You are on page 1of 10

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Initial Klien : Ny. M


DiagnosaMedis : G6P4A2 Post SC
No RM : 17.91.XX

Keluhan utama:
Pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi. Tampak luka post operasi pada
area abdomen bawah, panjang 12 cm, tertutup verban. Pasien post operasi hari
ke-3

A. Diagnosis Medis
G6P4A2 Post SC

B. Diagnosis Keperawatan
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasive: adanya luka
post operasi

C. Data yang mmendukung


DS:
 Klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi

DO:

 Tampak luka post op pada daerah abdomen bawah


 Panjang luka 12 cm dan ditutupi verban
 Pasien post op hari ke-3
 Hasil pemeriksaan laboratorium leukosit : 16.870/mm³

D. Dasar Pemikiran
Sectio caesarea adalah tindakan operasi paling konservasif. Indikasi
tindakan operasi obsetric dipertimbangkan dengan melihat adanya
indikasi pada ibu, indikasi pada janin, indikasi profilaks dan indikasi vital (
Manuaba, 2004 ).
Perawatan pasien dengan Sectio Caesarea (SC) merupakan masalah yang
rawan karena banyaknya komplikasi yang didapatkan baik pada ibu dan janin
seperti aspirasi metabolisme pulmonary, infeksi pada luka, infeksi saluran
kemih, cedera bladder atau bowel dan komplikasi akibat anastesi diantaranya
adalah perubahan pola nafas, brakikardi maupun kelemahan fisik.
Perawatan post operasi adalah perawatan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan setelah tindakan operasi sebagai tindak lanjut. Sedangkan luka
operasi adalah luka yang disebabkan oleh tindakan operasi. Biasanya luka tipe
ini lebih kecil, hanya berupa sayatan dan sudah dilakukan penjahitan jaringan
sehingga biasanya luka tidak dalam kondisi terbuka. Untuk kondisi ini luka
berada pada kondisi luka bersih sehingga yang harus ditekankan adalah
perawatan luka selanjutnya, juga harus mempertahankan kebersihan/
sterilitasnya karena itu adalah hal yang penting yang harus diperhatikan agar
luka segera sembuh.
Prosedur perawatan luka pada pasien post op bertujuan meningkatkan proses
penyembuhan jaringan dan juga untuk mencegah infeksi.

E. Prinsip Tindakan Keperawatan


Alat dan bahan:
 Set perawatan luka dalam bak instrument steril, terdiri dari 1 buah
pinset chirurgis. 2 buah anatomis, gunting hatting up , kassa steril,
kapas lidi, kassa deppers, dan gunting nekrotomi
 Sarung tangan steril
 Masker
 Korentang dan tempatnya
 Plester
 Betadine
 Alcohol 70%
 Larutan NaCl
 Perlak dan alas
 Bengkok
 Kantong sampah/ plastic
Prosedur pelaksanaan
a. Fase orientasi
 Memberi salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujan tindakan
 Menjelaskan langkah prosedur
 Menanyakan kesiapan pasien
b. Fase kerja
 Mencuci tangan
 Mengatur posisi pasien hingga luka terlihat jelas
 Memasang perlak dan pengalas
 Membuka peralatan
 Mendekatkan bengkok
 Membuka balutan/plester dengan alcohol
 Membuka balutan
 Membersihkan sekitar balutan dan sisa plester
 Memakai sarung tangan
 Menekan sekitar luka untuk mengetahui ada tidaknya pus
 Membersihkan luka dengan cairan NaCl/aquabidest steril dengan
memperhatikan prinsip steril
 Mengeringkan luka dengan kassa steril
 Melakukan oles obat topical terapi/dressing yang sesuai kondisi luka
 Menutup luka
 Melepas sarung tangan
 Mencuci tangan
c. Fase terminasi
 Mengevaluasi tindakan
 Menyampaikan rencana tindak lanjut
 Berpamitan

F. Analisis Tindakan
Perawatan luka post operasi yaitu membersihkan luka dengan tekhnik steril
untuk mencegah terjadinya infeksi, menurunkan pertumbuhan
mikroorganisme, meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis serta
mempercepat proses penyembuhan luka.

G. Bahaya dilakukannya tindakan


Perawatan luka operasi memiliki dampak yang signifikan dan sangat
membahyakan apabila tidak dilakukan sesuai tekhnik steril dan SOP. Yaitu
dapat memicu adanya infeksi luka operasi (ILO).
Jurnal:
Hubungan antara faktor teknik perawatan luka dengan infeksi luka operasi di
RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang , hasilnya menunjukkan bahwa dari 20
responden, pada kelompok responden dengan tekhnik perawatan luka kategori
baik, sebagian besar tidak mengalami infeksi. Kelompok responden dengan
tekhnik perawatan luka kategori cukup sebagian besar mengalami infeksi.
Sedangkan hasil uji Chi- Square untuk menganalisa hubungan dan korelasi
antara faktor tekhnik perawatan luka dengan infeksi luka operasi (ILO)
diperoleh hasil yang signifikan diantara keduanya.

H. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


 Obs TTV
 Monitor tanda dan gejala infeksi (karakteristik, warna, ukuran, cairan dan
bau luka)
 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan
 Bersihkan luka dengan normal saline
 Rawat luka dengan konsep steril
 Ajarkan klien dan keluarga untuk perawatan luka di ruamh
 Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai tanda dan gejala
infeksi
 Ajarkan klien dan keluarga cara mencegah infeksi
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan dan nutrisi
 Kolaborasi pemberian antibiotic

I. Hasil yang di dapatkan


S: klien merasa lebih nyaman
O: luka tampak lebih bersih dan tertutup verban, tidak ditemukan tanda-tanda
infeksi seperti pus, kemerahan, rasa terbakar dan adanya lesi
A: Masalah teratasi
P: intervensi dilanjutkan
Anjurkan pasien menjaga kondisi luka agar tetap baik dan cepat sembuh
yakni dengan membatasi aktivitas yang berlebihan, meningkatkan intake
nutrisi TKTP, dan bila menemui tanda-tanda infeksi segera berkonsultasi
kepada dokter dan perawat atau petugas kesehatan lainnya.

J. Evaluasi Diri
Saya telah melakukannya sesuai dengan prinsip Standar Operasional
Prosedur. Namun sebagai manusia biasa saya menyadari bahwa saya
terkadang lupa dan ceroboh sehingga mungkin ada beberapa prosedur yang
mungkin saya lupakan saat pelaksanaan tindakan.
K. Daftar Pustaka/ Referensi
Aziz. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An
Affiliate Of Elsefer
Mubarak, Iqbal. 2007. Buku ajar : Kebutuhan dasar manusia. EGC. Jakarta.
NANDA. (2011). Diagnosis Keperawatan 2009-2011. Jakarta : EGC.
Ratna Hidayati,dkk, Praktik Laboratorium Keperawatan Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Wilkinson,judith.2002.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC Edisi 7.
Jakarta : EGC

Mahasiswa Praktikan Mengetahui Pembimbing


Klinik/CI

Sriningsih Onry M.S Ns.Slamet S.k


ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN MATERNITAS

MEMANDIKAN BAYI

Hari / tanggal : 29 April 2013

Nama Klien : Bayi Ny. S

No. Register : 20352

Ruang/ bagian : Ruang Sri Kandi/Ruang perawatan antenatal dan intranatal

A. Pengkajian Klien
Tanggal lahir : 30 April 2013-05-03
Waktu lahir : 01. 30 WIB
BB : 4000 gram
TB : 50 cm
Lingkar Kepala : 35 cm
Lingkar dada : 35 cm
Suhu : 36oC

B. Tujuan Prosedure
1. Membersihkan badan bayi baru lahir
2. Mengobservasi keadaan bayi baru lahir
3. Memberikan perawatan tali pusat bayi
4. Memberikan kenyamanan pada bayi baru lahir

C. Alat dan Bahan


1. Babyoil
2. handuk
3. Minyak telon
4. Bedak bayi
5. Popok bayi
6. Baju bayi
7. Grito
8. Perlak
9. Bedong bayi
10. Topi untuk bayi
11. Kasa
12. Kasa steril untuk perawatan tali pusat bayi
13. Air hangat
14. Sampo bayi
15. Handuk atau waslap

D. Prosedur
1. Mencuci tangan
2. Meletakkan bayi di atas meja periksa yang telah di alasi perlak dan handuk
3. Melepaskan baju, popok, gurita dan bedong kemudian selimuti dengan handuk
agar tidak kedinginan
4. Memulai membersihkan mata, hidung, dan telingan dengan kapas
5. Selanjutnya membersihkan muka dan kepala bayi dengan waslap
6. Membasahi sedikit-sedikit muka dan dan kepala bayi agar bayi tidak kaget bila
langsung di basahi dengan banyak air
7. Membersihkan bagian dada, perut, punggung dan dilanjut seluruh badan
dengan sabun bayi
8. Membersihkan sampai lipatan kulit bayi dengan pelan-pelan
9. Membilas dengan air hangat, bayi dimasukkan kedalam bak mandi dengan
menahan punggung serta kepala dengan lengan sementara lengan lain menahan
pantat bayi
10. Setelah selesai, angkat dengan hati-hati dan keringkan seluruh tubuh bayi
dengan handuk
11. Mengeringkan bayi menggunakan handuk dengan pelan-pelan
12. Memberi bedak daerah leher, ketiak, paha dan pantat
13. Menematkan bayi diatas alas, dan popok yang hangat dan kering kemudian
lakukan perawatan tali pusat
a.
ANALISA TINDAKAN

Tanggal/ jam: 7 Juni 2012/ 14. 20 WIB

A. Nama Tindakan
Perawatan Tali Pusat

B. Jenis tindakan
Observasi

C. Nama klien/ Usia


An. R/ 13 jam

D. Prosedur Perawatan

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.


2. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau
bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga kepada ibu
dan keluarganya.
3. Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan
apabila terdapat tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena
menyebabkan tali pusat basah atau lembab.
4. Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi:
5. Lipat popok di bawah puntung tali pusat.
6. Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali pusat
mengering dan terlepas sendiri.
7. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan
sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain
bersih.
8. Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit sekitar tali
pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu
untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan.

E. Analisa Tindakan
Pada observasi proses tindakan perawatan tali pusat, petugas sudah
melakukannya sesuai dengan prosedur.

F. Hasil Tindakan
Tali pusat bersih, berwarna putih kebiruan, tidak terdapat darah, tidak terdapat
kemerahan pada kulit sekitar tali pusat, juga tidak terdapat nanah dan tidak
berbau.

Referensi:
Departemen Kesehatan. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal
Esensial: Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta

Semarang, 7 Juni 2012

Mahasiswa Pembimbing Klinik

Winda Dias Utami

You might also like