumber daya didalam diri dan kemampuan memecahkan persoalan, bila pengaturan keliru, tidak
hanya badan terganggu akan tetapi dapat langsung berdampak terhadap kemampuan untuk tetap
hidup. Memahami jenis kebutuhan hidup yang menjadi prioritas sangat menguntungkan didalam
situasi survival.

Mengapa Ada Survival ?

Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang
dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain : Keadaan alam (cuaca dan medan), Keadaan
mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan), Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan
kesehatan), Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita
sendiri.
Dalam keadan tersebut ada beberapa faktor yang menetukan seorang Survivor mampu bertahan
atau tidak., antara lain : mental ,kurang lebih 80% kesiapan kita dalm survival terletak dari
kesiapan mental kita.

Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang
dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :

• Keadaan alam (cuaca dan medan)

• Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)

• Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)

Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.


Berikut adalah contoh susunan prioritas dalam keadaan survival :

1.Tentunya yang paling utama adalah udara. bernafas dilakukan setiap detik untuk bertahan
hidup oleh karena itu udara mendapat prioritas utama untuk bertahan hidup. survival tanpa udara
umumnya hanya bertahan selama 3 sampai 5 menit.

2.Selanjutnya dibutuhkan perlindungan, dari cuaca buruk dan keganasan alam. sejak
keberadaannya manusia dibatasi lingkungannya sendiri mulai dari temperatur yang sangat
berpengaruh pada tubuh. Untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat melindunginya contohnya api
yang dapat menghangatkan dan menjaga temperatur tubuh, jika tidak ada rumah, tenda atau gua.
Api dapat dimasukkan kedalam prioritas kedua

3.Istirahat, sepele namun dibutuhkan, dengan istirahat jaringan tubuh akan terbebas dari CO2,
asam dan pemborosan lain. Istirahat yang dimaksud adalah istirahat fisik dan juga mental sebab
stress dapat mengurangi kemampuan untuk bertahan. Dengan demikian istirahat dapat
dimasukkan kedalam prioritas ketiga.

4.Air. Kehilangan cairan dan kondisi air yang tidak dapat diminum adalah persoalan didalam
survival. Tubuh manusia kira-kira terdiri dari 2/3 jaringan yang mengandung air dan merupakan
bagian sistem sirkulasi di dalam organ tubuh. Air dapat menjaga suhu tubuh, memperlancar
buang air dan mencerna makanan. Kondisi lingkungan yang exstrem tanpa air dapat mengurangi
kemampuan bertahan hidup hingga tiga hari, sehingga air dapat dimasukkan kedalam prioritas
keempat. Sangatlah bijaksana apabila pemakaian air dapat dihemat.

5.Tubuh manusia membutuhkan makanan tiga kali sehari. Tetapi sementara banyak manusia di
benua lain hanya dapat makan sekali sehari atau bahkan tidak makan berhari-hari. Catatan
menunjukkan bahwa tanpa makanan survivor dapat bertahan selama 40 sampai 70 hari.
Keharusan untuk mendapatkan makanan adalah prioritas terakhir dalam survival. Penghematan
energi adalah salah satu cara untuk mengimbangi kekurangan makanan.

Sikap dalam Survival

Sikap cepat tanggap dalam keadaan darurat sangat diperlukan. Setiap orang harus dapat berbuat
yang terbaik dalam memprioritaskan pandangan terhadap lingkungan darurat. Hal ini tidak
mudah karena sikap ini perlu latar belakang pengetahuan dan keterampilan. Bila semua prioritas
telah diperoleh, tetapi masih kehilangan kemauan untuk hidup atau kemampuan untuk menguasai
mental yang disebabkan kondisi fisik, maka akhirnya akan hilang sama sekali. Kondisi yang
demikian sangat membahayakan dan bahkan sesuatu yang menguntungkan pun akan
dibuangnya. Juga yang perlu diingat janganlah meremehkan sesuatu yang anda lihat. Sikap
mental positif sangat diperlukan untuk menganalisa semua yang bertentangan dengan tubuh.
Apa saja yang berguna dalam mengha-dapi situasi survival dapat dilihat dalam dua persoalan:

1.Kesiapan mendiskusikan dengan jelas "apakah anda ingin hidup ?", ungkapan yang sederhana.
Secara naluriah manusia mempunyai insting untuk menjaga diri. Banyak kegiatan survival yang
menunjukkan adanya jalan keluar dari periode fisik ekstrem dan mental stress ke posisi tenang.
Sadar atau tidak orang mempunyai kekuatan untuk dirinya sendiri terhadap kematian. Oleh
karena itu setiap orang juga mempunyai kekuatan untuk dirinya sendiri terhadap kehidupan.

2.Kemampuan untuk memecahkan persoalan, hal ini didapat jika kita mampu mempertahankan
kondisi tubuh. sebagai contoh : tubuh manusia bekerja optimum dengan temperatur 37 derajat C.
Mengabaikan temperatur lingkungan akan menyebabkan penyempitan susunan fungsi inti
didalam tubuh yang efektivitasnya tinggi yang pada akhirnya akan mengganggu peredaran darah,
menurunkan aktivitas sel, dan akhirnya otak cepat kehilangan hubungan dengan realitas,
akhirnya bertindak irrasional berbarengan dengan turunnya koordinasi yang akhirnya berakibat
fatal. Pengetahuan dan pengalaman tidak ada artinya kalau tubuh hanya bekerja dengan separuh
kemampuannya, penghematan sumberdaya seperti energi, panas dan air adalah penting.

Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah
menurut versi pencinta alam:
S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman, slumun, slamet.

Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu
anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP”
yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan

Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
- Semangat untuk tetap hidup
- Kepercayaan diri
- Akal sehat
- Disiplin dan rencana matang
- Kemampuan belajar dari pengalaman

2. Pengetahuan
- Cara membuat bivak
- Cara memperoleh air
- Cara mendapatkan makanan
- Cara membuat api
- Pengetahuan orientasi medan
- Cara mengatasi gangguan binatang
- Cara mencari pertolongan

3. Pengalaman dan latihan


- Latihan mengidentifikasikan tanaman
- Latihan membuat trap, dll

4. Peralatan
- Kotak survival
- Pisau jungle , dll

5. Kemauan belajar.
Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
• Mengkoordinasi anggota
• Melakukan pertolongan pertama
• Melihat kemampuan anggota
• Mengadakan orientasi medan
• Mengadakan penjatahan makanan
• Membuat rencana dan pembagian tugas
• Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar
• Membuat jejak dan perhatian
• Mendapatkan pertolongan

Bahaya-bahaya dalam survival


Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
1. Ketegangan dan panik
Pencegahan :
- Sering berlatih
- Berpikir positif dan optimis
- Persiapan fisik dan mental
2. Matahari / panas
- Kelelahan panas
- Kejang panas
- Sengatan panas

Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :


- Penyakit akut/kronis
- Baru sembuh dari penyakit
- Demam
- Baru memperoleh vaksinasi
- Kurang tidur
- Kelelahan
- Terlalu gemuk
- Penyakit kulit yang merata
- Pernah mengalami sengatan udara panas
- Minum alkohol
- Dehidrasi

Pencegahan keadaan panas :


- Aklimitasi
- Persedian air
- Mengurangi aktivitas
- Garam dapur

Pakaian :
- Longgar
- Lengan panjang
- Celana pendek
- Kaos oblong

3. Serangan penyakit:
- Demam
- Disentri
- Typus
- Malaria

4. Kemerosotan mental:
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah Keadaan lingkungan mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang Banyak berlatih.

5. Bahaya binatang beracun dan berbisa Keracunan


Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang
mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun
Pencegahan : Air garam di minum Minum air sabun mandi panas Minum teh pekat.

6. Keletihan amat sangat


Pencegahan : Makan makanan berkalori Membatasi kegiatan
7. Kelaparan
Pencegahan: mampu membuat trap/perangkap, mengatur makanan
8. Lecet
Penyebab: akibat terkena ranting pohon atau tejatuh saat bejalan
pencegahan: setiap akan melalukan kegiatan di Alam bebas hendaknya membawa obat-obatan
atau P3K
9. Kedinginan
pencegahan: membawa Jaket/rain coat, dan membuat bivak (shelter) untuk beristirahat.

Untuk penurunan suhu tubuh 30° C bisa menyebabkan kematian maka kita harus bias Membuat
Bivak (Shelter)
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin

Macam-macam shelter:
a. Shelter asli alam
Gua : Bukan tempat persembunyian binatang Tidak ada gas beracun Tidak mudah longsor.

b. Shelter buatan dari alam


Syarat bivak (Shelter) :
Hindari daerah aliran air Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh Bukan sarang
nyamuk/serangga Bahan kuat Jangan terlalu merusak alam sekitar Terlindung langsung dari
angin.

Mengatasi Gangguan Binatang Seperti:


a. Nyamuk
• Obat nyamuk, autan, dll
• Bunga kluwih dibakar
• Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir
nyamuk
• Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk
b. Laron
• Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe/rica yang digantungkan
c. Lebah
Apabila disengat lebah :
• Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali
• Tempelkan tanah basah/liat di atas luka
• Jangan dipijit-pijit
• Tempelkan pecahan genting panas di atas luka
d. Lintah
Apabila digigit lintah :
• Teteskan air tembakau pada lintahnya
• Taburkan garam di atas lintahnya
• Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya
• Taburkan abu rokok di atas lintahnya
e. Semut
• Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
• Letakkan cabe merah pada jalan semut
• Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut
f. Kalajengking dan lipan
• Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar
• Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit
• Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka
• Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka
• Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan

Membuat Perangkap (Trap)


Macam-macam trap :
• Perangkap model menggantung
• Perangkap tali sederhana
• Perangkap lubang jerat
• Perangkap menimpa
• Apace foot share
Bahan :
• tali/kawat
• Umpan
• Batang kayu
• Cabang pohon

Membaca Jejak
Jenis-jenis jejak :
• Jejak buatan : dibuat oleh manusia
• Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan
Jejak alami biasanya menyatakan tentang :
• Jenis binatang yang lewat
• Arah gerak binatang
• Besar kecilnya binatang
• Cepat lambatnya gerak binatang
Membaca jejak alami dapat diketahui dari :
• Kotoran yang tersisa
• Pohon atau ranting yang patah
• Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput

Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa makan, tapi
orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 – 5 hari saja tanpa air.
Air yang tidak perlu dimurnikan :

1. Hujan
Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan
2. Dari tanaman rambat/rotan
Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung
ditampung atau diteteskan ke dalam mulut
3. Dari tanaman
Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1. Air sungai besar
2. Air sungai tergenang
3. Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
4. Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan
5. Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal
bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali
pengambilan.

Makanan
Patokan memilih makanan :
• Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
• Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
• Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
• Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu
sesaat. Apabila aman bisa dimakan
• Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam Hubungan air dan makanan
• Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
• Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
• Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak
Tumbuhan yang dapat dimakan
Dari batangnya :
• Batang pohon pisang (putihnya)
• Bambu yang masih muda (rebung)
• Pakis dalamnya berwarna putih
• Sagu dalamnya berwarna putih
• Tebu
Dari daunnya :
• Selada air
• Rasamala (yang masih muda)
• Daun mlinjo
• Singkong
Akar dan umbinya :
• Ubi jalar, talas, singkong
Buahnya :
• Arbei, asam jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
• Jamur merang, jamur kayu
Ciri-ciri jamur beracun :
• Mempunyai warna mencolok
• Baunya tidak sedap
• Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
• Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
• Bila diraba mudah hancur
• Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
• Tumbuh dari kotoran hewan
• Mengeluarkan getah putih
Binatang yang bisa dimakan
• Belalang
• Jangkrik
• Tempayak putih (gendon)
• Cacing
• Jenis burung
• Laron
• Lebah , larva, madu
• Siput
• Kadal : bagian belakang dan ekor
• Katak hijau
• Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
• Binatang besar lainnya
Binatang yang tidak bisa dimakan
• Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
• Mengandung racun : penyu laut
• Mengandung bau yang khas : sigung

Api
Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api
terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang
dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang
kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
3. Busur dan gurdi
Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras
pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.
Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren
Survival kit
Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :
• Perlengkapan memancing
• Pisau
• Tali kecil
• Senter
• Cermin suryakanta, cermin kecil
• Peluit
• Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
• Tablet garam, norit
• Obat-obatan pribadi
• Jarum + benang + peniti
• dll (alat yang penting saja)
Gunung Hutan

Aktivitas Alam Terbuka ( Outdoor Activity ) seperti kegiatan Gunung Hutan atau mendaki
gunung dan penjelajahan hutan, adalah suatu kegiatan petualangan yang penuh tantangan dan
beresiko tinggi.

Kegiatan ini, membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi,
dan untuk menghadapi kegiatan petualangan yang mempunyai resiko tinggi, seseorang harus
betul-betul mempersiapkan dirinya seoptimal mungkin.

Bahaya dan tantangan yang seakan hendak mengungguli merupakan daya tarik dari kegiatan
petualangan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji
kemampuan diri dan untuk dapat menyatu dengan alam. Didalam kegiatan petualangan Gunung
Hutan ada dua factor bahaya yang mengancam keselamatan jiwa, yaitu; bahaya yang datang dari
diri sendiri atau (Objetive Danger ) dan bahaya yang tidak dapat diramalkan yang datang dari
alam itu sendiri

(Subjective Danger).

Untuk memperkecil bahaya dari kegiatan yang punya resiko tinggi, adalah menjadi
kewajiban bahwa subjective danger harus dibuat sekecil mungkin bahkan kalau bisa
dihilangkanGunung dan Hutan.

Di Indonesia sebagian besar daratannya merupakan hamparan dari gunung-gunung dan hutan (
walaupun telah banyak terjadi kerusakan ).

Ketika kita mulai berfikir untuk melakukan kegiatan petualangan, penjelajahan hutan dan
pendakian gunung serta mungkin kegiatan petualangan lainnya, yang perlu dipersiapkan dari diri
kita adalah kesiapan fisik, mental dan pengetahuan / skill.

Kemampuan fisik, kegiatan petualangan pendakian gunung dan penjelajahan hutan ini
merupakan aktivitas fisik, maka sepatutnya kesiapan fisik harus benar-benar dipersiapkan dengan
baik, karena berhasil dan tidaknya suatu kegiatan pendakian maupun penjelajahan hutan
bergantung pada kekuatan fisik.

Kesiapan mental ;

Menjadi penting karena secara sadar akan menghadapi hal-hal yang mungkin tidak kita
perhitungkan sebelumnya, hal tersebut akan berpengaruh pada sikap mental kita dalam
menghadapi dan menyelesaikannya.

Kesiapan penguasaan pengetahuan dan keterampilan (skill) ; merupakan kesiapan yang


memerlukan waktu untuk menguasainya.

Kegiatan petualangan di alam terbuka

Bagi para pelaku kegiatan di alam terbuka, pengetahuan teknik hidup di alam terbuka dan
penguasaan keterampilan atau skill sangat mutlak dibutuhkan.

Hanya dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan inilah kita dapat menentukan
berhasil atau tidaknya suatu kegiatan dan juga menentukan suatu tujuan perjalanan.
Dengan berpatokan pada kesiapan fisik, mental dan penguasaan keterampilan, sedikitnya kita
akan bisa memperkecil resiko kecelakaan.

Keterampilan ini juga memerlukan kesiapan mental, artinya ketika kita sampai pada kondisi
untuk mempertahankan hidup ( survival ), secara mental kita sudah siap untuk menghadapinya.

Maka dengan itu, pelajari dan latihlah cara memenuhi kebutuhan tersebut.

Keberhasilan dalam suatu petualangan yang sukar,berarti keunggulan terhadap rasa takut dan
kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.

Macam-macam kegiatan Mendaki Gunung:


Hill Walking : Tak membutuhkan peralatan tambahan, cukup dengan kaki dan tangan saja.
Tracking yang dilalui relative landai.
Srambling : Memerlukan bantuan Khusus, tracking yang dilalui cukup terjal.
Rock Ice/Snow Climbing : Memanjat pada dinding yang vertikal, memerlukan teknik khusus.
Teknik Pendakian:
Alpine Style
Kegiatan pendakian dikatan berhasil apabila seluruh anggota team dapat mencapai puncak.
Himalaya Stye
Kefiatan pendakian dikatakan berhasil apabila salah satu anggota team atau lebih telah mencapai
puncak.
Resiko Pendakian:
Bahaya Subjektif, yaitu bahaya yang berasal dari manusia (pendaki itu sendiri). Hal ini dapat
disebabkan oleh kurangya ilmu tentang teknik pendakian.
Bahaya Objektif, yaitu bahaya yang berasal dari alam, contoh: hujan, badai, petir,dll.

MANAGEMENT PENDAKIAN
Tujuan Pendakian (Dana,Waktu,Anggota Team)
Waktu (Kesesuaian sesama anggota team)
Peserta (Keahlian,pengalaman,minat anggota)
Anggaran keuangan (alokasi dana yang teat, rincian dana, pemasukan dan pengeluaran di atur
oleh satu orang)
Perizinan (Birokrasi dan administrasi daerah)
Sponsor dan Publikasi
Dokumentasi Kegiatan (management frame,audiovisual,feature)
Perencanaa di lapangan/ ROP (Target,ata survey, kondisi medan, kekuatanteam, rute)
Cek Kesehatan
Pelakasanaan
Pasca Lapangan (laporan kegiatan, evaluasi)
Perlengkapan dan Peralatan
Mengenal Jenis Medan
Tujuan perjalanan
Lama perjalanan
Keterbatasan kemapuan fisik untuk membawa perlengkapan.
perbandingan berat badan dengan berat barang bawaan adalah 3:1 Apabila berat badan pendaki
60 Kg maka berat maksimal barang bawaan adalah 20 Kg.
Memperhatikan hal-hal khusus. Mis: obat-obatan pribadi
Perlengakapan Dasar:
Perlengkapan pergerakan:
Sepatu lapangan, Melindungi telapak kaki sampai dengan mata kaki, tebal, tak mudah robek,
bagian depan harus keras untuk melindungi jari,nyaman di bagian dalam, ada ventilasi, bentuk
sol bergerigi, usahakan memakai 1-2 no yang lebih besar dari ukuran kaki.
Kaos kaki, Tebal,lembut,ringan dan cepat kering.
Celana Lapangan,
Terbuat dari bahan yang menyerap keringat, mudah kering,tak menyerap air, kuat dan lembut.
Topi Rimba,
Melindungi kepala dari panas sinar matahari dan hujan secara langsung.
Carrier,
Tak lebar(ramping) agak tidak menggangu pergerakan, ringan.
Peralatan Navigasi, seperti kompas,peta,penggaris,pensil,busur.
- Perlengkapan Camp: tenda,lampu badai
- perlengkapan Masak: kompor, nestng,piring,gelas,sendok,dll
- Perlengkapan Pribadi : sleeping bag,jacket,ponco,senter,alat-alat mandi, dll
- Peralatan Medis
Perlengkapan Khusus
Perlengkapan khusus berdasarkan tujuan kegiatan pendakian
Tujuan Pendakian di antaranya untuk penelitian,expedisi,sar,fun,dll
Syarat Perbekalan:
1. Mengandung kalori yang cukup, yaitu 2500-3000kkal/hari
2. Terlindung dari kerusakan
3. Makanan siap pakai
4. Disukai oleh setiap team
5. Empat sehat 5 sempurna
Materi Gunung Hutan Dasar
Dasar-Dasar Ilmu Medan Peta dan Kompas

PENGERTIAN KOMPAS

Ada banyak macam kompas yang dapat dipakai dalam kegiatan di alam, tentunya masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Macam kompas yang digunakan antara lain : Kompas Prisma, Kompas Lensa dan Kompas Silva
(Kompas Orientasi).
Namun pada dasarnya fungsi kompas adalah sama, yaitu
1. Mengetahui arah
2. Membidik sasaran

Kompas yang digunakan untuk navigasi :

1. Kompas Lensa
Kompas Lensa merupakan kompas yang dilengkapi dengan lensa biconcav untuk mempermudah
dalam pembacaannya.
Bahan lensa ini dapat dari logam maupun dari fiber.

Kelebihan dari lensa ini adalah:

+ Keringanannya sehingga mudah untuk dibawa dan digunakan, selain harganya yang cukup
murah.

+ Memiliki pengait untuk memudahkan dalam mendatarkan kompas.

Kekurangannya adalah

+ Piringan kompas mudah sekali bergerak sehingga mempersulit kita dalam penghitungan besar
sudut kompas.

+ Skala pada kompas tiap strip rnewakili dua skala, validitas pengukuran besarnya sudut kompas
kurang, terutama untuk pengukuran sudut kompas dengan angka ganjil, pengukurannya
berdasarkan perkiraan saja.

2. Kompas Silva
Kompas ini sering disebut juga Kompas Orientasi, ini disebabkan oleh kemudahan penggunaan
kompas ini untuk orientasi medan.
Kompas ini memiliki tanda panah penyesuai yang terdapat di dasar piringan kompas, dilengkapi
pula dengan cermin.
Selain itu disekitar piringan kompas terdapat konektor dan penggaris.
Kelebihannya adalah :

+ Memiliki cermin untuk memudahkan dalam pembacaan dan pembidikan

+ Dilengkapi dengan penggaris (dalam cm dan inchi).

+ Untuk jenis tertentu memiliki kaca pembesar dan konektor untuk peta berskala I : 50.000 dan
I : 25.000.

+ Untuk jenis tertentu dilengkapi dengan lensa pembidik.

+ Dapat digunakan untuk mengukur besar sudut peta (pengganti busur derajat).

Kekurangannya adalah

+ Untuk membuat kompas terdebut datar kita harus menggunakan alat bantu yang datar.

+ Bila membidik besar sudut kornpas tidak dapat langsung diketahui.

3. Kompas Prisma

Kompas ini memiliki prisma pada bagian dekat pengait.


Kompas ini terbuat dari bahan logam, dengan jarum kompas mengandung zat phosphoric yang
akan memudahkan pembacaan sudut bila pada atempat gelap.

Kelebihannya adalah

+ Besar sudut bidikan bisa langsung di baca melalui prisma.

+ Dapat langsung diketahui azimuth dan back azimuthnya.

+ Mudah digunakan, mudah didatarkan.

Kekurangannya adalah

+ Terbuat dari logam sehingga berat.

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan


Sebelum Menggunakan KOMPAS

1. Set semua kompas yang akan dipakai (seragamkan dengan kompas yang standar). Untuk
checking yang paling mudah yaitu kita pergi ke titik Triangulasi, dengan catatan daerah tersebut
telah kita ketahui SPM-nya (misal 0° 00' 00").

Plot salah satu tanda medan yang terlihat jelas dari Triangulasi dan juga terdapat di peta, catat
besar sudut petanya, misal 50'.
+ Untuk kompas standar, besar sudut kompas bila kita membidik tanda medan tersebut dan' titik
Tnangulasi juga harus sebesar 50'.
(Catatan : Cara kita membidik dan plotting sudah benar).

2. Perhatikan angka-angka pembagian derajat yang terdapat pada piringan kompas (untuk
keseragaman sebaiknya menggunakan kompas dengan pembagian derajat sampai 360°).
Bila kita menggunakan kompas dengan pembagian derajat 6400,
maka di lapangan kita harus menghitung lagi.

ORIENTASI
A. Orientasi Peta
Sebelum masuk daerah operasi, terlebih dahulu anda harus mengenal tanda medan yang nantinya
akan anda jumpai di lapangan. Tanda medan itu dapat di interpretasikan di peta yang nantinya
akan dipergunakan, misal : titik ketinggian dan nama punggunungan, sungai, jurang dan lain-lain
(dapat tanya penduduk).

Perlu diperhatikan dan diingat, bahwa tanda medan akan berubah bentuknya bila dilihat dari titik
kedudukan yang berlainan, maka dalam hal orientasi perlu hati-hati.

Orientasi Peta adalah meng-Utara-kan peta atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta
dengan bentang alam yang kita hadapi. Hal ini merupakan cara/prosedur yang pertama kali harus
dilakukan bila kita akan melakukan orientasi peta dan medan, langkahnya adalah

a. Carilah tempat terbuka, sehingga tanda-tanda medan terlihat dengan jelas.

b. Buka dan letakkan peta pada bidang datar.

c. Setelah kompas 0" atau 360" , dan diatas peta yang posisi sejajar dengan garisgaris bantu
orientasi pada kompas dengan sumbu Y peta,

d. Putar peta (jangan merubah posisi kompas) dan hentikan bila grid/sumbu -r peta sudah segans
dengan jarurn kompas. Dengan demikian letak peta telah sesuai dengan arah utara (meng-utara-
kan peta).

e. Cari tanda moment yang paling menonjol, kemudian cocokkan dengan peta dan beri tanda.

. Cari tanda medan sebanyak mungkin sehingga anda sudah mulai paham dengan daerah tersebut
dan sudah dapat memperkirakan posisi anda di peta.
B. Orientasi Medan
Merupakan cara untuk membaca kenampakan medan dan disesuaikan dengan peta, juga untuk
mengetahui arah dan posisi kita di lapangan. Ada dua cara orientasi medan, yaitu:

1. Orientasi medan dengan kompas


Untuk mengetahui posisi kita saat berada di alam bebas, yang penting

untuk dilakukan adalah menentukan arah mata angin (U,S,B dan T), lalu menentukan arah utara
peta. Setalah itu menentukan posisi kita dengan pasti. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk
menentukan posisi kita, yaitu

a. Resection
Adalah menentukan posisi kita pada peta, langkahnya adalah

+ Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit,
pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.

+ Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan
kompas dari posisi anda berdin ke salah satu tanda medan yang terlihat dan dikenal, baik di peta
maupun di medan. Misalkan tanda medan adalah puncak bukit X, dengan sudut kompas sebesar
130°, maka sudut peta adalah 130° + 180° = 310° (Back A.: imuth)

+ Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakanibuatlah garis dari titik sasaran
dengan acuan besar sudut peta.

+ Lakukan hal yang sama dengan titik kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan
didapalkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut.

+ Titik perpolongan itulah posisi kita di peta.

Resection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau titik ketinggian, bilamana
kita berada pada tepi jurang, tepi sungai, jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan
sebagainya.

b. Intersection
Adalah menetukan posisi orang lain/tempat lain, langkahnya adalah: Lihat dan perhatikan tanda
medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong,
sungai ataupun tebing.

Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alarn), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan
kompas dari posisi anda berdin(letaknya sudah pasti diketahui di medan dan di peta) ke saran
bidik. Misal tempat anda berdiri adalah X, dengan hasil bidikan sebesar 130' terhadap sasaran.
Maka sudut peta adalah 130° (Azimuth).

Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran
dengan acuan besar sudut peta.

Lakukan hal yang sama dengan tempat yang kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka
akan didapatkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut (Usahakan selisih sudut antara X
dan Y antara 30° - 150°).

Titik perpotongan itulah posisi kita di peta.

Intersection bisa dilakukan bila sasaran bidik dapat kita melihat dari dua tempat yang berbeda,
dengan jelas. Intersection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau ttitik
ketinggian, bilamana orang yang kita bidik berada pada tepi Jurang, tepi sungai, Jalan setapak
yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.

2. Orientasi medan tanpa peta dan kompas


Bila kita berada di alam bebas tanpa membawa peta dan kompas, kita dapat menggunakan tanda-
tanda alam untuk menunjukkan arah perjalanan kita, diantaranya adalah

a. Matahari ,Hanya dapat digunakan pada slang hari, yaitu mengetahui arah barat dan timur,

b. Bintang ,Pada malam hari dapat menggunakan bintang untuk mengetahui arah perjalanan kita,
antara lain .Bintang Pari menunjukkan arah selatan Bintang Orion menunjukkan arah timur dan
barat c. Tanda-tanda lain Tanda-tanda lain yang dapat digunakan antara lain Kuburan orang Islam
membujur kearah utara - selatan Masjid menghadap kearah barat – timur

TEKNIK CONTOURING
Contouring dapat diartikan dengan salah satu penerapan ilmu medan peta yaitu menempuh
perjalanan tanpa menggunakan kompas. Dalam melakukan teknik contouring dituntut untuk
lebih teliti dalam pengamatan medan. Karena jika kita sudah salah menentukan posisi dengan
contouring maka akan mempersuli perjalanan kita dan mungkin akan tersesat.

Jika kita di lapangan dengan membawa peta maka teknik contouring dapat dilakukan, dengan
mengamati bentukan dengan acuan arah KAKIBATAS (Kanan, Kiri, Bawah, Atas). Tanda-tanda
medan yang dapat digunakan adalah

+ Puncak-puncak bukit

+ Bentukan sungai
+ Punggungan bukit dan terjal/landainya bukit

+ Percabangan sungai

+ Patahan tebing

+ Waterfall (air terjun)

Untuk selalu dapat berhasil melakukan teknik ini adalah dengan selalu berlatih di lapangan yang
sebenarnya. Yang perlu dicamkan adalah :"Tentukan secara pasti titik awal keberangkatan,
menghitung jarak tempuh dan selalu menghitung ,sudah berapa kali kita menyeberangi sungai
atau lembah atau berpindah punggungan bukit".

TEKNIK PASSING KOMPAS


Teknik ini sering digunakan dalam rnelakukan sebuah operasi SAR. Teknik ini lebih mudah
dilakukan pada medan yang landai dan luas, digunakan pula untuk mengatasi rintangan yang
menghalangi perjalanan kita, misal sungai atau jurang.

Cara melakukan passing kompas adalah

+ Tentukan titik (lokasi) yang menjdi tujuan kita, pada peta.

+ Ilitung sudut peta dengan kompas dari titik awal kita menuju titik tujuan dan tentukan pula
back azimuthnya.

+ Perintahkan satu atau dua orang rekan kita untuk menuju arah bidikan kompas sebatas
pandangan mata.

+ Kemudian anda bergerak ke depan rekan anda dan melakukan hal yang sama dengan point
ketiga.

+ Postsi jarum kompas harus selalu berimpit dengan N dan S (Utara dan Selatan).

Teknik ini sering digunakan untuk mengatasi rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal
jurang, sungai, dil. Yang utama adalah menentukan arah bidikan dan mengirimkan rekan sebagai
pionir pencari jalan, dengan catatan tidak terlepas dari jangkauan rnata dan segera menempati
arah bidikan kompas.

Perlengkapan Pendakian Gunung


Perlengkapan adalah hal yang penting dalam setiap perjalanan, ini akan memudahkan segala
sesuatunya di gunung.
Terkadang kita sering melihat seorang membawa sedikit sekali perlengkapan hanya untuk dinilai
orang bahwa orang tersebut cukup “gila” dan “berani”.
Kawan! Bukan “gila” atau “berani” yang di cari dalam setiap perjalanan gunung tapi pengalaman
dan pelajaran hidup, percuma kalau nanti kamu mati di sana atau tersesat atau sengsara, sampai
sakit parah.
Makanya jangan sepelekan perlengkapan. Dalam perlengkapan kita bisa cari sesuai kriteria di
bawah :

1. Pilih perlengkapan yang sesuai dengan medan gunung.


2. Pilih perlengkapan yang punya banyak fungsi.

3. Dijaga kebersihannya (dibungkus).

4. Pilih perlengkapan yang seringan-ringannya.

Daftar perlengkapan dan kegunaannya :


1. Sepatu hiking; lihat tapaknya dan cari yang kuat, sepatu hiking akan melindungi kamu
dari gesekan batu yang lancip dan tidak mudah terpeleset. Kalau bisa cari yang juga
melindungi mata kaki, dan bagusnya sepatu itu tidak kaku dan nggak terlalu lentur juga.
2. Kaos kaki; lebih baik bawa dua pasang. Satu buat jalan hiking, tidak perlu tebal, yang
penting melindungi kaki biar tidak lecet. dan satu lagi yang tebal untuk tidur, karena
dingin biasanya menyerang bagian yang sensitif seperti telapak tangan, telapak kaki.

3. Celana lapangan; cepat kering, tidak berat kalau kena air, dicelana lapangan ada banyak
kantong yang bisa kamu pakai buat simpan apa saja yang di butuhkan dalam perjalanan
( Jangan Jeans !)

4. Baju lapangan; model baju lapangan adalah mudah menyera keringat dan tidak serapp
panas, baju ini bagus buat kamu kalau pas jalan hiking.

5. Ikat pinggang; buat taruh veples atau apa saja.

6. Ransel; cari ransel (carrier) yang pas ukurannya (80L, 90L, 100L, 120L) buat kamu dan
bisa masuk semua perlengkapan kamu. Untuk mengecek ransel itu bagus atau tidak ada
beberapa tips seperti : Bahannya tahan api, penyangga bebannya tidak terlalu tebal dan
tidak terlalu tipis, tidak terlalu lebar pula.

7. Jaket; supaya tidak kedinginan.

8. Topi lapangan; melindungi kepala dari sinar matahari dan ranting pohon.

9. Sarung tangan; melindungi tangan kamu dari sengatan dingin pertama.

10. Ponco/ raincoat; supaya tidak kehujanan. Untuk ponco, bisa di gunakan sebagai bivak
( tenda sementara )

11. Nesting; tempat masak, terdiri dari tiga panci susun.


12. Veples; botol minum, ada cangkirnya dan bisa untuk masak juga.

13. Kupluk; sarung kepala supaya tidak dingin dan melindungi kamu dari ular tanah yang
kecil yang biasanya mencari lobang lobang buat berlindung seperti lobang hidung dan
lobang telinga.

14. Sleeping bag; kantung tidur, Supaya dapat tidur nyaman tanpa gemeteran.

15. Tenda (pramuka, doom, terpal, ponco); buat rumah kedua kamu selama di gunung., Cari
tenda yang kuat, yang tidak tembus air dan angin.

16. Matras; alas tidur, melindungi kamu dari lembabnya tanah.

17. Kompor; untuk masak, cari yang ukurannya yang kecil. Macam kompor seperti: kompor
gas portable, kompor spiritus padat, kompor lapangan ( KPL)

18. Pisau/ parang; untuk potong-potong.

19. Lentera; untuk penerangan.

20. Makanan; usahakan bawa makanan yang serba instan dan penuh kalori dan karbohidrat
supaya mengembalikan tenaga yang telah banyak terpakai.

21. Senter; sangat membantu kalau sudah malam. Sebaiknya yang kedap air karena cuaca
tidak bisa ditebak. Jangan lupa bawa cadangan bola lampu dan baterainya.

22. Alat makan; bawa alat makan dari bahan yang tidak mudah pecah, tapi sebenarnya
nessting dan veples sudah menggantikan piring dan gelas, kecuali sendok.

23. Alat mandi; ke gunung bukan berarti bebas dari membersikan diri, bawa sabun kecil,
sikat gigi, handuk, dll.

Materi Botani dan Zoologi Praktis

TIU : Memahami dan mengapikasikan pengetahuan Botani dan Zoologi Praktis


TIK :
1. Mengertahui tumbuhan yang dapat dijadikan makanan, suber air, obat-obatan, tempat
perlindungan, sarana memasak dan membuat api
2. Mengetahui tumbuhan-tumbuhan yang berbahaya atau beracun
3. Mengetahui manfaat hewan sebagai sumber makanan
4. mengetahai hewan-hewan yang berbahaya
Bahan Materi
- Cara hidup di alam bebas dengan memanfaatkan pengetahuan Botani dan Zoologi Praktis.
- Pengetahuan Botani dan Zoologi Praktis di alam bebas.
- Manfaat tumbuhan, yaitu : dapat dikomsumsi sebagai makanan, sumber air minum, bahan obat-
obatan, sarana memasak, untuk membuat api, dan untuk membuat tempat perlindungan (bivak).
- Tumbuhan yang berbahaya bagi manusia.
- Manfaat hewan sebagai bahan makanan dan penanda ke sumber air.
- Hewan-hewan yang berbahaya bagi manusia.

PENDAHULUAN

Kegiatan alam terbuka (KAT) merupakan kegiatan yang penuh dengan tantangan dan resiko.
Oleh karena itu, para penggiat seharusnya telah dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan dasar
mengenai KAT guna kelancaaran dan keberhasilan kegiatan tersebut. Adapun pengetahuan-
pengetahuan tersebut antara lain, Persiapan Perjalanan Alam Terbuka (PPAT), Mountaineering,
Navigasi Darat, Botani dan Zoologi Praktis, dan Survival, yang kesemuanya saling berkaitan.
Pengetahuan mengenai Botani dan Zoologi Praktis sebagai salah satu pengetahuan dasar KAT
sama pentingnya untuk diketahui disamping pengetahuan lainnya yang telah disebutkan di atas.
karena tidak selamanya seorang penggiat alam dibuai dengan hal yang indah, sewaktu-waktu
penggiat tersebut akan dihadapkan dengan keadaan survival yang berarti terancamnya
kelangsungan kehidupan kita, itulah sebabnya pengetahuan survival yang masih ada kaitannya
dengan pengetahuan Botani Zoologi Praktis merupakan pengetahuan dasar teknik hidup di alam
bebas.

BOTANI

Pengertian Botani yaitu ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan, namun pada materi ini yang
dibahas hanya yang berhubungan dengan kegiatan alam terbuka, yaitu bagaimana kita dapat
memanfaatkan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan kita, terutama pada keadaan survival.
Pemanfaatan tumbuhan secara praktis di lapangan bagi kepentingan manusia, dapat dijadikan
sebagai :
a. Bahan Makanan
Pedoman menkonsumsi tumbuhan sebagai makanan dilapangan :
- Tumbuhan tersebut sudah dikenal dan biasa dimakan
- Buah-buahan yang akan dimakan dan belum dikenal sebaiknya dioleskan sedikit dibibir dan
ditunggu ada/tidak reaksi.
- Sebaiknya makan tumbuhan jangan hanya satu jenis saja.
- Sebaiknya bagian yang akan dimakan daunnya masih muda (pucuknya)
- Apabila daunnya yang akan dikonsumsi maka sebaiknya tidak bergetah atau berbulu.
- Tumbuhan yang tidak berbau busuk.
- Tumbuhan yang dimakan oleh hewan menyusui (mamalia).
- Tumbuhan tersebut tidak hidup menyendiri (soliter).
- Apabila Buahnya yang akan dikonsumsi maka buah tersebut tidak berwarna mencolok.
- Buah-buahan yang berwarna ungu sebaiknya tidak di makan karena dikhawatirkan
mengandung racun alkaloid
Contoh jenis tumbuhan yang dapat di konsumsi
- Umbi Talas (Colocasia sp.), Rumput Teki (Cyperus rotondus)
- Arbei hutan (Rubus sp). Markisa (Passiplora guandrangularis), Bune (Antidesma bunius (L)
Spreng).
- Biji muda Sengon (Albizia lophata) dan Kaliandra (Caliandra Cahartica).
- Daun muda Paku Tiang (alsophila glauca), selada air (Nasturtium officinale).
- Daun Begonia (Begonia sp.), Rebung Bambu (Bambusa sp.).
- Bunga Honje atau Kecombrang (Nicolara sp.) dan Bunga Turi (Sesbania glandiflora).
- Pisang Hutan muda (Musa sp.) yang dapat dimakan yaitu : buah, jantung, batang bagian dalam
dan bongkol pisang muda.
- Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu Jamur Tiram
(Pleutotus ostratus) dan Jamur Kuping (Auricularia jadae).
b. Bahan Obat-Obatan
Sudah sejak jaman dahulu manusia memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan. Antara
lain digunakan sebagai obat demam, sakit kepala sakit gigi, luka, digigit ular beracun dan lain
sebagainya (Lihat Daftar Tumbuhan Obat)
c. Tempat Berlindung
Sebaiknya tempat berlindung (beristirahat) dialasi dengan dedaunan, dapat mencegah
menghantarkan dingin langsung dari tanah, pohon tumbang dapat dijadikan sebagai tempat
berlindung.
d. Sumber Air
Untuk mendapatkan air dari tumbuhan dapat dilakuan dengan cara:
- Menyelubungkan ranting dan daunnya dengan sebuah kantong plastik yang ujungnya diikat,
penguapan dari daun dapat menyebabkan pengembunan pada plastik bagian dalam.
- Mengumpulkan embun dari tumbuhan dengan menggunakan kain.
- Mengambil air dari batang tanaman rambat seperti rotan dengan cara memotong bagian atas
setinggi mungkin dan bagian bawah yang dekat dengan tanah, air tetesannya dapat langsung
diminum.
- Mengambil air yang tertampung pada daun-daun yang lebar, misalnya pisang-pisangan dan
talas-talasan biasanya setelah hujan atau embun di pagi hari. Pada ruas Bambu dan pada Kantung
Semar, sebaiknya disaring dan dimasak dahulu karena sering terdapat serangga yang mati dan
berbau.
e. Bahan Untuk Menyalakan Api
Pada daerah yang lembab dan basah, sebelum menyalakan api, kumpulkan dalu ranting-ranting
kecil yang kering sebagai penyala awal yang mudah terbakar, atau dengan cara mengiris setipis
mungkin kayu yang ada hingga menjadi serpihan. Untuk membuat api, dapat dilakukan dengan
cara menggesekkan bambu dengan bambu (kayu kering) yang keras secara konstan dan cepat
(gerakan seperti menggergaji) hingga panas dan mengeluarkan asap, simpan bahan penyala dekat
sumbur panas lalu gesek kembali hingga bahan penyala terbakar.
f. Sarana Kegiatan Memasak.
Fasilitas di alam yang dapat digunakan sebagai sarana kegiatan memasak, seperti bambu atau
kelapa yang masih muda yang dilubangi ujungnya, digunakan sebagai wadah memasak.
Tumbuhan yang berbahaya
Racun tumbuhan terdapat dalam akar, umbi, batang, ranting, daun, biji, dan bulu-bulu (trikoma).
Racun tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit, dapat menyebabkan kebutaan jika
terkena mata, bila masuk dalam peredaran darah dapat menyebabkan keracunan, atau dapat
menyebabkan kita keracunan makanan melalui saluran pencernaan.
Adapun ciri-ciri tumbuhan yang beracun antara lain :
- Mempunyai getah seperti susu, biasanya beracun untuk dikomsumsi sebagai makanan.
- Buah-buahan yang warnanya menyolok, biasanya beracun untuk dikomsumsi sebagai makanan.
- Daun yang mempunyai bulu-bulu atau duri-duri halus, biasanya menimbulkan gatal-gatal.
- Khusus untuk jamur, ciri-ciri yang beracun yaitu pada tangkai terdapat bagian yang menyerupai
cincin, warna menyolok, berbau busuk, biasanya hidup pada tempat-tempat yang kotor(seperti
kotoran hewan), jika diiris/dipotong dengan pisau perak meninggalkan bekas noda, jika dimasak
dengan nasi akan meninggalkan warna gelap pada nasi disekitar jamur tersebut.

ZOOLOGI

Pengetahuan tentang hewan penting pula diketahui bagi para penggiat alam bebas. Dimana
hewan dapat dimanfaatkan dalam usaha untuk menambah bahan makanan dan dapat dijadikan
penanda ke sumber air. Oleh karena itu maka perlu juga diketahui mengenai perihal hewan-
hewan dan kehidupan mereka. Cabang biologi yang mempelajari tentang hewan disebut Zoologi.
Namun dalam materi ini hanya membahas mengenai peranan hewan bagi penggiat alam bebas
Hewan dapat dikomsumsi sebagai makanan, namun sebelumnya diperhatikan dahulu bahwa :
- Pada umumnya hewan bersifat mobil.
- Ukuran tubuh hewan sangat bervariasi
- Hewan mempunyai pola pewaktuan aktivitasnya, dapat aktif di siang hari atau aktif di malam
hari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang kehadiran suatu jenis hewan :
- Distribusi lokal dan regoinal serta kelimpahan populasi.
- Pengaturan fisiologis, respon, adaptasi struktural dan perilaku perubahan terhadap perubahan
- Perilaku dan aktivitas hewan dalam habitatnya.
- Perubahan-perubahan secara berkala (harian, musiman, dll) dari kehadiran aktivitas atau
kelimpahan populasi hewan.
- Dinamika populasi dan komonitas serta pola interaksi-interaksi hewan dalam populasi dan
komunitas.
Peran hewan
Sebagai sumber makanan
Hal yang perlu diperhatikan :
- Jenis hewan tersebut
- Tempat hidup atau habitatnya
- Ukuran tubuhnya
- Makanannya
- Pola tingkah laku hewan tersebut.
Hewan yang dapat dimakan antara lain :
- Mollusca (kerang-kerangan)
- Annelida (cacing)
- Insecta (serangga)
- Crustacea (udang-udangan)
- Pisces (ikan)
- Amfibia (katak)
- Reptilia (hewan melata)
- Mamalia (hewan menyusui)
- Aves (bangsa murung)
Penanda ke sumber air
- Hewan bertulang belakang (Vertebrata), jejaknya yang menuruni lembah biasanya menuju ke
sumber air.
- Burung, jika terbang rendah secara langsung biasanya menuju ke sumber air dan jika
terbangnya singgah-singgah biasanya berasal dari sumber air.
- Serangga, biasanya hidup tidak jauh dari sumber air.

HEWAN YANG BERBAHAYA DAN BERBISA

Hewan dapat pula menimbulkan bahaya bagi manusia. Hal ini dapat disebabkan jika ia merasa
terganggu dan dengan alat pembela dirinya maka hewan tersebut menyerang. Adapun jenis
hewan yang berbahaya dan berbisa yang bisa kita jumpai di alam terbuka adalah sebagai
berikut :
- Nyamuk Malaria (Anopheles sp.)
- Agas
- Semut Api
- Tawon atau lebah (Apis sp.)
- Kelabang (Centripoda)
- Kalajengking (Heterometrus cyaneus)
- Pacet (Haemadipsa zeylanica) dan Lintah (Hirudineae sp.)
- Harimau (Panthera tigris) dan Macan Kumbang (Panthera pardus)
- Buaya (Crocodilla pororsus)
- Ular (Ophidia)
Beberapa petunjuk untuk mengidentifikasi ular berbisa :
- Tidak semua ular berbisa kepalanya segitiga, tetapi ular yang kepalanya segitiga adalah berbisa.
- Pada punggungnya berlunas sehingga membentuk garis punggung mulai dari belakang sampai
ekor.
- Mempunyai kelenjar gigi bisa pada bagian kepala.
- Jika menggigit, meninggalkan bekas gigitan berupa dua buah lubang (gigi bisa).

DAFTAR TUMBUHAN OBAT

Beberapa jenis tumbuhan yang biasa dijumpai di alam terbuka/lapangan yang dapat di
manfaatkan sebagai obat, antara lain :
1. Arbenan (Dechesnea indica)
Kegunaan :
- Muntah darah: Caranya herba segar ditumbuk kemudian diberi air ±1 gls dicampur dengan gula
merah secukupnya kemudian di tim, saring, setelah dingin baru diminum
- Batuk, Flu/influensa: Herba digodok kemudian airnya diperas lalu diminum.
- Digigit ular atau serangga: Herba segar ditumbuk sampai lumat kemudian dibubuhkan di
tempat yang tersengat atau tempat yang sakit.
2. Asam (Tamarindus indica L.)
Kegunaan :
- Bisul: Biji asam ditumbuk hingga halus diberi sedikit air garam dan dipakai untuk menurap
bisul, lalu dibalutkan dan diganti 2 kali sehari.
- Sariawan: Kumur-kumur dengan air asam
- Demam: Daun asam ditumbuk kemudian perasan airnya diminum
- Rematik/bengkak terpukul: Daun muda asam dan rimpang kunyit digiling halus, seduh dengan
sedikit air panas kemudian dipakai untuk menurap bagian yang sakit. Atau buah asam tanpa biji
dilumatkan seperti bubur kemudian dipanaskan sebentar kemudian dipakai untuk menurap
bagian yang sakit.
- Keseleo : Daun segar dicuci kemudian ditumbuk halus seperti bubur kemudian diturapkan ke
tempat yang sakit.
3. Bandotan (Ageratum longzoldes L.)
Kegunaan :
- Demam, malaria dan radang paru (pnemonia): Herba kering dimasak dengan air kemudian
airnya diminum sehari 2x.
- Keseleo: Daun bandotan dilumatkan kemudian dibalurkan di tempat yang sakit atau diturapkan
pada bagian yang sakit, diganti 2x sehari.
4. Nangka (Arthocarpus heterophyllus )
Kegunaan :
- Luka luar, borok: Daun dilumatkan menjadi bubuk kemudian dibubuhkan ditempat yang sakit.
- Bisul, gigitan ular: Getah nangka dibubuhkan pada tempat yang sakit.
- Sembelit: Buah nangka dimakan
- Demam, malaria: Kayu nangka di rebus kemudian diminum.
- Diare dan demam: Akar di rebus kemudian diminum airnya.
5. Teki (Cyperus rotundus)
Kegunaan :
- Bisul, luka tepukul, memar, gatal-gatal pada kulit: Teki dicuci digiling halus, kemudian
ditempelkan pada bagian yang sakit.
6. Pepaya (Carica papaya L.)
Kegunaan :
- Malaria : Daun pepaya muda yang segar dicuci, digiling hingga halus dan tambahkan ¾ gelas
air masak dan garam secukupnya, diperas, disaring dan diminum 3 x sehari.
- Digigit ular berbisa: 5 jari akar pepaya dicuci, ditumbuk hingga halus dan ditambahkan dengan
air garam tumbuk hingga seperti bubur, turapkan pada bekas gigitan lalu balut ganti 2x sehari-
hari.
- Sakit maag: 1 buah pepaya masak, kupas, cuci dengan air masak yang diberi air garam,
dimakan 2x sehari, sehabis makan nasi.
- Kaki gajah: Daun pepaya secukupnya dimasak dipakai merendam kaki yang membesar.
- Luka bakar: Getah pepaya diusap ditempat pada luka bakar agar mencegah timbulnya lepuhan.
7. Senggani (Melastoma candidum)
Kegunaan :
- Sariawan, diare: 2 lembar daun muda dicuci lalu dibilas dengan air matang, kunyah dengan
garam secukupnya lalu ditelan, buah dimakan sebagai obat sariawan.
- Menetralkan racun singkong: 60 – 90 gram daun atau akar digodok, lalu diminum.
8. Cengkeh (Egunia aromatika (L))
Kegunaan :
- Sakit perut, mulas dan mual: cara penanggulangannnya adalah 10 tetes minyak cengkeh seduh
dengan ¼ cangkir air panas ditambahkan dengan 1 sendok makan madu, aduk sampai rata, selagi
hangat minum 2 kali sehari.
- Muntah karena lambung dingin, mual dan amandel: Beberapa butir cengkeh diseduh diminum
sebagai teh.
- Sakit gigi: 10 biji cengkeh disangrai hingga hangus kemudian giling, kemudian masukan ke
dalam lubang gigi yang sakit tutup dengan kapas.
9. Ketimun (Cucumus sativus L.)
Kegunaan :
- Tekanan darah tinggi: 2 buah ketimun di parut kemudian di peras air perasan tersebut di
minum.
- Demam: ketimun dicuci kemudian di parut, hasil parutan di kompreskan di atas perut.
10. Kunyit (Curcuma Longa Linn).
Kegunaan :
- Demam, pilek dan hidung tersumbat: 20 gr rimpang segar, cuci, parut dan tambahkan ½ gls air
matang kemudian di aduk dan di peras dengan sepotong kain, air perasan tersebut di minum 2
kali sehari, atau ambil sepotong kunyit, iris secukupnya , rebus dengan 1 gelas air sampai
mendidih uapnya dihirup melalui lubang hidung yang tersumbat.
11. Lengkuas (Alpina galanga (L) Willd)
Kegunaan :
Menghilangkan Rasa dingin, Kembung, muntah, mual, diare, kurang napsu makan: 3 – 6 gr
lengkuas direbus, kemudian airnya diminum.
12. Bakung putih (Ctinum aciaticum L.)
Kegunaan :
- Sakit gigi: akar bakung digiling, lalu ditempelkan pada bagian yang sakiit, atau akar direbus
dengan air bersih hingga mendidih lalu air hasil rebusan dikumur lalu dibuang.
- Keseleo: Daun bakung dihangatkan di atas api kecil hingga layu kemudian ditempelkan pada
bagian yang sakit.
- Bisul, radang kulit bernanah, bengkak: Daun dan bunga dicuci dan dihaluskan kemudian
ditambahkan sedikit madu, kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
- Luka karena benda beracun: Umbi bakung dicuci kemudian dihaluskan, ditempelkan pada
bagian yang luka.
- Mengatasi buang air yang tidak lancar: daun diolesi dengan minyak kelapa lalu ditempelkan
pada daerah kandung kemih.
- Luka akibat benda beracun, digigit ular: 5 – 10 gr umbi dicuci, dihaluskan, disaring kemudian
airnya diminum dan ampasnya ditempelkan pada bagian yang luka kemudian dibalutkan.
Catatan: Tumbuhan bakung mengandung racun, terutama dibagian umbinya, gunakan secara
hati-hati.
13. Begonia (Begonia sp.)
Kegunaan :
Sakit tenggorokan: 15 gr umbi begonia dicuci kemudian diiris-iris, tambahkan 300 cc air lalu
dihaluskan, air tersebut dipakai untuk kumur-kumur.
14. Bugenfil (Bougainvilaea glabra Chaicy)
Kegunaan :
Bisul: dengan cara bunga bugenfil dan daun cocor bebek, dibersihkan kemudian dihaluskan dan
ditempelkan pada bagian yang sakit.
15. Bunga Matahari (Helianthius annus L)
Kegunaan :
- Sakit gigi: 60 gr dasar bunga + 5 gr jahe di rebus dengan 600 cc hingga menjadi 300 cc,
kemudian disaring, lalu diminum selagi hangat.
- Sakit perut saat datang haid: 30 gr bagian dasar bunga matahari + gula merah secukupnya
direbus dengan air secukupnya, disaring lalu air tersebut diminum.
16. Bunga Tasbih (Canna Indica)
Kegunaan :
- Luka berdarah: radang kulit bernanah, jerawat: akar atau rimpang segar bunga tasbih
secukupnya dihaluskan kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
- Ambein: 30 – 60 gr, akar rimpang direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring
kemudian diminum.
17. Bungur (Lagerstromia indica L)
Kegunaan :
- Migrain atau sakit kepala sebelah: 30 gr daun dan akar dimasak bersama 60 gr daging sapi lalu
dimakan
- Sakit gigi: 15 gr akar bungur dimasak bersama dengan daging ayam atau sapi hingga matang
lalu dimakan.
18. Kembang merak (Caesalpina pulcherrima (L))
Kegunaan :
- Luka terpukul: Bunga dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
- Penyakit kulit: Daun dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit.
- Sariawan: Daun kembang merak direbus hingga mendidih, disaring airnya dipakai berkumur-
kumur.
- Perut kembung: Daun + alang-alang + bawang putih ditumbuk halus lalu dibalurkan pada perut
yang kembung
- Panas: Bunga kembang merak direbus lalu disaring dan diminum.
- Diare akut: Kulit batang ditumbuk halus, diseduh dengan 100 cc air lalu diminum hangat-
hangat.
Catatan : Wanita hamil di larang minum obat ini.
19. Kembang pukul empat (Mirabilis jalapa L)
Kegunaan :
- Bisul: daunnya dihaluskan ditambahkan sedikit garam dan ditempelkan pada bisul dan
dibalutkan kain kasa.
- Jerawat: Buahnya dibuat zat tepung dan ditambahkan air secukupnya lalu diolesi muka yang
berjerawat.
- Koreng, luka terpukul, eksim: Tumbuhan segar secukupnya dihaluskan lalu ditempelkan pada
bagian yang sakit atau direbus dengan air secukupnya, digunakan untuk mencuci bagian yang
sakit.
- Amandel, radang tenggorokan: akar kembang pukul empat dibersihkan kemudian dijus, lalu
airnya diminum.
20. Tomat (Lycopersicon esculentum)
Keguanan :
- Kulit terbakar sinar matahari: Daun muda setelah dicuci bersih, diremas, dibalutkan ke kulit
yang terbakar.
- Demam: 3 buah tomat masak dicuci dan dipotong-potong, diremas dengan ½ cangkir air masak
dan 1 sendok makan madu, peras dan saring lalu diminum 3 kali sehari.
21. Melati (Jasminum sambac)
Kegunaan :
- Luka, patah tulang, keseleo: Akar melati secukupnya dicuci dan dihaluskan lalu dimasak,
kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit dan dibalutkan dengan kain kasa.
- Susah tidur (Insomnia): 1 – 1,5 gr akar dicuci bersih, digiling tambahkan air masak
secukupnya, saring kemudian diminum.
- Radang mata merah: Bagian bunga dicuci bersih lalu digodok sebagian air diminum dan
sebagian lagi untuk mencuci mata.
- Bengkak akibat gigitan binatang: Daun atau bunga secukupnya dicuci, digiling halus, tempel ke
tempat yang sakit.
- Demam, sakit kepala: 10 gr daun dan 10 bunga melati, diremas-remas, direndam dengan air
secukupnya air tersebut digunakan untuk mengompres.atau akarnya dilumatkan dan ditempelkan
pada dahi.
- Cacingan: 15 gr akar + 1 pilah daun pepaya direbus dengan 600 cc air rebus hingga air menjadi
300 cc lalu disaring, air saringan diminum hangat-hangat..
- Sesak napas: 10 lembar daun melati direbus dengan 600 cc air rebus hingga mendidih, tunggu
hingga air rebusan menjadi 300 cc kemudian beri dengan garam secukupnya, saring dan minum
2x sehari sebanyak 150 cc.
Catatan: wanita hamil dan dalam kondisi lemah dilarang menkomsumsi obat ini.
22. Widuri (Calotropis gigantea).
Kegunaan :
- Gigi rusak: Getah widuri 3 – 4 tetes dengan kapas dan dilumurkan pada gigi yang rusak dan
jangan sampai kena gigi yang sehat.
- Kutil: Getah widuri + kapur sirih diolesi pada kutil 2 –3 kali sehari.
- Eksim: Getah dioleskan 2 – 3 kali sehari.
23. Alang-alang (Imperata cylindrica)
Kegunaan :
- Muntah darah, mimisan: 30 –60 gr akar segar yang telah dibersihkan, dipotong-potong lalu
digodok dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas, minum setelah dingin.
24. Bayam duri (Amaranthus spinosus)
Kegunaan :
- Sakit kerongkongan: 45 gr akar segar dicuci bersih, digodok, minum.
- Demam: 1 genggam daun segar dicuci, digiling halus dan ditambahkan air secukupnya dan
dikompreskan pada dahi.
25. Belimbing manis (Averrhoa carambola)
Kegunaan :
- Influenza, sakit tenggorokan: 90 – 120 gr buah belimbing segar diparut, air perasannya
diminum, atau buahnya dimakan.
- Bisul: daun segar secukupnya dicuci, digiling, diaduk dengan air cucian beras, sampai menjadi
adonan seperti bubur, tempelkan ke tempat yang sakit lalu dibalut.
- Malaria: 15 –24 gr Bunga kering diseduh dengamn air yang mendidih, diminum 2 kali sehari.
26. Cabe rawit (Capsicum frutescons)
Kegunaan :
- Sakit perut: Daun muda digiling halus lalu dicampurkan dengan sedikit kapur sirih dibalurkan
pada perut yang sakit.
- Frostbite: kulit cabe ditempelkan pada bagian yang sakit.
27. Sambiloto (Andrographis pariculata)
Kegunaan :
- Batuk rejan: 3 lembar daun diseduh dengan air panas, dicampur dengan madu secukupnya
minum sehari 3 kali.
- Sakit gigi, infeksi telinga tengah, hidung berlendir: 9 – 15 gr herba segar digodok dan diminum
atau dilumatkan dan diperas airnya untuk tetes telinga.
- Digigit ular berbisa: Daun segar dilumatkan diaduk dengan tembakau (rokok) diturapkan pada
tempat yang luka, 9 –15 gr daun segar, digodok,diminum.
- Demam: Tumbuk segenggam daunnya dan 1 sloki air bersih, disaring, diminum daun segar
sambiloto untuk mengompres badan yang panas.
28. Jambu biji (Psidium guajava)
Kegunaan :
- Diare: 3 lembar daun jambu biji mudah dikunyah dengan sedikit garam kemudian ditelan,
dikonsumsi 2 kali sehari, atau ditumbuk dengan ½ cangkir air, kemudian diperas lalu diminum.
- Luka berdarah: Daun segar dilumatkan tempelkan pada bagian yang sakit.
29. Jarak pagar (Jatropha capcar)
Kegunaan :
- Gatal-gatal, eksema: Daun dipanaskan diatas api sampai lemas,diremas untuk pemakaian
setempat.
- Jatuh, terpukul, bengkak: Daun segar dicuci bersih, kemudian diremukkan tempelkan pada
bagian yang sakit.
- Sakit gigi: Petik setangkai daun, getahnya diambil lalu dimasukkan pada lubang gigi yang saki.
30. Kangkung (Ipomoer aquabiza)
Kegunaan :
- Keracunan makanan: 500 – 1000 gr kangkung segar cuci kemudian bilas dengan air matang,
tumbuk lalu diperas airnya, kemudian diminum.
- Mimisan: 50 gr kankung segar dicuci bersih kemudian ditambah gula secukupnya, digiling
halus kemudian diseduh dengan air panas setelah dingin disaring kemudian diminum.
- Susah tidur, sembelit: Batang dan daun direbus dan dimakan sebagai lalap atau ditumis.
- Badan lemah (Neurasthenia): Kangkung segar 1/3 genggam daun, ¼ genggam akar, dicuci
ditumbuk halus tambhakan ½ cangkir air masak dan 1 sendok madu diperas, disaring minum 3
kali sehari.
- Digigit ular: kangkung segar dicuci, ditumbuk halus, diperas airnya sampai terkumpul ½
mangkuk diminum bersama arak, ampasnya dibubuhkan pada tempat yang sakit.
- Digigit lipan: Kangkung segar, setelah dicuci ditambahkan garam secukupnya digiling hingga
halus, dibubuhkan pada tempat yang sakit, lalu dibalutkan.
31. Pacing (Costus speciosus)
Kegunaan :
- Digigit ular: Satu batang paling seutuhnya dicuci lalu ditumbuk halus, beri air garam ampasnya
untuk menurap luka gigitan ular lalu dibalutkan sehari 2 kali.
- Radang mata: 3 jari batang paling cuci ditumbuk, peras dan saring airnya untuk ditetesi pada
mata yang sakit, 3 – 4 kali perhari sebanyak 2 tetes.
32. Pohon Sig Sag (Pedilanthus tithymaloides)
Kegunaan :
- Borok, koreng, luka berdarah: Tanaman segar dicuci bersih, digiling bubuhi ke tempat yang
sakit
- Gigitan lipan atau kelabang, bengkak terpukul: Tanaman dilumatkan dan dibubuhkan ke tempat
yang sakit.
33. Pule pandak (Ranfolvia serpentina)
Kegunaan :
- Sakit kerongkongan: Akar secukupnya di iris tipis-tipis akar tersebut dihisap seperti permen
- Sakit kepala, susah tidur, pusing, demam, radang kantung empedu, luka terpukul, kurang napsu
makan, sakit perut: 10 -15 gr akar digodok diminum.
- Demam influenza : 25 gram daun digodok diminum
- Luka terpukul atau digigit ular: Daun segar dilumatkan,dibubuhkan pada tempat yang sakit.
- Luka berdarah: Daun muda secukupnya ditumbuk dan dibubuhi pada tempat yang sakit.
34. Rumput bambu (Lophatherum gracile)
Kegunaan :
- Demam, gelisah, haus: 10-15 gr daun atau akar dicuci bersih, lalu digodok, minum setelah
dingin .
- Demam, haus, air kemih sedikit termasuk infeksi akut pada saluran kemih: 3 – 9 gr daun dan
batang dicuci bersih lalu digodok dan diminum sebagai teh.
- Bisul pada kelopak mata (hordeolum), dan luka pada selaput bening mata: Batang dan daun
dicuci bersih, dibilas dengan air matang, ditumbuk halus lalu diperas, air perasan dipakai sebagai
obat tetes.
35. Srikaya (Annona squamosa L.)
Kegunaan :
- Borok, bisul yang keras: daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai menjadi
bubur, tambahkan sedikit garam, dipakai untuk menurap bagian yang sakit. Air godokan daunnya
digunakan untuk mencuci luka dn borok.
- Tiba-tiba pingsan, menenangkan pada gangguan histeris: Daun secukupnya setelah dicuci
bersih, lalu diremas atau ditumbuk halus, penderita menghirup bau remasan atau air perasan
daun tersebut.
- Obat luka: Daun secukupnya digodok, airnya untuk mencuci luka.
36. Suruhan (Piperomis pellucida)
Kegunaan :
- Sakit kepala: seluruh tumbuhan dilumatkan, ditempelkan ke tempat yang sakit.
- Sakit perut: 30 gr herb segar setelah dicuci ditumbuk halus, air perasannya diminum.
Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)

A. Prinsip Dasar PPGD

Dalam pelaksanaan PPGD diperlukan prinsip P-A-T-U-T yang harus dimengerti, dipahami dan
diamalkan.

 P : Penolong menolong dirinya sendiri


 A : Amankan korban
 T : Tandai tempat kejadian
 U : Usahakan hubungi tim medis
 T : Tindakan pertolongan

Sedangkan tujuan dari PPGD adalah :

 Mencegah maut / menyelamatkan nyawa


 Mencegah kondisi lebih buruk / cacat
 Menunjang penyembuhan

B. Sistematika Pertolongan Pertama

1. Jangan Panik.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
4. Pendarahan.
5. Perhatikan tanda-tanda shock.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.

C. Posisi Mantap

Posisi miring mantap adalah suatu posisi yang diberikan kepada korban / pasien yang tidak sadar
namun terdapat nadi dan pernafasan spontan. Posisi ini merupakan kelanjutan dari tindakan
BHD (bantuan hidup dasar) dimana tindakan BHD telah berhasil dilakukan sehingga kembalinya
denyut nadi dan korban bernafas secara spontan. Posisi ini dilakukan pada pre hospital (di
lapangan) yang bersifat sementara hingga bantuan medis / petugas ambulans datang untuk
memberikan pertolongan lebih lanjut.

Tujuan posisi miring mantap :

1. Mencegah terjadinya aspirasi


2. Memberikan posisi yang stabil terhadap korban agar kita bisa menolong korban lainnya
(jika korban berjumlah lebih dari satu)

Prosedur memberikan posisi miring mantap :

1. Korban tidur terlentang pada posisi supine, penolong berlutut di sisi kanan korban
2. Tangan kanan korban diluruskan di sisi kepala korban.
3. Tangan kiri korban ditekuk menyilang dada hingga posisi telapak tangan berada dibahu
kanan korban.
4. Lutut kaki kiri korban ditekuk ke kanan
5. Posisi tangan kiri penolong di bahu kiri korban, tangan kanan penolong di lipatan lutut

kiri korban
6. Tarik korban dengan kedua tangan bersamaan ke kanan hingga korban miring kanan (90
derajat) tahan badan korban dengan kedua kaki penolong agar korban tidak terguling.
7. Secara pelan-pelan miringkan lagi tubuh korban (disangga oleh kedua paha penolong)
hingga korban berada pada posisi miring.
8. Cek kembali nadi karotis dan pernafasan korban, jika masih ada baru korban bisa
ditinggalkan
9. Evaluasi kembali nadi dan pernafasan korban hingga petugas ambulans datang.

D. Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Jika pada suatu keadaan ditemukan korban dengan penilaian dini terdapat gangguan
tersumbatnya jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas dan atau tidak ada nadi, maka
penolong harus segera melakukan tindakan yang dinamakan dengan istilah BANTUAN HIDUP
DASAR (BHD).

Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat membantu mempertahankan
hidup seseorang untuk sementara. Beberapa cara sederhana tersebut adalah bagaimana
menguasai dan membebaskan jalan nafas, bagaimana memberikan bantuan penafasan dan
bagaimana membantu mengalirkan darah ke tempat yang penting dalam tubuh korban, sehingga
pasokan oksigen ke otak terjaga untuk mencegah matinya sel otak.

Penilaian dan perawatan yang dilakukan pada bantuan hidup dasar sangat penting guna
melanjutkan ketahapan selanjutnya. Hal ini harus dilakukan secara cermat dan terus menerus
termasuk terhadap tanggapan korban pada proses pertolongan.

Bila tindakan ini dilakukan sebagai kesatuan yang lengkap maka tindakan ini dikenal dengan
istilah RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP).

Untuk memudahkan pelaksanaannya maka digunakan akronim A- B – C yang berlaku universal.


A = Airway control atau penguasaan jalan nafas

B = Breathing Support atau bantuan pernafasan

C = Circulatory Support atau bantuan sirkulasi lebih dikenal dengan Pijatan Jantung Luar dan
menghentikan perdarahan besar

Setiap tahap ABC pada RJP diawali dengan fase penilaian :


penilaian respons, pernafasan dan nadi.

Airway Control (Penguasaan Jalan Nafas)

Bila tidak ditemukan respons pada korban maka langkah selanjutnya adalah penolong menilai
pernafasan korban apakah cukup adekuat? Untuk menilainya maka korban harus dibaringkan
terlentang dengan jalan nafas terbuka.

Airway Control

Lidah paling sering menyebabkan sumbatan jalan nafas pada kasus-kasus korban dewasa tidak
ada respons, karena pada saat korban kehilangan kesadaran otot-otot akan menjadi lemas
termasuk otot dasar lidah yang akan jatuh ke belakang sehingga jalan nafas jadi tertutup.
Penyebab lainnya adalah adanya benda asing terutama pada bayi dan anak.

Penguasan jalan nafas merupakan prioritas pada semua korban. Prosedurnya sangat bervariasi
mulai dari yang sederhana sampai yang paling rumit dan penanganan bedah. Tindakan-tindakan
yang lain kecil peluangnya untuk berhasil bila jalan nafas korban masih terganggu.

Beberapa cara yang dikenal dan sering dilakukan untuk membebaskan jalan nafas
a. Angkat Dagu Tekan Dahi :

Angkat Dagu Tekan Dahi

Teknik ini dilakukan pada korban yang tidak mengalami trauma pada kepala, leher maupun
tulang belakang.

b. Perasat Pendorongan Rahang Bawah (Jaw Thrust Maneuver)

teknik ini digunakan sebagai pengganti teknik angkat dagu tekan dahi. Teknik ini sangat sulit
dilakukan tetapi merupakan teknik yang aman untuk membuka jalan nafas bagi korban yang
mengalami trauma pada tulang belakang. Dengan teknik ini, kepala dan leher korban dibuat
dalam posisi alami / normal.

Ingat : Teknik ini hanya untuk korban yang mengalami trauma tulang belakang atau curiga
trauma tulang belakang

Pemeriksaan Jalan Nafas

Setelah jalan nafas terbuka, maka periksalah jalan nafas karena terbukanya jalan nafas dengan
baik dan bersih sangat diperlukan untuk pernafasan adekuat. Keadaan jalan nafas dapat
ditentukan bila korban sadar, respon dan dapat berbicara dengan penolong.
Perhatikan pengucapannya apakah baik atau terganggu, dan hati-hati memberikan penilaian
untuk korban dengan gangguan mental.

Untuk korban yang disorientasi, merasa mengambang, bingung atau tidak respon harus
diwaspadai kemungkinan adanya darah, muntah atau cairan liur berlebihan dalam saluran nafas.
Cara ini lebih lanjut akan diterangkan pada halaman cara pemeriksaan jalan nafas.

C. Membersihkan Jalan Nafas

– Posisi Pemulihan

Bila korban dapat bernafas dengan baik dan tidak ada kecurigaan adanya cedera leher, tulang
punggung atau cedera lainnya yang dapat bertambah parah akibat tindakan ini maka letakkan
korban dalam posisi pemulihan atau dikenal dengan istilah posisi miring mantap.
Posisi ini berguna untuk mencegah sumbatan dan jika ada cairan maka cairan akan mengalir
melalui mulut dan tidak masuk ke dalam saluran nafas.

– Sapuan Jari
Teknik hanya dilakukan untuk penderita yang tidak sadar, penolong menggunakan jarinya untuk
membuang benda yang mengganggu jalan nafas.

BREATHING SUPPORT (BANTUAN PERNAFASAN)

Bila pernafasan seseorang terhenti maka penolong harus berupaya untuk memberikan bantuan
pernafasan.

Teknik yang digunakan untuk memberikan bantuan pernafasan yaitu:

a. Menggunakan mulut penolong:

1. Mulut ke masker RJP

2. Mulut ke APD

3. Mulut ke mulut / hidung

CIRCULATORY SUPPORT (Bantuan Sirkulasi)

Tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah Pijatan Jantung Luar. Pijatan Jantung
Luar dapat dilakukan mengingat sebagian besar jantung terletak diantara tulang dada dan tulang
punggung sehingga penekanan dari luar dapat menyebabkan terjadinya efek pompa pada jantung
yang dinilai cukup untuk mengatur peredaran darah minimal pada keadaan mati klinis.

Penekanan dilakukan pada garis tengah tulang dada 2 jari di atas permukaan lengkung iga kiri
dan kanan. Kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita.
– Dewasa : 4 – 5 cm
– Anak dan bayi : 3 – 4 cm
– Bayi : 1,5 – 2,5 cm

Secara umum dapat dikatakan bahwa bila jantung berhenti berdenyut maka pernafasan akan
langsung mengikutinya, namun keadaan ini tidak berlaku sebaliknya. Seseorang mungkin hanya
mengalami kegagalan pernafasan dengan jantung masih berdenyut, akan tetapi dalam waktu
singkat akan diikuti henti jantung karena kekurangan oksigen.

Pada saat terhentinya kedua sistem inilah seseorang dinyatakan sebagai mati klinis. Berbekal
pengertian di atas maka selanjutnya dilakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru.

E. PENGENALAN OBAT-OBATAN

OBAT LUAR
1. Rivanol
2. Plester
3. Betadine
4. Minyak kayu putih
5. Alkohol
6. Tetes mata
7. Bioplasenton
8. Counterpain
9. Kapas
10. Pembalut
11. Oxycan

OBAT DALAM

1. CTM
2. Paracetamol/Antalgin
3. Norit & Susu
4. Promag
5. Napacin
6. Enterostop
7. Feminax

Pembalut dan Pembalutan

1) PembalutMacam-macam pembalut :

a) Pembalut kasa gulung

b) Pembalut kasa perekat

c) Pembalut penekan

d) Kasa penekan steril (beraneka ukuran)

e) Gulungan kapas

f) Pembalut segi tiga (mitella)

2) Pembalutan

a) Pembalutan segitiga pada kepala, kening

b) Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki

c) Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan

d) Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi


e) Pembalutan spiral pada tangan

f) Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan yang
cidera.

2. Budaya Hidup Sehat

Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya hidup sehat, dengan jalan
mendidik agar mereka dibiasakan untuk :

1) Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan, kaki, pentingnya
mandi, pemeliharaan gigi, dsb.

2) Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan jalan : secara rutin
melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, minum air putih, dsb.
3) Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani dengan berolahraga, mendaki
gunung, berenang, terbang laying, dsb.

4) Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan pengetahuan tentang gizi.

5) Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan pada saat
berkemah

6) Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.


e. P3K patah tulang

1) Tanda-tanda patah tulang

a) Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka

b) Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal

c) Ada rasa nyeri kalau digerakkan

d) Kulit tidak terasa kalau disentuh

e) Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka

2) Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang

a) Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan
pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan
atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang.

b) Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban dengan
cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang
badan

c) Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :

– hentikan pendarahan serius yang terjadi

– usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan

– upayakan lalu lintas udara tetap lancer

– jika diperlukan buatlah nafas buatan

– jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala untuk menjaga
agar leher tidak bergerak

d) Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba
memperbaiki letak tulang.

Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.

3) Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya


a) Patah lengan bawah Pergelangan Tangan• Letakkan perlahan-lahan
lengan bawah tersebut ke dada hingga lengan membentuk sudut 90
derajat dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di dada

• Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk,


satu untuk membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat
bagian luar

• Usahakan pembelat merentang dari


siku sampai ke punggung jemari

• Aturlah gendongan tangan ke leher


sedemikian rupa sehingga
ketinggian ujung-ujung jari hanya
7,5-10 cm dari siku

b. Patah Tulang lengan Atas (siku ke


bahu)

• Letakkan tangan perlahan-lahan ke


samping tubuh dalam posisi sealamiah mungkin

• Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan


menempel perut

• Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan


empuk di sebelah luar lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain
di atas dan di bawah bagian yang patah

• Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang


patah ke tubuh dengan handuk atau kain yang melingkari
dada dan belatan (bidai)

c) Patah Tulang Lengan Bawah

Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan,


dari dekat siku sampai lewat ujung jemari.
d) Patah Tulang di paha

• Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter

• Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal

• Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar

• Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk

• Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut, sedangkan
pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.

You might also like