You are on page 1of 7

BAB III

METODELOGI PENULISAN

3.1 Rancangan Studi Kasus

Desain yang di gunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah adalah

deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yaitu jenis rancangan penelitian yang

banyak dilakukan diberbagai bidang. Studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat,

serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa, aktivitas atau individu. Penelitian ini

menggunakan rancangan studi kasus yaitu menggambarkan survey gambaran klinis

kegawatdaruratan pada pasien asma

3.2 Subyek Studi Kasus

Untuk studi kasus tidak dikenal populasi dan sampel, namun lebih mengarah

kepada istilah subyek studi kasus oleh karena yang menjadi subyek studi kasus

sekurang-kurangnya dua pasien (individu, keluarga, atau masyarakat kelompok

khusus) yang diamati secara mendalam, subyek kasus perlu dirumuskan kriteria

inklusi dan eksklusi.

Subyek penelitian diambil dari pasien asma yang mengalami sesak napas.

Pemilihan subyek secara consecutive sampling, yaitu cara pengambilan sampel

dilakukan dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun

waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi. Jumlah tersebut tergantung

dengan jumlah pasien asma yang mengalami sesak napas dan memenuhi kriteria

inkusi dengan perhitungan. Kriteria inklusi dan kriteria-kriteria eksklusi dari

penelitian ini sebagai berikut :

23
24

a. Kriteria inklusi

Adalah karakteristik sampel yang layak untuk diteliti, yaitu :

1) Pada pasien asma yang mengalami sesak napas.

b. Kriteria eksklusi

Adalah karakteristik sampel yang tidak memenuhi kriteria inklusi, yaitu :

1) Pasien yang tidak bersedia menjadi responden.

3.3 Fokus Studi Kasus

Fokus studi adalah kajian utama yang akan di jadikan titik acuan studi kasus,

yaitu survey gambaran klinis kegawatdaruratan pada pasien asma

3.4 Definisi operasional

Pada bagian ini berisi tentang penjelasan atau definisi yang di buat oleh

peneliti tentang fokus studi yang di rumuskan secara oprasional yang akan

digunakan pada studi kasus dan bukan merupakan definisi konseptual berdasarkan

literature. Studi kasus asuhan keperawatan :

Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan

karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan

peradangan, dimana penyempitan ini bersifat berulang namun reversibel.

3.5 Tempat dan Waktu

3.5.1 Tempat Studi Kasus

Penelitian ini akan dilaksanakan di IGD RSUD Wangaya Denpasar


25

3.5.2 Waktu Studi Kasus

Penelitian ini akan dilaksanakan tanggal 4 Februari sampai denga 4 Maret

2019

3.6 Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dan instrument pengumpulan data yang

digunakan dalam studi kasus diuraikan pada bagian ini. Penyusunan bagian awal

instrument dituliskan karakteristik responden, umur, pekerjaan, sosial ekonomi,

jenis kelamin, dan lain-lain. Jenis instrument yang sering digunakan pada ilmu

keperawatan diklasifikasikan menjadi:

a. Biofisiologis (pengukuran yang berorientasi pada dimensi fisiologi smanusia)

b. Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA : inspeksi, palpasi,

perkusi, auskultasi) pada system tubuh pasien.

Menurut Nursalam (2011) pemeriksaan fisik terdiri dari :

a. Inspeksi : merupakan proses observasi yang dilaksanakan secarasi stemik.

Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan sebagai alat

pengumpulan data pasien.

b. Palpasi : merupakan teknik pemeriksaan menggunakan indra peraba. Tangan

dan jari adalah instrument yang sensitive untuk mengumpulkan data tentang

suhu, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi dan ukuran.

c. Perkusi : merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetukkan jari perawat

(sebagai alat untuk menghasilkan suara) kebagian tubuh pasien yang dikaji
26

untuk membandingkan bagian yang kiri dan kanan. Perkusi bertujuan untuk

mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.

d. Auskultasi : merupakan teknik pemeriksaan fisik menggunakan indra

pendengaran melalui stestoskop untuk medengarkan bunyi yang dihasilkan

oleh tubuh.

Observasi dapat dilaksanakan dengan model instrument, antara lain:

a. Catatan anectodal : mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut

kejadian

b. Catatan berkala : mencatat gejala secara berurutan menurut waktu namun tidak

terus-menerus

c. Daftar cek list : menggunakan daftar yang membuat nama observer disertai

gejala yang diamati

d. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas pasien, keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang, dahulu, keluarga). Sumber data dari pasien,

keluarga, perawat lainnya)

e. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain

yang relevan) (Nursalam, 2011).

3.7 Analisa Data dan Penyajian Data

Analisa data dilakukan sejak penelitian di lapangan, sewaktu pengumpulan

data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan

selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknis analisis yang digunakan


27

dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dengan hasil

interprestasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan

masalah. Teknik analisis yang digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan

studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya di interprestasikan

dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi

dalam intervensi tersebut. Urutan dalam analisis adalah :

a. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumen). Hasil

ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkip

(catatan terstruktur).

b. Mereduksi Data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan

satu dalam bentuk transkip dan dikelompokkan menjadi data subyektif dan data

obyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostic kemudian

dibandingkan nilai normal.

c. Penyajian Data

Penyajian data disesuaikan dengan desain studi kasus deskriftif yang dipilih

untuk studikasus, data disajikan secara tekstular atau narasi dan dapat disertai

dengan cuplikan ungkapan verbal dan subyek studi kasus yang merupakan data

pendukungnya. Penyajian data juga dapat dilakukan dengan tabel (grafik, pli

chart dan lain-lain) dengan jalan mengamburkan identitas dari pasien.


28

d. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan prilaku kesehatan.

Penarikan kesimpulan dengan metode induksi. Data yang dikumpulkan terkait

dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan dan evaluasi.

3.8 Etika Studi Kasus

Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studikasus, terdiridari :

a. Informed consent ( persetujuan menjadi pasien)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian

dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan

sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan dengan

menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti

tentang maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek

bersedia, makamereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika

responden tidak bersedia, maka penelitian harus menghormati hak responden.

b. Anonymity ( tampa nama )

Memberikan jaminan dalam subjek penelitian dengan cara tidak memberikan

atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan

disajikan.
29

c. Confidentiality ( kerahasiaan )

Hasil penelitian, baik informasi maupun masalah – masalah lainnya. Semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

You might also like