You are on page 1of 9

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA BERDASARKAN BEBAN KERJA

DI INSTALASI LABORATORIUM TERINTEGRASI UPT. RSUD BALI


MANDARA

I. PENDAHULUAN
Manajemen pelayanan kesehatan di seluruh dunia dihadapkan pada
tantangan yang semakin meningkat. Sumber Daya Manusia (SDM) untuk
menghadapi tantangan tersebut kadang tidak memadai. Pendistribusian pegawai
masih belum mengacu pada kebutuhan nyata, dalam arti belum didasarkan pada
beban kerja organisasi. Menumpuknya pegawai di satu unit tanpa pekerjaan yang
jelas dan kurangnya pegawai di unit lain merupakan kenyataan dari permasalahan
tersebut. Di sisi lain pembentukan organisasi cenderung tidak berdasarkan
kebutuhan nyata, dalam arti organisasi yang dibentuk terlalu besar sementara
beban kerjanya kecil, sehingga pencapaian tujuan organisasi tidak efisien dan
efektif. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu manajemen yang
handal untuk dapat mewujudkan apa yang telah ditetapkan dalam visi dan misi,
sebab tanpa adanya pengelolaan yang terarah, para pengelola laboratorium
tersebut suatu saat tidak akan dapat bersaing dengan laboratorium lainnya.
Instalasi laboratorium merupakan bagian dari Rumah Sakit, yang juga diharapkan
menjadi salah satu sumber pendapatan rumah sakit. Fungsi utama laboratorium
sebagai pusat diagnostik meliputi tahap preanalitik, analitik, post-analitik.
Analisis beban kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara
sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektifitas dan efisiensi
kerja organisasi berdasarkan volume kerja. Analisis beban kerja bertujuan untuk
menentukan berapa jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dan berapa beban yang tepat dilimpahkan kepada satu orang pekerja.
Tahapan-tahapan analisis beban kerja yaitu: pengumpulan data, pengolahan data,
penelaahan hasil olahan data, dan penetapan hasil analisis beban kerja.
Salah satu metode perencanaan kebutuhan tenaga adalah (Workload
Indicator of Staffing Need (WISN), yaitu metode perhitungan kebutuhan SDM
kesehatan berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap
kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis
mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.

1
Instalasi laboratorium terintegrasi UPT. RSUD Bali Mandara merupakan
salah satu unit penunjang medis di UPT. RSUD Bali Mandara. Tugas pokok dan
fungsi Instalasi Laboratorium adalah sebagai penunjang kegiatan operasional
rumah sakit, oleh karena itu perencanaan kebutuhan SDM harus sesuai
kebutuhan, baik dari jenis dan jumlahnya. kelebihan tenaga akan mengakibatkan
terjadinya penggunaan waktu kerja yang tidak produktif atau sebaliknya
kekurangan tenaga akan mengakibatkan beban kerja yang berlebihan.

II. MANFAAT ANALISIS BEBAN KERJA


Beberapa manfaat analisis beban kerja yaitu untuk:
1. Penataan/penyempurnaan struktur organisasi;
2. Penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;
3. Bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja;
4. Sarana peningkatan kinerja kelembagaan;
5. Penyusunan standar beban kerja jabatan/kelembagaan, penyusunan daftar
susunan pegawai atau bahan penetapan eselonisasi jabatan struktural;
6. Penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara jelas sesuai dengan beban
kerja;
7. Program mutasi pegawai dari unit yang berlebihan ke unit yang
kekurangan;
8. Reward and punishment terhadap unit atau pejabat;
9. Bahan penyempurnaan program diklat; dan
10. Bahan penetapan kebijakan bagi pimpinan dalam rangka peningkatan
pendayagunaan sumber daya manusia.
Analisis beban kerja menghasilkan informasi berupa:
1. Efektivitas dan efisiensi unit kerja;
2. Jumlah kebutuhan pegawai;
3. Jumlah beban kerja dan jumlah beban kerja unit;
4. Standar norma waktu kerja.

III. ASPEK –ASPEK ANALISIS BEBAN KERJA


Beberapa aspek beban kerja adalah:
a. Unit kerja dan kategori SDM
b. Waktu kerja
c. Standar beban kerja

2
d. Standar kelonggaran

IV. LANGKAH PERHITUNGAN


Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini
meliputi 5 langkah, yaitu:
1. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM
2. Menetapkan waktu kerja tersedia,
3. Menyusun standar beban kerja,
4. Menyusun standar kelonggaran,
5. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja.

1. Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM


Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah
diperolehnya unit kerja dan kategori SDM yang bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan kegiatan pelayanan di dalam dan di luar RS.

Tabel 1. Unit Kerja dan Kategori SDM

No. UNIT KERJA RUANG KERJA KATEGORI


SDM
Laboratorium Ruang Pemeriksaan ATLM
1 Patologi Klinik
Sampling ATLM,
D3 Kesehatan
BDRS ATLM

Administrasi ATLM

2. Menetapkan waktu kerja tersedia


Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya
waktu kerja tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja di unit
kerja selama kurun waktu satu tahun.
Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia adalah
sebagai berikut:

3
Komponen
Kode Keterangan Rumus Satuan
5 hr
1 A kerja/mg 52 (mg) 260 hr/th
Hari Kerja
6 hr
2 kerja/mg 52 (mg) 312 hr/th

Cuti Pegawai
3 B 12 hr/th

Libur Nasional
4 C 1 th 19 hr/th

Pelatihan rata-rata
5 D dalam 1 th 5 hr/th
rata-rata
Absen (sakit, dll)
6 E dalam 1 th 12 hr/th
Kepres
Waktu kerja (1 mg)
7 F 68/1995 37,5 Jam/mg
Jam Kerja Efektif
8 G (JKE) Per minggu 75% X 37,5 jam 28,1 Jam/mg
5 hr
9 H kerja/mg G/5 5,6 Jam/hr
Waktu Kerja (1 hari)
6 hr
10 kerja/mg G/6 4,7 Jam/hr
5 hr
11 I Waktu Kerja kerja/mg A1 - (B+C+D+E) 212 Hari/th
Tersedia (hari) 6 hr
12 kerja/mg A2 - (B+C+D+E) 264 Hari/th
5 hr
13 J Waktu Kerja kerja/mg A1 - (B+C+D+E)XH9 1192,5 Jam/th
Tersedia (jam) 6 hr
14 kerja/mg A2 - (B+C+D+E)XF10 1237,5 Jam/th
Pembulatan 1200 Jam/th
WAKTU KERJA TERSEDIA
72000 Menit/th

3. Menyusun Standar Beban Kerja


Standar beban kerja adalah volume/ kuantitas beban kerja selama 1
tahun perkategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok
disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya (rata
rata waktu) dan waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki oleh masing-
masing kategori tenaga.
Pelayanan kesehatan di RS bersifat individual, spesifik dan unik sesuai
karakteristik pasien (umur, jenis kelamin). Jenis dan berat ringannya
penyakit, ada tidaknya komplikasi. Di samping itu harus mengacu pola
standar pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) serta penggunaan
teknologi kedokteran dan prasarana yang tersedia secara tepat guna. Oleh

4
karena itu, pelayanan kesehatan RS membutuhkaan SDM yang memiliki
berbagai jenis kompetensi jumlah dan distribusinya tiap unit kerja sesuai
beban kerja.
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan beban kerja
masing-masing kategori SDM utamanya adalah sebagai berikut:
a. Kategori SDM yang bekerja pada tiap unit kerja RS sebagaimana hasil
yang telah ditetapkan pada langkah kedua.
b. Standar profesi, standar pelayanan yang berlaku di RS.
c. Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh tiap kategori SDM untuk
melaksanakan/menyelesaikan berbagai pelayanan RS.
d. Data dan informasi kegiatan pelayanan pada tiap unit kerja RS.

Beban kerja masing-masing kategori SDM di tiap unt kerja RS adalah


meliputi:
a. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori SDM
Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai
standar pelayanan dan SOP untuk menghasilkan pelayanan kesehatan/medik
yang dilaksanakan oleh SDM kesehatan dengan kompetensi tertentu.
b. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk meyelesaikan tiap kegiatan
pokok
Rata-rata waktu adalah suatu waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu kegiatan pokok, oleh masing-masing kategori SDM
pada tiap unit kerja. Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan
sangat bervariasi dan dipengaruhi standar pelayanan, SOP, sarana dan
prasarana medik yang tersedia serta kompetensi SDM.
Rata rata waktu ditetapkan berdasarkann pengamatan dan pengalaman
selama bekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh data rata-rata
waktu yang cukup akurat dan dapat dijadikan acuan, sebaiknya
ditetapkan berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap
kegiatan pokok oleh SDM yng memiliki kompetensi, kegiatan
pelaksanaan standar pelayanan, SOP dan memiliki etos kerja yang baik.
c. Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori SDM
Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1
tahun perkategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok
disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan (waktu

5
rata-rata) dan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh masing-masing
kategori SDM. Adapun rumus perhitungan standar beban kerja adalah
sebagai berikut:

Waktu Kerja Tersedia


Standar Beban Kerja =
Rata-rata waktu Kegiatan Pokok

4. Penyusunan Standar Kelonggaran


Penyusunan Standar Kelonggaran tujuannya adalah diperolehnya
faktor kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan
kebutuhan waktu untuk menyelesaikan satu kegiatan yang tidak terkait
langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan
pokok/pelayanan.
Penyusunan faktor kelonggaran dapat dilaksanakan melalui
pengamatan dan wawancara kepada tiap kategori tentang:
1. Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan pada
pasien, misalnya: rapat, penyusunan laporan kegiatan, menyusun
kebutuhan obat/bahan habis pakai.
2. Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu atau bulan.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan

Selama pengumpulan data kegiatan penyusunan standar beban kerja,


sebaiknya mulai dilakukan pencatatan tersendiri apabila ditemukan kegiatan
yang tidak dapat dikelompokkan atau sulit dihitung beban kerjanya karena
tidak/kurang berkaitan dengan pelayanan pada pasien untuk selanjutnya
digunakan sebagai sumber data penyusunan faktor kelonggaran tiap kategori
SDM. Faktor kelonggaran adalah kegiatan produktif lain dan kegiatan
lain di luar kegiatan yang berhasil diamati. Langkah selanjutnya setelah
faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh adalah menyusun Standar
Kelonggaran dengan melakukan perhitungan berdasarkan rumus di bawah
ini.

Rata-rata Waktu perfaktor Kelonggaran


Standar Kelonggaran =
Waktu Kerja Tersedia

6
Tabel 2. Standar Kelonggaran

Rata- Faktor
No Faktor Kelonggaran rata Periode Tugas Tenaga
Waktu Penunjang
1 60 menit/bulan 12 720
Rapat Rutin 0,0100
2 160 menit/bulan 12 1920
Pertemuan Akreditasi 0,0267
Rapat Tim Keselamatan
3 60 menit/kali 10 600
Pasien 0,0083
4 60 menit/kali 2 120
Pengenalan alat baru 0,0017
STANDAR TUGAS PENUNJANG (STP) 0,0467

V. KEBUTUHAN TENAGA
Perhitungan kebutuhan tenaga laboratorium patologi klinik berdasarkan beban
kerja sebagai berikut :
Tabel 3. Analisis Beban Kerja Spesialis Patologi Klinik (Lampiran 1)
Tabel 4. Analisis Beban Kerja Tenaga Laboratorium Patologi Klinik
(Lampiran 2)
Tabel 5. Analisis Beban Kerja Tenaga BDRS (Lampiran 3)
Tabel 6. Analisis Beban Kerja Tenaga Administrasi (Lampiran 4)
Tabel 7. Analisis Beban Kerja Tenaga Kurir Laboratorium Terintegrasi
(Lampiran 5)

7
VI. KESIMPULAN

Berdasarkan analisa beban kerja di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik


RSUD Bali Mandara Tahun 2018 diperoleh :
Berdasarkan Perhitungan
No. Kebutuhan Tenaga
Beban Kerja
1. Dokter Spesialis Patologi Klinik 2 Orang
2. Tenaga Analis PK 15 Orang
3. Petugas Sampling 2 Orang
4. Tenaga BDRS 4 Orang
5. Tenaga Administrasi 4 Orang
6. Tenaga kurir 4 Orang

Adapun kebutuhan SDM di Laboratorium Pataologi Klinik RSUD Bali


Mandara tahun 2018 dibandingkan dengan jumlah SDM yang tersedia sekarang
dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tenaga
Perhitungan Kekuran
No. Jenis Tenaga yang ada Spesifikasi Pendidikan
Beban Kerja gan
saat ini
1. Dokter Spesialis 2 Orang 1 Orang 1 Orang Dokter Spesialis Patologi
Patologi Klinik Klinik
2. Tenaga 15 Orang 10 Orang 5 Orang D3 Analis Kesehatan
Laboratorium PK (ATLM)
3. Petugas Sampling 2 Orang 1 Orang 1 Orang D3 Analis Kesehatan
(ATLM) / D3 Kesehatan
4. Tenaga BDRS 4 Orang - 4 Orang D3 Petugas Teknis
Transfusi Darah (PTTD)
/ D3 Analis Kesehatan
(ATLM)
5. Tenaga 4 Orang 1 Orang 3 Orang D3 Administrasi Rumah
Administrasi Sakit / D3 Analis
Kesehatan (ATLM) / D3
Kesehatan
6. Kurir 4 Orang 2 Orang 2 Orang SMA /Sederajat
TOTAL 31 Orang 15 Orang 16 orang

8
Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa di Laboratorium Patologi
Klinik RSUD Bali Mandara membutuhkan penambahan SDM : 16 Orang , dengan
rincian

 Dokter Spesialis Patologi Klinik : 1 Orang


 Tenaga Analis untuk Ruang Pemeriksaan : 5 Orang
 Tenaga Sampling : 1 Orang
 Tenaga BDRS : 4 Orang
 Tenaga Administrasi : 3 Orang
 Tenaga Kurir : 2 Orang

Sedangkan untuk Laboratorium Patologi Anatomi dan Mikrobiologi Klinik untuk


sementara belum ada penambahan SDM karena belum beroperasinal secara
maksimal.

You might also like