You are on page 1of 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN ELIMINASI

Disusun oleh :

1. Mega Meilisa Manara 1614301046


2. Aprilia cahyaningrum 161430104
3. Anggun Karunia Putri 161430104
4. Marhamah 161430104
5. Ikhsan Aji Wibowo 161430104

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

PRODI D.IV KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AKADEMIK 2016/2017


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau
bowel (feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi.
Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal, ureter,
kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu : kandung kemih.

Secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat di atas nilai


ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut
refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini
gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Meskipun
refleks miksi adalah refleks autonomik medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau
ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang otak.

Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel
movement. Frekuensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari
sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika
gelombang peristaltic mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris
dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi.

Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting untuk fungsi tubuh yang
normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada gastrointestinal dan
bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus tergantung pada keseimbangan beberapa faktor,
pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing orang berbeda. Klien sering meminta
pertolongan dari perawat untuk memelihara kebiasaan eliminasi yang normal. Keadaan sakit
dapat menghindari mereka sesuai dengan program yang teratur. Mereka menjadi tidak
mempunyai kemampuan fisik untuk menggunakan fasilitas toilet yang normal ; lingkungan
rumah bisa menghadirkan hambatan untuk klien dengan perubahan mobilitas, perubahan
kebutuhan peralatan kamar mandi. Untuk menangani masalah eliminasi klien, perawatan
harus mengerti proses eliminasi yang normal dan faktor-faktor yang mempengaruhi
eliminasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan eliminasi?
2. Masalah apa saja yang dapat mempengaruhi proses
eliminasi?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi eliminasi?
4. Bagaimana cara membantu pasien eliminasi?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
masalah dan faktor apa saja yang mempengaruhi proses
eliminasi seseorang terutama pada pasien, serta mengetahui
bagaimana cara membantu pasien untuk eliminasi baik di tempat
tidur maupun di toilet.

You might also like