You are on page 1of 9

Halaman 1

Jurnal ARC Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Masyarakat


Volume 2, Edisi 3, 2017, PP 21-24
ISSN No. (Online) 2456-0596
DOI: http://dx.doi.org/10.20431/2456-0596.0203004
www.arcjournals.org
Jurnal ARC Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Masyarakat
Halaman | 21
Efektivitas Senam Ergonomis Terhadap Tingkat Asam Urat
Penderita Lansia dengan Gout / Arthritis
Maria Magdalena Purba 1 , Widya Warastuti 2
1,2 Departemen Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya, Indonesia
1. BACKGROUND
Prevalensi insidensi gout masih belum tercatat secara global di dunia, tetapi gout / arthritis
adalah masalah kesehatan yang dominan di kedua negara maju dan negara berkembang.
(Hidayat 2009) menunjukkan bahwa prevalensi asam urat adalah sekitar 2,6-47,2% dalam
berbagai populasi Chuang (2011), berdasarkan hasil penelitian di Taiwan pada tahun 2005 -
2008, kejadian asam urat pada wanita yang lebih tua meningkat sebesar 19,17%, dan
prevalensi asam urat pada wanita senior adalah oleh 23,3%. Chattopadhyay et.al (2001)
mendefinisikan akut Gout adalah gangguan inflamasi yang dicirikan oleh rasa sakit yang
disebabkan oleh kristal monosodium uric akumulasi serta jaringan lunak di dalam tubuh.
Gout ditandai dengan peningkatan asam urat tingkat (> 7 mg / dl) pada pria dan (> 6mg / dl)
di perempuan. Di Indonesia, penyakit encok gout menempati urutan kedua dari osteoarthritis
(Juandy, 2009). Gout dapat mengganggu kenyamanan saat beraktivitas karena nyeri sendi.
Selain itu, asam urat juga bisa menyebabkan risiko tinggi komplikasi seperti Urolithiasis dan
asam urat akut Nefropati. Penanganan komplikasi semacam itu perlu diterima dengan tepat
pengobatan. Fravel, & Ernst, (2011) menyatakan hal itu penanganan gout yang tepat dan
aman diperlukan baik secara farmakologi maupun non-pharmaco-secara logis.
Olahraga adalah cara efektif untuk menurunkan asam urat tingkat. Dua puluh menit latihan
per hari adalah dianjurkan untuk menjaga tubuh tetap bugar dan mengurangi kadar asam urat
(Mujianto, 2013). Olahraga senam yang bisa dilakukan untuk lansia termasuk 10 menit
senam, senam kegel, yoga, tai-chi dan senam ergonomis. Karena itu, peneliti tertarik untuk
mengetahui efektivitas senam ergonomis terhadap kadar asam urat klien lansia dengan gout
artritis pada keperawatan rumah di Tangkiling, Palangka Raya, Indonesia.
2. MATERIAL DAN METODE
Penelitian ini menggunakan metode quasi -experiment dengan desain grup kontrol posttest
yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok perlakuan yang
mendapat ergonomis berolahraga 3 kali seminggu selama empat minggu, dan kelompok
kedua adalah kelompok kontrol, kelompok yang rutin rutin berolahraga setiap hari sekali
seminggu. Penelitian ini dilakukan di PT
Abstrak
Latar Belakang: Gout dapat mengganggu kenyamanan selama kegiatan karena nyeri sendi
dan juga menyebabkan risiko tinggi
komplikasi seperti Urolithiasis dan Nephropathy. Pengobatan asam urat, terutama yang
mengalaminya
asam urat akut dapat dilakukan secara farmakologis dan non-farmakologis.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas senam ergonomis pada
urat
tingkat asam klien lansia dengan gout / artritis di panti jompo, di Tangkiling, Palangka
Raya, Indonesia.
Penelitian ini lebih difokuskan pada terapi non-farmakologis dengan senam ergonomis.
Metode: Metode penelitian adalah quasi-experiment dengan desain pre dan posttest dengan
25 responden dan 25
kelompok kontrol.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ergonomi
senam dengan penurunan kadar asam urat pada kelompok perlakuan yang ditunjukkan oleh
nilai signifikan (0,00) <p-
nilai (0,05)
Kesimpulan: Senam ergonomis dapat memaksimalkan suplai oksigen ke otak, sistem
keringat, tubuh
sistem pemanas, serta sistem pembakaran seperti asam urat. Dengan cara ini, senam
menyediakan kesehatan
untuk lansia sehingga orang tua senang di masa lalu.
Kata kunci: senam ergonomis, asam urat, lansia, asam urat.
* Penulis yang sesuai: Maria Magdalena Purba , Poltekkes Kemenkes Palangka Raya,
Indonesia ,
Email: mariapurba45@gmail.com

Halaman 2
Efektivitas Senam Ergonomis terhadap Tingkat Asam Urat Pasien Lansia dengan Gout
/ Arthritis
Jurnal ARC Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Masyarakat
Halaman | 22
Rumah jompo Sinta Rangkang di Tangkiling,
Palangka Raya. Alasan untuk memilih
lokasi adalah karena panti jompo ini adalah satu-satunya
satu di kota. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua 100 lansia di panti jompo. Cara ini,
penulis menggunakan purposive random sampling.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah usia 50
dan di atas, bersedia menjadi responden, darah
asam urat ≥ 6 mg / dl untuk wanita dan pria ≥ 7
mg / dl. Sedangkan kriteria eksklusi adalah lansia yang
tidak kooperatif dan tidak mengikuti penuh
kegiatan, orang tua yang mengkonsumsi terapi
obat-obatan seperti obat penurun asam urat,
obat hipertensi, memiliki tambahan lainnya
penyakit dan memiliki kelemahan fisik (cedera).
Ukuran sampel dari penelitian ini dihitung
menggunakan rumus Slovin (Notoatmojo, 2010)
dan memperoleh sampel 50 orang.
3. R ESULTS
Subyek dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di
panti jompo Sintang Rangkang Tangkiling
berjumlah 50 orang yang terdiri dari 25 lansia
sebagai kelompok perlakuan dan 25 lebih tua sebagai
kelompok kontrol.
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
oleh Gender
Jenis kelamin
Grup
Total
Kontrol Perawatan
Men
13
52%
18
72%
31
62%
Perempuan
12
48%
7
28%
19
38%
Total
25
100%
25
100%
50
100%
Berdasarkan data jenis kelamin, responden laki-laki (52%)
lebih dari wanita dalam kelompok pengobatan sementara
pada kelompok kontrol pria juga lebih dari
perempuan (72%).
Meja 2. Distribusi Karakteristik Responden
berdasarkan Usia
Usia
Grup
Pengobatan
Kontrol
Berarti
69,36
67,40
SD
Mini-Max
9.282
51-90
9,626
52-80
Berdasarkan Tabel 2 di atas usia rata-rata
responden yang dirawat adalah 69,39 tahun dan
standar deviasi adalah 9,28 sementara yang termuda
usia 51 tahun, dan yang tertua adalah 90 tahun
tahun.
Tingkat asam urat dalam kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol dinilai melalui pemeriksaan
dilakukan sebelum latihan ergonomis dan sesudahnya
penyelesaian latihan dilakukan sebanyak tiga kali
seminggu selama empat minggu untuk kelompok perlakuan dan
satu minggu per hari untuk kelompok kontrol.
Table3. Deskripsi Tingkat Asam Urat sebelum dan
setelah Latihan Ergonomis
Statistik
Pengobatan
Kelompok
n = 25
Kontrol
Kelompok
n = 25
Tingkat
dari
uric
AC id
sebelum
ergono
mic
gymna
stics
Tingkat
dari
uric
AC id
setelah
ergono
mic
pesenam
ics
Tingkat
dari
uric
AC id
sebelum
reguler
pesenam
ics
Tingkat
dari uric
AC id
setelah
reguler
gymna
stics
Berarti
7.66
6.43
7.9
8,01
Std
Dev
1,052 1,048
1,49
1,52
Minimu
m
6.2
4.4
6.0
6.0
Maximu
m
10
9.0
11,5
11,5
Rentang 3,8
4.6
5,5
5,5
Data ini menunjukkan bahwa kadar asam urat antara
kelompok perlakuan dan kontrol tidak
berbeda secara signifikan. Perbedaan dalam
nilai rata-rata kadar asam urat sebelum ergonomis
senam dan olahraga teratur antara
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol adalah -
0,24.
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah
varians dari data penelitian homogen atau
tidak homogen. Saat hasil tes ini
diperoleh p-value (p> 0,05), maka nilai dari
varians adalah homogen. Tabel berikut
menunjukkan uji homogenitas antara perlakuan
kelompok dan kelompok kontrol.
Table4. Uji homogenitas kadar asam urat sebelumnya
dan setelah senam ergonomis dan teratur
olahraga senam
Variabel
Pengobatan
Kelompok
n = 25
Kontrol
Kelompok
n = 25
Sig.
berarti SD berarti SD
Tingkat asam urat
sebelum tes
7,66 1,052 7,9 1,49 0,52
Tingkat asam urat
setelah tes
6,4 1,04 6,4 1,04 0,97
Men
8.2 1.23 7.7 1.41
Perempuan
7.1 1.07 6.45 1.38
Dari tabel di atas, terlihat bahwa ini
data penelitian bersifat homogen jika signifikan
nilai> nilai (p> 0,05)
Uji Sampel Uji Pasangan / T-tes dilakukan
untuk menentukan apakah ada yang signifikan
hubungan antara senam ergonomis
dengan penurunan kadar asam urat dalam
kelompok perlakuan.

Halaman 3
Efektivitas Senam Ergonomis terhadap Tingkat Asam Urat Pasien Lansia dengan Gout
/ Arthritis
Jurnal ARC Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Masyarakat
Halaman | 23
Table5 . Perubahan kadar asam urat rata-rata sebelumnya
dan setelah ergonomi senam dan teratur
olahraga senam
Variabel
Padukan perbedaan t-test
Sig.
berarti
SD
Tingkat asam urat
sebelum tes
Tingkat asam urat
setelah tes
7.78
7.22
1,28
1,52
0,00
Dalam tabel di atas kadar asam urat setelah
latihan ergonomis dalam kelompok perlakuan
menurun dari 7,78 menjadi 7,22. Dari meja, itu
dapat dijelaskan bahwa ada yang signifikan
hubungan antara senam ergonomis
dengan mengurangi asam urat dalam kelompok perlakuan yang terlihat
dari nilai sig (0,00) <p value (0,05).
Dengan demikian, disimpulkan bahwa senam ergonomis
efektif dalam menurunkan kadar asam urat dalam
darah.
4. D ISCUSSION
Karakteristik subjek penelitian ditunjukkan
bahwa proporsi tertinggi adalah laki-laki. Ini
Kondisi ini karena jumlah lansia di
panti jompo lebih banyak pria daripada wanita. Dari
100 orang dewasa yang lebih tua di panti jompo, 55
adalah laki-laki dan juga sampel yang memenuhi
kriteria dan bersedia mengikuti studi ini
lebih banyak pria. Ini diperkuat oleh Choi et.al
(2004) yang berpendapat bahwa gout cenderung terjadi
dialami oleh pria karena pria tidak memiliki
hormon estrogen sehingga pada usia pubertas lebih banyak
orang mengalami gout daripada wanita. Ini
kejadiannya sesuai dengan Kertia (2009)
yang berpendapat bahwa semakin tua jantan, semakin tinggi
kemungkinan penyakit asam urat. Doherty (2009)
juga mengatakan bahwa asam urat lebih diderita oleh pria daripada
wanita dengan rasio 4: 1 pada usia 65 tahun ke atas.
Hasil ini menunjukkan bahwa prevalensi asam urat
pada pria lebih besar dari pada wanita, yang mana
21,6% pada pria dan 8,6 pada wanita.
Orang tua cenderung mengalami gout yang disebabkan oleh
penurunan produksi beberapa enzim dan
hormon dalam tubuh yang berperan dalam
ekskresi asam urat. Enzim yang memainkan
peran dalam proses ekskresi asam urat adalah urokinase
enzim. Enzim ini berfungsi untuk mengubah asam urat
ke dalam bentuk alotonin yang akan diekskresikan
melalui urin. Akibatnya, gangguan
enzim buang air kecil akan mempengaruhi pembuangan
asam urat yang bisa menyebabkan asam urat. Hasil dari data
analisis menunjukkan bahwa ada perubahan yang signifikan
antara senam ergonomis dan asam urat
tingkat responden kelompok perlakuan yang
dibuktikan dengan sig. Nilai (0,00) <p-value (0,05).
Hasil ini mengikuti Komariah (2015) yang menyatakan itu
kadar asam urat turun -1,251 selama empat minggu
olahraga. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah pada pemeriksaan urat
kadar asam karena penelitian ini menggunakan fotometer
5010 v 5+. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
senam ergonomis benar-benar mengurangi asam urat
tingkat karena senam ergonomis adalah
teknik latihan untuk mengembalikan atau memperbaiki
posisi dan fleksibilitas sistem saraf
dan aliran darah. Senam ergonomis juga
memaksimalkan suplai oksigen ke otak, terbuka
sistem kecerdasan, keringat, panas tubuh, dan
terbakar (asam urat, kolesterol, gula darah,
asam laktat, kristal oksalat). Selain ergonomis
senam dapat membantu karbohidrat
sistem konversi, membuat elektrolit dalam
darah, kesegaran tubuh, dan kekebalan tubuh
energi negatif / virus, dan pembuangan
energi negatif dari tubuh. Gerakan
terkandung dalam senam ergonomis sangat
bergerak efektif, efisien dan logis karena
serangkaian aksi adalah serangkaian gerakan doa
yang telah dilakukan manusia sejak pertama sampai saat ini
(Sagiran, 2012). Senam Ergonomis adalah a
senam yang dapat langsung membuka, membersihkan dan
aktifkan seluruh sistem saraf tubuh.
Hasil ini juga didukung oleh penelitian oleh
Suharjono (2014) yang menemukan bahwa ergonomis
senam mempengaruhi penurunan rasa sakit yang disebabkan oleh
encok.
5. C ONKLUSI
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada a
pengaruh signifikan antara ergonomis
senam dengan menurunkan kadar asam urat
lansia di panti jompo Rangkang Tangkiling,
Palangka Raya, Indonesia. Dianjurkan untuk
mendidik masyarakat bahwa latihan fisik dapat
meningkatkan kesehatan, terutama aktivitas fisik dengan
senam ergonomis yang terbukti efektif dalam
menurunkan kadar asam urat dalam darah.
R EFERENCES
[1] Chattopadhyay, I., Shetty, HGM, Routledge,
PA, & Jeffery, J. (2001). Colchicine diinduksi
rhabdomyolysis.
Pascasarjana
medis
jurnal , 77 (905), 191-192.
[2] Chuang, SY, Lee, SC, Hsieh, YT, & Pan,
WH (2011). Tren hiperurisemia dan asam urat
prevalensi: Survei Nutrisi dan Kesehatan di Indonesia
Taiwan dari 1993-1996 hingga 2005-2008. Asia
Jurnal Pasifik nutrisi klinis , 20 (2), 301-
308.
[3] Choi, HK, Atkinson, K., Karlson, EW,
Willett, W., & Curhan, G. (2004). Purin-kaya
makanan, susu dan protein, dan risiko
gout pada pria. Jurnal New England dari
Medicine , 350 (11), 1093-1103.C

Halaman 4
Efektivitas Senam Ergonomis terhadap Tingkat Asam Urat Pasien Lansia dengan Gout
/ Arthritis
Jurnal ARC Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Masyarakat
Halaman | 24
Kutipan: Maria Magdalena Purba & Widya Warastuti, Efektivitas Senam Ergonomis
Terhadap Asam
Tingkat Urat Pasien Lansia dengan Gout / Arthritis. Jurnal ARC Kesehatan Masyarakat dan
Kedokteran Masyarakat.
2017; 2 (3): 21-24 doi: dx.doi.org/10.20431/2456-0596.0203004
Hak Cipta: © 2017 Penulis. Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah
ketentuan Materi Iklan
Lisensi Atribusi Komon, yang memungkinkan penggunaan, distribusi, dan reproduksi tidak
terbatas dalam media apa pun,
asalkan penulis dan sumber asli dikreditkan.
[4] Doherty, M. (2009). Wawasan baru ke dalam
epidemiologi asam urat. Rheumatologi , 48
(suppl_2), ii2-ii8.
[5] Fravel, MA, & Ernst, ME (2011).
Penatalaksanaan asam urat pada orang dewasa yang lebih tua. Itu
Jurnal American farmakoterapi geriatrik ,
9 (5), 271-285.
[6] Hidayat, R. (2009). Gout dan hiperurisemia .
Medicinus. Edisi Juni-Agustus; 22: 47-50
[7] Juandy, J. (2009). Gout dan Diet, http: // www .
depkes.go.id/
[8] Komariah, A. (2015) Pengaruh Senam
ergonomis Terhadap Kadar Asam Urat Pada
Lansia
dengan Gout di Pos Binaan
Terpadu Kelurahan Pisangan Ciputat Timur.
(Tesis
tidak diterbitkan).
[9] Kertia, N. (2009). Asam Urat: Benarkah Hanya
Menyerang Laki-laki. Yogyakarta: B Frirs .
[10] Mujianto. 2013. Cara Cepat Mengatasi 10 Besar
Kasus Muskuloskeletal dalam Praktek Klinik
Fisioterapi. Malang: Tim Press.
[11] Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian
Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta .
[12] Sagiran. (2012). Mukjizat Gerakan Sholat.
Jakarta: Qultum Media
[13] Suharjono (2014). Efek Senam Lansia
Terhadap Perubahan Nyeri Persendian Pada
Lansia di Kelurahan Komplek Kenjeran,
Kecamatan Bulak, Surabaya. Jurnal Ilmiah, 2
(2), 106-110.

You might also like