You are on page 1of 11

Pokok Bahasan :

Sub Pokok Bahasan :


Tempat :
Sasaran :
Waktu :
Tanggal :

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan, klien mampu mengerti dan memahami tentang masalah
tumbang anak

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 1x20 menit klien dapat:


1. Menyebutkan pengertian pertumbuhan dan perkembangan dengan benar.
2. Menyebutkan 2 dari 3 tahap-tahap Pertumbuhan dan perkembangan yang dialami.
3. Menjelaskan kembali faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
4. Menyebutkan 2 dari setiap fase perkembangan.

C. Materi : Tumbuh kembang

D. Metode : Ceramah, diskusi

E. Media : leaflet

F. Kegiatan

No Tahap Waktu ( menit) Kegiatan

Penyuluh Peserta
Perkenalan dan
1 Pembukaan
2 Inti

3. Penutup

G. Sumber Bacaan

H. Evaluasi : ( Cara , Jenis , Waktu, Soal )

Lampiran Materi
PENGERTIAN STIMULASI TUMBUH KEMBANG
Menurut (dr. Kusnandi Rusmi,Sp.A(k) MM, 2010), Stimulasi adalah upaya orang tua
atau keluarga untuk mengajak anak bermain dalam suasana penuh gembira dan kasih sayang.
Aktifitas bermain dan suasana cinta ini pentig guna merangsang seluruh sistem indera, melatih
kemampuan motorikhalus dan kasar, kemampuan berkomunkasi serta perasaan pikiran si
anak. Seperti di jelaskan pakar dan konsultan tumbuh kembang anak . rangsangan atau
Stimulasi sejak dini adalah salah satu faktor eksternal yang sangat penting dalam menentukan
kecerdasan anak. Selain stimulasi ada faktor eksternal lain yang ikut mempengaruhi
kecerdasan seorang anak yakni kualitas asupan gizi, pola pengasuhan yang tepat dan kasih
sayang terhadap anak.

TUJUAN STIMULASI
Tujuan Stimulasi Pada Anak
Tujuan tindakan memberikan stimulasi pada anak adalah untuk membantu anak mencapai
tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan. Tindakan ini
meliputi berbagai aktifitas untuk merangsang perkembangan anak, seperti latihan gerak,
berbicara, berfikir, kemandidian dan sosialisasi. Stimulasi dilakukan orangtua dan keluarga
setiap ada kesempatan atau sehari hari, secara berkala dan terus-menerus. Stimulasi
disesuaikan dengan umur dan prinsip stimulasi (Suherman, 2000).

Adapun prinsip dari stimulasi adalah sebagai berikut :


1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2. Selalu tujukkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan meniru tingkah laku
orang-orang yang terdekat dengan anak.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap 4
(empat) aspek kemampuan dasar anak.
6. Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak.
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8. Berikan selalu pujian bila perlu hadiah atas keberhasilannya.

TAHAPAN STIMULASI SESUAI USIA


1. Usia 0 - 3 bulan
Berikan si kecil stimulasi yang mengutamakan rasa nyaman aman, dan menyenangkan,
adapun yang perlu dilatih diantaranya :
A. Motorik kasar
B. Motorik halus
 Refleks menghisap (sucking reflex)
 Refleks menggenggam (palmar grasp reflex)
 Refleks leher (tonic neck reflex)
 Refleks mencari (rooting reflex)
 Refleks Moro (Moro reflex)

2. Usia 3 - 6 bulan
 Berbalik dari telungkup ke telentang
 Mengangkat kepala setinggi 900
 Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
 Menggenggam pensil
 Meraih benda yang ada di dalam jangkauannya
 Memegang tangannya sendiri
 Berusaha memperluas pandangan
 Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
 Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
 Tersenyum ketika melihat mainan / gambar yang menarik saat bermain sendiri

3. Usia 6 - 9 bulan
4 hal cara stimulasi bayi yang benar benar harus diperhatikan, yaitu :
1. Bicaralah selalu padanya,apa pun yang Anda lakukan ajaklah bayi Anda berbicara
2. Biarkan bayi bermain di lantai, tentunya lantai harus bersih dan aman, seringlah
menaruh bayi dilantai untuk merangsangnya lebih leluasa bergerak dan bisa mengontrol
gerakannya
3. Berikan aktivitas fisik, berrmainan permainan yang menggunakan fisik akan membantu
perkembangan dan kerja otot - otot tubuhnya
4. Dengan memberikan pujian, setiap kali bayi menunjukan kemajuan pesat berilah
pujian, ia pasti sering dan bersemangat untuk selalu mencoba serta mengulang kembali
kemampuannya.
4. Usia 9 - 12 bulan
Pada retang masa mur 9-12 bulan si kecil sudah menunjukkan beberapa aktivitas :
 Mengangkat badannya ke posisi berdiri
 Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan pada kursi
 Dapat berjalan dengan dituntun
 Mengulurkan lengan / badan untuk meraih mainan yang diinginkan
 Menggenggam erat pensil
 Memasukkan benda ke mulut
 Mengulang menirukan bunyi yang didengar
 Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
 Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
 Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
 Senang diajak bermain ”CILUK BA”
 Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal.

5. Usia 12 - 18 bulan
Si kecil bermain bersama menyusun kubus, menyusun potongan gambar sederhana,
memasukkan dan mengeluarkan benda kecil dari wadahnya, atau bermain boneka. Ajari
juga ia cara menggunakan peralatan makan dan memegang pensil lalu biarkan ia mencoret-
coret kertas dengan pensil warna. Lanjutkan stimulasi dengan melatihnya berjalan tanpa
berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga, menendang bola,melempar dan
menangkap bola, melepas celana, mengerti dan melakukan perintah sederhana,
menyebutkan nama, dan menunjukkan benda-benda.
6. Usia 18 - 24 bulan
Di usia ini mulailah merengasang si kecil dengan memintanya menyebutkan, dan
menunjukkan bagian tubuh seperti mata, hidung, telinga, dan mulut. Minta pula ia
menyebutkan nama-nama binatang, gambar atau benda-benda di sekitar rumah. Cobalah
membiasakan mengajak si kecil berbicara tentang kegiatan sehari-hari (makan, minum,
mandi, main, dan sebagainya). Latih ia menggambar garis, mencuci tangan, memakai
celana, baju, melempar bola, dan melompat.,selain itu bisa melatih keseimbangan berdiri
dengan satu kaki bergantian,melatih anak menggambar bulatan dan segitiga, Melatih anak
mau menceritakan apa yang dilihatnya, Melatih anak tentang kebersihan diri (buang air
kecil/besar pada tempatnya), melatih anak bernyanyi.

7. Usia 2 - 3 tahun
Saatnya Anda mengajari si kecil untuk mengenal warna, menghitung benda, menggunakan
kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah, banyak-sedikit), menggambar garis,
lingkaran dan manusia. Ajari pula cara memakai baju, menyikat gigi, buang air kecil dan
besar di toilet. Stimulasi juga bisa diberikan dengan mengajaknya latihan berdiri satu kaki,
menyebutkan nama teman, bermain kartu, boneka, dan masak-masakan, Melatih anak
menyusun balok.

8. Usia 3 tahun ke atas


Stimulasi yang bisa Anda berikan pada si kecil lebih mengarah padapengembangan
kemampuan kognitif, psikomotorik, dan bahasa serta untukkesiapan sekolahnya. Ajari ia
melakukan motorik kasar seperti berlari, senam sehat, lalu latih juga motorik halusnya
seperti memegang pensil dengan baik, menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung
sederhana, mengerti perintah sederhana, buang air kecil dan besar di toilet, berbagi dengan
teman, serta kemandirian. Tidak hanya dirumah, stimulasi juga bisa dilakukan di kelompok
bermain dan taman kanak-kanak.

MACAM-MACAM STIMULASI
A. KOMUNIKASI
Jalinlah komunikasi dengan sang buah hati sesering mungkin, bisa menceritakan
apa saja untuk mendukung pengetahuan bahasa dan mengembangkan pikirannya,
tentunya bercerita tentang hal-hal ringan saja, ajaklah anak untuk berbicara. Salah satu
contoh berkomunikasih adalah:
1. Ceritakan kesibukan Kita.
Ceritakan dengan lantang apa saja yang sedang di kerjakan dan lemparkan
pertanyaan-pertanyaan untuk batita. “Teruslah bicara, walaupun nampak konyol
karena batita tak bisa menjawab,” usul Pam Quinn, terapis wicara di RS Rehabilitasi
Schwab, Chicago.

2. Jadi ‘role model’.


Bila batita Anda mengatakan “cucu” untuk susu, gunakan pengucapan yang benar
ketika Anda merespon, “Ini susumu.” Kembangkan penguasaan bahasanya dengan
menambahkan kata-kata baru, misalnya “Susumu warnanya putih, enak sekali.”
Strategi ini tak hanya akan menambah jumlah kosa katanya tapi juga mengajarkan
cara kombinasi kata. Namun hindari mengoreksi ucapannya. “Menunjukkan
kesalahan anak bisa membuatnya tak nyaman. Bahkan anak seusia itupun dapat mulai
merasa bahwa apapun yang dilakukannya selalu salah di mata ibu,” kata Pam lagi.

3. Berlagak “bodoh”.
Beri batita kesempatan untuk meminta dan mengungkapkan kebutuhannya
sebelum Anda memberikan padanya. Contohnya, saat bermain, ia menggulirkan bola
dan Anda tahu ia ingin Anda mengembalikan bola itu padanya, pura-pura saja Anda
tidak mengerti, berikan ekspresi wajah bingung dan bertanya, “Ibu harus apa?” Jeda
seperti ini akan menyemangatinya untuk berkomunikasi.

4. Tetap nyata.
Hindari untuk mengucapkan kata berlebihan atau berbicara dalam Bahasa slang
atau bahasa pergaulan yang tak dimengerti balita usia 1-2 tahun. Orangtua wajib
berbicara dalam kalimat-kalimat reguler dan dalam bahasa yang benar, yang akan
membantu anak mengerti cara memadukan kata menjadi kalimat yang bermakna.
5. Mengenalkan anggota tubuh
Ajaklah bayi berkomunikasi dengan mengenalkan anggota tubuh. Misalnya
menunjuk kepala, pundak, hidung, kaki, mata dan sebagainya. Memperlihatkan cerita
bergambar, atau kumpulan gambar buah, hewan dan benda sehari-hari. Latih gerak
motorik tangan dengan membuat garis, berlatih mencuci tangan sendiri, latihan
melempar bola.

6. Menggunakan Bahasa Isyarat


Membangun rasa percaya dan meningkatkan interaksi. Secara psikologis bayi
akan merasa lebih dekat dengan orang yang berkomunikasi. Dengan mengerti apa
yang dikomunikasikan bayi, orangtua menjadi lebih mengetahui kebutuhan yang
diinginkan bayi saat itu. Mendorong berkomunikasi lebih awal. Sebenarnya bayi usia
muda, dengan kemampuan pergerakan koordinasi mulut yang belum sempurna,
mempunyai keterbatasan dalam berbahasa. Meskipun terdapat beberapa parameter
kemampuan bahasa yang dapat dinilai dengan bunyi-bunyian yang keluar dari mulut
atau mimic muka dan posisi tubuh bayi. Dengan keterbatasanya tersebut tampaknya
bahasa isyarat dapat digunakan untuk alternatif dalam berkomunikasi. Kesulitan
berkomunikasi dengan anak akan menimbulkan perasaan yang cemas dan frustasi
baik pada anak dan orangtua. Seringkali orang tua tidak mengetahui keinginan anak,
sebaliknya anak sulit mengungkapkan keinginannya. Apalagi ungkapan yang
membingungkan tersebut disertai tangisan yang hebat. Dengan bahasa isyarat
kesenjangan komunikasi dapat diminimalkan, pada akhirnya membuat perasaan
orangtua lebih nyaman bila keinginan anak dapat dipahami.
PERMAINAN
Menurut para ahli, idealnya Mama memiliki cara-cara kreatif untuk terus
menstimulasi anak. Adakalanya Anda juga kehabisan ide. Kabar baiknya, Alvin N. Eden,
MD., penulis buku Positive Parenting: Raising Healthy Children from Birth to Three
Years, memberikan beberapa rekomendasi alat apa saja yang perlu Anda miliki untuk
bisa menstimulasi si 2-3 tahun dengan optimal. Ini dia beberapa di antaranya:

1. Sepeda roda tiga. Ajarkan anak untuk mengayuh pedalnya, juga mengarahkan
setangnya. Tentu dampingi ia selalu saat mencoba.
2. Gerobak sorong roda satu (wheelbarrow). Anak bisa membawa mainan untuk
dibawa ke ruang lain (atau untuk dibereskan). Jangan lupa memastikan
gerobaknya bersih.
3. Perlengkapan memanjat, bisa berupa tangga, pagar, tali pengaman, dll. Tentu saja
Anda harus mengawasi ketika anak bermain panjat-panjatan, bukan lalu
melarangnya sama sekali.
4. Perkakas dan meja kerja. Ketika anak berusaha memalu paku mainan atau
memasang sekrup, sebetulnya dia sedang mengasah keterampilan motoric
halusnya.
Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya. Berikut
contoh permainan pada stimulasi anak :
1. Main senyum, cium, dan suara (0-3 bulan)
Pada periode yang sangat awal ini, rangsang penglihat, peraba, pencium, dan
pendengar penting untuk perkembangan otak atau kognisi bayi. Stimulasi seperti
mendaratkan ciuman ke kening, pipi, mata, atau bagian tubuh yang lain, mengelus-elus,
memberikan senyuman terindah, mengajak bicara, dan mendengarkan musik, membantu
si buah hati belajar sense of sensations, sensasi. Hasilnya, bayi mampu memberikan
senyum balasan di umur 6 atau 8 minggu. Otak bayi diajak belajar menginterpretasikan
berbagai hal seperti ekspresi wajah atau suara dan membantu mengembangkan ukuran
otaknya dua kali lipat. Bayi akan mengurangi perhatian pada rangsang yang berulang dan
akan menambah perhatiannya saat rangsang itu berubah.
2. Main gerak dan tebak (Usia 3-6 bulan).
Di usia 4 bulan, bayi mulaimengenal dan menjalani rutinitas seperti bangun, tidur,
atau makan. Anda dapat mengenalkan rutinitas lain yang membantu perkembangan
otaknya seperti mengikuti aktivitas bermain sambil gym atau aktivitas motorik. Kegiatan
ini membantu bayi belajar sebab-akibat, misalnya ia dapat menggapai mainan yang
terjuntai di atasnya bila ia duduk dan merentangkan tangannya ke atas. Selain itu,
bermain belajar mengenal anggota tubuh dari cermin juga seru. Anda menunjuk lalu
mengucapkan bagian tubuh apa secara jelas dan perlahan. Misalnya “Ini apa? (sambil
menyentuh matanya) Ini mata.” Meski ia masih dalam tahap bergumam atau bubble,
perlahan ia belajar mengucap satu akhiran kata, misalnya “ta” dari “ma-ta”. Bayi pun bisa
memperlajari anggota tubuh dan belajar bicara.

3. Main “Petak Umpet”(Usia 6-9 bulan)


Pencapaian kekonstanan atau objek permanen sebuah benda bisa diraih pada periode
usia ini. Maksud dari konstan yaitu pemahaman bahwa benda sebenarnya tetap ada
walaupun tidak terlihat. Umumnya, bayi akan berusaha terus mencari, menemukan benda
yang disembunyikan. Berhubung dia sedang belajar merangkak, tentu bayi akan mencari
dengan cara merangkak. Biarkan ia merangkak sesukanya. Aktivitas ini dapat
menstimulasi koordinasi otak kiri dan kanannya. Bermain Cilukba, menutup benda
dengan sapu tangan, atau sembunyi di bawah selimut bisa menjadi permainan sederhana
yang menstimulasi otak bayi untuk pemahaman objek permanen.

4. Bermain kreatif
Dalam periode usia ini terjadi peningkatan mobilitas dan pengenalan lingkungan
sekitar. Ia semakin aktif dan cenderung mencoba memberikan stimulus pada orang lain.
Misalnya ia mulai menarik perhatian Anda dengan menarik-narik pakaian Anda,
menggapai dan mengambil barang-barang di sekitarnya, atau meniru suara Anda. Ia
paham situasi yang ia rasakan. Kalau ia merasa sedang tidak mendapat perhatian Anda,
langsung ia mencari perhatian! Idenya sangat fantastis.
Memanfaatkan situasi ini, Anda bisa mengajaknya bermain yang menstimulasi
kreativitasnya serta mengenalkan perintah-perintah sederhana. Misalnya meminta dia
menyusun balok kemudian meruntuhkannya, menaruh barang di tempatnya, atau bermain
tepuk-tepuk tangan sambil bernyanyi. Kira-kira bangunan seperti apa yang dibuatnya
atau bagaimana ritme tepukannya?
DEFINISI
1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun induvidu, yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter).

2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam


struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai
hasil dari proses pematangan. Menyangkut perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
CIRI-CIRI TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kotinu sejak dari konsepsi sampai maturitas
atau dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya
berbeda antara anak yang satu dengan yang lain berbeda.
3. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
4. Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas
5. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
6. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum
gerakan volunter tercapai.

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada
masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Pada masa balita ini kemampuan berbahasa, kreativitas, sosial,
emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa
ini. Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan
secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi penyimpangan dari
perkembangan normal. Empatparameter yang dipakai dalam menilai perkembangan anak
adalah:
1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).
2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).
3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara spontan).
4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya).
JENIS-JENIS STIMULASI YANG DI BUTUHKAN OLEH ANAK
a) Stimulasi aspek fisik. Rangsangan untuk fisik bayi dan balita amat diperlukan,
karena pada usia mereka perkembangan syaraf-syaraf motorik sangat pesat.
Melakukan gerakan-gerakan sederhana seperti berlari, berjalan, menari akan sangat
membantu perkembangan mereka.
b) Stimulasi aspek emosi. Kenalkan mereka dengan bentuk emosi dasar, bahagia dan
sedih. Dengan menghiburnya pada saat menangis karena mainannya rusak akan
membantu. Ajari pula mereka untuk berbagi dengan teman sebayanya, misalnya
dengan bernagi mainan, sehingga dapat menimbulkan kepekaan untuk bertoleransi
dan berperilaku menyenangkan.
c) Stimulasi aspek spiritual. Ajarilah anak untuk berdoa dengan menggunakan kata-
kata yang sederhana, mengucapkan terimakasih kepada tuhan atas makanan, hari yang
indah, dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan hari itu. Akan membuat anak
semakin peka. Ajak juga mereka ke tempat ibadah, dan membacakan dongeng dan
kisah-kisah para nabi juga akan membantu meningkatkan moral.
d) Stimulasi aspek intelektual. Rangsangan intelektual dapat dilakukan dengan sering
memberikan buku bacaan, mengajak anak melakukan permainan, dan rekreasi
bersama, dan juga dengan rajin menjawab keingintahuan anak. Jadi sebagai orangtua
juga harus rajin belajar agar sanggup memenuhi dan menjawab keingintahuan anak
dengan baik dan benar.
e) Stimulasi aspek sosial. Anak pun harus diajari untuk peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Membantu menjaga adik, membantu orangtua yang sedang sibuk, akan
merangsang kepekaan alaminya.
Agar stimulasi ini dapat menunjukkan hasil yang baik, kita tidak boleh melupakan
istirahat yang cukup dan asupan nutrisinya. Gizi yang baik amat sangat dibutuhkan oleh
anak, karena mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan. Jadi asupan nutrisi
tentunya amat dibutuhkan untuk perkembangan fisik, daya tahan tubuh, pencernaan, dan
juga tentunya untuk perkembangan otak mereka.

You might also like